Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
ANALISA KUALITATIF
SIMPLISIA KULIT KAYU MANIS (CINNAMOMI CORTEX),KAYU SECANG
(SAPPAN LIGNUM),KAYU CENDANA (SANTALI LIGNUM) DAN BIJI KOPI
(COFFEA SEMEN)

Kelas A Kelompok 3
1. Komang Suda Diatmika (2209484010107)
2. I Made Ardikayasa (2209484010108)
3. Kadek Nita Nopianingsih (2209484010109)
4. Luh Eni Lestari (2209484010110)
5. Luh Gede Noviani Purnama Dewi S (2209484010111)
6. Luh Putri Agustya Pramesti (2209484010112)
7. Luh Susianti (2209484010113)
8. Ni Gusti Ayu Kade Nuriartini (2209484010114)
9. Ni Kadek Ayu Dewi Artatik (2209484010115)
10. Ni Kadek Dian Angryani (2209484010116)
11. Ni Kadek Eka Liana (2209484010117)
12. Ni Nengah Noviyanti (2209484010118)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022/2023
ANALISA KUALITATIF
SIMPLISIA KULIT KAYU MANIS (CINAMOMI CORTEX),KAYU SECANG (SAPPAN
LIGNUM),KAYU CENDANA (SANTALI LIGNUM) DAN BIJI KOPI (COFFE SEMEN)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam - macam Simplisia cortex (kulit
kayu),lignum(kayu) dan semen (biji) secara Makroskopik, Mikroskpik dan Kimiawi.

B. TEORI DASAR
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain.simplisia merupkan bahan yang
dikeringkan . simplisia dapat berupa simplisia nabati yaitu simplisia yang berasal dari
tumbuh-tubuhan, simplisia hewani yaitu simplisia yang berasal dari hewan dan simplisia
pelican atau mineral. ( anonim 2000 ).
1. Cortex ( KULIT )
Cortex adalah jaringan luar dari batang, akar atau buah susunan cortex apabila dilihat penampang
melintangnya terdapat :

1.1 sel gabus ,pada cortex gunanya untuk mempertahankan diri terhadap keadaan luar,misalnya karena
sudah tua
1.2 floem, gunanya untuk mengankut makanan dari daun keseluruh bagian tanaman.
1.3 Sel parenkrim ,didalamanya terdaat sel batu,kristal oksalat berbentuk prisma atau drust dan amilum.
1.4 Jari-jari empelur ,terdapat kristal oksalat dan amilum

 Kulit kayu manis (cinnamomi cortex)


adalah kulit kayu cinnamomum zeylanicum,suku lauraceae.fragmen pengenal pada mikroskopik adalah
serat seklerenkim tipis,noktah tidak jelas.
Kandungan utama kulit batang kayu manis adalah sinamaldehid yang memiliki aroma kuat. Bagian ini
memiliki bau yang khas aromatik, rasanya agak manis, pedas. Ketebalan dari kulit batang kayu
manis .Sinamaldehid adalah senyawa turunan dari aldehid yang termasuk dalam senyawa metabolit
sekunder golongan polifenolat . Nama lain dari senyawa sinamaldehid adalah Cinnamaldehyde,
Cinnamal 3–phenylpropenal, β-phenylacrolein, dengan sruktur kimianya C6H5CH=CHCHO. Sinamaldehid
merupakan salah satu komponen utama penyusun minyak atsiri yang terdapat di dalam kulit batang
kayu manis, senyawa ini diperoleh dengan cara destilasi. Sinamaldehid wujudnya cair, berwarna kuning
bening Senyawa ini menyebabkan rasa manis pada kayu manis dan mempunyai efek antibakteri,
anestesi, antiinflamasi, antiulkus dan antiviral. Efek antioksidan berasal dari senyawa trans-sinamaldehid
yang terkandung dalam ekstrak metanol (Gabriel dan Akowuah, 2013).

2. Lignum ( kayu )
Simplisia lignum (kayu ) diambil dari tumbuhan dicotyledon, merupakan xilem sekunder yang terbentuk
karena aktifitas kambium batang ,jaringan pembuluh masih terlihat dalam lignum yaitu pembuluh kayu
yang berfungsi membawa makanan dari akar ke daun dan pembuluh tapis yaitu membawa makanan
dari daun ke bagian lain. Pada preparat akan terlihat serat. Parenkim dan jari-jari empelur.

2.1 SAPPAN LIGNUM ( kayu secang )


Sappan lignum ( kayu secang ) adalah kayu caesalpinia sappan,suku caesalpiniaceae. Fragmen pengenal
pada mikroskopik serbuk kayu adalah jari -jari terdapat zat warna jingga orange. Kayu
secang merupakan salah satu tanaman herba yang mengandung antioksidan, seperti flavonoid,
polifenol, dan brazilin. Kandungan antioksidan tersebut dapat mencegah kerusakan sel-sel tubuh akibat
efek radikal bebas. Disamping itu kayu secang juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami.

2.2 SANTALI LIGNUM ( kayu cendana )


Santali lignum ( kayu cendana ) adalah kayu pterocarpus santalinus,suku papillionaceae. Fragmen
pengenal pada mikroskopik serbuk kayu adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat
berbentuk prisma, pragmen pembuluh kayu perbenebalan jala fragmen pengenal serabaut umumnya
panjang dan lumen jelas,serabut xylem dengan jari-jari empelur butir pati tunggal. Minyak atsiri yang
terkandung pada kayu cendana merupakan golongan senyawa ses- quiterpenoid diantaranya α-santalol
dan β- santalol. Santalol menyebabkan minyak cendana memiliki aroma yang wangi.

3. Semen ( biji )
Bagian bagian dari biji adalah :

3.1 spermoderm ( kulit biji )


pada kulit biji tertutup (angiospermae) kulit biji terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan kulit luar ( testa )
mempunyai sifat bermacam-macam ,tipis,kaku,seperti kulit,atau kerasseperti kayu atau batu berwaran ,
licin, rata atau permukaan yang keriput, bagian ini merupakan pelindung utama bagi biji yang ada
didalam dan lapisan kulit dalam (tegmen) biasanya tipis seperti selaput disbut juga kulit ari
3.2 funiculus ( tali pusar )
tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni ,jadi merupakan tangkainya biji.

3.3 nucleus seminis ( inti biji )


initi binji terdiri dari lambaga ( embryo) yang merupakan calaon individu baru dan putih embriyo
(albumen ) merupakan jaringan berisi cadangan makanan untuk masa pemulaan kehidupan tumbuhan
baru ( kecambah).

 Coffeae semen ( biji kopi )


Adalah biji coffea arabica,suku rubiaceae, fragmen pengenal pada mikroskofik serbuk biji adalah sel batu
makrosklereid ( bentuk batang). Biji kopi mengandung kafein, asam klorogenat.
kafein adalah senyawa kimia alkaloid dikenal sebagai trimeltinsantin dengan rumus molekil
C8H10N402.jumlah kandungan zat kafein yang trdapat pada kopi antara 1 hingga 1,5%

Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada setiap manusia. Beberapa orang akan
mengalami efeknya secara langsung, sedangkan orang lain tidak merasakannya sama sekali.

