Anam Lapsus TB Paru+Efusi Pleura
Anam Lapsus TB Paru+Efusi Pleura
HALAMAN JUDUL
Oleh:
Juan Felix, S.Ked 04084822225119
Chrisanty Averia Mastalina, S.Ked. 04084822225091
R.A. Alda Adelia, S.Ked. 04084822225008
Pembimbing:
dr. Rouly Pola Pasaribu, Sp.PD, K-P
Laporan Kasus
Kasus Baru Tuberkulosis Paru Terkonfirmasi Radiologis On Oat Fase
Intensif + Efusi Pleura Kiri Et Causa Suspek Pleuritis Tuberkulosis +
Anemia Mikrositik Hipokrom Et Causa Penyakit Kronik
Oleh:
Juan Felix, S.Ked 04084822225119
Chrisanty Averia Mastalina, S.Ked. 04084822225091
R.A. Alda Adelia, S.Ked. 04084822225008
Dosen Pembimbing:
dr. Rouly Pola Pasaribu, Sp.PD, K-P
Laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
periode 7 November 2022-29 Januari 2023.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkat-Nya laporan kasus yang berjudul “Kasus Baru Tuberkulosis
Paru Terkonfirmasi Radiologis On Oat Fase Intensif + Efusi Pleura Kiri Et Causa
Suspek Pleuritis Tuberkulosis + Anemia Mikrositik Hipokrom Et Causa Penyakit
Kronis” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan kasus ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan klinik senior di Departemen Ilmu
Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
Penulis juga ingin menyampaikan terimakasih kepada dr. Rouly Pola Pasaribu,
Sp.PD, K-P atas bimbingannya sehingga penulisan ini menjadi lebih baik. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan kasus ini. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk
penulisan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keluhan Pasien berdasarkan Frekuensi...................................................27
Tabel 2. Kriteria fase akselerasi menurut ELN 2013 dan WHO...........................28
Tabel 3. Kriteria fase krisis blastik menurut ELN dan WHO...............................29
Tabel 4. Tanda dan Gejala pada Pasien CML.......................................................30
Tabel 5. Pemeriksaan Penunjang pada Pasien CML.............................................30
Tabel 6. Skor Faktor Prognosis.............................................................................37
v
6
BAB I
PENDAHULUAN
Leukemia
BAB II
STATUS PASIEN
2.2 Anamnesis
Tanggal : Jumat, 11 November 2022 pada pukul 13.00 WIB
Diberikan oleh : Pasien (Autoanamnesis) dan istri pasien (Alloanamnesis)
Keluhan utama:
Sesak hebat sejak 1 hari SMRS
Keluhan tambahan:
Badan lemas sejak 2 bulan SMRS
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak ± 6 bulan SMRS, pasien mengeluh batuk sesekali. Batuk
disertai dahak berwarna putih kehijauan. Batuk tidak disertai darah. Pasien
juga mengeluhkan adanya demam yang hilang timbul dengan suhu yang
tidak diukur. Keringat pada malam hari ada. Pasien mengeluh napsu makan
berkurang. Keluhan mual dan muntah tidak ada. BAK dan BAB tidak ada
keluhan. Frekuensi dan volume urin normal. Keluhan belum mengganggu
aktivitas pasien. Pasien belum berobat dan keluhan masih dirasakan.
7
Sejak ± 2 bulan SMRS, pasien mengeluh batuk semakin memberat.
Keluhan batuk sering dirasakan. Batuk disertai dengan bercak darah.
Demam ada, suhu tidak diukur, dan menghilang saat minum obat
paracetamol. Keluhan keringat pada malam hari dan napsu makan berkurang
masih ada. Pasien juga mengeluhkan badan lemas saat beraktivitas dan
berkurang dengan istirahat. Pusing ada. Pandangan mata berkunang ada.
Mimisan, gusi berdarah, dan timbul lebam atau bintik-bintik merah pada
kulit tidak ada. Pasien mengalami penurunan berat badan sekitar 6 kg dalam
waktu empat bulan. Pasien berobat ke klinik di Talang Kelapa dan
dilakukan pemeriksaan rontgen dada. Pasien didiagnosis tuberkulosis paru.
Pasien diberikan obat yang menyebabkan BAK berwarna merah dan kulit
sedikit kehitaman.
Sejak ± 1 minggu SMRS, pasien mengeluh sesak. Sesak dirasakan
saat pasien beraktivitas dan saat pasien beristirahat. Sesak tidak dipengaruhi
perubahan posisi. Keluhan mengi, nyeri dada, dan jantung berdebar tidak
ada. Keluhan sembab tidak ada. Pasien hanya melanjutkan obat yang
diberikan.
Sejak ± 1 hari SMRS, sesak hebat dirasakan terus menerus baik saat
beraktivitas maupun saat istirahat. Sesak terutama dirasakan apabila pasien
berbaring ke arah kanan dan berkurang saat menghadap ke kiri. Pasien tidak
lebih nyaman pada posisi duduk. Pasien lalu datang ke IGD RSMH
Palembang. Pasien sudah dilakukan perawatan selama 4 hari. Selama
perawatan, telah dilakukan torakosintesis sebanyak satu kali dengan cairan
yang dikeluarkan sebanyak 2 kantong dan transfusi darah sebanyak satu
kantong darah. Pasien juga mendapatkan obat anti tuberkulosis jenis
kombinasi dosis tetap (KDT), ceftriaxone, lansoprazole, dan sukralfat.
Keluhan dirasakan membaik.
8
4
- Pasien makan teratur sebanyak tiga kali sehari dengan porsi cukup dan
nafsu makan yag baik.
- Saat sakit, nafsu makan mulai berkurang dan hanya makan seperempat
dari porsi biasanya.
Mata
Eksoftalmus : Tidak ada
Endotalmus : Tidak ada
Palpebra : Edema (-/-)
6
Hidung
Bagian luar : Tidak ada kelainan
Sekret : Tidak ada
Epistaksis : Tidak ada
Napas cuping hidung : Tidak ada
Telinga
MAE : Lapang
Nyeri tekan : Processus mastoideus (-), tragus (-)
Nyeri tarik : Aurikula (-/-)
Sekret : Tidak ada
Pendengaran : Baik, telinga berdenging (-)
Mulut
Bibir : kering (-), pucat (+), sianosis (-), chelitis angularis
(-), stomatitis (+)
Gigi-geligi : lengkap normal
Gusi : perdarahan (-), hipertrofi (-)
Lidah : lidah kotor (-), atrofi papil (+)
Faring : hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1 tenang
Leher
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
7
Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada tidak simetris, dada kiri cembung, sela iga melebar
(-), retraksi dinding dada (-), spider nevi (-), venektasi (-).
Paru-paru
Pulmo Anterior
Inspeksi : Statis: Tidak simetris kanan dan kiri
Dinamis: Tidak simetris kanan dan kiri, dada kiri
tertinggal.
Palpasi : Stem fremitus pada lapangan paru kiri menurun
dibandingkan dengan lapangan paru kanan.
Perkusi : Redup pada lapangan paru kiri.
Auskultasi : Vesikuler menurun pada paru kiri, rhonki (-/-), wheezing
(-/-).
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : Batas atas jantung ICS II linea sternalis sinistra
Batas atas jantung ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I-II (+) reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, ikterik (-), venektasi (-), scar (-), spider nevi (-),
caput
medusae (-)
Auskultasi : Bising usus normal
8
Ekstremitas
Superior : Deformitas (-), sianosis (-), koilonikia (-), jari tabuh
(-), flapping tremor (-), onikomikosis (-), teraba
hangat, edema (-/-), CRT < 1 detik
Inferior : Deformitas ( - ) , kemerahan ( - ) , sianosis (-),
koilonikia (-), jari tabuh (-), onikomikosis (-), edema
(-/-)
Kulit
Warna : Sawo matang
Efloresensi : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada
Turgor : Baik
Eksudat: <kadar
di serum
Adenosine Deaminase (ADA)
Adenosine 10 <=30 U/L
Deaminase,
Cairan pleura
Kultur dan Resistensi Mikroorganisme
Bakteri - negatif
Leukosit 0-1 0-1/lp
epitel 0-1 0-1/lp
Kesan:
Efusi pleura kiri masif
13
2.7 Tatalaksana
Non Farmakologis:
- Istirahat dengan tirah baring
- O2 simple mask 5L/menit
- IVFD ringer laktat gtt 20/menit
- Torakosintesis
- Edukasi :
1) Pasien perlu diingatkan bahwa pengobatan TB paru ini
berlangsung lama yakni minimal 6 bulan. Obat harus diminum
secara teratur dan tidak boleh putus. Pasien juga diberitahu
tentang efek samping obat seperti rifampisin yang dapat
mengakibatkan air seni berwarna merah, sehingga jika
ditemukan kondisi tersebut pasien tidak menghentikan minum
obat.
2) Tidak membuang dahak sembarangan.
3) Anjuran untuk menutup mulut jika batuk
4) Pola hidup sehat yakni menjaga kebersihan lingkungan dan
tempat tinggal.
14
Farmakologis:
- OAT 4 FDC 1 x 3 tab
- Injeksi ceftriakson 1 x 1 g
- N-acetyl cysteine 3 x 200 mg PO
2.9 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
2.10 Follow up
Follow Up (12 November 2022)
Subjektif :
Sesak napas masih dirasakan
Objektif :
Status Generalikus
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Sensorium : Compos mentis
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 115 x/menit
Frekuensi Napas : 34 x/menit
Suhu : 36,5 º C
SpO2 : 99%
Status Lokalis
Kepala = konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
15
Leher = JVP (5-2) cmH2O, distensi vena leher (-), pembesaran KGB (-)
Thorax:
Pulmo =
I: tidak simetris kanan dan kiri, dada kiri tertinggal
P: stem fremitus pada lapang paru kiri lebih menurun dibandingkan lapangan
paru kanan
P: redup pada lapangan paru kiri
A: vesikuler menurun pada paru kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-)
Jantung =
I: iktus cordis tidak terlihat, pulsasi tidak terlihat
P: iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
P: batas atas jantung ICS II linea sternalis sinistra
batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis dekstra
batas kiri jantung ICS V linea midaxilaris sinistra
A: Bunyi jantung I-II (+) normal, murmur (-),gallop (-), splitting (-)
Abdomen
I: datar, ikteri (-), scar (-), caput medusae (-), distensi (-).
A: bising usus (+) normal
P: lemas, nyeri tekan (-), defans muskular (-)
P: timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok (-)
Ekstremitas = pucat (-), edema pretibial (-/-), koilonikia (-/-)
Assessment
- TB paru terkonfirmasi radiologis on OAT fase intensif
- Efusi pleura sinistra ec suspek pleuritic TB
- Anemia hipokrom mikrositer ec penyakit kronik
Non Farmakologis
- Istirahat dengan tirah baring
- O2 simple mask 5L/menit
- IVFD ringer laktat gtt 20/menit
- Torakosintesis
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV
ANALISIS KASUS
Tn. AH, laki-laki, usia 49 tahun
19
DAFTAR PUSTAKA