Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKIDAH AKHLAK

(AL – HADI)

KELOMPOK 5 :
1. AMROZI
2. WAHYU SETIA WATI
3. AINUN FADILAH P. M.
4. LAILATUL MUNAWAROH

Guru Pembimbing
ABDUL ROHIM, S.Pd.I

MADRASAH ALIYAH ROUDLOTUL KAROMAH


SUKORAME - SUKOREJO

TAHUN AJARAN
2022- 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb

Dengan mengucap rasa syukur alkhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini selesai pada waktunya. Sholawat salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita nabi muhammad saw, keluarganya, para sahabatnya dan seluruh
umat islam yang mengikuti sunahnya.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu
mendorong dan memberi masukan serta mendoakan, sahabat dan teman yang selalu
senantiasa mendukung penulis dalam  menyelesaikan makalah ini. Dan kepada semua pihak
yang turut membantu dan mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Untuk itu segala
kritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat penulis nantikan. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

TIM PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
AL AL Hadi .........................................................................................................................
1. PENGERTIAN AL HADI ................................................................................................
2. MAKNA AL-HADI.........................................................................................................
3. MENELADANI ALLAH DENGAN SIFAT AL HADI...........................................................
A. PENGERTIAN AL HADI ( YANG MEMBERI PETUNJUK)
Secara etimologi kata al-Hadi artinya diambil dari akar kata hadaya, yaitu huruf ha,
dal dan ya. Ia dapat diartikan dengan penunjuk jalan karena ia selalu berada di depan
memberi petunjuk. Tongkat bagi orang-orang tertentu misalnya orang buta dapat
dikatakan sebagai al Hadi karena ia digunakan mendahului kakinya sebagai petunjuk
kemana kaki harus melangkah. 
Selain itu al-Hadi juga dapat berarti menyampaikan dengan lembut. Dari makna ini
terlahir istilah hadiah karena hadiahnya biasanya disampaikan dengan kelembutan
sebagai bentuk simpatik seseorang pada orang lain. Dari kata tersebut juga terlahir kata
al-hadyu yang berarti binatang yang disembelih di baitullah sebagai persembahan.
Dalam al Qur'an kata al-Hadi yang disertai dengan alif dan lam tidak ada. Kata yang ada
Hadi tanpa alif dan lam sebanyak tiga kali seperti firman Allah Swt:
"Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada
jalan yang lurus"
Allah Swt sebagai al Hadi adalah Allah Swt yang menganugerahkan petunjuk.
Petunjuk Allah Swt kepada manusia bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan
manusia itu sendiri.
Yang Memberi Petunjuk Dalil penetapannya: ” [QS. Al-Furqan: Ayat 31]
…‫ك َها ِديًا َو َنصِ يرً ا‬
َ ‫…“ َو َك َفى ِب َر ِّب‬
dan cukuplah Rabbmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.

B. MAKNA AL-HADI
Makna Al hadi, Allah yang maha memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ada 4 jenis hidayah :
1. Hidayah umum:
Diberikan kepada seluruh makhluk baik orang beriman atau orang kafir
bahkankepada binatang, tumbuh-tumbuhan juga seluruh alam semesta.
Contohnya : lebah yang hinggap di tanaman memakan sari bunga-bunga dan buah-
buahan lalu memproduksi madu, semut diberi petunjuk mencari makanan (di sebut
insting), bayi-bayi yang baru lahir langsung menyusu kepada ibunya dan contoh
lainnya.
‫ۖ َوالَّذِيْ َقد ََّر َف َه ٰدى‬
“yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.”
[QS. Al-A’la: Ayat 3]
ٰۤ
‫ب مِنْ َشيْ ٍء ُث َّم ا ِٰلى َرب ِِّه ْم يُحْ َشر ُْو َن‬
ِ ‫اح ْي ِه ِااَّل ۤ ا ُ َم ٌم اَ ْم َثالُـ ُك ْم ۗ َما َفرَّ ْط َنا فِى ْالـك ِٰت‬ ِ ْ‫َو َما مِنْ دَآ َّب ٍة فِى ااْل َر‬
ٍ ‫ض َواَل ط‬
َ ‫ِئر يَّطِ ْي ُر ِب َج َن‬
“Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti
kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada
Tuhan mereka dikumpulkan.” [QS. Al-An’am: Ayat 38]
2. Hidayah khusus
yaitu dalil atau hujjah Allah akan memberi petunjuk berupa penjelasan dan dalil-
dalil, tetapi mereka yang tidak mengikuti petunjuk maka Allah akan menyesatkan
mereka sebagai hukumannya.
‫ب ْاله ُْو ِن ِب َما َكا ُن ْوا َي ْكسِ ب ُْو َن‬ ٰ ‫ۚ َواَمَّا َثم ُْو ُد َف َه َدي ْٰن ُه ْم َفاسْ َت َحبُّوا ْال َع ٰمى َعلَى ْاله ُٰدى َفا َ َخ َذ ْت ُه ْم‬
ِ ‫ص ِع َق ُة ْال َع َذا‬
“Dan adapun kaum Samud, mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih
menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu, maka mereka disambar petir
sebagai azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.
[QS. Fussilat: Ayat 17]
3. Hidayah taufik : Adalah kelapangan dada untuk menerima kebenaran dengan ikhlas
untuk mengamalkan petunjuk dalil. maka Allah perintahkan seluruh hamba-Nya
untuk memohon petunjuk siang dan malam agar berada di jalan yang lurus.
‫قُ ْل ٰهذِهٖ َس ِب ْيل ِۤيْ اَ ْدع ۤ ُْوا ِالَى هّٰللا ِ ۗ َع ٰلى بَصِ ي َْر ٍة اَ َن ۡا َو َم ِن ا َّت َب َعنِيْ ۗ َو ُسب ْٰح َن هّٰللا ِ َو َم ۤا اَ َن ۡا م َِن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬
Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan aku tidak
termasuk orang-orang musyrik.” [QS. Yusuf: Ayat 108]
‫َّي ْهدِيْ ِب ِه هّٰللا ُ َم ِن ا َّت َب َع ِرضْ َوا َنهٗ ُس ُب َل الس َّٰل ِم َوي ُْخ ِر ُج ُه ْم م َِّن‬
‫ت ِالَى ال ُّن ْو ِر ِبا ِْذنِهٖ َو َي ْه ِدي ِْه ْم ا ِٰلى صِ َراطٍ مُّسْ َتقِي ٍْم‬
ِ ‫الظلُ ٰم‬ ُّ

“dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti
keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya dan menunjukkan ke
jalan yang lurus.” [QS. Al-Ma’idah: Ayat 16]
‫ْت َو ٰلـكِنَّ هّٰللا َ َي ْهدِيْ َمنْ َّي َشآ ُء ۗ َوه َُو اَعْ لَ ُم ِب ْال ُم ْه َت ِدي َْن‬
َ ‫ك اَل َت ْهدِيْ َمنْ اَحْ َبب‬
َ ‫ِا َّن‬
“Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang
engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki,
dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
” [QS. Al-Qasas: Ayat 56]
‫ك ه ُٰدٮ ُه ْم َو ٰلـكِنَّ هّٰللا َ َي ْهدِيْ َمنْ َّي َشآ ُء ۗ َو َما ُت ْنفِقُ ْوا مِنْ َخي ٍْر َفاِل َ ْنفُسِ ُك ْم ۗ َو َما ُت ْنفِقُ ْو َن ِااَّل ا ْب ِت َغآ َء َوجْ ِه هّٰللا ِ ۗ َو َما ُت ْنفِقُ ْوا‬
َ ‫ْس َعلَ ْي‬
َ ‫لَي‬
‫مِنْ َخي ٍْر ي َُّوفَّ ِالَ ْي ُك ْم َواَ ْنـ ُت ْم اَل ُت ْظلَم ُْو َن‬
“Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk,
tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apa pun
harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah
kamu berinfak melainkan karena mencari rida Allah. Dan apa pun harta yang kamu
infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan
dizalimi (dirugikan).” [QS. Al-Baqarah: Ayat 272]
4. Hidayah Allah guna menunjukan jalan ke syurga dan ke neraka pada hari kiamat.
ْ‫ــواَل ۤ اَن‬ ‫هّٰلِل‬
ْ َ‫ِي ل‬ َ ‫ص ُد ْو ِر ِه ْم مِّنْ غِ ٍّل َتجْ ِريْ مِنْ َتحْ ت ِِه ُم ااْل َ ْن ٰه ُر ۚ َو َقالُوا ْال َح ْم ُد ِ الَّذِيْ َه ٰدٮ َنا ل ِٰه َذا ۗ َو َما ُك َّنا لِ َن ْه َتد‬ُ ْ‫َو َن َزعْ َنا َما فِي‬
‫ـق ۗ َو ُن ْو ُد ۤ ْوا اَنْ ت ِْل ُك ُم ْال َجـ َّن ُة ا ُ ْو ِر ْث ُتم ُْو َها ِب َما ُك ْن ُت ْم َتعْ َملُ ْو َن‬ ْ ‫َه ٰدٮ َنا هّٰللا ُ ۚ لَ َق ْد َجآ َء‬
ِّ ‫ت ُر ُس ُل َر ِّب َنا ِب ْال َح‬
“dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir
sungai-sungai. Mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan
kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak
menunjukkan kami.’ Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa
kebenaran.’ Diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang telah diwariskan
kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan’.” [QS. Al-A’raf: Ayat 43]
‫اج ُه ْم َو َما َكا ُن ْوا َيعْ ُب ُد ْو َن مِنْ ُد ْو ِن هّٰللا ِ َفاهْ ُد ْو ُه ْم ا ِٰلى صِ َراطِ ْال َج ِحي ِْم‬
َ ‫شرُوا الَّ ِذي َْن َظلَم ُْوا َواَ ْز َو‬
ُ ْ‫اُح‬
(Diperintahkan kepada malaikat), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta
teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah. selain Allah, lalu
tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. [QS. As-Saffat: Ayat 22-23]

C. MENELADANI ALLAH DENGAN SIFAT AL HADI


1. Meyakini bahwa petunjuk Allah Swt banyak sekali
Di dalam kehidupan di dunia, manusia sangat membutuhkan petunjuk. Petunjuk
yang dibutuhkan sangat banyak dan ia harus yakin bahwa Allah Swt memliki
petunjuk-petunjuk itu. Agama mensyariatkan shalat hajat dan istikharah karena
semata-mata manusia memerlukan eksistensi petunjukNya. Dengan demikian
ketika seseorang melaksanakan shalat hajat atau istikharah, maka secara tidak
langsung ia meminta petunjuk kepada Allah Swt Dzat yang memiliki petunjuk-
petunjuk tersebut.
2. Meyakini bahwa agama merupakan petunjuk atau hidayah tertinggi
Allah Swt memberikan banyak hidayah atau kepada hambanya. Setidaknya ada
empat petunjuk yang diberikan oleh Allah Swt kepada manusia.
a. Naluri. Hal pertama yang diberikan oleh Allah Swt adalah naluri. Naluri
merupakan dorongan yang diciptakan oleh Allah Swt kepada manusia dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Seorang bayi yang terlahir ke dunia
misalnya, dengan nalurinya langsung mencari air susu ibunya.
b. Panca indera. Allah Swt memberikan panca indera kepada manusia agar dengan
panca indera mereka dapat eksis di muka bumi ini. Hanya saja banyak orang
yang tertipu dengan panca inderanya, misalnya ketika seseorang di malam hari
melihat bintang-bintang yang kecil sekali padahal dalam realitasnya besar.
c. Akal. Akal diberikan oleh Allah Swt untuk meluruskan petunjuk panca indera.
Dengan akal manusia mampu menyaring dan menyimpulkan seluruh informasi
yang diberikan oleh panca indera.
d. Agama. Meskipun akal berfungsi menyaring informasi tetapi kemampuan akal
karena akal hanya bisa menelaah alam fisik saja. Dengan demikian diperlukan
agama untuk menelaah bidang yang tidak dapat dijangkau oleh akal.
3. Memberikan petunjuk kepada orang lain dengan sungguh-sungguh dan tanpa
pamrih Bagi yang meneladani asmaul husna al Hadi, maka ia akan memberikan
petunjuk kepada orang lain dengan sungguh-sungguh dan tanpa pamrih. Hal ini
harus dilakukan karena Allah Swt dalam memberikan petunjuknya kepada manusia
tanpa didasari pamrih. Dengan demikian orang yang memiliki ilmu berkewajiban
menyampaikan ilmunya sebagai petunjuk untuk membawa orang dari kegelapan
menuju cahaya Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai