Tugas Mku Fawazzamzami

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

NAMA : FAWAZ ZAM ZAMI

NIM : 1901050

MATKUL :M

1. Biaya mengacu pada biaya produksi dan operasi atau perkiraan jumlah yang orang bayar
atau keluarkan untuk berbelanja sesuatu.
Pengeluaran mengacu pada pengeluaran tetap bulanan seperti sewa, utilitas, dan pengeluaran
tetap lainnya.
2. “Biaya terkendali adalah biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat
pertanggungjawaban tertentu dalam jangka waktu tertentu. (Supriyono,2001)
3. Harga Pokok Penjualan (HPP) = Persediaan Barang Awal + Harga Pokok Produksi –
Persediaan Barang Akhir
4. Ada tiga hal penting yang harus diperhitungkan ketika menentukan harga jual, yaitu: Biaya
variabel, Margin profit, Biaya tetap.
5. Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana pendukung aktivitas
operasi perusahaan. Anggaran memiliki dua peran penting di dalam sebuah organisasi, yaitu
pertama berperan sebagai alat perencanaan dan kedua berperan sebagai alat pengendalian.
Secara umum anggaran memiliki tujuan sebagai bahan informasi kepada manajemen dalam
pengambilan keputusan di perusahaan.
6. A n g g a r a n k e u a n g a n a d a l a h a n g g a r a n u n t u k menyusun anggaran neraca.
An g g a r a n k e u a n g a n , a n t a r a l a i n t e r d i r i d a r i : anggaran kas, anggaran putang,
anggaran sediaan,anggaran utang, dan anggaran neraca.
A n g g a r a n o p e r a s i o n a l a d a l a h a n g g a r a n u n t u k menyusun anggaran rugi-laba.
A n g g a r a n o p e r a s i o n a l a n t a r a l a i n t e r d i r i d a r i : anggaran jualan, anggaran biaya
pabrik, anggaranbiaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung,
anggaran biaya overhead pabrik, anggaranbeban usaha, dan anggaran rugi-laba.
7. Siklus anggaran

Tahap anggaran

Tahap Persiapan (Preparation)

a. Pemberian arahan berdasarkan Rencana Strategis Organisasi


Hal ini dapat disampaikan melalui pimpinan organisasi/ dewan pembina organisasi
dengan memberikan pandangannya mengenai berbagai peluang serta
kemungkinan/arahan stategis terkait kegiatan yang akan dilakukan

b. Usulan/Masukan dari tingkatan unit kerja/program


Arahan dari pimpinan organisasi/dewan pembina akan ditindaklanjuti oleh unit
kerja/program melalui pengajuan disain program yang dilengkapi dengan estimasi biaya
yang diperlukan. Selain itu, dibutuhkan juga indikator pencapaian untuk memudahkan
proses monitoring dan evaluasi.
Dalam mengembangkan anggaran dibutuhkan pula sifat fleksibiltasnya, yang dikenal
dengan Anggaran Fleksibel. Anggaran yang menyesuaikan (flexes) untuk perubahan
volume aktivitas dengan jumlah rupiah yang dianggarakan. Anggaran ini sangat
bermanfaat untuk mengendalikan biaya produksi dan beban operasi.
Fleksibilitas anggaran ini disusun berdasarkan pola perilaku biaya berupa biaya tetap dan
biaya variable sehingga dapat membantu dalam membuat perbandingan dengan lebih
valid karena besarnya tingkat pengeluaran dan pendapatan dapat teridentifikasi dengan
baik dengan analisis yang terperinci terkait bagaimana setiap biaya dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan kegiatan organisasi.

Tahap Ratifikasi (Ratification)

c. Kompilasi usulan anggaran


Proses selanjutnya adalah pengumpulan/kompilasi seluruh usulan anggaran dan
mendiskusikannya bersama. Hal ini penting dilakukan, karena pada tahapan ini usulan
dari berbagai pihakunit kerja/program akan digabungkan menjadi rencana anggaran
organisasi. Dengan dilakukannya penggabungan ini, sinkronisasi antar program dapat
terjalin satu sama lain.
Namun perlu diingat, setiap masukan/usulan yang diberikan dan sinkronisasi program
yang diajukan senantiasa harus memperhitungkan kepentingan organisasi dan realitas
yang ada dilapangan. Oleh karena itu pengkategorian& skala prioritas usulan anggaran
penting dilakukan.

Tahap Implementasi (Implementation)

d. Anggaran Penerimaan
Tahapan terpenting dalam proses penyusunan anggaran organisasi adalah memprediksi
sumber dana untuk membiayai kegiatan yang direncanakan. Padahal sumber dana dikenal
sebagai bagian dari anggaran yang tidak dapat dikontrol oleh organisasi. Oleh karena itu,
penting untuk melihat dan menghitung kembali besaran perkiraan dengan menggunakan
data historis yang dimiliki karena perkiraan pendapatan akan mempengaruhi secara
langsung tingkat kegiatan yang akan dilakukan.

Hal ini tidak lepas dari peran bagian keuangan sebagai penyusun dan pengelola anggaran
kas organisasi. Anggaran ini akan menunjukkan rencana dan penggunaan kas dalam satu
tahun anggaran. Dalam penganggaran ini terdiri dari rencana aliran kas masuk dan juga
rencana aliran kas keluar.

Sifat dari aliran kas tersebut baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar maka akan
bersifat dengan terus menerus. Dengan membuat anggaran kas yang juga menjadi
aktivitas dalam manajemen keuangan tersebut maka organisasi bisa mempersiapkan
pengelolaan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Adanya anggaran kas juga
bisa digunakan sebagai dasar kebijakan untuk mendapatkan modal. Yang lebih penting
bahwa dalam pembuatan anggaran kas ini maka bisa dijadikan penilaian terhadap
realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya.

e. Skenario Anggaran
Untuk mengantisipiasi sulitnya memprediksi besaran anggaranpenerimaan, dapat dibuat
anggaran penerimaan dalam berbagai skenario yang terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu
konservatif, moderat, dan agresif.
Tingkat konservatif berarti, perkiraan sumber dana diprediksi berdasakan pada sumber
dana dengan tingkat kepastiannya yang tinggi, yaitu dari sumber dana yang sudah pasti
didapatkan. Tingkatan moderat, artinya anggaran ini mempertimbangkan sumber dana
yang relatif lebih rendah tingkat kepastiannya. Dengan demikian, sumber dana suatu
organisasi akan lebih besar diperhitungkannya dibandingkan dengan tingkatan
konservatif. Sedangkan anggaran dengan tingkat agresif, mempersepsikan sumber dana
yang akan diperoleh termasuk dana yang lebih kecil kepastian perolehannya. Dengan
demikian, pada tingkatan ini anggaran suatu organisasi memiliki sumber dana lebih
dibandingkan konservatif maupun moderate.

Berdasarkan skala prioritas, skenario konservatif menunjukkan bahwa kegiatan yang


dimiliki mempunyai priortas utama dengan mementingkan hal-hal esesnsial yang
mempengaruhi periode yang bersangkutan. Lain halnya dengan moderate maupun
agresif, skenario ini cenderung memiliki kegiatan-kegiatan yang berada pada prioritas
yang lebih rendah dalam pengerjaannya dapat dilakukan kemudian disesuaikan dengan
ketersediaan sumber dana.

f. Penentuan Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Setelah menentukan skenario yang digunakan, langkah selanjutnya adalah menentukan


besaran biaya yang akan dianggarkan, yaitu identifikasi biaya tetap (fixed cost) yaitu
biaya yang harus dikeluarkan tidak tergantung pada tingkat kegiatan yang dilakukan
organisasi atau dengan kata lain ada atau tidak ada kegiatan biaya-biaya tersebut harus
dikeluarkan. Misalnya, biaya sewa kantor, gaji pegawai keuangan dan administrasi, gaji
pimpinan dan overhead lainnya bersifat tetap dan terus menerus.
Cara yang mungkin dilakukan adalah dengan menggunakan data historis yang dimiliki
dari periode yang lalu dijadikan sebagai dasar perkiraan dikaitkan dengan beban yang
dikerjakanjuga mempertimbangkan dengan memperkirakan kenaikan harga yang
mungkin akan terjadi.

Biaya lain dengan karakter yang berbeda adalah biaya variabel. Biayaini adalah biaya-
biaya yang diperkirakan akan timbul sejalan dengan volumekegiatanyang direncanakan
oleh organisasi. Dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel, maka
bilapendapatan organisasi terbatas, prioritas utama diberikan kepada pemenuhanbiaya
tetap. Hal ini dilakukan karena biaya tetap merupakan biaya yang sulit untuk dihindarkan.
Bahkan meskipun organisasi tidak memiliki aktivitas programapapun, biaya tetap ini
senantiasa muncul.

Tahap Pelaporan dan Evaluasi

g. Proyeksi arus kas


Berdasarkan tahapan-tahapan di atas, tahapan akhir adalah menyusun anggaran
menggunakan komponen anggaran penerimaan yang terdiri dari tiga skenario yang
tersedia, pengeluaran per unit kerja/program dengan menggunakan skenario yang sama,
menetapkan  biaya tetap (fixed cost) pengelolaan organisasi sebagai minimum pendapatan
yang harus diperoleh.
8. Jenis anggaran yang harus dimiliki organisasi/perusahaan

a. Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan merupakan anggaran yang dibuat untuk memprediksi penjualan


di masa yang akan datang dan di dalamnya berisi seluruh jenis barang yang akan
dijual, harga, jumlah, waktu, dan tempat penjualan. Pada umumnya, anggaran
penjualan akan disusun berdasarkan proyeksi penjualan yang hendak diberikan oleh
perusahaan. Selain itu, anggaran penjualan juga biasanya dibuat dalam satu periode
yang di dalamnya berisi rencara anggaran untuk satu periode. Anggaran penjualan
juga sering dianggap sebagai suatu anggaran utama dan dasar dari penyusunan jenis
anggaran lainnya.

b. Anggaran Produksi

Anggaran produksi berisi tentang seluruh rencana unit perusahaan yang kelak hendak
diproduksi dalam periode anggaran. Anggaran produksi juga adalah landasan dari
suatu pembuatan anggaran biaya produksi yang di dalamnya ditentukan berdasarkan
rencana dan juga penjualan atau persediaan yang sebelumnya sudah direncanakan
seperti biaya dasar produksi, tenaga kerja, bahan baku, dan pabrik.

c. Anggaran Biaya Produksi

Mulyadi (2000) berpendapat bahwa anggaran produksi adalah suatu rencana dari
berbagai biaya yang terjadi untuk bisa mengolah bahan baku menjadi produk yang
siap jual. Sedangkan Aliminsyah (2003) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah
rencana biaya produksi yang terjadi dalam kurun waktu satu periode tertentu di masa
depan. Umumnya, satu periode dalam penyusunan anggaran diartikan sebagai satu
tahun anggaran. Tahun tersebut dapat disusun melalui metode anggaran kontinyu atau
anggaran perpetual, yaitu anggaran yang terperinci menjadi anggaran bulanan,
dimana pada tiap anggaran bulan yang bersangkutan dan saldo akhir pada bulan itu
sendiri.

d. Anggaran Biaya Bahan Baku

Anggaran biaya bahan baku adalah anggaran yang direncanakan secara lebih
terperinci atas jumlah unit bahan mentah yang diperlukan untuk menyelenggarakan
proses produksi selama periode yang akan datang, sebagai suatu dasar untuk
menyusun budget belanja bahan mentah dan budget biaya bahan mentah.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa bahan baku yang digunakan oleh suatu
pabrik secara tradisional terbagi menajadi bahan langsung dan bahan tidak langsung.
Biasanya, bahan langsung merupakan bahan baku yang menjadi bagian terpadu dari
bagian produksi dan bisa ditetapkan langsung menjadi harga pokok produk barang
jadi.

e. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pada prinsipnya, tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja di pabrik yang secara
langsung terlibat pada seluruh proses produksi dan biayanya akan dikaitkan pada
biaya produksi atau barang yang diproduksi. Anggaran upah tenaga kerja langsung
merupakan anggaran yang direncanakan secara detail tentang upah yang akan
dibayarkan oleh tiap tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang.

Di dalamnya nanti akan meliputi rencana tentang jumlah waktu yang memang
dibutuhkan oleh para tenaga kerja langsung untuk bisa menyelesaikan unit yang akan
diproduksi, tarif upah yang akan dibayar pada para pekerja langsung dan kapan
waktunya mereka menjalankan proses produksi, dimana masing-masing dari mereka
nantinya akan dikaitkan dengan jenis produksi yang akan dihasilkan, serta tempat
dimana para pekerja langsung akan beroperasi.

f. Anggaran Overhead Pabrik

Anggaran overhead pabrik berisi tentang perencanaan biaya overhead pabrik selama


periode anggaran dan bisa digunakan untuk laporan penyusunan anggaran kas serta
laba-rugi. Biasanya, anggaran ini akan meliputi berbagai biaya yang harus
dikeluarkan dalam pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tidak langsung,
pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, sampai pada fasilitas lain yang
dibutuhkan dalam suatu proses produksi.

g. Anggaran Persediaan

Pada umumnya, anggaran persediaan akan memuat seluruh hal mengenai suatu
persedian dalam periode tertentu. Di dalamnya, perusahaan akan membuat
perencanaan anggaran persediaan secara detail, mulai dari nilai persediaan dan
jumlah persediaan yang masih tersedia dalam periode yang akan datang.

Disisi lain, anggaran persediaan yang dilakukan pada perusahaan manufaktur


biasanya terdiri dari tiga jenis anggaran persediaan, yaitu material, barang setengah
jadi, dan barang jadi.

h. Anggaran Program

Anggaran profram merupakan anggaran operasional atau kegiatan perusahaan


berdasarkan seluruh program utama perusahaan yang berbentuk jenis produk, seperti
program pengembangan dan juga penelitian. Anggaran ini dibuat untuk membantu
perusahaan dalam menganalisa kesesuaian setiap program yang dijalankan
perusahaan.
i. Anggaran Pertanggungjawaban

Anggaran pertanggungjawaban merupakan anggaran yang didalamnya terdapat


anggaran operasional atau kegiatan perusahaan yang disusun berdasarkan pusat
pertanggungjawaban perusahaan. Umumnya, anggaran ini berfungsi sebagai alat
pengendali yang digunakan untuk seluruh bagian manajer perusahaan.

j. Anggaran Pengeluaran Modal

Anggaran pengeluaran modal berisi tentang seluruh prediksi perubahan aktiva tetap
oleh suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu. Anggaran ini dibuat atas dasar
estimasi penjualan dan dimanfaatkan sebagai dasar penyusunan anggaran
kas, overhead pabrik, dan biaya non produksi.

k. Anggaran Kas

Anggaran ini berisi tentang estimasi sumber dan penggunaan kas dalam kurun waktu
tertentu. Selain itu, anggaran ini juga berisi anggaran operasi dan anggaran
pengeluaran modal, serta dimanfaatkan sebagai suatu dasar dalam menyusun
anggaran neraca. Sementara itu, anggaran ini juga sering dimanfaatkan untuk
membantu menjaga likuiditas perusahaan.

l. Anggaran Laba-Rugi

Anggaran laba-rugi dibuat berdasarkan anggaran operasi yang didalamnya berisi


prediksi laba-rugi perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, anggaran ini
juga bisa dimanfaatkan untuk dasar perencanaan anggaran neraca.

m. Anggaran Neraca

Anggaran neraca merupakan anggaran yang di dalamnya berisi tentang rencana


keuangan atau aktiva, utang, dan modal perusahaan di awal dan di akhir periode.
Anggaran neraca disusun beradasarkan hasil anggaran kas dan anggaran laba-rugi,
serta dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam pembuatan anggaran perubahan posisi
keuangan.

n. Anggaran Posisi Keuangan

Anggaran terakhir yang wajib dimiliki oleh sebuah perusahaan adalah anggaran posisi
keuangan. Anggaran ini berisi tentang suatu rencana perubahan utang, aktiva, dan
modal perusaan selama periode anggaran ditetapkan. Dalam menyususn anggaran
posisi keuangan, pihak perusahaan bisa meilhat hasil anggaran neraca yang
sebelumnya telah dibuat.

9. Dalam perusahaan, peran mereka berbeda-beda, tetapi semua bertujuan mengembangkan


bisnis perusahaan. Dalam perusahaan, peran tiap-tiap stakeholder adalah sebagai berikut.

1. Pemegang saham dan pemilik berperan sebagai penyedia modal dalam perusahaan agar
operasional berjalan. Mereka sebagai stakeholder adalah pengawas yang mengamati
kinerja bawahannya.
2. Pegawai yang menjadi faktor penentu kinerja suatu perusahaan. Itu sebabnya mereka juga
menjadi pemangku kepentingan perusahaan.
3. Supplier atau pemasok turut memengaruhi kinerja perusahaan sehingga mereka juga turut
menjadi pemangku kepentingan.
4. Konsumen berperan juga sebagai pemangku kepentingan karena mereka yang
menggunakan produk kita dan menilainya.
5. Bank adalah individu atau perusahaan yang memberikan bantuan modal untuk
operasional perusahaan.
6. Pesaing atau kompetitor turut berperan dalam keputusan, kebijakan, dan proyek
perusahaan. Cek saja perusahaan mobil Toyota dan Honda yang bersaing ketat di pasar
Indonesia.
7. Pemerintah adalah pihak yang juga jadi pemangku kepentingan sebuah perusahaan.
Keputusan yang diambil pemerintah baik pusat maupun daerah turut memengaruhi
kebijakan, keputusan, dan proyek yang akan dilaksanakan suatu perusahaan.

10. Strategi Mengelola Biaya

Dibawah ini adalah strategi untuk mengelola biaya agar lebih strategis:

a. Menentukan biaya kapital perusahaan


Langkah pertama yang diambil adalah memeriksa dan menentukan semua biaya yang termasuk
dalam biaya kapitalisasi seperti overhead persediaan untuk produksi.

b. Rutin melakukan update biaya


Meng-update biaya di setiap awal tahun belum cukup untuk memastikan keakuratan biaya
persediaan. Jika biaya pengadaan produk mengalami perubahan sejak biaya standar terakhir kali
dilakukan, maka biaya persediaan tidak akurat.

c. Memonitor cadangan di neraca


Setiap komponen persediaan dihasilkan dengan biaya yang berbeda dari biaya standar yang
sudah ditentukan. Karena itu analisa pembelian dan biaya produksi untuk kapitalisasi harus
dilakukan di setiap periode pelaporan. Pada saat selesai dianalisa, varians kapitalisasi harus
direkam dalam “Biaya standar ke biaya sebenarnya” dalam persediaan pada neraca. Dengan
demikian maka cadangan ini dapat menyesuaikan saldo persediaan perusahaan untuk biaya
sebenarnya

11. Jejak audit adalah rutinitas yang dirancang untuk memungkinkan analis, pengguna,
atau auditor memverifikasi proses atau area dalam sistem baru. Dalam sistem
manual, audit mencakup jurnal, buku besar, dan dokumen lain yang digunakan auditor
untuk melacak transaksi melalui sistem.

12. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut Darsono dan Ashari (2005:53)
menyatakan bahwa: 
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan
4. Menganalisis Laporan Keuangan

13. Adapun pembagian laporan yang muncul pada financial report adalah sebagai berikut.

a. Neraca keuangan

Neraca keuangan adalah bagian dari laporan keuangan yang berisi informasi mengenai
posisi aset dan kekayaan perusahaan pada satu periode tertentu. Sedangkan neraca
keuangan disusun atas tiga dasar informasi yaitu aset, kewajiban dan modal.

b. Laba dan rugi

Laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan yang menampilkan secara runtut
mengenai keuntungan dan kerugian yang terjadi pada satu periode tertentu. Dimulai dari
pengelolaan modal, produksi hingga hasil penjualan kemudian dapat disimpulkan nilai
laba maupun kerugian yang terjadi pada perusahaan. Cara membaca laporan keuangan
pada bagian laba dan rugi adalah dengan melihat keterangan yang mengikutinya.
Diantaranya adalah pendapatan dari penjualan yang dikurangi beban usaha, laba atau rugi
usaha yang ditambah/dikurangi penghasilan dan beban lainnya, laba atau rugi sebelum
pajak hingga total laba atau rugi bersih.
c. Arus kas

Arus kas pada laporan keuangan menunjukkan lalu lintas dana kas yang dipergunakan
untuk alokasi keperluan perusahaan. Tingkat dana kas yang tersimpan juga menjadi
perhatian penting bagi perusahaan dalam mengatur keuangan pada periode selanjutnya.
Arus kas juga dimaksudkan untuk memberi informasi terkait keluar masuknya dana kas
di sebuah perusahaan.

d. Perubahan modal

Perubahan modal termasuk dalam bagian laporan keuangan yang menjabarkan hasil dari
modal sebelumnya baik berupa peningkatan maupun penurunan aktiva bersih dan
kekayaan perusahaan. Pada bagian ini terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu
keuntungan atau kerugian. Jika yang terjadi adalah nilai untung maka akan terlihat dari
jumlah ekuitas yang meningkat, namun jika yang terjadi adalah rugi maka akan terlihat
dari jumlah ekuitas yang menurun.

e. CALK

Catatan Analisa Laporan Keuangan (CALK) adalah bagian dari laporan keuangan yang
terletak pada posisi paling akhir. Penutup laporan ini sering digunakan pada emiten
berskala besar yang memiliki perincian keuangan lebih padat. CALK bersifat mendukung
laporan keuangan pada perusahaan besar, sehingga jarang digunakan pada perusahaan
mikro. Bagian pada laporan keuangan ini memiliki penjabaran yang menyeluruh pada
segala aktivitas keuangan perusahaan sehingga biasanya mampu memakan jumlah lembar
yang banyak.

14. Menurut Sondang. S.Giagian (1999 : 16) menyebutkan  bahwa pengendalian biaya
merupakan suatu proses atau usaha yang sistematis dalam menetapkan standar pelaksanaan yang
bertujuan untuk perencanaan, sistem informasi  umpan  balik,  membandingkan  pelaksanaan 
nyata dengan perencanaan, menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta
melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan
tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.

