Modul Penyediaan Air Bersih
Modul Penyediaan Air Bersih
Tim Penyusun :
1. Azyyati Ridha Alfian, SKM., MKM
2. Putri Nilam Sari, SKM, M.Kes
3. Nizwadi Azkha, SKM., MPPM., M.Pd., M.Si
4. Aulia Rahman, SKM., MKM
Penulis :
Azyyati Ridha Alfian, Putri Nilam Sari, Nizwadi Azkha, Aulia Rahman
ISBN : 978-623-6877-82-1
Penerbit :
MISI :
Universitas Andalas sebagai perguruan tinggi negeri yang memberikan jasa pendidikan
mengemban misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi yang berkualitas, berkarakter serta
berkesinambungan;
2. Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan yang inovatif untuk menunjang
pembangunan dan pengembangan IPTEK serta meningkatkan publikasi ilmiah dan HAKI;
3. Mendharmabaktikan IPTEK yang dikuasai kepada masyarakat;
4. Menjalin jaringan kerjasama yang produktif dan berkelanjutan dengan kelembagaan
pendidikan, pemerintahan dan dunia usaha di tingkat daerah, nasional dan internasional;
5. Mengembangkan organisasi dalam meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good
university governance) sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan
strategis;
6. Mengembangkan usaha-usaha, baik dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat serta usaha lainnya yang berkaitan dengan core bisnis Unand yang dapat
meningkatkan revenue.
MISI :
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi yang berkualitas, berkarakter
serta berkesinambungan;
2. Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan yang inovatif serta pengabdian pada
masyarakat yang berkualitas untuk menunjang kemandirian bangsa;
3. Mengembangkan organisasi dalam meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good
university governance), menuju tata kelola yang unggul (excellent university
governance), serta mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan strategis;
4. Menjalin jaringan kerja sama yang produktif dan berkelanjutan dengan kelembagaan
pendidikan, pemerintahan dan dunia usaha di tingkat daerah, nasional, dan
internasional.
i
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan karena berkat rahmat-Nya penyusunan modul mata
kuliah Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan dapat terselesaikan. Bahan ajar ini
dikembangkan sebagai salah satu upaya untuk menjamin mutu pendidikan khususnya dalam
bidang kesehatan masyarakat. Modul ini mengacu pada berbagai referensi dan berbagai
bahan yang dapat diakses dari berbagai sumber. Modul ini meletakan fokus pembelajaran
pada aktifitas integrasi antara peserta didik, pendidik, materi, dan proses pembelajaran.
Modul mata kuliah Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan ini disusun
untuk memudahkan peserta didik dalam memahami topik pembelajaran. Modul ini penting
disamping untuk membantu mahasiswa, juga menjadi pedoman bagi pendidik agar dapat
mengelola pembelajaran agar lebih terarah serta memiliki indikator capaian yang jelas.
Modul ini diharapkan dapat memberikan pemahaman sekaligus dapat menularkan
kepada pihak lain mengenai materi yang tercantum di dalamnya. Semoga modul ini menjadi
sumbangan yang berharga dalam membangun pemahaman bersama untuk perbaikan
pembelajaran menuju pada tata kelola universitas yang baik. Dengan ini diucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan masukan dalam menghasilkan
modul ini.
Penulis
ii
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
DAFTAR ISI
vi
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
DAFTAR TABEL
vii
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
DAFTAR GAMBAR
viii
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Tugas dosen sebagai tutor dalam pembelajaran ini dibagi dalam 3 tugas utama,
yaitu tugas pra aktif, tugas interaktif, dan tugas pasca aktif.
1. Tugas pra aktif adalah peran tutor dalam memotivasi dan mengembangkan
proses belajar, yang meliputi:
a. Tutor mengetahui struktur dan latar belakang model pembelajaran yang
akan diterapkan dalam pembelajaran. Jika menggunakan contoh kasus,
maka pastikan kasus tersebut diketahui dengan pasti latar belakang
kejadiannya.
b. Tutor paham tentang referensi yang telah disiapkan di dalam modul
masing- masing materi.
c. Tutor berusaha memperoleh gambaran yang jelas tentang pengetahuan
awal mahasiswa.
d. Tutor menjaga proses diskusi tetap konsisten terhadap tujuan pembelajaran.
e. Tutor perlu mengetahui proses kognitif mahasiswa, yaitu konsep yang
berkembang di anggota kelompok termasuk kemungkinan terjadinya
konflik di dalamnya.
f. Tutor memberi fasilitas belajar mahasiswa, antara lain dengan
mengajukan pertanyaan, menggunakan pertanyaan,menggunakan analogi
dan metafora atau melakukan klarifikasi konsep.
g. Tutor mengajukan pertanyaan dan “menantang” mahasiswa dalam
penalaran, evaluasi kritis terhadap ide dan hipotesis yang muncul.
h. Tutor mendiagnosis proses belajar dan mendorong perubahan konseptual.
i. Tutor mendiagnosis adanya miskonsepsi, mendorong elaborasi gagasan
j. Tutor mengamati alasan-alasan yang diajukan mahasiswa dan
kemungkinan munculnya problem solving (dalam kerangka PBL)
k. Tutor mencegah terjadinya analisis masalah dan sintesis temuan-temuan
yang bersifat supervisial
l. Tutor mendorong mahasiswa untuk melaksanakan student directed learning
m. Tutor menyadari diri sendiri, apakah dia menghambat atau mendorong
proses kognitif mahasiswa
n. Tutor mengevaluasi secara teratur apakah para mahasiswa puas dengan
proses yang sedang berlangsung, kemudian memberi saran untuk
perbaikan
x
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Mata kuliah ini melakukan kajian tentang peranan dan fungsi air bagi kehidupan serta
berbagai jenis penyakit yang ditumbulkan oleh air, mengetahui siklus hidrologi, sumebr air
dan karakteristik, memahami teknik pengelolaan dan pengolahan air, teknik perpiaan dan
pompa, pencemaran air dan komponen dalan penyehatan lingkungan.
Waktu Pelaksanaan
Materi Pembelajaran:
xi
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
UAS
xii
MATRIKS RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN
MATA KULIAH PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan peranan dan fungsi air bagi
kehidupan, dan jenis penyakit yang ditularkan melalui air
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan siklus hidrologi, sumber air dan
karakteristik air
3. Mahasiswa mampu menganalisis teknik pengelolaan dan pengolahan air
4. Mahasiswa mampu menjelaskan teknik perpiaan dan pompa
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pencemaran air, sumber, dan
pencegahan pencemaran
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komponen penyehatan lingkungan;
pengelolaan limbah, sampah, dan sistem drainase
xiii
Kemampuan Kriteria Bobot
Minggu CP MK yang Bahan Kajian (Materi Ajar) Metode Pembelajaran dan Metode
Akhir yang (Indikator) Dosen Penilaian
ke- akan dicapai dan Referensi Alokasi Waktu penilaian
diharapkan Penilaian (%)
2 Mampu MK1 Jenis penyakit dan Ref .1-6 Presentasi dan 2x60 Tugas, Dapat PN 5%
memahami dan mekanisme Diskusi Presentasi, memahami &
menjelaskan penularan Menit Tanya Jawab menjelaskan
Tutorial
penyakit melalui
air
3 Mampu MK2 Siklus Hidrologi Ref .1-6 Presentasi dan 2x60 Tugas, Dapat PN 5%
memahami dan Diskusi Presentasi, memahami &
menjelaskan Menit Tanya Jawab menjelaskan
Tutorial
4 Mampu MK2 Sumber air, Ref .1-6 Presentasi dan 2x60 Tugas, Dapat ARA 5%
memahami dan karakteristik, dan Diskusi Presentasi, memahami &
menjelaskan sarana air berih; Tutorial Tanya Jawab menjelaskan
sumur gali, sumur Menit
bor,
penampungan air
hujan, mata air
5 Mampu MK3 Teknik Ref .1-6 Project based 2x60 Tugas, Dapat ARA 10%
menganalisis pengeloaan dan learning Presentasi, menganalisis
pengolahan air Tanya
bersih, teknik Presentasi dan Jawab, hasil
pengelolaan dna Diskusi Menit penugasan
pengolahan
saringan pasir
lambat, saringan
pasir cepat
xiv
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
6 Mampu MK3 Teknik Ref .1-6 Presentasi dan 2x60 Tugas, Dapat ARA
menganalisis pengelolaan dan Diskusi Presentasi, menganalisis
pengolahan Tanya Jawab
filtrasi, aerasi, dan Tutorial Menit 10%
sedimentasi
7 Mampu MK3 Teknik Ref .1-6 Project based 2x60 Tugas, Dapat NA 10%
menganalisis pengelolaan dan learning Presentasi, menganalisis
pengolahan Tanya
klorinasi dan Presentasi dan Menit Jawab, hasil
penggunaan arang Diskusi penugasan
aktif
UTS
8 Mampu MK3 Pengolahan air Ref .1-6 Presentasi dan 2x60 Tugas, Dapat NA 5%
menganalisis DAMIU Diskusi Presentasi, menganalisis
Tanya Jawab
Tutorial Menit
9 Mampu MK3 Pengolahan air Ref .1-6 Presentasi dan 2x60 Tugas, Dapat NA 5%
menganalisis PDAM Diskusi Presentasi, menganalisis
Tanya Jawab
Tutorial Menit
10 Mampu MK4 Teknik perpipaan Ref .1-6 Presentasi dan 2x60 Tugas, Dapat NA 5%
memahami dan dan pompa; Diskusi Presentasi, memahami &
menjelaskan perpiaan tertutup Tanya Jawab menjelaskan
dan perpipaan Menit
terbuka Tutorial
xv
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
11 Mampu MK5 Pencemaran air, Ref .1-6 Presentasi dan 2x60 Tugas, Dapat AR 5%
memahami dan sumber Diskusi Presentasi, memahami &
menjelaskan pencemaran dan Tanya Jawab menjelaskan
Tutorial Menit
pencegahan
pencemaran
12 Mampu MK6 Pengelolaan Ref .1-6 Studi Kasus, 2x60 Tugas, Dapat AR 10%
memahami dan limbah; Diskusi Presentasi, memahami &
menjelaskan kebijakan, sistem Tanya Jawab menjelaskan
dan sarana Menit
prasarana, dan
masalah yang
dihadapi
13 Mampu MK6 Pengelolaan Ref .1-6 Studi kasus, 2x60 Tugas, Dapat AR 10%
memahami dan sampah; Diskusi Presentasi, memahami &
menjelaskan kebijakan, sistem Tanya Jawab menjelaskan
dan sarana Menit
prasarana, dan
masalah yang
dihadapi
14 Mampu MK6 Sistem drainase Ref .1-6 Studi kasus, 2x60 Tugas, Dapat AR 10%
memahami dan Diskusi Presentasi, memahami &
menjelaskan Tanya Jawab menjelaskan
Menit
UAS
xvi
Kriteria Penilaian :
1. Praktikum/Tugas : 15%
2. Ujian tengah semester (UTS) : 35%
3. Ujian akhir semester (UAS) : 35%
4. Sikap : 15%
xvii
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL I
PERAN DAN FUNGSI AIR BAGI KEHIDUPAN
xviii
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul I ini merupakan modul yang membahas tentang peran dan fungsi air bagi
kehidupan.
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul I ini secara garis besar meliputi :
1. Wujud Air
2. Sumber Air
3. Karakteristik Air
4. Keberadaan Air di Muka Bumi
5. Peran Air Bagi Kehidupan Manusia
6. Kebutuhan Air
7. Fungsi Air bagi Tubuh Manusia
8. Hubungan Air dengan Penyakit
9. Peran Air dalam Penularan Penyakit
10. Kualitas Air
11. Standar Air Bersih untuk Air Minum
12. Kelangkaan Sumber Air Bersih
13. Penyediaan air minum dan layanan sanitasi dan kebersihan
14. Perawatan dan penggunaan kembali air limbah dan kualitas air ambient.
15. Efisiensi penggunaan air dan kelangkaan.
16. IWRM termasuk melalui kerjasama lintas batas.
17. Melindungi dan memulihkan ekosistem terkait air.
18. Kerjasama internasional dan peningkatan kapasitas dan partisipasi dalam
pengelolaan air dan sanitasi
MATERI
Wujud Air
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-
satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujud tersebut. Air
1
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O yaitu satu molekul air tersusun atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar.
Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis
gas dan banyak macam molekul organik. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena
air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair
dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar.
Sumber Air
Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti air hujan (rain water), air permukaan (surface water), air tanah (ground
water) dan air laut (seawater). Air tersebut tidak dapat langsung dimanfaatkan, karena
tercampur dengan pengotor-pengotor tertentu yang berasal dari bermacam-macam sumber
pengotor (industri, rumah tangga, pertanian dan lain-lain).
1. Air atmosfir atau Air hujan
Air di atmosfer tersedia dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari proses evaporasi
(penguapan), baik yang berasal dari laut, danau, sungai, tanah, bahkan dari permukaan
tubuh makhluk hidup atau permukaan daun tumbuhan. Namun yang paling utama berasal
dari laut. Setelah itu uap-uap air ini akan terkumpul dan membentuk awan. Pada saat
awan-awan ini bergerak mengikuti pola angin, kelembapan udara menyebabkan suhu
menjadi dingin selanjutnya uap-uap air akan terkondensasi menjadi tetes-tetes air dan
jatuh sebagai air hujan atau salju.
Selain itu air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa- pipa
penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya
korosi (karatan). Sumber air yang berasal dari air hujan ini walaupun tidak murni termasuk
dalam kategori air lunak, sehingga apabila akan dimanfaatkan untuk air minum perlu
direbus dulu atau disucihamakan.
Pemanfaatan sumber air yang berasal dari air hujan biasa dilakukan di daerah-daerah
yang tidak mendapatkan air tanah, atau walaupun tersedia air tapi tidak dapat
digunakan. Air hujan yang akan dimanfaatkan biasanya ditampung dari atap rumah,
kemudian ditampung dalam tong, bak, atau kolam. Sumber air tersebut mengandung banyak
bahan-bahan yang berasal dari udara seperti gas-gas (oksigen, nitrogen, karbon
2
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
dioksida), asam- asam kuat yang berasal dari gas buangan industri tertentu dan partikel-
partikel radioaktip (SCHROEDER, 1977). Dari atap penampungan sendiri dicemari oleh
partikel-partikel debu, kotoran burung, dan berbagai kotoran lainnya.
2. Air permukaan (Surface Water)
Semua air yang berada di atas permukaan bumi seperti air parit, selokan, sungai
dan danau adalah air permukaan. Pada umumnya air tersebut mengandung kotoran-
kotoran berupa benda-benda terapung yang berasal dari lingkungan sekitarnya, benda-
benda padat tersuspensi, bakteri, buangan bahan, kimia, dan sebagainya. Kumpulan
berbagai kotoran tersebut menimbulkan berbagai bau dan rasa, sehingga bila air
tersebut akan digunakan untuk kepentingan hidup manusia perlu perlakuan / tindakan
pembersihan lengkap secara bertahap, teknik pembersihannya tergantung dari macam
dan jumlah kotoran yang dikandungnya (Schroeder, 1977). Air permukaan yang
terdapat di daerah pegunungan umumnya relatif tidak begitu kotor dibandingkan dengan
air sungai, sehingga melalui penyimpanan yang lama serta proses klorinasi saja air sudah
dapat dimanfaatkan.
Air permukaan ada 2 macam yakni :
a) Air Sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan
yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai
derajat pencemaran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.
b) Air Danau atau Rawa
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis
yang telah membusuk, Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi,
maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi dan dalam keadaan kelarutan O2
kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada
permukaan air akan tumbuh alga (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2.
Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah- tengah
agar endapan-endapan Fe dan Mn tidak terbawa, demikian pula dengan lumut
yang ada pada permukaan rawa/telaga.
3. Air Tanah (Ground Water)
Air tanah ialah air yang terdapat di dalam tanah, tepatnya di bawah permukaan air
tanah. Pada umumnya air tanah mengandung bahan mineral larut yang terdiri dari kation
3
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
(Ca, Mg, Mn, dan Fe) dan anion (SO4, CO3, HCO3 dan C1). Kadar ion-ion tersebut
bervariasi, tergantung kepada sifat dan kondisi tanah setempat, semakin dalam air tanah
yang diambil semakin tinggi kadar ion-ion tersebut.
Air tanah ini banyak dipakai untuk berbagai keperluan, karena tidak banyak
terkontaminasi oleh lingkungan sekitarnya dibandingkan sumber-sumber air
lainnya, kontaminasi yang terjadi antara lain disebabkan oleh teknik pengambilan yang
kurang baik, adanya kebocoran sistim pipa, dan keretakan tanah. Perlakuan pembersihan
air tanah yang kadang diperlukan adalah proses pelunakan untuk menghilangkan
kesadahan air dan aerasi untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki.
Menurut Sutrisno (2004), air tanah terbagi atas :
a ) Air Tanah Dangkal
Terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan
tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih
tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena
melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-
masing lapisan tanah. Lapisan tanah ini berfungsi sebagai saringan. Di samping
penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air
yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan
terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk
sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.
b ) Air Tanah Dalam
Terdapat sebuah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak
semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara
100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka
air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan
sumur artetis. Jika air tak dapat keluar dengan sendirinya, maka digunakanlah
pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.
c ) Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Mata air yang berasal dari tanah dalam. Hampir tidak berpengaruh oleh musim
dan kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.
4
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
4. Air Laut
Jumlah air yang terdapat di bumi ini cukup banyak, persentasenya mencapai 71%
dari luas permukaan bumi. Dari sejumlah itu permukaan bumi sebagian besar ditutupi
oleh air laut, yaitu sekitar dua-per-tiga (70%) permukaan bumi. Luas keseluruhan
wilayah laut yang menutupi bumi adalah 3,61 x 108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3800m.
Jadi air laut merupakan 97% dari jumlah air yang ada di bumi dan bagian terbesarnya
terdapat di belahan bumi Selatan.
Pada umumnya air laut relatif murni, sehingga dapat berfungsi sebagai pelarut bagi
zat kimia, baik yang berwujud padat, cair maupun gas. Penggunaan air laut sebagai
sumber air tawar dilakukan bilamana sumber- sumber air tawar seperti air hujan, air
permukaan dan air tanah tidak dapat diperoleh lagi. Untuk itu dilakukan proses
desalinasi yang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain adalah destilasi,
elektro dialisa, osmosis / hiperfiltrasi dan sebagainya.
Sesuai dengan fungsinya sebagai pelarut, maka 96,5% air murni yang terdapat dalam
air laut dapat melarutkan 3,5% zat-zat kimia. Secara kimiawi dalam air laut terdapat
sekitar 80 unsur kimia, dengan nilai keasaman (pH) antara 7,5 - 8,5. Ross (1970) membagi
komposisi kimia air laut menjadi empat golongan, yaitu senyawa anorganik terlarut,
senyawa organik terlarut, gas terlarut dan senyawa partikulat.
Air laut mempunyai rasa asin, karena mengandung garan NaCl. Kadar garam NaCl
dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air
minum. Hampir 80% air yang berada di alam merupakan air laut. Air laut menentukan
iklim dan kehidupan di bumi. Kadar dan komponen unsur di dalam air laut ditentukan
sejumlah reaksi kimia, fisika dan biologi yang terjadi di laut.
Karakteristik Air
Air memiliki beberapa karakteristik yang khas dan tidak dimiliki oleh senyawa kimia
lain. Karakteristiknya sebagai berikut:
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00C(320F) - 100 0C, air berwujud
cair. Suhu 00C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 1000C merupakan
titik didih (boiling point) air.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpanan
panas yang sangat baik.
5
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
6
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Peranan air yang sangat menunjang dari sudut ekonomi adalah sebagai pembangkit
energi (PLTA), media dalam bidang transportasi dalam berbagai skala, serta menyediakan
berbagai wahana dalam bidang pariwisata. Dalam dunia mahluk hidup, air identik dengan
kehidupan itu sendiri. Tubuh hewan dan manusia sendiri sebagian besar terdiri dari air,
walaupun kadar air dalam tiap jaringannya berbeda-beda. Secara keseluruhan tubuh
manusia mengandung 60-85 % air. Variasinya tergantung kepada umur manusia, semakin tua
jaringan tubuh banyak mengalami hidrasi (pelepasan molekul air yang terikat dalam
tubuh).
Air merupakan senyawa kimia yang paling berlimpah di alam, namun demikian
sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia, maka kebutuhan air pun meningkat pula,
sehingga akhir-akhir ini air menjadi barang yang "mahal". Di kota-kota besar, tidak mudah
mendapatkan sumber air bersih yang dipakai sebagai bahan baku air bersih yang bebas dari
pencemaran, karena air banyak tersedot oleh kegiatan industri yang memerlukan sejumlah air
dalam menunjang produksinya. Di sisi lain, tanah yang merupakan celengan air sudah banyak
7
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
ditutup untuk berbagai keperluan seperti perumahan, dan industri tanpa mempedulikan fungsi
dari tanah tersebut sebagai wahana simpanan air untuk masa datang.
8
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Kebutuhan Air
Air adalah sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia dan
dalam sistem tata lingkungan, air adalah unsur lingkungan. Kebutuhan manusia akan
kebutuhan air selalu meningkat dari waktu ke waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah
manusia yang memerlukan air tersebut, melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan
ragam dari kebutuhan akan air. Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan
untuk keperluan rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas
kebutuhan air meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum dan kebutuhan air
untuk mengganti kebocoran.
Kebutuhan akan air dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non domestik.
Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga
yaitu untuk keperluan minum, masak, mandi, mencuci pakaian serta keperluan lainnya,
sedangkan kebutuhan air non domestik digunakan untuk kantor, tempat ibadah, niaga dan
lain-lain
a. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan sehari-hari
atau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, kesehatan individu (mandi, cuci dan
sebagainya), menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air buangan (buangan dapur
dan toilet).
9
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
10
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
11
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
tubuh melepaskan keringat saat panas untuk mengurangi panas berlebih dalam tubuh
sehingga mengurangi suhu tubuh yang tinggi tersebut. Pengaturan suhu tubuh seperti
ini dilakukan dan bergantung pada asupan air yang ada pada tubuh.
3) Metabolisme
Air berfungsi sebagai penghantar oksigen, nutrisi, hormon, serta zat lainnya ke
berbagai bagian tubuh dan menjadi media dalam menghilangkan racun ringan, sel-
sel mati, dan kotoran pada tubuh. Selain itu, protein dan enzim yang diperlukan
dalam beberapa proses penting dalam tubuh juga memerlukan air agar berfungsi
dengan baik.
4) Pernafasan
Dalam pernafasan, air berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh
sekaligus mengambil karbondioksida untuk dikumpulkan dan dikeluarkan dalam
bentuk uap air.
5) Pelindung dan Bantalan Organ Tubuh Tertentu
Fungsi mekanis dari air adalah melindungi, seperti pelindung janin pada kehamilan.
Cairan pada persendian akan menjaga pergerakan yang baik dari sendi yang
bersangkutan. Air juga mempunyai fungsi membersihkan, seperti air mata yang
menjaga lensa mata.
6) Mempertahankan Struktur Molekul
Beberapa molekul besar, baik yang terdapat dalam jaringan tubuh maupun yang
bersirkulasi di darah, seperti protein dan karbohidrat, dipertahankan strukturnya
dengan bantuan air.
mineral lainnya berakumulasi dan membentuk batu ginjal. Kandungan garam pada ginjal
ini akan diurai oleh air dan dikeluarkan melalui urin.
b. Penyakit Kardiovaskuler
Air dapat mencegah berkembangnya penyakit kardiovaskuler pada tubuh. Karena, air
dapat menjaga kekentalan darah dan plasma, serta melancarkan distribusi fibrinogen
dalam tubuh. Oleh karena itu, hidrasi yang cukup sangat disarankan, sehingga komponen
vaskuler dapat bekerja maksimal.
c. Nyeri Sendi
Tulang sendi pada tubuh manusia sangat rentan terjadi gesekan dan kerusakan akibat
iklim. Hal ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi air yang cukup. Karena konsumsi air
yang tidak cukup dapat menjadi pemicu timbulnya nyeri sendi pada tubuh.
d. Sakit Punggung
Bagian belakang tubuh manusia tergantung pada urat syaraf tulang belakang. Sedangkan
tulang belakang ini sebagian besar terdiri air, maka dari itu tidak mengherankan jika
konsumsi air yang tidak cukup dapat memicu sakit punggung.
e. Osteoporosis
Menurut penelitian yang diadakan oleh Lembaga Pauling Linus, konsumsi air yang
cukup dapat mengurangi resiko tubuh terkena osteoporosis dan patah tulang.
f. Perempuan Hamil & Menyusui
Kondisi janin pada ibu hamil sangat bergantung pada sang ibu. Untuk itu diperlukan
asupan cairan yang cukup agar darah dapat bekerja maksimal dan mengantarkan semua
nutrisi yang diperlukan dari ibu ke janinnya. Selain itu masalah konstipasi, infeksi
kandung kemih, dan anus yang biasa terjadi pada kebanyakan ibu hamil, dapat dihindari
dengan mengkonsumsi air lebih banyak.
g. Fungsi Ginjal
Kotoran tubuh yang berbentuk urea sangat beracun bagi jaringan tubuh dan harus
dicairkan sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh. Untuk itu dibutuhkan air sebagai
“pelarut universal”
h. Kesehatan Kulit
Air berfungsi mengatur dan meregulasi kesimbangan alami kulit. Air yang baik bagi
kulit adalah air hangat, karena air hangat memiliki kemampuan untuk menghidrasi,
meremajakan, mendetoksifikasi, memberi oksigen pada kulit, menghilangkan
komedo dan memperkecil pori-pori. Selain itu, mengkonsumsi air juga dapat membuat
13
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
tubuh lebih rileks dan segar, serta dapat menggantikan kelembapan kulit yang hilang
karena aktivitas sehari-hari.
14
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
melalui vektor yang hidupnya bergantung pada air ini seperti malaria oleh vektor
nyamuk Anopheles, demam berdarah oleh vektor nyamuk Aedes Aegypti.
Masalah Penyediaan Air Bersih yang Mungkin Terjadi Akibat Bencana Alam
1. Kerusakan pada struktur bangunan
2. Kerusakan pada pipa
3. Kerusakan sumber air
4. Listrik padam
5. Kontaminasi biologi/kimia terhadap air bersih
6. Kegagalan transportasi
7. Kekurangan personel
8. Beban berlebihan pada daerah tertentu karna perpindahan penduduk
9. Kekurangan peralatan/komponen & persediaan air bersih
Standar Minimum Kebutuhan Air Bersih Saat Bencana :
1. Hari I pengungsian: 5 liter/org/hari
Memenuhi: makan, masak dan minum
2. Hari berikutnya: 15-20 liter/org/hari
Memenuhi: minum, masak, mandi & mencuci
3. Bagi fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit):
50 liter/org/hari.
