Anda di halaman 1dari 4

Kehidupan Suku Minangkabau

1.Etnografi Minangkabau

Suku bangsa Minangkabau menempati daratan tengah Pulau Sumatera yang menjadi propinsi
Sumatera Barat. Daerah asal kebudayaan Minangkabau kira-kiea seluas daerah propinsi
Sumatera Barat sekarang ini, dengan dikurangi daerah kepulauan Mentawai. Menurut mereka,
wilayah kebudayaan itu dipertentangkan menjadi dua, yaitu antara darek (darat) dan pasisie
(pesisir) atau rantau. Berkembang anggapan bahwa orang pasisie berasal dari darat. Dengan
sendirinya daerah asal kebudayaan Mingkabau adalah daerah darat. Nenek moyang suku bangsa
mingkabau berasal dari suatu tempat yang disebut dengan Par(h)iangan, Padang Panjang. Dari
Pariangan, nenek moyang mereka berpindah dan menyebar ke daerah kebudayaan sekarang ini.
Pakaian Adat Minangkabau

Etnis Minang memiliki 3 jenis pakaian adat, di antaranya adalah sebagai berikut:

Bando Kanduang

Pakaian adat yang dikenakan khusus oleh kaum wanita ini juga dikenal dengan nama limpapeh
rumah nan gadang, yang juga merupakan lambang keagungan para perempuan yang sudah
menikah. Bando kanduang menjadi simbol betapa pentingnya peranan ibu dalam keluarga.
Umumnya, bando kanduang mempunyai desain dan corak berbeda dari masing-masing sub suku.
Namun, ada beberapa perlengkapan khusus yang wajib ada, seperti baju batabue, tingkuluak,
minsie, salempang, lambak, gelang, kalung, dan aksesoris lain.

Penghulu

Pakaian adat ini dikhususkan untuk kaum laki-laki, dan hanya dipakai oleh para tetua adat
maupun orang-orang tertentu. Cara pemakaian penghulu telah diatur dalam hukum adat Minang,
lengkap dengan deta, sarawa, baju hitam, cawek, sesamping, tungkek, dan keris.

Pakaian Pengantin Minangkabau

Saat menggelar resepsi pernikahan, pengantin Suku Minang akan mengenakan pakaian khas
yang hanya diperuntukkan saat upacara pernikahan. Lazimnya, pakaian yang dipakai berwarna
merah dilengkapi hiasan meriah dan penutup kepala.
Rumah Adat Minangkabau

Rumah adat etnis Minangkabau adalah Rumah Gadang. Namun, oleh masyarakat
biasanya juga disebut dengan Rumah Bagonjong, Rumah Godang, atau Rumah Banjuang. Ciri
khas dari Rumah Gadang adalah mengaplikasikan model panggung berbentuk persegi panjang.
Dalam budaya masyarakat Minang, rumah dibangun di sebidang tanah kepunyaan keluarga yang
diwariskan secara turun temurun. Sedangkan material yang digunakan biasanya berbahan kayu,
dengan atap ijuk, tapi seiring perkembangan zaman penggunaan atapnya juga semakin variatif.
Uniknya, dalam tradisi Minang terdapat aturan dalam mendirikan rumah. Jadi, rumah hanya bisa
dibangun di kawasan dengan status Nagaro. Oleh sebab itu, di beberapa daerah perantauan
masyarakat Minang, seperti Aceh, Riau, dan lain sebagainya tidak dapat ditemukan bangunan
Rumah Gadang.
Pertanyaan

1.amati tentang kehidupan suku Minang?

2.apa yang kamu ketahui dri kehidupan suku Minang?

3.tuliskan faktor yang menghambat perubahan sosial budaya?

Jawab!

1. Suku Minangkabau atau Minang adalah kelompok etnik Nusantara yang berbahasa dan
menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera
Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan
Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilandi Malaysia. Dalam
percakapan awam, orang Minang sering kali disamakan sebagai orang Padang, merujuk
kepada nama ibukota propinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Hal ini dapat dikaitkan
dengan kenyataan bahwa beberapa literatur Belanda juga telah menyebut masyarakat
suku ini sebagai Padangsche Bovenlanden.

2. Suku bangsa Minangkabau menempati daratan tengah Pulau Sumatera yang menjadi
propinsi Sumatera Barat. Daerah asal kebudayaan Minangkabau kira-kiea seluas daerah
propinsi Sumatera Barat sekarang ini, dengan dikurangi daerah kepulauan Mentawai.
Menurut mereka, wilayah kebudayaan itu dipertentangkan menjadi dua, yaitu antara
darek (darat) dan pasisie (pesisir) atau rantau. Berkembang anggapan bahwa orang
pasisie berasal dari darat. Dengan sendirinya daerah asal kebudayaan Mingkabau adalah
daerah darat. Nenek moyang suku bangsa mingkabau berasal dari suatu tempat yang
disebut dengan Par(h)iangan, Padang Panjang. Dari Pariangan, nenek moyang mereka
berpindah dan menyebar ke daerah kebudayaan sekarang ini.

3. Sikap dari masyarakat yang masih tradisional. Perkembangan IPTEK terlambat. Sifat dari
penduduk yang tidak terbuka atau konservatif.

Anda mungkin juga menyukai