Pembentukan
Kepribadian
Nama : T Afif Marzuq N
Kelas : X TKJ
Sekolah : SMKN 1 Tapaktuan
1. PENGERTIAN SOSIALISASI
Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara
kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan
membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai
individu maupun sebagai anggota
Irvin L Child
Irvin L Child memaparkan bahwa sosialisasi adalah segenap proses
yang menuntut individu.Mengembangkan potensi tingkah laku
aktualnya. Dimana yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi
kebiasaan serta sesuai dengan standar dari kelompoknya tersebut.
Koentjaraningrat
Koentjaraningrat menyebutkan bahwa sosialisasi adalah
seluruh proses. Dimana seorang individu sejak ia masa kanak
naka hingga dewasa, terus berkembang, berhubungan,
mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu lain yang
hidup dalam masyarakat sekitarnya
TUJUAN SOSIALISASI
Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-
tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu
anggotanya.
Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan
efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk
membaca, menulis, dan bercerita.
Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari
melalui latihan mawas diri yang tepat.
Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan
kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu
bertempat tinggal termasul lingkungan sosial yang baru.
Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat.
Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu
masyarakat.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Proses Sosialisasi
Faktor intrinsik
merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang. Seringkali disebut dengan pembawaan atau
warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor intrinsik ini antara
lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga,
ketrampilan-ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.
Faktor ekstrinsik,
adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang
individu. Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan
sosial budaya, tempat seorang individu hidup dan
melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat
yang lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik antara lain,
kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi
lingkungan pergaulan, kondisi lingkungan pendidikan,
kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan
masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya adalah
media massa baik media massa cetak maupun
elektronik.
Media Sosialisasi dalam
Pembentukan Kepribadian
SOSIALISASI PARTISIFATIF
Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:
Pemberian imbalan dan sanksi
Hukuman dan imbalan simbolis
Otonomi anak
Komunikasi sebagai interaksi
Komunikasi verbal
Media sosialisasi teman sepermainan
Peranan positif dari kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian
anak, yaitu:
Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok
persahabatan.
Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut,
khawatir, tertekan, gembira yang mungkin tidak di dapatkan di rumah.
Media sosialisasi sekolah
Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi adalah memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang di perlukan siswa serta membentuk kepribadian siswa agar
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman
sekerja, pimpinan dan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling
mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya
Media massa sebagai media sosialisasi
Jenis-Jenis Sosialisasi
Media sosialisasi lingkungan kerja
Sosialisasi primer
menurut Peter L Berger dan Luckmann adalah sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar
menjadi anggota keluarga (masyarakat). Sosialisasi primer
berlangsung saat berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk
ke sekolah.
Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi
primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu
dalam masyarakat
Sosialisasi Sebagai Pembentuk Kepribadian
Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi
ketika individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit.
Faktor pembentuk kepribadian
Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu,
nenek, dan kakek. Pengaruh ini tampak pada intelegensi
dan kematangan fisik.
Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA
menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap
alam.
Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti
lingkungan keluarga, sekolah, kerja, dan masyarakat luas,
juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap
masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Sosialisasi Sebagai Pembentuk Kepribadian
Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi
ketika individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit.
Faktor pembentuk kepribadian
Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu, nenek, dan
kakek. Pengaruh ini tampak pada intelegensi dan kematangan fisik.
Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA
menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam.
Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti lingkungan
keluarga, sekolah, kerja, dan masyarakat luas, juga dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang.
Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat
dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Sosialisasi nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian
Sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian
seseorang. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh nilai
dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di
lingkungan sekitar. Nilai dan norma sosial yang berlaku
dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi
selanjutnya melalui proses sosialisasi. Melalui proses
sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan nilai dan
norma sosial budaya pada generasi selanjutnya.