Hal ini terkait dengan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu terkait dengan kemampuan
metabolisme tubuh dalam mencerna kafein ( Corneis, 2006). Metabolisme kafein terjadi dengan
bantuan enzim sitokrom P450 1A2 (CYP1A2).Terdapat 2 tipe enzim, yaitu CYP1A2-1 dan CYP1A2-2
( (Bach, 2008). Orang yang memiliki enzim CYP1A2-1 mampu mematabolisme kafein dengan cepat dan
efisien sehingga efek dari kafein dapat dirasakan secara nyata.Enzim CYP1A2-2 memiliki laju
metabolisme kafein yang lambat sehingga kebanyakan orang dengan tipe ini tidak merasakan efek
kesehatan dari kafein dan bahkan cenderung menimbulkan efek yang negatif ( Sata, 2005).Kandungan
kafein yang terdapat di dalam kopi mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara bertahap
( Yuhardin, 2009) serta mampu menurunkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2 dengan cara menjaga
sensitivitas tubuh terhadap insulin (Wildman, 2007).Kafein dalam kopi juga telah terbukti mampu
mencegah penyakit serangan jantung (Smith, 1999). Pada beberapa kasus, konsumsi kopi juga dapat
membuat tubuh tetap terjaga dan meningkatkan konsentrasi walau tidak signifikan ( Frewer, 2004).Di
bidang olahraga, kopi banyak dikonsumsi oleh para atlet sebelum bertanding karena senyawa aktif di
dalam kopi mampu meningkatkan metabolisme energi, terutama untuk memecahkan glikogen (gula
cadangan dalam tubuh) ( Mc. Claran, 2007).Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa antioksidan
dalam jumlah yang cukup banyak (Yanagimoto, 2004).Adanya antioksidan dapat membantu tubuh
dalam menangkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti kanker, diabetes, dan
penurunan respon imun ( Smith, 1999).Beberapa contoh senyawa antioksidan yang terdapat di dalam
kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol. Dengan
perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan ( Yanagimoto, 2004).Farmakokinetik Kafein
Kafein diabsorpsi secara cepat pada saluran cerna dan kadar puncak dalam darah dicapai selama 30
hingga 45 menit.Pada orang dewasa yang sehat jangka waktu penyerapannya adalah 3-4 jam, sedangkan
pada wanita yang memakai kontrasepsi oral waktu penyerapan adalah 5-10 jam. Pada bayi dan anak
memiliki jangka waktu penyerapan lebih panjang (30 jam).Kafein dapat melewati plasenta dan lapisan
darah-otak dikarenakan sifatnya yang hidrofobik .Molekul kafein secara struktural mirip dengan
adenosin, dan mengikat reseptor adenosin pada permukaan sel tanpa mengaktifkan mereka. Oleh
karena itu, kafein bertindak sebagai inhibitor kompetitif.Kafein diuraikan dalam hati oleh sistem enzim
sitokhrom P 450 oksidasi kepada 3 dimethilxanthin metabolik, yaitu :
1. Paraxanthine (84%), mempunyai efek meningkatkan lipolisis, mendorong pengeluaran gliserol dan asam
lemak bebas didalam plasma darah
2. Theobromine (12%), melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan volume urin. Theobromine
merupakan alkaloida utama didalam kokoa (coklat)
3. Theophyline (4%), melonggarkan otot saluran pernafasan, digunakan pada pengobatan asma. (Yusianto,
2005)

Hati merupakan tempat utama dalam proses metabolisme kafein. Masing masing dari hasil metabolisme
ini akan dimetabolisme lebih lanjut dan akan dikeluarkan melalui urin.Waktu paruh kafein yaitu waktu
yang diperlukan tubuh untuk menghilangkan satu-setengah dari jumlah kafein sangat bervariasi antar
individu. Hal itu berdasarkan faktor-faktor seperti usia, fungsi hati, kehamilan, beberapa obat
bersamaan, dan tingkat enzim dalam hati yang dibutuhkan untuk metabolisme kafein. Pada orang
dewasa sehat, waktu paruh kafein sekitar 4,9 jam.Pada wanita menggunakan kontrasepsi oral, ini
meningkat menjadi 5-10 jam dan pada wanita hamil waktu paruhnya adalah sekitar 9-11 jam.Kafein
dapat berakumulasi pada individu dengan penyakit hati yang berat, meningkatkan waktu paruhnya
hingga 96 jam.Pada bayi dan anak-anak muda, waktu paruh dapat lebih lama dibandingkan orang
dewasa, waktu paruh pada bayi baru lahir dapat selama 30 jam.Faktor-faktor lain seperti merokok dapat
mempersingkat waktu paruh kafein. Fluvoxamine mengurangi clearance kafein 91,3%, dan lama
eliminasi paruhnya dengan 11,4 kali lipat (dari 4,9 jam menjadi 56 jam).

Klorogenat adalah senyawa golongan fenilpropanoid yang tersebar luas di berbagai bagian dari banyak
tumbuhan.Dalam biji kopi, konsentrasi asam klorogenat sangat tinggi, dan kandungan asam klorogenat
yang mudah larut dalam kopi kering dapat mencapai 12 persen berdasarkan bobot. Oksidasi dari asam
klorogenat yang diikuti oleh polimerisasi (gabungan dari monomer-monomer) menyebabkan
pembentukan quinon. (Salisbury, 1995).Asam klorogenat yang dihasilkan dari kopi salah satu khasiatnya
adalah berperan sebagai antioksidan eksogen yang berperan dalam mencegah kerusakan sel serta
menghambat pertumbuhan sel kanker melalui pengikatan sejumlah radikal bebas

C. ALAT dan BAHAN

ALAT
Mikroskop , objek gelas , cover gelas , pipet tetetes, tabung reaksi , beker gelas , lap, pensil,penghapus.

BAHAN

Simplisia dan serbuk Kulit kayu manis ( cinnamomi cortex ),kayu cendana(santali Lignum),kayu secang
(sappan lignum) , biji kopi (coffeae semen ).
Asam sulfat Pekat, Asam sulfat 10 N,NaOH P 5% B/V dalam etanol, ammonia p 25%, Larutan besi (feIII)
klorida.

D. PROSEDUR KERJA
Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 12 orang masing -masing
kelompok melakukan indentifikasi simplisia secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.

E. HASIL PENGAMATAN

E.1 IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MAKROSKOPIK


NO NAMA SIMPLISIA WARNA BAU BENTUK
1 KULIT KAYU MANIS Coklat tua Sedikit harum Batang kulit menggulung
(cinnamomi cortex) manis

2 KAYU SECANG Coklat kemerahan Bau khas Serutan kayu keras


( sappan ligunm)

3 KAYU CENDANA Coklat muda Bau harum khas kayu yang terbelah dan keras
(santali Lignum) keputihan
4 BIJI KOPI ( coffea Coklat tua Bau khas Bulat oval sebesar kerikil
semen) seperti terbelah dua

E.2 INDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


N NAMA TANAMAN ASAL WARNA FRAGMEN GAMBAR
O SIMPLISIA DAN SUKU SERBUK PENGENAL
dan RASA
1 KULIT cinnamomum Coklat serat
KAYU zeylanicum,suku muda/mani seklerenkim
MANIS lauraceae s tipis,noktah
( cinnamo tidak jelas.
mi cortex)
2 KAYU caesalpinia Jingga jari -jari
SECANG sappan,suku kecoklatan terdapat zat
(sappan caesalpiniaceae warna jingga
lignum ) orange.

3 KAYU pterocarpus Coklat serabaut


CENDANA santalinus,suku muda umumnya
(santali papillionaceae panjang dan
lignum ) lumen
jelas,serabut
xylem
dengan jari-
jari empelur
butir pati
tunggal

4 BIJI KOPI coffeaarabica,suk Coklat sel batu


(coffea u rubiaceae kehitaman makrosklerei
semen ) d ( bentuk
batang).
E.3 IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA KIMIA
NO NAMA SIMPLISIA PERLAKUAN REAKSI HASIL PENGAMATAN
POSITIF
1 KULIT KAYU MANIS a 2 mg serbuk + 5 Coklat pekat
(cinnamomi cortex) tetes asam
sulfat pekat

b 2 mg serbuk + 5 Coklat
tetes asam
sulfat 10 N

2 KAYU SECANG ( sappan a 2 mg serbuk + 5 Hitam keecoklatan


ligunm) tetes asam
sulfat pekat

b 2 mg serbuk + 5 Terbentuk Merah jingga


tetes asam warna coklat
sulfat 10 N ungu

3 KAYU CENDANA A 2 mg serbuk + 5 Terbentuk Coklat keunguan


(santali Lignum) tetes asam warna coklat
sulfat pekat muda
B 2 mg serbuk + 5 Coklat muda
tetes asam
sulfat 10 N

4 BIJI KOPI ( coffea A 2 mg serbuk + 5 Terbentuk Coklat tua


semen) tetes asam warna coklat
sulfat pekat tua

B 2 mg serbuk + 5 Terbentuk Coklat tua


tetes asam warna coklat
sulfat 10 N tua
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum tanggal 12 November 2022 dilakukan identifikasi simplisia cortex (kulit
kayu),lignum ( kayu ) dan biji ( semen) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi. Sampel
yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kulit kayu manis (Cinnamomi cortex).kayu
secang ( sappan lignum),kayu cendana (santigi lignum ) dan biji kopi (coffea semen )
 Berdasarkan pengamatan makroskopik yang dilakukan terhadap sampel kulit kayu manis
(Cinnamomi cortex) berbentuk gelondong, gulung membujur, agak pipih atau berupa berkas
yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur . Permukaan kulit
luarnya tidak bergabus, berwarna cokelat. Sementara permukaan kulit dalamnya berwarna
cokelat tua.Berbau khas aromatik .

 Pada pengamatan secara mikrokopik terhadap sampel serbuk simplisia kulit kayu manis
(Cinnamomi cortex), memiliki warna coklat,berbau khas aromatik dan rasa sedikit pedas dan
manis. fragmen pengenal saat dilihat menggunakan mikroskop berupa Serat sklerenkim
tipis ,noktah tidak jelas.

 Pada pengamatan secara kimiawi yang dilakukan pada sampel simplisia serbuk kulit kayu manis
(Cinnamomi cortex), identifikasi menggunakan larutan asam sulfat P dan asam sulfat
10N.Sampel serbuk kayu manis (Cinnamomi cortex) sebanyak 2 mg ditambahkan 5 tetes asam
sulfat P terbentuk larutan berwarna coklat pekat(+). Percobaan ke dua 2 mg serbuk kulit kayu
manis ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10N terbentuk larutan berwarna coklat (+).

 Berdasarkan pengamatan makroskopik yang dilakukan terhadap simplisia kayu secang (Sappan
Lignum), sampel berupa serutan atau potongan-potongan kayu dengan ukuran bervariasi, keras
dan padat, berwarna coklat kemerahan dan bau khas kayu secang.
 Pada simplisia kayu cendana (Santali Lignum), sampel simplisia berupa kepingan atau berupa
serutan kayu, keras dan padat dengan ukuran bervariasi, berwarna coklat muda atau coklat
kekuning-kuningan, bau harum khas kayu cendana.
 Pada pengamatan secara mikrokopik terhadap serbuk simplisia Kayu secang (Sappan Lignum),
sampel berwarna jingga kecoklatan, fragmen pengenal yang terlihat jelas pada mikroskop adalah
berupa jari-jari empulur terdapat zat warna jingga orange.
 Serbuk simplisia Kayu cendana (Santali Lignum) berwarna coklat muda, fragmen pengenal saat
dilihat menggunakan mikroskop berupa serabut panjang dengan lumen jelas dan juga butir-butir
pati tunggal.
 Pada pengamatan secara kimiawi yang dilakukan pada serbuk kayu secang (Sappan Lignum) dan
kayu cendana (Santali Lignum), identifikasi menggunakan larutan asam sulfat P dan larutan
asam sulfat 10N ,Sampel serbuk kayu secang (Sappan Lignum) sebanyak 2 mg ditambahkan 5
tetes asam sulfat P, terbentuk larutan berwarna hitam kecoklatan. Percobaan ke dua 2 mg serbuk
kayu secang (Sappan Lignum) ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10N terbentuk larutan berwarna
merah jingga. Dari pengujian dapat diketahui kayu secang (Sappan Lignum) mengandung
minyak atsiri. Pada sampel serbuk kayu cendana (Santali Lignum) sebanyak 2 mg ditambahkan 5
tetes asam sulfat P terbentuk larutan berwarna coklat keunguan (+), dan 2 mg serbuk kayu
cendana (Santali Lignum) ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10N terbentuk larutan berwarna
coklat muda (+). Dari pengujian tersebut, dapat diketahui bahwa kayu cendana (Santali Lignum)
mengandung minyak atsiri, harsa, dan zat samak.
 Berdasarkan pengamatan makroskopik yang dilakukan terhadap simplisia biji kopi (Coffeae
Semen), sampel berupa biji berbentuk hampir setengah bulat, bulat lonjong, berbentuk bulir,
bagian punggung cembung dan bagian tengah terdapat belahan. Berwarna coklat tua sampai
hitam kecoklatan. Bau khas aromatik kopi.
 Pada pengamatan secara mikrokopik terhadap serbuk simplisia biji kopi (Coffeae Semen)
berwarna coklat tua sampai coklat kehitaman. Fragmen pengenal yang teramati berupa
Endosperm berdinding tebal
 Pada pengamatan secara kimiawi serbuk biji kopi (Coffeae Semen) dilakukan identifikasi
menggunakan larutan asam sulfat P dan larutan asam sulfat 10N,Sampel 2 mg serbuk biji kopi
(Coffeae Semen) ditambahkan 5 tetes asam sulfat P terbentuk warna coklat tua (+), dan
pengamatan ke dua, 2 mg serbuk kopi ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10N terbentuk larutan
berwarna coklat keunguan/ coklat tua (+). Dari hasil uji didapatkan bahwa biji kopi mengandung
kafein.
G. KESIMPULAN

 Dari pengamatan secara makroskopik, mikoskopik dan secara kimiawi yang dilakukan kita dapat
menyimpulkan bahwa kulit kayu manis (cinnamomic\ cortex)memiliki spesifikasi yang
khas.Kulit kayu manis memiliki bau khas aromatik, berbentuk gelondong, gulung membujur,
agak pipih atau berupa berkas yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung
membujur . Permukaan kulit luarnya tidak bergabus, berwarna cokelat. Sementara permukaan
kulit dalamnya berwarna coklat tua.Fragmen pengenal dari kulit kayu manis adalah Serat
sklerenkim tipis dan noktah tidak jelas. Secara kimiawi sampel simplisia kulit kayu
manis(Cinnamomi cortex) yang ditambahkan dengan asam sulfat P mengahasilkan warna coklat
pekat dan jika ditambahkan asam sulfat 10N menghasilkan warna coklat.

 Dari pengamatan secara makroskopik, mikoskopik dan secara kimiawi, diketahui bahwa
simplisia kayu secang (Sappan Lignum) berupa serutan atau potongan-potongan kayu berwarna
coklat kemerahan dengan bau khas kayu secang, dan simplisia kayu cendana (Santali Lignum)
berupa kepingan atau serutan kayu berwarna coklat muda sampai coklat kekuningan dengan bau
harum khas kayu cendana. Masing-masing sampel simplisia memilki fragmen pengenal yang
berbeda-beda yang teramati lewat mikroskop. Fragmen pengenal serbuk kayu secang (Sappan
Lignum) yang teramati berupa jari-jari empulur yang terdapat zat warna jingga orange. Pada
sampel kayu cendana (Santali Lignum), fragmen pengenal yang teramati ada 2 yaitu berupa
serabut panjang dengan lumen jelas dan serbuk pati tunggal. Secara kimiawi sampel simplisia
kayu secang (Sappan Lignum) ditambahkan asam sulfat P menghasilkan warna hitam kecoklatan
dan ditambahkan asam sulfat 10N menghasilkan warna merah jingga. Sampel simplisia kayu
cendana (Santali Lignum) ditambahkan asam sulfat P menghasilkan warna coklat keunguan dan
ditambahkan asam sulfat 10N menghasilkan warna coklat. Kedua sampel menghasilkan reaksi
positif terhadap pereaksi yang diberikan sesuai dengan literatur.
 Dari pengamatan secara makroskopik, mikoskopik dan secara kimiawi, diketahui bahwa
simplisia biji kopi berupa biji berbentuk hampir bulat, bulat lonjong, berupa bulir, dengan bagian
punggung cembung dan bagian tengah terdapat belahan. Biji kopi (Coffeae Semen) berwarna
hitam kecoklatan, dengan bau aromatik khas biji kopi.Pengamatan secara mikroskopik terlihat
serbuk biji kopi (Coffeae Semen) berwarna coklat tua sampai coklat kehitaman dengan fragmen
pengenal yang teramati pada mikroskop berupa Endosperm berdinding tebal.Hasil identifikasi
secara kimiawi serbuk biji kopi (Coffeae Semen) menghasilkan reaksi positif terhadap pereaksi,
dimana ditambahkan pereaksi asam sulfat P terbentuk warna coklat tua dan ditambahkan asam
sulfat 10N terbentuk warna coklat keunguan/coklat tua.

H.DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Materia Medika Jilid IV. Jakarta: Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia . (2017). Farmakope Herbal Indonesia Edisi III. Jakarta:
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

H. LAMPIRAN FOTO GAMBAR


N NAMA NPM Lampiran foto
O MAHASISW
A
1 I Komang Suda 220948401010
Diatmika 7
2 I Made 220948401010
Ardikayasa 8

3 Kadek Nita 220948401010


Nopianingsih 9

4 Luh Eni Lestari 220948401011


0
5 220948401011
Luh Gede
1
Noviani
Purnama Dewi
Sutirta

6 Luh Putri 220948401011


Agustya 2
Pramesti

7 Luh Susianti 220948401011


3

8 Gst Ayu Kadek 220948401011


Nuriartini 4
9 Ni Kadek Ayu 220948401011
Dewi Artatik 5

10 Ni Kadek Dian 220948401011


Angryani 6
11 Ni Kadek Eka
220948401011
Liana
7

12 Ni Nengah
220948401011
Noviyanti
8

Anda mungkin juga menyukai