No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah eksplorasi diidentifikasi penyebab masalah 1 Kesulitan belajar KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan anak berkebutuhan 1. Materi Presentasi Seminar analisis kajian khusus (ABK), Jaya, Indra. (2022, Oktober). Penilaian Bagi literatur melalui pendidikan inklusi. Peserta Didik Berkebutuhan Khusus. sumber bacaan Lamban Pelatihan Peningkatan Kompetensi Teknis dan wawancara, belajar (slow Guru Inklusi jenjang SMA Kelas A maka penyebab learner) diselenggarakan oleh P2KPTK2 Jakarta masalah yang Hambatan Selatan melalui zoom meeting. sesuai dengan pendengaran a) Hambatan pendengaran satuan pendidikan Guru harus memperhatikan berbagai adalah sebagai aspek seperti berikut ini. berikut: Menggunakan bahasa yang singkat 1. Guru kurang dan jelas memahami Menggunakan gambar, grafis, dan gaya belajar komunikasi total siswa lamban Hindari tes yang bersifat listening belajar dan Mempertimbangkan pemakaian alat hambatan bantu mendengar (ABM) pendengaran Menilai kemampuan berbahasa 2. Guru belum dengan mempertimbangkan lama menganalisis pendidkan siswa (tidak dilihat dari karakteristik jenjang kelas) siswa Memperhatikan derajat sisa hambatan pendengaran siswa (kurang dengar pendengaran ringan, kurang dengar berat atau (dengar ringan tunarungu) atau dengar b) Lamban belajar berat) Guru harus memperhatikan berbagai 3. Guru belum aspek seperti berikut ini. menganalisis Diberikan soal lebih pendek dan lebih lebih jauh latar variasi belakang siswa Membuat kontrak reinforcement atas yang lamban soal yang dikerjakan anak, dan belajar terapkan dengan sesuai (jangan beri reward apabila pekerjaan belum selesai) Menanyakan kembali tugas saat anak mengerjakan (untuk menghindari salah paham dalam memahami tugas) Ajarkan anak untuk memahami batas waktu tugas Memberikan tugas pembelajaran yang berangkaian untuk membantu pemahaman anak lebih utuh, misal dengan bacalah bacaan ini, jelaskan kembali isi bacaan, buatlah gambar menceritakan isi bacaan itu, buatlah catatan mengenai bacaan itu
2. Interviu teman sejawat
Nama: Debi Susanti, S.Pd Waktu: 7 November 2022 Peserta didik tersebut termasuk golongan kurang dengar ringan, selalu ingatkan untuk membawa alat bantu dengar dan posisi duduk mendekati sumber suara. Bagi peserta didik yang lamban belajar, perlu perlakuan khusus berupa memperingan pertanyaan soal. Kemudian, sering diajak dialog terpisah dari teman yang lain untuk membantu pemahaman materi pelajaran.
3. Artikel ilmiah daring
Mumpuniarti, Handoyo, R.R, Pinrupintanza, D.T, Barotuttaqiyah, D. (2020). ”Teacher’s Pedagogy Competence and Challenges in Implementing Inclusive Learning in Slow Learner.” Cakrawala Pendidikan, Vol.39, No.1, pp.217-229. https://doi.org/10.21831/cp.v39i1.28807 Hambatan utama guru dalam pembelajaran diferensiasi adalah kemauan guru untuk belajar menguasai pembelajaran ini. Dalam pembelajaran diferensiasi yang harus dikuasai adalah mengenai perencanaan, pengelolaan, dan penilaian dengan memperhatikan karakter siswa melalui modifikasi kurikulum dan penggunaan berbagai metode dan media. Bentuk pembelajaran diferensiasi bagi slowlearner yaitu (1) mengubah bahan ajar ke arah yang lebih konkret (mengaitkan dengan kehidupan sehari- hari); (2) melakukan pembelajaran kolaboratif dengan guru olahraga dan seni karena anak slowlearner cenderung lambat di bidang akademis tetapi berprestasi di bidang seni dan olahraga.
2 Pemanfaatan KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan
teknologi (TIK) 1. Artikel ilmiah daring analisis kajian untuk inovasi Sirojuddin, A. (2016). ”Pengembangan literatur melalui pembelajaran Bahan Ajar Mind Berbasis ICT.” Jurnal sumber bacaan masih kurang Manajemen Pendidikan Islam, Vol.1 (01), dan wawancara, pp.13-20. maka penyebab https://doi.org/10.31538/ndh.v1i1.4 masalah yang Beberapa kriteria pemilihan media sesuai dengan pembelajaran berbasis TIK ialah relevan satuan pendidikan dengan tujuan pembelajaran, adalah sebagai kemudahan, menarik, dan manfaat. berikut: Beberapa jenis media pembelajaran yaitu 1. Guru kurang (1) media grafis (dua dimensi) seperti mampu gambar, foto, grafik, diagram, poster, memilih jenis kartun; (2) media tiga dimensi seperti media dioroma, model kerja; (3) media proyeksi pembelajaran seperti film, LED proyektor; dan (4) yang sesuai memanfaatkan lingkungan sekitar dengan sebagai media pembelajaran. karakter siswa dan materi 2. Wawancara ahli yang Nama: Dr. H. Edi Sukardi, M.Pd (Ketua disampaikan STKIP Muhammadiyah Bogor) 2. Guru kurang Waktu: 8 November 2022 terbuka untuk Teknologi dalam pembelajaran belajar dibutuhkan untuk membantu efektivitas mengenai pembelajaran, memudahkan perkembangan penyampaian materi, dan merangsang teknologi daya tarik siswa pembelajaran Pemanfaatan teknologi yang baik untuk 3. Guru pembelajaran harus melihat karakter cenderung siswa yang diajar dan materi apa yang nyaman dengan ingin disampaikan. cara Guru diharapkan tidak malas untuk konvensional, belajar mengenai pemanfaatan teknologi tidak mau dalam pembelajar, guru harus ikut mencoba perkembangan zaman sehingga dapat menggunakan terus berkarya, walaupun peran guru tak aplikasi akan tergantikan oleh teknologi karena pembelajaran guru memiliki kehangatan komunikasi kekinian
3. Interviu teman sejawat
Nama: Putri Anis T., S.Pd Waktu: 7 November 2022 Guru cenderung tertutup menutup diri dari perkembangan zaman Guru masih bersikap tidak suka apabila ilmunya dikalahkan siswa sehingga apabila ada kendala menggunakan teknologi, guru akan bersikap pura-pura bisa Kurang adanya pelatihan terpusat dan terstruktur Guru harus mencoba memanfaatkan aplikasi pembelajaran seperti presentasi menggunakan frezi, desain mengggunakan canva, dan kuis menggunakan kahoot atau quiziz
3 Minat baca (literasi) KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan
masih rendah 1. Buku analisis kajian Antoro, Billy. (2019). Modul Literasi Baca- literatur melalui Tulis di Sekolah. Jakarta: Pusat Pembinaan sumber bacaan Bahasa dan Sastra, Kementerian dan wawancara, Pendidikan dan Kebudayaan maka penyebab Literasi dapat dimaknai sebagai masalah yang kemampuan mengakses, memahami, sesuai dengan dan menggunakan informasi secara satuan pendidikan cerdas (h.7) adalah sebagai Dalam buku A Principal’s Guide to berikut: Literacy Instruction dijelaskan beragam 1. Guru belum cara untuk menciptakan budaya baca- menjadi teladan tulis ialah melalui: (1) mengkondisikan bagi siswa lingkungan fisik ramah literasi; (2) ada dalam baca- model yang dapat dicontoh; dan (3) tulis menciptakan sekolah sebagai lingkungan 2. Guru belum yang akademis (h.8) mengajarkan Guru harus menjadi teladan bagi siswa membaca dalam kegiatan baca-tulis sehingga siwa secara memiliki contoh terbaik dalam literasi komperhensif (h.16) kepada siswa Berkolaborasi dengan perpustakaan 3. Guru belum sebagai sumber belajar (h.25) berkolaborasi dengan 2. Wawancara ahli perpustakaan Nama: Dr. H. Edi Sukardi, M.Pd (Ketua sebagai sumber STKIP Muhammadiyah Bogor) belajar Waktu: 8 November 2022 Penyebab utama minat baca rendah karena guru tidak mengajarkan cara membaca yang benar dan tidak memaksa siswa untuk membaca. Guru harus mampu memacu siswa dengan stimulus yang benar seperti menceritakan bahwa buku ini bagus, memberi siswa potongan cerita. Ada faktor eksternal juga terutama dari keluarga yang tidak membuat anak rajin membaca
3. Interviu teman sejawat
Nama: Putri Anis T., S.Pd Waktu: 7 November 2022 Pengaruh faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti siswa tidak terbiasa membaca dan berpikir bahwa membaca adalah aktivitas yang membosankan. Faktor eksternal timbul terutama karena lingkungan keluarga tidak memberi contoh pembiasaan membaca Pengaruh perkembangan media sosial membuat siswa merasa sudah cukup dengan membaca secuplik atau sekilas saja dalam mendapatkan informasi padahal informasi tersebut harus dicek kembali validitasnya Guru harus mencoba ide untuk merangsang siswa dengan beragam aktivitas pembiasaan membaca, contohnya siswa diwajibkan setiap masuk kelas bahasa Indonesia untuk mengerjakan lima kata sulit yang ditemui, lima kata sulit itu kemudian dicarikan artinya dalam KBBI. Upaya seperti contoh di atas dapat membantu memperbaiki kemampuan menulis siswa sesuai dengan kaidah kebahasaa.