Analisis Daya Dukung Pondasi Dengan CPT
Analisis Daya Dukung Pondasi Dengan CPT
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v3i1.85
Pendahuluan lebar (B). Pondasi dalam bila Df/B > 4 dan pondasi
dangkal bila Df/B ≤ 1 (Hardiyatmo, 2011).
Proyek pembangunan konstruksi dalam dasa warsa
terakhir cukup signifikan dihampir seluruh pelosok Kapasitas daya dukung tanah sangat ditentukan
negeri tercinta Indonesia. Tidak terkecuali Kalimantan sifat fisik maupun mekanisnya. Dalam teknik sipil,
Timur yang masih sangat menjanjikan bagi para tanah adalah material endapan yang butirannya
pekerja jasa konstruksi. Kondisi ini didorong oleh bersifat lepas-lepas (loose) dan jenisnya tanah
kebutuhan akan tempat tinggal sebagai tempat kohesive dan non kohesive. Sifat fisik dan karakteristik
kegiatan manusia sehari-hari, pusat bisnis dan hiburan kedua jenis tanah sangat jauh berbeda satu sama lain.
serta pusat pemerintahan. Bangunan hunian yang System klasifikasi terpadu tanah atau dikenal Unified
digunakan oleh masyarakat maupun pemerintahan Soil Classification System (USC), ditentukan
harus tetap stabil berdiri diatas tanah. Namun sering berdasarkan pengujian ukuran butiran dan plastisitas
terjadi pembangunan tidak memperhatikan keamanan tanah (Terzaghi dan Peck, 1967). Sifat-sifat tanah dapat
konstruksi tetapi hanya mengejar keuntungan, ditentukan pula dari pengujian di lapangan yaitu
sehingga pentingnya pondasi suatu bangunan sering Standar Penetration Test (SPT), Cone Penetration Test
tidak diperhatikan. Kestabilan bangunan berdiri sangat (atau CPT), uji plat beban, dan uji baling-baling geser
ditentukan oleh topangan tanah disekelilingnya (Vane Share Test). Alat uji CPT (sondir) merupakan alat
terhadap pondasinya. Seperti dinyatakan Suryolelono yang praktis, mudah dioperasikan dan langsung
(2004) bahwa struktur bangunan terdiri dari struktur diperoleh hasilnya. Dimana hasilnya dapat
bawah dan struktur atas. Struktur bawah adalah dipergunakan untuk menganalisis daya dukung tanah
pondasi bangunan yang harus mampu meneruskan suatu pondasi. Bahri dkk. (2016) menyatakan bahwa
struktur atas ke tanah pendukungnya sehingga berdasarkan hasil uji CPT, analisis daya dukung tanah
memberikan keamanan struktur atas. Bentuk dan jenis uji sondir di Pesisir Pantai Bengkulu menunjukkan hasil
pondasi sangat tergantung dari daya dukung dan yang sama dengan nilai konversi uji SPT. Pendekatan
besarnya penurunan tanah yang terjadi. Bagian penentuan klasifikasi tanah dari uji sondir
terbawah dari bangunan adalah Pondasi yang dikemukakan oleh Robertson dan Campanella (1983)
berfungsi untuk meneruskan beban ke tanah. Dan berdasarkan hubungan antara tahanan konus (qc)
membedakan pondasi dari kedalaman pondasi (Df) dan dengan rasio gesekan fr (Gambar 1).
BPI, 2020 | 1
Buletin Profesi Insinyur 3(2) (2020) 118–121 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v3i1.85
BPI, 2020 | 2
Buletin Profesi Insinyur 3(2) (2020) 118–121 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v3i1.85
Lanau organic dan lempung berlanau oragnik dengan Kedalaman tanah lempung keras berkisar 12 m, maka
plastisitas rendah (OL). Sedang kedalaman sampai pondasi bangunan yang menerima beban relative berat
dengan kurang lebih 12 m didominasi oleh tanah digunakan pondasi dalam berupa tiang pancang mini pile.
Lempung tidak organik dengan plastisitas rendah Persamaan (5) adalah untuk menyelesaikan daya dukung
sampai sedang, lempung berpasir, lempung berlanau, ultimit tiang dalam tanah kohesif (Bagemann, 1965) :
lempung kurus (CL). Qu = Ab qc + As fs (5)
50
qa
55
60
65
BPI, 2020 | 3
Buletin Profesi Insinyur 3(2) (2020) 118–121 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v3i1.85
Hasil Analisis pondasi dalam - Pondasi tiang pancang dapat digunakan dengan
Pondasi dalam (tiang) adalah konstruksi bawah dari ketiga model bentuk tiang, yang perlu diperhatikan
bangunan apabila lapisan tanah yang mampu mendukung adalah ketersediaan dari taing pancang dipasaran.
beban di atasnya berada sangat dalam. Terlihat dari hasil
sondir kondisi tanah di lapangan tanah bagian atas
merupakan tanah lempung lunak dengan nilai qc yang Ucapan Terimakasih
relatif kecil. Oleh karena itu untuk mendukung bangunan
Guest house lebih cocok digunakan fondasi fondasi tiang Ucapan terimakasih ditujukan kepada Kepala
bila beban kolom relatif besar. Gambar 7 menunjukkan Laboratorium Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri
hasil analisa daya dukung pondasi tiang dalam 3 bentuk Samarinda, yang telah banyak membantu dengan
model tiang pancang mini, yaitu; bentuk bulat (lingkaran), memberikan data-data yang diperlukan.
segitiga dan bujur sangkar dengan masing-masing
berdiameter atau lebar sisi-sisi nya 20 cm. Terlihat dalam
Gambar 7 bahwa tiang pancang berbentuk bujur sangkar Referensi
memberikan nilai daya dukung yang paling tinggi. Hal ini
Bagemann, H.KS. 1965. The Maximum Pulling Force on A
karena mempunyai luas penampang dan selimut tiang yang Single Tension Pile Calculated on The Basis of Result
terbesar, hal ini berpengaruh pada meningkatnya tahanan of The Adhesion Jacked Cone. Proc. 6th. Conf. SMFE.
ujung dan gesek selimut tiang makin besar. Seperti Vol.2. pp. 220-233.
dinyatakan Tomlinson (1994) bahwa pada tiang pancang Bahri, S., M. K. Razali, K. A. Elsandy (2016). Pemetaan
terjadi mobilisasi tahanan ujung dan gesek tiang bila ada Daya Dukung Tanah Untuk Pondasi Dangkal Di
yang membebani tiang. Penentuan factor ekonomi Wilayah Pesisir Pantai Kota Bengkulu. Jurnal Inersia
penggunaan tiang pancang perlu diperhatikan, tetapi factor Volume 8 No.1.
keamanan dari konstruksi juga sangat menentukan Bowles, J.E. 1996. Foundation Analysis and Design. 5th
kestabilan dari suatu bangunan . Edition. Singapore. McGraw-Hill Companies, Inc.
Hardiyatmo, H.C. 2010. Analisis dan Perancangan
Pondasi Bagian II. Yogyakarta: Gadjah Mada
D (m) university Press.
f
0 2 4 6 8 10 Hardiyatmo, H.C. 2011. Analisis dan Perancangan
0 Pondasi I. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press.
Nawir, H., D. Apoji, R. Fatimatuzahro, M. Pamudji (2012).
1 Tiang segiempat D=20cm Tiang bulat D=20cm Tiang segitiga D=20cm Prediksi Penurunan Tanah Menggunakan Prosedur
2 Observasi Asaoka Studi Kasus: Timbunan di Bontang,
Kalimantan Timur. Jurnal Tekniik Sipil. Volume 19
3 No.2.
4 Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
1983. Bandung : Yayasan Lembaga Penyelidikan
qa
5
Masalah Bangunan.
6 Robertson, P.K. and Campanella, R.G. (1983).
7 Interpretation of Cone Penetration Tests. Canadian
Geotechnical Journal. Volume 20. Pp. 718-745.
8 Skempton, A.W. 1951. The Bearing Capacity of Clays.
9 England : Proc. Build. Res. Congres. London.
Suryolelono, K.B. 2004. Perancangan Pondasi.
Gambar 7 Grafik hasil analisis daya dukung Yogyakarta: Nafiri.
tiang pancang Terzaghi, K. 1943. Theoritical Soil Mechanics. New York :
John Wiley and Sons.
Terzaghi, K., Peck, R.B., G. Mesri (1996) Soil Mechanics
Kesimpulan in Engineering Practice. Third Edition. New York :
John Wiley and Sons.
- Pondasi dangkal dapat dipergunakan untuk Tomlinson, M.J. 1994. Pile Design and Construction
bangunan dengan beban ringan dan lebar pondasi Practice. Fourth Edition. 2-6 Boundary Row, London
0,75 m dan 1 m sampai kedalaman 2m, tetapi perlu SE1 8HN, UK : Published by E & FN Spon.
dilakukan analisa lanjutan lamanya penurunan.
BPI, 2020 | 4