Anda di halaman 1dari 7

Nama : YENI KARTIKASARI

Nim : 857676484

Mapel : Materi dan Pembelajaran IPS SD

Jawaban Tugas 3 :
1. Ketiga prinsip pokok Pembelajaran kontekstual tersebut!
a. Prinsip saling ketergantungan, menurut hasil kajian para ilmuan segala yang ada di
dunia ini adalah saling berhubungan dan tergantung. Begitu pula dala pendidikan dan
pembelajaran, sekolah merupakan suatu sistem kehidupan, yang terkait dalam
kehidupan di rumah, di tempat kerja, di masyarakat. Dalam kehidupan di sekolah
siswa saling berhubungan dan tergantung pada guru, kepala sekolah, tata usaha, orang
tua siswa, dan narasumber yang ada di sekitarnya.
b. Prinsip diferensiasi, yang menunjukkan kepada sifat alam yang secara terus menerus
menimbulkan perbedaan, keseragaman, keunikan. Diferensiasi bukan hanya
menunjukkan perubahan dan kemajuan tanpa batas, akan tetapi juga kesatuan-
kesatuan yang berbeda tersebut berhubungan, saling tergantung dalam keterpaduan
yang bersifat simbiosis atau saling menguntungkan. Apabila para pendidik memiliki
keyakinan yang sama dengan para ilmuan modern bahwa prinsip diferensiasi yang
dinamis ini bukan hanya berlaku dan berpengaruh pada alam semesta, tetapi juga
pada sistem pendidikan. Para pendidik juga dituntut untuk mendidik, mengajar,
melatih, membimbing, sejalan dengan prinsip diferensiasi dan harmoni alam semesta
ini.
c. Prinsip organisasi diri, setiap individu atau kesatuan dalam alam semesta ini
mempunyai potensi yang melekat, yaitu kesadaran sebagai kesatuan utuh yang
berbeda dari yang lain. Tiap hal mempunyai organisasi diri, keteraturan diri,
kesadaran diri, pemeliharaan diri sendiri, suatu energi atau kekuatan hidup, ang
memungkinkan mempertahankan dirinya secara khas, berbeda dengan yang lainnya.
Prinsip organisasi diri, menuntut para pendidik dan para pengajar di sekolah agar
mendorong tiap siswanya untuk memahami dan menerapkan semua potensi yang
dimilikinya seoptimal mungkin.
2. Ketiga konsep pembelajaran CTL dimaksud!
 Pertama, pembelajaran Kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa
untuk menemukan materi. Artinya, proses belajar diorientasikan pada proses
pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks Pembelajaran Kontekstual
tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, tetapi yang diutamakan
adalah proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
 pembelajaran Kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara
materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Artinya, siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, materi yang dipelajarinya itu akan bermakna
secara fungsional dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak akan mudah
terlupakan.
 pembelajaran Kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkan
pengetahuannya dalam kehidupan. Artinya, Pembelajaran Kontekstual tidak hanya
mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, tetapi bagaimana
materi itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran
dalam konteks Pembelajaran Kontekstual tidak untuk ditumpuk di otak dan kemudian
dilupakan, tetapi sebagai bekal bagi mereka dalam kehidupan nyata.
3. Berikan contoh teknologi ramah lingkungan dan jelaskan dampak penggunaan teknologi
tersebut!
 Kincir Angin
Siapa yang tidak tahu kincir angin? Tentu sebagian dari kalian sering melihat di
berbagai kesempatan terutama yang sudah pernah ke Belanda tentunya banyak
melihat kincir angin di negara tersebut. Banyaknya kincir angin di Belanda juga
bukan tanpa sebab, bukan juga hanya sekedar hiasan kincir angin ini adalah sebuah
teknologi yang sudah banyak digunakan di negara maju.
Angin yang bisa dijadikan sebagai alternatif sumber energi pengganti bahan bakar
fosil. Energi angin ini juga digunakan untuk menggerakan kincir tersebut yang
kemudian menghasilkan jenis energi lainnya seperti energi listrik yang dapat
digunakan untuk berbagai macam keperluan.
Sistem kincir angin inilah merupakan sumber energi yang ramah lingkungan yang
tidak menyebabkan polusi udara. Tentunya hal ini berbeda dengan energi listrik yang
dihasilkan oleh bahan bakar non terbarukan yang memberikan dampak butuh bagi
atmosfer.
 Biogas
Tidak akan ada yang sadar bahwa kotoran hewan dapat dijadikan sebuah energi untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Biogas dihasilkan oleh aktivitas fermentasi bahan-
bahan yang organik. Namun, tidak hanya kotoran hewan, kotoran manusia dan limbah
domestik juga dapat dimanfaatkan sebagai biogas.
Mengapa kotoran kotoran ini dapat dijadikan sumber energi? Kotoran merupakan
sebab adanya karbondioksida dan metana pada kotoranlah yang dimanfaatkan sebagai
bahan bakar kendaraan maupun listrik. Selain hemat biaya, bahan bakar biogas ini
lebih ramah lingkungan dan menjadi solusi cerdas dalam pengelolaan limbah.
 Mobil Listrik
Ketersediaan bahan bakar yang semakin hari semakin menipis membuat banyak
inovasi baru bermunculan. Karenanya, inovasi seperti mobil listrik yang lebih ramah
lingkungan ini bisa menjadi salah satu solusinya.
Meskipun jumlahnya masih tidak sebanding dengan mobill konvensional, diharapkan
pengguna mobil listrik ini terus meningkat setiap tahunnya. Selain ramah lingkungan,
perawatannya pun lebih mudah.
 Rooftop Garden
Sudah banyak bangunan yang memiliki taman yang luas di atap rumahnya, adanya
taman ini adalah untuk menyerap panas yang mungkin bisa langsung berdampak
panas pada rumah tersebut selain itu dengan adanya tanaman juga dapat mengurangi
CO2. Ditambah lagi adanya tumbuhan di atap rumah ini membuat rumah jadi terlihat
lebih indah dan menarik.
 Panel Surya
Yang terakhir ini mungkin sudah seringkali kamu lihat sekaligus digunakan di
berbagai macam kebutuhan baik itu digunakan secara pribadi maupun umum. Karena,
panel surya ini adalah suatu teknologi yang mampu mengubah cahaya menjadi aliran
listrik.
4. Sebutkan dan tafsirkan hambatan pengunaan pendekatan interdisipliner dalam
pembelajaran IPS di tempat saudara bekerja!
Permasalahan yang muncul adalah Kompetensai Dasar (KD) dalam Kurikulum Mata
Pelajaran IPS belum terstruktur secara terpadu.Walaupun Sub Mata Pelajaran sudah tidak
dikenal lagi, namun KD dalam standar isi tersebut masih menunjukkan secara eksplisit
substansi dari masing-masing sub mata pelajaran.Dampaknya dalam mengajar guru
cenderung mengikuti kurikulum berdasarkan urutan yang ada.Bahkan masih sering
ditemukan guru yang mengajar IPS Ekonomi, IPS Sejarah atau IPS Geografi secara
terpisah-pisah.
Di sekolah, guru yang tersedia umumnya merupakan guru dengan disiplin ilmu yang
terpisah-pisah.Hal ini tentunya mengundang masalah bagi guru untuk beradaptasi dalam
pengintegrasian disiplin ilmu sosial tersebut.Solusi yang dapat diberikan adalah mengajar
dengan TeamTeaching yaitu dua-tiga orang guru mengajar secara bersama-sama di dalam
kelas.Setiap guru memiliki tugas sesuai dengan keahlian dan kesepakatan team.Namun
hal ini terkadang dianggap kurang efektif.Bisa saja siswa merasa kurang nyaman dengan
metode pergantian guru pengajar.
ada beberapa kali pertemuan dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
terungkap beberapa hal terkait dengan pembelajaran mata pelajaran tersebut di sekolah.
Ada guru yang menolak dan/atau merasa terpaksa mengajarkan mata pelajaran IPS secara
terpadu, menginginkan model pembelajarannya secara terpisah sesuai dengan bahan
kajian keilmuannya.Guru yang bersangkutan merasa tidak sanggup membelajarkan
materi IPS yang tidak sesuai dengan latar belakang keilmuan (spesialisasinya).
Misalnya di LPTK ia mengambil spesialisasi ilmu pendidikan sejarah, maka yang ingin
dibelajarkan pada peserta didik terbatas pada materi yang bersangkutan dengan materi
sejarah saja, sedangkan materi (bahan) kajian lainnya ingin diserahkan pada guru IPS
yang memiliki spesialisasi yang sesuai. Pada hal di sekolah guru tetap mata pelajaran IPS
sangat terbatas, terkadang hanya tersedia satu atau dua orang yang memiliki spesialisasi
khusus di bidangnya. Mengangkat guru honor (guru tidak tetap), merupakan masalah
tersendiri bagi sekolah, lebih-lebih bagi sekolah kecil dan pinggiran, karena akan
menyangkut anggaran yang terbatas untuk membayar honornya, dan bisa jadi kalau
sekolah memasukkan guru honor, jam wajib mengajar (tatap muka di kelas) bagi guru
tetap yang bersangkutan menjadi tidak terpenuhi sesuai dengan tuntutan perundang-
undangan yang berlaku.
Permasalahan serupa sering pula saya dengar pada saat melakukan diskusi di berbagai
kesempatan pelatihan atau pertemuan MGMP, dengan beberapa teman yang memiliki
latar belakang pendidikan yang sama atau sama-sama mengajar mata pelajaran IPS.
Dalam diskusi itu, beberapa teman mengeluhkan tentang beberapa persoalan yang
mengganjal terkait pembelajaran IPS di sekolahnya,
misalnya:
1) ketidaksiapan dari guru-guru yang ada di sekolahnya untuk membelajarkan IPS secara
terpadu, mengingat terbatasnya tenaga guru yang ada;
2) tidak tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang sesuai dengan kebutuhan;
dan
3) masih rendahnya hasil pembelajaran IPS di sekolah.
Ada beberapa hal yang di keluhkan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS, misalkan
fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang tidak sesuai dengan kebutuhan, ketidaksiapan
dari guru yang ada di sekolahnya untuk membelajarkan IPS secara modern melalui media
yang canggih.
Dalam pembelajaran di kelas, guru IPS kurang menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi dan masih kurang menggunakan metode diskusi di dalam kelas. Ada beberapa
metode pembelajaran yang harus divariasikan oleh guru di kelas, misalnya tanya jawab,
kartu berpasangan, mind mapping dan lain sebagainya. Metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru sudah baik, namun masih kurang menggali kemampuan siswa untuk
menemukan ide-ide baru dan berdiskusi.
Pembelajaran IPS yang masih jarang menggunakan kegiatan diskusi, bukan merupakan
masalah utama dalam proses pembelajaran di kelas. Ada berbagai macam masalah yang
sering dialami oleh guru IPS di dalam kelas, misalnya siswa belum aktif di dalam kelas
yang ditandai dengan siswa jarang mengeluarkan pendapat maupun bertanya, siswa ribut
sendiri bersama temannya saat proses pembelajaran, dan siswa belum aktif dalam
kegiatan kelompok.
5. Ragam keterampilan bertanya yang harus dimiliki oleh guru beserta contohnya dalam
pembelajaran IPS!
Pengertian Keterampilan Bertanya
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya
yang efektif. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan dengan
pendapat yang mengatakan “berpikir itu sendiri adalah bertanya’ . Bertanya merupakan
ucapan verbal yang meminta proses dari seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan
dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir.
Keterampilan bertanya, bagi seseorang guru merupakan keterampilan yang sangat
penting untuk dikuasai. Mengapa demikian? Sebab melalui keterampilan ini guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran
akan menjadi sangat membosankan, manakala selama berjam-jam guru menjelaskan
materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik sekedar pertanyaan pancingan,
atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses
pembelajaran, model pembelajaran apapun yang digunakan bertanya merupakan kegiatan
yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Komponen keterampilan bertanya dasar, meiputi:
a. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan
kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
b. Pemberian acuan
Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang
berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang
diharapkan dengan siswa, contoh: Kita ketahui bahwa pasar adalah tempat beremunya
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Coba kamu sebutkan faktor
penyebab lain yang mengakibatkan orang untuk berbelanja ke pasar.
c. Pemindahan giliran
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena
jawaban siswa benar atau belum memadai.
d. Penyebaran
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, guru perlu
menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.Ia hendaknya berusaha semua
siswa mendapat giliran secara merata. Perbedaannya dengan pemindahan giliran
adalah pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab
pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertnyaan yang
berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula.
e. Pemberian waktu berpikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu
beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk
menjawabnya
f. Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya
memberikan tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang
benar

Anda mungkin juga menyukai