Anda di halaman 1dari 13

VOL. 10 NO.

2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, INTERNAL CONTROL


SYSTEM, DAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
KECENDERUNGAN FRAUD DALAM PENGELOLAAN
KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)
DI KABUPATEN BULELENG
1
I Ni Luh Yeni Marsini, 2I Edy Sujana, 3I Made Arie Wahyuni

Jurusan Akuntansi dan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali, Indonesia

e-mail: 1I yeni.marsini@undiksha.ac.id, 2I ediesujana_bali@yahoo.com,


3
I wahyuni_arie@yahoo.com

Abstrak
Fraud merupakan kecurangan yang berati ketidakjujuran dalam bentuk suatu
penipuan atau kesalahan penyajian yang dikehendaki atas fakta material. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh moralitas indvidu, internal control system, dan
penegakan hukum terhadap kecenderungan fraud terhadap pengelolaan keuangan.
Jenis data yang digunakan adalah data kuatitatif. Sumber daya yang digunakan yaitu
data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari empat
perusahaan daerah dengan 100 responden yang berkaitan terhadap pengelolaan
keuangan. Teknik sampel yang digunakan sampling jenuh sehingga semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Data dalam penelitian ini diolah dengan
menggunakan uji regresi linier berganda dengan bantuan aplikasi SPSS versi 23 for
windows.
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa (1) moralitas individu berpengaruh negatif
terhadap kecenderunagn fraud, (2) internal control system berpengaruh negatif terhadap
kecenderunagn fraud, (3) penegakan hukum berpengaruh positif terhadap
kecenderungan fraud dalam pengelolaan keuangan Badan Usaha Milik Daerah.

Kata kunci:Fraud, Moralitas Individu, Intren Control System, Penegakan Hukum

Abstract
Fraud is a deception or dishonest act in the form of misstatement of desired
material facts. This study aimed at determining the effect of individual morality, internal
control system, and law enforcement on the fraud tendency toward the financial
management. The type of data used was quantitative data. The resources used were
primary and secondary data. The population in this study consisted of four regional
enterprises with 100 respondents related to financial management. The sample technique
used was saturated sampling so that all members of the population were used as
samples. The data in this study were processed by using multiple linear regression tests
with the help of SPSS application version 23 for windows.
The results of this study indicated that (1) the individual morality had a negative
effect on fraud tendency, (2) the internal control system had a negative effect on fraud
tendency, (3) the law enforcement had a positive effect on the fraud tendency toward the
financial management of Regional Owned Enterprises.

Keywords: Fraud, Individual Morality, Internal Control System, Law Enforcement

Jurnal Akuntansi Profesi I 76


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

PENDAHULUAN dengan berbagai cara, termasuk


Pada umumnya seiring dengan penggelapan tanda terima barang/uang,
berkembangan kompleksitas bisnis dan pencurian aktiva, atau tindakan yang
semakin terbukanya peluang usaha dan menyebabkan entitas membayar barang
investasi dalam pencapaian tujuan dan atau jasa yang tidak diterima oleh entitas.
kinerja perusahaan dinilai berdasarkan laba Kecurangan umumnya terjadi karena
atau keuntungan yang diperoleh untuk tekanan untuk melakukan penyelewengan
memberikan kinerja terbaik, sehingga tidak atau dorongan untuk memanfaatkan
hanya membawa manfaat tetapi juga kesempatan yang ada. Pada umumnya,
menjadi sumber masalah kecurangan yang kecurangan akuntansi berkaitan erat
sangat kompleks seperti misalnya dengan korupsi
penyimpangan dari prosedur korupsi, Dalam lingkup akuntansi, konsep
penyalahgunaan asset dan manipulasi kecurangan (fraud) merupakan
laporan keuangan. penyimpangan dari prosedur akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang seharusnya tidak diterapkan dalam
menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai suatu entitas. Pendapat bahwa
salah saji yang timbul dari kecurangan kecenderungan kecurangan akuntansi telah
dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji mendapat banyak perhatian publik saat ini.
atau penghilangan secara sengaja jumlah Berbagai kasus baik di dalam maupun luar
atau pengungkapan dalam laporan negeri menunjukan bahwa fraud dapat
keuangan untuk mengelabui pemakai terjadi dimana saja dan termasuk cukup
laporan keuangan, salah saji yang timbul besar disektor usaha, hampir terjadi juga
dari perlakuan tidak semestinya terhadap disektor pemerintahaan dan sektor swasta
aktiva (seringkali disebut penyalahgunaan serta terjadi diberbagai perusahaan
atau penggelapan) berkaitan dengan berskala kecil maupun berskala besar.
pencurian aktiva entitas yang berkaitan Salah satu kecenderungan potensi fraud
laporan keuangan tidak disajikan sesuai bisa terjadi pada Badan Usaha Milik Daerah
dengan prinsip akuntansi yang berlaku (BUMD). Terbukti dari beberapa kasus
umum. Perlakuan tidak semestinya kecurangan yang pernah terjadi sebagai
terhadap aktiva entitas dapat dilakukan berikut:
Tabel 1
Kasus Fraud pada Badan Usaha Milik Daerah
NO. Kasus Taksiran Kerugian Sumber

1. Kasus Korupsi yang dilakukan Kerugian sebesar https://www.pos


oleh I Gede Baktiasa selaku Rp. 155.000.000,00 bali.com
Direktur Utama PDAM Kabupaten 29 April 2016
Karangasem, Tahun 2016.
2. Dugaan Kasus Korupsi yang Kerugian sebesar https://www.nus
dilakukan yoman Gede Rp.6.000.000.000,00 abali.com
Sudiantara alias Punglik selaku 20 Jan 2017
Direktur Utama PD. Parkir, 07:19:30
Kabupaten Denpasar Tahun
2017.
3. Kasus Korupsi yang dilakukan Kerugian sebesar http://www.kora
oleh Putu Ayu Aryandri selaku Rp. 635.349.980.00 nbuleleng.com
Karyawan PD. BPR Bank 45 5 September
Kabupaten Buleleng Tahun 2018. 2018

Mengingat dipandang cukup di sektor pemerintahan dan BUMD, maka


pentingnya peran BUMD khususnya BUMD dituntut agar lebih profesional dan
sebagai salah satu sumber PAD di Daerah lebih efisien dalam melaksanakan
dan kasus kecurangan yang sering terjadi usahanya. Selain itu dilihat dari tujuan

Jurnal Akuntansi Profesi I 77


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

BUMD yaitu melayani kepentingan umum mendasarkan tindakannya pada prinsip-


dan meningkatkan penerimaan daerah prinsip moral sehingga tidak akan
dalam PADnya, maka penelitian ini sangat membuatnya melakukan kecurangan
penting dilakukan untuk mengetahui sejauh akuntansi yang akan merugikan organisasi
mana pengaruh moralitas individu, asimetri dan masyarakat. Dengan memiliki moralitas
informasi dan efektivitas pengendalian individu dalam melaksanakan tugas maka
internal terhadap kecenderungan akan berdampak terhadap indikasi
kecurangan (fraud) akuntansi di masing- kecurangan tersebut, sehingga hipotesis
masing BUMD yang terdapat di Kabupaten dalam penelitian ini adalah:
Buleleng. H1 : Moralitas individu berpengaruh
Penelitian ini dilakukan pada 4 BUMD negatif terhadap kecenderungan fraud
di Kabupaten Buleleng antara lain: (1) dalam pengelolaan keuangan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Faktor lainnya yang dapat menunjang
Kabupaten Buleleng, (2) Perusahaan terjadinya kecenderungan kecurangan yaitu
Daerah Pasar Kabupaten Buleleng, (3) Internal Control System. Internal Control
Perusahaan Daerah Swatantra Kabupaten System juga merupakan faktor yang
Buleleng, (4) Perusahaan Daerah BPR berpengaruh terhadap adanya tindak fraud.
Bank Buleleng 45. Moralitas dapat Internal Control System yang lemah atau
diartikan sebagai kualitas yang longgar dapat memberikan peluang atau
menunjukkan baik atau buruknya sikap atau kesempatan ditambah pula mengalami
perbuatan seseorang. Seseorang dikatakan tekanan maupun rasionalisasi seseorang
bermoral apabila memiliki daya tarik untuk untuk melakukan perilaku fraud yang dapat
berperilaku baik yang memiliki nilai positif merugikan suatu intansi atau lembaga,
dalam penilaian kebudayaan masyarakat dimana sistem pengendalian internal terdiri
setempat faktanya banyak orang yang atas berbagai kebijakan, praktik, dan
bertindak dan berperilaku sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan
keinginannya yang melanggar hukum untuk mencapai empat tujuan umumnya
sehingga dapat merugikan orang lain demi yaitu Menjaga aktiva perusahaan,
keuntungan sendiri. Seseorang yang tidak Memastikan akurasi dan keandalan catatan
memiliki moral cenderung akan melakukan serta informasi akuntansi, Mendorong
tindakan atau perbuatan untuk melakukan efektifitas dalam operasional perusahaan,
kecurangan yang akan merugikan bahkan serta dan Mengukur kesesuaian dengan
membahayakan orang lain. kebijkan serta prosedur yang diterapkan
Hasil penelitian Aranta (2013) oleh pihak manajemen Arens (2011).
menemukan bahwa semakin rendah moral Menurut Arens (2011) melakukan
aparat, maka pencegahan kecenderungan penelitian mengenai pengaruh Keefektifan
kecurangan akuntansi akan semakin Pengendalian Internal terhadap Perilaku
rendah, demikian juga sebaliknya. Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan
Penelitian ini juga berpendapat bahwa Akuntansi. Hal ini juga sesuai dengan
moralitas individu akan mempengaruhi penelitian Lestari, (2015) yang menunjukan
kecenderungan seseorang melakukan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan
kecurangan terhadap pegelolaan signifikan antara pengendalian internal
keuangan, artinya, semakin tinggi tahapan terhadap kecenderungan fraud. Maka dari
moralitas individu (tahapan post- itu suatu instansi atau lembaga harus
konvensional), sehingga individu memiliki sistem pengendalian internal yang
memperhatikan kepentingan yang lebih baik agar tidak terjadi sebuah kepentingan
luas dan universal daripada kepentingan ekonomi maupun kepentingan pribadi
organisasinya semata, apalagi kepentingan (Zimbelman, 2014), dimana setiap aktivitas
individunya. Dengan demikian individu yang dilakukan karyawan dalam instansi
dengan level penalaran moral tinggi atau lembaga tersebut mendapatkan
didalam tindakannya akan memperhatikan pengawasan yang ketat. Dengan adanya
kepentingan orang-orang disekitarnya dan pengendalian internal yang baik diharapkan
dapat menimalisasikan tindakan fraud atau lembaga yang dapat merugikan intansi
dalam pengelolaan keuangan pada instansi atau lembaga itu sendiri.

