Anda di halaman 1dari 10

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR

PANDUAN SKRINING PASIEN KHUSUS RAWAT INAP


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
KOLAKA TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR


2022
Lampiran : Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Kolaka Timur
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Skrining Pasien Khusus Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kolaka Timur

BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit seharusnya mempertimbangkan bahwa palayanan di Rumah Sakit


merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para
professional dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan
membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah
menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan dengan bidang
yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan, kemudian
merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya.
Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit
tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya
lewat skrining pada kontak pertama. Skrining (screening) merupakan pemeriksaan
sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai
keadaan patologis yang tidak diagnosis atau mempunyai resiko tinggi (Kamus
Dorland ed. 25 : 974).
Skrining di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur terbagi dua
yaitu skrining didalam rumah sakit yakni pada unit emergency yang dilaksanakan
melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil
dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostic imaging
sebelumnya. Skrining didalam Rumah Sakit juga dapat dilakukan pada pasien rawat
jalan di bagian admisi pasien, melalui evaluasi visual atau pengamatan, pertanyaan
hasil laboratorium klinik atau diagnostic imaging sebelumnya.

BAB II
RUANG LINGKUP

Proses skrining dilakukan ke semua pasien yang akan dirawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur.
1. Menentukan apakah kebutuhan pasien sudah sesuai dengan misi dan sumber
daya rumah sakit.
2. Mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini
terhadap kasus- kasus yang ditentukan.
3. Mengumpulkan informasi dan memfasilitasi kebagian atau unit mana harus
dituju.

BAB III
KEBIJAKAN
A. Kebijakan Umum
Semua pasien yang akan dirawat inap dilakukan skrining terlebih dahulu
untuk menentukan pelayanan yang dibutuhkan : preventif, paliatif, kuratif dan
rehabilitatif dan menetapkan pelayanan yang paling tepat sesuai dengan
kebutuhan pasien dan kemampuan Rumah sakit.
B. Kebijakan Khusus
1. Skrining dilakukan pada saat pasien akan dirawat inap.
2. Skrining dapat dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologi.
3. Skrining dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.
4. Hasil skrining dijadikan dasar untuk menentukan pemberian pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.

BAB IV
TATA LAKSANA
A. Hal-hal Penting
Tes skrining dapat dilakukan melalui :
- Pertanyaan/ Quesioner
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan laboratorium
- Diagnostik imaging
B. Skrining pasien khusus pasien rawat inap
Skrining didalam rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini
atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan. Skrining dapat
dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan,pertanyaan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing pasien.
Kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan
rehabilitatif di prioritaskan berdasarkan kondisi pada waktu proses admisi
sebagai pasien rawat inap. Hal tersebut terdapat pada proses assesmen awal
pasien yang dilakukan petugas, adapun penjelasan dari pelayanan preventif,
paliatif, kuratif dan rehabilitasi sbb :
a) Pelayanan Preventif
Adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal
dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau
masyarakat. Adapun pelayanan preventif yang dilakukan seperti,
Pemeriksaan kesehatan dilakukan berkala (pemeriksaan kehamilan, balita),
Deteksi dini kasus, factor resiko maternal dan balita, Imunisasi/vaksin pada
bayi, anak, ini hamil dan dewasa. Dokter atau perawat wajib memberikan
informasi penjadwalan kontrol/imunisasi lanjutan.
b) Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisipliner yang berfokus
pada pasien penyakit serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan paliatif
adalah mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan, dan
mempertahankan kualitas hidup dari saat setelah diagnosis. Tujuan ini
dicapai melalui intervensi yang mempertahankan kesejahteraan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual, meningkatkan komunikasi dan koordinasi
pelayanan, memastikan pelayanan yang layak secara budaya dan konsisten
dengan nilai-nilai dan preferensi pasien, memberi bantuan konkrit jika
diperlukan dan meningkatkan kemungkinan bahwa pasien meninggal dengan
penderitaan minimal. Pasien paliatif yang masuk indikasi rawat inap:
Diagnosa Kriteria/Indikasi masuk rumah sakit
Congesif heart failure 1. Edema perifer
2. Dyspneu
3. Pembesaran hati
4. Emboli paru
5. kardiomiopati
6. Disritmia
Chronic kidney disease/CKD 1. Mual, muntah berlebihan
2. Perubahan status mental
3. Sesak nafas
4. Asidosis
 Skrining pasien dilakukan oleh dokter umum atau spesialis
 Perawat menghubungi bagian pendaftar rawat inap, melakukan
konfirmasi ketersediaan ruang yang dibutuhkan pasien.
 Jika ruang perawatan tersedia, perawat mengarahkan keluarga pasien
untuk mendaftar rawat inap.
Isolasi / indikasi masuk rumah sakit:
 Ruang isolasi adalah ruangan khusus di rumah sakit yang merawat
pasien dengan kondisi medis tertentu, terpisah dari pasien lain untuk
mencegah penyebaran penyakit dan mengurangi resiko terhadap
pemberian pelayanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular
agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi
pasien dan petugas kesehatan. Pasien indikasi rawat inap dengan isolasi.
Diagnosa Kriterian
TBC  Batuk berdarah
 Keadaan umum buruk
 Pneumothoraks
 Empiema
 Efusi pleural massif
 Sesak nafas berat TB paru milier
 Meningitis TB
Citomegalovirus  Demam
 Pneumonia/sesak nafas berat
 Takipnea dan dispnea
 Kerusakan otak
Tetans  Semua grade tetanus indikasi
dirawat inapkan
Kondisi pasien  Demam
immunocompromise ( ex:  Ada infeksi tumpangan
pansitopenia, keganasan post
kemoterapi)
 Perawat wajib melakukan konfirmasi bagian pendaftaran rawat inap
ketersediaan ruang isolasi
 Jiaka ruang khusus isolasi tidak tersedia, maka pasien indikasi rawat inap
dengan isolasi harus ditempatkan di ruang yang setidaknya hanya 1
pasien dalam satu kamar.
 Ruang isolasi yang setelah digunakan oleh pasien dengan resiko
penularan infeksi tinggi, tidak bisa digunakan pada pasien
immucompromise sebelum ruang dinyatakan steril.
C) Pelayanan Kuratif
Upaya merupakan serangkaian kegiatan pengobatan yang ditunjukan
untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit.
Pasien kuratif indikasi rawat inap:
Diagnosa Kriteria / indikasi rawat inap

Epistaksis  1. Perdarahan massif 


2. Hipertensi tak terkontrol 
3. observasi perdarahan lanjut 

Hipertrofi tonsil  1. Pre operatic treatment 

Prolonged pregnancy  1. Hamil ≥ 41 minggu 

Myoma uteri  1. Ukuran myoma uteri ≥ 8 cm 


2. Telah terjadi perdarahan berulang 
3. Hb ≤ 8,0 mg/dl 

Preeclampsia  1. Tekanan darah ≥ 160/110 


2. Proteinuria ≥ + 2 
3. Terdapat tanda awal kejang 
4. IUGR 
5. Peningkatan SGPT/SGOT 

Abortus  1. Perdarahan ≥ 150 cc 


2. Keluar jaringan 
3. Syok hemoragis 

Hemiparesis gravidarum  1. Keton urin + 


2. Keadaan umum lemah 
3. Intake makan tidak adekuat 

Abnormal urterine bleeding  1. Hb ≤ 8 mg/dl 

DHF 
1. Trombosit < 100.000 
2. Tekanan darah < 100/70 mmHg
(presyok) 
3. Perdarahan spontan 
4. Muntah 
Dyspepsia  1. Muntah 
2. Nyeri dada karena gastro esophageal reflux
desease 
3. Dehidrasi 

Diare  1. Dehidrasi sedang – berat 


2. Muntah sampai tidak ada obat yang bias
masuk 

Asma  1. Keluhan tidak membaik dengan 2x


nebulizer 
2. Respirasi rate >40 

Periapical abscess with sinus 1. Suhu tinggi 


(K04-7) 
2. Susah menelan 
3. Nadi cepat 
4. Nafas terganggu 
Pasien yang memerlukan tindakan kuratif tapi tidak masuk indikasi
rawat inap, dokter wajib memberikan pendidikan kesehatan dan
didokumentasikan dalam form instruksi pasien pulang
Selanjutkan form tersebut akan dibawa pulang dan menjadi pedoman
perawatan pasien dan keluarga dirumah. Kuratif bertujuan untuk merawat
dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis
penderita TB
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan
nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.
BAB IV
PENDOKUMENTASIAN

Pendokumentasian skirining pasien khusus rawat inap perlu


didokumentasikan dalam berkas rekam medis. Tujuan pendokumentasian ini untuk
mengikuti perkembangan penyakit dan evaluasi pengobatan ataupun penanganan,
serta dapat dijadikan sebagai acuan perencanaan pemulangan pasien.

Ditetapkan : Welala
Pada tanggal :
Direktur RSUD Kab. Kolaka
Timur

dr. Abdul Munir Abubakar


NIP : 19830324 20100 11001

Anda mungkin juga menyukai