Anda di halaman 1dari 6

Universitas Esa Unggul

BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan Hasil Analisis Data (Pembuktian Hipotesis)


5.1.1. Pengaruh Company Size, Cash Holding dan Financial Leverage
terhadap Praktik Income Smoothing
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Company Size, Cash
Holding, dan Financial Leverage merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap praktik Income Smoothing. tingkat signifikasi
secara simultan sebesar 0,03 < 0,05 maka itu berarti H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya company size, cash
holding dan financial leverage dapat mempengaruhi luasnya tingkat
praktik Income Smoothing. hal ini dikarenakan tinggi rendahnya
Income Smoothing suatu perusahaan disebabkan oleh kinerja
perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor yang dianggap paling
utama dalam mempengaruhi kegiatan dan praktik Income Smoothing
suatu perusahaan, sehingga hal tersebut sangat diperhatikan oleh
investor dalam mengambil keputusan investasi.
Company Size berpengaruh terhadap praktik Income
Smoothing dikarenakan perusahaan memperoleh laba dari hasil
penjualan yang tinggi dan mendorong perusahaan untuk melakukan
kegiatan praktik Income Smoothing yang lebih banyak dan itu
artinya perusahaan juga melakukan praktik Income Smoothing nya
yang lebih luas dan sesuai dengan teori stakeholder dimana
perusahaan yang besar akan melakukan lebih banyak kegiatan
Income Smoothing untuk kepentingan berbagai pihak antara lain
untuk nama baik perusahaan dan memberikan manfaat kepada
masyarakat sekitar perusahaan.
Cash Holding berpengaruh terhadap praktik Income Smoothing
dikarenakan aset yang dimiliki perusahaan diperoleh dari hasil
penjualan yang tinggi sehingga pemanfaatan untuk aktifitas cash
holding perusahaan akan lebih besar dan sesuai dengan teori trade
off dimana perusahaan jika memiliki cash holding maka perusahaan
tidak perlu menjual aset perusahaan juga berhubungan dengan teori
teori agensi karena cash holdings yang tinggi dapat menyebabkan
konflik agensi. Sehingga cash holding perusahaan yang tinggi akan
lebih banyak peluang untuk melakukan praktik income smoothing
dengan tujuan untuk menjaga-jaga agar perusahaan terhindar dari
financial distress.

80
Universitas Esa Unggul

Financial Leverage yang berpengaruh terhadap praktik Income


Smoothing dimana jika sumber aliran dana suatu perusahaan
dihasilkan dari hutang maka hutang yang banyak akan memiliki
beban bunga yang tinggi sehingga menyebabkan perusahaan
mengurangi dalam melakukan kegiatan praktik Income Smoothing
dan sesuai dengan teori stakeholder dimana perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi akan menambah biaya pengeluaran
termasuk biaya dalam membayar hutang serta beban bunga yang
tinggi dan dalam melakukan praktik Income Smoothing, itu artinya
praktik yang dilakukan terkait praktik tentang Income Smoothing
juga semakin sedikit.
Berdasarkan dari Uji Omnibus Test of Model Coefficients pada
tabel 4.5, didapat hasil probabilitas sebesar 0,030 yang berarti
dibawah taraf signifikan 0,05 (5%). Maka Company Size, Cash
Holding dan Financial Leverage berpengaruh terhadap praktik
Income Smoothing secara simultan pada perusahaan Property dan
Real Estate atau dapat dikatakan H1 diterima. Jadi pengaruh variabel
independen berbanding lurus terhadap variabel dependen atau
dengan kata lain jika Company Size, Cash Holding dan Financial
Leverage meningkat maka tindakan praktik Income Smoothing juga
akan meningkat.
Hasil penelitian ini dibuktikan pada tabel statistik deskriptif
4.3 bahwa rata-rata ukuran perusahaan sebesar 27,2427 atau sebesar
Rp 3.053.409.334.967,- yang berarti perusahaan yang berskala besar
dan maka pada umumnya investor akan melihat ukuran perusahaan
yang diukur oleh total asset dalam mengambil keputusan untuk
berinvestasi.
Hasil uji Nagelkerke’s R Square menunjukkan nilai
Nagelkerke’s R Square sebesar 0,100 atau 10% (0,100 < 1), maka
dapat diasumsikan bahwa masing-masing variabel independen
(Company Size, Cash Holding dan Financial Leverage) sekitar 10%
mempengaruhi variabel dependen (Income Smoothing) dan sisanya
sebesar 90% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Beberapa faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi Income Smoothing contohnya profitabilitas, harga
saham, sektor industri, winner/losser stock, nilai perusahaan, bonus
plan, political cost dan lainnya.

81
Universitas Esa Unggul

5.1.2. Pengaruh Company Size terhadap Income Smoothing secara


parsial
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Company Size
berpengaruh Positif terhadap praktik Income Smoothing secara
parsial pada perusahaan Property dan Real Estate, hal ini terlihat
dari bahwa company size yang memiliki nilai probabilitas sebesar
0,024 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05 dan dengan
arah koefisien positif yakni 0,204. Maka dapat dikatakan bahwa H2
diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Ayudika dan Yadnyana, 2018) [10] yang menyataan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
praktik perataan laba (income smoothing) pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2015 – 2017. Akan tetapi
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Primatama, 2015)
[6] memberikan pendapat bahwa secara parsial Company Size
berpengaruh negatif terhadap Income Smoothing.
Perusahaan bertujuan melakukan perataan laba atau Income
Smoothing untuk menciptakan laba yang stabil. Perusahaan
melakukan perataan laba disaat laba mengalami kenaikan atau
penurunan. Company Size menjadi salah satu faktor yang signifikan
dalam mempengaruhi Income Smoothing. hal ini dapat dilihat dari
nilai total penjualan. Pada penelitian ini Company Size diproksi
dengan Ln Total Penjualan.
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki
nilai rata-rata sebesar 27,2427 atau sebesar Rp 3.053.409.334.967,-
yang artinya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan Property dan
Real Estate tergolong ke dalam perusahaan besar, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin
besar perusahaan melakukan praktik Income Smoothing sebagai
bentuk manipulasi laba. Hal tersebut membuat manajemen seperti
dituntut untuk mempertahankan value ataupun reputasi mereka,
maka dari itu perusahaan yang besar lebih cenderung melakukan
perataan pada labanya agar laba yang dilaporkan tidak fluktuatif.

5.1.3. Pengaruh Cash Holding terhadap Income Smoothing secara


parsial
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Cash Holding tidak
berpengaruh terhadap praktik Income Smoothing secara parsial pada
perusahaan Property dan Real Estate, hal ini terlihat dari Company
Size yang memiliki nilai probabilitas sebesar 0,194 yang berarti lebih

82
Universitas Esa Unggul

besar dari taraf signifikasi 0,05 dan dengan arah koefisien negatif
yakni -3,776. Maka dapat dikatakan bahwa H3 ditolak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Puspita,
2018) [46] menjelaskan bahwa secara parsial variabel reputasi
auditor, struktur kepemilikan, cash holdings, profitabilitas tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap income smoothing.
Tidak berpengaruhnya Cash Holding terhadap praktik Income
Smoothing ini dikarenakan pada praktik Income Smoothing obyek
dari perataan laba yang dilihat adalah pada laporan laba rugi atau
income statement sehingga proses pencatatan ketika menerima
pendapatan adalah cash basis di mana pendapatan akan dicatat
ketika menerima kas sehingga pendapatan akan terlihat lebih rendah
dan mengurangi laba yang dilaporkan. Sehingga perusahaan tidak
perlu melakukan praktik Income Smoothing Karena cash holding
yang kecil sehingga mempengaruhi laporan laba rugi. Akan tetapi
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Natalie dan Astika,
2016) [3] mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa cash holding
berpengaruh positif pada kemungkinan terjadinya income smoothing
di perusahaan property dan real estate periode 2012-2014.
Cash Holding merupakan kas yang dimiliki perusahaan untuk
keperluan tertentu, kas ini untuk berjaga-jaga. Sehingga kalau
perusahaan memiliki cash holding yang tinggi maka jika terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan perusahaan tidak perlu menjual asetnya
melainkan dapat menggunakan cash holding yang dimilikinya. Pada
penelitian ini Cash Holding diproksi dengan Kas dan Setara Kas
dikurangi Deviden dan dibagi dengan Total Aset.
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki
nilai rata-rata sebesar 0,1459 yang artinya menunjukkan bahwa cash
holding pada perusahaan Property dan Real Estate tergolong ke
dalam perusahaan yang memiliki kas yang kecil, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin keil cash holding cash holding yang
akan mempengaruhi laporan laba rugi yang dimiliki oleh perusahaan
maka akan semakin rendah perusahaan melakukan praktik Income
Smoothing sebagai bentuk manipulasi laba.

5.1.4. Pengaruh Financial Leverage terhadap Income Smoothing secara


Parsial
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Financial Leverage
tidak berpengaruh terhadap praktik Income Smoothing secara parsial
pada perusahaan Property dan Real Estate, hal ini dapat dilihat dari

83
Universitas Esa Unggul

Financial Leverage yang memiliki nilai probabilitas sebesar 0,262


yang berarti lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 dan dengan arah
koefisien negatif yakni -0,239. Maka dapat dikatakan bahwa H4
ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Maharani, 2018) yang menunjukkan bahwa variabel Financial
Leverage (FL) tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hal
ini dapat terlihat dikarenakan Menurut (Kurniawan, Latifah dan
Zubaidah, 2012) dalam (Maharani, 2018) [9], tidak berpengaruhnya
financial leverage terhadap tindakan perataan laba diduga karena
manajemen beranggapan bahwa financial leverage tidak menjadi
acuan utama bagi investor untuk menilai resiko yang dihadapi atas
investasi yang dilakukan. Terdapat kemungkinan dari faktor lain
bagi investor untuk menilai resiko berinvestasi dalam perusahaan
misalnya mempertimbangkan jenis industri. Oleh karena itu
manajemen kurang termotivasi untuk memaksimalkan financial
leverage dalam melakukan perataan laba.
Akan tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Dewantari dan Badera, 2015) [12] yang menyatakan bahwa
Financial Leverage berpengaruh negatif dan signifikan pada
probabilitas perataan laba yang berarti semakin besar tingkat utang
maka probabilitas perusahaan melakukan perataan laba semakin
menurun. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat hutang
perusahaan maka beban bunga juga semakin tinggi dan
mengakibatkan perusahaan tidak banyak melakukan praktik income
smoothing nya sehingga prakik income smoothing nya juga lebih
sedikit atau rendah. Hasil ini sesuai dengan teori stakeholder dimana
perusahaan dengan tingkat financial leverage yang tinggi akan
menambah biaya pengeluaran termasuk biaya dalam membayar
hutang serta beban bunga yang tinggi dan dalam melakukan praktik
income smoothing, itu artinya praktik yang dilakukan terkait income
smoothing juga semakin sedikit.

5.2. Temuan Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kenyataan yang
menurut peneliti hal ini perlu untuk dinyatakan agar mampu mendukung
hasil penelitian ini dan membantu untuk dimasa yang akan datang. Berikut
adalah temuan-temuan dalam penelitian ini:

84
Universitas Esa Unggul

1. Setiap tahunnya terdapat perusahaan yang melakukan tindakan praktik


income smoothing pada tahun 2015 – 2018 pada perusahaan Property
dan Real Estate.
2. Company Size dalam penelitian ini masih terdapat perusahaan dengan
kategori perusahaan berskala kecil, sehingga semakin kecil ukuran
perusahaan maka perusahaan perlu untuk mengimbangi dengan
penjualan yang baik dan akan mendapatkan laba yang baik. Oleh karena
itu yang membuat manejeman ingin menaikkan ukuran perusahaan dari
penjualan yang menghasilkan laba yang diperoleh sehingga cenderung
melakukan praktik income smoothing
3. Tidak signifikannya Cash Holding terhadap praktik Income Smoothing
diduga karena tingkat cash holding didalam perusahaan tidak cukup
besar sehingga manajemen tidak dapat melakukan praktik income
smoothing.
4. Tidak signifikannya Financial Leverage terhadap praktik Income
Smoothing diduga karena kebijakan menurut manajemen bahwa
financial leverage tidak menjadi acuan utama bagi investor untuk
menilai resiko yang dihadapi atas investasi yang dilakukan.

85

Anda mungkin juga menyukai