Anda di halaman 1dari 49
BAB II METODE DAN CORAK TarsIR IBNU "ARABI yat _hidup Ibm ta 1, Nama Ibnu ‘Arabi ‘pun nama lengkap Ibmu "Arabi dalah : Abu Bakar M hyiddin bin 'j bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah Al-Hatiny Ath-Thody Al-andaluey,) ai anda- jusia beliau dikenal dengan sebutan "Tbnu Suragah" sedangkan di Negeri Timur beliau dikenal dengan og butan "Ibnu 'arabi" tanpa huruf alif dan lam (adaq fut-tatrif), hal ini untuk membedakan dengan Qadli Abu Bakar Ibnul-'arabi yang mengarang Kitab Abkamul, Qur-an, dimana Qadli abu Bakar di kenal dengan sebu tan "Ibnul-'arabi" yang menggunakan adatut-ta'rir,2 Beliau dilahirkan di kota Mersia (Andalusia) yaitu sebuah kota yang dikuasai oleb” pemerintat: Islam yaitu Pada masa Bani Umayyah, Beliau lahir pa da hari Senin tanggal 17 Ramadhan 560 H. bertepatan dengan tanggal 28 Juli 1165 M,> ai sebuah rumah yg miwah dan hidup dari kalangan keluarga yang terpan- dang (mulya), zubud dan taqwa. Jika ditinjau dari segi silsilahnya, beliau- tidak hanya keturunan dari Orang-orang yang terpan- dang, guhud dan taqwa, Seorang AteTaf, 7DR.Moh, Husaen adap ruun, Juz II, barul-Kitao TO, hal 407 Dasiratul-Ma'rt fatul. ¥?DR.Muham ab, mut-Ti jariyyah, hal 207 _ Muhyiddin 1 rim, Juz I, Darn assukul—Tslamy, Al-Ahra Tafsir Al-Qur-anul-Ka- abiyei, hal Alif. ADs 16 Tashawwul. Sedangkan ayahnya bernama ‘Ald bin Mue hammad, beliau adalah seorang Ulama' yang sangat a lim baik dalam ilmu Figh maupun dalam masalah Ha- adits. Beliau termasuk juga orang-orang yang Zuhud, Taqwa dan Tashawwuf.? ‘Ali bin Muhammad memiliki dua orang Shaha- bat laki-laki. Yang satu bernama Yahya bin Yaghan, Dia meninggalkan Tumahnya menuju ke Talmisan dan me netap disana untuk menjadi pembantu dari salah se0- rang Wali, Sede Al-Khulany, Dia selalu melakukan shlat malam secara kontinyu dan disertai berdzikir dan bertasybih.® o- leh kerena itu mereka tidak menyukai perempuan (ta battul) dan mere} derhana atau ber sifatnya bermewahan (2) yang lain bernama Abu selalu berusaha untuk hidup se- uk meninggalkan hal-hal yg hud). a Adapun kakek Toni ‘Arabi adalah seorang Ula ma' besar yang menjabat sebagai Qadhi (halim) di an dalus, s Jipun seorang aim beliau sangat menyu- kai kehidupan yang sederhana dan menjauhkan diri da berbagai dosa (wara'), Yang demikian ini dilakukan- beliau hingga ahir hayataya.? Setelah.Ibim ‘irabi berhasil menjadi guru tu Te dalan pemerintahan Isbiliya, ahirnya beliau ka- win dengan salah seorang perempuan yang . ehalihah, bertaqwa dan yang menarik sekali dia masih ada hubu ngan nasab dengan beliau. Dia bernama Maryam binti Muhanmad bin ‘abdun bin Abdirrahwan Al-Bajaiy, ee e R-Muhammad Ghalab, Loc-Cit, hal 207. aly Muhyiddin Ibmu ‘arabiyyin, Loc-Cit, hal alif DR. Muhammad Ghatab, Loc-Cit, hal 207_ al? Muhyiddin Ibnu ‘ars ye Op-Cit, hal Jim 17 Ibnu ‘Arabi meninggal dunia pada malam Jumkt tanggal 23 Rabi'ul~Akhir tahun 638 H. bertepatan de ngan tanggal 16 Nopember tahun 1240 M. dan beliau dimakamkan di luar Wilayah Damaskus yaitu dikaki gu nung Qasiyun. Beliau meninggalkan seorang istri dan tiga 9 rang anak, yang dua laki-laki dan yang seorang ad: jah perempuan. Anak yang pertama bernama Sa'duddin- Muhammad, Dia lahir di Multhiyah pada bulan Ramadan tahun 618 H, bertepatan dengan tahun 1221 M. Diater ir yang bernafaskan Shu- kenal sebag: fi, isi sy alus dan lembut, sehingga- Jika disiwak antara a-kata yang terdapat dalam sampiran syair tersebut, maka semakin terungkapl ah- keshufiannya. Dia meni Liki bermacam-macam ° Kkoleksi i & Muhammad meninggal ¢ dunia di Damaskus pada tahun 656 H. dan qi makaukan berdekatan dengan makam ayahnya- airny. Putera Ibnu ‘Arabi yang no™er dua bernama ce maaduddin Abu "Abdullah Muhammad, dia meninggal du nia di Madr oh-Shalihiyah dan dimakamkan juga dekat makam ayahnya dan saudaranya yang pertama. Se dangkan anak beliau yang nomen tiga bernama Zainab, tetapi dia telah meninggal dunia sejak keail.? Pendidikan Ibnu ‘Arabi Kita dapat memoklumi bersama bahwa pada mula nya Tbnu ‘Arabi belajar kepada ayahnya yaitu ; "ala bin Muhammad, karena beliau adalah seorang Imam yg ahli dalam bidang ilm Figh, Hadits dan Tashawmt Oleh karena itu ecbelum belajar ke Isbiliya, Ibm 4 telah dibekald ayahnya beberapa i1- *Muayiddin Tonu abiyyin, Op-Cit, hal. Yat 18 mu pengetahuan dasar, cehingga beliau sedikit ‘demi sedikit telah mengerti (memiliki) dasar-dasar ilm- pengetahuan seperti Fiqh dan Hadite. Ketika beliau berusia 8 tahun, yaitu tepat- nya pada tahun 568 H. beliau bersama keluarganyapin dah ke Isbiliya untuk menuntut ilmu dan tingcal di- sana kurang lebih 30 tahun, Maka disanalah beliau banyak memperoleh ilmu pengetahuan terutama ilmu- ilm agama dari gurunya, misalnya ; Ulumul-Qur-an ’ Hadits dan Figh. Hal ini dilakukan Ibm ‘Arabi sela ma 22 ‘tahun, Namun tidak lama kemudian, yaitu ketika Ibnu ‘Arabi berumur 30 tahun yang pada waktu bertepatan- dengan Sepeninggalnya ayahnya (tahun 580° H), nama beliau mulai dikenal (masyhur) ai seluruh — penjuru Andalus dar Negara Barat, hal ini di sebabkan kare- na ketidak puasan beliau di dalam menuntut ilmu, be liau tidak hanya belajar Ulumul-Qur-an, Hadits dan Figh. Akan tetapi pada waktu itu beliau mlai me- ngalihkan pandangannya untuk mempelajari ilm fil safat (Shufi). Oleh karena itu beliau Sangat menyu- Kai untuk berke: ing atau berpindah-pindah dari kota ke desa atau sebaliknya, yang demikian itu tia da lain bertujuan untuk berziyarak kepada Ulama'dan beberapa orang guru, men vadiri tempat-tempat @ sidan juga beliau sering bertukar fikiran tentang masalah yang berkaitan dengan hukum ruhiyah dan ja- jan-jalan untuk menyatu pada shufi. Dan bahkan didg lam pengembaraannya beliau mendatangi pembesar-pem- uw besar Shufi untuk berdialog dengan mereka tentang sekitar Tafeir, Ta'wil dan dan sebagian hukum/keper- cayaan negara-negara Timur. Disamping berdidlog de nean mereka, sebenarnya Tbnu 'arabi ingin mempero — lebbarakah dari wereks dan juga ingin mengambil nik 19 mah (pelajaran) dari mereka yang mempunyai kedudu - kan tinggi dan mulya itu. Diantara pengembaraannya Ibmu ‘Arabi ialah pertama mengelilingi negaranya sendiri yaitu Andalu Ss disana beliau bertemu de- Sia dan Negara Barat da ngan Shahabatnya yang bernama Abul-'Abbas As-Sabty kemudian beliau diajak oleh Shahabatnya untuk ne= ngembara ke Negeri Timur sehingga mereka sampai ke kota Fas dan disana berkumpul dengan seorang Shufi- yang bernai wad Al-lashshar, Maka mereka ber mengelilingi seluruh penjuru kota Tilmisan, yaitu pada tamun 597 He tiga bersama-. Fada tahun 598 Il. beliau sampai ke negara Tu nisia dan u t 4 . sehingga a kan (derajat) yang paling tinggi diantara beberapa- kedudukan menuju jalan-jalan kerohanian, — Kenidian smperoleh kedudu beliau meneruskan perjalanannya menuju ke Mekah, na- mun ditengah perjalanan beliau masih sempat singgah di kota Mesir da leh untuk ne, menemi seorang ulama! yang sha - eroleh pelajaran yang tinggi untuk- menuju jalan Filsafat Shufi dalam Islan. Pada tahun 600 H, Ibmu ‘Arabi mengelilingi - ai kota B negara dad pada tahun 601 H. dan menetap disana dua belas hari. Kemudian- menerudkan perjalanannya ke Maushul untuk menetad guru besar Shufi yaitu ‘Ali bin ‘abdullah bin Jami; Setelah