15. Hal yang diperhatiakn untuk analisi anggaran

a. Memahami Kebutuhan dan Kemampuan Perusahaan

Untuk tahap pertama dari hal yang perlu diperhatikan ketika membuat anggaran
perusahaan adalah memahami kebutuhan dan kemampuan perusahaan itu sendiri. Hal ini
berkaitan dengan adanya perbedaan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Sehingga sebuah perencanaan tidak bisa dibuat sama rata pada masing-masing
perusahaan.

b. Meninjau Besaran Anggaran Setahun Terakhir

Tahapan selanjutnya yang bisa diperhatikan sebelum membuat anggaran perusahaan


adalah meninjau besaran anggaran setahun terakhir. Ini bisa menjadi sebuah data yang
valid mengenai perkembangan keuangan didalam perusahaan itu sendiri setahun terakhir.
Apakah mungkin mengalami kemunduran atau penambahan karena keduanya memiliki
tips dan trik penyusunan anggaran yang berbeda.

c. Menyusun Panitia Penanganan Anggaran

Hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat anggaran perusahaan lainnya adalah
menyusun panitia untuk membuat anggaran itu sendiri. Jadi perusahaan tidak perlu
menyusun sebuah anggaran tanpa perhitungan matang dari pelaksana yang mumpuni di
bidangnya. Untuk panitianya sendiri bisa berasal dari staf bidang keuangan yang
dibawahi langsung oleh pihak management perusahaan untuk mengawal perencanaan.

d. Menentukan Pedoman Anggaran

Langkah selanjutnya sebelum membuat sebuah anggaran adalah membuat pedoman dasar
dari anggaran itu sendiri. Dimana didalamnya berisi rencana besar yang meliputi
tujuan,asumsi dan keuntungan dengan perencanaan yang dibuat tersebut. Pemetaan dan
pembuatan pedoman ini menjadi penting untuk dijadikan pegangan agar pembuahan tidak
melebar kemana-mana.

e. Membuat Persiapan Anggaran

Pada tahapan ini sendiri pihak terkait bisa mendapatkan informasi kebutuhan lewat
pelaporan masing-masing divisi dalam perusahaan. Jadi tidak hanya menjadi tugas dari
perencana keuangan tetapi juga sinergi dari berbagai elemen di dalam sebuah perusahaan.
Persiapan ini didalamnya meliputi koordinasi antar bidang, pembuatan laporan keuangan
hingga mengarah pada tahapan lanjutan

16. Varians Merugikan/ negatif


Penting untuk membahas varians anggaran yang merugikan (atau negatif) lebih lanjut
karena konsekuensinya yang merusak dan berpotensi parah untuk bisnis.

Salah satu cara paling umum perusahaan mengalami varians anggaran yang merugikan
adalah melalui estimasi pengeluaran yang buruk di masa depan. Perusahaan dapat
berasumsi bahwa suatu proyek akan menelan biaya lebih sedikit daripada biaya akhirnya,
apakah karena kurangnya informasi yang akurat tentang biaya Biaya Tetap dan Biaya
Variabel Biaya adalah sesuatu yang dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara
tergantung pada sifatnya. Salah satu metode yang paling populer adalah klasifikasi
menurut biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap tidak berubah dengan kenaikan /
penurunan dalam satuan volume produksi, sedangkan biaya variabel semata-mata
merupakan biaya tergantung atau tidak terduga. Perusahaan juga dapat mengalami
varians negatif jika mengizinkan politik perkantoran atau industri untuk menentukan
target pengeluaran yang rendah secara tidak wajar.

17. Varians Positif


Banyak perusahaan melaporkan varians anggaran yang positif. Untuk melakukannya,
sebagian besar perusahaan menetapkan anggaran yang memadai untuk proyek individu atau
operasi secara umum. Mereka berusaha seakurat mungkin dalam memungkinkan
pengeluaran, dengan penyangga bawaan dana ekstra untuk menjaga terhadap biaya tertentu,
yaitu:

 Biaya tak terduga terkait dengan persediaan


 Komplikasi dengan proyek / tugas
 Perubahan di pasar
 Masalah di seluruh perusahaan (skandal Skandal Akuntansi Teratas Dua dekade
terakhir melihat beberapa skandal akuntansi terburuk dalam sejarah. Miliaran dolar
hilang sebagai akibat dari bencana keuangan ini. Dalam hal ini, perubahan dalam
manajemen, perubahan prosedural / operasional)

Anda mungkin juga menyukai