Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu penandatangan komitmen pembangunan global (Tujuan
Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) dan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) dan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Tujuan Pembangunan Global ini
juga meliputi indikator-indikator program KB seperti tingkat pemakaian kontrasepsi
(CPR), tingkat fertilitas remaja, dan kebutuhan keluarga berencana yang belum terpenuhi.
Tahun 2015 merupakan akhir pelaksaan MDGs dimana evaluasi Indonesia menunjukkan
pencapaian target MDG 5 yang belum memuaskan. Target untuk menurunkan angka
kematian ibu, memenuhi seluruh kebutuhan berKB dan meningkatkan angka pemakaian
kontrasepsi menunjukkan kemajuan yang lambat dan cenderung tersendat dalam satu
dekade terakhir. Selain itu, analisis dari indicator-indikartor tsb menunjukan kesenjangan
yang signifikan antara wilayah geografis, wilayah tempat tinggal (perdesaan/perkotaan),
dan indeks kekayaan.
Pelaksanaan program KB juga menghadapi tantangan yang cukup bermakna dengan
dilaksanakannya sistem desentralisasi pemerintahan sejak tahun 2000 yang mengubah
garis kewewenangan langsung ke kabupaten/kota, dan tidak lagi di tingkat pusat.
Kebutuhan untuk merevitalisasi program keluarga berencana agar menjadi lebih efektif
dan efisien untuk memenuhi kebutuhan reproduksi perempuan telah lama disadari.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebagai institusi yang
memotori pelaksanaan program keluarga berencana, telah melaksanakan beberapa upaya
untuk merevitalisasi program keluarga berencana, sejalan dengan dinamika yang terjadi di
Indonesia, diantaranya dengan melaksanakan program KB Kencana. Inisiatif ini bertujuan
untuk meningkatkan peran kabupaten/kota dalam program kependudukan dan keluarga
berencana melalui pembentukan model manajemen yang komprehensif dan terpadu
dengan mitra pelaksana dan pemangku kepentingan lainnya.

Pada tahun 2012, di tingkat global dicanangkan sebuah inisiatif kemitraan global untuk
keluarga berencana yang dikenal dengan Family Planning 2020 (FP2020). FP2020 bertujuan
untuk mendukung hak-hak setiap perempuan untuk dapat menentukan secara bebas
ntuk diri mereka sendiri, apakah mereka ingin memiliki anak, kapan akan memilikinya, dan
berapa jumlah anak yang ingin dimiliki. FP2020 bekerja dengan pemerintah, masyarakat
sipil, organisasi multi-lateral, pihak donor, pihak swasta, dan lembaga riset dan mitra
pembangunan untuk memungkinkan tambahan sedikitnya 120 juta perempuan (additional
users) menggunakan kontrasepsi pada tahun 2020.
 Rumusan Masalah
a) Mengetahui pengertian program KB
b) Tujuan program KB
c) Sasaran program KB
d) Ruang lingkup program KB
e) Strategi pendekatan dan cara operasioanal program pelayanan KB
f) Dampak program KB terhadap pencegahan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Program KB di indonesia
A. Pengertian program KB
Program keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur jarak
interval kehamilan, merencanakan waktu kelahiran yang tepat dalam
kaitanya dengan umur istri, serta menentukan jumlah anak dalam 21 keluarga.
Tujuan umum dari pelayanan kontrasepsi adalah pemberian
dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB. Tujuan pokok yang
diharapkan adalah penurunan angka kelahiran.

B. Tujuan program KB

Menurut Kemenkes, (2014) tujuan dari program keluarga berencana


dan pelayanan kontrasepsi adalah: 21

a. Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan cara menekan Laju


Pertumbuhan Penduduk (LPP). Pertambahan penduduk yang tidak
terkendali akan mengakibatkan kesenjangan bahan pagan kaena
perbandingan yang tidak sesuai dengan jumlah penduduk. Hal ini
tentunya juga akan diikuti dengan penuran angka kelahiran atau
disebut Total Fertility Rate dari 2,78 menjadi 2.0 per wanita pada
tahun 2015.

b. Mengatur kehamilan dengan cara menunda usia perkawinan hingga


benar-benar matang., menunda kehamilan, menjarangkan
kehamilan. Serta untuk menghentikan kehamilan bila dirasakan
telah memiliki cukup anak.
14

c. Membantu dan mengobati kemandulan atau infertilisasi bagi


pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun dan ingin
memiliki anak tetapi belum mendapat keturunan.

d. Sebagai married conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja


atau pasangan yang akan menikah. Dengan harapan nantinya
pasangan tersebut memiliki pengetahuan untuk membentuk
keluarga yang sejahtera dan berkualitas.

e. Tercapainya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera serta


membentuk keluarga yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai