Toyota Step3
Toyota Step3
TENAGl\
l - ,2
- Piston
- silinder
5eperti talari di.jel.askan :,ada buku step 2 bahwa roeain adalah .suatu
-e alat pentJah enerqi, panas roenjadi, energi rrekanis danperubahan itu te:t·jc.{ti patltJ
kcnponen silinder dan 'pi.stcnnya. Apabila antara kedua kanponen ini terdapat ke-
tidak sesuaian maka perubahan energi yang terjadi akan berkurang dari y~~\g di-'"
harapkan, Ketidak' sesuaian tersebutdapat berupa ;
bentuk kebocoran ini rrenyebabkan terj edinyakenaikan kerugian akibat; gas atau
I -4
- Katup (valve)
-Dud katup (valve seat)
- C.,asket kepala silinder (cylinder head gasket)
- Ruang bakar (canbustion chamber)
* Katup *
Katupbesertaperangkatnyab · terdafX\tketidaksesuaiC\f akan meny
ebabkan rrenurunnya tenagamesin. Ketidak sesuaian tersebut dapacberupa 0:
Jika valve face terbakar, langkah kanpresi dati roes.in akan sangat
tidak efektip. Ini dikarenakan .banyak gas yang terbuangpa.da saat langkah ter-
0
fli.C~lahi~1::UP.•. terla.lu.··.·~,,~~;i,
Celah yang terlalu rapat akan menimbulkan kebocorangas pada saat
langkah kanpresi seperti terbakarnya valve face. -Jika celah katup tidm: ada ~
rna dengan cerbakamya valve face. Tetapi hila celah katup lebih kecil Qa..rf sp~
sifikasinya akan menyebabkan rrengambangnya katup pada seat, putaran ting'Ji;; Kf~~
terdapat ketidak sesuaian dengan katupnyCi:. Ketidak sesuai.an terS(?Dlrt dapat beE.
upa ter:ba.ka!.nya dudukan katup. .tersebut.
1-6
- Oil filter ~t
i~~iOi.lf.i1.ter······~t .• *
Jika oil filter marrpet., sf.rkul.asf pelurnas nenjadi $~dlJl.l'tr.iSteK.~alJ~1!~
JiJ<:.a hcil ini terj"adi, operasd, dari rresin juga kemungkinan akan ter-
Pelumas yang terlal~ sedikit akan sana halnya dengan oil filter roam
pet, seperti telah dijelaskan terdahulu •
~_Yebilb>di\~j."~£~E'bE!a.ting
• ·:. i.ni.·.iadalah:sebagai • . berikut
- Radiator .marpet;
- Sirip radiator·kotor
- Thenrostaat valve macet
-Flui..' coupling rusak
- Electrical radiator fan system rusak
- Patpa air macet
2. ~sin Pincang
ndernya. Untukrrenghasilkan tenaga ini sudah -pasti pada tiap s i.Lindernya hares
.terjadi pernbakaran sempuma.Jika padasalah satu silindernya terjadi pembakar-
an yang kurang sempuma maka hal tersebut akan berakibat timbulnya ·getarcln yang
besar pada" rresin tersebut yang lebih dikenal dengan mesin pincang. Jadi penyeba ...
b utama dari gejala rresinpincang adalah adanya salah satu silinder yang kurang
sempuma proses pembakararmya.
Pembakaran .kurang se.mpUrna bila ditinj au dar.i i tern "mesin bensin It
adalah .sebeqai. akibat dari tekanan kanpresi dari, salah satu silinder yang ren-
dah atau tekanan kanpresi tidak sarna "antar s.i.Lindernya,
Penyi.rrpangan .darf ~anan karpresi ini dapat di.sebabkan oleh bebera-
pa kaip:nen yang kurang serrpuma (kurang berfungsi dengan serrestinya) sepe.rrti
diuraikan berikut ini ;
.Celah katup yang 'tidak sarna akan rrenyebabkan tekanan kanpresi ant.ar
silinder juga tidak sarna besar CD Ketidak samaan celah ini kemungkinan dapac beE
I - 12
* PISION *
seperti .telah diketahui pada buku step 2 dan' step 1 bahwa piston .~
rf\IDgsi untuk merubah energi panas menjadi, .energi .mekani.s , Mat perubahtini, ·ha-
rus berfungsi betul agar dapat nenghasilkan daya rrekanis yang diharapkan. Atpab!..
la terdapat panyimpanqan-penyiropanqan kerja dari piston tersebut dan FeI1Yimpan~
an hanya. terjadi pada salah satu silinder saja, ma.k.a akan berakibat pincangnya
rresin.
,.Penyimpangan-penyimpanga,n kerja dari piston tersebut· dapat diuraik~
, .
n sebagai berikut i
an nenperkecil daya rrekanis yang dihasilkan oleh mes.in tersebut. Kejadian ini i
ika terjadi pada salahsatu silindernyasaja akan berakibat timbulnya. gejala Ire
sin .pincang. .
b) •. Ring pistonpatah
Ring piston yang patahpada sa lah satu silinder ~~aja juga akanber-
akibat rrenurunnya performance dari silinder tersebut dan sudah barang tet1tu a1<~
* SILINDER *
I - 14
* MEKANISME·· KA'IUP .*
Sudah dijelaskan sel:elum ini bahwa kerja dari rnesin akan sempurna
jika perobukaan-pemoukaan katup sesuai dengan yang diinginkan oleh meain , Jika
terjadi ketidak sesuaian akan rnenyebabkan kerja mesin kurang sernpurna.
Ketidak sesuaian ini juga dapat diakibatkan oleh mek.anisrre katup
yang tidak bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Ketidak sesuaian ini dapat be
~p:3. i
,
Alur ring ter- Pressure regulator
lalu besar; . rracet
Dinding silin-
der baruc-barut, Ring eli
Lemah
""""'4
\1
I - 20
dar bagian dalam akan selaluterjadi gesekan. Dengan adanya pefumas diantara ked
ua kcmponen tersebut; kontak langsung dapat; dicegah atau minimal dapac di.parkeci,
1. Saat terjadi pembakaran gas, Lapi.san pelumas tersebut harusnya tidal< terbakar
karena lapisan sangat tipis sekali. ~etapi jika lapisan sangat tebal, kecenderun
gan untuk terbakar sangatlah besar sekali. Jadi terbakarnya lapisan pelumas ini
adalah seba.gai akibat dari tebalnya lapisan ,yang terdaptlt pada bagian dalam sili
nder.
Lapisan pe Iimas yang bebal, ini disebabkan aleh ;
- celah oli yang terlalu besar antara piston dengan silinderyang selanjutnya
rrembentuk Lapi.san dan modah untuk terbakar. Dengan terbakarnya lapisan pel~
.mas iniselanjutnya akan rrengurangi -voluroo pelunas yang ada didalam mesdn,
Karena berkurangnya voluroo dari pelumas maka dirasakan pemakaian pelumas ~
njadi bores.
ngan ring ekspander, tekanan ring oli terhapad silindennasih -·tetap rendah
dan pe.Iimas tetap bocor ke ruang bakar.
- pistOl ratak :
. .
Piston yang retak juga akan m?Irbocorkan pelunas ke ruang bakar. Retaknya
pistcn ini hams pada kepala pistonpyasehingga terjadi kebocoran palrmas
dari bagian bawahpiston ke ruang bakar.
Seperti telah diketahui bahwa pada saat rresin berputar, ada sebag~
an gas yang bocor dari silinder ke crankcase saat langkah konpressi dan langkah
usaha. Kel:x:>coran gas ini selanjutnya disalurkan keintake manifold rrelalui kat~
p POJ. Saat climana tekanan vakum pada intake manifold tinggi dan putaran rresin
rendah, pada -crankcaseatau pada valve cover case terjadi kevakuman, Kevakuman
... .
ini· dapat dihilangkan dengan adanya aliran udara dari lubang ventilasi yang teE
dapat pada valve cover•
.Adanya aliran udara ini selain l?erfungsi untuk rrenyamakan tek&lan
antaradiluar crankcase atau valve cover case (didalam aircleaner case) dengan
didalannya, juga berfungsi untuk rrenurunkan tenperatur dari crankcase atau val-
ve cover case sehingga jauh kemungkinan terjadinya ·penguapan peluma.s yang ada
- terutama peluma.s yang ada pada valve cover case.
Jika lubangveltilasi ini tersumbat, temperatur pada valv-e cover
case akan nedkdan sekaligusrrempercepat proses penguapan dari .pe.lumas yang ada
pada ruangan tersebut. Akibat dari penguapan ini, uap pelurnas tersebut akan iku
tterhisap ke intake manifold rrelalui katup PCV yang selanjutnyaikut t.erbakar
diaalam·silinder atauruanq bakar.
Terbakamya uap pelumas tersebut sudah pasti akannenyebabkan ~
lah afrtersecut; tidak penuh, berarti media pendingin didalam rres in rrenjadi dua
yaitu air dan ·udara.
Kemanpuan untuk rrenartk panas dari udara sangat kecil sekali dibel!!
ding dengan air. Karena terdapat dua rredia pendingin inilah maka rresin kenn.mgk!.
nan nenjadipecah atauretak.
Denqan adanya dua media pendinqi,n pada sistem berarti sistem ters~
but sudah nengalami gangguan yang disebabkan kurang berfungsinya kceponen-korpo
nendari sistem pendinqinanEersebut, Selain itu dengan adanya dua medi.a pendi-
ngin berarti sebagian dari air pendingin telah hi lang• Jika ini terj adi dalam
kurun waktu yang agak Lamamaka kemungkinan air pendingin akan habis.
Seperti telah dije1askan diatas balwahal, tersebut disebabkan kur~
ng berfungsinya beberapa kClT{X>I1.en dari sistem pendinginan yang dapat dibagi rre~
t
2u
= Tenperatur udara setelah nelewati inti radiator
atau,
Kemungkinim yang diuraikan pada (i) tidak masuk akal karena jika tenpera-
tur air masuk nesin sudah tinggi yai.tu teIrperatur air pada tangki bawah
suelah tinggi sedangkan air tersebut harus rrenyerap panas yang banyak darf
nesin, maka tenperatur air keluar nesin yaitu tenperatur air pada tangki
atas pasti naik juga. Jadi kemungkinan (ii) yang masuk akal.
Jika terrperatur air masuk roesdn tinggi sekali, ke.rm.mgkinan air tersebut
akan rrendidih didalam rresin dan selanjutnya manguap. Dengan mandidihnya
air pendingin tersebut, tekanannya sudah pasti akan naik rrelebihi yang
diizinkan didal.em sistem dan air akan rrenguap keluar dari tutup radiator
(ingat tekanan penbuangan dari tutp radiator hanya 0,9 kg/an2) .
M:mguapnya air pendingi:n ini selanjutnya pasti akan rrengurangi jumldhnya
didalam sistem.
Terganggunya aliran udara ini bi.asanya terjadi padainti radiator dimana
banyak terdapat kotoran-kotoran yang rrelekat pada sirip-sirip· pend.inqIn ~
tau ai.rdp-airdppendinqn sudah banyakyang rusak sehingga aliran udara'
dl, Ken1Sakan· pada ponpa air :
Seperti telah dijelaskan sebelum inibahwa penguapan yang berlebi-
han dari air. pendingirr disebabkan ~alah satunyaadalah .kipes .i.npeller .yang tel~
h gundul. Hal ini 'biasanya terjadipada rresdn Yan.g rrengglUlakan i.npeller dari pe-
lat baja dimana pelat baja tersebut telah l:erkarat dan mudah untuk hancur.
Jika selang radiator pecah sudah pasti ai.r radiator akan bocor ~e
luar dan jumlah air pendingin pastiakan habis. _. Pecahn}!a ....=;selang disebabkan 0-
leh terlalu lamanya selang tersebut di.qunakan sehingga bagian dalam selang sudah
terj adi erosi karena sirkulasi air pendingin. Disarcping i tu penyebab lainnya j u-
ga dapat berupa adanya konsentzesd pelurras yang' rrenenpel, pada bagian dalarn sel~
g yang selanjutnya akan nenurunkan daya tahan selang tersebut. Manya konsentra-
si pelumas adalah sebagai akibat dari bocomya gasket kepala silinder sehingga
pelumas dapat bercanpur dengan air.
Suara Tumbuk~n: adalah suara tidak normal yang ditimbulkan d~ri bagian Meain
karena adanYa tumbuk~n" (kontaklang8un~) dari komponen-komponen Mesin yanK
bergerak.
Suara tumbukkan terjadi karena adanya geraka~ tekan atau ~erakan
putar dari komponen-komponen Mes~n yang mempunyai kerenggangan atau
clearance yang terlalu besar. sehingga menimbulkan Bunra berdentinR. bunyi-
klik, mengetuk ,~emerin'cinp; dab.
oukkan,yaitu :
- Mekanisme Katup
Piston Pin
- Connecting Rod
- Flywheel
Crankshaft. .
1. Mekanisme Katup.
Adalah Buatu sistem yanR berfungsi untuk menRatur bekerjanya katup. Bagian-
Bagian Mekanisme Katup yang dapat menimbulkan suara tumbukkan adalah :
- Rocker" Arm
- Valve Lifter
- Camshaft
Rocker Arm·
- Apabila permukaan kontak dari Rocker Arm dengan katup mengalami keausan,
akan menyebabkan perubahancelah katup, akibatnya timbul suara tumbukkan
a~~ara katup dan ~ocker arm pada saat bekerja.
- Demikian pula halnya apabila p~nyetelEln celah katup terlalu besar akan
menyebabkan gejala yanK sarna den~an diatas.
Valve Lifter
- Apabila permukaan kontak dari v~lve lifter den~an camshaft menRalami ke-
ausan akan menKak~batkan keren~gan~an yanR berlebihan aki~atnya timbul
suara tumbukkan pada saat bergerak.
Camshaft
4. Flywheel
- Demikian pula halnya apabila run out Flywheel terlalu besar akan menimbul-
kankerenggan~an antara Flywheel den~an Kopling, skibatnya timbul suara
tumbukka pads sast berputar.
5. Crankshaft
Apabila bearing Crankshaft aus akan menimbulkan kereng~angan (ce1ah oli)
yang melebihi 8pecifika~inyatakibatnya timbul suara tumbukkan pada Baat
berputar. Suara ini sangat nyata ~edengarannya pada saat kecepatan rend~h
Ada beberapa komponen (part) dari Me~in yang dapat menimbulkan suara
sliding, yaitu.
f
- V Belt
- Pompa Air
- Katup
- Oil Seal Crankshaft.
- Alternator
- Distributor.
Apabila umur (pemakaian) tali kipsa telah mencapai waktunya akan menimbulkan
keausan t keretakan pada ta1i kipaa tab., akibatnya tali kipas tidak dapat
~erjasang den~an sempurna terhadap pulley. Apabila tali kipas tab. berputar
akan menimbulkan gerakkan menggelincir terhadap pulley, gerakkan ini akan
menimbulkan suara sliding yaitu mencicit.
- Kemungkinan lain adalah pemasangan tali kipss· terlalu kendor atau kondisi
tali kipasmembelit. kesluruhannya itu akan menimbulkan suara mencicit.
2. Pompa Air.
- Apabila seal atau rotor (impeller) dari Pompa Air tsb. men~alami keau6a~,
Suara ini akan lebih nyata, apabilakita lepss tali kipas, kemudian putarlah
pulley pompa air den~an tan~an, maka timbul Buara sliding.
3. Katup ~
- Apabila celah~antara Katupdan BU5hin~Katup terlalu sempit atau celah
antaraKatup dan seal oli terlalu sempit, akan mengakibatkan oli mesin ti-
dak dapat melumssi dengan sempurna, akibatnya timbu~ Kesekkan yang terlalu
besar, sehingga pada sast Katup bergerak (bekerja) akan menimbulkan suara
sliding.
Bearin~,pompR air &US Gi~i Timin~ Gear aus BeRring Alternator aUR.
(]) J
SUARA
GEMURUH
- Renggang alur pasak
pulley terlalu beasr. - Pene~ang Rantai' lemah.
Damper getaran r-an t.a I sus.
- Baut pengikatkendor
- Rantai timin~ aus.
Timing .......
w
("'"
I - 40
4 -. Rantai Timing
- Apabila rantai timing sudah sus, akan menyebabkan tegangAn rantai menjaqi
,1-r-
,,' ;Ii'" , ' , "
Suara gemuruh pads rantai timing ~k8n sangat nysts pads eaat putaran
idling mesin.
5. Alternator
- Apabila bearin~ Alternator aua akan menyebabkan kelonKp;aran yang melcbihi
specifikaainya, aeperti yan~ telah diuraikan terdahuluakan timbul Buara
gemuruh pada saatberputar.
Bunyi ini ~kan sangat nyats, apabila kits melepastali kipas, kemudian
putarlah pulley alternator d engan tangan· tmaka kita akan merssakan geta-
ran pada tangan ki t.a , .
Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan'A.C dan Pwer Steering, bunyi gemu-
rub dapat ditimbulk~n dari :
I. l\1ESIN KNOCKING.
Pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar suatu M:>tor bakar rrenghasilkan
tenagadorong terhadap piston. Bilaterjadi pembakaran yang semourna maka
tenaga dorong ini akan mendororeq piston kebawah dengan tenaga yang besar ,
akan tetapi sebal iknya hila terjadi pembakaranyang tidak semourna rnaka
tenaga dorong yang terjadi akan kecil dan kemungkinan tidak merata keselu-
ruh bagian piston.
Pada M:>tor Diesel bila terjadi pemoakaran yanq tidak sanpuma maka akan roe-
nimbulkan : tenaga rreain kurang , asap hitam dan bisa rrenimbulkan bunyi ketu-
kan. r
Bunyi, ketukan yang terjadi pada rresin Diesel saat mesin hidup dinamakan Knoc-
king. _Knocking ini adalah hasil dari pernbakaran yangtidak sernpuma d~ana
5 • Ruang Bakar •
6. Overflow Pipe.
7. 'I'Irni.nq ('.ear.
I 1-4
dan tidal<: trerata , yang akan .nenimbulkan Knocking pada ~sin Diesel.
/ 4. Injection Timing .
. Yang dimaksud denganInjection Timing adalah saatnyabahan bakar diinjek-
sikan dari Nozzle ke ruang bakar.
Injection Timing yang tepat akan nenghasilkan saat pembakaran bahan bakar
didalam +UaI1g bakar dengan waktu yang tepat pula , akan tetapi bila Injec-=
ticn Timing m:mgalarni perubahan sehingga tidak tepat, maka akan tirnbul
proses pembakaran yang tidak senpurna didalam ruanq bakar.
Bila Injection Timing lebih cepat dari waktu yang dikehendaki maka bahan
I
5. Ruang Bakar.
Ruang bakarpada rresin Diesel: sangat besar sekali pengaruhnya terhadap pemba-
karan didalam ruang bakar. "
Didalam rres.in diesel yang memakai, roang bakar tarnbahan , kesempumaan
11-6
Dibawah ini aclalah ~rafik panbakaran yang t Idak sempurna yang disebab-
k .1 o leh Detonas.i / Knocking didalam ruang bakar .'
pKNOCK ~ ~:\PEM8AKAnAN
'. ~ NORMAL
I.. '" "
HANYA
KOMPRESI . \
DIESEL KNOCK
Dari grafil< terlihat jelas bahwa pembakaran yang mentmbulkan Detonast I Knoc-
king terjadi 'Pacta awaf pembakaraan . Hal, ini bisa terjadi bila De l ay Priode-
menbutuhkan waktu yang nanjang sehinp;ga men Imbu.lkun pcnumoukan bahun bakar
pacta awal peroakaran.
11-8
II ASAP HITAM.
..
Yangdimaksud dengan asap hitam J?ada. Knalpot •Masin . Diesel ia+nh /\sap yang ~
~el~dari~~~~tre~eb~.!3,~dar.yang
diiji:nkan I atau dengan kata Lain:
srroke Limit yang /terjadi telah roolarrpaui batas standar. ~
Pada perobakaran solar didalam ruang bakar roesdn diesel pada umunnya akan - v
rrenghasilkan asap hitam , akan tetapi hila asap hitam yang keluar masih ..
dalam batas batas yang wajar sesuai Oengan yang disarankan maka hal, Ltu :
bukan rrerupakan problem.
Akan tetapi hila Asap yang ikeluar ,telah rrelebihi Snoke Limit yang diijinkan
maka hal ini akan rrenimbulkan problem.. Problem Ini, .terutaroa pada kendaaraan
yang berada <li.OOlakang kendaraan yang berasap hitam ini. Selainrrenimbulkan
polusi juga dapat rrengganggu pernandanqan bagi pengemudi yang lainnya se-
lain rrengotori daerah sekitarnya.
J?enYebab _t1aJ.7i . t imbulnya Asgp yang hitam ini adalah _ §~ba:__.~
tidakterbakarIlY:a.~
_
~~an d~~._ .~~,9J1 ~ar yang_"QiIDj~§~~.'$~k~roang ~a.r. Tidak terbakamya
sebagian bahan bakar bisa di.sebabkan karenaA/F ( ~r fuel Ratiolyang tidak
sesuaidengan putaran mesin.
~ . akantidak baik.~ila.bahanbakaryang
.• d~sukkan kedalam Ruang .I3ak~.
~~~lanpaul:>an:{ak a~alJ~a y~g~~~~_~~=5~1 bet:'kurang. Disanping itu bisa
juga karena Sistim pengabutan yang tidak baik sehingga bahan bakar tidak da-
pat seluruh berharogen dengan udara.
AlP yang t.Ldak baik dapat juga clisebabkan hal hal di.bawah ini
1. Bahan bakar
2. Nozzle.
3• Sardnqan Udara.
4. Porpa Injeksi.
5. Slang. Vacum.
6. Konpressi rreain ,
1. Bahanbakar.
Bahan bakar sangat besar penqaruhnya terhadap hasil dari suacu pembaka-
ran. Bahan bakar yang baik /berkwalitas tinggi , mempunyai sifat mudah
11-10
4, ~. Injeksi.
Kesalahanpada pcmpa injeksi yang dapat, rrenimbulkan Asap hitam pada rresin "
Diesel adalah
1. Per1y~!-e~~ . ~~~~J:.()ad2~~ yang ~a~ah.
Akibatpenyetelan yang terlgmpau ,kelual:",rnaka Gerakan
Control Rackrrenjadi lebihpanjang, hal ini rrenperl:e:-
sar jumlah bahan baJ<ar·X:~5!~~~,!_i!lj~~~~~an~edalam~
ang· ba.kar. Denqan jumlah bahan bakar yang banyak ini
pengaruhnya terhadap tenaga mesin rremanq bertambah
akan tetapi karena ada bahan bakar yang juga tidak ter-
bakar maka bisa rrenimbulkan Asa!? hitam di Knalpot le-
bih lebih bila rreain sedang diakselarasi.
KURANG.
...
rendah \- ~facet
rapat
\
2. Fuel Filter.
~l Filter atau. sarH!gaI'l ~__~~"~Efl1:ngg~~~~,*_~I1YMJ:!lg . ,J~9~Q!:9Q~
yang ada didalam bahan bakar agar tidak rrengalir bersama sama bahan bakar
masuk kedalam porpadnjeksi..
J\pabila kotoran rnasuk kedalam pcrnpa injeksi , hal ini dapat rrenimbulkan
kerusakan pada parpa terotama pada Plunger dan silinder ponpa.
Akan tetapi dalam waktu tertentusaringan bahan ~ar kemungkinan akan
te'rs'lllrbat 0100 kotoran yang disaringnya.
, _RengM~_~t~!"~~~~y~_~
.
s aringan..•..
~_._~~~_.~_ ~
3. }a:rpa Injeksi:.bahanbakar.. .
Tenaga nes.in kurang dapat juga disebabkan oleh kerjadari porrpa injeksi
yang ·tidak baik, atau terdapat kesalahan pemasangan dari suatu konponent
dari panpa injeksi.
Hal hal yang dapat rrenurunkan kernampuan porrpa injeksi untuk nensupply ba-
han bakar antara lain :
- COntrol Rack se r e t e\
4: Baut Overflow. ~
5. Water sendiJreter. \/
5e00narnya fungsi utarna dari Water· sedi.menter "ini adalah rremisahkan air
dengan bahan bakar, dengan cara rrengendapkannya didalam Water 5endirre-'
ter. Karena bila ada air yang mengalir kepcmpa Injeksi maka panpa akan
rusak , bisa juga macet. Dan nesin dapat mati tiba tiba bila air diin- ·
jeksikan kedalam ~ang bakar. ~
Karena Water sedi.nenter ini adalah bagian pertama dari Saluran bahan
bakar yang dilaluinya ,maka sudah pasti ada sebaqian kotoran yang ter-
tinggal. di.dalannya," Bila kotoran ini sempat rrengganggu aliran dari ba-
han bakar maka supply bahan bakar kerres.in akan terganggu sehingga tenaga
dari neain akan l:erkurang.
6. Air Cleaner.
Udara sebelummasuk kedalam rresdn terlebih dahulu disaring oleh Air
CleCU1er .( .saringan udara) , Kotoranyang. terdapat pada udara akan ter-
saring danrrenenpel pada .saringan ini •. Pada wakcu tertentu Sar.inqan
udara akan penuh dengan kotoran sehinqga aliran udara akan tersumbat
sehingga pada kecepatan 'rendah lebih lebih pada kecepatan tinggi ti-
dak cukup udara yang rrenqal.Lr kedalam roesdn, Halini rrengakibatkan
petnbakaran yang' tidak serrpuma , asap. yang timbul dari perrbakaran
ini hitam sedangkan tenaga rresin l:erkurang.
7. Nozzle.
Nozzle yang berfungsi untuk rrenqabutkan bahan bakarkedalam ruang bakar
sangat l:erpengaruh sekali terhadap hasil pemPakaran. Bila penyemprotan
Nozzle jelek atau tekanannya tidak sesuai, maka pembakaran yang dihasil-
kan juga tidak senpuma dengandemikian tenaga roes in rrenjadikurang.
8. Throttle Valve.
Pada saat pedal gasdiinjak penuh maka Trottle Valve harus terbuka pe-
nuh , halini untuk rremungkinkan udara masuk kedalam mes in dengan be -
bas. Akan tetapi bila besarnya. pembukaan peda.l Gas t idak scsuai dengan
terbukanya Trottle Valve , maka udara yang seharusnya banyak masuk
kedalamrresin rrenjadi, terhalang( Trottle Valve tidak terbuka penuh
Dengan demikian maka pembclkaranyang terjadi akan kekurangan udara.
Pembakaran yang demikian ini dapat nenghas.ilkan tenaga rres.in yang ku-
'. rcu1g dari senestinya.
II-18
Tekanan ini penting sekali untuk IFP , agar IFP dapat rrenghasilkan jum-
lah bahan bakar yang :sesuai dengan putaran / beban nes.in,
Apabila terjadi kerosakan pada Feed 'Puup ·dikarenakan
- Spring Iemah,
- piston Aus.
- Regulator Valve rusak.
Maka tekanan rrenjadi keeil, tekanan yang keeil ini sangat JreIll9Emgaruhi
terhadap supply bahan bakar saat putaran tinggi. Apabila tekanan pe-
nyaluran bahan bakar dari Feed Punp keeil maka padaput.aran tinggi di-
mana diperlukan bahan bakar yang banyak tidak akan dapat dipenuhi, aki-
batnya tenaga mesin akan turun dengan sendirinya.
7. Tekanan I<an!?resi.
8. Bahan bakar.
}. C:UOW Plug.
FaCia Diesel kontruksi bakar tarnbahan untuk memanas-
. kan ruang bakar ·tanbahan' tersebut saat meain dihiduokan dalam kondisi
=",~~",#=~",""",~:<:""~(,'i"'.''ii''';;;i''i''''';'''~~'''''.f0.''''-';'''''=·
;:,~"""~"""""""U':~.,,,,,,~~~,,,", """"©>=~_';"<.=:"""""'"~>~"'''''G''''''''''''7'>='''~~~~''~''':,·" ,":.",,"·"·f~ ~'~""'(j; ~,,,,,,,).,o,..,..~S'.,:,\,,,,,,,,-~;~,,",=:<,""""~""""""~""""",-'M':<"'~"'~''''''''''''''~'~'~''''''X'''":~'~'''''"''''''''''''''''''!r'''''''~'~-"""=-y~"·.""""""""",,,,~~·-""""·-,", ,",,,,,-,,,,,,,,,;,,,,,,,,,,,,,,","<,,:<,,~-~,=~,",""'·~",",~ """""'~~~
· " ...._
....+ ..~, ... ",,~~_.,
- .. ', ,~.
, .."..• ,.-..)"..... ,,'.' ., _....' , .. " '. -... . . ". '" ',", ,,'.• ' .. " '>",: "'- ' ..' ."". .".......
" .. -.". -. ~
.~~~~!:~~~J_~~~. J ..~.~~~~~~~.~~c:.~~~~g
Sistim l , Fungsi alat pemanas ini adalah untuk memanaskan ruang bakar
~tambahan agar udara korrpresi yangditekan oleh piston saat langkah korn-
" " ......... _,. . '.~ ~.",.~ ,,~ ._._ ,_ •. '._' . " . __ . , , , . _ ""."_" . . 0.. , .. ~ ,,, .. ~ ••
Rl R2 R3 R4
11-22
4. Nozzle,
Bah~·_~ar.-Y~~.~inj.e]{sikan ..k~~l~_,~q~,,~,~~~~,",.~ __~~~~_~~~_~~:~en
~g~,.ltQ!!B~~i . }lm1sr~~~E2~t:!c~~~~~~l<ea~~arl . l<~ut.A1at untuk ~~
butkan 'bahan bakar ini adalah Nozzl~. ~~~=~tetCl:pibilaNoZzlemangalami
_.. _. .=--_.,.. _...' .,-', _.~"."."--:,~'" """s:I~"".,,,,,,,,,,,~=,,,,-,,=,,.>,_,,w~,~.""{.."$>-''''~='''''.0-';>''',,",,'''.~',,,,,.,,,,,,,,";.,,,,"''-"'~''':U;C''","~=or,~""";:~,:"",-,_~-",.","",o""",,,,,;c-:.=-'<.j''-~:~'''',\<,,='."
5. Delevery Valve.
Pada saat Iresin dirnatikan setelah rres in h idup , maka bahan bakar dioipa --'""-~""'~=""-~~"'-=~~-=~~Rm~~~~=_,*",
.::•..:::.::::::=:::::::::::::::::::::::::::::.
••• ••• •••••••••••••••••••••• e. e ••••••• e ••.
:.::.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:. :.:
•• • ••• e •••••••.•••••••
~ • • : e : • : .: .: • : • : • : • : • : • : • : • : • : • : • : .: • :
.•••••. e •••••••••• '•••
.
..................................
•• • • • • • • •
..:::}::.:
• •
:
• • • • • • e
. -- -'..
I·I~26
~ centrol Relay yang berfungsi ~gatur kerja dari Ed.ic lbtor nendapat .
input dari kunci kontak berupa arus listrik yang menqalir .ke tenninal sr dan
terminal IG. Disamping itu mendaoat Input; juga dari Batere beruoa arus lis-
tril< yang nengalir ke TenninalB.
sedangkan Output yang diberikan oleh relay adalah untuk menqhidunkan Edic
M:>tor• Sedangkan Oil Pressure CXl~e yanq terdaoat nada rnesin danatjuqa
rrernpengaruhi kerja dari Fuel Control Relay in~.
Ed.ic M:>tor akan bekerja anabila arus listrik dari terminal B rnenqalir ke Ter
minal M Fdic notor trelalui Kontak tX>int 53 ( lihat qambar ) • Kontak Point 53
akan trenempel ke f apabila L3 bekerja.
sedangkan L3 bekerja apabila arus listrik dari Tenninal B dapat menqalir ke
Kontak point si kemidi.an ke kontak podnt; 52 dan ·trendaJ?Clt masa di Edic ~tor.
Apabila Kontak point 53 lengket sehingga menemoel, terus nada f maka Edic MJ-
tor akan terus bekerja karena arus listrik dari terminal B mengalir terus
ke tenni.nal ·M Edic MJtor kemudian ke Edic M:>tor.
Jadi kontak point yang rusak dan roenempel, teruske f dapat nenyebabkan Edie
M:>tor berputar· terus.
Disanping itu bila sanbUngan dari e ke massa atau tenninal E Edic notor putus
ma.ka pada saat Kontak!X'int 83 kembali ke posi.s.i semula rnaka effek penqe-
zeman Edic M::>tor tidak ada • Akibatnya Plate dari Edic ~btor tidak dapat; te-
pat menutup tenninal terminal (S,D,dan or) hal inimengakibatkan hubungan
dengan massa ( terminal E ) dengan tenninal S , D dan or selalu ada •
Dengan dernikian arus akan tetap rrengalir ke L3 , akibatnya maka 53 akan sela-
lu rrenempel, pada f.
Denq.in dernikian arus listrik dari tenninal B akan selalu menqalir ke Tenninal
M Edic ~tor dan Edic r~tor akan bekerja terus menerus.
Untuk mengat~i agar Edic ~tor t.i.dak bekerja , adalah denqan jalan trernUtuskan
hubungan ketenni.nal B dari Batere, denqan cara melepas terminal + batere atau
nelepas fuseblink.·
11-28
paCia kendaraan Diesel masa kini\IDtuk. nematikan rresin , cukup dengan rrernpo-
sisikan kunci, kontak posi.si. OF maka meain dapa t dimatikan.
Ada tiga tretode dalam cara mematikanmesin,':
-. ~thode pertama adalah.~stO? bah=~ ~ar yang ke rne~.
- Mathoc1e keduaadalah mensboo aliran udara ke rresin. "" ~"""'O""""""""'_'
.. "...,,,,,,,,,,,,,,,,,,,~_
.. ~'.,,;.,_~~
. . . ~"'~""'~"'~_"""""'''~';>~~''''''1eI,~;''<'~'~
-. . Mathoc1e
~~~ ..= -- _ _
~
ketiga
, .", ,.
adalah rrensroo bahan bakar dan udara ke mes in .
,,,,.,,;,,,._,,,,.-=,~.,.,.==,,,,,,,.,,,,=.,~~~ ...~,,"~,_..,,.<,,,,
. ,,.,,..,._
,,..,,,.'""
....,,.,. ~"'"irif,_ _~~~~"'·-:,~"""""'~..._~~'.,'\,·,I<....,".,''''''''~'l''''·,.,"'·":;!I""·(-"(,",,,,,,,~~~»~>,~,,,~,~.~",>"~"";'''''''''li.'b":!!l:~~f,l:~.,, _ .~~~~..&.".~-"",,$'f>;"""7<~
..' . , , _ . _
ini dipasangkan Silinder Vacum yanq akan bekerja aaat; kevacuman masuk
atau .saat; udara atrrospi.r yang masuk ( tergantung dari jerlisnya ) .
Yang dimaksud dengan rnesin tidak danatdimatikan dari kunci .kontak adalah
Mesin tidak dapat mati saat kunci kontak Of.f.
Hal ini disebabkan masih t.erdaoatnya supply bahan bakar dan udara kedalam
rresdn Diesel.Selarna bahan bakar dan udara tetat;> rrengalir ·rnaka rres in Diesel
tidak dapat mati.
Hal hal yang rrempengarohi gejala ini biasanya terjadi pada kcmponet; yang
berhUbungan dengan bahan bakar danudara tersebut diatas •.~
~nent ~~l1~~~,~tg~~~~~t:.~~~.:
Selenoitl Valve ( untuk L engine
Edic ~'btor
/3~~"~) Fuel OJntrol Relay.
'~'~1~;,)FusLi:>le link untuk te:rminal B fuel control re Lav 0
1. Selenoid Valve.
Pada rresin L , maka untuk rrematikan mesin dioakai Selenoid Valve • Sele-
-- ~
kerj a pada..=~gg~Q!:__~l,<c,,,,2~,~gk~'$"~~.~!~1~!:2~inil~'M~,¥ang
<",,,,·,,",,,,,,~,,t_P.~~:;""""Q,."-:~"'C,,"~!£i:j,'!;';,pf(-$~*~.0J5~i:0ji,,',,-*;~-'V';.U'J'''_'~. • - '--,'" '~... ~ - ·-"~;""'.<~.ih,,,,,*s:,S'i>~(~·"·'·'· - _,0,-'C', ,-,-",-."""-'A"'~"k"""""""">'~',).~·'-:-""iO"", ..~("~.\;.'.•,--.• ~-...
ak~M_!le:t:,fmgsi Ire- ,"
" .. ,····,~-*7::":;,~'i:i~,~::i~~"""'~,l.~i';;K,;,'0'_;"'."";Y~'~3~6.~;.:"'~:t-',l;
LEVER B A
Vacum maka Actuator akan rrenarik Trottle Valve dan Control Rack rrelalui
push rod yang berhubungan dengan Diaphragn Actuator, dengan tertariknya
Trottle Valve maka saluran udara akan tertutup dandengan tertariknya
Control Rack maka bahan bakar Stopsehingga mesin akanmat.i .
Akan .tetapi ,bilaterjadikerusakan pada .VCV., dimana kerusakandru saat
V0J rrerrbuka terus saluran Atm I maka saat kunci kontak dioffkan maka
11-32
pada gerakan eoritrol rack sehingga cont.rol. Rack tidak dapat bergerak pd
posisi Control ~ck N?l. , ~a walaupun Ellie. bekerja dengan balk atau
VCl , Actuator dan kevacurnan bekerja denqan baik maka bahan bakar.. tidal<
akan dapat distop . karena langkah effektip masih tetap ada.
~an dernikign=Jser'~~J:;Q{lt.~QJ~b.J3gg!s."
. . .gk~~.~~j.n akan tetap
"'_.,~~~~~--
F~~~~alaqpUQ~!£~C?i._~~~!:!~~~~~~~.~~_~=_=Of
f.
,,~,-", ' = = ' ~ ~ ~ ~ ~
11-34
1. SWitch on.
Pada saat mesin OOlum hidup atau baru dihidupkan meka posisi Switch Oli
adalah posisi CN (berhubungan dengan masa ), sehingga bila saat ini ku-
nci, kontakdiposds i CN (IG ) maka arus listrik ini akanrrengalir ke Switch
Oli dan l~u ali menyala.
Jila arus listrik ke Switch Oli rrengalir maka , arus listrik tidak akan
ada yang .mengalir ke .Tenninal IG' fuel Control Relay. Karena seluruh arus
listrik trengalir ke Switch Oli dan<kemassa.
Bila Switch Oli rusak, dan pada saat rusak'S\vitch Oli pos i s i On ( berhu-
bunqan ) maka arus listrik dari IGhanya akan rrengalir ke Switch Oli.
11-36
4. Edic M:>tor
Pada Edic M:>tor terdapat 3 tenninal, tenninal S ,tenninal ,01 dan te-
rminal 0 disanping. tenninal E yang rrerupakan Massa dari EdicM::>tor
tersebut. Tenninal E berhubungan denganbody dari Edic M:>tor jadi hi-
la Edie M:>.tor dipasangkan pada dudukannya yang terdapat di ~sin ma-
.ka Edie M::>tor berhubungan dengan massa. Bila Edic lvDtor dilepas dari
d\Xlukarmya walaupun hubungan kabel ( Socket ) tetap te:r::pasang maka
Edic M:>tor putus hubungannya denqan Massa.
Keenpat terminal akan saling berhubungan satu dengan lainnya atau t~r
putus tergantung dari gerakan Plate pemutus yang terdapat didalam Edic
M::>tor sendiri •
.Pada .posisi S , maka tenninal S akan terputus hubungannya dengan .E. •
Pada posisi D , tenninal D yang t.erputus dengan massa. Dan pada posisi
or· makatenninal OI akan terputus dengan rnassa. Semua ini dilakukan
oleh adanya gerakan Plat pemutus.
Fungsi Plat Panutus adalah untuk rremutuskan aliran listrik yang rrenqal.i r
ke L3 dengan jalan panutuskan hubungan ke Mclssa (E). Dengan terputus
nya hubungan dengan massa maka Posisi Edic MJtor akan tepat. pada posisi
yang dikehendaki, Bi.La tenninal D yang terputus hubungannya dengan
~1assa ( E ) maka Edic M::>tor akan berhentipadaposisi 0 tersebut dst ~
Akan tetapi apabila tenninal D tidak rrenempel pada Plate pemut.us kare-
na sesuatu hal maka Edic lvbtor tidak dapat berhenti di posisi I?rive
(D ). Dan Edi:-c lvDtor hanya berputar dari posisi S ke or dan Kembali
lagi ke S. Dengan demikian maka rresin hanya bisa hidup diposisi or dan
posisi D tidal<. bisa . Sedangkan saat kunci kontak posisi rn diharap-
kan Eelie lwbtor berada diposisi D , akan tetapi karena diposisi ini
Edic' tbtor hanya melewati saja , akibatnya ~in bisa mat.i. kembali Le-
bdh lebih bi.Lakendaraan harus berj alan.
5. Wiring.
Bi.La terjadi Short pada tviring antara Tenninal Oil Fuel Control relay
dengan Massa, atau terjadi Short antara kabel ke Switch Oli dengan
rnasa ma.ka , pada saat kunci kontak posisi CN seluruh arus listrik akan
rrengalir ke Massa • Hal ini akan rrenyebabkan arus ke IG fuel control
Relay terputus , akibatnya ma.ka posisi Drive dari Edie tbtor tidak rnu-
, ngkin terjadi. Dengan demikfan maka l'ftesin tidak dapat hi.dup saat kunci
kontakposisi CN dan rresin hanya hi.dup saat kunci koncak posisi ST.
I -38
«>
<VIlli. PENcnn'OOL GI.DN PWG CEPATMENYAIA•
•_-,._~y
Untuk xrengetahui apakah sistim pemanas telah siap atau belum , maka diper-
lukan alat untuk rrengetahui kerja Sistim pemanas pada rresin Diesel.
Alat pengontrol Sistim pernanas ini ada . duamacam :
- 1. ¥~ai lampu pengontrol.
- 2. ~ai kawat pi.jar'.:
Pada Trouble diatas , pengontrol GION Plug cepat menyala yang dipakai adalah
Sistim kawat pijar.
\vaktu yang diperlukan untuk nananaskan GION Plug tergantung dari type GION
plug dan Batare yang digunakan, Untuk kendaraan yang JreIll(lkai Batere dengan
Voltage 12 Volt Waktu S~andar sampai Pengontrol GICM,Plug rnenyala adalah
20 detik dan untuk yang 24 Volt \~aktu Standar = 15 detik.
Apabila pengontrolGlO'l Plug nenyala lebih cepat'dari hargaStandar tersebut
naka hal ini telah terjadi ketidak beresan didalam sistim pemanas meai,n,
ijal·hal yang nenjadi penyebabPengontrol Cepat; nenyalaadalah
1. GlCM Plug.
2. Controller
3, \viring.
2. Controller. (Pengontrol).
Antara Glcw plug denqan Controller sangat erat hubungannya dalarn hal rren-
entukan waktu yang dibutuhkan sampai Sistiro pemanas siap bekerja.
J\pabila pengontrol GlCM Plug ( Controller) tidak sesuai dengan Standar
yang disarankan , atau Controller ·tidak cocok dengan GION plugnya maka
pengontrol akan rrenyala lebih cepat atau lebih Larrbat.,
Oleh karena itu biasanya pada Penqonnro.l . dilengkapi dengan warna yang
akan nenunjukanpemakaian dari Pengontrol itu sendiri yang disesuaikan
dengan warna pada Glav plugnya.
Glow Plug I3.a:tere Glow .Plug Relay
Iemah
PENOONTROL
GillV.PLOO
\
Lt\.
\.\
\ \. tctk Standar
Kontak fuint \
"
\ \ . kendor
kotor \
\
Kontak point
\\ "
\
terbakar \
\ ._- 1 ._
Kunci Kontak
Pen~ontrol Socket.
~. t
H
H
I
~
o
11-42
2. Batere
Batere sebagai sumber tenaga listrik pada saat sist~ pengisian mesin
belum berfungsi naregang peranan pent.inq pada saat Sistiln pemanas be-
kerja • Karena dari Batere inilah arus listrik nengalir ke Sistim pe-
manas.
Apabila terjadi kondisi dimana arus listrik yang rrengalir ke Sistim
penanas keeil , maka pengontrol GION Plug akan larrbat untuk rrenyala.
l<ecilnya arus dari batere ini disebabkan :
4. Kunci .Kontak.
Sistim pernanas tidal< akan bekerja ~ila kunci kontak tidak diputar ke
posisi Gla-l atau Start. Pada saat kunci kontak ke posisi Glav maka
arus listrik dari Kunci kontak akan rrengalir ke GICM Plug Relay untuk
rrenghidupkan kurrparan pada Relay , hila kumparan ini bekerja maka
kontak point akan rrenerrpe.l , kontak point inilah yang akan rrengalirkan
arus . listrik yangbesar darLbatere kePengentrol GION Plug dan ke
Glav Plug.
Pada saat kentak point pada kunci kont.ak terbakar atau kotor maka arus
Water Sed~nter
( I
(lebih,dari 280 cc
Pelampung
macet.
ot'
fuse
~'1ESIN HIDUP. ..'
Alternator rusak
r:
I Char~1n~ system.
}.~. . .
l·
I •
H
H
I
A
.' ~
11-46
Bila lampu Filtermenyala dan lampu CHG juga menyala maka ini bisa terjadi'
apabila Diode pada Dashboard rusak sehingga saat Ada Air didalam \vater secl-
iIrenter Larrpu Filter dan Lanpu QIG .akan roenyal.a bersaman .karena keclua lam-
pu nendapat masa rrelalui Water Level Switch kemudian kernassa.
III --
III - 2
a) Sistem percepatan,
TENAGA MESI'NKURANG
a) Karburator,
Untuk rnendapatkan jumlah campuran (A/F) yang tepat sesuai
dengan put~ran rnesin maka pada sistem bahan bakar dilengkapi
dengan karburator.
Salah satu·sistem yang erat hubungannya dengan tenaga yang
dihasilan adalah sistem power.
Seperti telah diketahui bahwa sistem power bekerja berdasarkan
kevakurnan pada intake manifold. Artinyabila kevakurnan intake
manifold besar maka power sistem tidak bekerja dan hila kevaku
man intake manifold keeil, maka sistem power bekerja. Terjadi-
nya kevakuman keeil yaitu saat pedal gas diinjak dalan ( katup
III -10
-4''''
. :a~kerjanya sistem cu.c ada l ah untuk mernbllka dan menutup katup cuk
_secara manual atau secara automatis.
Bila. terdapat kelainan I misalnya katup cuk tidak mernbuka penuh,
sekalipun mesin sudah panas, maka 'hal ini akan mempengaruhi cam
puran yang terjadi., dimana campurannya adalah terlalu gemuk. De
~gan gemuknya campuran maka tenaga mesin yang diperoleh tidak
sesuai dengan yang diharapkan atau tenaga mesin kurang.
1. Karburator kuar2.nqbaik
2. Saringan udara ~otor
e) Katup thermostatic,
i) Flange karburat.'i"""";:
Flane karburator dipasangkan antara karbura~or de-
ngan intake manifold. Karena peng.encangan baut karburatorterha
dap intake manifold tidak rata makaakan memungkinkan fl~ngenya
me~engkung. Bilaflange melengkung maka akan mengakibatkan cam-
2) Saringan udara,
Sernua kebutuhan udara untuk mencampur bahan bakar
ad&lah melalui 'saringan-ud~ra. Karena kondisi udara kadang-ka-
d~ng kotor rnakaakan mengakibatkan saringan udara akan kotor
juga. Dengan kotornya saringan udara ~ersebut maka jumlah udara
yang dibutuhkan untukmencampur bensin tidak 't.epa t; Laq i., Dalam
hal ini jum1ah udaraterlalu s.edikit. Dengan sedikitnya udara
yangmasuk maka campuran menjadi kaya dan menghasilkanputaran
idlingmenjadi kasar.
3) Intake manifold,
der melalui intake manifold, bila intake manifold retak atau ba-
ut pengikat terhadap kepala si1inder kendor maka udara luar akan
masuk dan rnempengaruhi campur'an , Dengan berubahnya campuran maka
putaran idling menjadi kasar. Uraian s~ma dengan diatas.
I - 19
III - 20
;~
Yang disebut dengan bahan boros adalah sejumlah bahan bakar yang
disuplaykan kedalam sistem"tidak sesuaidengan tenaga yang diha-
silkan oleh mesin. Ketidak sesuaian tersebut dimisalkan kendara-
an tersebut menghabiskan bensin 1 liter dengan menempuh jarak 5
kilometer, xang seharusnya kendaraan tersebut harus menempuh ja-
rak 10 kilometer.
Pemakaian bahan bakar tersebut disebabkan oleh beberapa sebab yg
antara lain disebabkan tidak benarnya sistern mesin itu sendiri,
sistem power train dan sistem bahan bakar dan sistem-sistem y'ang
lain.
Dalam hal ini akan ditinjau dari segi sistem bahan bakarnya.
Borosnya bahan bakar dari sistem bahan bakar adalah terfokus pa-
da pembakaran yangdihasilkan. Bi·la carnpuran bahan bakar dan uda
ra t.e rbaka r tepat pada waktunya dan tidak ada campuran yang tidak
terbakar, rnaka pembakaran tersebut disebut dengan pembakaran sem
purna dan tenaga yang dihasilkan menjadi h~sar.
Tetapi bila ada kelainan pada sistem bahan bakarnya yang me-
nyebabkan· perbandingancarnpuran (A/F) tidak tepat, maka akan di-
dapatkan pernbakaran yang tidak sempurna, sehingga tenaga yang di
hasilkan kecil dan untuk rnencapai jarak yang seharusnya ditempuh
rnenjadi berkurang. Tidak sesuainya pemakaian bensin dengan jarak
.. ~n .
yang ditempuhsering dikatakan bahwa pemakaian ben~ya boros.
Seperti diuraikan diatas bahwa bahari bakar boros disebabkan
oleh pembakaran yang tLdak: sempurna. Oleh karena i tu operasi sis
tern bahan bakarnya harus dijaga agar dapat menghasilkan jumlah
campuran yang tepat ( AlP nya tepat ).
Kebutuhan campuran'untuk setiap perubahan kondisi kerja me-
sin adalah berbeda. Hal ini dimagsudkan agar pembakaransempur-
na dapai dicapai. Misalnya saat :
- Start------- AlP = 5 1
- Idling _....---- A/F = 11 1
- Power -- ..... _-- A/F = 13 1
- Economi A/'F = 15 1
- Sistem power,
3istem power sebetulnya bekeria pada saat dibutuhka~ tenaga
yang besar kevakuman intake manifold keeil ), yaitu dengan ja-
Ian menambah jumlah bensin padasistem primary.
Te,tapi bila ada gangguan pada sistem t~rsebut,. misalnya
- Sistem akselerasi,
Jumlah bensin yang d i s empro t k an oleh sistern akselerasi diatur
dengan jalan mengatur langkah pompa akselerasi.
Karena kesalahan penyetelan langkah pompa akselerasi dimanalang
1
-I
1
IV - ·2
BATEREI LEMAH
Yang dimaksud dengan baterei lemah disini adal~h pada saat rnesin
akan di start putaran poros engkol (putaran mesin) sangat lambat
sekali atau hampir tidak berputar sarna.sekali. Kejadian ini bisa
saja dikarenakan oleh beberapa faktor, tetapi didalam bab ini ak-
an ditinjau dari sumber tegangannya saja yaitu bater~i, dengan
,
terlebih dahulu meyakinkanbahwa sistem periq Ls Lan outputnya sesu-
ai dengan Standarnya.
Karena baterei sebagai surnber tegangan untuk 'seluruh sistem kelis-
.trikan pada outomobil terutama pada saat start, tegangan baterei
akan digunakan penuh untuk motor starter dansistern pengapian se-
hingga~pada baterei akan terjadipenurunan teganganatau voltage
v=E - Ir
E = Electromotive force (EMF)
teoritis yang diproduksi
baterei (volt)
I = Arus yang rnelalui sirkuit(A)
r ;:: Tahanan dalam baterei (ohm)
Ie
,. v I.r = Voltage drop pada terminal
baterei (volt)
IV - 4
1. TERM I N A L
. .
Clamp terminal (+) dan (-). 'yang kendor iniakan membentuk hambatan
.
yang berupa celah udara (air gap) ,sebagai .~ akibatnya tegangan pada
baterei in! tidakdapat sepenuhnya digunakan untuk menghidupkan
mesin melalui motor starter, disarnping itukendornya clamp termi-
nal baterei ini, sistem pengisian yang outputnya normal tidak da-
f
pat untuk mengisi baterei, sebagai.akibatnya kemampuan
•
baterei
. rnenjadi menuru~~karena pada baterei tetap terjadi self discharge.·
Karasi (corosion) yang terbentuk·pada.kabel clamp dan terminal a-
dalahmerupakan peristiwa yang normal. Terjadinya korosi ini kare-
na cairan electrolite keluardari setiap cell melalui v~nt plug
.pada waktuterjadi proses charging dan discharging dalam bentuk
bocoran'gasyangterbentukdari gas hydrogen dan gas oxigen yang
selanjutnya gas in! mel~ka~ pada terminal-terminal dankabel-ka-
bel clamp rnembentuk suatu koro~i (corosion).
Peristiwa korosi ini bila tidak dibersihkan akanmernbentuk suatu
hambatan (resistance). Jelas harnbatanakibat .itorosi dan tahanan
dalam pada baterei iui akan rnengakibatkan voltage drop pada bate-
rei menjadi lebih besar .lagi.Sebagai akibatnya output yang sebe-
narnya dari baterei tidak marnpu memutarkan motor starter, selain
itu juga pengisian arus listrik dari sistem pengisian kebaterei
rnenjadi berkurang.
Sebaiknya setelah karosi ini dibersihkan dan untuk mencegah cepat-
nya pembentukan kerasi oleskan grease secukupnya pada kedua ter-
minal da~ clamp baterei.
--:----------..,..- _-- .. -
"'-- ..
IV - 10
1. ELECTROLYTE
1.14 .
1.10 .•
1.06
1
CAT 2Q-O
20 .au 1M) '00
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
j
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
J
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
J
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
SISTE:·1 STARTE
V-2
Pada dasamya sirkuit sistem starter yang ada pada kendaraan dapat dibagi men-
jam dua rnacam yakni :
AM o ACC
tGNlTION SwaTCH
o tG
S
OACC
OK;
5T
NEUTRAlm*
START
SWITCH-
FUSIBLE
NEU.TRAl
START
(1]'
UNK 5YJ1TCH·
. STARTER
TERMINAL50
* •
-
RELAY
/TERMINALSO /JERMINAL JO
//TERMINAlJO
//
r
I------------r/
I
7Ti7
..... --
I. MESIN TIDAKDAPAT BERPUTAR
Da.lam hal ini yang akan dikupas hanya faktor-faktor yang meliputi surnoer daya
dan konponen sistem starter saja. sedangkan kanponen yang disebabkan dari fak
tor mesin akan diuraikan atau dibahas pada bah t.ersendi r i,
selanjutnya untuk kasus rresin tidak dapat berputar, yang disebabkan oleh kedua
faktor diatas adalah sebagai berikut
1. Baterai
2• Ignition switch
3. Neutral switch A/T
4. ~btor Starter
5• Armature Brake
6. Starter Clutch & Pinion
7. Ring Gear
1. Baterai
5et:erti telah diuraikan pada buku step 2, bahwa motor starter dapat rremul::.-.
t.arkan ring gear, apabila pada saat clistart tegangan listrik yang roasuk ke
tenninal 30 tidak kurangdari 8.0 volt. Jika tegangan baterai dibawah 8.0
volt hal ini dikatagorikan sebagai baterai lemah. Perlu diingat bahwa hu -
bungan antara Arrfer Jam(AH) dengan volt erat sekali (lihat hal baterai) .
M=ngingat hal tersebut maka tegangan baterai rninirmm seharusnya 9,6 volt &
bila dialirkan akan aenqhas.i.Ikan tegangan ditenninal 50 notor starter :!: 8.0
volt saat distart. cemikian jugaditenninal 30 besarnya tegangan tidak a~
e kan rr.elebihi tegangan ditenninal 50. Kalau hal tersebut terpenuhi rrenurut
grafik sifat starter sebagai tertera pada gnb. 2 berikut, maka kesepatan pu
tar & t.orqoeyanq
v-
Apabila fusible link dalarn hal ini putus, berarti tidak dapat mengalirkan
arus listrik tersebut kemasing-masing sirkuit. 5ehingga dalam hal ~r -
listrik yang seharusnya masuk ke point sr dari ignition switch akhimya -
tidak ada. Akibatnya magnetic swi.t.ch tidak kerja, walaupun ditenninal 30
rrotor starter (Main switch) tegangan tetap stand by. Tetapi arus tidak -
akan rrengalir ke field coil - armature coil terns ke masa, akhimya rrotor
tidak bekerja dan berart.i, rresinpun tidak dapat berputar,
Dalam hal sirkuit sistem starter yang dilengkapi dengan kanponen starter
relay (tipe nonnaly open), akan dapat rrerrpenqaruhi, starter motor tidal< 00-
kerj a. Walaupun persaratan kerj a motor sudah t.ezpenuh.Lmi.aal.nya ;
- Aros terminal 30 ada.
- Power input relay starter ada.
- Pa-.er input di Ignition switch ada.
V-8
Apabila kabel terminal 30 rusak, dalam arti kawatnya sudah banyak yang
yang p.1tus/usang maka besar kem.mgkinan arus baterai t.Ldak dapat dialirkan den
ngan sempuma ke field coil, melalui tenninal 30 & tenninal tenninal C. Se _
hingga field coil tidak dapat rrembangkitkan kenagnetan. Akibatnya daya putar
tid~· d~t dihasilkan oleh notor starter, karena tidal< terjadi perpotonqan
~ar~s ker'j a megnetzoleh annature coil. Denagn demikian rresin tidak dapat ber
putar • .
I
p
c). Annature coil terbakar.
Kalau dilihat . konstruksi dari armature coil adalah setiap ujung dari
konduktomya disarrbungkan dengan solder terhadap kanutator. Jika terjadi -
hubungan short akibat armature tertahan, rnaka besamyaI (arus) yang rrenga~
lir akan besar karena tidal< adanya tegangan balik pada armature coil, .
Denqan rrengalir.nya I yangcukup besar tadi, baik aki
bat annature tertahan maupun akibat short yang lain makapada armature coil
akanEirrou Lpanas , Bertarrbahnya ·panas t.ersebut; akan berbanding Lurus de
ngan bertarrbahnya waktu rrengalirnyaarus yangbesaritu,sehinggabesar ke-
mungkinan akan rrencapai titik lebur solderannya. Akibatnya kalau hal ini
terjadi, bukan tidak mungkin solderan armature tersebut akan lelehdan Lt.u-
lah yang dimaksud dengan armature terbakar.
~lihat kejadian ini sudah barang tentu rrotor starter t.Ldak dapat berfungsi
. . ~J,~
karena armature coil tidal< dapat lagi rrengalirkan arus, eehi.nqqa tdapat; Ire -
Apabila terjadi pin lever lepas, akibatnya drive lever tidak dapat,
berfungsi dengan baik. Pengaruh pertama adalah perkaitan pinion dengan ring
gear, -tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Karena drive lever sebagai -
Irekanisrre pemindah daya tidak dapat berfungsi dengan baik, Walaupun magne-
tic swit~ dapat, bekerja nenghubungkan main terminal dengan kontak plate,se
hingga a:rus yangbesar dapat nengoperasikan rrotor. Tetapi karena pinionti-
dak dapat berkaitan dengan ring gear maka starter tidak dapat; nenghasilkan
I
putaran I;X>l:OS engkol sesuai dengan kebutuh.an mesin untuk nencapai sikl~ -
pembakaran.
6. ARMATURE BRZ\KE
I
V-14
Dalam hal kecepatan putar engkol yang dihasilkan oleh .mesin lanbat, dapat dise
babkan oleh kanponen-kanponen sebagai berikut
1. Baterai I
2. Magnetic switch
3. MJtor Starter
4. ~sin
Kalau hal semacam ini terjadi, dapat memgakibatkan rresin tidak dapat hidup wa-
laupun sistern bahan bakar dan pengapiannya dapat OOrfungsidengan baik.
M;mgingat persarat.an dari kecepatan putar rreinimum cukup berpengaruh t.erhadap -
dapat atau tidaknya nesin tersebut rrenghasilkan putaran, maka untuk lebih jelas
nya daPat 4diikuti uraian berikut ini.
Seperti diketahui bahwa pengaruh tenaga baterai terhadap kemampuan starter sa-
ngat !?enting, lebih-lebih bagi kendaraan yang rrenggunakan starter reduksi. Untuk
Lebdh jelasnya tentang hubunganantara kapasitas baterai yang. digunakan dengan-
rrotor starter dapat dilihat grafik berikut. Dalam hal ini untuk menqooer'asi.kan
rrotor starter tersebut dibutuhkan kaoas.itas baterai dalam keadaan full charge - -
agar diperoleh out put starter yang optimal.
Dengan demikian kondisi baterai sangat berpemgaruh terhadap.dapat atau tidaknya
notor .rrenqhasd.Lkan kecepatan putar yang dibutuhkan oleh mesin lrersangkutan., se
hingga rresin dapat hidup.
..2). MAQm'IC SWITCH.
Besar· kecilnya arus yang mengalir melewati tenninal 30 & C tergantung pada
, keadaan main switch tersebut. Apabila rred,n switch kotor, dapat menyebabkan
bertanbah besamya tahanan (resistance) terminal tersebut.
Akibatnya jumlah arus yang rcengalir melewati sirkuit akan berkurang atau
dengan katalain arusnya kecil. Dengan derni.kian dapat nempengaruhi kerja
dari notor starter rrenjadi tidak normal . Sehingga menyebabkan putaran IX> z:
res engkol juga lambat, oleh karena cranking speed yang dihasilkan notor -
scarter tidak dapat rremenuhi, ·kebutuhan kecepatan putar mesin.
Hubungan stelan stud end denqan putaranmesin lambat adalah erat sekali.
M;mgingat stelan stud end dapat rranpengaruhi sempurna atau tidaknya .perka-
itan ......... ·
V-I8
b. Brush pendek
rnah. Sehingga secara operasionil kerja rrotor starter akan terganggu dengan
kata lain rrotor tidak dapat rrenghasilkan out put sesuai kebutuhan mesin.
. .
CEmgan demi.kian sudah baranq tentu tidal< akan marnpu memutarkan pores engkol
akhirnya rres.inpun akan bernutar Larroa t .
d. Kcmutator kotor
Pengaruhnya terhadap notor starter jika kanutator kotor adalah aliran arus
dari terminal 30 - terminal C - ke field ooi1 dan kemasa melalui armature
coi.I akan berkurang atau rrenjadi kecil. Karenani1ai resistance pada komuta
tor akan bertambah sesuai dengan kondisi kotornya. kanutator sehinga kalau -
hal ini terjadi otanatis motor akan berputarlambat.
Akibat .
IGNITION SWITCH l-1AGNETIC SWITCH
Mekanisme
IG, s/w rusak
Return spring
lemah
Kontak poin AM &
..
ST short sirkuit ' ... '.. :.:-:-:
Gerakan sliding v,
~
<:.~:.)~.}:{::::{{,
. '
macet . .•. . :.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:
. •. . .•.•••..•. :............ ...
'
".
(Plun·Ye.~) ..................... . ...
IvtJI'OR ....
............
...............
'. .. { -, \ ............
.
.............................
. .
.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.• :.:.:
~ I ( , { " , I ~ . . . ~~. . •••••••••••••••••••••••••••
~ .............
.............
..............
..................
PurAR ·::~:t~ttrm~?\
TERUS .' ·····~t/
Kontak poin
nempe1 terus
<I
N
o
G3!rbar. 10
V..... 22
leh kontak plate, sehingga ares yang besar dari baterai mengalir kefieldco
il terus kemasa trelalui armature coil. Dan akibatnyanotor starter akan ber-
putarterus.
Jadi jelaslah· barwa kalau rrekani.are ignition switch rusak maupun short sirku
it, dapat berpengaruh pada kerja notor starter rrenjadi berputar terus walau-
P'Wl kunci kontak sudah kembali keposisi. CN dar.i sr.
3). ~IC SWITOJ
seperti diketahui dalam step. 2, .bahwa notor starter akan OFF bilamana
kunci kontak sudah kerrbali keposisi CN dari ST. Apabila dalarn keadaan se -
perti ini rrotor tetap berpucar, maka .ada beberapa kemungkinan penyebabnya
yaitu :
Sehingga pada waktu kunci kontak kerrbali ke posisi aJ, arus dari bat.era
i tidal< lagi rrengalir ke kunparan Ilold (1101d in coil). Akibatnya magne
tic switCh OFF, dan return spring akan rrengerrbalikan plunyer ke posisi -
semula. Tetapi karena return .spring lernah, maka .kerroal.Inya kurang serrpur
na, Pengaruhnya rrenyebabkan pinion tetap nempel, dan akhimya arusyang
besar .yang besar dari baterai tetap rrengalir .ke Field & Annature .Coil te
rus kemasa. Akibatnya rrocor starter akan berputar terus.
'1IIl1ilJlllllllllUUlI
Illlllllllmmlllllll~~'-.~~
BAT ER A I
- Teqanqan. lemah
(. ( 5,5 volt)
"'7''-
/ ... k.........
PINION ~.::. .,
CFJ'-\R
BERGERAK :·:}~{~~~~l}{,:~ . _
tv1AJU ~:::-:-:::;.~::: ' 5 . 0 lemah
.
MUNDUR
~I Tegangan Terminal .
( ~5t5 volt)
<I
N
'"
Gambar. 14
~{1<.,,*
berhubungan setelah pull in coil bekerja, selama kunci kontak belurn diposisi-
kan ke posisi ON karena posisi sedang Start. Justru oleh karena adanya hold
in coil maka kontak plate dapat berhubungan dengan main terminal. Sehingga a-
rus yang ·besar dapat rrenqal.Lr ke. field coil. dan dapat menghasilkan tenaga pu-
tar yang besar pula. Tapi karena hold in coil dalam hal ini putus, maka kon -
tak plate tidak dapat tertahan pada posisi nempel dengan terminal 30 & termi
nal, C. Akibatnya arus yangbesar tidal< dapat rrengalir I akhirnya motor starter
pun tidak dapat IreIT\utarkanporosengkol. Gerakan yang dapat dihasilkan hanya
gerakan maju mundur atau gerakan bolakbalik saja.
A L T 'E RNA TOR VOLTA~ REr:fJLA1.DR
ResistorDU- ada
putus
.'::.~:.).?\.:::~~~~~~~~::
..................................
...............
.:::::::::::::::::::::::::::::.
TIDAK .®A ·}·· ~=~=f~:~:~:~:~:~:.~:·.
• 0. 0.000 •••••
·· ..
• • • • • • 0.0 • • • • 0 • • • 0 0 0 0 • • • • • • •
........ .. '
e _ . · • • • • • • • • • • • •
r~I~(jISI.~~
..............
•
o
0•0 0 • 0 0 •••••••••••
. '- I.·•••••••0
- •••0•••0 ••• 0•••••0" e ••••••••••••• t ••••••
o 0 • 0 •• 0 •••••••• •
• • • • • e .• -• • • • • • • •
o •••• :-:-:.:.>:-:.:.:.:<
f . 0 . .• ·0·0·.·.·.·.·.·.
- I.ub~:::an darf voltaae ~... ',:.:->:-
re~lator ke Alternator
- Putus
nutus (~ req:ulator) .
.0
. -W,~ I R I N· G <
TAL I K I AS H
I
f\.)
C~rnb~ ..~
VI-4
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidal<:. adanya pengisian adalah sebagai 00-
rikut
1). V belt putus
2). Voltage regulator .rusek
3). rc regulator rusak
4). Alternator rusak
5). \~iring
Seperti telah di.jel.askan pada buku step 2·, bahwa fungsi regulator da
pelt dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
gine
VI-6
tipe kcnvensfonal.. Cuma dalam hal ini pengatur tegangan yang rrengalir ke -
:rotor coil diatur oleh kerjanya MIe (M:>nolitic Integrated Cirkuit). Yang -
konponennya disus un dalam mIP yang rrerupakan satu kesatuan yang sulit eli
pisah-pisahkan satu persatu. Sehingga dal.am nengalisa kerusakan yang terja
di tidak dapat dilakukan secara t.erdnct, hal terSebut hanya dapat eli laku-
kan tematas pada konponen MICassy.
Berbeda halnya pada tipe kcnvenai.onal , .yanq diatur oleh voltage regulator.
Yang terdiri dari kcnponen-kcrrponen yang. dapat dilihat secara terpisah sa-
tu dengan yang· lainnya -. Jadi
Jadi dalam hal ini kalau me rusak , atau ada sirkuit yang t.i.dak benar dan
dapat ermpengarohi input tegangan tidak ada seperti
- IG putus
- Transistor Trl OFF atau put.us
maka arus yang seharusnyarrencal.Ixkerotor coil \mtuk rreninbulkan kemagnet
an tidak akanada. Akibatnya rotortid'aknenghasilkan kemaqnet.an. Denqan -
de.mikian .listrik tidak 'dapatdibangkit:kan oleh alternator, walaupun konpo-
nen alternator lainnya dapat bezfunqsd, Cienganbaik.
Da.lam hal ingin rrengetahui kerusakan korrponen sistem pengisian yang diIenq.:.. ~
kapi denqan Ie regulator, dapat diikuti prosedur pada buku pedcman reparasi
Untuk jelasnya garrbaran trouble tersebut, maka dapat diikuti di.aqramumim-
sistem penqtai an yangdi lengkapi dengan Ie :regulator sebagai berikut.
STATO" CO'\.
--=3.)_s_ :9
__--f_-------r- --- ~ LJ
T"
. CHARGE,
-=-
'" \.
,
lA~"
_t_
•
------------------.----- ,
----_.--
Ie ~EGUL.4TOR
bergantung pada berapa banyak stator coil tersebut yang putus atau short.
Karena besarnya gaya gerak listrik (gg1) yang akan dihasilkan erat sekali
hubUngannya dengan rumusdasar.berikut,
E = B 0 ! . v
Seperti diketahui pada buku step 2, bahwa arti rumus diatas. adalah
Praktis dalam hal stator coil ada yang. putus, berarti panjang konduktor -
tersebut akan berkurang dari panjang sebenarnya.
Dengan berkurangnya panjang. konduktor cersebuc pasti erat kaitannya terha-
dap besarnya tegangan yang dihasilkan pada a Icernator , Apabila dalam hal
in! alternator menghasilkan out put tegangan yanqbesarnya sarna dengan te-
gangan baterai, be.rarti pengisian tidak akan terjadi. ·Karena tidak adanya
. .
d. Diode putus
~l TJ
-""-
Garnbar.5
e
VI-IO
rotor coil pun tidak ada nengalir. Akibatnya rotor coi.L tidak dapat
rrenghasilkan kerragnetan, dengan demi.kian alternator tidak dapat nengha
silkan atau nembangkitkan listrik. Hal ini dapa.t diketahui nelalui lam
pu tanda pengisian tidak dapat bekerja denqan normal, yaitu lampuchar
ge akan padam terus, baik pada saat kunci kontack ON mesin mati maupun
roesdn. hidup. Karena sirkuit lampu tanda pengisian t.Ldak tertutup, aki-
bat terlepasnya konektor yang kevoltage regulatornya.
Voltage Relay
Voltage
Regulator
•
VI-12
..:
i.
"
E = B. e.. v
Dalarn hal ini yang berubah karena putaran tidak stabil aclalah v dalam aat;u
an waktunya menjadi rendah. Akibatnya E (jumlah ggl) yang dihasilkan akan
nenj adirendah.
Apabila rrenurunnya tegangan jauh dibawahtegangan minimum, bukan tidakmu-
.nqkdn pengisian kebaterai akan Itenjadi sedikit. Akibat perbedaan potensial
[1 Bagan Voltage
VI-14
3). A L T ERN A T! 0 R
,I
5. Bat era i
Jika terjadi kemampuan pengisian dari sistem pengisian rendah, dapat disebab
kan eleh beberapa faktor :
Jika tegangan baterai lemah, besar sekali pengaruhnya terhadap out put -
alternator. Karena .besarnya tegangan masukan baterai. rnenentukanbesarnya ke-
magnetan pada rotor coil.
Apabila tegangan batecai. Temah otanatis kemagnetan yang dWilkan oleh rotor
akan lemah juga, sehingga wal.aupun padaputaran (rpn) manapun tetap out put-
altenlator akan berkuranq clibanding dengan tegangan normal..
Dengan demik~an bi.Lamana, teriadi kasus seperti ini maka sistem pengisian
akan rendah atau pengisian tekor (lihat bah bate rai.) .
VOLTACiE REGUIA'roR.
I . c. REGUIATOR
<:
H
,
f-I
co
Garrbar. 9
VI-20
Bagian-bagian dari voltage regulator yang ~nyebabkan pengisian tinggi
edal.ah :
a. Setelan voltage regulator terlalu tinggi.
b. Voltage regulator Coil terbakar/putus.
c. \bltage relay coil terbakar!putus.
d. Masa voltage rusak/terbakar.
Low-Speed High-Speed
Point Operation Point Operation
I
I
I
t
I· Terminal 8
F max
•
•t
I
I Terminal F
I
I
- - . ....
- Engine Speed (rpm)
kan .•.•••.•.•
VI-22
Akibatnya ; pert.ama lanpu charge akan nyala atau tidak mau padam. Dan kedu
a tegangan ke voltage regulator tidak ada, sehingga tidak dapat renghasil-
• f
kan kema9netan yang cukup untuk rrenarik kontak point penqatur tegangan
yang ke rotor coil. ~gan demikian pada rpm rendah, tegangan out ·put akan
nomal•. Berbeda halnya pada putaran rresin tinggi, seharusnya tegangan out
put tetap konstan karena tegangan· ke rotor· coil turon nenj am 3.0 volt.
Tetapi karena teg~gan ke rotor coil tetap 12.0· voft, sedangkan putaran
bertanbahsesuaikecepatan kendaraan maka jelaslah tegangan out put akan
bert.arrbah besar sebanding denqan bertarrbahnya putaran.· Hal ini akan dapat
rrenyebabkan baterai over charge ( lihat bah baterai ).
~
W H
~ :r:
VI I - 2
Suatu rresin dikatakan sukar hidup jika saat start harus dilakukan
berkali-kali baru rresdn tersebut bisa hidup. Hal seperti ini pada rres in harus ·t~
dak baleh terjadi karena jika ini terjadi, maka selain baterei cepat habis kapa- .
sitasnya, kcnponen notor starter juga akan cepat rusak.
Biasanya gejala rresin sukar hidup ini sering terjadi saat rres in i-
tu sendiri Iria.sih dalam keadaan dingin atau terrperaturnya masih sangat rendah.
Tetapi jika rresiri tersebut telah panas atau tenperatumya sudah rrencapai terrper~
tur kerjanya, resin tersebut lebih mudah di.atart.; Jikakeadaan ini terjadi pada
rresin berarti pada resin tersebut timbulgejala"Iresin sukarhidupsaat dingin".
Dari sistem penqapi.arrpenyebab utamarresinsukar hidup adalah k~
k rrerrbakar gas ·ini adalah sebagai·akibat ·dari··tidak nonnalnya kerja dari bebera-
pa korrponen didalam sistem penqapi.an jsepertii,
- IbOOr yang retak atau bocor juga akan rrengalirkan sebagian tegangan ting-
gike massa yang selanjutnyaakan rrengurangi tegangan tinggi yang rrengal.!..
r ke busf ,
,,'., .
~ .-..-i _
",.J (til
;1. t (·.I u )
~- .J
Seperti dijelaskan diatas jika harga t.ahanan total dari rangkaian prirrer
besar, arus pri.ITer rrenjadikecil (garrbarkanan).
M:mbesamya harga tahanan total, adalah sebaqai akibat dari terba--
kamya breaker point yang selanjutnya akan rrerurroulkan tahanan R " Dengan
d
adanya Rd inilah maka I (arus prirrer) rrenjadi kecil.
p
l\Engecilnya I berarti rrengecilnyakeroagnitan pada inti coil yang
p
selanjutnya berakibat rrengecilnya tegangan tin9gi yang dihasilkan kunpa-
V I I 1- {i
jelaskan pada buku pedornan reparasi adalah rrembesamya harga ·tahanan dari tiap
kabel dan harga tahanan ini telah jauh rrelarrpaui· limit. maksimumnya.
Jika tanda-tanda ini terdapat pada kabel-kabel busi, tegangan tin9.
gi yang rrengalir ke busi rrenjadi keeil sekali. Seperti t.e Lah diketahui bahwa s~
at rresin dingin t.eqanqan yang dibutuhkan busi eukup tinggi sedangkan tegangan
yang rrengalir lebih kecil dari yang dibutuhkan, maka pada elektroda busi cende-
rung tidak terdapat loncatan bunga api . Disarrpingitupada daerah dimana inti
dari kabel tegangan tinggi yang putus tersebut terdapat konsentrasi tegangany~
ng selanjutnya akan rrenyebabkan tegangan ·tersebut bocor keltiar dari kabel dan
rrengalir ke massa (bagian yang terdekat dengan massa pada daerah tegangan yang
tinggi).
Dengan kejadian· seperti tersebut diatas, pada rres.in akan t.irroul, g.!:.
jala rresin sukar .hi.dup saat dingin.
sar kecilnya arus prirrer yang didapat dari baterei. Jika tegangan baterei saat
start ~galami penurunan yang drastis, tegangan tinggi yang dihasilkan oleh i~
nition coil juga rrengalami penurunan sehingga yanq sarrpai di elektroda bus.i ~
Saat rresin berputar pada putaran sekitar idling, j ika pada keadaan
tersebut terjadi fluktuasi putaran yang rrelebihi 100 (rpm) dan nesin cenderung ,
untuk mati, berarti pada rresin tersebut terjadi missfiring pada putaran rendah.
,
• ~j ala ini tiJrbul karena pada sistem pengapian dalam hal ini tegang,
an yang dihasilkan ignition coil terjadi "Unsteady Voltage" seperti telah dijel~
skan pada buku step 2. Unsteady voltage ini dapat terjadi pada putaran rendah y~
anya hubungan singkat antara tenninal tegangan tinggi dengan tenninal (-) atau
(+) rrelaluikotoranyang ·terdapcltpada eboni.t; ini.__
Sepe~ . telahdije-laskan padabuku.atep . ~ . _b~a .seat jresin berputar
pada putaran larrbat dengan CDA yang tepat,ignition coil akan rrenghasilkan tega-
ngan tinggi yang maksirnum. Tegangan tinggi ini selanjutnya akan dapat .rrenqa l i.r
rrelalui kotoran yang terdapat pada ebonit dimana selanjutnya akan rrenyebabkan t!.
dakedanya loncatan api pada busi. Denqan tidakadanya loncatan api pada busi se
lanjutnyadirasakanrresincenderungl.1ntukrnati dan- ·hidup kembali tergantungdari
besar kecilnya tahanan dar.i kotoran yang rrenghubungkan tenninal-terminal pada e-
_ bcnit ignition coil .. Jika tahanan tersebut kecil, ..rres.in cenderung untuk mati s~
t
>r-
a: Z , . l~Jt. " • ·~,_ ..t •• •
«
#
r.;;t~
(\~ At
Gambar'~5 primer saat terjadinya loncatan api pada pint.
t , CAPACITY
~ SMAL·L
A
- Elektrooa Point
aus kar
~
... '. ..
- Busi teria-
Lu dingin
MISSFIRING
PADA
~!I!j~ljlI1 1Ij jl irl l!~ :·
~ I • 4 ( ~..:...::u:IC::mr:t::Itz:e::c:=:======~'~...._...---------...~"'".
• . . J.mIr.~~.f{\.
PUTARl'..N
Tli'JGGI
Terminal ter- .~ .:{~{I~~~ ~ ~ ~ ~ : ~: : ~ ~:
baiik /.,-
Tegangan kecil
Kumparan sebagi-
an t.e rbakar
<:
.......
IGN·ITIONCOIL BATEREI .....
l--'o
f:\j
VI I - 1.'-1
, t
.i,...
c
1
.."
.:.'
t
------------_._-
yang kotor atau terbakar . Jika digambarkan akan seperti dibawah ini
R~
er +
.R
1:""'"'
+ Rporn
. t
E
( amp. )
Rev-
er + pc
R'" = R R
t
E
It
t· = -- ( anp. _.)
R\' R'
t
,"'"
I
~. _____
J. _
0'-' ~r(
~.~
t
I
I
,- ... ~I tcrl~'v
: ...... ~~~/;'
.
·f
,
,
I
n sistem diluar spesifikasi , pada sistem pengapian akan timbul geja1a missfi-
ring.
Harga tegangan yang diluar spesifikasi kemungkinan akan seperti di
uraikan berikut ini
- Jika tegangan sistem saat rresin hidup lebih besar dari 14,8 volt, induksi
pada kurrparan prirner cenderung selalu rrerrbuat percikan bunga api pada br~
aker point sehi.ngga point eepat terbakar dan gejala missfiring pada saat
,
I. PEDAL KOPLlliG BERAT. .
5. Clutch Cover.
6. Disc Clutch.
7. Flywheel.
si, bila terjadi ganjalan pada hub Release ,ooaring_ akan rrenyebabkan juga ge-
rakan dari Hub akCU1 lebih berat . Hal Ln.i be rak.ibat langsungterhadap daya .-
I~ginjakanpedal kopling yang terasa lebih berat dari biasanyao
(,~)
5.Disc Clutch.
Disc. CJ:utch"'_t~l:l,etq}< antara flY_.. ~t~~l. dan~1?ressure untuk rrodel Clutch
Cover dengan disc Clutch maka te-
kanan Ciar~"Pre~~~~~ plate terhad~,Disc Clutch semakin besar ( lihat karak-
teristik Diaphragm Spring d.ibawah ini ).
,1 b
r- ... _-
c .,
"
• I Macet
terlampau besar.
Diaphragm Sprin~
patah. ' •• •
. ~~ .
" . It
"
. .': ',.:.:.:.'.
~
·..• . 't-::;.:.·:.t:t.':::::;:::::::::::::'
................
e", .'••••• ' •••••••
t". :t :~ : ' : ' : ' : ' : ' : ' : ' :" : ' : t : . :
• • • • • • 0 • • • • • • • • •
.:
•• • 0 • • • • • • • • • • •
'
............. ..
••••••••••
...... t ••
•••• I .••••••••
TRAl\IS~JISI SU- .............
: : . 1I "f' I _ \ \ ~'
.. , :::::::::~:~:~:~::::.:.:.:
" , / "I 2 _..... • •••••••••••••
K.t\R ~1ASUK f
\ •
\
A~
'- '" .' •••••••••••••
..............., \'
Gr(il ::::::::::::::::::::::::;:;;:::"
·"·.;.;:::::::::~:~~<ii<!\
lengket Aus
\'
\\
\ \,
I \
f
I .Disc Cl'utCh 1 Fl~T \Vheel Minyak KopI ing
!
1 _
J
<:"
J
~
.. .... , . -. .
..
masuk
saat kalau me-
VIII-8
2. Disc Clutch
Disch Clutch berfungsi untuk memindahkan daya mesin ke Input Shaft suatu
transmisi. Bila peda.l.-kopl.Lnq diinjak .maka Disc Clutch ini akan bebas tidak'
rre.mindahkan daya ke input shaft. Dengan demikian Disc clutch memegang peranan
pent.inq dalam pemindahan daya tnesin ke Transmisi. Bila terj.adi pemasanqan
yang salah dari Di.sc Clutch ( terbalik memasangnya ,) maka input shaft akan
terus berputar walau pedal kopling telah diinjak penuh ,hal ini disebabkan
permukaan dari Disc Cluttch akan menernpel terus pada Flywheel. Bila terjadi
hal dem.ikian maka Transmisi akan sukar masuk pada setiap posi.s i,
Penyebab lain dari inputshaft berputar terus adalah bila terjadi karat pada
Disc Clutch dan Flywheel maupun Pressure plate , hal ini mengakibatkanDisc-
clutch akan lengket pada Flywheel maupun Pressure plate • Dengan lengketnya
Disc· Clutch maka Disc Clutch akan tetap berputar walau pedal kopling telah
di.Lnjak • Dengan demikian akan menirroulkerrqeja.La Transmisi sukar masuk pa-
da semua {X)sisi karena inputsh~ft tidak bisa'bebas.
3. Clutch Cover.
Bila terjadi keusan yang ber.leb.ih Lebi.han pada sebaqi.an Diapragm spring se-
hingga terjadi patah pada sebagian daun daun Diapragm, maka saat Release
l:eraing rrenekan Diapragm akan terjadi penekanan yang tidal< merata pada Diap-
'ragrn spring. Dengan tidak, sempurnanya penekananpada Diapragm spring maka
saat pedal kopling diinjak penuh I sebagian dari Disc Clutch tidak bisa be-
bas sempuma I karena ada bagian tertentu yang .mas.ih menempel pada pressure
plate. Dengan demikian Input; Shaft akan tetapberputar I hal ini menqak ibat;-'
kan Transmisi sukar masuk • Gejala ini juga dapat menimbulkan getar pada kOp-
lin~.
4. Flywheel
Bila terjadi keausan yang sangat berlebihlebihan pada Flywheel , sehingga
permukaan yang menonjol dari flywheel ( ~ permukaan gesek ) sampai hilang atau
sampai terl:>entuk lubang. Maka pada saat Disc Clutch terpasang pada Flywheel
Disc Clutch tersebut terpendarn sebagian kedalain lubang keausan tersebut.
Dengan demiki.an maka pressure platel:>ergerak kearah depan dengan langkah yang
cukup jauh •
Pada saat pedal kopling,diinjak , pressure plate tertarik kebelakang sesuai
dengan panjang tarikan dari kabel kopling .atau sesuai denga~ jarak penekanan
Disc Clutch Clutch Cover he1ease l3eaTin~
I.
Aus
Pressure
plate aus
I Spring lemah
.Sring patah I
\
.\
\
\
\ \\
'llJ{Cf\PA I \ '\
\
\ \
'\
\ \ \,
\
\ \,
" Aus \\ \
\
tidak ada \\ \
\
\
\
\
\
\
\ \
'\ \
'1 ".---- ~~""-----~-~---~--~-~--------'\"
'\ .
'._ ... __ - .
r i , t
I Free Play ,
L Fly wheel I,
! .' I i - _..---:""_.'
----- <
...-.I
~
I
~
o
... ... , . .- .
Pressure
/
VI I J-l~
dan Spring karena kedua bagian ini yanq merupakan bagian yang akan berhubu-
ngan langsung terhadap Disc Clutch dan daya penekanannya .
.B ila Springlerrah di.sebabkan gaya elastisitasriya berkurang maka tenaga pre-
ssure plate untuk menekan Disc Clutch akan berkurang.
Denqan lemahnya daya tekan Pressure plate I kemungkinan Disc Clutch Slip be-
sar sekali. Denqan Slipnya Disch Clutch maka tidak seluruh dari tenaga mesin
dapat, clipindahkan keroda roda penqqerak ,
Akibatnya kecepatan Maxkendaraan tidak akan tercapai I walau tenaga rnesin
nya dalam keadaan baik.
Disamping Lemahnya pegas ( Spring) dapat rnengakibatkan kendaraan tidak da-
pat mencapai kecepatan max, penyebab lain dapat juga disebabkan ~eausan
yang sangat besar pada Pressure Plate i tu sendiri. Dengan ausnya Presstire
Plate maka Pressure Plate cendrung bergerak kedepan .Pada Clutch Cover
yang memakai Coil Spring dengan bergeraknya Pressure Pl.at.e kedepan maka te-'
gangan dari Spring akan mengecil.
Lengan mengecilnya· tekanan Spring terhadap Pressure Plate , mengakibatkan
Pres sure Plate menekan Disc Clutch dengan gaya yangkecil pula . Hal ini
dapat mengakibatkan Kopling Slip. Dengan Slipnya kopling maka Kendaraan
tidak' dapat mencapai kecepatan max yang diinginkan.
Bila pedal koplingdiinjak maka Release bearing akan menekan Diapragm Sp-
ring atau Pressure Lever. Akan tetapi hila pedal kopling dilepas maka Re-
lease bearilt9 harus bebas terhadap Diapragm Spring atau Pressure Lever.
Kebebasan Release Bearing dengan Diapragm Spring atau Pressure Lever ini di-
sebut denqan Free Play Kopling. Fungsi Dari Free Play ini sudah jelas adalah
\t
untuk menjaga. agar Release Bearing benar benar bebas t i.dak menekan Diapragm
Spring atau pressure Lever, sehingga kop.linq juga dapat bekerja secara no-';
rmal, untuk memindahkan tenaga mesin kercx:1a roda penggerak.
Bila Free play ini tidak ada sehinggga Release bearing menekan selalu pada
Diapragrn Spring atau Pressure lever I hal ini mengakibatkan Pressure Plate
akan sedikit tertarik kebelakang. Sehingga Disc Clutch tidak tertekan penuh
akibatnya maka Disc Clutch akan rnengalami Slip. Denqan terjadinya Slip ma-
ka tidak semua tenaga rnes.in dapat dipindahkan ke roda roda penggerak sehingga
. kecepatian kendaraan tidakakan tercapai sesuai dengan kecepatan ma.ximumnya.
Ilub Sleeve Detent Ball -Shift Fork 'Key Spring
HAL :::::::::::::::::::::::::::::::"
Oear ~line' bengkok ·····:·::::::::){~~)H\
rusak
. '''':'';
rusak
i\US
. .. . , ..... .,.
.-...... ... -.... ~ ......"......... -..
_.
VII I -1
Pada gambar dibawah ini dijelaskan saat Hub Sleeve',berkaitan sernpurna dengan
alur dari gigi percepatan.·
Untuk rrencegah Hub Sleeve agar tidak mudah loncat keluar dari gigi percepatan
setelah t~jadi perkaitangigi rnakapada Hub '. ,Sleeve dilengkaJ;?i. dengan ada-
nya O1amfer. O1amf~ .~iadCllahal\lJ; e~g~~. dal.am dar~HlJb Sle:eve yang berbe-
ntuk kerucut yang 1?erfungsiagar Hub Slee"'.¢ tidak mudah Iepas dari Al.ur gigi
percepatan saat kendaraan ..ber"jalaI}~
Akan tetapi bila telah terjadi kerusakan atau kesalahnn pembuatandari Cham-
fer ini maka kecendnmgan Hub Sleeve kembali kepos i s i netralakan semakin b0-
sar. Pada saat kendaraan berjalan maka llubSleeve akan menerima qaya puta.r
dari Gigi percepatan . Pada Hub Sleeve sendiri akan ada gayayang cendrung
me.lepaekankan diri dari perkaitannya dengangigi percepatan. Dengan rusaknya
Olamfer maka gaya yang menahan agar Hub Sleeve tidakkembali kenetral tidak
ada sehingga Hub Sleeve. akan k~li kenet.ra l saat kendaraan telah jalan.
Dengan, kembalinya Hub Sleeve kenet.ral, maka otxmat.i.s tuas ')Xansmisi juga ke-
mbali keposisi Netral.
-'Disamping itu Celah antara Hub Sleeve dengan Clutch .Hub sangat mempengaruhi
juga terhadap kerja Hub Sleeve. ,Celah yang normal, rnaka Hub ~leeve akan duduk
pada Clucth Hub dengan Normal pula dengankata lain .gerakan Hub Sleeve pada
Clutch Hub akan beker ja denqan Nonnal.
Akan tetapi bila Celah ini telah besar karenakeausan atau kesal.ahan pembu-
atan maka Hub Sleeve akan mudah goyangpada .Clutch Hub . Dengan bergoyang-
nya Hub Sleeve maka saat; terjadi pemindahan daya dapatmengakibatkan l1ub
Slreve mudah lepas kerobali dari Gigi percepatan.
sen-
VI I 1-18
kkan ini akan diteruskan oleh Shift Fork ·ke Hub Sleeve.
Antara Shift Fork dengan Hub Sleeve terdapat celah. Celah ini penting .'
karena bila celalmya terlampau besar makaHub Sleeve akan mudah bergoyang
bila ada gaya teI:hadap Hub Sleeve tersebut.
Bila Shift Fork telah aus sehingga , celah antara Shift Fork dengan Hub Sl-
eeve besar maka gaya kesamping yang menekan Hub Sleeve akan menyebabkan
Hub Sleeve dapat bergerak kembali kepos.i.ai, Netral.
Dengan demi.kLan celah yang besar dari Shift Fork terhadap Hub Sleeve dapat
mengakibatkan Tuas Transmisi kembali kenetral setelah masuk gigi , saat ke-
ndaraan telah berjalan.
4. Key Spring.
Key Spring berfunqs i rrenekan Shifting Key kearah atas agar Shifting Key te-
tap menahan Hub Sleeve saat Hub Sleeve telah berkaitan dengan Alur gigi per-
ce};Xltan.
Akan tetapi bila Key Spring lemah atau pat.ah maka gaya yang menekan Shifting
key menjadi kecil atau tidakada sarna sekali.
Hal ini akan nengakibatkanHub Sleeve mudah Iepas dari alur gigi percepatan
saat kendaraan telah berjalan karena adanya gaya yang mendorong Hub Sleeve
kearah Netral, sedangkan Hub Sleeve tidak di.tahan sempurna ol.eh Key Spring.
Dengan demikian maka bila terjadi Key Spring lemah atau patah , kecendrung-
an Transmisi kembali kenetral akan lebih lebar terjadi, saat kendaraan telah
berjalan •
5. Bearing
Bearing diletakkan pada input shaft; dan output Shaft suatu Transmisi. K~ua
Bearing ini berfungsi untuk rnenumpu input shaft dan Output Shaft aqar tetap
si.metris pada kedudukannya.
Akan tetapi bila terjadi kerusakan pada bearing ini , sehingga kedudukan
dari Shaft bisaberubah ( goyang ) maka hal ini dapat rnengganggu kerja dari .
Hub Sleeve saat telah berkaitan dengan gigi percepat.an .Seperti diketahui
bahwa gigi percepatan terletak pada Output Shaft sehingga kerusakZm pada
Bearing Output Shaft dapat berakibat langsung pada qerakan Gigi percepat.an
Ini .
Dengan· bergoyangnya Shaft maka kedudukan Hub Sleeve pada gig~ Kecepatan
akan mudah Goyah • Sehingga gaya sed.ik i.t; saja yang menekan Hub Sleeve saat
Hub Sleeve memi.ndahkan gaya putar akan menyebabkan Hub Sleeve terdorong
Kearah netral kembali. Dengan demikian maka kerusakan Bearinq selain akan
maka .antara
VIII-20
Gigi parcepatan maka perkai tan ini akan tetap pada kedudukannya pada se-
t . ~) kecepatan kendaraan. .
~ tetapi bila Run Out ·Output Shaft besar maka putaran OUtput Shaft me-
n)adi tidal< normal • Dengan t.Ldak Nonnalnya putaran OUtput Shaft maka per-
kaitan antara Hub Sleeve dengan Alur gigi percepatan menjadi tidal< sempur-
na • Pada saat kendaraan berjalan , maka kecendrungan Hub Sleeve keluar da-
ri alur gigi percepatan akan semakin besar •. Dengan demikian hila terjadi
Run Out dari ~tput Shaft besar maka cendnmg transmisi akan .kembali ke[X>-
sisi netral setelah kendaraan berjalan .
•
C) :
VI I 1-:2:~
5. Center Bearing
1.UniversalJoint.
Antara Flange Yoke atau Sleeve Yoke dengan Propeller Shaft itu sendiri di-
pasangkan sebuah .Universal" Joint. Universal Joint ini dipasangkan pada Pro-
VIII-24
4. Transmission 'rvbunting.
~unting ini rnenahan Transmisi dengan bcx1ykendaraan. Transmission tJbuting
ini terdiii dari sebuah Cross ~ dan .karet; peredam getaran. Fungsi ka-
ret disini adalahuntuk meredam getaran yang" tirnbul saat kenda:raan l:Jerjalan
agar getaran tidak disalurkan ke body kendaraan.
Akan tetapi bi.La terjadi kerusakanpada Cross ~1ember. .sehi.nqqa kedudukan
Transmisi terhadap propeller Shaft menjadi be.rubah maka pada saat kendara-
raan berjalan akan timbul 'bunyi, dan getaran , getaran ini t.i.dak dapat di-
. redam oleh karet peredam • Karena karet peredam hanya dapat rneredam getaran
yang tirnbul pada keadaan normal, saja. Getaran ini akan diteruskan kebody
kenda:raan sehingga dirasakan kendaraan bergetar.
Tapi dalam keadaan normal, juga bisa timbul getaran , bila karet peredam
rnengalamikerusakan sehingga tirnbulke~onggaran pada- dudukarmya e
Oleh karena itu maka getaran akan tirnbul bila terjadi kerusakan pada Cros~
ME!nbermaupun karet 'kar~t peredamnya karena effel< meredam getaran'menjadi
berkurang bila keduakanp:>nent tersebut mengalami kerusakan,
Drive pinion Side Gear ~Pinion Shaft
( . gear
. ~.
Cacat Cacat . '....................
. ,. .
~
.;::;'.:::::::::::;:::::::::::::'
................................
·t~jI~~ ~ ~!~~I~!:!::'
\
BLT!\1Y I • '\
\ ~m~~~i~i ~~ i~m? ~ jj~: :
:.:.;.:.:.:.:.:':':-:':.:':':.:'..
\\
\ \
................
.....:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.: ..
'
. .. ~:-:::::;::::) ~:
\" " Aus:.. \
\ kendor \
terlampau
'. Aus ' \ \ \
kecil " . \
\ .:
\
\ .. '\ Caeat
terlampau \ "\ \
\ .
.
....-.................... -_...........
.... # 'R_.
..... .... ,
VIII-30
VIII. SLIP PADA SEMUAPOSISI ( AUTOMATIC TRANSMISSIUN )
Seperti telah dljelasknn'pada Buku step II bab Aut~matio Transmission
bahwa pemindahan da1a~ari Ilesi"n ke Transmisi dilnkukan oloh Torque
Converter. Kerja Torque Conv~rter ini berdasarknn tekanan fluida yang
mengalir didalamnya.
Pada saat mesin berputar maka Torque Converter juga akan berputar de-
ngan jumlah pntaran aama dengan putaran mesin. Didalam Torque Converter
tenaga / day- dipindahan dar! Pump Impeller ke Turbine Runner malalui
fluida. Dari Turbine Runner inilah tenaga diteruakan oleh Turbine Ru-
nner Hub ke Input Shatt Transmiai.
Da1a dar! Input Shaft Transmisi baru dapat dipindahKan ke Output Shaft
setelab melalui Ileka"nielle Planeta27 Gear. PJ.aaetary" Gear ini bekerja
karena adanya tekanan minyak 1ang menekan pada Clutch dan Brake yang
terdapat didalamn,a.
Pemindahahn daya dikatakan baik apabila putaran meain dapat dipindah-
secara .emp~rna oleh Torq'ue Converter 1l8UpUn "oleh Planetary Gear Unit
ke o~tput Shaft. Sehingga daya mesin dapat dipin~ahkan ke output eha~t
hampir mencapai 100 % (karena ada !aktor"Slip aehingga tidak 100 %
daya dapa~ dipindah~an , terkeouali bila Torque Converter memakai Lock
UpS18tell~J.
Akan tetapi bila' terjadiSlip pada TransmiBi Otomatik maka Daya atau
'putaran dipindahkan ke Output Shaft tidakdangan sempurna.
Sehingga akanti.bulgejalakendaraan~tidakdapat mencapai kecepatan
yang di.~rankan dan pemakaian baban bakar menjadi lebih boros.
Pen"1ebab utama dari gejala Slip in'i biaaanya terjadi pada bagian bagian
dibawah in!
1. Minyak TranamisiOtomatik 8endir~ •
)-
2. Torque Converter.
3. Line Pre•• ure.
4. Oil PUmp.
~ OD Clutch.
6. Converter Pressure.
Gejala Slip yang dimaksud diataa adalah Slip pads eemua Posiai sehingga
untukmenentukan penyebab harue melihat mekanisme 7 ang aelalu bekerja
pada aetiap posiai.
Sepert1 terl~hat pads gambar dibawah stator mendapat gay8 dorong deng-
an arab berlawanan jarum jam.
Akan tetapi dengan adanya One Way Clutch , maka stator tidak dapat ber-
putar ber~awanan dengan arah jarum jam .'
Akan tetapi apabila One Way Clutch ini rusak sehingga stator dapat ber-
putar berlawanan jarum jam maka rungsi stator akan hilang akibatnya .
akan timbul gaya perlawanan terhadap putaran Pump Impeller sehingga
akan timbulSlip pada Torque ·Conver~er t akibat mya putaran Turbine
Runner akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan p~taran Pump Impel-
ler.
Pen)"ebab Slip yang lain ialah apabdl,a M.inyakdidalam. Torque Converter
kurang t karena adanyapeny~mbatan al;ir.an atauad~ny.a udara didalam
Torque Converter maka pemindahan4aya.dari Pump Impeller_ke Turbine
akan tidak sempurna sehingga timbul Slip.e
3.Line Pressure.
Line Pressure adalah tekanan minyak utama yang~ekerja pada aetiap po-
sis1 dariA/f. Line pressure diatur. besar kecilnya oleh Primary Regu-
lator Valve didalam Valve Body.
Bila tekanan lain Pressure sesuai denganSpesipikasi maka kerja dar~
Brake t Clutch ma~pun Torque Converter akan berjalan dengan baik se-
hingga pemindahan days juga beke~ja dengan sempurna ( tidak terjadi
Slip pads bagian bagian tersebut ).
Akan tetapibila Line Pressure r~ndah t yangdiaebabkan oleh karena
terjadi kebocoran pada SirkuitLinePressure atankerja Primary regula-
tor Valve tidak baik t bias juga ~arenamemang pompaoli tidak bekerja
. dengan normal malta menyebabkan terjadinya Slip pada Torque Conv,erier
maupun pada Brake dan Clutch • Hal ini diaebabkantekanan mi·nyak ya-
ng bekerj~ p~da piston piston Brake dan Clutch tidakCukup untuk me-
nekan Disc dan Plate agar tidak terjadi Slip.
Dengan SlipnyaDisc dan Platemaka daya yan~dipindahkan menjadi ke-
eil sehingga putaran / daya pada 'Output Shaft juga keeil.
VIII-34
D~ngan timbulnya Slip padaOD Clutch ini mnka putaran Output Shaft ju-
ga akan berkurang sesuai dengan besarnya Slip yang terjadi.
6.Converter P~es~ure.
Converter Pressure .ada Lah tekanan minyak yang meng.... lir ke Torque Conver-
ter. Beaar k.cilny~ tekanan~onverter ini tergantung dari ~erja Secun-
dary Valve yang terdapat pada Valve Body.
Bila Converter pressure rend3h t yang disebabkan kerja dari Secundary
Regulator Valve tidak baik atau terjadi kebocoran pada Sirkuit ke Tor-
que Converter maka t pemindahaan daya mesin dari Pump Impeller ke Tur-
bine Runner menjadi tidak.sempurna • Hal ini akan menimbulknn Slip
didalam ,Torque Converter • Akibatnya.putaran Input Shaft. dd bund Lngkn n'
dengan putaran mesin akan jauh berbeda , perbedaan ini tcrgant~ng be~ar
•
VI I I -:~G
1. Detent Pressure.
Tekanan minyak yang meneko n Shirt Valve agar Shift Valve terdorong ke-
bawah sehingga terjadi Kiok Down adalah Detent Pressure. Detent Pressu-
re berasal dari Line Pressure atau dari Cut Baok Pres6ure (A131 L).
Besar kecil~y~ tekannn Detent Pressure ini tergantung dar! kerjaDe-
tent regulator Valve •.
Bila Shift 'Valve naik keetas maka akan terjadiperpindnhan ~i~i dari
gear ratio besar ke gea~ ratio kecil (1 ke 2, 2 ke 3 ~tau 3·ke.OD )
seda~kan bila Shift valve turun kebnwah akan terjadi perpindahan gi-
gi dari Gear ratio kecil ke Gear ratio besar ( OD ke 3 t 3 ke 2 atau
dari 2 ke 1 ).
Shift valve akan turun kebawah bila ada gayn yang mendorong kebawah
pada saat Kiak Down gayat~rsebut adalah Detent Pressure. Akan tetapi
Walau Detent pressure ada t tapi ger:.kan dari Shift Valve kebavah se-
ret·( tahanan geaeknya besar ) maka kemungkinan gaya da~i Detent pres-
sure tidakakan dapat mendorong Shift Valve kebawah sehingga tidakmu-
ngkin terjadi Kick Down.
Akan tetapi Biasanyc bila Shift Valve seret akan mempengaruhi juga te~
5. Ball
Ball <. bo La ) t er-Let ak pada aa Lur an ko 3-4 Shift Valv, f'un g s L boln
'disini adalah untuk menutup aaluran kearah Selenoid Overdrive agar
Detent Pressure yang mengalir ke saluran i i i saat pedal gas diinjak
tiba tiba dapat Langaung mendorong 3 nd Coe.st Shirt Valve ( katup yang
terdapat dibagian stas Shift Valve 3-4). Dengan terdorongnya 3nd
Coast Shfit in! maka katupini akan mendorong 3-4 Shift Valve keba-
wah sebingga terjadilah Kick Down dari Overdrive ke 3-
. akan tetapi bil~ Bola ini tidak ada , maka Detebt presSure yanR ee~
harusnya menekan 3nd Coast Shift Valve • akon mengalir ke Selenoid
Overdrive kemudia di drain.
Akibatnya tidak akan terjadi KickDow~ dari OD ke 3.
6. Cut Back Valve.
u~tuk A~'1 L , Cut Back Valve menghasilkan Cut Back Pressure, Cut ·ihi
mengalir ke Down Shif~ Plug barulah ke Detent Regulntor Valve untuk
menghasilkan Detent Pressure.
Apabila c~t Back Valve macet maka Cut. Back Pressure tidak akan ada
akibat yang lain Detent pr-e s eur-eoun tid.:: akan ada • Del1gan tidc.. k ada
nya n.'ent Pressure tidak mungkin terjadi Kick •.
x. SAAT PERPINDAHAN GIG'! GETARAN BESAR ( SHOCK BESAR ).
Bila Up 'Shift b8ke~ja dengan baik maka getaran yang timbul adalah
kecil , sehingga penumpang tida~ akan merasaknn gagnguan oleh adanya
getaran ini eaat kendaraan berjalan.
Akan tetapi bila pengemudi atau penumpang merasa t~rganggu dengan ade-
nya getaran yang tirnbul saat terjadi pemindahanTuas Transmisi at au
saat Up Shift ini berart! ge t a r-an yang timbill telah termasuk drtlam
ukuran besar. Sedangkan kend~~aan Toyota pada Umumnya mempunyai kerja
dar! sistim pemindahdayadengan getaran yang kecil.
Getaranyangbesarakanterjadib'ila"terja~igangguan
pada sistim pe>
rendam getara~ atau pada tekahan~inyak~ Periyebab·keru6~kan pads kom-
ponent dibavah in:i. Jug~ akan menimb-uika'n Sh.ockyang cesar pada A/T :
1. Accumulator
2~ Accumulator Control Valve.
3. Putaran IdlingMe~in
4. Low Modulator Valve.
~ Intermediate Modulator Valve.
Selain komponent tersebut diatas , tekannn minyak yang tinggi t teru-
tama tekanan dari Line Pressure akan menyebabk~n jug~ timbul Shock
yang b e aa r ,
1. Accumulator.
~Accumulator ada 3 buah , yai tu accumula tor untuk C1 , C2 dan B2 aQ-
dangkan untuk B1 dan B3 tidak dipasangkan, karena kedua bagian
tersebut hanya. bekerjaaaat posisi 2 t L dan P. Dimana pada saat
posisi 2 dan L fungsi B1 dan B3 adalah untuk menghasilkan engine
b~ake.
ACCUivHJl.f,lOR C(HH F<()L PH[SSUHE
VIII-42
3. Putaran mesin.
1a~~'dimaksud dengan putaran meain disini adalah putaran mesin
saat idling • Apabila putara-n Idlingbesar t niaka pada saat tuns
dipindabkan dariposisi·N keposisi R, D t 2 atau L akan timbul
getaran (shock ) yang be~ar.
"Hal ini disebabkan besarnya line pressure pada saat putaran id-
ling ini. Untuk mengatasinya maka lakukanlah penyetelan puta-
ran idling yang benar ( lebih- kurang 800 rpm ).
Akan tetapipada saat kendaraan telahberjalan maka getaran yaDg
timbul akan kembali normnl. Jadi putaran idling yang tinggi hanya
mengakibatk~n Shock yang besar pada saat dipindahkan tuas Trans-
misi dari posisi yRng satu ke posisi yang lain.
KEMUDI Bl;RAT
1• ALIGNt·~ENT
- Caster
Cast(\~ adalah berfunr;fii menchasilknn p;ayR bnlik kemudi dun untuk kestabilan
kendaraan.
Pada buku step II dijelaskan bahwa besarnya r;aya balik kcmudi cadnLah seban -
ding dengan - benarnya casterpositif
- kecepatan kendaraan
- besarnya sudut belok rorla
caster negatif.
IX - 4
'- Camber
Turning Radius
2. BALL JOINT
Aki ba tnya ada Lah roda k emud i t e ra sa bcrat , don bahkan o i sa menye babkan
g~ya balik kecudi tidak ada.
Hal ini disebabkangaya balik kemudi yang dihasilka~ oleh ali~~~ent tertahan
oleh f~sekan pada ball ~cint.
CAST1!.."'R BERBr]DA
Uku~~n ban berbeda antara
kiri dan kanan.
,
.' ".' .".. ','",,', " ,
..................•..
...... ......" .... .." ......
Wheel base atautreadberobah
;NDARAAN '::;:::::::::::::::::;;::::::
' ,
"
:NDERUNG 4, ••••••••••••••••••••••••••
I . e e e ••••
,-.l - . .,.............................
'
-
L \ \
~
~ ~' .'e" ........ .... .... e,e • • • • e e e e e • • • •
RTARIK
Ball joint macet (gesekan -
SATU ARAH '::::::::::::::::::::::::::,::=:::-,
...... - ..~\.
be sar ") ..........
. '
~............... . .. .....
.. .
aus/oblag
H
X
0'\
IX - 8
F F M1 :;
- (Ht X U ) -H ( L )
M2 = (R' X b ) + R ( L )
t-11 + ~t2 = ... R' ( b - a ) , b a
"Kendaraancenderun~ tertarik kekanan (positif)
Ketcrangan
H' = reaksi camber
~L<
R = tahann geGck jalan
I I
F
1,,11
= r;aya
= momen roda kiri
nistcrn pen~~ernk
Uraian
t·l1 R.L + H'.a
H2 = R.L
~11 + X2 = Nt .a (positif)
R
Kesimpulan kcnrlarnan cenddcrunp; tcrtarik
- ,>-,
a"·
L<
!
-->--L t<- k ekanan •
Gb Uraian eayn , jikfi
- Camber kiri ( + )
'.. Camber kanan no1
- Caster sarna
IX - 10
WHEEL BASE
Sepert1 diketahui bahwa wheel base adalah .iarak antnra aumbu rodn d epan
denga~ 8umbu roda belakang.
Adanya kelainan wheel base t yang,m\lngkin disebabknn oleh
deformasi axle akibat tumbukan
- perbedaan camber (besarnya lenekungan ) pegss , untuk
5uspen5i belakang yan~ memakai pegas daun.
Sehingga wheel base kanan dan kiri berbeda banyak akan mcnp;akibatkan kendaraan
tertarik ke satu arah.
Hal ini disebabkan ol~h adanya penyirnpanKan roda-roda yang mengalami tumbukan
atau salah penye t.e Lan sehf ngga tidak simetris t erhadap garis tengah kendnr'aan .
Roda yang mengr~elinding dengan arah yang t i.dak Lur-ue ini jur;a mengakibatkan
keausan abnormal pada ban •
'L---SHOCK ABSORBER
<=::;, /
LATERAL CONTROL ROO
ii.
Gb , \Vheel b . ·
-. - ase .. -k)r; J h.i h b
akibat e ~ esar.
nya kendaraan tertarik
kekClnlln
IX .. 12
2- SUSPEt~SI
kingpin.
Apabila camber atau caster berbeda t kendaraan bisa tertarik kesatu arah
( lihat uraian alignment )
Tegangan pegas yang berbecia.antara roda kanan dan kiri t sehingga bodi ken -
daraan mirin~ men~akibatkan kendaraan tertarik kesatu arah.
Hal ini karena bodi kendaraan yang miring menyebabkan distribusi berat kend-
araan berubah.
Sebagai contoh t jika bodi kendaraan miring kekiri maka ban kiri akan mene-
rima beban yans lebih besar dari pada beban pada ban k~nan.
Akipatnya ban roda kiri tahanan gelindingnya lebih besar karena tertekan
oleh beban yang lebih berate
Perbedaan tahanan gelindine ini ~engakibatkan kendaraan tertarik ke satu
ar~~. Dalam contoh rliatas arlalah ke kiri.
}Oliringnyabodi kendaraan ini bisa jugadisebabkan oleh miringnya bidang jalan
sehingga akibatnya adalah sama dengan urai~n diatas.
Dibawahiini ciiberittan gambar bodi kendaraan miring , serta pengaruhnya ter
hadap .aeban pada r-oda-c-oca ,
IX - 14
;. ROD A
- Tekanan anginberbeda
Ban yang tekanan anginnya lebih rendah t tahanan gelindingnya lebih be sar
karena iebih lentur dan bicang geseknya lebih luas.
Akibatnya kenciaraan cenderunr; tertarik kcarah rodo yang tekanan anginnya
lebih rendah.
Akibat yang serupa dengan i~i te~~adi jika ada perbedaan tahanan gesek pada
sistem rem •
- Benring rods :
Offset berubah
AUG /macet
t e-r'LaLu besar/kecil
~AYANG
Lemah/macet
ROVA
I I
H
X
I
I-'
en
IX - 18
TOE-IN
Telah diuraiknn pada buku step II t bahwa toe-in berfungsi mengimbanci camber roll
agar supaya roda -rods meriggelinding tanpa slip.
Karena itu jika toe-in terlalu besar /kecil mengakibatkan roda slipo
Slipnya roda ini berpensaruh terhadap kemudi (kendaraan melayang).
Adanya kelainan wheel base atau tread t karena tumbukan atau salah penyetelCjn
f
alignment sehingga roda kiri & kanan tidak sirnetris terhadap kendaraan bisa.
mengakibatkan kendaraan rnelayang.
Hal ini karena roda- roda slip yang disebabkan oleh berubahnya faktor-faktor
alignment r:tisalriya toe-in t caster dll.
2. ROD A
TEKANANANGIN BAN TE.tU.lt.LU BESAR
Tekanan anbin ban yans terlalu besar mengakibatkan kemudi terlalu ringan.
Hal ini disebabkan tekanan angin yang terlampau besar menyebabkan ban makin
keras serta bidang singgungnya semakin kecil sehinBga dapat mengakibatkan
kendar'aan ·melayang.·· ...--
Demikian pula jika bearing roda kendor sehingga roda oblag akan mengakibatkan
berkurangnya kecampuan kontrol kemudi.
3. PEG A ~
Pada buku step II diuraikan bahwa pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan.
Apabila pegas sudah lemah karena pemakaian atau akibat pemakaian yang ticiak
sesu~i konstanta/kekerasannya, akan berakibat timbulnya gerak naik turunnya
bod~ kendaraan yang berlebihan (over bounch{ng).
Keadaan ini dapat meneakibatkankendaraan melayun 6.
Dibawah ini diberikan hubunganantra konztAnta pegas , masa (berat kendaraan)
dan frekwensi ge taran , se r t.a .amp'l itudonya ,
IX - 20
5. BALL JOINT
Keausan pada ball joint sehinggci rmda oblag ,akibatnya adalah serupa
dengan dengan yang disebabkan oleh bearing roda }tendor.
A. Bergetar
, pada rah samping (. semi ), yaitu gerak roda kekiri"dan kekanan
terhadap suabu putarnya ( ball joint)
Getaran ini dapat dirasakan" pads "roda kemudi berupa eerakan roda kemudi
kekiri dan kekanan •
1. RODA
2. Alignment
3. Ball joint
4. Shock Absorber
5. Stabilizer
1. ROD· A
- -Static Balance
RUN OUT
Berdasarkan arahnya ada dua jenis run out 1 yaitu Run out radial (terhadap-
titik ~usatnya ) dan run o~t aksial (kes~mping )
Tlr.
Tr.ltd
Ar••
(.100 In
Limit)
Keadaan ini terjadi berulang -ulang ,. sehingga menimbulkan getaran keatas dan
kebavah ,
Jika bearing roda kendbr (oblag ) pada saat roda berputar dapat menghasilkan
Wheel tramp dan semi.
Hal ini terjadi terutama saat kendaraan melewati ja1an yanf~ t idak rata.
Tekanan angin yang terlalu besar , akan menambah sifat rigid ban •
Sehingga ban kurang dapat menyerap kejutan dari jalan •
Keadaan ini akan mer.1permudah timbulnya wheel tramp (getaran atas bawah )
t~rutama pada saat kendaraa melawati jalan yang tidak rata.
Camber terlalu bessr/kecil Balance tidak baik
Toe-in terlalu besar/kecil
Bearing kendor
Tmrning radius tidak benar
Run out besar
Tekanan angin
BAN AUS
ABNORt-1AL
Knuckle arm bengkok
H
X
I
f\.)
0'\
aU5 disisi luar
IX - 28.
Akibatnya ban disisi luar m~ngalami slip agar supaya dapat menempuh
jarak yang sarna dengan yang ditempuh oleh 5i6i dalamnya.
Dengan demikian camber yang terlalu besar akan menghasilkan ban BUS dioisi
f _ - .. , _ _ _ _.,
luar t sebaliknya ban aus disisi dalam jiks' camber terlalu kecil·.
• f t':
. ~
t
• .K ~
~~
~; INSIDE
. '•• .,;
Keausan yang se'rupa dengan ini (karena camber- ) dapat pula terjadi jika kenda-
raan membelok dengan kecepat~n tinggi.
Kecepatan kendaraan.yang terlalu tinggi ketika rncmbclok akan menghasilkan
gaya sentri!ugal yang besar.
Gaya sentrifugal ini disamping mendoron.-; kendaraankearah menjauhi titik pusat
putaran t juga cenderung membuat bodi kendaraan miring.
Akibatnya ban slip dalsm posisi miring dan menghasilkan keausan disisi_luar
( lihat gambardibawah)
ROUNDED EDGE OF
OUTSIDE S~OULOER
ROUGH SURFACE
FROM ABRASION
CORNERING WEAR
Ketika kendaraan membelok kanan, 5udut belok roda kanan (inner) benar t tetapi
5udut belok rods kiri lebih BESAR dari standard.(dalam posisi toe-in ).
Akibatnya rods kanan (roda yang mendapat tekanan lebih kecil dari yang kiri >.
akan slip dan mengalami keausan toe-in.{Gb dibawah )
... ---
Pada saat belok kiri , sudut belok roda kiri ndalah benar t sedangkan sudut be-
10k roda kanan KURANG -dari standard (dalam pORisi toe-out )
Akibatnya roda kiri akan slip dan 'aus toe-out (aus disisi dalam ).
Dalam hal ini ro~a .kiri yang slip karena bodi kendaraan miring -kekanan saat mem-
belok kekiri. (GR dibawah )
IX - 32
2~"'S U 5 P 'E N S I
Adapun penyebab aus.titik yang lain~yn adalah Start, mengerem dan membelok
mendadak.
Start atau percepatan mendadak menyebabkan rods slip kebelakang , sedangkan
pengereman tiba-tiba mengakibatknn roda terseret kedepan •
Selain itu jika kendaraa membelok mendadalt atau membelok dengan kecepatan
tinggi akan berakibat roda slip kcsampinc.
Ketiganya ini dapat mcngakibatkan aus titik ( spot wear).
,
GB.Aus ditepi.
GB.Aus tumit (toe & heel wear)
Balance roda
Diuraikan pada step 2 bahwa dynamic balance dan runout aksial menimbulkan
getaran roda kekiri dan kekanan, sedangkan getarnn naik turun roda terjadi
jika balance statik dan run out radinl tidak baik.
Baik getaran kekiri & kekanan maupun getaran naik turun menicbulknn penekanan
ban pada posisi tertentu terhadap jalan •
Akibatnya terjadilah aU5 titik (spot wear)
H
X
I
w
~
IX - 38
2. PEG A S
,
Apabila pegas If!mah,
. gerak n~ik turunnya bodi kendaraan berlebihan (over bouching)
(over bounching).
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya tumbukan antara frame dengan bumper pada
arm (rebound & bound bumper) •
Tumbukan ini disertai dengan kejutan dan bunyi.
3- SHOCK ABSORBL~.
kotoran sehingga elastisitas pegas tertahnn dan kejutan dari jalan aknn dite-
ruskan ke bodi kendaraan.
-"\-
~eausan ~ada ball joint dan bushing arm atau baut pengikatnya kendor sehingga
roda oblag akon menimbulkan seperti yang terjadi jika bearing roda kendor.
Ball joint & bushing macet akan mengakibatkan gesekan yang besar dan bunyi (
bunyi gesekan)
.:1
Ul H
« Q
~
::>
e3 :x:
m ffi H
~
~
« <
f3
H
0:; Q
~ 0 ~
0 0:; m
x- 2
STEERING GEAR
... Penyebab gerak bebas roda kemudi berlebihan pada steering gear adalah. 0 e.
STEERING LINK
Keausan pada steering link misalnya pitman arm idle arm , tie rod
end atau ~aut pengikatnya kendor akan mengakibatkan obleg p~da sambungan
.sehingga gerak bebas roda kemudi menjadi besar.
."1
-r '
GEAR
CheAT/HuSAK .
.~...:-:::::::::::::
mainshaft rusak
• ><
I
.J::"
.:!.
terlalu besar
~
warm shaft & ball ~usak ~: ~:.;.:-:
,.:....
~"
••• :
"': ,.:.:.:.-
'. I ••••••••••••••••••••••
'
....
.··..··...............,........
.......
KENUDI ~urang sekali .............•......•....
...............
,
·· " ...
BERAT
··
······ , ........
"
.....
-bengkok minyak power steering ······ ....
kurang sekali ···................ .
. ....,
.~...:.::::::::{:; .
main shaft macet /rusak
flow control valve macet
PO~/ER STEERING
><
I
en
4 •.
.. "..
-
· x -
I-lAIN SHAFT
STBEHIr;G LINK
Bagian -bagian steering link rnisalnya pi t.man arm , idle arm t tie rod
ball joint adalah berfunGsi memindahkan tenaga dari sector shaft ke -
rbda - roda •
Apabila bagian-bagian ini macet atau seret akibat kurang pelumasan (grease)
atau berkarat , pemindahan tenaga gerak dari pitman arm sampat ke roda
tertahan oleh gesekan sehingga akibatnya dirasakan pada roda kemudi.
PO\-JER ST~::RING
rlo~ control valve adalah berfungsi mengatur aliran dan tekanan minyak pada
setiap putaran v~e pump.
Apabila karena kotoran misalnya t sehingga flow control valve mace t
dalam posisi membuka ( kekiri ) atau selalu menutup_akan mengakibatkan
tekanan r.tinyakoutput vane pump turun.
Akibatnya kemudi terasa berate
De!Il~kian pula apabila relief valve selalu membuka '. akibatnya adnlah
tekanan output vane pump selalu dibocorkan ke reservoir melalui relief
valve •
x- 10
KATUP-KATUP FLAPPER
JikA kAtup- kntup fl~pper V1 dAnV2 ptAU V3 d~n V4 tid~k bis~ menutu~rAp~t
ft~~bil~ 5~1~h 5~tu d~~i V1 , V2 , V3 ~t~u V4 tid~kbis~ membuk~ ~tAU tid~k bisA
menutup ,~k1b:ttny" !)d,l~h kemud i ber-et pRdA S~1't membeLok kesAIAh s~tu :"T'tlh
(kiri ~t~u ~~n~n ) • (lih:"t rAmb~r dib:tw~h)
Sed~;~fk~n ~embelok ke ~r~h y~nf berl~w~n~n (kRn~n ~t~u kiri ) power 5teerin~
rn~sih norr.1~l.
"r
.
~l;l]"~
" ,.t- ~ :,"
::.'tiiiii:
...... .....-.. '
'
...
~
x- 12
rod~·kemudi•
geAr
- Steering Link '
3.::!ut pe ng i ket steering l=e;tr
STEERINGGE"R
Free play t e r LaLu be sar rnen~,qklb~tkRn pemi ndahan ten,qg~ dRr·i roda kernudi ke red»
,qt~u seb~lik:lY1t terd~pRt l.qnt!k:lh ring~n (SRAt terjRdinyFl gerAk·beb~s).
~kibRtny~ keClUdioud:lh te:-penr;~ruh' kondisi j~l~n dRn kontrol Ar~h kend~r;:a~n kurAn~
st~bil. Dernikian pula pre- load terlalu kecil menyebabkan kemudi terlaluringan
sehingga dapat mengakibatkan kendaraan melayang.
S~uERING LIr!K
.,
Ke~us~n 5teerin~ link ~t~t~ kcndor 5ehinr~~ terdnp~t b~gi~n y~ng obl~g misplny~
idle ~rm , tie-rod , pitrn~n ~rm ( b~finn y~nr berk~it~n denf~n rcl~y rod)
~k~n meng~kib~tk~n kend~r~~n mel"y~nf.
Kendorny~ b~ut pen~ik~t 5tee~in~~e~r box d~~~t rnenyeb~bk~n bert~~h~hny~ free plny
ftkibntny~ ~d~l~h serup~ denrnn y~nF diur~ik~n di~t~s.
x- :14
- 3e~~i~f
- Steerinr- re~r
- Steer-in; link
- Towe~ s:eerinr
BE ft. RING
S'l.''sSR:!NG GEt R.
H~l 1ni k~ren~ cel~h y~ng_terl~lu bes~~ ~enf~kibptkAn g~r~k nAik turun sector
5h~ft ~dAl~h be5~r ketik~ rorl~ kc~ud: di~ut~r.
"p~biln steerinr ge:-.r C"\C:lt /rus:lk d~ppt rnen~;kih~tk~n bunyi pndn 5~:"t kemudi.
d i pu t o r ,
- S'rLER!l!G L!r:K
DemikiAn pul~ jik:t Rteer~n[ link rn~cet t ohl~~ 5ehinYe:~ mcnimhulkpn resek~n
.,"
XI - 2
REM NGOCOK
Seperti
f .
telah diketahui bahwa saat pedal rem ditekan, sistem rem
harus langsung bekerja tanpa ada kerugian waktu dari saat pedal
ditekan sampai sistem bekerja.
Jika saat edal rem ditekan, sistem rem belum bekerj~dan baru a
~ kan bekerj a setelah_Eeda:i. rem di ~~),{~I1 !?_~!k~li-ka:Li'~!l1~~~," hal ini
=
Junt!ah·minyak
{
rem didalam sistemdipertahankantetap jumlahnya. .
Tetapi bila terdapat kebocoranmakajumlah minyak rem didalam
sistem menjadi berkurang .~~!",l~,,,,c.~,,~!:1~}1~~Il~Ey~~~iEY~_rem d~da?:.~o!!l
si$tem mel~bihi bClt~S.~.~!!9. . _2:!..P·~.E~.~.?:~~.!!~~~.~~.=~~n . ~~~gsung. gj. tamb_~Jl.=
miIlY.?!k._~;:.~I!!. . .,.~,~!!,~~.!!,_.~!,9:.~,~.,~ . !!!.~.~~~~!! 9 ~__..~~.~~~~ . _.~!~~~~!!!~.=~!,~~~~.1 ak ibat
nya sistem rem tidak ~ekerja dengan baik melainkan penginjakan
pedal harus berkali-kali ( ngocok ). Uraian sarna dengan diatas.
( el!-.f(~.~ a_~.!}.Y,~. ,._. 9_~~., 2h.~. 2J~~" ..Y.~J~~~.t . _P~~9~~ ,~~~,~~~. E,.. ~,,!=1 iJ)c!~E1 = .•
'-,
\
XI - 6
Seperti telah diuraikan pada materi sistem· rempada step II?bahwa sis-
tem I rem gasbuang bekerja ber-daaar-kan p:as .buang yang di tnhan oleh ka -
tup kupu-kupu yan~ dipasangkan pada salura~~ga6 buan~. Dengan tertahan
nya gas buang yang akan keluar, maka gas buanEr. tersebut akan menahan
gerakan piston, sehingga piston akan berKerak berate
Karena mesin digerakkan roda dan mesin itu sendiri berputar lambat(ter
tahan, malta roda ju~a tertahan putarannya ( engine brake ).
Karena penyebab dariengine brake diatas adalah pemampatan gas buang.
,
maka'si,atem ini disebut dengan sistem rem gaA buang.
Salah satu syarat bekerjanya sistem rem gas buang adalah dengan tidak
menginjaknya pedal rem. Dengan tidak menginjak pedal rem saat dilakukan
penurunan kecepatan, maka hal ini menKUntungkan sekali terhadnp pemakai
an komponensistem rem.
Sel~in menguntungkan komponen sistem rem, menguntungkan pula terhadap
keamanan/stabilitas jalannya kendaraansaat dilakukan pengereman.
Dan kita ketahui bahwa bila seringmenginjak pedal rem, maka teromol
rem akan menjadi panas, sehingga terjadi pemuaian. Karena terjadi pe-
muaian pada teromol rem maka ak~n mengakibatkan kemampuan pengereman
menurun ( Fading). Bila hal ini terjadi p~da kendaraan, mak~ kendaraan
tersebut akan membahayakan.
Sebagai tanda yang jelas bahwa sistemrem gas buang bekerja adalah ter
dengarriya Busra menderu pads mesin danjalannya ke~daraanakan tertahan.
Adapun pengoperasian ( bekerja atau tidak.bekerjanya )sistem rem gas
buang adalah tergantung dari beberapa syarat, yang antara -, lain adalah:
- Main switch on
- Switch pedal acceleration on
- Switch pedal kopling on
- Netral awitch orf
Kendaraan.berja1an diatas 15 km/jam
b) Sistem rem gas buang tidak bekerja bila kelima ayarat atau
salah satu dari kelima 5yarat'diat~s tidak terpenuhi.
Sistem rem gas buang bekerja bila kelima syarat terpenuri, maka Exhau
maka sistem
XI -8
,
Bila penyetelan switch tidak betul, dimana Baat pedal tidak ditekan dan
switch masih off, ini juga menyebabkan sistem rem gas buang tidak be-
kerja.
Bila main ,switch rusak sehinggatidak d~pat lag~ ~enghubungkan arUB da-
ri baterei'ke EBR saat switch dionkan, maka sistem rem ~as buan~ tidak
dapat bekerja.
- Solenoid rusak,
Sepe:r: t i telah kita ketahui ,bahwa fungsi dari 'soleno'id adalah un tuk mem
'~uka dan menutup hubungan kevakumandari vakum-tank ke brake retarder.
make
Rem keras
Poml)a vakum
putus
-,.,....
Check valve mace t"
Tan~ki vakum bocor
Pada saat pedal rem ditekan udara luar akan masuk kedalambuster
me_!~~~~~~~~~2.~~;:=!.!!.g.~g".~..~~a:J:~~an"hJsE-_t~ ....~l1Jl~.~.a~
sehingcj a buster beke r ja t>
- POwe~--l2j.stQll~ter pecah,
Power piston busterb~rfu~9-~~~~_. un~.~~~!!!~!l.q9-pa~!t~n tenaga:t~!l~g~".,
yang dihasilkan dari buster. Bi~a power piston buster pecah, rna"
ka antara ruang vakum dan ruang variabelpressure tidak terjadi
pe rbedaan tekanan ( perbedaannya sediki t ). .AkLbat.nya bust.er ti
dak beRerja"dan penekanan pedal terasa keras.
Seperti .telah diuraikan pada bab master silinder diatas dimana·
piston master silinder I:Race~ 1>ila' minyak~e~ te.rdapat air, ma-
ka b.}.la h9~1=,= ~n.~ ~~.;:.jr~Q~ pada .~'~:l~~~~.~ _~~da, uraiannya s ama de~
ngan diatas.
.,-=- I)a~n_.*t~.,!~,~e~~<._patah-,
Bila daun ( blade) patah maka kerja dari pompa vaku~ tidak eff
ektip lagi, sehingga meng~kibatkan boster tidak bekerja.· Dan de
ngan tidak bekerjanya buster maka penekanan pedal terasa keras.
I
I
- Tali
Pompa vakum dipasangkanpada bagian belakang alternator dan. di..
gerakkan oleh paras alternator. Karena keausan pada tali kipas
rnaka memungkinkan tali kipas putus bisa terjadi.
·". cr4 ..
m
:>
'0
',-Bila terj adi, ke aus an. seperti gambar diatas, maka gesekan yang
terjadi menjadi berkurang dan kemampuan rem·berkurang.
Unttuk memperbaiki kerusakan tersebut 'diatas teromol rem harus
dibubut. Saat membubut teromol rem harus diperhatikan dengan cer
mat dan teliti, jangan sarnpai melebihi limit diameter dalam yg
ditentukan dan yang penting harus simetris.
Bila dibubut jelas akan mengurangi ketebalan teromol rem. Kare;,o
tebal teromol rem berkurang rnernungkinkan teromol rem berubah ben
tuk .( menjadi tidak simetris = oval ). Bila oval maka akan meng
akibatkan getaran pada pedal rem.
I
Xl ~ X2
Xl lebih besar dari X
2
Teromol rem oval
Sistem r~m ~ikatakan bekerja dengan sempurna' apa bila saat di-
lakuk!an pengereman kendaraan dapat dikendalikan menurut keingi-
nan pengemudi, yang apakah kendaraan akandihentikan dengan ce-
pat atau kendaraan akan diperlambat jalannya.
Berhentinya kendaraan tersebut karena koeffisien gesek pada ro-
da-rodanya masih baik, sehingga kemarnpuan pengeremannya masih
baik.
Tetapi bila terdapat kelainan yang mengakibatkan koeffisien ge-
I
seknya menurun, sehingga daya pengeremanpun menurun maka dikata
kan bahwa sistem rem tidak bekerja dengan sempurna.
Ketidak sempurnaan pengereman rnisalnya,bekerjanya rem 'roda kan~
an dan roda kiritidak sarna, makaakan mengakibatkan'kenaara~n
'1J:~~~~~~~~~"J::$~""'~""'if"'$f,,"~$_"_~_"'_--_"', ' _.' _'._'" "_ '",''' .",' "".""_,,~_.,,,,',_~
1 - Bila pacta posisi (A), Ignition S/W da~ S/W 1 posisi ON, tidak
terbacategangan pacta volt meter, berarti fuse putus, ganti
fuse sesuai dengan nilai amoernya.
2 - Pada posisi (B), ignition S/W dan'S/W 1 posisi ON, pada volt
meter tidak terbaca nilai tegangan, berarti S/W 1 rusak.
3 - Pada posisi (e), ignition S/w dan SjW 1 posisi!ON, pada volt
meter tidak terbaca nilai tegan~an, kejadian ihi bisa d~karen~
kan rela~ tipe normally close rusak atau S/W 2 ON terus.
Contoh diatas adalah contoh .yang sederhana, untuk mencari ada atau
tidaknya sumoer tegangan (powe r source), tetapi dalam kenyataanya
untuk rnernpermudah dan mempe r-ce pa t .pe ke r j aan gunakanlah wiring diag-
gram yang sebenarnya.
Bila fuse seringkali putus dalamhal ini setelah diganti putus la-
gikejadian ini bisa dikarenakan short circuit pada sistem sircuit
Pada kenyataannya mencari penyebab short circuit bisa sulit bisa
juga mudah, sulit disini bila short circuitnya terjadi didalam
rangkaian kabel yang terisolasi.
XII - 4
leh sumber tegangan dan strcui tnya. Umpamanya motor wtpe r , lampu
besar (head lamp), fan motor dan lainsebagainya.
Untuk mengetahui kerusakandari komponen utama ini dan spesifikasi
nya lihat buku STEP 2 chassis dan buku pedoman reparasi.
Selanjutnya pada bab kelistrikan bodi 'pada buku STEP 3 ini akan
dibahas contoh-contohmasalah (t r oub Le ) yang terjadi pada sistem
bodyelettrical berikut uraian yangmenyebabkan kenapa masalah
(trouble) pada sistem body electrical in~ terjadi.
Sedangkan t~ouble jang belum tertulis pada buku ini. diharapkan
dapat mencari penyebabnya dengan mengambil pedoman yang ada dida-
lam buku STEP 3 ini.
XII - 6
Power Load
Clock
Interior Lamp, Map Lamp, Door Warning. Lamp,
7.5A DOME luggage Room Lamp
Rear Fog Light Relay. Rear Fog Lamp
7.5A RADIO Radio and Stereo Player
Cigarette Lighter, Digital Clock
15A CIG
Light Reminder
7.5A TURN Turn Signal Flasher, Turn Signal Lamp, Turn Signal S/W
Combination Meter, 'Fuel Filter Warning Buzzer
Back-up lightS/W,Back·up Lamp
Light Reminder
Glow Indicator lamp
7.5A GAUGE
O/D·Solenoid~.O/D~omputer
HeaterBe lay, AICAQlplilier
-,
seat Selt·WarningRelay
logger -..
t f Oe:foggerSlW,·· .De
Engine Main Reh3Y
Relay ~
I
7.5A IGN Charge Wa,rning Lamp
i I Radiator Fan Relay No.1, Ale Fan' Relay-N.a 2 a: ... ~ .
Washer Motor,Wiper',Motor
20A WIPER Rear Washer .Motor, Rear Wiper Motor,Washer Valve
Headlight Cleaner Relay (EUR)
--,
.-
t 15A STOP Stop Light S/W, Stop lamp
TAIL LH
15A Clearance lamp LH,.TaHlamp lH
(EUR LHD)
Clearance Lamp RH,Taillamp RH, Licence Plate Lamp,
TAIL RH Radio Lamp, Cigarette lighter Lamp, Heater Control Lamp,
15A (EUR LHD) Combination Meter Lamp, A/T Indicator Lamp
Digital Clock
Light Reminder
f Clearance Lamp, Taillamp,Licence Plate Lamp, Radio Lamp, I
I Cigarette L.ighter Lamp, Heater Control
1SA I
I
TAIL
(Ex. EUR LHD)
I
Lamp,
I Combination Meter Lamp, A/T Indicator Lamp
II Digital Clock
30'A I DEFOG CB
~ ! Rear Window Defogger
. . . . . . . . . . . . . . . . ..;. . . . . 1>••
...........
Kurang masa
Rel-.ay rusak
Circuit breaker 30A OFF
REAR
DEFOGGER
\:
TIDAK PANAS .......
(KURANG PANAS) Wire defogg·er putus
DEFOGGER ·
- 00
Gambar 4a
XII - 10
Pada kondisi normal rear window defogger ini akan panas apa bila
arus'dari surnber tegangan mengalir ke wire defogger, energi oanas
yang terbentuk heat energi = H ) pada wiresesuai dengan rurnus
berikut ini
H = 0,24 x W ( calori )
\
p = Electrical power = V x I watt
t = Time ( detik ) , V = voltage ( volt
I = Intensitas amper ), R = Resistance ohm )
1 Joule ( watt 'detik ) = 0,24 calori.
2. Sirkuit ( circuit)
3. Defogger
XI I - 12
b.Circuit bre~cker ( CB )
Bila tegangan yang keluar dari CB tidak ada hal ini menandakan
hubungan CB putus (Off), akibatnya tegangan pada output relay de-
fogger tidak .ada dan rear window defogger tidak akan panas.
CB yang hubungannya lepas (off) se-
perti pada gambar 7 dapat dihubung-
kan kembali (reset) dengan memasukan
kawat(jarum) kelubang yang terdapat
pada CB dan dorong kawat/jarum tadi
periksa kembali hubungan ke dua ter-
minal, bila tidak terdapat hubungan
~-----_ ... _--- 8E00158£0014 berarti CB sudah rusak.
GaTI'bar 7
c. Kurang rnasa
Suatu sirkui t listrik akanlengkap bila masa (ground) pada posisi
yang baik sehingga pada sirkuit akan terbentuk lingkaran tertutup
Seperti pada sirkuit gambar 1 I1)asa digunakan pada relay dan wire
bila salahsatu dari masa tersebut lepas atau hubungannya kuran.g
baik sehingga tidak terjadi lingkaran tertutupsebagai akibatnya
\ defogger wire tidak panas.
d. Junctio~ lepas
Yang dimaksud dengan junction disini hUbungan suatu conector male
dan female seperti pada sirkuit gambar 4 Qila juntion pada U2 le-
pas jelas rangkaian tidak akan tertutup sehingga defogger wire
tidak panas.
3. DEFOGGER WIRE
At Center
Gambar 9
'Bila wire ada yang. put.us dalam gambar 9 diatas B .put.us makaV akan
lebihbesar atau lebih kecil tergantung didaerah mana putusnya dan
V akan Nol volt.
Putusnya wire defogger ini kemungkinan seringnya membersihkan kaca
bagid~ dalam dengan kain lap dicampur dengan cairan pembersih atau
arah mernbersihkannya se~ara vertical sebagai akibatnya wire menja-
di puttis. Untuk menyambung wire yang putus gunakanlah repair agent
s~perti pada gambar 10
fl-
\
I~ l!Ill111;;;I!Il
l
ow n W 'ualuz
BEOl50
./
BE01Sl
Gar1bar 10
PER TIDAK
KERJA ATAU
TIDAK DAPA
KEMBAL KE . . .
POSIS SEMULA
XII 16
_,:"
, ..
I
" NASttl" nOlO" <ID 4-
(!> .... @
® e. CONTINUItY NIHI MlrtA SIM
A'lOM roSltlON
u
·
-'
E
(i) I· ®,.
•• CONIINUI" Nlltt NI'£" SIN
A1 "I&tt rOSltlON
CONlINUItY Mil" MI'EA S/M
At INt rOStllON
...
17 10
·
-'
WIPER RELAY
<Q) 1. ® :s..~ftOUNO' 12 VOllS MIlH IGNllION SIN
Al Ie; rosnlON
(2) 3. ® I. @ 4. <D t .. CftOUHO. 12 VOL'S 2-10 SlCOMOS IN'lA"1 "lNILY
Nn" '~1l10" S,M ON AND "lrlA SIN A
IN' rOSI110N
.t,.tft AND WASHtA 5'"
.'0"1. S'M. @ 3. <D '-G"OUNOi 12 VOLl' 'Ill" IGNIUON S'N ON ANO MASK(A S'N ON
ANO fOA 2UCO..OS A'll" NAShU' SIN 0"
l.~.!:
e@ s. @ s- @ I. (9' S CLOSlO.
c
W
I -c
11:
: z
.....
l :II o
S
~
IU'·A
«
if'u
f
~
'I.'
.. ([
I leG ·
-' (
)
LG
4 4
@Xi
j
7
i , t !>-
lG-' le-,
1
! • l
It
" )8
~~
~,,------......;...--l------J@«'
f
,
i T t
I 1 •
~~
l·1 ~
t
I
f~
I
t l-Y L-Y
~~
I
I
t
@
l ..A WOol
I I
~
.. -I
\
10 16
~ ~
I n 10 " ,"
I 2
UI(
® WI,tft nOl0ft
'"=
+ J:." NO,_'
~ $[1
-=
lOll'
Ganlbar 13
XII - 18
W I PER
{
1. Sirkuit
2. Switch dan relay
3. Wiper moto.r
4. Blade & link
Pada gambar 12 diperlihatkan fish bone yang akan diuraikan seba-
gai berikut.
1. S' I RK U I T
a. Fuse wiper putus
Seperti telah dijelaskan pada buku STEP 1 dan STEP 2, apa bila a-
rus yang mengalir melalui fuse terlalu besar atau terjadi short
sircuit akibatnya fuse meleleh dan akhirnya ~utus, sebagai akibat-
nya tegangan yang kewiper relay dan wiper switch tidak ada maka
wiper tidak akan kerja.
c. Armature rusak
Gar1bar 15
XII 22
: -
""C
ANO '0"
I@ ).
2 StCOHOS lIUft '''SH('' S,.. 01'
@ I-@ I. <D )
ClOS(O.
":C
!: :
~
X
2
1:
-.)
i
,;
0
-'
-
~
.......
0
s
M"(ft "CLAY
t
--------4(1
W·' ...,
lG
tC·' re-r
l·1 ~
l'
a l·' l·Y l'"
l-ft
-.
-'
,.
~
-'
.... ~
"-I
.... ,"cti>
)0 1
.
c
-'
,
-'
:II
J
-'
..
:II
Gambar 15
XII - 24
WIPERMOTOIJIR_-===-=-_=:l
Motor wipe, berputar (pengisian C, )
S,
o
FUse
Ie SWITCH
Kerja dari wiper untuk posisi TNT se1ain ditentukan o1eh relay ju-:-.
ditentukan dari sirkuit ke1istrik~n seprti ~ada gambar 13.
Bila kabel yang berhubungan dengan sumber tegangan ~ada JIB No.3
connectornya lepas at au kabel yang dihubungakn ke terminal No. 01
dan E 3 putus dengan demikian tegangan yang masuk ke relay tidak
ada sebagaiakibatnya komponen electronic dalamhal ini transis-
tor tidak ON sehingga relay tidak kerja dan selanjutnya wiper-mo-
tor'untuk posi~i INT tidak berputar karena tegangan outpu da~i
;
.-.
~..
.
...
I
_---.;:.------I!tt+-----+-------I
/'
z
CJ
Q
,.. ;. :4
2
o
::
.-,
..
o
",-tit
Z",'
-tJ-
; It
II
at
e
..'I
I I
i~:a
.t:,
.1
G _ ...
o
:.
.. ---......,
I'
, I
I.
I'
••
..
~
.
,,
I I I'
, I
, I
e••
,
I I
I'
.
.:: .:: G-\
• t
JJ
.1
I I I
·...
I It
J-
I
I'
..
.
!
;·'@EE ;.'. ))~-----"
i- : :, ·
.. .
.;,........"
,
:.~
• 1
,, ,. It
i
I ·1'
.. •• , t
,,-. :;
J
i "
,
,.
I.
'1
.
I.
G-' ~~
Ii ""-----"
i
®
XII - 28
yang baru.
I
. c. Hubungan kabel (connector) ada yang 1epas / rusak
Perh~tikan gambar sirkuitl9 , Dengan ~engukur tegangan pada soc-
ket (connector) (e) nomo r 12 tegangan harus terbaca 12 vol t, deng-
an posisi IG s/w ON. Bila tegangantidak ada seluruh regulator mo-
tor tidak akan berfungsi bila switch dioperasikan. peniebabnya bi-
sa saja t.e r j ad i. junction (Jl)' 12 putus ataulepas sehingga tidak
terjadi rang .kaian tertutup.
Begitupula hila connector terminal 7 tidak ada~ubuI1gan dengan m~
~ower main relay yang terpasang pada JIB No.l"ada1ah tipe normally-
open dan secara normal, akan berfungsi bila ada tegangandari fUs~
7 ,.SA •. Bila relay in i tidak kerjakarenan kumparannya putus, akiba~
nya tegangan pada caster switch dan manual switch tidak~da sehing
ga regulator ~otor tidak dapatdioperasikan.
,
regulator motor tidak ada. Untuk jelasqya perhatikan sirkuit pada
.
gambar. 2 1
AUTO SWITCH
----SOLENOID---.j.....
7iT
C:anlbar21
XII 32
jfP POWER
.,,~, HIND~WS
@
't''''(I' WINOOll
'UIN A(lAY
'0
1
!
o
.
'"
::a
.
...
....
C
t
..J W-8
,
ID
::a
10 I 'UIO)
10 0 '1"101
1
l 2 .,
:II
.
t
S 2~
.2 , I
'ON(I' NINon",
"'101' tOftIV(I"
2
<D -;-
c
'0- 1
_ .
"fA" "M
XII - 34
Pada kondisi normal auto switch ini hila ditekan kemudian dibebas-
kan switch akan kembali keposisf semula akan ~e~api padasaat swi-
tch ditekan tegangan yang dikeluarkan dari switch akan mengopera-
sikan perlengkapan electronic power window relay dan motor.
Akan tetapi bila auto switch rusak (point tidak menempel) mak~ t~
gangan dari power window main relay tidak dapat dialirkan ke power
window reJay dan motor, sebagai akibatnya auto power win~ow tidak
berfungsi. untuk lebih jelasnya perhatikan qambar 24
_. - _. ..- ..... -
.. - -
1
.
Regulator switch II AUTO RFD (RHO)
_LFD(LH.D)
I LFO(RHO)
RFD(LHP)
RRD (RHO)'
LRD(LHJ))
LRD (RHO)
RRD (LHO)
i
I
,
i
Is., , I
~~lI
t
. Wire color): Bio i. a, 1 B1 l
B6 Bs B. o Bs -~.( B, B lo s., 8 12 B7 B 10 89 Ba
i B,
Switch ~ CL} iIR.WljIG.WII ILlIIR' (G) u.r (R-l) rc-u (W·B) Cl) . (R·B) (G·B) (W·B) (l) (R·Y) CG·V) (W-B)
position
UP I 0--+-0 Itt
I-
()--J-O
I o-f-o 0-'.:..-0 ~
t
....~
~
I 0- --o,... -0- .-0
OFF I
i
i
,, •
-,
t
I
f
.---!....-r_ ~-
--
-- t c ---v.- -~ : - c -e
,
t
DOWN
I 0 I
I
i
f 0
I
0 -0
0
0 I -0
0
0
"--
o
0
-- I
-0
rv
Gambar 24
,
b. POWER WINDOW RELAY RUSAK
SIRKUIT L A oM P 'U
Fuse head 15 A
putUS
Corinectorada yang
lepas
---- Head lamp putus •••• o
--- Hubungan pada fuse '
. .....
........
~ ';';:',
'.',;.
box ada yanglepas
Gambar 25
XII - 38
1. Sistem sirkuit
2. Switch dan relay
3. Lampu-lampu
1. SISTEM SIRKUIT
Agar lampu-lampu besar ( head lamp ) dapa t menyala dcngan normal diper1u-
kan sirkuit listrik dan sumber te~an~an dari baterei seperti trlihat pa~
Baterei --- FL --- kumparan head light r~l~y --- combi~~tion switch he-
ad H atau head 1, --~-ma'f>"a, akibatnyarelay menjadi "ON-,dailRe1anjutnya
arus listrik dari FI.l --- kep od n t vr-eLay ---fuGe 15A-'-- Lampu b e.aar- --
--- - dimmer s/w Low (hip;h) --- melsa. Hkibatnya Lampu menyala.·
Akan tetapi bi 1a aumber t~gah~an ata.u penp:hubungteftsnRsn adll yang rusak
jelas lampu-lampu tidak Rkan meny~la. Untuk'jelssnya ~efhatikan uraian
berikut ini :
~.t
•.
~
ILHOJ@
'''HO W/O UCHonfTf". @
if9~n __
[JIEEJOJITIJ]
® 1""Ot@ ® ® @llACJl
~
~
G3>' ® ®
~
'''HOI [E)
Gambar 27'
XII 42
- (
~ OCJCJR LCJCKS
I
@
01)0" COH'''OL ftfl At
.
J
:II
It·,
t-"
I-If
"
."."
......
.
~
, 0 ---~- II
-
o·
7 I
.
If
...
C
t .
::w
8-ft
t·..
.
:.
J -·-~--I
oa
xx
~~
C
Ct
.:.~
'0 2
""", A"
Gambar 29
XII - 44
nOOR LOCK
f
1. Sistem sirkuit
2. Sistern switch dan relay
3. Motor door lock.
1. SIR K I U T
x
~
TAIL LAMP ~
cr:>
Gambar 32
XII - 48
@ ®
® ® ®
..---_ _ ,0,_-.-...
'SIIUrmrm
-J
~.
IS/D,IIIl UllOM
I I ~
06 DUl
Gambar 34
XII -' 50
..
~
~.
(f)
...f
8
~
~
i 11
0
~ ~
3
<0 e
. I
:a
UiASOI..IN(J
Ute
Gambar 36
~ambar 37
XII - 54
1. SISTEM SIRKUIT
Pada ~ondisi normal bila pelampung pada posisi E atau bensin dida-
lam tcingki kosong tahanannya besar, sedangkan hila pelampung pada
posisi F (full) tahanannya akan mengecil.
Karena yang memegang peranan penting adalah variabel resistor yang
terdapat pada sender gauge dirangkaikan serie denganfuel ga~ge
jadi hila variabel resistor ini putus maka tegangan (VS) tidak a-
kan terbentuk hal ini akan mengakibatkan fuel gauge tidak berfu -
ngsi.
I
3. FUEL GAUGE
wI Tachometer
RHO LHO
8£0138 . BE01t~8£Ol11
r;ambar 38
Fuel gauge tipe cross, coil ini terdiri dari 4 .qu Lunq an ( L1, L ,
2
L3, dan L 4 ) seperti terlihat pada gambar 38 , Bila salah satu
gdlungan ada yang putus tegangan-VS ya~g dihasilkan sesuaidengan
perubahan fuel level sender tidak dapat membangkitkan magnet pada .
cross coil, akibatnya rotor tidak bergerak.
XII - 53
QDCOHBINATION HETER
(DISCONNECT WlftlHG CONNECTOR FAOM "ET!RI .
I-GROUND. 12 VOLTS WITH IGNITION SIW ON
4-GROUND • 4.5~4.9 VOLTS IIGNITION SIN ON. ALL SEGNENrSDISPLAYSI
2.3~2.7 VOLTS IIGNITION SIN OH. 10 SEG"EHTS DISPLAYS)
O!4~0.7 VOLTS .IGNITION SIW ON. I SEGMENTS DISPLAYS)
S-GAOUND I 8-11 VOLTS WITH ENGINE CRANKING.
6-GROUND • 0.5-1.7 VOLTS WITH WATER TEMPERATURE NO.6 SEGMENT
DISPLAYS ILHOJ@ ©
a-GROUND. "ORE THAN 5 VOLTS NITH START ENGINE (IDLING.
10-GROUND. 4.7-5.3 VOLTS WITH IGNITION S/W ON.
t3-GAOUHDa ALWAYS 12 VOLTS
® FUEL SENDER
2-GAOUHD • ~PPROX. 4.7S!O.lSV wiTH 172.3M" (6.783IN.)
APPROX. 2.60av WITH 104.8M" 14.126IN.)
APPROX. 0.2S~O.lSV WITH 27.3"M 11.075IH.)
~ WATER TEMP. SENDER QD QDYELLOW ®GREEN
I-GROUND. APPROX.'226/\ AT 50· C 1122- F)
® VACUUtt
APPROX. 26/\ AT 11S·C 1239-F)
SIN
W
I-GROUND I OPEN WtTH A VACUUM Of
lOO:2SMMHGI3.94:0.98IN.HG.13.3:3.3KPAJ
fftHO'@
r;arnbar 41
42
XII - 62
Wiring Diagram
Ignition SIW
Taillight
Relay
Headlight
~
-s --'"
Turn Signal S/W
u ::> tQ
c... ~
~
o u- o
CJ
t/)
u,
d)
",0.
;)
1
.... w °5 E
... 0 Neutral Start
c:
U
w uu 00
SIW SIW
Soeedo-
meter
Tacho..
Water
Temper.
FuctGauge
Econ-
drive
-
.2
t o_
e 0
meter ature
Manito"
'6_:;) ~
c:
0
Gauge
=u
o
U
c
.2
.... Vacuum S/W
e
2 I
i Fuel Sender Gauge
II
-'
-
I
,,",'"
r;ambar 43
te
XII - 64
bagai beri}{ut :
Drive gear --- driven gear --- kabel speedometer, yang selanjutnya
akan memutarkan slotted wheel.
Jadi apa bila salah satu dari komponen mekanisme ( drive gear,
driven gear, kabel speedometer) ada yang rusak, sebagai akibatnya
slotted wheel tidak berputar dan output dari speed sensor signal
tidak ada. Karena output signal dari speed sensor tidak ada,comp-
uter tid~k menerima input signal dengan demikian display pada spe-
edometer akan tetap pada angka NOL (I
2. SISTEM SIRKUIT
a. Kurang masa
Suat~ sirkuit listrik akan lengkap bila masa (ground) pada posisi
yang baik sehingga pada sirkuit akari terbentuk lingkaran tertutup
pada wiring diagram (gambar 40 ) masa untuk s peadome t e r terletak
pada terminal No. A - 9. Jadi apa bila pada sistem sirkuit rnasa-
nya kurang akibatnya computer tid~k dapat berfungsi.
b. Computer rusak
Computer rnempunyai susunan seper ti pada gambar 45 , yang mempu-
nyai fungsi sebagai beri~ut :
3. COMBINATION METER
I
SPEEDOMETER
CABLE
~
PHOTOTRAN.
SISTOR
c;ambar 46
Pada kondisi normal, speed sensor vanq diqerakan oleh kabel s~ee
dorneter dan akan menghasilkanoutput yanq berupa Dulsa listrik
yang jurnlahnya sesuai denqan kecepatan kendaraan.
Akan tetapi hila output dari speed sensor tidak ada, jelas input
ke computer tidak ada sebagai akibatnya display yang dikeluarkan
-
.
pada flourescent berupa angka NOL
-
.
(1'
- ).
Karena-speed sensor tidak dapat direparasi, untuk menetaokan spee-
sensor Ln i . yang, rusak dapat melalkukan pemeriksaan outout tegangan
pada terminal 2 dan 3 connector D, teqangan yang normal 5 volt,bi-
la kurang dari 5 volt qant~ s~eed sensor.
/
~
0 n::
8 ~
0 8
~ :::>
0-4
0 Z ~
~ ~ t:iJ
~ CO
u ..-'" l'!)
llMIO HtAH'" ~C4
,OA <9 -ttt lU'/ H£A'UU "t 41("
'l COS, AN
'OA'" :~~ I <9 ce
..Ii
,.,".4" «c- @ lOA
,', ~ 1 Alt
....... ..,-e c
-. sfn] ItHO. 11 •
IU-l.IS-LJ
.."" 1 :! 2
"'C 4lEJ l"ttO. j
~
UC-lt e :~: e-
we
IOlf·vr r~:II ;~ @ S'"
ut j =~
w-e A,e "N
., 11:"",
, .... u
-,,.
.. 1I:W ... , HfAfl''' .,
:* 011:
!!~
I\.HO ~t·l tAl HtA t[ln I it ~ -:
..I __ lIt
~ "~! !
~~ .,I'"
:II w
'-L 1(U" "HO' f !: "
C
l H.ffO 2(-l'
'~t
..It-
~--!--!
12C-\.' <0
CiA-l_ I S-l t I ! ::a .,
'f ~ & I s-r, 2C-l' ft·1
<D 111
"-I [E}+< ~;)V
uta H n J,Ol( - V' "f C
:)
"A1~1\ t SIN "'..1 III
b", . .,.,
([~O ~~-l) Ult. Sil 111
lit
"f
.
:II
a o~:t) 3
": """" ."
!:.!:....-!::. -rir:Lj;l
"f ~
-'
!:!!-..!: 1Dt,)
.'I::-- ., ,, :II::a .... .u·... w·1
? "·1
IOlt.:. \ ~ ''''0 HtAlt".
"(lAY
~n c-
11C-l'
i w~
=;
lItt
G·" =:
.J
~ ....
\)
,~~ s
, '2
I
.:II
:II' OJ
. .
C
~
l·"
----]
<D
" J =aV~~" I
~ I
! :-
1:t I
....u t . /
f ,."" ::a :II
:II
ff
~;,.
.. @
~i~n1t'" c
~
"'C
, ::11 :;;L
::a N-l
wxW
C
~o
..
-'
eu) -u "":~....
.-1 l-e
tA-1
t- "f
,., ,.
,Il G) ~ ~ <D
l ): r
c c-
-.,c
~
,. .. ...,
~ ~ c I
a ii:; :?
., . '"
:i~ = ~ ~~>= i
'f
.,. . .,. , ::~
:!~
..,-1'; -!
* 5~ 2
:::
;;C
U-l ,,. .,. :l..~.~ i i
• II-I cu-... '::
.1 I Y7~~~u,
~ ,
T -:
,
9
XII - 70
1. Sirkuit
2.- Switch
3. 'Relay
1. SIR K U I T
b. Connector lepas
2. S WIT C H
Water temperatur switch yang terpasang pada intake hose ini adalah
FAN MOTOR
CONDENSER
FAN MOTOR
Socket, motor
TIDAK KERJA
pada JIB No.2 lepas/!?utus·
Fusiblel'ink putus
~
.......
.......
R K U_-=--U I
"'J
t\j
Gambar 50
XII - 74
Pada kondisi no~mal condenser fan motor ini akan berputar bila Ale
. switch.ON atau water temperature switch OFF. Berputarnya motor fan'
ini bisa lambat dikarenakan condeser fan motor terhubunq serie de-
ngan radiator fan motor dan dapat berputar cepat dikarenakan con-
denser fan motor terhubung parallel dengan radiator fan motor~
'·LTI r=TI:J ~
o O~r
e 8E(A')lO
~ambar 52
Fan relay No 3 (tipe normally open) akan kerja bila Ale switch pa-
da pbsisi ON. Jadi bila relay No.3 inirusak, point relay terbakar
condenser fan metor tidak rnendapat masa, oleh karenanyamotor ti-
dak berputar dan sebagai akibatnya b i.s a terjadi overhea-·
ting.
b. Fan relay No.L rusak
Pada kondisi normal, arus listrik dari fusible link akan mengali~
ke brush (+) -~-- armature ---- brush (-) ---- fan relay No 2 --
---- masa, sebagai akibatnya enrgi listrik tersebut diatas akan
dirubah menjadi energi mekanik yang akan mernutarkan fan.
Akantetapi hila brush tidak bersinggungan dengan comutator,atau
armature rusak, :motor fan tiBak akan berputar walaupun tegangan
f .
. masuk ke 1:>rush (-+) ada.
FL IG FL
:-: sdiator Fuse Condenser
Fan 7.5 A Fan
Amplifier
Water Temperature
SIW
c;ambar 54
H
XIII - 2
1. AC TIDAl< DINGIN.
1). -.•.•.... 0 •
XII
XIII - 4
I
' :"
To Blower Switch
SWITCH CIRCUIT
XI 5
XIII - 6
'b. Kom[x:>nen alat pendingin.
Yang tennasuk dalam kelrmpok ini juga .diuraikan sebagai berikut
1). Kanpresor 4). Expansion valve
2) • f Condenser 5) •. Evatx>rator
3). Feceiver 6). Pipa - pipa "AC. ,
,SUCTION OISCHARGI,
DISCHARGE STAOKE
LIQUEfYING
XIII - 8
Bleed Port
cet 'pada posisimenutup , berang -
sur - angsur jumlah uap refrigeran
t dalam evaoorator bertambah banya
" h ," '
bate rei
',
I ...........' 0..
~
~·····~'·'·.···I·:·:·:'
.. ;:: .:::::::::::;::::::::::::: .
................................
..:.:. :.:.:.:.:.:.;.:.:.:.:.:.'
AC K"LJRl\NG I _
'0
~, 0 ( \. ~....-. '
\){)fj~(
..........................
.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.
DINGIN.
- condenser
·}ttttiiiiI!Ii!i!I!II!I!III
~
sion valve
ventilasi
Qelt canpresor
refrigerant
x......
......
......
Kalau
XIII - 14
Kalau pe-
XIII - 16
3. Blower mati.
Pacta saat I.e dihidupkan , juga blower juga baru8 dihidupkan untuk mendietri-
busikaD "udara dingin agar diperoleh te.pera tur ruang· penumpang yang nyalW1 •
H••bu8aD blower mwlalui outlet,srille diatur Ilelalui blower switch yang pa -
da UIlUll1\ya mellpunyai tiga kecepatan ; Lo (rendah) t Med (aedang) t Hi( ting-
gil. Apabila tidak ada hembusan t menandakan slate. blower ada yang tidak be
kerja • Komponen - komponen 1ang dapat menyebabkan blower mati antara lain :
~). Tuse
2). Relay
3). Motor blower'
4). Wiring / connector
......•..•••
XIII . . .
motor
A'"
~~r .
Blower switch
~
rusak .....
. , ..
.. "
BLOWER
· • ••••••••••• t
.
• ••••• I ••••••
·· • •••••
....
·.......................... I ••• , ••
.',
• •• I,' • • • • • • , '.'
. 0
• ., • • • • • 0 • • • • • • • • •
~ Baterai.
>=
H
H
H
N
o
I
'... .. ••• eo • • •
. XIII - 22
~... ........'.....
.... . ... . . .
...
• • • • , • '. • , • • • • • . e, • '••
-
,.
.
- ' ' ,
..
'
I
j
I -- 23