Anda di halaman 1dari 475

14ESIN

TENAGl\
l - ,2

1. MESlli KUFANG TENroA

Apabila tenagarresin dirasakan sudah berkurang bila dibandingkan· pe-


ngan pada saat rreain tersebut dalam keadaan baru, ini berarti beberapa karponen
dari rresin tersebut sudah nengalami kerusakan atauperubahan stelan. Bila suatu
kendaraan dard senenjak barunya sudah terbiasadengan perawatan bezkal.a , maka
terhadap gejala tersebut sangatlah mudah .untuk roenqerahui, penyebabnya, Tetapi
bila . sebaliknya maka akan sukar untuk nengetahui penyebabnya.
Dalam hal trouble shooting inidapatlah diuraikan beberapa kanponen
. penyebab dar! tirobulnyagejala tersebut yait~ mesin kuranq tenaga yang dapat
diuraikandalam kelarpok kcmponen besar sepert.I

(a). Cylinder block assy


(!?>. Cylinder head assy
(e). Lubrication system
(d)', Cool.inq system

Bagian-bagian daricylinder .block assy yanqdapat; nenirobulkan \;Te~!;4_.1a

tenaga nesdn l:erkurang dapat diuraikan sebagai berikut' ;

- Piston
- silinder

5eperti talari di.jel.askan :,ada buku step 2 bahwa roeain adalah .suatu
-e alat pentJah enerqi, panas roenjadi, energi rrekanis danperubahan itu te:t·jc.{ti patltJ
kcnponen silinder dan 'pi.stcnnya. Apabila antara kedua kanponen ini terdapat ke-
tidak sesuaian maka perubahan energi yang terjadi akan berkurang dari y~~\g di-'"
harapkan, Ketidak' sesuaian tersebutdapat berupa ;

Celah yang terlalu besar akan rrengakibatkan terjadinya kebe~::{'9as


dari dal.am.si.Linder keluar. Bentuk kebocoran gas ini dapat berupa gas yanq oe--:
lum terbakar (gasbaru) maupun gaspembakaran (pada proses pemoakaran) , KerJu~
" ,

bentuk kebocoran ini rrenyebabkan terj edinyakenaikan kerugian akibat; gas atau
I -4

Bagian-ba.gian dari cylinder head assy yang dapat roenimoulkar, gejala


mesin kurang ·tenaga adalah sebagl'l\~iI)jl-"\lS'~,~n""'t~1;::

- Katup (valve)
-Dud katup (valve seat)
- C.,asket kepala silinder (cylinder head gasket)
- Ruang bakar (canbustion chamber)

* Katup *
Katupbesertaperangkatnyab · terdafX\tketidaksesuaiC\f akan meny
ebabkan rrenurunnya tenagamesin. Ketidak sesuaian tersebut dapacberupa 0:

Jika valve face terbakar, langkah kanpresi dati roes.in akan sangat
tidak efektip. Ini dikarenakan .banyak gas yang terbuangpa.da saat langkah ter-
0

sebut; Kejadian iniakan sarna halnya:a1&ngaIl cel ah yang t er l al u <besaf antara pi


stan dengan °silinder seperti telah dijelaskan terdahulu.

fli.C~lahi~1::UP.•. terla.lu.··.·~,,~~;i,
Celah yang terlalu rapat akan menimbulkan kebocorangas pada saat
langkah kanpresi seperti terbakarnya valve face. -Jika celah katup tidm: ada ~

rna sekali, kemungkinankatup tidakdudukrapat pada dudukannya yang be!:a:tf.:l i


5a. ff

rna dengan cerbakamya valve face. Tetapi hila celah katup lebih kecil Qa..rf sp~
sifikasinya akan menyebabkan rrengambangnya katup pada seat, putaran ting'Ji;; Kf~~­

dua konpisitersebut pasti menurunkan tenaga rresin.

3).~q¢l~ka'tUP .ter1a1u • r~ngg¥lg:


Celah katupyang terlalu renggang menyebabkan berkurangnya sudut ~
n tingginya pembukaan katup. Untuk katup masuk akan berakibat menurunnya jun-
1ah gas baru yang dapat masuk kedalafu sf.Linder sedanqkanuntuk ka.tupbUC\.ng ·aka
n berakibat tertahannya piston pada saat langkah panbuangan. Kedua kondisi teE
sebut selanjutnya akan menurunkankanampuan pemod.Lasan sehingga terjatli efisi~
si }?e11gisian yang kecil dan tenaga meain pasti berkurang.

~°Dl.1dukan katup (valve sea tli;

Dudukan katup juga dapat rrenyebabkan berkurangnya tei1.aga. mes in ji..1<,~

terdapat ketidak sesuaian dengan katupnyCi:. Ketidak sesuai.an terS(?Dlrt dapat beE.
upa ter:ba.ka!.nya dudukan katup. .tersebut.
1-6

kan terjadi. Kemungkinan-kernungkinan yang akan terjadi pada sistem pelumasan a-


pabila perfonnance nesin rrenurun adalah sebagai berikut ; .'

- Oil filter ~t

- Pelumas terlalu banyak


- Pelumas sudahterlalu kotor
- Ponpa oli sudah .rusak
- Pressure regulator nacet
-pelumas terlalu panas

i~~iOi.lf.i1.ter······~t .• *
Jika oil filter marrpet., sf.rkul.asf pelurnas nenjadi $~dlJl.l'tr.iSteK.~alJ~1!~

Hal ini akan rrenaikkan atau IreInp:rbesarift;.~i..p~~qg¢sekart!ci


( friction/rrecha
nieal loss). Kenaikan dari nechanical loss ini sudah pasti akan nenurunkan daya
rrekanisyang dihasilkan rresin.

JiJ<:.a hcil ini terj"adi, operasd, dari rresin juga kemungkinan akan ter-

~~~~a banyaknya pe ltmas, Disanptng itur~~ yang ~rleh.ihan akan ini


!1~\1k!kert.'1an.g bakariitsehingga akan nenggangperribakaran pada nesin rersebut;•.

Gangguan penbakaran pada rresindapat 1:e~~nenunmnya.kec:epatan ranbat. dari PEa'


oses penhakaran (seperti nilaioktan yang tidak sesuai.) dan akibatnya adal.ah ~

nurunnya daya nesin yang dihasilkan.


"~;.i~t9~1!;.£$ig0A~!1.1alu.sedikit

Pelumas yang terlal~ sedikit akan sana halnya dengan oil filter roam
pet, seperti telah dijelaskan terdahulu •

Jika pelumas sudah terlalu kotor, pelumas tidak sepenuhnya rrenoogah


.*i~~._~.i..ii.I~if>~kbI'tulk\i.~~1tatt~.·.·ilEet~~i~llraclIlhal ini sarna seperti oil filter manpet.,
;W)~··6Usudahl:tlSa.k··.···tt

Seperti sudah diketahui sel:>elunnya bahwa sebaqai konponen :J'ang sa'19:


at pen~g dalam sistem pelumasan adalah poapa oli. Jikaterjadi kerusakaa dari
ponpa oli ini1:erarti sirkulasi dari pelurnaspasti terganggu dan gClllggUCUl Irri,
selanjutnya akan oil filtel.- ~fa,."l9 mara-
pet. Ke~akan };OITPa oli ini dapat berupa keausan .yanq berl.ebih~. F?da· g!..
gi-gigi ponpa maupun pada rumah porrpa yanq selanjutnya· akan rrenurunkan kapasita
s dan tekanan pemxrpaannya,
1-8

Terjadinya overheating dapat diamati pada ternperatur air pendingin "


yang selalu tinggi (jauh diatas terrperatur kerja i"ealnyal.Jikahalinite~a­
eli •berarti overheating.
tlFlri neraca panas hal ini sebetulnya akan rnenunmkan kerugian panas
karena pendinginan (cooling loss). Tetapi dengan keI1:aikan terrperatUri:~~~~llesinyartg.

diamati pada air pendingin ini~~lselcdDutnyaakahmenye~anbeberapakanp6neh


(~i.~ berlebihan akibat dard, 2
• •~m.mlr~;02,j2'.I_.~:~
pi.$tG'l'lipada."sil..iQdl:tjt;<
;
Akibat Lanjutan yang dapat dirasakan adalah .ClM't(l><,Kel~a.l..,"':0<
'~~k~ian··:··.·aki.bat.9~jsek~ij> {friction/nechanical los~)2!

~_Yebilb>di\~j."~£~E'bE!a.ting
• ·:. i.ni.·.iadalah:sebagai • . berikut

- Radiator .marpet;
- Sirip radiator·kotor
- Thenrostaat valve macet
-Flui..' coupling rusak
- Electrical radiator fan system rusak
- Patpa air macet

secara prinsip penyebclb dari overheat.inq a"liran dariair peri-


dingin dan udara pada radiator yang rrenqal.ami, gangguan • Penjelasan ini akan di-
uraikan secara detail pada sistem pendinginan tehtang penyebab dari overheating.
I - 10

2. ~sin Pincang

Pada kendaraan TO~arA biasanya rrenggunakan rresindengan jumlah· sil~


der lebih dar.i satu untuk rrendapatkan tenaga yang dibutuhkan oleh kendaraan teE.
sebut. Seperti telah diketahui sebelunnya bahwa rresin dengan silinder banyak ~
nghasilkan tenaga ·daripenjumlahan tenaga-tenaga yang dihasilkan oleh tiap s~l!.

ndernya. Untukrrenghasilkan tenaga ini sudah -pasti pada tiap s i.Lindernya hares
.terjadi pernbakaran sempuma.Jika padasalah satu silindernya terjadi pembakar-
an yang kurang sempuma maka hal tersebut akan berakibat timbulnya ·getarcln yang
besar pada" rresin tersebut yang lebih dikenal dengan mesin pincang. Jadi penyeba ...
b utama dari gejala rresinpincang adalah adanya salah satu silinder yang kurang
sempuma proses pembakararmya.
Pembakaran .kurang se.mpUrna bila ditinj au dar.i i tern "mesin bensin It
adalah .sebeqai. akibat dari tekanan kanpresi dari, salah satu silinder yang ren-
dah atau tekanan kanpresi tidak sarna "antar s.i.Lindernya,
Penyi.rrpangan .darf ~anan karpresi ini dapat di.sebabkan oleh bebera-
pa kaip:nen yang kurang serrpuma (kurang berfungsi dengan serrestinya) sepe.rrti
diuraikan berikut ini ;

- Katup dan dudukan katup - Kepala silinder


- Piston - Poras bubungan (camshaft)
- Silinder - M=kanisme katup

* Katup dan dudukan katup *


Katup dan dudukannya adalah suatu pasangan kanponen y~ sanqat ber-
pengaruh terhadap tekanan korpres.i yang terjadi .pada mesin. Apabila terdapat
beberapa ketidak sesuaian dari pasangan ini baik kedudukan maupun kerjanya akan
rrengakibatkan t.ekanan karpresi yang juga tidak sesuai yang d iharapkan,
Ke'tidak sesuaian tersebut dapat berupa

a). Celah katup tidal< sarna :

.Celah katup yang 'tidak sarna akan rrenyebabkan tekanan kanpresi ant.ar
silinder juga tidak sarna besar CD Ketidak samaan celah ini kemungkinan dapac beE
I - 12

* PISION *
seperti .telah diketahui pada buku step 2 dan' step 1 bahwa piston .~

rf\IDgsi untuk merubah energi panas menjadi, .energi .mekani.s , Mat perubahtini, ·ha-
rus berfungsi betul agar dapat nenghasilkan daya rrekanis yang diharapkan. Atpab!..
la terdapat panyimpanqan-penyiropanqan kerja dari piston tersebut dan FeI1Yimpan~
an hanya. terjadi pada salah satu silinder saja, ma.k.a akan berakibat pincangnya
rresin.
,.Penyimpangan-penyimpanga,n kerja dari piston tersebut· dapat diuraik~
, .
n sebagai berikut i

a). Keausan yang berlebihan dari piston


Jika piston telah aus, celah antara. piston dengan silindernya rrenj~

di terlalu besar sehingga .terjadi kebocoran .gas .saat; langkahusahadan kompres§.


i disanping itu juga terjadi penurunan effisiensi penqi.s.ian yang selanjutnya .~

an nenperkecil daya rrekanis yang dihasilkan oleh mes.in tersebut. Kejadian ini i
ika terjadi pada salahsatu silindernyasaja akan berakibat timbulnya. gejala Ire

sin .pincang. .

b) •. Ring pistonpatah
Ring piston yang patahpada sa lah satu silinder ~~aja juga akanber-
akibat rrenurunnya performance dari silinder tersebut dan sudah barang tet1tu a1<~

n berakibat pincangnya mesin. Hal tersebut disebabkan terjadinya ketx:>corangas


pada saat langkah kanpressi dan langkah usaha.

c). Kepala piston pecah (berlubang) :


Ring piston yang pa.tah berkeping-kepingakan menyebabkan rusaknya
alur yang terdapat pada piston. Kerusakan alur tersebut jika dibiarkan akan
rrenyebabkan alur bertambah besar dan pada saatnya pa.tahan ring piston akan ter-
lempar keatas piston dirnana saat piston berg&ak 'ke 'IMApa.tahan ring. t,"3rsebut
akan rrembocorkan kepa.la piston.
Akibat. dari seringnya t.imbul. knocking pa.da mesin juga dapa.t merrecah
kan piston atau kepal.a piston.
Jika pecahnya piston hanya terjadi pada salah .satu silinder saja,
akibatnya akan.p.mbul gejala mes.in pincang.

* SILINDER *
I - 14

a). Ruang bakar retak :


Jika ruanq bakar retak dimana retaknya rrengarah rrelintang denqan
cranksaft, pada ruang bakar tersebut berartl ada hubungan dengan udara luar roe-
lalui retaknya. Hal ini sudah pasti akan rrenyebabkan terjadinya kebocoran gas
saat, langkah kompressi dan langkah usaha, disamping itu jika retaknya searah d~
ngan crankshaft untuk mesin yang dilengkapi dengan duakatup tiap silindernya ~
an terjadi keboeoran antara saluran masuk dengan saluran buang sehingga terjadi
kebocozan gas saat langkah kanpressi .danlangkah usaha. Selain itu juga akan te
rjadi back firing saat pembakaran pada ruang. bakar ,
Retak yang searah dengan crankshaft juga akan rrenyebabkan terjadiny
a hubungan antar silinder. Jika ini terjadi hanya pada salah satu silinder ata
u antar dua silinder, pada rres.in akan timbul gejala. roes.in pincanq,

b). Casket; bocor, terbakar atau kepala silinder :rrelengkung :


Kejadi,an seperti disebutkan diatas akan sarna halnya dengan kasus ru
ang bakar retak dimana .akanterjadi kebocoran-kebocoran gas saat, langkah kompre
ssi dan langkah usaha dan jika hal ini terjadi hanya pada bagian untuk salah s~

tu silinder saja, maka rresinakan pincanq,

~"ro:ros BUBUNGAN (CAMSHAFT) *


Seperti telah dijelaskan .pada buku step 2 bahwa camshaftselain her
fungsi untuktrembukakatup juga' berfungsi rrengatur masa kerja katup (valve_ .tilll!.
ng) dan besar pembukaan katup pada mesin. Dari kerja camshaft inilah dapat dia-
tur .Lanqkah-Lanqkahdar.i, mesin misalnya untuk langkah pemasukan atau lal1g1tah ~
mbuangan. Kesempurnaan kerja dari langkah-langkah rresin ini sepenuhnya di.arur
oleh camshaft ini sehingga rresin dapat rrenqhas i.Ikan tenaga sebacaimena YaI\g di-
harapkan.
Kondisi ini akan lain jika pengaturan langkah-langkah tersebut kur~
ng sesuai terutama terjadi hanya pada satu silinder saja. Ketidak sesuai.an ini
dap:lt berupa- i

a). ~eausan cam-lobe yang berlebihan :


Jika cam lobe .rrenqal.ami, keausan yang berlebihan, hal yang pa.li.:lg u~
ama rrengecilnya cam lift. Kemungkinan Lni, disebabkan karena qesekan yarl\7:j t.erbe-
sar terjadi saat cam 1000 rnengangkat lifter. Keausan ini selanjutnya -akan :L~
I - 16

sel.anjutnyapeobi.Lasanqas juga akan terganggu. Terganggunya perro.i.Lasan gas ini


akan berakibat rrenurunnya efisiensi penq.i.s i.an yang juga menurunkan ~anan kcm-
pressi.
Tunmnya efisiensi pengaliran gas ini yang berakibat menurunya tekn.
nan kimpressi selanjutnya akan menurunkan tenaga yang dihasilkan. Jika hal ini
terjadi hanya pada salah satu silindernya saja, maka gejala mesin pincang akan
segera timbul.

2). Masa kerja katup berkurang


Dari gambar keausan earn lobe dapat dilihat bahvJa earn lobe yang te1~
h aus akan xrempersingkat rnasa pembukaan katup. Jika' hal inf. terjadi pada cam-Lo
be untuk katup masuk, maka pengisian gas kedalam silinder rnenjadi berkurang delE.
i yang diharapkan. Begitu juga jika terjadi pada katup buang, maka penlbuangan
gas bekas akan terhambat sehinggarnenurunkan efisiensi pengisian dan rnenaikkan
kerugian karena efek pemmpaan <,punping loss).
5eperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal, ini akan rnenurunkan
daya mesdn yang dihasilkan dan jika hal ini hanya terjadi pada salah satu sil~

der saja, gejala rres.in pincang segera timbul.

* MEKANISME·· KA'IUP .*
Sudah dijelaskan sel:elum ini bahwa kerja dari rnesin akan sempurna
jika perobukaan-pemoukaan katup sesuai dengan yang diinginkan oleh meain , Jika
terjadi ketidak sesuaian akan rnenyebabkan kerja mesin kurang sernpurna.
Ketidak sesuaian ini juga dapat diakibatkan oleh mek.anisrre katup
yang tidak bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Ketidak sesuaian ini dapat be
~p:3. i

a). Lifter ails


Lifter, yang tidak berputar saat membuka katup akan rrenyebabkan ter-
jadinya gesekan yang sangat besar antaracam lobe dengan lifter ·yang l:erhubunga
n dengan cam Lobe, Gesekan yang besar ini selanjutnya akan rnenyebabkan terjadin
nya keausan pada kedua kcmponen tersebut:.Keausan p:3.da lifter akan berbentuk al
ur sel:esar bidang gesek dari earn Iobe yang selanjutnya akan memperbesar celah
katup.
Separti telah dijelaskan sebelum' ini bahwa celah k a t 'yang besar
dan terjadi hanya padasatu silinder akan rnenyebabkan timbulnya gejala rresin pi.
ncang.
------- .........
~'f'

KATUP DAN PE- SEAL & GASKET


NGANTAR KATUP
VENTILASI MESIN

Celah oli Ventilasi Gasket oil!. Seal .katup


terlalu mampet pan bocor . bocor.
besar
Gasket kepa /- Seal pores engkol
la silinded bocor
bocor
'
. . . 0:..
.
.. .. ........
(j) . .
~ . , ..
Gasket valve
..::::::~:~:::'}::::(:}:;:: .
PEMAKAI cover bocor
\ff~{I@f~iIW:' '
...................... .. ,
ANPE-
LUMAS
BOROS Piston pecah/
retak

,
Alur ring ter- Pressure regulator
lalu besar; . rracet
Dinding silin-
der baruc-barut, Ring eli
Lemah
""""'4

'SILIND~R P I S '):'0 N POMPA OLI


~
00

\1
I - 20

dar bagian dalam akan selaluterjadi gesekan. Dengan adanya pefumas diantara ked
ua kcmponen tersebut; kontak langsung dapat; dicegah atau minimal dapac di.parkeci,
1. Saat terjadi pembakaran gas, Lapi.san pelumas tersebut harusnya tidal< terbakar
karena lapisan sangat tipis sekali. ~etapi jika lapisan sangat tebal, kecenderun
gan untuk terbakar sangatlah besar sekali. Jadi terbakarnya lapisan pelumas ini
adalah seba.gai akibat dari tebalnya lapisan ,yang terdaptlt pada bagian dalam sili
nder.
Lapisan pe Iimas yang bebal, ini disebabkan aleh ;
- celah oli yang terlalu besar antara piston dengan silinderyang selanjutnya
rrembentuk Lapi.san dan modah untuk terbakar. Dengan terbakarnya lapisan pel~

.mas iniselanjutnya akan rrengurangi -voluroo pelunas yang ada didalam mesdn,
Karena berkurangnya voluroo dari pelumas maka dirasakan pemakaian pelumas ~
njadi bores.

- Terdaptltnya alur yang Cesar pada dinding silinderjuga akanrrenyebclbkan ma.s


uknya pelumas ke ruang bakar dan terbakar bersarna gas yang dibakar. Hal ini
juga akan rrenguraIlgi vol.ime pelumas .didalam. mesin .sehingga dirasakan pemaka
ian pelumas rrenjadi bores.

b). Katup dan pengantarkatup :


Pasangan katup dan f61gantar katup juga harus mendapat; pel.imasan te
zbatas karena antara kedua kanpJnen tersebut selalu terJadi gesekan. -Jika pelu-
rnasan yang terjadi terlalu berlebihan, sebagian pelumas akan ter~sap masuk ker~
ang bakar dan terbakar l:ersarna gas' saat terjadi p:roses pembakaran.
Pelumasan yang ber'Iebi.han in! adalah sebagai akibat dari celah oli
antara batang katup dengan penqantiar katup sudah terlalu besar. atau sudah ·melam-
paui, l.i.mit yang di.perbo.lehkan, M3skipun telah dilengkapi dengan oil seal pada ~
ngantar katup,akibat dari gerakan katup dan reaksi pegas katup akan tetar> tidal<
dapat; rrenceqeh terjadinya kebocoran pelunas ke ruang bakar•
.. Masuknya pelumas ke ruang- bakar dapatterjadi terutarna pada katup
masuk dimana saat langkah isap pada saluran Lsap terjadi kevakuman sehi:Jl]\3a pelu
mas dengan ·mudah rremasuki, saluran isap rrelalui celah yang besar ini. JtJ~llJ.;a.l1 pelu
mas akan lebih banyak lagi terisap saat terjadi perlambatan pada kendaraen dima-
na .saat; ini kevakuman sangatlah besar.
Pada katup buang juga dapat terjadi keboeoran pelumas melal-ai celah
yang terlalu besar -antara batangkatup denganpengantarnya. KeOOcoran ir.i terja~~
1 - ~2

ngan ring ekspander, tekanan ring oli terhapad silindennasih -·tetap rendah
dan pe.Iimas tetap bocor ke ruang bakar.

- pistOl ratak :
. .

Piston yang retak juga akan m?Irbocorkan pelunas ke ruang bakar. Retaknya
pistcn ini hams pada kepala pistonpyasehingga terjadi kebocoran palrmas
dari bagian bawahpiston ke ruang bakar.

- Ring piston aus :


f ,
'Ring piston yang aus seperti telah dijelaskan terdahulu akan rrelemahkan
. atau akan rrerrperlemah tekanan terhadap silinder dan "juga akan rcemperbesar
end-gap dari ring tersebut. Dari end-gap yang besar Ini.Iah selanjutnya ~
nyebabkan pe hmas bocor ke ruang bakar.

. Kebocoran pelumas ke ruang bakar seperti telahdijelaskan sebelum-


nya sudahpasti akan rrenyebabkanpernakaian pelumas rrenjedi, boros.

d>.. Ventilasi rreain ~t:

Seperti telah diketahui bahwa pada saat rresin berputar, ada sebag~

an gas yang bocor dari silinder ke crankcase saat langkah konpressi dan langkah
usaha. Kel:x:>coran gas ini selanjutnya disalurkan keintake manifold rrelalui kat~

p POJ. Saat climana tekanan vakum pada intake manifold tinggi dan putaran rresin
rendah, pada -crankcaseatau pada valve cover case terjadi kevakuman, Kevakuman
... .
ini· dapat dihilangkan dengan adanya aliran udara dari lubang ventilasi yang teE
dapat pada valve cover•
.Adanya aliran udara ini selain l?erfungsi untuk rrenyamakan tek&lan
antaradiluar crankcase atau valve cover case (didalam aircleaner case) dengan
didalannya, juga berfungsi untuk rrenurunkan tenperatur dari crankcase atau val-
ve cover case sehingga jauh kemungkinan terjadinya ·penguapan peluma.s yang ada
- terutama peluma.s yang ada pada valve cover case.
Jika lubangveltilasi ini tersumbat, temperatur pada valv-e cover
case akan nedkdan sekaligusrrempercepat proses penguapan dari .pe.lumas yang ada
pada ruangan tersebut. Akibat dari penguapan ini, uap pelurnas tersebut akan iku
tterhisap ke intake manifold rrelalui katup PCV yang selanjutnyaikut t.erbakar
diaalam·silinder atauruanq bakar.
Terbakamya uap pelumas tersebut sudah pasti akannenyebabkan ~

kaianpelurnasnenj adi boros.


I - 24

~gan ~amya debit dari J?elumas selanjutnya akan rrenyebabkan nelernah


nya kerja dari oil seal dan gasket sehingga pe.lumas akan bocor keluar rra-
sm.
I - 26

4. AIR PENDINGIN CEPAT HABIS

Masin-rcesin ·yang digunakanpada kendaraan Toyota hanpir semuanya


nenggunakan sistem pendinginan dengan air. Penggunaan sistem pendinginan dengan
air berarti pada rresin tersebut rrenggunakan air sebagai media penyerap panas ,
Persyaratan dari sistem pendinginan dengan air yang paling penting
adalah bahwa .jumlah air pendingin harus .se Lal.u penuh didalarn sistem. Jika jum-
I

lah afrtersecut; tidak penuh, berarti media pendingin didalam rres in rrenjadi dua
yaitu air dan ·udara.
Kemanpuan untuk rrenartk panas dari udara sangat kecil sekali dibel!!
ding dengan air. Karena terdapat dua rredia pendingin inilah maka rresin kenn.mgk!.
nan nenjadipecah atauretak.
Denqan adanya dua media pendinqi,n pada sistem berarti sistem ters~
but sudah nengalami gangguan yang disebabkan kurang berfungsinya kceponen-korpo
nendari sistem pendinqinanEersebut, Selain itu dengan adanya dua medi.a pendi-
ngin berarti sebagian dari air pendingin telah hi lang• Jika ini terj adi dalam
kurun waktu yang agak Lamamaka kemungkinan air pendingin akan habis.
Seperti telah dije1askan diatas balwahal, tersebut disebabkan kur~
ng berfungsinya beberapa kClT{X>I1.en dari sistem pendinginan yang dapat dibagi rre~

jadi 2 (dua) katagori yaitu ;

1). Akibat dari penguapan yang ber.Iehihan ,


2). Akibat adanya kebocoran pada, sistem.

1). Akiba.t penguapan yang berlebihan •.

Jika air pendingin sirkulasinya terganggu, penyerapan panasnya ju-


ga akan terganggu dimana beda tenperatur antara air pendingin
.
dengan -ternperatur
bagian neain yang didinginkan rrenjadi kecil. Beda terrperatur yang keeil ini ber
arti t.enperatur air pendingin rrenjadi, sangat tinggiyang se1anjutnya akan rrenye
babkan terj adinya penguapan air pendingin .i tu .sendiri. Kondisi seperti Ini." dap~
t dikatakan overheating akibat terganggunya sistem pendinginan.
Kemmqkinan penyebab dari terganggunya sistem pendinginan dapat di
uraikan sebagai berikut
a). Radiator marrpet
t
1u
= Tenperatur udara sebelum nelewati inti radiator

t
2u
= Tenperatur udara setelah nelewati inti radiator

Pada saat nes.in hidup, Q harus sama dengan Q atau ;


a u

atau,

rna x cpa x ( tla - t 2a ) = rou x cpu x ( t 2u - t l u )

Jika aliran udara te~gangguI berarti rou


terganggu atau rrengecil dan Qu
juga rrengecil. Keadaan ini pasti diimbangi ·oleh·Q yang .juga roenqecd L
a
Harga Q rrengecil sedangkan m dan c harganya tetap, maka harga· perbeda
a a .pa. -
an tenperatur ( t 2a - t ) inilah yang selanjutnya rrengecil sebanding de
1a
ngan rrengecilnya Qa.
~gecilnya harga perbedaan tenperatur kemungkinan dapat berupa i
L, Tenperat~ air pada tangki atas tetap dan tenperatur air pada tangki
bawah naik rrendekatf, tenperatur air pada tangki atas."
. .
ii 0 Tenperatur air pada tangki atas naik karena harus rrenyerap panas yang
banyak darirresin dan tenperatur air pada tangki bawah juga naik rrend~
kati terrperatur air pada tangki atas.

Kemungkinim yang diuraikan pada (i) tidak masuk akal karena jika tenpera-
tur air masuk nesin sudah tinggi yai.tu teIrperatur air pada tangki bawah
suelah tinggi sedangkan air tersebut harus rrenyerap panas yang banyak darf
nesin, maka tenperatur air keluar nesin yaitu tenperatur air pada tangki
atas pasti naik juga. Jadi kemungkinan (ii) yang masuk akal.
Jika terrperatur air masuk roesdn tinggi sekali, ke.rm.mgkinan air tersebut
akan rrendidih didalam rresin dan selanjutnya manguap. Dengan mandidihnya
air pendingin tersebut, tekanannya sudah pasti akan naik rrelebihi yang
diizinkan didal.em sistem dan air akan rrenguap keluar dari tutup radiator
(ingat tekanan penbuangan dari tutp radiator hanya 0,9 kg/an2) .
M:mguapnya air pendingi:n ini selanjutnya pasti akan rrengurangi jumldhnya
didalam sistem.
Terganggunya aliran udara ini bi.asanya terjadi padainti radiator dimana
banyak terdapat kotoran-kotoran yang rrelekat pada sirip-sirip· pend.inqIn ~
tau ai.rdp-airdppendinqn sudah banyakyang rusak sehingga aliran udara'
dl, Ken1Sakan· pada ponpa air :
Seperti telah dijelaskan sebelum inibahwa penguapan yang berlebi-
han dari air. pendingirr disebabkan ~alah satunyaadalah .kipes .i.npeller .yang tel~
h gundul. Hal ini 'biasanya terjadipada rresdn Yan.g rrengglUlakan i.npeller dari pe-
lat baja dimana pelat baja tersebut telah l:erkarat dan mudah untuk hancur.

2). Akibat adanya kebocoran pada sistem :


Salah satu penyebab dari l:erkurangn,Ya air pendingin didalam sistem
adalah adanya -keboooran yang terjadi pada sfstemterseouc. Kebocoran-kebocoran
tersebut dapat terjadi pada korpcnen-kcrponen sistem pendinginan seperti

a). Radiator bocor :


Kebocoran pada radiator dapat terj adi pada tangki atas , tangki' ba-
wah. dan .inti radiator. Kebocoran-kebocoran tersebut biasanya clisebabkan oleh ~

ggunaan petrbersih radiator yang terlalu berlebihan sehingga akannengikis bagian


dalam dati karponen radiator seperti disebutkan diatas •

. b). Selang radiator bocor/pecah : ~

Jika selang radiator pecah sudah pasti ai.r radiator akan bocor ~e­
luar dan jumlah air pendingin pastiakan habis. _. Pecahn}!a ....=;selang disebabkan 0-

leh terlalu lamanya selang tersebut di.qunakan sehingga bagian dalam selang sudah
terj adi erosi karena sirkulasi air pendingin. Disarcping i tu penyebab lainnya j u-
ga dapat berupa adanya konsentzesd pelurras yang' rrenenpel, pada bagian dalarn sel~
g yang selanjutnya akan nenurunkan daya tahan selang tersebut. Manya konsentra-
si pelumas adalah sebagai akibat dari bocomya gasket kepala silinder sehingga
pelumas dapat bercanpur dengan air.

c) • Rusaknya gasket dan seal :


KeJ:xxx)ran .ai.r pendingin juga dapat disebabkan olehbocornyabeber~
pa gasket dan seal seperti _gasket kepala silinder dimana air dapat keluar atau
bercanpur dengan pelurnas, gasket pcnpa air , gasket tutup thenrostaat dan seal
ponpa air.

Untuk rrengetahui kebocoran-kebocoran seperti tersebut diatas .dapat;


diarnati dEmgannenggunakan radiator tester.seperti telah dijelaskan pa.da buk\l-
buku pedanan. reparasi.
111. q.~" -9 hf A..~(krVv' (;
'f? r~~dY--' ~
SUARA TUMBUKKAN
I - 32

Suara Tumbuk~n: adalah suara tidak normal yang ditimbulkan d~ri bagian Meain
karena adanYa tumbuk~n" (kontaklang8un~) dari komponen-komponen Mesin yanK
bergerak.
Suara tumbukkan terjadi karena adanya geraka~ tekan atau ~erakan
putar dari komponen-komponen Mes~n yang mempunyai kerenggangan atau
clearance yang terlalu besar. sehingga menimbulkan Bunra berdentinR. bunyi-
klik, mengetuk ,~emerin'cinp; dab.

Ada b~berapa komponen Mea in yan~ dapat menimbulkan 5uara tum-

oukkan,yaitu :
- Mekanisme Katup
Piston Pin
- Connecting Rod
- Flywheel
Crankshaft. .

1. Mekanisme Katup.
Adalah Buatu sistem yanR berfungsi untuk menRatur bekerjanya katup. Bagian-
Bagian Mekanisme Katup yang dapat menimbulkan suara tumbukkan adalah :
- Rocker" Arm
- Valve Lifter
- Camshaft

Rocker Arm·

- Apabila permukaan kontak dari Rocker Arm dengan katup mengalami keausan,
akan menyebabkan perubahancelah katup, akibatnya timbul suara tumbukkan
a~~ara katup dan ~ocker arm pada saat bekerja.

- Demikian pula halnya apabila p~nyetelEln celah katup terlalu besar akan
menyebabkan gejala yanK sarna den~an diatas.

Valve Lifter

- Apabila permukaan kontak dari v~lve lifter den~an camshaft menRalami ke-
ausan akan menKak~batkan keren~gan~an yanR berlebihan aki~atnya timbul
suara tumbukkan pada saat bergerak.

Camshaft

- Apabila bear Lng camshaft sudah au s akan "menyebabkan clearance (celah 01 L)


yang berlebihan, akibatnya timbul SURra tumbukkanpada 58atcamshaft berputar
I - 34
Kebengkokkan dan Penggeliatan Con Rod

Apabila ,"kebengkokkan dan penggeliatan Con Rod melebihi specifikasinya akan


menimbulkan "gaya puntir dan gaya aksial pada Piston.Gaya-gaya tab. akan men~a­

kibatka~ tumbukkan antara Piston terhadap ailinder, maupun Piston terhadap


"Connecting Rod serta Piston terhadap Crankshafat,skibatnya timbul Busra tu~"

bukkan pada sa~t bekerja.

4. Flywheel

Apabilabaut Flywheel kendor akan menyebabkan kelonggaranantara Flywheel


dengan Crankshaft, kelonggaran ini akan menimbulk~ ~aYR aksial!yang akan
mengakibatkan 8uara tumbukkan pada Baat berputar.
Suars tab. san~at nyata pada saat melakukan percepatan dan perlambatan
mesin •.

- Demikian pula halnya apabila run out Flywheel terlalu besar akan menimbul-
kankerenggan~an antara Flywheel den~an Kopling, skibatnya timbul suara
tumbukka pads sast berputar.

5. Crankshaft
Apabila bearing Crankshaft aus akan menimbulkan kereng~angan (ce1ah oli)
yang melebihi 8pecifika~inyatakibatnya timbul suara tumbukkan pada Baat
berputar. Suara ini sangat nyata ~edengarannya pada saat kecepatan rend~h

dan berkurang jika kecepatan bertambah.

Demikianpula halnya apabila Crankshaft Thrust Clear~nce terla~u besar,


akan menimbulkan gays aksial. gaya aksial iniakan menimbulkan suara tum-
bukkan pada sast berputar. Suara ini akan hilang atau menjadi kecil pada 6aa1
melepaa k'Qbun~ari kopling (menginjak pedal koplinK), cara ini memudahkan
untuk, membedakan den~an susra lain.
- 36
SUARA SLIDING
Suara Sliding adalah suara yang tidak normal yang ditimbu1kan dari bagian He-
sin karena adanya part-part (komponen-komponen) dari mesin yan~ menKalami ke-
ausan atau kerengganga~ yang sudah melebihi specifikasinya.

Suara sliding timbul karena adanya gerakan menggelincir (slidinR) dari


komponen-komponen Hesin yan~ men~alami keausanatau kerenggangan yan~ sudah
melebihi specifikasinys, 8ehin~ga menimbulkan bunyi meneicit, berdeais dsb.

Ada beberapa komponen (part) dari Me~in yang dapat menimbulkan suara
sliding, yaitu.
f
- V Belt
- Pompa Air
- Katup
- Oil Seal Crankshaft.
- Alternator
- Distributor.

1. V Bel' (Tali Kipas).

Apabila umur (pemakaian) tali kipsa telah mencapai waktunya akan menimbulkan
keausan t keretakan pada ta1i kipaa tab., akibatnya tali kipas tidak dapat
~erjasang den~an sempurna terhadap pulley. Apabila tali kipas tab. berputar
akan menimbulkan gerakkan menggelincir terhadap pulley, gerakkan ini akan
menimbulkan suara sliding yaitu mencicit.

- Kemungkinan lain adalah pemasangan tali kipss· terlalu kendor atau kondisi
tali kipasmembelit. kesluruhannya itu akan menimbulkan suara mencicit.

2. Pompa Air.

- Apabila seal atau rotor (impeller) dari Pompa Air tsb. men~alami keau6a~,

akan menimbulkan kerengganKsn yan~ melebihi specifikasinya. Aki~atnya tim-


bul suara sliding pada saat pompa air berputar.

Suara ini akan lebih nyata, apabilakita lepss tali kipas, kemudian putarlah
pulley pompa air den~an tan~an, maka timbul Buara sliding.

3. Katup ~
- Apabila celah~antara Katupdan BU5hin~Katup terlalu sempit atau celah
antaraKatup dan seal oli terlalu sempit, akan mengakibatkan oli mesin ti-
dak dapat melumssi dengan sempurna, akibatnya timbu~ Kesekkan yang terlalu
besar, sehingga pada sast Katup bergerak (bekerja) akan menimbulkan suara
sliding.
Bearin~,pompR air &US Gi~i Timin~ Gear aus BeRring Alternator aUR.

- Gigi TiminR GeRr gompal

(]) J

SUARA
GEMURUH
- Renggang alur pasak
pulley terlalu beasr. - Pene~ang Rantai' lemah.
Damper getaran r-an t.a I sus.

- Baut pengikatkendor
- Rantai timin~ aus.

Timing .......

w
("'"
I - 40

4 -. Rantai Timing

- Apabila rantai timing sudah sus, akan menyebabkan tegangAn rantai menjaqi
,1-r-
,,' ;Ii'" , ' , "

kendur, akibatnya terjadi kelonggaran pada sistem pemindahan putaran, se-


perti yang telah diuraikan terdahulu akan timbul Buara gemuruhpada Bast
\berputar.

- Kemungkinan lain adalah apabila : Pen~gang Rantai lemah, Damper Getaran-


rantaisudah sus, akan mengakibatkan gejala yan~ sama dengan diatas.

Suara gemuruh pads rantai timing ~k8n sangat nysts pads eaat putaran
idling mesin.

5. Alternator
- Apabila bearin~ Alternator aua akan menyebabkan kelonKp;aran yang melcbihi
specifikaainya, aeperti yan~ telah diuraikan terdahuluakan timbul Buara
gemuruh pada saatberputar.
Bunyi ini ~kan sangat nyats, apabila kits melepastali kipas, kemudian
putarlah pulley alternator d engan tangan· tmaka kita akan merssakan geta-
ran pada tangan ki t.a , .

6. A.C. Compressor dan Vane pumpPow~r SteerinR.

Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan'A.C dan Pwer Steering, bunyi gemu-
rub dapat ditimbulk~n dari :

Air Conditionin~ : - Bearing Compressor


- Pulley idler compressor

Vane Pump Power Steering - Slipper, Spring Seat.


11-2

I. l\1ESIN KNOCKING.

Pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar suatu M:>tor bakar rrenghasilkan
tenagadorong terhadap piston. Bilaterjadi pembakaran yang semourna maka
tenaga dorong ini akan mendororeq piston kebawah dengan tenaga yang besar ,
akan tetapi sebal iknya hila terjadi pembakaranyang tidak semourna rnaka
tenaga dorong yang terjadi akan kecil dan kemungkinan tidak merata keselu-
ruh bagian piston.
Pada M:>tor Diesel bila terjadi pemoakaran yanq tidak sanpuma maka akan roe-
nimbulkan : tenaga rreain kurang , asap hitam dan bisa rrenimbulkan bunyi ketu-
kan. r
Bunyi, ketukan yang terjadi pada rresin Diesel saat mesin hidup dinamakan Knoc-
king. _Knocking ini adalah hasil dari pernbakaran yangtidak sernpuma d~ana

bahan bakar pada awalpembakaran terbakardengan jumlah yang banyak sehingga


timbul gelombang tekanan yang besar dan tidak rrerata keseluruh ruanq bakar•
Tekanan yang tidak rrerata inilah penyebab ted adiriya bunyi.
Knocking sangat .rrerusak pada ~sin karena akan rrenimbulkan kerusakan
padaPiston , ruang bakar I ring pitton .dsb.
Penyebab utama dari Knocking ini terutcuna disebabkan t.Ldak baiknya kerj a dari
beberapa korrponen yang berhubunqan . denganSistirn Bahan . Bakar- dan -Bahan ·Bakar .
itu sendi.rd , Dibawah inibeberapa penyebab darigejala Knocking tersebut v-

I. Bahan bakar .. \,.


2. Suhu rres in ,
3.: Nozzle.
4. Injection T~.

5 • Ruang Bakar •
6. Overflow Pipe.
7. 'I'Irni.nq ('.ear.
I 1-4

dan tidal<: trerata , yang akan .nenimbulkan Knocking pada ~sin Diesel.

/ 4. Injection Timing .
. Yang dimaksud denganInjection Timing adalah saatnyabahan bakar diinjek-
sikan dari Nozzle ke ruang bakar.
Injection Timing yang tepat akan nenghasilkan saat pembakaran bahan bakar
didalam +UaI1g bakar dengan waktu yang tepat pula , akan tetapi bila Injec-=
ticn Timing m:mgalarni perubahan sehingga tidak tepat, maka akan tirnbul
proses pembakaran yang tidak senpurna didalam ruanq bakar.
Bila Injection Timing lebih cepat dari waktu yang dikehendaki maka bahan
I

bakar akan disanprotkan lebih awal. ;


Bahan bakar yang disenprotkan lebih awal , tidak akan langsung terbakar
karena pada saat ini suhu ruang bakar belum marrpu membakar bahan bakar
yang disenprotkan ( Suhu udara ruanq bakar mas.ih lebih rendah dari titik
. bakar bahan bakar ).
Dengan demikian akan terjadi penurrpukan bahan bakar pada Delay Priede ini.
Pada saat bahan bakar. terbakar akan rrenimbulkan t~kanan yang tinggi dan
ti~ak mereta • tekanan inilah y~g menirnbulkan Knocking pada lvEsin Diesel.
Injection Timing yang tidak tepat ini bisa terjadi bila terjadi kesalahan
. pada
- Pemasanganpcnpa Injeksi.
- PBnasanganTiming Gear. / Timing Belt.
- Timing bel.t; Loncat , sehinggaterjadi perubahan pada pEmbukaan
katup dan gerakan dari Camshaft Panpa Injeksi.
- Delevery Valve l:xx:or.
Pada penyebab Delevery Valve bocor ini, maka saluran dari pipa
tekanan tinggi selalu kosong saat rresin mati sehingga untuk neng-
hidupkan diperlukan waktu .yang lama (mesdn sukar hidup ) kare-
na tekanan minyak l:erangsur angsur naiknya,
Pada saat neain telah hidup, dapat rrenimbulkan keterlambatan
injeksi bahan bakar sehingga Injec~ion Timingnya dapat; l:erubah
( t idak tepat ). Disanping itu dengan bocornya Delevery Valve
maka kemmqkdnan nenetesnya bahan bakar saat akhir injeksi akan
lebih besar sehinqqa bd.sa rrenimbulkan Knock inq pada ~sin.

5. Ruang Bakar.
Ruang bakarpada rresin Diesel: sangat besar sekali pengaruhnya terhadap pemba-
karan didalam ruang bakar. "
Didalam rres.in diesel yang memakai, roang bakar tarnbahan , kesempumaan
11-6

Pembakaran yang tidak senpurna "ini biasanya berupa gejala Knockinq.


Disamping itu kesalahan ~sangan ,):lisa rrenimbulkan Knocking. Tidal<
dipasangnya baut pengikat Thrust Washer camshaft juga dapat rrenimbul-
kan gejala Knocking terotaina pada kecepatan rendah • Karena dengan ti-
dak dipasangkannya baut pengikat ini maka kerja camshaft rrenjadi tidak
senpurna akibatnya waktu pembukaan dan penutupan katup akan terganggu
yang rrenyebabkan harogenitas campuran rrenjadi tidak baik.
l)engan Harogenitas canpuran yangjelek Lni., bahan bakar sukar terbakar
dan apabilaterbakar akan menimbulkan tekanan yang t~ggi , karena jum-
Lah bahan bakar saat terbakar banyak hal ini dapat menimbulkan Knocking 0

Dibawah ini aclalah ~rafik panbakaran yang t Idak sempurna yang disebab-
k .1 o leh Detonas.i / Knocking didalam ruang bakar .'

pKNOCK ~ ~:\PEM8AKAnAN
'. ~ NORMAL
I.. '" "
HANYA
KOMPRESI . \

DIESEL KNOCK

Dari grafil< terlihat jelas bahwa pembakaran yang mentmbulkan Detonast I Knoc-
king terjadi 'Pacta awaf pembakaraan . Hal, ini bisa terjadi bila De l ay Priode-
menbutuhkan waktu yang nanjang sehinp;ga men Imbu.lkun pcnumoukan bahun bakar
pacta awal peroakaran.
11-8

II ASAP HITAM.
..
Yangdimaksud dengan asap hitam J?ada. Knalpot •Masin . Diesel ia+nh /\sap yang ~

~el~dari~~~~tre~eb~.!3,~dar.yang
diiji:nkan I atau dengan kata Lain:
srroke Limit yang /terjadi telah roolarrpaui batas standar. ~

Pada perobakaran solar didalam ruang bakar roesdn diesel pada umunnya akan - v

rrenghasilkan asap hitam , akan tetapi hila asap hitam yang keluar masih ..
dalam batas batas yang wajar sesuai Oengan yang disarankan maka hal, Ltu :
bukan rrerupakan problem.
Akan tetapi hila Asap yang ikeluar ,telah rrelebihi Snoke Limit yang diijinkan
maka hal ini akan rrenimbulkan problem.. Problem Ini, .terutaroa pada kendaaraan
yang berada <li.OOlakang kendaraan yang berasap hitam ini. Selainrrenimbulkan
polusi juga dapat rrengganggu pernandanqan bagi pengemudi yang lainnya se-
lain rrengotori daerah sekitarnya.
J?enYebab _t1aJ.7i . t imbulnya Asgp yang hitam ini adalah _ §~ba:__.~
tidakterbakarIlY:a.~

_
~~an d~~._ .~~,9J1 ~ar yang_"QiIDj~§~~.'$~k~roang ~a.r. Tidak terbakamya
sebagian bahan bakar bisa di.sebabkan karenaA/F ( ~r fuel Ratiolyang tidak
sesuaidengan putaran mesin.
~ . akantidak baik.~ila.bahanbakaryang
.• d~sukkan kedalam Ruang .I3ak~.
~~~lanpaul:>an:{ak a~alJ~a y~g~~~~_~~=5~1 bet:'kurang. Disanping itu bisa
juga karena Sistim pengabutan yang tidak baik sehingga bahan bakar tidak da-
pat seluruh berharogen dengan udara.
AlP yang t.Ldak baik dapat juga clisebabkan hal hal di.bawah ini
1. Bahan bakar
2. Nozzle.
3• Sardnqan Udara.
4. Porpa Injeksi.
5. Slang. Vacum.
6. Konpressi rreain ,

Pada gej ala Trouble disini adadua kemungkinan


~Asap hitam tenaga kurang
C)\sap hitam tenaga tetapjbertambah sedikit.
Pada uraian disini akan dijelaskan penyebab:dari gejala tersebu~ diatas.

1. Bahanbakar.
Bahan bakar sangat besar penqaruhnya terhadap hasil dari suacu pembaka-
ran. Bahan bakar yang baik /berkwalitas tinggi , mempunyai sifat mudah
11-10

4, ~. Injeksi.
Kesalahanpada pcmpa injeksi yang dapat, rrenimbulkan Asap hitam pada rresin "
Diesel adalah
1. Per1y~!-e~~ . ~~~~J:.()ad2~~ yang ~a~ah.
Akibatpenyetelan yang terlgmpau ,kelual:",rnaka Gerakan
Control Rackrrenjadi lebihpanjang, hal ini rrenperl:e:-
sar jumlah bahan baJ<ar·X:~5!~~~,!_i!lj~~~~~an~edalam~­
ang· ba.kar. Denqan jumlah bahan bakar yang banyak ini
pengaruhnya terhadap tenaga mesin rremanq bertambah
akan tetapi karena ada bahan bakar yang juga tidak ter-
bakar maka bisa rrenimbulkan Asa!? hitam di Knalpot le-
bih lebih bila rreain sedang diakselarasi.

2. Timing Parpa yang terlanpau rnaju ,


13i 1a saat penyenprotan terl~u. ~~w=~Cl.L __~_~~E.~.
suhu dalam" ruang bakar belunIrenca~~u¥~i?251~_­
yang dapat membakar bahan bakar , bahan bakar telah di
semprotkan kedalarn Ruang bakar. ~~

Sehingga akan timbul penumpukkan bah~~ak~~al~~__~- .


ang ba.kar .Bila .bahan bak~ in~ t:er~~ , maka. ak~_.!OO- .
nimbUlkan Knocking pada mesin Diesel_~~~~~.~~~~.~e.~.~_~~
. __
keluar dar! Knalpot.
Timing yang tidak tepat ini juga rrerrpenqaruhi, terhadap
putarahidling mesin , put.aran rrenj adi tidal< Lembut , .
Timing Injeksi yang tidak ~~-yang.q~~~~~~~. . 9.!~£l~
pa injeksi in! dikarenakan :
eTiming belt at:au Timing ('-.ear tidak benar ,
d Kedudukan paTpa sendiri yang tidak baik.
0imer rusak sehingga menirnbul.kan Advance pada
Inj~ctior} Timing.
/;~
:=- /Regulating Valve rusak sehingga
'.'_""4' .
Inner pressure pa-
da tipe Distributor tinggi ~

3. Peny¢mprotan yang .tidak~£?lt:§'~Qaqq_,~g~i~~j.l~Q.er



Bila terjadi peny¢nprotan~~tidak lre:r..-ata padasen.ua
Nozzle , karena kesCl~c¥1C!!l-99Ti, -!S?l~~asi_~ atCl~_.__..
telah·l:erobahnya dudukan Control Sleeve terhadap Control
pinionmaka. akan nenghasilkan juga bahenbakar yang me-
lebihistandaryang di.terrtukan pada beberapaNozzle se-
Bakar rxmoa. water
Fuel I baut over- I
t I I bakar II Injeksf,' .
filter flow I sed~nte
angka
.cet.ane
rendah rack t ert.ukar
denzan '
cet. baut suc-
tion.
/ kalibrasi
/ 'jelek.
Timer
TENAGA MFsIN. sak

KURANG.

...

rendah \- ~facet
rapat
\

penyernprotan tidak \ \ rendah/bocor


\ din~in---\
jelek. ter?uka\ ~esar--\ \ rusak\
\ i
\ \
\ penuh.
\ .\ \ tt;k.ren-
~dah.
\
Throt t Ie celah katup
Nozzle resi
Valve Suhu mesin Peed J:\unp
mesin
L ~.J
H
H
I
"I t-'
t\.)
.}
""11-14

2. Fuel Filter.
~l Filter atau. sarH!gaI'l ~__~~"~Efl1:ngg~~~~,*_~I1YMJ:!lg . ,J~9~Q!:9Q~
yang ada didalam bahan bakar agar tidak rrengalir bersama sama bahan bakar
masuk kedalam porpadnjeksi..
J\pabila kotoran rnasuk kedalam pcrnpa injeksi , hal ini dapat rrenimbulkan
kerusakan pada parpa terotama pada Plunger dan silinder ponpa.
Akan tetapi dalam waktu tertentusaringan bahan ~ar kemungkinan akan
te'rs'lllrbat 0100 kotoran yang disaringnya.
, _RengM~_~t~!"~~~~y~_~
.
s aringan..•..
~_._~~~_.~_ ~

bahC\Ill:@t~,"...~.~,J!~.~ ...YQ!~_.~.~~._ . .~~~,~ ..~~!!:t. J2~!~.~J.~g ...~~~~ . ~~~~~


'IXXJPa inj~~~ ~jadi .rrenuron.
Deng~ ~up.u1Y~~_~~~~9£l!l".Y~l.~:
..~~C\Il" . ,l?~~_~i!ii_.~i! o~~~i~~~c. Ire-

'npengapilii.stJ?PIY.__~~~~".~.~e, p~ Injeksi. Akibatnyatekanan·dan ju-


".I!!J..c!lll..• ~•. ~~.~~~Y~~~_<:1i~-EQ~~, .. ~n~_~, !!~~.~~!.~.,.~~~_~r~u;-an9'-
•••

Dengan berkurangnya supply' bahan bakar maka tenaga hasil,pembakaran .akan


berkurang, dengan kata lain tenaga rresin akan kurang. Pada kejadian ini
biasanya asap -yang dihasil.kanjuga sedak.it; ( A/F' kurus) •

3. }a:rpa Injeksi:.bahanbakar.. .
Tenaga nes.in kurang dapat juga disebabkan oleh kerjadari porrpa injeksi
yang ·tidak baik, atau terdapat kesalahan pemasangan dari suatu konponent
dari panpa injeksi.
Hal hal yang dapat rrenurunkan kernampuan porrpa injeksi untuk nensupply ba-
han bakar antara lain :
- COntrol Rack se r e t e\

Pada saat pedal gas di.IrrjakmakaKevactman yanq terjadi didalam


Intake manifol nenurun, denqan nenurunnyakevacuman maka pada Pneu-
matik covernor juga terjadi roenurunan kevacurnan didalam variable
. Cl~r. Hal ini nenyebabkan Control rack akanterdorong kearah 00-
kar banyak 0100 adanya tegangan pegas Main Spring.
Akan tetapi bila Control Rack"seret maka , .gerakan control rack
yang seret ini dapat rrenquranq.i vjuml.ah bahan bakar yang seharusnya
disupply. Sedangkan 'pada saat yang sarna udara yang masuk kedalam
rreain dengan jumlah yang banyak sesuai dengan besa rnya pembukaan
\8
Katup Trottle. Akibatnya terjadilah AlF yang kurus. dengan A/F
~tangkurus Ini, maka tenaga rresinjelas akan berkuranq ..
11-16

4: Baut Overflow. ~

I<eterangan inl telah dijelaskan didalam pasal ponpa I~jeksi.

5. Water sendiJreter. \/
5e00narnya fungsi utarna dari Water· sedi.menter "ini adalah rremisahkan air
dengan bahan bakar, dengan cara rrengendapkannya didalam Water 5endirre-'
ter. Karena bila ada air yang mengalir kepcmpa Injeksi maka panpa akan
rusak , bisa juga macet. Dan nesin dapat mati tiba tiba bila air diin- ·
jeksikan kedalam ~ang bakar. ~
Karena Water sedi.nenter ini adalah bagian pertama dari Saluran bahan
bakar yang dilaluinya ,maka sudah pasti ada sebaqian kotoran yang ter-
tinggal. di.dalannya," Bila kotoran ini sempat rrengganggu aliran dari ba-
han bakar maka supply bahan bakar kerres.in akan terganggu sehingga tenaga
dari neain akan l:erkurang.

6. Air Cleaner.
Udara sebelummasuk kedalam rresdn terlebih dahulu disaring oleh Air
CleCU1er .( .saringan udara) , Kotoranyang. terdapat pada udara akan ter-
saring danrrenenpel pada .saringan ini •. Pada wakcu tertentu Sar.inqan
udara akan penuh dengan kotoran sehinqga aliran udara akan tersumbat
sehingga pada kecepatan 'rendah lebih lebih pada kecepatan tinggi ti-
dak cukup udara yang rrenqal.Lr kedalam roesdn, Halini rrengakibatkan
petnbakaran yang' tidak serrpuma , asap. yang timbul dari perrbakaran
ini hitam sedangkan tenaga rresin l:erkurang.
7. Nozzle.
Nozzle yang berfungsi untuk rrenqabutkan bahan bakarkedalam ruang bakar
sangat l:erpengaruh sekali terhadap hasil pemPakaran. Bila penyemprotan
Nozzle jelek atau tekanannya tidak sesuai, maka pembakaran yang dihasil-
kan juga tidak senpuma dengandemikian tenaga roes in rrenjadikurang.
8. Throttle Valve.
Pada saat pedal gasdiinjak penuh maka Trottle Valve harus terbuka pe-
nuh , halini untuk rremungkinkan udara masuk kedalam mes in dengan be -
bas. Akan tetapi bila besarnya. pembukaan peda.l Gas t idak scsuai dengan
terbukanya Trottle Valve , maka udara yang seharusnya banyak masuk
kedalamrresin rrenjadi, terhalang( Trottle Valve tidak terbuka penuh
Dengan demikian maka pembclkaranyang terjadi akan kekurangan udara.
Pembakaran yang demikian ini dapat nenghas.ilkan tenaga rres.in yang ku-
'. rcu1g dari senestinya.
II-18

Tekanan ini penting sekali untuk IFP , agar IFP dapat rrenghasilkan jum-
lah bahan bakar yang :sesuai dengan putaran / beban nes.in,
Apabila terjadi kerosakan pada Feed 'Puup ·dikarenakan
- Spring Iemah,
- piston Aus.
- Regulator Valve rusak.
Maka tekanan rrenjadi keeil, tekanan yang keeil ini sangat JreIll9Emgaruhi
terhadap supply bahan bakar saat putaran tinggi. Apabila tekanan pe-
nyaluran bahan bakar dari Feed Punp keeil maka padaput.aran tinggi di-
mana diperlukan bahan bakar yang banyak tidak akan dapat dipenuhi, aki-
batnya tenaga mesin akan turun dengan sendirinya.

12. Ke1xxx>ran bahan bakar.


Walaupun tekanan penyenprotan dari IFP baik , akan tetapi bila terj adi
kel:ocoran bahan bakar pada pipa tekanan tinggi ,terutama pada mur pe-
" ngikatnya , atau terjadi kelx>coran pada Nozzle itu sendiri, maka teka-
nan yang tinggi tam sebaqdan kefuar percuma • Dengan demik.ian maka
supply bahan bakar berkurang, tenaga rresin akan rrenurun dan mes.in akan
rrenimbulkangejala pincang.

13. Katpressi Masin.


Pada roesdn Diesel bahan bakar di.bakar didalam Ruang bakar bukan oleh alat
- .
penyala yang lain sepertipada ~tor Bensin .Akan tetapi bahan bakar ter-
bakar dengan sendirinya oleh suhu udara korrpreai, yangtinggi.
Akan tetapi bila terjadi' kebocoran kcrrpreai, yang disebabkan oleh
- Ring pistan aus.
- ce~ah piston dengan . silinder besar.
- kelx>coran pada dudukan katup
- Silinder Head/ Slinder Block bengkok
- Gasket terbakar dsb
maka suhu udara konpresi rrenjadi rendah, akibatnya tekanan pembakaran yang
dihasilkan akan rendah pula .Dengan dernikian maka tenaga roeain akan kuranq,
11-20

is, MESIN SUKAR HIDUP.

~sin dikatakan bekerja.d~9an baik , bila rres~_"g~2,~!==,~!fJ:~~R~~_,,~~~gan


mudah pada segala keadaan, dan bekerj~norrnal wenghasilkan .tenaga y~g ti-
nggi. Akan tetapi "bila mesdn sukar dihidupkanmakakondisi nesin seperti
ini merupakan problem yang harus di~rbaiki.
"z.2sin sukar dihidupkan bukan berarti. me=~iJl~~~~",E!~~~~hig~~_~E~,,~~~ali,
akan ~~n.'8Si.!l~hi~hanyamemerlukanwak~anglama untuk~J:­
dupkannya.
Atau kendaraan baru bisa hidup eoabi.La kendaraan didorong oleh tenaga dari
luar, hal ini terjadi karena batere lemah sehingga tidak kuat untuk memutar-
kan mesin saat kunci kont.akpos.i.ai, Start.
Pf:m~~ .~i ~j~l~_J!e~~_. s\lk~~!!~~~.iTli ~c1~<l~§>~YC!~~~i-~ebabkC1!l~" . h~~,l1~
.sebagai berikut
1. "Glow Plug-.
2. Batere.
3. Injection Timing.
4. Nozzle
5. Delevery valve.
6. ...
control.:,~.-

7. Tekanan I<an!?resi.
8. Bahan bakar.

}. C:UOW Plug.
FaCia Diesel kontruksi bakar tarnbahan untuk memanas-
. kan ruang bakar ·tanbahan' tersebut saat meain dihiduokan dalam kondisi
=",~~",#=~",""",~:<:""~(,'i"'.''ii''';;;i''i''''';'''~~'''''.f0.''''-';'''''=·
;:,~"""~"""""""U':~.,,,,,,~~~,,,", """"©>=~_';"<.=:"""""'"~>~"'''''G''''''''''''7'>='''~~~~''~''':,·" ,":.",,"·"·f~ ~'~""'(j; ~,,,,,,,).,o,..,..~S'.,:,\,,,,,,,,-~;~,,",=:<,""""~""""""~""""",-'M':<"'~"'~''''''''''''''~'~'~''''''X'''":~'~'''''"''''''''''''''''''!r'''''''~'~-"""=-y~"·.""""""""",,,,~~·-""""·-,", ,",,,,,-,,,,,,,,,;,,,,,,,,,,,,,,","<,,:<,,~-~,=~,",""'·~",",~ """""'~~~
· " ...._
....+ ..~, ... ",,~~_.,
- .. ', ,~.
, .."..• ,.-..)"..... ,,'.' ., _....' , .. " '. -... . . ". '" ',", ,,'.• ' .. " '>",: "'- ' ..' ."". .".......
" .. -.". -. ~

.~~~~!:~~~J_~~~. J ..~.~~~~~~~.~~c:.~~~~g
Sistim l , Fungsi alat pemanas ini adalah untuk memanaskan ruang bakar
~tambahan agar udara korrpresi yangditekan oleh piston saat langkah korn-
" " ......... _,. . '.~ ~.",.~ ,,~ ._._ ,_ •. '._' . " . __ . , , , . _ ""."_" . . 0.. , .. ~ ,,, .. ~ ••

presi dapat Irenc::~~:!~~,Y~CJ' ~i.n~~~ Y~9', ~9-P~t: "~b.ak~~ ~~betkax­


yang di.serrprotkan kedalam Ruang bakar tambahan tersebut.
salah satu bagian sistim pemanas yang Lanqsunq pemanaskan Ruang Bakar ta-
mbahan adalah GICM Plug.
Gl~ Pl~g,dih~~9l<~"s~~a p,ar¥el .~~"t.uc1~ng~ ~ainnya, ?rxili~~asa*~ .
~.~U:Gl~ ,~;t.ug~-Eutus.maka Total tahanan menJ· adi semakin besar.
= . .~,~. - . ' .'.' '.
,f
~'¥~~~~""~~~t::».c...~"'-~"!""£r"iWJ):ww,,"'~"'c*"'~,'?i"".:"'~i-*-;.-:r--%"z'\';-'1¢")'r;,.,,""""":·'''''''''''"~~~'o~''',Y'['-':··';''"''''V_:-'''"''':;~''''''$">V'~
""':~~':".'-'"'\c-IT" " ':",Y5::r~""'m'·:'~':,<~,,,,,,,,~,·:\1''''y;.,,_~o.,. · ...,,,,":-'-" ~·~""""~;""''''''''''''%;0'''''''''''~ ''' ':§';''-'''<¥o''''~>''''''')'~'''2f'~%.-~~Wl.'''",-~;:4~*~',".t:<';i" ';~~

karena Tahanan Total dar.i Tahanan oaralel adal.ah


1 1 1 1 1
= --'1""'-T--'T--

Rl R2 R3 R4
11-22

4. Nozzle,
Bah~·_~ar.-Y~~.~inj.e]{sikan ..k~~l~_,~q~,,~,~~~~,",.~ __~~~~_~~~_~~:~en
~g~,.ltQ!!B~~i . }lm1sr~~~E2~t:!c~~~~~~l<ea~~arl . l<~ut.A1at untuk ~~­
butkan 'bahan bakar ini adalah Nozzl~. ~~~=~tetCl:pibilaNoZzlemangalami
_.. _. .=--_.,.. _...' .,-', _.~"."."--:,~'" """s:I~"".,,,,,,,,,,,~=,,,,-,,=,,.>,_,,w~,~.""{.."$>-''''~='''''.0-';>''',,",,'''.~',,,,,.,,,,,,,,";.,,,,"''-"'~''':U;C''","~=or,~""";:~,:"",-,_~-",.","",o""",,,,,;c-:.=-'<.j''-~:~'''',\<,,='."

k.el:US~~ .Illi.~lnya .pada :


Needle valve dan body , sehingqa lubang penyemoroban
rrenjadi besar , hal ini rnenyebabkan hasil pengabutan
rrenjadi jelek.
Spring Nozzle lemah atau patah , akiba.tnya tekanan pemou-
f

kaan nozzle rendah, maka hasilpengabutanpun rrenjadi."ber-


ubah ( jelek i.
Terjadinya kebocoran pada Nozzle holder, sehingga teka-
nan pengabutan dan volume pengabutan berkurang.
Jadi pengabutan yang tidak baik dara bahan bakar yang diinjeksikan akan
rrembawa akiba.t terhadap sulitnya bahan 'bakaz' tersebut berharoqen dengan
udara kompresi. Hal, ini menyebabkan rresin sukar h.iduo, rresin memerlukan
waktu yang cukup lama agar bisa di.hdduokan Starnya lama) ~

5. Delevery Valve.
Pada saat Iresin dirnatikan setelah rres in h idup , maka bahan bakar dioipa --'""-~""'~=""-~~"'-=~~-=~~Rm~~~~=_,*",

.~~.~ ,.,,~!c~'k~!,y~g..~~~~~~2~~"",~~_.· . _~.j,~~~~_~ . ~~9_~_~.~~~.~.le akan te-


tap berisi tekanan minyak. fIal ini dimaksudkan agar sewaktu
• . . • . . • . . ' . " . . .•. . ' -.,. . . ,,~
. ._ ._ .- "
.
mesin diStar =._,.
~~'-~~'~~"'~-~~'~""'_"\~'._"'_""."""""_''''_,
,..=.,.., .••••••••, , ,': " ".,.,,.,, , """"'" h .••sss ,.._ _••,.·_._,.,•., ~

IreSin akan rmdah . hidup .karena bahan ~~.2~ngc:\l)~~~~~~~,.~P?:t:


. ~!J-Dj~~!5:~~­
kan oleh Nozzle.
~ClIl . t~!:~~bil.Cl~ ..~~~Y~ Val~e 00c0~, maka saat treain dimatikan maka
pada pi~ tekanan tinggi tidak terdapat't~~~.~~yak .1 ...~~~~~Y~
ak~.~~il~~ ...~.~.! . . ~~ . . ,.~~. ~~?~.~ ~ ~ !~<I. . ~~~~~ . . .!!'J!lYaJ< .>.»v» • • •••••

rengan dernikian saat rnesin distart , maka bahan b~~"~~~_~~ d~~~k~-


luardari Nozzle hams terlebih dahulu aki-
batnya m::re~!~an waktu YC\I1g cuku~~ ..~!~. __~~~~_~ . !!.~~_~.=-~~pa!-_._~id,:!p, dengan
kata Lain rres.in akan sukar dihidupkan.

6. Control Rack. / Spill Ring (Distributor 'I'ype


Control Rack atau Spill Ring berfungsi untuk JT\_,"""_ ..... +-".".... ...... ....u. ......1" .... _U. ... ~4. ..... "-~~"........ , ,

~_~ ~~~_~~. ~~ AJ?abila Control rack atau S:r;>illRing berea-


rak derigan baik pada tempatnya maka langkah e.ffektip yang .• te:r:·jadi akan
sesuai dengan putaran jbebanrresin , sedangkan langkah effektio terse-
but rnenentukan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan. E~~l!5:~,~.,,~~f}~~~!;.!J?
........ 11-24
. . .. ... . .. .
~::::;:~~:~:~:~:::::::::::::::::~:~:~~:~:~~~:::
..... . .
'.',

.::•..:::.::::::=:::::::::::::::::::::::::::::.
••• ••• •••••••••••••••••••••• e. e ••••••• e ••.

:.::.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:. :.:
•• • ••• e •••••••.•••••••

~ • • : e : • : .: .: • : • : • : • : • : • : • : • : • : • : • : .: • :
.•••••. e •••••••••• '•••
.
..................................
•• • • • • • • •

..:::}::.:
• •

:
• • • • • • e

. -- -'..
I·I~26

FUEL <X>NrROL RELAY.

~ centrol Relay yang berfungsi ~gatur kerja dari Ed.ic lbtor nendapat .
input dari kunci kontak berupa arus listrik yang menqalir .ke tenninal sr dan
terminal IG. Disamping itu mendaoat Input; juga dari Batere beruoa arus lis-
tril< yang nengalir ke TenninalB.
sedangkan Output yang diberikan oleh relay adalah untuk menqhidunkan Edic
M:>tor• Sedangkan Oil Pressure CXl~e yanq terdaoat nada rnesin danatjuqa
rrernpengaruhi kerja dari Fuel Control Relay in~.
Ed.ic M:>tor akan bekerja anabila arus listrik dari terminal B rnenqalir ke Ter
minal M Fdic notor trelalui Kontak tX>int 53 ( lihat qambar ) • Kontak Point 53
akan trenempel ke f apabila L3 bekerja.
sedangkan L3 bekerja apabila arus listrik dari Tenninal B dapat menqalir ke
Kontak point si kemidi.an ke kontak podnt; 52 dan ·trendaJ?Clt masa di Edic ~tor.
Apabila Kontak point 53 lengket sehingga menemoel, terus nada f maka Edic MJ-
tor akan terus bekerja karena arus listrik dari terminal B mengalir terus
ke tenni.nal ·M Edic MJtor kemudian ke Edic M:>tor.
Jadi kontak point yang rusak dan roenempel, teruske f dapat nenyebabkan Edie
M:>tor berputar· terus.
Disanping itu bila sanbUngan dari e ke massa atau tenninal E Edic notor putus
ma.ka pada saat Kontak!X'int 83 kembali ke posi.s.i semula rnaka effek penqe-
zeman Edic M::>tor tidak ada • Akibatnya Plate dari Edic ~btor tidak dapat; te-
pat menutup tenninal terminal (S,D,dan or) hal inimengakibatkan hubungan
dengan massa ( terminal E ) dengan tenninal S , D dan or selalu ada •
Dengan dernikian arus akan tetap rrengalir ke L3 , akibatnya maka 53 akan sela-
lu rrenempel, pada f.
Denq.in dernikian arus listrik dari tenninal B akan selalu menqalir ke Tenninal
M Edic ~tor dan Edic r~tor akan bekerja terus menerus.

Untuk mengat~i agar Edic ~tor t.i.dak bekerja , adalah denqan jalan trernUtuskan
hubungan ketenni.nal B dari Batere, denqan cara melepas terminal + batere atau
nelepas fuseblink.·
11-28

. VI. MESIN TIDAl< DAPAT DIMATlKAN DARt KUNCIKOOTAK.

paCia kendaraan Diesel masa kini\IDtuk. nematikan rresin , cukup dengan rrernpo-
sisikan kunci, kontak posi.si. OF maka meain dapa t dimatikan.
Ada tiga tretode dalam cara mematikanmesin,':
-. ~thode pertama adalah.~stO? bah=~ ~ar yang ke rne~.
- Mathoc1e keduaadalah mensboo aliran udara ke rresin. "" ~"""'O""""""""'_'
.. "...,,,,,,,,,,,,,,,,,,,~_
.. ~'.,,;.,_~~
. . . ~"'~""'~"'~_"""""'''~';>~~''''''1eI,~;''<'~'~

-. . Mathoc1e
~~~ ..= -- _ _
~
ketiga
, .", ,.
adalah rrensroo bahan bakar dan udara ke mes in .
,,,,.,,;,,,._,,,,.-=,~.,.,.==,,,,,,,.,,,,=.,~~~ ...~,,"~,_..,,.<,,,,
. ,,.,,..,._
,,..,,,.'""
....,,.,. ~"'"irif,_ _~~~~"'·-:,~"""""'~..._~~'.,'\,·,I<....,".,''''''''~'l''''·,.,"'·":;!I""·(-"(,",,,,,,,~~~»~>,~,,,~,~.~",>"~"";'''''''''li.'b":!!l:~~f,l:~.,, _ .~~~~..&.".~-"",,$'f>;"""7<~
..' . , , _ . _

*Pada Methode ~ dipakai Sistim Edic untukmematikan rresin, dimana fvb-


tor ~clah. yang=~~i1s~"gr&2nt~~;~o.J39£~;;.Js~.?!E;~•. . . . .~.gn ~~.;: J)Q.!.:
~angkaIl_~~t1l~~,~,~~,,*~sl~ . .,~~~. ,.~.~~!g:~ . gi~~!;c,~~!"~"~~~~c:."y~~,: Dalam hal s •••

ini dipasangkan Silinder Vacum yanq akan bekerja aaat; kevacuman masuk
atau .saat; udara atrrospi.r yang masuk ( tergantung dari jerlisnya ) .
Yang dimaksud dengan rnesin tidak danatdimatikan dari kunci .kontak adalah
Mesin tidak dapat mati saat kunci kontak Of.f.
Hal ini disebabkan masih t.erdaoatnya supply bahan bakar dan udara kedalam
rresdn Diesel.Selarna bahan bakar dan udara tetat;> rrengalir ·rnaka rres in Diesel
tidak dapat mati.
Hal hal yang rrempengarohi gejala ini biasanya terjadi pada kcmponet; yang
berhUbungan dengan bahan bakar danudara tersebut diatas •.~
~nent ~~l1~~~,~tg~~~~~t:.~~~.:
Selenoitl Valve ( untuk L engine
Edic ~'btor
/3~~"~) Fuel OJntrol Relay.
'~'~1~;,)FusLi:>le link untuk te:rminal B fuel control re Lav 0

Vacum SYli tcb.ing Valve.


Actuator.
Kevacuman.
Control Rack.

1. Selenoid Valve.
Pada rresin L , maka untuk rrematikan mesin dioakai Selenoid Valve • Sele-
-- ~

nbid 'Valve ini berfunqs...•


,-------_.--~'---~--_
i _untnk rrembuka
•..
_--~--_._-_ _-- dan rrenutuo saluran bahan ..-.....,
bakar _._~~~--_ . ' . . .

SUction dari Plunger


Apabila arus listrik rrengalir keselenoid maka selenoid akan rrembuka sa-
luran
. bahan bakar
. , dan sebaliknya . . aliran
_ _ bila . listrik
. ,. _. "nutus
= _- maka
--- se-
-
----~-=-~_ ~ _~_ =-~--==._~-_."~~- ~,.~_._~~.,. ~~ ~' ~~-,,

lEmoidakan rrenutup saluran ~1aJ1,"b.3J<ar. .


Arus listrik. yangnengalir ke selenoid c1atanqnya dari kunc.i kontak.
Apabila Selenoid rusak , atau al.i.ran Li.st.ri.k keselenoid selalu ada walau
bekerja karenaHdak ada arus yang rrengalirke ~3 , akibatnya 53 tetap
berhubungan dengan massa ( e) r :dengan demikian r«>tor Edictidak dapat
berputar kearah Stop tapi .tetap pada 'posisi D , walau kunci koritak dioff-
kan • Dengan posisi Edic M:>tor di 0 maka rresf,n akan tetap hidup.
\\
5 0 ~~~acum Swi telling yalve,
Pada rresdn Direct Injection , tidak~~9!!!ak.an
_._......
Sistim Edi.~-1!!l~~
-
rrenati- _ -.,--_.~ "'. "---
kan rresdn r.
~~-----~~=.-=.
t~~~E!~ . _ ~.~~ggJJJ)g!L,nari~Panpa
.. . . __dipakai
__ .~-~-_. .~_._--~.---_ ~_...
Vacum~~aeba~--t~aga
--- un-
~uk
~_._~~-~~~~
nematikan nesdn,
M=sin akan mati bila bahan bakar atau udara tidak dapat rrengalir kedalam
rresdn • Pada rres in 13 B (Direct Injection ) yang lana , hanya udara
yang distop, sedngakan bahan bakar tetap disupply I akan tetapi pada Ire-

sin Diesel generasi berikutnya , untukM=sin 13 B digunakan nethode me-


matikan rresin .denganrrenstop udara dan bahan bakar sekaligus.
r Vacum SwitcbjngValve be:r~qI'lS~'!_~~!-~~4-~~n~~~kerja Vacum yang, akan be-:
• . __...•_.__ . - . . =_",••,£.• '~-=-''''~._. .,._=.",_~._ _.w--~_-¥.~-

kerj a pada..=~gg~Q!:__~l,<c,,,,2~,~gk~'$"~~.~!~1~!:2~inil~'M~,¥ang
<",,,,·,,",,,,,,~,,t_P.~~:;""""Q,."-:~"'C,,"~!£i:j,'!;';,pf(-$~*~.0J5~i:0ji,,',,-*;~-'V';.U'J'''_'~. • - '--,'" '~... ~ - ·-"~;""'.<~.ih,,,,,*s:,S'i>~(~·"·'·'· - _,0,-'C', ,-,-",-."""-'A"'~"k"""""""">'~',).~·'-:-""iO"", ..~("~.\;.'.•,--.• ~-...
ak~M_!le:t:,fmgsi Ire- ,"
" .. ,····,~-*7::":;,~'i:i~,~::i~~"""'~,l.~i';;K,;,'0'_;"'."";Y~'~3~6.~;.:"'~:t-',l;

narik Trottle Valve atau ~_'ti. . +-,...._

LEVER B A

Sedangkan Kerj adari VOl ( Vacum


r~. ~"""".'''''Mi""."#",;!,,,,.,,,~.~.~~_,"",'"I'i'''''''!I.,,y~J;,,·'_'''''M'='~'~~."",-="'"W=",_""",
Sw~~9hin~,~~,llye
__.,..,."""~~~"",,,,,,,*,,,,"-,,,-,,~,,,,,,,,,,_~~" --',...,. • .. -',", .~~_
) ini karena adanya arus
listrik dari kunci ~ontak. Kunci kontak On arus
merrb~~,~9-l.~gn~tTI'Q§E!:!:
I sedangkan kunci kontak Off arus listrik tidak
iren9~!~r dan 'leV' I ~~~"",~*§,sl.}JJ;g11Va~.~ Dengan terbukanya saluran
~ .. " " - "•. ""- •• "." ...,--- .•... ''''':'':b,_,",,~i--''''' 0 .._"_'_"","',""''' " .. - .,

Vacum maka Actuator akan rrenarik Trottle Valve dan Control Rack rrelalui
push rod yang berhubungan dengan Diaphragn Actuator, dengan tertariknya
Trottle Valve maka saluran udara akan tertutup dandengan tertariknya
Control Rack maka bahan bakar Stopsehingga mesin akanmat.i .
Akan .tetapi ,bilaterjadikerusakan pada .VCV., dimana kerusakandru saat
V0J rrerrbuka terus saluran Atm I maka saat kunci kontak dioffkan maka
11-32

pada gerakan eoritrol rack sehingga cont.rol. Rack tidak dapat bergerak pd
posisi Control ~ck N?l. , ~a walaupun Ellie. bekerja dengan balk atau
VCl , Actuator dan kevacurnan bekerja denqan baik maka bahan bakar.. tidal<
akan dapat distop . karena langkah effektip masih tetap ada.
~an dernikign=Jser'~~J:;Q{lt.~QJ~b.J3gg!s."
. . .gk~~.~~j.n akan tetap
"'_.,~~~~~--

F~~~~alaqpUQ~!£~C?i._~~~!:!~~~~~~~.~~_~=_=Of
f.
,,~,-", ' = = ' ~ ~ ~ ~ ~
11-34

. VII. MESm MATI ~1ATI.

Pada meSin . Diesel yang rrenggunakanEdicSsyteR1 maka untuk rrematikan rreain


cukup dengan rrengoffkan kunci kontak.Dengan offnya kunci kontak maka Edie
rrotor akan bergerak keposisi Stop, hal ini disebabkan arus Listrik· ke ter-
~al IG FUel Control Relay tidak ada sehingga kerja dari kurrparan L2 tidak
ada- sehingga 82 akan kanbali keposisi Stop.
Yang dimaksud dengan Masin mati mati disini adalah suatu keadaan dari ~sin

yang -rrenpunyai gejala sebagai l:erikut:


- Saat' kunci kontak posisi Start , maka mesin akan hidup denganmudah dan
nonnal.
- Setelah rresin hidup .maka kunci kontak diposisikan ke' CN • Bi.La roes.in 00-
kerja dengan baik maka nesin akan tetap hidup pada ·posisi ini karena Edie
M:>tor Posisi Drive. Akan tetapi pada gejala mesin mati mati disini ter-
jadi keadaan dimana ~in hanya .hi.dup beberapadetik saja kemudian mati
lagi.
I51gan demikian posisi dari Edie trenjadi .sebaqai. berikut :
- Kunci kontak posisi ST maka Edie tbtor posisi Overinjection (01)
- Kunci kontak Posisi 00 ,Edic r-btor sebentar diposisi Drivek6nlJdian ber-:
gerak keposisi S kembali ~
Penyebab dari gejala.W adalah disebabkan. telah terjadi 'kerusakan pada bagian
bagian dibawah ini :
1. Switch Oli.
2. Fuse.
3. Fuel Contro, Relay.
4• Edic M:>tor.
5. 'Wiring

1. SWitch on.
Pada saat mesin OOlum hidup atau baru dihidupkan meka posisi Switch Oli
adalah posisi CN (berhubungan dengan masa ), sehingga bila saat ini ku-
nci, kontakdiposds i CN (IG ) maka arus listrik ini akanrrengalir ke Switch
Oli dan l~u ali menyala.
Jila arus listrik ke Switch Oli rrengalir maka , arus listrik tidak akan
ada yang .mengalir ke .Tenninal IG' fuel Control Relay. Karena seluruh arus
listrik trengalir ke Switch Oli dan<kemassa.
Bila Switch Oli rusak, dan pada saat rusak'S\vitch Oli pos i s i On ( berhu-
bunqan ) maka arus listrik dari IGhanya akan rrengalir ke Switch Oli.
11-36

4. Edic M:>tor
Pada Edic M:>tor terdapat 3 tenninal, tenninal S ,tenninal ,01 dan te-
rminal 0 disanping. tenninal E yang rrerupakan Massa dari EdicM::>tor
tersebut. Tenninal E berhubungan denganbody dari Edic M:>tor jadi hi-
la Edie M:>.tor dipasangkan pada dudukannya yang terdapat di ~sin ma-
.ka Edie M::>tor berhubungan dengan massa. Bila Edic lvDtor dilepas dari
d\Xlukarmya walaupun hubungan kabel ( Socket ) tetap te:r::pasang maka
Edic M:>tor putus hubungannya denqan Massa.
Keenpat terminal akan saling berhubungan satu dengan lainnya atau t~r­

putus tergantung dari gerakan Plate pemutus yang terdapat didalam Edic
M::>tor sendiri •
.Pada .posisi S , maka tenninal S akan terputus hubungannya dengan .E. •
Pada posisi D , tenninal D yang t.erputus dengan massa. Dan pada posisi
or· makatenninal OI akan terputus dengan rnassa. Semua ini dilakukan
oleh adanya gerakan Plat pemutus.
Fungsi Plat Panutus adalah untuk rremutuskan aliran listrik yang rrenqal.i r
ke L3 dengan jalan panutuskan hubungan ke Mclssa (E). Dengan terputus
nya hubungan dengan massa maka Posisi Edic MJtor akan tepat. pada posisi
yang dikehendaki, Bi.La tenninal D yang terputus hubungannya dengan
~1assa ( E ) maka Edic M::>tor akan berhentipadaposisi 0 tersebut dst ~
Akan tetapi apabila tenninal D tidak rrenempel pada Plate pemut.us kare-
na sesuatu hal maka Edic lvbtor tidak dapat berhenti di posisi I?rive
(D ). Dan Edi:-c lvDtor hanya berputar dari posisi S ke or dan Kembali
lagi ke S. Dengan demikian maka rresin hanya bisa hidup diposisi or dan
posisi D tidal<. bisa . Sedangkan saat kunci kontak posisi rn diharap-
kan Eelie lwbtor berada diposisi D , akan tetapi karena diposisi ini
Edic' tbtor hanya melewati saja , akibatnya ~in bisa mat.i. kembali Le-
bdh lebih bi.Lakendaraan harus berj alan.

5. Wiring.
Bi.La terjadi Short pada tviring antara Tenninal Oil Fuel Control relay
dengan Massa, atau terjadi Short antara kabel ke Switch Oli dengan
rnasa ma.ka , pada saat kunci kontak posisi CN seluruh arus listrik akan
rrengalir ke Massa • Hal ini akan rrenyebabkan arus ke IG fuel control
Relay terputus , akibatnya ma.ka posisi Drive dari Edie tbtor tidak rnu-
, ngkin terjadi. Dengan demikfan maka l'ftesin tidak dapat hi.dup saat kunci
kontakposisi CN dan rresin hanya hi.dup saat kunci koncak posisi ST.
I -38
«>
<VIlli. PENcnn'OOL GI.DN PWG CEPATMENYAIA•
•_-,._~y

Untuk xrengetahui apakah sistim pemanas telah siap atau belum , maka diper-
lukan alat untuk rrengetahui kerja Sistim pemanas pada rresin Diesel.
Alat pengontrol Sistim pernanas ini ada . duamacam :
- 1. ¥~ai lampu pengontrol.
- 2. ~ai kawat pi.jar'.:
Pada Trouble diatas , pengontrol GION Plug cepat menyala yang dipakai adalah
Sistim kawat pijar.
\vaktu yang diperlukan untuk nananaskan GION Plug tergantung dari type GION
plug dan Batare yang digunakan, Untuk kendaraan yang JreIll(lkai Batere dengan
Voltage 12 Volt Waktu S~andar sampai Pengontrol GICM,Plug rnenyala adalah
20 detik dan untuk yang 24 Volt \~aktu Standar = 15 detik.
Apabila pengontrolGlO'l Plug nenyala lebih cepat'dari hargaStandar tersebut
naka hal ini telah terjadi ketidak beresan didalam sistim pemanas meai,n,
ijal·hal yang nenjadi penyebabPengontrol Cepat; nenyalaadalah
1. GlCM Plug.
2. Controller
3, \viring.

:.1. Glew Plug


GlOfl plug dihubungkan secara para Le.l satu dengan lainnya. Dengan demi.kian
tahanan total dari GlON Plug , lebih keeil dari tahanan masing masi.nq
Glew Pl~.
Apabila terjadi Short ( hubungan singkat ) pada salah satuGION Plug atau
lebih maka arus listrik yang rrenqal.i.r ke Glow Plug saat kunci kontak
posisi Glcw ·sangat besar, hal ini disebabkan tahanan yang terjadi .sanqat;
keedl.
Dengan demikian maka Pengontrol Glcw yang dilalui oleh Arus yang besar ini
akan nenyala lebih cepat dari waktuyang ditentukan.

2. Controller. (Pengontrol).
Antara Glcw plug denqan Controller sangat erat hubungannya dalarn hal rren-
entukan waktu yang dibutuhkan sampai Sistiro pemanas siap bekerja.
J\pabila pengontrol GlCM Plug ( Controller) tidak sesuai dengan Standar
yang disarankan , atau Controller ·tidak cocok dengan GION plugnya maka
pengontrol akan rrenyala lebih cepat atau lebih Larrbat.,
Oleh karena itu biasanya pada Penqonnro.l . dilengkapi dengan warna yang
akan nenunjukanpemakaian dari Pengontrol itu sendiri yang disesuaikan
dengan warna pada Glav plugnya.
Glow Plug I3.a:tere Glow .Plug Relay

Iemah

tdk'Standar tenninal kotor

PENOONTROL

GillV.PLOO
\

Lt\.
\.\
\ \. tctk Standar
Kontak fuint \
"
\ \ . kendor
kotor \

\
Kontak point
\\ "
\
terbakar \
\ ._- 1 ._
Kunci Kontak
Pen~ontrol Socket.
~. t

H
H
I
~
o
11-42

2. Batere
Batere sebagai sumber tenaga listrik pada saat sist~ pengisian mesin
belum berfungsi naregang peranan pent.inq pada saat Sistiln pemanas be-
kerja • Karena dari Batere inilah arus listrik nengalir ke Sistim pe-
manas.
Apabila terjadi kondisi dimana arus listrik yang rrengalir ke Sistim
penanas keeil , maka pengontrol GION Plug akan larrbat untuk rrenyala.
l<ecilnya arus dari batere ini disebabkan :

- Batere sendiri yang memang lemah.


Mungkin B.Jdari Electrolit rendah, Sel rusak atau rremang
Air accu kurang /. habis.
- Tenninal .Batere kendor , kotor sehingga arus listrik jadi
terhalang , sehingga arus rrenjadi, kecil.

3. 'Glew Plug Relay


Glew Plug Relay berfungsi ·untuk mencegah agar Kunci kontak tidak cepat
rusak karena harus nengalirkan arus listrik yang besar dari Batere ke
Glcw Plug. ~gari adanya GlOll Plug Relay makaarus lis.trik yangrrengalir
kekunci kontak saat posisi GICM kecil saja , cukupuntuknenghasilkan
kemagnitan pada Kurrparan didalam Glow Plug Relay.
Bila GlCM Plug relay bekerja maka arus listrik yang besar akan menqa I i.r'
ke Glcw Plug rrelalui kontak point pada GICM plug relay ini.
Akan tetapi bila terjadi kerusakan pada Kontak point ini sehfnqqa arus
listrik ke Glcw Plug rrenjadi terhalang , rnaka Pengontrol GICM akan roe-
nyala lebih larrbat dari harga Standar, karena Pengontrol inipun rrenda-
patkan aliran arus listrik yang kecil pula. Dengan demikian kerusakan
pada GICM Plug Relay terutama pada kentak pointnya dapat rrenyebabkan
Pengontrol lambat untuk rrenyala.

4. Kunci .Kontak.
Sistim pernanas tidal< akan bekerja ~ila kunci kontak tidak diputar ke
posisi Gla-l atau Start. Pada saat kunci kontak ke posisi Glav maka
arus listrik dari Kunci kontak akan rrengalir ke GICM Plug Relay untuk
rrenghidupkan kurrparan pada Relay , hila kumparan ini bekerja maka
kontak point akan rrenerrpe.l , kontak point inilah yang akan rrengalirkan
arus . listrik yangbesar darLbatere kePengentrol GION Plug dan ke
Glav Plug.
Pada saat kentak point pada kunci kont.ak terbakar atau kotor maka arus
Water Sed~nter
( I

(lebih,dari 280 cc
Pelampung
macet.

Water level switch


menempe'l tents.

ot'

fuse
~'1ESIN HIDUP. ..'

Alternator rusak
r:

Voltage revul.ator rusak ,

I Char~1n~ system.
}.~. . .

I •
H
H
I
A
.' ~
11-46

RegUlator, sehingga pada lanpu Filtertidak terdapat perbedaan tegangan


lanpu akan Mclti • .,
Akan tetapi hila System penqfsd.an tidal< ada, atau terjadi kerusakan pada
Voltage regulator ( terminal B tidak berhubunqan dengan terminal L atau
kontak point tidak tertarik sehingga tenninal L selalu berhubungan dengan
Massa) makaLanpu akan tetap menyala saat roesin sudahhidup, darrkunci,
kontak posisi CN.

PenyebabSistim pengisian. yang tidak ada ini dijelaskan dalam Charging


System.

Bila lampu Filtermenyala dan lampu CHG juga menyala maka ini bisa terjadi'
apabila Diode pada Dashboard rusak sehingga saat Ada Air didalam \vater secl-
iIrenter Larrpu Filter dan Lanpu QIG .akan roenyal.a bersaman .karena keclua lam-
pu nendapat masa rrelalui Water Level Switch kemudian kernassa.
III --
III - 2

~SIN TERS,ENDAT SMT DIAKSELERASI

Telah diuraikan pada pelajaran sistem bahan bakar bahwa yang di


maksuddengan percepatan adalah menambah lajunya kend~raan seca
ra menda~ak atau dengan kata lain menginjak pedal gas secarati
ba-tiba. Pada saat percepatan ini, kendaraan harus dapat berge-
rak lebih cepat dan secara tiba-tiba pu l a ,
Jika pada saat tersebut kendaraan' cenderung bertambah lambat se
saat dan baru secara perlahan lahan bertambah cepat, rnaka ini
berarti pada k~ndaian tersebut telah telah terjadi gejala mesin
tersendat saat diakselerasi/percepatan.
Untuk mendapat percepatan yang ~aik maka pada sistem karburator
~
dilengkapi dengan sistem percepatan. Dimana sistem tersebut ber
fungsi untuk menambah suplay bensin saat d i Lakuk an percepatan.
Penambahan bensin tersebutsangaL d i p e r Lukan ~'!"c:::-en~ untuk rre n-« ~
dapatkan jumlah carnpuran an tara bensindan udarad~ngan ~erban
dingan yang tepat sehinggadidapatkan pembakaran yang sempurna.
Jadi jika tambahan bensin saat percepatan tidak normal, maka ge
jalamesin tersendatsaat diakselerasiakan timbul.
Terganggunya mesin tiers ebut; adalah sebagai akibat dari

a) Sis tern percepatan


b) Sistern pelampung
c) Sistem tenaga
d) AAP
e) Primary vapoor tube .
f) Pompa 'bensin
g) Sistem un-loader

a) Sistem percepatan,

- Pompa bensin rusak,


Telah diuraikan pada rnateri step II bahwa untuk menambah bensin
saat dilakukan percepatan yaitu dengan jalan memompa bensin da-
ri ruang pelampungkedalam silinder melalui nosel percepatan.
Adapun pompa percepatantersebut terbuat dari karet/kulit, biia
kulitnya rusak/sobek, maka akan mengakibatkan bocornya 'bensin,
sehingga jumlah bensin yang dipompakan menjadi berkurang.
Dengan be rku r anqny a maka jumlah pe r band inqan udara dan bensin
<.
5
III - 6

sedikit untuk menambahudara masuk.


Bila sistem un-loader rusak, maka akan mengakibatkan tidak ada
penambahan udara saat katup cuk ditutup dan di.lakukan akselerasi
sehingga mesin cenderung mati dan jalannya kendaraan akan tersen
dat.

g) Pompa bensin rusak,


Untuk metisuplay bensin dikarburator saat kendaraan
berjalan adalahdil-ayani oleh pompa bensin.
Bila pompabensin ru~ak ( yang apakah check valvenya, diaphragm
atau push rodnya ), maka akan mengakibatkan suplaybensin menja-
di berkurang. Denganberkurangnya bensin didalam ruang pelampung
saat kendaraan berjalan maka kernungkinan timbul g~jala mesin ter
sendat adalah bisa terjadi.
III - 8

TENAGA MESI'NKURANG

Tujuan membuat mesin adalah agar mesin itu dapat rnenghasilkan


tenaga yang besardengan sedikit kerugian-kerugian.
Tenaga yang besardapat diperolehbila semuasistern pada mesin
tersebut dapat bekerja dengan baik. Salah satu sistern yang mem-
penqaxuhd be s a r kecilnya tenaga yang d Lh.as Ll.k an adalah sistem
bahan bakar. Selain dari sistern bahan bakar tersebut, juga dipe
ngaruhi oleh kualitas bahan bakar yang dipergunakan. Karena bi-
la bahan bakar yang dipergunakan ~erkualitas rendah rnakaakan
didapatkan pembakaran yang tidak ,sempurna dan tenaga yang diha-
silkan menjadi kecil.
Untuk rnendapatkan pembakaran yang sempurna maka diperlukan
jumlah perbandingan carnpuran yang tepat. Komponen yang rnendu-
kung agar didapatkannya jurnlah perbandingan ya,ng tepat adalah
a) Karburator ~
b) Saringan udara ~'~'~
c) Pompa bensin
d) Saringanbensin
e) Tangki bansin
f) Intake manifold

Tetapi,·bila. ada kelaianan pada komponen diatas maka dida~


patkan jumlah perbandingan ( AlP ) jauh menyimpang dengan yang
diharapkan, maka akan didapatkan pembakaran yang tidak sempurna
sehinggatenaga yang dihasilkan menjadi kecil.

a) Karburator,
Untuk rnendapatkan jumlah campuran (A/F) yang tepat sesuai
dengan put~ran rnesin maka pada sistem bahan bakar dilengkapi
dengan karburator.
Salah satu·sistem yang erat hubungannya dengan tenaga yang
dihasilan adalah sistem power.
Seperti telah diketahui bahwa sistem power bekerja berdasarkan
kevakurnan pada intake manifold. Artinyabila kevakurnan intake
manifold besar maka power sistem tidak bekerja dan hila kevaku
man intake manifold keeil, maka sistem power bekerja. Terjadi-
nya kevakuman keeil yaitu saat pedal gas diinjak dalan ( katup
III -10

-4''''
. :a~kerjanya sistem cu.c ada l ah untuk mernbllka dan menutup katup cuk
_secara manual atau secara automatis.
Bila. terdapat kelainan I misalnya katup cuk tidak mernbuka penuh,
sekalipun mesin sudah panas, maka 'hal ini akan mempengaruhi cam
puran yang terjadi., dimana campurannya adalah terlalu gemuk. De
~gan gemuknya campuran maka tenaga mesin yang diperoleh tidak
sesuai dengan yang diharapkan atau tenaga mesin kurang.

- Sistem primary dan secondary


Jurnlah campuran yang diperoleh untuk mendapatkan tenaga yg
hesar selain sistern power, sistern primary dan secondary juga ber
pengaruh hesar.
Oleh karena itu, bila ada kelaian pada sistem tersebut, makate-
naga mesin yang diperoleh rnenjadi kecil.
Kelainan t~rsebut rnisa~nya :

Saluran sis tern primary dan secondary kotor


- Diaphram secondary high speed valve bocor
- Langkah pedal gas kurang dari standart

-. Saluran sistem prLmar'y rdanvsecondary kotor,


Oengan kotornya saluran sistern primary dan secondary maka
jurnlah bensin yang diperlukanuntuk sistem diatas menjadi berku
rang. Dengan berkurangnya jumlah bensin yang disalurkan rnaka pem
bakaran yang diperoleh menjadi tidak sempurna dan tenaga yang di
hasilkan berkurang.

- Diaphrarn secondary high speed valve bocor,


Untuk rnernbuka katup secondry adalah berdasarkan gerakan da
ri diaphrarn secondary, diaphram secondary ini dihubungkan dengan
kevakurnan pada ventury.
Bil~ ada kelainan pada diaphram tersebut, rnisalnya diaphram 50- '.

bek, maka katup trotel secondary tidak terbuka sekalipun kevakum


an pada ventury sudah besar.
Dengan tidak terbukanya katup trotel secondary maka tidak ada
bensin yang keluar rnelalui nosel secondary, sehingga kebutuhan
bensin untuk sistem tersebut diatas tidak terpenuhi, dan tenaga
mesin yang dihasilkan kecil .

. -- Langkah pedal gaskurang dari standart,


11J - 1~

e) Sambungan pipa bensin bocor,


Bila sambungan pipa bensin bocor maka akan mengakibatkan su
play bensin kesistem bahan baka~ akan berkurang.
Uraian samadengan diatas.

f) Ventilasi/tutup tangki bensinkotor(rusak)


Bila ventilasi/tutup tangki bensinkotor (rusak ), maka ak
an mengakibatkan sulitnya bensin mengalir kedalam sistem, halini
. disebabkan tirnbulnya kevakuman didalam tangki bensin.
Hubungan dengan tenaga kurang, uraiannya sarna dengan yang diataso

g) Intake manifold retak atau bautnyakendor,


Karena getaran mesin, sehingga memungkinkan baut intake ma-
nifold kendor. Bila hal ini terjadi maka saat" mesin hidup udara
luar akan masuk kedalamsistem dan akan mempengaruhi campuran.
Karena campurandipengaruhi oleh udar a vyanq masuk tersebut, maka
campuran menjadi kurus, sehingga pembakaran yang d Lhaad Lk en men
jadi tidak sempurna dan tenaga yang dihasilkan" kurang.
II 3
III - 14

PUTARAN, IDLING KASAR

Yang dimagsud dengan putaran idling ka~ar.adalah mesi~ bisa hi-


me.s,n
dup tetapi pada pu.taran rendah atau putaranlambat ~ dan cende -
rung mati secara rnudah.
Pada saat putaran idling posisi darikatup trotel dalam keadaan
tertutup. Dengan demikian akan terjadi kevakuman yang besar di-
bawah katup trotel, sehingga carnpuran bahan bakar dan udara ha-
'nya keluar dari idle port saja, sedangkan dari nosel belu~ me -
ngeluarkan bensin.
Dengan masih tertutupnya katup trotel maka maka udara yang di ~

perlukan untuk mencampur bahan bakar hanya melalui air bleeder


norner 1 dan air bleeder nomer 2.
Analog hal tersebut diatas makajumlah perbandingan bahan bakar
dan udara ( air fuel ratio ) menjadi be s a r., yang berkisar antara
1 11. Seperti telah diuraikanpada ciateri step I I bahwa AIR =
1 11 artinya 1 ( satu ) bagian dalam satuan berat atau volume
bahan bakardengan 11 ( sebelas ) bagian dalalll satuan berat at-
au volume udara.
Denganperbandingan tersebut diatasakan didapatkan/dibasilkan
pembakaran yang sempurna.
Bila terdapat gangguan, misalnya keluarnya campuran dari idle
port terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka akan timbul ge-
jala putaran idlingnya kasar, hal ini disebabkan terjadinya pem
bakaran yang tidak sernpurna.
Selain penyebab putara~ idling kasar dari tidaktepatnya jumlah
perbandingan bahan bakar dan udara, bisa disebabkan juga oleh
sistem-sistem yang lain. Tetapi sistem-sistem yang lain tidak
diuraikan disini.
Secara garis besarnya penyebab putaran idling kasar adalah;

1. Karburator kuar2.nqbaik
2. Saringan udara ~otor

3. Intake manifold bGcor

1. Karburato kurang baik,

Karburator adalah suatu alatdari sistem bahan ba-


kar yang berfungsi untuk mencampur bahanbakar dan udara sehing
ga~didapatkan jumlah campuran yang sesuai dengan putaran mesin.
111 - 16

c) Idle mixture adjusting screw,


Jumlah campuran yang masuk kedalam silinder untuk
~endapatkan putaran idling yang baik adalah ditentukan oleh idle
mixture adjusting screw.
- Untuk mengatur jumlah campuran y'an<J masuk kedalam silinder de -
ngan jalan menyetel idle mixture adjusting screw yaitu memasuk-
kan at au mengeluarkan screw tersebutsehingga didapatkan jurnlah
campuran yang tepat. Bila sering dilakukan penyetelan, m~salnya
pada waktu mernasukkan screw terlalu berlebihan
.
sehingga screw f
tersebut berubah bentuk dan untuk memperbaiki perlu diamplas .~an
ini akan mengakibatkan screw tersebut menjadi aus.
Bila terjadi keausan pada screw tersebut' makajumlah bensin yang
masuk kedalamsilinder pada saat putara idlingadalah terlalu ba
nyak. Akibat hal tersebut diatas maka putaran idlingnya kasaro

'd) Katup cuk,


Untuk rnernudahkan mesin hidupsaat ternperatur dingin
maka pada karburator dilengkapi dengan sLst.em cuk , -
Masin mudah hidup dikarenakan ada r~enambahansuplay beris i n dari
sistem cuk. Bila;katup cuk tertutup dan mesin dihidupkan maka di
vebtu~i akan timbul kevakurnan dan kevakumanini yang akan rneng-
hisap bensin dari ruang. pelampung menuju kenosel.
Bila mesin sudah panas katup cuk harus dibuka, karena masih da-
. lam keadaan terutup putaran mesin tinggi dan cenderung. mesin rna--
ti. Untuk melayani rnembuka dan menutupnya katup cuk ada yang se-
cara manual ada yang secara automatis ( uraian pada buku materi
step I I ).
Bila ada gangguan pada sistem cuk, misalnya katup cup tidak bisa
membuka sekalipun rnesin sudah panas mak a akan didapatkan jurnlah
bensin yang m~sukkedalam silinder semakin banyak atau akan dida
patkan jurnlah campur~n ~ang tidak tepat dan didapatkan pembaka-
ran yang tidak sempurna.
Akibat hal tersebut diatas maka putaran idlingnya tidak b a i.k z'
kasar.

e) Katup thermostatic,

Untuk menyalurkan udara saat kondisi mesin oanas


II I - 18

i) Flange karburat.'i"""";:
Flane karburator dipasangkan antara karbura~or de-
ngan intake manifold. Karena peng.encangan baut karburatorterha
dap intake manifold tidak rata makaakan memungkinkan fl~ngenya
me~engkung. Bilaflange melengkung maka akan mengakibatkan cam-

puran me~jadi kurus, uraiansamadengan yang diatas ( g )

2) Saringan udara,
Sernua kebutuhan udara untuk mencampur bahan bakar
ad&lah melalui 'saringan-ud~ra. Karena kondisi udara kadang-ka-
d~ng kotor rnakaakan mengakibatkan saringan udara akan kotor
juga. Dengan kotornya saringan udara ~ersebut maka jumlah udara
yang dibutuhkan untukmencampur bensin tidak 't.epa t; Laq i., Dalam
hal ini jum1ah udaraterlalu s.edikit. Dengan sedikitnya udara
yangmasuk maka campuran menjadi kaya dan menghasilkanputaran
idlingmenjadi kasar.

3) Intake manifold,

Campuran bensin dan udara yangmasuk kedalam silin-


§I%

der melalui intake manifold, bila intake manifold retak atau ba-
ut pengikat terhadap kepala si1inder kendor maka udara luar akan
masuk dan rnempengaruhi campur'an , Dengan berubahnya campuran maka
putaran idling menjadi kasar. Uraian s~ma dengan diatas.
I - 19
III - 20

;~

. BAiiAN BAKAR BOROS

Yang disebut dengan bahan boros adalah sejumlah bahan bakar yang
disuplaykan kedalam sistem"tidak sesuaidengan tenaga yang diha-
silkan oleh mesin. Ketidak sesuaian tersebut dimisalkan kendara-
an tersebut menghabiskan bensin 1 liter dengan menempuh jarak 5
kilometer, xang seharusnya kendaraan tersebut harus menempuh ja-
rak 10 kilometer.
Pemakaian bahan bakar tersebut disebabkan oleh beberapa sebab yg
antara lain disebabkan tidak benarnya sistern mesin itu sendiri,
sistem power train dan sistem bahan bakar dan sistem-sistem y'ang
lain.
Dalam hal ini akan ditinjau dari segi sistem bahan bakarnya.
Borosnya bahan bakar dari sistem bahan bakar adalah terfokus pa-
da pembakaran yangdihasilkan. Bi·la carnpuran bahan bakar dan uda
ra t.e rbaka r tepat pada waktunya dan tidak ada campuran yang tidak
terbakar, rnaka pembakaran tersebut disebut dengan pembakaran sem
purna dan tenaga yang dihasilkan menjadi h~sar.

Tetapi bila ada kelainan pada sistem bahan bakarnya yang me-
nyebabkan· perbandingancarnpuran (A/F) tidak tepat, maka akan di-
dapatkan pernbakaran yang tidak sempurna, sehingga tenaga yang di
hasilkan kecil dan untuk rnencapai jarak yang seharusnya ditempuh
rnenjadi berkurang. Tidak sesuainya pemakaian bensin dengan jarak
.. ~n .
yang ditempuhsering dikatakan bahwa pemakaian ben~ya boros.
Seperti diuraikan diatas bahwa bahari bakar boros disebabkan
oleh pembakaran yang tLdak: sempurna. Oleh karena i tu operasi sis
tern bahan bakarnya harus dijaga agar dapat menghasilkan jumlah
campuran yang tepat ( AlP nya tepat ).
Kebutuhan campuran'untuk setiap perubahan kondisi kerja me-
sin adalah berbeda. Hal ini dimagsudkan agar pembakaransempur-
na dapai dicapai. Misalnya saat :

- Start------- AlP = 5 1
- Idling _....---- A/F = 11 1
- Power -- ..... _-- A/F = 13 1
- Economi A/'F = 15 1

Bila terjadi kesalahan yang mengakibatkan jum1ah perbandingan


pada operasi mesin sarna maka tenaga yang dihasi1kan mesin keeil
dan pemakaian bahan bakarnya boros.
I JI - 22

·dak tepat lagi, misalnya terlalu banyak , Terlalubanyaknya ben-


sin didalam ruang pelampung seringdikatakan karburator banjir.
- Nedle valve aus,
Bila nedle valve aus maka bensin yang masuk kedalarn ruang
pe Lampunq menjadi banyak ( banjir ). Karena banyaknya bensin ter
sebut maka jumlah bensin yang disalurkan kedalam silinderbertam
bah banyakdan vakan didapatkan pembakaran yang t.i.dak sempurna.

- Penyetelan pelampung tidak tepat,


Untuk menent.uken ukuran ke ti.nqqd an pelampung maka pelampung
dapat disetel. Tetapi bila penyetelan pelampung tidak sesuai de-
nganharga standar, misalnya penyetelannyaterlalu tinggi, maka
bensin yang masuk kedalam ruang pelampung menjadi banyak (banj ir)·
Uraiannya sarna dengan diatas.

- Sistem power,
3istem power sebetulnya bekeria pada saat dibutuhka~ tenaga
yang besar kevakuman intake manifold keeil ), yaitu dengan ja-
Ian menambah jumlah bensin padasistem primary.
Te,tapi bila ada gangguan pada sistem t~rsebut,. misalnya

- Power piston macet,


Bi~a, power piston macet pada posisi bawah, artinya tidak bi-
sa dihisap oleh kevakuman intake manifold, maka power piston se-
'lalu menekan power valve, sehingga power valve selalu terbuka.
Dengan selalu terbukanyapower valve. mak a bensin dari ruang pe e ,
lampung akanrnengalir dan menambah bensin pada sistem primary.
~ibat penambahan bensin terus pada sistern primair maka bahan ba
kar rnenjadi boros.
- Diameter power jet ukurannya terlalu besar,
Ukuran diameter power jet telah ditentukan besarnya untukma
sing-masing kendaraan. Kalau dilakukan perubahan power jetdengan
yang lebih besar maka jumlah bensin yang disalurkan kedalam sis-
tern primary rnenjadi banyak. Uraian sarna dengan diatas~

- Sistem akselerasi,
Jumlah bensin yang d i s empro t k an oleh sistern akselerasi diatur
dengan jalan mengatur langkah pompa akselerasi.
Karena kesalahan penyetelan langkah pompa akselerasi dimanalang
1

-I

1
IV - ·2

BATEREI LEMAH
Yang dimaksud dengan baterei lemah disini adal~h pada saat rnesin
akan di start putaran poros engkol (putaran mesin) sangat lambat
sekali atau hampir tidak berputar sarna.sekali. Kejadian ini bisa
saja dikarenakan oleh beberapa faktor, tetapi didalam bab ini ak-
an ditinjau dari sumber tegangannya saja yaitu bater~i, dengan
,
terlebih dahulu meyakinkanbahwa sistem periq Ls Lan outputnya sesu-
ai dengan Standarnya.
Karena baterei sebagai surnber tegangan untuk 'seluruh sistem kelis-
.trikan pada outomobil terutama pada saat start, tegangan baterei
akan digunakan penuh untuk motor starter dansistern pengapian se-
hingga~pada baterei akan terjadipenurunan teganganatau voltage

drop. Terjadinyapenurunan tegangan atau voltage drop pada baterei


ini dikarenakan cairan electrolyte dan plat-plat positip, plat-
plat negatip adalah ne rupakan suatu tahanan dalam ( r ).
-Jadi bila arus mengalir melalui sirkuit seperti pada gambar diba-
. wah akan terjadi voltage drop ( V ) sebesar I.r
Jadi tegangan output (V) baterei
yang sebenarnya adalah sebagai
berikut.

v=E - Ir
E = Electromotive force (EMF)
teoritis yang diproduksi
baterei (volt)
I = Arus yang rnelalui sirkuit(A)
r ;:: Tahanan dalam baterei (ohm)
Ie
,. v I.r = Voltage drop pada terminal
baterei (volt)
IV - 4

1. TERM I N A L

CLAMP TERMINAL BATEREI KENDOR DAN KOROSI

. .
Clamp terminal (+) dan (-). 'yang kendor iniakan membentuk hambatan
.
yang berupa celah udara (air gap) ,sebagai .~ akibatnya tegangan pada
baterei in! tidakdapat sepenuhnya digunakan untuk menghidupkan
mesin melalui motor starter, disarnping itukendornya clamp termi-
nal baterei ini, sistem pengisian yang outputnya normal tidak da-
f
pat untuk mengisi baterei, sebagai.akibatnya kemampuan

baterei
. rnenjadi menuru~~karena pada baterei tetap terjadi self discharge.·
Karasi (corosion) yang terbentuk·pada.kabel clamp dan terminal a-
dalahmerupakan peristiwa yang normal. Terjadinya korosi ini kare-
na cairan electrolite keluardari setiap cell melalui v~nt plug
.pada waktuterjadi proses charging dan discharging dalam bentuk
bocoran'gasyangterbentukdari gas hydrogen dan gas oxigen yang
selanjutnya gas in! mel~ka~ pada terminal-terminal dankabel-ka-
bel clamp rnembentuk suatu koro~i (corosion).
Peristiwa korosi ini bila tidak dibersihkan akanmernbentuk suatu
hambatan (resistance). Jelas harnbatanakibat .itorosi dan tahanan
dalam pada baterei iui akan rnengakibatkan voltage drop pada bate-
rei menjadi lebih besar .lagi.Sebagai akibatnya output yang sebe-
narnya dari baterei tidak marnpu memutarkan motor starter, selain
itu juga pengisian arus listrik dari sistem pengisian kebaterei
rnenjadi berkurang.
Sebaiknya setelah karosi ini dibersihkan dan untuk mencegah cepat-
nya pembentukan kerasi oleskan grease secukupnya pada kedua ter-
minal da~ clamp baterei.

Gambal a,b,c dan d memperlihatkan cara membersihkan baterei dan


dan melapisiterminal dengan grease.
IV -

b. Berat jenis (BJ) Electrolyte rendah


Seperti pada gambar disamping, ka-
pasitas dari baterei dan tegangan
pada setiap cellnya erat sekali hu-
bungannya dengan berat jenis dari
electrolyte. Pada kondisi yang nor-
mal BJ electrolyte 1,26 - 1,27 pa-
da temperatur 20 o C teganganset1ap
·

cellnya harus 2,1 V - 2,2 V dan ka-


pasitas batereinya full charge ·
Karena adanya proses discharging
selama batereidigunakan dalarphal
ini proses kimianya sebagai berikut
,
Pb0 + 2H so4 + Pb ._-~---? PbS0 4 + 2'H 20 + PbS0 4
2 2
Pada reaksi kimia diatas $..04 bereaksi dengan Pb0 2 dan Pb rnenjadi
lead sulfcit ( PbSO 4 . )sehingga cairan electrolyte ( H
2S0 4 ) men-
jadi H 0 . Pa d a reaksi kirnia.ini sulfat (504) akan melekat pada
2
plat-plat .akt Lf positip dan- plat-plat aktif negati f dalam bentuk
lead sulfat sebagaiakibatnya berat jeniselectro1yte akan turun
mi.s a Lnya dari 1, 26 menj adi l, 20 at.au l, 15, · bila ~ilil1.at dari gra-
· fik diatas tegangan pada cell tinga1 1,9 volt - 2 volb dan kapa-
sitasnya sekitar 1/4 - 1/2 dari kapasitas batereinya.
Bila kejadian dischargingtirus berlangsung tanpa ada pengisian
dari s Ls cem penq i si.an (alternator) maka pada 'plat aktip yang men-
jadi lead sulfat tadi akan berubah dari crystalline menjadi sul-
· fat permanenyang keras sehingga akan sukar sekali mengembalikan
beratjenis (BJ) menjadi normal kembali dalam halini 1,26.
IV - {}
\J

b. Plat aktif rusak


Yang dd.mak sud dengan plat aktif disini adalah plat-plat posi tip
(Pb0 dan plat-plat negatip (Pb). Rusaknya plat aktif didalam
2)
cell ini b~sa dikarenakan pengisian yang berlebihan (overcharge)
s~hingga arus yang mengalir ke baterei besar sekali hal ini~k­
an mengakibatkan setiap cell baterei pada bagian plat positip
