Anda di halaman 1dari 29

Di kt tr!- e l n e s- a gu s t inus pt*'na i t' aw an- t nz. ft.

u nt a r
I
BAB 3
SAMBUNGAN PAKU KEI.ING
Paku keling (rivet) digunakan Llntuk sambungan tetap antara 2 plat atau lebih misalnya pada
tangki dan boiler.

Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen
yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga, furnltur,
alat-alat elektronika, dll.

Sambungan dengan paku keling sangat kuat dan tidak dapat dilepas kembali dan jika dilepas
maka akan terjadi kerusakan pada sambungan tersebut.

Karena sifatnya yang permanen, maka sambr:ngan paku keling harus dibuat sekuat mungkin
untuk menghindari kerusakan/patah.

Bagian uatam paku keling adalah


. Kepala
. Badan
. Ekor
. Kepala lepas

ffi
Gambar 1" Skema Paku Keling
Jenis kepala paku keling antara lain adalah sebagai berikut :
a. Kepala paku keling untuk penggunaan umum dengan diameter kurang dari 12 mm
b. Kepala paku keling untuk penggunaan umum dengan diarneter antara (12- 48) mm
c. Kepala paku keling untuk boiler atau ketel uap lbejana tekan : diameter (12 - 48) mm

Bahan paku keling


yang biasa digunakan antara lain adalah baia, brass, alumunium, dan tembaga tergantung
jenis sambungan/beban yang harus diterima oleh sambungan.
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbon), steel, wrought iron"

Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply : copper {+alloys)


aluminium i+alloys), monel, dll,

1. Cara Pemasangan

Gambar 2" Cara Pennasangan Paku Keling


l6
I
Di kttt!'e I.mes^a gus t in us pt r r-na i ratv aft-tnt. lt.u nto r

Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan
digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1,5 nrm lebih besar dari diametel pakLr
keling.
Paku keling dimasukkan ke dalam lubar-.g plat yang akan disambung.
Bagian kepala lepas dimasukkan ke bagian ekor dari paku keling.
Dengan menggunakan alatlrnesin penekan atau palu, tekan bagian kepala lepas masuk
ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
a Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kernudian dipotong dan dirapikan/ratakan
a Mesinlalat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau tekanan
uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang.

2. Tipe Pemasanqan Paku Kelinq

a. Lap joint
Pemasangan tipe lap ioint biasannya digunakan pada plat yang overlaps satu dengan yang
lainnya.

a. srngle rivited tap j*int


b. double rivited lap joint
c. zig zag rivited lap jaint.
Garnbar 3. Cara Pemasangan Lap Joint

b. Butt joint
Tipe butt laint digunakan untuk menyambung dua plat utarna, dengan rnenjepit
mengEunakan 2 plat lain, sebagai penahan (caver), di mana plat penahan ikut dikeling
dengan plat utama. Tipe ini meliputi single strap butt joint dan doubte strap butt joint.

Gambar 4. Cara Pemasang an Butt Jaint

3. Terminoloqi Sambunqan Paku Kelinq


a. Pitch (p) : jarak antara pusat satu paku keling ke pusat berikutnya diukur secara paralel.
b. Diagonal pitch (pa) : jarak antara pusat paku keling (antar sumbu lubang paku keling)
pada pemasangan secara zig - zag dilihat dari lajurlbarislrow.
c" Back pitch (po) : jarak antara sumbu lubang kolom dengan sumbu lubang kolom
berikutnya.
d. Margin (m) : jarak terdekat antara lubang paku keling dengan sisi plat terluar.

l-7
D i ktut- e I m e s- a gus t inus pur" na i rmu an-t nt Jt. u nt a r
4. Kerusakan Sambungan Paku Kelinq
Kerusakan yang dapat terjadi pada sambungan paku keling akibat menerima beban
adalah sebagai berikut :

a. Tearing of the ptate at an edge


Robek pada bagian pinggir dari plat yang dapat terjadi jika margin (m) kurang dari 1,5 d,
dengan d : diameter paku keling.

Gambar 5. Kerusakan Tearing Sejajar Garis Gaya

b. Tearing of the ptatea cross a row of rivets


Robek pada garis sumbu lubang paku keling dan bersilangan dengan garis gaya.

'ffi* -L

r--1lL:]--
-- --r'iir-----::
Y
Gambar 6. Kerusakan Tearing Bersilangan Garis Gaya
Jika :

p adalah picth
d : diameter paku keling,
t :tebal plat
ot: tegangan tari ijin bahan, maka :

o luas bidang tearing = (p - d) . t


A1 :
. Tearing resr'sfance per pitch length :

Ft= o1.A1= t
"t(p-O)
c. Shearing af the rivets
Kerusakan sambungan paku keling karena beban geser.

w rTn-l
I

Gambar 7. Kerusakan Shearing Sambungan Paku Keling

18
Diktat-e I mes-a gust in us purna i raw an-lm. ft.untar

Jika :
d_: diameter paku keling,
r . tegangan geser ijin bahan paku keling
n :jumlah paku keling per panjang pitch,

1 . Single shear (geseran tunggal)


. Luas permukaan geser A = "la . d2
. Gayagesermaksimum Fs= n/+.
d2. i .n

2. Double shear thearetically (geseran ganda teoritis )

. A= 2."ltd2
. Fs = 2."1+d2 i. n

3. Double shear actual


. A = 1.875 x"fa.d2
. Fs= 1.875 x"lt.d2 i.n
d. Crushing of the rivets

Gambar 8. Kerusakan Crushrng Sambungan Paku Keling

Jika
d : diameter paku keling,
t: tebal plat,
o'c: tegangan geser ijin bahan paku keling
n . jumlah paku keling per pitch length :

. Luas permukaan crushing per paku keling Ac = d.t


. Total crushing or€a ,46 161 = fl . d . t
. TahanancrushingmaksimurlFc = n.d t. oc

5. Efisiensi Paku Kelinq


Efisiensi dihitung berdasarkan perbandingan kekuatan sambungan dengan kekuatan
unriveted. Kekuatan sambungan paku keling tergantung p?da = Ft, Fr, F. dan diambil harga
yang terkecil.

... Kekuatan unriveted, F = p . t . ;t


.. Efisiensi sambungan paku keling

least oJ' F,. F,, F,


ry-
P.t .6t

dengan Ft, F*, F. diambilyang terkecil


p : pitch
*t :tebal plat
o't : tegangan tarik ijin bahan plat

l9
Diktat- e Ime s- agustinus purna iraw an_tm.,fl.untar

Tabel 1. Harga Efisiensi Sambungan paku Keling


No. Lap Joint n (%l Butt Joint n (%)
1 Sinqle riveted 45-60 !tngle 55-60
2. Double riveted 63-70 Double 70-83
3. Triple riveted 72-80 Triple 80-90
Quadruple 85-94
Tabel 2. Diameter Paku Keling Standard
Diameter Paku Diameter Lubang
Kelino {mml Paku Kelinq {mml
12 13
14 15
16 17
1B 19
20 21
22 23
24 25
27 28.5
30 31,5
33 34,5
36 37.5
39 41
42 44
48 50

Contoh bentuk-bentuk paku keling

20
D i kta /- e I rn es - a gust inus p.u r n a i rax, an-t m. fi. t mt a t

Contoh standar paku keling


iJa { HcrJ
l.r-riiim;# (*iJ-C

T He.:d
tT
0eptl', iB)
E
E
I


+
l+:trnl*l
Drimetrrt]]l

t+ J* t'.
3 t.\ ("3 &ttld St6{d F
r ?%ft ffi/g JAXI *rd c.lrmgt m*terl:|
!'erting Aliowarrce d.5)

&"** I 1.8? 1.F0 / :.8& 0.fffl I [.8[ 1"ffS


'Ir.rJ
1.? l+ IJ il-1,
fr l"l 1.gCI J t.30 8.7 (r.?0 / l|.sf +rl.$ l.r*
t.E '! .s3i 't-87 r,tt 3.Sff J 3.t1il 1.0 I-[S I 1.?0 {S.S L7t'
t Lg:] / t.ll? -1 -J :r.38 / 3.?4 t-x L?S / t..14 +*.s
t,4*? / ?_f? +"+ 4"161 4-fi4 t-s 1.5fr i r ?4 "|{.s T.Eff
3 :"s3 / l.t'? i.J 5.[6 / 5.S4, I.r]t, / t"S4 {{r.f 3.rs
t$ 3.41 I 3.SS B.t $.$1 J B *s r-t :,10 ,/ ?.*8 +ff"S .J.iI
4 3.*1 ,r 4.SS 7 "tt fi.?l I 7.:S t.4 t.4{' / ?.ss r.{-1.f
s 4.*t J S ffS 8.$1 1 g.[g t"fi 3.110 / s,ts +lt,S J .JI
U s"s1 i s.l|s 1il.5 tn.tf f 1[|.*$ 3-fi 3.ft[,/ ;i.0* {.ff"S
? s.*f I r.11 l"?'r I l.gs / tr.ss 4"t 4.tff r 4.fs +s"s ?.44
?.;-g I *.11 t4"fi 13"ffs / 14.35 +-r 4.S0 J f,.15 +s -* s.5t:i
IB Q.t9 ,r 16.11 t?"$* i 1s.4?
1F.il s.CI 8.0[' / 8,4? {s.s t0"*3
It J t,sF I t:.14 ?1 n
:0.s8 J ?1,4r t"t T.:g i 7.ff3 il.0 G.7S
t+ 13.*E J 14"t4 tf "8 :4.5e / 15.43 o+ s..{rl 1 I st +t,8 14.89
1f .ss I 18.t4 ?*.rl :t.ss / ts.4? g.s ff.80 / lll.ll! +l .fi 17 -01
There is rrtr n*gntill'e t*lerancr on l{ead Degrth and Shank Lenqth.
Nt is nnrrrnltn hs'/e n nsdir"rs under the h*E!Lp:t nr:
dim*nsinns ar*

Dimensi paku keling

9s" S:lt E Snirp llped Llniverggl Fl*;:d Fi;rt HssrJ

2t
S0 trry
Snap Hd Uni',renal l-ld Flat Head
llominal Shardc dia Dia
IUI l.loro di* l.{om dia
Ntnr f'lam
l.lom di,t Fad llad l{am dia l'.lom
tleoth Depth Denlh
n U |. D K F T D K
+r'- n n7 )F
,a j.4 ln 1F
1-nn7 )d. J f in tF
1,5 1,7 t,4
r/- t],07 1,0 3,t 1r;
j- rt n7
+,D n t,? l4
,2 lil ;,tl 1 1,6
j- 0,07 4
u'- [,07 1n
rJ- n r"lq 1 I .4 1

f/- 0,09 :,4 1ff t2 I


r- [,0s rl JN 0 2,0 1n
-r'- tl flQ 2 n5 i,rj I 0
J-fiJI f,3 ')
,2 4 t1 14 )n
f/- [.11 6 4 6 \,2 4 l,* 6
+i- [ 11 lrl ,tl 7D n tn in 10
#-014 21 2 ,a t6 tj
,/- 0,14 4 t: li
1- 0,14 ta i.q lfr

S{' Gsk & Snap Haael Unlversal l-lead


Rai$ed Csk Flead

60 F*g fsk & fiais*c


Snap Hd
1.,{nrr fsk l]niversal Hd
I Sh€n!. Dia
Tn{ f.l*m dia fiaise Ht Hnm IIom
I ud l.Jo.nr di,: Hnm dia fiad H,rd
Deolh Dernh
L] tl V
D l{ t1 I
i j- 0,43 z', !,s lt r,6 2 4
ts/- 0,4i 24 0 j,4 +o
+J- ll,4.3 17 tff to 1,t l6
}D
,: 1,tl
fi- 0,52 il) l,s t,l in irl !,ll
I0,52 4 g
r4 1n
t,0,5? B E 1ti : 4n
+i'- fi F7 i0 ;,4 7 ,4 nt? 1 FN
il-l +j- D,E! i,tr tg iff aft ]0 4,0
+r- n F? 3 r1 i5 ts l0
3E t'J
F/- 0,62 1't
4,4 IB
/- 0,6: I.B 5,6 17 l3

22
D i ktat- e I me s - agus ti nus pu rna i raw an_tm. ft. u ntar
6. Contoh Soal
1. Hitung efisiensi sambungan paku keling jenis sing le riveted ;ap joint pada plat dengan
tebal 6 mm dengan diameter lubang / diameter paku keling 2 cm dan p'icth S cm den[an
asumsi :
9, = 1200 kg/cm2 (bahan plat)
I = 900 kg/cm2 (bahan paku keling)
oc = 1800 kg/cm2 (bahan paku keling)
Jawab:
t=6mm=0,6cm
d=2cm
gt = 1200 kglcm2 = 12 000 Nlcm2 (bahan plat)
I = 900 kg/cm2 ,= 9 000 N/cm2 (bahan paku keling)
oc = 1800 kg/cmz = 18 000 N/cmz (bahan paku keling)
Ketahanan plat terhadap robekan ( tearing ) :

Ft = (p_d).t ;,
= ( 5 -2) .0,6. 12 000 = 21 600 N

Shearing resistance of the rivet


F* = n/+d2" ;
= nl+.(2)' . gooo = 28 270 N
Crushing resistance of the rivet
t"
: t lo,fi lB ooo = 21 6oo N

Efisiensi dihitung dari ketahanan yang paling kecil, yaitu ketahanan terhadap tearing, Fs atau
Fc.
Ft= 21 600N
, Fs =28270N
F. =21 600 N

Beban maksimum yang boleh diterima plat :

Fru"= p.t. 61
= 5.(0,6).12000 = 36000N
"
n=W=T*
Efisiensi sambungan paku keling :

2r600
,*OO =
= 0.6 -+ 6A'/o

2- Hitung efisiensi tipe double riveted double cover butt joint pada plat setebal 20 mm,
dengan menggunakan paku keling berdiameter25 mm dan pitch 100 mm.
gr = 124 MPa (bahan plat)
! = 100 MPa (bahan paku keting)
oc = 150 MPa (bahan paku keling)
IJ
I
I Ketahanan plat terhadap robekan ( tearing
) :
Di ktat- e l rne s - agust i n us pu.rna iravt an-tm. u ntar
ft.

Ft = (p-d) t. ;,
I - ( 100 * 25 ) (2CI) (120)= 180 000 N

Shearing reslsfance of ttte rivet


Fs = nx2x"lo, Ot(i)
= 2x2x"ta.(2)t (100 ) = 196 37S N

Crushing resisfance of the rivet


F. = n.d.t. o.
= 2x25x20x150= 150000N
Efisiensi dihitung dari ketahanan yang paling kecil, yaitu
ketahanan terhadap tearing, F1
atau F".
Ft = 180 000 N
Fs = 196 37S N
Fo = 150 000 N

Beban maksimum yang boleh diterima plat :

Fr"*= P.t. ;,
= 100 x20x12A = 240 000 N

Efisiensi sambungan paku keling :


beban terkecil (F,, F,, F. )
r.l=F
i50 000
240 000
= 4,625 -+ 62"5ft

7. Soal Latihan

1' Dua plat dengan tebal 16 mm disambr.rng deng an double


riveted lap joint. p#ch tiap baris
paku keling 9 cm. Paku keling dengan diaireter 2,5 cm.
sebagai berikut :
r"g;;g;n ijin diasumsikan
l

ot = 14000 Nlcm2 (bahan plat) I


l

I = 11000 Nlcm2(bahan paku keling) I

a'c = 24000 N/cm2 (bahan paku keling) 'l


l

!
Hitunglah : efisiensi sambungan paku t<eiing I

2' A single riveted doubte cover but ioint digunakan untuk menyambung plat
Diameter paku keling 2.0 mm" aan pitcn 60"mm. Hitung tebal 1g mm.
efisiensi sambungan jika.
9t = 100 N/mm' (bahan plat)
I =
80 Nlmmt lbahan paku keling)
o-c = 160 N/mm2(bahan paku keling)

******

24
D i ktut-e lwe.y -dflltst inus Jtu rn a i rav, an-tmJt.trnta r

BAB 4
SAMIiUNGAN LAS
Sambungan las {welding joint) merupakan jenis sambungan tetap. Sambungan las
menghasilkan kekuatan sambungan yang besar.

Proses pengelasan secara umum dibedakan menjadi dua kelornpok besar yaitu :
. Las dengan menggunakan panas saja atau Fusion Welding (cairllebur) yang rneliputi
thermit welding, gas welding atau las karbit/las asitelin dan electric welding (las listrik).
. Las dengan rnenggunakan panas dan tekanan atau Forge Welding (tempa)"
Electrode
Molten pooi
Extruded coating
Slag
Gaseous shield
Deposited Arc stream
metal
Base metal

Gambar 1. Skema Pengelasan

Cara kerja pengelasan :


. Benda kerja yang akan disambung disiapkan terlebih dahulu nnengikuti bentuk
sambungan yang diinginkan.
. Pengelasan dilakukan dengan memanaskan material pengisi (penyambung) sampai
melebur (mencair).
. Material pengisi berupa material tersendiri (las asitelin) atau berupa elektroda (las listrik).
. Setelah didinginkan maka materialyang dilas akan tersambung oleh material pengisi.

Drocess or
oti., reterence * T

Tail {omit when


referencs is nst
used) A[ow cennecting reference
line t0 mow side of joint,
Basic weld symboi to edge prepued member
or detail relerenc or both

Gambar 2. Simbsl Pengelasan


5. f{o. Desired *eld o* drcw:rg
six.g]e V-brrc /--&
srld - n}*chininB
%mN tfo"
Ddrle V-bult {}
3,
r'4V
seld
%N^
4. Flag wrid - 30"
*rcave *rgie- li+ll [+-il
@i*- ;b
fftsh rsntorr

Gambar 3. Contoh Simbol Pengelasan


25
Di ktat- e lmes- agus ti nus purna iraw an-tm.ft. untctr

Tipe Sambunqan Las


a. Lap joinf atau fillet joint :

overlapping plat, dengan beberapa cara :


. Single fransyerse fillef (las pada satu sisi) :melintang
. Double transverse fillet (las pada dua sisi)
. Parallel fillet joint (las paralel)

-E!
CF c*5=
(c) Singlc lransvers! {6) Doublc transverso (c) Parallel

Gambar 4. Tipe Las Lap Joint

b. Butt Joint
- Pengelasan pada bagian ujung dengan ujung dari plat.
- Pengelasan jenis ini tidak disarankan untuk plat yang tebalnya kurang dari S mm
- Untuk plat dengan ketebalan plat (5 - 12,5) mm bentuk ujung yang disarankan adalah :

tipe V atau U.

Y60)
wss
(c) fuwrc burt joinr (6) Singlc ,,-burr joinr (c) Singlc U_buu jolot
^

(d) Doublc /-but joinr (a) Doublc U_burr joinr


E:_ ^.
1
Gambar 5. Tipe Las Buff Joint

fu*ffi
{a} Corncr joinl {}} Edge

Gambar 6. Tipe Las Sudut


joinr
& {c} I-joint

26

l'
Di ktat- e lme s - agustinus p u. t-na irant, an-t m.ft. u ntar

Perhitunqan Kekuatan Las


a. Kekuatan fransyerse fillet welded joint

Fis.9"6

Rehlorccment

fhroar nv
t hic ft613.

Le g Or size ot wctij

Gambar 7. Tipe Las Sudut


Jika
t : tebal las
L : panjang lasan
Thraat thickness, BD : leg sin 450 = _t A.7A7 I
it
A : Luas area minimum dari las (throat weld)
= throat thickness x lengffi af wetd
-14ta
=0.707txt-
1Z
6r = tegangan tarik ijin bahan las.
Tegangan tarik/kekuatan tarik maksimum sambungan las :

. Single fillet:
txL _ _^a^2.,1
t:.}|-xq=A.7O7xtxLx t
o.1
NL

. Double fillet:
. -- T

F=2 l#x
I"r
o, = 1,414xtxLx 61
1/
-

b. Kekuatan las paralel fillet

Gambar 8. Tipe Las Paralel Filtet


27
Di ktat- e Im e s- a gust in us pu r. na t ran; an-tm. ft. nt u r
u

A: luas lasan minimum


=
| I! = 0,?07tx L
"fi
Jika i: tegangan geser ijin bahan las

. Gaya ge$er maksimum single paralelfillet .

D
fvI
r'r -: rn xT=A,707xtxLx r
\lz
. Gaya geser maksimum double paralelfiltet .
+ -, I
-s=2 l*x
F._ T= 1,414xtxLx T

^lz
Halyang perlu diperhatikan dalam desain adalah :

. Tambahkan panjang 12,5 mm pada lasan untuk keamanan.


. Untuk gabungan paralel dan fransverse fillet {metintang), kekuatan lasan merupakan
jumlah kekuatan dari paralel dan fransyerse.

Ftotrt = Fparatel * Ftrunu"rr"

c. Kekuatan butt jaint weld


. Digunakan untuk beban tekan /kompensi
. Panjang leg sama dengan thraat thickness sama dengan thickness of p/afes (t)

Gambar 9. Tipe Las Butt Jaint

Gaya tarik maksimum :

. Singte Y butt joinf, F1 =1. 1- . ;,


. DoubleV buttjoinf,Fr= (tr+tz) L x ;,
Tabel 1. Rekomendasi Ukuran Las Minimum
Tebal olat {mml Ukuran las minimm {mm)
3-5 3
6*B 5
10 16 6
18-24 10
26-58 14
>58 20
28
D i kttr t- e lne s*a gust inus pu t'na i rmt afi-trn. fi. untar

Teqanqan Sambunqan Las


Tegangan pada sambungan las, sulit dihitung karena variabel dan parameter tidak
terprediksikan, misalnya :
. Homogenitas bahan las/elektroda
. Tegangan akibat panas dari las
. Perubahan sifat-sifat fisik.
Dalam perhitungan kekuatan diasumsikan bahwa :

. Beban terdistribusi merata sepanjang lasan


. Tegangan terdistribsi merata

Tabel 2. Harga Tegangan Sambungan l-as Dengan Beberapa Electrode Dan Beban

Tipe Las Bare Electrode Covered Electrode

Steady (MPa) Fatigue (MPa) Steady (MPa) Fatigue (MPa)

Fillet welds {all tvpes} 80 21 98 35


Butt welds 90 2A 110 55
a. Tension
b. Comoression 100 35 125 55
c. Shear 55 21 70 35

Faktor Konsentrasi Teqanqan Las


Konsentrasi tegangan (k) untuk static loading and any type of joinf, k = 1

Tabel 3. Faktor Konsentrasi Tegangan Untuk Beban Fatigue


No" Tipe Las Faktor k
1 Reinforced butt welds 1,2
2, Toe of transverse fillet 1,5
J. End of parallel fillet 2.7
4. T - butt ioint with sharp corner 2,0

Konsentrasi tegangan terjadi akibat penambahan material yang berasal dari material dasar
yang mungkin berbeda dengan material utama yang disambung"

Contoh Soal
1. Sebuah plat lebar 100 mm tebal 10 mm disambung dengan menggunakan las tipe double
parallel fillets. Plat menerima beban beban statis sebesar 80 kN. Hitung panjang las yang
diperlukan jika tegangan geser ijin las tidak boleh melebihi 55 MPa.

Jawab :

Dikeiahui .

b = 100 mm
t = 10 mm
rmax = 55 MPa
F=80kN
Panjang total lasan (double parallelfillets) untuk beban statis
F = 1,414. t. L.'r*r,

29
Di ktat_ e I rne s a gu s ti nus purna i rcrv, an_t
_
m. ft. ttnt a y

80 x 106 =
1,414. 10 .L . 55
,
L- --"'"
80x106
=103mm
1,414 x lA x55
Ltot = 103 + 12,5 = 115,5 mm.

Dua plat baja lebar cm, tebal 1,2? gt dilas dengan cara poubte transverse
"10
Tesangan tarik maksimum fillet weld.
tidak boteh metebihi 760
untuk kondisi beban statis dan dinamis. I'J,liangd;;ilntrJ
dari tasan

Jawab:
Diketahui :

b--10cm
t = 1,25 cm
6t max = 700 kglcm2 = 7 000 N/cm2

a' Panjang totar rasan untuk beban statis (doubre fransverse


fiilet werd)
. F*a* yang dapat diterima plat :
tr
rmax - utmax.A
= 7000.b.t
=7000.10"1,25=g7500N
r P = 1,414. t. L. 6tmax
87 500 = 1,414 . 1,25 . L. 7000
87 500
L_ = 7,47 cm
7,414 x 1,25 x7000

. Untuk mereduksi kesalahan pada saat pengelasan,


Panjang + 1,25 cm

. Panjang lasan beban statis :


L+ 1,25 = 7,07 + 1,ZS
Ltot =
= g,32 cm.
b. Panjang las untuk beban dinamis

' Faktor konsentrasi beban transverse firtet werd


= 1,5
. Tegangan ijin r. 7000
=a -
'!t-k- tJ
= 4650
N/cm2

. Fr"*--1,414.t.L.;r
87500 = 1,414. 1,25.L.4650

87500
L= = 10,6 cm
1,414 x1,25 x 4650
. Ltot = L+ 1,25= 10,6+ 1,ZS= 11,g5cm

30
Di ktttt-e I mes-ugust in.us pt u.na i r6v, an_tnt. ft.trntay

Plate lebar : 100 mm, tebal 12,5 mm disarnbung dengan las parallet fillet welds. Beban
pada plat 50 kN.^ Hitung panjang lasan jika tegangan geser maks;mum tidak boleh
melebihi 56 N/mm'. Hitung dalam beban statis dan dinamis.
Jawab:
Diketahui :
Lebar plat, b = 100 mm
t = 12,5 mm
F = 50kN = 5000N
rmax = 56 Nlmm2

a. Panjang lasan untuk beban statis (parailel fillet welds):


F- ,l1.t.L.t
r- F 5000
= 50,5 mm
^12
.t.r Ji .rz"s . ss
Panjang L1os1 =L+ 12,5 mm = 50,5 + 12,5 = 63 mm

b. Panjang lasan untuk beban dinannis.

" Faktor konsentrasi tegangan (k) parallel fillet = 2,2


. Tegangan geser ijin, 1= 1 = 56 = 2A.74 N/mm2
k 2.7
. F = C.t.L.t
I, _ = 136,4 mm
$.t., J1 x 12.5 x 20,74
t Ltotut =L+ 12,5mm = 136, + 12,5 = 148,9 mm

4. Sebuah plat dengan lebar 75 mm dan tebal 12,5 mm di sambung dengan plat lain
dengan single transverse weld and double parallel fillet seperti gambar. Tegangan tarik
maksimum 70 MPa dan tegangan geser 56 MPa. Hitung panjang setiap parallet fillet
untuk beban statis dan fatigue.

Jawab:
b=75mm
t = 12,5 mm
ci = 70 MPa
r=56MPa
a. Panjang lasan setiap parallel filet untuk Beban Statis
. Panjang lasan melintang (transverse) :
Lt = 75 - 12,5 = 62,5 mm

Beban maksimum yang dapat diterima plat :

F = A x 6" = 75 x 12,5 x70= 65 625 N

Beban yang dapat diterima single transverse weld :

Ft=A,7A7xtxLrxo
= O,707 x 12,5 x 62,5 x 70 = 38 664 N
Beban yang dapat diterima double parallel fillet weld

3l
1
D i ktat- e lm e s- ugztst i nus pu r" r'ta i rav, an-lm. ft. tmt a r
Fz= 1,414 xt x Lz X r = 1,414 x 12,5 xlz x 56 = 990 Lz
. Beban maksimum (total) :
F161= F1 + P2
65 625 = 38 664 + 990 Lz
Lz= 27,2 mm

. Panjang lasan setiap parallet fillet


= 27,2 + 12,5 = 39,7 mm

b. Panjang lasan setiap parallel filet untuk Beban Fatigue:


. Faktor konsentrasi tegangan transverse weld = 1,5
. Faktor konsentrasi tegangan parallel fillet weld = 2,7
. Tegangan tarik ijin : o = 7A / 1,5 = 46,7 MPa
. Tegangan geser ijin : r = 56 i 2,7 = 20,74 MPa
. Beban yang dapat diterima single transverse weld :
F1 =0,707xtxLrxa
= 4,707 x 12,5 x 62,5 x 46,7 = 25 795 N

. Beban yang dapat diterima double parallel fillet weld :

Fz=1,414xtXLzXt
= 1,414 x 12,5 x Lz X 2A,74 = 336 Lz

. Beban maksimum (total) :


F161= F1 + f2
65 625 =25795 + 366 Lz
Lz= 108,8 mm

. Panjang lasan setiap parallet fillet


= 108,8 + 12,5 = 121,3 mm

Soal Latihan
1. Sebuah plat lebar 100 mm dan tebal 10 mm disambung dengan plat lain dengan cara
dilas menggunakan tipe transverse weld at the end. Jika plat digunakan untuk rnenerima
beban 70 kN dan tegangan tarik ijin tidak boleh melebihi 70 MPa, hitung panjang las
berdasarkan beban satis dan beban fatique.

2. Sebuah plat lebar 100 mm dan tebal 10 mm disambung dengan plat lain dengan cara
dilas menggunakan tipe double parallel fillets. Jika plat digunakan untuk menerima beban
70 kN. dan tegangan geser ijin tidak boleh melebihi 56 MPa, hitung panjang las
berdasarkan beban satis dan beban fatique.

3. Sebuah plat dengan lebar 120 mm dan tebal 15 mm di sambung dengan plat lain dengan
single transverse weld and double parallel fillet weld seperti gambar. Tegangan tarik
maksimum 70 MPa dan tegangan geser 56 MPa. Hitung panjang las parallel fillet untuk
beban sfafis dan fatigue.
I
D i kt st- e ltne s - a g u s t i nus pu rn a i ruv, an-t m..ft. u nt a r

BAB 5
SAMBUNGAN BAUT

Sambungan mur baut (Bolt) banyak digunakan pada berbagai komponen mesin.
Sambungan mur baut bukan merupakan sambungan tetap, melainkan dapat dibongkar
pasang dengan rnudah.

Beberapa keuntungan penggunaan sambungan mur baut :


.Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam rnenerima beban.
.Kemudahan dalam pemasangan
.Dapat digunakan untuk berbagai kondisi operasi
.Dibuat dalam standarisasi
.Efisiensi tinggidalam proses manufaktur

Kerugian utama sambungan mur baut adalah rnempunyai konsentrasi tegangan yang
tinggi di daerah ulir.

1. Tata Nama Baut


a. Diameter mayor adalah diameter luar baik untuk ulir luar maupun dalam.
b. Diameter minor adalah diameter ulir terkecil atau bagian dalam dari ulir.
c. Diameter pitch adalah diameter dari lingkaran imajiner atau diameter efektif dari baut
d. Pitch adalah jarak yang diambil dari satu titik pada r"rlir ke titik berikutnya dengan
posisi yang sama.
1
Fitnh ' (1)
jumlah ulir per panjang baut
e. Lead adalah jarak antara dua titik pada kemiringan yang sama atau jarak lilitan.
Angta ot threar1.,

do . diameter mayor (nominal)


d; : diameter minor
d^ : diameter prfcfr

I
-rl-l\
l;l
a. Diameter Baut
l'lj- z
Lt b. Panjang i:aut
i\i'- i c. Daerah dekat efektif
ltl d. Lebar kunci
j--*l
tt
e, Diarneter baut
F] f" F jarak utrir

t+-
Lf,
t-a
U

Gambar'1. $agian-Bagian Baut


aa
-) -f
I

Di ktat- e ltn e s- a gus t i tt us pu r n a i rsw, an-l m..fi. u nta r


Jenis-jenis baut yang biasa digunakan sebagai berikut

(o) Through bolt (b) Tap bolt {c) Stud

(a) baut tcnbus (b) gaut tap ic) Baut tanam


Gambar 2. Jenis Baut

Jenis-jenis sekrup yang biasa digunakan sebagai berikut :

$@@@@@

H
gHg
Gambar 3. Jenis Sekrup

Gbr. 7.2 Nama bagian-bagian ulir.

l. Sudut ulir
2. Funcak ulir luar
3. Jarak bagi
4. Diamerer inti dari ulir iuar
5. Diameter luar dari ulir iuar
ii 6. Diameter dalam dari uiir dalan
3 ?. Diameter luar dari ulir dalarn
iai Ulir luar (balt) (b) Ulir dalam {mur)

Gambar 4. Tata Nama Ulir

34
I
JENISJENIS MUR Diktat-e lme s-agustinus purna iraw an-tm.jt. untar

/-N
ffi B @tuFr
i

I
ta) Mur linSkaran {bi Mu( flctrs {c, Ntur tutup

n
1A\ '{t)
i

\\7/- A
L-/
I

Spring Waved washer


[d) Mur nahlota {mur bcralor) 1r} Mur kuping [6u. k--u-kupu)
A ^r'4.)
I
KERUSAKAN BAUT
15
\=
v
-+()3
vl-nJ5.-€J

te &
€, a,
=
Toothed washer

g g
IA
ta)
-
@,

fb)
)t-1
tHl
\-_-tl
(dl
Ring lWasher I

Gbr. 7,11 Xeruskra ordr baut_


(a) putus rar.riaiiri[in
(b) putus karcna puntiran {c} tcrgcser
{d} ulir lumur (dol)

Baut dengan pemakaian khusus

m mn
iil
i\l
ilr
tll f]
llt iJJ

A l[={&
v
ta) Baot pondasi
(b) Baut pcnahan

{c) Baut mata {d) Baut T {cJ Baut krcra

35

{
I
|':
Diktat-e lmes-agustinus purna iraw an-tm.ft. untar

Contoh Pengkodean Baut


Klas pengerasan, diameter dan panjang baul yang . Baut lanam {stud boll)
digunakan pada kendaraan lOVOtn d apai diketahu i
dari nomer partnya. r' \ Part No" 92132-4OOZA
-r
I

. Kepala baut segi enam (hexagonalhead bolt)

Part No. 91111-40620 ffi


I

Strength class

Torsi Pengencangan Baut

Hks
Tandg Pergrrasan

8at[ kepala _/\. _ Fto. 4- 4T


segi enam
fl.Y [:ll'" r 5T
bt
\rl' 7- 7T

'4,
lL Ji
V'
Tanpa tanda 4T

Eaut segi
enam dengan
plal Tanpa
garis 4T
Baut segi
menonir:l
enam derrgan
washar
Eaut kepala
segi enarrr Dua

\#
'4\
fl**r, 5T

Baut ssgi
enarn dengan
Sua
plal
gad$
tsaut segi 8T
menonlol
enarn dengan
washer
Baut kepala
t*gi enam ,Ar rba
-\-l'rll
llr saris
manoni:l
fi

Baut ta$am Tanpa landa

4T

6T

36
D i ktat- e / we s- agu s t i nus pu rna i rav, an-t m Ji.u nt a r

Besar Torsi Pengencangan Baut


Momen Spesifikasi
Klas Diameter Jarak ulir
]engerasar Baut segi enam Baut Segi Enam Oengan Plat
(mm) (mn)
kg-cm ft-lb N.m kg-cm ft-lb N.m
b I 55 48 in.-lb 5.4 60 52 in.-lb 59
6 1.25 130 9 13 145 10 14
10 1.25 260 1q 1q 230 21 2B
4T
1") 1.25 480 35 ?o
47 540 53
t+ t.5 760 55
-7R
850 61
16 ''!.5 1,150 83 1 13
b I 65 56 in.-lb 6.4
8 1.25 160 12 tb
10 1.25 330 z+ '1..)
5T
1') 1.25 600 43 59
14 ).5 930 67 91
16 1.5 1.400 101 137
6 1 80 69 in.-lb 7.8 90 78 in.-lb 8.8
I 1.25 195 14 10 215 16 21
6T 10 1.25 400 1A 39 440 32 43
tl 1.25 730 53 IL 810 59 70

1.5 1,250 90 123


6 1 1'10 o 11 120 I l1
I 1.25 260 19 290 21 28
10 1.21 530 38 590 +J 58
7T
12 11E 970 70 95 1.050 76 103
14 1.5 1,500 108 147 1.700 123 167
16 1.5 ' 2,300 166 226

2. Tegangan Pada Baut


Tegangan yang terjadi pada baut dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan gaya
yang mempengaruhinya. Tegangan tersebut adalah sebagai berikut :
. Tegangan dalam akibat gaya kerja
. Tegangan akibat gaya luar
. Tegangan kombinasi
2.1 Tegangan dalam
Tegangan akibat gaya yang berasal dari dalam baut sendiri meliputi tegangan-tegangan
sebagai berikut :

a. Tegangan tarik
. Gaya awal pada baut:
I Fc = 284 d (kg) (2\
Fc = 2840 d {N) untukSistemlnternasional(3}
L

Dengan :
Fi : initialtension lgaya awal
d : diameter nominal/mayor (mm)

37
l
Diktat-e lme s- agus tinus purna iraw an-tm. ft. unt ar

b. Tegangan geser torsional


Jika : T :torsi
J : momen inersia polar
r : tegangan gser
r : jari- jari
maka berlaku hubungan :

TtT
JrJ
Momen inersia palar untuk baut :

J=a.do a^
J/.
d
f = ---L
2
. Tegangan geser torsional adalah :

,= T .d'maka,-16T (4)
T-d'2 I ^d''
32
. Tegangan geser pada ulir :

F
r= (tegangangeserpadabaut (5)
n.d,.b.n
F
x : (tegangan geser pada mur)
-n.do.b.n (6)

dengan : di : diameter minor


- do : diameter mayor
b : lebar ulir pada arah melintang
n : jumlah ulir
. Tegangan crushing pada ulir :

F
6.= (7)
n.(d"t -d,')n
. Tegangan lentur :
x.E
6. =_
" 2.1.
(B)

dengan:
x : perbedaan tinggi sudut ekstrem mur atau kepala.
E : modulus elastisitas bahan baut
L : panjang baut

2.2.Tegangan akibat gaya luar


Tegangan pada baut akibat gaya luar yang bekerja pada baut tersebut sebagai berikut :

a. Tegangan tarik
F : gaya luar yang dikerjakan
di : diameter minor
q : tegangan tarik ijin bahan baut
o= maka d, = (e)
XO,'.o,
38
Di ktttt- e lne s - a gus ti n us pu rn a i ratu anl m Jt. wi a r
Catatan :
. Jika jumtah baut tebih dari satul maka :

fi,l
t.- = ;0, .o..o . dengann : jumlah baut (10)
+
. Jika pada tabel standar baut tidak tersedia maka digunakan :

di = 0,84 do dengan do. diameter mayor (1 1)

b. Tegangan geser
F, : gaya geser
do . diameter rnayor (nominal)
n : jumlah baut
F, = 1d,1 .r.n maka ,1 :
, ,15 (12)
"l
4
,l

\ r.r.n
c. Tegangan kombinasi
. Tegangan geser maksimum :

T_,^
t. --
=.,1t +( ^ ) (13)
!2
. Tegangan tarik maksimum :

(14)

d. Tegangan dengan kombinasi beban.


- Gaya awal pada baut, F1
- Gaya luar pada baut, Fz
- Gaya resultan baut, F
- Perbandingan elastisitas bahan baut dan bahan komponen, a
- Gaya resultan yang harus diperhitungkan pada baut :
r^\
F:F,' +l " lr'"
\t+a)'
/\ u
Jika:l l=t
Il+aj
F = Fr + kFz (15)

abel 1. Harga k Untuk Beberapa Sam lunqan Baut


No Tipe Sambungan
,a
l+ {t
1 lietal denqan metal, baut dan mur 0,00 - 0,10
2. Gaskef hard capper, mur baut paniano 0,25 - 0,50
J. Gaskel soft capper. mur baut oaniano 0,50 - 0,75
4. Soft packinq (lembut / lunak)" rnur baut 0,75 - 1,00
5. Soft packinq denqan baut ulir penuh /sfirds 1,00

39
I
Di ktat- e Im e s - u gus t inus pttrn a ircrw an_tm Ji. u nta r

Tabel 2. Daftar Ukuran Baut - Mur Standar

Minor or core
EJfective diameter
ar pitch (d,) mm Depth af
Piteh rJiameler thread Srress
Ilesignation mrn lrlut and (bolt) area
Boit mm mm2
idp,i mn

rll {.1)
i^ )
| .ft$r{e Sef?es T-""--
M 0,1 0 135 0 277 rj 2q2 I ooor
I

0.074
M C.6 0. l-{ r: ili 0.41b 0.438
I

i 0092 0 166
M 0.8 4"2 0.800 0.670 o.sss 0.5E4 CI.123 4.295
M1 0.25 1.000 0.838 0.693 0.129 0.153 0.460
M 1.2 a.z5 1.200 1.038 0.893 4.929 0.1 58 0.732
M 1.4 0.3 1.400 1.205 1.032 1.075 0.1 84 0.983
M 1.6 0.35 r.600 1.373 1.171 1"221 0.215 1.27
M 1.8 0.35 1.800 1.573 1.37t 1.421 0.215 1.74
MZ 0.4 2.000 1.740 1.509 1.567 0.?45 2.A7
M 2.2 0.45 2.2m 1.908 1.648 1.713 0.2?6 248
M 2.5 0.45 2.500 2.248 1.948 2.0r 3 0.276 3.39
M3 0.5 3.000 2.675 2"387 2.459 0.307 5.03
M 3.5 0.6 3.500 3.1 10 2;t& 2.850 0.368 6.78
M4 4.7 4.000 3.545 3.141 1.tAa 0.4?9 8,?8
M 4.5 0.75 4.500 4.013 3.580 3.688 0.460 11.3
M5 0.8 5.000 4.480 4.019 4.134 0.491 14.2.

M6 I 6.000 5.350 4.773 4.918 0.613 20.1


M7 I 7.000 6.350 5.173 5.918 0.613 28.9
M8 t.25 8.000 7.1 88 6.456 6.647 0.767 36.6
M10 1.5 10.0s0 9.026 8.160 8.876 0.920 58.3
Ml2 l.?5 12.000 10.863 9.858 10.r06 1.074 84.0
M14 I 14.000 12.701 I 1.546 i 1.835 I J)1 u5
M16 7 16.000. r4.701 13.546 13.835 1.227 157
M18 2.5 18.000 16.316 14.933 t5.294 i.534 192
M20 7.5 20.000 18.376 16.933 17.294 1.534 245
M27 2.5 22.000 24.3't6 18.933 19.294 1.534 303
M24 3 24.000 22.051 ?032A 24.752 1.840 353
M27 3 n.0w 25.051 23.320 23.752 1.840 459
M30 1( 30.000 27.777 25.706 26.211 2.147 561
M33 3.5 33.000 34.727 28.706 29.2n 2.147 694
M36 4 36.000 33.q2 31.093 31.670 2.454 817
M39 4 39.000 36.402 34.093 34.67A 2.454 976
M42 4.5 42.000 39.017 36.416 37.1?9 2.768 I 104
M45 ^< 45.000 42.{n7 39.416 40.129 2.760 - l 300
M48 5 48.000 M"757 41.795 42.581 3.461 1465
M52 5 52.000 48.157 45.795 46.587 3.067 1?55
4A
Diktat-e lm e s-a gu s ti nus pu rna iraw an-t m Jt. urtta r

3. Contoh Soal
1. Dua komponen mesin akan disambung dengan baut tipe tap balt diameter nomina! : 24
mm. Hitung tegangan tarik dari baut.

Jawab :
do = 24 mm (M 24)
Daritabel bautdiperolehd; - 2A32mm = 2,A32cm
. Gaya awal baut:
F=284do
= 284 .(24) = 6 816 kg
= 68160N
. Beban aksial pada baut:
Tt,z
:-Cl
-
-ll .rl
'-1
4-1
68 160: 112.032):.o,
4
&= 21000 N/cmz (tegangan tarik baut)

2. Sebuah baut digunakan untuk mengangkat beh^ran 60 kN. Tentukan ukuran baut yang
digunakan iika tegangan tarik ijin : 100 N/mm2. Asumsikan ulir kasar (lihat toleianj
desain baut).

Jawab:
F = 60kN = 60000N
ot = 100 N/mm2

Hubungan gaya dengan tegangan tarik dari baut :

F= 1 d,t.o-
4rL

di = 27,64 mm

. Dari tabel baut diperoleh baut standar adalah M33 dengan


di = 28,706 mm, do = 33 mm

3. Dua poros dihubungkan dengan kopling dengan torsi 2500 Ncm. Kopling flens
disambung dengan baut sebanyak 4 buah, dengan bahan sama dan iari-iari 3 cm.
Hitung ukuran baut, jika tegangan geser ijin material baut : 3 000 N/cm2.

Jawab:
T = 2500Ncm
n = 4buah
R =3cm
r = 3000N/cm2
4t
il'
I
Diktat-elnes-agustinus put"na irsw, an-tmJt.untrtr

Gaya geser yang terjadi :

T = Fr.R

F.
T 2500
=_=
'R3 =933,3N
Diameter baut dengan beban geser :

F- = l.d,t.t.n
"4
4.F.
= 0,298cm
fi.T.n
di = 2,98 mm

. Baut standard : M 4 deng?r d; = 3,141mm dan do = 4 mm

4. Cylinder head dari sebuah sfeam engine diikat dengan 14 baut. Diameter efektif dari
silinder 35 cm dan tekanan uap 85 N/cm2. Diasumsikan baut tidak mengalami tegangan
awal. Hitung ukuran baut jika tegangan tarik ijin : 2000 N/cm2

Jawab:
Diketahui :

n=14
Dr = 35 cm (diameter efektif silinder)
p = 85 Nlcm2 (tekanan uap)
6t=2000N1cm2
. Gaya total akibat tekanan uap dalam silinder :

p=+
.A = F=p.A

: p.4
'4 D,'
:85.I.35'
4
:81780 N
. Ukuran baut :
n ,) .6,.fl
f :-.d,
4l

= 1,93 cm = 19,3 mm
. Diperoleh baut standard M 24 dengan d1 = 2A32 mm dan do = 24 mm
5. Cylinder head dari mesin uap menerima tekanan uap 0,7 N/mm2, dibaut dengan 12
baut. Soff copper gaskeflgasket dari bahan tembaga lunak digunakan untuk melapisi
cylinder head tersebut. Diameter efektif silinder 300 mm, hitung ukuran baut jika
tegangan baut tidak boleh melebihi 100 Nlmmz.

il
42
I
Diktat-elme s - agus timts purna iraw an-tmJt.untar

Jawab:
p = 0,7 N/mm2
n=12
Dr = 300 mm
st = 100 N/mm2
Gaya total pada cylinder head akibat tekanan uap :

F
P=A
F : o.A : o.1 D,'
4

:0.7.!Joo2 = 49500 N
4
Gaya eksternal untuk tiaP baut :

F 49500
=-
r"'n12

Ukuran baut:
Ft= 2840 d (N) dengand dalammm.
Ftot"t = Fr+ k.Fz

k untuk soft caq7er gasket (tabel 1)


k = 0,5 (diambfl harga minimum)
Ftotur = 2840.d + 0,5 '4125
= 284O. d + 2062,5
F=1al e.
4rr
'4 = Id:
284a.d+ 2062,5 100

78,55 di2 - 2940 d = 2062,5


di = 0,84 d
(karena tidak tersedia dalam tabel, disoal tidak diketahui)
78,55 (0,84 d)2 -2840 d = 2062,5
d = 51,9 mm
. Diambil baut M52 dengan di= 45,795 mm dan do= 52 mm

Soal Latihan
1. Hitunglah besar gaya tarik maksimum yang diijinkan pada baut ukuran M 20 dan M 36,
jika diasumsikan baut tidak mempunyai gaya awal dan tegangan tarik ijin bahan baut
sebesar 200 MPa.
Jawaban : 49 kN dan 16,43 kN

43
I
D iktat- e I m e s- u gus t i n us purna iraw an-t m Jt.untar

2" Sebuah baut digunakan untuk membawa beban sebesar 20 kN. Hitung ukuran baut
standar yang sesuai untuk beban tersebut jika tegangan tarik yang terjadi tidak boleh
melebihi 100 MPa.
Jawaban : M 20

3. Sebuah cylinder head dari steam engine menerima tekanan sebesar 1 N/mm2 diikat dengan
12 buah baut. Diameter efektif kepala silinder tersebut adalah 300 mm. Sebuah soft cop-per
gasket digunakan sebagai penahan kebocoran antara silinder dan kepala silinder. Hiiung
dimensi baut standar yang digunakan jika tegangan pada baut tidak boleh melebihi '100
MPa
Jawaban : M 36

44

Anda mungkin juga menyukai