Kualitas Air
Sebagaimana diketahui bahwa ketergantungan manusia terhadap air banyak sekali
jumlahnya, terutama yang berhubungan dengan kesehatan.
Tabel 5. Kebutuhan Air Per Orang Per Hari Di Perkotaan (Wardhana, 1999)
KEPERLUAN JUMLAH PEMAKAIAN
(liter)
Minum 2,0
Masak dan kebersihan dapur 14,5
Mandi,kakus 20,0
Cuci pakaian 13,0
Wudhu 15,0
Kebersihan rumah 32,0
15
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Air memiliki sifat sebagai pelarut universil yang di dalamnya selalu terlarut unsur dan
senyawa kimia lainnya selain hidrogen dan oksigen sebagai unsur utamanya. Oleh karena itu,
tidak ada air dan perairan alami yang murni di bumi ini. Dengan terlarutnya unsur dan
senyawaan kimia di dalamnya, maka air merupakan komponen ekologis yang berperan
penting bagi hidup dan kehidupan organisme.
Kualitas air yang diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan manusia tergantung pada
kriteria penggunaan air tersebut. Penggunaan air pada umumnya adalah diperuntukkan
sebagai:
• Air minum
• Keperluan rumah tangga
• Industri
• Pengairan
• Pertanian, perikanan, dll.
Untuk menetapkan standar air bersih tidaklah mudah karena, tergantung pada banyak
faktor tertentu yang menyangkut kegunaan air dan sumber air. Walaupun demikian ada
kesepakatan bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air namun didasarkan
pada keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal maka hal itu
berarti air tersebut telah mengalami pencemaran.
Menurut Wardhana (1999) indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah
ditandai dengan adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui:
1. Adanya perubahan suhu air.
2. Adanya perubahan nilai pH atau konsentrasi ion hidrogen.
3. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air.
4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
5. Adanya mikroorganisme.
6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
16
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
2. Syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu
dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat Bakteriologik
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali
dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas- batas yang
telah ditentukannya yaitu 1 Coli/100 ml air. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus
besar dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah:
a. Bakteri Thypsum
b. Vibrio colerae
c. Bakteri Dysentriae
d. Entamoeba hystolotica
e. Bakteri Enteritis (penyakit perut)
Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah berkontaminasi (berhubungan)
dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak
langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi diperiksa dengan
indikator bakteri golongan Coli.
Tabel 6. Persyaratan Kualitas Air Minum Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
Parameter yang berhubungan
1
langsung dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
Jumlah per 100
1) E.Coli 0
ml sampel
Jumlah per 100
2) Total Bakteri Koliform 0
ml sampel
b. Kimia an-organik
1) Arsen mg/l 0,001
2) Fluorida mg/l 1,5
3) Total Kromium mg/l 0,05
4) Kadmium mg/l 0,003
18
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
5) Nitrit mg/l 3
6) Nitrat mg/l 50
7) Sianida mg/l 0,07
8) Selenium mg/l 0,01
a. Parameter Fisisk
1) Bau Tidak berbau
2) Warna TCU 15
3) Total zat padat terlarut (TDS) mg/l 500
4) Kekeruhan NTU 5
5) Rasa Tidak berasa
6) Suhu C Suhu udara ± 3
b. Parameter Kimiawi
1) Alumunium mg/l 0,2
2) Besi mg/l 0,3
3) Kesadahan mg/l 500
4) Klorida mg/l 250
5) Mangan mg/l 0,4
6) Ph 6,5-8,5
7) Seng mg/l 3
8) Sulfat mg/l 250
9) Tembaga mg/l 2
10) Amonia mg/l 1,5
Seperti diketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar
tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam
pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat
untuk membayar harga jual air bersih.
Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak
mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/MenKes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
19
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan
biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis
yaitu sebagai berikut:
a) Parameter Air Bersih secara Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa dan bau
4. Endapan
5. Temperatur
b) Parameter Air Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/ gemuk, pestisida, fenol, protein,
deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH,
fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
c) Parameter Air Bersih secara Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
d) Parameter Air Bersih secara Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
Dengan standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi
kesehatan kita, karena itu jadilah manusia yang selektif demi kesehatan dan juga
keberlangsungan kita.
pangan dari yang paling sederhana berupa ladang dan tegalan, hingga pertanian modern
berupa sawah maupun penanaman hidroponik pasti membutuhkan air. Sektor industri juga
tak dapat lepas dari ketergantungan terhadap air. Bahkan perkembangan suatu wilayah juga
ditentukan oleh ketersediaan air bersih yang memadai. Begitu besarnya ketergantungan
manusia terhadap air disebabkan oleh sifat air yang tidak dapat disubstitusi dengan barang
yang lain.
Seiring meningkatnya populasi manusia maka tingkat kebutuhan terhadap air bersih
juga semakin tinggi. Saat ini di berbagai belahan dunia muncul fenomena kelangkaan air.
Pada tahun 1998, sebanyak 208 negara mengalami kesulitan atau kelangkaan air, dan
diperkirakan akan bertambah 56 negara pada tahun 2025. Pada rentang waktu tahun 1990
hingga 2025, jumlah orang yang yang hidup di negara yang kekurangan air diperkirakan
akan meningkat dari 131 juta jiwa menjadi 817 juta jiwa. Fenomena kelangkaan air saat ini
telah menjadi isu global yang menjadi permasalahan bersama. Indonesia ternyata juga
mengalami permasalahan dengan air. Tentunya kondisi kurangnya sumber daya air yang
dapat dimanfaatkan memerlukan sebuah pengelolaan yang memadai untuk mencukupi
kebutuhan akan air bersih.
Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih ini seringkali tidak hanya dihadapkan pada
kurangnya sumber air yang dapat dieksploitasi, namun juga kurangnya sumber daya lainnya,
seperti modal dan sumber daya manusia yang tidak mendukung upaya pemenuhan
kebutuhan air bersih. Pada daerah yang miskin dan jauh dari pusat pelayanan publik,
kurangnya sumber air menjadi masalah yang tidak mudah untuk dipecahkan. Pembangunan
infrastruktur penunjang upaya pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan investasi yang
sangat tidak menguntungkan bagi sektor privat untuk dapat mengambil bagian, karena
tingkat pengembalian investasi yang sangat kecil.
Sedangkan bagi pemerintah, untuk melakukan investasi pada sektor ini di daerah yang
jauh dari pusat pelayanan seringkali dihadapkan pada keterbatasan anggaran, sehingga
daerah yang demikian ini tidak menjadi prioritas bagi pemerintah. Kondisi ini
mengakibatkan tidak tercapainya permintaan air bersih rata-rata perkapita di Indonesia 125
s/d 150 l/org/hari bahkan untuk mencapai standar kebutuhan air bersih minimum untuk
hidup (basic water requirement) sebesar 50 l/org/hari sulit untuk dilakukan.
Fenomena kelangkaan air bersih akan semakin parah jika tidak segera dilakukan
penanganan yang serius, dan tentunya dapat menghambat perkembangan wilayah. Berbagai
pendekatan telah dilakukan untuk mengatasi kelangkaan air, dari penyediaan dan
21
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
pengelolaan oleh pemerintah melalui PDAM, program penyediaan air bersih perdesaan,
kerjasama pemerintah-swasta baik dalam tahap konstruksi maupun operasional, keterlibatan
sektor swasta yang menyediakan air bersih dalam truk tangki, hingga sektor informal yang
menjajakan air bersih dalam jerigen dari rumah ke rumah dengan alat angkut gerobak
dorong.
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di
bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga
agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya.
KESIMPULAN
Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi. Air
adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O yaitu satu molekul air tersusun atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar.Air merupakan suatu
pelarut yang penting. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan
banyak zat kimia. Semua mahluk hidup di dunia ini membutuhkan apa yang disebut air,
mulai dari mikroorganisme sampai dengan mahluk paling mulia yaitu manusia. Tidak akan
ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air, karena air merupakan kebutuhan utama
bagi proses kehidupan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air dapat diperoleh dari berbagai sumber
seperti air hujan (rain water), air permukaan (surface water), air tanah (ground water) dan
air laut (seawater). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya (30%) berupa
daratan (dilihat dari permukaan bumi). Udara mengandung uap air sebanyak 15% di dalam
atmosfer (Gabriel, 2001).Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi kebudayaan
manusia, maka ketergantungan mereka terhadap air akan semakin tinggi pula, sejalan
dengan kebutuhan yang semakin meningkat. Air memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh,
antara lain: mencegah konstipasi, rasa panas pada perut, migrain, radang dan infeksi
lambung.
Sebagaimana diketahui bahwa ketergantungan manusia terhadap air banyak sekali
jumlahnya, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Berdasarkan Permenkes
No.416/Menkes/Per/ IX/1990, yang membedakan antara kualitas air bersih dan air minum
adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis maksimum yang
diperbolehkan. Seiring meningkatnya populasi manusia maka tingkat kebutuhan terhadap air
22
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
bersih juga semakin tinggi. Saat ini di berbagai belahan dunia muncul fenomena kelangkaan
air. Oleh karena itu penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan
menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan
pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang
dapat membuat pencemaran air sehingga dapat menggangu ekosistem yang ada.
TUGAS
1. Jelaskan karakteristik air !
2. Jelaskan hubungan air dengan penyakit !
3. Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai kualitas air !
SUMBER:
1. Purba DF. Analisis Pencemaran Logam Berat Pada Air Sumur Bor dengan Metode
Spektrofotometri Untuk Dapat Digunakan Sebagai Air Minum di Kecamatan Medan-
Belawan. 2009;
2. Sutrisno CT. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
3. Susana T. Air sebagai sumber kehidupan. J Oseana. 2003;17(3):17–25.
4. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Jakarta EGC; 2012.
5. Ariyanto D. Analisis kebutuhan air bersih dan ketersediaan air bersih di IPA sumur
dalam Banjarsari PDAM kota Surakarta terhadap jumlah pelanggan. 2007;
6. Mashuri M, Fauzi M, Sandhyavitri A. Kajian Ketersediaan dan Kebutuhan Air Baku
dengan Pemodelan Ihacres di Daerah Aliran Sungai Tapung Kiri. Riau University;
7. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta; 2010.
23
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL II
JENIS PENYAKIT DAN MEKANISME PENULARAN
PENYAKIT MELALUI AIR
24
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul II ini merupakan modul yang membahas tentang Jenis Penyakit Dan Mekanisme
Penularan Penyakit Melalui Air
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul II ini secara garis besar meliputi :
1. Pengertian
2. Air dan penyakit
3. Mekanisme Penyakit Menular Melalui Air
4. Penyakit Akibat Air Tercemar
5. Pengendalian
6. Studi Kasus
MATERI
Pengertian
Penyakit yang ditularkan melalui air adalah kondisi yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen yang ditransmisikan dalam air. Penyakit dapat menyebar saat
mandi, mencuci, minum air, atau dengan memakan makanan yang terpapar air yang
terkontaminasi. Sementara diare dan muntah adalah gejala paling umum yang dilaporkan dari
penyakit yang ditularkan melalui air, gejala lainnya dapat mencakup masalah kulit, telinga,
pernapasan, atau mata.
Penyakit yang ditularkan melalui air dapat menyebar melalui air tanah yang
terkontaminasi dengan pathogen tinja dari jamban. Berbagai bentuk penyakit, diare yang
ditularkan melalui air adalah contoh yang paling menonjol, dan mempengaruhi anak-anak di
negara berkembang secara paling dramatis. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, penyakit
yang ditularkan melalui air diperkirakan 3,6% dari total DALY (tahun kehidupan yang
disesuaikan dengan kecacatan), dan menyebabkan sekitar 1,5 juta kematian manusia setiap
tahunnya. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 58% dari beban itu, atau
25
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
842.000 kematian per tahun, disebabkan oleh kurangnya pasokan air minum yang aman,
sanitasi dan kebersihan.
Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit yang secara khas ditularkan melalui air
termasuk protozoa dan bakteri, banyak di antaranya adalah parasit usus, atau menyerang
jaringan atau sistem peredaran darah melalui dinding saluran pencernaan. Berbagai penyakit
yang ditularkan melalui air lainnya disebabkan oleh virus. (Terlepas dari kesulitan filosofis
yang terkait dengan mendefinisikan virus sebagai "organisme", adalah praktis dan nyaman
untuk menganggapnya sebagai mikroorganisme dalam hubungan ini.)
Namun kelas penting lain dari penyakit yang ditularkan melalui air disebabkan oleh
parasit metazoan. Contoh umum termasuk Nematoda tertentu, yaitu "cacing gelang". Sebagai
contoh infeksi Nematoda yang terbawa air, salah satu penyakit nematodal yang ditularkan
melalui air adalah Dracunculiasis. Ini diperoleh dengan menelain air dimana copepoda
tertentu terjadi yang bertindak sebagai vektor untuk Nematoda. Siapa pun yang menelan
copepoda yang kebetulan terinfeksi larva Nematode dalam genus Dracunculus, menjadi
rentan terhadap infeksi. Larva menyebabkan penyakit cacing guinea .
Kelas lain dari patogen metazoa yang ditularkan melalui air adalah anggota tertentu
dari Schistosomatidae, keluarga cacing darah. Mereka biasanya menginfeksi korban yang
melakukan kontak kulit dengan air. Cacing darah adalah patogen yang menyebabkan
Schistosomiasis dalam berbagai bentuk yang secara serius mempengaruhi ratusan juta orang
di seluruh dunia.
Jauh sebelum studi modern telah menetapkan teori penyakit, atau pemahaman lebih
lanjut tentang sifat air sebagai wahana penularan penyakit, kepercayaan tradisional telah
memperingatkan terhadap konsumsi air, lebih menyukai minuman olahan seperti bir, anggur
dan teh . Misalnya, dalam karavan unta yang melintasi Asia Tengah di sepanjang Jalur Sutra,
penjelajah Owen Lattimore mencatat, "Alasan kami minum teh begitu banyak adalah karena
air yang buruk. Air sendiri, tidak direbus, tidak pernah diminum. Ada takhayul bahwa itu
menyebabkan lecet pada kaki.
26
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
agen dan terkadang vektor. Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui
air berdasarkan tipe agen penyebabnya yaitu (Chandra, 2007):
1. Penyakit viral, misalnya hepatitis, viral, poliomyelitis.
2. Penyakit bakterial, misalnya kolera, disentri, tifoid, diare.
3. Penyakit protozoa, misalnya ameabiasis, giardiasis.
4. Penyakit Helmintik, misalnya askariasis, whip worm, hydatid disease.
5. Leptospiral,misalnya Weil’s disease.
27
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
6. Keracunan timbal, paparan kronis dari keracunan timbal bisa mengakibatkan kondisi
medis serius, termasuk kerusakan organ, gangguan sistem saraf, anemia, dan penyakit
ginjal.
7. Malaria, adalah virus yang disebarkan oleh parasit dari nyamuk Anopheles betina.
Nyamuk berkembang biak di air. Tanda dan gejala malaria termasuk demam, sakit
kepala, dan kedinginan menggigil. Jika dibiarkan, malaria bisa berujung pada
komplikasi seperti pneumonia, anemia parah, koma, dan kematian.
8. Polio, adalah virus menular akut yang disebabkan oleh poliovirus. Polio menyebar
melalui feses dari pengidap penyakit.
9. Trachoma (infeksi mata), akibat kontak dengan air tercemar. Setidaknya 6 juta orang
pengidap trachoma mengalami kebutaan.
Pengendalian
Beberapa upaya yang dilakukan dalam pengendalian penyakit menular dengan media
air sebagai salah satu faktornya, adalah:
1. Penyakit infeksi saluran pencernaan, dengan cara Sanitation Barrier yaitu memutus
rantai penularan, seperti menyediakan air bersih, menutup makanan agar tidak
terkontaminasi debu dan lalat, buang air besar dan membuang sampah tidak di
sembarang tempat.
2. Penyakit infeksi pada kulit dan mata, dapat dicegah dengan higiene personal yang baik
dan tidak memakai peralatan orang lain seperti sapu tangan, handuk dan lainnya secara
sembarangan.
3. Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti malaria dan
demam berdarah dengue (DBD) dapat dicegah dengan pengendalian vektor.
KESIMPULAN
Penyakit yang ditularkan melalui air adalah kondisi yang disebabkan oleh
mikroorganismepatogen yang ditransmisikan dalam air. Penyakit dapat menyebar saat mandi,
mencuci, minum air, atau dengan memakan makanan yang terpapar air yang terkontaminasi.
Istilah penyakit yang ditularkan melalui air dicadangkan terutama untuk infeksi yang
sebagian besar ditularkan melalui kontak dengan atau konsumsi air yang terinfeksi. Penyakit
yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak
29
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air disebut waterborne disease atau
water-related disease. Ada berbagai jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui air sehingga
perlu upaya pencegahan yang menyeluruh mulai dari higiene perorangan sampai pencegahan
lingkungan terkontaminasi agent khususnya air. Langkah pencegahan dilakukan untuk
mengurani risiko timbulnya penyakit dan risiko yang lebih besar akibat penularan penyakit
melalui air.
TUGAS
Cari dan jelaskan studi kasus mengenai water borne disease dari jurnal bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris serta mekanismenya !
SUMBER:
1. Ahmadi, Umar. Peranan air dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Diunduh
pada 23 Januari 2020 dari http/:www .respati.ac.id/web/artikel/3pdf.
2. Chandra, Budiman.2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan.EGC.Jakarta.
3. Juli Soemirat Slamet.2009. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University:Press,
Yogyakarta.
4. Kemenkes. 2011. Peran Air Dalam Penyebaran Penyakit. Litbang-Kemenkes. Vol 7 e-
journal. Diakses tanggal 25 Januari 2020.
30
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL III
SIKLUS HIDROLOGI
31
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
SIKLUS HIDROLOGI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul III ini merupakan modul yang membahas tentang Siklus Hidrologi
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul III ini secara garis besar meliputi :
1. Pengertian Hidrologi
2. Manfaat Siklus Hidrologi
3. Cara Pergerakan Air
4. Unsur-Unsur Siklus Hidrologi
5. Proses Siklus Hidrologi
6. Macam-macam Proses Sikls Hidrologi
7. Kerusakan pada Hidrologi
8. Dampak Kerusakan pada Hidrologi
9. Solusi
MATERI
Pengertian Hidrologi (Air)
Hidrologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan,
distribusi, dan kualitas air yang ada di bumi. Ilmu hidrologi dikenal sejak zaman 1608 M.
Hidrologi merupakan ilmu yang mengkaji kehadiran dan pergerakan air dibumi. Dalam
kajian hidrologi meliputi potamalog (aliran permukaan), geohidroligi (air tanah),
hidrometeorologi (air yang ada di udara dan berwujud gas), limnologi (air permukaan yang
relative tenang seperti danau, dan waduk), kriologi (air berwujud padat seperti es dan salju).
Orang yang mempelajari hidrologi disebut dengan hidrologist.
Air adalah dasar dari semua proses kehidupan. Lebih dari setengah dari tubuh
manusia terdiri dari air, sementara sel-sel manusia lebih dari 70% adalah air. Dengan
demikian, sebagian besar hewan darat membutuhkan pasokan air segar untuk bertahan hidup.
Namun, ketika memeriksa penyimpanan-penyimpanan air di bumi, 97,5 % itu adalah air asin
bukan minuman. Air yang tersisa, 99 % terkunci dibawah tanah sebagai air atau es. Jadi,
kurang dari 1 persen dari air tawar yang mudah diakses dari danau dan sungai.
32
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Banyak makhluk hidup, seperti tanaman, hewan, dan jamur, tergantung pada jumlah
kecil pasokan air permukaan yang segar, kekurangan air dapat memiliki efek besar pada
dinamika ekosistem. Manusia tentu saja, telah mengembangkan teknologi untuk
meningkatkan ketersediaan air, seperti menggali sumur untuk mengambil air tanah,
menyimpan air hujan, dan menggunakan desalinasi untuk mendapatkan air minum dari laut.
Meskipun pengejaran air minum ini telah berlangsung sepanjang sejarah manusia, pasokan
air bersih masih menjadi masalah utama di zaman modern.
mengenai permukaan air tawar, sinar ultra violet, panas dan sinar radiasi (Hendro
Darmodjo, 1984/1985) Saat itu mulailah terbentuk unsur-unsur kehidupan dan akhirnya
terbentuk mahkluk sederhana di dasar air tawar. Kemudian secara evolusi terjadilah
makhluk seperti sekarang ini. Sampai sekarang air merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari suatu makhluk hidup atau kehidupan.
4. Resource energy: Siklus hidrologi memungkin air hujan jatuh di pegunungan atau
dataran tinggi. Oleh karena grafitasi airmengalir menuju tempat yang rendah. Perbedaan
ketinggian daratan yang dilalui air akan mengakibatkankekuatan air untuk mengalir lebih
kuat, semakin tinggi menuju ke randah semakin kuat kekuatan air. Kekuatanair tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada kekuatan yang cukup oleh penduduk
dimanfaatkan untuk memutar kincir, menumbuk, sedangkan pada kekuatan yang besar
dapat digunakan untuk memutar turbinpenghasil listrik yang dapat dinikmati di rumah
kita saat ini.
5. Obyek wisata: Kabut di pegunungan, air terjun, awan yang tebal, hujan gerimis, danau,
aliran sungai, sungai bawah tanah,stalaktit, stalakmit, mata air, sumur artesis, gelombang
laut, semuanya merupakan bagian dari siklus hidrologi. Keadaan itu semua terbentuk
oleh adanya siklus hidrologi ribuan tahun, dan sekarang keindahannya dapatdijadikan
obyek wisata yang menarik. Dapat dibayangkan bila air tidak mengalir mengikuti siklus
hidrologi, semua keadaan tersebut di atas tidak akan ada.
6. Manfaat lainnya: Manfaat lain adanya siklus hidrologi diantaranya; sebagai sarana
transportasi aliran sungai, lautan, danau untuk menjadi kelembaban atmosfera maupun
litosfera; membentuk musim, mempengaruhi iklim, pergerakan udara/angin;
menyebarkan berbagai mikroorganisme, bijian.
34
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
kapiler atau air dapat bergerak secara vertical atau horizontal dibawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
c. Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa
seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai
(DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud
dan tempatnya. Tempat terbesar tejadi di laut.
35
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap jumlah uap air yang terangkut ke
atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan tetapi, dibanding melalui
proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat lambat.
5. Kondensasi
Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi,
dan proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air
tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui
proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena
pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut Partikel-partikel es
yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk
awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan
semakin tebal dan hitam.
6. Adveksi
Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi.
Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu
horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan
awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan.
Perlu diketahui bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.
7. Presipitasi
Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses
prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada
proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan
bumi.Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar <0 derajat
Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung
banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita
temui di daerah beriklim sub tropis.
8. Run Off
Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off
pun terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya
terjadi melalui saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga
samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju
lapisan hidrosfer.
37
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
9. Infiltrasi
Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di
permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke
dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses
pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan
secara lambat membawa air tanah kembali ke laut.
38
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
39
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
40
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami.
6. Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya)
akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material
lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat
liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan
permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan
(degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk
meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam
lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan
banjir di sungai.
7. Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti
jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah
faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu
adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
42
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Solusi
Siklus hidrologi secara alaminya akan terus berlangsung selama ada air dan panas,
sehingga terjadi penguapan. Sumber panas dapat berasal dari sinar matahari, panas bumi,
proses kehidupan makhluk hidup. Gangguan siklus hidrologi dapat terjadi pada sumber
panas, gangguan cuaca, perubahan sumber uap air. Upaya mempertahankan siklus hidrologi
dapat dengan cara:
1. Mengurangi penutupan tanah dengan bahan kedap air
Penutupan tanah dengan bahan kedap air dapat mengurangi penguapan air tanah/tanah,
sehinggamengurangi volume uap dan awan. Dampak nantinya curah hujan akan sedikit.
Penutupan tanah denganbahan kedap air juga mengakibatkan air dari presipitasi tidak
mengalami infiltrasi ke dalam tanah, sehinggaair tanah menjadi berkurang dan
berdampak air sumur menjadi dalam, pada daerah pantai timbul interusi airlaut masuk
daratan. Air tertumpuk dipermukaan menjadi berlebihan yang dapat berakibat banjir.
2. Mempertahan tanaman hutan
Tanaman hutan memiliki fungsi sebagai penahan sementara air hasil presipitasi, hingga
runoff tidak berlebihan yang berakibat erosi berlebihan dan banjir. Pengurangan tanaman
hutan juga berdampak penguapan transpirasi menjadi rendah, sehingga awan terbentuk
nantinya menjadi sedikit.
3. Mengurangi polusi udara
Polusi udara dapat disebabkan banyak hal, diantaranya pembakaran bahan bakar fosil
yang tidak sempurna,misalnya batu baru, bensin, dsb. Pembakaran bahan bakar fosil
untuk sumber energi, menggerakkan mesinatau motor pada industri, kendaraan dapat
menghasilkan polutan jelaga, Pb, CO, CO2, SOx, NHx, NOx yang dibuang bebas pada
udara ambien. Polutan tersebut lama kelamaan akan memenuhi atmosfera, sebagai
dampaknya gelombang panas sinar matahari yang mengenai bumi dan dipantulkan balik
ke atmosfera tertahan oleh bahan polutan tersebut, sehingga memantulkan kembali ke
bumi, akibatnya terjadi kenaikansuhu di bumi, kejadian ini biasa disebut greenhouse
effect. Kenaikan suhu di bumi akan berakibat mencairnya es di kutub, menaiknya
permukaan laut, sehingga keseimbangan siklus hidrologi akan terganggu. Polutan udara
akan dilarutkan air baik dalam perjalan evaporasi dan transpirasi, ketika menjadi awan
maupun saat presipitasi. Air yang mengandung polutan tersebut menjadi asam, akan
berakibat tanaman menjadi mati, besi cepat berkarat. Tanah dan air menjadi asam,
43
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
KESIMPULAN
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi. Ada beberapa cara pergerakan air, yaitu Evaporasi/transpirasi, Infiltrasi/Perkolasi,
dan Air Permukaan. Unsur-unsur dalam siklus hidrologi, yaitu Evaporasi, Transpirasi, Virga,
Presipitasi, Intersepse, Stamp Flow, Through Flow, Ground Water, Infiltrasi, Perkolasi, Sub
Surface flow, dan Ground water flow. Dan adapun macam-macam dari siklus hidrologi yaitu
siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjang.
TUGAS
Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai siklus hidrologi !
SUMBER :
1. Ahmad, Fedilla. Siklus hidrologi atau disebut juga siklus air adalah proses dalam
https://www.academia.edu/9669437/Siklus_hidrologi_atau_disebut_juga_siklus_air_a
dalah_proses diakses pada 31 Januari 2020
2. Mayasari, 2015, Proses Terjadinya Hujan Secara Singkat gambar dan Video.
3. Naharuddin,Herman Harijanto dan Abdul Wahid. 2018. Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai dan Aplikasinya dalam Proses Belajar Mengajar. Palu: Untad Press
4. Organisasi Orang Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia . 2008. Jenis/Macam
Siklus Hidrologi dalam http://organisasi.org/jenis-macam-siklus-hidrologi-siklus-air-
pendek-sedang-panjang-di-bumi diakses pada 31 Januari 2020
5. Setiawan Iwan, dkk, 2016, Hidrosfer Hydrosfer Siklus Hidrologi.
6. Smart Klik. 2010. Pengertian Siklus Hidrologi dalam http://www.g-
excess.com/34757/pengertian-siklus-hidrologi/ diakses pada 31 Januari 2020
7. Suryawati, 2016, Proses Terjadinya Hujan dan Siklus Hujan.
44
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL IV
SUMBER AIR, KARAKTERISTIK, DAN
SARANA AIR BERSIH
45
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul IV ini merupakan modul yang membahas tentang Sumber Air, Karakteristik dan
Sarana Air Bersih
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul IV ini secara garis besar meliputi :
1. Definisi dan Ruang Lingkup Air
2. Sumber Air
3. Sarana Air Bersih
MATERI
Definisi dan Ruang Lingkup Air
Berdasarkan PP No. 121 Tahun 2015, Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas
atau di bawah permukaan tanah, termasuk air laut yang berada di darat. Air juga merupakan
unsur yang penting dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Segala bentuk
kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan air, mulai dari mandi makan dan
minum serta aktivitas sehari-hari lainnya. Air yang berkualitas baik adalah air yang
memenuhi baku mutu air minum yang ditetapkan oleh peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010, meliputi persyaratan fisika, kimia, dan mikrobiologi. Air harus
terbebas dari segala macam mikroorganisme yang pathogen maupun apatogen dan bahan
kimia berbahaya lainnya.
Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan
melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.
Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume
tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi pada masing-
masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ
tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal
82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%.
46
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas
memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap
individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut
bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.
Sumber Air
Sumber Air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di
atas, atau di bawah permukaan tanah. Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal
dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya air, air dapat dibagi menjadi air angkasa
(hujan), air permukaan, air tanah, dan air laut.
47
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
3. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3,
CO2 agresif, ataupun SO2. adanya konsentrasi SO2 yang tinggi di udara yang bercampur
dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain).
Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan. Sehingga
hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena jumlahnya berfluktuasi.
Air Permukaan
Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan)
atau air hujan yang mengalami peresapan dan muncul kembali ke permukaan bumi. Air
permukaan dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu limpasan, sungai, danau, dan rawa.
Salah satu jenis air permukaan yaitu sungai sebagai sumber air yang penting dan banyak
dimanfaatkan, sepanjang keberadaannya cukup dalam jumlah dan kualitas untuk berbagai
keperluan seperti rumah tangga, irigasi, industri, aktivitas perdesaan dan perkotaan serta
kehidupan organisme lainnya dalam suatu ekosistem. Air Permukaan adalah semua Air yang
terdapat pada permukaan tanah. Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan
baku air bersih.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Mutu atau kualitas baku
2. Jumlah atau kuantitasnya.
3. Kontuinuitasnya.
Dibandingkan dengan sumber air lain, air permukaan merupakan sumber air yang
paling tercemar akibat kegiatan manusia, flora, fauna, dan zat-zat yang lain. Sumber-sumber
air permukaan, antara lain, sungai, selokan, rawa, parit, bendungan, danau, laut, dan air
terjun. Air terjun dapat dipakai untuk sumber air di kota-kota besar karena air tersebut
sebelumnya sudah dibendung oleh alam dan jatuh secara gravitasi. Air ini tidak tercemar
sehingga tidak membutuhkan purifikasi bacterial.
Air permukaan terbagi menjadi dua bagian :
a) Air sungai
Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya
dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain
yang merupakan sungai induk. Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya
seperti untuk mengairi pertanian di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan,
pembangkit tenaga listik, dan pariwisata. Sungai dapat dibagi atas dua jenis :
48
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
- Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air. Sungai
seperti ini tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak adakalanya banjir.
- Sungai gletser, yaitu sungai yang mendapat artinya dari gletser (es) atau salju yang
mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada
musim kemarau.
b) Air Danau
Berasal dari air hujan, air tanah, atau mata air. Berkurangnya air danau
disebabkan oleh penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengairan oleh sungai.
Air danau adalah air permukaan (berasal dari hujan atau air tanah yang keluar ke
permukaan tanah), terkumpul pada suatu tempat yang relative rendah/ cekung.
Termasuk kategori supaya adalah air rawa, air tendon, air waduk/dam.
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku air
bersih adalah :
• Air waduk (berasal dari air hujan)
• Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
• Air danau (berasal dari air hujan, air sungai, atau mata air)
Di daerah hulu pemenuhan kebutuhan air secara kuantitas dan kualitas dapat
disuplai oleh air sungai, tetapi di daerah hilir pemenuhan kebutuhan air sudah tidak
dapat disuplai secara kualitas lagi karena pengaruh lingkungan seperti sedimentasi serta
kontaminasi oleh zat-zat pencemar seperti Total Suspended Oil (TSS) yang
berpengaruh pada kekeruhan,serta limbah industri.
Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian
mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, didalam perjalanannya ke
bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan ke air
permukaan.
Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap
ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air
hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada
air (hardness of water). Kesadahan pada air ini menyebabkan air mengandung zat-zat mineral
dalam konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut, antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat
seperti Fe dan Mn. Akibatnya apabila kita menggunakan air sadah untuk mencuci, sabun
49
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
yang digunakan tidak akan berbusa dan bila diendapkan akan terbentuk endapan semacam
kerak.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain. Pertama, air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau
penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau
sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau kelemahan
dibanding sumber air lainnya. Air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang
tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam
berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain itu, untuk mengisap dan
mengalirkan air ke permukaan atas, diperlukan pompa. Air tanah terbagi atas :
a) Air tanah dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah lebih banyak
mengandung zat kimia berupa garam-garam terlarut meskipun kelihatan jernih karna
sudah melewati lapisan tanah yang masing-masingmempunyai unsur-unsur kimia
tertentu. Meskipun lapisan tanah disini berfungsi sebagai saringan namun pengotoran
juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah.
Air tanah dangkal umumnya mempunyai kedalaman kurang dari 50 meter. Air ini
merupakan akuifer atas atau sering disebut air freatis, yang banyak dimanfaatkan oleh
penduduk untuk membuat sumur.
b) Air tanah dalam
Air tanah dalam, yaitu air tanah yang berada di bawah lapisan airtanah dangkal, dan
berada di antara lapisan kedap air. Air ini merupakan akuifer bawah, banyak
dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk kota, untuk industri, perhotelan, dan
sebagainya.Terdapat sebuah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam,
tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-
300 m) akandidapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat
menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Jika
air tak dapat keluar dengan sendirinya, maka digunakanlah pompa untuk membantu
pengeluaran air tanah dalam ini
c) Mata Air
Mata air adalah air tanah yang dapat mencapai permukaan tanah melalui celah
bebatuan karena adanya perbedaan tekanan. Mata air bersumber dari deposit air tanah
50
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
yang memiliki tekanan tertentu dan keluar melalui dasar permukaan tanah melalui celah
bebatuan. Karakteristik air dari mata air ini meliputi air tanah yaitu bebas bakteri
pathogen bila cara pengambilannya baik, dapat langsung diminum tanpa pengolahan
khusus, dan banyak mengandung mineral.
Dari segi kualitas, mata air adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku,
karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan,
sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Dari segi kuantitasnya, jumlah
dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan
sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut terus- menerus di ambil
maka semakin lama akan habis.
Air Laut
Air laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak termasuk kategori yang biasa
dipilih sebagai sumber air baku untuk untuk air bersih atau air minum, karena memiliki
kandungan garam (NaCl) yang cukup besar. Bentuk paling umum dari pemanfaatan air laut
ini adalah sebagai penyedia air tawar. Air tawar digunakan untuk banyak keperluan di
bidang perrtanian, industri, rumah tangga rekreasi, dan aktivitas lingkungan.
Air laut adalah larutan yang memiliki kandungan berbagi garam-garaman. Unsur kimia
yang tergabung dalam larutan air laut itu ialah Khlor (Cl) 55%, Natrium (Na) 31%, kemudian
Magnesium (Mg),Kalsium (Ca), Belerang (S), dan Kalium (K). Selain itu, dalam jumlah kecil
terdapat juga Bromium (Br), Karbon (C), Strontium (Sr), Barium (Ba), Silikon (Si), dan
Fluorium (F). Kandungan air laut juga terdiri dari berbagai gas seperti Oksigen (O2) dan gas
asam arang (CO2) yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan vegetasi dan hewan laut.
Sekitar dua pertiga dari permukaan bumi adalah lautan, sementara daratan hanya
menutupi sepertiga luas bumi. Diketahui pula bahwa 97% air di bumi berupa air asin dari laut
dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari dua pertiga bagiannya berada dalam
bentuk es di kutub dan glasier. Jumlah air laut yang melimpah ini sudah selayaknya
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah-masalah manusia.
Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik berupa makanan dan minuman tidak
menyebabkan penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi
atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran
sebagai sumber penyakit dengan air yang diperlukan (Sutrisno, 2004).
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-
hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Sarana Air bersih merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah
setempat. Kondisi sumber air pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan
alam dan kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut. Penduduk yang tinggal di daerah
dataran rendah dan berawa seperti di Sumatera dan Kalimantan menghadapi kesulitan
memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga, terutama air minum. Hal ini karena
sumber air di daerah tersebut adalah air gambut yang berdasarkan parameter baku mutu air
tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih.
Tujuan Sarana Air Bersih
Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan air, kualitas badan
air harus dijaga sesuai dengan baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukan
pengukuran atau pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan parameter-parameter tertentu dan
metode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, mutu air ditetapkan melalui
pengujian parameter fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktivitas.
Jenis Sarana Air Bersih
1. Sumur Gali
a) Definisi dan ruang lingkup Sumur Gali
Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan
untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air
minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Sumur gali adalah sarana air
bersih yang mengambil/memanfaatkan air tanah dengan cara menggali lubang di tanah
dengan menggunakan tangan sampai mendapatkan air .lubang kemudian diberi dinding,
bibir tutup dan lantai serta saluran pembuangan limbah.Sumur gali merupakan suatu cara
pengambilan air tanah yang banyak diterapkan, khususnyandi daerah pedesaan karena
52
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
mudah pembuatannya dan dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dengan peralatan
yang sederhana dan biaya yang murah
Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari
permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui rembesan.
Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia kakus/jamban dan
hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air
limbahnya yang tidak kedap air.
Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber
kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan
timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik, bila tidak
terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur.
Keberadaan sumber air ini harus dilindungi dari aktivitas manusia ataupun hal lain
yang dapat mencemari air. Sumber air ini harus memiliki tempat (lokasi) dan konstruksi
yang terlindungi dari drainase permukaan dan banjir. Bila sarana air bersih ini dibuat
dengan memenuhi persyaratan kesehatan, maka diharapkan pencemarandapat dikurangi,
sehingga kualitas air yang diperoleh menjadi lebih baik.
b ) Persyaratan Sumur Gali
Beberapa persyaratan sumur gali, antara lain:
1. Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan lantai atau tanah, dibuat dari
tembok tidak tembus air atau bahan kedap air dan kuat ( tidak mudah retak atau
longsor) untuk mencegah perembesan air yang tercemar ke dalam sumur. Kedalaman
yang diambil sekitar 3 meter agar bakteri yang ada akan mati dan tidak dapat hidup
lagi.
2. Sekitar 1,5 meter berikut ke bawah dinding di buat dari tembok yang tidak di
semen,bertujuan untuk mencegah runtuhnya tanah sebagai penyangga di atasnya.
3. Diberi dinding tembok ( bibir sumur), tinggi bibir sumur sekitar kurang lebih 1 meter
dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air untuk mencegah agar agar
airsekililingnya tidak dapat masuk ke dalam sumur, dan juga untuk keselamatan
pemakai.
4. Lantai sumur diberi semen atau harus kedap air, mempunyai lebar disekeliling sumur
kurang lebih 1,5 meter dari tepi bibir sumur, agar air permukaan tidak masuk ke dalam.
Lantai sumur tidak retak atau bocor mudah dibersihkan
53
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
5. Sebaiknyasumur diberi penutup atau atap agar air hujan dan kotoran lainnya tidak dapt
masuk ke dalam sumur dan jangan menaruh ember yang dipakai di bawah atau lantai
tetapi digantung.
6. Adanya sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan air limbah harus kedap air,
minimal 2% kearah pengelolahan air buangan atau peresapan.
7. Sebaiknya air sumur diambil dengan pompa.
c ) Bentuk Sumur Gali
Bentuk sumur gali dalam spesifikasi ini sesuai dengan penampang lubangnya, yaitu bulat.
d ) Tipe Sumur Gali
Tipe Sumur Gali ada 2 macam yaitu :
1) Tipe I : dipilih apabila keadaan tanah tidak menunjukan gejala retak atau runtuh.
Dinding atas terbuat dari pasangan batu atau batako atau batu belah dengan tinggi 80
cm dari permukaan lantai.Dinding bawah dari bahan yang sama atau pipa beton ke
dalam minimal 300 cm dari permukaan lantai.
2) Tipe II : dipilih apabila keadaan tanah menunjukan gejala mudah retak atau runtuh.
Dinding atas terbuat dari pasangan batu atau batako atau batu belah dengan tinggi 80
cm dari permukaan lantai. Dinding bawah sampai ke dalam sumur dari pipa beton,
minimal sedalam 300 cm dari permukaan lantai pipa beton kedap air dan sisa dari pipa
betpn berlubang.
e ) Lokasi Penempatan Sumur Gali
Penentuan lokasi penempatan sumur gali adalah sebagai berikut :
1) Ditempatkan pada lapisan tanah yang mengandung air yang berkesinambungan.
2) Lokasi sumur gali berjarak horizontal minimal 11 meter ke arah hulu dari aliran air
tanah dari sumber pencemar, seperti : bidang resapan dari tangki septic tank, kakus,
empang, lubang galian sampah dan lain sebagainya.
3) Lokasi sumur gali terhadap perumahan bila dilayani secara komunal maksimal berjarak
50 meter.
4) Air yang ditampung dalam sumur adalah berasal dari akuifer
5) Sumur tidak boleh kemasukan air banjir
f ) Kelebihan Sumur Gali Dibandingkan dengan Sumur Bor
• Diameter lubang lebih luas
Hal pertama yang akan diperoleh ketika menggunakan sumur gali ini adalah ukuran
diameternya yang luas. Ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh dari ukurannya
54
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
yang luas ini, salah satunya adalah debit air yang lebih besar dibandingkan dengan
sumur bor. Karena ukurannya yang besar ini yang membuat orang enggan
menggunakannya, karena ditakutkan akan memakan banyak tempat. Namun
sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan menutup sujur tersebut, dan digunakan untuk
hal yang lebih bermanfaat.
• Mudah untuk memperdalam sumur
Keuntungan lainnya adalah mudah memperdalam sumur. Apabila debit air mulai
surut, pengguna tidak perlu khawatir, yang dapatdilakukan adalah melakukan
pandalaman sumur. Cukup mencari jasa penggali sumur, untuk kemudian melakukan
penggalian. Proses untuk memperdalam sumur ini sendiri juga tidak terlalu sulit.
Caranya hampir sama dengan proses pembuatan awal. Hal ini tentu berbanding
terbalik, ketika menggunakan sumur bor. Diperlukan tambahan beberapa alat, untuk
memperdalam sumur tersebut.
• Alat yang digunakan jauh lebih sakit
Alat yang digunakan untuk membuat sumur gali ini jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan sumur bor. Adapun alat yang digunakan untuk membuat sumur gali ini
biasanya hanya sekop dan pacul. Sedangkan alat yang digunakan untuk membuat
sumur bor cukup banyak, seperti mesin untuk menggali tanah, alat untuk memasukkan
pipa, dll. Hal ini belum termasuk resiko jika di bawah tanah terdapat batu. Maka akan
ada alat khusus yang digunakan untuk menghancurkan batu.
• Biaya pembuatan jauh lebih murah
Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan sumur gali ini jauh lebih murah
ketimbang menggunakan sumur bor. Ketika menggunakan sumur bor, biaya yang
harus dikeluarkan bukan hanya jasa penyewaan pembuatan sumur saja, melainkan
berbagai macam pipa paralon untuk mengambil air, dan listrik. Mesin penggerak atau
alat yang digunakan untuk membuat sumur bor ini, membutuhkan daya yang tidak
sedikit. Itu juga yang menjadi salah satu alasan, mengapa tungkakan listrik jadi sedikit
membengkak.
• Tepat untuk daerah dengan debit air besar
Proses pembuatan sumur gali ini paling pas untuk pengguna yang tinggal di kawasan
dengan debit air baik. Hanya dengan menggali beberapa meter saja, air sudah mulai
muncul. Dengan diameter sumur yang besar, maka daya tampung air nya jadi lebih
baik.Bandingkan jika pengguna menggunakan sumur bor, maka diameter yang
55
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
ditampung kecil dan debit air akan meluap, hingga menyebabkan pipa paralon mudah
sekali pecah.
pompa penyedot. Sumur bor yang tidak perlu dilengkapi dengan pompa karena airnya
akan menyembur keluar disebut sumber artesis buatan.
Teknik pengeboran sumur sudah dikenal jauh sebelum tahun Masehi. Pada
peradaban Cina dan Mesir kuno sumur artesis buatan telah dikenal. Orang Cina
menggunakan bambu sebagai pipa selongsong. Dalam jaman modern, bergantung pada
kerasnya tanah dan batuan, ada beberapa macam teknik pengeboran. Untuk tanah yang
keras dapat digunakan teknik perkusi, alat berkabel, teknik rotari, dan pengeboran
penebuk. Dalam alat terakhir ini ujung bor mirip palu, dan remukan batuan ditiup keluar
dari lubang oleh udara hingga terjadi penekanan yang disemburkan dari atas. Untuk tanah
yang lunak, pipa kecil yang dilengkapi dengan tapisan atau pipa berlubang-lubang ditekan
masuk ke dalam tanah, baik dengan tangan atau dengan mesin.
b) Jenis Sumur Bor
Berikut beberapa jenis sumber bor yang banyak dikenal oleh masyarakat :
1. Sumur Bor untuk Rumah
Kualitas sumur ini sesuai untuk rumah atau peternakan. Untuk membuat sumur ini
umumnya memakai bor berdiameter 4 inch ke batuan dasar atau kerikil. Sumur ini
menyediakan sumber air independen yang sangat efektif. Sumur ini sering dikenal
sebagai sumur jet pump
2. Sumur Industri
Sumur ini sangat layak untuk pelanggan yang membutuhkan volume air yang besar.
Diameter sumur ini mulai dari 6 inch sesuai dengan volume atau debit air yang
dibutuhkan. Umumnya, sumur ini menggunakan pompa submersible. Kedalaman yang
diperlukan mulai dari 80 meter sampai dengan 150 meter. Sering disebut sumur artesis
atau deep well.
3. Sumur Pemantauan
Jenis sumur ini dibor untuk memantau potensi pencemaran air tanah. Air tanah yang
berada dekat daerah yang dianggap beresiko terkena kontaminasi.
4. Sumur Pengujian
Sumur ini termasuk pemompaan air dari sumur untung rentang waktu konstan (antara 5
sampai 7 hari). Gunanya untuk menilai hasil sumur yang lestari. Prosedur pembuatan
sumur ini lazimnya dijalankan seandainya diperlukan tingkat aliran yang besar.
Misalnya, otoritas industri, local, skema air golongan pribadi.
c) Kedalaman Sumur bor
57
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Teknik sumur bor yang dikenal orang dewasa ini sanggup memompa minyak bumi sampai
sedalam 8 kilometer. Namun sumur bor berpompa yang lazim digunakan oleh rumah
tangga umumnya tidak melebihi kedalaman 80 meter. Untuk industri dan hotel serta
kompleks perkantoran sumur bor itu dapat sedalam 200 meter.
Kelebihan Sumur Bor Dibandingkan Sumur Gali
1) Proses pembuatannya lebih cepat
Proses pembuatan sumur bor ini memang lebih cepat, karena menggunakan alat yang
langsung mengebor ke dalam tanah. Karena menggunakan mesin, maka lama
penegrjaannya juga tidak terlalu lama, bisa 1 hari atau maksimal 2 hari, tergantung tingkat
kesulitan yang ada. Selain itu kedalaman air juga lebih mudah terpantau, jika air muncul,
maka proses pengeboran akan dihentikan. Pengguna hanya perlu mencari jasa pengeboran
air yang terbaik, untuk melakukan pengeboran ini. Dengan demikian, sumur bor pun akan
diperoleh.
2) Tidak memakan banyak tempat
Karena bersifat bor, maka proses pembuatan dan peletakan alat ini juga tidak terlalu
memakan banyak tempat. Pengguna dapat menempatkan sumur ini dimanapun juga, dan
dapat menutupnya dengan mudah. Sehingga tempat sumur tersebut masih dapat digunakan
untuk hal lainnya.
3) Tidak mudah tercemar
Hal lain yang akan diperoleh ketika menggunakan sumur bor ini adalah tidak murah
tercemar oleh berbagai macam limbah atau hal lainnya. Ketika menggunakan sumur bor,
maka aliran air akan langsung tersambung menggunakan pipa PVC atau juga pipa
galvanis. Pipa-pipa ini akan disambung secara teknik, sehingga tidak ada lubang. Ini yang
membuat debit air dapat terjaga dengan baik, dan tidak mudah dimasuki oleh aneka
macam limbah.
4) Praktis untuk perumahan atau daerah padat penduduk
Kelebihan sumur bor tersebut lainnya adalah praktis dan dapat diletakkan di mana saja,
membuat sumur bor ini tepat digunakan di pemukiman padat penduduk atau di daerah
perumahan. Ini yang akan membuat kesan rumah lebih rapi dan efisien.
58
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
59
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
mempunyai manfaat yang sama yaitu sebagai sarana untuk mengurangi ketimpangan
air pada musim hujan dan musim kemarau.
d) Tiga komponen dasar sistem PAH
Sistem penampungan air hujan terdiri dari tiga komponen dasar yaitu:
1. Tangkapan atau atap untuk mengumpulkan air hujan
2. Sistem penyaluran untuk mengangkut air dari atap ke tampungan
3. Tampungan atau tangki untuk menyimpan air sampai digunakan
e) Kelebihan dan kekurangan PAH
Menurut Worm dan Hattum (2006), beberapa kelebihan dan kekurangan dari
penampungan air hujan dapat dilihat pada tabel berikut.
Kelebihan :
• Konstruksi yang sederhana
• Perawatan yang baik karena dilakukan oleh pengguna
• Tidak memberikan dampak buruk pada lingkungan
• Penyediaan air sesuai dengan tingkat konsumsi
• Tidak dipengaruhi kondisi geologi dan topografi
Kekurangan :
• Merupakan investasi dengan biaya yang tinggi
• Memerlukan perawatan yang rutin
• Kualitas air dipengaruhi oleh polusi (udara)
• Pada kasus musim kering yang panjang dapat terjadi masalah dalam ketersediaan
air
• Suplai terbatas pada ukuran atap dan tampungan
f) Cara Kerja PAH
Cara kerja sistem pemanfaatan air hujan adalah sebagai berikut :
• Air hujan jatuh di atap bangunan dan mengalir melalui atap rumah kemudian
terkumpul di talang air yang dialirkan dengan pipa menuju bak penampungan air
hujan.
• Sampah dedaunan yang terbawa akan disaring di bagian depan bak penampung,
dengan media pasir dan kerikil, sampah akan tertahan dan air hujan yang bersih akan
masuk ke bak penampung (volume bak 10 m3 ).
61
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Jika hujan berlangsung terus menerus, dan bak penampung penuh maka air akan
melimpah melalui pipa outlet masuk kedalam sumur resapan dengan kedalaman
lubang sumur resapan sekitar 3 meter, kontruksi terbuat dari bis beton, sepanjang 2,5
meter dan resapan sekitar 0,5 meter.. Air hujan didalam sumur resapan ini akan
meresap melalui zona resapan dari sumur resapan kedalam tanah sebagai sumber air
tanah. Bidang resapan terletak dibagian dasar, tanpa bis beton, agar bis beton di
atasnya tidak merosot diberi penyangga batubata. Bidang resapan diisi dengan kerikil
dan ijuk, sebagai penyaring agar tidak terjadi kebuntuan.
• Air dari bak penampung air hujan dipompa ke unit ARSINUM yang terdiri dari
pompa air baku, statix mixer, filter multi media, filter penukar ion, cartridge filter,
Ultrafiltarsi, sterilisator ultra violet dan post catridge filter.untuk diolah menjadi air
minum.
g) Manfaat PAH
Fungsi dan manfaat sistem pemanfaatan air hujan dan pengolahan air siap minum ini
adalah :
1. Menghemat pengunaan air tanah,
2. Menampung 10 meter kubik air pada saat hujan,
3. Mengurangi run off & beban sungai saat hujan lebat,
4. Menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah,
5. Mempertahankan tinggi muka air tanah,
6. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah,
7. Memperbaiki kualitas air tanah dangkal,
8. Mengurangi laju erosi dan sedimentasi,
9. Mereduksi dimensi jaringan drainase,
10. Menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi air laut,
11. Mencegah terjadinya penurunan tanah,
12. Stok air pada musim kemarau (plus rain harvesting).
62
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
63
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
mata air, maupun non fisik seperti pembuatan aturan lokal yang menjamin mata air tetap
hidup.
