Anda di halaman 1dari 10

Laboratorium Kimia Organik

Semester III 2021/2022

LAPORAN PRAKTIKUM

ISOLASI POLIFENOL

Pembimbing : Muh. Yusuf, STP.,M.Si.


Kelompok : 3 (Tiga)
Tgl. Praktikum : 18 & 25 November 2021

Nama : Ayu Vidya Dharmayanti


Nim : 43220019
Kelas : 2A D4 Teknologi Kimia Industri

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2021
ISOLASI POLIFENOL

I. Tujuan
1. Dapat melakukan ekstraksi lemak dari tempe dengan pelarut n-hexan
untuk memperoleh tempe bebas lemak;
2. Dapat melakukan ekstraksi isoflavonoid dari tempe bebas lemak
dengan pelarut etanol;
3. Dapat melakukan pemekatan ekstrak dengan menggunakan rotavapor;
4. Dapat menentukan konsentrasi isoflavonoid di dalam tempe dengan
metode spektrofotometri sinar tampak berdasarkan analisis kurva
standar menggunakan pereaksi Prussian Blue.

II. Perincian Kerja


1. Penyediaan tempe bebas lemak
2. Ekstraksi flavonoid dari tempe bebas lemak
3. Penentuan kadar flavonoid

III. Alat dan Bahan


1. Alat yang dipakai

Erlenmeyer 250 ml 2
Asah
Erlenmeyer 250 ml 2
Gelas Kimia 100 + 1000 (ml) 1+1
Spatula + Batang - 1+1
Pengaduk
Labu Takar 50 ml + 100 ml 6+2
Gelas Ukur 100 ml 1
Corong Kaca - 1
Botol Semprot - 2
Sonikator - 1
Aluminium Foil - 1
Kertas Saring - 3
2. Bahan yang digunakan
- Ethanol 95%
- Tempe
- FeNH4(SO4)2
- n-hexan
- K3Fe(CN)6
- Aquadest
- Kertas saring biasa

IV. Prosedur Kerja


a. Penyediaan Tempe Bebas Lemak
1. Ditimbang tempe yang sudah dihaluskan sebanyak 10 g dan
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer asah.
2. Ditambahkan n-heksan 100 ml.
3. Diekstraksi dengan menggunakan sonikator selama 20 menit.
4. Setelah diekstraksi, disaring dengan menggunakan kertas saring
biasa dan diambil residu atau hasil ekstraknya.
5. Residu tersebut dibiarkan mongering dalam suhu ruang dan
diperoleh tempe bebas lemak.
b. Ekstraksi Flafanoid dari Tempe Bebas Lemak
1. Tempe bebas lemak yang diperoleh pada prosedur sebelumnya
dimasukkan kembali ke dalam Erlenmeyer tutup asah yang bersih
dan ditambahkan dengan ethanol 96% sebanyak 150 ml.
2. Setelah itu, sampel tadi dimasukkan kembali kedalam sonikator
selama 10 menit.
3. Sampel disaring, kemudian filtrat ditampung secara kuantitatif
dalam Erlenmeyer bersih (dianggap sebagai ekstrak ethanol).
4. Ekstrak ethanol dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu
rotavapor vakum, lalu dipekatkan sampai sampai tersisa 50 ml.
c. Penentuan Kadar Flavonoid
1. Ekstrak ethanol dari tempe yang telah dipekatkan melalui
rotavapor diencerkan menjadi 50-100 ml (volume ekstrak ethanol)
menggunakan ethanol.
2. Dipipet 0,1 ml larutan ekstrak tersebut kedalam labu takar 50 ml
dan ditambahkan dengan 25 mL aquadest dan 3 mL FeNH 4(SO4)2
0,1 M.
3. Campuran didiamkan selama 20 menit pada suhu kamar kemudian
ditambahkan dengan K3Fe(CN)6 0,008 M sebanyak 0,5 ml,
kemudian diimpitkan sampai tanda batas dengan aquadest. Setalah
itu, dikocok dan didiamkan Kembali selama 20 menit.
4. Setelah tepat 20 menit, segera ukur serapannya pada Panjang
gelombang 720 nm, kemudian dicatat serapan (As).
5. Konsentarasi polifenol dalam larutan ekstrak ethanol (Cs)
ditentukan dengan metode kurva standar secara ekstrapolasi atau
menggunakan persamaan garis lurus yang diperoleh dari kurva
standar.
d. Pembuatan Larutan Standar
1. Ditimbang 0,1 g asam tanat dalam 100 ml aquadest. (larutan no.1)
2. Dipipet larutan no.1 masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5
ml kedalam labu takar 50 ml.
3. Masing-masing labu takar ditambahkan 25 ml aquadest, lalu
dihomogenkan.
4. Kedalam masing-masing labu takar ditambahkan FeNH 4(SO4)2
0,1M sebanyak 3 ml, lalu dikocok dan didiamkan selama 20 menit.
5. Kemudian ditambahkan 0,5 ml larutan K3Fe(CN)6 0,008 M dan
setelah itu diimpitkan sampai tanda batas dengan aquadest, lalu
dihomogenkan dan didiamkan selama 20 menit.
6. Setelah tepat 20 menit, segera ukur serapannya pada panjang
gelombang 720 nm.
7. Dicatat serapannya dan dibuat kurva standar antara konsentrasi
asam tanat dalam larutan dengan serapannya masing-masing.

V. Data Pengamatan
1. Penimbangan
Berat tempe kering : 10,0073 g
2. Data dan perhitungan konsentrasi larutan standar
Berat asam tanat : 0,1 g
Volume larutan asam tanat : 100 ml
Konsentrasi larutan induk asam tanat : 1000 ppm
3. Hasil pengukuran absorbansi larutan standar

Konsentrasi Nilai Abasorbansi (ABS)

20 ppm 0,422

40 ppm 0,480

60 ppm 0,495

80 ppm 0,547

100 ppm 0,561

Sampel 0,653

VI. Perhitungan
1. Penentuan konsentrasi larutan standar
 1 mL ke 50 mL
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x 1 mL = M2 x 50 mL
M2 = 20 ppm

 2 mL ke 50 mL
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x 2 mL = M2 x 50 mL
M2 = 40 ppm
 3 mL ke 50 mL
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x 3 mL = M2 x 50 mL
M2 = 60 ppm

 4 mL ke 50 mL
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x 4 mL = M2 x 50 mL
M2 = 80 ppm

 5 mL ke 50 mL
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x 5 mL = M2 x 50 mL
M2 = 100 ppm

2. Konsentrasi isoflavonoid di dalam tempe


y = 0,0017x + 0,3975
y−b
x=
a
0,653 – 0,3975
x=
0,0017
x = 150,3 ppm

Penentuan kadar polifenol:


Cs . V.p
Kadar polifenol = ×100%
m
50 mL
150 mg/L . 0,05 L .
0,1 mL
¿ ×100%
10007,3 mg
150 . 0,05 . 500
¿ ×100%
10007,3
3700
¿ ×100%
10010,5
¿ 0,375%
Jadi konsentrasi polifenol sebesar 150 ppm dan kadar polifenol sebesar
0,375%.

VII. Pembahasan

Pada percobaan ini, hal yang dilakukan adalah isolasi polifenol


yang dimana polifenol merupakan senyawa yang memiliki spectrum
luas dengan sifat kelarutannya pada suatu pelarut yang berbeda-beda
yang disebabkan oleh gugus hidroksil pada senyawa tersebut. Polifenol
merupakan komponen yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
antioksidan dalam buah dan sayuran. Senyawa polifenol banyak
terdapat pada tumbuhan, yang termasuk dalam senyawa fenol yaitu
flavanol, flavonol, antosianin dan asam fenolik, dapat dilihat pada
struktur kimianya sebagai aktivitas penangkap radikal bebas. Golongan
polifenol mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi dengan
mendonorkan hidrogen kepada radikal bebas, sehingga menjadi stabil
dan polifenol mempunyai potensi berikatan dengan logam (Wachidah,
2013).
Pada praktikum kali ini, kami melakukan ekstraksi dengan tempe
yang digunakan sebagai sampel. Tujuan dari praktikum kami yaitu
untuk mendapatkan sari kedelai yang dimana mengandung isoflavon.
Diketahui ekstraksi yang dilakukan pada praktikum kami adalah
ekstraksi dingin, yaitu ekstraksi tanpa pemanasan. Hal tersebut
dilakukan karena diketahui bahwa zat flavonoid yang terdapat pada
sampel tempe merupakan flavonoid factor II (6,4,7-
trihidroksiisoflavon) yang dimana salah satu sifat dari zat tersebut yaitu
tidak tahan terhadap panas. Setelah dilakukannya ekstraksi, Langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah menambahkan K3Fe(CN)6 0,008 M
dan didapatkan hasil reaksi perubahan warna menjadi biru yang
menandakan bahwa larutan tersebut mengandung flavonoid. Pada
praktikum kami juga dilakukan analisis nilai absorbansi pada larutan
sampel dengan menggunakan instrument spektrofotometer uv-vis.
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi sampel
dengan menggunakan kurva standar yang menghubungkan antara
konsentrasi sampel dengan absorbansinya. Dari hasil penganalisaan
didapatkan nilai absorbansi larutan sampel yaitu 0,653. Lalu Adapun
konsentrasi polifenol yang didapatkan dengan metode kurva standar
menggunakan persamaan garis lurus yaitu 150 ppm.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan data pengatan dan pembahasan dapat disimpulkan:
1. Telah mampu melakukan ekstraksi lemak dari tempe dengan
menggunakan pelarut n-heksan.
2. Telah mampu melakukan ekstraksi isoflavonoid menggunakan ethanol
yang bersifat polar sebagai pelarutnya. Pelarut etanol dipilih sebagai
cairan penyari karena senyawa yang akan diekstraksi adalah senyawa
fenolik. Ekstraksi senyawa fenolik dari jaringan tumbuhan dalam bentuk
glikosida menggunakan pelarut methanol atau etanol pada suhu kamar
dengan cara maserasi (Andersen, 2006; Markham, 1988).
3. Telah mampu melakukan pemekatan ekstrak menggunakan filtrat ethanol
yang berisi isoflavonoid dipekatkan menggunakan rotavapor (rotary
evaporator).
4. Telah mampu menentukan konsentrasi isoflavonoid yang didapatkan dari
praktikum ini yaitu 150 ppm dan kadar polifenol dalam 10,0073 g tempe
sebesar 0,375%.

IX. Daftar Pustaka


Ali, Iqbal. 2008. Buat Tempe Yuuuuk.
http://iqbalali.com/2008/05/07/buat-tempeyuuuuk/. ( Diakses tanggal
27 Mei 2009 ).
Harborne, J. B. 1996. Metoda Fitokimia, Penuntun Cara Modern
Menganalisa Tumbuhan. Terbitan ke-2. Terjemahan Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro. ITB. Bandung
Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. 1985. Cara
Kromatografi Preparatif: Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam.
Penerjemah: Padmawinata, K. Bandung: Penerbit ITB.
Pawiroharsono. 1995. Metabolisme Isoflavon dan Faktor-II pada Proses
Pembuatan Tempe. Prosiding Simposium Nasional Pengembangan
Tempe dalam Industri Pangan Modern, April 1995. UGM.
Yogyakarta.
Restuhadi, F. 1993. Studi Pendahuluan Biokonversi Isoflavon Pada Proses
Fermentasi Kedelai Menggunakan Rhizopus spp. L.41. Tesis.
Bandung: Magister Kimia ITB
Wahyulianingsih1 , Selpida Handayani, Abd. Malik. PENETAPAN
KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK DAUN CENGKEH
(Syzygium aromaticum (L.) Merr & Perry). Jurnal Farmasi UMI

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai