Anda di halaman 1dari 137

A

PERANAN ANGGARAN BAHAN BAKU SEBAGAIALAT BANTU


MANAJEMEN DALAIVI MENCAPAI EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
PADA PT TATO DECOVISIGN

Skripsi

Dibuat Olch:

Laila Cipta Ningrum


022100281

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR

APRIL 2005
PICRANAN ANGGARAN BAHAN BAKU SEBAGAI ALAT BAM U
MANA.IEMEN DALAM MENCAPAI EEISIENSI BIAYA PRODI KSI
PAOA PT TATO DECOVESrGN
Diajukan scbagai saiah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi
.lurusan Akuntansi Pakultas Ekonomi Univcrsitas Pakuan
Bogor
Mcngelahui,
.-0Eprj'Faku/tas Ekonomi, Kctua Jurusan Akuntansi,
\ci —, / ..
(ifiEiyy-7Mulyadi S., Drs., Ak,, MM.) (Ketut Sunarta, Drs,, Aki. MM.)
PERANAN ANGGARAN BAHAN BAKU SEBAGAl ALAT BANTU
MANAJEMEN DALAM MENCAPAI EFISIICNSI BIAYA PRODUKSI
PADA PT1A rO DEC:0VIS1GN

Skripsi

Telah disidangkan dan dinyatakan lulus


Pada Hari: Rabu Tanggal: 27 April 2005

Laila Cipta Ningrum


022100281

Menyetujui,

Dosen Penilai,

(Hj. Fazariah Mahruzar, Dra., Ak., MM.)

Pembimbing, Co. Pembimbing,

(Yohanes Indrayono, Drs., Ak,, MM.) (Hariyanto, Drs,, Ak., MM)

III
"Tiada KemuUaan Tanpa Islam
Tiada Islam Tanpa Penerapan Syariat Islam
Tiada Penerapan Syariat Islam Tanpa Tegaknya
Daulah Khilafah Islamiyah"
Vntu^^um musRa^
yangyakjn a^n ^agungan Isi^i
yang ya^n a^n ^utukan I^m,
yang mempertarufi^n kidup dan matinya demi lAHn,
yang merindukgn kemSaUnya kpkidupan tkUm
yang mencintaiJiUdfi dan
di atas cintanya kypadd ke^i'
k^Cuarga ddnjiwanya snWcv
untuk^kgnm m\
yang dinyatakgn oCeh,^Stdk
"(Dan orang-^ii'iii
yang mencurakkan kemampuann
semata kgfena %gmi, niscaya pit i
%flmi tunjukkgnjaCan
untuk^orang-orang yang soya ciirt."
yang sanggup mengorSankgn apayang dimiSkff:"
untuk^kftnuCiaan dan kfdgungan agamanya, Isdam,
semoga kita senantiasa saSardan istigomuh
mempeijuangkan izzuClsCam waCmusSmn
"Kerinduan yang Sangat Mendalam dan Tak Tertahankan
Untuk Hidup Dalam Naungan Islam."
Teruntuk^kgCuarga tercinta kgrya kgciCini soya persemSakkgn.
Terima kgsik soya katurkgn kgpada mama, mama, dan mama tercinta,
serta kgpada Sapak^dan adikkg(^^(^ segaCanya.
Semoga Adak senantiasa memSmSing dan meridkai kjta,^mn.
IV
ABSTRAK

LAILA CIPTA NINORUM. NPM 022100281. Peranan Anggaran Bahan Baku Sebagai
Alat Bantu Manajemen dalam Meucapai Efisiensi Biaya Produksi pada PT Tato
Decovisign. Dibawali biinbingan: YOHANES INDRAYONO dan HARYANTO.
Tujuan utaina pcrusahaan adalah mencapai laba dengan menggunakan sumber-
sumber ekonomi yang dimiiikinya. Oleli karena itu, tujuan tersebut biasanya ditentukan di
dalam perencanaan yang bcnipa anggaran. Salali satu anggaran yang sangat penting
dalam sebuah penisahaan manufakiiir adatali anggaran bahan baku.
Sebagai sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi stiker dan barang
cctakan lainnya, PT Tato Decovisign memerlukan anggaran balian baku yang
merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama
periode mendatang. Tujuan disusunnya anggaran tersebut adalah sebagai alat bantu bagi
manajemen untuk mengefisiensikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan,
Untuk memperoleh data yang diperlukan sebagai meteri pcndukung dalam
penyusunan skripsi ini, maka inelodc penelitian yang digunakan adalali; dcsain pcnelilian
yang memuat tujuan studi, tipe penyelidikan, dan unit analisis, Opcrasionalisasi variabel
yang nieliputi variabel, sub variabel, indikator. dan skala/ ukuran. Metode penarikan
sampel yang digunakan yaitu metode survei. Prosedur penguinpulan data yang dilakukan
adalali riset kepustakaan dan riset lapangan yang ineliputi observasi, wawancara, dan
kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah metode non siatistik.
Anggaran bahan baku memiliki empat elemcn/ sub-anggaran. yaitu: anggaran
kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran pcrsediaan bahan
baku, dan anggaran biaya pemakaian balian baku. Scbeluin menyusun anggaran balian
baku, terlebih dahulu perusaliaan harus menyusun anggaran produksi yang mencakup
jumlali unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang. Berdasarkan
anggaran produksi tersebut, perusahaan menyusun anggaran bahan baku untuk
merencanakan bahan baku yang dibutuhkaii dalam pro.ses produksi,
Anggaran bahan baku merupakan saiah satu alat yang dapat digunakan untuk
mencapai ellsiensi biaya produksi, Untuk mengelahui sejauh mana perusahaan mampu
mengefisiensikan biaya produksi yaitu dengan membandingkan anggaran bahan baku
yang telah ditetapkan dengan realisasinya, semakin kecil penyimpangan yang teijadi
maka biaya produksi yang dikeluarkan semakin efisien.
Dari perbandingan anggaran bahan baku dengan realisasinya dapat diketahui bahwa
telali terjadi selisili antara anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran pcrsediaan bahan
baku, dan anggaran biaya pemakaian bahan baku dengan realisasinya sebagai berikut;
Selisih kebutuhan dan pcrsediaan: Superstick white 14 roll (tidak menguntungkan) dan
Fujical 3011 satu roll (menguntungkan).
selisih biaya pemakaian: Superstick white Rp 16.786.000 (tidak menguntungkan) dan
Fujica! 3011 Rp 2.834.000(menguntungkan).
Penyimpangan tersebut terjadi pada saat proses produksi. Oleh karena itu proses produksi
sebaiknya dilakukan lebili berhati-hati agar produk yang dihasilkan tidak mengalami
riject dan pemborosan bahan baku dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga biaya
produksi yang dikeluarkan oleh penisaliaan lebih efisien.
Perusahaan telali cukup berhasil dalam menggunakan anggaran bahan baku sebagai
alat bantu untuk mencapai efisiensi biaya produksi, hal ini terbukti dari kecilnya selisih
antara anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Oleh karena im, dapat
disimpulkan baliwa anggaran bahan baku berperan sebagai alat bantu manajemen dalam
mencapai efisiensi biaya produksi.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat

dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW,keluarga,

sahabat dan para pengikut beliau yang istiqomah berjuang di jalan-Nya hingga

akhir zaman.

Alhamdulillah dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang beijudul *Teranan Anggaran Bahan Baku Sebagai Alat Bantu

Manajemen Dafam Mencapai Efisiensi Biaya Produksi Pada PT Tato

Dccovisign".

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mcmcnuhi salah satu

syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Pakuan Bogor.

Pada kcsempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan bimbingan kepada

penulis:

1. Abi Entis Yuswara dan Ummi Neneng Salamah, adikku Yunia, serta keluarga

besarku, semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan meridhoi kita.

2. Bapak Eddy Mulyadi S., Drs., Ak., MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pakuan Bogor.

3. Bapak Ketut Sunarta, Drs., Ak., MM., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Bapak Yohanes Indrayono, Drs., Ak., MM., selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan

dan bimbingan selama proses penulisan skripsi ini.

VI
5. Bapak Hariyanto, Drs., Ak., MM., selaku dosen pembimbing yang tclah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan

bimbingan selama proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak Adhi Permadi, SH., sebagai Kepala Bagian Personalia dan Umum,

serta Ibu Sandra Denecke pada Bagian Cost Accounting pada PT Tato

Decovisign.

7. Bapak Marino pada Bagian PPC dan Bapak Supriarto pada Bagian PPIC serta

semua staff dan karyawan PT Tato Decovisign.

8. Scluruh saudaraku seperjuangan di Hizbut Tahrir Indonesia khususnya

wilayah Bogor Timur Sektor Pakuan, scmoga kita tetap istiqomah

memperjuangkan i~atul Islam wal muslimin.

9. Sahabat-sahabatku di Fakultas Ekonomi: lis, Melani, Delly, dan Nunik.

Bersama kalianlah penulis mulai mencari dan mengenal Islam.

10. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis serta pihak-pihak lain yang tidak dapat discbutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan

kckurangan, olch karena itu penulis memohon maaf atas scgala ketcrbatasan ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, April 2004

Penulis

VII
DAFTAR ISI

Hal

JIJDUL : i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK V
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHIILUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian 1


1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah 3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 3
1.4. Kegunaan Penelitian 4
1.5. Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian
1.5.1. Kerangka Pemikiran 5
1.5.2. Peradigma Penelitian 7
1.6. Hipotesis Penelitian 8
BAB II TINJAHAN PUSTAKA

2.1. Anggaran
2.1.1. Pengertian Anggaran 9
2.1.2. Fungsi dan Tujuan Anggaran 10
2.1.3. Keuntungan dan Keterbatasan Anggaran 14
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan
Anggaran 17
2.1.5. Klasifikasi Anggaran 19
2.1.6. Proses Penyusunan Anggaran 22
2.1.7. Pemilihan Periode Anggaran 25
2.1.8. Komite Anggaran 27
2.1.9. Proses Penyusunan Anggaran 29
2.2. Anggaran Bahan Baku
2.2.1. Pengertian Anggaran Bahan Baku 32
2.2.2. Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku 34
2.2.3. Elemen-elemen Anggaran Bahan Baku 35
2.3. Efisiensi Biaya Produksi 43
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian 47


3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian 47
3.2.2. Operasionalisasi Variabel 49
3.2.3. Metode Penarikan Sampel 50
3.2.4. Prosedur Pengumpulan Data 50
3.2.5. Metode Analisis 51

VIII
BAB rv HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil FT Tato Decovisign


4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 52
4.1.2. Struktur Organisasi 53
4.1.3. Bidang Usaha dan Kegiatan 60
4.2. Pembahasan
4.2.1. Penyusunan Anggaran 66
4.2.2. Anggaran Bahan Baku PT Tato Decovisign 85
4.2.3. Efisiensi Biaya Produksi 91
4.2.4. Peranan Anggaran Bahan Baku Scbagai
Alat Bantu Manajcmen dalam Mcncapai Efisiensi
Biaya Produksi 107
BABV SIIVIPIILAN DANSARAN

5.1. Simpulan
5.1.1. Simpulan Umum Ii1
5.1.2. Simpulan Khusus 112
5.2. Saran 116

DAFTAR PlISTAKA
LAMPIIMN

IX
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel 49
Tabel 2 Data Bahan Baku 85
Tabel 3 Anggaran Produksi Tahun 2003 85
Tabel 4 Anggaran Kebutuhan Bahon Baku Tahun 2003 87
Tabel 5 Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2003 89
Tabel 6 Anggaran Persediaan Bahan Baku Tahun 2003 90
Tabel 7 Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku Tahun 2003 90
Tabel 8 Data Produksi Tahun 2003 91
Tabel 9 Realisasi Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2003 92
Tabel 10 Perbandingan Anggaran Kebutuhan Bahan Baku dengan
Realisasinya 92
label II Realisasi Pembelian Bahan Baku Tahun 2003 93
Tabel 12 Perbandingan Anggaran Pembelian Bahan Baku dengan
Realisasinya 93
Tabel 13 Realisasi Persediaan Bahan Baku Tahun 2003 94
Tabel 14 Perbandingan Anggaran Persediaan Bahan Baku dengan
Realisasinya 95
Tabel 15 Realisasi Biaya Pemakaian Bahan Baku Tahun 2003 95
Tabel 16 Perbandingan anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku dengan
Realisasinya 97
Tabel 17 Selisih Anggaran Bahan Baku dengan Realisasinya 99
DAFTAR LAMPIRAN

Lam piran I : Daftar Pertanyaan


Lampiran 2 : Jadwai Penelitian
Lampiran 3 : Surat Pernyataan
Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 : Struktur Organisasi PT Tato Decovisign
Lampiran 6 : Summary of Total Bussiness Activities of PT Tato Decovisign

XI
BAB I

PENDAHULIIAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkcmbangan dunia usaha dcwasa ini bcrtambah kompleks, schingga

menyebabkan banyak kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan

yang cermat. Anggaran adalah salah satu bcntuk dari berbagai rencana yang

mungkin disusun oleh penisahaan.

Perusahaan yang mengolah produknya melalui proses dari bahan baku

sampai dengan menjadi produk jadi disebut perusahaan pabrik atau

perusahaan inanufaktur {manufaciuring). Perusahaan manufaktur

menentukan biaya produk dengan menggabungkan tiga jenis biaya: biaya

bahan baku atau material, biaya tenaga keija langsung, dan biaya overhead

pabrik.

Salah satu anggaran yang sangat penting dalam sebuah perusahaan

manufaktur adalah anggaran bahan baku, anggaran ini mencakupjumlah dan

jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Anggaran bahan

baku mencakup kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung,

sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam

anggaran biaya overhead pabrik. Tujuan anggaran tersebut adalah agar

penggunaan bahan baku dapat dilakukan secara eflsien.

Pengertian efisiensi berkenaan dengan hubungan antara produk yang

dihasilkan (output) dengan sumber daya yang digunakan (inpui), atau bisa

juga disebut rasio keluaran terhadap masukkan.


Suatu kegiatan dipandang cukup efisien apabila dapat menghasilkan output

yang maksimal dengan sumber daya yang ada, atau sumber daya minimal

dapat menghasilkan output tertentu.

PT Tato Decovisign merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak

di bidang Otomotfi' Equipment Manufacturing (OEM), yaitu percetakan

stiker body mobil dan motor serta mcmproduksi barang cetakan lainnya

berdasarkan pesanan. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Raya Jakarta - Bogor

KM 47,4 Cibinong.

Perencanaan dan pengadaan bahan baku pada PT Tato Decovisign

masih dilakukan dengan perkiraan-perkiraan yang kurang akurat. Rencana

kebutuhan bahan baku yang ditetapkan sering tidak sesuai dengan kebutuhan

yang sesungguhnya. Pembelian bahan baku dilakukan dalam jumlah banyak

dan tidak berdasarkan kebutuhan, sehingga persediaan bahan baku terlalu

besar. Hal ini bisa menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan kurang efisien, selain banyak investasi tertanam pada bahan

baku, juga akan mcngakibatkan bcsarnya biaya penyimpanan persediaan

bahan baku.

Untuk mengefisiensikan biaya produksi yang disebabkan tingginya

biaya bahan baku, maka perlu disusun anggaran bahan baku yang tepat agar

dapat membantu manajemen mengambil langkah kebijakan, sehingga biaya

produksi yang dikeluarkan perusahaan lebih efisien.


Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan tersebut,

maka penult's teilarik untuk menyusun skripsi dengan judul "PERANAN

ANGGARAN BAHAN BAKU SEBAGAI ALAT BANTU

MANAJEMEN DALAM MENCAPAI EFISEENSI BIAYA PRODUKSI

PADA PT TATO DECOVISIGN".

1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,

maka penult's mencoba untuk mengidentifikasi masalah sebagai beri'kut:

1. Bagaimana penerapan anggaran bahan baku pada PT Talo Decovisign ?

2. Bagaimana upaya perusahaan untuk mencapai efisiensi biaya produksi ?

3. Bagaimana peranan anggaran bahan baku dalam mencapai efisiensi

biaya produksi pada PT Tato Decovisign ?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh

data dan informasi dari PT Tato Decovisign mcngcnai peranan

anggaran bahan baku sebagai alat bantu manajemen dalam mencapai

efisiensi biaya produksi.


1.3.2. Tujuan Penclitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui penerapan anggaran bahan baku yang

dilakukan olch PT Tato Decovisign.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan PT Tato Decovisign

dalam mencapai efisiensi biaya produksi.

3. Untuk mengetahui peranan anggaran bahan baku dalam

mencapai efisiensi biaya produksi.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penulis berharap penelitian yang dilakukan ini dapat bermanfaat baik

bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain, diantaranya:

1. Kegunaan Akadem is

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

penulis, mengenai anggaran bahan baku serta peranannya terhadap

efisiensi biaya produksi yang diterima waktu kuliah dengan prakteknya

di perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat


bermanfaat sebagai sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk membantu

mcmecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada perusahaan,

khususnya mengenai masalah yang dibahas dalam skripsi ini.


1.5. Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian

1.5.1. Kerangka Pemikiran

Persaingan dunia usaha semakin keras dan profitabilitas

perusahaan kian bergantung pada efisiensi operasi. Dari segi sosial,

hal ini merupakan sesuatu yang menguntungkan karena para

konsumen akan mendapatkan barang yang lebih bermutu dengan

harga yang lebih murah, tetapi bag! perusahaan hal ini merupakan

tantangan dan sekaligus masalah yang hams diatasi. Agar

perusahaan bertahan bahkan mungkin berkembang, maka


pemsahaan hams menghasilkan produk yang berkualitas dengan

harga yang bersaing. Hal ini dapat dicapai dengan mengendalikan

biaya produksi yang lebih eflsien.

Pemsahaan manufaktur menentukan biaya produksinya

dengan menggabungkan tiga jenis biaya, yaitu bahan baku langsung,

tenaga keija langsung dan overhead pabrik. Agar biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan efisien, maka perusahaan memerlukan

alat perencanaan dan pengendalian berupa anggaran.

Perencanaan dan pengadaan bahan baku pada PT Tato

Decovisign masih dilakukan dengan perkiraan-perkiraan yang

kurang akurat. Rencana kebutuhan bahan baku yang ditetapkan


sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya.
Pembelian bahan baku dilakukan dalam jumlah banyak dan tidak

berdasarkan kebutuhan. sehingga persediaan bahan baku terlalu


besar. Hal ini bisa menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan kurang efisien, selain banyak investasi tertanam pada

bahan baku,juga akan mengakibatkan besamya biaya penyimpanan

persediaan bahan baku.

Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan

penggunaan bahan baku. Jika anggaran tersebut disusun dengan

tepat dan direaiisasikan, maka dapat membantu manajemen

perusahaan dalam mengendalikan biaya, sehingga biaya produksi

yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih efisien.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran bahan

baku yang disusun dan dilaksanakan oleh perusahaan memiliki

peranan dalan mencapai efisiensi biaya produksi.


1.5.2. Paradigma Penelitian

PARADIGMA PENELITIAN

PT TATO DECOVISIGN

Perencanaan dan Pengadaan bahan baku


tidak berdasarkan jumlah kebutuhan

Anggaran Efisiensi
Bahan Baku Biaya Produksi

1. Anggaran Kebutuhan Perbandingan antara:


Bahan Baku - Jumlah biaya bahan
2. Anggaran Pembelian baku yang dikeluarkan
Bahan Baku (input)
3. Anggaran Persediaan - Jumlah Produk yang
Bahan Baku dihasilkan (output)
4. Anggaran Biaya
Pemakaian Bahan
Baku

Dikorelasikan

Hipot^is:
Ho: Anggaran bahan baku tidak memiliki peranan dalam
mencapai efisiensi biaya produksi.
Ha: Anggaran bahan baku memiliki peranan dalam mencapai
efisiensi biaya produksi

Uji Hipotesis dengan Analisis Deskriptif


Non Statistik
1.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan anggapan sementara mengenai sesuatu hal yang

hams dibuktikan. Sebab itu pcrlu dimmuskan suatu hipotesis atau anggapan

sementara mengenai "Peranan Anggaran Bahan Baku sebagai Alat Bantu

Manajemen dalam Mencapai Efisiensi Biaya Produksi" yang

diformulasikan dalam Hipotesis No! (Ho) dan Hipotesis Altematif (Ha)

sebagai berikut:

Hipotesis No!(Ho) Anggaran bahan baku tidak memiliki peranan

dalam mencapai eflsiensi biaya produksi.

Hipotesis Altematif(Ha) Anggaran bahan baku memiliki peranan

dalam mencapai efisiensi biaya produksi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anggaran

2.1.1. Pengcrtian Anggaran

Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba dengan


menggunakan sumber-sumber ekonomi yanjg dimilikinya. Oleh
karena itu, tujuan tersebut biasanya ditentukan di dalam perencanaan
yang berupa anggaran.

Menurut Ray H. Garrison dalam bukunya Managerial


Accounting menyebutkan bahwa ;

Anggaran merupakan rencana terinci yang menunjukkan


bagaimana sumber daya akan diperoleh dan digunakan
selama jangka waktu tertentu. Anggaran menggambarkan
rencana masa depan yang dinyatakan kedalam bentuk
kuantitatifformal.(Garrison, 2000,414)

Menurut Milton F. Usry dan Lawrence H. Hammer dalam

bukunya Cost Accounting: Planning and Control,"Anggaran adalah


pemyataan tertulis mengenai rencana manajemen yang dapat

dikuantifikasi".(Usry and Hammer, 1996,12)

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran

adalah rencana manajemen untuk masa yang akan datang yang

merinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya selama

jangka waktu tertentu, serta dinyatakan dalam bentuk kuantitatif

formal.
10

Mcnurut Komaruddin Ahmad dalam bukunya Akuntansi

Manajemen, menyebutkan bahwa Karekteristik Anggaran yaitu :

a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter),


walaupun angkanya berasal dan angka yang bukan
satuan keuangan, (misalnya unit teijual dan jumlah
produksi).
b. Mencakup kurun waktu satu tahun (atau dalam
periode tertentu lainnya).
c. Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu
manajer setuju untuk menerima tanggung jawab
untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan.
d. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang
mempunyai wewenang lebih tinggi daripada yang
menyusunnya.
e. Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran
tersebut tidak dapat diubah, kecuali dalam ha! khusus.
f. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran
secara periodik dan penyimpangan-penyimpangan
yang akan terjadi dianalisis dan dijelaskan.
(Komarudin Ahmad, 1997, 162)

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

karakteristik anggaran yaitu dinyatakan dalam satuan keuangan,

untuk periode tertentu, isinya menyangkut komitmen manajemen,

usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang memiliki

wewenang lebih tinggi daripada yang menyusunnya, tidak dapat

diubah kecuali dalam hal khusus, hasil aktual dibandingkan dengan

anggaran untuk menganalisis penyimpangan yang terjadi.

2.1.2. Fungsi Anggaran

Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (1997, 167)

dalam bukunya Akuntansi Manajemen menyebutkan bahwa

anggaran mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:


II

1. Perencanaan
2. Komunikasi
3. Motifasi
4. Pengendalian
5. Evaluasi
6. Pendidikan.

Fungsi anggaran tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Anggaran merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan

dengan perencanaan, disamping sebagai program. Dalam

menyusun anggaran, para manajer harus mempertimbangkan

kemungkinan perubahan kondisi pada masa yang akan datang,

serta menentukan langkah yang diperlukan untuk menghadapi

perubahan kondisi tersebut.

Di samping itu, anggaran mempunyai peran sebagai alat

koordinasi bagi rencana kegiatan yang disusun oleh setiap pusat

pertanggungjawaban. Rencana kegiatan suatu pusat

pertanggungjawaban akan mempengaruhi dan atau dipengaruhi

oleh rencana kegiatan yang disusun oleh pusat

pertanggungjawaban yang lain. Sebagai contoh, rencana kegiatan

bagian produksi harus dikoordinasikan dengan rencana kegiatan

bagian pemasaran, supaya produk yang dihasilkan oleh bagian

produksi sesuai dengan rencana penjualan produk yang disusun

oleh bagian pemasaran, baik mengenai jenis, jumlah maupun

kualitas produk. Dalam hal ini anggaran berfungsi untuk

menyelaraskan masing-masing rencana kegiatan yang disusun


12

oleh setiap pusat pertanggungjawaban yang ada di dalam

perusahaan.

2. Komunikasi

Rencana kegiatan yang telah disusun oleh manajemen tidak

akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika manajemen yang

bersangkutan tidak cukup memahami apa yang dimaksud dalam

rencana tersebut. Pemahaman yang cukup tidak hanya mengenai

rencana tertentu tetapi meliputi juga pemahaman mengenai

kebijakan yang akan diterapkan dan juga kendala yang akan

dihadapi oleh organisasi.

Dalam hal ini anggaran mempunyai peranan sebagai

penyebar informasi dan batasan-batasan mengenai rencana

kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian anggaran memuat

informasi yang penting dari suatu rencana kegiatan, dan

mengkomunikasikannya kepada para manajer pusat

pertanggungjawaban.

3. Motivasi

Anggaran berfungsi juga sebagai alat pendorong yang dapat

membangkitkan motivasi para manajer dalam mencapai tujuan

pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya serta tujuan

perusahaan secara keseluruhan. Motivasi tersebut akan semakin

meningkat jika para manajer berperan secara aktif dalam

menyusun dan melaksanakan anggaran perusahaan.


13

4. Pengendalian

Suatu anggaran memuat tentang hasil-hasil yang diinginkan

oleh suatu organisasi atau bagian organisasi dalam jangka waktu

tertentu. Anggaran perlu disusun secara cermat agar dapat

digunakan sebagai dasar pembanding bagi realisasi anggaran.

Dalam proses pengendalian, menejemen menjamin bahwa

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan hasil-hasil yang

diinginkan seperti yang termuat dalam anggaran. Oleh karena itu,

peran anggaran selain sebagai alat perencanaan dan koordinasi,

juga sebagai alat pengendalian untuk menilai prestasi dari sctiap

manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

Berdasarkan analisis selisih antara anggaran dengan

realisasinya, Abdul Halim dan Bambang Supomo (1997, 169)

menyatakan bahwa kemungkinan akan diketemukan; (1)

penyebab timbulnya selisih yang harus mendapat perhatian lebih

lanjut, (2) permasalahan barn yang belum termuat di dalam

anggaran, sehingga anggaran yang telah ada perlu direvisi, atau

(3) anggaran yang ada dinilai kurang realistik, sehingga dalam

pelaksanaannya sulit untuk dicapai.

5. Evaluasi

Hasil pembandingan antara realisasi dengan anggaran

selama satu tahun, umumnya merupakan faktor yang menentukan

untuk mengevaluasi setiap manajer dan pusat

pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Bagi manajer yang


14

berprestasi (menghasilkan selisih yang menguntungkan bagi

pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya), biasanya akan

memperoleh bonus atau penghargaan atas prestasi yang telah

dicapai.

6. Pendidikan

Anggaran berfungsi pula sebagai piranti pendidikan para

manajer, terutama dalam kaitannya dengan segala macam

pekeijaan yang ada di dalam pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya dan pertaliannya dengan pusat-pusat

pertanggungjawaban yang lain di dalam organisasi. Apalagi jika

manajer yang bersangkutan masih relatif baru dalam menduduki

jabatan sebagai manajer suatu pusat pertanggungjawaban, dalam

proses penyusunan anggaran pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya, banyak pengetahuan baru yang akan diperolehnya.

2.1.3. Keuntungan dan Keterbatasan Anggaran

Anggaran memiliki keuntungan dan keterbatasan. Supriyono

(1996, 18) menyatakan bahwa pemakaian anggaran di dalam

perusahaan memiliki keuntungan dan keterbatasan.

Keuntungan pemakaian anggaran di antaranya sebagai berikut:

1. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam

menyusun perencanaan, di mana manajemen melihat ke depan

untuk menentukan tujuan perusahaan yang dinyatakan dalam

ukuran finansial.
15

2. Anggaran dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan, misalnya koordinasi antara

kegiatan penjualan dengan kegiatan produksi, koordinasi antara


kegiatan produksi dengan kegiatan pembelian/ pengadaan bahan,

dsb.

3. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk mengawasi

kegiatan perusahaan. Penyimpangan antara anggaran dengan

realisasi dihitung dan dianalisa, sehingga manajemen dapat

mengetahui penyebab adanya penyelewengan tersebut.

4. Berdasarkan teknik yang digunakan di dalam anggaran,

manajemen dapat memeriksa dengan seksama penggunaan

sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan apakah dapat berdaya

guna (efisien)dan berhasil guna (efektif).

5. Pemakaian anggaran dapat mengakibatkan timbulnya suasana

yang bersemangat untuk memperoleh laba, timbul kesadaran

tentang pentingnya biaya sebelum dana disediakan. Tekanan

anggaran bukan semata-mata menekan biaya, akan tetapi adalah

memaksimalkan laba dalam jangka panjang, dan tambahan biaya

akan dibenarkan jika tambahan biaya tersebut diperkirakan dapat

meningkatkan laba.

6. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar

sebagai alat prestasi suatu bagian atau individu di dalam


organisasi perusahaan.
16

7. Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen dalam

pengambilan keputusan untuk memilih beberapa altematif yang


mungkin dilaksanakan, misalnya : membuat atau membeli,

membuat atau menyewa, menolak atau menerima pesanan

khusus, mendorong atau mengurangi produk tertentu dan

sebagainya.

Di samping keuntungan-keuntungan dari pemakaian anggaran,

menurut Supriyono(1996,19)ada pula keterbatasan anggaran, yaitu:

1. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas


kegiatan yang akan datang, ketepatan dari estimasi
sangat tergantung kepada pengalaman dan
kemampuan dari estimator atau proyektor,
ketidaktepatan anggaran berakibat tidak dapat dipakai
sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengawasan
dengan baik.
2. Anggaran hams selalu disesuaikan dengan perubahan
kondisi dan asumsi. Anggaran disusun atas dasar
kondisi dan asumsi tertentu, oleh karena itu
perubahan kondisi dan asumsi yang mendasari
penyusunan anggaran mengharuskan adanya revisi
anggaran agar anggaran tersebut dapat digunakan
sebagai alat manajemen. Pembahan kondisi dan
asumsi misalnya dapat berupa : laju inflasi atau
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
3. Anggaran dapat dipakai sebagai alat oleh manajemen
hanya apabila semua fihak,temtama menejer-menejer
perusahaan, secara terus-menerus dan terkoordinasi
berusaha dan bertanggung jawab atas tercapainya
tujuan yang telah ditentukan di dalam anggaran.
4. Semua fihak di dalam pemsahaan perlu menyadari
bahwa anggaran adalah alat untuk membantu
manajemen, akan tetapi tidak dapat menggantikan
fungsi manajemen dan "judgement" manajemen
masih diperlukan atas dasar pengetahuan dan
pengalamannya.
17

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran

memiliki kcuntungan dan keterbatasan yang harus diperhitungkan

oleh manajemen perusahaan. Keuntungan anggaran yaitu bahwa

anggaran dapat digunakan sebagai alat manajemen untuk menyusun

perencanan yang berkaitan dengan tujuan perusahaan, anggaran juga

sebagai alat koordinasi, pengendalian, motivasi, dan membantu

manajemen dalam pengambilan keputusan. Keterbatasan anggaran

yaitu bahwa ketepatan penyusunan anggaran tergantung kepada

pengalaman dan kemampuan dari estimator, anggaran harus selaiu

disesuaikan dengan perubahan kondisi dan asumsi, harus ada

tanggung jawab semua pihak demi tercapainya tujuan yang teiah

ditetapkan dalam anggaran, dikarenakan anggaran hanyalah alat

untuk membantu manajemen dan tidak dapat menggantikan fungsi

manajemen.

2.1.4. Tujuan Anggaran

Anggaran yang disusun oleh manajemen perusahaan tentu

memiliki tujuan yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Henry

Simamora (1999, 190) menyebutkan bahwa tujuan pokok anggaran

adalah meramalkan transaksi-transksi dan kejadian-kejadian finansial

dan nonfinansial di masa yang akan datang. Penganggaran

mengidentifikasi sasaran-sasaran finansial dan operasi tertentu yang

menjadi tujuan-tujuan manajemen di masa yang akan datang.

Sasaran-sasaran ini, yang memberikan arah bagi kegiatan-kegiatan


18

dan transaksi-transaksi perusahaan, diharapkan membuahkan hasil-

hasil laba yang memuaskan. Ketika pelaksanaan sesimgguhnya

berlangsung, pelaksanaan ini dipantau dan dicek terhadap sasaran-

sasaran yang berkaitan

untuk tujuan-tujuan pengendalian. Apabila dijumpai selisih-

selisih signiflkan antara kinerja aktual dan dianggarkan, maka

manakala memungkinkan seiisih-selisih tersebut diinvestigasi dan

dikoreksi dengan menerapkan konsep manajemen berdasarkan

penyimpangan (management by exception). Ketika pengganggaran

digabungkan dengan akuntansi pertanggungjawaban, hasilnya adalah

suatu kerangka keija organisasional yang efektif untuk perencanaan

dan pengendalian kinerja perusahaan.

Tujuan kedua anggaran adalah mengembangkan informasi

yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran. Untuk mencapai

tujuan ini, anggaran haruslah menyajikan informasi yang tertata apik.

Informasi yang terlalu berlimpah akan mengaburkan makna dan

akurasi data. Sebaliknya, informasi yang terlalu ringkas juga dapat

membingungkan pembaca karena tidak dapat memahami batas-batas

yang ditetapkan oleh anggaran tersebut.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran

memiliki dua tujuan yaitu meramalkan transaksi-transksi d^n

kejadian-kejadian finansial dan nonfinansial di masa yang akan

datang serta mengembangkan informasi yang akurat dan bermakna

bagi penerima anggaran.


19

2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran

Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bilaman taksiran-

taksiran (forecast) yang termuat di dalamnya cukup akurat, sehingga

tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan

penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi

dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang hams

dipertimbangkan di dalam menyusun anggaran. Menumt Munandar ^

(2000, 10) faktor-faktor tersebut secara garls besar dapat dibedakan

menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang

terdapat di dalam pemsahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut

antara lain bempa:

a). Penjualan tahun-tahun yang lalu.

b). Kebijaksanaan pemsahaan yang berhubungan dengan

masalah harga jual, syarat penjualan barang yang dijual,

pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.

c). Kapasitas produksi yang dimiliki pemsahaan.

d). Tenaga keija yang dimiliki pemsahaan, baik jumlahnya

(kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya

(kualitatif).

e). Modal keija yang dimiliki pemsahaan.

f). Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki pemsahaan.

g). Kebijaksanaan-kabijaksanaan pemsahaan yang berkaitan

dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pemsahaan, baik di bidang


20

pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi maupun

personalia.

2. Faktor-faktor ekstem, yaitu data, informasi, dan pengalaman

yang terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai

penganih terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut

antara lain benipa;

a) Keadaan persaingan.

b) Tingkat pertumbuhan penduduk.

c) Tingkat penghasilan masyarakat.

d) Tingkat pendidikan masyarakat.

e) Tingkat penyebaran penduduk.

f) Agama,adat istiadat dan kebiasaan-kabiasan masyarakat

g) Berbagai kebijaksanaan pemarintah, baik di bidang politik,

ekonomi,sosial, budaya maupun keamanan.

h) Keadaan perekonomian nasional maupun intemasional,

kemajuan teknologi dan sebagainya.

Sampai batas-batas tertentu, perusahaan masih dapat mengatur

dan menyesuaikan faktor-faktor intern ini dengan apa yang

diinginkan untuk masa yang akan datang. Misalnya modal keija yang

sekarang dimiliki dirasakan kurang untuk periode anggaran yang

akan datang, maka perusahaan dalam batas-batas tertentu masih bisa

menambahkannya. Oleh sebab itu faktor-faktor intern ini sering

disebut sebagai faktor-faktor yang controlable (dapat dikendalikan),

yaitu faktor-faktor yang dalam batas-batas tertentu masih bisa


21

disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode

anggaran yang akan datang.

Terhadap faktor-faktor ekstem ini, perusahaan tidak mampu

untuk mengatumya sesuai dengan apa yang diinginkannya dalam

periode anggaran yang akan datang. Oleh karena itu faktor-faktor

ekstern ini sering disebut sebagai faktor yang un-controlable (tidak

dapat dikendalikan), yaitu faktor-faktor yang tidak dapat diatur dan

tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Akibatnya

perusahaanlah yang hams menyesuaikan kebijaksanaan-

kebijaksanaannya dengan faktor-faktor tersebut. (Munandar, 2000,

10)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengamhi penyusunan anggaran dapat dibadakan menjadi

dua kelompok. Pertama yaitu faktor-faktor intern, sering disebut

sebagai faktor-faktor yang controhble (dapat dikendalikan), yaitu

faktor-faktor yang dalam batas-batas tertentu masih bisa disesuaikan

dengan keinginan atau kebutuhan perusahaan untuk periode

anggaran yang akan datang. Kedua yaitu faktor-faktor ekstem,sering

disebut sebagai faktor-faktor yang un-controlable (tidak dapat

dikendalikan), yaitu faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan dan

tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan.


22

2.1.6. Klasifikasi Anggara n

Anggaran perusahaan secara keseluruhan terdiri atas beberapa

jcnis anggaran. Masing-masing jenis anggaran tersebut mempunyai

hubungan yang satu dengan yang lain dalam suatu jaringan kerja

yang dikenal dengan sebutan Anggaran Induk (Master Budget).

Abdul Halim dan Bambang Supomo menyebutkan bahwa masing-

masing jenis anggaran yang termasuk dalam jaringan kerja anggaran

induk adalah sebagai berikut:

Anggaran Penjualan
Anggaran Produksi
Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Persediaan
Anggaran Biaya Nonproduksi
Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran Kas
10) Anggaran Rugi-Laba
11) Anggaran Neraca
12) Anggaran Penibahan Posisi Keuangan
(Abdul Halim dan Bambang Supomo, 1997, 170)

Anggaran-anggaran tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan memuat tentang rencana penjualan selama

periode anggaran (umumnya satu tahun). Anggaran ini

dinyatakan dalam satuan uang dan kuantitas penjualan yang

disusun berdasarkan proyeksi penjualan yang dibuat perusahaan.

Anggaran ini disebut anggaran kunci dalam proses penyusunan

anggaran, karena anggaran tersebut merupakan dasar penyusunan


23

jcnis anggaran yang Iain, yaitu ; Anggaran Produksi, Anggaran


Biaya Nonproduksi, Anggaran Kas, dan Anggaran Rugi-Laba.

2) Anggaran Produksi

Anggaran ini memuat tentang rencana unit yang diproduksi

selama periode anggaran. Taksiran produksi ditentukan

berdasarkan rencana penjualan dan persediaan yang diharapkan.

Anggaran ini merupakan dasar penyusunan anggaran biaya

produksi, yaitu: Anggaran Biaya Bahan Baku, Anggaran Biaya


Tenaga Keija Langsung, dan Anggaran Biaya Overhead Pabrik.
Anggaran Produksi dapat digunakan sebagai dasar penyusunan

anggaran Persediaan atau sebaliknya.

3) Anggaran Biaya Bahan Baku

Anggaran ini memuat tentang taksiran bahan baku yang

diperlukan dalam proses produksi dan dinyatakan dalam satuan

uang maupun kuantitas bahan baku. Dari anggaran ini akan

diketahui pembelian bahan baku yang dianggarkan. Yang

seianjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan Anggaran Kas

dan Anggaran Rugi-Laba.

4) Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran ini memuat tentang taksiran biaya tenaga keija

langsung selama periode anggaran, seianjutnya digunakan

sebagai dasar penyusunan Anggaran Kas dan Anggaran Rugi-

Laba.
24

5) Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Anggaran ini memuat taksiran biaya overhead pabrik selama


periode anggaran yang digunakan dalam penyusunan Anggaran
Kas dan Anggaran Rugi-Laba.

6) Anggaran Persediaan

Anggaran ini merupakan anggaran yang disusun untuk


merencanakan kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai

persediaan.

7) Anggaran Biaya Nonproduksi

Anggaran ini terdiri atas Anggaran Biaya Pemesanan dan


Anggaran Biaya Administrasi dan Umum, masing-masing
memuat taksiran biaya pemasaran dan biaya administrasi dan

umum. Anggaran ini juga digunakan sebagai dasar penyusunan

Anggaran Kas dan Anggaran Rugi-Laba.

8) Anggaran Pengeluaran Modal

Anggaran ini memuat tentang rencana perubahan aktiva tetap


perusahaan selama periode anggaran. Anggaran ini disusun
berdasarkan proyeksi penjualan dan digunakan sebagai. dasar
penyusunan Anggaran Kas, Anggaran Biaya Overhead Pabrik,
dan Anggaran Biaya Nonproduksi.

9) Anggaran Kas

Anggaran ini berisi mengenai taksiran sumber dan penggunaan


kas selama periode anggaran. Anggaran Kas disusun berdasarkan
25

Anggaran Operasi dan Anggaran Pengeluaran Modal, dan

digunakan sebagai dasar penyusunan Anggaran Neraca.

10) Anggaran Rugi-Laba

Anggaran ini memuat taksiran rugi atau laba perusahaan

selama periode anggaran. Anggaran ini disusun dari Anggaran

Operasi dan digunakan sebagai dasar penyusunan Anggaran

Neraca.

11) Anggaran Neraca

Anggaran ini berisi mengenai rencana posisi keuangan (aktiva,

utang, dan modal) perusahaan pada awal dan akhir periode

anggaran. Anggaran ini disusun dari Anggaran Kas dan

Anggaran Rugi-Laba, dan sebagai dasar penyusunan Anggaran

Perubahan Posisi Keuangan.

12) Anggaran Perubahan Posisi Keuangan

Anggaran ini memuat mengenai rencana perubahan aktiva,

utang, dan modal perusahaan selama periode anggaran.

Anggaran ini disusun dari Anggaran Neraca.

2.1.7. Pemilihan Periode Anggaran

Anggaran disusun oleh perusahaan imtuk periode tertentu.

Menurut Ray H. Garrison (2000, 418) anggaran yang mencakup

pembelian tanah, bangunan dan jenis lain peralatan modal (sering


disebut anggaran modal) umumnya mempunyai masa waktu yang

agak lama dan dapat sampai tiga puluh tahun atau lebih mendatang.
26

Tahun-tahun selanjutnya manajemen merencanakan secukupnya

untuk memastikan bahwa dana tersedia ketika pembelian equipment

modal diperlukan. Setelah waktu beijalan, rencana equipment modal

yang semula tidak menentu fokusnya mulai lebih jelas, lalu

anggaran modal diperbarui. Tanpa perencanaan jangka panjang

tersebut, organisasi dengan tiba-tiba dapat menyadari bahwa perlu

membeli ekuipmen modal dalam jumlah besar, tetapi mengetahui

bahwa tidak ada dana yang tersedia untuk melakukan pembelian.

Anggaran operasi biasanya disusun untuk jangka waktu satu

tahun. Periode satu tahun ini harus sesuai dengan tahun fiskal yang

diikuti perusahaan sehingga perbandingan anggaran dengan hasil

sesungguhnya dapat dilakukan. Beberapa perusahaan membagi tahun

anggarannya kedalam empat kuartal. Kuartal pertama dibagi lagi

kedalam bulan, dan angka anggaran bulanan ditetapkan. Angka-

angka untuk masa anggaran yang lebih pendek ini biasanya dapat

ditetapkan dengan ketelitian yang cukup tinggi. Tiga kuartal lain

dimasukkan kedalam anggaran hanya sebesar total kuartalan. Selama

tahun beijalan, angka-angka anggaran kuartal kedua dirinci kedalam

angka-angka bulanan, selanjutnya angka-angka anggaran kuartal

ketiga dirinci kedalam angka bulanan, dan seterusnya. Keuntungan

pendekatan ini adalah diperlukan pengkajian ulang dan penilaian

kembali secara konstan teihadap data anggaran.

Anggaran berkesinambungan {Continuous budget) atau

anggaran terus-menerus {Perpetual budget) menjadi sangat terkenal.


27

Anggaran berkesinambungan atau tenis-menerus menipakan

anggaran yang mencakup dua belas bulan, tetapi secara konstan

ditambah bulan bam diakhir bulan beijalan yang sudah berakhir.

Pendukung anggaran berkesinambungan menyatakan bahwa

pendekatan penyusunan anggaran ini lebih unggul dibanding

pendekatan Iain dalam hal bahwa pendekatan ini mengharuskan

manajemen memikirkan dan merencanakan untuk jangka waktu dua

belas bulan mendatang. Dengan demikian, pendekatan ini

menstabilkan horison perencanaan. Berdasarkan pendekatan lain,

horison perencanaan menjadi lebih pendek selama tahun beijalan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada tiga jenis

periodc anggaran yaitu anggaran modal yang memiliki masa waktu

yang lama dan dapat sampai tiga puluh tahun atau lebih mendatang,

anggaran operasi yang biasanya disusun untuk jangka waktu satu

tahun, serta anggaran berkesinambungan yang mencakup dua belas

bulan, tetapi secara konstan ditambah bulan bam diakhir bulan

berjalan yang sudah berakhir.

2.1.8. Komite Anggaran

Sebagian besar pemsahaan mempunyai komite anggaran yang

mengawasi anggaran secara keselumhan. Besar kecilnya komite

anggaran tergantung dari besar kecilnya pemsahaan. Menurut Ray H.

Garrison dan Eric W. Noreen dalam bukunya Management

Accounting menyebutkan;
28

Suatu komite anggaran biasanya bertanggung jawab atas


semua masalah kebijakan yang berkaitan dengan program
anggaran dan berkaitan dengan koordinasi penj^unan
anggaran itu sendiri. Komite ini biasanya terdiri dari
presiden; wakil presiden berbagai bidang seperti
penjualan, produksi, dan pembelian; dan controller.
Kesulitan dan perselisihan antar segmen organisasi
tentang masalah anggaran dipecahkan oleh komite ini. Di
samping itu, komite anggaran juga memberikan
persetujuan atas anggaran final dan menerima laporan
berkala atas realisasi pencapaian tujuan-tujuan dalam
anggaran.(Garrison and Noreen,2000, 411)

Berkenaan dengan fungsi pokok dari komite anggaran,

Supriyono (1996, 20) menyebutkan bahwa komite anggaran

memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Memutuskan kebijakan umum anggaran.


2. Menanyakan, menerima,dan memeriksa kembali data
anggaran dari berbagai bagian di dalam perusahaan
baik anggaran jangka panjang maupun jangka pendek.
3. Menyarankan revisi-revisi yang diperlukan atas data
anggaran yang diterima dari setiap bagian.
4. Menyetujui data anggaran dan revisi-revisi yang
diperlukan terhadap data tersebut.
5. Merakit (menggabungkan) data anggaran sesuai
dengan rencana induk perusahaan.
6. Mengevaluasi dan merevisi anggaran yang sudah
dirakit sebelum disusun dan disahkan menjadi
anggaran yang final.
7. Mengeluarkan laporan periodik yang memperlihatkan
analisa antara anggaran dan realisasinya, serta
merekomendasikan tindakan yang diperlukan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komite

anggaran adalah suatu komite yang bertanggung jawab atas semua

masalah kebijakan yang berkaitan dengan program anggaran dan

koordinasi penyusunan anggaran itu sendiri.


29

2.1.9. Proses Penyusunan Anggaran

Anggaran merupakan rencana aktivitas yang akan menjadi

pedoman untuk melaksanakan serangkaian aktivitas tertentu dimasa

yang akan datang. Sekali anggaran ditetapkan, pencapaian sasaran

anggaran hanya dapat dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang

telah ditetapkan sebelumnya dalam anggaran. Menurut Mulyadi

(2001,494) proses penyusunan anggaran memerlukan berbagai tahap

berikut:

a. Penetapan sasaran oleh manajer atas.


b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya
yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas
tersebut oleh manajer bawah.
c. Review oleh manajer atas terhadap usulan anggaran
yang diajukan oleh manajer bawah.
d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan
anggaran yang diajukan oleh manajer bawah.

Review memerlukan kemampuan manajer atas dalam

memahami aktivitas yang seharusnya dilaksanakan oleh manajer

bawah dalam mencapai sasaran anggaran. Review dilakukan melalui

proses negosiasi antara manajer atas dan manajer bawah mengenai

efektivitas aktivitas yang diusulkan oleh manajer bawah untuk

mencapai sasaran anggaran dan usulan jumlah sumber daya yang

dipandang memadai untuk melaksanakan aktivitas tersebut.

Negosiasi ini juga dapat digunakan oleh manajer atas untuk menilai

sampai sebarapa jauh manajer bawah mempunyai persepsi yang

benar mengenai sasaran anggaran.


30

Jika manajer atas tidak melaksanakan review atau tidak


mempunyai kompetensi dalam melaksanakan review usulan
anggaran yang diajukan oleh manajer bawah, anggaran yang
dihasilkan dari proses penyusunan anggaran hanya berupa rubber-

stamp budget^ yang manajer atas sekedar memberikan persetujuan


dengan membubuhkan cap,tanpa memahami isinya.
Kemungkinan lain, jika manajer atas tidak memahami usulan
anggaran yang diajukan oleh manajer bawah, manajer atas akan
melakukan pemotongan usulan anggaran kepadanya, tanpa dapat
memberikan alasan yang masuk akal atas pemotongan yang

dilakukan. Situasi semacam ini akan mengakibatkan manajer bawah

termotivasi untuk melakukzm budget watering, dengan mengajukan

usulan anggaran biaya jauh lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya
dan mengajukan anggaran pendapatan jauh lebih rendah dari jumlah
yang seharusnya.

Karena anggaran berisi komitmen manajer penyusun anggaran,

maka anggaran merupakan tolak ukur terbaik kineija manajer. Oleh


kerena itu, tidaklah mudah melakukan revisi anggaran, selama
kondisi yang dipakai sebagai dasar penyusunannya tidak mengalami
perubahan yang signifikan. Jika anggaran sering kali direvisi,
anggaran tidak lagi dapat dipakai sebagai tolak ukur kineija manajer.
Dalam pelaksanaan aktivitas untuk mencapai sasaran, anggaran

dikonsumsi berbagai sumber daya yang diukur dengan menggunakan


informasi akuntasi. Akuntansi biaya berperan dalam mengukur
31

berbagai sumber daya yang dikonsumsi dalam melaksanakan


aktivitas untuk mencapai sasaran anggaran. Hasil pengukuran

konsumsi sumber daya ini dikomunikasikan oleh fungsi akuntansi

manajemen kepada penyusun anggaran, agar mereka memperoleh


umpan balik dengan segara hasil pelaksanaan anggarannya.

Penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan anggaran dianalisis


dan dicari penyebabnya untuk dasar bagi penyusun anggaran dalam
merancang tindakan koreksi yang diperlukan dan untuk penilaian

kineija penyusun anggaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses

penyusunan anggaran memerlukan berbagai tahap, mulai dari


penetapan sasaran oleh manajer atas, pengajuan usulan aktivitas dan
taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas

tersebut oleh manajer bawah, review oleh manajer atas terhadap


usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah, kemudian
persetujuan anggaran oleh manajer atas.

Anggaran yang disusun oleh perusahaan tentu diharapkan dapat


berfungsi dengan baik, menurut M. Munandar dalam bukunya
Budgeting menyebutkan:

Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka


taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya harus cukup
akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya
nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih
akurat, diperlukan data, informasi dan pengalaman, yang
merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di
dalam menyusun anggaran.(Munandar,2000, 121)
32

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa agar anggaran

dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan data dan informasi

serta pengalaman sehingga taksiran-taksiran yang termuat di

dalamnya cukup akurat dan tidak jauh berbeda dengan realisasinya

nanti.

2.2. Anggaran Bahan Baku

2.2.1. Pengertian Anggaran Bahan Baku

Salah satu anggaran yang sangat penting pada perusahaan

manufaktur adalah anggaran bahan baku. Anggaran ini disusun

setelah disusunnya anggaran penjualan dan anggaran produksi.

Anggaran penjualan adalah titik awal dalam penyusunan

anggaran induk. Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan

anggaran karena perusahaan dapat melengkapi rencana aktifitas lain

hanya setelah perusahaan mengetahui tingkat penjualan yang

diharapkan. Perusahaan manufaktur tidak dapat melengkapi jadwal

produksinya tanpa mengetahui jumlah unit yang diproduksi, dan

jumlah unit yang diproduksi dapat ditentukan hanya setelah

perusahaan mengetahui jumlah yang dianggarkan untuk dijual dalam

suatu periode.

Setelah anggaran penjualan selesai disusun, kebutuhan produksi

untuk periode yang akan datang dapat ditentukan dan

diorganisasikan dalam bentuk anggaran produksi. Anggaran produksi


33

menampilkan jumlah unit yang hams diproduksi selama setiap

periode anggaran untuk memenuhi rencana penjualan dan juga untuk

menghasilkan persediaan akhir yang diinginkan.

Setelah kebutuhan produksi dihitung yang menghasilkan

anggaran produksi. maka anggaran bahan baku dapat disusun untuk

menunjukkan bahan baku yang dipcrlukan dalam proses produksi.

Dalam buku Anggaran Pemsahaan, Ellen Christina, dkk,

menyebutkan:

Anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang


berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci
mengenai penggunaan bahan baku untuk proses produksi
selama periode yang akan datang. (Christina, dkk, 2001,
74)

Sedangkan menumt Edward J. Blocher, Kung H. Chen, dan

Thomas W. Lin (2000, 365) dalam bukunya Manajemen Biaya:

Dengan Tekanan Stratejik menyebutkan bahwa "Anggaran

pemakaian bahan langsung menunjukkan bahan langsung yang

dibutuhkan untuk produksi beserta anggaran biayanya".

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran

bahan baku adalah semua anggaran yang merinci penggimaan bahan

baku yang dibutuhkan untuk proses produksi selama periode yang

akan datang.

Menumt Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri dalam

bukunya Anggaran Pemsahaan, menyebutkan bahwa:


34

Bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi


dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung (direct
material) dan bahan mentah tak langsung (indirect
material).
Bahan mentah langsung adalah semua bahan mentah
yang merupakan "bagian" barang jadi yang dihasilkan.
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah
langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan
sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
Sehingga biaya bahan mentah langsung merupakan biaya
variabel bagi perusahaan. Bahan mentah tak langsung
adalah bahan mentah yang ikut berperan dalam proses
produksi, tetapi tidak secara langsung "tampak" pada
barang jadi yang dihasilkan.
Anggaran bahan mentah hanya mcrencanakan kebutuhan
dan penggunaan bahan mentah langsung. Bahan mentah
tak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya
overhead pabrik. (Gunawan Adisaputro dan Marwan
Asri, 1996,213)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahan mentah

yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi dua,

yaitu bahan mentah langsung dan bahan mentah tak langsung.

Penggunaan bahan mentah langsung direncanakan dalam anggaran

bahan mentah, sedangkan penggunaan bahan mentah tak langsung

direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.

2.2.2. Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku

Mengenai tujuan penyusunan anggaran bahan baku, Ellen

Christina, dkk dalam bukunya Anggaran Perusahaan menyatakan

bahwa anggaran bahan baku bertujuan untuk;


35

1. Perkiraan jumlah kebutuhan bahan baku.


2. Perkiraan jumlah pembelian bahan baku.
3. Dasar perkiraan kebutuhan dana dalam pembelian
bahan baku.
4. Dasar penentuan komponen harga pokok produk
karena pemakaian bahan baku untuk proses produksi.
5. Dasar pengawasan penggunaan bahan baku.
(Christina, dkk,2001,75)

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penyusunan anggaran

bahan baku adalah sebagai alat perkiraan jumlah kebutuhan,

pembelian, dana bahan baku, serta dasar penentuan komponen harga

pokok produk dan pengawasan penggunaan bahan baku.

2.2.3. Elemen-elemen Anggaran Bahan Baku

Anggaran bahan baku memiliki elemen-elemen atau sub

anggaran, Ellen Christina, dkk (2001, 75) menyatakan bahwa

"Anggaran bahan baku meliputi empat sub-anggaran, yaitu anggaran

kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran

persediaan bahan baku, dan anggaran biaya pemakaian bahan baku".

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa anggaran bahan baku

terdiri dari anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian

bahan baku, anggaran persediaan bahan baku, dan anggaran biaya

pemakaian bahan baku. Keempat anggaran tersebut diuraikan

sebagai berikut:

1. Anggaran kebutuhan bahan baku

Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan

baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode

mendatang. Anggaran ini harus merinci:


36

a. Jenis barangjadi yang dihasilkan.

b. Jenis bahan baku yang digunakan.

c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.

d. Standar penggunaan bahan baku.

e. Waktu penggunaan bahan baku.

f. J umlah masing-masing jenis barang jadi.

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan

baku yang harus dibeli pada periode mendatang. Anggaran ini

harus merinci:

a. Jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.

b. Jumlah yang harus dibeli.

c. Harga persatuan (unit) bahan baku.

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam

penyusunan anggaran pembelian bahan baku,adalah:

a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku.

b. Biaya pengadaan {set-up cost).

c. Biaya-biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan (carrying

cost).

d. Fluktuasi harga bahan baku.

e. Tersedianya bahan baku di pasar.

f. Modal keija yang tersedia.

g. Kebijakan perusahaan terhadap persediaan bahan baku, yang

pada umumnya dipengaruhi oleh fluktuasi produksi, fasilitas


37

tempat penyimpanan, risiko kerugian, biaya-biaya

penyimpanan, tingkat perputaran persediaan bahan baku,

lead-time, dan modal kerja yang dimiliki.

Dalam penyusunan anggaran pembelian bahan baku, hal

penting lainnya yang harus diperhatikan adalah jumlah

pembelian yang paling ekonomis (economic order quantity/

EOQ), adapun untuk menghitungnya dengan mempertimbangkan

dua jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu:

a. Biaya pemesanan (ordering cost) yang selalu berubah-ubah

sesuai dengan frekuensi pemesanan.

b. Biaya penyimpanan (carrying cost) yang berubah-ubah

sesuai dengan jumlah bahan baku yang disimpan.

Menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen dalam

bukunya Management Accounting, menyebutkan:

Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya


melakukan pemesanan dan menerima pesanan.
Contoh-contohnya mencakup biaya pemrosesan
pesanan (biaya klerikal dan dokumen), biaya asuransi
untuk pengiriman dan biaya pembongkaran.
Biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya
untuk menyimpan persediaan. Contohnya adalah
asuransi, pajak persediaan, keusangan biaya
oportunitas dana yang tersedia dalam persediaan,
biaya penanganan dan ruang penyimpanan. (Hansen
and Mowen, 1997,391)

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku

Anggaran persediaan bahan baku disusun sebagai suatu

perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan baku yang

disimpan sebagai persediaan, meliputi:


38

a. Jenis bahan baku yang digunakan.

b. Jumlah masing-masing bahan baku yang tersisa sebagai


persediaan.

c. Harga per unit masing-masingjenis bahan baku.

d. Nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.


Adapun besamya bahan baku yang hams tersedia untuk
kelancaran proses produksi tergantung pada beberapa faktor,

seperti:

a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu.

b. Volume bahan baku minimal (safety stoc).

c. Besamya pembelian yang ekonomis.

d. Estimasi tentang naik tumnnya harga bahan baku pada

waktu-waktu mendatang.

e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku.


f. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi msak.

Semua pemsahaan industri disengaja maupun tidak, akan

selalu mampunyai persediaan bahan baku. Dalam buku Efisiensi


Persediaan Bahan: Buku Pegangan Untuk Perusahaan-

pemsahaan Kecil dan Menengah,Drs. Agus Ahyari menyebutkan


bahwa keadaan semacam ini antara lain disebabkan oleh hal-hal

sebagai berikut:

1) Bahan baku yang dipergunakan untuk proses


produksi dalam pemsahaan, tidak dapat
didatangkan (dibeli) secara satu persatu sebesar
jumlah yang diperlukan serta pada saat bahan
tersebut akan dipergunakan. Bahan baku ini akan
didatangkan/ dibeli sekaligus untuk keperluan
39

proses produksi selama beberapa waktu (satu


minggu, satu bulan, dan sebagainya). Dengan
detnikian bahan baku yang sudah dibeli tersebut
tetap belum masuk ke dalam proses produksi, dan
akan masuk sebagai persediaan bahan baku.
Dalam Hal ini perusahaan akan mempunyai
persediaan bahan baku dan menanggung resiko
serta konsekwensi adanya persediaan bahan baku
tersebut.
2) Apabila teijadi bahan baku belum/ tidak ada
(tidak ada persediaan bahan baku), sedangkan
bahan baku yang dipesan belum datang maka
kegiatan proses produksi akan berhenti karena
tidak ada bahan baku untuk kegiatan proses
produksi tersebut. Proses produksi baru dapat
beijalan kembali apabila pesanan/ pembelian
bahan baku sudah datang, atau membeli secara
mendadak untuk keperluan proses produksi pada
saat tersebut dengan harga yang lebih mahal.
3) Persediaan bahan yang terlalu besar tidak akan
menguntungkan perusahaan pula. Persediaan yang
terlalu besar ini akan menyerap dana perusahaan
yang cukup besar pula. Biaya-biaya persediaan
yang besar serta semakin tingginya resiko
kerusakan bahan, resiko kecurian dan lain
sebagainya dalan penyimpanan. (Agus Ahyari,
1999, 1)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan

perusahaan memiliki persediaan dikarenakan bahan baku yang


digunakan tidak dapat didatangkan sebesar jumlah yang
diperlukan pada saat akan digunakan, misalnya karena jauhnya
jarak perusahaan dengan pemasok bahan baku. Alasan lainnya
yaitu agar persediaan bahan baku tersedia dalam jumlah yang
cukup, dikarenakan persediaan yang terlalu besar akan menyerap
dana cukup besar,sedangkan persediaan yang terlalu sedikit akan
menghambat proses produksi.
40

Penting kiranya dilakukan pengawasan terhadap persediaan

yang dimiliki perusahaan. Menurut Supriyono dalam bukunya

Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga

Pokok, menyebutkan bahwa:

Pengawasan bahan adalah salah satu fungsi


terkoordinasi di dalam organisasi yang terus menerus
disempumakan untuk meletakkan pertanggung-
jawaban atas pengelolaan bahan dan persediaan pada
umumnya, serta menyelenggarakan suatu
pengendalian internal yang menjamin adanya
dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya
suatu transaksi yang berhubungan dengan bahan,
pengawasan bahan meliputi pengawasan phisik bahan
dan pengawasan nilai (rupiah bahan). (Supriyono,
1999,400)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan

bahan adalah salah satu fungsi terkoordinasi di dalam organisasi

yang bertanggung jawab atas pengelolaan bahan dan persediaan

pada umumnya, yang meliputi pengawasan phisik bahan dan

pengawasan nilai (rupiah bahan).

Pengawasan bahan memiliki tujuan sebagai berikut;

a. Menyediakan bahan yang diperlukan dengan cara efisien dan

dapat menghindari terganggunya kegiatan perusahaan karena

keterlambatan datangnya bahan.

b. Menjamin adanya persediaan bahan yang cukup untuk

melayani permintaan pelanggan yang bersifat mendadak.

c. Menyelenggarakan jumlah persediaan yang agak longgar

untuk menghadapi kelangkaan penawaran bahan di pasar


41

dalam jangka pendek karena faktor musiman, sikli,

pemogokan dan kemungkinan kenaikan harga.

d. Menyelenggarakan penyimpanan bahan yang dapat menekan

biaya dan waktu pengolahan bahan, serta manjaga dari

kemungkinan kebakaran, pencurian, penyelewengan, dan

bentuk kenigian yang lainnya.

e. Menjaga agar persediaan yang rusak, usang, dan kclcbihan

yang tidak terpakai dapat ditekan serendah mungkin.

f. Menentukan jumlah investasi dana yang tepat dalam

persediaan bahan secara tepat sesuai dengan kebutuhan untuk

operasi dan rencana manajcmen perusahaan.

Untuk pengawasan yang memadai atas persediaan bahan

perlu dipisahkan antara fungsi ; (1) Pencatatan bahan; (2)

Pembelian bahan;(3)Penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran

bahan;(4)Pemakaian bahan.

4. Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku

Bahan baku yang dibeli oleh perusahaan, terdiri dari bahan

baku yang digunakan dalam proses produksi dan bahan baku

yang tersisa di gudang sebagai persediaan.

Anggaran biaya pemakaian bahan baku akan merencanakan

nilai bahan baku yang digunakan dan dihitung dalam satuan

moneter. Manfaat disusunnya anggaran ini adalah sebagai

perhitungan harga pokok produksi yang dihasilkan dan sebagai

pengawasan penggunaan bahan baku.


42

Dengan demikian, dalam anggaran biaya bahan baku yang

habis dipakai hams diperinci mengenai:

a. Jenis bahan baku yang digunakan.

b. Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis

digunakan untuk proses produksi.

c. Harga per unit masing-masing Jenis bahan baku.

d. Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan untuk

proses produksi.

e. Jenis produk yang dihasilkan.

f. Waktu {^nggunaan bahan baku.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran

bahan baku terdiri dari anggaran kebutuhan bahan baku,

anggaran pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan

baku, dan anggaran biaya pemakaian bahan baku. Keempat

anggaran tersebut menguraikan tentang hal-hal yang hams dirinci

untuk masing-masing anggaran.


43

2.3. Eflsiensi Biaya Produksi

Menurut Drs. R. A. Supriyono, S.U., Ak dalam bukunya Akuntansi

Manajemen 2, Struktur Pengendalian Manajemen, menyebutkan :

Efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan. Suatu pusat


pertanggungjawaban dinamakan efisien jika pusat
pertanggungjawaban tersebut:
1. Menggunakan sumber, atau biaya, atau masukan lebih kecil
untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama.
2. Menggunakan sumber, atau biaya, atau masukan yang sama
untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah Icbih
besar.(Supriyono, 2001,24)
Sedangkan di dalam bukunya yang lain, yakni Sistem Pengendalian

Manajemen, Drs. Supriyono, S.U., Ak menambahkan bahwa:

Efisiensi adalah jumlah keluaran per unit masukan. Efisiensi


adalah melaksanakan sesuatu dengan benar. Pusat
pertanggungjawaban yang efisien adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang
lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang
sama.

2. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang


sama untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang lebih
besar.
3. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang
lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang
lebih besar.(Supriyono,2000,329)

Menurut Dr. Mas'ud Machfoedz, MBA.,Ak (1996, 23) "Efisiensi

adalah keadaan yang menunjukkan bahwa semua operasi dilakukan dengan

biaya yang paling rendah."

Prof. DR. Bambang Tri Cahyono, M.Ec.(1999,5)menyebutkan:

Efisiensi adalah pemanfaatan faktor-faktor produksi dengan


biaya seminimal mungkin sedemikian rupa sehingga hasil yang
dicapai oleh perusahaan adalah optimal. Efisiensi dilakukan
dengan penghematan biaya tenaga kerja, biaya organisasi, biaya
transaksi, biaya modal, dan sebagainya.
44

Dari pengertian efisiensi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

efisiensi menggambarkan berapa banyak masukan yang diperlukan untuk

menghasilkan satu unit keluaran tertentu. Efisiensi juga berarti

memanfaatkan faktor-faktor produksi dengan biaya seminimal mungkin

sehingga perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal. Hal ini dapat
dilakukan dengan menghemat biaya tenaga keija, biaya organisasi, biaya

transaksi, biaya modal, dan sebagainya. Unit organisasi yang paling efisien

adalah unit yang dapat menghasilkan sejumlah keluaran dengan penggunaan

masukan minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak dengan masukan

yang tersedia.

Perusahaan yang mengolah produknya melalui proses dari bahan baku

sampai dengan menjadi produk jadi, disebut perusahaan pabrik atau


perusahaan manufaktur {manufacturing. Menurut Supriyono dalam
bukunya Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga

Pokok, menyebutkan:

Kegiatan perusahaan manufaktur dalam mengolah bahan bakii


menjadi produk selesai yang kemudian dijual adalah sebagai
berikut:
1. Pengadaan {Procurement).
Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh atau
mengadakan barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam
kegiatan produksi, dapat dikelompokkan ke dalam:
a) Pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku,
bahan penolong, suplies pabrik dan elemen (barang)
lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi.
b) Perolehan jasa dari tenaga keija langsung, tenaga keija
tidak langsung dan jasa lainnya yang akan dikonsumsi
dalam proses produksi.
2. Produksi production),
Produksi adalah kegiatan pengolahan bahan baku menjadi
produk selesai. Pada kegiatan tersebut akan dikonsumsi
bahan baku, tenaga keija langsung, barang dan jasa lain yang
dikelompokkan dalam overhead pabrik.
46

Dr. Mas'ud Machfoedz, M.B.A., Akt., (1996, 149) menyebutkan

bahwa:

Penentuan biaya produksi yang tepat akan sangat bermanfaat


bagi manajemen untuk membuat keputusan yang baik.
Keputusan-keputusan manajemen seperti memberikan hargajual
produk, mengendalikan biaya produksi, meningkatkan kualitas
produk, dan mengembangkan produk yang ada, memerlukan
informasi biaya produksi tersebut. Ketidaktepatan penentuan
biaya produksi harus disesuaikan dengan aliran biaya produk
tersebut. Karena biaya produksi ditentukan berdasarkan aliran
biaya bahan baku, aliran biaya upah tenaga kerja, dan aliran
biaya overhead pabrik ke dalam total biaya produksi.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa biaya produksi terdiri dari

tiga komponen biaya, yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga keija langsung,

dan biaya overhead pabrik. Penentuan biaya produksi yang tepat akan sangat

bermanfaat bagi manajemen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi

perusahaan.
BAB U1

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Pcnelitian

Objek pcnelitian yang digunakan di dalam skripsi ini adalah

perusahaan, yakni PT Tato Dccovisign yang beralamat di Jaian Raya

Jakarta-Bogor KM 47,4 Cibinong.

3.2. Metode pcnelitian

3.2.1. Desain Pcnelitian

Suatu pcnelitian yang dilakukan pada dasamya adalah untuk

pengembangan teori dan pemecahan masalah melalui penyelidikan

yang sistematis dan terorganisasi. Sistematis artinya proses yang

digunakan dalam penelitlan itu menggunakan langkah-langkah yang

bersifat iogis yang telah ditentukan sebclumnya.

Bcrdasarkan uraian tcrscbut di alas maka pcriuiah kiranya

sebagai tahap awal penelitian terlebih dahulu mendesain penelitlan

tersebut agar lebih sistematis dan terorganisasi. Elemen-elemen

desain penelitian ini mencakup tujuan studi, tipe penyelidikan, dan

unit analisis.

47
48

3.2.1.1. Tujuan Studi

Tujuan studi dalam penelitian ini adalah dcskripliC

yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner dalam

pengambilan sampel sebagai suatu alat pengumpulan data.

Metode deskriptif yang digunakan adalah survei, yaitu

melakukan penelitian dengan mewawancarai bagian-bagian

terkait di antaranya bagian produksi dan akuntansi untuk

memperoleh data-data yang diperlukan.

3.2.1.2. Tipe Penyelidikan

Tipe penyelidikan dalam penelitian ini adalah

C.orrelalional yang bartujuan untuk mengetahui seberapa

besar hubungan variable, satu dengan variable lainnya,

yaitu antara peranan anggaran bahan baku dengan efisiensi

biaya produksi.

3.2.1.3. UnitAnallsis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah berbentuk

perusahaan, yakni PT Tato Decovisign yang beralamat di

Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 47,4 Cibinong. Perusahaan

ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang

OtomoHf Equipment Manufacturing.


49

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Tabel 1
Peranan Anggaran Bahan Baku Sebagai Alat Bantu Manajemen
Dalam Mencapai Efisiensi Biaya Produksi
Pada PT Tato Decovlsign

Skala/
No Variabel/ sub variabel Indikator
ukuran
1 Anggaran Bahan

Baku

- Anggaran - Adanya perencanaan jumlah


kebutuhan bahan bahan baku yang dibutuhkan
baku untuk keperluan produksi

- Anggaran - Adanya perencanaan jumlah


>
pembelian bahan baku yang harus dibeli

bahan baku pada periode mendatang


CO

- Anggaran - Adanya perencanaan


1—•

persediaan bahan kuantitas bahan baku yang


baku disimpan sebagai persediaan
O
- Anggaran biaya - Adanya perencanaan nilai

pemakaian bahan bahan baku yang digunakan

baku dan dihitung dalam satuan


moneter

2 Efisiensi Biaya

Produksi
>
00
- Jumlah input - Jumlah input
1—t

- Jumlah output - Jumlah output O


50

3.2.3. Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah metode

survei. Metode survei adalah metode penarikan sampel dari populasi

dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dan

informasi yang diperlukan.

3.2.4. Proscdur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk

mendapatkan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam

penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1) Riset Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari

iiteratur-literatur, teori-teori, dan bacaan lain yang berhubungan

dengan objek pembahasan skripsi ini.

2) Riset Lapangan

Penelitian ini dilakukan secara langsung terhadap perusahaan,

yakni dengan mengumpulkan data-data dan keterangan yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Adapun cara-cara

yang dilakukan adalah:

a) Observasi

Penelitian yang dilakukan secara langsung pada obyek

penelitian untuk melihat pelaksanaan aktivitas-aktivitas

perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.
51

b) Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

kepada pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung

jawab untuk memberikan data dan keterangan akurat yang

dibutuhkan selama penelitian.

c) Kuesioner

Teknik ini dilakukan dengan membuat daftar pentanyaan

yang berhubungan antara variabei satu dengan variabel

lainnya, untuk mempermudah dalam pembahasan lebih

lanjut.

d) Penganalisisan Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya

penulis menganalisis data yang telah diperoleh tersebut

dengan cara membandingkan antara teori-teori yang

dipelajari dengan data-data yang diperoleh dari perusahaan.

3.2.5. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif analisis. yaitu suatu metode yang bertujuan

menggambarkan keadaan objek penelitian yang sebenamya dengan

mengumpulkan data relevan yang tcrscdia, kemudian disusun,

dipelajari, dan dianalisis lebih lanjut, yakni mengenai peranan

anggaran bahan baku terhadap efisiensi biaya produksi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan
4.1.1. Scjarah dan Pcrkcmbangan Perusahaan
I'T Tato Dccovisign didirikan pada tanggal 15 Agustus 1958,
yang beralamat di Jalan Tanah Abang iV No. 17 Jakarta Pusat.
Sebelum bemama FT Tato Decovisign perusahaan ini bemama
Perseroan Terbatas Wooman Trading Company(PT Wooman). Pada
waktu itu perusahaan tersebut bergerak dalam bidang perdagangan
alat tulis kantor, kemudian setelah nama perusahaan berubah menjadi
PT Tato Decovisign jenis kegiatan usahanya menjadi manufaktur,
yakni memproduksi stiker body mobil dan motor serta barang
cetakan lainnya berdasarkan pesanan.
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan banyaknya
kapasitas produksi. pabrik yang bcralamatkan di Jalan Tanah Abang
IV No. 17 Jakarta Pusat ini tidak dapat menampung lagi baik mesin
maupun karyawan yang jumlahnya cukup banyak, oleh sebab itu
pada tahun 1990 pemilik perusahaan membeli PT Hezemeyen Holec
Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 47,4
Cibinong, Bogor. Kemudian nama PT Hezemeyen Holec Indonesia
diganti menjadi PT Tato Decovisign. Alasan memilih lokasi di Jalan
Raya Jakarta-Bogor KM 47,4 Cibinong, Bogor adalah:
52
53

1. Karena ada perusahaan kosong.

2. Karena harganya murah.

3. Banyaknya tenaga kerja di sekitar lingkungan perusahaan.


4. Mudah mencari bahan pembantu untuk proses produksi.

5. I^etaknya stratcgis dan lerscdianya Tasilitas jalan yang baik


schingga mcinudahkan pcngangkutan bahan baku dan basil
produksi.

6. Lokasinya tidak mengganggu lingkungan.

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi memiliki arti penting bag! setiap organisasi


termasuk perusahaan. Strukrur organisasi menjelaskan pembagian
wewenang dan pembagian tanggung jawab kepada para personil
(karyawan) perusahaan. Tujuan dan sasaran suatu organisasi dapat
dicapai apabila dalam tubuh organisasi tersebut terdapat pembagian
tugas dan tanggung jawab yang jelas serta adanya hubungan
kerjasama yang terkoordinasi dengan baik. Kerjasama yang baik
antara masing-masing anggota dapat dicaapai Jika suatu organisasi
memiliki struktur organisasi.

Berikut ini merupakan struktur organisasi dari PT Tato

Decovisign:
\

I. General Manager

Bertanggung jawab atas bawahan dan sumber daya

organisasi lainnya. Mengatur, mengawasi, dan bertanggung

jawab atas satuan kerja secara keseluruhan atau divisi operasi


54

yang mencakup semua atau beberapa kegiatan-kegiatan

fungsional satuan keija. Mengalihkan koordinasi yang tepat dari

semua usaha dan semua bagian. Mempertahankan jika mungkin

mcmperbesar produksi dan penjualan. Memberikan pertimbangan

mengenai pelaksanaan dan hasil kerja dari setiap bagian.

2. Sekretaris

Mclakukan pencatatan terhadap hal-hai umum yang ada di

perusahaan.

3. Marketing

1) Melakukan peninjauan kontrak kembali.

2) Membuat rencana order/ forecast dan perencanaan atau

pengadaan stock.

3) Menerima order manajemen dan mendistribusikan

penanganan, penyimpanan dan pengirimannya.

4) Membuat orientasi perencanaan produk baru.

5) Melayani daint/ complaint pelanggan.

4. Purchase manager

1) Bertanggung jawab atas pengadaan barang-barang untuk

keperluan organisasi.

2) Mcmastikan bahwa barang-barang atau fasilitas teiah

memadai untuk proses produksi.

5. Accounting

Melakukan pengumpulan, pengelompokkan, peringkasan,

dan pencatatan setiap kejadian yang bersifat keuangan dengan


55

cermat dan teliti sehingga menghasilkan laporan keuangan yang

tepat.

6. Plant Manager

1) Bertanggung jawab pada administrasi karyawan.

2) Bertanggung jawab atas perencanaan keuangan dan komersil

pcrusahaan.

3) Bertanggung jawab menjaga nama baik pcrusahaan dan

menjaga hubungan kemitraan dcngan baik terhadap pihak

luar yang berkepentingan dengan perusahaan.

7. Personalia dan umum

1) Penarikan (rekruitment), latihan, dan pengembangan serta

penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam

lingkungan keija yang menguntungkan dan produktif.

2) Bertanggung jawab terhadap administrasi kcpegawaian/

karyawan.

8. Produksi

1) Melaksanakan proses produksi.

2) Mengawasi kualitas dan kuantitas produksi.

3) Bertanggung jawab terhadap jadwal produksi.

4) Mengatasi penyimpangan yang terjadi dalam proses produksi.

5) Merawat dan menjaga kelayakan alat yang digunakan untuk

menunjang kelancaran proses produksi.


56

9. Logistik

1) Bertanggung jawab terhadap barang yang ada di gudang raw

material dan //h/.vA ^oods.

2) Bertanggung jawab terhadap laporan inventory raw material

dan //w/.v/z floods.

3) Mengaturjadwal dan ketepatan waktu pengiriman.

4) Memonitor suratjalan dan permintaan barang

5) Menyediakan suatu sistem dan instruksi pengambilan/

pengeluaran material dari raw material.

10. Engineering

1) Menjaga, mengawasi, dan merawat kinerja dan kondisi

mesin-mesin produksi dan instaiasi listrik secara berkala.

2) Membuat jadwal perawatan dan perbaikan mesin secara

berkala.

3) Menerima, mcndata, malaksanakan perbaikan jika mendapat


laporan kcrusakan/ ketidaksesuaian.

4) Membuat laporan, data kerusakan mesin, analisa kerusakan,

pemecahan masalah, tindakan perbaikan dan evaluasi.

5) Membuat permintaan pembelian untuk mengganti alat/ mesin

yang tidak dapat diperbaiki.

6) Memotivasi dan menggerakkan semua bagian agar ikut aktif

berpartisipasi dalam menjaga dan merawat kinerja mesin dan

peralatan produksi.
57

11. PPC(Production Planning and Control)

1) Menerima PO (Purchase Order) dan JO (Job Order) serta

pendelegasian untuk departemen terkait.

