Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267.

Vol.1. No.2 (2016): 30-40


JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
Email: lppm.akjp2@gmail.com

ISOLASI 24-ETIL-5-KOLESTEN-3β-OL DARI DAGING BUAH JERUK


KESTURI (Citrus mitis Blanco)
Fauzan
Akademi Kesehatan John Paul II Pekanbaru
Email: fauzanocu@gmail.com

ABSTRAK ABSTRACT

Pada pemeriksaan pendahuluan diketahui bahwa A preliminary examination revealed that calamondin
ekstrak sari buah jeruk kesturi (citrus mitis Blanco) (citrus mitis Blanco) extraction contains steroid. In
mengandung steroid. Atas dasar pertimbangan ini regard to this consideration, the researcher tried to
maka dicoba mengisolasi dan mengkarakterisasi jenis isolate and characterize steroid types and structure of
dan struktur steroid dari sari buah jeruk tersebut. Hasil calamondin (citrus mitis Blanco) extraction. The
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi results of this research is expected to give information
tentang jenis steroid yang terdapat dalam sari buah about the types of steroid in calamondin extraction
jeruk kesturi serta melengkapi data tentang kandungan and complete the data on chemical composition of
kimia jeruk kesturi (citrus mitis Blanco). Ekstraksi dan calamondin (citrus mitis Blanco). Extraction and
maserasi menggunakan pelarut etil asetat yang diikuti maceration using ethyl acetate solvent. The next step
triturasi dengan pelarut heksana. Fraksi positif was trituration with hexane solvent. Positive fraction
terhadap uji steroid dengan kandungan yang relatif to steroid test with relatively high concentration was
tinggi adalah fraksi heksana. Komponen-komponen the hexane fraction. The chemical components of
kimia steroid kasar dipisahkan dengan kromatografi crude steroid were separated by column
kolom dengan menggunakan fasa diam silika gel dan chromatography using stationary phase of silica gel
fasa gerak berbagai macam campuran pelarut. and mobile phase of various solvent mixtures.
Senyawa hasil isolasi berbentuk kristal jarum tak Compound resulting from isolation was in the form of
bewarna. Untuk penentuan struktur molekul senyawa needle-shaped colorless crystal. Ultraviolet
hasil isolasi digunakan spektrometer ultraviolet, infra spectrometer, infrared, RMI proton, RMI carbon, and
merah, RMI proton, RMI karbon, dan spektrum masa. mass spectrum were employed to determine molecule
Spektrum IR hasil isolasi memberikan serapan structures of chemical compounds resulting from
maksimum pada panjang gelombang 3407 cm, 1050 isolation. IR spectrum resulting from isolation
cm, 2935, 1618, 4 cm, 1472, 2 cm. Spektrum RMI dispensed maximum absorbance in wavelength of
proton memberikan puncak puncak dengan pergeseran 3407 cm, 1050 cm, 2935, 1618, 4 cm, 1472, 2 cm.
kimia 5,35 : 3,55 : 2,3 : 0,70 : dan 0,68 ppm. RMI proton spectrum presented the peaks with
Spektrum C-13 memberikan pergeseran kimia pada chemical friction 5.35 : 3.55 : 2.3 : 0.70 : dan 0.68
11,840 11,960 12,240 18,775; 19,008; 19,381; 19,804; ppm. C-13 spectrum presented chemical friction at
21,061; 21,198;23,039; 24,286; 26,024; 28,232; 11.840 11.960 12.240 18.775; 19.008; 19.381; 19.804;
29,114; 29,122; 31,631; 31,879; 33,916; 36,133; 21.061; 21.198; 23.039; 24.286; 26.024; 28.232;
36,480; 37,228; 39,746; 42,273; 45,804, 50,110; 29.114; 29.122; 31.631; 31.879; 33.916; 36.133;
51,219; 56,023; 56,743; 71,801; 121,719 dan 140,729 36.480; 37.228; 39.746; 42.273; 45.804, 50.110;
ppm. Spektrum masa memberikan kelimpahan isotop 51.219; 56.023; 56.743; 71.801; 121.719 dan 140.729
dengan m/z pada 414 (100%), 396(80%), 381(45%), ppm. Mass spectrum presented excessive isotope with
329(42%), 255(52%),dan 231(22%). Berdasarkan data m/z at 414 (100%), 396(80%), 381(45%), 329(42%),
dan informasi dari identifikasi yang dilakukan, maka 255(52%), and 231(22%). Based on data and
senyawa hasil isolasi dari daging buah jeruk kesturi information from identification carried out,
(citrus mitis Blanco) adalah steroid sebanyak 18,54 compounds resulting from isolation of calamondin
mg jarum tak bewarna dengan titik leleh 162,3; 164,2 flesh (citrus mitis Blanco) were 18.54 mg needle-
ºC. Jenis steroid tersebut di perkirakan 24-etil-5 shaped colorless steroid with melting point 162.3
kolesten3-beta-ol (β sitosterol). 164.2 ºC. The type of steroid is estimated as 24-ethyl-
5 cholesten-3-beta-ol (β-sitosterol).

Kata kunci: citrus mitis Blanco, Jeruk kesturi, steroid, Keywords: citrus mitis Blanco, Kesturi, steroid,
isolasi isolation.

30
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

barukumarin yaitu buntasin B dan buntasin


PENDAHULUAN
C bersama-sama dengan sepuluh senyawa
Isolasi bahan alam berupa hasil yang telah di ketahui yakni 6-dehidrok-
metabolisme sekunder dari tumbuh- simetilherniarin, honiumine, limonin,
tumbuhan yang banyak terdapat di buntanin, tamnosmonin, giebalansinin,
Indonesia baik yang merupakan tumbuhan pubesinol asetonid, cis-isokelakton,
hutan maupun tumbuhan yang telah buntasin A, dan ulopterol dari citrus
dibudidayakan cukup potensial grandis.
dikembangkan untuk keperluan industri Penelitian tentang jeruk kesturi
terutama industri obat-obatan maupun (citrus mitis Blanco) yang telah dilaporkan
untuk keperluan pengembangan dunia ilmu hanyalah penentuan kandungan senyawa
pengetahuan khususnya analisa struktur pemberi bau/rasa, senyawa gula, dan asam
molekul dan konfermer. Indonesia askorbat (carriedo et al., 1992).
mempunyai sumber daya alam hayati Berdasarkan uraian diatas maka perlu
sangat berlimpah meliputi berbagai jenis dilakukan penelitian untuk mengisolasi
tumbuhan dari tingkat tinggi sampai senyawa streroid dari salah satu jenis
tingkat rendah yang merupakan gudang jeruk-jerukan yakni jeruk kesturi (citrus
persenyawaan kimia yang tak ternilai mitis Blanco).
harganya (Arbain, 1997). Salah satu
tumbuhan yang ada di indonesia dan TINJAUAN TEORITIS
banyak di budidayakan secara luas adalah Jeruk Kesturi (citrus mitis Blanco)
tanaman dari jenis jeruk-jerukan (citrus). Tanaman jeruk kesturi (citrus mitis
Penelitian kandungan kimia Blanco) yang banyak dibudidayakan orang
berbagai jenis jeruk yang telah dilakukan tergolong salah satu suku jeruk-jerukan
oleh para peneliti diantaranya seperti Baldi (rutaceae) yang beranggotakan tak kurang
(1995) telah mengidentifikasi adanya dari 1300 jenis. Dalam ilmu botani semua
senyawa limonoid, kumarin, polifenol, golongan suku ini dikelempokkan dalam 7
flavon, dan biflavon dalam kulit lemon sub famili dan 130 genus (marga).
(lemon peel). Selanjutnya Moodley (1995) Tanaman jeruk adalah sub famili
telah menemukan limonoid glikosida Aurantioidae, yang terdiri dari 133 genus
dalam citrus nobilis. McCould (1994) telah (Sarwono, 1991). Ciri umum dari botani
mengisolasi suatu senyawa fototoksik Rutaceae adalah pohon perdu yang
dalam daun citrus jambiri dan juga Wu aromantis, jarang herba, kadang-kadang
(1994) telah mengisolasi dua senyawa memanjat, dan kadang-kadang berduri.

