Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol.

VIII-1, April 2012

DAMPAK PERIKA A TA GKAP TERHADAP


SUMBERDAYA IKA DA HABITAT YA DI PERAIRA
PA TAI TABUKA TE GAH KEPULAUA SA GIHE
(The Impact of Fishing Fisheries on the Fish Resources and
Their Habitats in Tabukan Tengah Waters, Kepulauan Sangihe)

Joneidi Tamarol 1, Alfret Luasunaung2 , Johnny Budiman2


1
Politeknik Negeri Nusa Utara Tahuna Sulawesi Utara
2
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara

Overfishing and environmental degradation from fishing activities result in changes in aquatic
ecosystems, and almost all fishing gears could cause habitat damages. This study attempted to evaluate
the impact of different fishing gears utilized by traditional fishermen on the fish resources and their
habitats and formulate an environmenttal friendly fishing fisheries concept. Data collection used two
approaches, through a long-term catch analysis and a direct field observation on the fishing process.
Results found that several fishing gears used were potential to cause damages on bottom habitats due to
the operational technique and the treatment to the gear itself. Beside that, some gears were also potential
to unbalance the stability and the the sustainability of the fish resources due to the utilization of
excessively small-sized mesh. Based on the internal factor analysis strategy (IFAS) and the external
factor analysis strategy (EFAS), the use of fish traps, circling gill nets, and turtle targeting hand lines in
the coral reef area were potential to cause direct negative impact on the coral reefs and the sustainability
of the fish resources.

Keywords: impact, habitat damage, resources damage, over fishing, selectivity.

Kelebihan tangkap dan degradasi lingkungan dari kegiatan perikanan mengakibatkan perubahan
ekosistem perairan dan hampir semua alat tangkap ikan dapat menyebabkan kerusakan habitat. Penelitian
ini bertujuan mengevaluasi dampak alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di perairan pantai Tabukan
Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe terhadap sumberdaya dan lingkungan dan merumuskan konsep
kebijakan pengembangan perikanan tangkap yang ramah lingkungan. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan dua pendekatan yakni menganalisis hasil tangkapan untuk jangka waktu yang panjang dan
pengamatan langsung terhadap proses penangkapan ikan. Hasil menunjukkan bahwa beberapa alat
tangkap yang digunakan berpotensi merusak habitat dasar perairan karena tehnik pengoperasiannya dan
perlakuan terhadap alat tangkap tersebut. Di samping itu, beberapa jenis alat tangkap berpotensi merobah
stabilitas dan keberlangsungan sumberdaya ikan karena penggunaan mata jaring berukuran sangat kecil.
Berdasarkan strategi analisis faktor internal dan strategi analisis faktor eksternal, maka penggunaan bubu
ikan, jaring insang lingkar, jala lempar dan ladung penyu di daerah terumbu karang memiliki dampak
negatif bagi terumbu karang dan keberlanjutan sumberdaya ikan.

Kata kunci: dampak, kerusakan habitat, kerusakan sumberdaya, tangkap lebih, selektivitas.

PE DAHULUA dieksploitasi, untuk terus-menerus memenuhi


kebutuhan umat manusia yang jumlahnya terus
Sumberdaya ikan bersifat akses terbuka, meningkat dengan pesat; sedangkan di lain pi-
sehingga siapa saja baik nelayan dari kawasan hak, ketersediaan sumberdaya alam terus menu-
tersebut maupun dari luar kawasan, dapat me- run akibat degradasi ekosistem laut tak terken-
manfaatkannya. Aktivitas penangkapan ikan de- dali (Reppie dan Budiman, 2007).
ngan cepat akan terkonsentrasi pada daerah- Perairan pesisir Pulau Sangihe, Kabupa-
daerah potensial yang terbatas. Hal ini sebenar- ten Kepulauan Sangihe memiliki hamparan te-
nya akan menurunkan produktivitas atau penda- rumbu karang yang cukup luas, tetapi sedang
patan setiap individu pelakunya sehingga aki- mengalami penurunan kualitas yang serius aki-
batnya akan terjadi kerusakan lingkungan kare- bat aktivitas manusia. Kegiatan perikanan tradi-
na terpaksa harus menggunakan segala cara sional di wilayah pesisir tersebut sering diang-
(Reppie et al, 2010). Di satu pihak sumberdaya gap salah satu faktor utama yang mengakibat-
hayati laut cenderung tidak ekonomis lagi jika

12
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JPKT
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. VIII-1, April 2012

kan perubahan ekosistem perairan, diantaranya kap 4 jenis dengan sampel amatan sebanyak 4
perairan pantai Tabukan Tengah. unit, panah ikan 1 unit dan ladung penyu 1 unit.
Menjawab permasalahan tersebut maka Analisis data tangkapan setiap jenis alat
dipandang perlu suatu kajian tentang dampak dalam jangka panjang untuk melihat kecende-
pengoperasian beberapa jenis alat tangkap yang rungan penurunan total tangkapan, perubahan
digunakan oleh nelayan lokal terhadap kerusak- komposisi jenis dan ukuran ikan tidak dapat di-
an lingkungan dan sumberdaya di Perairan Sa- lakukan karena kurang tersedianya data yang
ngihe terutama di Tabukan Tengah. Tujuan pe- memadai. Evaluasi dampak hanya dilakukan
nelitian yang hendak dicapai adalah untuk me- melalui pengamatan langsung dan inspeksi me-
ngevaluasi adanya dampak alat tangkap yang nyelam terhadap proses penangkapan ikan, un-
digunakan oleh nelayan di perairan tersebut ter- tuk mengetahui kerusakan fisik bentik akibat a-
hadap sumberdaya dan lingkungan dan meru- lat tertentu, dengan mengukur tingkat atau luas-
muskan konsep kebijakan pengembangan per- an kerusakan habitat, komposisi jenis dan ukur-
ikanan tangkap yang ramah lingkungan. an ikan.
Berdasarkan analisis proses operasional
METODE PE ELITIA perikanan tangkap yang digunakan nelayan, ma-
ka evaluasi dampak metode penangkapan ikan
Lokasi penelitian ini di Perairan Tabu- terhadap lingkungan dan sumberdaya diringkas-
kan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe. kan pada Tabel 1. Alat tangkap jaring insang
Waktu pelaksanaan bulan Maret-Juni 2011. Pe- dasar yang terdiri dari soma bawuluse, soma
ngumpulan data dengan cara partisipasi aktif tataing, soma anting-anting, soma gorango
dan pengamatan langsung pada proses operasi memberikan dampak yang paling besar pada
penangkapan ikan dari semua jenis alat tangkap habitat fisik dasar perairan karena mengguna-
yang digunakan oleh nelayan, wawancara dan kan pemberat batu yang sering tersangkut pada
pengisian daftar pertanyaan (kuisioner). Jumlah terumbu karang. Menghindari kerusakan terum-
sampel yang diamati pada setiap jenis alat tang- bu karang, maka alat tangkap ini sebaiknya di-
kap berkisar antara 30–50% dari jumlah alat operasikan pada kedalaman minimal 40 m. Ja-
tangkap. Data yang dikoreksi berupa jumlah ring insang dasar juga berpotensi menyebabkan
dan jenis alat tangkap, daerah penangkapan, kelebihan tangkap dan mempengaruhi keragam-
musim penangkapan, jenis ikan target, teknik an spesies terutama untuk jenis soma anting-
dan proses operasi dan hasil jenis dan ukuran anting yang khusus ditujukan untuk menangkap
ikan tangkapan. Wawancara dilakukan terhadap sumberdaya lobster, jika dioperasikan secara te-
nelayan tangkap, nelayan pemilik, sedangkan rus menerus pada suatu daerah yang terbatas.
responden dikumpulkan secara pencuplikan ya- Apabila alat tangkap ini hilang, maka secara in-
itu dengan memastikan diperolehnya sejumlah tensif akan berperan sebagai ghost fishing, yaitu
sampel yang mewakili populasi yang diteliti terus menangkap ikan secara efektif tanpa ada-
(Mangkusubroto dan Trisnadi 1985). nya kontrol dari pemiliknya.
Jaring insang hanyut khususnya soma
HASIL DA PEMBAHASA sako tidak berdampak pada habitat perairan,
kecuali jangkar yang dapat tersangkut karang.
Alat penangkap ikan yang digunakan Alat ini berpotensi menyebabkan lebih tangkap
oleh nelayan di perairan pantai Tabukan Tengah rekrut jika menggunakan ukuran mata jaring le-
sangat beragam dan sebagian besar tergolong bih kecil dari 2 inci, atau ikut tertangkapnya je-
skala kecil dan cenderung tradisional. Adapun nis ikan muda lainnya. Ukuran ikan Cendro
jumlah dan jenis alat tangkap ikan yang diamati (Tylosurus crocodilus) yang tertangkap berkisar
atau diteliti adalah jaring insang dasar 4 jenis antara panjang 50–80 cm. Musbir et al. (2006)
dengan sampel amatan sebanyak 7 unit, jaring menyatakan bahwa ikan Cendro matang gonad
insang permukaan 1 jenis dengan sampel amat- pada ukuran di atas 75cm. Hasil tangkapan ter-
an 2 unit, jaring insang lingkar 3 jenis dengan sebut menunjukan bahwa masih berpeluang ter-
sampel amatan 3 unit, jaring kantong 1 unit, tangkapnya ikan-ikan berusia muda yang belum
pancing tangan 3 jenis dengan sampel amatan 3 memasuki usia pemijahan. Jaring insang hanyut
unit, pancing mata banyak 2 jenis dengan sam- lainnya yaitu soma bendera dan soma landara
pel amatan 2 unit, pancing gurita 1 unit, perang- tidak memberikan dampak terhadap lingkungan
karena dioperasikan menghanyut di dekat per-

13
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JPKT
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. VIII-1, April 2012

mukaan tanpa menyentuh dasar perairan. Kedua bagian kantong menyebabkan tertangkapnya
alat tangkap ini berpotensi terhadap tertang- ikan-ikan muda dalam jumlah cukup besar.
kapnya ikan-ikan muda jika menggunakan mata Dampak pengoperasian pukat cincin
jaring ukuran kecil (<2inci). (soma pajeko) terhadap lingkungan hampir ti-
Tabel 1. Dampak Alat Tangkap Terhadap Sumber-
dak ada; dan terhadap sumberdaya relatif kecil
daya Ikan Dan Lingkungan. jika sesuai dengan ikan target, tetapi dapat ber-
Jenis Alat Sumberdaya dampak tertangkapnya ikan-ikan muda jika ber-
Lingkungan
Tangkap Ikan operasi di rumpon. Pukat pantai atau soma sa-
Jaring insang Tertangkap Kerusakan sangkile dapat memberikan dampak negatif ter-
dasar ikan kecil habitat dasar hadap lingkungan jika dioperasikan di daerah
Jaring insang Tertangkap Tidak
hanyut ikan kecil berdampak padang lamun dan dampak terhadap sumberda-
Jaring insang Tertangkap Kerusakan ya ialah tertangkapnya berbagai spesies ikan
lingkar ikan kecil habitat dasar muda karena ukuran mata jaring pada bagian
Jaring Tertangkap Kerusakan kantong sangat kecil (0,75 inci). Ikan hasil
kantong ikan kecil habitat dasar
Pukat cincin Tertangkap Tidak
tangkapan yang umumnya didominasi oleh i-
ikan kecil berdampak kan-ikan pelagis kecil seperti ikan Tembang
Pukat pantai Tertangkap Kerusakan (Sardinella fimbriata), Sardin (Sardinella sp.),
ikan kecil habitat dasar Kerapu (Ephinephelus sp.), Kuwe (Caranx sp.)
Jaring julung- Ikan belum Tidak yang berukuran panjang 7–12 cm.
julung memijah berdampak
Jala buang Tertangkap Tidak Jaring ikan julung-julung atau soma
ikan kecil berdampak giop roa ditujukan khusus menangkap ikan ju-
Pancing Tertangkap Kerusakan habitat lung-julung yang akan memijah. Penambahan
tangan ikan kecil dasar upaya dan jumlah unit penangkapan akan sangat
Pancing mata Tidak Tidak
banyak berdampak berdampak
berdampak pada keberlanjutan sumberdaya ikan
Pancing tonda Tidak Tidak tersebut di alam.
berdampak berdampak Jala buang atau dalombo tidak memberi-
Pancing gurita Tidak Tidak kan dampak negatif terhadap lingkungan karena
berdampak berdampak dioperasikan di perairan berpasir atau berlum-
Perangkap Tertangkap Kerusakan
ikan ikan kecil habitat dasar pur namun berdampak pada sumberdaya karena
Senapan Selektif Kerusakan tertangkapnya ikan-ikan muda seiring dengan
ikan habitat dasar penggunaan ukuran mata jaring yang kecil.
Ladung penyu Spesies Tidak Pengoperasian pancing dasar (bawae)
dilindungi berdampak
Sumber: Data primer (2011)
yang ditujukan untuk ikan dasar berpotensi me-
nimbulkan dampak kerusakan habitat apabila
Jaring insang lingkar soma pempelang menggunakan jangkar, terutama di daerah te-
yang ditujukan untuk menangkap ikan Julung- rumbu karang yang mudah patah. Alat ini selek-
Julung (Hemirhampus robustus) tidak memberi- tif tetapi memungkinkan merubah komposisi
kan dampak negatif terhadap lingkungan karena target spesies jika nelayan terkonsentrasi pada
dioperasikan di laut dalam dan juga terhadap suatu daerah penangkapan ikan yang terbatas.
sumberdaya karena tidak dioperasikan secara Pengoperasian pancing pani, bawulu (minggu-
intensif. Namun demikian jaring insang lingkar nakan umpan hidup), noru, kakintu, bawalude
soma paka menyebabkan kerusakan habitat di dan bira-bira hampir tidak berdampak negatif
terumbu karang dan padang lamun, karena ter- terhadap lingkungan dan sumberdaya karena
injak-injak oleh nelayan ketika mengejutkan dilakukan di perairan dalam dan selektif terha-
ikan. Dampak terhadap sumberdaya terjadi ka- dap hasil tangkapan. Pancing gurita (gara-gara
rena ikut tertangkapnya ikan-ikan kecil ketika boboca) memberikan dampak yang kecil terha-
dihalau ke arah jaring. dap lingkungan dan dampak terhadap sumber-
Pengoperasian jaring kantong soma kin- daya gurita dapat terjadi pada tingkat eksploi-
saghe menyebabkan kerusakan habitat dasar tasi yang tinggi karena permintaan pasar yang
perairan terutama terumbu karang dan padang terus meningkat.
lamun, karena terinjak-injak oleh nelayan keti- Alat tangkap bubu yang terdiri dari pa-
ka menggiring ikan ke arah kantong. Pengguna- hato, somba dan tumpina berdampak negatif pa-
an mata jaring berukuran kecil terutama pada da habitat perairan karena nelayan menimbun
alat tangkap dengan batu karang atau patahan

14
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JPKT
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. VIII-1, April 2012

karang untuk menyamarkannya, kecuali bebihe gonad pada ukuran FL 19,2–20,3 cm. Hal ini
yang dioperasikan menghanyut di atas dasar mendukung upaya kelestariannya.
perairan. Semua jenis bubu ini berpotensi me- Salah satu konsep pemecahan masalah
nangkap ikan-ikan muda. Perangkap ikan yang terhadap dampak perikanan tangkap adalah me-
hilang juga akan berperan sebagai ghost fishing. ngembangkan perikanan rakyat terpadu antara
Panah ikan (jubi) umumnya sangat se- local resources based, community based dan
lektif terhadap jenis dan ukuran ikan yang akan market based, yang harus dipandang dari sisi
ditangkap. Kelebihan tangkap mungkin dapat pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau
terjadi pada intensitas penangkapan yang tinggi kecil. Model pengembangan yang perlu diru-
pada wilayah yang terbatas. Kerusakan habitat muskan adalah bagaimana memilih teknologi
terumbu karang terjadi disebabkan karena ter- penangkapan ikan yang bisa spesifik lokasi, se-
injak oleh nelayan jubi. Dapat juga terjadi bah- suai jenis ikan target dan habitatnya, serta kom-
wa ikan yang berukuran relatif besar akan me- binasi dari alat tangkap yang ada dengan mem-
ronta-ronta diantara celah karang ketika terkena pertimbangkan faktor biologi, ekonomi, sosial
panah. Jika ikan tersebut sulit dikeluarkan, ma- budaya masyarakat dan kelembagaan.
ka nelayan akan membongkar karang tersebut. Berdasarkan data hasil survei terhadap
Walaupun ladung penyu tidak memberi- aktivitas perikanan tangkap di wilayah perairan
kan dampak terhadap lingkungan, tetapi alat ini ini ternyata sebagian besar masih menggunakan
menangkap spesies yang dilindungi undang- alat tangkap tradisional seperti pancing tangan,
undang yaitu penyu hijau (Chelonia mydas). jaring insang, perangkap ikan, senapan ikan dan
Komposisi hasil tangkapan dan ukuran hanya alat tangkap pukat cincin yang dikatego-
hasil tangkapan pada alat tangkap pukat cincin rikan semi modern. Hasil tangkapan dalam jum-
menunjukan 60% ikan layang yang tertangkap lah besar dihasilkan oleh alat tangkap pukat
berukuran panjang cagak (fork length, FL) 20– cincin dan pukat pantai.
24,4 cm. Ukuran tersebut menunjukan bahwa Hasil analisis faktor strategis internal
ikan yang ditangkap adalah ikan yang sudah berupa kekuatan dan kelemahan serta hasil ana-
pernah memijah sehingga secara biologis sudah lisis faktor strategis eksternal berupa peluang
mendukung keberlanjutan dari sumberdaya ikan dan ancaman untuk dampak terhadap habitat da-
layang. Arifin (2008) menyatakan bahwa ikan sar perairan menunjukan bahwa alat tangkap
layang mencapai matang gonad pada FL lebih > perangkap ikan, jaring insang lingkar dan pan-
18 cm. FL ikan tembang yang matang gonad cing tangan yang dioperasikan di daerah rataan
adalah 16,3 cm (betina) dan 15,5 cm (jantan), terumbu karang berpotensi memberikan dampak
ikan kembung matang gonad memiliki FL 22– secara langsung terhadap terumbu karang se-
24 cm dan ikan tongkol 28–30 cm (Yusfianda- hingga perlu meminimalkan dampak dari peng-
yani 2004). Hal ini berkaitan dengan ukuran gunaan alat tangkap tersebut ke arah alat tang-
rata-rata hasil tangkapan dari pukat pantai un- kap yang ramah lingkungan. Beberapa alat
tuk ikan tembang yang tertangkap masih belum tangkap yang perlu direkomendasikan untuk di-
memenuhi kelayakan tangkap dan jenis-jenis pertimbangkan sebagai alat tangkap alternatif
pancing untuk ikan kembung dan ikan tongkol. yang tidak merusak terumbu karang antara lain
Ikan cakalang yang tertangkap dengan alat pancing noru, pancing bawulu, pancing bawalu-
tangkap pancing kakintu dengan FL 42,3 cm, de dan pancing pani. Rekomendasi yang perlu
dan pukat cincin dengan FL 40,0 cm adalah la- diberikan untuk meminimalkan dampak yang
yak tangkap karena sudah pernah mengalami ditimbulkan terhadap sumberdaya adalah untuk
matang gonad atau perekrutan. Hal ini sejalan perangkap ikan sebaiknya dikonsentrasikan pa-
dengan penelitian sebelumnya dari Nugraha dan da satu lokasi saja.
Rahmat (2008) yang menyatakan bahwa ikan Hasil analisis faktor strategis internal
cakalang pertama kali matang gonad pada FL serta analisis faktor strategis eksternal terhadap
40,0–40,6 cm. kelangsungan sumberdaya ikan menunjukan
Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) bahwa alat tangkap pukat pantai, pukat cincin,
yang didapat dari hasil tangkapan pancing noru jala buang, ladung penyu dapat berakibat buruk
berukuran FL 32 cm, hal ini sesuai dengan terhadap kelangsungan sumberdaya ikan. Untuk
ukuran pertama kali matang gonad yang meminimalkan dampak terhadap sumberdaya
dikemukakan oleh Musbir (2006) mengemuka- ikan, sebaiknya penggunaan alat tangkap terten-
kan bahwa ikan kembung pertama kali matang tu yang khusus menangkap satu jenis spesies

15
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JPKT
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. VIII-1, April 2012

perlu peninjauan kembali lewat peraturan yang DAFTAR PUSTAKA


jelas dan mengikat, sedangkan untuk alat tang-
kap jenis jaring sebaiknya ukuran mata jaring Arifin F. 2008. Optimasi Perikanan Layang Di Kabupaten
diperbesar untuk membiarkan sumberdaya ikan Selayar Propinsi Sumatera Selatan. Program Pasca
Sarjana. IPB. Bogor. 71 hal
yang masih kecil untuk dapat meloloskan diri.
Reppie E, Budiman J. 2007. Rencana Strategi Penelitian
PS-PSP (Lab. TPI) Fakultas Perikanan Dan Ilmu
KESIMPULA Kelautan Unsrat, Suatu Bahan Pemikiran. 5 hal.
Reppie E, Modaso V, Paransa I. 2010. Evaluasi Dampak
Hampir semua alat tangkap ikan yang Beberapa Alat Tangkap Terhadap Sumberdaya Per-
digunakan oleh nelayan di perairan pantai Ta- ikanan dan Habitatnya di Desa Bahoi, Selat Bangka,
bukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe Kabupaten Minahasa Utara.
dapat menyebabkan kerusakan fisik habitat per- Mangkusubroto K, Trisnadi CL. 1985. Analisis Keputus-
an Pendekatan Sistem dalam Manajemen Usaha dan
airan (46,4%) dan kerusakan sumberdaya per- Proyek. Ganeca Exact. Bandung. Hal 271.
ikanan (71,4%). Alat tangkap yang paling besar
Musbir. 2006. Pendugaan Ukuran Pertama Kali Matang
dampaknya terhadap sumberdaya ikan dan ling- Gonad Ikan Kembung Rastreliger kanagurta Di
kungan adalah bubu, jaring insang dasar dan ja- Perairan Laut Flores. Sulawesi Selatan. J. Sains dan
ring kantong. Perlu dilakukan pelarangan bagi Teknologi, 6 (1): 19–26.
alat tangkap ladung penyu atau pun jenis lain Nugraha B, Rahmat E. 2008. Status Perikanan Huhate
dengan target tangkapan spesies penyu yang (Pole and Line) di Bitung Sulawesi Utara. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia. 14 (3). hal 311–318.
dilindungi. Pengaturan jumlah upaya, alat tang-
kap dan daerah pengoperasian soma giop roa Yusfiandayani R. 2004. Studi Tentang Mekanisme Ber-
kumpulnya Ikan Pelagis Kecil di Sekitar Rumpon dan
yang menangkap ikan julung-julung yang akan Pengembangan Perikanan di Perairan Pasauran, Pro-
memijah. vinsi Banten. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. 106 hal.

16
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JPKT

Anda mungkin juga menyukai