Activity Based Costing
Activity Based Costing
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
1. PENDAHULUAN
Dalam ilmu akuntansi dan manajemen, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan
ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Biaya juga bisa berarti
sesuatu yang berkonotasi sebagai penunjang yang harus dikorbankan untuk
memperoleh tujuan akhir, yaitu mendatangkan laba (iputu eka, 2019).
Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang
atau jasa yang diharapakan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat
sekarang atau periode mendatang. Akuntansi biaya merupakan suatu bidang
akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan dan analisa terhadap biaya-
biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan
barang dan jasa. Sedangakan, Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain
untuk menyediakan informasi bagi manajemen untuk mengidentifikasikan
peluang-peluang penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan
operasional mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang
diperlukan oleh organisasi.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Activity Based Costing (ABC).
Salah satu model yang dapat dipakai untuk mengembangkan sistem akuntansi
manajemen adalah Activity Based Costing (ABC). Perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas (ABC) dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu
pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau
pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai
aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh
persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective,
advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead
pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost, dan adanya
strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy.
2. BIAYA LANGSUNG DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG
Berbeda dengan biaya langsung adalah biaya tidak langsung yang tidak dicatat
untuk produk yang mana mereka dibuat. Sebabnya adalah karena tidak mungkin
atau kalau mungkin melaksanakannya terlampau rumit. Maka biaya tidak
langsung dialokasikan pada berbagai macam produk dengan cara yang tidak
langsung. Contohnya adalah lem dalam pabrik mebel dan tinta di dalam
percetakan, karena kecil nilainya, alokasi biaya ini secara langsung pada produk-
produk yang bersangkutan tidak memberi manfaat yang seimbang.
Ada banyak metode untuk alokasi biaya tidak langsung pada berbagai macam
produk. Kita ingin menekankan bahwa pembagian biaya yang kita bahas sama
sekali berlainan sifatnya dengan pembagian biaya. Di sana permasalahannya
adalah apakah biaya berubah-ubah sesuai dengan kesibukan perusahaan yang
berbeda-beda. Ukurannya sekarang adalah apakah biaya yang bersangkutan dapat
dialokasikan pada produk tertentu begitu saja tanpa pengerjaan yang rumit. Dua
macam pembagian ini sama sekali terlepas yang satu dengan lainnya. Karena itu
biaya
langsung bisa tetap dan bisa juga variabel. Hal yang sama berlaku untuk biaya
tidak langsung.
Di dalam tabel di bawah ini kami berikan contoh untuk setiap kemungkinan.
A. Metode-Metode Alokasi
c. Metode alokasi biaya tidak langsung yang paling modern adalah metode
sentra biaya atau sentra produksi. Di dalam metode ini, alokasi biaya tidak
langsung dilakukan melalui sentra biaya. Sebuah sentra biaya atau sentra
produksi adalah bagian dari perusahaan yang di dalam rangkaian kegiatan
proses produksi memberikan satu prestasi tertentu. Dalam metode ini seluruh
proses produksi seolah-olah dibagi-bagi ke dalam bagian-bagian atas dasar
bagian-bagian dari pengerjaan yang harus dilakukan untuk memproduksi
produk yang bersangkutan, beserta jasa-jasa pembantu yang harus
diberikannya.
Tahap terakhir dari alokasi biaya adalah membebankan biaya dari sentra biaya
terakhir pada produk (pengemban biaya). Ini berlangsung dengan cara mencatat
jumlah jam prestasi yang oleh produk yang bersangkutan dipakai dari sentra biaya
produksi.
Tidak perlu penjelasan lebih lanjut untuk menyimpulkan bahwa metode sentra
biaya memberikan kemungkinan yang terbesar untuk memperoleh kalkulasi biaya
yang akurat. Terutama kalau sentra biayanya kita buat yang banyak, berbagai
macam biaya tak langsung yang ikut membentuk produk dapat dialokasikan
dengan cara yang secermat-cermatnya, dengan selalu mencari hubungan yang
secermat mungkin antara produk dengan prestasi dari biaya tak langsung yang
dipakainya, walaupun harus melalui sentra biaya antara.
