Anda di halaman 1dari 3

RS KRISTEN LENDE MORIPA PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

JLN. ELTARI NO.2 No. Dokumen No. Revisi Halaman


WAIKABUBAK RSKLM/SPO/IF/22 01 1/3
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Kristen Lende Moripa
Tanggal terbit
20 Juni 2019

STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL dr.Loeta Lapoe Moekoe
NIPY :22 72 01 091
Obat High alert atau obat yang diwaspadai merupakan obat-
PENGERTIAN obat yang beresiko tinggi untuk menyebabkan bahaya ketika
terjadi kesalahan yang melibatkan obat tersebut.
a. Menghindari bahaya yang timbul bagi pasien karena
pemakaian obat-obat high alert
b. Membangun suatu proses penanganan yang terstandar bagi
TUJUAN obat-obat high alert
c. Sebagai monitor dan peningkatan yang berkelanjutan
dalam proses distribusi terstandar dari obat-obat high alert

Surat Keputusan Direktur Nomor


300/05.IF/XII/SK-KEB.DIR/2018 tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit Kristen Lende Moripa
KEBIJAKAN
1. Identifikasi (oleh petugas farmasi) :
 Perhatikan kandungan obat saat menerima obat dari gudang
 Lihat Daftar Obat High Alert, apakah obat itu masuk
dalam daftar
 Bila obat masuk dalam Daftar Obat High Alert, pisahkan
obat untuk diberi label
2. Pemberian label (oleh petugas farmasi):
 Ambil obat yang sudah diidentifikasi dan sudah dipisahkan
 Buka kemasan sekunder obat (box obat)
 Berikan label high alert pada kemasan primer obat
PROSEDUR (ampul/vial dan strip)
 Letakkan obat pada wadah obat
3. Penyimpanan :
 Siapkan rak yang khusus dan terpisah dari obat lain
 Tempelkan selotip merah pada sekeliling rak obat high alert
 Berikan kotak khusus bagi masing-masing obat high
alert dan labeli kotak tersebut dengan label high alert
 Simpan obat high alert dengan suhu yang ditetapkan :
 Di dalam lemari es : pada suhu 2 -8°C
 Di dalam ruangan : pada suhu < 25 °C
• Elektrolit pekat Kalium Clorida (KCL), Natrium Clorida 3%
(NaCl), Dextrose 40% dan larutan Magnesium Sulfat
(MgSO4) 20% dan 40%, Natrium Bicarbonat (Meylon
8,6%) tidak boleh disimpan di ruangan perawatan.

RS KRISTEN LENDE MORIPA PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
JLN. ELTARI NO.2 No. Dokumen No. Revisi Halaman
WAIKABUBAK RSKLM/SPO/IF/22 01 2/3
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Kristen Lende Moripa
Tanggal terbit
20 Juni 2019

STANDAR dr.Loeta Lapoe Moekoe


PROSEDUR OPERASIONAL NIPY :22 72 01 091

4. Peresepan
• Berikan instruksi secara tertulis, instruksi lisan hanya
diperbolehkan dalam keadaan emergensi
Pelaksanaan instruksi lisan hanya sebagai berikut

Instruksi ditulis
lengkap

Instruksi dibacakan
lagi

Instruksi dikonfirmasi
di hari/visite berikutnya
dan meminta paraf
dokter

 Peresepan obat high alert untuk parenteral dilakukan


PROSEDUR menggunakan metode one daily dose
 Peresepan obat high alert untuk oral dan topical dilakukan
menggunakan metode individual prescription
5. Penyiapan
• Verifikasi resep obat high alert sesuai Buku Panduan
Manajemen Obat – obat yang diwaspadai (High Alert
Medications)
 Beri cap double check pada lembar resep apabila ditemui
obat high alert. Jika apoteker tidak ada di tempat,
maka penanganan obat high alert dapat didelegasikan pada
asisten apoteker yang sudah ditentukan
 Lakukan cek akhir oleh dua orang petugas farmasi yang
berbeda sebelum obat diserahkan kepada perawat dengan
menggunakan stempel double check pada kertas putih
resep. Tulis nama dan paraf
 Serahkan obat pada perawat disertai dengan informasi
yang memadai
 Petugas farmasi dan perawat melakukan double check
pada tindisan resep. Tulis nama dan paraf
RS KRISTEN LENDE MORIPA
PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
JLN. ELTARI NO.2
WAIKABUBAK No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSKLM/SPO/IF/22 01 3/3

Ditetapkan oleh,
Direktur RS Kristen Lende Moripa
Tanggal terbit
20 Juni 2019
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL dr.Loeta Lapoe Moekoe
NIPY :22 72 01 091

 Waspadai kesalahan pemberian obat karena kemasan


yang mirip, misalnya kesamaan bentuk sediaan syringe pada
Lovenox®
 Waspadai penulisan “Unit” yang sering disingkat “U” dan
sering salah dibaca “0/nol”. Bila kesalahan terjadi bisa
PROSEDUR
menyebabkan dosis salah 10 kali lipat.

6. Pemberian obat
Lakukan double check saat :
• Saat petugas farmasi mengambil obat
• Saat perawat menerima obat
• Saat perawat dan petugas farmasi menyerahkan obat
• Pastikan kebenaran dosis, pastikan kebenaran setting
infuse/syring pump dengan perawat lain
• Lakukan monitoring khusus ketika pasien mendapatkan
terapi injeksi golongan antiaritmia dan inotropik, pasien
harus kondisi rawat inap dan dimonitor secara khusus

1. Unit Farmasi
UNIT TERKAIT 2. Unit Gawat Darurat
3. Unit Perawatan
4. High Care Unit
5. Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai