Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EVOLUSI

“SELEKSI ALAM”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi


Dosen Pengampu: Aryani Dwi Kesumawardani, M.Pd.

Disusun Oleh:
Reza Jauhar Novita (2011060422)
Via Dita Septiana (2011060244)
Wulan Maulidia (2011060285)
Yesi Hariyanti (2011060185)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGUGURAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandar Lampung, 31 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1 variasi evolusi melalui seleksi alam ............................................................................. 2
2.2 perkembangan sejarah ................................................................................................... 5
2.3 dasar genetik seleksi alam ............................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seleksi alam adalah perbedaan kemampuan untuk hidup dan reproduksi dari suatu individu
yang diakibatkan oleh perbedaan kecocokan fenotipe yang dimiliki organisme tersebut dengan
lingkungan. Ini adalah mekanisme kunci evolusi, perubahan karakteristik yang diwariskan dari
generasi ke generasi. Charles Darwin adalah orang yang mempopulerkan istilah "seleksi alam"
serta membandingkannya dengan seleksi buatan, yang menurutnya disengaja, sedangkan
seleksi alam tidak.
Variasi ada dalam semua populasi organisme. Hal ini terjadi karena mutasi acak yang muncul
dalam genom organisme individu, sehingga keturunan mereka dapat mewarisi mutasi tersebut.
Sepanjang kehidupan suatu individu, genom yang dimiliknya akan berinteraksi dengan
lingkungannya sehingga menyebabkan variasi sifat. Lingkungan genom mencakup zat kimiawi
disel, sel lain, individu lain, populasi, spesies, serta lingkungan abiotik. Lingkungan ini akan
menentukan mana perubahan genom yang akan menguntungkan dan mana yang merugikan.
Karena individu dengan varian sifat yang menguntungkan terhadap lingkungannya cenderung
bertahan dan bereproduksi lebih banyak daripada individu dengan varian lain yang kurang
menguntungkan, maka populasi untuk varian sifat tersebut berkembang. Faktor lain yang
mempengaruhi keberhasilan reproduksi termasuk seleksi seksual (sekarang sering dimasukkan
dalam seleksi alam) dan seleksi fekunditas.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
a) Apa variasi evolusi melalui seleksi alam?
b) bagaimana perkembangan sejarah evolusi?
c) apa saja dasar genetik seleksi alam?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
a) Untuk mengetahui variasi evolusi melalui seleksi alam
b) Untuk mengetahui perkembangan sejarah evolusi
c) Untuk mengetahui dasar genetik seleksi alam

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Variasi evolusi melalui seleksi alam


Variasi berasal dari mutasi materi gen, pertukaran gen melalui reproduksi seksual, dan
migrasi antara populasi (gene flow). Variasi juga berasal dari pertukaran gen antar berbagai
spesies, misalnya mealaui transfer gen horizontal pada bakteri dan hibridisasi pada tanaman.
Meskipun ada introduksi konstan variasi melalui proses-proses ini, kebanyakan genom spesies
identik pada semua individu spesies yang bersangkutan. Teori seleksi alam Darwin meletakkan
dasar-dasar teori evolusi modrn dan eksperimen serta observasinya menunjukkan bahw
organisme dalam populasi bervariasi satu sama lain bahwa variasi ini diwariskan, dan
perbedaan-perbedaan ini dapat terjadi melalui seleksi alam. Variasi ada dalam semua populasi
organisme. Hal ini terjadi karena mutasi acak yang muncul dalam genom organisme individu,
sehingga keturunan mereka dapat mewarisi mutasi tersebut. Sepanjang kehidupan suatu
individu, genom yang dimiliknya akan berinteraksi dengan lingkungannya sehingga
menyebabkan variasi sifat. Lingkungan genom mencakup zat kimiawi disel, sel lain, individu
lain, populasi, spesies, serta lingkungan abiotik. Lingkungan ini akan menentukan mana
perubahan genom yang akan menguntungkan dan mana yang merugikan. Karena individu
dengan varian sifat yang menguntungkan terhadap lingkungannya cenderung bertahan dan
bereproduksi lebih banyak daripada individu dengan varian lain yang kurang menguntungkan,
maka populasi untuk varian sifat tersebut berkembang. Faktor lain yang mempengaruhi
keberhasilan reproduksi termasuk seleksi seksual (sekarang sering dimasukkan dalam seleksi
alam) dan seleksi fekunditas.
Prasyarat seleksi alam agar dapat menghasilkan evolusi adaptif, sifat-sifat yang baru,
dan spesiasi adalah adanya variasi genetik yang diwariskan yang menghasilkan perbedaan
kebugaran. Variasi genetik disebabkan oleh mutasi, rekombinasi genetik dan perubahan
kariotipe (jumlah, bentuk, ukuran dan susunan internal kromosom). Salah satu dari perubahan
ini mungkin memiliki efek yang sangat menguntungkan atau sangat tidak menguntungkan,
tetapi efek besar jarang terjadi. Di masa lalu, sebagian besar perubahan dalam materi genetik
dianggap netral atau mendekati netral karena terjadi di DNA noncoding atau menghasilkan
substitusi sinonim. Namun, banyak mutasi pada DNA non-coding memiliki efek merusak.
Beberapa mutasi terjadi pada regulator gen menyebabkan efek besar pada fenotipe individu
karena mereka mengatur fungsi banyak gen lainnya. Kebanyakan, tapi tidak semua, mutasi
pada gen pengatur menghasilkan embrio yang tidak dapat hidup. Beberapa mutasi regulasi
yang tidak mematikan terjadi pada gen HOX pada manusia, yang dapat mengakibatkan tulang
rusuk serviks atau polidaktili, peningkatan jumlah jari tangan atau kaki. Ketika mutasi seperti
itu menghasilkan kebugaran yang lebih tinggi, seleksi alam menyukai fenotipe ini dan sifat
tersebut akan menyebar dalam populasi.
Variasi yang diwariskan, reproduksi diferensial
Variasi terjadi secara alami di antara individu dari setiap populasi organisme. Beberapa
variasi dapat meningkatkan peluang individu untuk bertahan hidup dan bereproduksi sehingga
laju reproduksi dalam hidupnya meningkat. Ini berarti ia meninggalkan lebih banyak
keturunan. Jika ciri-ciri yang memberikan keuntungan reproduksi pada individu-individu ini

2
juga diwariskan, yaitu diturunkan dari induk ke keturunannya, maka akan ada perubahan
proporsi dari populasi. Misalnya, proporsi kelinci cepat atau ganggang yang lebih efisien akan
sedikit lebih tinggi di generasi berikutnya. Sekalipun keunggulan reproduksinya sangat kecil,
selama beberapa generasi sifat yang dapat diwariskan ini akan menjadi dominan dalam
populasi. Dengan cara ini, lingkungan alami suatu organisme "memilih" sifat-sifat yang
memberikan keuntungan reproduktif, menyebabkan perubahan evolusioner, seperti yang
dijelaskan Darwin. Hal ini memberi kesan adanya tujuan dari variasi tersebut, tetapi dalam
seleksi alam tidak ada variasi yang disengaja dibuat untuk suatu tujuan. Hal ini berbeda dengan
seleksi buatan adalah purposif sedangkan seleksi alam tidak, meskipun ahli biologi sering
menggunakan teleologi bahasa untuk mendeskripsikannya.

 Kebugaran
Konsep kebugaran adalah inti dari seleksi alam. Dalam istilah luas, individu yang lebih
"fit" memiliki potensi yang lebih baik untuk bertahan hidup, seperti dalam frase
terkenal "keberlangsungan makhluk hidup yang paling fit", tapi arti sebenarnya dari
istilah kebugaran tersebut jauh lebih implisit. Teori evolusi modern mendefinisikan
kebugaran bukan dengan seberapa lama suatu organisme hidup, tetapi seberapa sukses
organisme itu dalam bereproduksi. Jika suatu organisme hidup setengah lebih lama dari
spesiesnya, tetapi memiliki keturunan dua kali lebih banyak yang bertahan hingga
dewasa, gennya menjadi lebih umum pada populasi generasi berikutnya. Meskipun
seleksi alam bekerja pada individu, efek kebetulan membuat kebugaran hanya dapat
didefinisikan secara "rata-rata" untuk individu dalam suatu populasi. Perbedaan harus
dibuat antara konsep "keberlangsungan makhluk hidup yang paling fit" dan
"peningkatan kebugaran". "keberlangsungan makhluk hidup yang paling fit" tidak
memberikan "peningkatan kebugaran", tetapi hanya menyebabkan penghapusan varian
yang kurang fit dari suatu populasi. Sebuah contoh matematika dari "keberlangsungan
makhluk hidup yang paling fit" diberikan oleh Haldane dalam makalahnya "The Cost
of Natural Selection".[33] Haldane menyebut proses ini sebagai "substitusi" atau dalam
biologi, hal ini disebut "fiksasi". Haldane menjelaskan dengan benar bahwa perbedaan
kelangsungan hidup dan reproduksi individu (keberlangsungan makhluk hidup yang
paling fit) disebabkan perbedaan fenotipe. Di sisi lain, "peningkatan kebugaran" tidak
tergantung pada perbedaan fenotipe, melainkan tergantung pada kelangsungan hidup
absolut dari varian tertentu. Probabilitas mutasi menguntungkan yang terjadi pada
beberapa anggota populasi bergantung pada jumlah replikasi varian tersebut.
Matematika "peningkatan kebugaran" dijelaskan oleh Kleinman. Contoh empiris
"peningkatan kebugaran" diberikan oleh percobaan Kishony Mega-plate. Dalam
percobaan ini, "peningkatan kebugaran" bergantung pada jumlah ulangan suatu varian
spesifik yang mampu tumbuh di wilayah konsentrasi obat yang lebih tinggi berikutnya.
Fiksasi atau substitusi tidak diperlukan untuk "peningkatan kebugaran" ini.

 Persaingan
Dalam biologi, persaingan adalah interaksi antar organisme di mana kebugaran suatu
individu menurun karena adanya kehadiran individu lain. Ini mungkin disebabkan
karena keduanya mengandalkan sumber daya terbatas yang sama seperti makanan, air,
atauwilayah. Persaingan dapat berupa dalam atau antar spesies, dan dapat langsung atau

3
tidak langsung. Persaingan ini dapat diilustrasikan dalam model logistik dari dinamika
populasi.
 Berdasarkan efek pada suatu sifat
Seleksi memiliki efek berbeda pada sifat. Seleksi penstabilan berfungsi untuk menahan
proporsi sifat pada tingkatan optimal yang stabil, dan dalam kasus yang paling
sederhana, semua penyimpangan dari optimal ini secara selektif merugikan. Seleksi
arah memilih sifat yang ekstrim dari suatu sifat. Seleksi disruptif mengubah sifat lebih
dari satu arah. Secara khusus, jika sifatnya kuantitatif dan univariat maka tingkat sifat
yang lebih banyak dan lebih sedikit lebih disukai. Seleksi disruptif dapat menjadi
pendahulu spesiasi.

 Berdasarkan efek pada keragaman genetik


Sebagai alternatif, seleksi dapat dibagi menurut pengaruhnya terhadap keragaman
genetik.Pemurnian atau seleksi negatif bertindak untuk menghilangkan variasi genetik
dari populasi. Sebaliknya, seleksi penyeimbang bertindak untuk mempertahankan
variasi genetik dalam suatu populasi. Salah satu mekanisme untuk ini adalah
keunggulan heterozigot , di mana individu dengan dua alel berbeda memiliki
keunggulan selektif dibandingkan individu dengan hanya satu alel. Munculnya
Polimorfisme pada lokus golongan darah ABO manusia disebabkan dengan cara ini.

 Berdasarkan unit pemilihan


Seleksi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan level atau unit seleksi. Seleksi individu
berlaku pada individu, dalam arti bahwa seleksi memilih suatu "individu". Seleksi gen
bertindak langsung pada tingkat gen. Seleksi tingkat gen memberikan penjelasan yang
memungkinkan terhadap terjadinya seleksi kerabat dan konflik intragenomik. Seleksi
kelompok, jika terjadi, bekerja pada kelompok organisme, dengan asumsi bahwa
kelompok bereplikasi dan bermutasi dengan cara yang analog dengan gen dan individu.
Ada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai sejauh mana seleksi kelompok
terjadi di alam.

 Berdasarkan sumber daya yang diperebutkan


Seleksi dapat diklasifikasikan menurut sumber daya sedang diperebutkan. Seleksi
seksual dihasilkan dari persaingan memperebutkan pasangan. Seleksi seksual biasanya
berlangsung melalui seleksi kesuburan. Seleksi ekologi adalah seleksi alam melalui
cara apa pun selain seleksi seksual, seperti seleksi kerabat, persaingan, dan
pembunuhan bayi. Mengikuti Darwin, seleksi alam kadang-kadang didefinisikan
sebagai seleksi ekologi, dalam hal ini seleksi seksual dianggap sebagai mekanisme
terpisah.

 Perlombaan Senjata
Seleksi alam terlihat bekerja dalam berkembangnya resistensi antibiotik di
mikroorganisme. Sejak penemuan penisilin pada tahun 1928, antibiotik telah digunakan
untuk melawan penyakit akibat bakteri. Penyalahgunaan antibiotik yang meluas telah
memilih resistensi mikroba terhadap antibiotik dalam penggunaan klinis, sampai pada
titik bahwa Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin(MRSA) muncul
dan memberikan ancaman terhadap kesehatan akibat kekebalan relatifnya terhadap

4
obat-obatan yang ada. Strategi yang saat ini dilakukan biasanya mencakup penggunaan
antibiotik yang lebih kuat; namun,strain MRSA baru baru-baru ini muncul bahkan
resisten juga bahkan terhadap obat ini. Ini adalah contoh perlombaan senjata
evolusioner, di mana bakteri mengembangkan variasi yang resisten terhadap antibiotik,
sementara peneliti medis mencoba mengembangkan antibiotik baru yang dapat
membunuh mereka. Situasi serupa terjadi dengan resistensi peptisida pada tanaman dan
serangga.

 Spesiasi
Spesiasi membutuhkan isolasi reproduksi - yaitu pengurangan aliran gen. E. B. Poulton
menyadari pada tahun 1903 bahwa isolasi reproduktif dapat berkembang melalui
divergensi, jika setiap garis keturunan memperoleh alel yang berbeda dan tidak
kompatibel dari gen yang sama. Seleksi terhadap heterozigot kemudian akan secara
langsung menciptakan isolasi reproduksi, yang mengarah ke model Bateson –
Dobzhansky – Muller, yang diuraikan lebih lanjut oleh H. Allen Orr dan Sergey
Gavrilets.

2.2 perkembangan sejarah


a) Teori pra-Darwinian
Beberapa filsuf dari era klasik, termasuk Empedocles [5] dan penerus intelektualnya,
penyairRomawi Lucretius, mengungkapkan gagasan bahwa alam menghasilkan
berbagai macam makhluk secara acak dan hanya makhluk yang berhasil memenuhi
kebutuhan mereka dan mampu berkembang biak yang dapat bertahan. Gagasan
Empedocles bahwa organisme muncul sepenuhnya melalui kerja insidental dari sebab-
sebab seperti panas dan dingin dikritik oleh Aristoteles dalam Buku II dariFisika Dia
mengemukakan teleologi alami sebagai gantinya, dan percaya bahwa bentuk itu tidak
muncul tiba-tiba, namun dibentuk secara khusus untuk mencapai tujuan tertentu. Dia
mengutip keteraturan hereditas dalam spesies sebagai bukti.[8] Namun demikian, ia
menerima dalam biologi -nya bahwa jenis hewan baru, monstrositas (τερας), dapat
terjadi dalam kasus yang sangat jarang (Generasi Hewan, Buku IV). Seperti dikutip
dalam The Origin of Species edisi Darwin tahun 1872, Aristoteles mempertimbangkan
apakah bentuk yang berbeda (misalnya, dari gigi) mungkin muncul secara tidak
sengaja, tetapi hanya bentuk yang berguna yang bertahan.
Perjuangan untuk bertahan hidup kemudian dijelaskan oleh penulis Islam ic Al-
Jahiz pada abad ke-9. Argumen klasik diperkenalkan kembali pada abad ke-18 oleh
Pierre Louis Maupertuis dan peneliti lainnya, termasuk kakek Darwin, Erasmus Darwin
. Hingga awal abad ke-19, pandangan umum dimasyarakat Barat masih menganggap
bahwa perbedaan antar individu suatu spesies merupakan penyimpangan dari
kreasonisme. Akan tetapi, teori uniformitarianisme dalam geologi mengemukakan
gagasan bahwa gaya sederhana yang lemah dapat bertindak terus menerus dalam jangka
waktu yang lama untuk menghasilkan perubahan besar pada permukaan Bumi. Teori
ini membuat masyarakat sadar akan waktu yang sangat panjang dariwaktu geologi.
Akhirnya, mereka mulai menerima ide bahwa perubahan kecil yang hampir tak terlihat
namun secara konsisten terjadi dan diwariskan dalam generasi-generasi berikutnya
dapat menghasilkan perbedaan antar spesies. Ahli zoologi awal abad ke-19 Jean-

5
Baptiste Lamarck mengjuka ide pewarisan karakteristik yang diperoleh sebagai
mekanisme untuk perubahan evolusioner.
Lamarck menyatakan bahwa adaptasi organisme terhadap lingkungan akan
menyebabkan adanya karakteristik baru yang akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Sehingga pada akhirnya pewarisan karakteristik ini menyebabkan transmutasi spesies.
Teori ini merupakan pengaruh utama terhadap sifat antagonisme dari ahli biologi Soviet
Trofim Lysenko terhadap teori genetika hingga pertengahan abad ke-20.

b) Teori Darwin
Pada tahun 1859, Charles Darwin mengemukakan teori evolusi melalui seleksi
alam sebagai penjelasan untuk adaptasi dan spesiasi. Dia mendefinisikan seleksi alam
sebagai "prinsip yang melestarikan setiap variasi kecil dari suatu karakteristik jika
karakteristik tersebut berguna untuk kelangsungan hidup organisme," Konsepnya
sederhana namun kuat: individu yang paling mampu beradaptasi dengan lingkungannya
cenderung lebih mampu untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Selama ada beberapa
variasi dan variasi tersebutdapat diwariskan, alam selalu akan menseleksi individu yang
memiliki variasi yang menguntungkan. Jika variasi tersebut dapat diwariskan, maka
keberhasilan reproduksi diferensial akan menyebabkan seluruh populasi tersebut
mendapatkan variasi tersebut, sehingga berevolusi. Pada akhrinya, populasi yang
berevolusi memiliki karakteristik yang cukup berbeda pada akhirnya menjadi spesies
yang berbeda. Ide-ide Darwin terinspirasi oleh pengamatan yang dia lakukan
padapelayaran kedua HMS Beagle (1831-1836) dan karya seorang ekonom politik,
Pendeta Thomas Robert Malthus, yang dalam An Essay on the Principle of Population
(1798), mencatat bahwa populasi (jika tidak diseleksi) akanmeningkat secara
eksponensial, sedangkan suplai makanan hanya tumbuh secara linier; oleh karena itu,
akan terjadi keterbatasan sumber daya yang pada akhirnya akan mengarah pada
"persaingan untuk bertahan hidup". Ketika Darwin membaca Malthus pada tahun 1838,
ia sudah siap dengan karyanya sebagai seorang naturalis untuk mendukung teori
"persaingan untuk bertahan hidup" di alam. Terpikir olehnya bahwa dengan
bertambahnya populasi sedangkan sumber daya semakin sedikit, maka "variasi yang
menguntungkan akan cenderung dipertahankan dan variasi yang tidak menguntungkan
akan dimusnahkan. Hasilnya adalah pembentukan spesies baru."
Darwin menganalogikan seleksi alam dengan bagaimana petani hanya memilih
tanaman atau ternak yang bagus untuk diternakkan, Prosees yang disebutnya sebagai
"seleksi buatan". Darwin pada manuskrip awalnya mengacu pada "Alam" yang akan
melakukan seleksi. Pada saat itu, mekanisme evolusi lain seperti evolusi melalui
penyimpangan genetik belum dirumuskan secara eksplisit. Darwin pun percaya bahwa
seleksi kemungkinan hanya sebagian dari proses evolusi: "Saya yakin bahwa Seleksi
Alam telah menjadi alat modifikasi utama tetapi tidak eksklusif.." Di dalam surat
Kepada Charles Lyell pada September 1860, Darwin menyesali penggunaan istilah
"Seleksi Alam", ia sebenarnya lebih memilih istilah "Pelestarian Alam".
Bagi Darwin dan orang-orang sezamannya, seleksi alam pada dasarnya identik
dengan evolusi melalui seleksi alam. Setelah publikasi On the Origin of Species, orang
berpendidikan secara umum menerima bahwa evolusi memang terjadi dalam beberapa
bentuk. Namun, seleksi alam sebagai salah satu mekanisme evolusi tetaplah
kontroversial. Sebagian menganggap seleksi alam terlalu lemah untuk menjelaskan

6
banyaknya karakteristik yang diamati dari organisme hidup. Sebagian lain, bahkan
pendukung evolusi, menolak keras evolusi yang "tidak terarah" dan non-progresif,
tanggapan ini telah dicirikan sebagai satu-satunya penghalang paling signifikan untuk
penerimaan gagasan seleksi alam. Namun, beberapa para pemikir dengan antusias
mengikuti seleksi alam; setelah membaca Darwin, Herbert Spencer memperkenalkan
frasa keberlangsungan makhluk hidup yang paling fit, yang menjadi ringkasan populer
dari teori tersebut.[19] Edisi kelima dari On the Origin of Species yang diterbitkan pada
tahun 1869 memasukkan frase Spencer sebagai alternatif frasa dari seleksi alam,
dengan kredit yang diberikan: "Tetapi istilah yang digunakan oleh Mr. Herbert Spencer,
yaitu keberlangsungan makhluk hidup yang paling fit, lebih akurat dan terkadang sama
nyamannya." Walaupun frasa tersebut masih sering digunakan oleh non-ahli biologi,
ahli biologi modern menghindarinya karena bersifat redundansi jika "fittest" artinya
"unggul secara fungsional" dan cenderung diterapkan pada individu alih-alih
keseluruhan rata-rata atas populasi.

c) Sintesis modern
Seleksi alam sangat bergantung pada gagasan hereditas, tetapi teori ini muncul
sebelum konsep dasar genetika berkembang. Meskipun biksu dari Moravia, Gregor
Mendel, bapak genetika modern, sezaman dengan Darwin, karyanya tidak terkenal dan
terbaring dengan ketidakjelasan. Teori genetika Mendel baru ditemukan kembali pada
tahun 1900. Dengan integrasi evolusi awal abad ke-20 dengan hukum pewarisan
Mendel, yang disebutsintesis modern, ilmuwan umumnya menerima seleksi alam.
Sintesis berkembang dari kemajuan dalam bidang yang berbeda. Ronald Fisher
mengembangkan teori matematika yang diperlukan untuk menjelaskan seleksi alam
dan menulis The Genetical Theory of Natural Selection (1930). J. B. S. Haldane
memperkenalkan konsep "biaya" seleksi alam. Sewall Wright menjelaskan sifat seleksi
dan adaptasi. Dalam bukunya Genetics and the Origin of Species (1937), Theodosius
Dobzhansky menetapkan gagasan bahwa mutasi, pernah dilihat sebagai saingan untuk
seleksi, sebenarnya merupakan bahan dasar untuk porses seleksi alam dengan
menciptakan keragaman genetik.

d) Sintesis kedua
Ernst Mayr mengakui pentingnya isolasi reproduksi untuk spesiasi dalam
karyanya Systematics and the Origin of Species (1942). W. D. Hamilton menyusun
seleksi kerabat pada tahun 1964. Sintesis ini memperkuat seleksi alam sebagai dasar
teori evolusi, yang masih bertahan hingga saat ini. Sintesis kedua berkembang pada
akhir abad ke-20 dengan kemajuan dalam genetika molekuler, sehingga menciptakan
bidang baru, biologi perkembangan evolusioner ("evo-devo"), yang berupaya
menjelaskan evolusi morfologi dalam konteks regulasi gen yang mengontrol
perkembangan embrio pada tingkat molekuler. Seleksi alam pada sintesis ini dipahami
bekerja pada perkembangan embrionik untuk mengubah morfologi tubuh orang
dewasa.

2.3 Dasar Genetik

7
 Genotipe dan fenotipe
Seleksi alam bekerja berdasarkan fenotipe organisme, atau karakteristik fisik.
Fenotipe ditentukan oleh susunan genetik suatu organisme (genotipe) dan lingkungan
tempat organisme tersebut hidup. Ketika organisme yang berbeda dalam suatu
populasi memiliki versi gen yang berbeda untuk suatu sifat tertentu, setiap versi ini
dikenal sebagai alel. Variasi genetik inilah yang mendasari perbedaan fenotipe.
Contohnya adalah golongan darah ABO pada manusia, di mana ada tiga alel (A,B,
dan O) yang mengatur satu fenotipe (golongan darah). Beberapa sifat diatur oleh
hanya satu gen, tetapi sebagian besar sifat dipengaruhi oleh interaksi banyak gen.
Variasi salah satu dari banyak gen yang berkontribusi pada suatu sifat mungkin hanya
memiliki pengaruh kecil pada fenotipe; Namun secara bersama-sama, gen ini dapat
menghasilkan perbedaan fenotipik

 Arah dari seleksi

Ketika beberapa komponen suatu sifat dapat diwariskan, seleksi mengubah


frekuensi dari alel yang ada.. Pemilihan dapat dibagi menjadi tiga kelas, berdasarkan
pengaruhnya terhadap frekuensi alel: arah, stabilisasi, dan disruptif. Seleksi arah
terjadi ketika alel memiliki kesesuaian yang lebih besar daripada yang lain, sehingga
frekuensi alel tersebut meningkat dan mendapatkan proporsi yang lebih besar dalam
populasi. Proses ini dapat berlanjut hingga alelnya tetap dan seluruh populasi berbagi
fenotipe yang lebih bugar. Yang jauh lebih umum adalah seleksi penstabilan, yang
menurunkan frekuensi alel yang memiliki efek merusak pada fenotipe. Proses ini
dapat berlanjut hingga alel dieliminasi dari populasi. Seleksi disruptif (atau
mendiversifikasi) adalah seleksi yang mengutamakan nilai sifat ekstrim daripada nilai
sifat menengah. Seleksi yang mengganggu dapat menyebabkan spesiasi simpatrik
melalui partisi niche. Beberapa bentuk seleksi penyeimbang tidak menghasilkan
fiksasi, tetapi mempertahankan alel pada frekuensi menengah dalam suatu populasi.
Hal ini dapat terjadi pada spesies diploid (dengan pasangan kromosom) ketika
individu heterozigot (dengan hanya satu salinan alel) memiliki adaptasi yang lebih
tinggi daripada individu homozigot (dengan dua salinan). Ini disebut keunggulan
heterozigot. Contoh paling terkenal adalah resistensi terhadap malaria pada manusia
heterozigot untuk anemia sel sabit. Pemeliharaan variasi alel juga dapat terjadi melalui
seleksi disruptif, yang mendukung genotipe yang berangkat dari rata-rata di kedua
arah (yaitu, kebalikan dari keunggulan heterozigot), dan dapat menghasilkan
distribusi bimodal dari nilai sifat. Seleksi penyeimbang dapat terjadi melalui seleksi
yang bergantung pada frekuensi, di mana kesesuaian satu fenotipe tertentu bergantung
pada distribusi fenotipe lain dalam populasi. Prinsip teori permainan telah diterapkan
untuk memahami distribusi kesesuaian dalam situasi ini, terutama dalam studi
pemilihan kerabat dan evolusi altruisme timbal balik.

 Dampak

Ide-ide Darwin, bersama dengan ide-ide Adam Smith dan Karl Marx, memiliki
pengaruh besar pada pemikiran abad ke-19, termasuk klaim radikalnya bahwa
bentuk-bentuk yang dibangun dengan rumit, begitu berbeda satu sama lain dan
saling berhubungan dengan cara yang begitu kompleks "berevolusi dari bentuk
kehidupan yang paling sederhana dengan hanya menggunakan beberapa prinsip
sederhana. Ini memunculkan beberapa pendukung Darwin yang paling bersemangat

8
juga memprovokasi oposisi terkuat. Seleksi alam memiliki kekuatan, menurut
Stephen Jay Gould, untuk "menjatuhkan beberapa konformasi yang paling dalam
dan paling tradisional dari pemikiran Barat", seperti keyakinan bahwa manusia
memiliki tempat khusus di dunia. Dalam kata-kata filsuf Daniel Dennett, "Ide
berbahaya Darwin" tentang evolusi melalui seleksi alam adalah "asam universal",
yang tidak dapat disimpan terbatas pada wadah apa pun, karena akan segera bocor,
dan menyebar ke lingkungan yang semakin luas. Jadi, dalam dekade terakhir,
konsep seleksi alam telah menyebar dari biologi evolusioner ke disiplin ilmu lain,
termasuk komputasi evolusioner, Darwinisme kuantum, ekonomi evolusioner,
epistemologi evolusioner, psikologi evolusioner, dan seleksi alam kosmologis.
Penerapan tak terbatas ini disebut Darwinisme universal.

 Asal-usul kehidupan

Bagaimana kehidupan muncul dari materi anorganik masih menjadi masalah


yang tidak terpecahkan dalam biologi. Salah satu hipotesis yang menonjol adalah
bahwa kehidupan pertama kali muncul dalam bentuk polimer RNA pendek yang
mereplikasi diri. Pada pandangan ini, kehidupan mungkin muncul ketika rantai
RNA pertama kali mengalami kondisi dasar, seperti yang dipahami oleh Charles
Darwin, untuk menjalankan seleksi alam. Kondisi tersebut adalah: heritabilitas,
variasi jenis, dan persaingan untuk sumber daya yang terbatas. Kesesuaian awal
replikator RNA kemungkinan besar akan menjadi fungsi kapasitas adaptif yang
bersifat intrinsik (yaitu, ditentukan oleh urutan nukleotida) dan ketersediaan sumber
daya.

 Sel dan biologi molekuler

Pada tahun 1881, ahli embriologi Wilhelm Roux menerbitkan Der Kampf der
Theile im Organismus di mana ia menyarankan bahwa perkembangan suatu
organisme dihasilkan dari persaingan Darwinian antara bagian-bagian embrio,
terjadi di semua tingkatan, dari molekul hingga organ. Dalam beberapa tahun
terakhir, versi modern dari teori ini telah dikemukakan olehJean-Jacques Kupiec.
Menurut Darwinisme seluler ini, variasi acak pada tingkat molekuler menghasilkan
keragaman dalam jenis sel sedangkan interaksi sel memaksakan suatu karakteristik
spesifik pada embrio yang sedang berkembang.

 Teori sosial dan psikologis

Implikasi sosial dari teori evolusi melalui seleksi alam juga menjadi sumber
kontroversi yang berkelanjutan. Friedrich Engels, seorangfilsuf politik Jerman dan
salah satu pencetus ideologi komunisme, menulis pada tahun 1872 bahwa "Darwin
tidak tahu betapa pahitnya satire yang dia tulis tentang umat manusia terutama pada
bangsanya, ketika dia menunjukkan bahwa persaingan bebas, perjuangan untuk
eksistensi, yang dirayakan oleh para ekonom sebagai pencapaian historis tertinggi,
adalah keadaan normal dari kerajaan hewan."

 Teori informasi dan sistem

Prinsip-prinsip seleksi alam telah mengilhami berbagai teknik komputasi,


seperti perangkat lunak kehidupan buatan, yang mensimulasikan proses selektif dari

9
seleksi alam dan bisa sangat efisien dalam membuat algortima yang sangat efektif.
Misalnya, kelas heuristik algoritme yang dikenal sebagai algoritma genetika,
dipelopori oleh John Holland pada 1970-an dan dikembangkan oleh David E.
Goldberg, mengidentifikasi solusi optimal simulasi reproduksi dan mutasi populasi
yang ditentukan oleh distribusi probabilitas.

 Dalam fiksi

Evolusi Darwin melalui seleksi alam tersebar luas dalam literatur, baik diambil
secara optimis dalam hal bagaimana umat manusia dapat berkembang menuju
kesempurnaan, atau secara pesimis dalam hal konsekuensi mengerikan dari
interaksi sifat manusia dan perjuangan untuk bertahan hidup. Pada tahun 1893 H.
G. Wells membayangkan "Pria Sejuta Tahun", diubah oleh seleksi alam menjadi
makhluk dengan kepala dan mata besar, dan tubuh menyusut.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seleksi alam adalah perbedaan kemampuan untuk hidup dan reproduksi dari suatu individu
yang diakibatkan oleh perbedaan kecocokan fenotipe yang dimiliki organisme tersebut
dengan lingkungan. Variasi berasal dari mutasi materi gen, pertukaran gen melalui
reproduksi seksual, dan migrasi antara populasi (gene flow). Variasi juga berasal dari
pertukaran gen antar berbagai spesies, misalnya melalui transfer gen horizontal melalui pada
bakteri dan hibridisasi pada tanaman. Prasyarat seleksi alam agar dapat menghasilkan
evolusi adaptif, sifat-sifat yang baru, dan spesial merupakan adanya variasi genetic yang
diwariskan yang menghasilkan kebugaran.

Dasar genetik terdiri dari genotype dan fenotipe, arah dari seleksi, dampak, asal usul
kehidupan, sel dan biologi molekuler, teori social dan psikologis, teori informasi dan sistem,
dan dalam fiksi

3.2 Saran

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk dapat menghasilkan hasil
penyusunan makalah ini dan agar dapat disempurnakan kembali. Atas kritik dan sarannya
penulis sampaikan terimakasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bowler, Peter J.,. Evolution : the history of an idea (edisi ke-Third edition, completely
revised and expanded). Berkeley. ISBN 0-520-23693-9. OCLC 49824702

Darwin, evolution, & natural selection (article)". Khan Academy (dalam bahasa Inggris).
Diakses tanggal 2020-11-30.

Darwin, Charles, 1809-1882. (2009). On the origin of species. Endersby, Jim. Cambridge,
UK: Cambridge University Press. hlm. 61. ISBN 978-0-521-86709-2.
OCLC 286433636

Joravsky, David (1959). "Soviet Marxism and Biology before Lysenko". Journal of the
History of Ideas. 20 (1): 98. doi:10.2307/2707968. ISSN 0022-5037

Malik, Aamina H.; Ziermann, Janine M.; Diogo, Rui (2018-01-02). "An untold story in
biology: the historical continuity of evolutionary ideas of Muslim scholars from the
8th century to Darwin's time". Journal of Biological Education. 52 (1): 13.
doi:10.1080/00219266.2016.1268190. ISSN 0021-9266

Society, National Geographic (2019-06-07). "Artificial Selection". National Geographic


Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-30.

12

Anda mungkin juga menyukai