Jurnal Stunting 2
Jurnal Stunting 2
Wan Anita
STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru
e-mail : wan_anita77@yahoo.co.id
ABSTRAK
Ibu hamil yang berusia di bawah 20 tahun (terlalu muda) memiliki resiko untuk melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Angka kejadian stunting dari ibu yang leahirkan bayi
BBLR sekitar 20% dari terjadinya stunting. Berbagai susaha penurunan kasus stunting dengan
pendampingan kepada keluarga berisiko stunting, calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur
(PUS) serta surveilans keluarga berisiko stunting termasuk kepada remaja putri dan wanita
usia subur untuk mencegah sunting dengan pemberian suplementasi tablet tambah darah.
Penelitian ini menggunakan metode systematic review untuk melihat faktor kepatuhan rematri
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan
rematri (remaja putri) dalam mengkonsumsi tablet tambah darah antara lain pengetahuan,
perilaku dan dukungan guru. Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet darah yang diharapkan
dapat mempersiapkan remaja putri dalam keadaan kesehatan reproduksi yang optimal dan
tidak dalam kategori anemia dimana dapat mempengaruhi kesehatan remaja putri ketika
memasuki masa reproduksi dan berdampak pada meningkatnya kasus stunting. Perlu upaya
bersama lintas sektoral dalam mendukung keberhasilan kepatuhan mengkonsumsi tablet
tambah darah pada remaja putri dan mencari solusi terhadap faktor yang dapat membuat
rematri tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Peran guru, keluarga dan kartu
kontrol minum tablet tambah darah dapat membantu dalam kepatuhan mengkonsumsi tablet
tambah darah pada remaja putri.
Kata Kunci : kepatuhan, tablet tambah darah, stunting
1
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
ABSTRACT
Pregnant women under the age of 20 years (too young) have a risk of giving birth to babies
with low birth weight (LBW). The incidence of stunting from mothers who give birth to LBW
babies is about 20% of the incidence of stunting. Various difficulties in reducing stunting
cases by providing assistance to families at risk of stunting, prospective brides/potential
couples of childbearing age (PUS) and surveillance of families at risk of stunting, including
adolescent girls and women of childbearing age to prevent editing by giving blood
supplementation tablets. This study uses a systematic review method to see the factors of
rheumatism compliance in consuming blood-added tablets. There are many factors that
influence the adherence of rheumatism (adolescent girls) in consuming blood-added tablets,
including knowledge, behaviour and teacher support. Compliance in consuming blood tablets
is expected to prepare young women in a state of optimal reproductive health and not in the
category of anemia which can affect the health of young women when entering the
reproductive period and have an impact on increasing stunting cases. Cross-sectoral joint
efforts are needed to support the success of adherence to consuming blood-added tablets in
adolescent girls and find solutions to factors that can make rheumatism disobedient in
consuming blood-added tablets. The role of teachers, families and control cards for taking
blood-added tablets can help in compliance with consuming blood-added tablets in
adolescent girls.
Keywords: obedience, blood boost tablets, stunting
2
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
3
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
setengahnya pernah hamil pertama pada Nasional, 2021). Diperlukan intervensi gizi
usia muda atau remaja. Data Pemantauan yang terpadu, termasuk intervensi gizi
Status Gizi (PSG), prevalensi pendek spesifik dan gizi sensitif dalam upaya
tertinggi dibandingkan dengan masalah pencegahan stunting dan fokus pada
gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan kelompok prioritas di lokasi prioritas
gemuk. Prevalensi balita pendek tahun sebagai kunci keberhasilan perbaikan gizi,
2016 yaitu 27,5% dan mengalami tumbuh kembang anak, dan pencegahan
peningkatan menjadi 29,6% pada tahun stunting (Levinson et al., 2013) dan
2017 (Kemenkes RI, 2018a). Data Survei kategori sasaran prioritas pencegahan
Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) stunting, yaitu ibu hamil, ibu menyusui,
tahun 2019, prevelensi stunting di dan anak 0-23 bulan, yang terdapat
Indonesia mencapai 27,7%. Artinya, kategori sasaran penting, yaitu anak usia
sekitar satu dari empat anak balita (lebih 24-59 bulan, wanita usia subur (WUS),
dari delapan juta anak) di Indonesia dan remaja putri. Pemberian gizi spesifik
mengalami stunting (Sudikno et al., 2019). suplementasi tablet tambah darah adalah
Data Hasil Riset Kesehatan Dasar upaya prioritas yang dilakukan terhadap
(Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan remaja putri dan wanita usia subur untuk
prevalensi stunting di tingkat nasional mencegah sunting (Sekretariat Wakil
sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu Presiden Republik Indonesia, 2021).
dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Praktik pemberian tablet tambah darah
(Kementrian Kesehatan RI, 2018). dengan komposisi (60 mg elemental besi
Prioritas kegiatan yang termuat dan 400 mcg asam folat) yaitu 1 tablet tiap
dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan minggu selama 52 minggu (1 tahun) pada
Penurunan Stunting (RAN PASTI) yang remaja putri (rematri) usia 12-18 tahun
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor (Kemenkes RI, 2020).
72 Tahun 2021 tentang percepatan Profil Kesehatan Indonesia tahun
penurunan stunting salah satunya adalah 2019, diketahui cakupan pemberian tablet
pelaksanaan pendampingan keluarga tambah darah untuk remaja putri pada
berisiko stunting, calon pengantin/calon tahun 2018 adalah 46,56 % yang telah
Pasangan Usia Subur (PUS) dan surveilans melampaui target rencana strategis
keluarga berisiko stunting (Direktorat Bina Kementerian Kesehatan sebesar 30%
Penggerakan Lini Lapangan Badan (Kementerian Kesehatan, 2020). Data
Kependudukan dan Keluarga Berencana Riskesdas tahun 2018 bahwa Remaja
4
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
puteri yang mendapatkan tablet tambah yang adalah ketidaksesuaian target dari
darah (TTD) sebesar 76,2% yang terdiri sasaran program TTD Puskesmas terhadap
dari sebanyak 80,9% diantaranya rencana strategi direktorat gizi masyarakat
mendapatkan TTD di sekolah dan 19,1% serta konsumsi TTD tidak dilakukan
menyatakan tidak didapatkan dari sekolah. secara bersama-sama di Sekolah
Sedangkan yang tidak mendapatkan TTD melainkan di rumah masing-masing.
sama sekali yaitu sebesar 23,8%. Tingkat Penggantian Obat Tablet Tambah Kimia
konsumsi TTD yang < 52 butir sebesar Farma (2018) menjadi Hemafort phapros
98,6% dan yang mengkonsumsi ≥ 52 butir (2019) membuat remaja puteri lebih
sebesar 1,4%, namun angka kejadian menyukainya program TTD ini. Remaja
anemia pada remaja putri masih tinggi puteri terlihat lebih bugar dan keluhan
yaitu sebanyak 48,9% (Kementrian nyeri saat menstruasi berkurang. Sebanyak
Kesehatan RI, 2018). Penelitian oleh 3 dari 10 remaja puteri di wilayah kerja
Fitriana & Dwi Pramardika, (2019) tentang UPT Puskesmas Bengkuring mengalami
Evaluasi Program Tablet Tambah Darah anemia.
pada Remaja Putri ditemukan beberapa Berdasarkan latar belakang,
faktor antara lain kurangnya sarana dan peneliti tertarik meneliti artikel tentang
prasarana untuk sosialisasi anemia dan berbagai faktor yang mempengaruhi
TTD berupa brosur dan leaflet, kartu kepatuhan remaja putri dalam
suplementasi TTD dan kamera. Waktu mengkonsumsi tablet tambah darah.
distribusi yang tidak sesuai dilakukan 1
kali setiap bulan oleh Puskesmas METODE PENELITIAN
Bengkuring, tidak dilakukan pemantauan Lokasi dan Waktu Penelitian
kepatuhan konsumsi TTD dan pemantauan Pencarian literatur dilakukan secara
kadar hemoglobin darah (Hb) pada remaja komputerisasi dengan database elektronik
puteri, tidak dilakukannya pencatatan ke google scholar, sciene direct. Artikel
dalam buku raport kesehatanku oleh pihak penelitian dipilih dengan filter antara tahun
sekolah terhadap program TTD ini serta 2017-2021 (lima tahun terakhir). Kata
belum dilakukannya evaluasi dalam kunci pencarian antara lain kepatuhan,
analisis dan tindak lanjut serta umpan balik tablet tambah darah, rematri (remaja putri).
dari pelaporan program TTD baik dari Pencarian literatur artikel dari 1-20 April
pihak sekolah, Puskesmas dan Dinas 2022 didapatkan 26 artikel. Kriteria
Kesehatan Kota Samarinda. Faktor lain eksklusinya yaitu: artikel yang terbit
5
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
sebelum tahun 2017, artikel yang berasal untuk studi literatur dari protokol PRISMA
dari publikasi yang tidak jelas, dan teks (Preferred Reporting Items for Systematic
dalam artikel tidak lengkap. Review and Meta-Analysis). Artikel yang
diperoleh dari seleksi sejumlah 6 artikel
Jenis dan Metode Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan metode Metode Analisis
systematic review. Penelitian ini Artikel yang telah sesuai dengan
mengambil sumber literatur yang diperoleh tujuan, dilakukan analisis dengan mencari
dari internet tentang praktik pemberian faktor kepatuhan remaja putri dalam
tablet tambah darah dalam upaya mengkonsumsi tablet tambah darah untuk
mencegah stunting yang dipublikasikan di dapat digunakan untuk bahan kajian
internet. Setelah artikel tersebut ditemukan penelitian selanjutnya.
selanjutnya dievaluasi sesuai kriteria dan
ditelaah untuk di-review. Teori lain juga HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini untuk Berikut 6 artikel penelitian yang
memperkuat alasan dari literatur yang berhubungan dengan topik penelitian
dikaji. Proses seleksi artikel penelitian dengan kata kunci kepatuhan, tablet
dilakukan dengan menggunakan metode tambah darah, rematri (remaja putri).
Tabel 1. Artikel Tentang Kepatuhan Remaja Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah
No Penulis Judul Artikel Metode Hasil Penelitian
1 Adnyana et al., Gambaran Cross Sectional Sebagian besar remaja putri
2020 Pengetahuan Sampel : 62 berpengetahuan baik tentang anemia
Tentang Anemia siswa putri SMP dan memiliki kepatuhan rendah
Dan Kepatuhan Dwijendra dalam mengkonsumsi tablet tambah
Remaja Dalam Denpasar darah.
Mengkonsumsi
Tablet Tambah
Darah
2 Quraini et al., Perilaku Cross Sectional Responden memiliki
2020. Kepatuhan Sampel : 328 persepsi kontrol mayoritas dengan
Konsumsi orang remaja perilaku kuat dan mempunyai niat
Tablet Tambah putri di lima untuk minum TTD teratur. Terdapat
Darah Remaja sekolah yang hubungan antara kontrol perilaku
Putri di Jember. mewakili dengan niat patuh untuk minum TTD
6
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
5 (Lismiana & Pengetahuan dan Cross Sectional Terdapat hubungan antara persepsi
Indarjo, 2021) Persepsi Sampel : 99 kerentanan jika tidak mengonsumsi
Remaja Putri siswa tablet tambah darah, persepsi
keseriusan jika tidak mengonsumsi
Terhadap perempuan kelas
tablet tambah darah, persepsi
Kepatuhan IX di SMP manfaat yang dirasakan jika
Konsumsi Negeri 27 mengonsumsi tablet tambah darah,
Tablet Tambah Semarang persepsi hambatan untuk
Darah mengonsumsi tablet tambah darah,
persepsi keyakinan akan kemampuan
diri untuk mengonsumsi tablet
7
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
8
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
9
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
1,906-6,640) dengan niat patuh konsumsi darah, persepsi keseriusan jika tidak
TTD teratur. Responden memiliki persepsi mengonsumsi tablet tambah darah,
kontrol perilaku kuat serta memiliki niat persepsi manfaat yang dirasakan jika
untuk patuh konsumsi TTD teratur. Ada mengonsumsi tablet tambah darah,
hubungan antara kontrol perilaku dengan persepsi hambatan untuk mengonsumsi
niat patuh dalam mengonsumsi TTD tablet tambah darah, persepsi keyakinan
secara teratur. Remaja yang memiliki akan kemampuan diri. Upaya yang
kontrol perilaku yang kuat akan memiliki dilakukan dengan patuh mengkonsumsi
niat untuk patuh konsumsi TTD teratur tablet tambah darah diharapkan tidak
3,906 kali dibandingkan remaja putri terjadi anemia pada remaja putri.
dengan kontrol perilaku lemah terhadap
konsumsi TTD. Dukungan guru dengan kepatuhan
Perilaku kesehatan adalah suatu remaja putri mengkonsumsi tablet
respon seseorang terhadap stimulus atau tambah darah
objek yang berkaitan dengan sakit dan Hasil penelitian tentang dukungan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, guru dengan kepatuhan remaja putri
makanan dan minuman serta lingkungan. dilakukan oleh Nuradhiani et al., (2017)
Perilaku patuh dalam mengkonsumsi tablet menunjukkan perbedaan tingkat kepatuhan
tambah darah bisa dikategorikan kedalam pada ketiga kelompok perlakuan (p<0,05).
perilaku pemeliharaan kesehatan (health Kelompok M+TP memiliki tingkat
maintenance) adalah perilaku atau usaha kepatuhan tertinggi dibandingkan
seseorang untuk memelihara atau menjaga kelompok M dan M+T. Tingkat kepatuhan
kesehatan agar tidak sakit dan usaha saat mingguan lebih tinggi (15%)
penyembuhan jika sakit. (Notoatmodjo, dibandingkan ketika menstruasi. Faktor
2010). yang paling memengaruhi tingkat
Dari 6 artikel, terdapat 1 artikel yang kepatuhan adalah adanya dukungan guru
meneliti tentang faktor perilaku terhadap (p<0,05; OR=4,7; 95%CI:1,5-14,2).
kepatuhan minum tablet tambah darah Menurut Djamarah et al., (2010) tugas
pada remaja putri. Hasil menunjukkan guru tidak hanya sebagai profesi, namun
perilaku remaja putri mempunyai niat juga sebagai kemanusiaan. Tugas guru
untuk minum TTD teratur, hal ini sebagai profesi meliputi mendidik,
berhubungan dengan persepsi kerentanan mengajar, dan melatih siswa. Dukungan
jika tidak mengonsumsi tablet tambah sosial guru dilatarbelakangi adanya
1
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
1
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
1
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022
1
VOLUME 3 NOMOR 1 APRIL 2022