Anda di halaman 1dari 9

Draf Kewirausahaan Kelompok 10

Anggota Kelompok :

1. Argitha Izzul Jannah (E1M019006)


2. Eka Muliati (E1M019022)
3. Nadiratul Khairah (E1M019056)

Strategi Bersaing dalam Kewirausahaan

Strategi Kewirausahaan

Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai suatu sasaran atau untuk melaksanakan
suatu pekerjaan. Pada awalnya konsep strategi (strategy) didefinisikan sebagai cara untuk
mencapai tujuan (ways to achieve ends).

Strategi bersaing adalah mengembangkan rencana mengenai bagaimana bisnis akan


bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Definisi Competitive Marketing Strategy atau strategi bersaing
adalah kombinasi antara akhir (tujuan) yang diperjuangkan oleh perusahaan dengan alat
(kebijaksanaan) dan perusahaan berusaha sampai kesana.

Para wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-


sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh
kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru
untuk mengombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara
sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai
penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesuatu dalam alam.
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa
usahanya betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki
empat kompetensi, di antaranya:

a. Fokus pada pasar, bukan pada teknologi.


b. Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan.
c. Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a “one-person” show).
d. Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
Dalam melakukan strategi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan strategi
sebagai berikut:

a. Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan


oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru
(iinitator) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang
lebih tinggi bagi pembeli. Bila deinikian, wirausaha perlu meinindahkan daya saingnya ke
segmen pasar lain dengan mendoininasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan
besar tidak memiliki peluang.
b. Perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi
ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, inisalnya mengubah
manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Strategi ini menciptakan inovasi
dengan salah satu cara berikut:
1. Menciptakan manfaat.
2. Meningkatkan nilai inovasi.
3. Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.
4. Menyajikan apa yang dianggap beinilai oleh pelanggan

Dalam konsep strategi pemasaran pada umumnya, kita mengenal 4P yaitu:

a. Product (produk barang dan jasa)


b. Price (harga)
c. Place (tempat)
d. Promosi (promotion

Penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama, karena


bersangkut paut dengan kreativitas dan inovasi. Di dalamnya menyangkut penelitian dan
pengembangan produk, penelitian dan pengembanagn harga, penelitian dan pengembangan
tempat, dan penelitian pengembangan promosi. Wirausaha berkembang dan berhasil justru
karena memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta
barang-barang yang bernilai dan unggul di pasar.

Dalam manajeman strategi yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P yang sama artinya
dengan strategi, yaitu:

1. Strategi adalah Perencanaan (Plan)


Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah
perusahaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak selamanya
strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi juga
menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya. Sebagai contoh,
McDonald’s yang selama bertahun-tahun memegang teguh dan melaksanakan secara
konsisten prinsip kualitas, pelayanan, dan kebersihan. Inilah yang menjadi strategi
perusahaan McDonald’s.

2. Strategi adalah Pola (Patern)

Menurut Mintzberg, srtattegi adalah pola (strategy is patern), yang selanjutnya disebut
sebagai intended strategy, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan.
Atau disebut juga sebagai realized strategy karena telah dilakukan oleh perusahaan.

3. Strategi adalah Posisi (Position)

Yaitu memposisikan produk tertentu ke pasar tertentuyang dituju. Strategi sebagai


posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah, yaitu ke suatu titik bidik di
mana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat ke luar yaitu meninjau
berbagai aspek lingkungan eksternal. Sebagai contoh, perusahaan rokok Marlboro dan
Sempoerna Mild merupakan perusahaan yang paling serius mempromosikan
produknya di Indonesia. Masing-masing mempunyai strategi posisi berbeda di pasar.
Marlboro mempromosikan diri sebagai rokok kaum pria sejati yang menyukai
tantangan alam seperti digambarkan melalui iklan-iklannya. Sedangkan Sempoerna
Mild lebih ditujukan kepada generasi muda yang memiliki rokok berkadar tar dan
nikotin ringan.

4. Strategi adalah Perspektif (Perspektif)

Jika dalam arti Pola dan Posisi cenderung melihat ke bawah dan ke luar, maka
sebaliknya dalam Perspektif cenderung lebih melihat ke dalam yaitu ke dalam
organisasi, dan ke atas yaitu melihat grand vision dari perusahaan.

5. Strategi adalah Permainan (Play)

Dalan arti ini, strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau
pesaing. Suatu merek misalnya meluncurkan merek kedua agar posisinya tetap kukuh
dan tidak tersentuh, karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan
merek kedua tadi.

Banyak teori yang membahas strategi yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan
manajemen dan digunakan baik dalam perusahaan besar oleh para manajer maupun
perusahaan kecil oleh wirausaha untuk mempertahankan perusahaannya. Teori-teori tersebut
dapat dilihat sebagai berikut:

a. Teori Generik Strategi dan Keunggulan Bersaing

Dalam karyanya Competitive Strategy, Michael P. Porter (1997 dan 1998)


mengungkapkan beberapa strategi yang dapat dipergunakan perusahaan untuk dapat
bersaing. Beberapa aspek inti teori Porter adalah:

 Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Keberhasilan atau


kegagalan tergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing. Tanpa
berani bersaing, tidak mungkin keberhasilan diperoleh (Poerter, 1997).
Strategi bersaing dimaksudkan untuk mempertahankan tingkat keuntungan
dan posisi yang langgeng ketika menghadapi persaingan.
 Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh
perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing
menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi
generik (biaya rendah, diferensiasi, dan focus) untuk mencapai dan
mempertahankan keunggulan bersaing. Dengan kata lain keunggulan bersaing
menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar menerapkan strategi
generiknya dalam kegiatan praktis.

Resiko strategi generik

 Biaya rendah
 Diferensiasi
 Fokus
 Pesaing meniru
 Pesaing meniru
 Strategi fokus ditiru
 Teknologi berubah
 Basis diferensiasi kurang penting bagi pembeli
 Segmen sasaran menjadi tidak menarik
 Keunggulan biaya tidak bertahan lama
 Diferensiasi tidak berlaku lama
 Struktur rusak, permintaan tidak muncul

Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah (low cost) dan
diferensiasi (differentiation). Semua keunggulan ini berasal dari struktur industri.
Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan
dalam mendesain, produk, dan pasar yang lebih efisien dibandingkan pesaing.
Sedangkan diferensiasi adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa
unik dan memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli balam bentuk kualitas
produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lainnya.

Kedua jenis dasar keunggulan bersaing di atas, menghasilkan tiga strategi generik
(Porter, 1997), yaitu:

 Biaya rendah (low cost)


 Diferensiasi (differentiation)
 Fokus (focus)

Strategi fokus memiliki dua variable utama, yaitu:

 Fokus diferensiasi
 Fokus biaya

Low cost strategy. Strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah
dalam menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari:
 Pengerjaan berskala ekonomis
 Teknologi milik sendiri
 Akses preferensi ke bahan baku

Differentiation. Keunggulan fokus diferensiasi berasal dari kemampuan perusahaan


untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dalam industrinya dan dalam semua
dimensi secara umum dihargai pembeli. Diferensiasi dapat dilakukan dalam beberapa
bentuk, antara lain:

 Diferensiasi produk
 Diferensiasi sistem penyerahan atau penyampaian produk
 Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran
 Diferensiasi dalam peralatan dan kontruksi
 Diferensiasi calam citra produk

Focus strategy. Strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran
pasar tertentu, meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Ada
dua fokus yaitu:

 Fokus biaya
 Fokus diferensiasi

Fokus biaya, dilakukan perusahaan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam


segmen sasarannya. Sedangkan fokus diferensiasi dilakukan perusahaan dengan cara
mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasarannya. Sasarannya adalah pembeli
dengan pelayanan yang paling baik dan berbeda dengan yang lainnya.

b. Strategi The New 7’s S (D’Aveni)

Richard A. D’Aveni (1994;253), mengemukakan bahwa konsep keuntungan neo-


klasik maupun konsep dynamic strategy dari Porter (1991) adalah berjangka pendek
(short-life) yang bersifat statis. Sekarang ini keadaannya berubah, yang diperlukan
adalah untuk jangka panjang (long-life) dan dinamis.

Untuk menghadapi kondisi yang semakin dinamis (hypercompetitive) seperti


sekarang ini, Richard A. D’Aveni (1994:243), mengemukakan suatu ide dasar, bahwa
perusahaan harus menekankan pada strategi yang memfokuskan pada pengembangan
kompetensi inti (building core competency), pengetahuan dan keunikan intangible
asset, untuk menciptakan keunggulan. Oleh karena itu, D’Aveni mengajukan tujuh
kunci keberhasilan perusahaan dalam hypercompetitive environment, yang dikenal
dengan “The New 7-S’s”.

Konsep “The New 7-S’s” ini meliputi pokok-pokok dasar sebagai berikut :

1. Superior stakeholder satisfaction


2. Strategic soothsaying
3. Positioning for speed
4. Positioning for sureprise
5. Shifting the role of the game
6. Signaling strategic intent
7. Simultanous and sequential strategic thrusts

Strategi yang pertama dari New 7-S’s adalah member kepuasan yang istimewa
kepada stakeholder yaitu semua unsur yang memiliki kepentingan dalam perusahaan
dengan tanpa terkecuali seperti pemasok, karyawan, manajer, pemegang saham,
konsumen, pemerintah dan masyarakat sekitarnya.

Strategi kedua adalah strategi yang memfokuskan pada sasaran, artinya perusahaan
harus mencari posisi yang tepat bagi produk dan jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.

Strategi ketiga adalah strategi dalam memposisikan perusahaan secara cepat di pasar.
Perusahaan harus segera mengkomunikasikan produk dan jasa-jasa tersebut ke pasar
supaya segera dikenal konsumen.

Strategi keempat adalah membuat posisi yang mencengangkan melalui barang dan
jasa-jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru,
sehingga konsumen lebih menyukai barang dan jasa yang diciptakan perusahaan.

Strategi kelima adalah mengubah pola-pola persaingan perusahaan yangt dimainkan


sehingga pesaing terganggu (disruption) dengan pola-pola yang berbeda.

Strategi keenam adalah mengutamakan pada perasaan. Kedekatan dengan para


karyawan, relasi, dan konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk meningkatkan
kinerja perusahaan.

Strategi ketujuh adalah mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak


strategi secara simultan dan berurutan (thrusts) melalui penciptaan barang-barang dan
jasa-jasa yang selalu member kepuasan kepada konsumen.

D’Aveni, mengelompokkan New 7-S’s di atas menjadi tiga kelompok yang sangat
efektif untuk mengganggu pasar, yang meliputi visi (vision), kemampuan
(capabilities), dan kiat (tactics). Ketiga faktor tersebut saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama mengembangkan visi, kapabilitas dan taktik untuk menciptakan
gangguan pasar.

Tujuan dari New 7-S’s adalah menciptakan gangguan (disruption) dengan cara
menciptakan keunggulan-keunggulan baru yang berkesinambungan.
c. Strategi Berbasis Sumber Daya

Mahoney dan Pandian (1992), perusahaan dapat meraih keuntungan melalui


penggunaan sumber daya yang lebih baik, dengan :

1. Pola organisasi dan administrasi yang baik


2. Perpaduan asset
3. Budaya perusahaan
4. Proses kerja dan adaptasi yang cepat

Menurut Grant (1991) yang dikutip oleh Albert Wijaya (1994), terdapat beberapa
langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan strategi berbasis sumber daya,
diantaranya: Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber daya. Sumber daya
tersebut berupa :

1. Teknologi
2. Kapabilitas kkaryawa
3. Paten dan merek
4. Kemampuan keuangan
5. Kecanggihan pemasaran
6. Pelayanan pelanggan

Sumber daya tersebut diklasifikasikan menjadi:

1. Sumber daya finansial


2. Sumber daya fisik
3. Sumber daya manusia
4. Sumber daya teknologi
5. Sumber daya reputasi organisasi

Anda mungkin juga menyukai