31
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

Umumnya menghasilkan substansi Dioscorea dan Avage. Penelitian


triterpenoid yang pahit, alkaloid, steroid, selanjutnya ternyata menunjukkan bahwa
dan berbagai macam komponen fenolik ada spesies dari genus Trigonella juga
(Dasuki, 1991). Jeruk merupakan mengandung diosgenin. Penyebaran
tumbuhan yang banyak dibudidayakan sapogenin steroid ini dalam tumbuhan
secara luas dan banyak digunakan sebagai sebenarnya tidak terbatas hanya pada
bahan pengobatan tradisional di Asia genus tersebut (Tarigan 1980). Stereokimia
Tenggara dan Asia Barat (Masuda et al., steroid telah diselidiki oleh para ahli kimia
1992). dengan menggunakan cara analisis difraksi
Kandungan kimia sinar X dari struktur kristalnya atau cara-
Carriedo et al.,(1992) telah cara kimia. Percobaan-percobaan
melaporkan kandungan kimia citrus mitis menunjukkan bahwa konfigurasi dari
Blanco melalui pemisahan menggunakan kerangka dasar steroid dapat dinyatakan
kromatografi kolom. Terdapat 20 sebagai pada Gambar 1 (Manitto, 1981).
komponen senyawa yang mudah menguap
(volatile compounds) yang terdiri dari 5
senyawa aldehid (asetal dehid (X), dekanal
(XI), nonanal, oktanal (XII), dan
Gambar 1. Kerangka Dasar Steroid
perrilaldehid (XIII), 2 senyawa ester,
(geranil asetat, neril asetat), 5 senyawa
Bioaktifitas
alkohol (etanol, linalol, metanol,
Berdasarkan Gambar 1
terpinen-4-ol (XIV), α terpineol), dan 9
menunjukkan bahwa model dari molekul
senyawa hidrokarbon. (3 caren (XV),
berbentuk relatif planar. Atom atau gugus
limonen, mirsen, α-pinen, β-pinen, τ
yang terikat pada inti molekul dapat
terpinen, terpinolen, valencenen). Selain
dibedakan atas dua jenis. Jenis pertama
itu, ada 6 senyawa lain yakni sukrosa,
yaitu atom atau gugus yang berada
glukosa, fruktosa, asam askorbat, asam
disebelah atas bidang molekul, yakni pada
dehidroaskorbat, asam sitrat dan asam
sisi yang sama dengan gugus metil pada C-
malat.
13 dan C-10, yang disebut dengan
konfigurasi β. Ikatan-ikatan yang
Steroid
menghubungkan atom atau gugus ini
Marker dan kawan-kawan (1943)
dengan inti steroid, digambarkan sebagai
telah menemukan sumber sapogenin pada
garis tebal. Jenis kedua atom atau gugus
beberapa spesies tumbuhan dari genus

32
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

yang berada disebelah bawah bidang sikloartenol (Miller, 1973 dan Achmad,
molekul, disebut konfigurasi α dan ikatan- 1985).
ikatannya digambarkan dengan garis
METODE PENELITIAN
putus-putus. (Ahmad, 1995). Kedua
konfigurasi steroid tersebut diatas Penelitian ini dilaksanakan mulai
mempunyai satu perbedaan dimana pada Mei 1998 sampai Desember 1998 di
konfigurasi pertama, cincin A dan cincin B Laboratorium Sintesis Organik Jurusan
terlebur sedemikian rupa sehingga Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
hubungan antara gugus metil pada C-10 Pengetahuan Alam Universitas Andalas
dan atom H pada C-5 adalah trans (A/B Padang. Alat-alat yang digunakan dalam
trans). Pada konfigurasi ini gugus metil penelitian ini adalah bejana maserasi,
pada C-10 adalah β dan atom H pada C-5 perangkat destilasi biasa dan vakum,
adalah α. Pada konfigurasi kedua, kolom kromatografi, plat kromatografi
peleburan cincin A dan B menyebabkan lapis tipis, bejana kromatografi,
hubungan antara gugus metil dan atom H erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, tabung
itu menjadi cis (A/B cis) dan konfigurasi reaksi, pipet, corong pisah, desikator,
kedua substituen adalah β. Dengan perangkat rotary evaporator,
demikian pada steroid alam konfigurasi spektrofotometer infra-merah Pelkin Elmer
atom C-5 dapat berubah-ubah, yakni α atau B735, spektrofotometer ultraviolet-VIS
β. Secoman 2000, spektrometer massa EI,
spektrometer RMI proton dan karbon
Biosintesis steroid Bruker WP 500, alat ukur titik leleh
Biosintesis senyawa steroid yang Gallekamp Cat. No. MFBO. 595.010 M
terdapat di alam berasal dari dua dan berbagai alat gelas lainnya. Bahan
triterpenoid induk yakni lanosterol dan yang digunakan dalam penelitian ini
sikloartenol. Steroid yang terdapat dalam adalah metanol, etil asetat, n-heksana, air
jaringan hewan berasal dari triterpenoid suling, kertas saring, pereaksi Liebermann-
sikloartenol, setelah triterpenoid ini Burchad, silika gel 60.
mengalami serentetan perobahan tertentu.
Tahap-tahap awal dari biosintesis adalah Pengambilan dan Identifikasi Sampel
sama bagi semua steroid alam yakni Sampel berupa jeruk kesturi yang
perubahan asam asetat yang diaktifkan diambil di desa Limobalai Ampek Angkek
oleh koenzim A melalui asam mevalonat Candung Bukittinggi pada bulan Februari
dan skualen menjadi lanosterol atau 1998. Identifikasi tumbuhan dilakukan di

33
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

Herbarium Jurusan Biologi, Fakultas kandungan steroid yang relatif tinggi


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam fraksi A maka dilakukan
Universitas Andalas Padang. pengoloman terhadap fraksi tersebut.

Ektraksi dan Fraksinasi Sampel Pemisahan Kimia Steroid Kasar


Sebanyak 13 kg jeruk kesturi Komponen-komponen kimia steroid kasar
(Citrus mitis Blanco) dibuang kulitnya dipisahkan dengan kromatografi kolom
kemudian diblender sehingga didapat juice dengan menggunakan fase padat silika gel
jeruk. Komponen yang mudah menguap 60 sebanyak 200 g. Dalam proses
(volatile) dipisahkan dengan memanaskan pemisahan diambil 5 g gum dari fraksi n-
diatas penangas air selama 1 jam pada heksana dan larutkan dalam pelarutnya dan
suhu 80 ºC (Masuda, 1992). Selanjutnya selanjutnya campurkan dengan 5 g silika
direndam dalam etil asetat sebanyak 15 L gel. Campuran ini diaduk sampai homogen
selama 3 hari. Pada saat perendaman dan dikeringkan dengan rotari evaporator
dilakukan pengadukan selama ±30 menit sampai menjadi bubuk dan selanjutnya
per hari untuk mempercepat proses dimasukkan ke dalam kolom yang telah
ekstraksi. Hasil ekstraksi disaring dengan berisi fasa padat silika gel dan dielusi
bantuan saringan vakum. Ekstrak etil asetat dengan campuran eluen sebagai berikut:
ini dipekatkan secara in vacuo sampai 1. n-heksana :200 mL
diperoleh ekstrak kental 235,5 g. Ekstrak 2. n-heksana : etil asetat (95 : 5) :200 mL
kental etil asetat ini diambil sebanyak 135 3. n-heksana : etil asetat (90 : 10) :200 mL
gram dan ditriturasi dengan n-heksan 4. n-heksana : etil asetat (85 : 15) :200 mL
sebanyak 2×200 mL. Fraksi heksana 5. n-heksana : etil asetat (80 : 20) :200 mL
dipekatkan in vacuo dan didapatkan 6. n-heksana : etil asetat (75 : 25) :200 mL
ekstrak kental sebanyak 21,5 g (fraksi A). 7. n-heksana : etil asetat (70 : 30) :200 mL
Fraksi yang tidak larut dalam heksana 8. n-heksana : etil asetat (65 : 35) :200 mL
dipekatkan in vacuo diperoleh ekstrak 9. n-heksana : etil asetat (45 : 55) :200 mL
pekat 10,77 g (fraksi B). Kedua fraksi 10. n-heksana : etil asetat (35 : 65) :200 mL
tersebut diuji kandungan steroidnya 11. n-heksana : etil asetat (10 : 90) :200 mL
dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Eluat yang keluar di tampung dengan vial
Fraksi A ini memberikan (+++) dengan ±10 mL. Masing-masing vial dimonitor
pereaksi Liebermann-Burchard dan fraksi dengan kromatografi lapisan tipis dengan
B memberikan (+) dengan pereaksi fasa diam plat tipis silika gel 60 F 254 dan
Liebermann-Burchars. Oleh karena fasa gerak heksana : etil asetat (7 : 3).

34
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

Fraksi yang mempunyai pola kromatografi yang akan di rekam dipersiapkan dalam
lapisan tipis sama digabung. Dari hasil pellet KBr. Perekaman spektrum
monitor kromatografi lapisan tipis ultraviolet dilakukan dengan menggunakan
diperoleh fraksi 1 vial 28-38, fraksi 2 vial UV-VIS Secomam 2000. Spektrum
42-50, fraksi 3 vial 55-78, dan fraksi 4 ultraviolet dibuat dalam pelarut etil asetat.
vial 82-109, dan fraksi 5 vial 130-186. Perekaman spektrum massa dengan
Masing-masing fraksi diuji kandungan menggunakan metode EI-MS di University
steroidnya dan didapatkan fraksi 1, 3, dan of Western, Australia. Perekaman
4 tidak menunjukkan adanya senyawa spektrum resonansi magnet inti ¹H
steroid. Senyawa steroid hanya ditemui spektrometer Bruker WP 500 dan ¹³C
dalam fraksi 2. Sebagian pelarut yang ada spektrometer Bruker WP 125 di University
pada fraksi ini diuapkan in vacuo dan of Western, Australia.
kemudian dibiarkan semalaman dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
terbentuk kristal putih. Kristal ini
direkristalisasi dengan mentanol sehingga Hasil
dipadatkan kristal tak berwarna. Pada Ekstraksi dari 13 kg daging buah segar
kromatografi lapis tipis dengan eluen etil jeruk kesturi dengan etil asetat diperoleh
asetat:heksana (3:7) senyawa ekstrak pekat etil asetat 235,5 g. Triturasi
memperlihatkan satu noda dengan Rf 0,76. ekstrak pekat etil asetat sebanyak 135 g
dengan n-heksana diperoleh ekstrak pekat
Karakterisasi senyawa hasil isolasi fraksi n-heksana 21,5 g. Penampakan noda
Pengukuran titik leleh dilakukan diatas KLT pada fraksi heksana dengan
dengan alat melting point apparatus pereaksi Liebermann-Burchad
Galenkamp Cat. No. MFBO. 595.010 M. menunjukkan adanya senyawa steroid.
Sedikit kristal senyawa murni diletakkan Hasil isolasi dengan kromatografi kolom
dalam kapiler kaca sampai masuk ke berupa kristal jarum tak berwarna dengan
bagian bawah kapiler. Kapiler tersebut berat 18,54 mg dan titik leleh 162,3-164,2.
dimasukkan ke dalam alat pemanas dan Rf senyawa tersebut dengan menggunakan
siatur kenaikannya 2-3ºC per menit. eluen heksana:etil asetat (7 : 3) adalah
Pengamatan dilakukan saat kristal mulai 0,76.
meleleh sampai meleleh seluruhnya. Spektrum UV menunjukkan adanya
Pemeriksaan Fisika Kimia puncak serapan maksimum pada 235 nm.
dilakukan dengan spekrofotometer Gambar 2 terdapat puncak pada daerah ini
inframerah Pelkin Elmer B 735. Sampel diartikan bahwa senyawa tersebut

35
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

mempunyai ikatan rangkap tidak 29,112; 31,631; 31,879; 33,916; 36,133;


terkonyugasi (Silverstein, 1991). 36,480, 37,228; 39,746; 42,273; 45,804,
50,110; 51,219; 56,023; 56,743; 71,801;
121,719; dan 140,729 ppm. Spektrum
massa memberikan kelimpahan isotop
dengan m/z pada 414 (100%), 396 (80%),
381 (45%), 329 (42%), 255 (52%), dan
231 (22%)
Gambar 2. Spektrum UV senyawa hasil
isolasi dalam pelarut etil asetat

Spektrum IR hasil isolasi memberikan


serapan maksimum pada panjang
gelombang 3407 cmˉ¹ , 1050 cmˉ¹,2935,
1618,4 cmˉ¹ , 1472,2 cm-¹. Spektrum RMI
proton memberikan puncak-puncak dengan
pergeseran kimia 5,35 : 3,55 ; 2,3 ; 0,70 ;
dan 068 ppm (Gambar 3).

Gambar 4. Spektrum RMI Senyawa Hasil


Isolasi (500 MHz, CDCI3) (A. Spektrum 13C
RMI, B. Spektrum 13C RMI DEPT 135,
C. Spektrum 13C RMI DEPT 90)
Gambar 3. Spektrum RMI Proton senyawa
hasil isolasi dan ekspansinya
Pembahasan
(500 MHz, CDCl3)
Isolasi steroid ekstrak segar jeruk
kesturi (citrus mitis Blanco) menggunakan
Spektrum C-13 memberikan pergeseran
sampel segar untuk mendapatkan ekstrak
kimia pada 11,840 11,960, 12,240, 18,775;
yang bebas dari senyawa-senyawa organik
19,008; 9,381; 19,804; 21,061; 21,198,
makromolekul yang terdapat dalam juice
23,039; 24,286; 26,024, 28,232, 29,114,
buah jeruk kesturi (citrus mitis Blanco).

36
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

Pemblenderan sampel dimaksudkan untuk senyawa golongan steroid sebanyak 18,54


memecahkan kantung-kantung buah mg. Pendeteksian pada plat kromatografi
sehingga memudahkan penetrasi pelarut lapis tipis yang menggunakan pengembang
kedalam membran sel dan akhirnya berbagai kombinasi eluen tidak
mempermudah proses ekstraksi oleh menampakkan noda dibawah lampu UV
pelarut. 254 nm. Senyawa tersebut diperkirakan
Pemanasan pada suhu 80 ºC selama tidak mempunyai ikatan rangkap
1 jam dimaksudkan untuk menghilangkan berkonyugasi dan pengujian dengan reagen
senyawa-senyawa yang mudah menguap Liebermann-Buchard memperlihatkan satu
(Masuda, et al, 1992) dan diekstraksi noda yang bewarna biru pekat.
dengan etil asetat untuk mendapatkan Identifikasi senyawa dengan
fraksi semi polar. Sedangkan untuk spektroskopi ultraviolet menunjukkan
mendapatkan fraksi nonpolar ditriturasi adanya puncak serapan pada 255 nm.
dengan pelarut nonpolar yakni heksana. Dengan keterangan ini diduga adanya
Fraksi yang larut dalam n-heksana ikatan rangkap yang terisolasi pada
dipekatkan in vacuo untuk mendapatkan senyawa tersebut. Pada kebanyakan
ekstrak pekat fraksi n-heksana. Komponen senyawa steroid terutama golongan sterol,
yang tidak larut dalam n-heksana tinggal ikatan rangkap ditemukan dalam keadaan
sebagai gum dan dipekatkan in vacuo terisolasi baik pada kerangka dasar
untuk menghilangkan dari kemungkinan maupun rantai samping, dengan demikian
adanya sisa-sisa n-heksana yang tertinggal. identifikasi secara spektroskopi ultraviolet
Kedua fraksi diuji dengan pereaksi hampir tidak memberikan informasi yang
Liebermann-Buchard, dalam hal ini berarti tentang struktur steroid.
didapatkan fraksi n-heksana memberikan Spektrum IR hasil isolasi
tanda uji (+++) sedangkan fraksi etil asetat memberikan serapan maksimum pada
memberikan tanda uji (+). panjang gelombang 3407 cmˉ¹ yang
Pemisahan dan pemurnian fraksi n- menunjukkan adanya gugus OH dan
heksana dilakukan dengan teknik didukung oleh serapan 1050 cmˉ¹ yang
kromatografi kolom dengan menggunakan merupakan bending C-O alkoholik
fasa diam silika gel 60 sebanyak 200 g (Silverstein, 1991). Informasi dengan
dengan fasa gerak campuran heksana-etil spektroskopi IR ini memperjelas salah satu
asetat dengan berbagai perbandingan. ciri khusus untuk senyawa steroida,
Senyawa hasil isolasi setelah dikristalisasi dimana substituen ˗OH biasanya terikat
dengan metanol didapatkan berupa pada atom C nomor 3.

37
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

Selanjutnya pita serapan pada 2935 cc/Kg BB secara oral bersifat toksik
cmˉ¹ menunjukkan regang C-H (sp²) dari terhadap berat testis, diameter tubulus
suatu alkena, data ini diperkuat dengan seminiferus, tebal epitel germinal tubulus
regang C=C pada daerah 1618 cmˉ¹, seminiferus, diameter sel leydig. Dosis 24
sehingga dapat dikatakan bahwa pada cc/Kg BB secara oral bersifat toksik
kerangka steroid tersebut terdapat ikatan terhadap jumlah sel leydig. Dosis 36
rangkap (C=C) (Creswell, 1982 dan cc/Kg BB secara oral bersifat toksik
Silverstein, 1991). terhadap indeks spermatogenesis. Dosis 54
Hasil pemeriksaan ¹H RMI cc/Kg BB secara oral bersifat toksik
memberikan informasi tentang banyaknya terhadap jumlah sel sertoli.
atom hidrogen yang ada pada suatu
Saran
senyawa murni, yaitu dengan cara
Perlu dilakukan penelitian untuk
menghitung perbandingan integrasi luas
mengetahui apakah pemberian
sinyal yang ada. Dari analisis spektrum ¹H-
biofungisida dengan dosis yang lebih
RMI diperkirakan ada 56 buah atom
rendah dan dalam jangka waktu yang lebih
hidrogen. Tetapi jika dilihat dari
lama dapat mempengaruhi testis dan
perbandingan integrasi luas sinyal
proses spermatogenesis.
spektrum ¹H-RMI sampel ditemui adanya
beberapa perbandingan luas yang tidak
layak untuk jumlah atom hidrogen. Ini DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa senyawa yang didapat
Acharya, U.R., M. Mishra. 2003. Lead
masih terkontaminasi senyawa lain dengan Acetat Induced Cytotoxicity in
harga Rf yang sama. Dari puncak spektrum Male Germinal Cells of Swiss
Mice. Industrial Health 41: 291-
¹H-RMI proton sampel yang memberikan 294.
puncak doublet-doublet pada pergeseran (http://www.nih.go.jp/jp/indu_hel?
2003/pdf/ih_41_3_21.pdf) diakses
kimia 5,35 ppm (1H, dd J6-7α = 5,0 Hz; J6-7β 02 Mei 2006.
= 1,0 Hz) berasal dari proton C-6 yang
terkopling oleh 2 proton C. Alberts, B.,
Bray,D.,Lewis,J.,Raff,M.,Roberts,
K. and Watson,J.D.1993.
KESIMPULAN DAN SARAN Molecular Biology of Cell.3rd ed.
Gerland Pibl.,Inc., New York.
Kesimpulan
Amelar, R .D., Dubin, L., and
Kesimpulan dari penelitian ini Walsh,P.C.1977. Male Infertility.
adalah pemberian biofungisida dosis 16 Saunders, Philadelphia.

38
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

Arsyad, K.M. 1980. Prociding Seminar Faix, S. 2003. Effect of Per Os


Spermatogenesis. Pengurus Besar Administration of Mercuric
Perkumpulan Andrologi (PANDI). Chloride on Peroxidation Processes
Surabaya. in Japanese Quail. Acta Vet. Brno,
Bardin, C.W, Cheng, C.Y, Musto, N.E and 72:23-26. (http://www.vfu.cz/acta-
Gunsalus. 1988. The Sertoli Cell. vet/vol72/pdf/72_023.pdf).
In Knobil, E and Neil, J(Editor).
The Phisiology of Reproduction. Fujii. 2003. Cooperative Function of
Rven Press,Ltd.New York Antioxidant and Redox System
Against Oxidative Stress in Male
Bramono, K. 2005. Peranan Jamur Pada
Infertilitas. Buku Kumpulan Reproductive Tissue. Asian Journal
Makalah/Abstrak Kongres PANDI of Andrology, Sep;5;231-242.
IX dan Kongres PERSANDI I. P (http://www.asiaandro.com/1008-
168-169. Jakarta. April 19-22.2005. 628x/5/231.htm) diakses 02 Mei
Brinkwoth,M.H. and D.J. Handelsman. 2006.
2000. Environment Influence on
Jalius, 1994. Pengaruh Antispermatogenik
Male Reproductive Health. In Ekstrak Etanil Daging Buah Pare
Neischlog,E and H.M. Behne (Momordica charantia L) Pada
(Editor). Andrology (2nd Edition). Tikus. Maj. Kedokt. Indon. 44(1):9-
Springer, Berlin. 13.

Bronson, F.H., C.P Dagg and G.D Snell. Johnson, M.H. and B.J. Everit. 1988.
1988. Reproduction. In E.L. Green Essential Reproduction (3 th
(Editor) Biology of the Laboratory editition) Butler and Tanner Ltd.
Mouse. Mcgraww-Hill Book Junquera, L.C., Carneiro, J., and
Company, New York, USA. P 933- Kelley,R.O.1995. Basic Histology
974.
(8th. Edition) Prentice- Hall
Carlson, B.M. 1984. Pattern’s Foundation International,London.
of Embriology. 4th Edition. TMH
Edition Tata. McGraw-Hill Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar Azas
Publishing Company. Ltd. New Organ Sasaran dan Penilaian
Delhi. Resiko. Diterjemahkan oleh
De Kretser, D.M.1988. Evalution of Nugroho. Edisi kedua. Universitas
Male Gonadal Function. In PJ. Indonesia. Jakarta.
Rowe and E.M. Vikhlyaeva
(eds). Diagnosis and Mackawa, K., & Abe, S.O. 1995
Treatement of Infertility. Hans Proliferation of New Spermatogonia
Huber Publisher. Toronto. p: 93- by Mammalian
97. FSH via Sertoli Cell Invivo.
Journal Experiment. Zoology,272 (5)
Du Pan, M.R. and Campana. 1993.
: 516-520.
Physiopathology of
Spermatogenic Arrest. Fertil Mangkoewidjojo & S Smith, J.B..1988.
Steril. 60(6): 937-951. Pemeliharaan, Pembiakan dan

39
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.1. No.2. (2016): 30-40

Penggunaan Hewan Percobaan di Raven Press, Ltd, New York, USA.


Daerah Tropis. P.753 – 836.

Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Stephan J.P., Syed,V., and Jegon,


Reproduksi Mamalia dan Burung. B. 1997. Regulation of Sertoli Cell
Terjemahan Sunaryo Keman. UI Interleukin-
Press. Jakarta.
I and Interleukin-6 Produktion
Orr, J.G, V. Leel, G.A. Cameron, C.J. Invitro. Moll.Cell. Endocrinol. 134
Marek, E.L. Haughton, L.J. Elrick, (2): 109-118.
J.E. Trim, G.M. Hawksworth, A.P.
Halestrap, M.C. Wright. 2004. Steinberger.E., and Steinberger, A . 1975.
Mechanism Of Action of Spermatogenik Fungtion of the
Antifibrionic Compound Gliotoxin Testis. In Greep.R.O. Astwood,
in Rat Liver Cells. Hepatology 40:
E.B., Hamilton, D.W., and
232-42.
(http://www.caspases.org/showabst Geiger,S.R.(eds) Handbook of
ract.php?pmid=93044400) diakses Physiology, section Endocrinology
30 September 2006. vol.V.Waverly Press,Inc., Baltimore.
Rhamalingan, V & V. Vimaladelfi. 2002. Suryono. 2006. Pestisida Biologis.
Effect of Mercuric Chloride on (http://www.tanindo.com/abdi8/hal42
Membrane-Bound Enzymes in Rat 01.htm.) diakses 02 Mei 2006.
Testis. Asian Journal Andrology. Suwahyono, Untung, Wahyudi, Priyo.
December; 4: 309-311. 2001. Biofungisida Trichoderma
harzianum, Pestida Ramah
Robins, S.L., Ramsis & Vinay, K. 1984. Lingkungan. Seminar Teknologi
Pathologic Basis of Disease 3rd.ed. Untuk Negeri. Jakarta.
W.B. Saunders Co. Ontario. Vander , A, Sherman , J, Luciana, D.
2001. Male Reproduktive
Rugh, R. 1968. The Mouse: Its
Reproduction and Development. 1st Physiology, Human Phisiology (8th),
ed. Burgess Publishing. Co, Mc Graw Hill Inc. New York, USA.
Mineapolis.
Working, P.K and.Chellman, G.J. 1993.
Setchell, B.P & D.E, Brooks. 1988. The Testis, Spermatogenesis. And
Anatomy, Vasculature, Innervation, The Excurrent Duct, In Zinaman,
and Fluids of The Male MJ dan Seiali,AR(Editor).
Reproductive Tract. In E. Knobil Reproductive Toxicology and
and J.D. Neill (Editors). The infertility. p.39.
Physiology of Reproduction, Vol 1.

40

Anda mungkin juga menyukai