Jepretan Layar 2022-09-24 Pada 12.09.57
Jepretan Layar 2022-09-24 Pada 12.09.57
S.Si-Teol.
Rusiati Yo
Lahir di Pontianak, tin al di Jakarta
Head o Well-bein Departement, Sinambun
Indonesia
Jilly P Kaunan
Lahir di Manado, tin al di Jakarta
Guru PPKN dan Mind ulness di Global Sevilla
Jakarta Timur
Agenda
1
HADIR SEUTUHNYA
Sadari saat di sini dan sekarang.
teknik body
- scanning
Ungkapan TERIMA
KASIH
• Tuliskan kata-kata singkat kepada
salah seorang yang sudah berperan
penting dalam hidup Anda hingga
menjadi pendidik seperti saat ini
• Mungkin juga orang-orang yang
berperan besar dalam menjalani
program PGP ini
• Anda dapat menyampaikan kepada
orang tersebut apa saja yang Anda
rasakan dan hal-hal yang Anda syukuri
Apa yang Anda rasakan
sebelum, selama, dan
setelah latihan?
Rasa syukur memiliki efek fisiologis yang kuat pada
otak dan tubuh. Para peneliti telah menemukan bahwa
ketika kita memikirkan seseorang atau sesuatu yang
benar-benar kita syukuri, tubuh kita menjadi tenang,
memperlambat detak jantung mengalirkan darah dari
otot ke organ, dan pupil mata pun berkontraksi.
1996
2022
KOMPETENSI LULUSAN
Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan,
membuat rencana, dan menentukan cara untuk
mencapainya dalam meningkatkan kompetensi
dan kematangan dirinya
Guru Penggerak memahami pentingnya
mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan
yang aman dan nyaman agar dapat memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat
meningkatkan kompetensinya
Eksplorasi Konsep
Aksi nyata
1. Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman
dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi Elaborasi pemahaman
• Membagikan pemahaman tentang
akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. implementasi pembelajaran sosial
2. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative emosional melalui 4 indikator
• Menggali ide-ide untuk
for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 yaitu: pengajaran eksplisit,
mengkonsolidasi dan
(lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, integrasi dalam praktek mengajar
menumbuhkembangkan
kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang guru dan serta kurikulum
pembelajaran 5
bertanggung jawab. akademik, penciptaan iklim kelas
kompetensi sosial dan
3. Konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan sekolah, dan penguatan
emosional baik di kelas,
dan Emosional (KSE). kompetensi sosial dan emosional
sekolah dan komunitas
4. Implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, rekan sejawat di sekolah kepada
sekitar
yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum rekan sejawat atau komunitas, dan
akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi merefleksikannya.
sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
CGP sebagai pemimpin pembelajaran
memodelkan, belajar, dan berkolaborasi untuk
menumbuhkan kesadaran penuh yang dilandasi
perhatian yang berkualitas, rasa ingin tahu,
kepedulian, dan welas asih sebagai dasar dalam
KATA KUNCI: Pemimpin Pembelajaran, Memodelkan, Belajar, Berkolaborasi, Kesadaran Penuh, Perhatian Berkualitas,
Rasa ingin tahu, Welas asih, KSE diri dan seluruh individu, Lingkungan Belajar Aman, Nyaman, Bermakna, Kompetensi
_______________________
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
• Pembelajaran budi pekerti adalah MENGAPA pembelajaran
pembelajaran jiwa manusia secara holistik. SOSIAL-EMOSIONAL?
• Budi Pekerti/Watak/Karakter: Hasil dari
pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya
budi (gerak pikiran-rasa, kemauan) sehingga
menimbulkan pekerti (tenaga-olah
raga-karya).
• Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa,
dan karsa yang terwujud dalam tajamnya
pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang
membawa pada kebijaksanaan.
D. 4 Implementasi PSE
A. Pembelajaran
Sosial Emosional -Pengajaran eksplisit
KONSEP
tendik
Sosial Emosional
-Kesadaran Diri C. Kesadaran Penuh
-Manajemen Diri
-Kesadaran Sosial
MODUL (Mindfulness)
-Perhatian/fokus/ atensi
yang disengaja (purposeful
-Keterampilan Berelasi
-Pengambilan Keputusan
2.2 attention)
-Sekarang (present moment)
-Rasa ingin tahu tanpa prasangka
yang Bertanggung Jawab
dan menghakimi
- Welas asih (compassion)
FOKUS
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
A. APA ITU PEMBELAJARAN
SOSIAL-EMOSIONAL?
Pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh
seluruh komunitas sekolah yang
memungkinkan anak dan orang
dewasa di sekolah memperoleh
dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional.
TUJUAN PSE
• Kesadaran diri > Memberikan pemahaman,
penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
• Manajemen diri > Menetapkan dan mencapai
tujuan positif
• Kesadaran sosial > Merasakan dan menunjukkan
empati kepada orang lain
• Keterampilan berelasi > Membangun dan
mempertahankan hubungan yang positif
• Membuat keputusan yang bertanggung
jawab
PENCAPAIAN PEMBELAJARAN
SOSIAL-EMOSIONAL
FAKTA PENTING
PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL
Kesadaran Diri
Diadaptasi dari
Diagram
K. Fort - Catanese
(dalam Hawkins,
2017)
Agar dapat membantu anak untuk
makin baik dalam mengelola
dunia-dalam-diri mereka (inner self)
dan menguatkan pembelajaran,
Daniel Goleman
https://seelearning.emory.edu/node/5
C. Mindfulness (kesadaran penuh)
MERUPAKAN FONDASI DALAM MENGEMBANGKAN 5 KSE
Rusdy Rukmarata
Budayawan
LATIHAN MINDFULNESS
teknik body
- scanning
WELL-BEING
Sebuah kondisi dimana individu
• memiliki sikap yang positif terhadap
diri sendiri dan orang lain,
• dapat membuat keputusan,
• dan mengatur tingkah lakunya
sendiri,
• dapat memenuhi kebutuhan dirinya,
• dengan menciptakan dan mengelola
lingkungan dengan baik,
• memiliki tujuan hidup,
• dan membuat hidup mereka lebih
bermakna,
• serta berusaha mengeksplorasi dan
OXFORD ENGLISH DICTIONARY
mengembangkan dirinya.
Dengan well-being yang optimum
seseorang memiliki kemungkinan
lebih tinggi untuk:
• mencapai prestasi akademik
yang lebih tinggi,
• kesehatan fisik dan mental
yang lebih baik,
• memiliki ketangguhan (daya
lenting/resiliensi) dalam
menghadapi stress,
• terlibat dalam perilaku sosial
yang lebih bertanggung jawab.
Contoh:
• Membiasakan merefleksikan kompetensi
sosial dan emosional pribadi
• Berkolaborasi di tempat kerja
• Mempelajari kemungkinan adanya bias
terkait dengan literasi budaya
• Mengembangkan pola pikir bertumbuh
• Memahami tahapan perkembangan
murid
• Meluangkan waktu untuk merawat
kesehatan fisik dan mental
• Mengagendakan sesi berbagi praktik baik
Contoh:
• Membuat kesepakatan
bersama-sama
• Membuat komunitas belajar
3. Berkolaborasi: profesional
menciptakan struktur berbentuk • Membuat sistem mentoring
komunitas pembelajaran rekan sejawat
profesional atau pendampingan • Mengintegrasikan kompetensi
sejawat bagi pendidik dan sosial emosional dalam
tenaga kependidikan untuk pelaksanaan rapat guru
berkolaborasi tentang cara
mengasah strategi untuk
mempromosikan KSE
di seluruh sekolah.
2.MENGAJARKAN 5 KSE SECARA
SPESIFIK DAN EKSPLISIT
CONTOH PENGAJARAN EKSPLISIT 5 KSE
1. KESADARAN DIRI
Mengenali/identifika
• takut (fear) si 6 emosi dasar
• marah (anger)
• muak (disgust)
• takjub (surprised)
• sedih (sad)
• bahagia (happy)
Paul Ekmand
Psikolog
Yuk, kenali 6
emosi dasar APA ARTI “BAHAGIA”
MENURUT ANDA?
(tuliskan di chatbox tanpa
menggunakan kata ‘bahagia’)
Apa yang
biasanya
membuat
Takut Takjub
saya
merasakan
5 emosi ini : Muak
Marah Sedih
Mari berlatih mengidentifikasi
emosi dengan jujur
• Identifikasi setidaknya 4
emosi yang cukup sering
muncul selama dua
minggu belakangan
Amati pilihan-pilihan
yang dapat ambil
APA YANG TERJADI DI BALIK “STOP”
MENGAMBIL JEDA - MENYADARI NAPAS
Saat jeda, syaraf Napas yang terkontrol >
parasimpatik mengurangi
menenangkan tubuh kecemasan/tingkat
stress dan mendukung
Hal ini dapat
dengan
kekuatan otak bagian dilatih dan
memperlambat
detak jantung,
atas (korteks dikembangkan >
prefrontal) yang
menurunkan berhubungan dengan neuroplasticity.
tekanan darah, fokus, konsentrasi dan
mempertajam fokus. kesadaran.
*) Pada suatu hari, bayangkan Anda sedang dalam perjalanan naik kereta dari
Surabaya ke Jakarta. Anda ingin tidur di perjalanan karena sudah seminggu ini
begadang mengerjakan banyak proyek dengan deadline yang berdekatan.
Saat itu pukul 20.00 baru saja Anda hampir terlelap, tiba-tiba dua anak kecil
berusia sekitar 4 dan 6 tahun berteriak, tertawa dan berlari-lari mondar-mandir.
Anda melihat situasi sekitar dan mendapati ayah dari kedua anak itu persis di
belakang Anda. Orang-orang di sekitar yang sedang bermain game di smartphone,
sedang bercengkrama atau sedang makan terlihat agak terganggu, tetapi
semuanya diam saja.
Anak-anak itu sesekali diam, tapi kemudian tertawa kencang lagi, memperebutkan
mainan, lari ke sana kemari. Anda yang sudah kurang tidur seminggu ini tidak bisa
menahan diri lagi...
Anda segera menegur ayah dari anak-anak tersebut dengan bahasa yang
cukup tajam, “Pak, ini tempat umum, banyak yang terganggu dan tidak
bisa istirahat. Anaknya tolong dikondisikan ya, Pak”.
“Maaf, ibu dari kedua anak ini baru saja meninggal. Tiga hari ini mereka
tidak bisa tertawa karena mereka menangis terus. Baru sekarang mereka
bisa tertawa, dan kami akan turun di Bandung beberapa saat ini, jadi
semoga mereka tidak mengganggu terlalu lama lagi. Saya coba panggil
mereka ya…”
*) diadaptasi dari: Covey, S. R. (2013). The 7 habits of highly effective people: Powerful lessons in
personal change. Simon and Schuster.
4. KETERAMPILAN BERELASI
Kerjasama - 5K (5 Keterampilan):
1. Keterampilan menyampaikan pesan dengan jelas dan
mendengarkan secara aktif (hadir sepenuhnya)
2. Keterampilan menyatakan sikap setuju maupun tidak
setuju dengan alasan jelas dan sikap saling
menghargai.
3. Keterampilan mengelola tugas dan peran dalam
kelompok.
4. Keterampilan menentukan indikator keberhasilan
pencapaian tujuan bersama yang dipahami semua
orang.
5. Keterampilan mengelola konflik (Contoh: I-message)
3C (CLEAR, CONFIDENT, CALM)
Clear (jelas) Tidak berputar-putar, singkat.
Contoh I-message
Pernyataan “Saya” You-message
(dalam kasus Pak
berfokus pada
Pernyataan Eling)
perasaan penyampai “Masukan Ibu sangat
“I-message” dapat pesan daripada mengkhawatirkan.
digunakan dalam “Saya merasa khawatir
pikiran atau Waktu pelaksanaan
resolusi konflik jika harus merevisi
karakteristik lawan acara sudah sangat
proposal ini. Waktu
bicara atau penerima dekat.”
pelaksanaan acara
pesan.
sudah sangat dekat.”
I-message: Nuansa emosi yang lebih positif, tidak terasa memojokkan lawan bicara.
Terbukti dapat membantu penyampai pesan membangun komunikasi lebih lanjut.
Mari praktik I - Message
Oh ya?
Passive
Wah selamat!
Nambah-nambah kerjaan aja, Pak!
Udah persiapan apa saja?
Active
Pilihan 3
Negatif:
• kemungkinan terjadi
kesalahpahaman atau konflik
dengan rekan atau atasan
Positif:
• mengembangkan kompetensi
diri dan kinerja dapat
meningkat, kontribusi yang lebih
besar untuk sekolah
Choice/Pilihan Keputusan Setelah dipertimbangkan konsekuensi yang
ada , maka saya akan mengambil pilihan
Apa keputusan yang dapat untuk belajar mengembangkan
diambil? keterampilan menentukan prioritas karena
itu akan memberikan dampak pada
kualitas pengajaran dan pengelolaan
tugas tambahan di masa mendatang.
Refleksi
Pilihan yang diambil perlu terus
Bagaimana berjalannya keputusan direfleksikan untuk mengetahui
keberhasilan dalam mencapai tujuan . Jika
yang diambil? dibutuhkan , ulangi proses dari kerangka
POOCH ini
3. MENGINTEGRASIKAN DALAM PRAKTIK
MENGAJAR DAN KURIKULUM AKADEMIK
https://forms.gle/qWS2Tfn1QbGbRwn6A
REFERENSI TAMBAHAN
https://www.youtube.com/watch?v=esW68l3f_20 > Apa itu Mindfulness?
https://www.youtube.com/watch?v=eKF8NE42RZ0 > The science of mindfulness
https://youtube/Y-XNp3h3h4A > 26 tahun CASEL