Jurnal Akuntansi Profesi I 78


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

H2 : Internal Control System Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Dalam


berpengaruh negatif terhadap penelitian ini penulis akan melakukan
kecenderungan fraud dalam penelitian tentang Pengaruh Moralitas
pengelolaan keuangan. Individu, Internal Control System, dan
Penegakan hukum merupakan Penegakan Hukum terhadap
bentuk tindakan nyata oleh subjek hukum Kecenderungan fraud dalam pengelolaan
kepada hukum yang berlaku yaitu dengan keuangan. Adapun jenis data yang
menaati hukum yang ada disuatu negara. digunakan dalam penelitian ini adalah data
Kebanyakan masyarakat mengerti tentang kuantitatif. Data kuantitatif merupakan suatu
hukum, tetap tidak mematuhinya. Jadi data yang dapat dihitung dan diukur secara
dalam hal ini dibutuhkan kesadaran langsung yang berwujud berupa angka dan
masyarakat. Kesadaran masyrakat akan nilai (Sugiyono, 2012:7).
timbul bila penegakan hukum dapat Sumber data yang digunakan dalam
berjalan dengan semestinya. Penegakan penelitian ini adalah data primer dan data
Hukum yang baik diharapkan dapat sekunder. Dalam mendapatkan data primer
membantu menghindari dari diperlukan jawaban responden yang diambil
kecenderungan fraud disektor dengan menggunakan kuesioner dimana
pemerintahan. Dalam penelitian dibuat oleh peneliti dan diisi oleh responden
(Mustikasari,2013) menyatakan dalam secara langsung. Sedangkan sumber
suatu instansi, apabila penegakan hukum sekunder merupakan sumber data yang
kurang efektif akan membuka peluang bagi berhubungan dengan pengaruh moralitas
pegawai untuk melakukan pelanggaran individu, intern control system, penegakan
hukum yang bisa saja mengarah pada hukum, dan kecurangan (fraud).
perilaku menyimpang, salah satunya Populasi dalam penelitian ini terdiri
dengan melakukan kecenderungan dari empat perusahaan daerah dengan
terhadap kecurangan dalam pengelolaan jumlah 100 karyawan/pegawai yang
keuangan. Sebaliknya apabila penegakan berkaitan terhadap pengelolaan keuangan,
hukum efektif maka pegawai akan selalu untuk Perusahaan Daerah Air Minum terdiri
mematuhi peraturan hukum yang berlaku dari 27 karyawan/pegawai, Perusahaan
karena Hukum bersifat memaksa, sehingga Daerah BPR Bank Buleleng 45 terdiri dari
barang siapa yang melanggar hukum akan 37 karyawan/pegawai, Perusahaan Daerah
dikenakan sanksi. Dengan demikian Swatantra terdiri dari 12 karyawan/pegawai
penting penegakan hukum untuk mencegah dan Perusahaan Dearah Pasar terdiri dari
terjadinya kecurangan dalam pengelolaan 24 karyawan/pegawai. Selanjutnya untuk
keuangan sehingga kecenderungan teknik sampel yang digunakan dalam
kecurangan dalam pengelolaan keuangan penelitian ini yaitu menggunakan sampling
dapat terhindari. Dengan demikian, jenuh sehingga semua anggota populasi
semakin tingginya efektif dan tegaknya digunakan sebagai sampel
penegakan hukum maka semakin tinggi Kuesioner penelitian diukur
pula untuk bisa mematuhi peraturan hukum menggunakan skala likert 4 poin dengan
yang berlaku agar terhindar dari menggunakan rentang skor 1-4 dengan
kecenderungan kecurangan. item sangat tidak setuju (STT), tidak setuju
Dalam penelitian Sari (2016) dan (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS)
Oktaviani (2018) memberikan hasil bahwa Kuesioner terdiri dari empat bagian,
penegakan hukum berpengaruh positif Kuesioner penelitian ini berdasarkan
terhadap kecenderungan kecurangan referensi dari kuisioner penelitian Sugiyono
H3 : Penegakan Hukum berpengaruh (2016), dan Dewi (2017).
positif terhadap kecenderungan fraud Metode analisis yang digunakan
dalam pengelolaan keuangan. adalah analisis deskriptif, uji kualitas data,
uji asumsi klasik, analisis regresi berganda,
METODE PENELITIAN dan uji hipotesis. Analisis statistik deskriptif
Penelitian ini dilakukan di seluruh
Badan Usaha Milik Daerah yang berada di

Jurnal Akuntansi Profesi I 79


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

digunakan memberikan gambaran atau variasi variabel terikat. Koefisien


mendeskripsikan mengenai variabel yang determinasi pada penelitian ini,
diteliti. Pengujian kualitas data yang menggunakan nilai dari adjusted R2.
dilakukan meliputi uji validitas dan uji Dikarenakan nilai adjusted R2 dapat naik
reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk atau turun apabila satu variabel ditambah
mengukur valid tidaknya suatu kuisioner. kedalam model.Uji t digunakan untuk
Apabila Nilai rhitung>rtabel maka instrumen menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
yang digunakan dinyatakan valid.Uji variabel bebas secara individual dalam
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur menerangkan variasi variabel terikat.
suatu kuisioner yang merupakan indikator Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah
dari variabel. Suatu variabel dikatakan suatu parameter (bi) sama dengan nol.
reliable jika memberikan nilai Cronbach Salah satu cara untuk melakukan uji t
Alpha> 0,60. adalah dengan membandingkan nilai thitung
Uji asumsi klasik sebaiknya dilakukan dengan nilai ttabel .Jika nilai thitung lebih tinggi
terlebih dahulu sebelum melakukan analisis dibandingkan dengan nilai ttabel maka Ha
regresi berganda. Uji asumsi klasik terdiri diterima. (Ghozali, 2013).
dari: 1)uji normalitas, 2)uji multikolinearitas,
dan 3)uji heteroskedastisitas. Uji Normalitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
adalah salah satu uji statistik yang Objek penelitian dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji apakah suatu adalah semua desa yang berada di
data residual berdistribusi normal. Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Jumlah
Pengujian ini dapat dilakukan dengan kuesioner yang disebar kepada responden
analisis grafis dan analisis statistik. Uji adalah sebanyak 100 kuesioner dari 100
multikolinearitas menyatakan asumsinya sampel. Berdasarkan waktu yang telah
variabel bebas harus terbebas dari gejala ditentukan, kuesioner dijemput kembali.
multikolinearitas. Gejala multikolinearitas Dari 100 kuesioner yang dibagikan
adalah gejala korelasi antarvariabel bebas, banyaknya kuesioner yang kembali sesuai
hal ini ditunjukkan dengan korelasi yang dengan yang dibagikan yaitu 100
signifikan antarvariabel bebas (Ashari dan kuesioner. Jadi kuesioner yang dapat diolah
Santosa, 2005). Untuk mendeteksi adanya yaitu sejumlah 100 kuesioner sesuai
multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance dengan kuesioner yang kembali.
Value dan Variance Inflation Value (VIF). Pada Tabel 2. Ditunjukan hasil pada
Uji Heteroskedastisitas merupakan asumsi setiap indikator variabel. Pada variabel
dalam regresi dimana varians dari residual moralitas individu, indikator penalaran
tidak sama untuk satu pengamatan ke moral terhadap imbalan memiliki rata-rata
pengamatan yang lainnya. Model regresi paling rendah yaitu, 2,69 sedangkan
yang baik adalah model yang tidak terjadi indikator berkembangnya kode etik (kata
heterokedastisitas. hati) memiliki rata-rata paling tinggi 3,45.
Analisis Regresi Linier Berganda Pada variabel intern control system,
merupakan alat analisis persamaan regresi indikator informasi dan komunikasi memiliki
dengan menggunakan dua atau lebih rata-rata paling rendah yaitu, 3,16
variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk sedangkan indikator lingkungan
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel pengendalian memiliki rata-rata paling
bebas dengan variabel terikatnya tinggi yaitu, 3,44. Pada variabel penegakan
(Oktaviani, 2012).Untuk mengetahui ada hukum, indikator displin kerja memiliki rata-
tidaknya pengaruh antara variabel bebas rata paling rendah yaitu, 2,78 sedangkan
dengan terikat, maka regresi linier indikator ketaatan terhadap hukum memiliki
berganda ini digunakan rumus sebagai rata-rata paling tinggi yaitu, 3,34. Pada
berikut: variabel kecenderungan fraud, indikator
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +ε kecurangan laporan keuangan memiliki
Nilai koefisien determinasi digunakan rata-rata paling rendah yaitu, 3,01
untuk mengukur seberapa jauh sedangkan indikator penyalahgunaan aset
kemampuan model dalam menerangkan memiliki rata-rata paling tinggi yaitu 3,42

Jurnal Akuntansi Profesi I 80


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

Tabel 2. Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran


No. Variabel Indikator Rata-
rata
1 Moralitas Individu 1. Penalaran Moral 3,34
didasarkan hukum 2,69
2. Penalaran moral 3,02
didasarkan atas imbalan 2,76
3. Menyadari 3,45
kewajibannya
4. Berbuat Baik
5. Berkembangnya
norma etik (kata hati)
2 Intern Control 1. Lingkungan 3,44
System Pengendalian 3,23
2. Penilaian Resiko 3,39
3. Aktivitas 3,16
Pengendalian 3,29
4. Informasi dan
Komunikasi
5. Pengawasan
dan Penegakan aturan
3 Penegakan Hukum 1. Ketaatan 3,34
terhadap hukum 2,98
2. Proses 2,88
Penegakan hukum 2,78
3. Peraturan 3,34
Organisasi
4. Displin Kerja
5. Tanggung
Jawab
4. Kecenderungan 1. Kecuarangan 3,01
Fraud Laporan Keuangan. 3,35
2. Penyalahgunaan 3,42
asset
3. Korupsi
Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui maksimum berkisar antara 10 sampai 20
bahwa nilai minimum dan maksimum dengan 5 item pernyataan. Rata-rata nilai
variabel moralitas individu berkisar antara variabel penegakan hukum sebesar 15,32
11 sampai 24 dengan 6 item pernyataan. yang artinya responden dalam menjawab
Pada rata-rata nilai variabel moralitas penyataan berkisar pada pilihan mendekati
individu sebesar 18,28 yang artinya nilai maksimum 20. Pada variabel
responden dalam menjawab pernyataan kecenderungan fraud nilai minimum dan
berkisar pada pilihan mendekati nilai maksimum berkisar antara 20 sampai 40
maksimum 24. Pada variabel intern control dengan 10 item pernyataan. Rata-rata nilai
system untuk nilai minimum dan maksimum variabel kecenderungan fraud sebesar
berkisar antara 22 sampai 44 dengan 11 33,35 yang artinya responden dalam
item pernyataan. Rata-rata nilai variabel menjawab pernyataan berkisar pada pilihan
intern control system sebesar 36,22 yang mendekati nilai maksimum 40.
artinya responden dalam menjawab
pernyataan berkisar pada pilihan mendekati
nilai maksimun 44. Pada variabel
penegakan hukum nilai minimum dan

Jurnal Akuntansi Profesi I 81


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

Tabel 2.Uji Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
Moralitas Individu 100 11 24 1828 18,28 3,652
Internal Control System 100 22 44 3622 36,22 4,702
Penegakan Hukum 100 10 20 1532 15,32 2,899
Kecenderungan Fraud 100 20 40 3335 33,35 3,494
Valid N (listwise) 100

Uji statistik yang digunakan adalah berdistribusi normalBerdasarkan hasil uji


One-Sample Kolgomorov-Smirnov test. normalitas diperoleh nilai sig. Kolmogorov-
Jika Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari Smirnov adalah sebesar 0,067. Ini berarti
level of significant (0,05) maka dapat bahwa data telah terdistribusi normal
disimpulkan bahwa residual yang dianalisis karena 0,067 > 0,05.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas


Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000
Std.
3,50180978
Deviation
Most Extreme Absolute 0,086
Differences Positive 0,076
Negative -0,086
Test Statistic 0,086
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,067c.d

Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa uji Hukum memiliki nilai signifikan sebesar
heterokedastisitas menunjukkan bahwa 0,973 > 0,05. Maka dapat disimpulkan
nilai signifikan (sig.) lebih besar dari 5% bahwa dari semua variabel memiliki nilai
atau 0,05. Dimana variabel Moralitas signifikan lebih besar dari 0,05 yang artinya
Individu memiliki nilai signifikan sebesar tidak terdapat heterokedastisitas pada data
0,468 > 0,05, variabel Intern Control sehingga tidak terdapat kesamaan varian
System memiliki nilai signifikan sebesar dari residual untuk semua pengamatan
0,435 > 0,05, dan variabel Penegakan dalam regresi yang dilakukan.

Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,373 0,717 1,915 0,059
Moralitas Individu -0,045 0,062 -0,187 -0,729 0,468
Internal Control
0,026 0,033 0,138 0,785 0,435
System
Penegakan Hukum -0,003 0,077 -0,009 -0,034 0,973

Berdasarkan hasil analisis tabel 6. nilai koefisien regresi b2 = -0,873, dan nilai
diatas, dapat diketahui konstanta (α) = koefisien regresi b3 = 0,193. Berdasarkan
9,181 nilai koefisien regresi b1 = -0,485, hasil tersebut dapat ditentukan persamaan

Jurnal Akuntansi Profesi I 82


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

regresi linier berganda pola pengaruh kecurangan fraud. Jadi setiap


variabel Moralitas Individu(X1), Intern peningkatan satu satuan dari Moralitas
Control System(X2), dan Penegakan Individu maka akan menurunkan
Hukum(X3), terhadap Peningkatan Kecenderungan Fraud
Kecurangan Fraud(Y) dapat dinyatakan (-0,485).
dengan persamaan sebagai berikut: 3. Koefisien regresi variabel intern control
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε system (X2) sebesar (-0,873) artinya Jika
Y= 9,181 + (-0,485) X1 + (-0,873) X2 + X2 berubah satu satuan, maka Y akan
0,193 X3 + ε berubah sebesar 0,873 dengan
Nilai masing-masing koefisiensi regresi anggapan variabel X1, X3 tetap. Tanda
variabel independen dari model regresi negatif pada nilai koefisian regresi
linier tersebut memberikan gambaran melambangkan hubungan yang
sebagai berikut: berlawanan arah antara X2 dan Y,
1. Konstanta = 9,181, Kostanta artinya apabila Intern Control System
menunjukan besarnya nilai Y apabila mempunyai pengaruh negatif terhadap
tidak ada pengaruh dari X1 ,X2 ,X3, besarnya peningkatan kecenderungan
artinya apabila pengaruh moralitas fraud. Jadi setiap peningkatan satu
individuu, intern control system dan satuan dari intern control system maka
penegakan hukum sama dengan nol akan menurunkan kecenderungan fraud
(tidak memberikan pengaruh), maka sebesar (-0,873).
kecenderungan fraud dalam pengelolaan 4. Koefisien regresi variabel penegakan
keuangan pada Badan Usaha Milik hukum (X3) sebesar 0,193 artinya jika X3
Daerah di Kabupaten Buleleng adalah berubah satu satuan, maka Y akan
sebesar 9,181. berubah sebesar 0,193 dengan
2. Koefisien regresi variabel moralitas anggapan variabel X1, X2 tetap. Tanda
individu (X1) sebesar (-0,485) artinya jika positif pada nilai koefision regresi
X1 berubah satu satuan, maka Y akan melambangkan hubungan yang searah
berubah sebesar 0,485 dengan antara X3 dan Y, artinya Penegakan
anggapan X2 ,X3 tetap. Tanda negatif Hukum mempunyai pengaruh positif
pada nilai koefisien regresi terhadap besarnya Peningkatan
melambangkan hubungan yang kecendrungan fraud. jadi setiap
berlawanan arah antara X1 dan Y, peningkatan satu satuan dari penegakan
artinya moralitas individu mempunyai hukum maka akan meningkatkan
pengaruh negatif terhadap besarnya kecenderungan fraud sebesar 0,193.

Tabel 5. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) 9,181 1,393 6,593 0,000
Moralitas Individu -0,485 0,120 -0,507 -4,023 0,000
Internal Control System -0,873 0,064 -1,174 -13,625 0,000
Penegakan Hukum 0,193 0,150 0,092 2,621 0,036

Pada tabel 6. Dalam penelitian ini Control System, dan Penegakan Hukum)
karena menggunakan variabel lebih dari sebesar 75,5% dan sisanya (100% -
dua variabel maka menggunakan 75,5%= 24,5%) dijelaskan oleh faktor lain
Adjusted R Square sebesar 0,755. Hal ini yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
mempunyai arti bahwa variabel dependen Pada penelitian ini nilai Starndar Error of
(fraud) mampu menjelaskan oleh variabel the Estimatei (SEE) diperoleh sebsar
independen (Moralitas individu, Intern 1,731.

Jurnal Akuntansi Profesi I 83


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

Tabel 6. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Adjusted R2 ) Model Summaryb


Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 0,873 0,762 0,755 1,731

Hasil dari uji t (parsial) yang telah nilai ttabel sebesar 1,9849 dan nilai
dilakukan, dapat dijelaskan sebagai signifikan Intern Control System
berikut: sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H2
1. Pengaruh Moralitas Individu terhadap diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
Kecenderungan Fraud. Berdasarkan variabel Intern Control System
tabel 8, diperoleh nilai thitung yang berpengaruh negatif dan signifikan
negatif sebesar 4,023 > nilai ttabel terhadap Kecenderungan Fraud.
sebesar 1,9849 dan nilai signifikan 3. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap
Moralitas Individu sebesar 0,000 < 0,05 Kecederungan Fraud. Berdasarkan
sehingga H1 diterima. Hal ini tabel 4.8, diperoleh nilai thitung yang
menunjukkan bahwa variabel Moralitas positif sebesar 2,621 > nilai ttabel
Individu berpengaruh negatif dan sebesar 1,9849 dan nilai signifikan
signifikan terhadap Kecenderungan Penegakan Hukum sebesar 0,036 <
Fraud. 0,05 sehingga H3 diterima. Hal ini
2. Pengaruh Intern Control System menunjukkan bahwa variabel
terhadap Kecenderungan Fraud. Penegakan Hukum berpengaruh positif
Berdasarkan tabel 8, diperoleh nilai dan signifikan terhadap
thitung yang negatif sebesar 11,625 > Kecenderungan Fraud.

Tabel 7.Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)


Prob. Sig
Variabel
Thitung t tabel Sig α = 5% Ket
Moralitas Individu -4,023 1,9849 0,000 0,05 Sig
Internal control system -13,625 1,9849 0,000 0,05 Sig
Penegakan hukum 2,621 1,9849 0,036 0,05 Sig

HASIL DAN PEMBAHASAN keuangan pada Badan Usaha Milik Daerah


Pengaruh Moralitas Individu terhadap di Kabupaten Buleleng.
Kecenderungan Fraud Hasil ini tercermin dari hasil analisis
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa deskriptif diketahui bahwa indikator
secara parsial Moralitas Individu penalaran moral didasarkan atas imbalan
berpengaruh signifikan negatif terhadap memiliki rata-rata yang paling rendah yaitu
kecenderungan fraud. Hasil ini dapat 2,69, sedangkan sedangkan indikator
diketahui berdasarkan analisis regresi yang berkembangnya kode etik (kata hati)
ditunjukkan pada tabel 8, variabel Moralitas memiliki rata-rata yang paling tinggi yaitu
Individu (X1) diperoleh nilai thitung yang 3,45. Secara umum variabel moralitas
negatif sebesar 4,023 > nilai ttabel sebesar individu dengan 100 responden dengan 6
1,9849 dan nilai signifikan untuk variabel ini item pernyataan memiliki skor minimum 11
sebesar 0,000 < 0,05. Hasil regresi jelas dan skor maksimun 24. Skor rata-rata
menunjukkan bahwa Moralitas Individu sebesar 18,28 dengan standar deviasi
berpengaruh signifikan negatif terhadap 3,652. Standar deviasi lebih kecil dari skor
kecenderungan fraud. Dengan demikian rata-rata menunjukan bahwa moralitas
hipotesis pertama dalam penelitian ini individu memiliki sebaran skornya semakin
diterima. Nilai negatif menunjukan dekat dari skor rata-ratanya.
pengaruh yang berlawanan arah artinya Moralitas individu merupakan faktor penting
bahwa semakin tinggi moralitas individu, dalam timbulnya suatu kecenderungan
maka semakin rendah tingkat fraud. Menurut Simanjuntak (2011), faktor
kecenderungan fraud dalam pengelolaan pendorong seorang melakukan kecurangan
yang disebabkan oleh moral yaitu greed

