Anda di halaman 1dari 13

1

BAB
PELAYANAN

9
A. Pendahuluan
REPRODUKSI
WANITA
Kesehatan reproduksi berasal dari kata
kesehatan dan reproduksi. Kesehatan merupakan
keadaan sehat fisik, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap manusia untuk hidup
produktif dari segi sisoal dan ekonomi. Reproduksi
terdiri atas dua kata yaitu kata re yang artinya
kembali dan kata produksi yang memiliki makna
suatu prose dalam kehidupan manuasia yang
bertujuan untuk mengahasilakan keturunan.
Kesehatan merupakan hak setiap orang yang telah
diatur dalam undang-undang 1945. Kesehatan
reproduksi merupakan unsur penting dalam hidup
bernegara dimana berkaitan dengan lahirnya para
generasi bangsa yang berkualitas (Mulyani, dkk
2020)

2
B. Pengertian kesehatan reproduksi
World Health Organization menyatakan bahwa
kesehatan reproduksi merupakan kejadian
kesejahteraan fisik, mental dan social yang utuh
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan
terkait semua aspek yang berkaitan dengan system
reproduksi baik itu fungsinya dan prosesnya
(Febriyeni, 2020)
Menurut Saparani 2006, dalam Eko 2017,
kesehatan reproduksi adalah masalah kesehatan
yang menyeluruh, luas dan saling terkait. Kesehatan
reproduksi menurut ICPD 1994 adalah keadaan
sempurna fisik, mental dan kesejateraan sosial dan
tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau
kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi dan fungsi serta proses (Winarta,
2017).

C. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

3
Ruang lingkup kesehatan reproduksi
mempunyai cakupan yang sangat luas, diantaranya
adalah kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
penecegahan dan penularan penyakit menular
seksual (pms) pencegahan dan penanggulangan
komplikasi aborsi, kesehatan reproduksi remaja,
pencegahan dan penangan infertilitas kanker usia
lanjut dan osteoporosis. Dibawah ini adalah juga
merupakan ruang lingkup kesehatan reproduksi,
diataranya adalah;
1. Masalah kesehatan reproduksi perempuan
Masalah kesehatan reproduksi ini mencakup
masalah kesehatan perempuan, morbiditas dan
mortalitas perempuan, yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan dan masa nifas serta masa
menunda kehamilan yang dipengaruhi oleh gizi,
anemia, komplikasi kehamilan, persalinan, nifas dan
infertilitas. Masalah ini meliputi peranan sosial
budaya yaitu sikap atau pandangan masyarakat
terhadap kesuburan dan kemandulan, nilai anak,
sikap masyarakat terhadap perempuan hamil.

2. Masalah gender dan seksualitas

4
Pengendalian sosial budaya terhadap masalah
seksualitas, norma sosial tentang perilaku seks,
homoseks, poligami, dan perceraian. Juga masih
ada intervensi pemerintah misalnya adanya
undang-undang pornografi, pelacuran,
pendidikan seksualitas. Juga adanya seksualitas
pada kalangan remaja, status dan peranan
perempuandan perlindungan terhadap
perempuan bekerja.
3. Masalah yang berkaitan dengan kehamilan yang
tidak diinginkan masalah ini meliputi, aborsi
terutama yang unsafe abortion, dampak
unwanted pregnancy terhadap kesehatan
perempuan dan keluarga, serta kebijakan
pemerintahdalam menghadapi hal tersebut
diatas
4. Masalah kekerasan dan pemerkosaan terhadap
perempuan kecenderungan melakukan
pemerkosaan dan dampaknya terhadap
perempuan, norma sosial terhadap kekerasan
dalam rumah tanga (kdrt), sikap masyarakat
terhadap kekerasan, pemerkosaan dan
pelacuran. Dan langkah-langkah untuk
mengatasi masalah tersebut.

5
5. Masalah infeksi menular seksual (ims) infeksi
menular seksual (ims) seperti gonore, sipilis,
klamidia, herpes dan hiv/ aids. Dampak sosial
ekonomi dari ims, sikap masyarakat terhadap
ims, dan upaya pemerintah untuk mengatasiims
termasuk pelayanan kesehatan untuk pekerja
seks komersial.

D. Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi


1. Kemiskinan
Penduduk indonesia saat ini hidup dibawah
garis kemiskinan. Badan pusat statistik (2012)
menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di
indonesia telah mengalami penurunan dari 30,02 jta
jiwa pada maret 2011 menjadi 29,89 juta jiwa pada
september 2011 dengan presentase penduduk miskin
tertinggi terdapat di maluku dan papua (25,25%),

6
kemudian bali dan nusa tenggara (15,46%).dari
jumlah tersebut, diketahui bahwa jumlah wanita
yang hidup dibawah garis kemiskinan lebih tinggi
daripada jumlah pria yang hidup dibawah garis
kemiskinan. Kondisi tersebut terjadi akibat
keterbatasan akses wanita terhadap sumber
ekonomi, sumber lapangan pekerjaan, kepemilikan
harta benda, pendidikan dan pelatihan. Kemiskinan
meliputi ketidakmampuan infividu untuk
mencukupi kebutuhan dasar manusia yang pokok,
termasuk makanan, minuma, fasilitas sanitasi,
kesehatan, rumah tinggal, pendidikan dan informasi
(un, 1995)

2. Pendidikan
Pendidikan diketahui memiliki pengaruh yang kuat
terhadap tingkat dan pola fertilitas, seperti peran
wanita terpelajar dalam promosi kontrasepsi
(caldwell, 2005; cocharane, 1979; castro martrin &
juarez, 1995). Oleh sebab itu, investasi pendidikan
berperan besar dalam menghapus hambatan institusi
dan budaya terhadap wanita, termasuk mendorong
promosi kontrasepsi dan mengurangi tingkat
fertilitas (un, 1987).

7
3. Penyediaan layanan kesehatan
krisis ekonomi tahun 1998 mengakibatkan
penurunan pertumbuhan ekonomi di indonesia,
hingga -13,7% dan peningkatan inflasi hingga lebih
dari 80%. Hal tersebut berdampak pada penyediaan
layanan kesehatan, baik oleh pemerintah pusat
maupun daerah. Hambatan utama yang muncul
dalam upaya meningkatkan upaya kesehatan wanita
umumnya berasal dari kondisi sosial, ekonomi,
budaya atau kondisi lain yang menghambatwanita
untuk mengakses layanan kesehatan (who, 1998
dalam fathalla, 2003).

4. Kekerasan terhadap wanita


bentuk tindak kekerasan terhadap wanita meliputi
kekerasan fisik, psikologis, seksual dan ekonomi
yang dapat terjadi dalam lingkup individu, keluarga
dan hubungan dekat, komunitas serta struktural.
Tindak kekerasan dapat terjadi akibat berbagai
faktor yng meliputi, individual, hubungan dekat,
sosial budaya dan lingkungan (who, 2002)
5. Perekonomian

8
wanita muda yang bekerja di pabrik lebih berisiko
mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan
dapat terjadi akibat lingkungan kerja yang
berbahaya, jam kerja yang panjang. Dan pendapatan
yang erndah. Kondisi tersebut bagaikan mata rantai
yang memengaruhi rendahnya status kesehatan
wanita. Status sosial ekonomi yang rendah
membahayakan kesehatan wanita, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tingkat
perekonomian global yang rendah akan
memengaruhi tingginya angka pelacuran yang juga
berdampak pada peningkatan penyebaran ims
(chatterjee, 1990).

6. Pengambilan keputusan
peran pengambilan keputusan juga memengaruhi
penyebab kematian ibu. Tiga faktor keterlambatan
yang memengaruhi kematian ibu antara lain:
keterlambatan mengambil keputusan dirumah,
keterlambatan mencapai fasilitas kesehatan, yng
lebih sering disebabkan oleh hambatan transportasi,
dan keterlambatan melakukan penanganan di
fasilitas kesehatan (cdc, 2000)
7. Media

9
Media masih terus memublikasikan citra yang
negatif dan merendahkan wanita, seperti kekerasan,
pelecehan dan pornografi yang berdampak buruk
bagi wanita. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa media memberi pengaruh yang sangat kuat
bagi penonton di semua usia (wellings et, al., 2006).
Population reference bureau (2000) menyatakan
bahwa remaja perempuan yang melihat lebih banyak
media seksual akan lebih cepat matur dan memiliki
pandangan menyetujui aktivitas seksual remaja
(population, 2000).

8. Lingkungan
remaja yang tinggal di area kumuh, dengan angka
penyalahgunaan zat, tindak kekerasan dan
kelaparan yang tinggi, cenderung memiliki usia aktif
secara seksual yang lebih dini. Hal tersebut juga
memengaruhi usia individu memiliki anak. Remaja
yang tinggal di area perkotaan berisiko tinggi
mengalami gangguan kesehatan dan menerima
dampak sosial akibat aktivitas hubungan seksual
yang tidak terlindungi di usia yang lebih dini
(kinsman et al, 1998)

10
11
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Endah. (2020). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi
Wanita. Literasi Nusantara : Batu
Febriyeni. (2020). Kesehatan Reproduksi Wanita. Yayasan
Kita Menulis :
Winarta, Eko. (2017). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi
untuk Mahasiswa Kebidanan. Indomedia Pustaka :
Sidoarjo

Biodata Penulis:

12
Wahidah Rohmawati lahir di
lapadaku, pada 26 apri 1993. Ia
tercatat sebagai lulusan
Universitas Negeri Semarang.
Wanita yang kerap disapa Apri
ini adalah anak dari pasangan
Turmudhi (ayah) dan Wa Kainti
(ibu). Wahidah Rohmawati.

13

Anda mungkin juga menyukai