Keuntungan penting kedua dari metode sentra biaya adalah bahwa sistem ini lebih
tepat dipakai untuk pengendalian kehematan perusahaan, karena metode ini
memungkinkan kita mengenal biaya per bagian dari perusahaan. Metode lainnya
memberikan biaya ini dalam jumlah keseluruhannya, yang kalau perlu dibagi ke
dalam jenis-jenis biaya, sehingga untuk pengendalian biaya kurang memberikan
titik tolak.
Kita harus memperhitungkan juga bahwa metode pembebanan dapat dibuat lebih
akurat dengan cara membuat lebih banyak biaya menjadi langsung. Dalam kadar
tertentu perusahaan dapat menentukan sendiri perbedaan antara biaya yang
langsung dan yang tidak langsung. Kita juga masih dapat membagi sisa biaya tak
langsungnya secara kategoris. Dengan dua tindakan ini, landasan untuk
pembagian biaya tidak langsungnya diperbesar, sehingga besarnya persentase
pembebanan diperkecil. Dengan demikian, akurasi dari perhitungan harga pokok
diperbesar. Di mana letak keseimbangan antara kesederhanaan kalkulasi di satu
pihak dengan kecermatannya di pihak lain tergantung pada situasi yang nyata.
3. ACTIVITY BASED COSTING
Driver aktivitas
Merupakan ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu
aktivitas berdasarkan objek biaya. Driver aktivitas digunakan untuk
membebankan biaya dari cost pool ke objek biaya
Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa Traditional ABC merupakan model
biaya “push”. Implemetasinya dimulai dengan menetapkan total biaya overhead
terlebih dahulu, menghitung biaya per unit dari aktifitas, dan pada akhirnya
menghasilkan alokasi biaya kepada produk. Sebaliknya, Time driven ABC
merupakan model biaya “pull”. Implementasi dari Time Driven ABC dimulai
dengan melakukan estimasi dua parameter, dan pada akhirnya menghasilkan
alokasi biaya kepada produk. Dapat disimpulkan bawah Traditional ABC
menghitung biaya aktifitas yang aktual dan membebankannya ke produk.
Sedangkan Time driven ABC menghitung biaya aktifitas pada tarif standard dan
menghilangkan biaya kapasitas yang tidak digunakan. Pada pertengahan tahun
1980an, Traditional ABC hadir menggantikan Traditional Costing yang sudah
tidak relevan lagi untuk digunakan oleh perusahaan-perusahaan.
Adapun kelebihan Traditional ABC dibandingkan dengan Traditional
Costing adalah :
1. Menyediakan alternatife metode perhitungan dan analisis biaya yang lebih
baik daripada Traditional Costing
2. Memberikan informasi yang efektif untuk pengambilan keputusan
3. Memberikan informasi yang berkelanjutan dalam penerapan proses dan
penurunan biaya
Tetapi pada prakteknya, Traditional ABC memiliki banyak kekurangan yang
menyebabkan sulit untuk diterapkan di banyak perusahaan, dan kemudian, Time
driven ABC hadir unutk memberikan alternative yang lebih baik, lebih akurat, dan
lebih sederhana untuk diterapkan di perusahaan-perusahaan. Robert S Kaplan dan
Steven R Anderson, menyatakan bahwa Time Driven ABC akan memberikan
perbaikan yang sangat hebat atas sistem yang lama
Adapun kelebihan dari model Time Driven ABC dibandingkan dengan
Traditional ABC adalah sebagai berikut :
1. Sangat mudah dan cepat diimplementasikan
2. Tidak mahal dan mudah diupdate
3. Mudah divalidasi dengan pengamatan langsung terhadap model estimasi dari unit
waktu
4. Mampu diterapkan pada perusahaan dengan skala besar
5. Mudah menggabungkan fitur spesifik untuk pesanan, supplier, dan pelanggan
khusus
6. Lebih memandang kepada efisiensi proses dan pemanfaatan kapasitas.
DAFTAR PUSTAKA