Anda di halaman 1dari 7

Alat-Alat Kimia dan Bahan-Bahan Kimia

di Laboratorium
Alat-Alat Kimia

No Gambar Nama Kegunaan


Membakar zat atau
memanaskan larutan dengan
bahan bakar spirtus.
Pembakar Spirtus
1.

Menampung dan mereaksikan


bahan kimia atau larutan
dalam jumlah yang banyak.
Gelas Kimia (Gelas Untuk menyiapkan larutan
2. Beker) yang akan digunakan.
Untuk melarutkan zat padat
dalam air.

Menyimpan dan memanaskan


larutan dan menampung
Labu Erlenmeyer filtrate hasil penyaringan.
3. Untuk mereaksikan larutan
serta untuk melakukan titrasi

Batang Pengaduk Untuk mengaduk larutan

4.

Untuk mengukur volume


Pipet Ukur larutan.
5. Untuk memindahkan beberapa
tetes zat cair.

Untuk memindahkan cairan


dari wadah yang satu ke wadah
yang lain terutama yang
6. Corong
bermulut kecil serta digunakan
untuk menyimpan kertas saring
dalam proses penyaringan.
untuk menyimpan bahan yang
akan ditimbang terutama untuk
Gelas Arloji (Watch bahan padat atau pasta.
7.
Glass) Dapat pula digunakan saat
menutup wadah saat proses
penguapan.

Untuk mengukur volume 10


hingga 2000 mL. Gelas ukur
Gelas Ukur (Graduated dapat digunakan untuk
8. Cylinder, Measuring mengukur volume segala
Cylinder) benda, baik benda cair maupun
benda padat pada berbagai
ukuran volume.

Tabung reaksi berguna untuk


menampung larutan dalam
jumlah yang sedikit.
9. Tabung dan Rak Reaksi
Rak reaksi berguna sebagai
tempat menyimpan tabung
reaksi .

Untuk menjepit tabung reaksi


10. Penjepit Tabung Reaksi selama melakukan proses
pemanasan.
Bahan-Bahan Kimia

No Gambar Nama Kegunaan

 Asam asetat digunakan


sebagai bahan baku
pembuatan cellulose acetate,
yang biasa digunakan dalam
industri film.
Acid Acetic  Sebagai bahan baku
1.
(Asam Asetat) pembuatan polyvinyl acetate,
yaitu bahan baku pembuatan
lem kayu.
 Digunakan sebagai pelarut
dalam proses-proses produksi
di industri.

Lar Pehling B
Fehling B merupakan
campuran larutan NaOH
dan kalium natrium
tartrat. Pereksi Fehling
2. dibuat dengan
mencampurkan kedua
larutan tersebut,
sehingga diperoleh suatu
larutan yang berwarna
biru tua.

Dapat membunuh sekitar 90%


bakteri kutaneus hanya dalam
4. Alkohol Antiseptik 70% jangka waktu 2 menit, dan area
tempat aplikasi dapat tetap
lembab.

Untuk mengetahui atau


membuktikan keberadaan
ikatan peptida pada suatu
larutan. Keberadaan ikatan
5. Lar Biuret
peptida ini menunjukkan
bahwa larutan tersebut
mengandung salah satu sumber
energi bagi tubuh yaitu protein
Raksa (i) Klorida Raksa banyak digunakan di
 Raksa merupakan unsur laboratorium untuk pembuatan
logam yang berbentuk termometer, barometer, pompa
cair pada suhu ruangan. difusi, lampu uap merkuri,
 Klorida adalah ion yang sakelar merkuri, alat-alat
6. terbentuk sewaktu unsur elektronik lainnya, pestisida,
klor mendapatkan satu soda kaustik, produksi klor,
elektron untuk gigi buatan, baterai dan katalis.
membentuk suatu anion
(ion bermuatan negatif)
Cl−.
Gelatine Gelatin umumnya digunakan
Gelatin adalah zat kimia sebagai zat pembuat gel pada
padat, tembus cahaya, makanan, farmasi, fotografi,
tak berwarna, rapuh (jika dan pabrik kosmetik.
7. kering), dan tak berasa,
yang didapatkan dari
kolagen yang berasal
dari berbagai produk
sampingan hewan.
Glucose Bg Sumber tenaga

8.

Anilin Sulfat Aniline sulfat digunakan


sebagai standar internal dalam
disposisi stereoselektif
metamfetamin (MAP, obat
disalahgunakan secara luas)
9.

Sodium Hydroxide Natrium hidroksida digunakan


Pallets dalam banyak industri,
Juga dikenal sebagai terutama sebagai kuat kimia
10. soda kaustik, atau alkali, dasar dalam pembuatan bubur
adalah senyawa kertas dan kertas, tekstil , air
anorganik dengan rumus minum, sabun dan deterjen dan
kimia NaOH. sebagai saluran bersih.
Keselamatan Kerja Di Laboratorium Kimia

Terdapat banyak alat-alat maupun bahan-bahan berbahaya di dalam laboratorium kimia. Karena itu perlu
berhati-hati dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam laboratorium, dan harus memperhatikan label-label
yang tertera pada kemasan zat tersebut.

Untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika berada dalam laboratorium, yaitu :

1. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh dari mulut, kulit, mata dan pakaian.
2. Hindarilah dari menghirup uat atau debu. Untuk mencium gas kibaskas gas menggunakan tangan sampai
bau tercium.
3. Jangan mencicipi atau membawa makanan atau minuman dalam laboratorium.
4. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah
terbakar.
5. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar untuk menutupi seluruh wajah.
6. Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia yang masuk ke mata. Zat-zat
yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga
tidak mungkin dapat dicuci.
7. Menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu diingat kerja menggunakan sarung tangan akan
sedikit menghambat pekerjaan terutama dalam merangkai alat.
8. Selama bekerja dilaboratorium harus menggunakan baju laboratorium dan harus dikancingkan dengan baik
untuk melindungi diri dan mencegah kontaminasi pada baju yang digunakan sehari-hari. Baju laboratorium
harus dicuci secara teratur dan berhati bila telah terkontaminasi.
9. Jangan memanaskan, mencampur, menuang atau mengocok bahan kimia dekat wajah dan tubuh sendiri
ataupun orang lain.
10. Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet.
11. Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila dipanaskan dan jangan pernah menambah air ke
asam atau basa pekat.
12. Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari asam dan menggunakan
sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah halida fosfor, brom, semua klorida asam,
anhidrida asam, asam nitrat berasap, larutan amonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida.
13. Bahan-bahan kimia yang telah di ambil tidak boleh dikembalikan ke dalam botol stok dan jangan
membuang pelarut ke wadah yang telah disediakan terutama bahan-bahan organik. Untuk bahan-bahan
yang lain dibuang sesuai petunjuk pembimbing.
14. Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau dekat api. Selalu gunakan penangas air
atau penangas minyak atau mantel pemanas listrik. Bila bekerja dengan eter, petroleum eter dan karbon
disulfida diperlukan perhatian khusus karena bersifat volatil dan mempunyai titik nyala yang rendah,
sehingga harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api.
15. Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang terbuka. Jika ingin
dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat disusun sebagai refluks atau destilasi. Untuk semua
cairan organik jangan pernah menguapkan ke udara.
16. Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi ledakan.
Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur

1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier

Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat
kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non logam.

Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote ( nitrogen ), dan
hidrogen. Unsur-unsur yang etrgolong logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida,
dan asam borak. Adapun unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga,
timah, nesi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng. Adapun yang
tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium oksida, dan silikon
oksida.

o Kelemahan dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum


o kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarka sifat kimia
sehingga bisa di jadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.
2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner

Pada tahun 1829, J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman mengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.

Ia mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan masa rata-rata dari dua
unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu kalsiium dan barium dan juga mengemukakan beberapa
kelompok unsur lain.

Dobereiner meyimpulan bahwa unsur-unsur dapat di kelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga


unsur yang di sebut triade
o Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya beberapa unsur
lain dan tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok
triefd tersebut.
o Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsure yang sifatnya mirip massa Atom (Ar)
unsure yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsure pertama dan ketiga.
3. Pengelompokan Unsur Menurut Chancourtois

Pada tahun 1862, ahli geologi Prancis, Alexander Beguyer de Chancourtois, mengelompokkan unsur-
unsur kimia berdasarkan kenaikan berat atom.  Dia merumuskan bahwa berat atom = 7 + 16n; n = urutan
unsur.

4. Hukum Oktaf Newlands

J. Newlands adalah ilmuwan dari Inggris ia merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-
unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di sebut
hukum oktaf.

Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur
kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.

Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsur
ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyurapi oktaf music.

Hukum oktaf newlands berlaku untuk unsur-unsur ringan.

o Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih
dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar.
5.  Sistem periodik Mendeleev

Pada tahun 1869 seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich mendeleev, dalam pengamatan
63 unsur yang sudah dikenalnya, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Artinya, jika unsur-unsur disusunmenurut kenaikan massa atom relatifnya, maka
sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai
kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-
unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut priode daftar periodik Mendeleev yang
dipublikasikan tahun 1872. Gambar Tabel daftar periodik Mendeleyev dapat diklik disini

Sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas, Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal itu
dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh, Mendelev menempatkan
Ti (Ar = 48 ) pada golongan IV dan membiarkan golongan III kosong karena Ti lebih mirip dengan C dan
Si, dari pada dengan B dan Al. Mendeleev meramalkan dari sifat unsur yang belum di kenal itu. Perkiraan
tersebut didasarkan pada sifat unsurlain yang sudah dikenal, yang letaknya berdampingan baik secara
mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang diramalkan itu ditemukan, teryata sifatnya sangat
sesuai dengan ramalan mendeleev. Salah satu contoh adalah germanium ( Ge ) yang ditemukan pada
tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon.

o Kelemahan dari teori ini adalah masih terdapat unsur-unsur yang massanya lebih besar letaknya di
depan unsur yang massanya lebih kecil.
o kelebihannya adalah peramalan unsur baru yakni meramalkan unsur beseerta sifat-sifatnya.
6.  Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley

Pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran
panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X.

Ia menyimpulkan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relative, melainkan
berdasarkan kenaikan jumlah proton. Ha tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa
atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.

Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-
unsur sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang di sebut
juga sistem periodik bentuk panjang.

Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur
horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur
vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdriri
atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8
golongan B (IB – VIIIB).

Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi.
Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke
kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6
dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur
antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida
pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan
unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftar tidak
terlalu panjang.

7. Pengelompokan unsur menurut Seaborg

Pada tahun 1940, Glenn Seaborg berhasil menemukan unsur transuranium yaitu unsur dengan nomor
atom 94-102. Ia memecahkan penempatan unsur-unsur tersebut dengan membuat baris baru sehingga
tabel periodik modern berubah.

Anda mungkin juga menyukai