Jurnal Akuntansi Profesi I 84


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

(serakahan). Menurut Puspasari (2012) pengelolaan keuangan pada Badan Usaha


menyatakan bahwa kemampuan individu Milik Daerah di Kabupaten Buleleng.
dalam menyelesaikan dilema etika Hal ini tercermin dari hasil analisis
dipengaruhi oleh level penalaran moralnya. deskriptif yang diketahui bahwa indikator
Dalam tindakannya, orang yang memiliki informasi dan komunikasi memiliki rata-rata
level penalaran moral rendah cenderung paling rendah yaitu 3,16, sedangkan
akan melakukan hal-hal yang indikator lingkungan pengendalian memiliki
menguntungkan dirinya sendiri dan rata-rata paling tinggi yaitu 3,44. Secara
menghindari hal-hal yang dapat umum variabel intern control system
menimbulkan sanksi hukum. Hasil dengan 100 responden dengan 11 item
penelitian ini juga menunjukkan bahwa pernyataan memiliki skor minimum 22 dan
moralitas individu akan mempengaruhi skor maksimum 44. Skor rata-rata sebesar
seseorang melakukan kecurangan 36,22 dengan standar deviasi 4,702.
akuntansi, artinya, semakin tinggi tahap Hasil Penelitian yang sama
moralitas individu (tahap post- dikemukakan dalam hasil penelitian Sari
konvensional), semakin rendah tingkat (2015), yang menyatakan bahwa efektifitas
kecenderungan fraud terhadap pengelolaan sistem pengendalian internal berpengaruh
keuangan, sehingga tidak akan signifikan negatif terhadap fraud. Nilai
membuatnya melakukan kecurangan negatif menunjukan pengaruh yang
akuntansi yang akan merugikan organisasi berlawanan arah yang artinya bahwa
dan masyarakat. Hasil penelitian ini semakin tinggi efektifitas sistem
dibuktikan dengan penelitian terdahulu pengendalian internal maka semakin
yang dilakukan oleh Darma (2014), Saputra rendah fraud (kecurangan). Hasil Penelitian
(2015), Dewi (2017) Mawarni (2016), ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Septiari (2016) dan Yadnya (2017) Wilopo (2006), Pramudita (2013), Fitriyah
menyatakan bahwa moralitas individu (2015), Julyana (2015), Mawarni (2016),
berpengaruh negatif dan signifikan Sadewo (2017) dan Yadnya (2017) yang
terhadap kecenderungan (fraud) akuntansi. menyatakan bahwa terdapat pengaruh
Pemaparan diatas memperlihatkan negatif dan signifikan antara pegendalian
beberapa penelitian yang cenderung internal dengan kecurangan akuntansi
menunjukan hasil moralitas berpengaruh dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang
signifikan negatif terhadap kecenderungan untuk melakukan hal tersebut. Peluang
fraud dalam pengelolaan keuangan pada tersebut dapat diminimalisir dengan adanya
Badan Usaha Milik Daerah pada Kabupaten pengendalian internal yang efektif. Semakin
Buleleng. baik pengendalian internal yang diterapkan
maka tindak kecenderungan fraud akan
Pengaruh Intern Control System menurun pada masing-masing entitas
terhadap Kecenderungan Fraud.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pengaruh Penegakan Hukum terhadap
secara parsial variabel intern control system Kecenderungan Fraud
berpengaruh signifikan negatif terhadap Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
kecenderungan fraud. Hasil ini dapat secara parsial variabel penegakan hukum
diketahui berdasarkan analisis regresi yang berpengaruh signifikan positif terhadap
dilakukan dengan ditunjukkan pada tabel 8, kecenderungan fraud. Hasil ini dapat
diperoleh nilai thitung yang negatif sebesar diketahui berdasarkan analisis regresi yang
13,625 < nilai ttabel sebesar 1,9849 dan nilai dilakukan dengan ditunjukkan pada tabel 8,
signifikan variabel ini sebesar 0,000 < 0,05. diperoleh nilai thitung yang positif sebesar
Dengan demikian hipotesis kedua dalam 2,621 > nilai ttabel sebesar 1,9849 dan nilai
penelitian ini diterima. Nilai negatif signifikan variabel ini sebesar 0,036< 0,05.
menunjukan pengaruh yang berlawanan Hasil ini tercermin dari hasil analisis
arah yang artinya bahwa semakin tinggi deskriptif pada variabel penegakan hukum
intern control system, maka semakin untuk indikator displin kerja memiliki rata-
rendah tingkat kecenderungan fraud dalam rata jawaban paling rendah yaitu, 2,78
sedangkan variabel penegakan hukum

Jurnal Akuntansi Profesi I 85


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

dengan indikator ketaatan terhadap hukum H1 diterima. Hal ini menunjukkan


memiliki rata-rata paling tinggi yaitu, 3,34, bahwa variabel Moralitas Individu
Secara umum variabel penegakan hukum berpengaruh negatif dan signifikan
dengan 100 responden dengan 5 item terhadap Kecenderungan Fraud.
pernyataan memiliki skor minimum 20 dan 2. Variabel pengaruh Intern Control
skor maksimum 40. Skor rata-rata sebesar System (X2), diperoleh nilai thitung yang
33,35 dengan standar deviasi 3,494. negatif sebesar 13,625 > nilai ttabel
Penelitian ini menemukan pengaruh sebesar 1,9849 dan nilai signifikan
yang searah terhadap kecenderungan Intern Control System sebesar 0,000 <
fraud. penelitian ini sejalan dengan Sari 0,05 sehingga H2 diterima. Hal ini
(2016) dan Oktaviani (2018) yang menunjukkan bahwa variabel Intern
menyimpulkan bahwa penegakan hukum Control System berpengaruh negatif
berpengaruh positif terhadap dan signifikan terhadap Kecenderungan
kecenderungan fraud, dalam hal ini Fraud.
penegakan hukum merupakan bentuk 3. Variabel pengaruh (X3), diperoleh nilai
tindakan nyata oleh subjek hukum kepada thitung yang positif sebesar 2,621 > nilai
hukum yang berlaku dengan mentaati ttabel sebesar 1,9849 dan nilai signifikan
hukum yang ada pada suatu negara. Penegakan Hukum sebesar 0,036 <
Berdasarkan hasil penelitian bahwa 0,05 sehingga H3 diterima. Hal ini
penegakan hukum berpengaruh signifikan menunjukkan bahwa variabel
positif terhadap kecenderungan fraud Penegakan Hukum berpengaruh positif
dalam pengelolaan keuangan pada Badan dan signifikan terhadap Kecenderungan
Usaha Milik Daerah di Kabupaten Buleleng Fraud.
disebabkan karena faktanya dilapangan
kebanyakan masyarakat mengerti tentang SARAN
hukum tetapi sebagian orang tidak Adapun saran yang peneliti berikan
mematuhinya. Banyak hukum yang menjadi berkaitan dengan penelitian ini adalah
dasar mengenai pengelolaan keuangan sebagai berikut:
Daerah, Undang-Undang, maupun (1) Bagi Pemerintah, Melalui penelitian ini
Peraturan Pemerintah yang melarang diharapkan dapat bermanfaat bagi Badan
melakukan fraud bagi pegawai dan pejabat Usaha Milik Daerah dalam usaha
pemerintah, dan banyak sanksi yang menurunkan tingkat kecenderungan fraud
dikenakan kepada pelaku fraud diantaranya dalam pengelolaan keuangan sehingga
hukuman pidana berupa hukuman penjara, terus mampu menjadi salah satu sumber
denda uang dan masih banyak lagi, namun dalam peningkatan pendapatan asli daerah.
masih saja banyak kasus demi kasus yang Melalui penelitian ini diharapkan pula lebih
terjadi sehingga dilihat bahwa hukum professional dalam mengelola keuangan
seperti tidak memiliki kekuatan bagi pelaku dengan mengoptimalkan sumber daya
fraud. manusia dengan mengadakan pelatihan
Berdasarkan uraian diatas penegakan yang berkaitan dengan moralitas individu
hukum berpengaruh signifikan positif pada karyawan/pegawai, mempertahankan
terhadap kecenderungan fraud dalam intern control system yang efektif dan
pengelolaan keuangan Badan Usaha Milik efisien dan sosialiasi penegakan hukum
Daerah Kabupaten Buleleng. untuk mencegah tingkat kecenderungan
fraud pada Badan Usaha Milik Daerah.
SIMPULAN DAN SARAN (2) Bagi Peneliti Selanjutnya, Jika peneliti
SIMPULAN tertarik melakukan penelitian yang sama,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diharapkan untuk lebih mengembangkan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: variabel yang diteliti, selain itu menambah
1. Variabel pengaruh Moralitas Individu indikator maupun daftar pernyataan yang
(X1) diperoleh nilai thitung yang negatif akan digunakan agar hasil penelitian yang
sebesar 4,023 > nilai ttabel sebesar diperoleh dapat lebih baik. Diharapkan juga
1,9849 dan nilai signifikan Moralitas dapat memperoleh responden dan ruang
Individu sebesar 0,000 < 0,05 sehingga