2) Membuat program cutfiiifi maierial berdasarkan kebutuhan

PO/ JO serta untuk kebutuhan buffer slock.

3) Menyediakan bahan baku, bahan pembantu dan bahan

penunjang sesuai kebutuhan dan produk yang telah

ditentukan guna terlaksananya proses produksi.

4) Membuat permintaan barang kubutuhan produksi.

5) Membuat untuk .vH/7/7//er

6) Melakukan pengawasan terhadap keluar masuk barang Work

in Process, gudangy?««7i goods, gudang roll goods.

7) Bertanggung jawab atas proses pengiriman barang jadi yang

akan dikirim kc peianggan.

8) Membuat iaporan penilaian prestasi keija untuk bagian di

bawah PPC.

12. Quality Control

1) Bertanggung jawab terhadap semua kualitas produksi.

2) Membuat design produk dan .sample part sesuai standar/

keinginan peianggan.

3) Memeriksa semua proses, mulai dari incoming maierial, in

proce.ss, hingga oul going pan.

4) Menstandarisasi untuk semua proses di setiap bagian.


58

5) Mendokumentasikan master standard dan" hasil produksi

secara terpelihara.

6) Mcmbuat percobaan sekaligus mendata pada semua jenis

material baru yang akan digunakan untuk proses produksi.

7) Menjaga hasil mutu produksi sesuai dengan mutu/

persyaratan yang diinginkan peianggan.

8) Menyelesaikan claim peianggan dengan baik, tepat waktu,

dan mencegah agar permasalahan yang sama tidak terulang.

9) Membuat laporan, grafik persentase kerusakan/ riject,

analisa kerusakan, pemecahan masalah, tindakan perbaikan

dan evaluasi.

10) Memotivasi dan menggerakkan semua bagian agar ikut

aktif berpartisipasi dalam menjaga dan meningkatkan

kualitas.

13. Supervisor

1) Memimpin dan membinaJorcman.

2) Mengawasi kualitas dan kuantitas produksi.

3) Bertanggungjawabatasjadwal produksi.

4) Mengatasi penyimpangan yang terjadi selama proses

produksi.

5) Mengajukan usulan-usuian untuk perbaikan ketja kepada

atasannya.
59

14. Foreman

1) Membawahi, memimpin dan membina operator.

2) Mengatur pekerjaan operator dengan memperhatikan


efisiensi dan efektivitas.

3) Mengawasi kualitas dan kuantitas hasil keija operator.


4) Bertanggung jawab terhadap pembinaan kualitas kerja
operator,sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja.
5) Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan
lingkungan keija.

6) Membuat laporan harian kepada atasannya.


7) Mengajukan usulan-usulan untuk perbaikan keija kepada
atasannya.

15. Operator

1) Melaksanakan produksi tertentu sesuai dengan perintah


atasan.

2) Menjaga kualitas dan kuantitas hasil pekeijaan.


3) Menjaga dan merawat mesin produksi dan alat keija
lainnya.

4) Membuat laporan harian kepada atasan.

5) Mengajukan usulan-usulan untuk perbaikan kepada atasan.


60

4.13. Bidang Usaha dan Kegiatan

4.13.1. Bidang usaha perusahaan

PT Tato Decovisign adalah perusahaan manufaktur

yang bergerak dalam bidang Otomotif Equipment

Manujacturinfi (OEM), yailu mcmproduksi stikcr body

mobll dan motor scrta barang cctakan lainnya bcrdasarkan

pcsanan.

4.1.3.2. Kegiatan perusahaan

1. Produksi

Dalam mcmproduksi macam stiker, PT Tato

Decovisign memerlukan bahan-bahan seperti: vinyl,

tinta, thinner, dan lain sebagainya.

Flow/ arus proses produksi pada PT Tato

Decovisign adalah sebagai berikut:

1) Proses printinfi

2) Inspeksi (sortir), adalah proses pengecekan barang

yang sudah bagus dan barang yang tidak bagiis.


3) Clear coating

4) Oven, adalah proses pengeringan dengan temperatur

dan waktu yang telah ditetapkan.

5) Finishing, adalah akhir dari proses produksi untuk

melanjutkan proses produksi dari bagian printing.


61

6) Finish goods (gudang barang jadi), adalah

penyimpanan barang-barang yang telah selesai

diproduksi (barang jadi) untuk dikirim ke

pelanggan.

Dalam pelaksanaan proses produksi ada beberapa

tahapan yang harus diperhatikan, sehingga

menghasilkan input produksi yang maksimal serta riject

yang rendah. Tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Persiapan printing

Yang harus diperhatikan;

a) Material telah direcond

b) Tinta telah dilakukan standarisasi oleh QC

c) Screen ready dan checked

2. Proses printing

Tahapan ini merupakan proses produksi yang telah

mcmpunyai standar proses pada pcrusahaan sebagai

berikut:

a) Lot proses per order dengan memperhatikan

skala prioritas.

b) Proses printing dengan tahapan wama sesuai

kualiflkasi barang atau produk yang akan dibuat.

c) Clear proses merupakan tahapan akhir dari

proses printing, selanjutnya dilakukan proses


62

pengeringan dengan waktu sesuai jenis clear

coating yang dipakai.

Prosedur umum dalam proses produksi FT Tato

Decovisign adalah sebagai berikut:

1. Persiapan:

a) Operator harus mengetahui dengan jelas tentang

tugas yang akan dikerjakan, di antaranya:

> Type

> Model stripe

> Sticker

> Urutan warna

b) Kelengkapan pada mesin printing yang akan

digunakan sebagai berikut;

> Squeze/ rakel

> Screen/ moni! sesuai dengan motif

> Rak dan meja penyimpanan material

> Cat/ tinta tclah slandar

> Thinner pembarsih

> Kain majun/ lap

> Bak tempat sampah

2. Proses:

a) Proses produksi pertama harus terlebih dahulu

mendapat persetujuan QC, mengenai:

> Warna tinta


63

> Register sheet

> Hal lain yang menyangkut mutu standar

b) Melaporkan kepada Foreman/ Supervisor jika

yang dikeijakan telah selesal.

c) Menginformasikan pada jam tukar shift

pekeijaan yang belum selesai dikerjakan di shift

1 kepada shift 2.

d) Membuat laporan hasil kerja pada /r>r/» sheet

harian yang mencakup;

> Nama type produk

> Jumlah

> Pemakaian tinta dan clear

> Pemakaian thinner dan kain majun

> Waktu efektif keija dan set-up

e) Setiap akhir proses produksi, operator

diharuskan membersihkan peralatan seperti,

screen,squeze, rakel, dan mesin.

Finishing adalah akhir dari proses produksi, bagian

ini melanjutkan proses produksi dari bagian printing.

Hal-hal yang dilakukan dalam prosesfinishing adalah:

1. Oven : Proses pengeringan dengan

temperatur dan waktu yang telah

ditetapkan.
64

2. Sortir : Pengecekan barang OK dan Not


Good.

3. Kiss cut : Potong sctengah putus.

4. Presmaking : Untuk memudahkan aplikasi.


5. Die cut : Potong putus.

6. Packing lot : Pengikatan sesuai dengan permintaan


pelanggan.

2. Ketenagakeijaan

Masalah ketenagakerjaan di dalam setiap


perusahaan tentu memegang peranan penting karena
tanpa adanya tenaga kerja perusahaan tersebut tidak
akan beijalan. Para pemilik perusahaan tentunya tidak
akan mampu bekeija sendiri, oleh kerena itu untuk
melaksanakan tugas sehari-hari dibantu oleh para staf
dan karyawan yang diberi imbalan (gaji/ upah)atas jasa
yang mereka berikan. Adapun sistem pembayaran gaji
pada perusahaan ada dua macam:

1. Karyawan bulanan: karyawan tetap yang menerima


gaji sebulan sekali dan dibayarkan .setiap akhir
bulan.

2. Karyawan harian ; adalah karyawan tidak tetap


(kontrak) yang pembayaran gajinya dihitung secara
harian dan mereka menerima gaji seminggu sekali
yaitu setiap hari jumat.
65

3. Pergudangan

Gudang adalah suatu tempat penyimpanan dan

pengeluaran barang baik berupa barang mentah ataupun

barangjadi.

Gudang pada FT Tato Decovisign dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:

1. Gudang material : adalah tempat penyimpanan

bahan-bahan mentah/ bahan baku. Gudang material

disebutjuga gudang signshop.

2. Gudang Finish goods : adalah tempat penyimpanan

barang-barang yang telah jadi dan akan dikirim ke

pelanggan.

4. Pemasaran

Pemasaran adalah segala usaha atau kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

terhadap barang atau jasa dengan tujuan memberikan

kepuasan terhadap semua pihak.

Strategi pemasaran PT Tato Decovisign adalah


sebagai berikut:

1. Memproduksi barang-barang dengan kualitas baik.


2. Menyediakan layanan afiersales yang baik.

3. Hargajual produk yang kompetitif.


66

4.2. Pembahasan

4.2.1. Penyusunan Anggaran

I. Proses Penyusunan Anggaran

Berdasarkan teori, proses penyusunan anggaran pada

perusahaan adalah sebagai berikut;

a. Penetapan sasaran oleh manajer atas.

b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya

yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut

oleh manajer bawah.

c. Review oleh manajer atas terhadap usulan anggaran

yang diajukan oleh manajer bawah.

d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang

diajukan oleh manajer bawah.

Pada kenyataannya proses penyusunan anggaran pada PT

Tato Decovisign diuraikan sebagai berikut:

1) Menetapkan terlebih dahulu sasaran yang ingin dicapai oleh

perusahaan dalam satu tahun ke depan. Penetapan sasaran

ini dilakukan oleh general manager berdasarkan

pengalaman tahun-tahun yang lalu serta taksiran/

perencanaan untuk satu tahun ke depan. Anggaran

sementara ini disebarluaskan kepada para manajer di

bawahnya, yaitu: marketing manager, purchase manager,

accounting manager, dan plant manager.


67

2) Para manager bawah mengajukan usulan terhadap sasaran

yang telah ditetapkan oleh general manager tersebut yang

berupa besamya sumber daya yang diperlukan serta

kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan

dalam mencapai sasaran tersebut.

3) General manager malakukan peninjauan ulang terhadap

usulan yang diajukan oleh para manager di bawahnya serta

melakukan negosiasi sehingga usulan anggaran dipandang

cukup tepat dan seluruh komponen perusahaan mampu

untuk merealisasikannya.

4) Persetujuan general manager atas usulan yang diajukan oleh

manajer di bawahnya yang kemudian disahkan menjadi

anggaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses

penyusunan anggaran pada PT Tato Decovisign telah dilakukan

dengan baik sesuai dengan teori yang disebutkan sebelumnya.

2. Bagian-Bagian yang Terlibat dalam Penyusunan Anggaran

Bagan organisasi dan bagan perkiraan perusahaan

merupakan kerangka dasar bagi penyusunan anggaran yang

terkoordinasi dan efisien. Bagan organisasi merumuskan

tanggung jawab fungsional dari para pelaksana dan dengan

demikian merupakan dasar untuk menilai anggaran yang

ditetapkannya. Meskipun tanggung jawab terakhir atas anggaran

ada pada general manager, namun setiap manager bertanggung


68

jawab atas penytapan dan pelaksanaan anggaran departemen

masing-masing. Agar anggaran dapat berhasil dicapai, semua

manager harus dapat bekeija sama dan memahami peranannya

bagi keberhasilan anggaran tersebut. Anggaran harus merupakan

usaha bersama dari banyak orang yang menjadi dasar untuk

bertindak.

Bagian-bagian yang terlibat dalam penyusunan anggaran

pada PT Tato Decovisign adalah;

1) General Manager

a) Menetapkan kebijakan umum serta sasaran yang ingin

dicapai untuk periode yang akan datang.

b) Mendorong peran serta dari setiap tingkatan organisasi

dalam proses dan pelaksanaan anggaran.

c) Meminta, menerima, dan meninjau usulan anggaran

dari masing-masing manager di bawahnya.

d) Menyetujui anggaran serta perbaikan-perbaikannya.

e) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran

serta mengevaluasi pelaksanaan anggaran pada setiap

akhir periode anggaran agar diketahui seberapa jauh

anggaran direalisasikan.

2) Marketing Manager

a) Mencari order penjualan sarta membuat rencana

penjualan untuk memasarkan produk perusahaan. Hal

ini sangat penting bagi perusahaan sebagai dasar bagi


69

penyusunan anggaran bahan baku. Dari perkiraan

penjualanlah perusahaan dapat mengetahui produk yang

harus diproduksi, sehingga dapat diketahui pula jenis

dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan.

b) Menerima order dan mendistribusikan penanganan,

penyimpanan dan pengirimannya.

c) Membuat orientasi perencanaan produk baru.

d) Melayani claim/complaint pelanggan.

3) Purchase Manager

Membuat rencana pembelian bahan baku berdasarkan

kebutuhan proses produksi, di antaranya:

a) Menerima atau membuat permintaan pembelian untuk

semua bahan dan supplies yang akan dibeli.

b) Membuat dan mengirimkan pesanan pembelian kepada

supplier.

c) Memberikan faktur pembelian yang sudah disahkan

kepada bagian akuntansi biaya untuk bagian pencatatan.

4) Accounting Manager

a) Sebagai anggota dari komite anggaran, memberikan

saran dan usulan tentang kebijaksanaan persediaan

kepada manajemen. Termasuk mengkoordinasi

penentuan anggaran investasi untuk persediaan bahan

dan penentuan perputaran persediaan.


70

b) Menyelenggarakan pencatatan yang berhubungan


dengan transaksi persediaan bahan atas dasar dokumen

atau bukti pembukuan yang sah.

c) Menyusun sistem pengendalian intern untuk menjaga


kemungkinan teqadinya penyelewengan atas bahan.

d) Menyelenggarakan pemeriksaan khusus dan


perhitungan phisik persediaan.

5) Plant Manager

a) Membuat pcrencanaan produksi dan rule produksi.


b) Merencanakan jenis, jumlah, dan kapan waktu bahan
diperlukan untuk kegiatan produksi.

c) Bekeijasama dengan manajer lain dalam penyusunan

anggaran bahan baku.

d) Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dalam


menyusun anggaran bahan baku. Adapun bagain-bagian

di bawah Plant Manager yaitu: bagian produksi,

logistik, PPC, quality control, dan personalia.


Koordinasi tersebut di antaranya:

(1) Bersama bagian produksi:

- Mengawasi kualitas dan kuantitas produksi.

- Perencanaan jadwal produksi.

- Mengatasi penyimpangan yang teijadi dalam

proses produksi.

(2) Bersama bagian logistik:


71

- Melakukan pengawasan terhadap barang yang

ada di gudang raw material danfinish goods.

- Mengawasi kecukupan persediaan bahan baku

untuk proses produksi.

- Menerima dan memeriksa laporan inventory

raw material dan fmish goods dari bagian

logistik.

- Mengawasi jadwal dan ketepatan waktu

pengiriman barang.

(3) Bersama bagian PPC:

- Membuat perencanaan jadwal produksi.

- Menyediakan bahan baku, bahan pembantu

dan bahan penunjang sesuai kebutuhan dan

produk yang telah ditentukan guna

terlaksananya proses produksi.

- Membuat permintaan barang kubutuhan

produksi.

- Melakukan pengawasan terhadap keluar

masuk barang Work in Process^ gmdsxigfmish

goods, gudang roll goods.

- Mengawasi jadwal ketepatan pengiriman

barang jadi yang akan dikinm ke pelanggan.

(4) Bersama bagian quality control:


72

Bertanggung jawab terhadap semua kualitas

produksi.

- Memeriksa kualitas design produk dan sample

part agar sesuai standar/ keinginan pelanggan.

- Mengawasi proses incoming material, in

process, hingga out going part.

- Menerima iaporan percobaan pada semuajenis


material baru yang akan digunakan untuk

proses produksi.

- Menjaga hasil mutu produksi sesuai dengan


mutu/ persyaratan yang diinginkan pelanggan.

- Menyelesaikan claim pelanggan dengan baik,


tepat waktu, dan mencegah agar permasalahan
yang sama tidak terulang.

- Menerima Iaporan mengenai grafik persentase

kerusakan/ riject, analisa kerusakan,

pemecahan masalah, tindakan peibaikan dan


evaluasi.

(5) Bersama bagian personalia;


- Memastikan tersedianya tenaga keija yang

memadai bagi kegiatan perusahaan baik

jumlah maupun keahliannya.


73

- Bersama-sama dengan seluruh bagian untuk

menciptakan lingkungan keija yang kondusif,

menguntungkan, dan produktif.

- Menerima iaporan administrasi kepegawaian/

karyawan.

Pada intinya dalam penyusunan anggaran bahan baku para

manajer melibatkan bagian-bagian di bawahnya untuk


berpartisipasi. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa

perusahaan telah melibatkan bagian-bagian yang diperiukan


dalam penyusunan anggaran, mulai dari general manager dan
para manajer di bawahnya sesuai dengan tanggung-Jawabnya
masing-masing, sehingga dalam pelaksanaannya seluruh bagian

tersebut merasa memilki tanggung jawab bersama untuk

merealisasikan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Metode Penyusunan Anggaran

Ada tige metode yang digunakan dalam penyusunan

anggaran, yaitu metode top down, metode bottom up, dan metode
kombinasi. Adapun metode penyusunan anggaran yang

digunakan oleh perusahaan adalah metode kombinasi antara top


down dan bottom up, artinya anggaran tidak hanya disusun oleh

General Manager, namun manajer-manajer dan bagian-bagian di


bawahnya ikut dilibatkan dalam penyusunan anggaran, karena
merekalah yang terlibat langsung dalam proses produksi.

Sehingga dalam pelaksanaannya seluruh bagian tersebut merasa


74
memilki tanggungjawab bersama untuk merealisasikan anggaran
yang telah ditetapkan
4. Faktor-Faktor Penyusun Anggaran
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran adalah;
1) Faktor-faktor intern, yaitu faktor-faktor yang berasal dari
dalam perusahaan, antara lain;
a). Penjualan tahun-tahun yang lalu.
b). Kebijaksanaan i^rusahaan yang berhubungan dengan
masalah harga jual, syarat penjualan barangyang dijual,
pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.
c). Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
d). Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya
(kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya
(kualitatif).
e). Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
f). Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
g). Kebijaksanaan-kabijaksanaan perusahaan yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fiingsi perusahaan,
baik di bidang pemasaran, produksi, pembelanjaan,
administrasi maupun personalia.
2) Faktor-faktor ekstem, yaitu faktor-faktor yang berasal dari
luar perusahaan,antara lain:
a) Keadaan persaingan.
75

b) Tingkat pertumbuhan penduduk.

c) Tingkat penghasilan masyarakat.

d) Tingkat pendidikan masyarakat.

e) Tingkat penyebaran penduduk.

f) Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kabiasan

masyarakat.

g) Berbagai kebijaksanaan pemarintah, baik di bidang

politik, ekonomi,sosial, budaya maupun keamanan.

h) Keadaan perekonomian nasional maupun intemasional,

kemajuan teknologi dan sebagainya.

Adapun pada kenyataannya, faktor-faktor yang

dipertimbangkan perusahaan (jalam penyusunan anggaran bahan

baku adalah sebagai berikut:

1) Faktor-faktor intern:

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu sebagai gambaran

untuk memperkirakan volume produksi pada periode

yang akan datang.

b. Pemesanan periode sebelumnya yang belum selesai atau

baru akan diproduksi pada periode yang akan datang,

tentu akan mempengaruhi proses produksi yang akan

dilakukan perusahaan, karena akan mempengaruhi

kebutuhan bahan baku pada periode mendatang

c. Ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang lainnya

di pasaran. Karena ketiadaan bahan baku di pasaran


76

tentu akan menghambat proses produksi. Oleh karena

itu, sebelum menyusun anggaran bahan baku

perusahaan hams memastikan tersedianya bahan baku

di pasaran, atau bahkan sudah memilih supplier untuk


meraasok bahan baku yang diperlukan.

d. Ketersediaan tenaga keija, baik jumlah maupun

keahliannya. Tenaga keqa, khususnya bagian produksi

yang terampil akan bekeija dengan baik, sehingga

kesalahan/ rijeck yang terjadi bisa ditekan sekecil

mungkin, hal ini tentu akan menghemat pemakaian

bahan baku.

e. Kapasitas produksi.

Sebelum menerima pesanan/ order dari pelanggan,

perusahaan mempertimbahgkan terlebih dahulu

kapasitas produksi perusahaan, sehingga hanya akan

menyetujui pesanan yang sanggup dipenuhinya. Oleh

karena itu pemsahaan hanya akan membeli bahan baku

yang ordemya telah disetujui.

f. Kondisi mesin-mesin dan fasilitas lain yang ada pada

pemsahaan. Kondisi mesin yang baik akan


memperkecil teijadinya rijeck, sehingga dapat
menghemat pemakaian bahan baku yang pada akhimya
memperkecil biaya pemakaian bahan baku.
77

g. Modal keija yang dimiliki perusahaan perlu

dipertimbangkan dalam penyusunan apggaran. Jika

tersedia modal keija yang cukup, maka perusahaan

dapat membeli bahan baku secara tunai. Hal ini bisa

menghemat beban bunga yang hams dikeluarkan oleh

pemsahaan akibat pembelian bahan baku dengan

hutang.

2) Faktor-faktor ekstem:

a. Persaingan usaha.

Tidak dapat dipungkiri bahwa di dalam dunia usaha

persaingan adalah suatu hal yang wajar teijadi, begitu

pula yang dialami oleh FT Tato pecovisign. Untuk

dapat bersaing dengan pemsahaan lain, FT Tato

Decovisign selalu bempaya untuk menghasilkan produk

yang berkualitas dengan harga yang kompetitif demi

tercapainya kepuasan pelanggan, sehingga pelanggan

menamh kepercayaan kepada perusahaan untuk

membuat produk yang diinginkannya.

b. Femesanan yang tiba-tiba dari pelanggan.

Perusahaan melakukan kegiatan produksi berdasarkan

pesanan, bahkan sering teijadi pemesanan yang tiba-tiba

dari pelanggan yang meminta agar pesanannya

diselesaikan dalam waktu secepatnya. Dalam hal ini

diperlukan ketelitian dan analisa pemsahaan untuk


78

menerima atau menolak pesanan tersebut berdasarkan

kesanggupan dan kesiapan penisahaan, di antaranya

ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang memadai.

c. Kurs rupiah terhadap dolar.


Bahan baku yang digunakan oleh penisahaan ada yang

diperoleh dari dalam negeri dan ada pula yang diimport

dari luar negeri. Untuk bahan baku yang diimport dari

luar negeri maka pembeliannya menggunakan mata


uang dolar, oleh karepa itp kurs rupiah yang berubah-
ubah terhadap dolar bisa mempengaruhi harga bahan

baku.

d. Selera masyarakat yang selaly menginginkan mutu

barang yang bagus, hal ini tentu mengharuskan proses


produksi menggunakan mutu bahan baku yang bagus
pula.

e. Kondisi ekonomi dunia usaha.

Kondisi ekonomi dunia usaha yang baik akan

memungkinkan para produsen bahan baku membuat


bahan baku yang berkualitas tinggi. Namun jika
kondisinya kurang baik, maka produsen mengalami
kesulitan untuk membuat bahan baku yang berkualitas

tinggi. Bahkan dalam kondisi seperti ini bisa terjadi


kenaikan harga bahan baku.
79

f. Kebijakan perusahaan untuk menyepakati harga bahan

baku dengan pemasok, mengingat perusahaan sering


melakukan kesepakatan harga bahan baku untuk satu

tahun ke depan.

Pada intinya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang


dipertimbangkan oleh perusahaan dalam penyusunan anggaran

telah sesuai dengan teori yang diuraikan sebelumnya, hanya saja


ada penambahan faktpr yang dipertimbangkan perusahaan sesuai
dengan kegiatan perusahaan.

5. Elemen-Elemen Biaya yang Mempengaruhi Harga Perolehan

Bahan Baku:

Dalam perencanaan bahan baku se|ain memperhitungkan


harga bahan baku, perusahaan juga harus memperhitungkan
harga perolehan bahan baku. Harga perolehan bahan baku yaitu
harga beli ditambah biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
memperoleh bahan baku sampai dapat digunakan. Adapun
elemen-elemen yang dapat mempengaruhi harga perolehan bahan
baku adalah sebagai berikut:

a. Harga faktur termasuk biaya angkut dari setiap satuan (cost/


unit) bahan yang dibeli.

b. Biaya pemesanan atau biasa disebut procurement cost atau


set-up cost atau ordering cost. Biaya pemesanan adalah
biaya yang teijadi dalam rangka melaksanakan kegiatan
80

pemesanan bahan. Atas cjasar tingkat variabilitasnya biaya

pemesanan dapat dikelompokkan menjadi:

(1) Biaya pemesanan tetap, yaitu biaya pemesanan yang

besamya tetap sama dalam periode tertentu tidak

dipengaruhi oleh frekpensi pemesanan, misalnya: gaji

bagian pembelian, biaya penyusutan aktiva tetap bagian

pembelian, dab Iain-lain biaya tetap nntuk pemesanan.

(2) Biaya pemesanan variat)el, yaitu biaya pemesanan yarig

jumlah totalnya benibah-ubah secara proporsional

dengan frekuensi pemesanan. Semakin tinggi (sering)

frekuensi pemesanan berakibat biaya pemesanan

variabel jumlahnya tinggi, semakin rendah Qai^ng)

frekuensi pemesanan semakin rendah pula biaya

pemesanan vanabel. Yang termasuk biaya pemesanan

variabel misalnya;

- Biaya pembuatan dan pengiriman dokumen

permintaan pembelian/ pesanan pembelian.

- Biaya pembuatan laporan penerimaan bahan dan

pemeriksaan kuantitas dan kualitas.

- Biaya penerimaan bahan yang dipesan.

- Biaya pencatatan hutang dan mempersiapkan

pembayaran atas pembelian bahan.

- dan Iain-lain
81

c. Biaya penyimpanan atau 4isebut storage cost atau carrying

cost, yaitu biaya yang terja^i dalam rangka melaksanakan

kegiatan penyimpanan l^ahan. Atas ^^ar tingkat

variabilitasnya biaya penyimpanan dapat dikelompokkan

menjadi:

(1) Biaya penyimpanan tetap, yaitu biaya penyimpanan

bahan baku yang jumlah totalnya tidak dipenganihi

jumlah atau besamya bahan baku yang disimpan di

gudang, misalnya: biaya penyusutan gudang, gaji

karyawan tetap bagian gudang.

(2) Biaya penyimpanan variabel, yaitu hiaya penyimpanan

bahan baku yang jumlah totalnya bepibah-ubah secara

proporsional dengan jumlah atau besamya bahan baku

yang disimpan. Semakin besar bahan baku yang

disimpan berakibat semakin besar pula biaya

penyimpanan variabel, semakin kecil bahan baku yang

disimpan berakibat semakin kecil pula biaya

penyimpanan variabel. yang termasuk biaya

penyimpanan variabel misalnya;

- Biaya sewa gudang (apabila gudang disewa dari

pihak lain).

- Biaya asuransi bahan baku.

- Biaya administrasi gudang.

- Biaya atas rusak dan usangnya bahan, dll.


82
Pada kenyataannya tidak semua elemen-elemen biaya
tersebut dapat mempengaruhi harga perolehan bahan baku pada
FT Tato Decovisign,seperti:
1) Biaya ^ngkut, tidak mempengan|hi harga perolehan karena
adanya kesepakatan tentang berapapun perpsahaan membeli
bahan baku,biaya angkutnya ditanggung oleh pemasok.
2) Biaya sewa gudang, tidak mempengarphi harga perolehan
karena perusahaan memiliki gudang sendiri yang cukup
memadai.
3) Biaya atas rusak dan usangnya hahan, tidpk mempengaruhi
harga perolehan karena bahan tiaku yang digunakan
perusahaan adalah bahan baku yang tahan lama dan tidak
mudah rusak/usang.
Sedangkan elemen-elemen biaya yang mempengaruhi
harga perolehan bahan baku perusahaan adalah:
1) Biaya pemesanan tetap: gaji bagian pembelian dan biaya
penyusutan aktiva tetap bagian pembelian.
2) Biaya pemesanan variabel: biaya pembuatan dan pengiriman
dokumen permintaan pembelian, biaya pembuatan laporan
penerimaan bahan dan pemeriksaan kuantitas dan kualitas,
serta biaya pencatatan hutang dan mempersiapkan
pembayaran atas pembelian bahan.
3) Biaya penyimpanan tetap: biaya penyusutan gudang dan gaji
kaiyawan tetap bagian gudang.
83

4) Biaya penyimpanan variabel: biaya asurmisi bahan baku dan

biaya administrasi gudang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua

elemen-elemen biaya harga perolehan bahan baku yang

disebutkan dalam teori dapat mempengaruhi harga perolehan

bahan baku pada perusahaan, dikarenakan tergantung kondisi

perusahaan dan kesepakatan perusahaan depgan pihak lain.

6. Penilaian Kewajaran Angka-Angka Yang Terdapat Pada

Anggaran

Perusahaan membuat anggaran untuk perencanaan produksi

atas pemesanan-pemesanan yang telah djlakiflcap oleh pelanggan.


Adapun di luar pemesanan tersebut, perusahaan menyesuaikan

dengan kapasitas produksi dan memprioritaskan pesanan yang

telah diterima. Jika perusahaan sanggup memenuhi pesanan tiba-

tiba yang hams selesai pada periode anggaran berjalan, maka

pemsahaan akan menerima order pesanan tersebut, namun jika

pemsahaan tidak sanggup untuk memenuhinya maka pemsahaan

akan menolak order pesanan tersebut.

Untuk menilai apakah angka-angka yang terdapat di dalam

anggaran wajar atau tidak, adalah dengan melihat apakah angka-

angka tersebut sesuai dengan kebutuhan pemsahaan untuk

memenuhi pesanan pelanggan. Untuk persediaan bahan baku,

pemsahaan biasanya menyiapkan dua kali lipat dari jumlah

kebutuhan, sebagian untuk digunakan dan sebagian lagi untuk


84

persediaan pengaman. Hal ini akan menyebabkan tidak

efisiennya biaya persediaan yang diakibatkan tingginya biaya

penyimpanan bahan baku, selain juga akan berakibat banyak

investasi yang tertanam pada bahan baku. Namun temyata,

banyaknya persediaan bahan baku yang disimpan perusahaan

tidak menyebabkan ketidakeflsienan biaya yang signifikan, hal

ini dikarenakan tidak semua elemen-elemen biaya penyimpanan

persediaan bahan bahu dapat mempengaruhi harga perolehan


bahan baku perusahaan seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa angka-angka

yang terdapat pada anggaran bahan baku wajar karena:

(1) Proses penyusunannya telah dilakukan dengan baik dan


sesuai dengan prosedur/ teori.

(2) Perusahaan telah melibatkan bagian-bagian yang diperlukan

dalam penyusunan anggaran, mulai dari general manager

dan para manajer di bawahnya sesuai dengan tanggung

jawabnya masing-masing

(3) Faktor-faktor penyusun anggaran telah dipertimbangkan


dengan baik.

(4) Sedikitnya elemen-elemen biaya yang dapat mempengaruhi


harga perolehan bahan baku dan biaya penyimpanan bahan
baku.
85

4.2.2. Anggaran Bahan Baku PT Tato Decovisign

Dalam melakukan proses produksi PT Tato Decovisign

menggunakan bahan baku sebagai berikut:

Tabel 2
Data Bahan Baku

Standard
No. Bahan Baku Satuan Material Harga
Superstick
1. Roll 1,09 m X 100 m Rp. 1.199.000
White
Superstick
2. Roll 1,09 m X 100 m Rp. 1.199.000
Transparant
3. Fujical 3011 Roll 1,09 mx 100 m Rp. 2.834.000

4. Fujical 3080 Roll 1,09 m X 100 m Rp. 2.834.000


Sumber; PT Tato Decovisign

Anggaran bahan baku merupakan penjabaran lebih lanjut dari

anggaran produksi. Oleh karena itu sebelum menyusun anggaran

bahan baku, terlebih dahulu perusahaan harus menyusun anggaran

produksi yang mencakup jumlah unit produk yang akan diproduksi

selama periode yang akan datang.

Berikut ini adalah anggaran produksi perusahaan tahun 2003;

Tabel 3
Anggaran Produksi Tahun 2003
Produk Jumlah Produksi

Cover Hole Daihatsu 201.600 unit

Body Stripe Katana 1.152 unit

Mark Honda 120 mm,type 1 18.000 unit

Plate Tail Gate Name Daihatsu 4.200 unit

Sumber; PTTato Decovisign


86

Dari Anggaran Produksi di atas maka dapat dibuat anggaran

bahan baku sebagai berikut:

1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku, untuk mengetahui berapa

bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan proses produksi

pada tahun 2003.

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku, untuk mengetahui jumlah

bahan baku yang harus dibeli pada tahun 2003.

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku, untuk mengetahui kuantitas

bahan baku yang disimpan sebagai persediaan pada tahun 2003.

4. Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku, untuk mengetahui nilai

bahan baku yang digunakan pada tahun 2003.

Pada halaman berikutnya akan diuraikan data-data mengenai

anggaran bahan baku PT Tato Decovisign pada tahun 2003.

Perusahaan menetapkan maksimal riject yang masih bisa ditoleransi

sebesar 10 %.Penetapan ini sebenamya dilakukan untuk menentukan

besamya bahan baku yang harus disediakan untuk proses produksi..

Menurut perhitungan perusahaan jika riject yang terjadi lebih dari

10%, maka ketidakefisienan biaya bahan baku cukup besar. Namun

demikian perusahaan selalu berupaya menekan sekecil mungkin

terjadinya rijeck.
00 1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku;

Tabel 4
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2003

Unit yang Kebutuhan Maksimal riject Kebutuhan


Bahan Standard Bahan Baku +
Produk dihasUkaii/ Produksi Bahan 10%dari
Baku Pemakaian
roll Baku kebutuhan cadangan riject

Superstick Cover hole


62 cm X 109 cm 160 unit 201.600 unit 1.260 roll 126 roll 1.386 roll
white Daihatsu

Superstick Body stripe 7,7 =


56 cm X 118 cm 165 unit 1.152 unit 7 roll 0,7 roll
transparant Katana 8 roll

Fujical Mark Honda 13,86 =


27 cm X 28 cm 1.439 unit 18.000 unit 12,6 roll 1,26 roll
3011 120 mm,type 1 14 roll

Fujical Plate tail gate 25 cm X 47 cm 927 unit 4.200 unit 4,54 roll 0,45 roll 5 roll
3080 name Daihatsu

Sumber: PT aio Decovisign


88

Berikut ini perhitungan mengenai unit produk yang


dihasilkan tiap roll bahan baku:

Unit yang dihasilkan/ roll =(LSM / LSP)X(PSM / PSP)

Ket: LSM : Icbar standard material

LSP : lebar standard pemakaian

PSM : panjang standard material

PSP : panjang standard pemakaian

a. Cover Hole Daihatsu standard pemakaian 62 cm x |09 cm,


menggunakan bahan baku Superstick Transparant standard

material 109 cm x 10.000 cm, berhubung lebar standard

materialnya sama dengan tinggi standard pemakaian maka

untuk mengoptimalkan penggunaan bahan baku pemotongan

dilakukan dibalik yakni lebar standard material/ panjang


standard pemakaian, lalu panjang standard material/ lebar

standard pemakaian,sehingga:

(109 cm/ 109 cm)x (10.000 cm/62 cm)= 160 unit

b. Body Stripe Katana;

(109 cm/ 56 cm)x(10.000 cm/ 1 18 cm)= 165 unit

c. Mark Honda 120 mm,type 1:

(109 cm/ 27 cm)x (10.000 cm/ 28 cm)= 1.439 unit

d. Plate Tail Gate Name Daihatsu:

(109 cm/ 25 cm)x (10.000 cm/47 cm)= 927 unit


89

Sedangkan untuk menghitung kebutuhan bahan baku

dengan perhitungan;

Kebutuhan = Rencana unit produksi


Bahan Baku Unit yang dihasilkan tiap roll

a. Cover Hole Daihatsu: 201.600 unit/160 unit= 1.260 roll

b. Body Stripe Katana: 1.152 unit/165 unit= 7 roll

0. Mark Honda 120 mm,type 1: 18.000 unit/1.439 unit=l 2,6 roll

d. Plate Tail Gate Name Daihatsu: 4.200 unit/927 unit=4,54 roll.

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku:

Dari Anggaran Kebutuhan Bahan Baku tersebut perusahaan

menyusun anggaran pembelian tiap jenis bahan baku yang

dibutuhkan. Berikut ini adalah data Anggaran Pembelian Bahan

Baku Tahun 2003:

rebel 5
Anggaran Pembelian Bahan Baku
Bahan Baku
Keterangan Superstick Superstick
Fujical 3011 Fujical 3080
white Transparant
Kebutuhan 1.356 roll 8 roll 14 roll 5 roll

Persediaan Akhir 693 roll 4 roll 7 roll 3 roll

Jumlah Kebutuhan 2.079 roll 12 roll 21 roll 8 roll

Persediaan Awal 1.000 roll 5 roll 10 roll 4 roll

Pembelian 1.079 roll 7 roll 11 roll 4 roll

Harga Rp 1.199.000/roll Rp 2.834.000/roll


Nilai Pembelian(Rp) 1.293.721.000 8.393.000 31.174.000 11.336.000

Total Nilai
Rp 1.344.624.000
Pembelian

Sumber: PTTato Decovisign


90

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku Tahun 2003:

Tabel 6
Anggaran Persadiaan Bahan Baku Tahun 2003

Bahan Baku Persediaan Persediaan


Awal(roll) Akhir (roll)
Superstick
1.000 roll 693 roll
White
Superstick
5 roll 4 roll
Transparant
Fujical
10 roll 7 roll
3011
Fujical
4 roll 3 roll
3080
Sumber: PTTato Decovistgn

4. Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku Tahun 2003:

Tabel 7
Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku Tahun 2003

Produk Bahan Baku Harga Kebutuhan Jumlah

Cover Hole Superstick


Rp 1.199.000 1.386 roll Rp 1.661.814.000
Daihatsu White

Body Stripe Superstick


Rp 1.199.000 8 roll Rp 9.592.000
Katana Transparant

Mark Honda
Fujical 3011 Rp 2.834.000 14 roll Rp 39.676.000
120 mm, type 1

Plate Tail Gate


Fujical 3080 Rp 2.834.000 5 roll Rp 14.170.000
Name Daihatsu

Total Rp 1.725.252.000

Sumber:PT Tato Decovisign


91

4.2.3. Efisiensi Biaya Produksi

Untuk mengetahui efisiensi biaya produksi, maka perlu


dilakukan pembandingan antara anggaran bahan baku dengan
realisasinya. Pembahasan berikut ini akan menguraikan
perbandingan antara anggaran bahan baku dengan realisasinya.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, FT Tato Decovisign
melakukan proses produksi berdasarkan pesanan, oleh karena itu
tidak menutup kemungkinan akan terjadi pesanan tiba-tiba pada
suatu periode anggaran, sehingga mengakibatkan pesanan tersebut
tidak tercantum dalam anggaran produksi yang telah ditetapkan.
Namun untuk membandingkan antara anggaran bahan baku yang

telah ditetapkan dengan realisasinya, maka pesanan tiba-tiba


tersebut diabaikan terlebih dahulu. Data realisasi produksi FT Tato
Decovisign pada tahun 2003 adalah sebagai berikut:
label 8
Data Produksi Tahun 2003

Froduk Jumlah Produksi

Cover Hole Daihatsu 201.600 unit

Body Stripe Katana 1.152 unit

Mark Honda 120 mm, 18.000 unit


tvne 1
Plate Tail Gate Name 4.200 unit
Daihatsu

Decal Carry 1.0 3.900 unit

Sumber: FT Tato Decovisign


92

Dari data produksi tersebut diperoleh data mengenai realisasi


bahan baku yaitu kebutuhan bahan baku, pembelian bahan baku,
persediaan bahan baku, dan biaya pemakaian bahan baku.
1. Realisasi Kebutuhan Bahan Baku

Tabel 9
Realisasi Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2003
Unit yang Kebutuhan
Bahan Standard dihasilkan/ Produksi Bahan
Produk
Baku Pemakaian Baku
roll

Superstick Cover hole


62 cm X 109 cm 160 unit 201.600 unit 1.400 roll
white Daihatsu

- Body stripe S6cmx 118 cm 165 unit 1.152 unit 8 roll


Superstick Katana
transparant - Decal Carry 21 cm X 38 cm 1.315 unit 3.900 unit 3 roll
1.0

Fujical Mark Honda 27 cm X 28 cm 1.439 unit 18.000 unit 13 roll


3011 120 mm,type 1

Fujical Plate tail gate 25 cm X 47 cm 927 unit 4.200 unit 5 roll


3080 name Daihatsu

Sumber:PT Tato Decovisign

Dengan mengabaikan pesanan tiba-tiba yakni Decal Cany


1.0, maka dapat diketahui perbandingan anggaran kebutuhan
bahan baku dengan realisasinya sebagai berikut:
Tabel 10
Perbandingan Anggaran Kebutuhan Bahan Baku dengan
Realisasinya

Selisih
Anggaran Realisasi Persentase
Anggaran
Bahan Baku Kebutuhan Kebutuhan Selisih
dengan
Bahan Baku Bahan Baku (M/TM)
realisasi
Superstick 1.386 roll 1.400 roll 14 roll 1,01 % (TM)
white
Superstick 8 roll 0 0
8 roll
transparant
Fujical 14 roll 13 roll 1 roll 7,14 %(M)
301!
Fujical 5 roll 5 roll 0 0
3080
Sumber: PT Tato Decovisign
93

2. Realisasi Pembelian Bahan Baku Tahun 2003

Data realisasi pembelian bahan baku pada tahun 2003

adalah sebagai berikut;

label 11
Realisasi Pembelian Bahan Baku Tahun 2003

Bahan Baku Pembelian Harga/roll Nilai Pembelian


(roll)

Superstick Rp 1.199.000 Rp 1.293.721.000


1.079 roll
White

Superstick Rp 1.199.000 Rp 8.393.000


7 roll
Transparant

Fujical 3011 11 roll Rp 2.834.000 Rp 31.174.000

Fujical 3080 4 roll Rp 2.834.000 Rp 11.336.000

Total nilai pembelian bahan baku Rp 1.344.624.000

Sumber: FT Tato Decovisign

Perbandingan antara anggaran pembelian bahan baku

dengan realisasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 12
Perbandingan Anggaran Pembelian
Bahan Baku dengan Realisasinya

Anggaran Realisasi
Bahan Baku Pembelian Pembelian
Bahan Baku (roll)
Superstick 1.079 roll
1.079 roll
White
Superstick 7 roll
7 roll
Transparant

Fujical 3011 11 roll 11 roll

Fujical 3080 4 roll 4 roll

Sumber: PT Tato Decovisign


94

Dari data perbandingan di atas dapat diketahui bahwa tidak

ada selisih antara anggaran dengan realisasinya yang berarti

anggaran pembelian telah direalisasikan dengan baik.

3. Realisasi Persediaan Bahan Baku Tahun 2003

Data realisasi persediaan bahan baku pada tahun 2003

adalah sebagai berikut:

label 13
Persadiaan Bahan Baku Tahun 2003
Persediaan Persediaan
Bahan Baku
Awal(roll) Akhir(roll)
Superstick 1.000 roU 679 roll
White
Superstick 4,5 roll
5 roll
Transparant

Fujical 3011 10 roll 7 roll

Fujical 3080 4 roll 3 roll

Sumber: PT Tato Decovisign

Dengan mengabaikan pemakaian bahan baku akibat

pesanan tiba-tiba yakni Decal Carry 1.0 yang menggunakan

bahan baku Superstick Transparant, maka dapat diketahui

perbandingan anggaran persediaan bahan baku dengan


realisasinya sebagai berikut:
95

label 14
Perbandingan Anggaran Persediaan Bahan Baku dengan Realisasinya

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi


Selisih
Bahan Baku Persediaan Persediaan Persediaan Persediaan
(M/TM)
Awal (roll) Awal(roll) Akhir(roll) Akhir(roll)
14 roll =
Superstick 1.000 roll 693 roll 679 roll 2.02%
1.000 roll -

White (TM)
0.5 roll -
Superstick
Transparant
5 roll 5 roll
iSelsih
- 4 roll 4,5 roll 12,5%
(M)
Fiijical 7 roll 7 roll
10 roll 10 roll -
-

3011
Fujicat 4 roll 3 roll 3 roll
4 roil -
-

3080
13,5 roll
Total selisih =(TM)
Sumber: PT Tato Decovisign

4. Realisasi Biaya Pemakaian Bahan Baku Tahun 2003

Berikut ini adalah data mengenai realisasi biaya pemakaian

bahan baku tahun 2003;

label 15
Biaya Pemakaian Bahan Baku Tahun 2003

Produk Bahan Baku Harga Kebutuhian Jumlah

Cover Hole Superstick Rp 1.199.000 1.400 roll Rp 1.678.600.000


Daihatsu White

Body Stripe Superstick Rp 1.199.000 7 roll Rp 8.393.000


Katana Transparant

Mark Honda Rp 2.834.000 13 roll Rp 36.842.000


Fujical 3011
120 mm,type 1

Plate Tail Gate Rp 2.834.000 5 roll Rp 14.170.000


Fujical 3080
Name Daihatsu

Superstick Rp 1.199.000 3 roll Rp 3.597.000


Decal Carry 1.0
Transparant

Total biaya pemakaian bahan baku Rp 1.741.602.000

Sumber:PT Tato Decovisign


96
Dengan mengabaikan pesanan tiba-tiba yakni Decal Carry
1.0 yang menggunakan bahan baku Superstick Transparant, maka
perbandingan antara anggaran biaya pemakaian bahan baku
dengan realisasinya diuraikan di halaman berikutnya.
r~-
On
Tabel 16
Perbandingan Anggaran Biaya Petnakaian Bahan Baku dengan Realisasinya

Pemakaian (roll) Jumlah


Produk Bahan Baku Harga
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Cover Hole Superstick Rp 1.661.814.000 Rp 1.678.600.000


Rp 1.199.000 1.386 roll 1.400 roll
Daihatsu White

Body Stripe Superstick Rp 9.592.000 Rp 9.592.000


Rp 1.199.000 8 roll 8 roll
Katana Transparent

Mark Honda
Fujical 3011 Rp 2.834.000 14 roll 13 roll Rp 39.676.000 Rp 36.842.000
120 mm, type 1

Plate Tail Gate


Fujical 3080 Rp 2.834.000 5 roll 5 roll Rp 14.170.000 Rp 14.170.000
Name Daihatsu

Total Rp 1.725.252.000 Rp 1.739.204.000

Sumber :PT Tato Decovisign


98

Dari data di atas yang menunjukkan perbandingan anggaran

biaya pemakaian bahan baku dengan realisasinya, maka dapat


diketahui penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar Rp
13.952.000, yakni 0,8% menyimpang dari anggarannya.

Dari uraian perbandingan anggaran bahan baku dengan

realisasinya di atas, maka dapat dirangkum data yang tercantum

pada halaman berikutnya.

Dari perbandingan anggaran bahan baku dengan


realisasinya, maka dapat diketahui bahwa selisih yang teijadi
cukup kecil. Selisih itu teijadi dikarenakan riject yang cukup
besar pada proses produksi, yakni superstick white sebesar
1,01% dan fujical 3011 sebesar 7,14%. Dikarenakan
penyimpangan ini teijadi pada saat proses produksi, maka kepala
bagian produksilah yang bertanggung jawab dalam
penyimpangan ini. Setelah ditelusuri oleh perusahaan,
penyimpangan itu terjadi karena kesalahan dalam proses
pemotongan bahan baku, sehingga terjadi pemborosan
pemakaian bahan baku. Perusahaan harus melakukan evaluasi
atas penyimpangan yang teijadi agar tidak terulang kembali.
Namun, jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan yang
menetapkan tnaksimum riject 10 %, maka penyimpangan

tersebut masih tergolong wajar.


label 17
C3N
Selisih Anggaran Bahan Baku dengan Realisasinya

Selisih Pembelian Selisih Persediaan Selisih Biaya P<smakaiai!


Selisih Kebutuhan Keterangan
Bahan Baku
% Nilai %
kuantitas % Kuantitas % kuantitas

Tdk. 1
Superstick 14 roll 1,01 % -
-
14 roll 2,02% Rp 16.786.000 1,01 % Menguntungkan j
White

Superstick - -
-
Mengunhingkan
-
-
-
- -

Transparant

Rp 2.834.000 7,14% Menguntungkan


7,14%
-
-

Fujical 3011 1 roll - -

-
-
- -
-

Fujical 3080 -
- -
-

Sumber:PT Tato Decovisign


100

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah

benipaya semaksimal mungkin untuk tnerealisasikan anggaran

yang telah ditetapkannya.

Anggaran bahan baku hanya merupakan salah satu alat

yang dapat membantu manajemen dalam mencapai efisiensi

biaya produksi. Ada cara-cara lain yang dilakukan sehari-hari

oleh perusahaan dalam upaya mencapai efisiensi biaya produksi,

diantaranya:

a. Minimalisasi riject

Rijeci atau produk yang gagal merupakan suatu hal

yang wajar terjadi dalam proses produksi. Namun,banyaknya

jumlah riject yang teijadi merupakan masalah bagi

perusahaan, karena hal ini merupakan pemborosan yang bisa

mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu

minimalisasi atau memperkecil teijadinya rijeci adalah salah

satu cara yang paling baik dalam mengefisiensikan biaya

produksi.

b. Penghematan bahan baku

Untuk menghemat bahan baku maupun bahan pembantu

yang lainnya, perusahaan menekankan kepada para

karyawan agar mengikuti prosedur dalam menggunakan

bahan baku dan bahan pembantu lainnya dalam proses

produksi.

c. Menghemat pemakaian listrik


101

Selama proses produksi, penisahaan berupaya untuk


menghemat pemakaian listrik, misalnya dengan mematikan
mesin yang sudah selesai digunakan atau tidak dipakai.

d. Mcrawat dan menjaga kebersihan mesin

Kondisi mesin yang tidak terawat akan mengakibatkan

mesin scring rusak ketika digunakan, Hal ini tenlu


menghambat proses produksi dan akan mcnimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Bahkan sebagian besar riject

terjadi dikarenakan kerusakan mesin, oleh karena itu


merawat dan menjaga kebersihan mesin merupakan suatu

keharusan agar mesin selalu dalam kondisi baik dan siap

pakai sehingga proses produksi beijalan lancar. Mesin yang


terawat dengan baik bisa memperkecil teijadinya kerusakan
pada mesin tersebut, sehingga memperpanjang umur mesin
untuk dapat digunakan dalam proses produksi. Hal ini tentu
dapat memperkecil biaya penyusutan dan merupakan salah
satu penghematan yang dilakukan oleh perusahaan.
Selain upaya di atas, perusahaan juga melakukan proses
pengendalian bahan baku dengan memisahkan antara fungsi
pembelian, penerimaan, pencatatan/ akuntansi, penyimpanan,dan
pemakaian bahan baku. Adapun menurut teori, pengendalian
bahan baku dilakukan sebagai berikut:

1. Bagian Pembelian
102

a. Menerima atau membuat permintaan pembelian untuk

semua bahan baku yang akan dibeli.

b. Menerima surat penawaran dari supplier.

c. Membuat dan mengirimkan pesanan pembelian kepada

supplier.

d. Mengesahkan faktur pembelian yang diterima dari

supplier.

e. Memberikan faktur pembelian yang sudah disahkan

kepada bagian akuntansi biaya untuk kepentingan

pencatatan.

2. Bagian Penerimaan

a. Menerima bahan yang dibeli dari supplier dan

menandatangani bukti penerimaan bahan sebagai otorisasi

penerimaan.

b. Menghitung, menimbang atau mengukur bahan yang

diterima.

c. Memeriksa kualitas bahan dan melaporkan adanya

penerimaan bahan yang ru.sak.

d. Memindahkan bahan yang diterima ke gudang bahan.

e. Memberikan bukti penerimaan bahan ke bagian

pembelian, bagian gudang bahan dan bagian akuntansi

biaya.

3. Bagian Penyimpanan
103

a. Menerima bahan dari bagian penenmaan dan

menandatangani bukti penenmaan bahan.

b. Memeriksa kuantitas bahan yang diterima dari bagian

penenmaan.

c. Menempatkan atau menyimpan bahan sebaik-baiknya dan

dengan cara yang eflsien.

d. Mengeluarkan bahan atas dasar bon permintaan bahan

atau daftar pennintaan bahan yang diotorisasi atau

disahkan dengan benar.

e. Memasukkan penerimaan dan pengeluaran bahan ke

dalam kaitu gudang dan kartu bahan.

f. Pada waktu-waktu tertentu meringkas pennintaan-

pennintaan bahan untuk kepentingan bagian akuntansi

biaya.

4. Bagian Akuntansi

a. Mengkoordinasi penentuan anggaran invcstasi untuk

persediaan bahan, perhitungan EOQ, reorder point,


maksimum minimum persediaan, penentuan perputaran

persediaan.

b. Atas dasar dokumen atau pembukuan yang sah

menyelenggarakan pencatatan yang berhubungan dengan


transaksi persediaan bahan.

c. Menyusun sistem pengendalian internal untuk penjagaan


kemungkinan tcijadinya penyelewengan atas bahan.
104

d. Menyelenggarakan pemeriksaan khusus dan perhihingan

phisik persediaan.

5. Bagian Pemakaian

a. Membandingkan kuantitas yang sebenamya dipergunakan

dalam produksi dengan standar.

b. Menyiapkan formula biaya standar (untuk mcnckankan

unsur-unsur biaya utama dan sebagai suatu bagian dari

program pengurangan biaya).

c. Penyiapan laporan tentang bahan sisa, pemborosan, dan

sebagainya sebagaimana dibandingkan dengan standar.

d. Kalkulasi harga pokok untuk membuat sendiri bila

dibandingkan dengan harga perolehan melalui pembelian.

Sedangkan pengendalian bahan baku yang dilakukan oleh

perusahaan sebagai berikut:

I. Bagian Pembelian

a. Menerima atau membuat pcimintaan pembelian untuk

semua bahan baku yang akan dibeli.

b. Menerima surat penawaran bahan baku dari supplier dan

memilih supplier.

c. Membuat dan mengirimkan pesanan pembelian kepada

supplier.

d. Mengesahkan faktur pembelian yang diterima dari

supplier.
105

e. Memberikan faktur pembelian yang sudah disahkan

kepada bagian akuntansi biaya untuk kepentingan


pencatatan.

2. Bagian Penerimaan

a. Menerima bahan yang dibeli dari supplier dan


menandatangani bukti penerimaan bahan sebagai otorisasi
penerimaan.

b. Menghitimg dan memeriksa bahan yang diterima.


melaporkan adanya penerimaan bahan yang rusak.
c. Memindahkan bahan yang diterima ke gudang bahan.
d. Memberikan bukti penerimaan bahan ke bagian
pembelian, bagian gudang bahan dan bagian akuntansi
biaya.

3. Bagian Penyimpanan

a. Menerima bahan dari bagian penerimaan dan


menandatangani bukti penerimaan bahan.

b. Memeriksa kuantitas bahan yang diterima dari bagian

penerimaan.

c. Menempatkan atau menyimpan bahan sebaik-baiknya dan


dengan cara yang efisien.

d. Mengeluarkan bahan atas dasar bon permintaan bahan


atau daftar permintaan bahan yang diotorisasi atau
disahkan dengan benar.
106

e. Memasukkan penerimaan dan pengeluaran bahan ke

dalam kartu gudang dan kartu bahan.

f. Setiap satu bulan sekali meringkas permintaan-

permintaan bahan untuk kepentingan bagian akuntansi

biaya.

4. Bagian Akuntansi

a. Atas dasar dokumen atau pembukuan yang sah

menyelenggarakan pencatatan yang berhubungan dengan

transaksi persediaan bahan.

b. Menyusun sistem pengendaiian internal untuk penjagaan

kemungkinan teijadinya penyelewengan atas bahan.

c. Menyelenggarakan pemenksaan khusus dan perhitungan

phisik persediaan.

5. Bagian Pemakaian

a. Menggunakan bahan baku seeflsien mungkin,

menghindari pemborosan dan terjadinya riject.

b. Membandingkan kuantitas yang sebenarnya dipergunakan

dalam produksi dengan standar.

0. Penyiapan laporan tentang bahan sisa, pemborosan, dan

sebagainya sebagaimana dibandingkan dengan standar.

Dengan upaya ini diharapkan dapat memperkecil teijadinya

penyelewengan bahan baku. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa perusahaan telah meiakukan pengendaiian bahan baku

sesuai dengan prosedur/ teori yang semestinya.


107

4.2.3. Peranan Anggaran Bahan Baku Sebagai Alat Bantu Manajemen

dalam Mencapai Efisiensi Biaya Produksi

Penyusunan anggaran bahan baku yang tepat dapat membantu

manajemen untuk mengefisiensikan biaya produksi. Namun hal ini

tentu hanya dapat dicapai jika seluruh bagian di dalam perusahaan,

baik level atas maupun bawah berupaya dengan sungguh-sungguh

untuk merealisasikan anggaran yang telah ditetapkan. Hal ini

disebabkan karena anggaran hanyalah suatu alat/tolak ukur yang

dapat membantu manajemen dalam mencapai efisiensi biaya

produksi, sedangkan yang melakukannya adalah manusia yakni

orang-orang yang ada di dalam perusahaan. Berikut ini adalah uraian

mengenai peranan anggaran bahan baku terhadap efisiensi biaya

produksi pada FT Tato Decovisign;

1. Peranan anggaran bahan baku terhadap efisiensi biaya bahan

baku.

Anggaran bahan baku dapat membantu manjemen dalam

mencapai efisiensi biaya bahan baku, di antaranya:

a) Kualitas dan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk

proses produksi jika direncanakan dengan baik maka dapat

mengefisiensikan biaya bahan baku.

b) Perencanaan pembelian bahan baku baik jenis bahan baku,

kuantitas bahan baku, maupun waktu pembelian bahan baku

harus dilakukan dengan tepat agar tidak menghambat proses

produksi yang disebabkan ketiadaan bahan baku.


108

c) Anggaran persediaan bahan baku yang merencanakan

kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan,

hams dilakukan dengan tepat agar biaya yang dikeluarkan

lebih eflsien. Perencanaan persediaan yang terlalu besar

mengakibatkan banyak modal yang tertanam di dalam

persediaan scrta menimbuikan biaya persediaan yang besar

pula. Sedangkan perencanaan persediaan yang terlalu sedikit

bisa menghambat proses produksi yang dikarenakan

kekurangan bahan baku. Hal ini juga akan berakibat

kecewanya pelanggan jika sampai produk yang dipesannya

tidak selesai tepat waktu sehingga memgikan perusahaan.

d) Anggaran biaya pemakaian bahan baku yang tepat dapat

bermanfaat sebagai pengawasan penggunaan bahan baku,

sehingga pemborosan dan penyimpangan yang teijadi bisa

diketahui dan ditindaklanjuti.

2. Peranan anggaran bahan baku terhadap efisiensi biaya tenaga

kerja langsung.

Anggaran bahan baku yang tepat dapat mempeimudah

manajemen untuk mengefisiensikan biaya tenaga kerja langsung,

di antaranya sebagai berikut:

a) Persediaan bahan baku yang cukup akan memperlancar

proses produksi sehingga produktivitas karyawan tetap

teijaga, sebaliknya jika terjadi kekurangan persediaan bahan

baku maka menyebabkan karyawan banyak menganggur


109

sedangkan hams tetap digaji. Hal ini akan mengakibatkan

pemborosan biaya tenaga keija.

b) Anggaran bahan baku yang merencanakan jenis bahan baku

yang dibutuhkan dengan tepat dapat menghemat biaya tenaga

kerja langsung, sebaliknya jika jenis bahan baku yang

dianggarkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan dapat

mengakibatkan pemborosan baik bahan baku maupun tenaga

keija yang mengeijakan produk tersebut. Misalnya: Jika

bahan baku yang dibutuhkan adalah Fujical 3011 namun

yang dianggarkan adalah Fujical 3080 maka produk yang

dihasilkan tidak sesuai dengan pesanan, sehingga produk

tersebut dikatakan gagal dan pemsahaan hams memproduksi

lagi dengan bahan baku Fujical 3011. Hal ini tentu

menambah biaya tenaga kerja langsung.

3. Peranan Anggaran bahan baku terhadap efisiensi biaya overhead

pabrik.

Anggaran bahan baku yang disusun dengan tepat jika

dilaksanakan akan membantu mengefisiensikan biaya overhead

pabrik, diantaranya:

a) Anggaran bahan baku harus merencanakan kualitas bahan

baku yang tepat, sebab jika tidak bisa menyebabkan

pemborosan bahan pembantu yang termasuk biaya overhead

pabrik, seperti tinta, thitmer, kain majun, dan sebagainya.


no

b) Tidak sesuainya bahan baku yang digunakan dalam membuat

produk, mengharuskan perusahaan untuk melakukan proses

produksi lagi dengan menggunakan bahan baku yang tepat.

Hal ini akan menambah waktu pengoperasian mesin sehingga

menambah biaya overhead pabrik. Oleh karena itu anggaran

bahan baku hams disusun dengan cermat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran bahan

baku cukup berperan sebagai alat bantu bagi perusahaan dalam

mencapai efisiensi biaya produksi. Pemsahaan senantiasa bempaya

untuk merealisasikan anggaran bahan baku yang telah ditetapkan

sehingga selisih anggaran bahan baku dengan realisasinya dapat

ditekan sekecil mungkin.


BABV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan penulis, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1. Simpulan Umum

1. FT Tato Decovisign adalah sebuah perusahaan yang didirikan

pada tanggal 15 Agustus 1958. Pada mulanya perusahaan ini

bemama FT Wooman Trading Company yang berlokasi di Jalan

Tanah Abang IV No.17. FT Wooman bcrgerak dalam bidang

perdagangan alat tulis kantor.

2. Femilik perusahaan mengganti nama FT Wooman mcnjadi PT

Tato Decovisign, sekaligus mengganti bidang usahanya dari

perdagangan alat tulis kantor menjadi manufaktur.

3. FT Tato Decovisign merupakan perusahaan manufaktur yang

bcrgerak dalam bidang Otomotif liquipmeni Manufacturing

(OEM), yaitu perusahaan pereetakan stiker body mobil dan

motor serta memproduksi barang cetakan lainnya berdasarkan

pesanan.

4. Seiring dengan perkembangan perusahaan, pada tahun 1990

pemilik perusahaan membeli lokasi baru untuk kegiatan produksi

di Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 47,4 Cibinong, Bogor.

Ill
12

5. Struktur organisasi PT Tato Decovisign terdiri dari: general

manager, sekretaris, marketing manager, purchase manager, dan

accounting manager yang masing-masing memiliki staff di

bawahnya, serta plant manager yang membawahi bagian

produksi, personalia, logistik,PPC dan quality control.

5.1.2. Simpulan Khusus

1. Dalam rangka mengefisiensikan biaya produksi, salah satu upaya

yang dilakukan oleh PT Tato Decovisign adalah menyusun

anggaran bahan baku untuk direalisasikan pada saat proses

produksi.

2. Anggaran bahan baku memiliki empat elemen/ sub-anggaran,

yaitu: anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian

bahan baku, anggaran persediaan bahan baku, dan anggaran

biaya pemakaian bahan baku.

3. Proses penyusunan anggaran bahan baku pada PT Tato

Decovisign telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan teori.

Penyusunan anggaran bahan baku berawal dari penyusunan

rencana produksi yang akan dilakukan pada periode yang akan

datang berdasarkan pesanan dari pelanggan. Berdasarkan

anggaran produksi tersebut, perusahaan menyusun anggaran

bahan baku yang dibutuhkan untuk kelancaran proses produksi.


113

4. Penisahaan telah melibatkan bagian-bagian yang diperlukan


daiam penyusunan anggaran bahan baku, mulai dari general
manager, marketing manager, purchase manager, accounting
manager, dan plant manager serta bagian-bagian di bawahnya
sesuai dengan tangguangjawabnya masing-masing.
5. Metode penyusunan anggaran bahan baku yang digunakan adalah

metode kombinasi antara top down dan bottom up, yang berarti
anggaran tersebut tidak hanya disusun oleh general manager,

namun para manajer di bawahnya ikut dilibatkan, sehingga dalam

pelaksanaannya seluruh bagian tersebut merasa memiliki

tangguang jawab bersama untuk merealisasikan anggaran yang

telah ditetapkan.

6. Faktor-faktor yang dipertirtibangkan dalam penyusunan anggaran


bahan baku telah sesui dengan teori, hanya saja ada penambahan

sesuai dengan kegiatan perusahan.

7. Elemen-elemen biaya yang dapat mempengaruhi harga perolehan

bahan baku baik biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan

bahan baku dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga kebijakan

perusahaan untuk mengadakan persediaan bahan baku dalam

jumlah besar tidak menyebabkan ketidakefisienan biaya

perolehan bahan baku yang signifikan.


114
8. Kebaikan dari mengadakan persediaan bahan baku dalam jumlah
besar adalah tersedianya bahan baku yang memadai jika ada
pesanan tiba-tiba. Sedangkan kelemahannya adalah banyak
investasi yang tertanam di dalam persediaan.
9. Angka-angka yang terdapat dalam anggaran bahan baku wajar.
Hal ini dapat dilihat dari prosedur penyusunan anggaran bahan
baku perusahaan telah dilakukan dengan baik dan tidak terlalu
banyak menyimpang dari teori.
10. Anggaran bahan baku merupakan penjabaran lebih lanjut dari
anggaran produksi. Oleh karena itu, sebelum menyusun anggaran
bahan baku terlebih dahulu perusahaan hams menyusun anggaran
produksi yang mencakup jumlah unit produk yang akan
diproduksi selama periode yang akan datang.
11. Bahan baku yang digunakan oleh pemsahaan adalah superstick
white,superstick transparant,fujical 3011,dan fujical 3080.
12. Dari perbandingan anggaran bahan baku dengan realisasinya
dapat diketahui bahm telah terjadi selisih antara anggaran
kebutuhan bahan baku, anggaran persediaan bahan baku,
anggaran biaya pemakaian bahan baku dengan realisasinya
sebagai berikut:
Selisih kebutuhan dan persediaan;
- Superstick white 14 roll (tidak menguntungkan).
- Fujical 3011 satu roll(menguntungkan).
115

Akibat dari selisih tersebut, maka timbul selisih biaya pemakaian

sebagai berikut:

- Superstick white Rp 16.786.000(tidak menguntungkan).

- Fujical 3011 Rp 2.834.000(menguntungkan).

Sedangkan untuk anggaran pembelian bahan baku tidak terjadi

selisih dengan realisasinya, ha! ini dikarenakan perusahaan

memiliki persediaan yang cukup besar,sehinggajika terjadi riject

atau bahkan pesanan tiba-tiba perusahaan tidak perlu membeli

bahan baku secara mendadak karena sudah memiliki persediaan.

13. Selain menggunakan anggaran bahan baku, perusahaan juga

menggunakan cara-cara lain yang dilakukan sehari-hari dalam

upaya mencapai eflsiensi biaya produksi, di antaranya;

minimalisasi riject, menghemat pemakaian bahan baku,

menghemat pemakaian listrik, merawat dan menjaga kebersihan

mesin sampai pengendalian bahan baku.

14. Perusahaan telah cukup berhasil dalam menggunakan anggaran

bahan baku sebagai alat bantu untuk mencapai eflsiensi biaya

produksi, hal ini terbukti dari kecilnya selisih antara anggaran

yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Oleh karena itu,

hipotesis yang dibuat oleh penulis terbukti bahwa anggaran

bahan baku berperan sebagai alat bantu bagi perusahaan dalam

mencapai efisiensi biaya produksi.


116

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian dan menarik kesimpulan, maka penulis

mengajukan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan.

Adapun saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan menggunakan anggaran

bahan baku sebagai alat bantu manajemen untuk mengefisiensikan biaya

produksi.

2. Penetapan cadangan riject sebesar 10 % tidak perlu dilakukan, kalaupun

teijadi riject atau penyimpangan yang mengakibatkan kekurangan bahan

baku maka perusahaan bisa menutupinya dari persediaan pengaman.

3. Penetapan persediaan sebesar dua kali lipat dari jumlah kebutuhan

terlalu besar, hal ini mengakibatkan banyak investasi tertanam pada

persediaan. Mengingat biaya pemesanan bahan baku kecil, maka

sebenamya perusahaan bisa melakukan pemesanan lebih sering. Hal ini

juga mempertimbangkan bahwa bahan baku yang tersedia beliun tentu

sesuai dengan bahan baku yang digunakan untuk membuat produk dari

pesanan tiba-tiba.

4. Dikarenakan penyimpangan bahan baku terjadi pada saat proses

produksi, maka proses produksi sebaiknya dilakukan dengan berhati-hati


agar produk yang dihasilkan tidak mengalami riject dan pemborosan

bahan baku dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga biaya produksi

khususnya bahan baku dapat digunakan lebih efisien.


117
5. Untuk bagian produksi sebaiknya proses cutting material/ pemotongan
bahan baku dilakukan dengan lebih berhati-hati, sehingga sisa potongan
bahan baku dapat digunakan lagi untuk raembuat stiker yang
menggunakan bahan baku yang sama dan standar penggunaannya
mencukupi jika memakai sisa potongan bahan baku tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Halim dan Bambang Supomo. 1997. Akuntansi Manajemen. Edisi


Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

2. Agus Ahyari. 1999. Efisiensi Persediaan Bahan : Buku Pegangan Untuk


Permahaan-Perusahaan Kecil dan Menengah. Edisi 2, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.

3. Bambang Tri Cahyono. 1999. Ekonomi Manajerial. Penerbit IPWl, Jakarta.

4. Blocher, Edward J., Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2000. Co.si
Management: a Strategic Emphasis. Diterjemehkan oleh Susty
Ambarriani. Jilid 1, Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

5. Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, dan Edy vSukamo. 2001. Anggarun


Perusahaan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

6. Garrison, Ray H. 2000. Managerial Accounting. Dialihbahasakan oleh


Bambang Pumomosidhi dan Erwan Dukat. Edisi Ketiga, Penerbit AK
Group, Yogyakarta.

7. Garrison, Ray H., and Erik W. Noreen. 2000. Managerial Accounting.


Dialihbahasakan oleh Totok Budisantoso. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.

8. Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri. 1996. Anggaran Peru.sahaan. Buku


1, Edisi ketiga. BPFE, Yogyakarta.

9. Hansen, Don R., and Maiyanne M. Mowen. 1997. Manegement Accounting.


Dialihbahasakan oleh Ancella A. Hermawan. Jilid 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

10. Henry Simamora. 1999. Akuntami Manajemen. Penerbit Salemba Empat,


Jakarta.

11. Komaruddin Ahmad. 1997. Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep


Biqya dan Pengambilan Keputusan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

12. Mas'ud Machfoedz. 1996. Akuntansi Manajemen: Perencanaan dan


Pembuatan Keputman Jangka Pendek. Buku 1, Edisi 5, Penerbit STIE
Widya Wiwaha, Yogyakarta.
13. Matz, Adolph, Milton F. Usry and Lawrence H. Hammer. 1995. Cost
Accounting: Planning and Control. Diterjemahkan olch Alfonsus Sirait
dan Herman Wibowo. Edisi 9,jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

14. M. Munandar. 2000. Budgeting. Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.

15. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekaya.sa. Edisi
3, Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

16. Supriyono. 1996. Akuntansi Biaya: Perencanaan, Pengendalian Biaya Serta


Pembuatan Keputusan. Edisi Kedua,Penerbit BPFE. Yogyakarta.

17. . 1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya Dan Penentuan


Harga Pokok. Buku 1, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

18. . 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Buku 1, Edisi Pertama,


Penerbit BPFE, Yogyakarta.

19. . 2001. Akuntansi Manajemen 2 : Struktur Pengendalian


Manajemen. Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

20. Usry, Milton F., Lawrence H. Hammer. 1996. Co.st Accounting: Planning and
Control. Diteijemahkan oleh Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo. Edisi
10, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
DAFTAR PERTANYAAN

Variabel Pertama: Anggaran Bahan Baku

Indikator 1 : Adanya perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan

untuk keperluan produksi

1. Apakah perusahaan selalu merencanakan jumlah bahan baku yang dibutuhkan


untuk keperluan produksi ?

2. Apa saja produk yang dihasilkan perusahaan ?

3. Apa sajajenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ?

4. Berapajumlah kebutuhan bahan baku dalam satu kali produksi ?

5. Berapa standar penggunaan kebutuhan bahan baku (standard usage rate)

setiap jenis produk ?

6. Kapan waktu penggunaan bahan baku ?

Indikator 2 : Adanya perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli

pada periode mendatang

7. Apakah perusahaan selalu merencanakan jumlah bahan baku yang harus dibeli
pada periode mendatang ?

8. Apakah perusahaan membeli bahan baku.sesuai dengan kebutuhan ?

9. Apakah bahan baku yang dibutuhkan perusahaan mudah diperoleh ?


10. Apakah harga bahan baku sering mengalami fluktuasi ?

11. Berapa banyak jumlah bahan baku yang dibeli setiap jenisnya ?

12. Berapa harga setiap jenis bahan baku per unit ?

13. Apakah dalam pembelian bahan baku perusahaan menggunakan metode


economic order quantity(EOQ)?
14. Berapa lama jangka waktu perolehan bahan baku antara pemesanan dan

penerimaan (leadtime)?

15. Apakah perusahaan mempertimbangkan modal keija yang tersedia dalam

pembelian bahan baku ?

16. Berapa bulan sekali p>erusahaan melakukan pembelian bahan baku ?

Indikator 3 : Adanya pcrencanaan kuantltas bahan baku yang disimpan

sebagai persediaan

17. Apakah perusahaan selalu merencanakan kuantltas bahan baku yang disimpan

sebagai persediaan ?

18. Apakah dalam perencanaan persediaan perusahaan mempertimbangkan biaya

penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku ?

19. Berapa persediaan awal setiap kali produksi ?

20. Berapa persediaan akhir yang diinginkan setelah selesai produksi ?

21. Apakah bahan baku yang disimpan tidak mudah rusak ?

22. Biaya apa saja yang mempengaruhi persediaan bahan baku ?

Indikator 4: Adanya perencanaan nilai bahan baku yang digunakan dan

dihitung dalam satuan moneter

23. Berapa biaya bahan baku per unit produk ?

24. Berapajenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ?

25. Berapa jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk

proses produksi 7

26. Berapa harga per unit masing-masing jenis bahan baku ?

27. Berapa nilai masing-masing bahan baku yang digunakan dalam satuan uang ?
Variabel Kedua:Efisiensi Biaya Produksi

Indikator 1 : Jumlah input

28. Berapa jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ?

29. Berapa harga per unit masing-masing jenis bahan baku ?

30. Berapa biaya pcmcsanan bahan baku ?

31. Berapa biaya pemakaian bahan baku ?

32. Berapa biaya penyimpanan persediaan bahan baku ?

33. Apakah terjadi selisih antara anggaran bahan baku dengan realisasinya ? Jika

teijadi berapa selisihnya ?

Indikator 2 : Jumlah output

34. Berapa jenis produk yang dihasilkan dalam proses produksi ?

35. Berapajumlah setiap jenis produk yang dihasilkan dalam proses produksi ?

36. Mengapa teijadi selisih antara anggaran bahan baku dengan realisasinya ?

37. Apakah selisih tersebut masih wajar ?

38. Selain menggunakan anggaran, apakah ada cara-cara lain yang dilakukan

sehari-hari oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi biaya produksi ?

39. Bagaimana pengendalian bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan ?

40. Apakah anggaran bahan baku yang disusun oleh perusahaan memiliki peranan

dalam mencapai efisiensi biaya produksi ?


Jadwal Peneiitian

Bulan

No. Kegiatan
Okt Nov Dcs Jan Feb Mar Apr Mci Jun Jul Agt Sep Okt Nov Dcs Jan Feb Mar Apr
'03 '03 '03 '04 •04 '04 '04 '04 '04 '04 •04 '04 '04 '04 '04 '05 '05 '05 '05

1 Pcngajuan Judul

•••
2 Stud! Pustaka

Pcmbuatan Makalah •••


J
Seminar

•a
4 Seminar
••
5 Pengesahan
•• •••• •••• ••
6 Pengumpulan Data
••••
7 Pengolahan Data

Penulisan Laporan dan •••• *••• ' ••


8
Bimbingan

9 Sidang Skripsi

10 Pem'empumaan Skripsi

II Pengesahan

Kct ; * = Mcnunjukkan satuan unit waktii minggii dalani bulan.


SIJRAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Laila Cipta Ningrum


No. Mahasiswa :022100281

Jurusan ; Akuntansi

Menyatakan bahwa benar saya telah menghubungi instansi/ perusahaan yang akan
saya jadikan objek peneiitian, dan dari pihak perusahaan telah menyatakan
kesanggupan untuk menerima dilakukannya peneiitian tersebut.
Adapun dari pihak perusahaan yang menerima:

Nama Adhi Permadi, SH.


Jabatan Kepala Bagian Personalia dan Umum
Nama Instansi/ Perusahaan PT Tato Decovisign
Alamat Instansi/ Perusahaan Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 47,4/145
Cibinong
Judul Peneiitian Peranan Anggaran Bahan Baku Sebagai Alat
Bantu Manajemen Dalam Mencapai Efisiensi
Biaya Produksi Pada PT Tato Decovisign

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya.

Bogor, 16 April 2005


Yang Menyatakan,

(Laila Cipta Ningrum)


P.T. TATO

or^ 015/Pers-Q
: I'l iiilWllii III II 1 1

idaYth
or Universitas Pakuan

BOGOR.

>an hormat,

ibungan dengan surat permohonan riset Nomor. 037/D.l/FE-UP/rV^005, tanggal 11


12005,dengan ini kami beritahukan bahwa:

Nam a : Laila Cipta Ningnim


Nirm : 022100281
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi Universitas Pakuan
TempatPKL : PT.TATO DECOVISIGN

; bersangkutan telah melaksanakan penelitian, wawancara, pcngombilan data dan


)le pada periode 10 September 2004 sampai dengan 15 Januari 2005 pada PT. TATO
lOVlSIGN, dalam rangka penyusunan sluipsi sebagai mahasiswa Fe^ultas Ekonomi
'crsitas Pakuan.

ikian ketcrangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

)r, 19 April 2005

nat kami,

mvo
I UN OIVfUION

hi Permadi,SH)
bag. Pers & GA.
CM MAT DtPERIKSA DISETUJUJ
STRUKTUR ORGANISASI
PT. TATO PT.TATO OEM DIVISION DECOVISIGN

d
GENERAL MANAGER
ADMPERMADl TJITaIIK h. HARRYS.
HARRY SOEGIARTO.
HROSOA K.aD GENERAL fV|^3R
la-woM

TJITJtKHANDAYANl

FACTORY
PLANT CIBINONG

WARKETWG PURCHASE MGR ACCOUNTING PLANTMANAGER


TJITJIKHANOAYANI CHINYUKIAN MUHAOl HARRY SOEOIARTO

PSICgINq BUflKCg COSTACCOUMTIHG ASS PLANT


MARINO SIOKIH SANDRA OEHECKE LAROi

tTAFPAOWINT
tmaiiAPtt pwwMfn

ENGINEERING PRODUKSI •tiSBASa LOGjsm ££S


AOHIPERMADI NOADIMAN ADHIPERMADI MARINO PR.SUMASrO
LARDI
OTArP
m.ymuuM
STAFF
PitMA

PRC figsiai 9&


SPVPRODUKW WAREHOUSE
eUflMTO PR.gUMA8Ta BCNHYA.
RAIS
ASHIPGRIUDI
V

IT
RAW " fWiaH ipELWBAY cynmo. ssam 8AMPLB gXPWDSg Mism g wMMMwo
"WFTENACE
| PWIITW9 nNtsHwa COLOR aORTIR aATPAM Dtaiow •
fffwPfgMPR Aoisa. material
lUZSBtM, MMVAwre MOIY
aOPAM icaoiiM mmuLA Twtvr
MUlYAn •vmNO
JACUM
•UMunucro
UAMP1fWI:1
1 PREPARED BY

SUMMARY OF TOTAL BUSSINESS ACTIVITIES OF


PT. TATO DECOVISIGN OEM DIVISION

Anda mungkin juga menyukai