Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA


ALOKASI ANGGARAN APBD DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KABUPATEN KUTAI BARAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bidang Setudi Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing :
Jida, S.Pd., M.Si., M.Pd.

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Nugraheni Dwi Hastuti

NIM : 51993200278

BIBLICAL INSTITUT OF LEADERSHIP DEVELOPMENT INTERNATIONAL


ANTIOCH SCHOOL OF CHURCH PLANTING AND LEADERSHIP
DEVELOPMENT
FAJAR KASIH KARUNIA FOUNDATION SURABAYA
LINGGANG BIGUNG KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2022

i
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1

1.1 Rumus Masalah ........................................................................................................................... 2

1.2 Tujuan .................................................................................................................................................... 3

BAB II DUA PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian APBD ............................................................................................................................ 3

2.2 Siklus Penyusunan APBD Pada Daerah ........................................................................................ 4

2.3 Penetapan APBD ............................................................................................................................ 4

2.4 Penggunaan APBD ......................................................................................................................... 5

2.5 Penggelolan APBD ......................................................................................................................... 7

2.5 Permasalahan APBD ................................................................................................................... 8

2.6 Rekapitulasi Data APBD ........................................................................................................................ 9

BAB III PENUTUPAN .................................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................... 10

3.2 Saran .......................................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 11

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “Peningkatan Sumber Daya Manusia (Alokasi Anggaran APBD Dinas Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat)”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam

proses pencarian nara sumber dan bahan untuk melengkapi setiap kata yang saya tuliskan dalam proses

pengerjaannya dalam makalah yang saya buat , tapi saya berhasil menyelesaikannya tepat pada waktu yang

sudah Ditentukan. Makalah ini saya buat guna memenuhi tugas mata kuliah“Bahasa Indonesia”. Tentunya

juga untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca dan untuk pengembangan wawasan ilmu

pengetahuan yang Terkait.

Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Jida,S.Pd.,M.Si.,M.Pd.,selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia,Biblical Institut Of

Leadership Development Internasional.

2. Bapak Silan,SE.MM Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat Dan

Semua Jajaran staf-staf pembantu pemerintahan yang ada di Kabupaten Kutai Barat..

Demikian makalah ini saya buat semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada

pembaca. Tentunya saya juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Linggang Bigung, 4 April 2022


Penulis,

Nugraheni Dwi Hastuti

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD)adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah
di Indonesia khususnya Kabupaten Kutai Barat yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.Terdapat beberapa peraturan perundang-undangan
yang menjadi acuan pengelolaan dan laporan pertanggungjawaban keuangan daerah. Undang-undang
dimaksud adalah Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Untuk memudahkan pelaksanaan berbagai peraturan
perundangan di atas dan mencegah timbulnya multitafsir dalam penerapannya, pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah yang
merupakan penjabaran dari berbagai perundang-undangan di atas.APBD terdiri atas Anggaran Pendapatan,
(Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah, dan Penerimaan lainnya), Bagian Dana Perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil,
Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus serta Pendapatan lain-lain yang sah seperti Dana
Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya dan
Pendapatan Lain-Lain.

Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia secara umum dan Kabupaten Kutai Barat masih didominasi
tingginya angka pengangguran.Hal ini Disebabkan antara lain terbatasnya lapangan kerja baik sisi
pendidikan maupun keterampilan serta belum dikuasai dan diakui kopetensi kerja yang telah dimiliki
masyarakat Kabupaten Kutai Barat.Kondisi Ini Menjadi Tanggung Jawab dari semua pihak,baik
Pemerintah,Lembaga /Institusi pendidikan dan pelatihan ,semua pihak yang berkepentingan harus saling
bahu membahu bersama berupaya dan bersepakat guna mendorong perekonomian masyarakat baik bersifat
formal maupun non formal .Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Tenaga
Kerja Pada Bab 5 Pasal 9 mengamanatkan Pelatihan Kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali
meningkatkan dan mengembangkan kopetensi kerja guna meningkatkan kemampuan ,produktifitas dan

1
kesejahteraan.Oleh Karna Itu Tugas Dan Tanggung Jawab Pemerintah Khususnya yang membidangi
ketenagakerjaan memberikan pembinaan dan pelatihan skill siap kerja kepada masyarakat.

pemuda/pemudi Kabupaten Kutai Barat Melalui Dana APBD Daerah Yang Masuk Pada DPA SKPD Dinas
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2022 Untuk Menggurangi Tingkat Pengangguran Dan
Membekali Skill Siap Kerja.

1.1 Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian APBD Daerah ?

B. Bagaimana Siklus Penyusunan Keuangan Suatu Daerah ?

C. Bagaimana Penetapan Besaran APBD ?

D. Bagaimana Penggunaan APBD ?

E. Bagaimana Pengelolaan APBD ?

1.2 Tujuan

A. Untuk Mengetahui Pengertian Apa Itu APBD.

B. Untuk Mengetahui Jalanya Siklus APBD .

C. Untuk Mengetahui Jalanya Siklus Keuangan Negara.

D. Untuk Mengetahui Penetapan APBD.

E. Untuk Mengetahui Penggunaan APBD

2&3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian APBD Daerah

Menurut Alteng Syafruddin,APBD adalah rencana kerja atau program kerja pemerintah untuk tahun
kerja tertentu,di dalamnya memuat rencana pendapatan dan rencana pengeluaran selama tahun kerja
tersebut.

Menurut R.A. Chalit, APBD adalah suatu bentuk konkrit rencana kerja keuangan daerah yang
komprehensif yang mengaitkan penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah yang dinyatakan dalam
bentuk uang, untuk mencapai tujuan yang direncanakan dalam jangka waktu tertentu dalam satu tahun
anggaran.

Menurut M. Suparmoko, APBD adalah anggaran yang memuat daftar pernyataan rinci tentang jenis
dan jumlah penerimaan, jenis dan jumlah pengeluaran negara yang diharapkan dalam jangka waktu satu
tahun tertentu.

Adapun Fungsi Dari APBD Pada Suatu Daerah Yaitu Sebagai Berikut :

Menurut Ateng Syafruddin, fungsi dan kedudukan APBD yaitu: Sebagai dasar kebijakan
menjalankan keuangan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk masa tertentu yaitu satu tahun
anggaran. Sebagai pemberian kuasa dari pihak legislatif yaitu DPRD kepada kepala daerah sebagai pimpinan
eksekutif untuk melakukan pengeluaran dalam rangka menjalankan roda pemerintahan daerah.

Sebagai penetapan kewenangan kepada kepala daerah untuk melaksanakan pembangunan daerah dan
pelayanan kepada masyarakat. Sebagai bahan pengawasan yang dilakukan oleh pihak yang berhak
melaksanakan pengawasan bisa lebih baik. Pada Peraturan menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

menyatakan bahwa APBD mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:

 Fungsi Otorisasi – Anggaran daerah tersebut menjadi dasar untuk dapat melaksanakan pendapatan
serta belanja daerah ditahun bersangkutan
 Fungsi Perencanaan – Anggaran daerah tersebut menjadi suatu pedoman bagi manajemen didalam
merencanakan suatu kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

3
 Fungsi Pengawasan – Anggaran daerah tersebut menjadi suatu pedoman untuk dapat menilai
apakah kegiatan atau aktivitas penyelenggaraan pemerintah daerah tersebut sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan
 Fungsi Alokasi – Anggaran daerah tersebut harus diarahkan untuk dapat menciptakan lapangan kerja
atau juga mengurangi pengangguran serta pemborosan sumber daya, dan juga meningkatkan efisiensi
& efektivitas perekonomian.
 Fungsi Distribusi – Anggaran daerah tersebut harus memperhatikan pada rasa keadilan dan juga
kepatutan.
 Fungsi Stabilisasi – Anggaran daerah tersebut menjadi alat untuk dapat memelihara serta
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian suatu daerah.

2.2 Siklus Penyusunan APBD Pada Daerah

Proses perencanaan dan penyusunan APBD, mengacu pada PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, secara garis besar sebagai berikut: (1) penyusunan rencana kerja pemerintah
daerah; (2) penyusunan rancangan kebijakan umum anggaran; (3) penetapan prioritas dan plafon anggaran
sementara; (4) penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD; (5) penyusunan rancangan perda APBD; dan
(6) penetapan APBD.

Dalam gambar, tahapan penyusunan rancangan APBD terlihat sebagai berikut:

4
1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Penyusunan APBD didasarkan pada perencanaan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu, mengenai
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Bila dilihat dari perspektif waktunya, perencanaan di tingkat
pemerintah daerah dibagi menjadi tiga kategori yaitu: Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan
perencanaan pemerintah daerah untuk periode 20 tahun; Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
merupakan perencanaan pemerintah daerah untuk periode 5 tahun; dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) merupakan perencanaan tahunan daerah. Sedangkan perencanaan di tingkat SKPD terdiri dari:
Rencana Strategi (Renstra) SKPD merupakan rencana untuk periode 5 tahun; dan Rencana Kerja (Renja)
SKPD merupakan rencana kerja tahunan SKPD.

Proses penyusunan perencanaan di tingkat satker dan pemda dapat diuraikan sebagai berikut:

a. SKPD menyusun rencana strategis (Renstra-SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-
masing.

b. Penyusunan Renstra-SKPD dimaksud berpedoman pada rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD). RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan
umum, dan program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan.

c. Pemda menyusun rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJMD
dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangka waktu satu tahun yang mengacu kepada Renja
Pemerintah.

d. Renja SKPD merupakan penjabaran dari Renstra SKPD yang disusun berdasarkan evaluasi pencapaian
pelaksanaan program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya.

e. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas, pembangunan dan kewajiban daerah,
rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemda maupun
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

f. Kewajiban daerah sebagaimana dimaksud di atas adalah mempertimbangkan prestasi capaian standar
pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundangundangan.

g. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.

h. Penyusunan RKPD diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Mei tahun anggaran sebelumnya.

4
Tahapan Penyusunan Rancangan APBD Perhatikan Alur Gambar Berikut

2.3 Penetapan APBD

Proses penetapan APBD melalui tahapan sebagai berikut:

1. Penyampaian dan Pembahasan Raperda tentang APBD Menurut ketentuan dari Pasal 104
Permendagri No. 13 Tahun 2006, Raperda beserta lampiran-lampirannya yang telah disusun dan
disosialisasikan kepada masyarakat untuk selanjutnya disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD paling
lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun anggaran yang
direncanakan untuk mendapatkan persetujuan bersama. Pengambilan keputusan bersama ini harus sudah
terlaksana paling lama 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dimulai. Atas dasar
persetujuan bersama tersebut, kepala daerah menyiapkan rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD
yang harus disertai dengan nota keuangan. Raperda APBD tersebut antara lain memuat rencana pengeluaran
yang telah disepakati bersama. Raperda APBD ini baru dapat dilaksanakan oleh pemerintahan
Kabupaten/kota setelah mendapat pengesahan dari Gubernur terkait. Selanjutnya menurut Pasal 108 ayat (2)
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, apabila dalam waktu 30 (tiga puluh hari) setelah penyampaian Raperda
APBD Gubernur tidak mengesahkan raperda tersebut, maka kepala daerah (Bupati/Walikota) berhak
menetapkan Raperda tersebut menjadi Peraturan Kepala Daerah.

4
2. Evaluasi Raperda tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBD Raperda APBD pemerintahan kabupaten/kota yang telah disetujui dan rancangan Peraturan Kepala
Daerah tentang Penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh Bupati.Walikota harus disampaikan kepada
Gubernur untuk di-evaluasi dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja. Evaluasi ini bertujuan demi
tercapainya keserasian antara kebijakan daerah dan kebijakan nasional, keserasian antara kepentingan publik
dan kepentingan aparatur, serta untuk meneliti sejauh mana APBD kabupaten/kota tidak bertentangan
dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan/atau peraturan daerah lainnya. Hasil evaluasi ini
sudah harus dituangkan dalam keputusan gubernur dan disampaikan kepada bupati/walikota paling lama 15
(lima belas ) hari kerja terhitung sejak diterimanaya Raperda APBD tersebut.

3. Penetapan Perda tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Tahapan
terakhir adalah menetapkan raperda APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD yang telah dievaluasi tersebut menjadi Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah
tentang Penjabaran APBD paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. Setelah itu
Perda dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD ini disampaikan oleh Bupati/Walikota kepada
Gubernur terkait paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal ditetapka.

2.4 Penggunaan APBD

Dalam Hal Ini Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat Menggunakan APBD
Daerah Yang Masuk Dalam DPA SKPD Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Kutai
Barat.Penggunaan APBD Untuk Kegiatan Diklat Las Listrik Pada Tahun 2022, Melalu Program Pelatihan
Kerja Dan Produktivitas Tenaga Kerja Daerah Aggar Mampu Bersaing Dibursa Kerja Dengan Skill Yang
Sudah Dimiliki.

Sebagai Landasan Hukum dari Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi
pencari kerja adalah sebagai berikut :

a. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja


b. Peraturan Pemerintah Nomor : 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional .
c. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.21/MEN/IX/2009 Tentang Tata Cara
Penetapan Standar Kopetensi Kerja Nasional.
d. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.22/MEN/IX/2009 Tentang
Penyelenggaraan Pemaganggan Dalam Negeri.
e. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.23/MEN/IX/2009 Tentang

5
Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Bagi calon Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negri.
f. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Penyelengaraan Pemagangan
Di Dalam Negreri.
Dan Atas Dasar Landasan Hukum Yang Berlaku Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Kutai
Barat Dalam Hal Penggunaan APBD Daerah Melalu DPA SKPD Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
,Kami Memanfaatkan Dana Yang Ada Untuk Memberikan Pembinaan Terhadap Pencari Kerja Yang Ada
Dikabupaten Kutai Barat, dapat berdayaguna ,berkualitas dan dapat berkopetensi baik di dalam daerah Kutai
Barat Ataupun Diluar Daerah Kutai Barat.

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Dengan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Keterampilan Mengunakan APBD Daerah Kabupaten Kutai Barat, Bagi Pencari Kerja Baik Di Bidang
Operator Alat Berat,Mekanik Alat Berat Dan Driver Dump Truk ,Mempunya Tujuan Sebagai Berikut:

1. Memberikan Pemahaman Kepada Pelaku Industri dalam Meningkatkan Produktivitas usahanya.


2. Memberikan Pembinaan Kepada Masyarakat agar semakin berkreativitas dalam meningkatkan
ekonomi keluarga maupun pada lingkunganya serta mencetak masyarakat yang berkualitas dalam
aktivitas produksinya.
3. Diharapkan Mampu mandiri membuka usaha dan mampu menjadi kebanggan Bagi Kabupaten Kutai
Barat.
Dengan Paparan Mekanisme Penggunaan APBD Di Dinas Tenaga Kerja Dan Trnasmigrasi Kabupaten
Kutai Barat Dan Dasar Hukumnya Serta Untuk Pemanfaatan Kembali Untuk Kebutuhan Masyarakat Dalam
Menguasi Sebuah Skill Untuk Bekal Wira Usaha Atau Untuk Modal Mencari Sebuah Pekerjaan.

2.5 Penggelolan APBD

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah Merupakan Suatu Rangkaian Proses Pengelolaan Keuangan
Daerah Yang Dimulai Dari Penganggaran Yang Ditandai Dengan Ditetapkannya APBD, Pelaksanaan Dan
Penatausahaan Atas APBD, Serta Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD.

SKPKD/PPKD sebagai unit pengelola APBD dan entitas pelaporan, SKPD sebagai pengguna
anggaran dan entitas akuntansi wajib mempedomani Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

(1) Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 disusun
dalam suatu Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat sebagai
pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah di tingkat SKPKD dan SKPD.

7
(2) Sistem dan prosedur Pengelolaan keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Kutai Barat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, Sistematika Penyajian Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat.

BAB II : SISTEM DAN PROSEDUR PENDAPATAN DAERAH Memuat Sistem dan Prosedur Pendapatan
Daearah Melalui Bendahara Penerimaan, Pendapatan daerah Melalui Bendahara Penerima Pembantu,
Penerimaan Pendapatan Daerah Melalui Bank Pemerintah yang Ditunjuk, Bank lain, Badan, Lembaga
Keuangan, dan/atau Kantor Pos dan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan.

BAB III : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN DAERAH Memuat Penyususnan dan Pengesahan
DPA-SKPD, Penyususnan dan Pengesahan DPAL-SKPD, Penyususnan dan Pengesahan DPPA-SKPD,
Anggaran Kas, Pembuatan SPD, Pengajuan SPP, Pengajuan SPM, Penerbitan SP2D dan Pelaksanaan
Belanja.

BAB IV : SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI Menjelaskan Prosedur Akuntansi Mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, aset dan selain kas SKPD sesuai SAP.

BAB V : PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Menjelaskan Prosedur Akuntansi Penyusunan Neraca


Lajur, Jurnal Penyesuaian, Jurnal Penutup, Konversi Laporan Keuangan ke SAP, Penyusunan Laporan
Keuangan PPKD sesuai SAP (Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas
Laporan Keuangan).

BAB VI : PENUTUP

2.5 Permasalahan APBD

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti mengatakan bahwa
penyerapan belanja daerah yang lambat sudah sering menjadi bahan diskusi bersama Kementerian Dalam
Negeri. Hasil pengawasan gabungan atau joint-monitoring dan evaluasi realisasi belanja APBD menemukan
empat faktor yang menyebabkan hal tersebut kerap terjadi. Pertama, kapasitas SDM yang belum optimal.
Astera mengakui bahwa perbaikan di daerah dibutuhkan untuk mempercepat proses lelang, pencatatan
adminstratif, dan pengelolaan keuangan di daerah permasalahan yang sering muncul antara lain .

8
1. Pertama, kapasitas SDM yang belum optimal. Astera mengakui bahwa perbaikan di daerah
dibutuhkan untuk mempercepat proses lelang, pencatatan adminstratif, dan pengelolaan keuangan di
daerah."Ini belum optimal dan masih perlu kita perbaiki. Makanya, dalam Undang-Undang HKPD
[diatur] perlunya suatu sertifikasi [SDM] di situ," jelasnya saat melakukan rapat dengan pendapat
(RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (20/1/2022).
2. Kedua, penagihan kontrak oleh penyedia barang dan jasa atas proyek fisik cenderung dilakukan
sekaligus di akhir masa pekerjaan. Hal ini menyebabkan berbagai output proyek yang dilakukan baru
bisa direalisasikan dan dicatat pada akhir tahun. Astera menyampaikan bahwa pencatatan seringkali
tertunda oleh pemerintah daerah karena penundaan penagihan oleh kontraktor. Penagihan acapkali
ditunda meskipun suatu proyek sudah diselesaikan"Akibatnya apa? Barangnya sebenarnya sudah
jadi, tapi tidak tercatat, karena tidak ditagih. kalau tidak ditagih maka tidak ada serah-terima. Nah, ini
akibatnya ada output-output yang terlambat dicatat," tuturnya.
3. Ketiga, kondisi politik daerah sebagai implikasi dari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Dalam
paparan Astera, pemerintah daerah cenderung lebih hati-hati dalam melaksanakan pengeluaran
sambil menunggu arahan pejabat baru. Komposisi belanja dan kegiatan disesuaikan dengan janji
politik saat kampanye. Dalam materi yang disampaikan ke DPR itu juga, Astera menyampaikan
bahwa hubungan eksekutif dan legislatif di daerah yang kurang harmonis juga menyebabkan proses
perubahan anggaran terhambat. "Implikasi politik daerah ini tergantung dari leadership kepala
daerahnya, bagaimana mengatur dan mengelola [anggaran]," ucap Astera
4. Keempat, perubahan anggaran yang rigid atau kaku. Perubahan anggaran daerah yang memerlukan
persetujuan legislatif atau DPRD dinilai menyebabkan ruang gerak dalam pengelolaan anggaran
relatif terbatas.

2.6 Rekapitulasi Data APBD

Penguanaan APBD Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat Dengan
Rekapitulai Perhitungan Dari Tahun 2019 s/d 2022 Dalam Rangka Peningkatan Sumber Daya Manusia Yang
Terlatih,Terdidik Dan Mampu Bersaing Di Bursa Kerja Dengan Rincian Sebagai Berikut :

N0 NAMA KEGIATAN SUMBER DANA JUMLAH DANA REALISASI


1 PELATIHAN DRIVER APBD 2019 RP 68.000.000 100%
2 PELATIHAN MEKANIK APBD 2020 Rp 154.990.000 100%
3 PELATIHAN OPERATOR APBD 2021 Rp 148.478.000 100%
4 PELATIHAN LAS LISTRIK APBD 2022 Rp 118.200.000 100%
Rekapitulasi Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Menggunakan Dana APBD Melalui DPA SKPD Dinas
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat Dokumentasi Foto Sebagai Berikut :

Kegiatan Pelatihan Driver Dump Truk 2019 Kegiatan Pelatihan Operator 2021

Kegiatan Pelatihan Mekanik ALat Berat 2020

Kegiatan Pelatihan Las Listrik 2022

9
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Sebagaimana diketahui, berdasarkan Undang-undang No.32 tahun 2004 pasal 157 sumber
pendapatan atau penerimaan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH),
Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Adapun tujuan disusunnya APBD oleh setiap daerah yang ada di Indonesia antara lain untuk
mengatur penerimaan dan pengeluaran daerah, membantu meningkatkan efisiensi dan kerataan
penyediaan barang dan jasa publik, meningkatkan kejelasan dan pertanggungjawaban pemerintah daerah
kepada DPRD dan masyarakat, memunculkan prioritas belanja pemerintah daerah, serta mempermudah
koordinasi antar bagian di pemerintahan daerah.
Dan Dalam Hal Ini Saya Sebagai Mahasiswa Bild Asal Linggang Bigung Memberikan Kesimpulan
Kepada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat yang dalam hal ini Fokus
Mengatasi Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia Secara Umumnya Dan Kabupaten Kutai Barat
Khususnya Dengan Trobosan Membekali Sumber Daya Manusia Muda Putra /Putri Daerah Dengan Skill
Yang Terdidik,Terlatih Dan Kompeten Dibidangnya Dengan Terus Memperjuangkan Program-program
Pelatihan Pertahun Dengan Memanfaatkan Sumber Dana APBD Daerah.

3.2 Saran
Untuk Memberikan Saran Terbaik Saya Sebagai Mahasiswa Yang Peduli Akan Kemajuan Suatu
Daerah Bukan Hanya Dari Segi Insfratruktur Dan Harus Fokus Dengan Meningkatkan Mutu Sumber
Daya Manusi Agar Terciptanya Roda Ekonomi Yang Setabil Dan Meningkat Pada Suatu Daerah Yaitu :
1. Perlu Dilakukan Pembinaan Secara Komprehensip dan terus-menerus terhadap angkatan kerja agar
dapat bersaing antara sesama tenaga lokal maupun tenaga asing.
2. Khususnya Di Kabupaten Kutai Barat Yang Terdiri Dari 190 Kampung Dan Sebagian Jauh Dari
Akses Informasi Alangkah Bagus Dan Tepat Sasaran Jika Dari Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Memberikan Perhatian Khusus Agar Terciptanya Informasi Yang Merata Bagi Masyarakat Yang
Membutuhkan Bantuan Skill Untuk Menopang Massa Depanya.
3. Pelatihan Yang Tepat Sasaran Dari Pihak Dinas Tenaga Kerja Harus Berkordinasi Dengan Pihak
Perusahaan Mengenai Kebutuhaan SDM Skill Apa Yang Sedang Dicari Agara Supaya Setelah
Pelatihan Selesai Masyarakat Langsung Terarah Dibidang Kerja Sesuai Skill Yang Sudah Dimiliki.

10
DAFTAR PUSTAKA
1) Silan, SE.,MM (2022). Peningkatan Sumber Daya Manusia Mengunakan APBD. (Nugraheni.Dwi. Hastuti,
Pewawancara) Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Sendawar, Kalimantan Timur, Kutai Barat.

2) Ahmad. (2021). Gramedia Blog. Diambil kembali dari Pengertian APBD https://www.gramedia.com

3) Kutai Barat. (2022). Portal Web Kutai Barat. Diambil kembali dari TRANSPARANSI ANGGARAN:
https://kutaibaratkab.go.id/transparansi/

4) saifulrahman. (2010). Pertemuan-4.pdf. Diambil kembali dari


http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2010/03/Pertemuan-4.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai