Anda di halaman 1dari 1

Nama : Gilang Dira Prasetya

NIM : 20122300

Kelas : SIA-3

HAK PERSAMAAN

Hak persamaan yang dimaksud adalah persamaan di hadapan hukum di mana setiap orang tunduk
pada hukum peradilan yang sama (proses hukum). Hukum juga menimbulkan persoalan penting dan
kompleks tentang kesetaraan, kewajaran, dan keadilan. Kepercayaan pada persamaan di hadapan
hukum disebut egalitarianisme hukum.
Pasal 7 dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa "Semua orang sama di
hadapan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun.”
Dengan demikian, setiap orang harus diperlakukan sama di bawah hukum tanpa
memandang ras, gender, kebangsaan, warna kulit, etnis, agama, difabel, atau karakteristik lain,
tanpa hak istimewa, diskriminasi, atau bias.
Dalam konstitusi Indonesia dengan tegas memberikan jaminan adanya persamaan kedudukan. Hal
tersebut dijelaskan dalam Pasal 27 ayat (1) ”Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya”.

HAK KEBEBASAN

Hak kebebasan sebagaimana dalam pasal 20 UUD 1945 dikatakan bahwa adanya kebebasan setiap
masyarakat untuk memeluk agamanya masing-masing tanpa ada paksaan. Selain itu juga kebebasan
untuk menyampaikan pendapat baik pribadi maupun di depan umum.
Selain itu dalam pasal 4 UU no. 39 tahun 1999 yang berbunyi :
"Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran, dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun".
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hak kebebasan pribadi merupakan hak kebebasan seseorang dalam
melakukan sesuatu atau mengambil tindakan dengan catatan harus sesuai dengan aturan yang orang
lain tidak boleh melanggarnya.

Anda mungkin juga menyukai