PMA merupakan salah satu kegiatan adaptasi dan sekaligus upaya praktis untuk
mengantisipasi Perubahan Iklim yang menyebabkan banyak terjadi banjir dan kekeringan
akibat musim yang tidak bisa diprediksi. Kegiatan-kegiatan di dalam PMA terutama
ditujukan sebagai usaha meningkatkan cadangan sumber daya air melalui rehabilitasi dan
perlindungan Daerah Tangkapan Air atau catchment area di sekitar mata air serta
pemberdayaan kelompok masyarakat lokal yang tinggal di sekitar lokasi mata air.
b) Persyaratan PMA
1) Bentuk PMA tidak mengikat, disesuaikan dengan topografi dan situasi lahan
2) Bangunan PMA diusahakan berbentuk elips bersudut tumpul atau empat persegi
panjang
3) Pipa keluar (Pipa Out Let) pada bak pengumpul dari bangunan PMA (Penangkap
Mata Air) tidak boleh lebih tinggi dari muka air asli sebelum dibangun PMA.
Dirjen PPM dan PLP (1995), menjelaskan bahwa perlindungan mata air (PMA)
merupakan suatu bangunan untuk menampung air dan melindungi sumber air dari
pencemaran. Bentuk dan volume PMA disesuaikan dengan tata letak, situasi sumber,
dekat air dan kapasitas air yang dibutuhkan:
• Tata letak yaitu jarak dengan sumber pencemar seperti jamban, air kotor, kandang
dan tempat pembuangan sampah.
• Situasi sumber yaitu sumber air sarana PMA harus memiliki penutup bak
perlindungan yang dibuatkan saluran yang arah eluar dari bak, agar tidak
mencemari air yang masuk ke bak penangkap, memiliki pipa peluap, penutup bak
yang rapat air, memiliki lantai bak yang harus rapat air dan mudah dibersihkan
serta SPAL yang rapat air dan kemiringan minimal 2%.
• Dekat air yaitu sumber air harus pada mata air, bukan pada saluran air yang
berasal dari mata air tersebut yang kemungkinan telah tercemar.
• Kapasitas air yang dibutuhkan, yaitu mata air yang dimanfaatkan paling sedikit
mempunyai debit 0,3 liter/detik.
c ) Sasaran dari PMA
1. Melindungi dan memulihkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas mata air
2. Penguatan inisiatif lokal (kelompok masyarakat) untuk pengelolaan dan perlindungan
mata air
64
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
3. Mendorong peran serta para pihak dalam upaya perlindungan mata air
d) Fungsi PMA
• Bangunana penangkap air : mengumpulkan air dari mata air dan melindungi dari
pencemaran
• Lubang pelimpah : mengalirkan kelebihan air yang ada di dalam bak pelindung mata
air
• Lubang masuk : memasukkan air dari mata air ke bak penangkap
• Lubang keluar : mengalirkan air dari bak penangkap air ke bak penampung atau ke
jaringan distribusi
• Manhole : pergantian udara dan jalur masuk manusia dalam rangka pemeliharaan dan
perbaikan bak bagian dalam
e ) Bentuk dan Tipe PMA
Bentuk PMA tidak mempunyai ketentuan yang tetap dan mengikat, disesuaikan
dengan kondisi sebaran air yang keluar dan topografi lingkungan setempat, tetapi
diusahakan mempunyai bentuk tertentu untuk memudahkan perencanaan dan perawatan
PMA itu sendiri. Type bangunan PMA bergantung pada kondisi arah aliran keluar yang
dibagi menjadi :
1) Tipe IA : Arah aliran artesis terpusat;
2) Tipe IB : Arah aliran artesis tersebar;
3) Tipe IC : Arah aliran artesi vertical;
4) Tipe ID : Arah aliran artesis gravitasi
5) Tipe IIA : Berdasarkan volume bak penampung.
f) Komponen PMA
Komponen PMA terdiri dari :
• Bangunan penangkap;
• Bak penampung;
• Saluran Air hujan;
• Pipa Udara;
• Pipa peluap;
• Pipa penguras;
• Lubang periksa;
• Pipa keluar;
65
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
66
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
i) Manfaat
Mata air tentu saja memiliki manfaat yang sangat beragam, baik itu dapat dirasakan
langsung atau tidak langsung oleh manusia.Air yang berasal dari dalam tanah tentunya
merupakan air jernih yang biasanya layak minum sehingga kualitasnya sudah sangat baik.
Berbagai manfaat dari mata air di antaranya adalah:
• Sumber air domestik (air untuk kebutuhan keluarga)
• Sumber air irigasi
• Sumber air minum
• Sumber air untuk sarana ibadah
• Sumber air untuk industri
j) Pengelolaan dan Konservasi Mata Air
Dalam pengelolaan mata air seringkali dibuat bangunan Penangkap Mata Air (PMA)
untuk melindungi mata air dari sumber pencemaran dan biasanya dilengkapi dengan bak
penampung.Pada umumnya bangunan PMA dibangun dekat dengan lokasi keluarnya air
dan berada pada ketinggian yang sesuai agar air dapat didistribusikan dengan baik.
Prastowo (2008) telah mengembangkan pola-pola pengelolaan mata air agar manfaat
yang didapat tetap lestari. Pengelolaan dan pengendalian kerusakan ekosistem mata air
meliputi kegiatan:
• inventarisasi potensi
• pendayagunaan
• perizinan
• pengawasan dan pemantauan
• konservasi
67
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
1. Kedalaman sumur cukup untuk mencapai lapisan tanah yang mengandung air;
2. Dinding sumur dibuat yang kuat agar tanah tidak longsor
3. Dinding sumur harus kedap air setinggi 70 sentimeter di atas permukaan tanah atau
permukaan air banjir
4. Lantai sumur dibuat minimal 1 meter dari dinding sumur dengan ketinggian 20
sentimeter di atas permukaan tanah
5. Saluran pembuangan harus ada untuk mengalirkan air limbah ke bak peresapan.
KESIMPULAN
Dari uraian penjelasan tentang Sumber Air, Karakteristik, dan Sarana Air Bersih,
Sumur Gali, Sumur Bor, Penampungan Air Hujan, dan Mata Air dapat disimpulkan bahwa :
1. Sumber Air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di
atas, atau di bawah permukaan tanah. Air yang berada di permukaan bumi ini dapat
berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya air, air dapat dibagi menjadi
air angkasa (hujan), air permukaan, air tanah, dan air laut.
2. Terdapat beberapa karakteristik air berdasarkan beberapa parameter yang antara lain :
pamarameter fisik, parameter kimia dan parameter mikrobiologis.
3. Sarana Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari
berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat.
4. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan air, kualitas badan air
harus dijaga sesuai dengan baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar
69
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.
TUGAS
Jelaskan masing-masing sumber air dan karakteristiknya !
SUMBER :
1. Beza, Indah Ameliana, dkk. 2016. Kajian Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Pemenuhan
KebutuhanAir Bersih Di Pulau Kecil. Jom FTEKNIK, Vol 3 (1) : 1-10
2. BPPT. 2019. Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) dan Pengolahan Air Siap Minum
(ARSINUM). Dalam http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Spah/spah.html (7
Fenruari 2020)
3. Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC
4. Dislhk. 2019. Perlindungan Mata Air (PERMATA). Dalam
https://dislhk.ntbprov.go.id/2017/05/03/perlindungan-mata-air-permata/ (7 Februari
2020)
5. Entjang. 1991. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Bandung : PT Citra Aditya Bakti
6. Kesmas. 2017. Syarat Sarana Penyediaan Air Bersih. Dalam http://www.indonesian-
publichealth.com/syarat-sarana-penyediaan-air-bersih/ (7 Februari 2020).
7. Kurnia, Nur Muhammad. 2015. Potensi Air Laut sebagai Sumber Air Tawar dan
Pembangkit Energi. Potensi Air Laut sebagai Sumber Air Tawar dan Pembangkit Energi
:1-10
8. Pokja AMPL. 2009. Sumur Pompa Tangan. Dalam
http://www.ampl.or.id/digilib/read/sumur-pompa-tangan/4605 (7 Februari 2020).
9. Presiden RI. 2015. Tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.Jakarta :Peraturan
Pemerintah Tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015
Pengusahaan Sumber Daya Air.
10. Presiden RI. 2004. UU RI NO. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. Jakarta
:Undang-Undang Tentang Sumber Daya Air.
11. Putra, Aditya Eka. 2017. Evaluasi Penampungan Air Hujan (Pah) Untuk Pemenuhan
Kebutuhan Air Domestik Di Desa Giriharjo Kecamatan Panggang Kabupaten
Gunungkidul.158-166
70
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
71
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL V
TEKNIK PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN AIR
BERSIH, TEKNIK PENGELOLAAN DAN
PENGOLAHAN SARINGAN PASIR LAMBAT,
SARINGAN PASIR CEPAT
72
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul V ini merupakan modul yang membahas tentang Teknik Pengelolaan Dan
Pengolahan Air Bersih, Teknik Pengelolaan Dan Pengolahan Saringan Pasir Lambat,
Saringan Pasir Cepat
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul V ini secara garis besar meliputi :
1. Teknik Pengelolaan Air Bersih
2. Teknik Pengelolaan dan Pengolahan Saringan Pasir
3. Pengelolaan Melalui Beberapa Teknik Penyaringan Air Lain.
MATERI
Teknik Pengelolaan Air Bersih
Sistem pengelolaan air ini dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa
tahap pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut bisa dikatakan layak untuk
dipakai. Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-masing pengelola air,
tergantung dari kualitas sumber airnya.
Sebagai contoh, jika sumber airnya berasal dari dalam tanah (ground water), sistem
pengelolaan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumber airnya berasal dari sumber
air permukaan, seperti air sungai, danau atau laut. Karena air yang berasal dari dalam tanah
telah melalui penyaringan secara alami oleh struktur tanah itu sendiri dan tidak terkontak
langsung dengan udara bebas yang mengandung banyak zat-zat pencemaran air. Berbeda
halnya dengan sumber air permukaan yang mudah sekali tercemar. Namun demikian air yang
berasal dari dalam tanahpun akan jadi tercemar juga jika sistem penampungan dan
penyalurannya tidak bagus.
Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:
1. Unit Penampungan Awal (Intake)
73
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai tempat
penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan Bar
Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut tergenang
dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.
2. Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:
a. Tahap Koagulasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimia Tawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts
Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang
kotor atau keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak
terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan sendirinya.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid (yang
menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil namun masih
sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
b. Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel
Flok). Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan
menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat
mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di proses
Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar
penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di
alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
d. Tahap Penyaringan (Filtration)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari
bahan-bahan biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut. Secara umum setelah melalui
proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit Penampungan Akhir.
Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang diperlukan proses tambahan,
seperti:
74
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
75
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
76
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
77
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Keterangan :
A. Kran untuk inlet air baku
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air
D. Kran untuk pengeluaran / pengurasan air olahan yang masih kotor
E. Kran pengatur laju penyaringan
F. Indikator laju alir
G. Weir inlet kran distribusi
H. Kran distribusi
I. Kran penguras bak air bersih
c) Bagian Pengeluaran (Outlet)
Bagian outlet ini selain untuk pengeluran air hasil olahan, berfungsi juga
sebagai weir untuk kontrol tinggi muka air di atas lapisan pasir.
d) Media Pasir (Unggun Pasir)
Media penyaring dapat dibuat dari segala jenis bahan inert (tidak larut dalam air atau
tidak bereaksi dengan bahan kimia yang ada dalam air). Media penyaring yang umum
dipakai yakni pasir silika karena mudah diperoleh, harganya cukup murah dan tidak
mudah pecah. Diameter pasir yang digunakan harus cukup halus yakni dengan ukuran
0,2-0,4 mm.
e) Sisten Saluran Bawah (Drainage)
78
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Sistem saluran bawah berfungsi untuk mengalirkan air olahan serta sebagai
penyangga media penyaring. Saluran ini tediri dari saluran utama dan saluran cabang,
terbuat dari pipa berlubang yang di atasnya ditutup dengan lapisan kerikil. Lapisan
kerikil ini berfungsi untuk menyangga lapisan pasir agar pasir tidak menutup lubang
saluran bawah.
f) Ruang Pengeluaran
Ruang pengeluran terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan dengan sekat atau
dinding pembatas. Di atas dinding pembatas ini dapat dilengkapi dengan weir agar
limpasan air olahannya sedikit lebih tinggi dari lapisan pasir. Weir ini berfungsi untuk
mencegah timbulnya tekanan di bawah atmosfir dalam lapisan pasir serta untuk
menjamin saringan pasir beroperasi tanpa fluktuasi level pada reservoir. Dengan
adanya air bebas yang jatuh melalui weir, maka konsentrasi oksigen dalam air olahan
akan bertambah besar. Pengolahan air bersih dengan menggunakan sistem saringan
pasir lambat konvensional ini mempunyai keunggulan antara lain :
• Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.
• Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
• Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan
berjalan secara fisika dan biokimia.
• Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.
Sedangkan beberapa kelemahan dari sistem saringan pasir lambat konvensiolal
tersebut yakni antara lain :
• Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar,
sehingga sering terjadi kebutuan. Akibatnya waktu pencucian filter menjadi
pendek.
• Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan ruangan yang cukup luas.
• Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengeruk lapisan
pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi
ke dalam bak saringan seperti semula.
• Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambut.
Untuk mengatasi masalah sering terjadinya kebuntuan saringan pasir
lambat akibat kekeruhan air baku yang tinggi, dapat ditanggulangi dengan cara
modifikasi disain saringan pasir lambat yakni dengan menggunakan proses
saringan pasir lambat "Up Flow" (penyaringan dengan aliran dari bawah ke atas).
79
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Gambar 10. Diagram Proses Pengolahan Air Bersih Dengan Teknologi Saringan Pasir
Lambat "Up Flow" Ganda.
Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika saringan telah
jenuh atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras.
Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang berada di atas lapisan pasir dapat berfungi
sebagai air pencuci media penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media
penyaring pada saringan pasir lambat Up Flow tersebut dilakukan tanpa pengeluaran atau
pengerukan media penyaringnya, dan dapat dilakukan kapan saja. Saringan pasir lambat "Up
Flow" ini mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media saringan (pasir) yang mudah,
80
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
serta hasilnya sama dengan saringan pasir yang konvesional. Kapasitas pengolahan dapat
dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Lambat "Up Flow"
Untuk merancang saringan pasir lambat "Up Flow", beberapa kriteria perencanaan
yang harus dipenuhi antara lain :
• Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU perlu dilengkapi
dengan bak pengendap dengan atau tanpa bahan kimia.
• Kecepatan penyaringan antara 5 - 10 M3/M2/Hari.
• Tinggi Lapisan Pasir 70 - 100 cm.
• Tinggi lapisan kerikil 25 -30 cm.
• Tinggi muka air di atas media pasir 90 - 120 cm.
• Tinggi ruang bebas antara 25- 40 cm.
• Diameter pasir yang digunakan kira-kira 0,2-0,4 mm
• Jumlah bak penyaring minimal dua buah.
Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air baku
yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu
tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan,
maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi
dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal atau
saringan "Up Flow" dengan media kerikil atau batu pecah. Secara umum, proses pengolahan
air bersih dengan saringan pasir lambat Up Flow terdiri atas unit proses:
• Bangunan penyadap
• Bak Penampung / bak Penenang
• Saringan Awal dengan sistem "Up Flow"
• Saringan Pasir Lambat Utama "Up Flow"
• Bak Air Bersih
• Perpipaan, kran, sambungan dll.
Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan.
Percontohan Saringan Pasir Lambat
Salah satu rancangan detail konstruksi sistem saringan pasir lambat "Up
Flow" dengan kapasitas 100 M3 per hari ditunjukkan seperti pada Gambar 4.a s/d gambar 4.c.
81
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Gambar 11. Rancangan alat pengolah air bersih " Saringan Pasir Lambat Up Flow"
kapasitas 100 M3/hari. Tampak Atas
82
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Gambar 12. Rancangan alat pengolah air bersih " Saringan Pasir Lambat Up Flow"
kapasitas 100 M3/hari. Potongan A -A
Gambar 13. Rancangan " Saringan Pasir Lambat Up Flow" kapasitas 100 M3/hari.
Potongan B-B dan C-C
A. Spesifikasi Teknis Percontohan Unit Saringan Pasir Lambat Up Flow
Salah satu contoh unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat "Up Flow" adalah
unit alat pengolah air yang dibangun di Pesantren La Tansa, Lebak, Jawa barat,
dengan kapasitas 100 M3/hari seperti ditunjukkan pada gambar disain
83
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Gambar 14. Unit Pengolahan Air Bersih dengan Saringan pasir lambat
dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow) yang sedang beroperasi.
Kapasitas 100 M3/hari.
Lokasi : Pesantren La Tansa, Lebak, Jawa Barat.
Spesifikasi Alat adalah sebagai berikut :
• Kapasitas Pengolahan : 100 m3 / hari
Bangunan Penyadap : Pipa PCV diameter 4" (berlubang)
Bak Penerima / Bak Penenang Awal : 80 cm x 300 cm x 250 cm
• Saringan Up Flow Awal : Ukuran 200 cm x 300 cm x 225 cm
Tebal Lapisan Kerikil :
Batu Pecah, ukuran 2-3 cm = 20 cm
Batu Pecah, ukuran 1-2 cm = 10 cm
Pasir = 70 cm
Kecepatan Penyaringan = 16 m3/m2 hari
Bak Penenang kedua : 80 cm x 500 cm x 225 cm (2 buah)
• Saringan Pasir Up Flow kedua : 200 cm x 500 cm x 200 cm (2 buah)
Kecepatan Penyaringan : 5 m3/m2 hari
Bak Air Bersih : 200 cm x 580 cm x 200 cm ( + 20 m3)
Tebal Lapisan Kerikil :
Batu Pecah, ukuran 2-3 cm = 20 cm
Batu Pecah, ukuran 1-2 cm = 10 cm
Pasir = 20 cm
Bahan Bangunan : beton semen cor
Keunggulan Saringan Pasir Lambat Dengan Arah Aliran Dari Bawah Ke Atas
Pengolahan air bersih menggunakan sistem saringan pasir lambat dengan arah aliran
dari bawah ke atas mempunyai keuntungan antara lain :
• Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.
• Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
• Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan berjalan
secara fisika dan biokimia.
• Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.
Perawatan mudah karena pencucian media penyaring (pasir) dilakukan dengan cara
membuka kran penguras, sehingga air hasil saringan yang berada di atas lapisan pasir
84
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
berfungsi sebagai air pencuci. Dengan demikian pencucian pasir dapat dilakukan tanpa
pengerukan media pasirnya
Hasil Pengolahan
Berdasarkan hasil uji coba alat pengolah air saringan pasir lambat Up Flow yang telah
dibangun di Pesantren La Tansa, Lebak, Jawa Barat, dengan kapasitas operasi 120 M3/Hari,
didapatkan hasil analisa kualitas air sebelum dan sesudah pengolahan seperti pada Tabel (1).
Dari hasil analisa tersebut dapat dilihat bahwa dengan teknologi saringan pasir lambat
tersebut dapat menurunkan zat besi dari 1,16 mg/lt menjadi 0,36 mg/lt. Konsentrasi
ammonium juga turun dari 0,4 mg/lt menjadi tak terdeteksi. Dari hasil analisa air tersebut
secara umum dapat diketahui bahwa hasil air olahan dengan saringan pasir lambat dengan
arah aliran dari bawah ke atas tersebut sudah memenuhi syarat sebagai air bersih, dan jika
direbus sudah dapat digunakan sebagai air minum sesuai dengan standar kesehatan.
Operasi Dan Perawatan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pengoperasian saringan pasir lambat
dengan arah aliran dari atas ke bawah antara lain yakni :
• Kecepatan penyaringan harus diatur sesuai dengan kriteria perencanaan.
• Jika kekeruhan air baku cukup tinggi sebaiknya kecepatan diatur sesuai dengan
kecepatan disain mimimum (5 M3/M2.Hari).
• Pencucian media penyaring (pasir) pada saringan awal (pertama) sebaiknya dilakukan
minimal setelah 1 minggu operasi, sedangkan pencucian pasir pada saringan ke dua
dilakukan minimal setelah 3 - 4 minggu operasi.
• Pencucian media pasir dilakukan dengan cara membuka kran penguras pada tiap-tiap bak
saringan, kemudian lumpur yang ada pada dasar bak dapat dibersihkan dengan cara
mengalirkan air baku sambil dibersihkan dengan sapu sehingga lumpur yang mengendap
dapat dikelurakan. Jika lumpur yang ada di dalam lapisan pasir belum bersih secara
sempurna, maka pencucian dapat dilakukan dengan mengalirkan air baku ke bak
saringan pasir tersebut dari bawah ke atas dengan kecepatan yang cukup besar sampai
lapisan pasir terangkat (terfluidisasi), sehingga kotoran yang ada di dalam lapisan pasir
terangkat ke atas. Selanjutnya air yang bercampur lumpur yang ada di atas lapisan pasir
dipompa keluar sampai air yang keluar dari lapisan pasir cukup bersih.
85
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
86
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
87
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat
dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti
besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan
yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
d) Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC)
dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-
tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan
tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir
Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang
dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan
yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan
Pasir Lambat.
1. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan
satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan
bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang
kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang
aktif.
2. Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang
dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir,
kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal
dari sabut kelap.
3. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat
dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan
jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik
menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh
bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan
tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter.
Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang
dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini
88
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
4. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring
dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan
oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk
menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif
rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
5. Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus
pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian
dasarnya
KESIMPULAN
Sistem pengelolaan air ini dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa
tahap pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut bisa dikatakan layak untuk
dipakai. Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-masing pengelola air,
tergantung dari kualitas sumber airnya.
Proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat konvensional terdiri atas
unit proses yakni bangunan penyadap, bak penampung, saringan pasir lambat dan bak
penampung air bersih. Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu
paket. Air baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya
tidak terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu
musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu
dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal
dengan atau tanpa koagulasi bahan dengan bahan kimia.
Teknologi saringan pasir lambat yang banyak diterapkan di Indonesia biasanya adalah
saringan pasir lambat konvesional dengan arah aliran dari atas ke bawah (down flow),
sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama pada waktu hujan, maka sering terjadi
penyumbatan pada saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual dengan
cara mengeruk media pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula,
sehingga memerlukan tenaga yang cukup banyak.
89
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Saringan Pasir Cepat (SPC) atau bahasa kerennya Rapid Sand Filter (RSF) merupakan
saringan air yang dapat menghasilkan debit air hasil penyaringan yang lebih banyak daripada
Saringan Pasir Lambat (SPL).
TUGAS
Jelaskan perbedaan pengolahan saringan pasir cepat dan lambat !
SUMBER :
1. http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Pasir/pasir.html
2. https://environment-indonesia.com/training/water-treatment-tahap-tahap-pengolahan-air/
3. http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB5SARPALAM.pdf
4. Anonimous, 1998. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Kantor Menteri
5. Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Wilayah Daerah
6. Tingkat I Propinsi Jawa Tengah, Semarang : Erlangga.
7. Darmasetiawan. 2001. Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolahan Air, Bandung:
Yayasan .
8. Droste, R.L. 1997. Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment. JohnWiley
& Sons.
9. Environmental Protection Agency. 1995. Water Treatment Manuals (Filtration).
Ardcavan. Wexford. Ireland.
10. Hardiyatmo H.C, 2003. Mekanika Tanah I , penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
11. Kawamura, 1991, Integrated Design of Water Treatment Facilities, New York:
JohnWiley & Sons, Inc
12. Sutrisno, 2002, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta: PT Rineka Cipta
13. Baqie, Achmad. 2012. Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pengelolaan Limbah Cair, Efek
Jenis Pasir dan Ukuran Butiran Pada Saringan Pasir Lambat Untuk Mengolah Black
Water Sebagai Aior Irigasi. Yogyakarta : Teknolimbah.
14. Darsono, V.dan Sutomo, T. 2002. Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir dalam
Saringan Pasir Lambat terhadap Penurunan Kadar Besi.Jurnal Teknologi Industri. Vol.
VI. 4.
15. Dio.R. 2009, Desain Saringan Pasir Lambat Pada Embung Yang Memperhatikan
Kualitas dan Kuantitas Air Bersih. Universitas Nusa Cendana, Kupang.
90
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
16. Nusa Idaman Said dan Arie Herlambang, 1999,Pengolahan Air Bersih Dengan Proses
Saringan Pasir Lambat Up Flow, Kelompok Teknologi Pengolahan Air Bersih dan
Limbah Cair, BPPT- Lingkungan, Jakarta.
17. Safira Astari dan Rofiq Iqbal. 2009. Kehandalan Saringan Pasir Lambat Dalam
Pengolahan Air.Program Studi Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan, ITB.
18. Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) Nomor 416/MENKES/PER/1990. tentang
Pedoman Kualitas Air Bersih.
19. SNI 03-3981-2008, Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat.
91
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL VI
TEKNIK PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN
FILTRASI, AERASI, DAN SEDIMENTASI
92
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul VI ini merupakan modul yang membahas tentang Teknik Pengelolaan dan
Pengolahan Filtrasi, Aerasdi dan Sedimentasi
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul VI ini secara garis besar meliputi :
1. Pengolahan Air Bersih
2. Teknik Aerasi
3. Teknik Filtrasi
4. Teknik Sedimentasi
5. Metode Gabungan Aerasi-Filtrasi-Sedimentasi
MATERI
Pengolahan Air Bersih
Water Treatment System atau proses pengolahan air merupakan serangkaian proses
untuk mengolah air yang tidak layak pakai (air kotor) menjadi air bersih yang layak, higienis,
dan terbebas dari unsur – unsur berlebih dari segi fisika maupun kimia. Proses pengolahan air
bersih ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan, antara lain
dengan proses :
• Proses Fisika
Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya
penambahan bahan kimia. Contohnya antara lain adalah proses sedimentasi, mixing,
flokulasi, filtrasi, dan aerasi.
• Proses Kimia
Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas,
dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang
terkandung dalam air. Contohnya antara lain adalah proses koagulasi, desinfeksi,
presipitasi, pertukaran ion, adsorbsi, dan oksidasi.
93
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
94
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
2. Gangguan fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah timbulnya
warna, bau dan rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi terlarutnya > 1,0
mg/L.
3. Gangguan kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk
sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7–35 mg/hari yang sebagian diperoleh
dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat
menimbulkan masalah kesehatan.
• Dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, bagi mereka yang sering
mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam aibat akumulasi Fe.
• Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila
dikonsumsi.
• Kadar Fe yang besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan
oleh rusaknya dinding usus ini.
• Kadar Fe > 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit.
• Jika kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/L akan menyebabkan air berbau seperti
telur busuk.
• Hemokromatesis primer besi akibat dari penyerapan Fe dalam jumlah berlebih di
dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan
mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu
hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan pankreas sehingga
menimbulkan diabetes.
Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat dilakukan dengan
tiga macam cara yakni :
1. oksidasi dengan udara atau aerasi
2. oksidasi dengan khlorine (khlorinasi)
3. oksidasi dengan kalium permanganat.
95
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Teknik Aerasi
Proses ini merupakan suatu usaha penambahan konsentrasi oksigen yang terkandung
dalam air, melalui proses oksidasi untuk mengubah bentuk kation berjalan dengan baik.
Proses ini merupakan suatu usaha penambahan konsentrasi oksigen yang terkandung dalam
air limbah, agar proses oksidasi biologi oleh mikroba akan dapat berjalan dengan baik.
Aerasi adalah pemambahan oksigen ke dalam air sehingga oksigen terlarut di dalam
air semakin tinggi. Pada prinsipnya aersi itu mencampurkan air dengan udara atau bahan lain
sehingga air yang beroksigen rendah kontak dengan oksigen atau udara. Aerasi termasuk
pengolahan secara fisika, karena lebih mengutamakan unsur mekanisasi dari pada unsur
biologi. Aerasi merupakan proses pengolahan dimana air dibuat mengalami kontak erat
dengan udara dengan tujuan meningkatkan kandungan oksigen dalam air tersebut. Dengan
meningkatnya oksigen zat-zat mudah menguap seperti hiddrogen sulfide dan metana yang
mempengaruhi rasa dan bau dapat dihilangkan. Kandungan karbondioksida dalam air akan
berkurang. Mineral yang larut seprti besi dan mangan akan teroksidasi mementuk endapan
yang dapat dihilangkan dengan sedimentasi dan filtrasi.
Proses aerasi merupakan peristiwa terlarutnya oksigen di dalam air. Efektifitas dari
aerasi tergantung dari seberapa luas dari permukaan air yang bersinggungan langsung dengan
udara. Fungsi utama aerasi adalah melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan
kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandunngan gas-gas yang terlarut dalam air,
serta membantu pengadukan air. Aerasi dapat dipergunakan untuk menghilangkan kandungan
gas terlarut, oksidasi besi dan mangan dalam air, mereduksi ammonia dalam air melalui
proses nitrifikasi.
Fungsi Aerasi dalam Pengolahan Air
1. Melarutkan oksigen ke dalam air secara langsung
2. Melakukan sirkulasi oksigen di bagian atas dengan dasar air
3. Memindahkan air dengan cepat ke bagian yang belum ter-aerasi
4. Meminimalisir berbagai zat pencemar yang terkandung di dalam air
Cara Teknik Aerasi
Dalam praktiknya terdapat cara-cara untuk menambahkan oksigen ke dalam air, yaitu:
• Memasukkan udara ke dalam air
Yaitu proses memasukkan udara atau oksigen murni ke dalam air limbah melalui benda
berpori atau nozzle. Nozzle diletakkan di bagian tengah sehingga akan meningkatkan
kecepatan kontak gelembung udara tersebut dengan air, dan proses pemberian oksigen
96
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
akan berjalan lebih cepat. Oleh karena itu, biasanya nozzle ini diletakkan di dasar bak
aerasi. Udara yang dimasukkan berasal dari udara luar yang dipompakan ke dalam air oleh
pompa tekan.
• Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen
Yaitu cara mengontakkan air dengan oksigen melalui pemutaran baling–baling yang
diletakkan pada permukaan air limbah. Akibat dari pemutaran ini, air akan terangkat ke
atas dan terjadi kontak dengan udara.
• Menyebarkan air dengan udara di atas lempengan tipis, melalui tetesan air kecil (waterfall
aerator), atau dengan pencampur air dengan gelembung-gelembung udara.
• Mengontakkan air dengan udara melalui proses terjunan bertahap (cascade cycling).
Jenis Teknik Aerasi
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses
pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri
yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya
oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja
dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam
air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga
bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk
menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik.
1) Aerasi alami
Aerasi Alami merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air
secara alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk meningkatkan
aerasi alami antara lain menggunakan cascade aerator, waterfalls, maupun cone tray
aerator.
2) Aerasi secara Defusi
Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser.
Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung
(bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine bubbles) atau
kasar (coarse bubbles). Hal ini tergantung dari jenis diffuser yang digunakan.
3) Aerasi secara Mekanik
Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical
agitation menggunakan proses pengadukan dengan suatu alat sehingga memungkinkan
terjadinya kontak antara air dengan udara.
97
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Proses Aerasi
Oksigen yang berada di udara, melalui proses aerasi ini akan selanjutnya akan
bereaksi dengan senyawa ferus dan manganous terlarut merubah menjadi ferric (Fe) dan
maganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Setelah itu dilanjutkan dengan pengendapan
(sendimentasi) atau penyaringan (filtrasi). Perlu dicatat bahwa oksidasi terhadap senyawa
besi dan mangan di dalam air yang kecil (waterfall) aerators/aerator air terjun). Atau dengan
mencampur air dengan gelembung-gelembung udara (bubble aerator). Dengan kedua cara
tersebut jumblah oxigen pada air bisa dinaikan 60 – 80% (dari jumlah oksigen yang tertinggi,
yaitu air yang mengandung oksigen sampai jenuh) pada aerator air terjen (waterfall aerator)
cukup besar bisa menghilangan gas-gas yang terdapat dalam air. Penurunan carbon dioxide
(CO2) oleh waterfall aerators cukup berarti, tetapi tidak memadai apabila dari yang sangat
corrosive. Pengelolahan selanjutnya seperti pembubuhan kapur atau dengan sarigan marmar
atau dolomite yang dibakar masih dibutuhkan.
Macam-macam Metoda Aerasi
1) Waterfall aerator ( aerator air terjun)
Pengolahan air aerasi dengan metoda Waterfall/Multiple aerator seperti pada
gambar, susunannya sangat sederhana dan tidak mahal serta memerlukan ruang yang
kecil.
98
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Jenis aerator terdiri atas 4-8 tray dengan dasarnya penuh lobang-lobang pada
jarak 30-50 cm. Melalui pipa berlobang air dibagi rata melalui atas tray, dari sini
percikan-percikan kecil turun kebawah dengan kecepatan kira-kira 0,02 m /detik per
m2 permukaan tray. Tetesan yang kecil menyebar dan dikumpulkan kembali pada
setiap tray berikutnya. Tray-tray ini bisa dibuat dengan bahan yang cocok seperti
lempengan-lempengan absetos cement berlobang-lobang, pipa plastik yang
berdiamter kecil atau lempengan yang terbuat dari kayu secara paralel.
2) Cascade Aerator
Pada dasarnya aerator ini terdiri atas 4-6 step/tangga, setiap step kira-kira ketingian 30
cm dengan kapasitas kira-kira ketebalan 0,01 m3 /det permeter2. Untuk
menghilangkan gerak putaran (turbulence) guna menaikan effesien aerasi, hambatan
sering ditepi peralatan pada setiap step. Dibanding dengan tray aerators, ruang (
tempat ) yang diperlukan bagi casade aerators agak lebih besar tetapi total kehilangan
tekanan lebuh rendah. Keuntungan lain adalah tidak diperlukan pemiliharaan.
99
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
100
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Teknik Filtrasi
Filtrasi merupakan proses penjernihan atau penyaringan air limbah melalui media
(pada penelitian ini digunakan batu apung), dimana selama air melalui media akan terjadi
101
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
perbaikan kualitas. Hal ini disebabkan adanya pemisahan partikel-partikel tersuspensi dan
koloid, reduksi bakteri dan organisme lainnya dan pertukaran konstituen kimia yang ada
dalam air limbah. Filtrasi adalah salah satu bentuk untuk menghasilkan effluent limbah
dengan efisiensi tinggi.
Fungsi Filtrasi
1) Proses pemisahan zat padat atau zat padat halus, baik yang tersuspensi maupun koloid
dari fluida dengan menggunakan media berpori
2) Removal terhadap zat padat, kandungan bakteri, menghillangkan warna, rasa, bau,
besi dan mangan.
Faktor Mempengaruhi Filtrasi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menjaga efisiensi filtrasi adalah :
1) Kualitas air baku, semakin baik kualitas air baku yang diolah maka akan baik pula
hasil penyaringan yang diperoleh.
2) Suhu, Suhu yang baik yaitu antara 20-30oC, temperatur akan mempengaruhi
kecepatan reaksi-reaksi kimia.
3) Kecepatan Penyaringan, Pemisahan bahan-bahan tersuspensi dengan penyaringan
tidak dipengaruhi oleh kecepatan penyaringan. Berbagai hasil penelitian menyatakan
bahwa kecepatan penyaringan tidak mempengaruhi terhadap kualitas effluent.
Kecepatan penyaringan lebih banyak terhadap masa operasi saringan.
4) Diameter butiran, secara umum kualitas effluent yang dihasilkan akan lebih baik bila
lapisan saringan pasir terdiri dari butiran-butiran halus. Jika diameter butiran yang di
gunakan kecil maka yang terbentuk juga kecil. Hal ini akan meningkatkan efisiensi
penyaringan.
Tersumbatnya media filter ditandai oleh :
1) Penurunan kapasitas produksi atau kecepatan alir filtrat.
2) Peningkatan kehilangan energi (headloss) yang diikuti oleh kenaikan muka air
diatas media
3) Penurunan kualitas air produksi.
Dalam proses filtrasi juga terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktor yang
saling berkaitan yang akan mempengaruhi kualitas air hasil filtrasi, efisiensi proses dan
sebagainya, faktor-faktor tersebut antara lain:
102
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Debit filtrasi
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan keseimbangan antara debit filtrasi
dan kondisi media yang ada. Debit yang terlalu cepat akan menyebabkan tidak
berfungsinya filter secara efisien.
• Kedalaman
ukuran dan jenis media Partikel tersuspensi yang terdapat pada influent akan tertahan
pada permukaan filter karena adanya mekanisme filtrasi. Oleh karena itu, efisiensi filter
merupakan fungsi karakteristik dari filter bed, yang meliputi porositas dari ratio
kedalaman media erhadap ukuran media. Tebal tidaknya media akan mempengaruhi
lama pengaliran dan besar daya saring. Demikian pula dengan ukuran (diameter) butiran
media berpengaruh pada porositas, rate filtrasi dan daya saring.
• Kualitas air limbah
Kualitas air limbah akan mempengaruhi efisiensi filtrasi, khususnya kekeruhan.
Kekeruhan yang terlalu tinggi akan menyebabkan ruang pori antara butiran media cepat
tersumbat. Oleh karena itu dalam melakukan filtrasi harus dibatasi kandungan kekeruhan
dari air limbah yang akan diolah.
Mekanisme Filtrasi
Dalam filtrasi terdapat 4 mekanisme dasar filtrasi yaitu :
1) Sedimentasi (sedimentation), filtrasi terjadi karena partikel yang akan dipisahkan
mengalami gaya gravitasi dan kecepatan pengendapan partikel sehingga partikel
mengendap dan berkumpul pada permukaan media filter.
2) Intersep (interception), filtrasi terjadi karena partikel dalam aliran air berukuran besar
sehingga akan terperangkap, menempel dan dapat menutupi permukaan media filter
3) Difusi brownian (brownian diffusion), filtrasi terjadi pada partikel yang berukuran
kecil seperti virus, partikel dalam aliran air bergerak secara random (gerak brown),
karena terdapat perbedaan kecepatan maka partikel tersebut bergesekan dan
menempel dalam media filter. Mekanisme ini hanya terjadi untuk partikel berdiameter
< 1 mikron.
4) Inersia (inertia), filtrasi terjadi karena partikel mempunyai ukuran dan berat jenis
yang berbeda sehingga kecepatan partikel dalam aliran air berbeda-beda, akibatnya
partikel akan menempel pada permukaan media karena gaya inersia, mekanisme ini
terjadi jika partikel yang berukuran lebih besar bergerak cukup cepat dan berbenturan
serta menempel dalam media filter.
103
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
1) Filtrasi lambat (slow sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan media pasir halus
(fine sand) dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi ini padatan yang
tersisihkan berada dipermukaan atas pasir yang mengakibatkan aliran air melewati
media filter menjadi lambat. Partikel menumpuk pada bagian atas pasir dan
dibersihkan dengan mensecrap lapisan atas pasir yang mengandung partikel.
2) Filtrasi cepat (rapid sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan media pasir berukuran
besar dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi ini padatan yang tersisihkan
berada disela-sela (pori-pori) media filter yang dilaluinya. Pembersihan partikel
dilakukan dengan metode “backwashing” dengan air untuk mengeluarkan partikel
dalam media filter.
3) Multimedia fliter (multimedia filters) , pada filtrasi ini dipergunakan dua atau lebih
jenis media yang tersusun sedemikian rupa, media filter mempunyai berat jenis yang
berbeda, biasanya yang dipergunakan antrasit (batu bara), pasir, dan kerikil.
104
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Penggunaan media filter yang berbeda memberikan hasil yang lebih baik dibanding
satu jenis media filter, dan berat jenis yang berbeda akan menempatkan kembali
media filter pada posisi yang semula pada saat dilakukan pencucian dengan metode
backwashing.
Klasifikasi Sistem Filtrasi
Perancangan (design) unit operasi filtrasi dengan media filter padat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal meliputi :
1) Berasarkan arah aliran, filtrasi diklasifikasikan menjadi aliran ke bawah (down flow),
aliran keatas (up flow) dan aliran dua arah (biflow)
2) Berdasarkan jenis dan susunan media filter, jenis media filter yang dipergunakan
seperti pasir, batubara, dan kerikil dengan susunan media filter satu lapisan media,
dua lapisan media, dan tiga lapisan media. Proses backwashing dilakukan dengan
mekanisme “Fluidizing” (fluidisasi) dengan arah aliran keatas.
3) Berdasarkan gaya gerak, filtrasi terjadi karena gaya gravitasi atau gaya tekan untuk
mengatasi tahanan gesek media filter yang terjadi pada permukaan media filter.
4) Berdasarkan pengendalian laju aliran, filtrasi dioperasionalkan pada laju aliran air
limbah yang konstan (constant-rate filtration) atau berubah-ubah (variable-rate
filtration).
Teknik Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu unit operasi untuk menghilangkan materi tersuspensi atau
flok kimia secara gravitasi. Proses sedimentasi pada pengolahan air limbah umumnya untuk
menghilangkan padatan tersuspensi sebelum dilakukan proses pengolahan selanjutnya.
Gumpalan padatan yang terbentuk pada proses koagulasi masih berukuran kecil. Gumpalan-
gumpalan kecil ini akan terus saling bergabung menjadi gumpalan yang lebih besar dalam
proses flokulasi. Dengan terbentuknya gumpalan-gumpalan besar, maka beratnya akan
bertambah, sehingga karena gaya beratnya gumpalan-gumpalan tersebut akan bergerak ke
bawah dan mengendap pada bagian dasar tangki sedimentasi.
Bak sedimentasi dapat berbentuk segi empat atau lingkaran. Pada bak ini aliran air
limbah sangat tenang untuk memberi kesempatan padatan/suspensi untuk mengendap.
Kriteria-kriteria yang diperlukan untuk menentukan ukuran bak sedimentasi adalah : surface
loading(beban permukaan), kedalaman bak dan waktu tinggal. Waktu tinggal mempunyai
satuan jam, cara perhitungannya adalah volume tangki dibagi dengan laju alir per hari. Beban
105
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
permukaan sama dengan laju alir (debit volume) rata-rata per hari dibagi luas permukaan bak,
satuannya m3per meter persegi per hari.
106
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
107
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
1) Pemilihan air baku merupakan tingkat kesuksesan pengolahan dengan metode ini.
Pengecekan awal dilakukan terhadap pH, TSS, kekeruhan dan pemantauan warna air
baku. Sebagai referensi, Sungai Cileueur memiliki kekeruhan sebesar 43.4 NTU, TSS
187,75 mg/L dan TDS 44,73 mg/L. Oleh sebab itu, sebaiknya sumber air atau air
baku yang tepat berasal dari :
a) Air sungai yang tidak tercemar limbah, berwarna tidak hitam, cenderung
cokelat, dengan kandungan CO2 dan HCO3- yang tidak terlalu mencolok.
b) Air sungai cenderung jernih yang memliki kosentrasi partikel tinggi (keruh)
c) Air sumur yang partikel kotorannya tinggi (keruh)
2) Proses koagulasi-flokulasi menggunakan alum/tawas akan efektif pada pH air berkisar
antara 4.5-8 (Reynolds, 1982) dan ”kondisi ini menunjang proses koagulasi dan
flokulasi karena biasanya koagulan dapat efektif bekerja pada pH netral” (Anggriani,
2008).
3) Beberapa proses membutuhkan bak/tandon dengan ukuran yang berbeda dan alat
pengaduk yang kestabilan pengadukannya baik
4) Sebisa mungkin mengoptimalkan daya endap diri partikel kotoran dalam air, namun
jika tidak mampu perlu ditambahkan koagulan
5) Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah
6) Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat setempat
Klasifikasi Sedimentasi
Proses sedimentasi partikel dapat diklasifikasikan menjadi empat (4) peristiwa yaitu :
1) Partikel Diskrit, sedimentasi partikel terjadi pada konsentrasi padatan rendah dimana
partikel mengendap secara individu serta tidak terjadi interaksi dengan partikel yang
lainnya. Peristiwa ini terjadi pada pemisahan partikel pasir pada air limbah.
2) Partikel Flokulan, sedimentasi partikel dimana partikel mengalami interaksi dengan
partikel lainnya, pada peristiwa interaksi terjadi penggabungan antar partikel yang
mempercepat kecepatan sedimentasi. Peristiwa ini terjadi pada pemisahan partikel
yang telah mengalami proses koagulasi/flokulasi.
3) Partikel Hindered, sedimentasi partikel terjadi karena partikel berinteraksi dengan
partikel lainnya pada posisi yang sama, dan partikel mengendap terhambat oleh
pertikel yang berada disekelilingnya dan tampaknya terjadi pengendapan secara
massal. Persitiwa ini dapat terjadi pada konsentrasi padatan yang cukup tinggi.
108
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Peristiwa ini seperti terjadi pada pemisahan mikroba (activated sludge) pada
pengolahan air limbah secara biologi.
4) Partikel kompresi, sedimentasi partikel terjadi karena partikel mengalami penekanan
oleh partikel yang berada diatasnya, peristiwa ini terjadi pada konsentrasi padatan
yang sangat tinggi. Peristiwa ini terjadi pada pemisahan mikroba (activated sludge)
pada pengolahan air limbah secara biologi. Peristiwa sedimentasi partikel activated
sludge (lumpur mikroba) pada suatu tabung gelas ukur
Proses Sedimentasi
1) Pemakai mengalirkan air baku menuju bak sedimentasi dengan cara menyalakan
pompa (apabila pengaliran dilakukan secara motorik) atau mengisi bak secara manual.
2) Pemakai memasukkan tawas yang sudah dicampur dengan air (50 gram tawas ∞ 2
Liter air bersih) ke dalam bak dan pengadukan dilakukan secara konstan
a) Pertama dilakukan pengadukan dengan cepat, 50 putaran per menit, selama 10
menit
b) Selanjutnya dilakukan pengadukan dengan lambat, 10-20 putaran per menit,
selama 15 menit. Pada saat ini, pengadukan dilakukan secara konstan untuk
menjamin pembentukan flok ukuran besar sehingga siap mengendap alamiah.
Pengadukan dilakukan searah, untuk menjamin optimalnya penempelan flok
mikro dan menjaga flok makro tidak berubah bentuknya.
3) Tahap berikutnya adalah mendiamkan air tersebut agar terjadi proses pengendapan
(sedimentasi) secara alamiah. Tidak boleh ada gangguan apapun dalam proses ini,
seperti getaran akibat pengadukan lainnya, penambahan zat-zat lain dll)
4) Proses berikutnya merupakan pemisahan air terolah (supernatant) melalui outlet yang
sudah disiapkan. Pemakai harus memperhatikan tidak terikutnya endapan yang
terbentuk.
5) Endapan yang terbentuk merupakan kumpulan flok yang sebenarnya masih bisa
dimanfaatkan kembali dalam proses pengolahan berikutnya. Untuk itu tidak perlu
dibuang.
6) Apabila supernatant sudah dipisahkan, maka pemakai membubuhkan desinfektan
(berupa tablet/bubuk/cair) dan kemudian diaduk. Adapun dosis optimum desinfektan
disesuaikan dengan bahan baku air yang digunakan. Intinya sisa klor yang
diperbolehkan tidak kurang dari 5 mg/L atau air masih sedikit berbau klor.
109
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
7) Perlunya memiliki pH meter dan TDS meter untuk pengecekan minimal guna
memastikan konsentrasi TDS dan besarnya pH air terolah, karena pH yang tidak
sesuai dapat menyebabkan beberapa masalah pada manusia (pH terlalu asam
membuat kulit iritasi dan pH terlalu basa akan menyebabkan penggunaan sabun yang
boros)
8) Selama proses pengolahan ini, pemakai perlu menggunakan alat pelindung diri seperti
baju kerja dan sarung tangan.
110
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
KESIMPULAN
Water treatment system atau proses pengolahan air merupakan serangkaian proses
untuk mengolah air yang tidak layak pakai (air kotor) menjadi air bersih yang layak, higienis,
dan terbebas dari unsur – unsur berlebih dari segi fisika maupun kimia. Proses pengolahan air
bersih ada berbagai macam yaitu proses fisika: sedimentasi, mixing, flokulasi, filtrasi, dan
aerasi, proses kimia: proses koagulasi, desinfeksi, presipitasi, pertukaran ion, adsorbsi, dan
oksidasi, proses kimia & fisika: ozonisasi, proses biologis
Teknik aerasi adalah suatu usaha penambahan konsentrasi oksigen yang terkandung
dalam air, melalui proses oksidasi untuk mengubah bentuk kation berjalan dengan baik.
Aerasi adalah pemambahan oksigen ke dalam air sehingga oksigen terlarut di dalam air
semakin tinggi. Teknik filtrasi merupakan proses penjernihan atau penyaringan air limbah
melalui media (pada penelitian ini digunakan batu apung), dimana selama air melalui media
akan terjadi perbaikan kualitas. Teknik sedimentasi adalah suatu unit operasi untuk
menghilangkan materi tersuspensi atau flok kimia secara gravitasi. Proses sedimentasi pada
pengolahan air limbah umumnya untuk menghilangkan padatan tersuspensi sebelum
dilakukan proses pengolahan selanjutnya
111
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
TUGAS
Jelaskan masing-masing kelebihan dan kekurangan pengolahan filtrasi, aerasi dan
sedimentasi !
SUMBER :
1. http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/kamu/kurmod/Pengolahanairbersih/mi-
6a%20modul%20penjernihan%20air%20dengan%20metode%20aerasi.pdf diakses pada
20 Februari 2020
2. Reynolds, Tom D. (1982), Unit Operations and Processes in Environmental Engineering,
Wadsworth Inc., California.
3. http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/kumpulan-teknik-penyaringan-airsederhana/
diakses pada tanggal 1 September 2011
4. Rich, Linvil G.,) unit Operations of sanitary Engineering, John Wiley & Sons, Inc,1974.
5. Huisman, L, Rapid Sand Filtration, Lecture Notes, IHE Delft Netherlands,1994.
6. www.wikipedia.com.
7. Roste, Ronald L.,Theory and Practice of Water and Wasterwater Treatment, John Wiley
& Sons, Inc., 1997.
8. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan.Yogyakarta: Kanisius.
9. Siswoyo. 1998. “Perubahan Kondisi Fisik dan Kimiawi Air Sumur di Kotatif Jember
Akibat Musim dan kepadatan Rumah Penduduk”. Tidak Diterbitkan. Laporan Penelitian.
Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember.
10. Said, Nusa Idaman; Wahyudi, Heru Dwi. Pembuatan filter untuk menghilangkan zat besi
dan mangan di dalam Air (10 Paket Teknologi Tentang Pengelolaan Air Bersih dan
Pengolahan Limbah Cair). Penerbit Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan
Limbah Cair, Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi,
Energi Material dan Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.
1999.
11. Slamet, J. Soemirat. Kesehatan lingkungan. Penerbit Gajah Mada Universitiy Press.
Yogyakarta. 1994.
12. Yuniar, M. Penurunan kandungan besi (Fe) air sumur dengan multiple tray aerator.
(Skripsi). STTL Yogyakarta. 1997. 4. Benny Syahputra. Penurunan kadar besi (Fe) pada
112
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
113
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL VII
TEKNIK PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN
KLORINASI DAN PENGGUNAAN ARANG AKTIF
114
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul VII ini merupakan modul yang membahas tentang Teknik Pengelolaan Dan
Pengolahan Klorinasi dan Penggunaan Arang Aktif
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul VII ini secara garis besar meliputi :
1. Klorin
2. Karbon
MATERI
Klorin
Pengertian Klorin
Klorin adalah unsur yang umum di Bumi, tetapi tidak ditemukan secara alami dalam
keadaan murni karena sangat reaktif dan cenderung membentuk senyawa dengan unsur-unsur
lainnya. Pada suhu kamar dan tekanan normal, klorin adalah gas kuning-hijau yang lebih
berat dari udara. Meskipun beberapa senyawa yang sangat penting untuk berbagai bentuk
kehidupan termasuk manusia dalam bentuk unsur, gas sangat beracun. Klorin digunakan
dalam industri untuk memproduksi plastik, insektisida, dan obat-obatan; untuk membersihkan
air untuk minum dan kolam renang; dan sebagai agen pemutih dalam industri kertas.
Unsur nomor 17 dalam tabel periodik, klorin adalah salah satu dari sekelompok unsur
yang berbagi sifat kimia yang mirip dikenal sebagai halogen, dengan anggota lain yang fluor,
brom, yodium dan astatine. Gas larut dalam air, membentuk campuran hipoklorit dan asam
klorida, dan klorin bebas. Ini adalah agen pengoksidasi kuat, yang berarti bahwa ia cenderung
untuk mengambil elektron dari unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa. Penggabungan
cara ini mudah dengan hidrogen dan dengan logam untuk membentuk klorida, serta mudah
menggabungkan dengan banyak senyawa organik.
Unsur klorin diproduksi dalam industri terutama oleh elektrolisis larutan garam
(natrium klorida). Proses membagi garam ke dalam unsur-unsurnya, dengan natrium
115
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
bergabung dengan air untuk membentuk natrium hidroksida dan klorin diproduksi sebagai
gas. Ada beberapa cara sederhana menghasilkan unsur di laboratorium, misalnya, oleh aksi
asam sodium atau kalsium hipoklorit, atau dengan mencampur asam klorida dan kalium
permanganat.
Penggunaan Klorin
Sifat pengoksidasi unsur ini membuatnya sangat efektif dalam membunuh
mikroorganisme berbahaya. Lebih dari 25.000 orang di seluruh dunia meninggal setiap hari
akibat penyakit yang ditularkan melalui air, seperti kolera dan tipus. Klorinasi air adalah
salah satu yang paling banyak digunakan pengamanan untuk pasokan air minum. Klorin
dapat ditambahkan ke air sebagai gas atau dalam bentuk senyawa hipoklorit, yang mungkin
padat atau dalam larutan cair. Hipoklorit melepaskan sejumlah kecil unsur ke dalam air.
Konsentrasi yang sangat rendah klorin yang cukup untuk membunuh sebagian besar
organisme penyebab penyakit. Meskipun biasanya ditambahkan pada instalasi pengolahan
air, jumlah yang sangat kecil yang diizinkan untuk tetap berada dalam air dalam kasus itu
menjadi terkontaminasi dalam perjalanannya ke rumah. Beberapa kekhawatiran telah
diungkapkan tentang efek kesehatan yang mungkin dari unsur ini dan produk sampingan
dalam air minum, tetapi tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa itu berbahaya. Konsensus
adalah bahwa manfaat dari klorinasi air jauh lebih besar daripada risiko. Pada tahun 1991,
wabah kolera besar di Amerika Latin disalahkan oleh pejabat kesehatan internasional tentang
keputusan oleh pemerintah Peru untuk menghentikan klorinasi beberapa pasokan air dalam
menanggapi kekhawatiran tentang efek terhadap kesehatan manusia.
Klorin dalam air keran dapat membahayakan ikan dan beberapa tanaman hias, tetapi
dapat dihilangkan dengan air mendidih selama beberapa menit atau dengan menempelkan
filter kepada keran. Cara lain adalah dengan menambahkan tablet deklorinasinya. Hal ini
membuat air dapat diminum, tetapi sangat cocok untuk mengisi tangki ikan. Unsur ini juga
digunakan untuk hama kolam renang. Karena air tidak untuk minum, jumlah yang lebih besar
dapat digunakan dan bau mungkin cukup terasa.
Penggunaan Desinfeksi Klorinasi
Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum digunakan. Klorin yang digunakan
dapat berupa bubuk, cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi kalsium hipoklorit,
sedangkan cairan klorin, berisi natrium hipokloritKlorinasi merupakan salah satu bentuk
pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan
kimia dalam air. Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang
116
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air.
Klorin ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air
minum di negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relatif
murah, mudah, dan efektif.
Berikut beberapa kegunaan klorin:
a) Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal
b) Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.
c) Dapat menghilankan bau dan rasa tidak enak pada air.
d) Dapat mengontrol perkembangan alga dan ornagisme pembentuk lumut yang dapat
mengubah bau dan rasa pada air.
e) Dapat membantu proses koagulasi.
Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin,
senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin.
Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin dalam air akan
memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan mati.
Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin mengalami kontak
langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat
bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin.
Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang
bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak selama 30
menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu biasanya klorin
ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa
penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum
mencapai konsumen.
Prinsip Pemberian Klorin
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses
klorinasasi, antara lain:
1. Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan menghambat proses
klorinasi.
2. Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat efektif mengoksidasi
bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen dan meninggalkan sisa
3. Tujuan klorinasi pada air adalah unutk mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2
mg/l did lam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety (nilai batas keamanan)
pada air untuk membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada saat
penyimpanan dan pendistribusian air.
4. Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat di pakai untuk
mebunuh kuman patogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk
meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air. Berikut istilah dalam
proses Klorin mematikan MO :
• Dosis klorin/Chlorine Dosage = Jumlah klorin yang ditambahkan, biasanya
dinyatakan dalam satuan mg/l.
• Kebutuhan klrorin/Chlorine Demand = Jumlah klorin yang tidak tersedia sebagai
desinfektan sebagai akibat reaksi dari berbagai senyawa.
• Residu klorin/Chlorine Residual = Jumlah klorin yang tersedia sebagai
desinfektan setelah waktu kontak tertentu.
118
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Ketersedian residu klorin bebas = Jumlah dari residu klorin yang tersedia dalam
air maupun air limbah. Cl2, HOCl, dan OCl- adalah “residu klorin bebas” karena
semuanya menghasilkan klorin bebas dalam air:
Cl2 (aq) + H2O(l) ↔ HOCl(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)
OCl-(aq) + H2O(l) ↔ HOCl(aq) + OH-(aq)
Break Point chlorination
• Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan
efektif jika pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8 .
Metode Klorinasi
Pemberian klorin pada disenfeksi pada air dapat dilakukan melalui beberapa cara
yaitu dengan pemberian :
• Gas klorin
Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien,
dan mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena ini beracun
dan dapat menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini
disebut sebagai chloronome equipments. Alat yang sering dipakai adalah paterson’s
chloronome yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur gas klorin pada persedian
air.
• Kloramin
Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan prsenyawaan lemah dari klorindan
anaomia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air dan sisa klorin bebas di
dalam air lebih persisten walau kerjanya lambat dan tidak ssuai untuk klorinasi dalam
skala besar.
• Perkloron
Perkloron sering juga disebut sebagai high test hypochlorite. Zat ini merupakan
persenyawaan antara kalsium dan 65-75% klorin yang diepaskan didalam air.
Keuntungan Klorinasi
Berikut beberapa kegunaan klorin:
1) Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.
2) Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide
3) Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.
119
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
4) Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat
mengubah bau dan rasa pada air.
5) Dapat membantu proses koagulasi.
Kelemahan Klorinasi
Banyak studi sudah mengungkapkan banyaknya hasil sampingan klorinasi pada air.
Penelitian terkini menyimpulkan, bahwa kontak ibu hamil dengan klorin sebelum melahirkan
dapat meningkatkan resiko kelainan janin.Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum
air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker
kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan
melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir
rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu
pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan
hati.
Pencegahan Efek Samping Klorinasi
Untuk mengurangi efek samping klorinasi, beberapa hal berikut dapat dilakukan :
1. Mengurangi Kadar Klorin Dalam Air
Dengan menggunakan Granulated activated carbon (GAC) atau butiran karbon aktif
sebagai filter air dapat mengurangi kadar klorin dalam air. Filter air dari arang ini
efektif untuk mengurangi rasa dan bau dari air. Saringan air sederhana yang
menggunakan arang sebagai salah satu bahan untuk saringan dapat digunakan untuk
mendapatkan air minum dengan penyaringan air minum sederhana. Tetapi cara terbaik
adalah tidak menggunakan klorin untuk disinfeksi air minum dan sebagai gantinya
dapat digunakan cara sederhana untuk melakukan disinfeksi pada air minum.
2. Mencegah Klorin Masuk ke Dalam Tubuh
Yaitu dengan menggunakan air sehemat dan seoptimal mungkin untuk mandi (baik
shower ataupun berendam), mencuci ataupun memasak dan sebaiknya air yang
digunakan adalah air dingin. Lalu membuka jendela atau ventilasi agar udara yang
mengandung klorin dapat keluar dan digantikan dengan udara yang bebas klorin.
Sedangkan untuk mengatasi bila terdapat klorin pada bak atau sumur sumber air, bak
dan sumur harus sering dikuras.
Menghitung Dosis Klorin Pada Klorinasi
Secara umum, dosis klorin yang dibutuhkan dalam porses klorinasi adalah jumlah dari
kebutuhan klorin dan sisa klorin yang diperlukan (atau sesuai dengan regulasi yang berlaku).
120
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Namun perlu juga diperhatikan bahwa pada saat proses kontak berlangsung akan ada klorin
yang hilang dan faktor kehilangan klorin ini perlu diperhitungkan agar dosis klorin yang
diberikan tidak kurang.
1) Kebutuhan klorin
Kebutuhan klorin atau chlorine demand dapat diketahui dengan analisis di
laboratorium. Saat ini telah banyak instrumen laboratorium bahkan portable yang
memiliki fungsi pembacaan kebutuhan klorin. Kita tinggal menambahkan reagen yang
biasanya sudah disediakan oleh pembuat instrumen kemudian melakukan pembacaan
pada alat yang sesuai.
2) Sisa klorin yang dibutuhkan
Konsentrasi sisa klorin perlu diketahui karena apabila kurang maka proses klorinasi
tidak akan efektif. Sebaliknya, apabila berlebih maka akan membahayakan organisme
perairan. Seperti halnya pada penentuan kebutuhan klorin, konsentrasi sisa klorin juga
dapat dianalisis menggunakan instrumen di laboratorium.
Karbon
Sejarah Karbon
(Latin: carbo, arang) Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman pra-
sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung di matahari,
bintang-bintang, komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam bentuk berlian
mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh ke bumi. Berlian alami
juga ditemukan di kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika Selatan, Arkansas dan beberapa
tempat lainnya. Berlian sekarang ini diambil dari dasar samudera di lepas pantai Cape of
Good Hope. Sekitar 30% berlian industri yang dipakai di AS sekarang ini merupakan hasil
sintesis.Energi dari matahari dan bintang-bintang dapat diatribusikan setidaknya pada siklus
karbon-nitrogen.
Keunikan atom Karbon
Meskipun karbon hanyalah salah satu unsur dari sekian banyak unsur dalam sistem
periodik, tetapi atom karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon yang lain dan
terhadap unsur-unsur lain menurut beragam cara sehingga dapat membentuk beegitu banyak
senyawa yang jumlahnya hamper tak terhingga. Atom karbon dan senyawanya dapat
dibedakan menjadi enpat jenis yaitu :
• Atom C primer : atom C yang mengikat 1 atom C yang lain
121
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
122
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Kerugian Karbon
Adapun senyawa karbon mempunyai dampak negatif sebagai berikut :
• Karbon disulfida CS2, beracun bila terserap kulit serta mudah terbakar dan meledak
terutama bila mengalami gesekan,
• Karbon tetraklorida CCl4, beracun bila tertelan, terhisap, dan terserap kulit. Selain itu
pemicu terjadinya kanker,
• Sifat CO2 yang dapat menyerap sinar infra merah lalu memantulkannya kembali ke
permukaan bumi disebut efek rumah kaca (green house effect). Akan tetapi, bila
kadar CO2 terlalu besar di udara dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi
bertambah panas sehingga terjadi pemanasan global (pemanasan yang merata di
permukaan bumi). Akibat dari pemanasan global di permukaan bumi tersebut, es di
kutub akan mencair dan dapat menimbulkan banjir di kota-kota pantai seluruh dunia.
Keberadaan Unsur Karbon di Alam
Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam wujud
mineral dan yang kedua dalam wujud grafit. Intan merupakan wujud mineral dari karbon. Ini
disebabkan satu atom karbon berikatan kovalen dengan empat atom karbon lain sehingga
membentuk geometri molekul tetrahedral, molekul berkembang ke segala arah menjadi
molekul yang sangat keras. Arang, wujud grafit dari karbon, juga terikat dengan empat atom
kabon yang lain, tetapi geometri molekulnya tidak membentuk tetrahedral, karena hanya ada
tiga ikatan yang berikatan kovalen tetap sedangkan yang satu ikatan lagi membentuk ikatan
kovalen sesaat dengan atom karbon lapisan atas dan bawah secara bergantian.
Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi dalam bentuk
unsur bebas dan senyawa. Senyawa alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik,
misalnya senyawa organik dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun
hewan. Selain itu, dalam bahan yang berasal dari benda hidup seperti arang dan minyak
bumi. Juga terdapat dalam senyawa organik komersial, misalnya senyawa asam asetat
(CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon lainnya adalah senyawa karbon anorganik,
yaitu senyawa karbondioksida (CO2) dan batuan karbonat (CO3) yang dikenal sebagai
mineral seperti karbonat dari unsur IIA (MgCO3, SrCO3, dan BaCO3). Juga kebanyakan
terdapat dalam senyawa karbonat dan bikarbonat, misalnya senyawa natrium karbonat
(Na2CO3) dan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama pada
mahluk hidup. Sebagian besar mahluk hidup mengandung atom karbon, ini dapat diketahui
123
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
jika mahluk hidup tersebut dibakar maka akan menyisakan zat yang berwarna hitam, seperti
kayu dibakar, binatang dibakar atau bahkan manusia yang terbakar. Zat hitam sisa dari
pembakaran itu adalah karbon.
Teknik Ekstraksi Unsur Karbon
• Karbon dibuat dengan mereaksikan coke dengan silica SiO2
Karbon terdapat dialam sebagai grafit . Grafit buatan dengan mereaksikan coke
dengan silica SiO2 dengan reaksi sebagai berikut:
SiO2 + 3C (2500°C) SiC + Si (g) + C(graphite)
• Pembuatan Karbon Aktif
Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak digunakan dalam industri
yang menggunakan proses absorbsi dan purifikasi. Karbon aktif adalah nama dagang
untuk arang yang mempunyai porositas tinggi, dibuat dari bahan baku yang
mengandung zat arang.
1. Pembutan karbon aktif dari kulit singkong
Kulit singkong mengandung karbon sekitar 59%. Proses pembuatan karbon aktif ini
terdiri dari dua tahapan yaitu aktivasi dan karbonasi.
a) Tahap aktivasi
Kulit singkong kering diaktivasi secara kimia menggunakan KOH 0,3 N selama 1
jam pada suhu 500oC di dalam mixer kemudian dikeringkan.
b) Tahap karbonisasi
Karbonasi dilakukan di dalam furnace elektrik (oksigen terbatas) pada suhu (3000,
4500, 6000, dan 7500) oC selama 1, 2, dan 3 jam.
Uji kualitas dan kuantitas karbon aktif meliputi uji kadar abu, kadar air, uji daya
serap karbon aktif, dan yield (hasil). Bilangan iodine optimal terbentuk pada
temperatur karbonisasi 3000 oC dan lamanya waktu karbonisasi 2 jam yaitu
606,589 mg/g dengan total kandungan kadar abu 4,934%, kadar air 1,419%, dan
yield 40,083% serta daya serap tinggi.
2. Pembutan karbon aktif dari tempurung kelapa
Pemilihan tempurung kelapa sebagai bahan baku karbon aktif atas dasar kualitas yang
dihasilkan lebih baik dari bahan lain. Proses pembuatan karbon aktif dari bahan baku
tempurung kelapa terbagi menjadi dua tahapan utama yaitu karbonisasi dan aktivasi.
o Proses pembuatan arang dari tempurung kelapa (karbonisasi)
124
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
125
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Bentuk Pellet. Karbon aktif berbentuk pellet dengan diameter 0,8-5 mm. Kegunaaan
utamanya adalah untuk aplikasi fasa gas karena mempunyai tekanan rendah, kekuatan
mekanik tinggi dan kadar abu rendah. Di gunakan untuk pemurnian udara, control emisi,
penghilang bau kotoran dan pengontrol emisi pada gas buang.
Karbon dibuat dari Pembakaran Hidrokarbon atau Coal
Karbon juga dapat dibuat dari pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang lainnya
dengan kondisi udara yang terbatas sehigga terjadi pembakaran yang tidak sempurna. Di
dalam tubuh makhluk hidup terdapat unsur karbon. Hal ini dapat dibuktikan secara sederhana
dengan membakar bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup, misalnya kayu, beras, dan
daging. Ketika dibakar, bahan-bahan tersebut akan menjadi arang (karbon).
Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon
• Sifat Fisika
o Fasa pada suhu kamar : padat
o Bentuk kristalin : intan dan grafit
o Massa jenis : 2,267 g/cm³ (grafit) dan 3,513 g/cm³ (diamond)
o Titik leleh : 4300-4700 K
o Titik didih : 4000 K
o Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)
o Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)
o Kalor uap : 355,8 kJ/mol
o Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK (diamond)
• Sifat Kimia
o Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
o Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)
o Energi ionisasi : 1086 kJ/mol
o Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
o Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
o Jari-jati atom : 70 pm
o Jari-jari kovalen : 77 pm
o Jari-jari Vander Waals : 170 pm
o Konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond) W/Mk
o Struktur Kristal : heksagonal
126
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Karbon juga berperan dalam pembuatan baja. Baja adalah logam paduan,
logambesi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan
unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi
karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasibergeser pada
kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain
karbon adalah (titanium), krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram).
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas
baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan
kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya
menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Sedangkan kegunaan karbon berdasarkan persenyawaannya, yaitu:
Gas CO2 dalam air akan membentuk senyawa H2CO3. Asam karbonat H2CO3,bila
ditambahkan ke dalam minuman (minuman berkarbonasi), akan memberikan rasa tajam yang
menyegarkan. Asam karbonat H2CO3, merupakan bahan baku untuk pembuatan garam-garam
karbonat. CO2 dalam udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan bumi pada malam hari
agar tidak terlalu dingin. CO2 dalam udara dapat menyerap sinar infra merah (sinar yang
mengandung energi panas) dari sinar matahari yang dipantulkan bumi. Pada malam hari
CO2 melepaskan infra merah tersebut ke permukaan bumi yang dingin sehingga permukaan
bumi menjadi hangat.
Adapun senyawa karbon mempunyai dampak negatif sebagai berikut :
• Karbon disulfida CS2, beracun bila terserap kulit serta mudah terbakar dan meledak
terutama bila mengalami gesekan,
• Karbon tetraklorida CCl4, beracun bila tertelan, terhisap, dan terserap kulit. Selain itu
pemicu terjadinya kanker,
• Sifat CO2 yang dapat menyerap sinar infra merah lalu memantulkannya kembali ke
permukaan bumi disebut efek rumah kaca (green house effect). Akan tetapi, bila kadar
CO2 terlalu besar di udara dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi bertambah panas
sehingga terjadi pemanasan global (pemanasan yang merata di permukaan bumi). Akibat
dari pemanasan global di permukaan bumi tersebut, es di kutub akan mencair dan dapat
menimbulkan banjir di kota-kota pantai seluruh dunia.
128
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
129
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
meningkatnya gas CO2 dikhawatirkan atmosfer mungkin menjadi begitu panas, sehingga
akan muncul perubahan suhu yang serius yang sering juga disebut efek rumah kaca.
3. Karbonat dan Bikarbonat
Karbonat dan bikarbonat adalah senyawa yang melimpah dan sangat berguna serta
terkenal. Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air. Misalnya CaCO3, BaCO3,
MgCO3 dan PbCO3. Banyak bikarbonat hanya stabil dalam larutan air. Contohnya ialah
Ca(HCO3)2, Mg(HCO)3. Semua logam IA kecuali Litium membentuk karbonat yang
larut, dimana yang paling murah dan berguna adalah NaHCO3 (Soda kue), Na2CO3 (Soda
abu).
4. Karbon Disulfida (CS2)
CS2 adalah cairan yang mudah terbakar dan dapat dipakai sebagai bahan pembuat
CCl4,dengan reaksi:
CS2 + 3Cl2 → CCl4 +S2Cl2
KESIMPULAN
Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah
menjalani proses filtrasi. Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses
klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida,
dihidroisosianurate dan kloramin. Desinfektan ini bekerja dengan baik untuk membunuh
bakteri, fungi dan virus. Namun desinfektan ini juga dapat menimbulkan efek negative
terhadap kesehatan manusia selain dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak pada
air.
TUGAS
Cari Studi kasus mengenai pengolahan air dengan teknik klorin dari jurnal bahasa Indonesia
dan bahasa inggris!
SUMBER :
1. Cotton, F.A. dan Wilkinson, G. 1989. Kimia anorganik I. Universitas Indonesia: Jakarta
2. Green Wood, N.N dan Earshshaw, A. 1989. Chemistry of Elements. New York
Pergamon Press: New York
3. H Petruci, Ralph.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Bogor
130
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
131
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL VIII
PENGOLAHAN DAMIU
132
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENGOLAHAN DAMIU
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul VIII ini merupakan modul yang membahas tentang Pengolahan DAMIU
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul VIII ini secara garis besar meliputi :
1. Definisi Depot Air Minum
2. Persyaratan Higiene Sanitasi dalam Pengelolaan Air Minum
3. Bahan Baku, Mesin dan Peralatan DAMIU
4. Proses Produksi DAMIU
5. Proses Air Minum
6. Pemeliharaan Sarana Produksi dan Program Sanitasi
7. Karyawan DAMIU
8. Penyimpanan Air Baku dan Penjualan pada DAMIUS
MATERI
Definisi Depot Air Minum
Depot Air Minum yang disingkat DAM adalah usaha yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual langsung kepada
konsumen. Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
133
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap
debu, dan mudah dibersihkan, serta warna yang terang dan cerah;
• Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak menyerap debu,
permukaan rata, dan berwarna terang, serta mempunyai ketinggian yang
memungkinkan adanya pertukaran udara yang cukup atau lebih tinggi dari ukuran
tandon air;
• Memiliki pintu dari bahan yang kuat dan tahan lama, berwarna terang, mudah
dibersihkan, dan berfungsi dengan baik;
• Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan tersebar secara
merata;
• Ventilasi harus dapat memberikan ruang pertukaran/peredaran udara dengan baik;
• Kelembaban udara dapat mendukung kenyamanan dalammelakukan
pekerjaan/aktivitas;
• Memiliki akses fasilitas sanitasi dasar, seperti jamban, saluran pembuangan air limbah
yang alirannya lancar dan tertutup, tempat sampah yang tertutup serta tempat cuci
tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun; dan
• Bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti lalat, tikus dan kecoa.
2. Peralatan
• Peralatan dan perlengkapan yang digunakan antara lain pipa pengisian air baku,
tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikrofilter, wadah/galon air
baku atau Air Minum, kran pengisian Air Minum, kran pencucian/pembilasan
wadah/galon, kran penghubung, dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) atau tidak menimbulkan racun, tidak menyerap bau dan rasa,
tahan karat, tahan pencucian dan tahan disinfeksi ulang.
• Mikrofilter dan desinfektor tidak kadaluarsa;
• Tandon air baku harus tertutup dan terlindung;
• Wadah/galonuntuk air baku atau Air Minum sebelum dilakukan pengisian harus
dibersihkan dengan cara dibilas terlebih dahulu dengan air produksi paling sedikit
selama 10 (sepuluh) detik dan setelah pengisian diberi tutup yang bersih; dan
• Wadah/galon yang telah diisi Air Minum harus langsung diberikan kepada konsumen
dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
134
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
3. Penjamah
• Sehat dan bebas dari penyakit menular serta tidak menjadi pembawa kuman patogen
(carrier); dan
• Berperilaku higienis dan saniter setiap melayani konsumen, antara lain selalu mencuci
tangan dengan sabun dan air yang mengalir setiap melayani konsumen, menggunakan
pakaian kerja yang bersih dan rapi, dan tidak merokok setiap melayani konsumen.
135
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
136
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Air baku harus diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili untuk
diperiksa terhadap standar mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Dokumen pengadaan air baku harus tersedia dalam Depot Air Minum yang isinya
antara lain adalah nama pemasok/pemilik sumber air, jumlah air dan tanggal
pengadaan.
2. Penyaringan bertahap terdiri dari :
• Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi yang
sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring partikel-partikel yang kasar. Bahan
yang dipakai adalah butir-butir silica (SiO2) minimal 80%. Ukuran butir-butir yang
dipakai ditentukan dari mutu kejernihan air yang dinyatakan dalam NTU.
• Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa berfungsi
sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. Daya serap
terhadap Iodine (I2) minimal 75%.
• Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran maksimal
10 (sepuluh) micron.
3. Desinfeksi
Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi dengan
menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki atau alat pencampur ozon lainnya
dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian
berkisar antara 0,06 - 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat
dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254
nm atau kekuatan 2537 0 A dengan intensitas minimum 10.000 mw detik per cm2.
• Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah Wadah yang dapat digunakan adalah
wadah yang terbuat dari bahan tara pang an (food grade) dan bersih. Depot Air
Minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang
dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air minum. Wadah yang
akan diisi harus di sanitasi dengan menggunakan ozon (O3) atau air ozon (air yang
mengandung ozon). Bilamana dilakukan pencucian maka harus dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan (food grade) dan air bersih
dengan suhu berkisar 60-850C, kemudian dibilas dengan air minum/air produk
secukupnya untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen yang dipergunakan untuk
mencuci.
137
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Catatan : Air bekas pencucian maupun bekas pembilasan tidak boleh digunakan
kembali sebagai bahan baku produksi (harus dibuang).
• Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan
dalam tempat pengisian yang hygienis.
• Penutupan
Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa konsumen dan atau
yang disediakan oleh Depot Air Minum.
B. Program Sanitasi
Permukaan peralatan yang kontak dengan bahan baku dan air minum harus bersih dan
disanitasi setiap hari. Permukaan yang kontak dengan air minum harus bebas dari kerak,
oksidasi dan residu lain.
Proses pengisian dan penutupan dilakukan secara saniter yakni dilakukan dalam ruang
yang hygienis. Wadah yang dibawa oleh konsumen harus disanitasi dan diperiksa sebelum
pengisian, dan setelah pengisian, wadah ditutup dengan penutup tanpa disegel. Wadah cacat
harus dinyatakan tidak dapat dipakai dan tidak boleh diisi.
Pekerjaan pembersihan dilakukan baik di ruang produksi maupun tempat pengisian
sehingga dapat mencegah kontaminasi pada permukaan yang berkontak langsung dengan air
minum, bila menggunakan bahan sanitasi maka konsentrasinya harus sesuai dengan
persyaratan yang berlaku. Pada perlakuan sanitasi harus dicatat konsentrasi bahan sanitasi
dan lamanya waktu bahan sanitasi berkontak dengan permukaan yang disanitasi.
Karyawan DAMIU
a) Karyawan yang berhubungan dengan produksi harus dalam keadaan sehat, bebas dari
luka, penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap
air minum.
b) Karyawan bagian produksi (pengisian) diharuskan menggunakan pakaian kerja, tutup
kepala dan sepatu yang sesuai.
c) Karyawan harus mencuci tangan sebelum melakukan pekerjaan, terutama pada saat
penanganan wadah dan pengisian.
d) Karyawan tidak diperbolehkan makan, merokok, meludah atau melakukan tindakan lain
selama melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan pencemaran terhadap air minum.
e) Karyawan/personil tidak diperbolehkan dalam tempat pengisian kecuali yang berwenang
dengan pakaian khusus untuk melakukan pengujian atau pekerjaan yang diperlukan.
139
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
ada stok air minum dalam wadah yang siap dijual. Penyimpanan hanya boleh dilakukan
untuk air baku dalam tangki penampung.
B. Penjualan
Depot Air Minum tidak boleh melakukan penjualan secara eceran melalui
toko/kios/warung dan hanya diperbolehkan menjual di tempat usaha langsung kepada
konsumen yang membawa wadah miliknya sendiri atau disediakan oleh Depot.
Pelaksanaan penjualan/pengisian dilakukan seperti uraian pada proses pengisian air
minum yang dimulai dari pembilasan/ pencucian/sterilisasi wadah, pengisian dan
penutupan.
KESIMPULAN
Depot Air Minum yang disingkat DAM adalah usaha yang melakukan proses pengolahan
air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual langsung kepada konsumen.
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengolalaan air minum meliputi tempat, peralatan dan
penjamah.
Proses produksi DAMIU meliputi : penampungan air baku dan syarat bak penampung,
penyaringan bertahap dan desinfeksi. Sebelum dijual, untuk pertama kali produk air minum
harus dilakukan pengujian mutu yang dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi atau
yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi. Pengujian mutu air
minum wajib memenuhi persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002. Pengendalian dan pengujian mutu untuk menjamin tercapainya
mutu sesuai Keputusan Menteri Kesehatan yang berlaku dilakukan dengan cara mengambil
sampel dari titik keluarnya air minum (pengisian).
TUGAS
Jelaskan bagaimana pelaksanaan pengelolaan DAMIU yang tepat dan benar !
SUMBER :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang
Higiene Sanitasi Depot Air Minum
2. Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
651/MPP/ Kep/10/2004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan
Perdagangannya
140
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL IX
PENGOLAHAN AIR PDAM
141
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul IX ini merupakan modul yang membahas tentang Pengolahan Air PDAM
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul IX ini secara garis besar meliputi :
1. Teknik-teknik Pengolahan Air Buangan
2. Tahapan Pengolahan Air Bersih
3. Proses Pengolahan Air pada PDAM Padang
MATERI
Teknik-teknik Pengolahan Air Buangan
Pengolahan Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,
diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau
bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.
• Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan
bahan tersuspensi yang berukuran besar . Bahan tersuspensi yang mudah mengendap
dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan . Parameter desain yang
utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu
detensi hidrolis di dalam bak pengendap .
• Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya . Flotasi
juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification)
atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke
atas (air flotation).
• Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan , biasanya dilakukan untuk mendahului
proses adsorbsi atau proses reverse osmosisnya , akan dilaksanakan untuk menyisihkan
sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses
adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa .
142
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Proses adsorbsi , biasanya dengan karbon aktif , dilakukan untuk menyisihkan senyawa
aromatik (misalnya : fenol ) dan senyawa organik terlarut lainnya , terutama jika
diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut . Teknologi membran
(reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika
pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan
operasinya sangat mahal.
Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor,
dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.
• Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat
bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan
(flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasireduksi, dan juga
berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
• Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan
elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar
terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan.
• Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan
alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut
atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5
dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen , sebelum
diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr( OH)3 ], terlebih dahulu direduksi menjadi
krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4 , SO2 , atau Na2 S2 O5 ).
• Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada konsentrasi
rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl), 2 kalsium
permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida.
• Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia
tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia .
Pengolahan Secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling
143
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
murah efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan
biologi dengan segala modifikasinya.
Pada dasarnya , reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis ,
yaitu :
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang
dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam
reaktor jenis ini . Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya ,
antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi .
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional , oxidation ditch mempunyai
beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90%
(dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit . Selain efisiensi yang
lebih tinggi (90%- 95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu
detensi hidrolis total lebih pendek (4- 6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula
menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak
diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk
dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu
detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak
diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang
ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media
pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi
telah banyak dikembangkan selama ini , antara lain:
• trickling filter
• cakram biologi
• filter terendam
• reaktor fludisasi
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-
90%. Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi ,
proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis :
a) Proses aerob , yang berlangsung dengan hadirnya oksigen ;
144
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
145
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
146
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Klarifer yang digunakan adalah modern clarifier, dimana kogulasi, flokulasi dan
sidimentasi terjadi pada satu tempat Air yang dipompakan dari tangki pengendapan
sebelum masuk ke klarifier di masukan larutan alum Al2(SO4)3
Klarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan larutan
Alum Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada klarifier terdapat mesin agitator yang berfungsi
sebagai alat untuk mempercepat pembentukan flok. Pada klarifier terjadi pemisahan
antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan dengan menggunakan
pipa yang besar untuk kemudian dipompakan ke filter. Klarifier terbuat dari beton yang
berbentuk bulat yang dilengkapi dengan penyaring dan sekat.
Dari inlet pipa klarifier, air masuk ke dalam primary reaction zone. Di dalam prymari
reaction zone dan secondary reaction zone,air dan bahan kimia (Koagulan yaitu tawas)
diaduk dengan alat agitataor blade agar tercampur homogen. Maka koloid akan
membentuk butiran-butiran flokulasi.
Air yang telah bercampur dengan koagulan membentuk ikatan flokulasi, masuk
melalui return floc zone dialirkan ke clarification zone. Sedimen yang mengendap dalam
concentrator dibuang. Hal ini berlangsung secara otomatis yang akan terbuka setiap satu
jam sekali dalam waktu 1 menit. Air yang masuk ke dalam clarification zone sudah tidak
dipengaruhi oleh gaya putaran oleh agitator, sehingga lumpurnya mengendap. Air yang
berada dalam clarification zone adalah air yang sudah jernih.
5. Sand Filter
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan cepat). Sand filter jenis
ini berupa bak yang berisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk menyaring flok halus dan
kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator). jumlah bak penyaringan 12 unit dengan
kemapuan kapasitas saringan 500 l/dt
Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu dengan
mesh tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut.Zat-zat padat yang tidak
larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan terkumpul di bagian dasar
dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju reservoir.
6. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring melalui
filter, Air yang dalam reservoar ini sebelum disalurkan ke konsumen di berikan larutan
kaporit untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air tersebut.
147
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan untuk mengikat zat pengotor tersuspensi yang terlarut
dalam air adalah :
• Tawas
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini
paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah
pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi
turbidity air baku maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakain tawas
juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut.
Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin
turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif
antara pH 5,8-7,4. Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas
perlu ditambahkan alkalinitas, biasanya ditambahkan larutan kapur (Ca(OH)2) atau soda
abu (Na2CO3).
• Kapur
Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi dengan
bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan cukup banyak
sehingga pH = 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada
pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu.
• Klorin
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai
oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan
bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang
banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe(III) dan Mn(III). Yang dimaksud
dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk pula asam hipoklorit (HOCl)
dan ion hipoklorit (OCl- ), juga beberapa jenis kloramin seperti monokloramin (NH2Cl)
dan dikloramin (NHCl2) termasuk di dalamnya. Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau
dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi
antara amoniak (NH3) baik anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan
klorin.
Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang
didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air,
148
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk
natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih besar.
Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang
didesinfeksi.
Pemeriksaan Mutu Air
1. Jar test
Jar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis optimal dari
koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakan pada proses pengolahan air bersih.
Kekeruhan air dapat dihilangkan melalui pembubuhan koagulan. Umumnya koagulan
tersebut berupa Al2(SO4)3, namun dapat pula berupa garam FeCl3 atau sesuatu
polyelektrolit organis. Selain pembubuhan koagulan diperlukan pengadukan sampai
terbentuk flok. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid yang
tumbuh dan akhirnya bersamasama mengendap.
2. Comperator
• Comperator pH
o Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml
o Sampel ditetesi dengan indikator Bromthymol Blue (BTB) sebanyak 4- 6 tetes,
diaduk
o Kemudian dinasukkan di sebelah kiri bagian dalam comperator
o Dibandingkan warna sampel dengan warna standart pada comperator dengan
memutar roda standart comperator, apabila warna tersebut telah sama lalu
dibaca nilainya.
• Comperator Klor
o Dimasukkan sampel ke dalam tabung sebanyak 10 ml
o Ditetesi dengan indikator otolidine reagent sebanyak 4-6 tetes, lalu diaduk
o Tempatkan sampel pada sebelah kanan bagian dalam comperator
o Nilai sisa klor dihitung dengan membandingkan warna sampel dengan warna
standart yang sama
3. Turbidity
Turbidity merupakan alat untuk mengukur tingkat kekeruhan air.
4. Analisa Kesadahan
149
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Kesadahan adalah air yang mengandung garam-garam mineral seperti garam kalsium dan
magnesium. Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca 2+ , Mg 2+ , Mn 2+
,Fe 2+ , dan semua kation yang bermuatan dua.
5. Analisa Alkalinitas
Alkalinity adalah kapasitas air untuk menentukan asam tanpa penurunan nilai pH larutan.
KESIMPULAN
Teknik-teknik pengolahan air buangan terbagi tiga yaitu pengolahan secara fisik,
kimia dan biologi. Tahapan pengolahan air bersih terdiri dari tahap pengendapan alami, tahap
penjernihan dan penyaringan serta tahap penjernihan dan pengendapan padatan tersuspensi.
Zat kimia yang digunakan untuk mengikat zat pengotor tersuspensi yang terlarut dalam air
adalah : tawas, kapur dan klorin. Pemeriksaan mutu air ada 5 cara yaitu jar test, comperator,
turbidity, analisa kesadahan dan analisa alkalinitas.
TUGAS
Menurut pendapat anda bagaimana mengenai air PDAM pada saat sekarang ini dan rumuskan
solusi pemecahannya !
SUMBER:
Hafni,2012. Proses Pengolahan Air Bersih Pada PDAM Padagng. Jurnal Momentum. Vol 12
No 2
150
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL X
TEKNIK PERPIPAAN DAN POMPA
151
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul V ini merupakan modul yang membahas tentang Teknik Perpipaan dan Pompa
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul V ini secara garis besar meliputi :
1. Sistem Jaringan Tertutup (Perpipaan)
2. Sistem Distribusi Air Bersih
3. Jenis-jenis Pipa
4. Kompenen Sistem Perpipaan
MATERI
Sistem Jaringan Tertutup (Perpipaan)
Jenis saluran tertutup ini juga digunakan untuk debit yang besar, saluran tertutup
pada umumnya menggunakan pipa baik untuk air baku, air setengah olahan maupun air
bersih. Bahan pipanya bisa bermacam – macam seperti besi/baja, beton, asbes, PVC, HDPE,
dan lain-lain. Sistem penyediaan air minum meliputi 5 (lima) sistem, yaitu :
1. Sistem sumber air baku (collection system)
2. Sistem pengolahan (treatment system)
3. Sistem reservoir (storage system)
4. Sistem transmisi (transmission)
5. Sistem distribusi (distribution)
Kelima sistem tersebut dapat berdiri sendiri atau digabungkan dan/atau
dikombinasikan hal ini sesuai kualitas air bakunya, bila kualitas telah memenuhi syarat maka
hanya perlu dilakukan chloor injection atau pembubuhan kaporit (Cahyana, 2006)
Sistem Sumber Air Baku (Collection System)
Sumber air baku dapat berupa air permukaan, danau, sungai, mata air, atau air tanah
dalam (aquifer). Untuk mengambil dan mengalirkan air dari sumber air tanah dalam (deep
well) umumnya digunakan Sumur Bor (SB), reservoir dapat berupa sistem gravitasi atau
sistem pemompaan. Hal ini sangat tergantung dari letak dan elevasi pelayanan terhadap
sumber air.
152
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan yang lainnya membentuk loop, sistem
distribusi bercabang (dead-end distribution system), atau kombinasi dari kedua system
tersebut (grade system ). Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi,
lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa
akan dipasang (BPPSPAM Kementrian PU, 2009).
Masalah utama pada sistem distribusi adalah tekanannya rendah atau tinggi, air
mandek (stagnated water), dan kebocoran. Masalah tekanan dan kebocoran bisa dievaluasi
dengan analisa gradien hidrolis (HGL) atau disimulasikan dengan komputer, dengan
mengubah diameternya, diperbesar atau di perkecil. Air mandek bisa ditanggulangi dengan
meniadakan ujung-ujung pipa dijadikan loop semua.
Sisa tekanan air maksimum pada umumnya ditentukan pada saat tidak ada aliran dan
dapat dihitung berdasarkan selisih antara tinggi air paling atas reservoir distribusi dengan
titik terendah. Tekanan maksimum pada jaringan distribusi umumnya dibatasi sekitar 60
meter kolom air (6 Kg/cm2 ) untuk alasan ekonomis. Tekanan air yang tinggi dapat
mempercepat kerusakan-kerusakan di sistem perpipaan dan dapat menyebabkan angka
kebocoran tinggi. Tekanan minimum yang diisyaratkan adalah 0,6 meter kolom air (0,6
kg/cm2), untuk menjaga air dapat mengalir ke rumah pelanggan.
Sistem Distribusi Berdasarkan Tipenya.
Berdasarkan tipenya sistem distribusi dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem gravitasi,
pompa dan gabungan keduanya.
1. Sistem Gravitasi
Sistem ini digunakan menurut topografi. Pada sistem ini distribusi air ke konsumen
dapat dilakukan tanpa pompa. Keuntungan sistem ini adalah tidak ada energi yang
hilang, pengoprasian sedikit menggunakan mekanik, tidak tergantung persediaan listrik,
dan biaya pemeliharaan rendah.
2. Sistem Pompa
Sistem penyediaan air dengan pompa kemungkinan dengan atau tidak adanya reservoir
pada sistem distribusi. Ketika tidak ada reservoir persediaan air menuju ke tempat
perhentian pompa kerusakan atau kekuatan kerusakan. Secara umum sistem pompa
dengan kapasitas penyimpanannya yang terbatas yang mana biasanya lebih diandalkan.
Penyimpanan air di tangki layanan digunakan sebagai penyangga untuk kerusakan
pompa atau kekuatan pengerusakan.Reservoir juga mengontrol tekanan di sistem
distribusi.
155
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
3. Sistem Gabungan
Sistem gabung kapasitas yang dibutuhkan di aliran dalam dan luar lokasi dari unit
penyimpanan biasanya ditentukan oleh topografi.
Sistem Distribusi Berdasarkan Polanya
Dalam sistem distribusi terdapat tiga pola sistem, yaitu sistem pola cabang (Branch)
sistem pola lingkaran (loop), dan sistem pola Gridiron (BPPSPAM Kementrian PU, 2009) :
• Sistem Cabang (Branch)
Sistem cabang memiliki ciri-ciri, yaitu merupakan sistem terbuka, memiliki satu arah
pengaliran, gradasi ukuran pipa terlihat jelas dan memerlukan banyak blow off karena
terdapat banyak dead-end. Bentuk cabang dengan jalur buntu (dead-end) menyerupai
cabang sebuah pohon. Pada pipa induk utama (primary feeders), tersambung pipa
induk sekunder (secondary feeders) dan pipa induk sekunder tersambung dengan pipa
pelayanan utama (small distribution mains) yang terhubung dengan penyediaan air
minum dalam gedung. Bentuk ini dapat digunakan untuk daerah pegunungan
mengikuti konturnya, juga dapat dipakai pada daerah yang baru berkembang sebagai
bentuk sementara atau pada daerah yang sudah tidak mungkin lagi berkembang.
Keuntungan sistem ini adalah:
a. Sangat baik untuk daerah menurun.
b. Ekonomis karena jalurnya relatif pendek, dimensi pipa lebih kecil karena
melayani populasi terbatas,mudah dalam pengembangan jaringan.
c. Mudah dalam oprasi dan perbaikan.
d. Disain jaringan pipanya sederhana.
e. Pengambilan dan tekanan pada titik manapun dapat dihitung dengan mudah.
f. Membutuhkan beberapa katup untuk pengoprasian sistem.
Kerugian sistem ini adalah :
a. Bila aliran daerah hilir terputus karena kerusakan, otomatis titik yang ada
dibawahnya terganggu.
b. Tidak bisa melayani peningkatan lonjakan kebutuhan secara tiba- tiba, dan
tidak mencukupi suplai untuk pemadam kebakaran.
• Sistem lingkaran (Loop)
Ciri-ciri utama sistem ini terletak mengelilingi daerah layanan. Pengambilan
dibagi menjadi dua dan masing-masing mengelilingi batas daerah layanan dan
keduanya bertemu kembali diujung. Pipa perlintasan (cross) menghubungkan kedua
156
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
pipa induk utama. Didalam daerah layanan pipa pelayanan utama terhubung dengan
pipa induk utama. Sistem ini dipakai untuk daerah yang relatif datar, dan paling ideal
digunakan. Keuntungan sisitem ini adalah :
a. Dapat dilayani daerah yang luas dan memungkin pengembangan jaringan
sesuai yang diinginkan.
b. Jika terjadi kerusakan di suatu tempat, kerusakan dapat dilokalisir sehingga
tidak mengganggu keseluruhan sistem.
c. Setiap titik mendapat suplai dari dua arah.
d. Desain pipa mudah.
Kerugian sistem ini yaitu dari segi ekonomi, biaya yang dibutuhkan untuk
sistem ini lebih besar dari pada sistem branch, karena lebih banyak membutuhkan
pipa.
• Sistem Gridiren
Pipa induk utama dan pipa induk sekunder terletak dalam kotak, dengan pipa
induk utama, pipa induk sekunder, serta pipa pelayanan utama saling terhubung.
Sistem ini paling banyak digunakan. Keuntungan sistem ini adalah :
a. Air dalam sistem pengaliran bebas ke beberapa arah dan tidak terjadi stagnasi
seperti bentuk cabang.
b. Ketika pada perbaikan pipa, air yang tersambung dengan pipa tersebut tetap
mendapat air dari bagian lain.
c. Kehilangan tekanan pada semua titik dalam sistem minimum. Kerugian
sistem ini adalah :
a. Perhitungan ukuran pipa lebih rumit.
b. Membutuhkan lebih banyak pipa dan sambungan pipa sehingga lebih mahal.
panjang. Yang misalkan seharusnya hanya memiliki lintasan 100m maka bisa jadi harus dua
kali lipatnya karena adanya area untuk menyambungkan lintasan.
• Sistem Distribusi Terbuka
Sistem ini membuat pipa tidak mengelilingi suatu sistem. Sistem ini lebih mengedepankan
pada penggunaan tekanan eksternal, dalam hal ini yang biasa digunakan pada sistem
distribusi terbuka adalah tekanan dari pompa booster atau tekanan dari aliran air atas
(Pressure Tank). Kelebihan dari penggunaan sistem ini adalah, menggunakan pipa yang lebih
pendek dibanding dengan sistem tertutup yang harus menggunakan pipa melingkari sistem.
Namun kekurangannya adalah, untuk area yang jauh dari sumber air atau reservoir maka akan
mengalami tekanan air yang kecil. Maka dari itu disinilah fungsi pompa ada.
Jenis-jenis pipa
Dari sekian jenis pembuatan pipa, mulai dari material hingga kegunaannya pada
umumnya pipa dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Jenis pipa tanpa sambungan, merupakan pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan.
2. Jenis pipa dengan sambungan, adalah pembuatan pipa dengan cara sambungan yang
dilakukan dengan cara pengelasan.
Bahan-Bahan Pipa Secara Umum
Bahan-bahan pipa yang dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut atau
material yang digunakan pada saat pembuatan awal pipa dan dapat dibagi secara umum
sebagai berikut:
• Baja Karboon (carbon steel)
• Molibdenum karbon (carbon moly)
• Galvanees
• Ferro nikel
• Stainlees steel
• PVC (polyvinyl chloride)
• Chrome moly
Bahan-bahan Pipa Secara Khusus
• Vibre glass
• Aluminium
• Besi tanpa tempa (wrought iron)
158
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Tembaga (copper)
• Kuningan merah (red brass)
• Timah tembaga (nickel tembaga)
• Besi timah krom (nickel crome iron)
Komponen Sistem Perpipaan
Komponen perpipaan ini harus dibuat sesuai denganspesifikasi, standar yang terdaftar
dalam simbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih pada sebelumnya. Komponen-
komponen tersebut meliputi pipa-pipa (pipes), flens-flens (flanges), sambungan (fittings),
katup (valves), baut-baut (boltings), gasket, bagian khusus (special items), saringan (strainer)
• Pipa-pipa (pipes)
Pipa-pipa adalah saluran yang tertutup sebagai sarana untuk pengaliran atau transportasi
fluida bisa juga sebagaisarana pengaliran atau transportasi energi dalam aliran.Pipa yang
umumdigunakan pada industri proses dan pembangkit listrik (power Plant) yaitu pipa
baja (steel pipe)dan pipa besi (iron pipe).
• Flens (flange)
Flens adalah sebuah mekanisme yang menyambungkan antar elemen atau
equipmentperpipaan yaitu antara dua buah pipa, equipment, fittingatau valve,
bejanatekan, kolom reaksi, pompa dan lainya dapat dihubungkan bersama-sama. Flange
tersedia dalam berbagai bentuk, tekanan, rating dan ukuran untuk memenuhi persyaratan
desain.
• Katup (Value)
Salah satu komponen yang penting pada sistem perpipaan adalah katup. Katup atau
valveyang merupakan alat atau bagian yang berfungsi untuk mengatur aliran suatu fluida
dengan cara menutup, membuka atau menghambat sebagian jalan aliran fluida tersebut.
• Sambungan (fitting)
Sambungan (fitting) adalah merupakanbagian dari suatu instalasi perpipaan yang
berfungsi sebagai penyambung antar pipa dan sebagai akhir perpipaan atau outlet fitting.
• Baut-baut (boltings)
Baut atau Bolting berfungsi sebagai pengikat untuk menahan dua obyek bersama, dan
berbagai jenis komponen atau equipment. Ada tiga jenis baut yang umum digunakan
yaitu baut mesin (mechine bolt), baut paku (stud bolt), dan ulir penutup (cap screw).
159
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Gasket
Gasket pada sambungan flens berfungsi untuk mencegah kebocoran pada setiap
sambungan flens perlu digunakan gasket, baik yang berbentuk oval atau lingkaran (ring).
Gasket diletakkan pada permukaan flange (flange face).
• Alat-alat khusus
Alat-alat khusus ini hanya membicarakan mengenai saringan (strainer) dan alat
perangkap uap (steam trap). Saringan (strainer) disini berguna sebagai alat penyaringan
kotoran baik yang berupa padat, cair atau gas. Alat penyaringan ini digunakan pada jalur
pipa guna menyaring kotoran pada aliran yang akan diproses atau hasil proses lebih baik
mutunya.
• Perangkap Uap
Steam trap merupakan alat yang digunakan untuk menyingkirkan air dari uap, di mana
air ini tidak ada gunanya bahkan akan memberikan hambatan pada aliran uap atau dapat
menimbulkan kerugian lainnya. Perangkap uap ini ditempatkan pada tempat terendah
dari suatu jalur perpipaan atau dipasang pada kantung pipa yang disebut drip leg
KESIMPULAN
Sistem penyediaan air minum meliputi 5 (lima) sistem, yaitu : Sistem sumber air baku
(collection system), Sistem pengolahan (treatment system), Sistem reservoir (storage system),
Sistem transmisi (transmission) dan Sistem distribusi (distribution). Sistem distribusi air
bersih terbagi dau yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Jenis pipa dikelompokkan
menjadi dua yaitu jenis pipa tanpa sambungan, merupakan pembuatan pipa tanpa sambungan
pengelasan dan jenis pipa dengan sambungan, adalah pembuatan pipa dengan cara
sambungan yang dilakukan dengan cara pengelasan.
TUGAS
Jelaskan kembali apa yang saudara pahami mengenai teknik perpipaan dan pompa !
160
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL XI
PENCEMARAN AIR
161
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENCEMARAN AIR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul XI ini merupakan modul yang membahas tentang Pencemaran Air
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul XI ini secara garis besar meliputi :
1. Timbulnya Pencemaran Air
2. Sumber dan Jenis Pemcemar Air
3. Parameter Fisik Pencemaran Perairan
4. Parameter Kimia Pencemaran Perairan
5. Dampak Pencemaran Air
6. Pencegahan Pencemaran Air
7. Penanggulangan Pencemaran Air
MATERI
Timbulnya Pencemaran Air
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dari komponen abiotik dan
biotik dengan interaksi diantaranya yang membentuk identitas dan kapasistas
ekosistem.Manusia adalah bagian penting dalam suatu ekosistem yang dapat berperan secara
internal maupun eksternal dari suatu ekosistem. Keterlibatan manusia menjadi bagian dari
ekosistem memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan ekosistem. Untuk
pertumbuhan dan memenuhi keperluan hidupnya manusia menjadikan lingkungan sebagai
sumberdaya dalam memenuhi berbagai aktivitas produksinya. dalam melakukan aktivitas,
manusia maupun makhluk hidup lain menghasilkan bahan buangan yang biasa disebut
limbah. namun, yang menjadi persoalan adalah limbah dalam jumlah yang besar dan dapat
berbahaya dari suatu aktivitas yang intensif, yaitu industri. industri dalam skala kecil hingga
besar telah merupakan sumber pencemar bagi lingkungan tanah, air dan udara dari berbagai
limbah yangg dapat berbentuk padat, cair dan gas.
Sumber pencemar merupakan sumber zat/bahan asing yang masuk ke lingkungan dan
menimbulkan perubahan pada lingkungan. Perubahan pada lingkungan dapat terjadi
tergantung pada besarnya jumlah maupun tingkat toksik dari limbah yang dimasukan ke
162
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
lingkungan serta faktor kapasitas media lingkungan dalam menampung limbah untuk tidak
terjadi pencemaran ataupun kerusakan media lingkungan itu sendiri. Beban pencemar yang
masuk melampaui daya dukung lingkungan akan terjadi pencemaran dan kerusakan dan
demikian sebaliknya. Jika beban lingkungan terlalu besar, lingkungan membutuhkan waktu
untuk memperbaiki diri dan jika perbaikan sulit dilakukan, maka terjadi pencemaran
lingkungan.
5 Garam-garam - X X X
6 Logam yang toksik - X X X
7 Bahan organic yang - X X -
toksik
8 Pencemaran panas - X - -
Sumber pencemar juga dapat dikelompokan menjadi sumber pencemar langsung dan
sumber pencemar tidak langsung. Sumber pencemar langsung adalah sumber pencemar yang
langsung keluar dari sumbernya masuk ke media sebagai sumber dampak. Sumber pencemar
langsung antara lain dari kegiatan industri, rumah tangga, pertanian, peternakan dan
sebagainya. Sumber tidak langsung adalah kontaminan yang memasuki lingkungan melalui
media perantara, misalnya tanah, air tanah dan hujan sebelum ke target penerima dampak.
Jenis bahan buangan dari sumber pencemar langsung maupun tidak langsung dapat berbagai
bentuk sebagai berikut :
• Bahan Buangan Padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar
maupun yang halus. Bentuk bahan buangan ini di perairan dapat tersuspensi, terlarut atau
bahkan mengendap. Hal ini akan mempengaruhi kekeruhan dan berat jenis perairan.
Bahan buangan ini kadangkala menimbulkan warna dan bau spesifik di perairan. Jika
warna perairan gelap, akan mempengaruhi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sinar
matahari sangat berguna untuk fotosintesis.
• Bahan Buangan Organik
Mencakup bahan buangan yang dapat didegradasi oleh mikroorganisme. Hal yang
penting adalah sebaiknya tidak mebuang bahan buangan organik ini ke dalam perairan
karena akan menyuburkan perairan, sehingga timbul bakteri pathogen. Bahan buangan
organik sebaiknya dibuat kompos atau untuk diproses menghasilkan gas metan.
• Bahan Buangan Anorganik
Bahan buangan anorganik berupa bahan buangan/limbah yang sulit terurai/didegradasi
oleh mikroorganisme. Apabila masuk ke dalam perairan, maka akan terjadi peningkatan
ion logam di perairan. yang berasal dari industri misalnya timbal (Pb), Cadmium (Cd),
Air Raksa (Hg), Kroom (Cr), nikel (ni).
• Bahan Buangan Olahan
Bahan Makanan Merupakan bahan buangan organik yang memiliki kekhasan, yaitu bau
yang sangat menyengat hidung. Apabila bahan makanan mengandung protein dan gugus
164
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Amin, maka akan menjadi senyawa amonia yang mudah menguap dan berbau busuk.
Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya, juga terdapat bakteri pahtogen yang
membahayakan kesehatan manusia.
• Bahan Buangan Cairan Berminyak
Bahan buangan yang tidak dapat larut dalam air, sehingga akan mengapung di
permukaan perairan. Lapisan minyak akan menghalangi cahaya matahari masuk
sehingga menghambat proses fotosintesis. Peristiwa ini akan menurunkan kadar dO
(Dissolved Oxygen) di perairan
• Bahan Buangan Zat Kimia
Bahan buangan zat kimia terdiri dari bahan sabun/detergent, bahan pemberantas kimia
(insektisida), Zat warna kimia. Bahan buangan sabun di perairan ditandai dengan adanya
buih-buih sabun di permukaan perairan. Sabun berasal dari asam lemak (Stearat, Palmitat
atau Oleat) yang direaksikan dengan na(OH) atau K(OH). Beberapa sifat sabun adalah
larutan sabun akan menaikkan pH dan mengganggu kehidupan organisme di dalam air.
Bahan antiseptik yang ditambahkan dalam sabun akan menggangu organisme di dalam
air dan terdapat sebagian bahan sabun yang tidak dapat dipecah oleh mikroorganisme.
Pemakaian basa natrium (na) atau Kalium (K) dapat meningkatkan kesadahan air.
Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian menimbulkan
sisa bahan insektisida yang cukup banyak. insektisida sulit dipecah atau diurai oleh
mikroorganisme dan membutuhkan waktu yang lama. Akibat yang ditimbulkan oleh
insektisida akan menurunkan kadar oksigen terlarut di dalam air.
• Zat Warna Kimia
Banyak digunakan dalam industri, untuk membuat produk menjadi menarik. Zat
warna merupakan racun dan bersifat carcinogenic bagi tubuh karena tersusun dari zat
kimia yaitu chromogen dan Auxochrome.
Jenis polutan antropogenik adalah polutan yang masuk ke badan air akibat aktivitas
manusia, misalnya kegiatan domestic (rumah tangga), kegiatan urban (perkotaan),
maupun kegiatan industri. Berdasarkan sifat toksiknya, polutan/pencemar dibedakan
menjadi dua, yaitu polutan tak toksik (non toxic polutans) dan polutan toksik (toxic
pollutans).Polutan tak toksik biasanya berada pada ekosistem secara alami, bersifat
mencemari jika terdapat dalam jumlah yang berlebihan, sehingga dapat mengganggu
kesetimbangan ekosistem melalui proses fisika dan kimia perairan. Polutan tak toksik
terdiri dari bahan-bahan tersuspensi dan nutrient. Bahan-bahan tersuspensi
165
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
I. Padatan tersuspensi total ( Total Suspended Solid atau TSS) adalah bahan-bahan
tersuspensi (diameter > 1 μm) yang tertahan di saringan millipore berdiameter 0,45
μm. TSS terdiri dari Lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik yang terdiri
dari kikisan tanah dan erosi tanah yang terbawa ke badan air.
II. Padatan yang menetap (Settleable solid) adalah padatan tersuspensi yang dapat
diendapkan selama periode tertentu dalam wadah yang berbentuk kerucut terbalik
(imhoff cone). Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid atau TDS) adalah
bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6mm –
diameter 10-3mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain,
yang tidak tersaring pada kertas saring yang berdiameter 0,45 μm. TDS biasanya
disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasanya ditemukan di
perairan.
Tabel 8. Ion-ion yan biasa ditemukan di perairan
168
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Perairan yang memiliki kadar COD tinggi tidak ideal bagi kepentingan perikanan dan
pertanian. Kandungan COd pada perairan yang tidak tecemar biasanya berkisar kurang
dari 20 mg/liter. Sedangkan pada perairan yang tercemar lebih dari 200 mg/liter dan pada
limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/liter (Effendi, 2003)
• Nitrit (NO2-)
Nitrit bersifat toksik dalam perairan, kandungan nitrit di perairan ditentukan oleh
pencemarn oleh senyawaan N dan terhambatnya proses pembentukan nitrat oleh
mikroorganisme hal ini berkaitan juga dengan ketersediaan oksigen terlarut. Umumnya,
perairan alami memiliki kadar nitrit dalam jumlah sedikit, dan segera teroksidasi menjadi
nitrat yang menyebabkan kandungan nitrat lebih tinggi dari nitrit. Sumber nitrit berkaitan
dengan sumber yang menghasilkan senyawaan nitrogen, sumber tersebut umumnya
berasal dari limbah industri dan limbah domestik. Perairan alami mengandung nitrit
sekitar 0,01 mg/liter dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/liter karena dapat bersifat
toksik. Pada manusia konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan
terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah. (Effendi, 2003).
• Nitrat (NO3)
Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama
bagi pertumbuhan tanaman dan alga. nitrat sangat mudah larut dalam air dan sangat
stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna nitrogen di perairan, yang
berlangsung pada kondisi aerob. Kadar nitrat nitrogen perairan alami biasanya tidak lebih
dari 0,1 mg/liter. Kadar nitrat > 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran
anthropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan.
• Besi (Fe)
Keberadaan besi pada perairan permukaan di pada kerak bumi menempati posisi
keempat terbesar. Besi ditemukan dalam kation Ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+). Pada
perairan alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang cukup, ion ferro yang
yang bersifat mudah larut dioksidasi menjadi ion ferri. Proses redoks besi melibatkan
bakteri sebagai mediator Kadar Besi pada perairan alami berkisar antara 0,05-0,2
mg/liter (Boyd, 1988), kadar besi > 1,0 mg/liter dapat membahayakan kehidupan
organisme akuatik.
• Kadmium (Cd)
Kadmium banyak digunakan dalam industri metalurgi, pelapisan logam, pigmen, baterai,
peralatan elektronik, pelumas, peralatan fotografi, gelas, keramik, tekstil dan plastik.
170
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Kadar Kadmium pada perairan alami sekitar 0,0001-0,001 mg/liter. Untuk melindungi
kehidupan ekosistem akuatik sebaiknya perairan memiliki kadar kadmium sekitar 0,0002
mg/liter (Effendi, 2003).
• Timbal (Pb)
Timbal pada perairan ditemukan dalam keadaan terlarut atau tersuspensi. Kelarutan
timbal sangat rendah sehingga kadar timbal dalam air sangat sedikit. Kadar dan toksisitas
timbal ditentukan oleh kesadahan, pH, alkalinitas dan kadar oksigen. Akumulasi timbal
dalam tubuh manusia mengakibatkan ganguan pada otak dan ginjal dan kemunduran
mental pada anak-anak yang sedang berkembang. Pada Perairan yang diperuntukkan
bagi air minum sebaiknya kadarnya tidak melebihi 0,1 mg/liter (Effendi, 2003)
• Fosfat (PO4)
Fosfat banyak digunakan sebagai pupuk, sabun atau detergen, bahan industri keramik
dan minyak pelumas. Kadar Fosfor yang diperkenankan bagi kepentingan air minum
adalah 0,2 mg/liter. Kadar fosfor pada perairan alami berkisar antara 0,005-0,02 mg/liter
(Effendi, 2003). Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa
Ortofosfat, Polifosfat dan Fosfat-organis. Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti
H2PO4-, HPO42-dan PO43-. Sedangkan Polifosfat (juga disebut “Condensed Phosphates”)
merupakan senyawa polimer seperti (PO3)63-(heksametafosfat), P3O105- (tripolifosfat).
Setiap senyawa fosfat tersebut tedapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di
dalam sel organisme di dalam air. dalam air limbah, senyawa fosfat dapat berasal dari
limbah penduduk, industri dan pertanian. di daerah pertanian, ortofosfat berasal dari
bahan pupuk, yang masuk ke dalam sungai melalui drainase dan aliran hujan. Polifosfat
dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan
bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan
sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa
makanan. Fosfat Organis dapat juga terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses
biologis oleh bakteri maupun tanaman.
Jika kadar fosfat pada air alami sangat rendah (<0,01 mg P/l), pertumbuhan tanaman
dan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop. Bila kadar lain atau
nutrient sangat tinggi, pertumbuhan ganggang dan tanaman tidak terbatas (keadaan
eutrop) (Allaerts, 1984).
171
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
masalah estetika lingkungan. Limbah minyak dan lemak juga menimbulkan masalah estetika
lingkungan, yaitu sekitar tempat pembuangan limbah menjadi licin.
Pada tempat pembuangan dan pengolahan limbah, masalah bau umumnya timbul dari
beberapa kegiatan antara lain : tangki pembuang limbah industri, tangki pembusuk limbah
yang mengandung Hidrogen Sulfida (H2S) dan proses pengolahan bahan organik.
173
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia,
yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci,
memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus
bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan
kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada
kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.
Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi
asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air
alam. Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan
berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat
sumber air yang aman, bersih dan sehat.
KESIMPULAN
Sumber pencemar merupakan sumber zat/bahan asing yang masuk ke lingkungan dan
menimbulkan perubahan pada lingkungan. Sumber pencemar yang berasal dari aktivitas
manusia dapat diidentifikasi kedalam suatu lokasi tertentu (point source) atau tak
tentu/tersebar (non point/diffuse source). Jenis pencemar air yaitu bahan buangan padat,bahan
buangan organik, bahan buangan olahan, bahan buangan cairan berminyak, bahan buangan
zat kimia, zat warna kimia.Parameter fisika air yang dipergunakan utnuk mengetahui kualitas
air yaitu suhu, kecerahan dan kekeruhan, warna serta padatan total, terlarut dan
tersuspensi.Parameter kimia pencemaran perairan yaitu derajat keasaman, DO, BOD, COD,
Nitrit, Nitrat, Fe, Cd, Pb, dan fosfat.
Penceraman air dapat berdampak terhadap kehidupan biota air, kuliatas air tanah,
serta kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap
pencemaran air agar kesediaan air bersih tetap ada.
TUGAS
Bagaimana menurut anda kasus pencemaran air saat ini dan bagaimana seharusnya ?
SUMBER:
1. Suyasa, Wayan Budiarsa. 2015. Pencemaran Air & Pengolahan Air Limbah. Denpasar :
Udayana University Press
174
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
2. Syofyan,Elvi Roza dan Aguskamar. 2013. Peranan Masyarakat Dalam Pencegahan dan
Penanggulangan Pencemaran Sungai. Poli Rekayasa. Vol 8 No 2
175
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL XII
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
176
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul XII ini merupakan modul yang membahas tentang Pengolahan Air Limbah
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul XII ini secara garis besar meliputi :
1. Pengetian Air Limbah
2. Sumber Limbah Cair
3. Pemantauan Kualitas Air
4. Karakteristik Limbah Cair
5. Pengolahan Air Limbah
MATERI
Pengertian Air Limbah
Menurut Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu
usaha dan atau kegiatan yang berwjud cair. Airlimbahdapat berasal dari rumah tangga
(domestik) maupun industri. Berikutmerupakan definisi air limbah dari berbagai sumber, sbb:
Air limbah atau yang lebih dikenal dengan air buangan inimerupakan :
a) Limbah cair atau air buangan (waste water) adalah cairan buanganyang berasal dari
rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industry maupun tempat-tempat umum lainnya
yang biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatanatau kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
b) Kombinasi dari cairan atau air yang membawa buangan dariperumahan, institusi,
komersial, dan industri bersama dengan airtanah, air permukaan, dan air hujan.
c) Kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, industri, airtanah/permukaan serta buangan
lainnya (kotoran umum).
d) Cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan,perkantoran, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya, dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-
zat yang dapat membahayakan kesehatan/kehidupan manusia serta mengganggu
kelestarian lingkungan hidup.
e) Semua air/zat cair yang tidak lagi dipergunakan, sekalipun kualitasnya mungkin baik.
177
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
178
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Enviromental surveillance yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur pengaruh yang
ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui
perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan.
• Establishing water-quality criteria yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antara perubahan variabel-variabel ekologi perairan dengan parameter fisika dan
kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air.
• Appraisal of resources yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu
tempat secara umum.
Pemantauan kualitas air pada saluran pembuangan limbah industri danbadan air
penerima limbah industri pada dasarnya memiliki tujuan sebagai berikut :
• Mengetahui karakteristik kualitas limbah cair yang dihasilkan
• Membandingkan kualitas limbah cair dengan baku mutu kualitas limbah industri, dan
menentukan beban pencemaran menurut Kep.No.51/MEN-LH/10/1995
• Menilai efektivitas instalasi pengolahan limbah industri yang dioperasikan
• Memprediksi pengaruh yang mungkin ditimbulkan oleh limbah cair tersebut terhadap
komponen lingkungan lainnya. (Effendi,2003)
179
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Karakteristik kimia air limbah ditentukan oleh BOD, COD, dan logam-logam berat yang
terkandung dalam air limbah.
• BOD
• COD.
• Methan.
• Keasaman air
• Alkalinitas
• Lemak dan minyak
• Oksigen terlarut.
• Logam-logam berat dan beracun
3. Sifat Biologis
Bahan-bahan organik dalam air terdiri dari berbagai macam senyawaan. Protein adalah
salah satu senyawa kimia organik yang membentuk rantai kompleks, mudah terurai
menjadi senyawa-senyawa lain seperti asam amino. Bahan yang mudah larut dalam air
akanterurai menjadi enzim dan bakteri tertentu. Bahan ragi akan terfermentasi
menghasilkan alkohol. Pati sukar larut dalam air, akan tetapi dapat diubah menjadi gula
oleh aktifitas mikrobiologi. Bahan-bahan ini dalam limbah akan diubah oleh
mikroorganisme menjadisenyawa kimia yang sedrehana seperti karbon dioksida dan air
sertaamoniak. (Ginting,2006)
180
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
182
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Di tahap terakhir ini, akan ada pengolahan sisa-sisa proses sebelumnya seperti
lumpur. Lumpur ini akan diolah dan dihilangkan, seperti dengan dikeringkan, dibakar
dan lainnya. Setelah itu, lumpur sisa-sia pengolahan aman untuk dibuang ke alam.
KESIMPULAN
Limbah cair atau air buangan (waste water) adalah cairan buanganyang berasal dari
rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industry maupun tempat-tempat umum lainnya
yang biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatanatau kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Limbah cair bersumber dari limbah cair domestic dan limbah cair
industri.Karakteristik limbah cair bisa dilihat dari sifat fisik, kimia dan biologi. Pengolahan
limbah dapat dilaukukan secara alami dan buatan.
TUGAS
1. Jelaskan berbagai macam sumber air limbah !
2. Jelaskan teknik pengolahan air limbah yang benar dan tepat !
SUMBER:
1. Kencanawati, CIPK. 2016. Sistem Pengelolaan Air Limbah. Denpasar : Univeristas
Udayana
2. Askari,Haris. 2015. Perkembangan Pengolahan Air Limbah. Bandung Institute of
Technology.
183
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL XIII
PENGELOLAAN SAMPAH
184
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
PENGELOLAAN SAMPAH
185
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Reduksi volume sampah secara mekanik. Dilakukan pemadatan pada dump truck yang
dilengkapi alat pemadat sehingga volume sampah jauh berkurang dan volume
yangdiangkut menjadi lebih banyak.
• Reduksi volume sampah secara pembakaran. Proses ini dapat dilakukan oleh sekelompok
masyarakat dengan catatan memilki ruang atau area terbuka cukupluas. Pembakaran
dilakukan dengan menggunakan suatu unitinstalasi incinerator sederhana. Syaratnya
sampah harus dipisahantara yang dapat terbakar dan tidak dapat dibakar serta plastik.
Plastik jangan ikut dalam proses pembakaran karena zat yangdihasilkan akan
membahayakan kesehatan.
• Reduksi sampah secara kimiawi. Cara ini disebut pyrolysis yaitu pemanasan tanpa
oksigen pada suatu reaktor. Umunya zat organik tidak tahanterhadap panas sehingga
dengan pemanasan tanpa oksigen ini akan memecah struktur zat organik tersebut
(kondensasi) menjadi gas,cair dan padat.
Ada beberapa manfaat besar reduksi dalam upaya:
❖ Penyelamatan Sumber Daya Alam, limbah yang masuk ke alammemiliki sebuah daur
hidup (life cycle) dimana tidak semua bahan dapat terdegradasi di alam terutama dalam
tanah. Contohnya sampah plastik, bisa ratusan tahun sampah ini terurai dalam tanah.
Berbeda sekali dengan sampah organik yang bisa cepatterurai dalam tanah.
❖ Mengurangi Limbah Beracun, hal ini sangat penting artinya,sebuah tindakan dimana
memilih atau menggunakan zat tidak beracun atau memiliki kadar racun yang rendah.
Contohnyadengan mengurangi pestisida dalam mengatasi masalah hama pada tumbuhan.
Saat ini banyak sekali tanaman organik yangtidak menggunakan pestisida, tetapi
memanfaatkan predator serangga dan diversifikasi tanaman pada satu wilayah.
❖ Mengurangi Biaya, dari semua tindakan reduksi harus bisa berdampak kepada
pengurangan biaya. Tidak ada artinya melakukan reduksi limbah tetapi disisi lain biaya
produksi semakin mahal bahkan menyebabkan overhead yang semakin besar. Reduksi
limbah setidaknya harus berdampak pada efisiensi ekonomis, kegiatan bisnis, sekolah,
dan yang terpenting adalah konsumen.
2. Reuse (menggunakan kembali)
Reuse (mengunakan kembali) yaitu pemanfaatan kembali sampah secara lansung tampa
melalui proses daur ulang (Suryono dan Budiman, 2010). Contohnya seperti kertas-kertas
berwarna-warni dari majalah bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado yang menarik,
pemanfaatan botol bekas untuk dijadikan wadah cairan misalnya spritus, minyak cat.
186
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Menggunakan kembali barang bekas adalah wujud cinta lingkungan, bukan berarti
menghina. Syaratreuse adalah barang yang digunakan kembali bukan barang yang
disposable (Sekali pakai, buang), barang yang dipergunakan kembali merupakan barang
yang lebih tahan lama, hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum
menjadi sampah dan sampah plastik yang digunakan bukan berupa kemasan makanan, tidak
direkomendasikan untuk dipergunakan kembali karena risiko zat plastik yang berdifusi
kedalam makanan. (Kuncoro Sejati, 2008). Sebelum sampah digunakan kembali, dilakukan
proses pembersihan dan pengelompokkan sampah menurut jenis. Sampah yang digunakan
sampah nonorganik seperti kertas, plastik, korangdll.
Pengelolaan sampah dengan cara reuse dapat dilakukan denganbeberapa peoses yaitu:
• Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakanbeberapa kali atau berulang-
ulang.
• Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untukfungsi yang sama atau
fungsi lainnya.
• Sampah yang dipilih dikelompokan menurut jenisnya.
• Lakukan pebersihan sampah.
• Sampah yang telah dipilih dan dibersihkan kemudiandimanfaatkan kembali baik untuk
fungsi yang sama atau fungsiyang berbeda. Pengelolaan sampah dapat menberikan
manfaatdan kurugian.
Untuk mengetahui manfaat dan kerugian dari reuse yaitu:
• Manfaat penggunaan kembali
o Menghemat gas rumah kaca, menjaga sumber daya alam danmenghemat energi lebih.
o Mengalihkan unsur beracun seperti timbal, kadmium danmerkuri dari tempat
pembuangan sampah.
o Menghemat bahan mentah dan energi sepanjang barang yangdipergunakan kembali
menggantikan barang baru yang dapatdiproduksi industri.
o Mengurangi kebutuhan akan tempat sampah−Dapat memberikan lapangan pekerjaan
yang berkelanjutan.
• Kerugian penggunaan kembali
o Terkadang membutuhkan proses pembersihan dantransportasi, yang
mengorbankan lingkungan juga.
187
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
188
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Bentuk dan fungsinya tetap Misalnya: daur ulang kertasdengan hasil dan bentuk yang
sama.
• Bentuk berubah tetapi fungsi tetap Misalnya: daur ulangbotol bekas air mineral
• Bentuk berubah dan fungsi pun berubah Misalnya: plastic menjadi sedotan, bekas
sedotan menjadi hiasan, dll. Tidaksemua jenis sampah yang bisa digunakan dalam
metode ini, memerlukan peralatan yang relative mahal bila dilaksanakan secara mekanis,
kurang sehat bagi pemulung sampah(informal).
4. Composting
Composting adalah suatu cara pengelolaan sampah secara alamiah menjadi bahan yang
sangat berguna bagi petanaman/pertanian dengan memanfaatkan kembali sampah organik
dari sampah tersebut dengan hasil akhir berupa pupuk kompos yang tidak menbahayakan
penggunaanya (Suryono dan Budiman, 2010).
Pengomposan dilakukan untuk sampah organik, kegiatan inidilakukan secra terbuka
(aerob) mapun tertutup (an-aerob) (Purwendro dan Nurhidayat, 2008). Material yang dapat
yang dapatdijadikan kompos yaitu bahan-bahan organik padat misalnya limbahorganik
rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota,kotoran/limbah peternakan, limbah-
limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri.
Bahan organik yang sulit dan tidak diikutkan dalam proses composting karena tidak
mudah membusuk atau mengandung bahan kimiawi yang menggangu proses dekomposisi
sebagi berikut:
• Plastik, kaca, logam, kayu keras atau kayu yangmengandungbahan kimia.
• Daging, tulang, duri ikan, kulit kerang, kulit telur, dll.
• Produk-produk yang berasal dari susu.
• Sisa makanan berlemak.
• Rumput liar atau sayuran yang mengandung biji bakal tumbuh,bila tetap akan dipakai
maka biji-bijian ini harus dimatikan duludengan membungkus dengan plastik
hitam/kresek dan dijemur diterik mata hari selama 2-3 hari sampai yakin biji-bijian itu
sudah mati.
• Kotoran hewan peliharaan yaitu anjing dan kucing.
• Kulit keras buah kenari, buah kemiri, batok kelapa, kulit durian.
• Arang, abu, abu rokok.
• Tembakau dan puntung rokok.
189
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
190
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Dalam waktu 5 minggu apabila proses berjalan baik, akan terlihat kompos berwarna
kehitam-hitaman. Untuk lebih memantapka ndan stabilisasi kompos ini dapat
ditambahkan waktunya sampai2-4 minggu.
• Apabila proses berjalan sempurna maka hasil composting berupa pupuk kompos yang
berwarna hitam kelabu, lunak ,dan tidak berbau kecuali bau khas kompos. Kompos
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan
akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya dari pada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih tahan
disimpan, lebih berat, lebih segar, danlebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek
A. Aspek Lingkungan
• Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah danpelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusukakibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah.
• Mengurangi kebutuhan lahanuntuk penimbunan.
B. Aspek Ekonomi
• Mengurangi volume/ukuran limbah.
• Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.
C. Aspek bagi tanah/tanaman
• Meningkatkan kesuburan tanah.
• Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.
• Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah.
• Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
• Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlahpanen).
• Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
KESIMPULAN
Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis danberkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganansampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007).
Metode pengolahan sampah terbagi atas : reduse, reuse, recycling dan composting
191
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
TUGAS
Berikan solusi mengenai permasalahan sampah yang ada di Indonesia saat ini !
SUMBER :
Kencanawati, CIPK. 2016. Sistem Pengelolaan Air Limbah. Denpasar : Univeristas Udayana
192
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
MODUL XIV
SISTEM DRAINASE
193
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
SISTEM DRAINASE
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul XIV ini merupakan modul yang membahas tentang Sistem Drainase
B. Ruang Lingkup Isi
Isi dari Modul XIV ini secara garis besar meliputi :
1. Pengertian Drainase
2. Sistem Jaringan Drainase
3. Jenis-jenis Drainase
4. Bentuk Penampungan Drainase
MATERI
Pengertian Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa
merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong –gorong dibawah tanah. Drainase
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi.(Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)
Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur dalam SK
menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase kota adalah
jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi
kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai
melintas di dalam kota.
194
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
Jenis-jenis Drainase
Drainase dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
• Menurut sejarah terbentuknya
o Drainase alamiah (Natural Drainage)
Drainase alamiah adalah sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak ada
unsur campur tangan manusia.
196
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Menurut konstruksi
o Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalahsistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk
menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan
sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota,
saluran terbuka inibiasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi
saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu
(masonry) ataupun dengan pasangan bata.
dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan
kota-kota besar lainnya.
• Menurut fungsi
o Single Purpose
Single purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan
saja.
o Multy Purpose
Multy purpose adalahsaluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan,
baik secara bercampur maupun bergantian.(H.A Halim Hasmar.2011)
198
[Modul Elektronik- Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan] 2020
• Trapesium
Pada umumnya saluran terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup kemungkinan
dibuat dari pasangan batu dancoram beton. Saluran ini memerlukan cukup ruang.
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan, air rumah tangga
maupun air irigasi dengan debit yang besar
• Segitiga
Bentuk saluran segitiga umumnya diterapkan pada saluran awal yang sangat kecil
• Lingkaran
Biasanya digunakan untuk gorong –gorong dimana salurannya tertanam di dalam
tanah
KESIMPULAN
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa
merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong –gorong dibawah tanah. Drainase
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu : sistem
jaringan makro dan sistem jaringan mikro.Jenis- jenis drainase dibedakan beberapa bagian
yaitu menurut sejarah terbentuknya, letak saluran, konstruksi, dan fungsinya. Bentuk
penampungan drainase ada yang bebertuk persegi panjang, trapesium,segitiga dan lingkaran.
TUGAS
Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai sistem drainase !
SUMBER :
Nugrahahedi SA, dkk. 2014. Perencanaan Sistem Drainase Kali Kendal. Jurnal Karya Teknik
Sipil. Vol 3 No.4
199