PDF Makalah Teori Permintaan
PDF Makalah Teori Permintaan
Mata Kuliah :
Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu:
Rizky Kurniawan Pambudi. M.e
Disusun Oleh:
Izul Muslimin
Inna Yatul Khoiroh
November 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, Syafa’at Rosulillah SAW dan pancaran nadzroh beliau Goutsi Hadazzaman
R.A, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Krisis Ekonomi”
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai krisis dan jenis-
jenis serta jalur transmisi dampaknya diperokonomian bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bp. Rizky selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Mikro. Juga ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian permintaan ekonomi?
2. Apa hukum permintaan itu?
3. Jelaskan teori permintaan dalam perspektif ekonomi islam !
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan?
5. Jelaskan kurva permintaan !
6. Apa pengertian konsumsi inter-temporal dalam islam
7. Apa perbedaan teori permintaan konvesional dengan teori permintaan islami
?
1
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian permintaan
ekonomi
2. Untuk mengetahui apa hukum permintaan itu
3. Untuk mengetahui teori permintaan dalam perspektif ekonomi islam
4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
5. Untuk mengetahui kurva permintaan
6. Untuk mengetahui pengertian konsumsi inter-temporal dalam islam
7. Untuk mengetahui teori permintaan konvesional dengan teori permintaan
islami
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Hukum Permintaan
Hukum permintaan yaitu ketika suatu harga barang atau jasa turun, maka
jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya saat harga barang atau jasa yang diminta
naik, maka jumlah permintaan akan turun.3
Berdasarkan pengertian hukum permintaan diatas, bahwasannya harga
suatu barang itu sendiri sangatlah mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
barang tersebut. Kemungkinan yang terjadi apabila harga barang naik para
pembeli memilih barang lain yang tidak mengalami kenaikan harga atau
mengurangi pembelian barang yang mengalami kenaikan harga.
1
Paul A.Samuelson dan William D. Nordhaus, Microekonomic,(North America; HBI, 2001),
hal 47.
2
Siti Nur Fatoni, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), p. 43.
3
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, …. , hal. 114.
3
C. Teori Permintaan Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Secara keseluruhan teori permintaan dalam perspektif mikro ekonomi
konvensional hampir sama dengan teori permintaan dalam perspektif mikro
ekonomi Islam, namun ada batasan-batasan syari’ah yang harus diperhatikan oleh
setiap muslim dalam meminta atau membeli sejumlah komoditas18. Akan tetapi
dalam Islam, seorang muslim diharuskan untuk membeli dan menggunakan
komoditas yang halal dan thayyib, dan meninggalkan komoditas haram,
sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Surah An-Nahl (16) : 114, yaitu:
4
berkurang, dan sebaliknya, apabila harga turun, maka jumlah komoditas halal
yang diminta akanbertambah dengan asumsi faktor lain ceteris paribus.
5
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah harga
barang yang bersangkutan, harga barang substitusi atau komplementer, selera,
jumlah penduduk dan tingkat pendapatan.4 Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan,antara lain :
1. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa
atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.5
Hubungan harga dengan permintaan adalah hubungan yang negatif.
Artinya bila yang satu naik maka yang lainnya akan turun dan begitu juga
sebaliknya. Semua ini berlaku dengan catatan faktor lain yang mempengaruhi
jumlah permintaan dianggap tetap.
3. Selera
Selera merupakan variabel yang mempengaruhi besar kecilnya
permintaan. Selera dan pilihan konsumen terhadap suatu barang bukan saja
4
Permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah harga barang yang
bersangkutan, harga barang substitusi atau komplementer, selera, jumlah penduduk dan tingkat
pendapatan.2
5
Philip Kotler dan Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta, Erlangga, Edisi Kedelapan,
2001), hal. 40
6
dipengaruhi oleh struktur umum konsumen, tetapi juga karena faktor adat dan
kebiasaan setempat, tingkat pendidikan, atau lainnya.
4. Jumlah Penduduk
Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang
dikonsumsi dan makin naik permintaan. Penambahan jumlah penduduk
mengartikan adanya perubahan struktur umur. Dengan demikian,
bertambahnya jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan
penambahan jumlah barang yang dikonsumsi.
5. Tingkat Pendapatan
Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang
yang dikonsumsi. Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan
konsumsi. Bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi tidak
hanya bertambah kuantitasnya, tetapi kualitasnya juga meningkat.
7. Distribusi Pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah
bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya
beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang
menurun.
7
E. Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan antara harga
barang (cateris paribus) dengan jumlah barang yang diminta6.Kurva permintaan
menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, cateri paribus
(keadaan lain tetap sama). Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum
yang konsumen bersedia bayarkan untuk barang bermacam-macam jumlahnya per
unit waktu. Konsumen tidak bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi
untuk sejumlah tertentu, tetapi pada jumlah yang sama konsumen bersedia
membayar pada harga yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan kesediaan
maksimum konsumen mau bayar atau willingness to pay.
Kenaikan harga produk (ceteris paribus) akan menyebabkan penurunan
jumlah barang yang diminta yang berarti terjadi perpindahan di sepanjang kurva
permintaan. Perubahan variabel non harga akan menyebabkan pergeseran kurva
permintaan, atau menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta pada
tingkat harga tertentu. Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran permintaan
diantaranya adalah perubahan pendapatan, selera, harga barang lain dan jumlah
populasi.
Keterangan :
1. Garis horizontal merupakan garis yang menunjukkan jumlah barang yang
diminta atau Q (quality)
6
Malik Muqtadir, Teori Permintaan Lengkap Menurut Para Ahli (Online),
(http://www.tipepedia.com/2015/08/teori-permintaan-lengkap-menurut.html diakses 27 Januari
2016
8
2. Garis vertikal merupakan garis yang menunjukkan harga barang atau P (Price)
3. Garis permintaan ditarik dari atas menuju kebawah,karena semakin murah
harganya,maka semakin banyak permintaannya.
7
Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek (Dasar-dasar Ekonomi Islam),
(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1993), 44.
8
Adiwarman A Karim edisi kelima, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2015), hal.116.
9
Namun terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya,
diantaranya keduanya, diantaranya :9
1. Perbedaan utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah mengenai sumber
hukum dan adanya batasan syariah dalam teori permintaan Islami. Permintaan
Islami berprinsip pada entitas utamanya yaitu Islam sebagai pedoman hidup
yang langsung dibimbing oleh Allah SWT. Permintaan Islam secara jelas
mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal dari pengalaman berupa
data-data yang kemudian mengkristal menjadi teoriteori, tapi juga berasal dari
firman-firman Tuhan (revelation), yang menggambarkan bahwa ekonomi
Islam didominasi Oleh variabel keyakinan religi dalam mekanisme sistemnya.
2. Teori ekonomi yang dikembangkan membatasi analisisnya dalam jangka
pendek yakni hanya sejauh bagaimana manusia memenuhi keinginannya saja.
Tidak ada analisis yang memasukkan nilai-nilai moral dan sosial. Analisis
hanya dibatasi pada variabel-variabel pasar semata, seperti harga, pendapatan,
dan sebagaimya. Variabel-variabel lainnya tidak dimasukkan, seperti nilai
moral, kesederhanaan, keadilan, dan sikap mendahulukan orang lain. Dalam
ekonomi konvensional filosofi dasarnya terfokus pada tujuan keuntungan dan
materialisme. Hal ini wajar saja karena sumber inspirasi ekonomi konvensional
adalah akal manusia yang tergambar pada daya kreatifitas, daya olah informasi,
dan imajinasi manusia. Padahal akal manusia merupakan ciptaan Tuhan dan
memiliki keterbatasan.
3. Konsep permintaan dalam Islam menilai semua komoditi tidak semuanya bisa
untuk dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal maupun
yang haram. Allah telah berfirman dalam Surat Al-Maidah :87- 88 yang
artinya:
“Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa
yang baik, yang telah dihalalkan Allah kepadamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. Makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu
9
Fahrus Setyawan, dkk, Teori Permintaan Islami, Makalah Ekonomi Mikro Islami, Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, Kudus, 2013.
10
sebagai rezeki yang halal dan baik serta bertakwalah kepada allah yang kamu
beriman kepada-Nya.”
Oleh karenanya, dalam teori permintaan Islami membahas permintaan
barang halal, barang halal, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan dalam
permintaan konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi atau
digunakan.
4. Dalam motif permintaan Islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen
terhadap barang tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih
didominasi oleh nilai-nilai kepuasan. Konvensional.menilai bahwa egoisme
merupakan nilai yang konsisten dalam mempengaruhi seluruh aktivitas
manusia.
5. Permintaan Islami bertujuan mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan
akhirat (falah) sebagai turunan dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang
abadi setelah kematian yaitu kehidupan akhirat, sehingga anggaran yang ada
harus disisihkan sebagai bekal untuk kehidupan akhirat.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori permintaan menjelaskan sifat hubungan antara tingkat harga
komoditas dengan jumlah komoditas yang diminta dimana hubungan ini dapat
dijelaskan melalui hukum permintaan yang mengatakan bahwa semakin rendah
harga suatu komoditas maka akan semakin banyak jumlah komoditas yang
diminta, begitupun sebaliknya. Di samping tingkat harga masih terdapat faktor
lain yang memengaruhi jumlah komoditas yang diminta, di antaranya harga
komoditas berkaitan, pendapatan, distribusi pendapatan, corak distribusi
pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan ekspektasi harga dimasa datang.
Secara garis besar dalam perspektif ekonomi konvensional dan ekonomi
Islam konsep teori permintaan dianggap hampir sama. Perbedaan mendasar
terletak pada sumber hukum yang digunakan, adanya batasan syari’ahdalam teori
permintaan Islami, sudut pandang yang berbeda tentang komoditas serta tujuan
yang ingin dicapai.Sumber hukum utama teori permintaan Islami adalah Al-
Qur’an, Hadist dan Sunnah Rasulullah SAW. Sementara dasar permintaan
konvensional adalah akal manusia yang seringkali tidak rasional saat membeli
sejumlah komoditas, seringkali mereka akan membeli sejumlah komoditas dengan
memperhatikan harga komoditas tanpa membedakan komoditas halal dan haram
asalkan tercapai kepuasan dunia.
Sebaliknya seorang muslim yang memahami aturan-aturan syari’ah
dengan baik hanya akan membeli komoditas yang halal dan thayyibsaja kecuali
dalam keadaan darurat.
Ketika seorang muslim dihadapkan pada 2 alternatif membeli barang
halal dan halal maka dalam kondisi seperti ini hukum permintaan akan berlaku.
Namun ketika seorang muslim dihadapkan pada pilihan komoditas halal dan
haram, meskipun harga komoditas halal lebih tinggi dibandingkan komoditas
haram, dia akan tetap memilih untuk membeli komoditas halal dikarenakan faktor
12
keberkahan (maslahah). Dalam kondisi seperti ini maka hukum permintaan tidak
lagi berlaku. Begitu juga ketika seorang muslim berada dalam kondisi darurat
sehingga terpaksa membeli dan menggunakan komoditas haram maka hukum
permintaan juga tidak berlaku lagi.
Dengan memahami perbedaan yang terjadi antara teori permintaan
konvensional dengan permintaan Islami, diharapkan sebagai seorang muslim kita
dapat menerapkan dalam kehidupan pribadi dan sosial sehingga dapat meraih
kebahagian dunia dan akhirat (maslahah).
13