604-Article Text-2196-1-10-20211204
604-Article Text-2196-1-10-20211204
e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol5-iss2/604
Yahya Hanafi1*, Nani Aprilia2, Arief Abdillah Nurusman3, Agung Purwanto4, Nadiroh5,
Setia Budi6
1)2)3)
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan
1)4)5)6)
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Pascasajarna Universitas Negeri Jakarta
*yahya.hanafi@pbio.uad.ac.id
ABSTRACT
The decline in environmental quality is a severe problem that occurs in various countries in the
world. The decline in environmental quality can occur due to several factors, including habitat
degradation (pollution), ecosystem damage, and global climate change. The ultimate goal of
Environmental Education is to make students have environmental literacy. This study aimed to analyze
the need to develop environmental literacy instruments and develop prototypes of literacy instruments.
This research is a type of survey research. The research conduct in May – September 2019 at the Biology
Education Study Program, FKIP UAD. Data collection techniques using questionnaires and
unstructured interviews with questionnaire data collection instruments. Descriptive data analysis
technique. Environmental science courses provide information on current environmental issues that
students urgently need. After taking environmental science courses, students feel that environmental
literacy has increased, but the level of environmental literacy is not yet known. Students and lecturers
feel the need to see the level of environmental literacy, so it is necessary to develop an instrument to
measure environmental literacy.
pendidikan dapat menanamkan sikap peduli guru di Turki memberikan hasil bahwa calon
lingkungan sejak dini, dimulai dari pendidikan guru belum memiliki pengetahuan terkait
pada anak usia dini, TK, SD, SMP, SMA sampai lingkungan, sikap dan kepedulian terhadap
perguruan tinggi. Penanaman sikap peduli lingkungan. Sementara itu penelitian Veisi et al.
lingkungan diberikan melalui proses pembelajar (2019) terhadap mahasiswa Shahid Beheshti di
an di semua tingkat tersebut, harapannya dapat Iran menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki
membentuk karakter peduli lingkungan dalam sikap positif dan tingkat kepedulian serta
diri setiap siswanya. sensitivitas yang tinggi terhadap permasalahan
Tujuan utama pendidikan lingkungan lingkungan, namun untuk aspek pengetahuan
menurut Belgrade Charter yaitu untuk mengem tentang lingkungan berada pada level rendah-
bangkan masyarakat yang melek lingkungan, menengah. Hasil penelitian Clayton et al. (2019)
memiliki kesadaran lingkungan dan pengetahuan menyebutkan bahwa faktor usia dikaitkan dengan
keterampilan, sikap, motivasi serta komitmen peningkatan pengetahuan tentang lingkungan,
untuk bertindak secara individu maupun kolektif namun dalam aspek partisipasi kegiatan di alam
memberikan solusi permasalahan lingkungan dan kepedulian terhadap lingkungan menurun.
sekarang dan yang akan datang (UNESCO- Penelitian (Liang et al., 2018) tentang literasi
UNEP, 1976) program Pendidikan Lingkungan lingkungan mahasiswa strata 1 di Taiwan
secara global sudah dicanangkan oleh UNESCO, menunjukkan bahwa pada aspek pengetahuan
melalui Deklarasi Tbilisi tahun 1977. Deklarasi dan perilaku berada pada level yang rendah,
tersebut mengamanatkan agar dilaksanakan sementara aspek sikap berada pada level
pendidikan lingkungan untuk semua jenjang menengah.
formal maupun non formal. Sejak deklarasi Menurut Maknun et al. (2016) literasi
tersebut maka pendidikan lingkungan mulai lingkungan adalah kemampuan yang dimiliki
diintegrasikan ke dalam kurikulum-kurikulum oleh setiap individu untuk memahami proses-
sekolah (UNESCO-UNEP, 1978). Pendidikan proses yang terjadi di lingkungan, memahami
lingkungan juga memiliki tujuan untuk ruang lingkup lingkungan serta bagaimana
membangun sumber daya manusia yang lingkungan terbentuk, dan mampu menerapkan
memiliki literasi lingkungan, yaitu seorang prinsip kepedulian terhadap lingkungan dalam
manusia yang mengetahui apa yang harus kehidupan sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai
dilakukan terhadap lingkungan serta bagaimana dari pendidikan lingkungan hidup yaitu agar
cara penerapannya (Haerurahman et al., 2017). peserta didik memiliki literasi lingkungan
Literasi lingkungan dalam beberapa aspek (environmental literacy) atau dengan kata lain
beririsan dengan literasi sains (Saribas, 2015). melalui pendidikan lingkungan hidup peserta
Istilah literasi lingkungan telah digunakan dalam didik dapat melek lingkungan (Saribas, 2015).
pendidikan lingkungan sejak tahun 1969 oleh Literasi lingkungan bukan hanya pengetahuan
Roth. Konsep literasi lingkungan dikuatkan oleh tentang sistem alam dan ekologi saja, namun
Environment Education and Training Partner didukung juga oleh keterampilan lainnya yaitu
ship (EETAP) yang menyatakan bawah sese sikap dan kepedulian terhadap kondisi lingkung
orang yang melek lingkungan mengetahui apa an yang dinamis. Sikap serta kepedulian terhadap
yang harus dilakukan untuk lingkungan, dan lingkungan akan memberikan motivasi untuk
mengetahui bagaimana cara melakukan hal mewujudkan perilaku cinta dan peduli terhadap
tersebut (Hollweg et al., 2011). Istilah literasi lingkungan (Igbokwe, 2012; Kaya & Elster,
lingkungan sebenarnya sudah sering kita 2019).
gunakan dalam bahasa sehari-hari yaitu dengan Komponen environmental literacy terdiri
istilah ‘melek lingkungan’. Melek lingkungan dari pengetahuan tentang lingkungan dan
berarti kita memiliki perhatian, ketertarikan dan ekologi, sikap dan peduli lingkungan, serta
mulai khawatir dengan permasalahan atau isu-isu motivasi berperilaku peduli lingkungan
lingkungan yang kita lihat sendiri, antara lain (Igbokwe, 2012; Kubiatko, 2014). Spinola (2015)
permasalahan polusi, kebakaran hutan, banjir, merumuskan komponen literasi lingkungan
tanah longsor atau isu lingkungan yang secara terdiri dari aspek kognitif (pengetahuan,
global sebagian besar orang sudah mengetahui keterampilan), aspek afektif, perilaku peduli
yaitu global warming (McBride et al., 2013). lingkungan, dan partisipasi dalam upaya
Tuncer et al., (2009) melakukan penelitian melestarikan lingkungan. Hollweg et al. (2011)
terhadap peserta program pendidikan profesi membagi komponen literasi lingkungan menjadi
4 bagian. Pertama, competencies meliputi skill tersebut dapat digunakan untuk menganalisis
dan kemampuan untuk tujuan khusus seperti profil literasi lingkungan mahasiswa Prodi
mengidentifikasi isu lingkungan, analisis isu Pendidikan Biologi. Berdasarkan uraian di atas
lingkungan, investigasi isu lingkungan, membuat maka perlu dilakukan penelitian untuk análisis
evaluasi dan penilaian personal terkait isu kebutuhan untuk pengembangan instrumen
lingkungan, menggunakan pengetahuan dan literasi lingkungan yang dapat digunakan untuk
bukti ilmiah untuk mempertahankan posisi serta mengukur tingkat literasi lingkungan mahasiswa
memberikan solusi, dan membuat dan evaluasi di Prodi Pendidikan Biologi. Penelitian ini
rencana untuk memberikan solusi terkait isu bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pengem
lingkungan. Kedua, knowledge meliputi pengeta bangan instrumen literasi lingkungan untuk
huan tentang sistem fisik dan ekologi, sistem mahasiswa Pendidikan Biologi UAD.
budaya dan social, isu lingkungan, solusi pilihan
terkait isu lingkungan dan partisipasi warga serta METODE PENELITIAN
rencana strategi. Ketiga, dispositions yaitu Penelitian ini merupakan jenis penelitian
penentu penting perilaku yang terkait dengan survei untuk menganalisis kebutuhan penyu
lingkungan, dapat bersifat positif dan negatif, sunan instrumen literasi lingkungan di Program
meliputi: sensitivitas, sikap, kepedulian, Studi Pendidikan Biologi. Penelitian ini dilaksa
tanggungjawab personal, motivasi dan nakan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
perhatian. Keempat, behavior, ketika komponen UAD pada bulan Mei - September 2019. Pene
competencies, knowledge, dan dispositions litian ini merupakan bagian dari penelitian R&D
tersedia maka akan diwujudkan dalam bentuk pada tahap define (analisis kebutuhan) untuk
perilaku (behavior). Perilaku tanggungjawab menghasilkan prototipe instrumen literasi
terhadap lingkungan adalah ekspresi terakhir dari lingkungan.
literasi lingkungan (melek lingkungan). Responden penelitian ini yaitu mahasiswa
Orang yang memiliki tingkat pengetahuan Program Studi Pendidikan Biologi Angkatan
lingkungan yang tinggi akan mempengaruhi 2016 dan 2015 yang menempuh mata kuliah
sikap dan perilaku ramah lingkungan yang lebih wajib Ilmu Lingkungan pada tahun akademik
baik (Genc & Akilli, 2016; Liang et al., 2018; 2018-2019. Jumlah responden yang digunakan
Ulfah et al., 2020). Hal tersebut senada dengan yaitu 88 mahasiswa mahasiswa terdiri dari 75
penelitian Sujana et al. (2018) yang menyatakan perempuan dan 13 laki-laki serta 1 orang dosen
bahwa terdapat hubungan antara sikap pengampu mata kuliah Ilmu Lingkungan.
kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan Teknik pengumpulan data menggunakan
dengan perilaku yang ramah lingkungan. kuisioner dan wawancara tidak terstruktur.
Penelitian tentang literasi lingkungan di Instrumen untuk mengumpulkan data adalah
jenjang mahasiswa masih sedikit dilakukan di lembar angket dan lembar pedoman wawancara.
Indonesia, khusus di Universitas Ahmad Dahlan Teknik analisis data adalah statistik deskriptif
belum pernah terdapat penelitian tentang literasi untuk mendeskripsikan sekelompok data dari
lingkungan mahasiswa. Penelitian tentang literasi responden. Analisis data ditampilkan dalam
lingkungan saat ini lebih banyak dilakukan pada bentuk tabel.
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Selain
itu penelitian tentang literasi lingkungan di HASIL DAN PEMBAHASAN
sekolah adiwiyata maupun non adiwiyata sudah
banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu Angket terbuka untuk analisis kebutuhan
melakukan penelitian tentang literasi lingkungan pengembangan instrumen literasi lingkungan
di jenjang pendidikang tinggi perlu diberpanyak, terdiri 11 pertanyaan meliputi manfaat mata
dengan tujuan untuk memetakan profil literasi kuliah ilmu lingkungan, materi, model, media
lingkungan mahasiswa serta melihat sejauh mana pembelajaran yang digunakan, dan perlu
implementasi pendidikan lingkungan di jenjang tidaknya instrumen literasi lingkungan. Maha
pendidikan tinggi. siswa dan dosen memberi jawaban pertanyaan di
Selanjutnya untuk mengukur tingkat angket sesuai dengan apa yang telah diterima dan
literasi lingkungan mahasiswa di Prodi dirasakan selama mengikuti pembelajaran mata
Pendidikan Biologi perlu mengembangkan suatu kuliah ilmu lingkungan. Angket ini dibuat untuk
instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur melakukan analisis kebutuhan (tahap define)
tingkat literasi lingkungan. Instrumen literasi
untuk menyusun instrumen literasi lingkungan belum mengetahui secara pasti seberapa besar
mahasiswa. tingkat literasi lingkungan masing-masing
(70,67%). Hasil tersebut didukung dengan hasil
Tabel 1. Hasil Angket Kepada Mahasiswa
penelitian studi literatur (Ulfah et al., 2020) yang
Persentase menyampaikan bahwa sejauh mana komponen-
No. Aspek
(%) komponen literasi lingkungan terinternalisasi di
1. Ilmu Lingkungan bermanfaat 100,00 jenjang pendidikan anak usia dini sampai
2.
Mahasiswa merasa perlu tahu
98,67
pendidikan tinggi belum banyak diketahui.
isu-isu lingkungan
Model, media yang
3. 86,65
digunakan menarik
Mahasiswa merasa literasi
lingkungan meningkat setelah
4. 94,67
mengikuti perkuliahan ilmu
lingkungan
Mahasiswa belum tahu
5. 70,67
tingkat literasi
Perlu mengukur tingkat
7. 92,00
literasi
Perlu mengembangkan
8. 94,67 Gambar 1. Aktivitas Diskusi Mahasiswa pada
instrumen untuk mengukur
perkuliahan Ilmu Lingkungan
Hasil analisis dalam Tabel 1 menujukkan
bahwa setelah mengikuti perkuliahan mata kuliah Mahasiswa merasa perlu mengetahui
Ilmu Lingkungan mahasiswa merasa memper seberapa besar tingkat literasi lingkungan (92%)
oleh manfaat (100%). Mahasiswa memperoleh dengan sebuah alat ukur yang sudah tervalidasi.
informasi-informasi yang berkaitan dengan Bertitik tolak pada kebutuhan mahasiswa,
lingkungan hidup dan mahasiswa merasa perlu menurut mereka perlu dikembangkan sebuah
untuk sadar lingkungan serta peduli terhadap instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur
lingkungan. Mahasiswa memperoleh informasi tingkat literasi lingkungan masing-masing
dan pengetahuan tentang pencemaran lingkung mahasiswa (94,67%). Hasil tersebut juga
an, pengelolaan limbah, permasalahan lingkung didukung oleh hasil angket terhadap dosen
an, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan pengampu mata kuliah Ilmu Lingkungan yaitu
(AMDAL), penerapan hukum konservasi dan tingkat literasi lingkungan mahasiswa belum
hukum entropi. Isu-isu yang berkaitan dengan dapat diukur secara pasti. Dosen perlu
lingkungan hidup sangat dinamis seiring dengan mengetahui tingkat literasi mahasiswa secara
perjalanan waktu dan zaman. Mahasiswa merasa pasti dan terukur, sehingga sangat diperlukan
penting untuk mengetahui serta mengikuti isu-isu mengembangkan sebuah instrumen untuk
lingkungan terkini (98,67%) agar selalu dapat up mengukur tingkat literasi lingkungan mahasiswa.
to date terhadap kondisi lingkungan. Hal tersebut Beberapa referensi menyatakan bahwa salah satu
sejalan dengan hasil penelitian (Kaya & Elster, solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan
2019) bahwa tercapai konsesus aspek-aspek yang yaitu literasi lingkungan untuk masyarakat ( Hsu
diperlukan untuk mencapai literasi lingkungan & Roth, 1996; Erdogan et al., 2009). Masyarakat
yaitu salah satunya adalah pengetahuan serta yang memiliki literasi lingkungan akan lebih
pemahaman terhadap isu-isu lingkungan. bertanggungjawab untuk melindungi lingkungan
Mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah (Stevenson, 2007).
Ilmu Lingkungan (Gambar 1), merasa literasi Literasi lingkungan mahasiswa sangat
mengenai lingkungannya meningkat (94,67%). perlu untuk diketahui, hal tesebut didukung oleh
Hasil tersebut dikuatkan dengan penelitian teori Maknun et al (2016) yang menyatakan
Bunga (2014), menyatakan bahwa mahasiswa literasi lingkungan adalah kemampuan yang
yang sudah memperoleh materi pendidikan dimiliki oleh setiap individu untuk memahami
lingkungan memiliki kecenderungan literasi proses-proses yang terjadi di lingkungan, mema
lingkungan yang luas serta memahami etika hami ruang lingkup lingkungan serta bagaimana
terhadap lingkungan sehingga dapat membentuk lingkungan terbentuk, dan mampu menerapkan
sikap peduli lingkungan. Akan tetapi mahasiswa prinsip kepedulian terhadap lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai
dari pendidikan lingkungan hidup yaitu agar memiliki target agar setiap warga negara
peserta didik memiliki literasi lingkungan atau memiliki literasi lingkungan (Teksoz et al.,
dengan kata lain melalui pendidikan lingkungan 2012). Pendidikan lingkungan hidup menurut
hidup peserta didik dapat ‘melek lingkungan’ Stapp (1969) bertujuan untuk mewujudkan warga
(Saribas, 2015). Masyarakat yang memiliki negara yang memiliki pengetahuan tentang
literasi lingkungan merupakan tujuan utama dari lingkungan beserta permasalahan yang terkait
pendidikan lingkungan (Hsu & Roth, 1998). dan memiliki kepedulian untuk mengatasi serta
Individu yang memiliki literasi lingkungan mencari solusi atas permasalahan lingkungan
(melek lingkungan) adalah seseorang yang yang terjadi. Penelitian di pendidikan tinggi
mempunyai pengetahuan tentang likungan, tentang Education for Sustainable Development
memiliki kepekaan dan sikap yang baik terhadap (ESD) sebagian besar berfokus untuk menentu
lingkungan (Genc & Akilli, 2016). kan sikap terhadap lingkungan.
Melalui angket yang diberikan kepada Saat ini di jenjang pendidikan tinggi
mahasiswa juga diperoleh hasil berupa masukan seharusnya berusaha untuk memperbaiki
terhadap proses pembelajaran pada mata kuliah tanggungjawab terhadap lingkungan melalui
Ilmu Lingkungan. Model dan media yang strategi dalam mengimplementasikan ESD dan
digunakan pada mata kuliah Ilmu Lingkungan menyusun rencana aksi. Salah satu strategi untuk
menarik minat dan rasa ingin tahu mahasiswa mengimplementasikan ESD yaitu dengan
(86,65%). Hasil penelitian (Kaya & Elster, 2019) membuat model untuk literasi lingkungan
merekomendasikan guru sebaiknya mengguna mahasiswa (Teksoz et al., 2012). Implementasi
kan metode mengajar yang bervariasi terutama di pendidikan lingkungan di perguruan akan
kelas sains dalam rangka mengembangkan mendukung pembangunan berkelanjutan. Hal
literasi lingkungan peserta didik. Beberapa tersebut berkaitan dengan tujuan Sustainable
metode yang dapat digunakan yaitu inquiry based Development Goals (SDGs), khususnya tujuan
learning, collaborative learning, project based nomor 4 yaitu Pendidikan Berkulitas serta target
learning, experiments, context based learning, 4.7 yaitu memastikan semua peserta didik
problem based learning, dan hand on mendapatkan pengetahuan dan kemampuan
experiences. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung pembangunan berkelanjutan
seperti aktif dalam kelompok lingkungan, studi melalui Education for Sustainable Development
lapangan, wisata edukasi dan aktif mengunjungi (ESD) (UCLG, 2017).
websites organisasi lingkungan juga dapat Penelitian yang dilakukan ini memiliki
membantu mengembangkan literasi lingkungan. kebaruan yaitu dapat memberikan analisis
Institusi pada jenjang pendidikan tinggi kebutuhan dalam mengembangkan instrumen
memiliki peran yang tidak terpisahkan dalam literasi lingkungan mahasiswa di Universitas
pendidikan dan pengembangan literasi lingkung Ahmad Dahlan. Hasil analisis kebutuhan
an orang dewasa (Strovas et al., 2018). dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan
Pendidikan lingkungan menawarkan alternatif instrumen literasi untuk mengetahui serta
pendekatan multidisiplin untuk menjembatani menganalisis profil literasi lingkungan maha
kesenjangan antara masyarakat dengan lingkung siswa di Program Studi Pendidikan Biologi.
an (Tao, 2012). Penelitian (Kaya & Elster, 2019)
mengungkapkan bahwa terdapat 7 aspek yang KESIMPULAN
bertanggungjawab terhadap pengembangan indi Hasil angket kepada mahasiswa dan dosen
vidu yang melek lingkungan, yaitu keluarga, diri peserta mata kuliah Ilmu Lingkungan di Program
sendiri, pendidik, akademisi, peneliti, guru, dan Studi Pendidikan Biologi UAD menunjukkan
pejabat pembuat kebijakan. Perguruan tinggi bahwa mahasiswa belum mengetahui tingkat
dapat menjadi tempat untuk mengembangkan literasi lingkungan sehingga perlu untuk
kebiasaan baru, seperti sikap, perilaku, perhatian mengetahui profil literasi literasi lingkungan
dan kepedulian terhadap lingkungan (Veisi et al., mahasiswa. Instrumen literasi lingkungan perlu
2019). Hasil penelitian Clayton et al. (2019) dikembangkan untuk mengukur tingkat literasi
memberikan rekomendasi agar dalam implement lingkungan serta menganalisis profil literasi
tasi pendidikan lingkungan memadukan proses lingkungan mahasiswa. Literasi lingkungan
pembelajaran di alam untuk menumbukan berdasarkan beberapa referensi merupakan salah
kepedulian, perilaku dan pegetahuan terhadap solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan
lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup