Anda di halaman 1dari 119
@ (AE rsup cenghareng OK, PANDUAN TANGGAP DARURAT BENCANA 2019 RSUD Cengkareng 4. Kamat Raya, SumiCengkareng indeh, CengkarengTimur, Jakarta Barat 11730 “el. (02) 54872674 uring, Fax (02) 542685, Wee: wn succenghareng.cm, ema ‘tingrs@rauscengkareng com RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG Menimbang NOMOR 1145 TAHUN 2019 TENTANG TIM TANGGAP DARURAT BENCANA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG : a. Bahwa Tim Tanggap Darurat Bencana Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng sebagaimana telah ditetapkan dengan dengan Surat Keputusan Direktur Nomor 219 Tahun 2018 tentang Tim Tanggap darurat Bencana Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat ini dan perlu disempurnakan ; b. Bahwa dalam rangka mewujudkan pelayanan rumah sakit yang baik dan bermutu, maka perlu ditunjang dengan prinsip- prinsip penanggulangan kondisi darurat dan bencana sccara tepat dan berdaya guna; c. Bahwa dalam rangka menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja lintas sektoral dan lintas program dengan mengikutsertakan peran masyarakat dalam penangulangan kondisi darurat dan bencana di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng; d. bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng merupakan rumah sakit yang dapat menjadi tempat rujukan bagi korban bencana di Daerah Khusus Ibu kota Jakarta khususnya Jakarta Barat; ¢. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan dengan huruf d, perlu menetapkan Keputusan Direktur Tim Tanggap Darurat Bencana. Mengingat : 1, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publil ny . Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 4, Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 186/MEN/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 145/MENKES/SK /1/2007 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/PER/ VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; 7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan teknis system proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan; 8. Keputusan Menteri_ Kesehatan Nomor 1087/Menkes/ SK/V/2009 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 342/ Menkes/SK /V/2009 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah; 10.Keputusan Menteri_ Kesehatan Nomor —368/menkes PER/VII/2009 tentang Standar Pelayanan Gawat Darurat} 11, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan; 12.Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 13. Peraturan Gubernur Nomor 250 Tahun 2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Utuh; 14, Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 392 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng; 15. Keputusan Gubernur Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1106 Tahun 2019 tentang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Dalam dan Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Atas Nama Pujiono, SH dan Kawan-Kawan Sebanyak 15 (Lima Belas) Orang; 16. Keputusan Direktur Nomor 214 Tahun 2018 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng; e MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG TENTANG TIM TANGGAP DARURAT BENCANA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG Pertama : Membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana dengan Struktur Organisasi, susunan tim dan uraian tugasnya sebagaimana terlampir dalam Keputusan Direktur ini A Kedua : Tim Tanngap Darurat Bencana sebagaimana tersebut pada Diktum Kesatu memiliki tugas pokok sebagaimana terlampir pada Keputusan Direktur ini. Ketiga : Dalam menjalankan tugasnya Tim Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab kepada Direktur. a Keempat + Sejak Berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Direktur Nomor 219 Tahun 2018 tentang Tim Penanggulangan Bencana 3 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. + Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Juli 2019 DIREKTU) NGKARENG PROVINSI DAE} JUKOTA JAKARTA, 20199203 1005 Tembusan : Wadir Keuangan dan Umum; Wadir Pelayanan; Para Kepala Bagian dan Bidang; Para Ketua Komite; Kepala SPI; « OP Bie Lampiran II Keputusan Direktur RSUD Cengkareng Nomor 1145 Tahun 2019 “ Tanggal —: 15 Juli 2019 STRUKTUR TIM TANGGAP DARURAT BENCANA DI LUAR JAM KERJA RoorinatorKeadaanDaruat/KKD 1 Dreltur 2. WatirKevagan & Unum 3. Wai Pelayanan o/ om e Kooriatr ata “as Tin Tim Tin Te (5h . Tie Kecangan | |_ SOM (00/0M) Meds Fama taal Teka es sit) amas ee fhe = oy oMl ‘asir) =| kee a Tin ae 7" ‘Parkie (pj Shite) a Pergamanan tt eee Penyelamatan Dans yar beri a (Banra yang bercias) Peoyelmat 4) dotunen rental Tin lant ete one i vir Regu Titik i Tim Logistik. Setumpal Peritan (gear, Lantai 1 sd 8 (Tebnisi medis sesuai yj shit/sesual shift) shift) SNIP. 1963 1020109203105 . See Lampiran III Keputusan Direktur RSUD Cengkareng Nomor : 1145 Tahun 2019 Tanggal —: 15 Juli 2019 Susunan Tim Tanggap Darurat Bencana RSUD Cengkareng Di Dalam Jam Kerja Koordinator Keadaan Darurat : Direktur Kalau tidak ada Direktur dibantu oleh: - Wadir Keuangan dan Umum - Wadir Pelayanan Koordinator Darurat Umum: Kabag Umum dan Pemasaran Kalau tidak ada Kabag Umum dan Pemasaran dibantu oleh : Koordinator Darurat Medis Koordinator Lantai Tim Teknik Tim Pengaman dan Penyelamat Tim Pembersih Tim Peralatan Tim Humas Tim Parkir Tim Transportasi Tim Logistik Makanan dan Linen Tim Keuangan Tim SDM Tim Medis Tim Farmasi Kabag Keuangan dan Perencanaan Kabag SDM : Kabid Pelayanan Medis Kalau tidak ada Kabid pelayanan Medis dibantu oleh : Kabid Pelayanan Penunjang Medis Kabid Pelayanan Keperawatan : Kepala Ruangan / PJ unit : KSP, Pemeliharaan Rumah Sakit Chief Security : Pengadministrasi Rumah Tangga : PJ. Alat Medis : KSP.Pemasaran dan Informasi : Manager : KSP. Rumah tangga : KSP, Penunjang Khusus : KSP. Pemberdaharaan : KSP. Pemberdayaan SDM : Ka, Inst. IGD : Ka, Inst. Farmasi Ned Lampiran IV Keputusan Direktur RSUD Cengkareng Nomor 145 Tahun 2019 Tanggal 15 Juli 2019 Susunan Tim Tanggap Darurat Bencana RSUD Cengkareng Di Luar Jam Kerja Koordinator Keadaan Darurat Koordinator Darurat Umum Koordinator Darurat Medis Koordinator Lantai Tim Teknik ‘Tim Pengaman dan Penyelamat. : Tim Pembersih Tim Peralatan ‘Tim Informasi ‘Tim Parkir Tim Transportasi ‘Tim Logistik Makanan dan Linen : Tim Keuangan Tim SDM ‘Tim Medis Tim Farmasi : Petugas Apotik Lantai : DO / DM : DO/ DM : Dokter Jaga Ruangan Senior : PJ. Shift Petugas Teknisi Dandru : Surpervisor Cleaning Service/Petugas CS IGD Petugas Teknisi : DO/ DM : Petugas Parkir : Dokter IGD Petugas Gizi GDSK : Koordinator Kasir Rawat Inap / Kasir IGD : DO/ DM : Dokter Jaga Ruangan Senior Satu Yang Senior CENGKARENG PROVINSI JSXIBUKOTA JAKARTA, V3 3 DIREKTUR RS) Lampiran V Keputusan Direktur RSUD Cengkareng Nomor 1145 Tahun 2109 Tanggal 5 Juli 2019 URAIAN TUGAS TIM TANGGAP DARURAT BENCANA RSUD CENGKARENG 1. Koordinator Keadaan Darurat ( KKD ) a. Memimpin organisasi tanggap darurat melalui Koordinator Umum dan Koordinator Medis dalam operasi penanggulangan keadaan darurat dan bencana; b. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat dan bencana dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil termasuk penghuni gedung termasuk sistem evakuasi; c. Memberikan instruksi dalam setiap tindakan darurat evakuasi penghuni (pegawai, pasien, keluarga/ tamu pasien); d. Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait seperti Dinas Kebakaran, PLN, Polisi, BMKG atau Rumah Sakit lain untuk pemindahan Pasien; e. Menyatakan aktivasi darurat serta selesai atau tidaknya operasi darurat dan bencana; f. Tugasnya KKD jika terjadi kebakaran : a) Menilai kondisi kebakaran guna keputusan evakuasi parsial/ total lantai atau sebagian/ seluruh lantai; b) Menginstruksikan evakuasi horizontal atau vertikal (sesuai kondisi kebakaran, penyebaran asap dan panas); c) Memastikan semua pasien & keluarga telah ter-evakuasi dan pegawai; 4) Menilai kondisi bangunan, apakah layak untuk digunakan rawat inap pasien setelah terjadi kebakaran pada ruangan/ lantai terbakar; ©) Menginstruksikan untuk memindahkan pasicn ke lokasi perawatan internal atau rumah sakit lain, jika kondisi bangunan tidak layak digunakan; g. Tugas KKD jika terjadi gempa : a) Saat merasakan adanya gempa, menuju ke peta aman sampai goncangan reda; b) Mencari informasi skala intensitas goncangan gempa sumber gempa ke BMKG dan menginformasikan ke semua penghuni bangunan gedung; c} Jika intensitas goncangan : *Sampai maximum skala IV, memerintahkan agar tetap bekerja seperti keadaan normal; «Skala V& VI: - Melakukan pemeriksaan ke seluruh ruangan, dan penilaian terhadap kemungkinan darurat lainnya; Ned Melakukan penanggulangan tindakan darurat lainnya (seperti medis, kebakaran terjebak lift atau lainnya) jika diperlukan; Kalau kondisi dinilai sudah aman baik dari segi kondisi bangunan dan informasi gempa dari BMKG maka di umumkan untuk kembali ke tempat kerja semula; « Skala VII & VIII: Memerintahkan evakuasi; Melakukan pemeriksaan ke seluruh ruangan, dan penilaian terhadap kemungkinan darurat lainnya; Melakukan penanggulangan tindakan darurat lainnya (seperti medis, kebakaran, terjebak lift atau lainnya) jika diperlukan; Kalau kondisi dinilai sudah aman baik dari segi kondisi bangunan dan informasi dari BMKG maka di umumkan untuk kembali ke tempat kerja semula; Jika terdapat bangunan runtuh dan ada korban terjebak reruntuhan segera minta bantuan dari luar seperti Dinas Pemadam Kebakaran/ Basarnas untuk penyelamatan korban gempa atau tenaga medis dari gedung rumah sakit lingkungan RSUD Cengkareng; « Skala IX, X, XI dan XII: Memerintahkan evakuasi; Melakukan pemeriksaan ke seluruh ruangan, dan penilaian terhadap kemungkinan darurat lainnya; Melakukan penanggulangan tindakan darurat lainnya (seperti medis, kebakaran terjebak lift atau lainnya) jika diperlukan; Jika terdapat bangunan runtuh dan ada korban terjebak reruntuhan segera minta bantuan dari luar seperti Dinas Pemadam Kebakaran / Basarnas untuk penyelamatan korban gempa atau tenaga medis dari gedung rumah sakit lingkungan RSUD Cengkareng; Berkonsultasi ke ahli konstruksi bangunan guna memastikan struktur bangunan gedung masih layak atau tidak; h. Tugas KKD jika terjadi ancaman bom atau barang mencurigakan a). Koordinasi dengan Koordinator Darurat Umum untuk menghubungi Instansi terkait untuk : * Pengamanan dan tindakan yang perlu dilakukan; * Pemanggilan Tim Gegana Kepolisian; * Pemanggilan Dinas Pemadam Kebakaran Kota jika terjadi ledakan dan kebakaran; 5. b). Jika kondisi membahayakan memerintahkan evakuasi ke koordinator darurat umum dan koordinator daurat medis pada area tertentu dan instruksikan untuk mengumumkan kode darurat_ black (hitam); ¢). Pantau kondisi dan koordinasi dengan Tim Gegana Kepolisian; 4d). Jika kondisi sudah aman dari Tim Gegana Kepolisian, perintahkan ke Tim Tanggap Darurat untuk mengumumkan kondisi sudah aman dan bekerja kembalis Koordinator Darurat Umum ( KDU } Mengkoordinasikan kegiatan operasional tanggap darurat yang terdiri dari Koordinator lantai, tim teknik, pengamanan & penyelamatan, Tim pembersihan, Tim logistik makanan dan linen, tim peralatant, tim informasi, tim parkir, tim transportasi, tim keuangan dan tim SDM. Kordinator Darurat Medis ( KDM ) a. Melakukan koordinasi dengan Tim Farmasi dan Tim Medis untuk kesiapan pelayanan pasien bila terjadi darurat bencana; b. Mendata kapasitas medis yang berupa jumlah dokter, perawat dan bidan, kapasitas rawat jalan, kapasitas rawat inap, kapasitas ICU, kapasitas alat kedokteran, kapasitas alat kesehatan dan APD untuk tim medis; ¢. Berkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum dalam menentukan alternatif lokasi untuk tambahan rumah sakit darurat; d.Menyiapkan dan mengkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum untuk mempersiapkan lokasi perawatan alternatif untuk pasien jika ruangan perawatan tidak layak huni setelah kejadian bencana. Koordinator Lantai a, Memimpin operasi darurat (pemadaman, penyelamatan aset dan evakuasi penghuni) di lantai yang menjadi tanggung jawabnya; b. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil dibawah koordinasinya; c. Menerima perintah dan melaporkan jalannya operasional darurat kepada Koordinator Darurat Umum. Regu Evakuasi a. Memandu evakuasi penghuni lewat tangga darurat dan ramp setelah mendapat perintah dari Koordinator Lantai; b. Memeriksa ruangan kantor dan perawatan bila kemungkinan ada personil yang masih tertinggal; c. Menghitung jumlah pegawai dan pasien yang berevakuasi dari lantai yang menjadi tanggung jawabnya dan memeriksa ulang di tempat berkumpul di luar gedung. Bila ternyata ada yang masih tertinggal didalam ruangan, segera lapor ke Koordinator lantai; d. Melaporkan ke Koordinator Lantai jika terjadi kecelakaan; ¢. Membawa pasien ke area pengungsian/ titik berkumpul, dan membawa, troley emergency; f. Memandu evakuasi keluarga pasien sesuai dengan prosedur evakuasi; g. Menghitung jumlah pasien yang dievakuasi dari zona yang menjadi tanggung jawabnya dan menunggu pasien di area pengungsian atau di tempat titik berkumpul di luar gedung; hh. Melaporkan ke Koordinator Lantai kesehatannya; a ada pasien kondisi_ memburuk i, Memindahkan pasien ke rumah sakit lain sesuai dengan perintah Koordinator Lantai. Regu Penyelamat Dokumen a. Menyclamatkan dokumen data pasien yang harus dibawa menuju ke tempat evakuasi jika diperlukan; b. Melaporkan ke Koordinator Lantai semua dokumen yang telah diamankan. Regu Titik Berkumpul a. Mengkoordinir kegiatan evakuasi pasien di tempat titik berkumpul; b. Menyiapkan formulir evakuasi pasien; c. Mengatur kedatangan pasien dan mengatur penempatannya; d. Mencatat semua pasien di area yang menjadi tanggung jawabnya; €. Menginventarisasi semua kebutuhan pasien dan kondisi kesehatan pasien; £, Koordinasi dengan Koordinator terkait untuk memenuhi kebutuhan pasien; g. Memastikan kebutuhan dan kondisi pasien terjaga dengan baik; h. Koordinasi dengan Tim Transportasi jika ada perintah untuk pemindahan pasien; i. Mengkoordinir kegiatan pasien kembali ke ruangan jika ada perintah kembali ke ruangan; j. Melaporkan jumlah pasien ke Koordinator Lantai. . Tim Teknik a. Memastikan semua sarana darurat beroperasi selama keadaan darurat; b. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil dibawah koordinasinya; c. Jika monitor kontrol panel menyala dan alarm berbunyi, segera menghubungi zona/ lantai yang termonitor dan memastikan penycbab alarm dan melaporkan ke Koordinator Darurat Umum; d. Mematikan power penggerak lift penumpang dan semua posisi lift; e. Memastikan semua power penggerak 4/C dalam posisi On atau Off untule memantau penyebaran asap; f. Siaga untuk mengoperasikan Pressurized Fan/ kipas udara tekanan positif secara manual pada ruang tangga darurat bila sistim otomatis tidak bekerja pada saat general/ local alarm berbunyi; g. Siaga untuk mengoperasikan on atau off listrik pada lantai tertentu atau seluruh gedung sesuai instruksi Ketua Tim Teknik; h. Siaga untuk mengoperasikan genset secara manual bila sistim otomatis tidak bekerja pada saat pasokan listrik PLN terputus; i, Menyiapkan tenda di titik berkumpul 1; j. Menyiapkan peralatan listrik di titik berkumpul 1 & 2; k, Menghentikan suplai oksigen sesuai dengan perintah; 1. Siaga untuk mengoperasikan pompa air secara manual bila sistem otomatis tidak bekerja, agar air selalu tersedia untuk kebutuhan pemadaman kebakaran; m, Siaga melihat posisi ketinggian air pada kontrol panel dan melaporkan kondisi air ke Ketua Tim Teknik; n. Melaporkan status pelaksanaan tugas darurat sesuai dengan tanggung jawabnya ke Koordinator Darurat Umum. . Tim Pengamanan dan Penyelamatan a. Kepala Keamanan (chief security) berkoordinasi dengan bawahannya dalam penanganan tanggap darurat, b. Menangani urusan keamanan dalam bangunan maupun lingkungannya saat penanggulangan darurat berlangsung, ¢. Memadamkan api dengan menggunakan APAR & hydrant gedung, d. Melaksanakan pengawasan area dan mencegah orang yang dicurigai menggunakan kesempatan melakukan kejahatan, @. Menangkap orang yang jelas-jelas telah melakukan kejahatan dan membawanya ke Posko Keamanan yang berada di IGD, f. Bertanggung jawab terhadap keamanan pada saat terjadi keadaan darurat dan bencana, g. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil dibawah koordinasinya, h. Koordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran, ambulan 118/119 dan tenaga medis dari rumah sakit terdekat, POLRI terdekat untuk pengamanan area, i. Mendampingi/membantu tugas Instansi Terkait (Dinas Pemadam Kebakaran, Kepolisian) yang telah tiba dilokasi, j. Melaporkan status pelaksanaan tugas darurat sesuai dengan tanggung jawabnya ke Koordinator Keadaan darurat, k. Menjaga pintu pintu keluar jika terjadi penculikan bayi. 10. Tim Pembersih a. Menbersihkan gedung, b. Berkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum, 11. Tim Logistik Makanan dan Linen a. Menyiapkan konsumsi dan linen di titik berkumpul atas instruksi ketua tim Transportasi, b. Melaksanakan perintah yang diberikan oleh KKD di titik berkumpul, c. Membantu dan melaksanakan perintah Koordinator Keadaan Darurat atau Koordinator Darurat Umum, d. Memenuhi kebutuhan linen seluruh tim. 12. Tim Peralatan a. Membantu dan melaksanakan perintah Koordinator Umum, b. Melakukan pencatatan administrasi penggunaan asct, c. Menginventarisasi dan mencatat semua kebutuhan Regu Titik Berkumpul, yang _ berkaitan dengan kebutuhan pasien yang tidak tersedia di Gedung RSUD Cengkareng. 13. Tim Humas a. Membantu dan melaksanakan perintah Koordinator Umum, b. Merupakan juru bicara RSUDC terhadap pihak eksternal, c. Pengendali dan penghubung pesan baik dari internal RS maupun eksternal RS dan atau tim lapangan, d. Mediator kebutuhan media/pers, e. Membantu dan mendapingi Koordinator Keadaaan Darurat (Direktur} dalam fungsinya sebagai juru bicara, f, Menyampaikan informasi operasional yang relevan. 14, Tim Parkir a. Mengatur sistem perparkiran saat terjadi keadaan darurat dan bencana, b. Mengatur perparkiran saat penanggulangan keadaan darurat termasuk pengaturan jalur dan rambu-rambu, . Mengatur arus mobil masuk dan keluar termasuk mobil unit Dinas Kebakaran dan mobil Kepolisian, Mengantarkan Dinas Pemadam ke Posko; . Bekerjasama dengan tim pengamanan dan kepolisian dalam masalah parker. 15. Tim Transportasi a. c Membantu dan melaksanakan perintah Koordinator Keadaan Darurat (KKD); Mengatur pemindahan pasien ke lokasi lain jika dibutuhkan pembagian kedatangan pasien dan mengatur penempatannya; Membantu mobilisasi kebutuhan seluruh tim. 16. Tim Keuangan o a b. Memfasilitasi proses administrasi keuangan yang tercepat untuk, mendukung kegiatan operasional tim tanggap darurat dan bencana; Berkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum. 17. Tim Medis a Pe c. d, Membantu koordinator lantai dalam menilai keadaan pasien di area titik berkumpul; Melakukan kegawat daruratan medis pada pasien yang berada di titik kumpul dengan tim code blue bila diperlukan (sesuai prosedur code blue); Berkoordinasi dengan tim medis lainnya dalam menangani pasien; Melaporkan kegiatan penangan pasien ke Koordinator Darurat Medis. 18, Tim Farmasi a Menyiapkan kebutuhan obat - obatan dan alat alat kesehatan dalam penanganan pasien di area titik berkumpul; Berkoordinasi dengan koordinator lantai, tim medis, tim IGD, Tim ‘Transportasi; Melaporkan kegiatan kepada Koordinator Darurat Medis. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG NOMOR 1173 TAHUN 2019 TENTANG PANDUAN TANGGAP DARURAT BENCANA DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG Bahwa dalam rangka menghadapi bencana di lingkungan bidang Kesehatan pada umumnya dan rumah sakit Khususnya maka dipandang perlu di buat standarisasi sistim tanggap darurat bencana. Bahwa untuk maksud tersebut perlu disusun Panduan Tanggap Darurat Bencana di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 186/MEN/ 1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja; Peraturan Menteri ‘Tenaga Kerja RI Nomor 04/MEN/1980 tentang syarat -syarat pemeliharaan dan pemasangan APAR; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 145/MENKES/SK/ 1/2007 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan tcknis system proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan; Menetapkan Pertama Kedua 8. Peraturan Menteri_—-Pekerjaan += Umum —_—Nomor 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/ V/2009 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 342/Menkes/SK/ V/2009 Tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; 11. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta; 12. Peraturan Gubernur Nomor 250 Tahun 2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Utuh; 13. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 392 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng; 14. Keputusan Gubernur Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1106 Tahun 2019 tentang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Dalam dan Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Atas Nama Pujiono, SH dan Kawan-Kawan Sebanyak 15 (Lima Belas} Orang; 15. Keputusan Direktur Nomor 338 Tahun 2018 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG TENTANG PANDUAN TANGGAP DARURAT BENCANA DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG Panduan Tanggap Darurat Bencana di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan ini. Panduan sebagaimana’ dimaksud dalam Diktum Kedua merupakan acuan bagi manajemen maupun karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng dalam menghadapi keadaan darurat bencana. Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan; Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Juli 2019 SUHERI Tembusan : Wadir Keuangan dan Umum; Wadir Pelayanan; Para Kepala Bagian dan Bidang; Para Ketua Komite; Kepala SPI; oFP PE KATA PENGANTAR Assalamuialaikum Wr. Wb Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaiken buku ” PANDUAN TANGGAP DARURAT BENCANA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG * * dengan sebaik-baiknya. Buku ini sebagai acuan semua karyawan untuk kesiapan menghadapi kondisi darurat dan bencana Dalam penyusunan buku ini penulis telah berusaha untuk menyajikan dengan sebaik mungkin, tetapi penulis menyadari bahwa kemungkinan buku ini masih banyak kekurangan sehingga penulis membuka diri untuk segala masukan dan saran yang sifatnya membangun, Sehingga dapat memberikan pelayanan yang bermutu. DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR. 2 - KATA PENGANTAR...... 4 BAB! DEFINISI 6 BAB Il RUANG LINGKUP. 9 1. Tujuan 9 I. Sasaran. 9 Ii. Dasar Hukum. os sc sin boas - IV. Potensi Bahaya.............. nen, cent V. Sarana Darurat 20 VI. Mitigasi.... cesses 25 2 BAB Ill TATA LAKSANA sccsone osesuiet se 38 * |. Organisasi tanggap darurat. 11.38 ll. Struktur organisasi tanggap darurat dan uraian tugas. a 38 IIL Struktur organisasi tanggap darurat dan uraian tugas saat diluar jam kerja os a) IV. Tanda tanda petugas tim tanggap darurat dan bencana. - 71 V. Prosedur penanganan gempa...... 1 VI. Prosedur penanganan kebakaran...... or 7 VIL. Prosedur penanganan penculikan bayi, zi atone VII Prosedur penanganan ancaman bom. 93, IX. Prosedur system komunikasi darurat. 98 BAB IV DOKUMENTASI 102 BABI DEFINISI 1. Bencana: peristiwe atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwe manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 2. Darurat; suatu keadaan tidak normal tidak diinginkan yang terjadi pada suatu tempat/ kegiatan, yang cenderung membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/ harta-benda, atau merusak lingkungan sekitamya. 3. Kesiapsiagaan pada bangunan gedung : aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meminimalisir kerugian dan kerusakan, mengorganisir pemindahan penghuni gedung dari lokasi yang terancam ke tempat yang aman dan menyelamatkan properti secara efektif. 4, Tanggap Darurat: tindakan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dalam menghadapi keadaan darurat 5. Prosedur Tanggap Darurat: Tata cara/ pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk menanggulangi akibat dari suatu kondisi yang tidak normal dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih beser. 6. Organisasi Keadaan Darurat: sekelompok orang yang ditunjuk sebagai pelaksana penanggulangan Keadaan Darurat. 7. Penghuni bangunan: semua orang yang berada dalam bangunan baik secara sementara (tamu/pasien/keluarga pasien) atau tetap (pegawai). 8. Peringatan dini kebekaran: proses memonitor situasi-situasi dalam ruangan bangunan gedung yang rentan terhadap bahaya kebakaran, yang direfleksikan dengan adanya indikator panas atau asap. 9. Evakuasi: perpindahan penghuni bangunen secara paksa akibat keadean darurat dari ruangan menuju ke tempat yang aman. 10.Titik Berkumpul: area dimana penghuni bangunan gedung berkumpul 14.Area_ Pengungsian: area dimana pasien dan keluarganya berkumpul di lokasi yang aman sementara pada setiap lantai gedung (sayap kanan atau kin). 12. Evakuasi Horizontal: evakuasi penghuni bangunan secara lateral pada lantai yang sama ke area pengungsian yang telah ditentukan 13. Evakuasi Vertikal: evakuasi penghuni bangunan secara vertikal dari lantai atas menuju ke titik berkumpul yang telah ditentukan, 14, Pos Komando: area dimana jajaran komando berkumpul yang terletak di area depan lobi gedung. 15.Bencana Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antera lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor 16.Bencana Non Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modemisasi, epidemi dan wabah penyakit 17.Bencana Sosial : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konfik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror. 18.Korban massal adalah korban akibat kejadian dengan jumlah relatif banyak karena sebab yang sama dan perlu mendapat pertolongan segera dengan menggunkan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari — hari 19.Bencana eksternal adalah bencana dari luar Rumah Sakit dalam waktu singkat mendatangkan korban bencana dalam jumlah melebihi rata-rata sehingga memeriukan penanganan khusus dan mobilisasi tenaga pendukung lainnya 20.Bencana internal adalah bencana yang terjadi di Rumah Sakit yang mendatangkan korban ataupun kerusakan pada bangunan fisik RS sehingga menimbulkan keadaan darurat yang memerlukan pertolongan atau penganan dengan segera. 21.CODE RED adalah kata sandi yang dipakai untuk menyebut keadaan darurat yang disebabkan oleh bahaya asap, api dan ledakan yang menimbulkan kebakaran. 22. Code Black adalah kata sandi yang dipakai untuk menyebut keadaan darurat yang terjadi dikarenakan adanya ancaman bom, 23, Code Pink adalah kata sandi yang digunakan untuk menyebut keadaan darurat yang disebabkan oleh penculikan. 24. Code Green adalah kata sandi yang digunakan untuk melaksanakan evakuasi saat terjadi bencana internal. 25. Code Brown adalah kata sandi yang digunakan untuk menyebut keadaan darurat yang disebabkan gempa bumi. 26. Code Blue adalah kata sandi yang digunakan untuk menyebut keadaan darurat saat menangani pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung. 27. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan _peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana 1 mM. BAB II RUANG LINGKUP TUJUAN 1. Agar penanggulangan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara efektif dan terpadu, 2. Agar kecelakaan dan kerusakan peralatan, fasilitas, bangunan dan lingkungan bisa ditekan seminimal mungkin. 3. Untuk digunakan sebagai bahan atau materi sosialisasi/ pelatihan bagi personil terkait guna meningkatkan kesiapan menghadapi keadaan darurat di RSUD Cengkareng. SASARAN Sasaran- sasaran dari pedoman ini adalah seluruh staf, pasien, pengunjung RSUD Cengkareng DASAR HUKUM Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagaan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kepmenkes No. 106/2004 tentang Tim Pengembangan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)/General Emergency Life Support (GELS) Tingkat Pusat Kepmenkes No. 432/2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit Peraturan Menteri PU No 26/2008, Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.1. No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI. No Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja IV. POTENS! BAHAYA Analisa risiko menggunakan metode Hazard Vulnerable Analysis (HVA) terhadap kemungkinan gangguan fasilitas di RSUD Cengkareng menurut sumber penyebabnya adalah sebagai berikut Bahaya Fokus MFK HVA Kerusakan struktur bangunan ay ‘Gempa bum UtiitasiSatety | Natural Kerusakan jaringan List tity Teknologi Kerusakan alarm kebakaran Fire Teknologi Kerusakan saluran komunikasi ately Taxnotogr Kerusakan Sistem taformast Uaity Teknologi ‘Situasi VIP (pejabat) “Security ‘Human Unjuk rasa pegawai Security uman Banjir,eksternal UuiitastSatety | Natural Kerusuhan | Security Human Rebakaran, internal Fire TeKnologi Paparan raiaai, internal WazNatRadiasi | Hazmat Korban Weninggal masuk RS Seourliy Human Kerusakan Genset Utility Teknologi | Rerusakan Medical Vacuum Uaity Teknologi Terasatan slur ar Bera ig Fea Kerusakan saluran pembuangan limbah URity Texrologi Kerusakan saluran vap panas Utility Teknologi ‘Kerusakan saluran pengatur udara - Utility Teknologi ‘Tumpahan BS sedikit & sedang HazMat | Wazmat Terorieme, Biologie Security Haman Situasi penyanderaan Securiy Haman ‘Aneaman Bom Security Haman Paparan cairan kimia, eksternal HazMat Hazmat Terorisme, Kimiawi Seeurily Hazmat TTerorisme, radiologie HazWatRadiasi | Hazmat | Tumpahan B3 banyak, internal HazMat ‘Hazmat Pencarian Bayi Security Human Insiden B3 dengan korban masal | (Deri data historis insiden dengan korban >= 5 orang) HazMat Hazmat Insiden B3 denaan Korban sedikit HazMat Hazmat | (@ari data historis insiden dengan korban < 5 | orang) /Paparan B3, internal HaaWat Teknologi Banjir, internal aaySaTeAy Teknologi Kerusakan Transportasi ‘tity Teknologi Wabae Medi Natural Kehabiean perberalan edi Teknologi Kerusakan saluran gaa alam | Uty Teknologi Kerusakan saluran gas meals Utility Teknologi Tnsiden dengan Korban masal medical Infectious) Medis Human Tnsiden dengan korban masal (trauma) Medis Human Kehabisan BBM Utility Teknologi ‘SUMMARY OF MEDICAL CENTER HAZARDS ANALYSIS 5 2 bog & § 3 2 € 5: : ¢ £ Probability 0,78 0,67 0,53 0,46 Severity 069 «064 = O76 0,83 Hazard Specific Relative Risk: 053 0,42 0,41 0,38 Hazard Specific Relative Risk to Medical Ceres oz “ono Probability and Severity of Hazards to Medical Center 9102 7001 LNaWSsass\ es'0 oo we Br z i r = r e € = nies 58a nies UeInH iepea uelnH edo uiBuy | Aovesiseunn sepeg Ta RSE | AT EE oa “auto “oe ‘ens uo08 WN=0 wo wed Eo enpnon au . dan smt03 weenie nvm | puedersing on wae swwauunossy | rvavisan ou ruaviioua 9102 7001 LNANSSASSW ALIIBVUANINA ONY GEVZWH er 9402 TOOL LNSWSS3SSV ALTISVYININA ONY GYVZVH vo'0 or) z'o NYHV'Vd3y LVMONLL . SVLITIBWEONd = OMISIE ‘abeqecied yivn Sese6/0U! ONL. 00% BL'b we 6a'h weit zz 007 © £ € € f € © z z z z b z rs € z [2 z z © i © z £ z z L . z z £ z z € z z z z z z z © z z z z L z z z z z z z z . ns n + n L z z i c i € z z z i £ £ z z z z z z z z z z 2 z . . L z n € r _ r L . H + n r t | i Waa uesaeuoy + . r + z jeeuodsuei, uEXE=NIOy, £ z i z z z 95095 UDBENION, . z i = t © as weBupel UEXESTIOy, er) we IT | BAT meals veo ggpuoat | winontnt | mrp amt 2 “poate | "Moulci | "aba ‘ewe (Twn) Rao Ba Se licerieen loz WAH Trem | eepsagune | wascand unpeiog NLNA s NnwnaNnad mmpumomcied | mei | urdtme ‘youl, viva — Tyo” | Nossa | Savens wv | arweveoud TSvOILIW = VVaHWVG ViNIVESB) = NYHYIVGSH LUHONT. = ‘SANA 9!0070NHOBL Oi exo es'0 wo NYHVuvday LYMONLLSVLMIgvEoud =OmIsie “eBeuacied yim SeseOs9UI JEOLULL. BOvuaAV coe | ooz [08 ri ore e € + og uewesay + ¥ € ‘Suns jeBbulUaW UEGIOY, £ € “2. emeGad ese xn{un, z z z ~ Uueunsna9y) € c 1 ‘ureiopuhued jeemnis z z ¥ L ¥ £ € £ b 4 b |__| (Snonseyuineorpew) jesew ueqioy uebuap uepIsul f 1 L t (ewinen) eseu ve9:09 ueBUEP UOPISUL 8 6 ‘neni satan vemeeiy su008 fy pug = Coe bs vase. (avin) ‘5102 VAH es MLN ON a nyinanad euiviae viva “nprent ea ‘roeeaint Nossa = Sival¥O VANUVSIG) = NVHVUVESY LVHONL ‘SIN3A3 G3LV139 NVIWNH ea'o ovo ge'0 NVHV'Vd3y LYMONUL . SVLITIBVEONd = —OMISIA “eBelusaied yrym SOSeOsOU JB21UL ez | ee oe. | se] ae “£ e |e € ot t — 4 t & © £ e € c z z = © “et c 4 4 ‘ 4 £ t £ € € z e z z t z e z z € + tren uebuop ge UOPrsU PERRI | SPs IHL mer, Sengon = me ee auoos ‘ead LWHONLL STVINALVW SNOGYVZVH ONIATOANI SLN3A3 9102 1001 LNAWSS3SS¥ ALMIGVUANINA ONY GYVZVH 1. Potensi bahaya gempa Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana gempa bumi tektonik. Hal ini didasarkan atas wilayah Indonesia terletak pada jalur paling aktif di dunia akan gempa, akibat pertemuan lempeng tektonik, yaitu lempeng samudra Indo-Australia, Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudra Pasifik Gedung RSUD Cengkareng yang beriokasi di Jakarta. termasuk jalur gempa bumi wilayah 3, yaitu daerah mempunyai potensi bahaya gempa sedang berdasarkan peta potensi gempa mengacu pada Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI - 1726 ~ 2002. Berdasarkan dari data sejaran Gempa yang pemah terjadi di Jakarta berdasarkan informasi dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), _intensitas tingkat goncangan gempa pada bangunan adalah sekitar VII-VIil pada skala MMI (tabel skala intensitas dapat dilinat pada tabel berikut). Dimana pada skala kekuatan gempa tersebut, kerusakan yang terjadi pada konstruksi bangunan yang dibangun dengan konstruksi tahan gempa akan mengalami sedikit kerusakan, namun gedung yang dibangun tidak memenuhi persyaratan tahan gempa akan mengalami rusak parah, barang-barang dalam ruangan akan jatuh jika tanpa penguatan dan tingkat kepanikan yang tinggi pada penghuni bangunan. 16 ‘Tabel. Skala Intensitas Modifikasi Mercalli/MMI (Skala Goncangan) dari FEMA I. mm. v. VIL. (Federal Emergency Management Agency Badan Pengaturan Keadaan Darurat Federal Amerika) Orang-orang tidak merasakan adanya gerakan bumi. Orang dalam jumlah sedikit mungkin merasakan gerakan bumi jika mereka dalam keadaan diam atau berada di lantai-lantai atas bangunan tinggi. Orang-orang di dalam ruangan merasakan gerakan. Benda-benda menggantung bergoyang-goyang. Orang-orang di luar ruangan mungkin tidak menyadari bahwa gempa sedang terjadi. Kebanyakan orang dalam ruangan merasakan gerakan. Benda tergantung bergoyang-goyang. Alat-atat rumah tangga, pintu, jendela bergerak tidak karuan. Gempa terasa seperti truk menabrak tembok. Orang-orang diluar ruang amat sedikit yang menyadari adanya gerakan. Mobil yang di parkir bergerak. Hampir semua orang merasakan gerakan. Orang tidur terbangun. Pintu terbuke dan berputar buka tutup. Peralatan rumah tangga bisa pecah/ rusak, Bingkai gambar bergerak. Benda kecil bergerak atau terguling. Pohon mungkin bergetar. Bahan cair mungkin tumpah keluar dari wadah terbuka. Setiap orang merasakan gerakan. Orang-orang sulit berjalan. Benda-benda berjatuhan dari tempatnya diletakkan. Bingkai gambar jatuh dari dinding. Furnitur bergerak. Plesteran di dinding mungkin retak. Pohon dan tanaman bergetar. Kerusakan sedikit di gedung yang dibangun dengan tidak beik. Tidak ada kerusakan struktur pada gedung yang dibangun dengan baik. Orang-orang kesulitan berdiri. Supir merasakan mobilnya bergetar. Beberapa fumiture pecah. Bata-bata lepas jatuh dari gedung-gedung. Kerusakan sedikit hingga menengah pada bangunan yang dibangun dengan baik; kerusakan akan sangat terlihat di gedung yang tidak dibangun dengan atk. uv vill. xi. Supir kesulitan mengendarei. Rumah-rumah yang tidak diikat dengan baik pada pondasinya dapat bergeser. Struktur yang tinggi seperti menara dan chimney dapat terpuntir dan rubuh. Gedung-gedung yang dibangun dengan baik mengalami kerusakan kecil. Gedung yang tidak dibangun dengan baik dapat mengalami kerusakan parah. Ranting pohon patah. Sisi perbuktian mungkin retak jika kondisi tanah basah. Ketinggian air dalam sumur mungkin berubah. Gedung yang dibangun dengan balk mengalami kerusakan yang signifikan. Rumah-rumah yang tidak diikat ke pondasi bergeser dari pondasinya. Pipa- pipa di bawah tanah patah. Tanah retak. Tangki-tangki mengalami kerusakan serius. Hampir semua gedung dan pondasinya hancur. Beberapa jembatan hancur. Bendungan rusak serius. Longsor besar terjadi. Air terdesak ke tepi kanal, sungai, dan danau. Tanah retak pada area yang sangat las. Jakur kereta api melengkung sedikit. Hampir semua gedung rubuh. Beberapa jembatan hancur, Retakan besar terlihat di tanah, Jalur pipa dalam tanah hancur. Jalur kereta api mengalami bengkok parah. Hampir semuanya hancur. Benda-benda terlempar ke udara. Tanah bergerak bergelombang dan menggelembung. Sejumlah batuan besar mungkin bergeser. Potensi bahaya kebakaran Kebakaran adalah api yang tidak ikendaki dan tidak dapat dikendalikan yang dapat menimbulkan kerugian. Api hanya akan terjadi jika tersedia tiga unsur yaitu adanya bahan bakar padat, cair atau gas, oksigen dan sumber panas sebagai pemicu. Dalam gedung perkantoran bahan baker yang ada adalah kertas, kayu, karpet, meja dan kursi, kain untuk gordin dll, dan sumber panas dari instalasi listrik, Sedangkan gedung pelayanan medis hampir sama dengan gedung perkantoran namun juga terdapat gas oksigen pada setiap lantai dan gas LPG pada dapur di lantai dasar. Berdasarkan Kepmenaker No. 186/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja, untuk hunian gedung perkantoran dan rumah sakit diklasifikasi sebagai potensi bahaya kebakaran ringan. 18 3. Potensi bahaya banjir Bahaya banjir merupakan bencana alam yang harus diwaspadai jika gedung dibangun di daerah yang terletak di dataran rendah seperti Jakarta. Lokasi Gedung RSUD Cengkareng yang perlu diperhatikan jika ada banjir adalah lantai dasar karena letaknya paling bawah 4, Potensi ancaman bom Ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi ekonomi, sosial dan politik merupakan ancaman yang diwaspadai. Ancamam ini berupa ancaman perusakan/ meruntuhkan bangunan gedung dan keselamatan jiwa dengan meledakkan bom dengan kekuatan yang cukup dahsyat. Bangunan Gedung RSUD Cengkareng, yang terletak di Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia mempunyai potensi acaman bom dan ledakan bom, namun tidak dapat diprediksi tempat dimana_bom akan diledakkan serta kekuatan ledakkannya V. SARANA DARURAT 4, Bangunan dan konstruksi gedung Bangunan Gedung RSUD Cengkareng dengan peruntukkan hunian campuran yaitu kegiatan perkantoran pada jam kerja dan pelayanan medis selama 24 jam Gedung RSUD Cengkareng terdiri dari 9 (sembilan) lantai, dilengkapi © 6 (enam) unit fit, 4 (empat) unit tangga darurat dan 2 (dua) ramp dan 1 (satu) tanga utama yang menghubungkan lantai 2 dan 1 ruang void pada hunian pelayanan medis Konstruksi bangunan Gedung RSUD Cengkareng untuk © Untuk hunian perkantoran dan pelayanan medis, bangunan gedung terkompartemenisasi antar lantai. Untuk hunian rumah sakit, bangunan gedung berbentuk kompartemen full dari lantai 3 sampai 7 dan atrium lantai 1 sampai 2. Fry . System proteksi kebakaran ‘Sarana yang tersedia didalam bangunan gedung adalah * Alat pemadam api ringan (APAR) pada tiap lantai dengan jarak antar APAR kurang dari 15 m, jenis media pemadam serbuk kimia dan gas. ‘* Water sprinkler system dan head sprinkler bulb pada seluruh ruangan gedung kecuali pada ruangan toilet, tangga darurat dan ramp. ‘+ Sistem air pemadam (fire hydrant system) dilengkapi dengan reservoir air dengan kapasitas sekitar 1000 m? '* Unit hose box pada tiap lantai dilengkapi dengan fasilitas pesawat telepon intercom darurat, pipa tegak & selang 1.5" dan /ending valve 2.5", manual fire alarm (push button), lampu alarm dan alarm bell sebanyak 2 buah pada gedung pelayan medis dan 1 buah di gedung staf medis. * Detektor asap pada area seluruh koridor dan pada seluruh ruangan, dengan pembagian ruangan wings kanan dan Kiri gedung RSUD Cengkareng. Semua detektor bekerja secara otomatis jika dipicu oleh adanya asap (detektor asap) dan indikasi tersebut diinformasikan di panel kendali di lantai dasar. «General fire alarm bell secara manual untuk seluruh lantai tersedia di panel kendali lantai dasar. Rumah pompa lantai dasar : 3 buah pompa pemadam yang terdiri dari pompa jockey, pompa listrik dan pompa diesel yang dilengkapi dengan panel pengendali pompa, dan bekerja secara otomatis sesuai dengan kebutuhan jumlah air dan tekanan «Power listrik dari PLN dan diesel genset. Di halaman luar gedung terdapat: = 10 buah Hydrant pilar dengan selang 2.5" dan nozzle disimpan di dalam setiap Box hydrant. = Koneksi Siamese (penghubung) untuk fasilitas Dinas Pemadam Kebakaran Kota DKI Jakarta Barat berada di pintu masuk menuju Lobby dan area parkir motor karyawan. 20 3, Sarana penyelamatan dan kelengkapannya Gedung RSUD Cengkareng dilengkapi dengan 4 (empat) buah tangga darurat, sebagai sarana jalan keluar saat terjadi keadaan darurat. Komposisi tangga darurat tersebut adalah sebagai berikut 4 (empat) unit tangga darurat dan 2 (dua) ramp yang digunakan oleh seluruh penghuni gedung RSUD Cengkareng baik staf rumah sakit maupun pasien di gedung RSUD Cengkareng Tiap jalan keluar menuju tangga darurat dilengkapi dengan pintu darurat yang tahan api (lebih kurang 2 jam) dan tiap tangga darurat dilengkapi dengan kipas penekan/ pendorong udara yang dipasang di atap. Udara pendorong akan keluar melalui grill di setiap lantai yang terdapat di dinding tangga darurat dekat pintu darurat Rambu-rambu keluar (exit signs) di tiap lantai dilengkapi dengan tenaga baterai darurat yang sewaktu-waktu diperlukan bila sumber tenaga listrik dari PLN padam. Denah evakuasi dan peta aman sementara ketika terjadi gempa ditempel pada setiap lantai 4, System komunikasi 4a. 42. PABX dan Direc line Menggunakan sistem informasi RSUDC, berupa PABX yang dapat secara langsung berhubungan dengan berbagai nomor telepon darurat IGD sebagai command center memilik = 1 telefon direct line 54372874 -75 - 1 extension PABX untuk Tanggap Darurat (777) atau telepon langsung ke nomor 0812-19473686 - 1 Radio darurat di |GD. Handy Talkie Pemegang HT dalam keadaan darurat adalah = Koordinator Keadaan Darurat = Petugas DO dan DM - Seluruh Petugas Security di setiap lantai = Seluruh Tehnisi = Seluruh Koordinator Lantai a 4.3. System Car Call Bagi penghuni diluar gedung 44. istem Alarm Bagi penghuni didalam gedung. 4.5. Paging Media komunikasi Iain adalah paging system. Seluruh informasi paging system selama disaster berasal dari Posko Security. Agar paging system selalu siap dalam keadaan apapun, maka volume paging selalu harus berada dalam posisi maksimal Kode yang digunakan seperti pada tabel berikut : Kode Pedoman CODERED | Informasi Kebakaran Code Brown | Informasi Gempa Code Black Informasi Ancaman Bom Code Pink | Informasi Penculikan Bayi Code Green | Informasi untuk Evakuas| Code Blue Informasi Kegawat Daruratan Medis 5. Area titik berkumpul Titik berkumpul untuk penghuni bangunan dibagi menjadi 2 yaitu : © Titik Bekumpul | : area di depan Lobby utama Gedung RSUD Cengkareng Digunakan untuk pasien yang mobile, keluarganya serta karyawan + Titik berkumpul Il: area di belakeng poli gigi Digunakan untuk pasien not mobile dan keluarganya © Titik berkumpul Ill : Dilapangan area depan Bank DKI Digunakan untuk pasien yang mobile, keluarganya serta karyawan 2 6. Area Pos Komando Area pos komando terletak di halam depan lobby gedung A (lama) VI. MITIGASI 1. Mitigasi Kebakaran 4.4. Fenomena Api Api berkembang menjadi besar melalui beberapa tahapan seperti pada gambar berikut Perkembangan api dalam ruang tertutup dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap yaitu: a. Tahap penyalaan, Tahap ini ditandai dengan munculnya api dalam ruangan atau tempat lainnya b. Tahap Pertumbuhan, pada tahap ini terjadi perambatan panas dan ‘asap yang akan menyebar ke seluruh ruangan. Tahap pertumbuhan ini merupakan tahap yang paling baik untuk evakuasi penghuni di dalam ruangan dan upaya pemadam api dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan jika api membesar padamkan dengan air hidran c. Tahap flashover, tahap ini api sudan mencapai langit-langit dan asap hampir memenuhi ruangan dimana temperatur ruangan mencapai sekitar 500-600° C. Waktu yang diperlukan sampai terjadi flashover adalah sekitar 2-5 menit tergantung dari bahan yang terbakar. Untuk tahap ini pemadaman harus menggunakan hydrant gedung dan saat paling tepat untuk evakuasi pasien pada lantai terbakar dan lantai lainnya yang terpapar asap. 23 . Tahap Surut, api sudah mulai padam karena bahan yang terbakar hampir habis. 1.2. Penyelamatan manusia dan asset a. Evakuasi Evakuasi untuk penghuni Gedung RSUD Cengkareng adalah dengan mengarahkan semua penghuni bangunan baik pasien, keluarga pasien dan pegawai menuju ke titik berkumpul 1 dan 2 melalui tanga darurat dan ramp Evakuasi khusus untuk pasien yang menggunakan brankar (tempat tidur) dan kursi roda menggunakan ramp dengan metode evakuasi secara vertikal menuju tik kumpul 1 dan 2 sesuai dengan kategori pasien dan evakuasi horizontal menuju ruangan terdekat yang paling aman Pembagian jalur evakuasi : 4. Gedung Lama (gedung A) * Zona B yaitu mulai dari ruangan Apel, Sirsak, Rambutan, Belimbing, Intermediete, evakuasi secara vertikal menuju ke titik berkumpul 1 dan 2 melalui ramp atau tangga darurat. Evakuasi secara horizontal menuju ke Zona A2 yaitu ruang MCU, Haemodialisa, ICU, kamar bersalin atau evakuasi menuju zona A3 yaitu ruang Melon, Mangga, Pepaya, Manggis. * Zona A3 yaitu mulai dari ruangan Melon, Mangga, Pepaya, Manggis, evakuasi secara Vertikal menuju titik berkumpul 1 dan 2 melalu ramp atau tangga darurat. Evakuasi secara horizontal ke Zona AZ yaitu ruang MCU, Haemodialisa, ICU. kamar bersalin atau evakuasi menuju zona B yaitu mulai dari ruangan Apel, Sirsak, Rambutan, Belimbing, intermediete 2, Gedung Baru (gedung B) + Zona A sebelah utara Gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 dekat musola hingga lantai 1 kamar zenajah 24 © Zona B sebelah Timur gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 belakang ruang Binroh hingga lantai 1 samping ruang kontrol * Zona C sebelah Selatan gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 ruang asrama hingga lantai 1 samping masjid Rincian pembagian jalur evakuasi berdasarkan tipikal pasien, lantai zona dan sarana jalur evakuasi N | Tipikal Keterangan — 0. | Pasien Evakuasi | Lokasi Titik | Kumpul 1. | Pasien | bisa berjalan, tidak Tangga _ Darurat 5. | Pasien | tidak bisa berjalan, Kategori | terpasang support Kategori | memerlukan dibantu kumpul 1 dan A monitoring, jantung | perawat/keluarga 3 yang dan paru tidak pasien menuju titik | berada di terganggu, maksimal_| kumpul lapangan terpasang 1 infus line. depan lobby dan depan Bank DKI 2. |Pasien | Bisa berjalan, namun |Tangga Darurat | Menuju_titik | | Kategori | terpasang monitor dibantu kumpul 2 & 3 B jantung paru definit. | perawat/keluarga | yang berada pasien di belakang poli gigi 3. | Pasien _ | tidak bisa berjalan, Ramp dengan kursi | Menuju titik Kategori | tidak terpasang roda kumpul 2 & 3 c monitor dan jantung yang berada | paru dalam keadaan dibelakang baik. | 4, | Pasien | tidak bisa berjalan, | Ramp dengan Menuju titk Kategori | terpasang monitor | brankar kumpul 28 | |p jantung paru definitif. 3 yang | berada di belakang poli gigi dan depan bank | DKI Evakuasi horizontal | Menuju titik ke tempat kumpul 2 25 vital (ventilator, obat- | pengungsian yang berada | bet inotropik, periu | sementara di belakang continuous suction, poli gigi pace maker, WSD, dil) Petugas evakuasi (petugas para medis, medis dan non medis) harus segera mengevakuasi pasien jika dampak kebakaran membahayakan pasien, Evakuasi horizontal sesuai Instruksi dari koordinator lantai Evakuasi vertikal di lakukan sesuai instruksi kordinator lantai atas perintah KKD. Pasien harus segera dipindahkan ke area yang aman, dan pada titik berkumpul harus ditunggu oleh perawat. b. Pemadaman api Berdasarkan tahapan perkembangan api, saat yang tepat untuk memadamkan kebakaran adalah pada saat ‘*Tahap pertumbuhan dengan APAR. ‘+ Jika api membesar gunakan hydrant gedung. + Jika hydrant tidak mampu tinggalkan bangunan menuju titik berkumpul 2. Mitigasi Gempa Mitigasi gempa adalah upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan apabila terjadi gempa. Gempa tidak menimbulkan kecelakaan atau kematian dan penyebab kecelakaan atau kematian karena keruntuhan bangunan atau kejatuhan benda-benda disekitamya. Setiap ruangan terdapat berbagai benda-benda, dan kondisi ini rentan untuk terjadinya kecelakaan pagi penghuni bangunan gedung Tingkat kerentanan benda-benda ketika terjadi gempa dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu * Area aman : area dimana penghuni bangunan pada sekitar area tersebut dapat berlindung atau evakuasi sementara ketika terjadi gempa. Area dimana terdapat meja untuk berlindung dan berdiri di tempat lekukan bangunan gedung serta tidak terdapat barang-barang yang dapat jatuh %6 * Area bahaya ringan/ sedang : area dimana penghuni tidak diperbolehkan untuk tempat berlindung atau evakuasi sementara ketika terjadi gempa, karena benda-benda disekitar area dapat jatuh dan menimpa penghuni dan menimbulkan kecelakaan ringan/ sedang. Contoh benda-benda yang bisa jatuh, menimpa penghuni bangunan dan menimbulkan luka ringan/ sedang: jam dinding, filing cabinet, printer, dispenser! lemari pendingin dll ‘+ Area bahaya berat : area dimana penghuni bangunan pada sekitar area tersebut tidak diperbolehkan untuk tempat berlindung atau evakuasi sementara ketika terjadi gempa karena benda-benda di sekitar area dapat jatuh dan menimbulkan kecelakaan berat. Contoh benda-benda yang bisa Jatuh dan menimpa penghuni bangunan serta menimbulkan luka berat dan fatal seperti lemari besar dengan tinggi lebih dari 2 meter berisi file yang terbuat dari kayu atau kaca dan kaca jendela. 24. Mitigasi pasif a. Pembuatan prosedur penanggulangan gempa bumi, yang meliputi ‘semua hal yang harus dilakukan oleh staf rumah sakit, pasien dan pengunjung bila terjadi gempa, termasuk didalamnya sistem komunikasi dan evakuasi. b. Pembentukan Tim Tenggap Darurat cc. Identifikasi tempat aman di dalam dan luar rumah sakit * Di bawah benda atau struktur yang kokoh seperti meja atau bangku yang berat * Di sudut-sudut bangunan + Jauh dari benda atau peralatan yang mudah pecah dan jatuh, seperti jendela, cermin, lukisan, lemari dil. * Di area terbuka, jauh dari bangunan, pohon, kabel telepon dan listrk. d. Pembuatan brosur leaflet. / poster tentang prosedur penanggulangan gempa fe. Pengkajian / analisis risiko gempa 2 2.2. Mitigasi aktif . a c. Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki daerah rawan bencana / gempa dsb. Penempatan ulang benda, peralatan atau struktur yang mudah jatuh atau rusak ketika terjadi guncangan, antara lain: © Memeriksa dan memperbaiki bila ada kerusakan di lantai, dinding dan atap © Memperbaiki kabel-kabel listrik yang rusak dan pipa gas yang bocor. Semuanya berpotensi untuk timbulnya kebakaran ketika terjadi gompa + Mengikat lemari ke dinding. * Menempatkan peralatan yang besar dan berat di rak yang rendah. + Menyimpan benda atau peralatan yang mudah pecah di rak yang rendah dan mempunyai penutup. '* Menggantung benda yang berat seperti lukisan atau kaca jauh dari tempat tidur, kursi dan semua tempat pasien, pengunjung atau karyawan duduk. + Memperkuat struktur lampu-lampu, kipas atau peralatan lain yang menepel di langit-langit + Menyimpan cairan kimia dan bahan-bahan yang mudah terbakar di lemari tertutup dan rak terbawah. * Pelatinan prosedur penanggulangan gempa bagi para karyawan Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan karyawan. 2.3. Proses penanganan kejadian gempa Bangunan RSUDC dirancang untuk tahan terhadap Gempa Bumi dengan intensitas besar yang pean terjadi di indonesia, oleh Karena itu bahaya untuk robohnya bangunan adalah kecil, akan tetapi kerusakan sebagai efek sampingan mungkin tetap ada. Misalnya tejadinya kaca pecah, benda berat jatuh / terguling, pintu keluar macet, kebocoran air, kerusakan instalasi listrik, kebocoran gas dan kebakaran. 28 2.4. 25. Sebisa mungkin tetap tinggal di tempat selama gempa bumi. Kadangkala gempa yang terjadi adalah gempa awal dan gempa yang lebih besar mungkin terjadi. Pergerakan dibatasi hanya menuju tempat aman dan tinggal di dalam bangunan sampai guncangan berhenti Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dampak yang disebabkan oleh banyak orang berebutan lari keluar bangunan, apalagi bertingkat, diperkirakan akan lebih besar dari bahaya gempa bumi itu sendir. Manusia yang bergerak dapat terjatuh dan terpeleset di dalam gedung, jalan keluar bisa tersumbat, orang — orang bisa terinjak — injak dan terjatuh dari tanga Penanganan awal jika terjadi gempa Berikut adalah prosedur yang perlu dilakukan oleh semua karyawan, pasien dan pengunjung RSUDC ketika terjadi gempa + Jangan panik * Berlindung di bawah meja atau fumitur Iain yang kokoh. Bila tidak ada, lindungi wajah dan kepala dengan lengan dan jongkok di sudut bangunan, di dekat kolom tiang penyangga bangunan. + Tetap di tempat tidur bila sedang di sana ketika terjadi gempa Berpegangan dan lindungi kepala dengan bantal, kecuali bila berada di bawah peralatan yang mudah jatuh. Pada kondisi tersebut pindahlah ke tempat yang lebih aman © Jauhi kaca, jendela, bagian luar pintu dan dinding, serta semua benda dan peralatan yang mudah jatuh , seperti lampu-lampu, AC dil. + Tetap di dalam gedung sampai guncangan berhenti + Tunggu instruksi selanjutnya dari Koordinator Keadaan Darurat (KOU). Penanganan lanjut + Setelah gempa betubbetul berhenti, Koordinator Keadaan Darurat (KKD) mengintruksikan kepada operator untuk mengumumkan terjadinya CODE BROWN melalui paging. Termasuk didalamnya himbauan untuk tetap berada di tempat sampai aman untuk pergi keluar. 29 KKD dibantu oleh dua orang asisten (Wadirkum & Wadiryan) dalam rangka penanganan gempa. Asisten KKD menghubungi BMKG untuk menanyakan skala gempa dan memastikan apakah ada gempa susulan. KKD akan menginstruksikan evakuasi (CODE GREEN) dengan sistem paging pada operator jika informasi dari BMKG akan ada gempa susulan dengan skala diatas kekuatan gedung. Dan KKD akan Menginstruksikan evakuasi jika mendapatkan laporan adanya kerusakan pada struktur gedung yang bisa mengakibatkan konstruksi gedung tersebut runtuh. KKD akan menonaktifan code brown melalui operator dengan paging setelah mendapatkan informasi dari BMKG bahwa tidak ada gempa susulan dan dinyatakan aman. Tim tanggap darurat akan berkumpul di tik kumpul sesuai tugasnya masing masing pada saat terjadi evakuasi KKD akan menginstruksikan kepada Tim Tanggap Darurat untuk mengembalikan pasien dan karyawan yang telah dievakuasi setelah keadaan dinyatakan aman. Evakuasi gempa a Evakuasi sementara Jika terjadi gempa maka penghuni gedung tidak disyaratkan untuk evakuasi keluar bangunan namun evakuasi ke area yang aman pada Jantai yang sama. Selanjutnya evakuasi ke luar bangunan, jika terdapat gempa susulan yang lebih besar. Evakuasi keluar bangunan Evakuasi untuk penghuni gedung A (gedung lama) adalah dengan mengarahkan semua penghuni bangunan menuju ke titik berkumpul 1 dan 2 melalui tangga darurat Pembagian jalur evakuasi 1. Gedung Lama (gedung A) * Zona B yaitu mulai dari ruangan Apel, Sirsak, Rambutan, Belimbing, Intermediete, evakuasi secara vertikal menuju ke titik berkumpul 1 dan 2 melalui ramp atau tangga darurat, 30 * Zona A3 yaitu mulai dari ruangan Melon, Manga, Pepaya, Manggis, evakuasi secara Vertikal menuju titik berkumpul 1 dan 2 melalui ramp atau tangga darurat. 2. Gedung Baru (gedung B) * Zona A sebelah utara Gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 dekat musola hingga lantai 1 kemar zenajah © Zona B sebelah Timur gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 belakang ruang Binroh hingga lantai 1 samping ruang kontrol + Zona C sebelah Selatan gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 ruang asrama hingga lantai 1 samping masjid [N . Lokasi Titik Tipikal 7 lo eter Keterangan Evakuasi Kumpul Pasien bisa berjalan, | Tangga Darurat | Menuju __titik Kategori A | tidak dibantu kumpul 1 yang memerlukan | perawat/keluar | berada di monitoring, |ga_—_pasien | lapangan Jantung dan —_ | menuju tit depan lobby. paru tidak terganggu, maksimal | terpasang 1 | infus line. 2. |Pasien | Bisa berjalan, | Tanga Darurat | Menuju _titik Kategori B | namun dibantu kumpul 2 & 3 terpasang perawat/keluar | yang berada di monitor jantung | ga pasien belakang poli paru definitif. gigi dan depan Bank DKI | 3. | Pasien | tidakbisa | Ramp dengan | Menujuttitik | Kategori C | berjalan, tidak | kursi roda kumpul 2&3. | terpasang yang berada di | monitor dan belakang pol Jantung paru gigi dan depan dalam keadaan Bank DKI baik. 14 |Pasien | tidak bisa Ramp dengan | Menuju titik Kategori D_berjalan, brankar kumpul 2&3 31 f terpasang yang berada di monitor jantung belakang poli paru defini. gigi depan Bank DKI 5. | Pasien tidak bisa Evakuasi Menuju titik Kategori E | berjalan, horizontal ke | kumpul 2 & 3 | terpasang tempat | yang berada di | support vital pengungsian —_| belakang poli (ventilator, | sementara gigi dan depan obat-obat Bank DKI inotropik, perlu ‘continuous | suction, pace | maker, WSD, | ain a | 3. Mitigasi Ancaman Bom ‘Ancaman Bom adalah berita atau informasi dengan tujuan untuk membuat suasana menjadi panik atau menimbulkan kegelisahan biasanya terjadi dengan menggunakan media telepon atau media komunikasi lain misalnya surat atau email Tipe Ancaman Ancaman Bom adalah 1. Ancaman lewat telepon 2. Ancaman lewat surat 3. Ancaman lewat email 4, Ancaman lewat paket Upaya atau kegiatan dalam rangka pencegahan dan mitigasi yang dilakukan, bertujuan untuk menghindari terjadinya wabah serta mengurangi risiko yang ditimbulkan olen wabah. Tindakan mitigasi dilihat dari sifatnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu mitigasi pasif dan mitigasi aktif. 3.1. Penanganan awal ancaman bom a. Ancaman bom lewat telepon * Jika ancaman bom menggunakan telepon seharusnya_ si penerima telepon dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari sipengancam karena dengan begitu informasi yang didapat akan mempermudah pihak kepolisian diantaranya yaitu 2 Dimana bom akan diledakan? Dimana lokasinya? Bentuknya seperti apa? Siapa targetnya? Kapan bom akan diledakkan / meledak? Apa jenis bomnya? Bagaimana bentuknya? @NRARWNA Di mana si penelepon berada? 9. Tanyakan jati diri penelepon? 10. Kenapa melakukan hal tersebut ? 11. Apa tuntutannya? Penerima telepon tidak boleh panik, dan harus mendengarkan latar dari si pengancam misalnya bunyi Kereta, pesawat, musik, dsb, nada suaranya bagaimana? marah, pelan, tertawa, berbisik, sengau, gagap atau yang lainnya. Perhatikan juga identitas dan keadaan sekeliling penelepon seperti Laki-laki atau perempuan Dewasa atau anak-anak Telepon lokal (dari dalam RSUDC) atau dari tuar. 1 2 3 4, Karakter suara (keras atau pelan) 5. Cara berbicara (cepat atau lambat) 6. Bahasa dan logat / dialek 7. Kondisi psikologis (marah, tenang) Cobalah mengingat-ingat kata-kata dan pesan-pesan yang tepat, usahakan pembicaraan si penelepon dapat dicatat begitu penelepon sedang berbicara. Jika ancaman ini diterima oleh operator, maka usahakan ancaman ini direkam, Segera menghubungi KDU, kemudian KDU akan menghubungi KKD untuk melaporkan adanya ancaman bom dan meminta izin untuk melaporkan kepada kepolisian terdekat 3 3.2, b. Ancaman lewat surat Jika ancaman lewat surat atau form lainnya maka sipenerima email Jangan panik dan langsung menghubungi KKD kemudian KKD kepolisian terdekat c. Ancaman tewat email Ancaman lewat email biasa sangat menggangu dalam berkomunikasi dan tidak pribadi karena alamat email dalam dilihat langsung siapa pengirimnya, dan nama pengirimnya adalah nama samaran, sipenerima email jangan panik dan langsung menghubungi KKD kemudian KKD menghubungi kepolisian terdekat. d. Ancaman lewat paket Ancaman lewat paket biasanya berupa bahan mudah meledak dengan menggunakan alat / mesin detonator jika menerima paket Mencurigakan jangan mencoba untuk membukanya, segera menghubungi tim keamanan, lalu tim keamanan menghubungi KDU. Kemudian tim keamanan menghubungi kepolisian terdekat Penanganan lanjut ancaman bom Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh tim keamanan bila menerima laporan adanya ancaman bom Tim keamanan melaporkan ke KDU bahwa ada ancaman Bom * Tim kemanan melaporkan ke kepolisian terdekat dan meminta bantuan pencarian dan penjinakkan bom atas perintah KDU * Tidak melakukan komunikasi melalui Radio HT selama proses pencarian. * Bila lokasi spesifik diberikan oleh si pengancam. - _ Respon secepatnya ke lokasi yang dimaksud - Beri tahu Kepala Ruangan / penanggung jawab ruangan tersebut - Tidak usah menunggu pihak kepolisian, mulai usaha pencarian dengan bantuan tim keamanan - _ Jangan beritahu pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit yang tidak berkepentingan untuk mencegah _timbulnya kepanikan. - _ Jangan dulu melakukan evakuasi sebelum ada perintah * Bila si pengancam tidak memberikan informasi spesifik tentang lokasi bom maka pencarian akan dilakukan di semua area, public/ non publik * Beritahu Kepala ruangan / penanggung jawab setiap ruangan sebelum memulai usaha pencarian. * Bila menemukan benda yang mencurigakan: Isolasi area tersebut © Evakuasi karyawan, pasien dan pengunjung © Tutup semua pintu ~ Tim kemanan berkordinasi dengan pihak kepolisian yang sudah datang agar member tahu Tim Penjinak Bom, ~ Perintah evakuasi akan diberikan oleh KDU atas perintah Koordinator Keadaan Darurat apabila KDK. ~ Tidak memperbolehkan seorang pun masuk ke ruangan tersebut sampai dinyatakan aman oleh pihak kepolisian 4. Penanganan penculikan bayi * Bila ada situasi_ yang mengganggu keamanan segera mengumumkan " code pink." melalui Paging * Komando keamanan segera menutup semua pintu keluar dan mengunci lobi bawah + Semua pegawai harus segera mengunci semua pintu dan account untuk semua pasien, pengunjung, dan pegawai. « Hidupkan radio komunikasi (HT) dan telepone untuk instruksi lebih lanjut. + Pegawai harus melaporkan semua orang asing ke kepala ruangan + Seluruh pengunjung mendapatkan instruksi dari pegawai RS untuk tinggal di lokasi saat ini dan wajib melaksanakannya. + Tim Keamanan RS langsung menghubungi dan berkomunikasi dengan Kordinator Darurat Umum bahwa telah terjadi penculikan bayi dan meminta izin untuk melakukan pengamanan yang lebih ketat serta izin menghubungi kepolisian. 35 Tim kemananan memeriksa, memastikan semua pintu luar tertutup dan terkunci. Tim Keamanan RS selalu berkomunikasi dengan radio (HT) untuk selalu waspada pada seluruh area bangunan RS serta mengambil tindakan yang diperlukan sampai menunggu pihak kepolisian datang Peculikan bayi bila tidak ditemukan selama 12 jam maka tim keamanan melakukan pemulihan keadaan RS dan memberhentikan code pink atas persetujuan Kordinator Keadaan Darurat (KKD). Peculikan bayi bila ditemukan maka tim Keamanan melakukan pemulihan keadaan RS dan memberhentikan code pink atas persetujuan Kordinator Keadaan Darurat (KKD) Lakukan kegiatan dengan normal 36 BAB Ill TATA LAKSANA ORGANISASI TANGGAP DARURAT Bagan Organisasi Tangga Darurat Gedung RSUD Cengkareng sesuai pada bagan orgasisasi berikut. Nama-nama personil dalam organisasi ditunjuk dan ditetapkan oleh Direktur RSUD Cengkareng dan merupakan bagian terpisah dari buku ini |. STRUKTUR ORGANISASI TANGGAP DARURAT DAN URAIAN TUGAS SAAT JAM KERJA Toor ean ae 1 Distr 2 Wadrteamgn Ue Deere oor: Darwat Uae ‘oor: Dae te ‘haem bPomsran ro Lap ese 8 eeanan 2a earn eres 3. ago 2. epee t v= ead ts Ta = 7 ess te ‘maid ost ae ee Se tars sens was ast a Doe? = a ban : noi visa eam ln nit Tnrentest 1 La tenspota aes tea i Tiategt casi — rr] tas = 37 Ill, STRUKTUR BAGAN ORGANISASI TANGGAP DARURAT DAN URAIAN TUGAS SAAT DILUAR JAM KERJA ‘worn ean Dana 1 Dir 2. Wate Neg 8 3. WafePézpnan vo/om i te Ta Te Ti Te teampe | [SM 00/001 ee Farm Telnk est) (irda i160 itty ts} Tm Te Prego & nam (Dara yg berdas) im = — Fentesh™ per 1 trmparas ef anbuloce L__ wares J Te Tin ope ee Peratan (ii lundey, cd, pore ea messes |] Pst seas sa) 38 3. Kordinator Keadaan Darurat (KDK) 1A. 12 Uraian tugas a Memimpin organisasi tanggap darurat melalui Koordinator Umum dan Koordinator Medis dalam operasi penanggulangan keadaan darurat dan bencana, Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat dan bencana dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil termasuk penghuni gedung termasuk sistem evakuasi Memberikan instruksi dalam setiap tindakan darurat evakuasi penghuni (pegawai, pasien, keluarga/ tamu pasien), Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait seperti Dinas Kebakaran, PLN, Polisi, BMKG atau Rumah Sakit lain untuk pemindahan Pasien, Menyatakan aktivasi darurat serta selesai atau tidaknya operasi darurat dan bencana. Tindakan KDK jika terjadi kebakaran a Menilai kondisi kebakaran guna keputusan evakuasi parsial/ total lantai atau sebagian/ seluruh lantai, Menginstruksikan evakuasi horizontal atau vertikal (sesuai kondisi kebakaran, penyebaran asap dan panas), Memastikan semua pasien & keluarga telah ter-evakuasi dan pegawai, Menilai kondisi bangunan, apakah layak untuk digunakan rawat inap pasien setelah terjadi kebakaran pada ruangan/ lantai terbakar, Menginstruksikan untuk memindahkan pasien ke lokasi perawatan intemal atau rumah sakit lain, jika kondisi bangunan tidak layak digunakan, Alur tindakan jika terjadi kebakaran, 39 1.3. Tindakan KDK jika terjadi gempa Saat merasakan adanya gempa, menuju ke peta aman sampai goncangan reda, Mencari informasi skala intensitas goncangan gempa sumber gempa ke BMKG dan menginformasikan ke semua penghuni bangunan gedung, Jika intensitas goncangan * Sampai maximum skala IV, memerintahkan agar tetap bekerja seperti keadaan normal, Skala V & VI - Melakukan pemeriksaan ke seluruh ruangan, dan penilaian terhadap kemungkinan darurat lainnya, - Melakukan penanggulangan tindakan darurat_ lainnya (seperti medis, kebakaran terjebak /iff atau lainnya) jika diperlukan, - Kalau kondisi dinilai sudah aman baik dari segi kondisi bangunan dan informasi gempa dari BMKG maka di umumkan untuk kembali ke tempat kerja semula. Skala VII & Vill - Memerintahkan evakuasi, - Melakukan pemeriksaan ke seluruh ruangan, dan penilaian terhadap kemungkinan darurat lainnya, - Melakukan penanggulangan tindakan darurat lainnya (seperti medis, kebakaran, terjebak lift atau lainnya) jika diperlukan, = Kalau kondisi dinilai sudah aman baik dari segi kondisi bangunan dan informasi dari BMKG maka di umumkan untuk kembali ke tempat kerja semula, - Jika terdapat bangunan runtuh dan ada korban terjebak reruntuhan segera minta bantuan dari luar seperti Dinas Pemadam Kebakaran/ Basarnas untuk penyelamatan korban gempa atau tenaga medis dari gedung rumah sakit lingkungan RSUD Cengkareng. ‘Skala IX, X, XI dan XII: - Memerintahkan evakuasi, - Melakukan pemeriksaan ke seluruh ruangan, dan penilaian terhadap kemungkinan darurat lainnya, = Melakukan penanggulangan tindakan darurat lainnya (seperti medis, kebakaran terjebak /ift_ atau lainnya) jika diperlukan, - Jika terdapat bangunan runtuh dan ada korban terjebak reruntuhan segera minta bantuan dari luar seperti Dinas a Pemadam Kebakaran / Basamas untuk penyelamatan korban gempa atau tenaga medis dari gedung rumah sakit lingkungan RSUD Cengkareng, Berkonsultasi ke ahi konstruksi bangunan guna memastikan struktur bangunan gedung masih layak atau tidak Bagan Alir tindakan seperti berikut : 42 Nenealan Terie nim Sie | [ Unurkantoe ‘tesa an SUK gorpactta Beka sepot Sele *eondat aon sucrtte oe’ [| ane aca % Perintatian Urata evel tone gem Kenai tuk Bannan orsign koe porvctn “cert tk fasion 1.4, Tindakan jika terjadi ancaman bom atau barang mencurigakan 1. Koordinasi dengan Koordinator Darurat_ Umum untuk menghubungi Instansi terkait untuk a. Pengamanan dan tindaken yang perlu dilakukan, b. Pemanggilan Tim Gegana Kepolisian, c. Pemanggilan Dinas Pemadam Kebakaran Kota jika terjadi ledakan dan kebakaran. 2. Jika kondisi_ membahayakan memerintahkan evakuasi ke koordinator darurat umum dan koordinator daurat medis pada area tertentu dan instruksikan untuk mengumumkan kode darurat black (hitam) Pantau kondisi dan koordinasi dengan Tim Gegana Kepolisian, vika kondisi sudah aman dari Tim Gegana Kepolisian, perintankan ke Tim Tanggap Darurat untuk mengumumkan kondisi sudah aman dan bekerja kembali 5. Bagan Alur tindakan seperti berikut : neath merger Powe ae ie rergeorgan ee org and S en Eades fa snoatpering Pein nd rt Una veticontemt dan mes Terres argenan Sn 4. Koordinator Darurat Umum (KDU) Uraian tugas Mengkoordinasikan kegiatan operasional tanggap darurat yang terdiri dari Koordinator lant tim teknik, pengamanan & penyelamatan, Tim pembersihan, Tim logistik makanan dan finen, tim peralatan, tim informasi, tim parkir, tim transportasi, tim keuangan dan tim SDM. Kordinator Darurat Medis (KDM) Uraian tugas, a. Melakukan koordinasi dengan Tim Farmasi, dan Tim Medis untuk kesiapan pelayanan pasien bila terjadi darurat bencana b. Mendata kapasitas medis yang berupa jumlah dokter, perawat dan bidan, kapasitas rawat jalan, kapasitas rawat inap, kapasitas ICU, kapasitas alat kedokteran, kapasitas alat kesehatan dan APD untuk tim medis. ¢. Berkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum dalam menentukan alternatif lokasi untuk tambahan rumah sakit darurat d. Menyiapkan dan mengkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum untuk mempersiapkan lokasi perawatan alternatif untuk pasien jika ruangan perawatan tidak layak huni setelah kejadian bencana, Koordinator Lantai Uraian tugas a. Memimpin operasi darurat (pemadaman, penyelamatan aset dan ‘evakuasi penghuni) di lantai yang menjadi tanggung jawabnya, b. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan ditaksanakan oleh setiap personil dibawah koordinasinya, c. Menerima perintah dan melaporkan jalannya operasional darurat kepada Kordinator Keadaan Darurat ( Direktur) Koordinator Darurat Umum (kabag umum) d. Menghubungi KKD kenomor extension 99 atau 0817-4945411 atau 45 ¢. Menghubungi Kordinator Darurat Umum (KDU=Kabag. ‘Umum dan Pemasaran) f. Hubungi Komandan —_Lapangan Kebakaran/RPK) 1, Seta: *#01/0812-1856361, atau 2. Siswanto : **03/0812-80063277 (Regu Pemadam 9. Bagan alur tindakan : ==> ed ee ee ies te ve ve ¥ ¥ Lata roma Leen posse Sout tpeee cumin rare Kocrator Dane Uren . ernest wee ‘coon a ome ms ‘zen, I) eo crit Dart Um Te vs \atuton poser anne 7. Regu Evakuasi Uraian tugas a. Memandu evakuasi penghuni lewat tangga darurat dan ramp setelah mendapat perintah dari Koordinator Lantai, Memeriksa ruangan kantor dan perawatan bila kemungkinan ada personil yang masih tertinggal Menghitung jumlah pegawai dan pasien yang berevakuasi dari lantai yang menjadi tanggung jawabnya dan memeriksa ulang di tempat berkumpul di luar gedung. Bila temyata ada yang masih tertinggal didalam ruangan, segera lapor ke Koordinator lantai, Melaporkan ke Koordinator Lantai jika terjadi kecelakaan e, Membawa pasien ke area pengungsiany titik berkumpul, dan membawa troley emergency, Memandu evakuasi keluarga pasien sesuai dengan prosedur evakuasi, Menghitung jumiah pasien yang dievakuasi dari zona yang menjadi tanggung jawabnya dan menunggu pasien di area pengungsian atau di tempat titik berkumpul di luar gedung, Melaporkan ke Koordinator Lantai jika ada pasien kondisi memburuk kesehatannya Memindahkan pasien ke rumah sakit lain sesuai dengan perintah Koordinator Lantai. Bagan alur tindakan adalah 47 Lantai untuk Panggl Tim | ICD (cede blue ) Monitor kondisi pasien «i area tk berkumpul serta}*¢— ve catat data pasien Informasi Keacaen darurat Bekerja ‘seperti kondsi normal v Selesai ve Bawa aman atau area tthe beriumpul membawa tolley ¥ Tavern ooomesy Semmens cata pan bantan ad fl arnjauntuk Nantel ie rungan Pro areniia evaues ‘Ada pasien \_ Teak Kondisi Buruk ¥ Informasikan ke Koord. t ‘Serahkan pasien ke Tim iGO 8. Regu Penyelamat Dokumen Uraian tugas Menyelamatkan dokumen data pasien yang harus dibawa menuju ke tempat evakuasi jika diperlukan, Melaporkan ke Koordinator Lantai semua dokumen yang telah diamankan. Bagan alur tindakan Instruksi Sasa dokumen pasien Ya Bawa dokumen pasien ke ‘tempat tk berkumpul Laporkan Catat dan ben Dokumen telah dpindahikan fs label setiap dokumen pd Koord, Lanta 9. Regu Titik Berkumpul Uraian tugas a b. ©. 4. @. Menginventarisasi semua kebutuhan pasien dan kondisi kesehatan Mengkoordinir kegiatan evakuasi pasien di tempat titik berkumpul, Menyiapkan formulir evakuasi pasien, Mengatur kedatangan pasien dan mengatur penempatannya, Mencatat semua pasien di area yang menjadi tanggung jawabnya, pasien, Koordinasi dengan Koordinator terkait untuk memenuhi kebutuhan pasien, Memastikan kebutuhan dan kondisi pasien terjaga dengan baik, Koordinasi dengan Tim Transportasi jika ada perintah untuk pemindahan pasien, 49 i. Mengkoordinir kegiatan pasien kembali ke ruangan jika ada perintah kembali ke ruangan, |. Melaporkan jumiah pasien ke Koordinator Lantai k. Bagan alur tindakan jika terjadi keadaan darurat 40.Tim Tehnik Uraian tugas a. Memastikan semua sarana darurat beroperasi selama keadaan darurat. b. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil dibawah koordinasinya. c. Jika monitor kontrol panel menyala dan alarm berbunyi, segera menghubungi zona/ lantai yang termonitor dan memastikan penyebab alarm dan metaporkan ke Koordinator Darurat Umum d. Mematikan power penggerak lft penumpang dan semua posisi if. . Memastikan semua power penggerak A/C dalam posisi On atau Off untuk memantau penyebaran asap, Tidak | Chie Security menghoorsinesian dengan __ BSSomi ap dengan APAR & Hyeran Jia ada kabatoran + Seckooinas! dengan Koordnator Darust Umum ° Omaspemacam Tidak ‘tang ke kos ‘Berama DPK ke TKPmontot kena ‘Serna Dinas Pemsdom Kebakaran smemadamian AB ” 5 Jika terjadi gempa Evalasasi Tidak Bekerja seperti sementara kondisi normal ™ aca Ke sik mp er aealannya Jika terjadi penculikan bavi rc Informa ) Pencultan Bayi ¥ Men ‘wah - Beteordinas dengen Koordinstor Dara unum rt menghabung phsk Kepotsan Chit Security mengkeordnasizan dengan ‘aavahannya utup cara pints Keuar dan mangune! ey Laporkan kone kopoca Kordinatr Dart Unum Kordnater Darurat Ure ‘memrintaneanbekere ombal sport keadsan romal _ Sopesomn “| Teak Berkordinas dengan epolsan untuk rmenindakonul asus oneulian Ya Kepotsianeatang 57 12. Tim Pembersi Uraian tugas a. Membersinkan gedung b. Berkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum ¢. Bagan alur sebagai berikut : Tidak Darurat Besanjut»————>| ui il ‘Amati Keadaan, persiapan 38 43. Tim Logistik Makanan dan Linen Uraian tugas a. Menyiapkan konsumsi dan linen di titik berkumpul atas instruksi ketua tim Transportasi b. Melaksanakan perintah yang diberikan oleh KD i titik berkumpul c, Membantu dan melaksanakan perintah Koordinator Keadaan Darurat atau Koordinator Darurat Umum. ‘Memenuhi kebutuhan linen seluruh tim. e. Bagan alur tindakan dalam keadaan darurat : Ya wi siege teens Lwin maith e Lames eee me |—> fren gem Lm I 14.Tim Peralatan Uraian tugas a, Membantu dan melaksanakan perintah Koordinator Umum b. Melakukan pencatatan administrasi penggunaan aset ©. Menginventarisasi dan mencatat semua Kebutuhan Regu Titik Berkumpul yang berkaitan dengan kebutuhan pasien yang tidak tersedia di Gedung RSUD Cengkareng, Tidak ( \ Ya ‘Tidak ‘Menus ke posko komando dan oordinasi dengan KDUGKKD aa ‘Butuh sarana, ‘set darurat 45.Tim Humas Uraian tugas Membantu dan melaksanaken perintah Koordinator Umum b. Merupakan juru bicara RSUDC terhadap pihak ekstemal. c. Pengendali dan penghubung pesan baik dari internal RS maupun ekstemal RS dan atau tim lapangan d, Mediator kebutuhan media/pers. . Membantu dan mendapingi Koordinator Keadaaan Darurat (direktur) dalam fungsinye sebagai juru bicara. f. Menyampaikan informasi operasional yang relevan 416. Tim Parkir Uraian Tugas a, Mengatur sistem perparkiran saat terjadi keadaan carurat dan bencana. b. Mengatur perparkiran saat penanggulangan keadaan darurat termasuk pengaturan jalur dan rambu-rambu, . Mengatur arus mobil masuk dan keluar termasuk mobil unit Dinas Kebakaran dan mobil Kepolisian, d. Mengantarkan Dinas Pemadam ke Posko, e. Bekerjasama dengan tim pengamanan dan kepolisian dalam masalah parkir. f. Bagan alur tindakan or Infornsst Keaczon darurat_) cual. Tae neh Prkau kon << Dae Sena . akees DPK&, ‘tea pare Pots : ‘Pongaturan jt aksos DPK ‘2 poke TH. ‘Seta bevkornae! dengan ‘Kerdnator Barut umm | (OPK & Poti Teat te l aban mans ke TP : sect 417.Tim Transportasi Uraian tugas a. Membantu dan melaksanakan perintah Koordinator Keadaan Darurat (KKD), b. Mengatur pemindahan pasien ke lokasi lain jika dibutunkan pembagian kedatangan pasien dan mengatur penempatannya, c. Membantu mobilisasi kebutuhan sefuruh tim. d. Bagan alur tindakan jika terjadi keadaan darurat 2 Intormasi Tidak ole rp I’ Menu ke Posko kamando, -Membanty KOU, |-Koornasi dengan: - Regu Tak bertupal Tmo untuk pemenitan kebututan carat Tain yang elt 48.Tim Keuangan Uraian tugas i}-———| See ‘Kebutuban eal inn ‘expen . a. Memfasilitasi proses administrasi keuangan yang tercepat untuk mendukung kegiatan operasional tim tanggap darurat dan bencana b. Berkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum Informas Keadean derure, Tia arurat beara ve ¥ Menu ke posto korranco, ‘an koordinasi dengan erinater Darurat Umum ‘Gunakan prosedur . penyediaan dana canxat Dare Laporkan kepada . i = ss menctii Korinater Darurat Umum 49.Tim SDM Uraian tugas a. Berkoordinasi dengan Koordinator Darurat Umum, b. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan SDM berkompeten dan mengatur jadwal masing-masing peran dalam struktur organisasi Tanggap Darurat Bencana RSUD Cengkareng, ¢. Bagan alur sebagai berikut : Menujie posto komand, ‘den oordinasi dengan Korat Darrat Uru umn SOM == tsmbara, I: Gunatan prosodir penyediaan SOM daruat OE Tidak — Dare Lapottan kepada pees Kort Dara Ut 20.Tim Medis Uraian tugas a. Membantu koordinator fantai dalam menitai keadaan pasien di area titk berkumpul b. Melakukan kegawat daruratan medis pada pasien yang berada di titk kumpul dengan tim code blue bila diperlukan ( sesuai prosedur code blue ) ¢. Berkoordinasi dengan tim medis lainnya dalam menangani pasien d. Melaporkan kegiatan penangan pasien ke Koordinator Darurat Medis = Ye ‘Mens tk kurput, ‘+ Perawatonlrktan 21. Tim Regu Pemadam Kebakaran (RPK) Uraian tuga: a. Memimpin pelaksanaan pemadam kebakaran Rumah Sakit Memadamkan Api dengan APAR Memadam Api dengan Hydrant Menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dengan nomor telepon 112 pees Menyarankan untuk evakuasi vertical bila pemadaman hydran tidak teratasi 22. Tim Farmasi Uraian Tugas a. Menyiapkan kebutuhan obat - obatan dan alat alat kesehatan dalam penanganan pasien di area titik berkumpul, b. Berkoordinasi dengan koordinator lantai, tim medis, tim IGD, Tim Transportasi, ¢. Melaporkan kegiatan kepada Koordinator Darurat Medis, d. Bagan alur sebagai berikut : 67 Tidak “ty Selesal Meni tik kumpul, menerima informasi deri kordinatorlantal untuk penyediaan obat obatan an alkes Ye Gunakan prosedur ro kofarmasian Tidak ya ‘obtnan abot & ‘shes reo IV. TANDA TANDA PETUGAS TIM TANGGAP DARURAT DAN BENCANA Tugas Koordinator Lantai Regu Evakuasi Regu Penyelamat Dokumen Regu Titik Berkumpul V. PROSEDUR PENANGANAN GEMPA 4. Bila berada di dalam gedung 1.1. Bila kejadian pada jam kerja a. Berlindung di bawah meja atau furnitur lain yang kokoh. Bila tidak ada, lindungi wajah dan kepala dengan lengan dan jongkok di sudut bangunan, di dekat kolom tiang penyangga bangunan, b. Tetap di tempat tidur bila sedang di sana ketika terjadi gempa. Berpegangan dan lindungi kepala dengan bantal, kecuali bila 6 berada di bawah peralatan yang mudah jatuh. Pada kondisi tersebut pindahlah ke tempat yang lebih aman, Jauhi kaca, jendela, bagian luar pintu dan dinding, serta semua benda dan peralatan yang mudah jatuh , seperti lampu-tampu, AC. all, Tunggu instruksi selanjutnya dari Koordinator Keadaan Darurat (KKD), Setelah gempa betul-betul berhenti, Koordinator Keadaan Darurat (KKD) mengintruksikan kepada operator untuk mengumumkan terjadinya CODE BROWN melalui paging. Termasuk didatamnya himbauan untuk tetap berada di tempat sampai aman untuk pergi keluar, KKD dibantu oleh dua orang asisten (Wadirkum & Wadiryan) dalam rangka penanganan gempa. Asisten KKD menghubungi BMKG untuk menanyakan skala gempa dan memastikan apakah ada gempa susulan, KKD akan menginstruksikan evakuasi ( code green ) dengan sistem paging pada operator jika informasi dari BMKG akan ada gempa susulan dengan skala diatas kekuatan gedung. KKD akan menginstruksikan evakuasi jika _mendapatkan laporan adanya kerusakan pada struktur gedung yang bisa mengakibatkan konstruksi gedung tersebut runtuh. KKD akan menonaktifkan code brown melalui operator dengan Paging setelah mendapatkan informasi dari BMKG bahwa tidak ada gempa susulan dan dinyatakan aman Bila gempa bumi mengakibatkan terjadinya kebakaran, ikuti instruksi kerja kebakaran. Jika bangunan mengalami keruntuhan segera keluar sesuai prosedur evakuasi dan jika terjebak reruntuhan segera minta pertolongan 1.2, Bila kejadian diluar jam kerja a. Berlindung di bawah meja atau furnitur lain yang kokoh. Bila tidak ada, lindungi wajah dan kepala dengan lengan dan jongkok di sudut bangunan, di dekat kolom tiang penyangga bangunan, b. Tetap di tempat tidur bila sedang di sana ketika terjadi gempa. Berpegangan dan lindungi kepala dengan bantel, kecuali bila berada di bawah peralatan yang mudah jatuh. Pada kondisi tersebut pindahlah ke tempat yang lebih aman, ¢. Jauhi kaca, jendela, bagian luar pintu dan dinding, serta semua benda dan peralatan yang mudah jatuh , seperti lampu-lampu, AC il d. Tunggu instruksi selanjutnya dari DO/DM, e. Setelah gempa betulbetul berhenti, DO/DM mengintruksikan kepada operator untuk mengumumkan terjadinya CODE BROWN melalui paging. Termasuk didalamnya himbauan untuk tetap berada di tempat sampai aman untuk pergi keluar, {. DO/DM menghubungi BMKG untuk menanyakan skala gempa dan memastikan apakah ada gempa susulan, g. DO/DM akan menginstruksikan evakuasi ( code green )) dengan sistem paging pada operator jika informasi dari BMKG akan ada gempa susulan dengan skala diatas kekuatan gedung. DO / DM akan menginstruksikan evakuasi jika mendapatkan laporan adanya kerusakan pada struktur gedung yang bisa mengakibatkan konstruksi gedung tersebut runtuh, h. DO/DM akan menonaktifkan code brown melalui operator dengan paging setelah mendapatkan informasi dari BMKG bahwa tidak ada gempa susulan dan dinyatakan aman, i. Bila gempa bumi mengakibatkan terjadinya kebakaran, ikuti instruksi kerja kebakaran, J Jika bangunan mengalami keruntuhan segera keluar sesuai prosedur evakuasi dan jika terjebak reruntuhan segera minta pertolongan. n 2. Bila berada di daim lift a. Jika merasakan adanya gempa segera tekan semua tombol yang berada didala if, Segera keluar menuju ke tempat yang aman. Jika ada perintah evakuasi, segera evakuasi, Jika bangunan mengalami keruntuhan segera keluar sesuai prosedur evakuasi dan jika terjebak reruntuhan segera minta pertolongan. 