akan mendapat tekanan akibat dari suhu yang tinggi selamaover
cha~ge,kejadian ini akan.mengakibatkan plat aktif akan berubah
,
bentuk (melengkung) aan memungkinkan plat positip akan terhubung
sirigkat dengan plat negatipsehingga akan rnenurunkan kernampuan
baterei .atau salah satu cell menjadi short circuit~
Selain rusaknya plat aktif karena over charge juga bisa dikarena-
plat aktif menjadi .lead suLfat, permanen yang keras atau aulfa t i.on
dikarenakan self dishcharge sehingga BJ turundan tegangan atau
kemampuannya menjadi turun juga.

--:----------..,..- _-- .. -
"'-- ..
IV - 10

d. Teganganpada setiap cell dibawah 2,1 volt


Seperti telah dije1askan pada buku .step 2 engine grup, tegangan pa-
da setiap cell terbentuk karena plat lead peroxide (Pb0 2) dan lead
(Pb) yang terendam da l.am campuran sulfur acid ( H 2S0 4 ) dan air
( H )akan terjadi reaksi kimia yang menghasilkan tegangan 1i5-
20
trik'sebesar 2,1 volt. Apabila pemakaian kapasitas. b.aterei untuk
perlengkapan listrik pada automobil berlebihan sedangkan pengisian
kembali oleh alternator kurang, atau sistem pengisian kerjanya ku-
rang sempurna maka hasil pengeluaranarus (discharge) akan menga-
kibatkan sulfur acid (H S0 akan menjadi H hila hal ini terja-
2 4) 20,'
di terus berat jenis electrollte akan turun misalnya dibawah 1,20
sebagai akibatnyategangan pada cell akan turun dengan demikian
rnesinpun akansukar untuk distart.
ELECTROLYTE CEPAT BERKURANG
Secara normal cairan. dalambentuk hydrogen dan oxigen didalarn bat~
r~i akan berkur anq karena adanya 'Proses charging dan, discharging,
akan tetapi apa hila berkurangnya cepat sekali kejadian ini harus-
lah diselidiki. Untuk jelasnya perhatikan fish bone terlampir.

1. ELECTROLYTE

Seperti telah dijelaskan terdahulu berau jenis yang normal adalah


1,26 pada temperatur 20°C dan akan menghasilkan tegangan pada se-
tiap cellnya sebesar 2,1 volt dan kapasitas batereinya (batere-
charge) ada sekitar 90% - 100%

1.14 .

1.10 .•

1.06
1
CAT 2Q-O
20 .au 1M) '00

'''"EAY CHARGE c%)

Bila dari hasil pengamatan BJelectrolyte terlalu tinggi pada tem-


peratur diatas 20°c tegangan pada setia~ cellpun akan naik.
Kejadian diatas ini bisa dikarenakan over cha~ge dari sistem peng
isian. Karena kejadian over chargeini akan mengakibatkan cairan
hidrogen dari electrolite akan berkuranq, bila hal ini terus ber-
langsung cairan e Lec t roLy t.e akan cepat menguap dalam bentuk gas
hydrogen dan oxigen melalui vent plug. Selain itu juga akibat over
charge ini akan menimbulkan panas dan disertai kenaikan tekanan
didalam. kotak baterei dan akan mengakibatkan cairan electrolite
akan berkurang. Untu~ menurunkan BJ yang ketingian ini, BJ dapat
diturunkan dengan jalan mengurangi electrolyte dalam baterei, ke-
mudian tambahkan air accu (aquades sampai didapat BJ yang normal
IV
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
j

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
J

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
J

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
SISTE:·1 STARTE
V-2

Untukmaksud dapat rremahami kemunqkdnan-kemcnqkinan yang terjaei pada praktek-


nya cii.lapangan, maka penguasaan materi step 2 sangat diharapkan sebagai dasar
dal~ perrbahasan masalah trouble shooting tersebut.

Pada dasamya sirkuit sistem starter yang ada pada kendaraan dapat dibagi men-
jam dua rnacam yakni :

a. Sirkuit sistem starter tanpa relay


b. Sirkuit sistem starter dengan relay
I

another, they may be roughly br~ken down into two


IGNITION 5WHCH

AM o ACC
tGNlTION SwaTCH
o tG
S
OACC
OK;

5T
NEUTRAlm*
START
SWITCH-

FUSIBLE
NEU.TRAl
START
(1]'
UNK 5YJ1TCH·
. STARTER
TERMINAL50
* •

-
RELAY
/TERMINALSO /JERMINAL JO
//TERMINAlJO
//
r
I------------r/

I
7Ti7

WITHOUT STARTER RELAY WITH 51 ARTER RELAY

BASIC STARTER CIRCUITS OHp·14

Gambar. 1 Sirkui t Dasar Starter

Selanjutnya akan dibahas masing-rrasing trouble shcoting yang disebutkan t.erda-


hul.u secara berurutan yang .di.Lenqkapi, dengan masing-nasing tulang ikannya (fish
00n~).
v-

..... --
I. MESIN TIDAKDAPAT BERPUTAR

Apabila kunci kontak diputarkan kepoai.sd start(ST), temyata rresin ti


. dak berput.ar hal tersebut bisa diakibatkan oleh beberapa .faktor seperti

a. Faktor surrber tenaqa (PCMer source)


b. Faktor ai.stem startemya dan,
c. Faktorsistan rres in ,

Da.lam hal ini yang akan dikupas hanya faktor-faktor yang meliputi surnoer daya
dan konponen sistem starter saja. sedangkan kanponen yang disebabkan dari fak
tor mesin akan diuraikan atau dibahas pada bah t.ersendi r i,
selanjutnya untuk kasus rresin tidak dapat berputar, yang disebabkan oleh kedua
faktor diatas adalah sebagai berikut

1. Baterai
2• Ignition switch
3. Neutral switch A/T
4. ~btor Starter
5• Armature Brake
6. Starter Clutch & Pinion
7. Ring Gear

1. Baterai

Penyimpangan-penyinpangan yang terda}?atpada baterai yang dapat rrenye -


babkan mesin tidak dapat berputar pada saat distart adalah :

a). Tegangan baterai lerrah.


b). Tenninal baterai kotor.
c). 5elnya rusak .

5et:erti telah diuraikan pada buku step 2, bahwa motor starter dapat rremul::.-.
t.arkan ring gear, apabila pada saat clistart tegangan listrik yang roasuk ke
tenninal 30 tidak kurangdari 8.0 volt. Jika tegangan baterai dibawah 8.0
volt hal ini dikatagorikan sebagai baterai lemah. Perlu diingat bahwa hu -
bungan antara Arrfer Jam(AH) dengan volt erat sekali (lihat hal baterai) .
M=ngingat hal tersebut maka tegangan baterai rninirmm seharusnya 9,6 volt &
bila dialirkan akan aenqhas.i.Ikan tegangan ditenninal 50 notor starter :!: 8.0
volt saat distart. cemikian jugaditenninal 30 besarnya tegangan tidak a~

e kan rr.elebihi tegangan ditenninal 50. Kalau hal tersebut terpenuhi rrenurut
grafik sifat starter sebagai tertera pada gnb. 2 berikut, maka kesepatan pu
tar & t.orqoeyanq
v-

Apabila fusible link dalarn hal ini putus, berarti tidak dapat mengalirkan
arus listrik tersebut kemasing-masing sirkuit. 5ehingga dalam hal ~r -
listrik yang seharusnya masuk ke point sr dari ignition switch akhimya -
tidak ada. Akibatnya magnetic swi.t.ch tidak kerja, walaupun ditenninal 30
rrotor starter (Main switch) tegangan tetap stand by. Tetapi arus tidak -
akan rrengalir ke field coil - armature coil terns ke masa, akhimya rrotor
tidak bekerja dan berart.i, rresinpun tidak dapat berputar,

b) •Point sr pada ignition switch rusak ,


J\pabila ignition switch pada posisi. start, poin A~ akan .berhubungan dengan
point sr 1 dan sT.2. sehingga arus xrengalir lfe tennirial 50 dan sel~jutnya
rrenghidupkan magnetic switch starter yang· berfungsi uncuk rrenghubungkan -
'tel.~a.inal 30 dengan tenninal C melalui,~kontack plate.
Jika point sr rusak karena terbakar atau aus karena gesekan yang nenyebab-
kan hubungan tenninal tersebut putus, maka arus baterai tidak dapat lagi -
. rrengalir ke terminal 50. Akhimya magnetic switch t.idak bekerja, sehingga
arus besar dari terminal 30 tidal< rrengalir kefield coil - armature terus
ke masa. Dengan demikianrrotor starter tidak kerjadansuda'1 pasti putar-
an tidak dihasilkan sehingga.rresinpun ·tidak dapatl:erputar karena ring-
gear tidak .diputar.

c) . Tenninal 50 pada rrotor starter putus/lepas.

Hal yang sanr akan terjadi apabi.La, terrninal 50 putus./Iepas , Denganputusl


lepasnya tenninal 50 terseoot, .arus untuk nenggerakkan plunger· magnetic -
switch praktis tidakada. Akibatnya main switch (kontack plate) tidak da -
pat Irenghubungkan terminal 30 dengan terminal c.
Demgan demi.kian rrotor starter tidak berput.ar , sehingga rresinpun tidal< rreng ,
hasilkan putaran untuk merrenuhi, pembakaran.

d) • Relay starter zusak ,

Dalam hal sirkuit sistem starter yang dilengkapi dengan kanponen starter
relay (tipe nonnaly open), akan dapat rrerrpenqaruhi, starter motor tidal< 00-
kerj a. Walaupun persaratan kerj a motor sudah t.ezpenuh.Lmi.aal.nya ;
- Aros terminal 30 ada.
- Power input relay starter ada.
- Pa-.er input di Ignition switch ada.
V-8

b). Kabel etnninal 30 rusak ,

Apabila kabel terminal 30 rusak, dalam arti kawatnya sudah banyak yang
yang p.1tus/usang maka besar kem.mgkinan arus baterai t.Ldak dapat dialirkan den
ngan sempuma ke field coil, melalui tenninal 30 & tenninal tenninal C. Se _
hingga field coil tidak dapat rrembangkitkan kenagnetan. Akibatnya daya putar
tid~· d~t dihasilkan oleh notor starter, karena tidal< terjadi perpotonqan
~ar~s ker'j a megnetzoleh annature coil. Denagn demikian rresin tidak dapat ber
putar • .
I

p
c). Annature coil terbakar.

Kalau dilihat . konstruksi dari armature coil adalah setiap ujung dari
konduktomya disarrbungkan dengan solder terhadap kanutator. Jika terjadi -
hubungan short akibat armature tertahan, rnaka besamyaI (arus) yang rrenga~

lir akan besar karena tidal< adanya tegangan balik pada armature coil, .
Denqan rrengalir.nya I yangcukup besar tadi, baik aki
bat annature tertahan maupun akibat short yang lain makapada armature coil
akanEirrou Lpanas , Bertarrbahnya ·panas t.ersebut; akan berbanding Lurus de
ngan bertarrbahnya waktu rrengalirnyaarus yangbesaritu,sehinggabesar ke-
mungkinan akan rrencapai titik lebur solderannya. Akibatnya kalau hal ini
terjadi, bukan tidak mungkin solderan armature tersebut akan lelehdan Lt.u-
lah yang dimaksud dengan armature terbakar.
~lihat kejadian ini sudah barang tentu rrotor starter t.Ldak dapat berfungsi
. . ~J,~

karena armature coil tidal< dapat lagi rrengalirkan arus, eehi.nqqa tdapat; Ire -

. ninbulkan putaran sesuai dengan prinsip kerja rrotor.


Dengan demikian akibatnya motor tidak akan berputar, dan rresinpun tidak da-
pat rrenghasilkan kecepatan pucar minimum un~uk rrerrenuhi, siklus pernbakaran.

5. STARrER CLUrGl & PINICN

Sebagairnana dijelaskan pada buku pe Lajaran step 2, bahwa starter


clutch & pinion berfungsi untuk rrelepaskan perkaitan pinion dengan ring ge
ar. Dalam hal korrponen starter clutch & pi.ni.on ada yang rusak dapat rrenye -
babkan perkaitan at au pelepasan tersebut tidak sempurna. Dan dapat rrengaki-
batkan perpindahan daya notor starter juga tidak serrpurna , akibatnya rrotor
tidak dapat rremutarkan pores engkol dan akhimya rresin tidak dapat berpu -
tar.
V-10

_c). Pin Lever lepas

Apabila terjadi pin lever lepas, akibatnya drive lever tidak dapat,
berfungsi dengan baik. Pengaruh pertama adalah perkaitan pinion dengan ring
gear, -tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Karena drive lever sebagai -
Irekanisrre pemindah daya tidak dapat berfungsi dengan baik, Walaupun magne-
tic swit~ dapat, bekerja nenghubungkan main terminal dengan kontak plate,se
hingga a:rus yangbesar dapat nengoperasikan rrotor. Tetapi karena pinionti-
dak dapat berkaitan dengan ring gear maka starter tidak dapat; nenghasilkan
I
putaran I;X>l:OS engkol sesuai dengan kebutuh.an mesin untuk nencapai sikl~ -
pembakaran.

d). Sliding spline macet (karat)

Macetnya perqerakan sliding pada screw spline motor starter, dapat;


~jadi karena adanya karat pada al.ur spline. Hal ini diakibatkan karena pe
lumasnya tidak ada. Kalau terjadi seperti ini dapat; rrengakibatkan tidak ter
jadinya perkaitan antara pinion gear dan ring gear dengan sempurna.
Disanping itu yang pal.Inq perrt.inq adalah kontak plate tidak dapat menghubung
kan tenn:inal 30 dengan tenninal c.. Akibatnya arus yang besar --tidak dapat me
ngalir karenamainswitch tidak, berhubungan walaupunHold in coil & PUll in
coil dapat rrenimbulkan kerna.gnetan.
Tetapi -kekuatan kemaqnetannya Eecap t.Ldak mampu mengatasi ·kemacetan sliding- ..
tersebut. Akhirnya tetap saja notor tidal<' dapat kerja dan selanjutnya tidak
dapat nemrtarkan pores engkol untuk -; narenuh.i kecepatan putar minirrium yang di
butuhkan roesiri, sehingga roesdn tidak dapat berputar.

6. ARMATURE BRZ\KE

Kadang-kadang kcmponen armature brake dapat juga mengakibatkan mesin ti-


dak dapat berputar karena fungsi armature brake adalah untuk menghentikan si
sa putaran armature. Agar bd.Lamana terjadi· kegagalan start yang menyebabkan
rresin tidak bisa hidup dan kemudian dilakukan restart (start kembali), maka
pinion gear dapat berkaitan dengan sempurna dan disusul oleh putaran armatur
yang kuat untuk rrernucarkan pores engkol.
Apabila terjadi kerusakan pada bagian-bagian dari armature brake misalnya se
perti :

a. Brake spring .lemah


V-,12

Akibatnya walaupun notor starter dapa.t rrenghasilkan putaran dengan sernpur-


na, ,tapi putaran tersebut tidak akan dapa.t di.pdndahkan ke ring gear'. Tanpa
adanya perkaitan terlebih dahulu. , ,

Dengan demikian rrotor starter tidak lOOnghasilkan kecepa.tan putar. engkol


yang dibutuhkari aleh rresin, sehingga mesin tidal< dapa.t berputar.

I
V-14

2. MESIN BERPurAR IJ.\MBAT

~ila kunci, kontack .diputarkan kepoai.s i, sr(start), rresin berputar lam-


bat atau tidak dapat berputar rrencapai kecepatan putar minimum yang dibutuhkan
oleh mesdn untuk rrerrenuhi siklus pembakaran.

Dalam hal kecepatan putar engkol yang dihasilkan oleh .mesin lanbat, dapat dise
babkan oleh kanponen-kanponen sebagai berikut

1. Baterai I

2. Magnetic switch
3. MJtor Starter
4. ~sin

Kalau hal semacam ini terjadi, dapat memgakibatkan rresin tidak dapat hidup wa-
laupun sistern bahan bakar dan pengapiannya dapat OOrfungsidengan baik.
M;mgingat persarat.an dari kecepatan putar rreinimum cukup berpengaruh t.erhadap -
dapat atau tidaknya nesin tersebut rrenghasilkan putaran, maka untuk lebih jelas
nya daPat 4diikuti uraian berikut ini.

1). BAT ER AI ------"-----_........-


Penyinpangan-penyinpangan yang dawtdisebabkan oleh baterai I sehingga f.

nesin juga berputar lambat adalah

a.Tegangan baterai Iemah ,


b. Tenn:inal baterai kotor.
c. Kabel starter rusak,

Seperti diketahui bahwa pengaruh tenaga baterai terhadap kemampuan starter sa-
ngat !?enting, lebih-lebih bagi kendaraan yang rrenggunakan starter reduksi. Untuk
Lebdh jelasnya tentang hubunganantara kapasitas baterai yang. digunakan dengan-
rrotor starter dapat dilihat grafik berikut. Dalam hal ini untuk menqooer'asi.kan
rrotor starter tersebut dibutuhkan kaoas.itas baterai dalam keadaan full charge - -
agar diperoleh out put starter yang optimal.
Dengan demikian kondisi baterai sangat berpemgaruh terhadap.dapat atau tidaknya
notor .rrenqhasd.Lkan kecepatan putar yang dibutuhkan oleh mesin lrersangkutan., se
hingga rresin dapat hidup.
..2). MAQm'IC SWITCH.

selain baterai, kanponen magnetic switch pun dapat nenyebabkan mesin -


berputar lanbat. KCIl1I?Onen katpOI1en nagnetic switch tersebut antaralain ;

a. Main switch kotor


b. TeJ::m:i.nal 30 & C terbakar/kotor
c. Stelan stud end (plunger) pendek

a). Main switchkotor


I

Besar· kecilnya arus yang mengalir melewati tenninal 30 & C tergantung pada
, keadaan main switch tersebut. Apabila rred,n switch kotor, dapat menyebabkan
bertanbah besamya tahanan (resistance) terminal tersebut.
Akibatnya jumlah arus yang rcengalir melewati sirkuit akan berkurang atau
dengan katalain arusnya kecil. Dengan derni.kian dapat nempengaruhi kerja
dari notor starter rrenjadi tidak normal . Sehingga menyebabkan putaran IX> z:
res engkol juga lambat, oleh karena cranking speed yang dihasilkan notor -
scarter tidak dapat rremenuhi, ·kebutuhan kecepatan putar mesin.

b). TeDninal 30 & C terbakar/kotor

Sedangkanjika terminal 30 & Cterbakar/ kotor, dapat riengakibatkan nilai


tahananterminal tersebut akan bertambah besar dan akhirnya menquranqi,
arus yang rrengalir. Besarkecilnya arus yang nengalir nelewati· termirlal -
tersebut, sangat bergantung pada .keedaan/tahanen terminal-tenni.nalnya· pada
saat posfai, magnetic' switch CN (kerja).
Makin parah terbakarnyaterminaltersebut, makin. besar bertambahnya nilai
~istance/tahanannya. Sehingga dapat rrengurangi tegangan yang ada di ter-
nal C yang kernudian akan berpenqaruh juga pada sirkuit berikutnya.
Apabila perbedaan tegangan disini nencapai, 4.0 volt, berarti pcwer input
ke motor starter pasti juga berkurang. Hal ini dapat nengakibatkan tenaga
gerak yang dihasilkan oleh Irotorpunakan berkurang. Dengan demikian tidak
daoat, rreutarkan poros engkol dengan sempurna, akibatnyarnesin berputar lam
bat.

c). Stelan stud end (Plunger) pendek

Hubungan stelan stud end denqan putaranmesin lambat adalah erat sekali.
M;mgingat stelan stud end dapat rranpengaruhi sempurna atau tidaknya .perka-

itan ......... ·
V-I8

jika kasus tertahannya· armature tersebut berlangsung dalarn waktu relatif la


rna .. Karena dalam kasus tertahan ini arus yang mengalir pada field coil cu -
kup besar bisa rrencapai 330 amper, akibat tidak ad~ya tegangan balik dari
aonature coil. Jadi jelaslah bahwa kalau bushingaus dapat mengakibatkan me
sin juga berputar Lamoac.

b. Brush pendek

Dengan pendeknya brush/sikat rrendekat i, "limit dari panjanq brush t.ezsebut.,


akan ITempengarohi aliran arus dari field coil ke masa rrelalui armature coil
Mengingat pada spesifikasipanjang brush dibawah limit 10 rom tidak dapat
roenjamin al i.ran arus yang cukup, akibat tegangan spring disini sudah reele
.7

rnah. Sehingga secara operasionil kerja rrotor starter akan terganggu dengan
kata lain rrotor tidak dapat rrenghasilkan out put sesuai kebutuhan mesin.
. .

CEmgan demi.kian sudah baranq tentu tidal< akan marnpu memutarkan pores engkol
akhirnya rres.inpun akan bernutar Larroa t .

c. Field coil short atau bocor

Apabilafield coil short ataubocor, "dapatmengakibatkan jumlahkemagnetan


yang dibangki tkan akan berkurang. Karena kumparan field coil ada yang bocor
atau short, maka arus yang rrengalir sebagian ada yang langsung ke masa tan-
pa rrelalui sirkuit kumparan tersebut. Akibatnya .kekuatan magnetnya akan ber
kurang, karena amper gulungnya ( A x G ) berkurang.
Sejauh mana berkurangnya gaya kemagnetan yang dihasilkan - pada field coil
starter, akan sangat bergantung pada kebocoran/shortnya field coil tersebut.
Akibat berkurangnya kekuatan magnet yang timbul pada field .coi.L, .rrenyebab -
kan rranen puntir yang dihasilkan oleh rrotor satrter akan berkurang juga.
Dengan demikian kaitannya akan diterima oleh mesin itu sendiri yaitu mesin
akan berputar lambat.

d. Kcmutator kotor

Pengaruhnya terhadap notor starter jika kanutator kotor adalah aliran arus
dari terminal 30 - terminal C - ke field ooi1 dan kemasa melalui armature
coi.I akan berkurang atau rrenjadi kecil. Karenani1ai resistance pada komuta
tor akan bertambah sesuai dengan kondisi kotornya. kanutator sehinga kalau -
hal ini terjadi otanatis motor akan berputarlambat.

Akibat .
IGNITION SWITCH l-1AGNETIC SWITCH

Mekanisme
IG, s/w rusak
Return spring
lemah
Kontak poin AM &
..
ST short sirkuit ' ... '.. :.:-:-:
Gerakan sliding v,
~
<:.~:.)~.}:{::::{{,
. '
macet . .•. . :.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:
. •. . .•.•••..•. :............ ...
'
".
(Plun·Ye.~) ..................... . ...
IvtJI'OR ....
............
...............
'. .. { -, \ ............
.
.............................
. .
.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.• :.:.:
~ I ( , { " , I ~ . . . ~~. . •••••••••••••••••••••••••••
~ .............
.............
..............
..................
PurAR ·::~:t~ttrm~?\
TERUS .' ·····~t/

Kontak poin
nempe1 terus

<I
N
o

G3!rbar. 10
V..... 22

11 rOenunjukkan bagan dari hubu-


ngan-hubungan terminal, pada ignition
SW'itch dari salah satu mc:x1el kendaraan
Jika ignition switch rusak , hubungan-:-.
hubungan tersebut tidal< seperti yang
tertera pada gambar lagi. sehingg~ ke
mungkinan rrotor starter hidupterus
AM Ace IG ST
POS'SJ akan terjadi karena ares yang inen-galir
SAKELAR
OFF
ke tenninal sr tetap ada, walaupun kun
Ace ci kontak sudah kembali keposisi CN.
ON
START Gambar 11-. Posis;'posisisakelar.
- - -........- ......._ . . . . l o - . - - - I ._ _-L..--:;:.----J

b. Kaltak point AM & sr short sirkuit.


Hal yangsama akan terjadi bilakontak point AMdenganST short sirkuit,
yang disebabkan karena point leleh atau housing ignition switch pecah.
Kasus ini dapatrrengakibatkan arus tetap rrengalir ketenninalST rrotor .scar-
ter, akibatnya rrotor starter akan berputar teros. Walaupun rnesin sudah hidup
Disarrping kejadian tadi,hal tersebut jugadapat nenqakibatkan pel.epasan pi-
nion gear dariring·· gear· agak sulit. ~ngingat magnetic switch masih bekerja
ten1s.CEmgan demikian tenninal 30 dan terminal C akan tetap dihubungkan 0-

leh kontak plate, sehingga ares yang besar dari baterai mengalir kefieldco
il terus kemasa trelalui armature coil. Dan akibatnyanotor starter akan ber-
putarterus.

Jadi jelaslah· barwa kalau rrekani.are ignition switch rusak maupun short sirku
it, dapat berpengaruh pada kerja notor starter rrenjadi berputar terus walau-
P'Wl kunci kontak sudah kembali keposisi. CN dar.i sr.
3). ~IC SWITOJ

seperti diketahui dalam step. 2, .bahwa notor starter akan OFF bilamana
kunci kontak sudah kerrbali keposisi CN dari ST. Apabila dalarn keadaan se -
perti ini rrotor tetap berpucar, maka .ada beberapa kemungkinan penyebabnya
yaitu :

,.. a. ·.Gerakan plunyer macet;


b. Stelan stud end kepanjanqan

a. Gerakan plunyer macet..

t-iacetnya gerakan plunyer dapat disebabkanoleh lerrahnya return spring. !

Sehingga pada waktu kunci kontak kerrbali ke posisi aJ, arus dari bat.era
i tidal< lagi rrengalir ke kunparan Ilold (1101d in coil). Akibatnya magne
tic switCh OFF, dan return spring akan rrengerrbalikan plunyer ke posisi -
semula. Tetapi karena return .spring lernah, maka .kerroal.Inya kurang serrpur
na, Pengaruhnya rrenyebabkan pinion tetap nempel, dan akhimya arusyang
besar .yang besar dari baterai tetap rrengalir .ke Field & Annature .Coil te
rus kemasa. Akibatnya rrocor starter akan berputar terus.

'1IIl1ilJlllllllllUUlI
Illlllllllmmlllllll~~'-.~~

Garrbar. 13 cara perrezfksaen spring.

b. Stelan stud end kepanjangan.

Da.Iam hal stelan stud end kepanjangan, dapat rrengakibatkan Lanqkahpdrri .


on pada waktu perkai.t.an dengan ring gea~ terlalu da1am. Sehingga rrenim-
bulkan kesulitan proses pelepasannya. setelah kunci kontak kembali dari
posisi CN ke sr. Dan pada saat ini seharusnya hold in coil pada magnet
ic swi tch sudah tidakbcrfungsi Laqi , dcnqan dcmiki.an rrotor starter OFF
Tetapi akibat pe Lepasan pinion rrengalami kesulitan, yang rrembuat lang-
\.

BAT ER A I

- Teqanqan. lemah
(. ( 5,5 volt)

"'7''-
/ ... k.........

PINION ~.::. .,

CFJ'-\R
BERGERAK :·:}~{~~~~l}{,:~ . _
tv1AJU ~:::-:-:::;.~::: ' 5 . 0 lemah
.
MUNDUR
~I Tegangan Terminal .
( ~5t5 volt)

- Hold in Coil outus

MAG acT I C S W ITCH

<I
N

'"
Gambar. 14
~{1<.,,*

berhubungan setelah pull in coil bekerja, selama kunci kontak belurn diposisi-
kan ke posisi ON karena posisi sedang Start. Justru oleh karena adanya hold
in coil maka kontak plate dapat berhubungan dengan main terminal. Sehingga a-
rus yang ·besar dapat rrenqal.Lr ke. field coil. dan dapat menghasilkan tenaga pu-
tar yang besar pula. Tapi karena hold in coil dalam hal ini putus, maka kon -
tak plate tidak dapat tertahan pada posisi nempel dengan terminal 30 & termi
nal, C. Akibatnya arus yangbesar tidal< dapat rrengalir I akhirnya motor starter
pun tidak dapat IreIT\utarkanporosengkol. Gerakan yang dapat dihasilkan hanya
gerakan maju mundur atau gerakan bolakbalik saja.
A L T 'E RNA TOR VOLTA~ REr:fJLA1.DR

Rotor coil putus Arus 1fT


tidal,' ada
Brush habis I.C. R E t:j U L A TOR

Stator coil putus

ResistorDU- ada

Diode + tus & terbakar ~1IC' rusak


.~~
. . . . . . . . . , . . - - . >;'- ~ •••••••

putus
.'::.~:.).?\.:::~~~~~~~~::
..................................
...............
.:::::::::::::::::::::::::::::.
TIDAK .®A ·}·· ~=~=f~:~:~:~:~:~:.~:·.
• 0. 0.000 •••••
·· ..
• • • • • • 0.0 • • • • 0 • • • 0 0 0 0 • • • • • • •
........ .. '

e _ . · • • • • • • • • • • • •

r~I~(jISI.~~
..............

o

0•0 0 • 0 0 •••••••••••

. '- I.·•••••••0
- •••0•••0 ••• 0•••••0" e ••••••••••••• t ••••••
o 0 • 0 •• 0 •••••••• •
• • • • • e .• -• • • • • • • •
o •••• :-:-:.:.>:-:.:.:.:<
f . 0 . .• ·0·0·.·.·.·.·.·.
- I.ub~:::an darf voltaae ~... ',:.:->:-
re~lator ke Alternator
- Putus
nutus (~ req:ulator) .

.Socket yanR;. ke \"01 taP:Q


regulator kendor. , yang ke alternator
at.au lepas. ·kendor/leoas

.0
. -W,~ I R I N· G <
TAL I K I AS H
I
f\.)

C~rnb~ ..~
VI-4

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidal<:. adanya pengisian adalah sebagai 00-
rikut
1). V belt putus
2). Voltage regulator .rusek
3). rc regulator rusak
4). Alternator rusak
5). \~iring

1). V BELT ( TALI KIPAS ).

Kanp:>nen V belt pada mesdn erat sekali tlubungannya dengan kerja al -


ternator. Karena alternator akan berputar jika putaran mesin dipindahkan
me1aluitali kipas ke alternator.
Apabila tali kipas putus, otanatis alternator tidal<: akan berputar, Akibat-
nya tenaga listrik tidakdapat dibangkitkan oleh alternator wal.aupun pada
rotor coilterjadi kemaqnet.an yang cukup sesuaibesarnya altus yang menga
lire .Karena arus dari IGtetap mengalir k¢· rotor coil dan terus kemasa.
Disampingitu putusnya tali ki.pas juga rrerigakibatkan .kerusekan atau trou -
hie pada sistem -lairmya,sepe:rUsistem pendi.nqi.nmes.in , Oleh karena water
pomp tidak akan berputartanpa adcinyatali ·kipas ,sehingga-pengaruhnya da-
pelt Irenyebabkan mes.in over heating (untuk jelasnya lihat bah mesin) •

2). \iOLTAGE ·REGUIAIDR

Seperti telah di.jel.askan pada buku step 2·, bahwa fungsi regulator da
pelt dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

1. ~gatur tegangcm yang mengalir ke rotor coil, agar dapat mempertahan -


kan out put altentator tetap konstan padasemua tingkat putaran.
2. ~ghidupkan lampu charge pada saat ignition switch ON mesin mati dan
mematikannyabila mesin sudah hidup.
Bagian-bagian voltage regulator yang dapat rrenyebabkan sistan penqi.s i.an ti
dak kerja adalah:

a. Arus IG tidak ada


b. Resistor putus & poi.n terbakar

a 0 Arus IG tidak ada


Dalam hal arus IG tidakada, maka masukan kerotor coil rnelalui fuse En

gine
VI-6

3). I.C. R:GUIATOR

Perlu diketahui bahwa fungsi Ie reguiator sarna persis dengan fungsi


voltage regulator pada kendaraan yang dilengkapi dengan sistem pengisian· - f

tipe kcnvensfonal.. Cuma dalam hal ini pengatur tegangan yang rrengalir ke -
:rotor coil diatur oleh kerjanya MIe (M:>nolitic Integrated Cirkuit). Yang -
konponennya disus un dalam mIP yang rrerupakan satu kesatuan yang sulit eli
pisah-pisahkan satu persatu. Sehingga dal.am nengalisa kerusakan yang terja
di tidak dapat dilakukan secara t.erdnct, hal terSebut hanya dapat eli laku-
kan tematas pada konponen MICassy.

Berbeda halnya pada tipe kcnvenai.onal , .yanq diatur oleh voltage regulator.
Yang terdiri dari kcnponen-kcrrponen yang. dapat dilihat secara terpisah sa-
tu dengan yang· lainnya -. Jadi

Jadi dalam hal ini kalau me rusak , atau ada sirkuit yang t.i.dak benar dan
dapat ermpengarohi input tegangan tidak ada seperti

- IG putus
- Transistor Trl OFF atau put.us
maka arus yang seharusnyarrencal.Ixkerotor coil \mtuk rreninbulkan kemagnet
an tidak akanada. Akibatnya rotortid'aknenghasilkan kemaqnet.an. Denqan -
de.mikian .listrik tidak 'dapatdibangkit:kan oleh alternator, walaupun konpo-
nen alternator lainnya dapat bezfunqsd, Cienganbaik.
Da.lam hal ingin rrengetahui kerusakan korrponen sistem pengisian yang diIenq.:.. ~
kapi denqan Ie regulator, dapat diikuti prosedur pada buku pedcman reparasi
Untuk jelasnya garrbaran trouble tersebut, maka dapat diikuti di.aqramumim-
sistem penqtai an yangdi lengkapi dengan Ie :regulator sebagai berikut.

STATO" CO'\.

--=3.)_s_ :9
__--f_-------r- --- ~ LJ
T"
. CHARGE,
-=-
'" \.
,
lA~"
_t_

------------------.----- ,

----_.--
Ie ~EGUL.4TOR

GaInbar. 4 Diagram pengisian dengan Ie regulator ~


stator
VI-8

bergantung pada berapa banyak stator coil tersebut yang putus atau short.
Karena besarnya gaya gerak listrik (gg1) yang akan dihasilkan erat sekali
hubUngannya dengan rumusdasar.berikut,

E = B 0 ! . v

Seperti diketahui pada buku step 2, bahwa arti rumus diatas. adalah

E. = Jumlah ggJ, yang dibangkitkan


B = Besarnya rredan magnet pada rotor coil
t. = fPanjangnya konduktor
v = Kecepatan merrotonq konduktor dalam satuan waktu (t) •

Praktis dalam hal stator coil ada yang. putus, berarti panjang konduktor -
tersebut akan berkurang dari panjang sebenarnya.
Dengan berkurangnya panjang. konduktor cersebuc pasti erat kaitannya terha-
dap besarnya tegangan yang dihasilkan pada a Icernator , Apabila dalam hal
in! alternator menghasilkan out put tegangan yanqbesarnya sarna dengan te-
gangan baterai, be.rarti pengisian tidak akan terjadi. ·Karena tidak adanya
. .

perbedaan potens.ia.I listrik atau perbedaan tegangan baterai dengan tegang-


an alternator.' Dengan demi.kian praktis arus tidak" dapat mengalir, untuk
Iriaksud pengisian.
Apabila kejadian ini berkepanjangan, bukan tidak mungkin baterai akan le-
mah dan tidak. dapat memutarkan starter.

d. Diode putus

Seperti terlihat pada gambar sirkuit alternator berikut bahwa diode


berfungsi untuk rrenyearahkan arus yang dihasilkan oleh alternator, sehing-.
ga dcipat dipergunakan sesuai kebutuhan kendaraan yaitu arus searah.
~ila terjadi kasus diode putus, maka jelas alternator tidak dapat meng-
hasilkan out put. Karena GGL yang dibangkitkan pada rnas.inq-masi.nq stator -
tidak dapat dialirkan kesi-rkuit. Akibatnya sistem pengisian tidak ada peng
isian. KeInungk~an putusnya diode secara keseluruhan ini, agak jarang ter-
jadi. Hanya saja kalau terjadi, kemungkinan putusnya pada connectionnya.
"@

~l TJ
-""-

Garnbar.5
e
VI-IO

c) . Socket voltage regulator lepas/kotor.

Dalam hal socket (penghubung) yang keregulator lepas, rrengakibatkan hu


b~gan masing-Il)aSingterminal tidak: ada. Berarti arus IG yang ke-
t

rotor coil pun tidak ada nengalir. Akibatnya rotor coi.L tidak dapat
rrenghasilkan kerragnetan, dengan demi.kian alternator tidak dapat nengha
silkan atau nembangkitkan listrik. Hal ini dapa.t diketahui nelalui lam
pu tanda pengisian tidak dapat bekerja denqan normal, yaitu lampuchar
ge akan padam terus, baik pada saat kunci kontack ON mesin mati maupun
roesdn. hidup. Karena sirkuit lampu tanda pengisian t.Ldak tertutup, aki-
bat terlepasnya konektor yang kevoltage regulatornya.

Voltage Relay

Voltage
Regulator

G3Inbar. 6 Voltage regulator

Selanjutnya kalau tenninal kotor dapa.t rrempengaruhi aliran arus yang ke


rotor coil rrenjadi tidak: sernpurna. Karena besarnyaresistance pa.da sir-
kui, t tersebut akan bertambah besar. Akibatnya arus yang ke rotor akan
keeil atau tidak: rrengalir sama sekali. ~gan demi.kian kemagnetan ·pa.da
rotor 'coil tidak: ada atau keeil sekali tergantung besarnya resistance.
Akhirnya out put alternatorpUIi tidak ada, dengan kata lain sistem pengi
sian tidak ngisi •


VI-12

Apabila out put sistem pengisian. tidakrrencapai. spesfikasi tegangan mini-


rmm yaitu 13,8 volt atau hanyarrencapai dibawah tegangan minimum tadi. Berarti
sistem pengisian tidak dapat OOkerja dengan normal ,
Ka.:rEma spsifikasi normal, setiap sistem pengisian untuk rrobil bensin adalah 13,
8 '. - 14,8 volt. Dalam hal ini pengisian ke baterai seoog~i pengganti arus -
yang terpakai dapat terpenuhi dalam waktu yang relatif cepat.
Kemungkinan-kemungkinan penyebab pengisian yang rendah ini dapat dikatagorikan .
rrenjadi : .

1). Tali Kipas


2). Voltage Regulator
3). Alternator
4). l-liring
5). Baterai

..:
i.
"

1). TALI KIPAS (V Belt

_ Ketegangan . tali·.·kipas .bisarrempengaruhibesar .keci.Inya daya listrik


yang ·akandihasilkan.Apabila1:egang1'yang akandihasdIkan dThawahtegangan
nonnalbisadisebabkan oleh talikipas yang kendor, Hal ini bisaterj adi
karena tali kipas atau reltakanrrerrpenganihiputaran' yang dihasilkan rrenja
di tidak. konstan. Walaupun· tegangan dirotor ·coil· tetap tergantungpada ker
ja .voltage regulator.
Perlu diingat kembali bahwarurnus tegangan out put altemator seperti te -
1ah diuraikan pada buku step 2 adalah :

E = B. e.. v

Dimana .keterangan rt1IllUS diatas dapat diingatkan kembali E = junalh gg1


yang dihasilkan, 1 = panjangnya konduktor, B= Besamya medan magnet dan
V. = kecepatan konduktor rrerotongmagnet dalam satuan waktu (t).

Dalarn hal ini yang berubah karena putaran tidak stabil aclalah v dalam aat;u
an waktunya menjadi rendah. Akibatnya E (jumlah ggl) yang dihasilkan akan
nenj adirendah.
Apabila rrenurunnya tegangan jauh dibawahtegangan minimum, bukan tidakmu-
.nqkdn pengisian kebaterai akan Itenjadi sedikit. Akibat perbedaan potensial
[1 Bagan Voltage
VI-14

Aki.l::kttnya kemagnetan yang.ditirrbulkanoleh rotor juga kecil.


seperti dijelaskan pada uraian .terdahulu hubungan kekuatan kernagnetan yang
di.h~i1kanden9an jumlah gaya gerak listrik yang dapat dibarigkitkan pada -
stator coil adalah senqat.-er'at; •. Karena rrenurut, . rUIlllls tersebutbesarnya ni-
lai masing-masing unsur adalah berbanding Iurusdenqan jumlah listrik y~g
dibangkitkan. Jadi kalau kanagnetannya kecil jelas bahwa out put alterna-
tor akan keeil juqa, Dengan kata lain bahwa sistem pengisian out putnya -
rendah atau pengisian tekor.

3). A L T ERN A T! 0 R
,I

Karponeri-kanponen alternator yang dapatwenyebabkan pengisian ren -


dah adalah sebagai terikut

a. Slip ring kotor


b. Rotor coi.I lx>cor/short
c. Rectifier rusak
d. Stator coil putus

a, Slip ring kotor

~ila slip ringkotor I dapat rrengakibatkan bertarrbahnya nilai ta-


henan yang kerotor coil. Sehinggaal:US yang rrengalir kerotor coil jam ber
kuranq dan akibatnya kemagnetan pada rotor juga berkurang. Denqan dernikian
walaupun rotor berputar normal, tetapi out put yang dihaai Ikan oleh altema
tor akan tetap rendah. Karena kemagnetan tersebut sangat erat hubungannya
dengan besamya arus yang dibangkitkan. - Jam jelaslah karena slip ring ko-
tor , nengakibatkan out put sistem ·peng-isian rrenjadi rendah.

b. PDtor coil bocory'short;

Bocornya rotor coil, dapat rrerrpenqaruhi. pengisian pada sistem .I~ngi


sian rendah. Karena pada saat arus dari IG mengalir kerotor coil sebaq.i.an
ada y~g Lanqsunq ke masa akibat bocor , Dengan demikian kemagnetan yang di
tirrbulkan jam berkuranq, akhi.rnya walaupun kecepatan memotong dan pan.jang
konduktor tetap konst.an maka bukantidak lnungkintegangan out put akan ikut
berkurang pul,a, Pengertian berkuranqnya tegangan -disini,t.idak berarti diba
wah teaanaan minimum yaitu 13,8 volt. -DenqaJ\kata lain walaupun out put ber-
kurang tapi masih terj adi. pengisian, t~api hanya sedikit atau kecil. Dalam
hal ini lanpu charge tidakakan nyala, karena voltage relay tetap kerja ..
rotor. Dangan' demik ian, jelaslah bahwa kalau terjadi perubahanbesarnya ke
~gnetan pada fieldooil dalarnkondisi normal, dapat nengakibatkan pen'bman
besamya out putpada setiap putaran .al.ternator, llal,.semacam Iru akan nenye
babkanpenurunan pengisian ke ~teraimenjadi Iebihzendah atautekor.

5. Bat era i

'Besar kecilnya tenagalistrik yanq dapat dibangkitkan alternator tergan


tung pada besar kecilnya kemagnetan yang d.ihasilkan eleh rotor coil, seper-
ti. telah diterangkan pada ungkapan terdahulu. Sedqngkan besamya kemagnetan
yang dapat dihasilkan olehrotor coil akanlebih banyakbergantung pada 00-
samya tegangan baterai yang masuk ke rotor disamping dipengaruhijuga 'oleh
kecepatan nerrotong konduktor terhadap field coil. Dalarn hal ini besamya rna
sing-ma.sing faktor .diatas diatur sedemikian rupa sehingga apabila rpn rresin
rendah, maka .tegangan yang masuk kerotor adalah besar. ran selanjutnya kala
u rpn bertarribah tinggi, besarnya tegangan tersebut akan menurun secara ber-
tahap. Sehingga alhasil out put al temator akan tetap konstan baik pada rpm
rendah maupun pada rpn tinggi.

Jika terjadi kemampuan pengisian dari sistem pengisian rendah, dapat disebab
kan eleh beberapa faktor :

a). Tegangan baterai .Ierrah.


b). Terminal baterai kotor.

a). Tegangan baterai lemah.

Jika tegangan baterai lemah, besar sekali pengaruhnya terhadap out put -
alternator. Karena .besarnya tegangan masukan baterai. rnenentukanbesarnya ke-
magnetan pada rotor coil.
Apabila tegangan batecai. Temah otanatis kemagnetan yang dWilkan oleh rotor
akan lemah juga, sehingga wal.aupun padaputaran (rpn) manapun tetap out put-
altenlator akan berkuranq clibanding dengan tegangan normal..
Dengan demik~an bi.Lamana, teriadi kasus seperti ini maka sistem pengisian
akan rendah atau pengisian tekor (lihat bah bate rai.) .

b). Tenninal Baterai kotor.

Seandainya tenninal bacerai, kotor akan mempengaruhi besarnyaarus yang


mengalir untuk memberikan rangsangan awal pada .rotor coil.
-,

VOLTACiE REGUIA'roR.

-cSetelan voltage regulator


Mas a voltage Reg. rusak ~lterlalU tinggi.
(terbakar) .
- Vol tage regulator coil ~n:
~ ...;.~ .......• :-:-:-

~:~=:r relay COi~~ .. .terbakar/putus. . .~ =u4jlil lfl ji!ljl l ljl ~jl:;.~:·


- rfIC regulator · ·I~r\ -.......

I . c. REGUIATOR

<:
H
,
f-I
co

Garrbar. 9
VI-20
Bagian-bagian dari voltage regulator yang ~nyebabkan pengisian tinggi
edal.ah :
a. Setelan voltage regulator terlalu tinggi.
b. Voltage regulator Coil terbakar/putus.
c. \bltage relay coil terbakar!putus.
d. Masa voltage rusak/terbakar.

a). setelan voltage regulator terlalu tinggi.

Yang dimaksucl dengan setelanvoltage regulator tinggi adalah setelan di


mana dapa.t manghasilkan out put altem.ator terlalu tinggi. Akibatnya pe
ngisian ke baterai akan rrenjadi besar juga, akh.i.rnya baterai akan over-
charge. Pada dasamya besar tegang~ yang rrengalir ke rotor coil tergan
tung tinggi putaran rresin.
Padakondisisetelan poi.n gap voltage regulator nonnal, penurunan tega-
ngan yangterjadi"akibat bertambahnya putaran mes.in sangat bergantung
I •

pa.da faktor kerragnetan ··yang dihasilkan eleh kumparan volatage regulator


itu sendiri. C',ambar berikut nenjel.askan atau menggambarkan duakejadian
yang berlainan atas poan gap voltage .

Low-Speed High-Speed
Point Operation Point Operation

I
I
I
t
I· Terminal 8
F max

•t

I
I Terminal F
I
I

- - . ....
- Engine Speed (rpm)

(;arnbar • 12 Pein gap Voltage Regulator

Untuk jelasnya penurunan tegangan F secara normal, pa.da grafik diatas da


ri, tegangan maximum pa.da 1011 speed, rrenurun rrenjadi O,5tegangan pada
putaran rredi.um dan turun menjadi 0, 25 "tegClngan max 'pada putaran tinggi.
Kurva ini eli tunjukkandenqan kurva yang ·l~rgaris putus-putus.
Kemudianperubahan pain gap dapa.t nenimbulkan perubahan kurva penurunan
tegangan F yang dihasilkan. Pezubahan penurunan tersebut dapat clitunjuk

kan .•.•••.•.•
VI-22

c). Voltage Ielay Coil te:tbakar.

sepeJ;tidiketahuibahwa kerjavoltage regulator .secara keselurohan, akan -


dipengaruhi oteh bagian-bagian. darivoltage regulator i tu sendiri. Misal -
nya volta~ regulatorakan rrengatur tegangan ke rotor coil, sedangkan vol
tage relay akan rrengatur kerjanya lanpu charge.
Apabila voltage relay terbakar maka tegangan out put N alternator tidak a-
kanengalir rrenuju kunparan voltage relay, maka relay tidal< ak~ kerja 0

Akibatnya ; pert.ama lanpu charge akan nyala atau tidak mau padam. Dan kedu
a tegangan ke voltage regulator tidak ada, sehingga tidak dapat renghasil-
• f

kan kema9netan yang cukup untuk rrenarik kontak point penqatur tegangan
yang ke rotor coil. ~gan demikian pada rpm rendah, tegangan out ·put akan
nomal•. Berbeda halnya pada putaran rresin tinggi, seharusnya tegangan out
put tetap konstan karena tegangan· ke rotor· coil turon nenj am 3.0 volt.
Tetapi karena teg~gan ke rotor coil tetap 12.0· voft, sedangkan putaran
bertanbahsesuaikecepatan kendaraan maka jelaslah tegangan out put akan
bert.arrbah besar sebanding denqan bertarrbahnya putaran.· Hal ini akan dapat
rrenyebabkan baterai over charge ( lihat bah baterai ).

d). Masa Voltage regulator ·rusak/terbakar.

Jika hubungan .masatqround) dalamsirkuit sistempengisian kurang baik, rrem


buat al.i.ran dari tegangan out' put tidak normaL. Sehingga timbul semacam -
hanbatanCresistance) pada penghantar sirkuit tersebut.
Kalau ini berlangsung dalam waktu yang relatif panjang (delta t nya lama) ,
maka dapat nenirrbulkan panas pada penqhant.ar, Karena besamya arus (I) yang
rnangalir tidak senpuma, akibatnya kabel rnasa voltage regulator bisa terba
kar. Cepat atau larrbatnya proses tersebut akan tergantung pada besarnya -'
arus (I) yang rrengalir at.au tergantung juga padakwalitas/kondisi kabelma-
sanya. Denqan demikian jelas hubungan kabel rnasa yang tidak senpuma, da
pat neni.nbulkan terbakamya rnasavoltage regulator.
c). Voltage Relay Coil. terbakar.
~
~ 8
~
::>
-<
~
Ul (J) 0
Z 04 :r:
H :J H
Ul (:) U)

~
W H
~ :r:
VI I - 2

1. ~mSIN SUKAR HIDUP SAAT DINGIN

Suatu rresin dikatakan sukar hidup jika saat start harus dilakukan
berkali-kali baru rresdn tersebut bisa hidup. Hal seperti ini pada rres in harus ·t~
dak baleh terjadi karena jika ini terjadi, maka selain baterei cepat habis kapa- .
sitasnya, kcnponen notor starter juga akan cepat rusak.
Biasanya gejala rresin sukar hidup ini sering terjadi saat rres in i-
tu sendiri Iria.sih dalam keadaan dingin atau terrperaturnya masih sangat rendah.
Tetapi jika rresiri tersebut telah panas atau tenperatumya sudah rrencapai terrper~

tur kerjanya, resin tersebut lebih mudah di.atart.; Jikakeadaan ini terjadi pada
rresin berarti pada resin tersebut timbulgejala"Iresin sukarhidupsaat dingin".
Dari sistem penqapi.arrpenyebab utamarresinsukar hidup adalah k~

npuan untuk rrerrbakargasdidalamsilinder· terganggu. Terganggunya kemanpuan unt~

k rrerrbakar gas ·ini adalah sebagai·akibat ·dari··tidak nonnalnya kerja dari bebera-
pa korrponen didalam sistem penqapi.an jsepertii,

a). Ignition coilrusak :


Kerusakan yang terjadi pada ignition coil sehingga dapat rrenqakiba
tkan rres.in sukar hidup saat clingin dapat .di.urai.kan sebaqai berikut ;
-. Kotor pada bagian yang terbuat dari eboni.t, akan rrenyebabkanEexj adi.nya bu
bungan singkat antara tenninal ·tegangan tinggi dengan tenninal (+) atau
dengan tenninal (-) atau dengan body dari ignition coil itu sendiri.
- Ebonit yang pecah j.uga akan berakibat bocornya tegangan tinggi dari tertn!.
nal tegangan tinggi ke tenninal (+) atau (-) atau dengan body dari ignit.!.
on itu sendiri.

Demgan bocomya sebaqi.an dari tegangan tinggi yang dihasilkan oleh


ignition coil seperti diuraikan diatas " akibatnya adalah turunnya tegangan tins.
gi yang dlalirkan ke busi sehingga kemunqki.nan saat harus rrenyala dibusi, teg an 51
an t.adi. tidak marrpu untuk neloncatkanbunga api pada elek.troda busi dan selanjut·
nya penyalaan sarna sek.ali tidak ada. Penyalaan yang tidak ada ini berakibat pada
rresin t.Ldak terjadi pembakaran yang. selanjutnya rresin tidakdapat hidup.
Jika rres.in distart terus, selama start akan terjadi. proses kanpre~
. si berkali-kali · Proses kcrrpressiyang berkali-kali ini selanjutnya akan rrenye-
VII -4

- IbOOr yang retak atau bocor juga akan rrengalirkan sebagian tegangan ting-
gike massa yang selanjutnyaakan rrengurangi tegangan tinggi yang rrengal.!..
r ke busf ,

Kondisi tutup distributor retak, bocomya tutup distributor I rotor


yang retak dan rotor yang bocor seperti telah dijelaskan terdahulu akan
nengakibatkan kecilnya tegangan tinggi yang sarrpai di busi. Tegangan yang
kecil ini selanjutnya akan rrenyebabkan rresin sukar hidup saat; dingin.
f Selain yang telah dijelaskan diatas, besamya tegangan tinggijuga
dipengaruhi oleh besamya kemagnitan dari inti ignition coil sedangkan ~

samya kemagnitantersebut dipengaruhi oleh besar arus yang rrengalirpada


kunparan pri.ITer. Selanjutnya besar arus yang rrengalir pada kunparan pr~

r dipengaruhi oleh besar kecilnya tahanan total pada rangkaian prirrer.


Jika harga tahanan totalnya hasar, arus prirrer akan kecil atau sebal.Iknya.
urituk lebih jelasnya dapat dilihatpada qarroar grafik arus pri.ITer berikut

,,'., .

?' O.I••~ i"...,.


.. ; (tC' ...... )
, ~
J t.)./.
I~ ~
:::'}I ..
f"VI. . .. .r I t' f j: t r."
'j" ;:/ .

~ .-..-i _
",.J (til
;1. t (·.I u )
~- .J

Ganbargrafik arus prirrer.

Seperti dijelaskan diatas jika harga t.ahanan total dari rangkaian prirrer
besar, arus pri.ITer rrenjadikecil (garrbarkanan).
M:mbesamya harga tahanan total, adalah sebaqai akibat dari terba--
kamya breaker point yang selanjutnya akan rrerurroulkan tahanan R " Dengan
d
adanya Rd inilah maka I (arus prirrer) rrenjadi kecil.
p
l\Engecilnya I berarti rrengecilnyakeroagnitan pada inti coil yang
p
selanjutnya berakibat rrengecilnya tegangan tin9gi yang dihasilkan kunpa-
V I I 1- {i

jelaskan pada buku pedornan reparasi adalah rrembesamya harga ·tahanan dari tiap
kabel dan harga tahanan ini telah jauh rrelarrpaui· limit. maksimumnya.
Jika tanda-tanda ini terdapat pada kabel-kabel busi, tegangan tin9.
gi yang rrengalir ke busi rrenjadi keeil sekali. Seperti t.e Lah diketahui bahwa s~

at rresin dingin t.eqanqan yang dibutuhkan busi eukup tinggi sedangkan tegangan
yang rrengalir lebih kecil dari yang dibutuhkan, maka pada elektroda busi cende-
rung tidak terdapat loncatan bunga api . Disarrpingitupada daerah dimana inti
dari kabel tegangan tinggi yang putus tersebut terdapat konsentrasi tegangany~

ng selanjutnya akan rrenyebabkan tegangan ·tersebut bocor keltiar dari kabel dan
rrengalir ke massa (bagian yang terdekat dengan massa pada daerah tegangan yang
tinggi).
Dengan kejadian· seperti tersebut diatas, pada rres.in akan t.irroul, g.!:.
jala rresin sukar .hi.dup saat dingin.

e). Baterei lemah :

Sumber tegangan dari sistem pengapian seperti telah diketahui ada-


lah baterei sedangkan tegangan yang dihasilkan ignition coil terganttmg dari ~

sar kecilnya arus prirrer yang didapat dari baterei. Jika tegangan baterei saat
start ~galami penurunan yang drastis, tegangan tinggi yang dihasilkan oleh i~
nition coil juga rrengalami penurunan sehingga yanq sarrpai di elektroda bus.i ~

jadi kecil sekali dan sukar untuk rreloncatkan bunqa api.


Kondisi seperti diuraikan diatas .sudah pasti akan rrenyebabkan rre-
sin sukar hidup saat dingin. Disarrping itu saat rresin masih dingin, teJll?eratur
elektr~lit dari baterei masih rendah sehingga reaksi kimia akan terjadi sangat
larrban. Hal ini juga akan berakibat besamya voltage drop dan rresin past.i, sukar
hidup saatdingin.
<,
Z
:::c
~
H 8
~ ~ ~
U) ~ 4: en 0
(J) 0 E-t =8 Z
H ~ :::> ~ til
:8 o, C1.4 ....::I ~
Vll- ~

2. MISSFIRING SAAT PUTARAN LAMBAT .

Saat rresin berputar pada putaran sekitar idling, j ika pada keadaan
tersebut terjadi fluktuasi putaran yang rrelebihi 100 (rpm) dan nesin cenderung ,
untuk mati, berarti pada rresin tersebut terjadi missfiring pada putaran rendah.
,
• ~j ala ini tiJrbul karena pada sistem pengapian dalam hal ini tegang,
an yang dihasilkan ignition coil terjadi "Unsteady Voltage" seperti telah dijel~

skan pada buku step 2. Unsteady voltage ini dapat terjadi pada putaran rendah y~

ng disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi pada korponen-korpooen sebagai


berikut ;

a). Ignition coil


Kondisi yang kotor pada ebonit dari ignition coil akan berakibat a~

anya hubungan singkat antara tenninal tegangan tinggi dengan tenninal (-) atau
(+) rrelaluikotoranyang ·terdapcltpada eboni.t; ini.__
Sepe~ . telahdije-laskan padabuku.atep . ~ . _b~a .seat jresin berputar
pada putaran larrbat dengan CDA yang tepat,ignition coil akan rrenghasilkan tega-
ngan tinggi yang maksirnum. Tegangan tinggi ini selanjutnya akan dapat .rrenqa l i.r
rrelalui kotoran yang terdapat pada ebonit dimana selanjutnya akan rrenyebabkan t!.
dakedanya loncatan api pada busi. Denqan tidakadanya loncatan api pada busi se
lanjutnyadirasakanrresincenderungl.1ntukrnati dan- ·hidup kembali tergantungdari
besar kecilnya tahanan dar.i kotoran yang rrenghubungkan tenninal-terminal pada e-
_ bcnit ignition coil .. Jika tahanan tersebut kecil, ..rres.in cenderung untuk mati s~

baliknya jika besar, rresincenderunguntuk: "Hunt.i.nq",


Gej~la ini akan hilang jika putaran rresin dinaikkan sehingga tegan9.
an tinggiyang t.erjadi rrenjadi, kecil.dan kel::x:x;orantegangan tinggi ini cenderung
hilang atau rrenjadi kecil. Disarrpingitu dengan kondisi rresin distart juga akan
rrenghilangkan gejala seperti tersebut diatas yang di.sebabkan adanya input volta-
ge drop yang selanjutnya akan rrenurunkan tegangantinggiyang dihasilkan oleh i9.
nition coil sehinggake1x>Coran tegangan tinggi rrelalui kotoran yang terdapatpa-
da ebonit nenjadi hilill1g atau mengecil.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada gawbar berikut ini dimana adanya
VIII .. - 10

kinparan sekunder juga nenjadi kecil.


Kondisi dirnana terjadi loncatan api pada breaker point hanya berlangsung
secarasingkat danEadakkont.inu, tegangantinggi yang dihasilkan pada kU!!!
F" ."311 sekunder kadang-kadang keeil dan kadang-kadang besar yang selanjutny
a dikenal dengan "Unsteady Voltage".

t
>r-
a: Z , . l~Jt. " • ·~,_ ..t •• •
«
#

W A..;..... ( , " t;'"


~a:
_a:
a::J
a.(J

r.;;t~
(\~ At
Gambar'~5 primer saat terjadinya loncatan api pada pint.

- K~sitas condensor terlalu kecil atau nendekati short circuit, kondisinya


akan sarna der1gankondisi._~abreaker pc>intterdapat kotoran, Pada saat
nesin be~~tar .1arri;>atkc:idClD9:-:}{C\dang tiJnbul lonc~~anbunga_Clpi pada point
seperti terlihat pada garrbar berikut.

t , CAPACITY
~ SMAL·L
A

Gambararus primer akibat kapasi.t.as kondensor ter lalu


keeil.

~ Bocomya ebonit tutup di.strr.ibutorvdan rotor juga akan rrenimbulkan gejala


seperti bocornya ebonit ignition coil.
BU S I' KABEL BUSI ·O'ISTRIBUTOR

Gap terla Inti kabel


Iubesar putus

- Elektrooa Point
aus kar
~

... '. ..
- Busi teria-
Lu dingin
MISSFIRING
PADA
~!I!j~ljlI1 1Ij jl irl l!~ :·
~ I • 4 ( ~..:...::u:IC::mr:t::Itz:e::c:=:======~'~...._...---------...~"'".
• . . J.mIr.~~.f{\.
PUTARl'..N

Tli'JGGI
Terminal ter- .~ .:{~{I~~~ ~ ~ ~ ~ : ~: : ~ ~:
baiik /.,-

Tegangan kecil

Kumparan sebagi-
an t.e rbakar

<:
.......
IGN·ITIONCOIL BATEREI .....

l--'o
f:\j
VI I - 1.'-1

, t

fCCtltv].:au ~:;.n J c!,~)S,·L ~ :,)t,


'4· \fl.L 'I:) .., lo,.,

.i,...
c
1
.."
.:.'
t

------------_._-

Garrbar tegC¥lgaft tinggi yang dihasilkan saat missfirinq.

bisanping itu pemasanqan terminaldari ignition coil yang terbalik


5bga dapat nerrperkecil tegangan yang dihasilkanolehignition coi I tersebut.
hal ini di.sebabkari karenasaattidakadanyaaiuslistri~dikurrparanprirrer, in
tibesidari coil sudah terdapat kemaqnd.t.an yang> keeil (residual magnet) sehin9.
ga saatarus list.rik rrengalir padakurrparanpriIrerdenganarah yang benar, k~
, gnitan pada inti besinya serrakirrkuat.. Jika pemasanqan terminal dari ignition
coil terbalik,araharus listrik yang rrengalir padakunparan prirrer akanterba.!.
ik.yang selanjutnya akan rrerrbuatkemagnitan yang ~rlawanan denqan arah residu-
al magnet dan pada inti besi tirrbul kemagnitan yang lernah. Denqan besar kemagn.!.
tan yang lernah inilah akan rrenghasilkan tieqanqan 'tinggi yang lernah pulasehing.9.
a pada saat rresin berputar dengan kecepat.an pucar yang tinggi, gejalamissfiring
segera tirrbul.

b). Adanya kerusakan pada Distributor


Tegangantinggi yang dihasilkan oleh ignition coil besarnya tergan
tung kepada besamya arus priIrer. Besamya arus priIrer seper't i telah clijelaskan
pada buku step 2 adalah tergantungdari beberapa faktor dimana jika faktor-fak!
or-yang dimaksud rrengalami gangguan, kemungkinan besar arus priIrer juga rrengala
mi gangguan.
Gangguan-gangguan yang .dirnaksud dapat dijelaskan sebagai berikut

- Glngguan pada rnA :


\7 I I - 16

yang kotor atau terbakar . Jika digambarkan akan seperti dibawah ini

R~
er +
.R
1:""'"'
+ Rporn
. t

E
( amp. )

Jika ada kotoran atau terbakar


pada pennukaan point.

Rev-
er + pc
R'" = R R
t

E
It
t· = -- ( anp. _.)
R\' R'
t

Jikatidak. terdapat kotoran


rtau terbakar pada .pennukaan
poirrt .

,"'"

~ oJ.l~ 1...... "


"""
t
~ ((t(~)
l ,
~
'..., -
'~.r""VI\ ... ~.-
r ~_. /

I
~. _____
J. _
0'-' ~r(

~.~

Gambar grafik arus primer.


VI I· - "1 ()

/r~'1~.. ~:.n, <hi.as,°l, ~a~


"4;(()tL 'I~ ..,. ~,k

t
I
I
,- ... ~I tcrl~'v
: ...... ~~~/;'
.
·f
,
,
I

Garrbar grafik. tegangan yang dihasilkan ignition coil


dengan tegangan yang dibutuhkan busi.

d). Adanya kelainan pada tegangan sistem kelistrikan :

Pada sistem pengapian , sebagai surrber tegangan saat meai.n belum


hidup adalah baterei sedangkan setelah rresin hidup sebagai surrber tegangan ada-
lah fa ~ temator beserta perangkat sistem pengisian. 'I'eqanqan saat rresin hidup
seperti telah diketahui adalah sekitar 13,8 - 14,8 (volt). Jika harg~ tegangan
seperti dijelaskan diatas ternyata rrenurut, spesifikasi, pasa sistem pengapian
tidak akan terjadi gejala missfiring atau gangguan lainnya. Tetapi jika tegang~

n sistem diluar spesifikasi , pada sistem pengapian akan timbul geja1a missfi-
ring.
Harga tegangan yang diluar spesifikasi kemungkinan akan seperti di
uraikan berikut ini

- Jika tegangan baterei lebih kecil dari 12 (volt). :


Jika tegangan baterei keeildari 17 volt, maka tegangan sistem sa-
at rreai,n hidup akan keeil dari 12 volt juga. Tegangan sistem yang keeil
dari 12 volt Iru selanjutnya akan irenyebabkan terjadinya missfiring saat
rresin berput.ar pada putaran tinggi.

- Jika tegangan sistem saat rresin hidup lebih besar dari 14,8 volt, induksi
pada kurrparan prirner cenderung selalu rrerrbuat percikan bunga api pada br~
aker point sehi.ngga point eepat terbakar dan gejala missfiring pada saat

,
I. PEDAL KOPLlliG BERAT. .

seperti telah dijelaskan dalam buku Step 2 , rrekani.srre koplihg di.pasanqkan


pada kendaraan yang berfungsi untuk rrenghubungkan dan nenoebaskan putaran Ire-

sin ke Transmisi. Bila pedal kq>ling diinjak, tenaga penginjakan iniditeJ;-


uskan ke Pressure plate melalui mekanisme kopling yang lainnya. Bila Pressu-
re plate tertarik kebaLakanq akibatnya Disc Clutch akan bebas sehingga hub-
ungan antara rresin denqan Transmisi .terputus sebaliknyahubungan akan tersam-
bung kembali bila pedal kq>ling dilepas.
Daya penginjakan pedal kopling yang normal, , hanya roerrerIukan tenaga yqng ke-
s '.'

cil saja untuk dapat ~askan kopling.


Akan tetapi bila terdapat kerusakan pada roekani.srre kopling , maka akan dira-
sakan kelainan dal.am hal besamya daya yang cliberikan untuk rronckan peda l ko-
pling agar kopling dapatbebas dengan kata La in pedal k.opling terasa lebih
be rat; saat diinjak.
Pedal kopling yang terasa berat ini sebenarnya relatip sifatnya , tetapi yang
dirnaksud denqan pedal kopling berat disini adalahdaya penginjakan terasa le-
b.ih berat dari biasanya.
Faktor faktor yang rrenjadi, penyebab ut.ama kopling berat inipac:1~UIm.lIlU1ya di-
sebabkan karena telah terj adi kerusakan pada rrekanisrre koplingitu sendiri.
Di s.c.p.inq itu perrer iksaan yang lebih seksama akan merrperrnudah dalam penga-
nalisaan se~ingga dapat ditemukan penyebab utamanya.
MaplU1 penyebab ut.ama dari gejala kopling berat, ini biasanya padarrekanisrne
dibawah ini
1. Bushing pedal kopling.
2. Pelease Cable.
3 . Return Spring.
4. Hub Release Bearf.na 0

5. Clutch Cover.
6. Disc Clutch.
7. Flywheel.

· Bushing Pedal kopling.


~ . dapat be;t3Jerak_rebas~t~~_pa~u9h~shjn~dc:l!!
Gerakan pedal kopl~g dikatakan baik bila pedal kopling dapat bebas ber-
gerak pada tUIrpuannya dengan mudah . Akan tetapi bila .... ,,,..~ ........-
VIII-4

si, bila terjadi ganjalan pada hub Release ,ooaring_ akan rrenyebabkan juga ge-
rakan dari Hub akCU1 lebih berat . Hal Ln.i be rak.ibat langsungterhadap daya .-
I~ginjakanpedal kopling yang terasa lebih berat dari biasanyao
(,~)
5.Disc Clutch.
Disc. CJ:utch"'_t~l:l,etq}< antara flY_.. ~t~~l. dan~1?ressure untuk rrodel Clutch
Cover dengan disc Clutch maka te-
kanan Ciar~"Pre~~~~~ plate terhad~,Disc Clutch semakin besar ( lihat karak-
teristik Diaphragm Spring d.ibawah ini ).
,1 b
r- ... _-
c .,
"

Dengan besarnya tekanan Pressure 'Plate I maka untukrrembobaskan Kopling di-


perlukan tenaga yang lebih besar pula.
/i~)
6(YClucth Cover.

Sarna h~~}~~~,_~~.!:!g~.~~!?i.~£.=~.!~~t£h_~ , bi l a terjadi keausanpucla pressure plate


yang terdapat pada Clutch Cover maka , Presuure Plate akan bergerak lebih
~ju~&~.~~~d~itiM~sisiN~h~~~r~~~
luat.. ' , Il1t.3rperkeci 1 free play .kopl.Inq, .
Seperti t.e Iah dijelaskan pada karakteristik Di.aohraqm Sorinq diatas maka te-
kanan dari Pressure Plate akan cendrunq lebih besar. Denqan demikian maka
untukrnembebaskan Ko?ling%Saat Pressure Plate Aus di~rlukan. ~nginjakan
pedal dengan gaya yang lebih besar. Sehingqa menqakibatkan penqinjakan oe-
dal koplinq terasa lebih berate
[ Pilot 1,3earin g Clutcl1Covcr Free pl ay

• I Macet
terlampau besar.
Diaphragm Sprin~
patah. ' •• •
. ~~ .
" . It
"
. .': ',.:.:.:.'.
~
·..• . 't-::;.:.·:.t:t.':::::;:::::::::::::'
................
e", .'••••• ' •••••••

t". :t :~ : ' : ' : ' : ' : ' : ' : ' :" : ' : t : . :
• • • • • • 0 • • • • • • • • •
.:
•• • 0 • • • • • • • • • • •
'
............. ..
••••••••••
...... t ••
•••• I .••••••••
TRAl\IS~JISI SU- .............
: : . 1I "f' I _ \ \ ~'
.. , :::::::::~:~:~:~::::.:.:.:
" , / "I 2 _..... • •••••••••••••
K.t\R ~1ASUK f
\ •
\
A~
'- '" .' •••••••••••••

..............., \'

Gr(il ::::::::::::::::::::::::;:;;:::"
·"·.;.;:::::::::~:~~<ii<!\

lengket Aus
\'

\\
\ \,
I \

f
I .Disc Cl'utCh 1 Fl~T \Vheel Minyak KopI ing
!
1 _
J
<:"

J
~

.. .... , . -. .
..
masuk
saat kalau me-
VIII-8

sin dalam keadaanmati.

2. Disc Clutch

Disch Clutch berfungsi untuk memindahkan daya mesin ke Input Shaft suatu
transmisi. Bila peda.l.-kopl.Lnq diinjak .maka Disc Clutch ini akan bebas tidak'
rre.mindahkan daya ke input shaft. Dengan demikian Disc clutch memegang peranan
pent.inq dalam pemindahan daya tnesin ke Transmisi. Bila terj.adi pemasanqan
yang salah dari Di.sc Clutch ( terbalik memasangnya ,) maka input shaft akan
terus berputar walau pedal kopling telah diinjak penuh ,hal ini disebabkan
permukaan dari Disc Cluttch akan menernpel terus pada Flywheel. Bila terjadi
hal dem.ikian maka Transmisi akan sukar masuk pada setiap posi.s i,
Penyebab lain dari inputshaft berputar terus adalah bila terjadi karat pada
Disc Clutch dan Flywheel maupun Pressure plate , hal ini mengakibatkanDisc-
clutch akan lengket pada Flywheel maupun Pressure plate • Dengan lengketnya
Disc· Clutch maka Disc Clutch akan tetap berputar walau pedal kopling telah
di.Lnjak • Dengan demikian akan menirroulkerrqeja.La Transmisi sukar masuk pa-
da semua {X)sisi karena inputsh~ft tidak bisa'bebas.

3. Clutch Cover.

Bila terjadi keusan yang ber.leb.ih Lebi.han pada sebaqi.an Diapragm spring se-
hingga terjadi patah pada sebagian daun daun Diapragm, maka saat Release
l:eraing rrenekan Diapragm akan terjadi penekanan yang tidal< merata pada Diap-
'ragrn spring. Dengan tidak, sempurnanya penekananpada Diapragm spring maka
saat pedal kopling diinjak penuh I sebagian dari Disc Clutch tidak bisa be-
bas sempuma I karena ada bagian tertentu yang .mas.ih menempel pada pressure
plate. Dengan demikian Input; Shaft akan tetapberputar I hal ini menqak ibat;-'
kan Transmisi sukar masuk • Gejala ini juga dapat menimbulkan getar pada kOp-
lin~.

4. Flywheel
Bila terjadi keausan yang sangat berlebihlebihan pada Flywheel , sehingga
permukaan yang menonjol dari flywheel ( ~ permukaan gesek ) sampai hilang atau
sampai terl:>entuk lubang. Maka pada saat Disc Clutch terpasang pada Flywheel
Disc Clutch tersebut terpendarn sebagian kedalain lubang keausan tersebut.
Dengan demiki.an maka pressure platel:>ergerak kearah depan dengan langkah yang
cukup jauh •
Pada saat pedal kopling,diinjak , pressure plate tertarik kebelakang sesuai
dengan panjang tarikan dari kabel kopling .atau sesuai denga~ jarak penekanan
Disc Clutch Clutch Cover he1ease l3eaTin~
I.

Aus
Pressure
plate aus

I Spring lemah
.Sring patah I
\
.\
\
\
\ \\
'llJ{Cf\PA I \ '\
\
\ \
'\
\ \ \,
\
\ \,
" Aus \\ \
\
tidak ada \\ \
\
\
\
\
\
\
\ \
'\ \
'1 ".---- ~~""-----~-~---~--~-~--------'\"
'\ .
'._ ... __ - .
r i , t
I Free Play ,
L Fly wheel I,
! .' I i - _..---:""_.'
----- <
...-.I
~

I
~
o

... ... , . .- .
Pressure

/
VI I J-l~

dan Spring karena kedua bagian ini yanq merupakan bagian yang akan berhubu-
ngan langsung terhadap Disc Clutch dan daya penekanannya .
.B ila Springlerrah di.sebabkan gaya elastisitasriya berkurang maka tenaga pre-
ssure plate untuk menekan Disc Clutch akan berkurang.
Denqan lemahnya daya tekan Pressure plate I kemungkinan Disc Clutch Slip be-
sar sekali. Denqan Slipnya Disch Clutch maka tidak seluruh dari tenaga mesin
dapat, clipindahkan keroda roda penqqerak ,
Akibatnya kecepatan Maxkendaraan tidak akan tercapai I walau tenaga rnesin
nya dalam keadaan baik.
Disamping Lemahnya pegas ( Spring) dapat rnengakibatkan kendaraan tidak da-
pat mencapai kecepatan max, penyebab lain dapat juga disebabkan ~eausan

yang sangat besar pada Pressure Plate i tu sendiri. Dengan ausnya Presstire
Plate maka Pressure Plate cendrung bergerak kedepan .Pada Clutch Cover
yang memakai Coil Spring dengan bergeraknya Pressure Pl.at.e kedepan maka te-'
gangan dari Spring akan mengecil.
Lengan mengecilnya· tekanan Spring terhadap Pressure Plate , mengakibatkan
Pres sure Plate menekan Disc Clutch dengan gaya yangkecil pula . Hal ini
dapat mengakibatkan Kopling Slip. Dengan Slipnya kopling maka Kendaraan
tidak' dapat mencapai kecepatan max yang diinginkan.

'3. Release. Bearing / Free play.

Bila pedal koplingdiinjak maka Release bearing akan menekan Diapragm Sp-
ring atau Pressure Lever. Akan tetapi hila pedal kopling dilepas maka Re-
lease bearilt9 harus bebas terhadap Diapragm Spring atau Pressure Lever.
Kebebasan Release Bearing dengan Diapragm Spring atau Pressure Lever ini di-
sebut denqan Free Play Kopling. Fungsi Dari Free Play ini sudah jelas adalah
\t

untuk menjaga. agar Release Bearing benar benar bebas t i.dak menekan Diapragm
Spring atau pressure Lever, sehingga kop.linq juga dapat bekerja secara no-';
rmal, untuk memindahkan tenaga mesin kercx:1a roda penggerak.
Bila Free play ini tidak ada sehinggga Release bearing menekan selalu pada
Diapragrn Spring atau Pressure lever I hal ini mengakibatkan Pressure Plate
akan sedikit tertarik kebelakang. Sehingga Disc Clutch tidak tertekan penuh
akibatnya maka Disc Clutch akan rnengalami Slip. Denqan terjadinya Slip ma-
ka tidak semua tenaga rnes.in dapat dipindahkan ke roda roda penggerak sehingga
. kecepatian kendaraan tidakakan tercapai sesuai dengan kecepatan ma.ximumnya.
Ilub Sleeve Detent Ball -Shift Fork 'Key Spring

Chamfer S:nring patah


rusal<
Lernah
alur aus
longgar ""
.... ..0::
. .
.' : ~
.,.:.:.: ..:
Ball 't i dak I celah ~
d i pasang / .:,besar
.: ~ i~!j l1 1 1 1~1 !1~ IIIII!~:'
~ ..........................
. CAT KE :ffiT- :::::::::::::::::::::::::::
.00·.000.0.0.0 ••••••••• 0 •••••
• •~ •••• 0 • 0 ••••••

HAL :::::::::::::::::::::::::::::::"
Oear ~line' bengkok ·····:·::::::::){~~)H\
rusak
. '''':'';
rusak

i\US

Bearing Gigi perce-


\
Idle Gear II Run CUt _Shaft
pat an
.' \
l
<
-I
,.:;;.

. .. . , ..... .,.
.-...... ... -.... ~ ......"......... -..
_.
VII I -1

Pada gambar dibawah ini dijelaskan saat Hub Sleeve',berkaitan sernpurna dengan
alur dari gigi percepatan.·

Untuk rrencegah Hub Sleeve agar tidak mudah loncat keluar dari gigi percepatan
setelah t~jadi perkaitangigi rnakapada Hub '. ,Sleeve dilengkaJ;?i. dengan ada-
nya O1amfer. O1amf~ .~iadCllahal\lJ; e~g~~. dal.am dar~HlJb Sle:eve yang berbe-
ntuk kerucut yang 1?erfungsiagar Hub Slee"'.¢ tidak mudah Iepas dari Al.ur gigi
percepatan saat kendaraan ..ber"jalaI}~
Akan tetapi bila telah terjadi kerusakan atau kesalahnn pembuatandari Cham-
fer ini maka kecendnmgan Hub Sleeve kembali kepos i s i netralakan semakin b0-
sar. Pada saat kendaraan berjalan maka llubSleeve akan menerima qaya puta.r
dari Gigi percepatan . Pada Hub Sleeve sendiri akan ada gayayang cendrung
me.lepaekankan diri dari perkaitannya dengangigi percepatan. Dengan rusaknya
Olamfer maka gaya yang menahan agar Hub Sleeve tidakkembali kenetral tidak
ada sehingga Hub Sleeve. akan k~li kenet.ra l saat kendaraan telah jalan.
Dengan, kembalinya Hub Sleeve kenet.ral, maka otxmat.i.s tuas ')Xansmisi juga ke-
mbali keposisi Netral.
-'Disamping itu Celah antara Hub Sleeve dengan Clutch .Hub sangat mempengaruhi
juga terhadap kerja Hub Sleeve. ,Celah yang normal, rnaka Hub ~leeve akan duduk
pada Clucth Hub dengan Normal pula dengankata lain .gerakan Hub Sleeve pada
Clutch Hub akan beker ja denqan Nonnal.
Akan tetapi bila Celah ini telah besar karenakeausan atau kesal.ahan pembu-
atan maka Hub Sleeve akan mudah goyangpada .Clutch Hub . Dengan bergoyang-
nya Hub Sleeve maka saat; terjadi pemindahan daya dapatmengakibatkan l1ub
Slreve mudah lepas kerobali dari Gigi percepatan.
sen-
VI I 1-18

kkan ini akan diteruskan oleh Shift Fork ·ke Hub Sleeve.
Antara Shift Fork dengan Hub Sleeve terdapat celah. Celah ini penting .'
karena bila celalmya terlampau besar makaHub Sleeve akan mudah bergoyang
bila ada gaya teI:hadap Hub Sleeve tersebut.
Bila Shift Fork telah aus sehingga , celah antara Shift Fork dengan Hub Sl-
eeve besar maka gaya kesamping yang menekan Hub Sleeve akan menyebabkan
Hub Sleeve dapat bergerak kembali kepos.i.ai, Netral.
Dengan demi.kLan celah yang besar dari Shift Fork terhadap Hub Sleeve dapat
mengakibatkan Tuas Transmisi kembali kenetral setelah masuk gigi , saat ke-
ndaraan telah berjalan.

4. Key Spring.
Key Spring berfunqs i rrenekan Shifting Key kearah atas agar Shifting Key te-
tap menahan Hub Sleeve saat Hub Sleeve telah berkaitan dengan Alur gigi per-
ce};Xltan.
Akan tetapi bila Key Spring lemah atau pat.ah maka gaya yang menekan Shifting
key menjadi kecil atau tidakada sarna sekali.
Hal ini akan nengakibatkanHub Sleeve mudah Iepas dari alur gigi percepatan
saat kendaraan telah berjalan karena adanya gaya yang mendorong Hub Sleeve
kearah Netral, sedangkan Hub Sleeve tidak di.tahan sempurna ol.eh Key Spring.
Dengan demikian maka bila terjadi Key Spring lemah atau patah , kecendrung-
an Transmisi kembali kenetral akan lebih lebar terjadi, saat kendaraan telah
berjalan •

5. Bearing
Bearing diletakkan pada input shaft; dan output Shaft suatu Transmisi. K~ua

Bearing ini berfungsi untuk rnenumpu input shaft dan Output Shaft aqar tetap
si.metris pada kedudukannya.
Akan tetapi bila terjadi kerusakan pada bearing ini , sehingga kedudukan
dari Shaft bisaberubah ( goyang ) maka hal ini dapat rnengganggu kerja dari .
Hub Sleeve saat telah berkaitan dengan gigi percepat.an .Seperti diketahui
bahwa gigi percepatan terletak pada Output Shaft sehingga kerusakZm pada
Bearing Output Shaft dapat berakibat langsung pada qerakan Gigi percepat.an
Ini .
Dengan· bergoyangnya Shaft maka kedudukan Hub Sleeve pada gig~ Kecepatan
akan mudah Goyah • Sehingga gaya sed.ik i.t; saja yang menekan Hub Sleeve saat
Hub Sleeve memi.ndahkan gaya putar akan menyebabkan Hub Sleeve terdorong
Kearah netral kembali. Dengan demikian maka kerusakan Bearinq selain akan
maka .antara
VIII-20

Gigi parcepatan maka perkai tan ini akan tetap pada kedudukannya pada se-
t . ~) kecepatan kendaraan. .
~ tetapi bila Run Out ·Output Shaft besar maka putaran OUtput Shaft me-
n)adi tidal< normal • Dengan t.Ldak Nonnalnya putaran OUtput Shaft maka per-
kaitan antara Hub Sleeve dengan Alur gigi percepatan menjadi tidal< sempur-
na • Pada saat kendaraan berjalan , maka kecendrungan Hub Sleeve keluar da-
ri alur gigi percepatan akan semakin besar •. Dengan demikian hila terjadi
Run Out dari ~tput Shaft besar maka cendnmg transmisi akan .kembali ke[X>-
sisi netral setelah kendaraan berjalan .


C) :
VI I 1-:2:~

VI, I<ENDARMN B~GP1'l\R Jlb.N BUNYI 5f\AT JALAN

'Pada" mnmnya Trouble ini·'terjadi· padaRendaraandenqan sistim penggerak roda


belakang atau lebih "dikerialdengan' Front···Engine·Rear Drive.
Pada model ini pada saat kendaraan mulai berjalan , maka tenaga gerak dari
rresin dipindahkan kercx1a roda belakang melalui Kopling , 'Transmisi, sebuah .
P~peller Shaft atau dua buah Propeller Shaftke Differential barulah ke no-
da roda penggerak rre Lal.ui, Axle Shaft.
Propeller Shaft dipasangkan pada kendaraan berfungsi untuk memindahkan daya
rresin ke Rcxla roda penggerak atau biladilihat dari letaknya maka propeller
Shaft berfunqsd, memindahkan / rrenqhubunqkarr daya dari Transmisi ke Differen-
tial.Sebagal sebuah mekanisme pemi.ndah maka Propeller Shaftini harus dapat
rnemindahkan daya kendaraan daLam segala keadaan. Yai:tu baik pada saat mau
berjalan maupun saat kendaraan telah berjalanpada setiap kecepat.an ,
Propeller Shaft dikatakan bekerjadengan baik bi.La daya dapat dipindahkan
dengan cepat tanpa menimbulkan getarari atau bunyi yang tidak normal.
Akantetapibila terjadi kerusakan pada bagi"anbagialldari Propeller Shaft
ataududukan dudukandar'l Transmisi . . atau propeller' Shaft i tu sendiri maka
.akantiInbul"getararfyarig-tidaknonllal··· cikadang' ~kadang"diikuti dengan timbul-
nya bunyf aaat.keadaraan nau-berjalan acau telah '-l:e'rjalan at.aupada saat
kendaraan dalam poai.s i penurunan kecepacarr-f deakselarasi ).
Getaran yang timbul Lni.vaken diteruskanpadabodykendaraan sehinggaakan
dirasakan ket.idak nyamananbagi penumpang maupunpenqemudi , Dan dirasakan
oleh penumpang atiau penqemudi, .kendaraanberqetzrr,'
Gejala kendaraan l:ergetar dankadang kadang'bunyiinibiladitinjau dari
Mekanisme Propeller Shaft dan pemindah dayalainnya (. dudukan dudukannya )
ma.ka dapat disebabkan oleh telah terjadinya kerusakan kerusakan pada bagian
bagian sepert.i :
1. Universal Joint.
2. Propeller Shaft.
3. Flange Yoke / Sleeve Yoke
4. Transmission ~blll1ting.

5. Center Bearing

1.UniversalJoint.
Antara Flange Yoke atau Sleeve Yoke dengan Propeller Shaft itu sendiri di-
pasangkan sebuah .Universal" Joint. Universal Joint ini dipasangkan pada Pro-
VIII-24

pun akan semakin besar.

3. Flange' Yoke atau Sleeve Yoke.

Flange Yoke berhubungan denqan Differential disatu bagian dan berhubungan


Universal Joint dibagian yang lain. Seqangkan Sleeve Yoke berfungsi meng-
hubungkan Transmisi dengan Universal Joint pada 'Propeller Shaft.
Sleeve Yokeberkaitan dengan Output Shaftsuatu Transmisi melalui alur alur
Bilaalur alur ini mengalami kerusakan atau keausan maka kerja dari prope- .
Ll.er shaft akan terganggu.
Pada saat 'kendaraan diRem maupun pada saat kendaraan diakselarasi maka Dif-
ferential akan bergerak maju mundur. (;erakan rnaju mundur ini akan diterima
oleh Propeller Shaft. Denqan Adanya Sleeve Yoke inilah gerakan tersebut da-
pat berjalan dengan baik.
Akan.tetapi hila terjadi kemacetan pada Sleeve Yoke atau Sleeve Yoke longgar
maka akan neinirnbulkan getaran dan bunyipada baqi.andrri, saat kendaraan
berjalan lebih lebih saat akselarasi atausaat penqereman.
Denqan demikian .maka kerusakanpada mekanisme Flange Ypke atau 'Sleeve Yoke
akan rreni.mbulkan getaran'atau bunyi.-pada kenda:raankarena adanya tumbukan.
antara kedua kanp:>nentdengank~nent·yang Lai.nya,

4. Transmission 'rvbunting.
~unting ini rnenahan Transmisi dengan bcx1ykendaraan. Transmission tJbuting
ini terdiii dari sebuah Cross ~ dan .karet; peredam getaran. Fungsi ka-
ret disini adalahuntuk meredam getaran yang" tirnbul saat kenda:raan l:Jerjalan
agar getaran tidak disalurkan ke body kendaraan.
Akan tetapi bi.La terjadi kerusakanpada Cross ~1ember. .sehi.nqqa kedudukan
Transmisi terhadap propeller Shaft menjadi be.rubah maka pada saat kendara-
raan berjalan akan timbul 'bunyi, dan getaran , getaran ini t.i.dak dapat di-
. redam oleh karet peredam • Karena karet peredam hanya dapat rneredam getaran
yang tirnbul pada keadaan normal, saja. Getaran ini akan diteruskan kebody
kenda:raan sehingga dirasakan kendaraan bergetar.
Tapi dalam keadaan normal, juga bisa timbul getaran , bila karet peredam
rnengalamikerusakan sehingga tirnbulke~onggaran pada- dudukarmya e

Oleh karena itu maka getaran akan tirnbul bila terjadi kerusakan pada Cros~
ME!nbermaupun karet 'kar~t peredamnya karena effel< meredam getaran'menjadi
berkurang bila keduakanp:>nent tersebut mengalami kerusakan,
Drive pinion Side Gear ~Pinion Shaft
( . gear

Aus Aus Aus Aus

. ~.
Cacat Cacat . '....................
. ,. .
~
.;::;'.:::::::::::;:::::::::::::'
................................
·t~jI~~ ~ ~!~~I~!:!::'
\
BLT!\1Y I • '\
\ ~m~~~i~i ~~ i~m? ~ jj~: :
:.:.;.:.:.:.:.:':':-:':.:':':.:'..
\\
\ \
................
.....:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.: ..
'
. .. ~:-:::::;::::) ~:
\" " Aus:.. \
\ kendor \
terlampau
'. Aus ' \ \ \
kecil " . \
\ .:
\
\ .. '\ Caeat
terlampau \ "\ \

besar \ rusak "'\


\.
'\ \ \
\
Backlash Baut Pengikat Bearing \ Pinion Gear

\ .

.
....-.................... -_...........
.... # 'R_.
..... .... ,
VIII-30
VIII. SLIP PADA SEMUAPOSISI ( AUTOMATIC TRANSMISSIUN )
Seperti telah dljelasknn'pada Buku step II bab Aut~matio Transmission
bahwa pemindahan da1a~ari Ilesi"n ke Transmisi dilnkukan oloh Torque
Converter. Kerja Torque Conv~rter ini berdasarknn tekanan fluida yang
mengalir didalamnya.
Pada saat mesin berputar maka Torque Converter juga akan berputar de-
ngan jumlah pntaran aama dengan putaran mesin. Didalam Torque Converter
tenaga / day- dipindahan dar! Pump Impeller ke Turbine Runner malalui
fluida. Dari Turbine Runner inilah tenaga diteruakan oleh Turbine Ru-
nner Hub ke Input Shatt Transmiai.
Da1a dar! Input Shaft Transmisi baru dapat dipindahKan ke Output Shaft
setelab melalui Ileka"nielle Planeta27 Gear. PJ.aaetary" Gear ini bekerja
karena adanya tekanan minyak 1ang menekan pada Clutch dan Brake yang
terdapat didalamn,a.
Pemindahahn daya dikatakan baik apabila putaran meain dapat dipindah-
secara .emp~rna oleh Torq'ue Converter 1l8UpUn "oleh Planetary Gear Unit
ke o~tput Shaft. Sehingga daya mesin dapat dipin~ahkan ke output eha~t
hampir mencapai 100 % (karena ada !aktor"Slip aehingga tidak 100 %
daya dapa~ dipindah~an , terkeouali bila Torque Converter memakai Lock
UpS18tell~J.
Akan tetapi bila' terjadiSlip pada TransmiBi Otomatik maka Daya atau
'putaran dipindahkan ke Output Shaft tidakdangan sempurna.
Sehingga akanti.bulgejalakendaraan~tidakdapat mencapai kecepatan
yang di.~rankan dan pemakaian baban bakar menjadi lebih boros.
Pen"1ebab utama dari gejala Slip in'i biaaanya terjadi pada bagian bagian
dibawah in!
1. Minyak TranamisiOtomatik 8endir~ •
)-

2. Torque Converter.
3. Line Pre•• ure.
4. Oil PUmp.
~ OD Clutch.
6. Converter Pressure.
Gejala Slip yang dimaksud diataa adalah Slip pads eemua Posiai sehingga
untukmenentukan penyebab harue melihat mekanisme 7 ang aelalu bekerja
pada aetiap posiai.
Sepert1 terl~hat pads gambar dibawah stator mendapat gay8 dorong deng-
an arab berlawanan jarum jam.

Akan tetapi dengan adanya One Way Clutch , maka stator tidak dapat ber-
putar ber~awanan dengan arah jarum jam .'
Akan tetapi apabila One Way Clutch ini rusak sehingga stator dapat ber-
putar berlawanan jarum jam maka rungsi stator akan hilang akibatnya .
akan timbul gaya perlawanan terhadap putaran Pump Impeller sehingga
akan timbulSlip pada Torque ·Conver~er t akibat mya putaran Turbine
Runner akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan p~taran Pump Impel-
ler.
Pen)"ebab Slip yang lain ialah apabdl,a M.inyakdidalam. Torque Converter
kurang t karena adanyapeny~mbatan al;ir.an atauad~ny.a udara didalam
Torque Converter maka pemindahan4aya.dari Pump Impeller_ke Turbine
akan tidak sempurna sehingga timbul Slip.e

3.Line Pressure.
Line Pressure adalah tekanan minyak utama yang~ekerja pada aetiap po-
sis1 dariA/f. Line pressure diatur. besar kecilnya oleh Primary Regu-
lator Valve didalam Valve Body.
Bila tekanan lain Pressure sesuai denganSpesipikasi maka kerja dar~
Brake t Clutch ma~pun Torque Converter akan berjalan dengan baik se-
hingga pemindahan days juga beke~ja dengan sempurna ( tidak terjadi
Slip pads bagian bagian tersebut ).
Akan tetapibila Line Pressure r~ndah t yangdiaebabkan oleh karena
terjadi kebocoran pada SirkuitLinePressure atankerja Primary regula-
tor Valve tidak baik t bias juga ~arenamemang pompaoli tidak bekerja
. dengan normal malta menyebabkan terjadinya Slip pada Torque Conv,erier
maupun pada Brake dan Clutch • Hal ini diaebabkantekanan mi·nyak ya-
ng bekerj~ p~da piston piston Brake dan Clutch tidakCukup untuk me-
nekan Disc dan Plate agar tidak terjadi Slip.
Dengan SlipnyaDisc dan Platemaka daya yan~dipindahkan menjadi ke-
eil sehingga putaran / daya pada 'Output Shaft juga keeil.
VIII-34
D~ngan timbulnya Slip padaOD Clutch ini mnka putaran Output Shaft ju-
ga akan berkurang sesuai dengan besarnya Slip yang terjadi.

6.Converter P~es~ure.
Converter Pressure .ada Lah tekanan minyak yang meng.... lir ke Torque Conver-
ter. Beaar k.cilny~ tekanan~onverter ini tergantung dari ~erja Secun-
dary Valve yang terdapat pada Valve Body.
Bila Converter pressure rend3h t yang disebabkan kerja dari Secundary
Regulator Valve tidak baik atau terjadi kebocoran pada Sirkuit ke Tor-
que Converter maka t pemindahaan daya mesin dari Pump Impeller ke Tur-
bine Runner menjadi tidak.sempurna • Hal ini akan menimbulknn Slip
didalam ,Torque Converter • Akibatnya.putaran Input Shaft. dd bund Lngkn n'
dengan putaran mesin akan jauh berbeda , perbedaan ini tcrgant~ng be~ar

kecilnya faktor Slip tersebut •


VI I I -:~G

IX. TIDAK UISA KIOK DOWN o


Pada eaat kendaraan sedang berjalan pnda gigi Transmisi rendah (gear ra-
tio rendah ) misalkan gigi 3 atau OD '( Overdrive ) tiba tiba pedal gas
diinjak penuh maka gigi akan berpindah kegearratioyang lebih besar
1aitu kalau dari gigi 3 akan pindah ke gigi 2 atau kalau sedang Overdri-
ve akan' pindah kegigi,3 secara o-tomatis. Kejadian ini disebut dengan Kick
Down. Fungai Kick Down disini adalah untuk mendapatkan Momen yang ·lebih
besar,disaat diperlukan secara mendadak misalnya sewaktu kendaraan akan
mendahului kendaraan didepannya. Dengan Gear yang lebih beaar maka akan
~ida~at Momen kend~raan yang lebih besar sehingga kendaraan akan dengan
muda~ mendahului kendar~an yang didepannya.
Pada saat pedal gas diinjak penuh maka Down Shift Plug akan membuka De-
tent ..'r easure t yang berasal dari Detent Regulator Valve atau yang ber-
asal dari Cut Back Valve ( A131 L ) • Detent Pressure inilah yang nan-
tinya akan mene.ltan Shift. Valve sehingga Shift Valve akan terdorong ke..
arah bawah • Dengan bergeraknya Shift Valve kebawah maka akan terjadi
perpindahan gigi gari Ge::r Ratio ke~il ke ge:-:r ratio yang lebih besar
untuk mandapatkan momen yang. lebih besar ~~at mendahului kendaraan •
Apabila kendaraan tidak dapaf Kick ').own ini berarti ada b~gi:a!1 tertentu
yang mengalami hambatan dalam cara kerjanya at~u kemungkinan juga Detent
pressure yang tidak ada atau tidak sesuai dengan tekanan yang dI Ln gd nkn n,
Oleh karena itu bil terdapat gejala A/T tidak bisn Kick Down kemungkin-
an penyebabnya adalah sebagai berikut
1. Detent Pressure
2. Down Shitt Plug
3. Detent Regulator Valve.
4. Shift Valve.
5- Ball.
6. Cut ~ack Valve.

1. Detent Pressure.
Tekanan minyak yang meneko n Shirt Valve agar Shift Valve terdorong ke-
bawah sehingga terjadi Kiok Down adalah Detent Pressure. Detent Pressu-
re berasal dari Line Pressure atau dari Cut Baok Pres6ure (A131 L).
Besar kecil~y~ tekannn Detent Pressure ini tergantung dar! kerjaDe-
tent regulator Valve •.
Bila Shift 'Valve naik keetas maka akan terjadiperpindnhan ~i~i dari
gear ratio besar ke gea~ ratio kecil (1 ke 2, 2 ke 3 ~tau 3·ke.OD )
seda~kan bila Shift valve turun kebnwah akan terjadi perpindahan gi-
gi dari Gear ratio kecil ke Gear ratio besar ( OD ke 3 t 3 ke 2 atau
dari 2 ke 1 ).
Shift valve akan turun kebawah bila ada gayn yang mendorong kebawah
pada saat Kiak Down gayat~rsebut adalah Detent Pressure. Akan tetapi
Walau Detent pressure ada t tapi ger:.kan dari Shift Valve kebavah se-
ret·( tahanan geaeknya besar ) maka kemungkinan gaya da~i Detent pres-
sure tidakakan dapat mendorong Shift Valve kebawah sehingga tidakmu-
ngkin terjadi Kick Down.
Akan tetapi Biasanyc bila Shift Valve seret akan mempengaruhi juga te~­

Up Shift a tau Down Shiftny;! k enda r-a a ,

5. Ball
Ball <. bo La ) t er-Let ak pada aa Lur an ko 3-4 Shift Valv, f'un g s L boln
'disini adalah untuk menutup aaluran kearah Selenoid Overdrive agar
Detent Pressure yang mengalir ke saluran i i i saat pedal gas diinjak
tiba tiba dapat Langaung mendorong 3 nd Coe.st Shirt Valve ( katup yang
terdapat dibagian stas Shift Valve 3-4). Dengan terdorongnya 3nd
Coast Shfit in! maka katupini akan mendorong 3-4 Shift Valve keba-
wah sebingga terjadilah Kick Down dari Overdrive ke 3-
. akan tetapi bil~ Bola ini tidak ada , maka Detebt presSure yanR ee~
harusnya menekan 3nd Coast Shift Valve • akon mengalir ke Selenoid
Overdrive kemudia di drain.
Akibatnya tidak akan terjadi KickDow~ dari OD ke 3.
6. Cut Back Valve.
u~tuk A~'1 L , Cut Back Valve menghasilkan Cut Back Pressure, Cut ·ihi
mengalir ke Down Shif~ Plug barulah ke Detent Regulntor Valve untuk
menghasilkan Detent Pressure.
Apabila c~t Back Valve macet maka Cut. Back Pressure tidak akan ada
akibat yang lain Detent pr-e s eur-eoun tid.:: akan ada • Del1gan tidc.. k ada
nya n.'ent Pressure tidak mungkin terjadi Kick •.
x. SAAT PERPINDAHAN GIG'! GETARAN BESAR ( SHOCK BESAR ).

Pada saat TUlia Transmisi Otomatik dipindahkan ke setinp poaisi ( P.


ReN.D.2.L )maka akantimbulgetnran (Shock ) pada A/T • Hal ini
terjadi disebabkan oleh kerjanya dari Brake atau Clutch dari Planet-
ary gear.
Bdkerjanya Brake dan Clutch ini karena menerir..a tekanan minyak dari
Valve body. Getaran yang timbul biasanya adalah kecil ( normal ).
a.*aran ( Shock) akan timbul.juga· pada Baat gigi berpindah dari po-
ais1" D-1 ke D-2., D-2 ke D-} atau dar! D-3 ke D- OD (Up Shift ).
I

Bila Up 'Shift b8ke~ja dengan baik maka getaran yang timbul adalah
kecil , sehingga penumpang tida~ akan merasaknn gagnguan oleh adanya
getaran ini eaat kendaraan berjalan.
Akan tetapi bila pengemudi atau penumpang merasa t~rganggu dengan ade-
nya getaran yang tirnbul saat terjadi pemindahanTuas Transmisi at au
saat Up Shift ini berart! ge t a r-an yang timbill telah termasuk drtlam
ukuran besar. Sedangkan kend~~aan Toyota pada Umumnya mempunyai kerja
dar! sistim pemindahdayadengan getaran yang kecil.
Getaranyangbesarakanterjadib'ila"terja~igangguan
pada sistim pe>
rendam getara~ atau pada tekahan~inyak~ Periyebab·keru6~kan pads kom-
ponent dibavah in:i. Jug~ akan menimb-uika'n Sh.ockyang cesar pada A/T :
1. Accumulator
2~ Accumulator Control Valve.
3. Putaran IdlingMe~in
4. Low Modulator Valve.
~ Intermediate Modulator Valve.
Selain komponent tersebut diatas , tekannn minyak yang tinggi t teru-
tama tekanan dari Line Pressure akan menyebabk~n jug~ timbul Shock
yang b e aa r ,

1. Accumulator.
~Accumulator ada 3 buah , yai tu accumula tor untuk C1 , C2 dan B2 aQ-
dangkan untuk B1 dan B3 tidak dipasangkan, karena kedua bagian
tersebut hanya. bekerjaaaat posisi 2 t L dan P. Dimana pada saat
posisi 2 dan L fungsi B1 dan B3 adalah untuk menghasilkan engine
b~ake.
ACCUivHJl.f,lOR C(HH F<()L PH[SSUHE
VIII-42

3. Putaran mesin.
1a~~'dimaksud dengan putaran meain disini adalah putaran mesin
saat idling • Apabila putara-n Idlingbesar t niaka pada saat tuns
dipindabkan dariposisi·N keposisi R, D t 2 atau L akan timbul
getaran (shock ) yang be~ar.
"Hal ini disebabkan besarnya line pressure pada saat putaran id-
ling ini. Untuk mengatasinya maka lakukanlah penyetelan puta-
ran idling yang benar ( lebih- kurang 800 rpm ).
Akan tetapipada saat kendaraan telahberjalan maka getaran yaDg
timbul akan kembali normnl. Jadi putaran idling yang tinggi hanya
mengakibatk~n Shock yang besar pada saat dipindahkan tuas Trans-
misi dari posisi yRng satu ke posisi yang lain.

4. Low Modulator Valve.


Pada'saat posisiP da~ L~Line pressure akan menialir le Low Modu-
lator Valve kemudian t-ekanan ir.:.i... keluar. menghasilkan Low Modu-,
lator pressure. Low Modulator Pressure ini akanmengalir ke B3
sehingga B3 bekerja •
tekanan Low MO.dulator Press·ur·eakan.lebih rendah dari Line pres-
sure dimaksudkan agar ssatbekerja B3ter jadi denganl,embut,.
akan tetapibila Low Modulator,Valve.macet maka katup ini tidak
dapat mengatur kerja dari Low Modulator Pressure t akibatnya
tekanan ini akansamabesardenganLine Pressure • Dengan tekaniln
yang bcsar ini makakerjadari~3 akan lebih cepat s~hingga akan.
nfen~ha~ilkan getar~ft\lY~:16" b·esar· • Shock ini hanya terjadi aaa t
perpindahan Tuas tarnsmisi Baja d;:ri ;"ain ke posisi P. dan L.

5. Intermediate Modul:-: tor ~.alve.


Pada eaat postsi It 2" , line pressure dari Manual Valve akan meng-
alir ke' Intermediate Modulator Valve • Tekanan ini akan berubah
menjadi intermediate Modul~tor Pressure yang tekanannya lebih
kecil dari Line pressure. Int. Mod. Pressure ini akan mengalir
ke B1 , sehingga B1. aka n b e ker-j a dengnn lembut untuk me nghn ad Lk a n
~erja Engine Brake.
Bila Int. ~tod. Valve macet sehingga tidak da na t mengatur t e ko na n
tnt. Mod Pressure t akibatnyD tekanan Int. Mod Pressure akan sa-
ma dengan lain Pressure.
0
~
;:-J
~
::.~
~il
rn
~
IX - 2

KEMUDI Bl;RAT

Pads prinsipnyu kemudi berat ditinjau dari nistcm fiuspensi ~ alignment


adalah disebabkan oleh :.
- Gaya balik kemudi yang dihanilknn oleh alip;nm~nt terlalu hesar
- Gescknn yl1ng besar pada Humbu putar rodn
- Ter jadinya slip roda yanf~ bcrlehihnn
- Gesekan han dengan permukRan jnlan ndalnh beHar

Adapun komponen &sistem yang menyehabkanhya dapa t dir;olo~lp;knn abb


1. Alignment
2. Ball joint
3. Arm suspcnsi
4. Ban

1• ALIGNt·~ENT

- Caster
Cast(\~ adalah berfunr;fii menchasilknn p;ayR bnlik kemudi dun untuk kestabilan
kendaraan.
Pada buku step II dijelaskan bahwa besarnya r;aya balik kcmudi cadnLah seban -
ding dengan - benarnya casterpositif
- kecepatan kendaraan
- besarnya sudut belok rorla

Jadijika caster be sar akan ~enghasilkanp;aya balik kernud i yang be sa r pula.


SeLan ju tnya gaya ba Li k yanE; be aar ini akan meriahan /lmelawnn tennga .pe nr-ornud i
sehingga kemudi terssa berat •.
Dibawah ini ada Lah jramoa r mornen yanr; d i ha s i Lkan .iika C:lr;ter po~;i t if, .no I (~;l::

caster negatif.
IX - 4

'- Camber

Camber positifrnenghasilknncamb~rroll ke~rah luar.


Untuk mengiooangi.-camber roll dilakukan penyetelan" toe-in.
Jika camber terlalu be~ar t roll yang dihasilkan pun akan besar pula.
Kelebihan roll ini akan mengakibatkan roda slip karena toe-in tidak cukup
kuat unt"uk rnengimbanginya.
Adanya slip inilah yang akan meningkatkan tahanan belok kerr.udi sehingga
kemudi berat dan kcmungkinan La i.nnyu adalah bunyi ak i.bn t ges~kan ban d cngun
jalan.
Bemikian pula jika camber negati~ terlalu besar taka" berakibat serupa dengan
yang diuraikandiatas.

Turning Radius

Jika turning radius tidak benar, misalnya karena


- kesalahan toe-in
panjang tie-rod tidak samaCbenr;kok atau salahpenyctelan)
deforcas~ k~mpon~n~u5E~n~~.

Pada saat membelok roan -roda ti dak menr;gelindinf: nerapur-na me La i nkan s Li p


karena roda kiri dan kanan tidak membentuk radius put3r ya~g seja~ar 5e?ert~

yang diuraikan pada prinsip Ackerman.


Roda slipinilah yang membua t kemudi berat dan kadn~r;-kadang d i se r tui ouny i
gesekan ban dengan jalan •.
Perubahan tread atau '.-Jheel base kendar-aan karena ke ruuakan bodi atau euspen s i
akibat tumbukan misalnya akan oe r-ak i.ba t t.urn i.ng r-ac i us oe r-uoari •
Hal ini dapa~ pula menjadi pe~yehab ke~udi berate

2. BALL JOINT

3a11 joint adalah sumbu putar roda-roda.


Karena itu jika ball joint macet atau tidak berpelu~as 3kan menghasilkan
gesekan yangbesar pada saat herputar (~erebelok).

Aki ba tnya ada Lah roda k emud i t e ra sa bcrat , don bahkan o i sa menye babkan
g~ya balik kecudi tidak ada.
Hal ini disebabkangaya balik kemudi yang dihasilka~ oleh ali~~~ent tertahan
oleh f~sekan pada ball ~cint.
CAST1!.."'R BERBr]DA
Uku~~n ban berbeda antara
kiri dan kanan.

Tekanan angin ban berbeda


Toe-in tidak benar
~.
.. ....
....

Pre-load bearing berbeda.~ .•." ~ ...•...


~ . ........ . .,«<."
\ ', " ..::;.;:::::;::::;:::::::::::=:"
'

,
.' ".' .".. ','",,', " ,
..................•..
...... ......" .... .." ......
Wheel base atautreadberobah
;NDARAAN '::;:::::::::::::::::;;::::::
' ,
"

:NDERUNG 4, ••••••••••••••••••••••••••
I . e e e ••••
,-.l - . .,.............................
'

-
L \ \
~
~ ~' .'e" ........ .... .... e,e • • • • e e e e e • • • •
RTARIK
Ball joint macet (gesekan -
SATU ARAH '::::::::::::::::::::::::::,::=:::-,
...... - ..~\.
be sar ") ..........
. '
~............... . .. .....
.. .
aus/oblag

Tegangan pegas berbeda


kiri deng~n kanan.

Shock absorber rnacet


seQ,e
.. ..... l--t
1 a •••

H
X

0'\
IX - 8

lJraian momen pad t . -oda t jika


camber nyn neRatif.

F F M1 :;
- (Ht X U ) -H ( L )

M2 = (R' X b ) + R ( L )
t-11 + ~t2 = ... R' ( b - a ) , b a
"Kendaraancenderun~ tertarik kekanan (positif)

Ketcrangan
H' = reaksi camber

~L<
R = tahann geGck jalan

I I
F
1,,11
= r;aya
= momen roda kiri
nistcrn pen~~ernk

t'12 = momen roda kannn


Gb. Uraian gays ,jika L = offset
Cambernegatif a = trail roda kiri
Caster kanan kiri b - trail roda kanan

- Camber kiri dan kanan berbeda •


Demikian pula jika camber kiridan kanan ber-beda dapa.t menyebabkan kendar'aan
tertarik kesatu arah.
_Sebagai contoh pada gamba r dibawah adalah jika camber rods kiri posi tif
sedangkan camber rodo kanan nol, dan c8stcrnyn sarna •
F F

Uraian
t·l1 R.L + H'.a
H2 = R.L
~11 + X2 = Nt .a (positif)
R
Kesimpulan kcnrlarnan cenddcrunp; tcrtarik
- ,>-,
a"·
L<
!
-->--L t<- k ekanan •
Gb Uraian eayn , jikfi
- Camber kiri ( + )
'.. Camber kanan no1
- Caster sarna
IX - 10

WHEEL BASE

Sepert1 diketahui bahwa wheel base adalah .iarak antnra aumbu rodn d epan
denga~ 8umbu roda belakang.
Adanya kelainan wheel base t yang,m\lngkin disebabknn oleh
deformasi axle akibat tumbukan
- perbedaan camber (besarnya lenekungan ) pegss , untuk
5uspen5i belakang yan~ memakai pegas daun.

- deformasi batang pcnopang (control ~rm ) atau bushing .


jika suspensi belakang memakai tipe l• link dan pegas daun

deformasi ko~ponen suspensi dcpan akibat tumbukan ,atau


salah penyetelan strut bar.

Sehingga wheel base kanan dan kiri berbeda banyak akan mcnp;akibatkan kendaraan
tertarik ke satu arah.
Hal ini disebabkan ol~h adanya penyirnpanKan roda-roda yang mengalami tumbukan
atau salah penye t.e Lan sehf ngga tidak simetris t erhadap garis tengah kendnr'aan .
Roda yang mengr~elinding dengan arah yang t i.dak Lur-ue ini jur;a mengakibatkan
keausan abnormal pada ban •

'L---SHOCK ABSORBER
<=::;, /
LATERAL CONTROL ROO
ii.

Base berubah jika '-OWER CONTROL ARM

control arm bengkok


Ca~b~r (lengkungan ) pegas
klrl & kanan berbeda

Gb , \Vheel b . ·
-. - ase .. -k)r; J h.i h b
akibat e ~ esar.
nya kendaraan tertarik
kekClnlln
IX .. 12

2- SUSPEt~SI

_ Ball joint oacet/gesekan besar.

Ball joint adalah sumbu putar roda.


Jika ba11 joint cacet (gesekannya besar ) misalnya karcna pemakaian atau
kurang pelu~~5an misalnya 1 bisa mengakibatkan kenonraan tertarik kesatu
arah dan keoudi terasa berate
Hal ini disebabkan gaya balik kemudi tertahan oleh gesckan ball joint.

- Ball join~ oblag/aus

Ke~usan ball joint menimbulkan roda oblag •


Selanjutnya oblabnya roda ini akan menyebabkan berubannya camber custer

kingpin.
Apabila camber atau caster berbeda t kendaraan bisa tertarik kesatu arah
( lihat uraian alignment )

_ Tegahg~ pegas berbeda antara roda kiri dengan kanan

Tegangan pegas yang berbecia.antara roda kanan dan kiri t sehingga bodi ken -
daraan mirin~ men~akibatkan kendaraan tertarik kesatu arah.
Hal ini karena bodi kendaraan yang miring menyebabkan distribusi berat kend-
araan berubah.
Sebagai contoh t jika bodi kendaraan miring kekiri maka ban kiri akan mene-
rima beban yans lebih besar dari pada beban pada ban k~nan.

Akipatnya ban roda kiri tahanan gelindingnya lebih besar karena tertekan
oleh beban yang lebih berate
Perbedaan tahanan gelindine ini ~engakibatkan kendaraan tertarik ke satu
ar~~. Dalam contoh rliatas arlalah ke kiri.
}Oliringnyabodi kendaraan ini bisa jugadisebabkan oleh miringnya bidang jalan
sehingga akibatnya adalah sama dengan urai~n diatas.
Dibawahiini ciiberittan gambar bodi kendaraan miring , serta pengaruhnya ter
hadap .aeban pada r-oda-c-oca ,
IX - 14

;. ROD A

- Ukuran ban. berbeda.


Perbed,~an ukuranban an tara roda kanan dan kiri" akan menghasilkan perbedaan
tahahangesek ban.
Selanjutnya perbedaan tahanan gesek "mni menyebabkan tahanan gclinding roda
kiri dan kanan berbeda.
Akibatnya kendaraan tertarik kesatu arah.

- Tekanan anginberbeda
Ban yang tekanan anginnya lebih rendah t tahanan gelindingnya lebih be sar
karena iebih lentur dan bicang geseknya lebih luas.
Akibatnya kenciaraan cenderunr; tertarik kcarah rodo yang tekanan anginnya
lebih rendah.
Akibat yang serupa dengan i~i te~~adi jika ada perbedaan tahanan gesek pada
sistem rem •

- Benring rods :

Penyatelan pre-load dan kondisi bearing serta kondisi pelumasan.roda adalah


b~rpenearuh t.p:r:hn.dap..tahanan.putax: roda.
Perbedaan tahanan putar roda -roda yang disebaokan oleh hal tersebut diatas
bisa mengakibatkan kendaraan tertarik kefiatu arah.
Bearing roda Longgar :

Jika bearing kendor , oaka offset , camber dan toe-in berubah.


Kelainan camber dan toe-in sudah diuraikan pada penyebab "Alignment It

Offset berubah

Berubahnya offset karena bearing roda kendor dapat rnenyebabkan kenciaraan


tertarik kesatu arah.
Hal ini karena ada perbedaan momen yang bekerja pada roda kiri dan roda kanan
kecil

AUG /macet
t e-r'LaLu besar/kecil

Wheei base terdapat


~'~DARAAN

~AYANG

~ngin terlalu basar

Lemah/macet

ROVA
I I
H
X
I
I-'
en
IX - 18

TOE-IN

Telah diuraiknn pada buku step II t bahwa toe-in berfungsi mengimbanci camber roll
agar supaya roda -rods meriggelinding tanpa slip.
Karena itu jika toe-in terlalu besar /kecil mengakibatkan roda slipo
Slipnya roda ini berpensaruh terhadap kemudi (kendaraan melayang).

wH~EEL BASE & '.:'READ

Adanya kelainan wheel base atau tread t karena tumbukan atau salah penyetelCjn
f

alignment sehingga roda kiri & kanan tidak sirnetris terhadap kendaraan bisa.
mengakibatkan kendaraan rnelayang.
Hal ini karena roda- roda slip yang disebabkan oleh berubahnya faktor-faktor
alignment r:tisalriya toe-in t caster dll.

2. ROD A
TEKANANANGIN BAN TE.tU.lt.LU BESAR

Tekanan anbin ban yans terlalu besar mengakibatkan kemudi terlalu ringan.
Hal ini disebabkan tekanan angin yang terlampau besar menyebabkan ban makin
keras serta bidang singgungnya semakin kecil sehinBga dapat mengakibatkan
kendar'aan ·melayang.·· ...--

. - BEkRING RODA KDlDOR (OHLAG )

Demikian pula jika bearing roda kendor sehingga roda oblag akan mengakibatkan
berkurangnya kecampuan kontrol kemudi.

3. PEG A ~

Pada buku step II diuraikan bahwa pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan.
Apabila pegas sudah lemah karena pemakaian atau akibat pemakaian yang ticiak
sesu~i konstanta/kekerasannya, akan berakibat timbulnya gerak naik turunnya
bod~ kendaraan yang berlebihan (over bounch{ng).
Keadaan ini dapat meneakibatkankendaraan melayun 6.
Dibawah ini diberikan hubunganantra konztAnta pegas , masa (berat kendaraan)
dan frekwensi ge taran , se r t.a .amp'l itudonya ,
IX - 20

5. BALL JOINT

Keausan pada ball joint sehinggci rmda oblag ,akibatnya adalah serupa
dengan dengan yang disebabkan oleh bearing roda }tendor.

6. Am! SUSPENSI & SPINDLE

Perubahan bentuk (deformasi ) p~da arm'suspensi atau spindle karena tumbukan


misalnya seh'ingga mengakibatkan berubahnya faktor-faktor F\!A misalnya Caster
toe-in ,turning radius dll· akan mengurangi stabilitas kendaraan atau kemampuan
kontrbl kemudi.
IX - 22

RODA ·DEPAN BERGL'TAR

Roda'depan bergetar dapat~diklasifikasikan sbb :

A. Bergetar
, pada rah samping (. semi ), yaitu gerak roda kekiri"dan kekanan
terhadap suabu putarnya ( ball joint)
Getaran ini dapat dirasakan" pads "roda kemudi berupa eerakan roda kemudi
kekiri dan kekanan •

B. Bergetar pada arah atas dan bawah ( "~eel tramp ) •


Adapunkomponen & sistem yang dapat mengak Lba t kan gejala ini adalah

1. RODA
2. Alignment
3. Ball joint
4. Shock Absorber
5. Stabilizer

1. ROD· A

- -Static Balance

~elah dijelaskanpada buku step 2 t bahwa penyebatls~ati,c;.bakance tidak baik


adalah karena adanya bagian roda yang lcbih beratpada satu
- ti tik dari pad a
bagian lain diseke~iling roda.
Kelebihan berat pads satu ti tik ini akan mengha s i Lkan gaya ant r i f'ugn I ke arah
luar menjauhi titik pusatnya pada saat roda berputar.
Keadaan ini dapat mengakibatkan p;etnran roda padn nrflh verticnlCwheel tramp)

Gelaren nalk turun


aaOlan '(.no be,at
IX - 24

RUN OUT
Berdasarkan arahnya ada dua jenis run out 1 yaitu Run out radial (terhadap-
titik ~usatnya ) dan run o~t aksial (kes~mping )

Tlr.
Tr.ltd
Ar••
(.100 In
Limit)

Run out radial hun out aksial


RUN OUT RADIAL
Apabila run out radial berlebihan , misalnya karena pelel< ,ban pada saat
menggelinding di jalan yang rata sekalipunroda akan bergetar naik turun.
Pad a saat titik run out maksimum ada dibawah , roda be~gerak keatas.
Sebalikny~ pada saat titik run out minimum ada di bawah roda bergerak kebawah c

Keadaan ini terjadi berulang -ulang ,. sehingga menimbulkan getaran keatas dan
kebavah ,

RUN OUT LATLHAL

Jika run out lateral -berlebihan , akan menimbulkan semi •


Hal ini disebabkanrodaber~~oyangpada saat berputar , meskipull telah di balance

BEARING RODA KENDOR

Jika bearing roda kendbr (oblag ) pada saat roda berputar dapat menghasilkan
Wheel tramp dan semi.
Hal ini terjadi terutama saat kendaraan melewati ja1an yanf~ t idak rata.

TEKANAN ANGIN BAN TEHI..ALU BESAR

Tekanan angin yang terlalu besar , akan menambah sifat rigid ban •
Sehingga ban kurang dapat menyerap kejutan dari jalan •
Keadaan ini akan mer.1permudah timbulnya wheel tramp (getaran atas bawah )
t~rutama pada saat kendaraa melawati jalan yang tidak rata.
Camber terlalu bessr/kecil Balance tidak baik
Toe-in terlalu besar/kecil
Bearing kendor
Tmrning radius tidak benar
Run out besar

Tekanan angin
BAN AUS

ABNORt-1AL
Knuckle arm bengkok

Ball joint aus/oblag

H
X
I
f\.)
0'\
aU5 disisi luar
IX - 28.

Akibatnya ban disisi luar m~ngalami slip agar supaya dapat menempuh
jarak yang sarna dengan yang ditempuh oleh 5i6i dalamnya.
Dengan demikian camber yang terlalu besar akan menghasilkan ban BUS dioisi
f _ - .. , _ _ _ _.,
luar t sebaliknya ban aus disisi dalam jiks' camber terlalu kecil·.

• f t':
. ~
t
• .K ~
~~
~; INSIDE
. '•• .,;

Gb Ban aus di 8i8i dalam

~1embelok dengan kccepatan tinggi:

Keausan yang se'rupa dengan ini (karena camber- ) dapat pula terjadi jika kenda-
raan membelok dengan kecepat~n tinggi.
Kecepatan kendaraan.yang terlalu tinggi ketika rncmbclok akan menghasilkan
gaya sentri!ugal yang besar.
Gaya sentrifugal ini disamping mendoron.-; kendaraankearah menjauhi titik pusat
putaran t juga cenderung membuat bodi kendaraan miring.
Akibatnya ban slip dalsm posisi miring dan menghasilkan keausan disisi_luar
( lihat gambardibawah)

ROUNDED EDGE OF
OUTSIDE S~OULOER

ROUGH SURFACE
FROM ABRASION

CORNERING WEAR

Gambar ban aus ~arena rnembelok


IX - 30

-.~ing ~adius tidak bena~

Dijelaskan pada buku step 2 t bahwa prinsip AcJaerman bertujuan roda-roda


t
tidak-slip pada saat\membelok.
Untuk itu roda kiri dan kanan harus berputar dengan titik pusat putaran yang
sarna t yai tu ·titik yang terletak diperpanjangan sumbu belakang (rear· axle)
Prinsip ini menghasilkan 5udut inner lebih beaar dari sudut outer.
Jika tie rod kiri dan kanan tidak sama panjang karena salah penyetelan (hanya
satu sisi tie rod saja yang distel ) misalnya atau karcna bengkok , akan me-
ngakibatkan turning radiustidak benar me~kipun ~oe-in benar.
Turning radius yang tidak benar karena tic-rod berbeda panjang t ataupun karena
toe-in salah mengakibatka~ ban slip saat kendaraan membelok dan mengakibatkan
keausan ban abnormal.
Jika tie rod kiri lebih panjang dari tie-rod kanan

Ketika kendaraan membelok kanan, 5udut belok roda kanan (inner) benar t tetapi
5udut belok rods kiri lebih BESAR dari standard.(dalam posisi toe-in ).
Akibatnya rods kanan (roda yang mendapat tekanan lebih kecil dari yang kiri >.
akan slip dan mengalami keausan toe-in.{Gb dibawah )

... ---

Pada saat belok kiri , sudut belok roda kiri ndalah benar t sedangkan sudut be-
10k roda kanan KURANG -dari standard (dalam pORisi toe-out )
Akibatnya roda kiri akan slip dan 'aus toe-out (aus disisi dalam ).
Dalam hal ini ro~a .kiri yang slip karena bodi kendaraan miring -kekanan saat mem-
belok kekiri. (GR dibawah )
IX - 32

2~"'S U 5 P 'E N S I

- B~l ,joint & tie rod :


Keausa ball joint mengakibatkan roda oblag , sedangkan keausa~ tio rod
menimbulkan free-play roda kemudi besar.-
Keadaari ~ni menhasilkan-kyausan titik ( spot wear) 9 karena roda ber-
goyang pada saat berputar

GB Keausan titik (Spot-wear)

Adapun penyebab aus.titik yang lain~yn adalah Start, mengerem dan membelok
mendadak.
Start atau percepatan mendadak menyebabkan rods slip kebelakang , sedangkan
pengereman tiba-tiba mengakibatknn roda terseret kedepan •
Selain itu jika kendaraa membelok mendadalt atau membelok dengan kecepatan
tinggi akan berakibat roda slip kcsampinc.
Ketiganya ini dapat mcngakibatkan aus titik ( spot wear).

- Knuckle arm bengkok

Kebengkokan knuckle arm adalah berpengaruh terhadap turning radius.


Jika knuckle arm kiri hengkok kcarah Luar (kckiri ) mif;aln~'ltt pada aaa t
belok kannn turning radiusbaik , tetapi pada aaat belok kiri turninr radius
tidak benar , Hal ini ka r ena sudut. outernya t er-La.Lu besar (terlalu toe-in)
Akibatnya ~oda kiri aus toe-in (rlisisi luar ).
Sebaliknya jika .knuckle arm kiri bengkok ke dalam (kekanan) , akibatnya
adalah kebalikan dari uraian diat3R (roda kiri aus toe-out ).
IX - 34

weAR .ON SHOULOERS

,
GB.Aus ditepi.
GB.Aus tumit (toe & heel wear)
Balance roda
Diuraikan pada step 2 bahwa dynamic balance dan runout aksial menimbulkan
getaran roda kekiri dan kekanan, sedangkan getarnn naik turun roda terjadi
jika balance statik dan run out radinl tidak baik.
Baik getaran kekiri & kekanan maupun getaran naik turun menicbulknn penekanan
ban pada posisi tertentu terhadap jalan •
Akibatnya terjadilah aU5 titik (spot wear)

GB.Aus titik (spot wear)


angin ban
Kendor

. Bearing roda kendor/oblag


,
. :»: .~
~
,-:
........... ~
',.:.:.:.-
.'. : .
~.
:................
:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:....
...............
RJ.. aERISIK ifflftItfffIit{{Ifiiif:
PAVA ..........................
\f..............
••••• f • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
• f •••••••••••••••••••••••••••
!LNSI DAN ...............
F<ODA
..............................
Lemah
·~::::}}f(rt!t!fi!!!f!~
Aus/Oblag

H
X
I
w
~
IX - 38

_.:- Bearing rods •

Kerusakan pada bearibg roda misalnya aus (kurangpelumsssn) akan berakibat


terjadinya gesekan yang besar dan bunyi.
I
Demikian pula jika mur pengikat bearing roda kendor se-hinggaroda oblag
akan terjadi bunyi (getaran ) t terutama hila kendnraan melalui jalan yang
tidak rata.

2. PEG A S

,
Apabila pegas If!mah,
. gerak n~ik turunnya bodi kendaraan berlebihan (over bouching)
(over bounching).
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya tumbukan antara frame dengan bumper pada
arm (rebound & bound bumper) •
Tumbukan ini disertai dengan kejutan dan bunyi.

3- SHOCK ABSORBL~.

Shock absorber adalah berfungsi menyerap elastisitas pegas'agar-tidak terjadi .


bounching.
Terjadinya keausan pada piston & silinder atau kurang pelumasan sehingga gese-_
kannya besar , dapat mengakibatkan bunyi pada saat terjadi gerak translssi
piston shock absorber didalnm silindernya.
Apabila shock absorber macet, misalnya karena penyumbatan aliran minyak ~kibat

kotoran sehingga elastisitas pegas tertahnn dan kejutan dari jalan aknn dite-
ruskan ke bodi kendaraan.
-"\-

Keadaan ini menimbulkan bunyi terutama pada hagian yang kendor.

4. BUSHING ARM & BALL JOINT

~eausan ~ada ball joint dan bushing arm atau baut pengikatnya kendor sehingga
roda oblag akon menimbulkan seperti yang terjadi jika bearing roda kendor.
Ball joint & bushing macet akan mengakibatkan gesekan yang besar dan bunyi (
bunyi gesekan)
.:1
Ul H
« Q
~
::>
e3 :x:
m ffi H
~
~
« <
f3
H
0:; Q
~ 0 ~
0 0:; m
x- 2

GERAK BEBAS RODA KEMUDI BERLEBIHAr:

~danya sambungan (link ) pada sistem kemudi mengakibatkan adanya gerak


gerak bebas (free play) roda kemudi.
f
Akan tetapi gerak bebas yang berlebihan bisa mengakibatkan timbulnya
gejalalain t yaitu kontrol kernudi kurang sensitif
kecenderungan kendaraan melayang
kendaraancenderung tertarik ke satu arah
roda kemudi bergetar dan kemungkinan ban aus
tidak normal.

Ad~puJ komponen penyebabnya dapat digolongkan sbb


steering gear
- steering link
~ kopling fleksibel
roda

STEERING GEAR

... Penyebab gerak bebas roda kemudi berlebihan pada steering gear adalah. 0 e.

- backlash roda gigi torlalu besar t misalnya karena


salah penyetelanatau keausan
- mur bola & warm shaft aus-
· pengikat steering gear box kendor

STEERING LINK

Keausan pada steering link misalnya pitman arm idle arm , tie rod
end atau ~aut pengikatnya kendor akan mengakibatkan obleg p~da sambungan
.sehingga gerak bebas roda kemudi menjadi besar.
."1
-r '

GEAR

CheAT/HuSAK .

macet/ gesekannya besar


load terlalu besar
... t.. 0:..
I
~ ...... . .
,"
•••
.'.,,-;"'t.
: "'~"'."'I':':':".
'"
'" I
It
I I
•••
I •••••
I ••••
• • I I I •• I I I I •• I ••
• • • • I • I I I I ••••••
• ••• I • I •• I ••••••
play tidak ada· •• I •• , . , . , •••••
:E~18ALI NYA • •••• I I •••••••
•••• I II I ,., ••••
• •• I ••••••••••
I
I • I ••• I ••••••
• •• I •• I I I I I • I •

•• I •• I ••••••
• •
I I ••• I I I ••••
~ODA KBHUlJI • I I ••• I I I I •• I
•••• I "1 I ••••

••• I • I • I I I ••
I
I ••• I I ••••••
• I
• I •• I • I • I ••
I
I •••••• I ••••

•••• I •• I ••••I
E POSISI LURUS • I I •••••••• I •
• • I I I ••• I I ••••
• I ,.,., •••••••
•••• I •• I •••••••
• ••••••• I ••••••
•• I •••• I I I I •• I .
IDAK BAlK • ••••••• I •• I •••
-bengkok I •• I ••• I I I I •••••
I I I ••• I ••• I •••••
• I ••••••• I I ••••••
• ••• I ••• I • " •••••
•• I '" I •••••••••
••• '" I ••••• I ••
••• ,., •• I •••••
•••• I •••••••

.~...:-:::::::::::::
mainshaft rusak

• ><
I
.J::"
.:!.

terlalu besar

free-play tidak ada

~
warm shaft & ball ~usak ~: ~:.;.:-:
,.:....
~"
••• :
"': ,.:.:.:.-
'. I ••••••••••••••••••••••
'

....
.··..··...............,........
.......
KENUDI ~urang sekali .............•......•....
...............
,
·· " ...
BERAT
··
······ , ........
"
.....
-bengkok minyak power steering ······ ....
kurang sekali ···................ .
. ....,
.~...:.::::::::{:; .
main shaft macet /rusak
flow control valve macet

vane pump aus/rusak


kendor / terkena oli

PO~/ER STEERING

><
I
en

4 •.
.. "..
-
· x -

I-lAIN SHAFT

Kerusakan main shaft misnlnya bengkok t berkarat atau bearing mainshaft


maeet/ seret sehingga gesekannya besar akan berakibat kemudi berat.

STBEHIr;G LINK

Bagian -bagian steering link rnisalnya pi t.man arm , idle arm t tie rod
ball joint adalah berfunGsi memindahkan tenaga dari sector shaft ke -
rbda - roda •
Apabila bagian-bagian ini macet atau seret akibat kurang pelumasan (grease)
atau berkarat , pemindahan tenaga gerak dari pitman arm sampat ke roda
tertahan oleh gesekan sehingga akibatnya dirasakan pada roda kemudi.

PO\-JER ST~::RING

- ~inyak pow~r steering ~urang.

Kurangnya minJ·ak powersteer·inspadavanepump, mengakti ba tkan vane pump


tida~ bisa rnenghasilkan tekanan mioyak yang cukup.
Hal ini karena sebagian udara akan terhisap oleh vane pump dan menimbulkan
gelemb~~g udara pada sistem fluida.
Sehinbsa gaya dorong padapiston kyrang dan kemudi terasa berate

-Flow control valve

rlo~ control valve adalah berfungsi mengatur aliran dan tekanan minyak pada
setiap putaran v~e pump.
Apabila karena kotoran misalnya t sehingga flow control valve mace t
dalam posisi membuka ( kekiri ) atau selalu menutup_akan mengakibatkan
tekanan r.tinyakoutput vane pump turun.
Akibatnya kemudi terasa berate
De!Il~kian pula apabila relief valve selalu membuka '. akibatnya adnlah
tekanan output vane pump selalu dibocorkan ke reservoir melalui relief
valve •
x- 10

KATUP-KATUP FLAPPER
JikA kAtup- kntup fl~pper V1 dAnV2 ptAU V3 d~n V4 tid~k bis~ menutu~rAp~t

kft~e~A terrnrijAl kotoTAn RtAU kAren~ rus~k Aknn menrAkibAtkAnke~udi berAte


V1 dAn V2 tid~k hisn me~utup b~rqkibAt tek~n"n minynk pAd~ keduA sisi piston
hAmpir SACA besftr ~eskipun rod~ kcmudi p-dA posisi mernbelok •
Sed"n~kAn V3 dAn V4 tid~k bisA menutup ~knn menrpkih~tknn 'tekAnnn ynn, dis~lur

k~n ke sAlAh SAtu sisi piston ocnj"di rendAh •


}I~l ini k"renA teknn~n mi nynk yAnr: sehArusnyA mender-eng pi at on di bocorknn ke -
re servo t r ~el~lu:i;: V3 dAn V4 sehi nff:l kemud i menjAd5 "berAte
Sebnlikn~A jikn V1 d:ln V2 tidAk bisA r.ler.1bukR kJ1renn terSUr.1bAt "t,.uru5AK t tekp-
n~n r.lin:,'~k tid~k h~.5~ dis:"lurkAn ke piston Y;ln~ merir::'lkib~tk~n kemudi berpt.
JikA V3 d~n V4 tid~k bj5~ rne~buk~ , ~enyeb~hkQn Alir~n miny~k dATi sisi piston
ke !'eservojr (~lir:'\n 1:'~l':k ) tert~hAn oleh V3 d~n v4 d::ln kemudi Menj~di ber~t.

ft~~bil~ 5~1~h 5~tu d~~i V1 , V2 , V3 ~t~u V4 tid~kbis~ membuk~ ~tAU tid~k bisA
menutup ,~k1b:ttny" !)d,l~h kemud i ber-et pRdA S~1't membeLok kesAIAh s~tu :"T'tlh
(kiri ~t~u ~~n~n ) • (lih:"t rAmb~r dib:tw~h)

Sed~;~fk~n ~embelok ke ~r~h y~nf berl~w~n~n (kRn~n ~t~u kiri ) power 5teerin~
rn~sih norr.1~l.

"r
.
~l;l]"~
" ,.t- ~ :,"
::.'tiiiii:
...... .....-.. '
'
...
~
x- 12

KE::D~.RAAN '~!ELA Yft.NG .

Y~ng dimRksudkpn kend:lr~~n melAy:tng ~d;ll,qh kend~raRn cendcrunp; berj~lRn


f .

dengRn ~r~h tidAk st~bil sesuni denr~n ~rRh yRne dituju.


Sehi~:~~ penre~udi 5elnlu·~embetulk~n ~rnh kend~r~~n ~en~~n c~r~ memut~r

rod~·kemudi•

. Ad~pun penyeb~bny~ ~d~l~h kebeb~s~n rod~ kemudi berlebih~n ~t~u kemudi


terlAlu rinr~n.

PenyebAb kend~r~~n mel~y~n~ ditinj:lu dRri sistem kemudi dnpRt di~olongkAn

menjAdi ti~~ komponen ut~mA, Yritu


, - Stee~ing
;

geAr
- Steering Link '
3.::!ut pe ng i ket steering l=e;tr

STEERINGGE"R

- free-pl~y te~l~lu bes~r ( b~ut penyetel terl~lu kendor )


pre -lo~d terl~lu kecil.

Free play t e r LaLu be sar rnen~,qklb~tkRn pemi ndahan ten,qg~ dRr·i roda kernudi ke red»
,qt~u seb~lik:lY1t terd~pRt l.qnt!k:lh ring~n (SRAt terjRdinyFl gerAk·beb~s).
~kibRtny~ keClUdioud:lh te:-penr;~ruh' kondisi j~l~n dRn kontrol Ar~h kend~r;:a~n kurAn~

st~bil. Dernikian pula pre- load terlalu kecil menyebabkan kemudi terlaluringan
sehingga dapat mengakibatkan kendaraan melayang.

S~uERING LIr!K
.,
Ke~us~n 5teerin~ link ~t~t~ kcndor 5ehinr~~ terdnp~t b~gi~n y~ng obl~g misplny~

idle ~rm , tie-rod , pitrn~n ~rm ( b~finn y~nr berk~it~n denf~n rcl~y rod)
~k~n meng~kib~tk~n kend~r~~n mel"y~nf.

Bft.UT FE~:G!KftT .STEERING GEt-.R KEr!DOR.

Kendorny~ b~ut pen~ik~t 5tee~in~~e~r box d~~~t rnenyeb~bk~n bert~~h~hny~ free plny
ftkibntny~ ~d~l~h serup~ denrnn y~nF diur~ik~n di~t~s.
x- :14

SUARA . B:::R!SIt~ PAD" K::HUnI

P~dA prinsipny~ SUArA berisik pAdA kernudi pdftlAh di5ebAbk~n oleh


I _ Gesekan p.nd~ b~F'i~n y~n~ rusAk' (tid.,k ber-pe Iueaa)
- Tu,,",ouk:-an p~d"\ per'k:-i. tnn yr.tnrtidf"k aempurn»
- Te:-j~diny~ slip p:"'d;:t sistern perpind~h:ln ten~r::\e

Ad~pun komponen penyeb~ony~ d;:tpnt diyolon~kpn 5eb~~~i be~~kut

- 3e~~i~f

- Steerinr- re~r

- Steer-in; link
- Towe~ s:eerinr

BE ft. RING

.ay.,bil~ te:-j~di kerus.t'~.t'n p:"ci~ be:\r~.nf m:"in5h~ft , be~rinr tN#:tr:nshnft seh~nrg':\'

t~h~nAn pu t ar ny» be a- r (rr.,,,\cet ) d;:lp~t menr:--kib::ttkpn buny i, ke t ik» r od» kemud L


diput.Rr.

S'l.''sSR:!NG GEt R.

". Cel~h sector ~h"ft denfnn.t~ru~t w~sher terl~lu be5~r •


Jik~ ce Lsh ini t.e r LeIu be ssr bi~~ merri mbuLko n bunyi, J>:-d:l kenud.i 0

H~l 1ni k~ren~ cel~h y~ng_terl~lu bes~~ ~enf~kibptkAn g~r~k nAik turun sector
5h~ft ~dAl~h be5~r ketik~ rorl~ kc~ud: di~ut~r.

"p~biln steerinr ge:-.r C"\C:lt /rus:lk d~ppt rnen~;kih~tk~n bunyi pndn 5~:"t kemudi.

d i pu t o r ,

- S'rLER!l!G L!r:K

DemikiAn pul~ jik:t Rteer~n[ link rn~cet t ohl~~ 5ehinYe:~ mcnimhulkpn resek~n

y~n~.d~FDt menr~kibntk~nbunyi ketik~ rod~ keMud~ d~.put~r.


I
I

.,"
XI - 2

REM NGOCOK

Seperti
f .
telah diketahui bahwa saat pedal rem ditekan, sistem rem
harus langsung bekerja tanpa ada kerugian waktu dari saat pedal
ditekan sampai sistem bekerja.
Jika saat edal rem ditekan, sistem rem belum bekerj~dan baru a
~ kan bekerj a setelah_Eeda:i. rem di ~~),{~I1 !?_~!k~li-ka:Li'~!l1~~~," hal ini
=

dikataka~rf3m.1:>~~~!?l~~~Y~_=c1~~.~C1~~f7n<J0co~_ atau lebih dikenal de-


,
ngan remnqoCOK
lVondisi semacam ini pada kendaraan sangatlah tidak diinginkan ka
I
rena saatdil~k -~~ ( rem panik ) a-

kan menyebC:~~,~~~~~~~~~~~.!E~.~~~= ~,,~. ~.~ ::.~.~~~~!~~~ =q~~~!.~.==.£~~ ge r~.~an dan ke-


-s

mungkinan hesar qkan terjadi benturan akibat dari keterlambatan


tersebut.
Timbulnya gejalaremngocokini adalah. sebagai akibat dari E~n~-
i~angan-p~nyi~~n9a~~ar ~~~~~~~J~~tersebut.
'v

Penyimpangan-pellyimp.angantersebut ada.Lah :. '\

(a) Brake lining telah aus \


(b) Kesalahan penyetelan free play pada rnaste~ syln.
(c) Adanya udara pada saluran-saluran sistem rem
(d) Adanya kebocoran pada sistem rem
(e) Rusaknyaout let check valve pada master silinder

(a) Brake lining telahaus;


Karena pemakad an imaka rnemungkinkan brake 1 adi aus , bi
la brake lining aus maka akan mengakibatkan jarak te~puh sepatu
rem teromol rem men ~ sehingga saat dilakukan

penekanan pedal pertama kali sepatu remtidak.lang5ung bergesek


an denqan terornol rem, t~tapi padaPE:7p~,~a~~!!be;-iku~ny:arem l>~­
ru ~1:l~~~~i~_. Penekananpedal berulang-ulang sampai.. rem bekerj a
sering d~a~~~I!l=,-!illQ£_qJs.

(b) Kes a l ahan


.penyetelanfree play pada master silinder ,_
Kejadian ini bermula 'bahwa rem dalam. Karena kesalahan mekanik,
dirnana mekanik silinder'roda
Akibat dari genyeteaan mas-
adi tidak , tetapi saat
rem
_ . <.q.> ~'~~t~Y~,~~~,~~~!:l2'~'~MA~~!:"~~~,~,,~~!!!,~!},,:i,~~,,,=;:,~¥",,,,,E,~_q~,¥,~_~§!1~:r~1
'Wi_ _

Junt!ah·minyak
{
rem didalam sistemdipertahankantetap jumlahnya. .
Tetapi bila terdapat kebocoranmakajumlah minyak rem didalam
sistem menjadi berkurang .~~!",l~,,,,c.~,,~!:1~}1~~Il~Ey~~~iEY~_rem d~da?:.~o!!l
si$tem mel~bihi bClt~S.~.~!!9. . _2:!..P·~.E~.~.?:~~.!!~~~.~~.=~~n . ~~~gsung. gj. tamb_~Jl.=
miIlY.?!k._~;:.~I!!. . .,.~,~!!,~~.!!,_.~!,9:.~,~.,~ . !!!.~.~~~~!! 9 ~__..~~.~~~~ . _.~!~~~~!!!~.=~!,~~~~.1 ak ibat
nya sistem rem tidak ~ekerja dengan baik melainkan penginjakan
pedal harus berkali-kali ( ngocok ). Uraian sarna dengan diatas.

( el!-.f(~.~ a_~.!}.Y,~. ,._. 9_~~., 2h.~. 2J~~" ..Y.~J~~~.t . _P~~9~~ ,~~~,~~~. E,.. ~,,!=1 iJ)c!~E1 = .•

Eila terdapat kerusakan'pada out let check valve master silinder


maka tekanan yang dih,asil~~~JJ~". Q",!~tt.o".~,!!!~~,~t~~>_E,j.~i..n9.er . kecil; sehingg
a tekanan yang diteruskan kesilinder roda juga kecil sehingga
kemampuan penqez'eman berkurang. ~,~o£~E~.~,~!,o!,~~_dilaJ,tult,_a.n,-.R~!!,~,~~~!1~!!_~
pedal berulang-ulan~ maka tekanan minyak disilinder roda menja
,~~~~",;=,,-,~,,,,""~'4;;?!,~\;.""'*~_~""""M«~"""~~,,,,,=,,,,-~~~,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,_,,,,,;,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
,~~"""'"~""""" _~~"'-'Iii$"=f_"""'''''''''~=i'.-='''''''''''''~''''''''''''-'''=='~.'_'''''''''-_';'''O!'~~~'';'''' 'l_"""'""~"'~''''"",·.,o>-?!",o:.--'''='i,."~,'l;:'''~i=='=:",,,~-''''''~'''¥'·'~"""""'''''~"f:~~_~~

di hesar dan rem bekerja. Penekanan pedaY rem berkali-kali ini


sering di~ebfit dengan rem ngocok.

'-,

\
XI - 6

REM GAS BUANG TIDAK REKERJA

Seperti telah diuraikan pada materi sistem· rempada step II?bahwa sis-
tem I rem gasbuang bekerja ber-daaar-kan p:as .buang yang di tnhan oleh ka -
tup kupu-kupu yan~ dipasangkan pada salura~~ga6 buan~. Dengan tertahan
nya gas buang yang akan keluar, maka gas buanEr. tersebut akan menahan
gerakan piston, sehingga piston akan berKerak berate
Karena mesin digerakkan roda dan mesin itu sendiri berputar lambat(ter
tahan, malta roda ju~a tertahan putarannya ( engine brake ).
Karena penyebab dariengine brake diatas adalah pemampatan gas buang.
,
maka'si,atem ini disebut dengan sistem rem gaA buang.
Salah satu syarat bekerjanya sistem rem gas buang adalah dengan tidak
menginjaknya pedal rem. Dengan tidak menginjak pedal rem saat dilakukan
penurunan kecepatan, maka hal ini menKUntungkan sekali terhadnp pemakai
an komponensistem rem.
Sel~in menguntungkan komponen sistem rem, menguntungkan pula terhadap
keamanan/stabilitas jalannya kendaraansaat dilakukan pengereman.
Dan kita ketahui bahwa bila seringmenginjak pedal rem, maka teromol
rem akan menjadi panas, sehingga terjadi pemuaian. Karena terjadi pe-
muaian pada teromol rem maka ak~n mengakibatkan kemampuan pengereman
menurun ( Fading). Bila hal ini terjadi p~da kendaraan, mak~ kendaraan
tersebut akan membahayakan.
Sebagai tanda yang jelas bahwa sistemrem gas buang bekerja adalah ter
dengarriya Busra menderu pads mesin danjalannya ke~daraanakan tertahan.
Adapun pengoperasian ( bekerja atau tidak.bekerjanya )sistem rem gas
buang adalah tergantung dari beberapa syarat, yang antara -, lain adalah:

a) Sistem rem gas bUang bekerja bilar'

- Main switch on
- Switch pedal acceleration on
- Switch pedal kopling on
- Netral awitch orf
Kendaraan.berja1an diatas 15 km/jam

b) Sistem rem gas buang tidak bekerja bila kelima ayarat atau
salah satu dari kelima 5yarat'diat~s tidak terpenuhi.

Sistem rem gas buang bekerja bila kelima syarat terpenuri, maka Exhau
maka sistem
XI -8

- Switch pedal acceleration rUB~k,

Pada saat pedal acceleration ti~Rk ditekan ~aka 8witchpedal accelera-


tie pkan menghubungkan arus ~rus~dari baterei melalui konci kontak ,
sekerinK ,dan ke ERR, sehinRga memunKkinkan solenoid bekerja dnnsis-
tem rem gas buanK bekerja.
Bils pedal ditekan maka arUB daTi baterei tidnk sampni ke EBR t sehing-
ga solenoid tidak bekerja dan sistem rem gas buan~ tidAkbekerja.
Bila switch rusak, maka saat pedal tidak dit~kan, aru£ dari baterei ti
dak sampai ke solenoid. Sehingga sistem rem ~as buang tidak bekerjB,.

,
Bila penyetelan switch tidak betul, dimana Baat pedal tidak ditekan dan
switch masih off, ini juga menyebabkan sistem rem gas buang tidak be-
kerja.

- Switch pedal kopling rusak,


Uraian aama d en gan diatas, tetapi, dalam hal ini yan~ rU~1.lk adalah swi t
ch pedal kopling.
Bila menyetelnya tidak betul (swi tch pedalkoplin'g tidak tertekan saa t
pedal dilepas ), maka'akanmengakibatk:an-sis-teln-rem' R8S huang tidak be-
kerja.

- Main Bwitch rusak,


Main switch adalahsalah sstu alatyanp;p-enting untuk membua t bekerja-
atau tidak b eke'r janya vsds t em remgas"Juan~.

Bila main ,switch rusak sehinggatidak d~pat lag~ ~enghubungkan arUB da-
ri baterei'ke EBR saat switch dionkan, maka sistem rem ~as buan~ tidak
dapat bekerja.

- Exhaust Brake Relay ( EBR )- r-ueak ,


EBR adalah suatu alat untuk mengol~h data yang maauk( in put ) dari
kecepa tan kendaraan dan 'beberapa switch ( ma~n s/w, Netral s/w, acce-
leration s/w, pedal kopling f;/W )- dan me:mberikan sinyal ke ao Leno a d a-
tau motor EDIC ( bila menggunakan ).
Bila EBR .rusak ( misalnya bel1erapatransistor rusak/putuB ) maka ERR
tersebut tidak bisa mengolahdata yang masuk( in put'). Akibatnya sis
tem rem gas buang tidak bekerja.

- Solenoid rusak,
Sepe:r: t i telah kita ketahui ,bahwa fungsi dari 'soleno'id adalah un tuk mem
'~uka dan menutup hubungan kevakumandari vakum-tank ke brake retarder.
make

kuman rem gas tidak


'.
Buster I I Silinder roda

Diap11ram aobek . ""

Saringan udara tersumbat.


Piston macet.
Katup vakumbocor.

Power piston pecah.

Rem keras

Slang vakum bocor.


pis,ton mace t . Tali kipas

Poml)a vakum
putus

-,.,....
Check valve mace t"
Tan~ki vakum bocor

Master silinder Sistem vakum


atmos
Jikadiaphragma sobek, tekanan dikedua sJ.sJ.nya menjadi'sama'yai~
tu tekanan udarQ. luar atau tekanan atmosfir baik saat terjadi pe
nektanan pedal maupun saat tidakterjadi penekanan pedal rem se-
hingga tidak ada penambahan gaya t.ekan terhad·ap piston master si.
linder.

- Tersumbatnya saringan udara (air cleaner) pada katup u- AA• • ,_ . •. .•.. .• • . • _


. '__ ._
.'.""'_~'''_«. ..•
~

dara (air valve)


~::;W"";·""-:I''''''''''i'.1''''''k·~'''''')i:,g..''i;'fu{''':·:'''''''''~''i''"'''·~'''-',*H.;''~<')i~
,.;*"~,",,,,~ '~'. ,_, """ . . _"",'" ._ .....,.._~. '.,_,..'_. . ' ..

Pada saat pedal rem ditekan udara luar akan masuk kedalambuster
me_!~~~~~~~~~2.~~;:=!.!!.g.~g".~..~~a:J:~~an"hJsE-_t~ ....~l1Jl~.~.a~
sehingcj a buster beke r ja t>

Afutuk mericeqah timbulnya kotoran didalam buster maka uda'r a luar


yang masuk kedalam buster harus disaring. Akibat penyaringan ter
sebut maka memungkinkan saringan udara kotor. Bila saringan uda
ra kotor maka kotoran akan menjadi pen.ghambat jalannya udara'.yg
akan masuk kedalarn buster, sehingga udara luar yang diperlukan
umtuk mengerjakan buster t:ldak dapat masuk dan buster tidak be-
kerja. Karena bustertidak'bekerja maka penekanan pedal rem te-
rasa ke ras .

.' - _~.~~~E_,Y~~.·.~( yaku~~~yalye) 'bocor ,


....
Katup vakum berfungsi untuk mengaturhubungan kev akuman antara ..
~uang vakumde~a~_;~;~:- ~ ~~. ..~.
Saat pedal ditekan maka katupvakum menutup dan memisahkan hubu
ngan arrear-a ruang vakum dan ruang variabel pressure. Dengan per
bedaan tekanan ini makabuster bekerja.
'Karena. kerusakan pada katupvakum '. ~;misa.lny'a bocor ) maka akan
menqak Lbat.kan perbedaan tekanan antara r uanq vakum dan ruang va-
riabel pressure tidak rnampu mengerjakan buster ( buster tidak
bekerja ). Karena buster tidak bekeija maka penekanan pedal rem
terasa keras.

- POwe~--l2j.stQll~ter pecah,
Power piston busterb~rfu~9-~~~~_. un~.~~~!!!~!l.q9-pa~!t~n tenaga:t~!l~g~".,
yang dihasilkan dari buster. Bi~a power piston buster pecah, rna"
ka antara ruang vakum dan ruang variabelpressure tidak terjadi
pe rbedaan tekanan ( perbedaannya sediki t ). .AkLbat.nya bust.er ti
dak beRerja"dan penekanan pedal terasa keras.
Seperti .telah diuraikan pada bab master silinder diatas dimana·
piston master silinder I:Race~ 1>ila' minyak~e~ te.rdapat air, ma-
ka b.}.la h9~1=,= ~n.~ ~~.;:.jr~Q~ pada .~'~:l~~~~.~ _~~da, uraiannya s ama de~
ngan diatas.

'. (d)·.. Sla~gz~.~."~=~~~~


Untuk menghubungkan kevakuman dari buster ke pompa vakum mak a
dipakailah slang vakum at au hose vakum. Slang vakum terbuat da-
ri karet agar mudah dibentuk.
Bila terdapat
I
kelainan pada slang tersebut yang misalny~
. .
slang
retak / pecah atau penyambungan slang tidak baik maka akan me
mengganggu kerja dari boster.
Slang pecah atau sambungan bocor, jelas akan mengakibatkan keva
kuman yang.dihas~lkan oleh pompa vakum tidak akan tercapai un-
tuk memenuhi kebutuhan kerja buster, sehingga buster'~idak be-
kerja dan penekanan pedal akan tersa keras.

(e) .' P9ItlECl--Y~lc~~~.J.YCl9tUn pump) ,


Kevakuman yang dipergunakan untuk mengerjakan buster pada mesin
bensin langsung diambil dari intake manifold. Karena kevakuman
pada mesin bensin sangat effektip. Berbeda dengan mesin diesel,
kevakuman yang dipergunakanuntuksistembuster tidak.diambil
langsung dari Ln t.ake manifold, hal ini disebabkan kevakumanpa-
da intake manifold kurang e~fektip untuk mengerjakan buster.
~~g,r_g.Jlg~"¢,,.~,f,f,~~Js£i~nY,~,.~5tY~.~~~~.,.~~,!:,~!!,~,",.,*,,,.~~~;:,,j,~,<,~S!~Ei:,
mo~Q~,_g.~.~.*~~~*±~~h.(i:-
D-Y1!_!1q~!:~. ~\1J:!1U~~~A~.~d,i_b.i,.s9-p"".,~lgll"",t.~]~*~!1~!t__iii.dalam ._si~i~ger
li
mendekati udara luar. Oleh karenaitu, untuk memberikan kerja
yang effektip pada buster rem digunakan pompa vakum (vacum pUmp)
Adapun kelainan yang menyebabkan boster tidak bekerjq adalah :

.,-=- I)a~n_.*t~.,!~,~e~~<._patah-,
Bila daun ( blade) patah maka kerja dari pompa vaku~ tidak eff
ektip lagi, sehingga meng~kibatkan boster tidak bekerja.· Dan de
ngan tidak bekerjanya buster maka penekanan pedal terasa keras.
I
I

- Tali
Pompa vakum dipasangkanpada bagian belakang alternator dan. di..
gerakkan oleh paras alternator. Karena keausan pada tali kipas
rnaka memungkinkan tali kipas putus bisa terjadi.
·". cr4 ..
m
:>
'0
',-Bila terj adi, ke aus an. seperti gambar diatas, maka gesekan yang
terjadi menjadi berkurang dan kemampuan rem·berkurang.
Unttuk memperbaiki kerusakan tersebut 'diatas teromol rem harus
dibubut. Saat membubut teromol rem harus diperhatikan dengan cer
mat dan teliti, jangan sarnpai melebihi limit diameter dalam yg
ditentukan dan yang penting harus simetris.
Bila dibubut jelas akan mengurangi ketebalan teromol rem. Kare;,o
tebal teromol rem berkurang rnernungkinkan teromol rem berubah ben
tuk .( menjadi tidak simetris = oval ). Bila oval maka akan meng
akibatkan getaran pada pedal rem.
I

x = adalah jarak gerakan sepa


tu rem saat pedal rem di-
injak.

Xl ~ X2
Xl lebih besar dari X
2
Teromol rem oval

Dengan tidak simetrisnya teromol rem ~aka saat dilakukan penge-


reman, sepatu rem akan bergerak maju dan mundur tergantung dari
kedudukan teromol rem yang sedang berputar~ .Gerakan maju dan
mundurnya sepatu rem tersebut maka akan mempengaruhi tekanan mi
nyak rem, dan akhirnya getaran-getaran tersebut akan terasa pa-
da pedal rem.
.1

Uraian tersebut"dliatas berlaku juga untuk rem piringan yang pi


\ringan~ya oval. Bila.piringannya oval maka pad rem yang ditekan
akan 'bergerak rnaju rnundur sesuai dengan putaran piringan.
REM MENARIK KESALAH SATU

Sistem r~m ~ikatakan bekerja dengan sempurna' apa bila saat di-
lakuk!an pengereman kendaraan dapat dikendalikan menurut keingi-
nan pengemudi, yang apakah kendaraan akandihentikan dengan ce-
pat atau kendaraan akan diperlambat jalannya.
Berhentinya kendaraan tersebut karena koeffisien gesek pada ro-
da-rodanya masih baik, sehingga kemarnpuan pengeremannya masih
baik.
Tetapi bila terdapat kelainan yang mengakibatkan koeffisien ge-
I
seknya menurun, sehingga daya pengeremanpun menurun maka dikata
kan bahwa sistem rem tidak bekerja dengan sempurna.
Ketidak sempurnaan pengereman rnisalnya,bekerjanya rem 'roda kan~
an dan roda kiritidak sarna, makaakan mengakibatkan'kenaara~n
'1J:~~~~~~~~~"J::$~""'~""'if"'$f,,"~$_"_~_"'_--_"', ' _.' _'._'" "_ '",''' .",' "".""_,,~_.,,,,',_~

akan menarik' kesalah satu arah saat dila,kukan . Dan


sering dikatakan bahwa t=obel diatas adal
Adapun penyebab rem menarik kesalah satu ar~h antara lain :

a~epatu rem basah


//-/S.alah. satu-silinder .roda tmacet;
1 /?-'::-::'---'''~1

;// /:X~Penyetelan roda ·tidak sarna


l ... _j~')
~:/Silinder roda bocor
"'·~~-~-l
//~,/'Silinder roda terdapat udara
/'

? Sepatu rem basah,


ering kali ditemui bahwa bila kendaraan setelahmelewati jalan
yang banjir, maka kendar.aan ak an berjajlanterus biladilak~kan
pengereman ( rem blong J. Hal ini akan membahayakan pengemudi a
tau penumpang yang lain. Tidak bekerjanya sistem rem tersebut
dikarenakan hilangnya koeffisien gesek pada masing-masing roda-
nya.
Dan hila tingkat basahnyasepatu remberbeda diantara rodanya
maka kemampuan geseknyapun akanberbeda. De~gan perbedaan koeff
isien gesek yang a}~anmempengaruhi kemampu-an pengereman dianta-
ra roda kiri dan roda kanan, maka kendaraan akan menarik kesa~
lah satu arah.

satu silinder roda macet,


diuraikan pada bab rem keras, dimana bila piston silin-
. . . . . . . ··.. . ··r 1
XII - 2

Pactagambar 1 diperlihatkan contoh pemeriksaan tegangan (power 80-

urce)ftintuk menghidupkan sol~noid

1 - Bila pacta posisi (A), Ignition S/W da~ S/W 1 posisi ON, tidak
terbacategangan pacta volt meter, berarti fuse putus, ganti
fuse sesuai dengan nilai amoernya.

2 - Pada posisi (B), ignition S/W dan'S/W 1 posisi ON, pada volt
meter tidak terbaca nilai tegangan, berarti S/W 1 rusak.

3 - Pada posisi (e), ignition S/w dan SjW 1 posisi!ON, pada volt
meter tidak terbaca nilai tegan~an, kejadian ihi bisa d~karen~
kan rela~ tipe normally close rusak atau S/W 2 ON terus.
Contoh diatas adalah contoh .yang sederhana, untuk mencari ada atau
tidaknya sumoer tegangan (powe r source), tetapi dalam kenyataanya
untuk rnernpermudah dan mempe r-ce pa t .pe ke r j aan gunakanlah wiring diag-
gram yang sebenarnya.

·2. SISTElrf CIRCUIT BODY ELECTRICAL

Sistem circuit disiniadaYiff suatu rangkaian (wiring) yang lengkap


dari suatu komponen body electrical misalnya kabel-kabel (wiring-
harnes) yang mengh ub un g kau s umberite g an g an dengan kornpon en u t ama
body electrical.
Untu~ mempe~cepat pencaharian kesalahan (trouble) akibat circuit
yang rusak terlebih dahulu harus memahami :

a) Carakerja dari s t st em kompo ne n u t ama body electrical yang meng~

lami masalah (t rO\lb Le )


b) Mengerti eara pembacaan wiring diagram dan Wlrln~ routing
c) Menentukan lokasi penyebab dari mas a l ah aec ar a tepat derig an sir
ku~t sederhana atau wirinK diagram.

MENENTUKAN IIUBUNGAN SINGKAT ( SIIORT .CIRCUIT )

Bila fuse seringkali putus dalamhal ini setelah diganti putus la-
gikejadian ini bisa dikarenakan short circuit pada sistem sircuit
Pada kenyataannya mencari penyebab short circuit bisa sulit bisa
juga mudah, sulit disini bila short circuitnya terjadi didalam
rangkaian kabel yang terisolasi.
XII - 4

3. SISTE~1 KOAIPONEN UTA~fA

Sist~m komponen ut ama disini ada Lah korupon envyan g dioperasik.an 0-

leh sumber tegangan dan strcui tnya. Umpamanya motor wtpe r , lampu
besar (head lamp), fan motor dan lainsebagainya.
Untuk mengetahui kerusakandari komponen utama ini dan spesifikasi
nya lihat buku STEP 2 chassis dan buku pedoman reparasi.
Selanjutnya pada bab kelistrikan bodi 'pada buku STEP 3 ini akan
dibahas contoh-contohmasalah (t r oub Le ) yang terjadi pada sistem
bodyelettrical berikut uraian yangmenyebabkan kenapa masalah
(trouble) pada sistem body electrical in~ terjadi.
Sedangkan t~ouble jang belum tertulis pada buku ini. diharapkan
dapat mencari penyebabnya dengan mengambil pedoman yang ada dida-
lam buku STEP 3 ini.
XII - 6

~ POWER SOURCE (Power-Load Reference)

JIB No.1 (Driver's Kick Panel)

Power Load

Clock
Interior Lamp, Map Lamp, Door Warning. Lamp,
7.5A DOME luggage Room Lamp
Rear Fog Light Relay. Rear Fog Lamp
7.5A RADIO Radio and Stereo Player
Cigarette Lighter, Digital Clock
15A CIG
Light Reminder
7.5A TURN Turn Signal Flasher, Turn Signal Lamp, Turn Signal S/W
Combination Meter, 'Fuel Filter Warning Buzzer
Back-up lightS/W,Back·up Lamp
Light Reminder
Glow Indicator lamp
7.5A GAUGE
O/D·Solenoid~.O/D~omputer
HeaterBe lay, AICAQlplilier
-,
seat Selt·WarningRelay
logger -..
t f Oe:foggerSlW,·· .De
Engine Main Reh3Y
Relay ~

I
7.5A IGN Charge Wa,rning Lamp
i I Radiator Fan Relay No.1, Ale Fan' Relay-N.a 2 a: ... ~ .
Washer Motor,Wiper',Motor
20A WIPER Rear Washer .Motor, Rear Wiper Motor,Washer Valve
Headlight Cleaner Relay (EUR)
--,
.-
t 15A STOP Stop Light S/W, Stop lamp
TAIL LH
15A Clearance lamp LH,.TaHlamp lH
(EUR LHD)
Clearance Lamp RH,Taillamp RH, Licence Plate Lamp,
TAIL RH Radio Lamp, Cigarette lighter Lamp, Heater Control Lamp,
15A (EUR LHD) Combination Meter Lamp, A/T Indicator Lamp
Digital Clock
Light Reminder
f Clearance Lamp, Taillamp,Licence Plate Lamp, Radio Lamp, I
I Cigarette L.ighter Lamp, Heater Control
1SA I
I
TAIL
(Ex. EUR LHD)
I
Lamp,
I Combination Meter Lamp, A/T Indicator Lamp
II Digital Clock
30'A I DEFOG CB
~ ! Rear Window Defogger
. . . . . . . . . . . . . . . . ..;. . . . . 1>••

SWITCH & RELAY SIRKUIT

...........
Kurang masa

Rel-.ay rusak
Circuit breaker 30A OFF

Swi'tch defogger Junction lepas.


rusak
fuse putus

REAR
DEFOGGER
\:
TIDAK PANAS .......
(KURANG PANAS) Wire defogg·er putus

Tegangan paQ.asetial? wire


defogger tidak rata
:>~
~

DEFOGGER ·
- 00

Gambar 4a
XII - 10

1. REAR WINDOW DEFOGGER TIDAK PANAS/KURANG PANAS


.1

Pada kondisi normal rear window defogger ini akan panas apa bila
arus'dari surnber tegangan mengalir ke wire defogger, energi oanas
yang terbentuk heat energi = H ) pada wiresesuai dengan rurnus
berikut ini

H = 0,24 x W ( calori )

Atau'rumus diatas dapat, juga ditulis sebagai berikut

\
p = Electrical power = V x I watt
t = Time ( detik ) , V = voltage ( volt
I = Intensitas amper ), R = Resistance ohm )
1 Joule ( watt 'detik ) = 0,24 calori.

Jadi nilai V (voltage) at au .nilai R (resistance)' tidak ada sebagai


akibatnya Heat energi ( H ) pada wire tidak akan terbentuk.
Karena sistem rear window'defoggerini mengunakan sirkuit seperti
pada garnbar 4 jadi untuk menentukan masalah rear window defogger
yang kurang panas atau sarnasekali tidak panas terlebihdahulu ya-
kinkanlah bahwa power source ke sistem ada, setelah itu carilah
penyebabnya rnenurut uraian dan fi~hbone. Gambar 4a
Dalam hal trouble shooting ini dapat diuraikan beberapa kornponen
diuraikan da Lam kelompok komponen besar seperti :

1. Sak1ar (switch) dan relay

2. Sirkuit ( circuit)

3. Defogger
XI I - 12

b.Circuit bre~cker ( CB )

Bila tegangan yang keluar dari CB tidak ada hal ini menandakan
hubungan CB putus (Off), akibatnya tegangan pada output relay de-
fogger tidak .ada dan rear window defogger tidak akan panas.
CB yang hubungannya lepas (off) se-
perti pada gambar 7 dapat dihubung-
kan kembali (reset) dengan memasukan
kawat(jarum) kelubang yang terdapat
pada CB dan dorong kawat/jarum tadi
periksa kembali hubungan ke dua ter-
minal, bila tidak terdapat hubungan
~-----_ ... _--- 8E00158£0014 berarti CB sudah rusak.
GaTI'bar 7
c. Kurang rnasa
Suatu sirkui t listrik akanlengkap bila masa (ground) pada posisi
yang baik sehingga pada sirkuit akan terbentuk lingkaran tertutup
Seperti pada sirkuit gambar 1 I1)asa digunakan pada relay dan wire
bila salahsatu dari masa tersebut lepas atau hubungannya kuran.g
baik sehingga tidak terjadi lingkaran tertutupsebagai akibatnya
\ defogger wire tidak panas.

d. Junctio~ lepas
Yang dimaksud dengan junction disini hUbungan suatu conector male
dan female seperti pada sirkuit gambar 4 Qila juntion pada U2 le-
pas jelas rangkaian tidak akan tertutup sehingga defogger wire
tidak panas.

3. DEFOGGER WIRE

a. Tegangan setiap defogger wire tidak rata

Pada kondisi normal, bila switch defogger 'Padaposisi ON arus 1i5-


trik akan mengalirdari sumber teg~ngan (power source) ke wire
defogger sebagaiakibatnya wire defogger menjadi panas panasnya
wire defogger inisesuai dengan rumus terdahulu
H = O,24x V x I x t cal
XII - °14

At Center

Gambar 9
'Bila wire ada yang. put.us dalam gambar 9 diatas B .put.us makaV akan
lebihbesar atau lebih kecil tergantung didaerah mana putusnya dan
V akan Nol volt.
Putusnya wire defogger ini kemungkinan seringnya membersihkan kaca
bagid~ dalam dengan kain lap dicampur dengan cairan pembersih atau
arah mernbersihkannya se~ara vertical sebagai akibatnya wire menja-
di puttis. Untuk menyambung wire yang putus gunakanlah repair agent
s~perti pada gambar 10

fl-
\
I~ l!Ill111;;;I!Il
l
ow n W 'ualuz

7l-/--.--:;.-------Jl Broken Wire


I
Masking Tape

BEOl50
./
BE01Sl

Gar1bar 10
PER TIDAK
KERJA ATAU
TIDAK DAPA
KEMBAL KE . . .
POSIS SEMULA
XII 16

_,:"

~ FRONT WIPERS AND HASHER


UJPER AND WAStiER 5/W
® J. @ S. A""01.501(1\ ISLOM.
A""OX. J4KI\ t • t
A""O •• 111(1\ • • •
A""OI. 01(1\ If ASf)
(!> 4-G"OUNO. U YOllS HIIH IGNITIC'N S'N
© At Ie; rOSI110N

, ..
I
" NASttl" nOlO" <ID 4-

(!> .... @
® e. CONTINUItY NIHI MlrtA SIM
A'lOM roSltlON

u
·
-'
E
(i) I· ®,.
•• CONIINUI" Nlltt NI'£" SIN
A1 "I&tt rOSltlON
CONlINUItY Mil" MI'EA S/M
At INt rOStllON
...
17 10
·
-'
WIPER RELAY
<Q) 1. ® :s..~ftOUNO' 12 VOllS MIlH IGNllION SIN
Al Ie; rosnlON
(2) 3. ® I. @ 4. <D t .. CftOUHO. 12 VOL'S 2-10 SlCOMOS IN'lA"1 "lNILY
Nn" '~1l10" S,M ON AND "lrlA SIN A
IN' rOSI110N
.t,.tft AND WASHtA 5'"
.'0"1. S'M. @ 3. <D '-G"OUNOi 12 VOLl' 'Ill" IGNIUON S'N ON ANO MASK(A S'N ON
ANO fOA 2UCO..OS A'll" NAShU' SIN 0"

l.~.!:
e@ s. @ s- @ I. (9' S CLOSlO.
c
W

I -c
11:
: z
.....
l :II o
S

~
IU'·A
«
if'u
f

~
'I.'
.. ([

I leG ·
-' (
)
LG
4 4
@Xi
j
7
i , t !>-
lG-' le-,
1
! • l
It
" )8
~~
~,,------......;...--l------J@«'
f
,
i T t
I 1 •
~~
l·1 ~
t
I
f~
I
t l-Y L-Y
~~

I
I
t
@
l ..A WOol

I I
~
.. -I

\
10 16
~ ~
I n 10 " ,"

I 2

UI(

® WI,tft nOl0ft
'"=
+ J:." NO,_'
~ $[1
-=
lOll'

Ganlbar 13
XII - 18

W I PER
{

Masalah yang dapat terjadipada s~stem wiper iniadalah wiper ti-


dak kerja,' atau tidak.dapat kemba~i keposisi semula setelah wiper
switch diposisikan 'ke off. Juga oada sistem wiper ini dapat ter-
jadi kesalahan ?ada 3iste~ intermitent tidak kerja. Pada bab ini
kesalahan diatas akan diuraikan secara terpisah.

1. Wiper tidak kerja atau tidak dapatkembali ke~osisi semula

Trouble tersebut diatas da~at 'dikarenakan oleh beberapa faktor


yang dapat dik~lompokan menjadi sebagai berikut :

1. Sirkuit
2. Switch dan relay
3. Wiper moto.r
4. Blade & link
Pada gambar 12 diperlihatkan fish bone yang akan diuraikan seba-
gai berikut.

1. S' I RK U I T
a. Fuse wiper putus
Seperti telah dijelaskan pada buku STEP 1 dan STEP 2, apa bila a-
rus yang mengalir melalui fuse terlalu besar atau terjadi short
sircuit akibatnya fuse meleleh dan akhirnya ~utus, sebagai akibat-
nya tegangan yang kewiper relay dan wiper switch tidak ada maka
wiper tidak akan kerja.

b. Sambungan socket kendor


Yang dimaksud sambung.ansocket kendor d i s i.ni, ~ sambungansocket pa-
da fuse I ~iper switch, wiper motor dan wiper r.e l ay, Biladiantara
sambungan socket diatas tidak tersambung denganbaiksumber tega-
ngan tidak akansam9ai ke motor wiper sebagai akibatnya. motor ti-
dak dapat berputar.

c. Kabel masa tidak terhubung

Dalam suatu rangkaian kelistrikan dapat dikatakan bekerja normal


atau sempurna bila sirkuit listriknya tertutup.
ate
XI~ - 20

Bila ~oint 53 rusak atau tertahan oleh kotoran sehingga membentuk


suatu hambatan sehingga aruslistrik dari fuse 20 A tidak dcl'pat.d!
alirkan ke wiper switch ( pada posisi OFF ), sebagai akibatnya wi-
per blade atau motor wiper posisi stopnya tidak tetap atau dengan
kata lain auto stopnya tidak berfungsi.

c. Armature rusak

Selama motor wiper bekerja armature akan selalu berputar, akan t~


,
tapi kareha suatu . ha+ putaran armatu~e tertahan misalnya worm ge-
.

ar tertahan, k ema suka na i r pada air gap armature sehingga timbul


karat pada armature ataupada magnetnya, selaffia kejadian ini arus
akan tetap mengalir ke armature coil sebagai akibatnya setiap coil
'(conductor) p~da armature akan terjadi garis-garis gaya magnet a-
tau~flux magnet menjadi besar dan tegangan balik tidak ada bila
hal ini 'terjadi terus conductor armature akan rnenjadi panas dan a-
kibatnya armaturemenj~di rusak.
Dengan rusaknya armature akibat kejadian diatas proses energi lis-
trikdirubah menjadienergi mekaniktidak akan terjadi dan motor
wiper jelas tidak akan dapat berputar.

4. BLADE & LINKAGE


Tenag~ putar yang dihasilkan o Leh . -armature akan dirubah menjadi
gera~:;.an menyapu pada wiper blade oleh mekanisme linkage,
jadi apa bila karet wiper blade sudah kering atau pelumasan pada
mekanisme linkage sudah ke r i nq atau t.er j ad i macet rnaka tenaga pu-
t.a r yang dihasilkan oleh armature tidak dapat lagi diteruskan ke
wiper balde atau dengan kata lain wiper tidak kerja.

Gar1bar 15
XII 22

~ FRONT WIPERS AND. WASHER

WIPER AND WASHER SIN


G> J- 0 S. A,'ftOI.50"/\ 'SLOW'
A""OI. S4"/\ I ••
A""OI. UNn t • •
A""OI. OAn ,'Astt
(!> ..
.-'''OUNG' 12 Vk" .... " ,~"'o
Al IG rOS,,'ON
S'''·

<!> 4_ @I. CONUHU'fY Nil" M"[" 5/M


At lOW 'OS"ION
<!> t- @ It CON' 'HUI" '" 1M Narlft "W
.u"'~ rOSlllON
(!) I. @ I. CONflNUI" .. ,," Wlrfft SIN
A' IN' rOS .. loN
WIPER RELAY
@ I. <D )-(;AOUNO. 12 VOl'S .. 11M " .. "ION S/ ..
.. AI IG 'OS 11 'ON
@ 1. (DI. @ 4. @ •• (;AGUNO. 12 VOl.'S 2-10 SfCONOS 'N't""U'(N"
»"M I~n ION $/" OM AND .. artft $/M
",'(A 'NO WAStt(ft S,N IN' rosl' ION
'COI\'. SIN' @ s, <D I·'''OUNO' 12 YO'-" WIIN 'C..
II'ON S,II 0" AND M.S"(ft SIN Olt

: -
""C
ANO '0"
I@ ).
2 StCOHOS lIUft '''SH('' S,.. 01'
@ I-@ I. <D )
ClOS(O.

":C
!: :
~
X

2
1:
-.)

i
,;
0
-'
-
~
.......
0
s
M"(ft "CLAY

t
--------4(1

W·' ...,
lG

tC·' re-r

l·1 ~

l'
a l·' l·Y l'"

l-ft
-.
-'
,.
~
-'
.... ~
"-I

.... ,"cti>
)0 1

," I " '0 " . "


10 )8

.
c
-'
,
-'
:II
J
-'
..
:II

Gambar 15
XII - 24

WIPERMOTOIJIR_-===-=-_=:l
Motor wipe, berputar (pengisian C, )
S,
o

WIPER CONTROl. RELAY-

FUse

Ie SWITCH

----- ------ Gambar 17


2. SIR K U I T

Kerja dari wiper untuk posisi TNT se1ain ditentukan o1eh relay ju-:-.
ditentukan dari sirkuit ke1istrik~n seprti ~ada gambar 13.
Bila kabel yang berhubungan dengan sumber tegangan ~ada JIB No.3
connectornya lepas at au kabel yang dihubungakn ke terminal No. 01
dan E 3 putus dengan demikian tegangan yang masuk ke relay tidak
ada sebagaiakibatnya komponen electronic dalamhal ini transis-
tor tidak ON sehingga relay tidak kerja dan selanjutnya wiper-mo-
tor'untuk posi~i INT tidak berputar karena tegangan outpu da~i

wiper relay tidak terbentuk.


Kejadian diatasjuga dapat terjadi hanya karena kabel'yang b~thu­

bungan dengan ,masa kendor atautidak terhubung sebagai akibatnya


~elay wiper juga tidak berfungsi karena komponen electronic pada
relay dalam hal ini transistor tidak bisa ON.
Untuk mengetahui terputusnya sirkuit INT ini dapat mengukur tega-
ngan pada terminal wiper rilay yang urutannya seperti terlihat pa~
da gambar 13.
~ ~
~ 0 ~
0 ::> 0 ~
8 Z Z Q
:::J
~
H H
a« ~ E-t
XII

;
.-.
~..

.
...
I

_---.;:.------I!tt+-----+-------I
/'

z
CJ
Q
,.. ;. :4
2
o

::
.-,

..
o
",-tit
Z",'
-tJ-
; It
II
at
e
..'I
I I
i~:a

.t:,
.1
G _ ...

o
:.
.. ---......,
I'
, I

I.
I'
••

..
~
.
,,
I I I'
, I
, I
e••

,
I I

I'
.
.:: .:: G-\
• t
JJ

.1
I I I

·...
I It

J-
I
I'
..
.
!
;·'@EE ;.'. ))~-----"
i- : :, ·
.. .
.;,........"
,
:.~

• 1

,, ,. It
i
I ·1'

.. •• , t

,,-. :;
J
i "
,
,.
I.

'1
.
I.

G-' ~~
Ii ""-----"

i
®
XII - 28

tidak" ada sehingga seluruh motor' tidak berfungsi bila switch-switch


dd.opexasLken , OFF (terputusnya) CB' ini b i.s a dik.arenakan arusyang
melalui CB terlalu b~sar shingga tirnbulpanaspadabimetalnya seba-
gai akibatnya CB akan OFF. CB yang off ini dapat dihubungkan kemba-
1i (reset) dengan memasukan kawat (jarum)ke lubang yang terdapat
pada 'CB dan tekan jarum tadi. Periksa kembali hubungan kedua ter-
min~l 'dengan tester, bila tidak terdapat hubungan ganti dengan CB

yang baru.
I
. c. Hubungan kabel (connector) ada yang 1epas / rusak
Perh~tikan gambar sirkuitl9 , Dengan ~engukur tegangan pada soc-
ket (connector) (e) nomo r 12 tegangan harus terbaca 12 vol t, deng-
an posisi IG s/w ON. Bila tegangantidak ada seluruh regulator mo-
tor tidak akan berfungsi bila switch dioperasikan. peniebabnya bi-
sa saja t.e r j ad i. junction (Jl)' 12 putus ataulepas sehingga tidak
terjadi rang .kaian tertutup.
Begitupula hila connector terminal 7 tidak ada~ubuI1gan dengan m~

sa, sebagaiakibatnya.rangkaiannya tidak tertutup_sel'1i.:ngga regula-


t.o r vmotioz' t.Ld akvber funq'sL.
Begitu juga bi.la tegangan rnasuk -keterminal, 5 atau ke t.e rm.i.n a L 2 rno
tor tidakada jelas motor tidak akanberfungsi~ Kesalahan ini bisa
terjadi pada junction (~1l) No.12 ata~(L'l)·No.l putus atau lepas.

2. SWITCH DAN RELAY

~ower main relay yang terpasang pada JIB No.l"ada1ah tipe normally-
open dan secara normal, akan berfungsi bila ada tegangandari fUs~
7 ,.SA •. Bila relay in i tidak kerjakarenan kumparannya putus, akiba~
nya tegangan pada caster switch dan manual switch tidak~da sehing
ga regulator ~otor tidak dapatdioperasikan.

b." AUTO SWICH RUS~\K


Pada kondisi normal, kerja auto sw i t.ch dipertahankan oleh power
window relay yang lokasinyadi arm rest pintu depan kanan, dengan
demikian switch ini akan" berfungsi selama kaca jendela naik atau
atau
XI I - 30

d. POWER WINDOW RELAY


f
Pada kondisi normal power window relay iniakan mempertahankan
auto switch bekerja sampai posLs i,' jendelapintu t.e r t ut.upYapat; at-
au terbuka penu~. Bila relay rusak pada sirkuitnya dalam hal ini
salah satu kornponen electronicnya ada yang putus atau terbakar
autput pada relay rendah sehingga tidak dapat mampu menhari solen~
id coil dengan kata lain aut~ switch tidak kerja dan arus yang ke

,
regulator motor tidak ada. Untuk jelasqya perhatikan sirkuit pada
.
gambar. 2 1

AUTO SWITCH

"""---OETENT PLATE _ _..-.-.

----SOLENOID---.j.....

7iT

C:anlbar21
XII 32

jfP POWER
.,,~, HIND~WS

® POWf.R WINDOW t1A IN RELAY


2-~1 CLOSED NITH IGNITION SIN AT IG 'OSITION
® POWER WINDOW RELAY
2-GROUNOI 12YOl1S WITH IGNI110N SIN AT Ie; rOSITION
'-GROUND. ALWAYS CONTINUITY
I-GROUND. 12VOlTS WITH IGNITION SIN ON AND "ASTER 5/M
'ORIVE"·' MINOOW' ur OR U'HOlD
4-GROUNO' 12VOllS NITH IGNITION SIN ON AND "AstER SIM
W-l 'DRIVE"·' MINOOW' DOWN OR DONHHOlO

@
't''''(I' WINOOll
'UIN A(lAY

'0
1
!
o

.
'"
::a

.
...
....
C
t
..J W-8

,
ID

::a

10 I 'UIO)
10 0 '1"101

1
l 2 .,
:II

.
t
S 2~
.2 , I
'ON(I' NINon",
"'101' tOftIV(I"
2
<D -;-
c
'0- 1
_ .
"fA" "M
XII - 34

SWITCH DAN REL~Y


a. AUTp SWITCH TIDAK KERJA

Pada kondisi normal auto switch ini hila ditekan kemudian dibebas-
kan switch akan kembali keposisf semula akan ~e~api padasaat swi-
tch ditekan tegangan yang dikeluarkan dari switch akan mengopera-
sikan perlengkapan electronic power window relay dan motor.
Akan tetapi bila auto switch rusak (point tidak menempel) mak~ t~
gangan dari power window main relay tidak dapat dialirkan ke power
window reJay dan motor, sebagai akibatnya auto power win~ow tidak
berfungsi. untuk lebih jelasnya perhatikan qambar 24

_. - _. ..- ..... -
.. - -
1
.
Regulator switch II AUTO RFD (RHO)
_LFD(LH.D)
I LFO(RHO)
RFD(LHP)
RRD (RHO)'
LRD(LHJ))
LRD (RHO)
RRD (LHO)
i
I
,
i
Is., , I

~~lI
t
. Wire color): Bio i. a, 1 B1 l
B6 Bs B. o Bs -~.( B, B lo s., 8 12 B7 B 10 89 Ba
i B,
Switch ~ CL} iIR.WljIG.WII ILlIIR' (G) u.r (R-l) rc-u (W·B) Cl) . (R·B) (G·B) (W·B) (l) (R·Y) CG·V) (W-B)
position

UP I 0--+-0 Itt
I-
()--J-O
I o-f-o 0-'.:..-0 ~
t
....~
~
I 0- --o,... -0- .-0

OFF I
i
i
,, •
-,
t
I
f
.---!....-r_ ~-
--
-- t c ---v.- -~ : - c -e
,
t

DOWN
I 0 I
I
i
f 0
I
0 -0
0
0 I -0
0
0
"--
o
0
-- I
-0
rv

Gambar 24
,
b. POWER WINDOW RELAY RUSAK

Pada kondisi normal tegangan terminal 2 power window relay akan


membuat TRl ON dan selanjutnyakumparan 1 akan menjadi magnet atau
relay 1 ON sebagai akibatnya motorpun akan berputar. Pada saat je~
dela pintu menutup raoat tegangan akan turun dan selaniutnya motor
akan berhenti karena TR OFF.
l
Akan tetapi bila relay 1 atau relay 2 rusak atau PCB ada yang pu-
tUs, jelas relay tidak akan berfungsi dan motor tidak berputar.
,. " 1

SIRKUIT L A oM P 'U

Fuse head 15 A
putUS
Corinectorada yang
lepas
---- Head lamp putus •••• o
--- Hubungan pada fuse '
. .....
........
~ ';';:',
'.',;.
box ada yanglepas

Rangkaian ada yang


putus I \ t
·!!I!jII!!I!Ill!!!!II!i11i ·
--.e::::::.t•••••••••••.•••.......'.'.
. " ~".,~ .
I.l\MPU BESAR
~
.~ I I ' .
:~:~:~:r~:~:~:~:~:}~\
• • • • • • • • • • • • • • I}' ~.• ;
• •.• • • • • · , · · · · · ·'If·\
TIDAl< NYArA
"':'::::::::\{\~r' ·
light relay rusak · ·-:·:-.IU·.

---- Combination switch rusak

~VITQi DAN· RElAY w


OJ

Gambar 25
XII - 38

SISTE~ 1.A~·PU BF;SAR


Pada k(ondisi normal bi 18 combina tion 6wi tch pads po ai s I head Iowa tau
head high seperti padn fiirkuit ~ambar 26 , lampu~lampu besar akan meny~

18 dengan normal. Kekuat~n cahayanya scsuai den~an kekuatan lampu dalam


hal ini wattny8. Akan tetapi bila lampu-lampubes8r tidak ny818 sama se-
kali setelah combimation switch pada pORisi hea~ L atau head H.
Penyebab dari lampu tidak nyala ini dapat diuraikan menjadi keiompok-ke-
lompok utama Reperti tt'rlihAt parlA finh bone p;amo8r 25 •
Kelompok kompon~n utama yang akan diuTAikan AdAlah 8ebA~Bi berikut

1. Sistem sirkuit
2. Switch dan relay
3. Lampu-lampu

1. SISTEM SIRKUIT
Agar lampu-lampu besar ( head lamp ) dapa t menyala dcngan normal diper1u-
kan sirkuit listrik dan sumber te~an~an dari baterei seperti trlihat pa~

da gambar , Bila combination s~itch pada posisi head H_~tauhead L

sumber tegangan dari ba terei akan menga I irkan ar-uanya seba~aiberikutt

Baterei --- FL --- kumparan head light r~l~y --- combi~~tion switch he-
ad H atau head 1, --~-ma'f>"a, akibatnyarelay menjadi "ON-,dailRe1anjutnya
arus listrik dari FI.l --- kep od n t vr-eLay ---fuGe 15A-'-- Lampu b e.aar- --
--- - dimmer s/w Low (hip;h) --- melsa. Hkibatnya Lampu menyala.·
Akan tetapi bi 1a aumber t~gah~an ata.u penp:hubungteftsnRsn adll yang rusak
jelas lampu-lampu tidak Rkan meny~la. Untuk'jelssnya ~efhatikan uraian
berikut ini :

a. Fuse head 15 A pUtU8


Sesuai d e n gan f'urig s inya t fuse in i d i gu na ka n sebap:a i p_enp;arnan un tuk lampu
berikut sirkuitnYl- Bila fUAe putus ka r en a terjadi short circuit, ma ka te
gangan dari relay tidak ~apat dialirkan kelampu, dengan demikian lampu
tidak menyala. Bils fus~ putuskarena terjadi short circuit cari dimana
penyebabnyssesuai den~an penj~la5an sebelumnya.

b. Connector ada yang lepas.


Yang dimaksud dengan connector disini adalah kabel-kabel yang dihubung-
dengan socket ke lampu-1ampu, relay, Hwitch dan socket pada JIB No.2~
XII - 40

,. HEAD LAMP PUTUS


t
Seperti pada gambar?(. t dan uraiannya pada siatem airkuit. Head lamp a- .
kan m~nyala karena energi listrik dari po~er source dirubah kedalam b~n~
tuk radiant (light) ener~it sebagai akibatnya filam~nt dalam lampu beru-
~bah menjadi panas dan selanjutnya mengeluarkan cahaya. Kekuatan cahaya
yang dikeluarkan lampu ini seauai denga~ electric power (p) lampu itu
sendiri dalam satuan watt.
Pada masalah diatas penyebabnya adalah'lampu (head lamp) yang putus t
,
putusnya Mead ia~p i~i bisa dikarenakan 5udah m~lewati lief timedari lam-
pu itu sendiri. Karena sebiap lampu mempunyai lief time.

1~4$OLJN() @ILACJl ,fU"'@@'''OWN

~.t
•.
~
ILHOJ@
'''HO W/O UCHonfTf". @
if9~n __
[JIEEJOJITIJ]
® 1""Ot@ ® ® @llACJl

~
~
G3>' ® ®

~
'''HOI [E)

Gambar 27'
XII 42

- (

~ OCJCJR LCJCKS

I
@
01)0" COH'''OL ftfl At
.
J
:II

It·,
t-"
I-If

"
."."
......

.
~

, 0 ---~- II
-

7 I
.
If

...
C
t .
::w

8-ft

t·..

8-N 8-N 8-N

.
:.

J -·-~--I
oa
xx
~~
C
Ct
.:.~

'0 2

""", A"

Gambar 29
XII - 44

nOOR LOCK
f

Pada kondisi normal bila door lock switch dioperasikan·k~ posisi


unlock atau posisi lock seperti terlihat pada gambar sirkuit, se-
Lu.ruh sistem door lock dalam hal ini seluruh motor akan be r pu t a r ;
Akantetapi bila seluruh door lock tidak kerja pada saat door -
lock switch dioperasikan jelas pada sistem terdapat kerusakanun-
tuk menentukan kerusakan/penyebabnya perhatikan uraian dan fish
bone pada gambar 28- Pada perrnasalahan~iatas ini uraiannya akan
I
dikelornpokan menjadi tiga kelompok u t ama •

1. Sistem sirkuit
2. Sistern switch dan relay
3. Motor door lock.

1. SIR K I U T

a. Circuit breaker CB) terbuka (off)

Bila hasil pemerik~aan tegangan_yang keluar 4ariCB tidak ada hal


ini menandakan CB off, akibatnya tegangan pada outp~t door con -
trol relay tidak ada dan seluruh motor tidak berputar.
Seperti telah qijelaskan pada buku step 2 CB yang off dapat dihu-
bungkan --kembali( reset) sepertiterliha tpadagambar3l

_________------BC nambar. 31 - - - -_ _---.;. --..;;,.;:;.;;.;:;..;;.;;.,,;;;;;,,;;~


8EOO1S 8£OOU

b. Connector ke relay hUb~ngannya kurang baik/lepas

Untuk menghubungkan tegangan dari CB ke door control rel~y meng-


gunakan connector seperti pada ga~bar30 ,connector dan relay ini
lokasi ~ada triming pintu depan kiri.Jadi hila connector terse-
but lepas atau hubungannya longgar (tidak tersarnb~ng dengan baik)
relay tidak akan kerjadan seluruh motor tidak berputar.
SISTEM PENGISIl\N I I S

Kabel terminal B r-- Connectror tail lamp


le?as/putus .. lepas/tidak terhung dengan
baik

F L 80 A Kabel rnasa lampu lepas ~


lepas/rusak .~}:::
~:~::·:·:·I ...
·tr@tIm~~~~f!~~:·
.::::::::::::::::::::::::::'
..........................
FAILURE
WARNING
LIGHT
TERUS -- Lampu rem putus
:".

Lampu keeil belakang


(tail lamp) outus

x
~

TAIL LAMP ~
cr:>

Gambar 32
XII - 48

G> @ 510,. llCHT s/M


a.J. C\OSfO ""M ."aaE 'IOAl O('A(~s[D
LtCHt fAILURE SENSOR @
.0.sto.... (Cl ht( 'AllUAI ~(N~O" ANO 'N,,.(tI '",( CO.. N(Cl0l"
@ J • ® I·~ND. CO.. U"",,,
<D •• <D S·"'OUND' U VOl" wl1" IN1;'N( "UNN'N'

@ S.~NO' U V0l1S "tI" ""'ltON S'" 0 ..


•".A"lMG "AA"! S'M 0'"
<D ' • cD \-'AOUltO' U '01. II MI1M IUUAt 'lOA\. 01'''( SUO
<D ~ • ® '·"'OUND. U VOltS Mil" .,.... tON S'M ON
<D II. clJ '."'OU"O' CO""NUS"

@ ®

® ® ®
..---_ _ ,0,_-.-...

'SIIUrmrm
-J

~.

IS/D,IIIl UllOM

I I ~

06 DUl
Gambar 34
XII -' 50

3. LAMPU-LAMPU BELAKANG (TAIL LAMP)ADA YANG PUTUS

Lampu-lampu belakangdirangkaikan secara r;>aralel, dengan demikian


bila salah satu lam~u ada yang putus.maka nilai tahanan (resistan)
totalnya akan menjadi besar, kejadian ini akan merubah hesar arus
yang ke failure relay sebagai akibatnya komJ?onen electronic yang
ada didalarn relay akan mengoperasikan relay untuk menyala~an lam-
pu indicator failure warning light agar menyala. Agar larnpu indi-
cator tersebut padarn lampu yang putus harus diganti dengan yang
baru dan sesuai dengan nilai wattnya.
XII - 52

..
~

~.

COMBINATION METER (RHO) ~

(f)
...f

8
~
~
i 11
0
~ ~
3
<0 e
. I
:a

UiASOI..IN(J

Ute

Gambar 36
~ambar 37
XII - 54

FUEL GAUGE TIPE CROSS C;0IL


(

1. SISTEM SIRKUIT

a. Fuse gauge 7,5 A

Fuse gauge disiniadalah merupakansumber tegangan yang lokasinya


pada JIB No.lselaindigunakanllrlt\lk fue I qauqe juga- digunakan un-
tuk gauge yang ada padacombinationmeter. Jadi- hila·fuse inipu-
tus bukan fuel gaugesaj a yangtidak'kerja tetgpi -ae Lur'uh perala-
tan yang terdapat didalam combination meter tida.k,:berfungsi.
Putusnya fuse ini bisa ~ikarenak_an ada. terjadihubungan sing-
kat pada sirkuitnya,untuk mencari lokasi yang~shortperhatikan

~raian sebelumnya tentang sirkuit.

b. Kabel (+) ke fuel level sender lepa~

Seperti terlihat pada rangkaina sirkuit pada gambar 36 ,sumber te-


gangan dari fuse akan dihubungkan kefuel gauge dan fuel level
sender gauge dengan kabel-kabel dan connector~ bila kabel(R) atau
kabel (Y-R) connectornya lepas atau kabelnya putus jelas tegangan
dari fuse tadi tidak dapat dialirkan karena sirkuitnya tidak ter-
tutup~ sebagai akibatnyagauge tidak berfungsi.
XII - 56

Pada ~ondisi normal bila pelampung pada posisi E atau bensin dida-
lam tcingki kosong tahanannya besar, sedangkan hila pelampung pada
posisi F (full) tahanannya akan mengecil.
Karena yang memegang peranan penting adalah variabel resistor yang
terdapat pada sender gauge dirangkaikan serie denganfuel ga~ge
jadi hila variabel resistor ini putus maka tegangan (VS) tidak a-
kan terbentuk hal ini akan mengakibatkan fuel gauge tidak berfu -
ngsi.
I
3. FUEL GAUGE

wI Tachometer
RHO LHO

8£0138 . BE01t~8£Ol11

r;ambar 38

Fuel gauge tipe cross, coil ini terdiri dari 4 .qu Lunq an ( L1, L ,
2
L3, dan L 4 ) seperti terlihat pada gambar 38 , Bila salah satu
gdlungan ada yang putus tegangan-VS ya~g dihasilkan sesuaidengan
perubahan fuel level sender tidak dapat membangkitkan magnet pada .
cross coil, akibatnya rotor tidak bergerak.
XII - 53

COl1BINATION METER ( DIGITAL TYPE )


Pada waktu menangani masalah pada combination meter tipe Digital
(Digital dash) terutama ~ada waktu.melakukan oemeriksaan atau peE
bai~an. Perhatikan keterangan berikut ini :

1. Bila akan rnemeriksa tegangan, resistance dan lain sebagainya,


gunakanlah tipe tester highimpedance. (Jadi tidak mungkin me-
meriksa dengan tester sederhana).,
2. Jangan fuelakukan perneriksaan d~ngan menggunakan tegangan dari
baterei langsung ke komponen electronicnya.
3. Pada kondisi combination 'meter ~'ang normal, bi La ignition s/w
pada posisi ON display yang ~ertarna kali keluar adalah dari
spedometer setelah itu baru display untuk perlengkapan La i.nnva
( temperatur, fuel, tachometer).
4. Pada kondisi yang: normaL, 'pad a saat pO'sisi'-ST ,display dari '
meter dangaugeakan,~OFf.~
5. Jangan menyentuh komponen-komponen sirkuit, hal ini dikarena-
kan adanya static electricity pada komponen yang akan merusak
sirkuit. Dan jangan membalikhubungan terminal baterei, 'alas-
annya akan rnerusakbagian da1am dari komponen-kornoonen.
6. Jangan melepas terminal baterei sewaktumesin dalam k~adaan hi
dup, .hal ini akan mengakibatkan pengisian ba1ik (r,everse chaE
ge ) yang sekejap (100 V), sebagai akibatnya komponen bagian
dalam akan rnenjadi rusak.
7. Sebelum rnelepas connector-connector atau terminal-terminal oa-
da: combination meter, ter1ebih dahu1u Leoask an terminal pos i>
tip atau terminal negatip baterei.
8. Un ·~k me?cegah kerusakan gunakanlah tester yang baik.
9. Untuk menentukan baik tidaknya komponen-komoonen dalam combina
tion meter, perhatikan sirkuit dan tabel pada gambar 40-43
XII - GO

QDCOHBINATION HETER
(DISCONNECT WlftlHG CONNECTOR FAOM "ET!RI .
I-GROUND. 12 VOLTS WITH IGNITION SIW ON
4-GROUND • 4.5~4.9 VOLTS IIGNITION SIN ON. ALL SEGNENrSDISPLAYSI
2.3~2.7 VOLTS IIGNITION SIN OH. 10 SEG"EHTS DISPLAYS)
O!4~0.7 VOLTS .IGNITION SIW ON. I SEGMENTS DISPLAYS)
S-GAOUND I 8-11 VOLTS WITH ENGINE CRANKING.
6-GROUND • 0.5-1.7 VOLTS WITH WATER TEMPERATURE NO.6 SEGMENT
DISPLAYS ILHOJ@ ©
a-GROUND. "ORE THAN 5 VOLTS NITH START ENGINE (IDLING.
10-GROUND. 4.7-5.3 VOLTS WITH IGNITION S/W ON.
t3-GAOUHDa ALWAYS 12 VOLTS
® FUEL SENDER
2-GAOUHD • ~PPROX. 4.7S!O.lSV wiTH 172.3M" (6.783IN.)
APPROX. 2.60av WITH 104.8M" 14.126IN.)
APPROX. 0.2S~O.lSV WITH 27.3"M 11.075IH.)
~ WATER TEMP. SENDER QD QDYELLOW ®GREEN
I-GROUND. APPROX.'226/\ AT 50· C 1122- F)

® VACUUtt
APPROX. 26/\ AT 11S·C 1239-F)
SIN
W
I-GROUND I OPEN WtTH A VACUUM Of
lOO:2SMMHGI3.94:0.98IN.HG.13.3:3.3KPAJ

lRHOJ@ ILHOJ@ IlHOJ@

IlHOJ@ IRHOJ@ lRHOJ@) (RHOJ@

fftHO'@

@I]YELLCW . (LHO) [EIl@IJ

r;arnbar 41
42
XII - 62

Wiring Diagram
Ignition SIW

Taillight
Relay

DOME Fuse 7.5A GAUGES TAIL

1 Fuse 7.5A Fuse 15A

Headlight

~
-s --'"
Turn Signal S/W
u ::> tQ

c... ~
~
o u- o
CJ
t/)
u,
d)
",0.
;)
1
.... w °5 E
... 0 Neutral Start
c:
U
w uu 00
SIW SIW

Soeedo-
meter

Tacho..
Water
Temper.
FuctGauge
Econ-
drive
-
.2
t o_
e 0
meter ature
Manito"
'6_:;) ~
c:
0
Gauge
=u

o
U
c
.2
.... Vacuum S/W
e
2 I
i Fuel Sender Gauge
II
-'
-
I
,,",'"

r;ambar 43
te
XII - 64

1. Mekanisme penggerak speedometer


2. Sistem sirkuit
3. Combination meter

1. MEKANISME PENGGERAK SPEEDOr·1ETER

Untuk rnemutarkan slotted wheel diperlukan tenaga putar yang bera~

al dari output shaft transmisi.


putaranoutput shaft selanjutnya dipindahkan melalui mekanisme s~

bagai beri}{ut :
Drive gear --- driven gear --- kabel speedometer, yang selanjutnya
akan memutarkan slotted wheel.
Jadi apa bila salah satu dari komponen mekanisme ( drive gear,
driven gear, kabel speedometer) ada yang rusak, sebagai akibatnya
slotted wheel tidak berputar dan output dari speed sensor signal
tidak ada. Karena output signal dari speed sensor tidak ada,comp-
uter tid~k menerima input signal dengan demikian display pada spe-
edometer akan tetap pada angka NOL (I
2. SISTEM SIRKUIT

a. Kurang masa
Suat~ sirkuit listrik akan lengkap bila masa (ground) pada posisi
yang baik sehingga pada sirkuit akari terbentuk lingkaran tertutup
pada wiring diagram (gambar 40 ) masa untuk s peadome t e r terletak
pada terminal No. A - 9. Jadi apa bila pada sistem sirkuit rnasa-
nya kurang akibatnya computer tid~k dapat berfungsi.

b. Computer rusak
Computer rnempunyai susunan seper ti pada gambar 45 , yang mempu-
nyai fungsi sebagai beri~ut :

a. Menerima sejumlah data (informasi) dalam bentuk signal listrik


~~ 'dan· signal tersebut disimpan dalam bentuk 0 atau 1
b. s~lum diprogram, terlebih dahulu melakukan kalkulasi pada da-
sar signal-signal diatas
c. Mengeluarkan data',berdasarkan kalkulasi-kalkulasi dalam bentuk
signal-signal listrik.
a
XII - 60

b. ~eriksa hubungan masa, denqan memeriksa hubungan diantara ter-


(

minal 3 connector D dan terminal 9 connector A~ kon~isi yang


normal harus terdapat hubungan.

3. COMBINATION METER

Speed sensor rusak

I
SPEEDOMETER
CABLE
~

PHOTOTRAN.
SISTOR

c;ambar 46

Pada kondisi normal, speed sensor vanq diqerakan oleh kabel s~ee­
dorneter dan akan menghasilkanoutput yanq berupa Dulsa listrik
yang jurnlahnya sesuai denqan kecepatan kendaraan.
Akan tetapi hila output dari speed sensor tidak ada, jelas input
ke computer tidak ada sebagai akibatnya display yang dikeluarkan
-
.
pada flourescent berupa angka NOL
-
.
(1'
- ).
Karena-speed sensor tidak dapat direparasi, untuk menetaokan spee-
sensor Ln i . yang, rusak dapat melalkukan pemeriksaan outout tegangan
pada terminal 2 dan 3 connector D, teqangan yang normal 5 volt,bi-
la kurang dari 5 volt qant~ s~eed sensor.
/
~
0 n::
8 ~
0 8
~ :::>
0-4
0 Z ~

~ ~ t:iJ
~ CO
u ..-'" l'!)
llMIO HtAH'" ~C4
,OA <9 -ttt lU'/ H£A'UU "t 41("
'l COS, AN
'OA'" :~~ I <9 ce
..Ii
,.,".4" «c- @ lOA
,', ~ 1 Alt
....... ..,-e c
-. sfn] ItHO. 11 •
IU-l.IS-LJ
.."" 1 :! 2
"'C 4lEJ l"ttO. j
~
UC-lt e :~: e-
we
IOlf·vr r~:II ;~ @ S'"
ut j =~
w-e A,e "N
., 11:"",
, .... u
-,,.
.. 1I:W ... , HfAfl''' .,
:* 011:
!!~
I\.HO ~t·l tAl HtA t[ln I it ~ -:
..I __ lIt
~ "~! !
~~ .,I'"
:II w
'-L 1(U" "HO' f !: "
C
l H.ffO 2(-l'
'~t
..It-
~--!--!
12C-\.' <0
CiA-l_ I S-l t I ! ::a .,
'f ~ & I s-r, 2C-l' ft·1
<D 111
"-I [E}+< ~;)V
uta H n J,Ol( - V' "f C
:)
"A1~1\ t SIN "'..1 III
b", . .,.,
([~O ~~-l) Ult. Sil 111
lit

"f
.
:II
a o~:t) 3
": """" ."
!:.!:....-!::. -rir:Lj;l
"f ~
-'
!:!!-..!: 1Dt,)
.'I::-- ., ,, :II::a .... .u·... w·1
? "·1
IOlt.:. \ ~ ''''0 HtAlt".
"(lAY
~n c-
11C-l'
i w~
=;
lItt
G·" =:
.J
~ ....
\)
,~~ s
, '2
I
.:II
:II' OJ
. .
C
~
l·"
----]
<D
" J =aV~~" I
~ I
! :-
1:t I
....u t . /
f ,."" ::a :II
:II

ff
~;,.
.. @
~i~n1t'" c
~
"'C
, ::11 :;;L
::a N-l
wxW
C
~o
..
-'
eu) -u "":~....
.-1 l-e
tA-1
t- "f
,., ,.
,Il G) ~ ~ <D
l ): r
c c-
-.,c
~
,. .. ...,
~ ~ c I
a ii:; :?
., . '"
:i~ = ~ ~~>= i
'f
.,. . .,. , ::~
:!~
..,-1'; -!
* 5~ 2
:::
;;C
U-l ,,. .,. :l..~.~ i i
• II-I cu-... '::
.1 I Y7~~~u,
~ ,
T -:
,
9
XII - 70

RAqIATOR FAN MOTOR BERPUTAR TERUS


Pada kondisi normal radiator fan motor ini kerja dengan putaran c~
pat apa bila ternperatur air pendingin ada diatas 83 - 900C atau t!
2,
kanan pada sistern A/C ada diatas 18 Kg/crn dan juga akan beroutar
lambat apa bila switch Ale d i.oo s is i.k an O~J dan temperatur dibawah
2.
900C, tekanan dibawah 18 kg/crn
Pada masalah diatas, radiator fan motor ber~utar terus dengan ce-
pat sedang,kan ternperatur dibawah 90°C dalY tekanan :A/C dibawah 18
2•
kg/cm Bila ~ejadian ini dibiarkan saja-akan terjadi overcooling
sehingga mempengaruhi kerjamesin.
Untuk menentukan faktor penyebabnya tersebut diatas perhatikan u-
raian dan fish bonepada gambar 47, yangakan diuraikan dalam ke-
lornpok komponenbesar seperti

1. Sirkuit
2.- Switch
3. 'Relay

1. SIR K U I T

a. Fuse Ign/engine putus


Se per t i terlihat pada gambar 4-J" te_g~.~g~n ypngb.erasal dari fu-
se ign/engine akan d i.a Ld r kan ke relay .fan N.D. 1 sehingga. relay akan
kerja dan pointnya akan terbuka, apa b i.La fuse putus point relay
akan tertutup-sebagai akibatnya radiator fan motor akan berputar
terus dengan posisi cepat.

b. Connector lepas

Seprti terlihat pada gambar 48, rangkaian dari fuse dihubungkan


oleh connector, yang lokasinya' ada di JIB 1 dan JIB No 2, bila
connector an-tara fuse dan fan relay No.llepas atau kabelnya putus
akibatnya relay fan No.1 pointnya tertutup sebagai akibatnya motor
berputar terus dengan cepat.

2. S WIT C H

a. Water temperatur switch

Water temperatur switch yang terpasang pada intake hose ini adalah
FAN MOTOR

AC fan relay ...


No.3 rusak

Engine main ~otor rusak


relay rusak

Fan relay No.2


rusak

CONDENSER
FAN MOTOR
Socket, motor
TIDAK KERJA
pada JIB No.2 lepas/!?utus·

Fusiblel'ink putus

~
.......
.......

R K U_-=--U I

"'J
t\j

Gambar 50
XII - 74

CQNDENSER FAN MOTOR

Pada kondisi no~mal condenser fan motor ini akan berputar bila Ale
. switch.ON atau water temperature switch OFF. Berputarnya motor fan'
ini bisa lambat dikarenakan condeser fan motor terhubunq serie de-
ngan radiator fan motor dan dapat berputar cepat dikarenakan con-
denser fan motor terhubung parallel dengan radiator fan motor~

Masalah pada fish bone terlampir condenser fan motor ti dakdapat


berputar"walaupun Ale switch ON atautemperature switch OfF, bila
kejadian inidibiarkan saja akan menqakibatkan terjadi ove~heating
dan akan menganggu kerja mesin. Untuk mencari ?enyebab dari masa-
lah tersebut perhatikan fish bone ~ada gambar 50

SWITCH DAN RELAY

a. AC fan relay No.3 rusak


No Continuity Continuity Con inuity

'·LTI r=TI:J ~

o O~r

e 8E(A')lO

~ambar 52

Fan relay No 3 (tipe normally open) akan kerja bila Ale switch pa-
da pbsisi ON. Jadi bila relay No.3 inirusak, point relay terbakar
condenser fan metor tidak rnendapat masa, oleh karenanyamotor ti-
dak berputar dan sebagai akibatnya b i.s a terjadi overhea-·
ting.
b. Fan relay No.L rusak

Fan relay No.2 (tipe double throw)akankerja apa bila ·t~inperatur


switch atau AC high presure switch OFFsedangkan fan relay No.3 ON
karena mendapat arus dariAC switch, apa bila kedua relay ini ker-
ja condenser fan motor berputar lambat karena ~ondenser fan motor
XII - 76

3. I CONDENSER FAN MOTOR

Pada kondisi normal, arus listrik dari fusible link akan mengali~

ke brush (+) -~-- armature ---- brush (-) ---- fan relay No 2 --
---- masa, sebagai akibatnya enrgi listrik tersebut diatas akan
dirubah menjadi energi mekanik yang akan mernutarkan fan.
Akantetapi hila brush tidak bersinggungan dengan comutator,atau
armature rusak, :motor fan tiBak akan berputar walaupun tegangan
f .
. masuk ke 1:>rush (-+) ada.

FL IG FL
:-: sdiator Fuse Condenser
Fan 7.5 A Fan

Condenser Fan Motor


M
Ale Fan ...-+--+---. Ale Fan
Relay No.1 Relay No.2

Amplifier

High Pressure Ale Fan


S/W Relay No.3

Water Temperature
SIW

c;ambar 54
H
XIII - 2

1. AC TIDAl< DINGIN.

Apabila PC switch Q.'J , blc::1Wer di set pada tingkat kecepatan tertentu


( I.o , ~ , atau Hi ) , dan tenperatur control lever pada posisi Cool,
ten-p3ratur udara yang keluar dari outlet grille tidal<: dingin, ini rre
nandakan ada korponen AC yang tidak bekerj a sehingga nenyebabkan ti
dak terjatli siklus pendinqinan .. Dalam trouble shooting ini akan diu-
raikan baqairnana suatu karponen AC yang tidak bekerja sehingga rrenirn
bulkan gej ala tidak dingin tersebut.
Bila dibaqi, ke dalam kelarpok - kelompok besar, akan cerdapac dua ke
lampokbesaryaitu
a. Sistem kelistrikan AC
b. KatpOnen al~t~nding~.

a. Sistem Kelistrikan AC.


Bagian- bagian yang termasuk dalam sistem kelistrikan 'PC yang da
pat rreninbulkanqejal.a AC t.idak dingin akan diuraikan sebagai be-
rikut :
1). Stabilizer amplifier
2). Magnetic clutch
3) 0 Pressure switch
4). Thermistor.

1). -.•.•.... 0 •
XII
XIII - 4

3). Pressure switch rusak.


Ada dua macarn pressure switch. 1I:::Jw pressure dan High pressure.
Switch ini dihubungkan seri dengan magnetic clutch. Maka apabila pres
(

sure switch rusak (tidak dapat rrenghubungkan arus), magnetic clutch -


tidak rrenentE,:el dan karpresor tidak bekerja. Akibatnya tidal< terjadi -
siklus pendinginan. Kemungkinan.' - kemungkinan kerusekannya antara lain:
Terminal and Fixed tont~"ct - 1I:::Jw pressure &Witch :
DiaP1ragm bocor • Dalam keada
an baik pada tekanan 2,3 Kg/
2
cm diaphra;pn rrenekan point
melawan tegangan pegas • Bila
diaphragm bocor, pegas .akan-
selalu menekan kebawah, rremi

tuskan hubungan noving con -


tactdengan tenninal dan fix
ed contact.
~High pressure switch:
lOW PRESSURE SWITCH
Switch ini Nonna.lly close.
Pressure Dalamkeadaan baik bila teka
~. 2
nan tinggi rrencapai 23 Kg/an
Snap Disc snap disc rrenekan pin dan -
mernbuka point. Denqan ITeITbu-
Moving Contact
kanya point, magnetic clutch
OFF, karp:resor tidak bekerj a.
Fixed COntact -~~r.~~lr~
Walaupun kernungkinannya kecil
~I~-- Terminal
narnun apabila noving contact,
I ~--Wire Harness
patah karena proses karat, hu
bungan ke magnetic olutch ter
H,IGH PRESSURE SWITCH
putus dan OFF. Akibatny~ .kcm
Air·Con~·Sw-iich--·-­
(w/Lamp)
presor tidak bekerj a, tidak-
Heater Relay terjadi siklus-pendinginan -
dan tidak d;ihasilkan udara -
dingin .
.•
.,.
I

I
' :"
To Blower Switch

SWITCH CIRCUIT
XI 5
XIII - 6
'b. Kom[x:>nen alat pendingin.
Yang tennasuk dalam kelrmpok ini juga .diuraikan sebagai berikut
1). Kanpresor 4). Expansion valve
2) • f Condenser 5) •. Evatx>rator
3). Feceiver 6). Pipa - pipa "AC. ,

1). Kanpresor bocorpada mekanis~ kanpresi.

,SUCTION OISCHARGI,

DISCHARGE STAOKE

Apabila tingkat keausan antara silinder dengan pd.ston sudan sede


mikian rupa sehingga tekanan kanpresi yang dihasilkan sangat ran
2
dah ( 5 Kg/an misalnya ) dan juga pada saac langkah hi.sap tidak
mampu rnerrbuka suction reed valvedengan sempuma ,maka jumlah -
gas refrigerant yang masuk sedik.i~ • selanjutnya pada saat dikan
pres! hanyasedikit sekali men<Jal~ kenaikan suhu , sehingga pa
da proses kondensasi sukar berubah bentuk menjacii cair , karena-
perbedaan suhu udara .yang trelalui condenser dengan suhu refrige-
rant semakin _keci.L • Dengan- kata lainpenurunan suhu refriqerant
sukar • Jadi sekalipun didalarn· condenser terbentuk cairan ., akan
tetapi tekanarmya tetaprendah , sehingga· vo Lume vgas has!l eks-
pansi berkurang. Inirrenyebabkan kemampuan gas untuk rre
.-1

nyerap panas disekeliling evaporator rnenunm .'


Akibatnya.suhu udara yang .keluar rnelalui outlet grille tidak di-
ngin.
XII

LIQUEfYING
XIII - 8

3). Receiver buntu.


Apabila desicant sudah jenuh, maka uap
SIGHT GlASS air" yang tidak d~at.dikeringkan akan-
.,lET rrenyebabkan tiJrbulnya karat pada logam
dal.ern sistan yangdilalui cairan refri
gerant. Apabila tul:e didalamreceiwr-
berkarat dan rusak , .maka kepingan.-ke-
karat dapat rrenyurrbat bagian filtemya
hingga buntu. Karena katup expansi 00-
i09----0ESICCANT
kerj a ~eros maka didalam pipa t.ekanan-
-----....- -FllTER tinggi antara receiver pan katup expan
si berangstir -angsur akan kekurangan-
refrigerant dan pada gilirannya akan -
habis.
Pada saat jumlah uap refrigerantdidalam evaporator tidak manpu lagi menye-
rap juml.ah panas disekitamya ak~ terasa AC tidak dinqiri.

4) • Expansion valve macet.. •


Kotoran / benda - benda asing yang ter
CAP'LL."V TUI. bawa oleh cairan refrigerant dapat ter
tahan diantara tuas needle valve dan -
'Lubanqnya climana needle valve bezoerak
-naik turun , h~gga rnacet .
,..I l
Apabila needle valve macet pada posisi
menutup , maka setelah gas refrigerant
didalam evaporator habis akan terasa -
AC t.~dak dingin. Demikfan pu~a kalau -
neeedle valve macet pada posisi membu-
ka ., maka didalam evaporator akan ber-
lebihan uap refrigerant hingga timbul-
bunga es pada evaporator- fins • Ini me
nyebabkan tiupan bl~r·terhalang dan-

.ruanq penumpang tidak mendapat pending


inane
XI 9
XIII - 10

5). Evaporator bocor.


Bila evaporator bocor, uap refrige

Evaporator rant didalarn saluran tekanan ren -


PressureSwitch
dah akan mengalami penurunan tekan
an. Aoabila tekanan tersebut turon
hin9~a di">awah 2,3 Kg/(;;:Il? ,pressure
5\'1itch akan bekerja nemutuskan aru
s yangrrenuju magnetic' clutch • se
.Lanjutnya korpresor tidal< bekerja-
dan AC tidak dingin .

Expansion Valve Thermistor

6). Evaporator' Pressure~Regulator rEPR) maoet; pada posisi menutup.


~uka dan menutupnya saluran re-
frigerant didalam EPR dilakukan 0-

lehslide valve yang bergerak naik


ttirun (rrenurut; ganbar) sesuai kon-
disitekanan refrigerant didalam e
'vaoorator ." Kalau tekanan bertam -
bah hingga rrelebihi tekanan peqas-:
EPR ,slide valve harus rrerrhuka sa
Luran 'ke karpresor agar te.f0geratur
Slide Valve
ruanqan yang telah di set dapat; di
pert.ahankan • Kalau slide valve rna

Bleed Port
cet 'pada posisimenutup , berang -
sur - angsur jumlah uap refrigeran
t dalam evaoorator bertambah banya
" h ," '

k dan suhu disekitar evaporator -


EVAPORATOR PRESSURE REGULATOR fins bertambah dingin pula.
Karena jumlah refrigerant terus -
bertambah , suhu di evaporator fin
s akan rrencaoai. titik beku-ai.r , se
hingga tirnbul bunga es yang akan rrenghalangi tiupan udara blower .Pada-
saat ini akan terasa AC tidak dingin.
I I --
SISTEM KELIrSTRIKAN

bate rei

',
I ...........' 0..
~
~·····~'·'·.···I·:·:·:'
.. ;:: .:::::::::::;::::::::::::: .
................................
..:.:. :.:.:.:.:.:.;.:.:.:.:.:.'
AC K"LJRl\NG I _
'0
~, 0 ( \. ~....-. '
\){)fj~(
..........................
.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.
DINGIN.

- condenser
·}ttttiiiiI!Ii!i!I!II!I!III
~
sion valve

ventilasi
Qelt canpresor
refrigerant
x......
......
......

I KC11I?ONl::N N..AT PENDINGIN. I ......


..... rv
XIII ....
Ae KURANG

Kalau
XIII - 14

b). Komponen alat pendingin •


..... . .

1). Belt kompresor slip.


Apabila kek~ncanEan bel~ ~ompresor

·kurang maka magnetic clutchaknn -


slip sehingga putaran komprenor
berkurang • Ini menyebabkUn tekan-
an refrigerant pada pipa tekanan
tinggi juga.berkurang • Selanjut -
nya seperti uraian mengenai clutch
V-Belt
slip t akan menimbulkan gejala AC
kurang dingin.

2). Condenser kurang pendinginan •


Letak condenser dibagian depanmemungkinkan eepat kotor oleh debu
dan benda - banda lain yang menecpel pada tube dan fins • Apabila ti-
dak dibersihkan secare teratur t -debu dan kotoran lain akan membentuJ<
lapisan yangmenutuppermukRan tube dan fins. Lapisnn debu tersebut-
menyebabkanuda·ra-luartidak his-a -lang~unp; mcndinginkan condenser, se
hingga condens·er· kurangmcndapQ.t pendinsinan. Kuran&nya pendinginan -
tcrsebut rnengharnbat konden~saaisehingga, rcfrigernn t yang keluar anri-
cendenser- tidak-100p-ersencalran- .-Akibatnya pads aaa t berexpansi se
bagian uap refrigerant sudah .berben tuk uap panas 111njut ( supe rhea t ed
vapor ) yang mempunyai efek pendinginan lebih keei!. Ini berarti bah-
va volume uap jenuh ( saturated vapor ) berkurang , sehinl~ga mengura-
ngi erekpendi~ginan secarakeseluruhan dan pada saat ini terasa AC -
kurang dingin.
3). Remote bul~ expansion valve tiduk cencmpel.
Kalau pemasangan -remC?te bulb tidak mencmpel .pada outlet evaporntor
berartimendeteksi sUhu yang lebih tinggi • Oleh· karcnany~ gas diqa -
lam pipakapiler akan mcmubi lebih eepat, ~~~in~g~ kat~p expaqsl mem-
bukalebih lebar _menambnh volume uap rerrig(~rur.. t • :Jedangkan pads SOa

at .Ltu belum diperlukan • Vengan demikian ef'ek pcndinginan bertambah-


sedangkan pada saat i tu sebenarnyabeban pondinginan tidnk/belum ber- .
tambah. Efek pendinginan yang beSDr tadi dnpat membekukan uap air
yang terkandung dalam udara blower yang melalui evaporator fins. Ma-
ka terbentuklah bunga - bunga es yang akan mengharqbat tiupan.blower.
I

Kalau pe-
XIII - 16

5). Ventilasibocor (air duct system ).


-.:... .
KalauA.C dihidupkan t 'pengatur sirkulasiudara'sudah pada posisi
"Recirc" t eemua air duc~ harus menutup rnpat • Apabila tidak ra
f '
pat t udara luar akan masukkedalam ruangpenumpang dan ter jad11ah
percampuran euhu udara lu~ dengan suhu AC • Ini menyebabkan AC ~
menjadi kurang dingin • Haeukn1a udara luar 881a1n dari air duct-
tersebut t bisa juga dari pintu .. pintu dan jendela yang tidak me
nutup rapat serta dari gromet .. gromet bod! ruang mesin yang ti ..
dak terpasang •
-- 17
XIII - 18

3. Blower mati.

Pacta saat I.e dihidupkan , juga blower juga baru8 dihidupkan untuk mendietri-
busikaD "udara dingin agar diperoleh te.pera tur ruang· penumpang yang nyalW1 •
H••bu8aD blower mwlalui outlet,srille diatur Ilelalui blower switch yang pa -
da UIlUll1\ya mellpunyai tiga kecepatan ; Lo (rendah) t Med (aedang) t Hi( ting-
gil. Apabila tidak ada hembusan t menandakan slate. blower ada yang tidak be
kerja • Komponen - komponen 1ang dapat menyebabkan blower mati antara lain :

~). Tuse

2). Relay
3). Motor blower'
4). Wiring / connector

1). Fuse AC putUB / terbakar.


Contoh rangkaian disamping diam -
bil dari AC Toyota Starlet •
Kalau terjadi hubungan eingkat sehingga
kuat &rUB melebihi day- tahan fu-
se 10 At malta fuse akan pUtU8 dan
~elay tidak akan bekerja • Dengan
fL sendirinya motDD blower tidak be-
kerja karena tidak ada arus dari-ba
'baterai. Demikian juga kalau ter-
jadi hubungan aingkat ,.ang menim-
~ulkan beban pada fuse 30A hingga
PUtu8 t motor blower tidak bekerja
..L 1

karena arU8 dari haterai terputus.


2). Main relay tidak bekerja.
KUllparan relay suatu saat bisa putus karena panaa, Titik kontak dapat ru
aakkarenaterbakar. Kedua macall kerusakan tersebut menyebabkan relay ti
dak bekerja • Karena tela,. tidakbekerja, motor blower juga tidak beker
ja.

......•..•••
XIII . . .

motor
A'"

~~r .

Blower switch

~
rusak .....
. , ..
.. "

. ,,-: :~. ::':. :- ;~::::::-.


.,::::::~:::~:~:::::::::::::::::: .
':::::;=:=::::::;:::::::::::::'
...............
.........., , .
,f •••••••••••••

BLOWER
· • ••••••••••• t
.
• ••••• I ••••••
·· • •••••
....
·.......................... I ••• , ••

BERPUTAR ' •••••••••••••••••• , •• ' •• 0"


' •••••••••••••••••••••••• , ••• f

.',
• •• I,' • • • • • • , '.'
. 0
• ., • • • • • 0 • • • • • • • • •

LAKBAT. •••••••••••••••••••••• •••• 0" •• ' •


• '• ••••••••••••••••••••••• 0.00·.· 0
...........'t·.·.·.·.· 0·.·.·.
.'.' ~:.::::::::::::::::~
..........
tegaagan turun

~ Baterai.

>=
H
H
H

N
o
I
'... .. ••• eo • • •
. XIII - 22
~... ........'.....
.... . ... . . .
...
• • • • , • '. • , • • • • • . e, • '••
-
,.

.
- ' ' ,

..
'

• ,..; ~ •••• -. e._••• _._••• _. e ••••• -, _.e,.•.......•


. ::.::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::.
.- . ..
...
......•.......................
.. .. . . .;....•.......
. .. .. .
.............................•......
....
... ..............:..
.... :.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.
'.:::}::.:.:•................:

I
j
I -- 23

Anda mungkin juga menyukai