2 TINJAUAN PUSTAKA
segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran dan penetapan posisi produk. Proses
STP menunjukkan hubungan antara keseluruhan pasar dan bagaimana perusahaan
memilih untuk bersaing di pasar, yang didahului dengan pelaksanaan segmentasi
sedang, diikuti oleh pemilihan satu atau lebih target pasar dan akhirnya
pelaksanaan posisi. STP berfungsi sebagai panduan perusahaan untuk
mengembangkan dan melaksanakan bauran pemasaran (Market Segmentation
Study Guide 2012).
Five Diamond Porter merupakan suatu model yang menunjukkan lima
kekuatan yang memengaruhi lingkungan kompetitif suatu usaha. Kekuatan
tersebut adalah kekuatan tawar-menawar produsen dan konsumen, ancaman dari
pesaing baru, ancaman produk substitusi dan industri pesaing. Five Diamond
Porter menentukan lingkungan kompetitif perusahaan yang memengaruhi
profitabilitas. Kekuatan tawar menawar penjual dan pembeli memengaruhi
perusahaan untuk meningkatkan harga dan mengelola biaya masing-masing.
Apabila produk yang sama tersedia dari beberapa penjual, maka pembeli memiliki
daya tawar yang tinggi atas penjual. Namun jika hanya tersedia satu penjual untuk
produk tertentu, maka penjual tersebut lebih memiliki daya tawar dibandingkan
pembeli. Rendahnya hambatan untuk berkompetisi dalam suatu usaha menarik
lebih banyak penjual untuk ikut dalam kompetisi tersebut (Basu 2013).
Walau penelitian tentang pemasaran di bidang pertanian telah banyak
dilakukan, namun penelitian tentang pemasaran produk perikanan khususnya di
Maluku masih sangat terbatas.
Lanjutan Tabel 3
PENELITI TAHUN METODE HASIL
Produk musiman berimplikasi terha-
dap keamanan pangan. Konsumsi
David A. Hennesy and Endogenous seasonility
2003 produk musiman turut menyeim-
Jutta Roosen Model
bangkan program diet pada masya-
rakat Uni Eropa.
Perubahan keinginan konsumen,
Adam Lindgreen and Matriks Situasi Perubahan tingkah laku pedagang dan kebijak-
2004
Michael Beverland Penjual dan Pembeli. an Pemerintah mengakibatkan orien-
tasi usaha berubah.
Tingginya modal, teknologi dan
Market Conduct :
SDM, mengakibatkan perusahaan
Bambang Sayaka 2005 institutional and functional
multinasional cenderung oligopo-
approach
listik.
Koperasi sangat berfungsi dalam
Godfred Yeboah 2005 The Farmapine Model
produksi dan pemasaran produk.
Marcel Fafchamps, 2005 Statistic Pemerintah harus menemukan tek-
Eleni Gabre-Madhin, nologi dan institusi baru dalam rang-
Bart Minten ka meningkatkan efisiensi pasar per-
tanian.
Lokman Zaibet, Houcine Tingginya biaya transaksi merupa-
Statistic : “Delphi
Boughanmi and Qaseem 2005 kan faktor utama inefisiensi pema-
Method”
Habib saran.
Efisiensi suatu komoditas mendo-
William G.Tomek and Ordinary Stochastic
2005 rong beragamnya tingkah laku harga
Hikaru Hanawa Peterson Dominance
dan alternatif strategi pemasaran.
Kesuksesan dan/atau kegagalan ke-
putusan yang diambil tergantung pa-
Ron Wilson 2006 Descriptive
da tingkah laku jangka panjang pa-
sar yang dimasuki.
Sejumlah kunci dalam mengantisi-
M.H.A. Binnekamp and
2006 Descriptive pasi tantangan pemasaran produk
P.T.M. Ingenbleek
baru.
Struktur pasar industri benih jagung
di tingkat produsen Jawa Timur sa-
Bambang Sayaka 2006 Market Structure
ngat oligopoli, perusahaan multina-
sional mendominasi pasar.
Koperasi merupakan instrumen pen-
A. Wagenaar and M.
2007 Survei ting dalam menyediakan kredit dan
D‟Haese
pemasaran produk.
Pasquale Cirillo, Gabrielle Analisis Regresi Linear Loyalitas berdampak terhadap
2012
Tedeschi and Mauro Sederhana penentuan harga.
Gallegati
membangun suatu koperasi yang baik, harus ada saling percaya dan tindakan
bersama, sehingga pengembangan kapasitas koperasi meningkat.
Dalam penelitian tentang hubungan margin dan biaya pemasaran,
Fafchamps et al., (2005) menemukan bahwa apabila penerimaan meningkat tetap,
maka kehadiran pedagang kecil dalam jumlah banyak tidak akan efisien. Dengan
peningkatan penerimaan, diharapkan sejumlah pedagang berkembang dan secara
bertahap mengeliminasi operator kecil yang tidak efisien. Akan tetapi dengan
adanya keterbatasan seperti rendahnya akses modal dan kegagalan koordinasi
dalam transport mungkin dapat menunda proses tersebut, sehingga intervensi
kebijakan dituntut untuk mempercepat proses „kematangan‟ dari pasar pertanian
liberal. Margin yang ditemukan menunjukkan kecilnya hubungan dengan ukuran
transaksi. Sehubungan dengan hal tersebut, Zaibet et al., (2005) menemukan
bahwa para importir yang beroperasi di Pasar Al-Mawaleh Oman, menghadapi
tingginya biaya transaksi yang terdiri atas tiga (3) komponen : biaya meneliti,
monitor dan pelaksanaan. Hal ini dapat dipahami sebagai ijin impor dan jadwal
impor yang membentuk aturan kebijakan yang sangat mempengaruhi para
importir. Perubahan jadwal impor dan ketidakjelasan prosedur ijin impor
meningkatkan biaya pencarian dan monitor para importir.
Tomek and Petterson (2005) meneliti tentang hubungan tingkah laku
harga terhadap strategi pemasaran dengan menggunakan Ordinary Stochastic
Dominance. Ditemukan bahwa komoditas yang efisien dapat mendorong tingkah
laku harga yang sangat beragam dengan demikian alternatif strategi pemasaran
yang ditawarkan juga beragam. Suatu strategi spesifik hanya dapat dilaksanakan
di waktu tertentu, sementara strategi umum dilaksanakan sepanjang waktu.
Wilson (2006) menyimpulkan dari penelitiannya, bahwa strategi pemasaran
sangat penting dalam usaha jangka panjang. Seorang manajer harus mempunyai
pemahaman yang cukup akan dasar-dasar pemasaran, karena kesuksesan dan
kegagalan keputusan yang diambil tergantung pada tingkah laku jangka panjang
dari pasar yang dimasuki suatu produk. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu
strategi pemasaran haruslah merupakan suatu dokumen yang tersusun dengan
rapih, memuat seluruh informasi, asumsi dan cara untuk mencapai strategi
tersebut. Binnekamp and Ingenbleek (2006) memberikan beberapa kunci dalam
20
mengantisipasi tantangan pemasaran produk baru, yaitu (1) produk yang dijual
harus benar-benar memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, (2)
perbandingan harga dan mutu produk membuat konsumen bernilai dalam
mencoba produk tersebut, (3) „pesan‟ dari produk tersebut harus tersampaikan
dengan baik, melalui nama, kemasan dan promosinya, (4) ketepatan segmen
konsumen sebagai sasaran produk, dan (5) produk diterima oleh segmen ini.
melakukan penelitian untuk menguji integrasi pasar daging dan ternak antara
Amerika Serikat dan Kanada, menemukan pasar produk daging babi Amerika-
Kanada lebih terintegrasi dibandingkan pasar produk daging sapi dan lembu.
Pertukaran nilai uang juga turut menghambat integrasi pasar komoditi tersebut di
Amerika dan Kanada. Ditemukan pula bahwa faktor berpengaruh terhadap harga
spasial adalah biaya transaksi, siklus musiman, kebijakan Pemerintah dan
keterlambatan penyerahan. Sementara Hennesy and Roosen (2003) membangun
model berdasarkan biaya yang dikeluarkan. Penelitian dilakukan terhadap produk
musiman seperti susu. Aplikasi model menunjukkan bahwa tidak adanya
pembatasan kuota telah mengakibatkan meningkatnya, atau menurunnya produksi
seiring dengan subsidi penyimpanan. Produk musiman dapat berimplikasi
terhadap keamanan pangan. Penyimpanan rahasia, maupun intervensi pasar
produk hanya akan memperburuk masalah. Pada tahun 2000 ditemukan bahwa
produksi susu bulanan di Belanda lebih rendah dari Irlandia, namun lebih tinggi
dari produksi Perancis dan Inggris.
Cox and Chavas (2001) menganalisis hubungan antara diskriminasi harga
dan reformasi kebijakan domestik pada usaha pemerahan susu. Kehadiran banyak
pasar untuk produk susu membuat banyak pilihan untuk diskriminasi harga.
Disimpulkan juga bahwa diskriminasi harga pada pasar produk berupa cairan
lebih efektif dan mempengaruhi alokasi pasar dan harga dibandingkan pada pasar
produk non-cairan seperti keju dan mentega. Walau begitu kemungkinan untuk
diskriminasi harga pada pasar produk non-cairan juga turut meningkatkan
tambahan penerimaan.
Negassa and Myers (2007) dalam penelitiannya tentang Pengaruh
Kebijakan Terhadap Efisiensi Pasar Spasial dengan menggunakan Treshold
Autoregression dan Parity Bounds Model, menyimpulkan bahwa proses
penyesuaian dan reformasi pasar gandum yang dinamis meningkatkan efisiensi
spasial pada beberapa pasar.
Penelitian pemasaran produk perikanan, khususnya ikan segar di Maluku
masih sangat sedikit dilakukan. Karenanya penelitian ini dilakukan untuk
mendeskripsikan sistem pemasaran ikan segar yang berlaku di Maluku, khususnya
di Kawasan Maluku Tengah, mengidentifikasi kekuatan eksternal dan internal dari
22
Tiga (3) aspek pokok kegiatan ekonomi yang menyangkut cara manusia
berpencaharian dan hidup, yaitu produksi, distribusi dan konsumsi. Produksi dan
distribusi merupakan kegiatan penciptaan dan penambahan fungsi dari barang dan
jasa, sementara konsumsi berhubungan dengan penurunan kegunaan barang dan
jasa. Dalam dunia usaha, perkataan produksi dipakai sebagai tindakan pembuatan
barang dan jasa, sedangkan distribusi atau yang sering diartikan pemasaran
dipakai sebagai tindakan yang bertalian dengan pergerakan barang dan jasa dari
produsen ke konsumen. Uraian tersebut mendefinisikan pemasaran sebagai
keseluruhan tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan pergerakan barang
dan jasa dari produsen sampai ke konsumen (Hanafiah dan Saefuddin 2006).
Menurut Kotler dan Amstrong (2004), pemasaran dapat didefinisikan sebagai
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang
diinginkan dan dibutuhkan melalui penciptaan dan pertukaran barang dan nilai
dengan pihak lain. Pemasaran juga berarti proses pemberian kepuasan kepada
konsumen untuk mendapatkan laba.
Tujuan akhir dari pemasaran adalah menempatkan barang dan jasa ke
tangan konsumen akhir. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan kegiatan-
kegiatan pemasaran yang dibangun berdasarkan arus barang dan jasa yang
meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan (ekualisasi) dan
proses penyebaran (dispersi). Proses konsentrasi merupakan tahap pertama dari
arus barang dan jasa, dimana barang dan jasa yang dihasilkan dikumpulkan ke
23
dalam jumlah besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran lebih efisien.
Ekualisasi merupakan tahap kedua yang bertujuan untuk menyesuaikan
permintaan dan penawaran, berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan mutu.
Dispersi merupakan tahap terakhir, dimana barang dan jasa yang telah terkumpul
disebarkan ke arah konsumen atau pihak yang membutuhkannya (Hanafiah dan
Saefuddin 2006).
Purcell (1979) menekankan pengertian pemasaran kepada adanya
koordinasi atas suatu proses/sistem yang menjembatani, atau menghubungkan gap
antara apa yang diproduksi produsen (what is produced) dan apa yang diinginkan
konsumen (what is demanded). Kohls and Uhls (2002) mendefinisikan
pemasaran sebagai keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran dari produk-
produk dan jasa-jasa yang dimulai dari tingkat produksi hingga ke tingkat
konsumen akhir. Dahl and Hammond (1977) menekankan definisi pemasaran
kepada serangkaian fungsi yang diperlukan dalam pergerakan produk dan jasa
yang dimulai dari titik produksi primer sampai ke konsumen akhir. Selanjutnya
Kotler (2005) menyatakan bahwa aktivitas pemasaran terdiri dari sejumlah
keputusan dengan strategi bauran pemasaran 4P‟s.
Schaffner et al., (1998) mengemukakan pengertian pemasaran ditinjau dari
dua (2) perspektif, yaitu perspektif makro dan mikro. Perspektif makro
menganalisis sistem pemasaran setelah dari produsen, yaitu fungsi-fungsi yang
diperlukan untuk menyampaikan produk dan jasa yang berhubungan dengan nilai
guna, bentuk, tempat dan kepemilikan kepada konsumen dan kelembagaan, atau
perusahaan (pengolah, distributor, broker, agen, grosir dan pedagang eceran) yang
terlibat dalam sistem tersebut. Sementara perspektif mikro menekankan
pemasaran dalam aspek manajemen dimana perusahaan secara individu, pada
setiap tahapan pemasaran dalam mencari keuntungan, melalui pengelolaan bahan
baku, produksi, penetapan harga, distribusi dan promosi yang efektif terhadap
produk perusahaan yang akan dipasarkan. Baik perspektif makro, maupun mikro,
mempunyai sasaran akhir kepada kepuasan konsumen.
24
Pasar sering diartikan sebagai tempat atau lokasi terjadi transaksi antara
penjual yang melakukan fungsi penawaran dan pembeli yang melakukan fungsi
permintaan, sehingga membentuk harga tertentu. Dahl and Hammond (1977)
mengartikan pasar sebagai ruang, atau dimensi dimana kekuatan penawaran dan
permintaan bekerja untuk menentukan, atau mengubah harga. Pasar merupakan
himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai keinginan dan
kebutuhan untuk terlibat dalam pertukaran untuk memutuskan keinginan dan
kebutuhan tersebut (Kotler 1993). Pasar adalah arena pengorganisasian beserta
fasilitas dari aktifitas bisnis untuk menjawab pertanyaan ekonomi pasar: apa yang
diproduksi, bagaimana memproduksi, berapa banyak diproduksi dan bagaimana
mendistribusikan hasil produksi (Kohls and Uhls 2002).
Bentuk pasar adalah bentuk yang menunjukkan keadaan-keadaan obyektif,
dimana terjadi pertukaran. Dalam membedakan pasar berdasarkan bentuk
biasanya dipakai kriteria jumlah penjual dan pembeli. Hanafiah dan Saefuddin
(2006), membedakan bentuk pasar atas :
Suatu pasar dikatakan pasar persaingan murni, apabila mempunyai tiga (3)
macam sifat, atau syarat berikut :
a. Pada pasar tersebut berbagai perusahaan menjual produk tunggal yang
identik.
b. Jumlah penjual dan pembeli demikian banyaknya, sehingga tidak
seorangpun di antaranya dapat mempengaruhi harga produk secara berarti.
c. Penjual dan pembeli leluasa dalam mengambil keputusan, tidak ada
perjanjian antara satu dengan yang lainnya.
Pasar monopoli dalam arti umum adalah situasi pasar dimana seorang,
atau sekelompok penjual mempunyai pengaruh demikian besar atas penawaran
produk tertentu, sehingga dapat menentukan harga. Pada monopoli murni,
25
Tingkatan pasar biasanya dibagi atas tingkat distribusi barang dan jasa
yang diproduksi (Hanafiah dan Saefuddin 2006), yaitu :
26
1. Pasar Lokal
Pasar lokal ini sering disebut pasar pengumpul lokal (local assembling
market) dan sering dijumpai di daerah atau di sekitar daerah produksi, di luar kota
besar. Dalam pemasaran hasil perikanan, pasar ini sering pula disebut pasar
petani (grower market) dan biasanya satu kompleks dengan tempat pendaratan
ikan (TPI). Kegiatan yang banyak dijumpai di pasar ini adalah pembelian hasil
perikanan dalam jumlah-jumlah kecil dari nelayan atau petani ikan untuk
kemudian dikirim dalam jumlah yang lebih besar ke pasar-pasar sentral, usaha-
usaha pengolahan maupun pembeli lainnya. Kegiatan lain yang menonjol di pasar
ini adalah sortir, grading dan packing.
Di pasar lokal ini banyak dijumpai pedagang yang mengumpulkan hasil
produksi seperti tengkulak, pedagang besar, pedagang besar perantara dan
kadang-kadang perkumpulan koperasi, yang membeli hasil perikanan dari
nelayan, atau petani ikan untuk dikirim ke pasar sentral, atau pembeli lainnya. Di
pasar lokal daerah perikanan laut di Indonesia banyak pula dijumpai usaha
pengolahan seperti usaha pengasinan, pemindangan, pengasapan, pengalengan
dan lainnya yang membeli hasil produksi nelayan untuk diolah menjadi ikan asin,
ikan pindang, ikan asap, ikan kaleng dan sebagainya.
Di pasar lokal ini juga biasanya tersedia fasilitas-fasilitas penimbangan,
penyimpanan, pengangkutan dan lainnya. Fasilitas pengangkutan seperti jalan
raya harus tersedia untuk kelancaran perhubungan antara pasar lokal dengan
pusat-pusat konsumsi, agar pemenuhan kebutuhan hasil perikanan di daerah
konsumsi berjalan lancar dan hasil perikanan tersebut tidak mudah busuk.
Fasilitas lain yang juga harus tersedia di pasar lokal adalah lembaga pelelangan
ikan. Pentingnya lembaga pelelangan disesuaikan dengan sifat ikan yang cepat
rusak, yang harus segera terjual, pada tingkat harga yang wajar. Betapa
pentingnya lembaga pelelangan ikan ini tersedia di tempat pendaratan ikan ikan
laut di Indonesia bila disadari bahwa keadaan ekonomi sebagian besar nelayan
masih rendah dengan hasil produksi yang relatif besar pada musim ikan,
sementara tempat pendaratan ikan berjauhan dengan sebagian besar daerah
konsumen yang disertai dengan komunikasi kurang lancar.
27
2. Pasar Sentral
Pasar sentral sering pula dinamakan pasar terminal (terminal atau primary
market) yang merupakan pusat-pusat perdagangan dan banyak terdapat di kota-
kota besar. Pasar ini menerima barang dari pasar lokal atau langsung dari nelayan
dan petani ikan. Sebagai pusat pasar, maka di pasar ini ditemukan proses
konsentrasi, equalisasi dan dispersi, terutama konsentrasi fisik dari hasil-hasil
perikanan. Di pasar ini dijumpai lembaga-lembaga pemasaran seperti pedagang
besar (wholesaler, jobber), pedagang komisi (komisioner), makelar, spekulator
dan sebagainya. Pedagang besar umumnya membeli barang dalam jumlah lebih
besar melalui agen-agennya (komisioner dan makelar) dan menjualnya dalam
jumlah-jumlah kecil, biasanya kepada grosir yang lebih kecil, toko (pedagang
eceran), hotel dan restauran. Grosir yang lebih kecil ini menjual barangnya
kepada pengecer, hotel, restauran, rumah sakit dan penjaja tertentu.
3. Pasar ekspor-impor
Pasar ini disebut juga pasar pelabuhan, merupakan pasar pusat bagi
barang-barang yang akan dikirim ke luar negeri, atau ke pulau-pulau dan barang
yang diimpor. Barang yang akan dikirim ke luar negeri berasal dari pasar pusat,
pasar lokal dan jarang dari produsen (nelayan, petani ikan, atau petani pada
umumnya).
Lembaga pemasaran terpenting yang beroperasi di pasar ini adalah para
eksportir, importir, perusahaan pergudangan, pengangkutan antar pulau dan antar
negara dan lembaga lainnya.
Di pasar antar negara (pasar dunia atau pasar internasional) ini terdapat
hubungan antara penawaran dan permintaan barang tingkat dunia. Di pasar ini
hanya tersedia monster (contoh barang) yang diperjualbelikan yang mempunyai
standar tertentu. Dengan demikian standardisasi sangat penting dalam
perdagangan antar negara.
28
5. Pasar eceran
P D
P = harga
D = permintaan (demand)
Q
Gambar 2 Kurva Permintaan.
30
jumlah yang ditawarkanpun naik dan sebaliknya. Adalah hal yang wajar apabila
hubungannya searah seperti itu, karena pada tingkat harga yang rendah, sedikit
sekali yang ditawarkan. Hal ini sangat jelas jika diingat tujuan utama para
pengusaha adalah untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Kalau harga
rendah, sudah tentu uang yang akan diterima rendah juga; hanya saja dari pada
tidak laku sama sekali, mereka pun tetap menjual, sekalipun dalam jumlah yang
sedikit.
P = harga
P S
Q = jumlah yang diminta
S = penawaran (supply)
harga dan sekaligus juga tingkat output yang disepakati bersama-sama baik oleh
pembeli dan penawar. Jelaslah bahwa harga keseimbangan adalah suatu tingkat
harga, dimana pada tingkat itu jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang
diminta, sedangkan jumlah keseimbangan adalah suatu tingkat output yang pada
tingkat itu harga permintaan sama dengan harga penawaran.
P D S P = harga
D = permintaan (demand)
E S =penawaran (supply)
Q
Gambar 4 Keseimbangan pasar (market equilibrium).
Pada posisi keseimbangan seperti itu, baik harga maupun jumlah output
tidak akan berubah-ubah lagi, kecuali jika terjadi pergeseran, baik pergeseran
kurva permintaan maupun kurva penawaran, ataupun kedua-duanya. Apabila hal
semacam itu terjadi, maka suatu harga dan jumlah keseimbangan yang baru akan
terjadi, yaitu pada suatu titik dimana jumlah yang diminta sama dengan jumlah
yang ditawarkan. Dengan perkataan lain, kalau terjadi pergeseran seperti itu,
maka akan terjadilah suatu titik keseimbangan baru dan titik itupun tetaplah akan
terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran yang baru pula.
Sistem
Sistem alam Pengelolaan
Perencanaan Pengelolaan
Komunitas Kebijakan Perikanan
Pengembangan Penelitian
Perikanan Perikanan
Lingkungan Perairan
Lingkungan Sosek
Kekuatan eksternal
(misal Kebijakan ekonomi
makro, struktur pasar, dll)
Dari aspek manusia, sistem perikanan lebih rumit lagi karena dinamika dari
subsistem ini selain menyangkut aspek yang lebih banyak baik psikologi,
antropologi, sosial dan ekonomi, juga menyangkut kelembagaan dan politik.
Dalam kajian perikanan, komponen manusia meliputi nelayan, pasca panen dan
pemasaran serta berbagai faktor sosial ekonomi perikanan. Sebagai ilustrasi, pada
Tabel 5 diuraikan interaksi pemasaran perikanan dengan pengembangan ekonomi.
Sumber daya ikan tergolong sumber daya yang dapat diperbaharui, namun
bukan berarti tidak terbatas, dibutuhkan manusia untuk kehidupannya. Sampai
sejauh mana sumber daya tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia, dapat
diketahui melalui pengukuran ketersediaannya. Gordon (1954) menyatakan
bahwa sumber daya ikan bersifat common property resources, atau SDA milik
bersama dan open access. Karakteristik milik bersama dapat menimbulkan adanya
kompetisi dalam proses penangkapannya, sedangkan kondisi open access atau
terbuka akan menimbulkan lebih tangkap secara ekonomis (economic
overfishing), karena perikanan tidak terkontrol. Kondisi tersebut berdampak
kepada eksploitasi berlebihan (over-exploitation), investasi berlebihan (over-
capitalization) dan tenaga kerja berlebihan (over-employment). Selain itu, sifat
sumber daya ikan mengharuskan adanya hak kepemilikan (property right).
Menurut Nikijuluw (2002), terdapat tiga (3) sifat khusus pada sumber daya
perikanan milik bersama, yaitu :
a. Eskludabilitas berkaitan dengan upaya pengendalian dan pengawasan
terhadap akses ke sumber daya bagi stakeholder tertentu, dimana upaya
dimaksud semakin sulit dan mahal, karena sifat sumber daya ikan yang
bergerak pada laut luas. Hal ini menimbulkan kebebasan pemanfaatan oleh
siapa saja, maka otoritas manajemen menjadi sulit dalam pengawasan.
37
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan, atau badan hukum untuk
menangkap, atau membudidayakan ikan termasuk kegiatan menyimpan,
mendinginkan, atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial, atau untuk
mendapatkan laba dari kegiatan yang dilakukan. Perikanan laut sebagai salah satu
sub sektor dari usaha perikanan terbagi dalam dua aspek, yaitu (1) penangkapan
ikan di laut dan muara-muara sungai, laguna dan sebagainya yang dipengaruhi
oleh pasang surut dan (2) budidaya di laut, yaitu semua kegiatan memelihara yang
dilakukan di laut atau perairan lain yang terletak di muara sungai dan laguna
(Syafrin dalam Novianti 2006).
Monintja (2010) menyatakan bahwa perikanan tangkap adalah kegiatan
ekonomi dalam bidang penangkapan meliputi pengumpulan hewan, atau tanaman
air yang hidup di laut atau perairan umum secara bebas. Definisi tersebut secara
jelas menunjukkan bahwa kegiatan penangkapan ikan yang dimaksud bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan baik secara finansial maupun untuk memperoleh
nilai tambah lainnya, seperti penyerapan tenaga kerja, pemenuhan kebutuhan
terhadap protein hewani, devisa serta pendapatan negara.
Produk perikanan, baik yang berasal dari perairan laut, maupun perairan
darat, biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar dan olahan. Hanafiah dan
Saefuddin (2006) menyatakan bahwa sifat dan karakteristik produk perikanan
38
Integrasi pasar dapat dipahami melalui dua sisi. Pertama, integrasi pasar
merujuk pada integrasi vertikal dan integrasi horizontal. Integrasi vertikal
berhubungan dengan kealamiannya usaha, sementara integrasi horizontal lebih
berurusan dengan integrasi pasar spasial. Kedua, integrasi meliputi integrasi pasar
spasial, integrasi pasar temporal, integrasi lintas bentuk harga dan integrasi lintas
bentuk produk.
Integrasi, atau keterpaduan pasar merupakan suatu indikator dari efisiensi
pemasaran, khususnya efisiensi harga. Integrasi didefinisikan sebagai suatu
ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi pada pasar
acuan (pasar di tingkat lebih tinggi, misalnya di tingkat pedagang eceran) akan
menyebabkan terjadi perubahan pada pasar pengikutnya (misalnya, pasar di
tingkat petani). Dengan demikian analisis integrasi pasar erat kaitannya dengan
analisis struktur pasar.
Dua (2) pasar dikatakan terpadu, apabila perubahan harga dari salah satu
pasar disalurkan, atau ditransfer ke pasar lain. Dalam struktur pasar persaingan
sempurna, perubahan harga dari pasar acuan (misalnya, pasar sentral, atau pasar
induk) diteruskan secara sempurna ke pasar pengikut. Keterpaduan pasar dapat
terjadi apabila terdapat informasi pasar yang memadai dan informasi ini
disalurkan dengan cepat ke pasar lain. Dengan demikian agar terjadi keterpaduan
pasar, partisipan yang terlibat di antara pasar (pasar acuan dengan pasar pengikut)
memiliki informasi sama. Ukuran dari integrasi pasar dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu (a) pendekatan dengan metode korelasi (r), (b) pendekatan
dengan regresi sederhana (Ordinary Least Square, OLS) yang akan menghasilkan
elastisitas ataupun fleksibilitas transmisi dan (c) pendekatan hubungan lag
bersebaran autoregresif (autoregressive distribute lag) antara harga pasar acuan
42
pada beberapa waktu akan segera membawa perubahan harga pada pasar lainnya.
Hal ini mencerminkan penyebaran sensitivitas harga produk antar pasar-pasar
tersebut.
Integrasi pasar mencerminkan keterkaitan harga, apabila terdapat
perdagangan antara dua pasar, oleh sebab itu studi tentang integrasi pasar
biasanya menganalisis harga-harga dari kedua pasar tersebut. Transportasi
merupakan faktor terpenting yang memengaruhi integrasi pasar, selain
penyebaran informasi pasar, musim, inflasi dan kebijakan Pemerintah. Intervensi
Pemerintah melalui kebijakan terkadang dapat membawa pada pemblokiran pasar
regional, sehingga dapat menurunkan derajat integrasi pasar dan memotong
hubungan harga antar pasar secara menyeluruh. Namun pada sisi lain, intervensi
Pemerintah dapat mengakibatkan perubahan harga yang sama pada pasar regional,
sehingga derajat integrasi pasar kelihatan lebih besar. Faktor musim dan inflasi
mempengaruhi integrasi pasar, terutama pada jangka panjang. Lebih lanjut,
karakteristik produk, hadirnya kekuatan monopoli dan tercukupnya produksi juga
dapat mengakibatkan integrasi pasar.
Para ekonom menggunakan definisi dan alat diagnosa yang berbeda untuk
menganalisis integrasi pasar melalui waktu dan ruang. Untuk mengkonsepsikan
keterpaduan pasar yang mecoba mengukur pengaruh pada harga-harga setempat
oleh harga-harga di tempat lain, diterapkan model yang dikembangkan oleh
Ravallion diacu dalam Hutabarat (1988). Model dimulai dengan membangun
hubungan lag bersebaran autoregresif (autoregressive distributed lag) antara
setiap harga mata dagangan suatu tempat dengan tingkat harga acuan yang tepat
(mungkin harga nasional, atau harga pusat pasar setempat, atau harga beberapa
tempat). Lebih terperinci model ditulis berikut :
……………………… ( 2.5)
(L) dan γi (L) menggambarkan polinomial dalam operator lag (LiHt = Ht-i) dibatasi
sebagai :
-αi (L) = 1 – αi1L - … - αin Ln
βi (L) = βi0 + βi1L + … +βim Lm
γi (L) = γi0 + γi1L + … + γin Ln
Untuk digunakan dalam penelitian empirik, persamaan (2.5) perlu ditulis kembali
sebagai perbedaan pertama dari harga setempat sebagai peubah tak bebas. Tetapi,
sebelumnya perlu dibatasi Δ sebagai operator perbedaan waktu (misalnya ΔHit =
Hit – Hit-1) dan Δi adalah perbedaan harga berdasar jarak (Δi = Hit – HAt). Pada
kasus n ≤ m, persamaan (2.5) dapat ditulis :
Δit = ((
Δ ……………… (2.6)
dapat diolah, sehingga perubahan harga pada periode saat ini merupakan suatu lag
sebaran dari perbedaan harga berdasarkan tempat dan waktu dari waktu-waktu
sebelumnya. Peubah-peubah harga ini dapat merupakan angka-angka mutlak, atau
logaritma, sehingga Δ ini dapat dianggap sebagai perubahan harga mutlak, atau
persentase. Persamaan (2.6) agak sulit ditafsirkan, sehingga perlu disederhanakan
dalam satu lag untuk setiap beda harga pasar setempat dan pasar acuan (n=m=1),
sehingga menjadi :
ΔHit = (αi1 L-L)ΔiHt + βi0ΔHAt + (αi1 + βi0 + βi1-1)HAt-1 + γiX + μit ..….. (2.7)
(Hit-Hit-1)=(αi-1)(Hit-1-HAt-1)+βi0(HAt–HAt-1)+(αi+βi0+βi1-1)HAt-1+γiX+μit… (2.8)
Berbagai
Peluang
3. Mendukung 1. Mendukung
strategi turn- strategi
around agresif
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
4 Mendukung 2. Mendukung
strategi strategi
defensif diversifikasi
Berbagai
Ancaman