3. Bila berada di luar gedung Jika merasakan adanya gempa segera mencari tempat yang aman dari reruntuhan sampai goncangan berhenti, Jika berada di dalam mobil segera keluar dari mobil dan mencari tempat yang aman dari reruntuhan sampai goncangan berhenti, Jika sedang mengendarai mobil di area parkir RSUD Cengkareng segera hentikan mobil. Segera keluar dari mobil dan mencari tempat yang aman dari reruntuhan sampai goncangan berhenti 4. Prosedur evakuasi pasca terjadi gempa 4.1. Metode evakuasi pasien dengan alat bantu a. Evakuasi pasien dengan menggunakan tempat tidur ke titik berkumpul 4. Gedung Lama (gedung A) + untuk Zona A3 diarahkan menuju ke titik berkumpul melalui ramp (evakuasi vertical ), * Untuk Zona 8 diarahkan menuju ke titik berkumpul melalui ramp (evakuasi vertical ), 2. Gedung Baru (gedung B) * Zona A sebelah utara Gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 dekat musola hingga lantai 1 kamar zenajah (evakuasi vertikal) menuju titik kumpul 3 depan benk DK! menggunakan lift fire dan menuju ramp * Zona B sebelah Timur gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 belakang ruang Binroh hingga lantai 1 samping ruang n kontrol (evakuasi vertikal) menuju tik kumpul 3 depan bank DKI menggunakan lift fire dan menuju ramp * Zona C sebelah Selatan gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 ruang asrama hingga lantai 1 samping masjid (evakuasi vertikal) menuju tik kumpul 3 depan bank DKI menggunakan lift fire dan menuju ramp 3. Siapkan empat orang petugas evakuasi, tempat tidur, dan pasien, jika memungkinkan satu tempat tidur digunakan oleh beberapa pasien dengan posisi duduk, 4. Dua orang petugas di kepala tempat tidur dan dua orang lagi di kaki tempat tidur ( jika hanya ada dua petugas, maka satu orang didepan dan satu orang dibelakang, dengan posisi silang ), 5. Dorong tempat tidur ke arah ramp evakuasi, 6. Posisikan roda tempat tidur pada jalur ramp, 7. Sambil mendorong tempat tidur, petugas agak menahan laju tempat tidur karena adanya kemiringan pada jalur ramp, 8. Tempat tidur agak diangkat di jung ramp setiap lantai karena ujungnya agak dalam (dilakukan oleh petugas yang di depan), 9. Dorong tempat tidur sampai ke tik berkumpul yang telah disiapkan, 10.Pasien yang tidak dapat dipindahkan (not mobile) karena ketergantungan alat atau pertimbangan kesehatan : akan dievakuasi jika memungkinkan ke area titik berkumpul. Evakuasi pasien dengan menggunakan kursi roda 1. Gedung lama (gedung A) © untuk Zona A3 diarahkan menuju ke tik berkumpul melalui ramp (evakuasi vertical ), * Untuk Zona B diarahkan menuju ke titik berkumpul melalui ramp ( evakuasi vertical ), 2. Gedung Baru (gedung 8) * Zona A sebelah utara Gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 dekat musola hingga lantai 1 kamar zenajah (evakuasi B vertikal) menuju tik kumpul 3 depan bank DKI menggunakan lift fire dan menuju ramp * Zona B sebelah Timur gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 belakang ruang Binroh hingga lantai 1 samping ruang kontrol (evakuasi vertikal) menuju titk kumpul 3 depan bank DKI menggunakan lift fire dan menuju ramp * Zona C sebelah Selatan gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 ruang asrama hingga lantai 1 samping masjid (evakuasi vertikal) menuju titik kumpul 3 depan bank DKi ‘menggunakan lift fire dan menuju ramp 3, Dilakukan dengan satu orang , 4, Dudukkan pasien di kursi roda, 5. Pasang pengaman sehingga tidak merosot dan terjatuh pada saat didorong, 6. Dorong ke arah ramp evakuasi, 7. Dorong dengan tenang dan hati-hati, 8. Kursi roda bagian depan agak diangkat di ujung ramp setiap lantai karena ujungnya agak dalam (dilakukan oleh petugas yang di samping depan), 9. Dorong kursi roda sampai ke tempat yang telah ditentukan. 4.2. Metoda evakuasi pasien tidak dengan alat bantu b. Pasien yang dapat berjalan sendiri ( mobile ) * Pasien yang dapat berjalan dikumpulkan terlebih dahulu oleh perawat selanjut diarahkan ketitik kumpul melalui tangga darurat, * Setiap pasien ditemani keluarganya pada saat menuju titk kumpul, * Pasien pada saat turun ke tanga darurat ditemani oleh keluarga, Akses menuju titik berkumpul adalah sebagai berikut - Zona B yaitu mulai dari ruangan Apel, Sirsak, Rambutan, Belimbing, Intermediete, evakuasi secara vertikal menuju ke titk berkumpul 1 melalui tangga darurat. Evakuasi secara horizontal menuju ke Zona A2 yaitu ruang MCU, Haemodialisa, ” 4.3, Metoda evakuasi pasien yang tidak dapat dipindahkan (not mobile) ICU, kamar bersalin atau evakuasi menuju zona A3 yaitu ruang Melon, Mangga, Pepaya, Manggis. Regu evakuasi mengarahkan keluarga pasien untuk evakuasi keluarganya yang sakit menuju tangga darurat - Zona A3 yaitu mulai dari ruangan Melon, Mangga, Pepaya, Manggis, evakuasi secara vertikal menuju tik berkumpul 1 dan 2 melalu samp atau tangga darurat. Evakuasi secara horizontal ke Zona A2 yaitu ruang MCU, Haemodialisa, ICU, kamar bersalin atau evakuasi menuju zona B yaitu mulai dari ruangan Apel, Sirsak, Rambutan, Belimbing, Intermediete. Regu evakuasi mengerahkan keluarga pasien untuk evakuasi keluarganya yang sakit menuju tangga darurat - Zona A sebelah utara Gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 dekat musola hingga lantai 1 kamar zenajah (evakuasi vertikal) menuju titik kumpul 3 depan bank DKI menggunakan lift fire dan menyju ramp - Zona B sebelah Timur gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 belakang ruang Binroh hingga lantai 1 samping ruang kontrol (evakuasi vertikal) menuju tik kumpul 3 depan bank DKI menggunakan lift fire dan menuju ramp - Zona C sebelah Selatan gedung B (gedung baru) mulai dari lantai 8 ruang asrama hingga lantai 1 samping masjid (evakuasi vertikal) menuju titik kumpul 3 depan bank DKI menggunakan lift fire dan menuju ramp dikarenakan ketergantungan alat atau pertimbanagan kesehatan Pasien yang berada diruang khusus seperti ruang ICU, Perina, NICU, intermide dan CVCU : Dokter segera menilai kondisi pasien, Persiapkan alat- alat medis pendukung hidup pasien, Persiapkan pasien untuk evakuasi sesuai prosedur evakuasi, Ss * Kelompok ini akan dievakuasi paling akhir apabila karena kondisinya berada diluar kemampuan para petugas/ sarana pendukung kehidupan yang ada, * Apabila pasien dalam keadaan kritis dengan harapan hidup yang kecil, dan jika dibandingkan dengan situasi ketenagaan/fasilitas medis yang diperlukan sudah tidak memadai lagi, untuk dapat memberikan pertolongan hidup dasar, maka pasien ini akan dievakuasi bila kondisi dan ketenagaannya sudah memungkinkan untuk pelaksanaannya dan tidak merupakan prioritas utama, * Untuk pasien ICU di evakuasi terakhir untuk memastikan bahwa mereka tidak = dilepaskan dari_—_—-ventilator dan peralatan pendukung hidup, sampai benar-benar —diiperlukan untuk evakuasi, * Untuk pasien Perina di evakuasi terakhir untuk memastikan bahwa mereka tidak ~—dilepaskan —dari_—_peralatan pendukung hidup, sampai benar-benar —diperlukan untuk evakuasi, * Untuk pasien Intermediet di evakuasi terakhir untuk memastikan bahwa mereka tidak dilepaskan dari_—peralatan pendukung hidup, sampai benar-benar _—_diperlukan untuk evakuasi, * Untuk pasien NICU di evakuasi terakhir untuk memastikan bahwa mereka tidak dilepaskan dari ventilator dan _peralatan pendukung hidup, sampai benar-benar —diperlukan untuk evakuasi 4.4 Metoda evakuasi pasien yang tidak dapat dipindahkan (not mobile) dikarenakan dilakukan tindakan medis (ruang Hemodyalisa, ruang Endoscopy, ruang cathlab, kamar bersalin dan kamar operasi ) * Apabila pasien dalam tindekan Haemodialisa maka tindakan tersebut diberhentikan sesuai dengan prosedur tindakan haemodialisa, 76 * Apabila pasien dalam tindakan Endoscopy, broncoscopy dan colonoscopy maka tindakan tersebut segera diberhentikan sesuai prosedur tindakan endoscopy. + Apabila pasien dalam tindakan persalinan (penting untuk dicatat) bahwa prosedur persalinan yang telah di mulai_ harus diselesaikan sampai titik keselamatan sebelum pasien dipindahkan dari tempat bahaya, mengevakuasi daerah yang aman untuk persalinan ‘+ Apabila pasien dalam tindakan operasi ( penting untuk dicatat ) bahwa prosedur bedah yang telah di mulai harus diselesaikan ‘sampai titik keselamatan sebelum pasien dipindahkan dari tempat bahaya, mengevakuasi ke daerah yang aman untuk operasi lengkap kepenempatan pada titik keselamatan dengan tempat tidur bergerak Apabila pasien dalam tindakan cateterisasi jantung ( penting untuk dicatat) bahwa prosedur bedah yang telah di mulai harus diselesaikan sampai titik keselamatan sebelum pasien dipindahkan dari tempat bahaya, mengevakuasi daerah yang aman . PROSEDUR PENANGANAN KEBAKARAN 4, Bila berada pada lantai yang terbakar 1.1. Bila Kejadian pada jam kerja kondisi api bisa dipadamkan @. Petugas melihat api ‘Teriak "code red, code red, code red"; Ambil APAR dan langsung menuju titik api; Pastikan kondisi lingkungan aman dan tidak ada pasien; ‘Matikan api dengan APAR; b, Waktu bersamaan petugas yang mendengar teriakan code red di area kebakaran : © Segera ambil APAR dan bantu lakukan pemadaman api; © Gunakan helm sesuai jadwal dinas tim code red saat itu: 1) Helm Merah (kordinator lantai) : a) Segera hubungi "777" atau No 0812-19473686 untuk dilakukan paging dengan berkata “code red (sebutkan lokasi kejadian)"; n b) Hubungi Komandan Lapangan (Regu Pemadam * Kebakaran/RPK) dengan berkata: Seode red (sebutkan lokasi kejadian|” . > Setu #01 /0812-1856361, atau ‘ - Siswanto : *03/0812-80063277 ©) Laporkan kejadian kebakaran ke: - Kordinator Keadaan Darurat (KKD= Direktur) “#99 atau 0817-4945411, atau - Kordinator Darurat Umum (KDU=Kabag. Umum dan Pemasaran) “98 atau 0812- 8351718 dengan berkata: “Lapor Pak, ada kebakaran di .... (sebutkan lokasi kejadian), saat ini sedang dilakukan proses pemadaman api" d) Pimpin petugas di area kebakaran untuk proses : pemadaman apis 2) Helm Birn (regu evalsuasi): , Segera evakuasi pasien/orang ke lokasi yang aman dari kebakeran 3) Helm Kuning (regu titik kumpnl): Amankan alat-alat berharga di sekitar lokasi kebakaran ke lokasi yang aman dari kebakaran 4) Helm Putih (penyelamat dokumen}: : Amankan dokumen penting (medical record pasien/CPU /dokumen penting lainnya) . ‘© Panggil security/bantuan terdekat untuk — segera : membantu pemadaman api; e ©. Komandan lapangan datang ke area kebakaran, segera ambil alih t komando untuk lakukan pemadaman api; d. Api padam dengan APAR, kordinator lantai hubungi kembali © °TTT" / 0812-19473686 untuk dilakukan paging dengan berkata : “Code red, dinonaktifan”; © 999/0817-4945411 KKD/Direktur atau + *98/0812-8351718 KDU/Kabag.Umum dan Pemasaran dengan berkata: "Lapor Pak, kondisi api dapat dipadamkan" ©. Api tidak padam dengan APAR * Komandan lapangan: 8

Anda mungkin juga menyukai