Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HIKAYAT AMIR HAMZAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Sastra Melayu
Dosen Pengampu : Jamal D. Rahman M.Hum

Disusun oleh:
Hasna Salsabila 11220130000044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Hikayat Amir Hamzah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Sastra Melayu, dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut
memberikan konstribusinya dalam penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Jamal D. Rahman M. Hum. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sastra
Melayu yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat
kekurangan didalamnya baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian yang
digunakan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar dapat
menjadi acuan dalam membuat makalah yang lebih baik di masa mendatang. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi para pembaca serta
seluruh pihak lainnya.

Jakarta, 30 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Dasar Cerita Amir Hamzah.............................................................................................3


B. Perkembangan Cerita Amir Hamzah..............................................................................4

BAB II PENUTUP....................................................................................................................6

A. Kesimpulan.....................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam masuk ke kawasan Melayu pada khususnya dan Nusantara pada
umumnya melalui Gujarat, India (Graaf, 1949: 73). Bersamaan dengan masuknya
agama Islam di Melayu, masuk pula kebudayaan, kesusastraan, dan bahasa Arab dan
Persi. Masuknya bahasa Arab ke Melayu diikuti pula dengan masuknya tulisan dan
kosakata Arab. Masuknya kata-kata Arab dalam bahasa Melayu sebagian besar
melalui proses asimilasi dan adaptasi fonemis dan morfemis. Pengaruh Persi dalam
bahasa Melayu melalui bahasa Hindustan (Morrison, 1955: 52).
Orang Melayu sebenarnya sudah mempunyai bahasa sendiri jauh sebelum
peradaban Hindu masuk ke Nusantara. Kerajaan Sriwijaya yang telah maju pada abad
VII M, pemerintahannya telah mempergunakan bahasa Melayu klasik disamping
bahasa Sansekerta yang pada masa itu populer di Asia. Pada zaman Sriwijaya ini,
bahasa Melayu kuno juga telah dipergunakan sebagai bahasa pengantar di pusat-pusat
kajian agama Hindu di Palembang. Namun ketika Islam datang di sana tidak
ditemukan peninggalan-peninggalan yang menunjukkan tentang adanya
perkembangan kesusastraan Melayu klasik dalam bentuk tulisan, yang ada hanya
sastra lisan dan beberapa catatan dalam bentuk batu bersurat. (Orman, 1963: 11).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua hasil kesusastraan Melayu
tertulis itu lahir setelah datangnya Islam. Sebagian besar sastra Melayu yang tertulis
ternyata merupakan hasil dari pada penulis Islam. Demikian pula banyak sastra
tertulis yang selama ini dianggap ditulis masa Hindu, ternyata lahir dan ditulis pada
masa Islam. Apalagi dengan adanya celaan dari seorang ulama besar, Syekh Nur al-
Din al-Raniri, terhadap hikayat Sri Rama dan hikayat Indrapura, maka para pujangga
muslim terdorong untuk mengambil peranan dalam menyusun kembali kesusastraan
Hindu kedalam bahasa Melayu. Penyusunan kembali ini tentunya disesuaikan dengan
pemikiran Islam.
Kehadiran Islam di Nusantara telah membawa perubahan besar bagi
masyarakat Melayu di kawasan itu. Islam telah membawa Ilmu pengetahuan baru,
rasionalisme, dan landasan masyarakat baru yang berdasarkan keadilan, kemuliaan,
kepribadian manusia dan kebebasan bagi orang per orang. Perubahan tersebut bukan

iv
hanya di kalangan elite kekuasaan (Istana) saja tetapi juga meluas di kalangan rakyat
jelata. (al-Attas, 1990:38). Risalah-risalah tentang agama Islam, mulai dari kisah Nabi
Muhammad, rukun Islam dan pokok-pokok ajaran Islam telah ditulis oleh para
penyair Islam di Nusantara. Namun demikian, yang paling menonjol adalah cerita-
cerita tentang Nabi Muhammad yang banyak memperkenalkan ketokohannya, sifat-
sifatnya yang mulia, dan peristiwa yang ada hubungannya dengan kerasulannya.
Di antara cerita tentang Nabi Muhammad adalah Hikayat Nur Muhammad,
Hikayat Mu'jizat Nabi, Hikayat Bercukur, Hikayat Nabi Mi'raj, Hikayat Rasul Allah
dan Hikayat Nabi Wafat. Semua hikayat tersebut merupakan hasil karya saduran para
penulis setempat dari cerita-cerita Arab dan Persia.
Para penulis Melayu Muslim juga banyak menghasilkan cerita-cerita
kepahlawanan Islam, seperti Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Muhammad Ali
Hanafiah, Hikayat Mali Saiful Lizan, Hikayat Semaun, dan sebagainya. (Hamid, :
153).
Menurut Winsted, banyak cerita-cerita berbingkai di Nusantara ini yang
bersumber dari tanah Arab dan Persia. Penyaduran dan penyalinannya memerlukan
tenaga ahli yang menguasai kedua bahasa tersebut. Kebanyakan penyadurnya adalah
orang-orang Melayu yang telah mendapat pendidikan dalam institusi pendidikan
Islam. Karena pada masa itu bahasa Arab dan Persia adalah bahasa dasar untuk dapat
mempelajari ajaran Islam.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar cerita Amir Hamzah?
2. Bagaimana perkembangan cerita Amir Hamzah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar cerita Amir Hamzah.
2. Untuk mengetahui perkembangan cerita Amir Hamzah.

1
Rusdin, “Islam Dan Sastra Melayu Klasik”. Jurnal Hunafa, 2:3. Palu, Desember 2005. h. 8-11.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Cerita Amir Hamzah


Hikayat Amir Hamzah adalah suatu karya sastra yang menceritakan peristiwa
dan kejadian yang berlaku pada abad ke-7 di Timur Tengah. Tokoh yang memegang
peranan penting adalah Amir Hamzah bin Abdul Mutalib (paman Nabi Muhammad
saw.).
Dalam sejarah Islam, Amir Hamzah adalah seorang panglima perang Islam
yang disejajarkan dengan Umar bin Khattab (sahabat dan panglima perang Nabi
Muhammad saw.) mengenai kepahlawanan dan keberaniannya (Haikal, 1996:
112,122,226). Amir Hamzah sebaya dengan Muhammad saw. dan menjadi saudara
sesusuannya (Haikal, 1996: 50,103). Dia masuk Islam demi membela Muhammad
saw. dari gangguan orang-orang kafir Quraisy. Sejak itu, ia selalu mendampingi,
melindungi, dan membela Muhammad saw. dalam usaha menyiarkan agama Islam. Ia
pernah dikirim oleh Muhammad saw. dengan tentara sebanyak 30 orang ke daerah Ish
di tepi Laut Merah untuk berperang melawan Abu Jahal (paman Nabi Muhammad
saw. dan juga pemimpin kaum kafir Quraisy) yang membawa tentara sebanyak 300
orang.
Peperangan itu batal karena ada pihak lain yang melerainya. Peperangan yang
benar-benar menunjukkan kegagahberanian Amir Hamzah adalah perang di daerah
Badar pada tahun 624 Masehi (2 Hijriah) yang dikenal dengan Perang Badar dan
perang di Uhud (daerah pegunungan di sebelah utara Medinah) pada tahun 625 (3
Hijriah) yang dikenal dengan Perang Uhud (Haikal, 1996:226,227,284). Pada awal
Perang Uhud kaum muslimin menang. Dengan kemenangan itu, tentara Muhammad
saw. sibuk mengurusi harta rampasan sehingga mereka lengah terhadap musuh yang
datang secara mendadak. Pada Perang Uhud itulah, Amir Hamzah memperlihatkan
kegagahberaniannya sehingga banyak musuh yang tewas oleh pedangnya (Haikal,
1996: 320-322).
Dalam dunia sastra, keberanian dan kepahlawanan Amir Hamzah ini
mengilhami seorang penulis epos bangsa Parsi. Oleh karena itu, ia menggubah sebuah
epos kepahlawanan Amir Hamzah ke dalam bahasa Parsi yang diberi judul Qissa’i
Emir Hamza (Ronkel, 1895: 98). Teks Amir Hamzah versi Parsi terdiri atas 71 sampai

vi
73 cerita (Ronkel, 1895: 175-180). Dalam roman Parsi ini Amir Hamzah ditampilkan
sebagai tokoh legendaris, sebagai panglima perang yang memerangi banyak negara
yang rajanya menolak memeluk agama Nabi Ibrahim. Tokoh Amir Hamzah ini selalu
didampingi oleh Umar ibn Umayah al Damri. Amir Hamzah tetap diceritakan sebagai
paman Nabi Muhammad saw. atau saudara laki-laki Abdullah (ayah Muhammad
saw.). Diceritakan bahwa Amir Hamzah itu seorang pahlawan Islam yang hidup
berpindah-pindah sambil berjuang. Amir Hamzah hidup seabad sebelum Muhammad
saw. lahir sampai ia diyakinkan keislamannya oleh Nabi Muhammad saw. Sifat
kepahlawanan Amir Hamzah versi Parsi ini juga diperhebat dengan sifat-sifat Rustam
(pahlawan bangsa Parsi) yang diambil dari cerita Syah Namah (“Kitab Raja-Raja”)
(Ronkel, 1895: 240).
Teks Amir Hamzah Parsi ini kemudian disadur ke dalam bahasa Arab. Teks
Amir Hamzah versi Arab berjudul Sirat Hamzah, disadur oleh Ahmad bin
Muhammad bin Abu al Ma’ali al Kufi yang juga penulis Sirat Sayf bin Dhi Yazan
(Hamid, 1982: 106; Ronkel, 1895: 90; Winstedt, 1940: 67). Tema pokok Sirat
Hamzah tetap sama, yakni mengisahkan perjuangan Amir Hamzah sebagai pahlawan
Islam. Oleh karena sifat legendarisnya cerita Amir Hamzah versi Persi itu, Ahmad bin
Muhammad bin Abu’l Ma’ali menghapuskan hubungan kekeluargaan Amir Hamzah
dengan Nabi Muhammad saw. Amir Hamzah ditampilkan sebagai keturunan Kinana
(nenek moyang Suku Quraiys)(Hamid, 1982: 132). Sahabat karib Amir Hamzah yang
bernama Umar Umayah diceritakan sebagai anak budak Kinana. Cerita ini berbeda
dengan versi Parsi. Menurut van Ronkel, cerita Amir Hamzah versi Arab merupakan
campuran dari beberapa unsur atau yang disebut sebagai roman hybridisch (Ronkel,
1895:82-90; Winstedt, 1940:65; Yock Fang, 1982:150). Saduran dalam bahasa Arab
ini semakin jauh dari cerita Amir Hamzah versi Parsi karena Amir Hamzah tidak lagi
sebagai paman Nabi Muhammad saw. Selanjutnya dikemukakan bahwa versi Arab ini
tidak mempengaruhi HAH Melayu (Ronkel,1895: 82-84). Dalam naskah Melayu jelas
dinyatakan bahwa Amir Hamzah adalah paman Nabi Muhammad SAW.2

B. Perkembangan Cerita Amir Hamzah


Cerita Amir Hamzah tersebar ke dalam berbagai bahasa di seluruh dunia
(Ronkel, 1895:242-248) seperti dalam bahasa Turki (dengan judul Hamsaname),

2
Kun Zachrun Istanti, “Hikayat Amir Hamzah: Jejak Dan Pengaruhnya Dalam Kesusastraan Nusantara”.
Humaniora, 13:1. Yogyakarta, Februari 2001. h. 23-24.

vii
bahasa Hindustan (dengan judul Quissa-i Amir Hamza), bahasa di Benggali (dengan
judul d’ Amir Hamza), dan bahasa-bahasa di Nusantara. Di Nusantara, cerita Amir
Hamzah dikenal dalam bahasa Melayu dengan judul Hikayat Amir Hamzah, dalam
bahasa Jawa dengan judul Serat Menak, dalam bahasa Sunda dengan judul Amir
Hamjah, dalam bahasa Bugis dengan judul Hikayat Amir Hamzah, dan dalam bahasa
Bali dengan judul Amir (Ronkel, 1895:245-251; Yock Fang, 1982:151).3

3
Ibid., h. 24.

viii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hikayat Amir Hamzah merupakan karya sastra fiktif bertemakan kepahlawanan.
Menceritakan kegagahan perjuangan Amir Hamzah dalam berdakwah dan menyebarluaskan
agama islam. Amir Hamzah yang dimaksud didalam buku Hikayat Amir Hamzah merupakan
paman Nabi Muhammad SAW, yang mempunyai nama asli Amir Hamzah bin Abdul
Mutalib. Dalam dunia sastra, Amir Hamzah ditampilkan sebagai tokoh legendaris, sebagai
panglima perang yang memerangi banyak negara yang rajanya menolak memeluk agama
Nabi Ibrahim. Dan tokoh Amir Hamzah ini selalu didampingi oleh Umar ibn Umayah al
Damri. Cerita Amir Hamzah tersebar ke dalam berbagai bahasa di seluruh dunia, seperti
dalam bahasa Turki, bahasa Hindustan, bahasa di Benggali, dan bahasa-bahasa di Nusantara.

ix
DAFTAR PUSTAKA

Rusdin. (2005) “Islam Dan Sastra Melayu Klasik”. Jurnal Hunafa, 2(3), 8-11.

Istanti, Kun Zachrun. (2001) “Hikayat Amir Hamzah: Jejak Dan Pengaruhnya Dalam
Kesusastraan Nusantara”. Humaniora, 13(1), 23-24.

Anda mungkin juga menyukai