Anda di halaman 1dari 4

RESUME PERNIKAHAN MENURUT 4 MAZHAB

NAMA: NURHAYANI

NIM: 190103013

Perbedaan Definisi Nikah Menurut Empat Mazhab


Definisi nikah dalam mazhab Hanafi
Ulama dalam mazhab ini mendefinisikan nikah adalah sebagai akad yang berakibat
pada“pemilikan” seks secara sengaja.Yang dimaksud dalam pemilikan seks itu adalah
kepemilikan laki-laki atas kelamin sertaseluruh tubuh perempuan untuk dinikmati. Sudah tentu
kepemilikan ini bukan bersifat hakiki,karena kepemilkan yang hakiki hanya ada pada Allah SW

Definisi nikah dalam mazhab Maliki


Ulama dalam mazhab ini mendefinisikan nikah adalah sebagai akad untuk
mendapatkankenikmatan seksual dengan anak adam tanpa menyebutkan harga secara pasti
sebelumnya.

Definisi nikah dalam mazhab Syafi’i


Ulama dalam mazhab ini mendefinisikan nikah adalah sebagai akad yang berdampak akibat
kepemilikan seks. Inti dari definisi ini adalah kepemilikan hak bagi laki-laki untuk mengambil
manfaat seksual dari alat kelamin perempuan, sebagian ulama syafi’iyah berpendapat bahwa
nikah adalah akad yang memperbolehkan seks, bukan akad atas kepemilikan seks

Definisi nikah dalam mazhab Hanbali


Ulama dalam mazhab ini tampak praktis dalam mendefinisikan pengertian dari nikah.Menurut
ulama Hanbaliyah, nikah adalah akad yang diucapkan dengan menggunakan kata ankah atau
tazwij untuk kesenangan seksual.

Hukum Penikahan Menurut 4 Mazhab


1. Versi Imam Hanafia.
 
 Wajib
a) Hukum nikah menjadi wajib apabila terpenuhi empat syarat, yaitu:
b) Ada keyakinan terjadi zina apabila tidak menikah
c) Tidak mampu berpuasa, atau mampu akan tetapi puasanya tidak bisa menolak terjadinya
zina.
d) Tidak mampu memiliki budak perempuan (amal) sebagai ganti dari isteri
e) Mampu membayar mahar dan memberi nafkah.
 
 Sunnah Muakkadah
Hukum nikah menjadi Sunnah muakkadah apabila terpenuhi tiga syarat, yaitu
a) Ada keinginan menikah
b) Memiliki biaya untuk mahar dan mampu memberi nafkah
c) Mampu untuk ijma’

 Haram
Hukum nikah menjadi haram apabila berkeyakinan kalau setelah menikah akan
memenuhi kebutuhan nafkah dengan jalan yang haram, seperti dengan berbuat dzalim
pada orang lain.

 Makruh Tahrim
Hukum menikah menjadi makruh tahrim apabila setelah menikah ada kehawatiranakan
mencari nafkah dengan jalan haram.

 Mubah
Hukum nikah menjadi mubah apabila tujuan menikah hanya ingin memenuhikebutuhan
syahwat saja, bukan karena hawatir akan melakukan zina

2. Versi Imam Malikia.


 Wajib
Hukum menikah menjadi wajib apabila memenuhi tiga syarat, yaitu:
a) Hawatir melakukan zina
b) Tidak mampu berpuasa atau mampu tapi puasanya tidak bisa mencegah terjadinya
zina
c) Tidak mampu memiliki budak perempuan (amal) sebagai pengganti isteri dalam
istimta’ 
 Haram
Hukum menikah menjadi haram apabila tidak hawaatir zina dan tidak mampumemberi
nafkah dari harta yang halal atau atau tidak mampu jima’ sementara isterinya tidak ridlo.
 Sunnah
Hukum menikah menjadi sunnah apabila tidak ingin untuk menikah dan adakekhawatiran
tidak mampu melaksanakan hal-hal yang wajib baginya.
 Mubah
Hukum menikah menjadi mubah apabila tidak ingin menikah dan tidak
mengharapketurunan, sedangkan ia mampu menikah dan tetap bisa melakukan hal-hal
Sunnah.

3. Versi Imam Syafi’ia.


 Wajib
Hukum menikah menjadi wajib apabila:
a) Ada biaya (mahar da nafkah)
b) Hawatir berbuat zina bila tidak menikah.
 Haram
Hukum menikah menjadi haram apabila memiliki keyakinan bahwa dirinya tidak  bisa
untuk menjalankan kewajiban-kewajiban yang ada di dalam pernikahan.
 Sunnah
Hukumnya menikah menjadi sunnah apabila ada keinginan menikah dan ada biaya(mahar
dan nafkah) dan mampu untuk melaksanakan hal-hal yang ada di dalam pernikahan
 Makruh
Hukum menikah menjadi makruh apabila tidak ada keinginan untuk menikah, tidak ada
biaya dan ia hawatir tidak bisa melaksanakan hal-hal yang ada dalam pernikahan.
 Mubah
Hukum menikah menjadi mubah apabila ia menikah hanya semata-mata
menurutikeinginan syahwatnya saja

4. Versi Imam Hambalia.


 Wajib
Hukum menikah menjadi wajib aoabila ada kehawatiran berbuat zina bila tidak menikah,
baik dia mampu menanggung biayanya (mahar dan nafkah) maupun tidak.
 Haram
Hukum menikah menjadi haram apabila menikah di tempat yang sedang
terjadi peperangan.
 Sunnah
Hukum nikah menjadi sunnah apabila seseorang berkeinginan menikah, dan juga iatidak
hawatir berzina andaikan tidak menikah.
 Mubah
Hukum menikah menjadi mubah apabila seseorang tidak berkeinginan menikah

Anda mungkin juga menyukai