PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terhadap keseluruhan kinerja ekonomi (Rodríguez & Tejada, 2015). Sektor bisnis
dengan skala kecil yang jumlah pekerjanya kurang dari dua puluh orang
Di Indonesia, UMKM terbukti menjadi sektor yang tetap bertahan hingga krisis
1998 yang menghantam perekonomian era tersebut selesai. UMKM telah menjadi
keuangan di salah satu kegiatan seminar pada 2015, disebutkan bahwa UMKM
moneter, sektor ini (UMKM—red) berkontribusi terhadap PDB sebesar 59,89% dan
terus tumbuh dan mencapai tingkat 2,4% YoY pada 2013. Inilah mengapa UMKM
menjadi topik yang menarik dalam berbagai penelitian dan obyek perhatian berbagai
Selain itu, Menteri Keuangan RI (2015) juga telah menegaskan bahwa UMKM
yang begitu besar terhadap kinerja ekonomi, tentunya pertumbuhan UMKM juga
1
harus mendapatkan perhatian tersendiri. Ketua Asosiasi Franchise Indonesia atau
AFI (2016) mengungkapkan bahwa tingkat survival rate UMKM Indonesia hanya
mencapai dua persen. Ini artinya, setiap seribu UMKM yang muncul, hanya dua
relatif, misalnya dua puluh persen per tahun, dalam tempo yang lama, memiliki
bisnis yang tinggi, diperlukan keunggulan bersaing. Mengacu pada Porter (1980),
maupun fokus.
kompetitif murni memiliki kinerja yang lebih baik daripada mereka yang gagal
kinerja perusahaan sudah ditunjukkan oleh berbagai penelitian (Pulaj et al., 2015;
Tripathy, 2014; Parnell, 2011; Pertusa-Ortega et al., 2009; Allen & Helms, 2006;
Dess & Davis, 1984). Penelitian lainnya yang melibatkan UKM sebagai obyek
dalam menentukan strategi akan menghasilkan kinerja yang buruk (Chi, 2015).
2
Meskipun demikian, berbagai macam kontroversi dan perdebatan di antara
diteliti jenis strategi apa yang akan berpengaruh paling signifikan terhadap kinerja
usaha yang relatif sama. Selain itu, cara ini juga sejalan dengan tipologi Porter
(Dess & Davis, 1984). Dengan demikian, nantinya bisa ditemukan manakah
B. Rumusan Masalah
Penelitian terkait topik ini sudah dilakukan sejak awal tahun 1990 dan hingga
saat ini masih menjadi perdebatan tentang strategi mana yang jauh lebih baik
(Banker, Mashruwala, & Tripathy, 2014). Dengan kata lain, penelitian terhadap
kelompok bisnis dengan strategi apa yang memang menunjukkan kinerja yang
paling tinggi selalu menjadi isu penting dalam bidang penerapan teori manajemen
strategik.
Terkait pertanyaan mengenai strategi apa yang paling tepat bagi UMKM,
masih banyak perbedaan temuan dan perdebatan yang terus berlangsung di antara
para peneliti. Di satu sisi, dikatakan bahwa dalam kaitannya dengan profitabilitas
3
dan pertumbuhan, UMKM yang fokus pada strategi kepemimpinan biaya atau pun
diferensiasi menunjukkan hasil kinerja yang relatif sama (Leitner & Güldenberg,
diferensiasi menunjukkan hasil kinerja yang tidak lebih baik daripada bank yang
menerapkan strategi kepemimpinan biaya (Powers & Hahn, 2004). Sementara itu,
temuan oleh penelitian Dess dan Davis (1984) menunjukkan bahwa, perusahaan
dengan strategi kepemimpinan biaya menunjukkan tingkat kinerja yang jauh lebih
menentukan strategi apa yang lebih baik bagi perusahaan. Selain itu, dengan
yang berbeda-beda.
Perdebatan tentang mana strategi yang lebih baik tidak hanya sampai di sini.
Dalam konteks UMKM, masih terjadi perdebatan yang terus berlanjut mengenai
sangat kompetitif di mana keterikatan terhadap suatu strategi yang spesifik bisa
mengganggu keungggulan yang dimiliki (Hair et al., 1998; Zhara et al., 2008).
4
Selain itu, penggunaan pilihan strategi generik dalam klasifikasi kelompok
strategik bisa menghasilkan variasi pada berbagai industri (Dess & Davis, 1984;
Hambrick, 1983), sehingga layak diteliti juga apakah ada variasi temuan pada
Kondisi di Indonesia pun tidak jauh berbeda. Menurut Julita dan Eka (2015),
mana mereka tidak bisa mendefinisikan strategi kompetitif yang diambil karena
tidak ada fokus untuk melakukan efisiensi biaya dan juga ketidakmampuan
bisa diatasi apabila pelaku bisnis memiliki ide dan kemampuan pemasaran.
Menurut Bordean et al. (2010), strategi diferensiasi adalah hasil dari kuatnya
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian apakah benar strategi kompetitif
C. Pertanyaan Penelitian
5
1. Apakah strategi kompetitif, yaitu kepemimpinan biaya dan
D. Tujuan Penelitian
E. Batasan Penelitian
industri.
6
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa mengisi ruang research gap dan
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi pemilik dan