Anda di halaman 1dari 5

PANEL SURYA

A. Latar Belakang
Panel surya adalah bahan yang terbuat dari semikonduktor yang dapat
megubah energi matahari menjadi energi listrik. Permasalahan utama dari
penggunaan panel surya adalah daya keluaran yang dihasilkan oleh panel surya
bergantung pada intensitas cahaya yang mampu ditangkap oleh panel surya.
Besar intensitas cahaya yang ditangkap oleh panel surya berbanding lurus
dengan daya keluaran yang dihasilkan. Dengan kata lain semakin besar
intensitas radiasi yang ditangkap oleh panel surya maka semakin besar daya
keluaran yang mampu dihasilkan oleh panel surya. Pemasangan panel surya
yang tidak tepat akan mengakibatkan kurangnya intensitas radiasi yang
ditangkap sehingga panel surya menghsilkan daya keluaran yang tidak maksimal
.
Panel surya akan menangkap intensitas matahari secara maksimal apabila
tegak lurus terhadap sinar datang matahari. Hal tersebut dapat dicapai dengan
cara mengatur sudut kemiringian panel surya dan arah orientasi panel surya.
Pada pengaturan sudut kemiringan dan arah orientasi panel surya, posisi
matahari digunakan sebagai acuan untuk menentukan pengaturan panel surya
yang optimal. Untuk menentukan sudut kemiringan dan arah orientasi panel
surya yang optimal dapat dilakukan dengan cara mengukur daya keluaran
maksimal yang dapat dihasilkan oleh panel surya untuk setiap pengaturan. Cara
lain yang dapat digunakan adalah dengan menghitung posisi matahari terhadap
lokasi pemasangan panel surya untuk mengetahui sudut sinar datang matahari
sehingga dapat ditentukan sudut kemiringan panel surya dan arah orientasi panel
surya yang optimal.

B. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dianalisis dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh sudut kemiringan panel surya tipe monocrystalline terhadap
intensitas cahaya keluer panel surya
2. Menentukan sudut kemiringan panel surya yang optimal berdasarkan hasil
pengukuran intensitas cahaya keluaran panel surya di depan laboratorium teknik
tenaga listrik.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan Tugas Akhir ini terfokus pada pembahasan judul yang
telah disebutkan diatas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan
dibahas. Adapun batasan masalahnya adalah:
1. Pane l surya yang dipakai adalah tipe Monocrystalline 10 WP.
2. Pengukuran dilakukan di panel surya.
3. Tidak memperhitungkan pengaruh suhu panel surya.

D. Tujuan Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sudut
kemiringan panel surya dan terhadap intensitas cahaya yang dihasilkan oleh
panel surya.

E. Pengertian Panel Surya


Photovoltaic adalah alat yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi
energi matahari menjadi energi listrik. Panel surya terbuat dari bahan
semikonduktor. Bahan yang sering dipakai untuk pembuatan panel surya adalah
silikon. Jumlah energi yang dihasilkan oleh panel surya bergantung kepada
energi matahari yang tersedia, yang pada khususnya bergantung pada arah
modul surya terhadap matahari. Ketika panel surya mendapat masukan berupa
intensitas cahaya matahari maka akan dapat menghasilkan arus. Besar arus
yang dihasilkan oleh panel surya berbanding lurus dengan besar intensitas
cahaya matahari yang masuk ke dalam sel surya. Besar intensitas cahaya
matahari berubah sesuai dengan pergeseran posisi matahari. Dalam
kenyataannya, panel surya yang selama ini digunakan memiliki banyak variasi
meliputi daya maksimum, tegangan, dan arus yang mampu dihasilkan oleh
modul saat operasi. Tiap panel surya memiliki paramater yang berbeda-beda.
Perbedaan utama terlihat dari tegangan rangkaian terbuka (Voc) dan arus
hubung singkat (Isc).

F. Prinsip Kerja Panel Surya


Panel surya terbuat dari bahan semi konduktor yang tersusun dari lapisan tipe
n dan tipe p. Lapisan tipe p dan lapisan tipe n yang bertemu akan menciptakan P
– N junction. Prinsip kerja panel surya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Semikonduktor Elektron pada pita terluar dari sebuah atom menentukan bagai
mana sebuah atom akan bereaksi atau bergabung dengan atom tetangga, pita
terluar disebut pita valensi. Beberapa electron pada pita valensi dapat melompat
kepita yang lebih tinggi dan jauh terpisah dari inti.Elektron tersebut bertanggung
jawab untuk konduksi panas dan listrik, dan pita terjauh ini disebut pita konduksi.
Perbedaan energy dari sebuah electron pada pita valensi dan subkulit terdalam
pita konduksi disebut celah pita (band gap) Silikon memiliki empat elektron pada
pita valensi. Atom silikon murni membentuk struktur yang stabil dan masing-
masing atom berbagi dua elektron dengan setiap atom disekitarnya. Jika fosfor
yang memiliki lima elektron valensi (satu lebih banyak dari Si), digunakan
sebagai campuran dalam silikon maka material yang dibentuk akan memiliki
kelebihan elektron meskipun netral. Bahan yang didoping seperti ini disebut
silikon tipe n. Jika silikon didoping (dicampur) dengan boron, yang memiliki tiga
elektron valensi (satu lebih sedikit dari Si), maka ada lubang positif (hilang
elektron) dalam strukturnya, meskipun material yang didoping adalah netral.
Materi tersebut disebut silikon tipe-p. Dengan demikian, semikonduktor tipe n dan
p memudahkan elektron dan lubang untuk bergerak di semikonduktor.

G. Alat & Bahan


1. Lembaran tembaga mengkilat (1 lembar)
2. Capit buaya (2 buah)
3. Micro ammeter (1 buah)
4. Kompor listrik (1 buah)
5. Botol plastik bening yang di potong bagian atasanya (1 buah)
6. Garam meja (2 sdm)
7. Amplas atau sikat kawat (1 buah)
8. Gunting ( 1 buah)
9. Air

H. Cara Pembuatan Panel Surya:


1. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum memegang bahan – bahan
pembuat panel surya agar tidak ada lemak atau minyak yang akan
menempel
2. Potong kawat tembaga dengan ukuran sama persis dengan ukuran
panel pemanas yang ada dalam kompor listrik
3. Tembaga yang telah dipotong kemudian bersihkan degan
menggunakan amplas atau sikat kawat sehingga tidak ada kotoran
yang dapat menghambat proses penyerapan energi matahari
4. Setelah tembaga dibersihkan kemudian taruh diatas kompor listrik lalu
bakar dengan voltase tertinggi
5. Lakukan proses pembakaran ini selama 30 menit hingga lapian
tembaga berubah warna menjadi hitam
6. Setelah proses pembakaran selesai, selanjutnya diamkan lapisan
tembaga hingga dinin secara alami selama kurang lebih 20 menit.
Setelah dingin maka lapisan tembaga akan berkerut sehingga lapisan
oksidasi menyusut
7. Cuci dan gosok tembaga secara perlahan dengan tangan dibawah air
yang mengalir, dalam proses ini jangan sekali-kali dapat meregangkan
lapisan tembaga karna dapat merusak lapisan oksidasi corpus yang
dibutuhkan dalam pembuatan panel listrik tenaga surya murah
8. Potong lembaran tembaga lain seukuran dengan tembaga pertama
kemudian tekuk kedua lembaran tembaga yaitu tembaga pertama dan
kedua lalu masukkan kedalam botol plastik. Usahakan kedua tembaga
tidak bersinggungan satu sama lain
9. Pasang capit buaya pada lembaran tembaga pertama dan pada
lembaran kedua, kemudian pasangkan kabel dari tembaga kedua ke
terminal positif dan kabel dari tembaga pertama yaitu yang telah
diterbakar ke terminal negatif dari ammeter
10. Masukkan air garam yang telah dipanaskan kedalam botol dengan
hati-hati dan jangan membasahi capit buaya, selain itu ukuran air
garam tidak boleh menenggelamkan seluruh plat tembaga
11. Uji panel surya sederhana yang telah dibuat dengan menaruhnya
dibawah sinar matahari maka tenaga yang dihasilkan akan meningkat
sekitar 33 micro amper
I. Kesimpulan

Panel surya serta ketika diberi macam-macam beban seperti kompor listrik,
lampu LED 27 Watt, lampu LED 14,5 Watt, dispenser, serta ketika semua beban
digunakan secara bersamaan maka dapat diambil kesimpuan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan menggunakan panel surya
300 Wp dan solar charge 12 Volt ketika digunakan untuk charge baterai
12 Volt 100 Ah dimana charge dilakukan selama 6 jam yaitu dari jam
09:00-15:00 didapat total energi yang masuk dari solar charge ke baterai
ketika cuaca cerah yaitu sebesar 395,418 Wh dan ketika cuaca mendung
sebesar 169,688 Wh.
2. Sistem ini cukup efektif dan efisien untuk digunakan dalam Rancang
Bangun Solar Station System Untuk Tanggap Darurat Bencana, karena
dapat menyuplai energi listrik dengan cepat dan aman.
3. Penchargeran dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari, karena apabila
matahari tertutup awan atau mendung maka arus yang dihasil oleh panel
surya akan turun sedangakan tegangannya di pengaruhi oleh sel surya itu
sendiri dan ketika baterai tidak digunakan atau tidak diberi beban
tegangan pada baterai akan tetap turun meskipun tidak banyak.
4. Semakin besar beban yang digunakan maka semakin cepat baterai
habis, kalau baterai sudah habis atau tidak mampu lagi menyuplai beban
maka inverter akan membunyikan alaram dan tak lama setelah itu inverter
akan mati, sehingga ketika digunakan sebagai Rancang Bangun Solar
Statition System untuk tanggap darurat bencana di butuhkan panel surya
yang lebih besar kalau ingin pengisian baterainya cepat dan dibutuhkan
baterai 4 sampai 6 buah dengan kapasitas 12 Volt 100Ah agar dapat
menyimpan energi lebih banyak sehingga mampu menyuplai beban yang
besar atau banyak.
5. Ketika baterai digunakan hanya untuk penerangan saja makan baterai
akan bertahan lebih lama namun apabila digunakan untuk dispenser dan
kompor listrik baterai akan cepat habis ketika tegangan baterai turun
menjadi 22,00 Volt atau 21,00 Volt inverter akan membunyikan alaram
karena baterai tidak dapat menyuplai beban lagi dan inverter akan mati.
6. Untuk mencharge dua buah baterai hingga tegangan baterai 25,36 Volt
(DC) dibutuhkan waktu selama 4 hari dan di dapat nilai efisiensi dari
penelitian ini yaitu 16,66%
7. Rancang bangun solar station system untuk tanggap darurat bencana
dapat menyediakan sumber energi lisrik yaitu dengan cara memanfaatkan
solar panel sebagai sumber energinya.

Anda mungkin juga menyukai