Jurnal Akuntansi Profesi I 86


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

lingkup penelitian agar lebih dapat


digeneralisasi. Puspita, Novita dan Eko Suwardi. 2012.
Pengaruh Moralitas Individu dan
DAFTAR RUJUKAN Pengendalian Internal terhadap
Darma, I Made Prawira, dkk. 2014. Pengruh Kecenderungan Kecenderungan
Moralitas Individu, Asimetri Informasi, Kecurangan Akutansi; Studi
dan Efektivitas Pengendalian Internal Eksperimen pada Konteks
Terhadap Kecenderungan Pemerintahan Daerah, Jurnal
Kecurangan (Fraud) Akuntansi Studi Akuntansi Universitas Gajah Mada.
Empiris pada Badan Usaha Milik
Daerah Kabupaten Buleleng. Skripsi. Santosa, Purbayu Budi, dan Asahari. 2005.
Jurusan Akuntansi Program S1 Analisis Statistik dengan Microsoft
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Excel dan SPSS.Penerbit
Universitas Pendidikan Ganesha. Andi,Yogyakarta.

Dewi, G. A. K. R. S.2017. Pengaruh Sari, Deviana, 2016 Analisis Faktor-Faktor


Moralitas Individu dan Pengendalian Yang Mempengaruhi Terjadinya
Internal pada Kecurangan Akuntansi Fraud Pada Sektor Pemerintahan
(Studi Eksperimen pada Pemerintah Kota Bandar Lampung: Persepsi
Daerah Provinsi Bali). Tesis, Pegawai Pemerintahan. Skripsi.
Universitas Udayana. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
Dewi, Komang Tri Kartika. 2017. Pengaruh
Sistem Pengendalian Kas, Simanjutntak, Ridwan, 2013, Pengertian
Implementasi Good Governance, dan Pencegahan Kecurangan, Seri
Moralitas Aparatur Pemerintah Departemern Akuntansi: FEUI.
Daerah, dan Persepsi Kesesuaian
Kompensasi terhadap Financial Septiari, Ni Made 2016.Pengaruh
Fraud (Studi Empiris pada SKPD di Pengendalian Intren Kas,
Kabupaten Buleleng). E-Journal Implementasi Good
S1 Ak Universitas Pendidikan Governance,Persepsi Kesesuaian
Ganesha Jurusan Akuntansi Kompensasi,Dan Moralitas Individu
Program S1, Vol.7, No. 1 Terhadap Kecurangan (Fraud)
Akuntansi Pada LPD Di Kecamatan
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Ananlisis Tampaksirirng Kabupaten Gianyar.
Multivariate dengan Program IBM Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
SPSS 23. Semarang:Badan Penerbit UniversitasLampung.
Universitas Diponegoro Jurusan Septiningrum.2016. Pengaruh Persepsi
Akuntansi Program S1, Vol.7, No. 1 Mahasiswa Mengenai Konflik
Kepentingan terhadap Kesenjagan
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Ananlisis Anggaran Dalam Penyusunan
Multivariate dengan Program IBM Anggaran Partisipasif. Skripsi.
SPSS 23. Semarang:Badan Penerbit Program Studi Akuntansi Fakultas
Universitas Diponegoro. Ekonomi Universitas
NegeriYogyakarta.
Mawarni, Komang Tiara. 2016. Pengaruh
Efektifitas Pengendalian
Internal,Moralitas Individu, Asimetri
Informasi dan Implementasi Good
Governance terhadap
Kecenderungan Fraud (Studi
Empiris pada SKPD di Kabupaten
Klungkung). Skripsi. Universitas
Pendidikan Ganesha.

Jurnal Akuntansi Profesi I 87


VOL. 10 NO. 2 DESEMBER 2019
p-ISSN : 2338 6177, e-ISSN : 2686-2468

Yadnya, Made Dwi Kusuma, 2017.


Pengaruh Moralitas Individu,
Efektivitas Sistem Pengendalian
Internal, Dan Ketaatan Aturan
Akuntansi Terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud) (Studi Kasus
Pada KSP Kecamatan Buleleng).
Skripsi. Jurusan Akuntansi Program
S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pendidikan Ganesha.

Zulkarnain, Rifqi Mirza. 2013. Faktor-Faktor


yang mempengaruhi terjadinya
Fraud di sektor pemerintahan (Studi
Kasus Pada Dinas Se-Kota
Surakarta).Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.

Jurnal Akuntansi Profesi I 88

Anda mungkin juga menyukai