beliau memperoleh ilm dari padanya, ahirnya beliau terus menuju ke Iraq.i Dan pada tahun 603 H beliau kembali ke He ir dan berkumpul bersama pemu-~ da di sana untuk melaksanakan ibadah-ibadah Pada ma jam harinya, dan berusaha untuk menguasai alam py ni, dan mendatangkan ha ah-karamah yang mengheran a (ajaiv). Namun sebagian Piqaha' tidak menyetujui ter hadap pandangan yang semacam itu, bahkan mereka ime- ngatakan Zindiq dan Kafir. Dan menuntut agar supaya Pandangan yang seperti itu segera dicabut (dibubar- kan), mereka mengharamkan membaca hasil karangannya dan semua yang berkaitan dengan perkataannya (penda patnya). Keuudian Ibnu ‘Arabi melanjutkan perjalanan- nya ke Iskandariyah dan terus menuju ke Mekah untuk menjumpai temannya yang bernama Abi Syuja' dan kelu i disana beliau menemukan dari langit yang isinya menyu- arganya, akan tet rat baru yang dat ruh beliau agar melanjutkan perjalanannya, dan lang sung menuju ke Quniyah yaitu ibu kota negara Islam yang terletak di rathoriyah (Bizantium). Disana beliau mengarang dua buah kitab, yaitu pada tahun 607 K. Untuk mengisi waktu-waktu yang kosong, Ibnu "Arabi mengumpulkan Para pemuda dari golongan shufi kKemudia diduk melingkar sambil verdzikir untuk mem- peroleh (wencapai) tingkatan ma'rifat, sehingga ma sing-masing mereka henemukan ilmy pengetahuan dan tampak pada wajah mereka sinar yang terang. Sclan- jutnya Tbnu tarabi meneruskan perjalanannya ke nega ra Arminiya. Pada tahun 608 H. beliau memasuki kota agh= dad dengan tujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dari seorang guru besar yaitu Syihabuddin Umar be- liau adalah teman seperkuruan Shufi di Baghdad, Se apainys disana, baddin memperkenalkannya ke pada murid-muridnya seraya berkata : "Sesungguhnya- Tbnu ‘Arabi adalah merupakan lautan (samudra) kebe~ naran". Maka sej arid-murid Syihabudd@in ba BA nyak tertarik untuk berguru (menuntut tlm) padanya sehingga mereka banyak berdatangan kepada Ibnu tara bi sambil menghormat dan membenarkan ajarannya. “ayangnya beliau di Baghdad tidak begitu 1a ma, sehingga beliau melanjutkan perjalanannya ke Da maskus, namun sebelum itu beliau menyempatkan diri- untuk singgah ke Baitul-Maqdis (Palistina). Dan di HE tengah perjalanan yaitu antara negara Syam dan Jaz cuaca mendung, sehingga Ibmu ‘Arabi sampai di- Damaskus, yaitu pada tahun 620 H. yang pada waktu itu Ibnu 'arabi bérusia 60 tahun, Ahirnya beliau me mutuskan untuk menetap disana, sambil mengarang be berapa kitab, a shir hayatnya, 3. Hasil karangan Ibnu "Arabi Pada bab yang dahulu, penulis sepintas telah menjelaskan bahwa Ibnu "Arabi adalah termasuk salah seorang yang dalaa dan luas ilmu pengetahuannya.Hal ini terbukti aa ya ketidak puasan beliau di dalam menuntut ilmu ke berbagai penjuru baik di negara Ti mur maupun di negara Barat. Oleh sebab itu tidak he ran apabila Ibnu ‘Arabi banyak mengarang kitab Menubut Ustadz, ilyaman (salah seorang pene liti dari negara ur) berpendapat bahwa hasil ka~ rangan Ibnu ‘Arabi verjumlah 300 buah, hal ini ti dak perlu dikhayalkan (disangsikan) lagi, Sedaugkan wenurut Ustadz Masiniyun mengata - gan Tbnw ‘Arabi sebanyak 439 buah Kitab. Dan menurut Brukdeman bahwa hasd1 karya Tbmu ‘Arabi hanya berjumlah 150 buah kitab.2° Namn yang penulis ketahui adalah hanya 20 buah Kitab a1. woe Se 10pR Muhammad Shalab, At-Tashawwful-Mugarin, Make tabah Yahdlatu Mashrin, Kaito, het 15 kan bahwa hasil ka: 4 antaranya : 1. Al-Futuhaatul-Makkiyah 2. Fushuushul- 3. 4, Musyaahidul-Asraaril-qudsiyati 3. Al-Anwaar 6. Insyaaud-Dawaair ?. Hilbatul-Ibdaali 8. Kiimiiyaus-Sa'aadah 9. Al-Ifaadhatu 10, Tar jumaanul-Asywaa Hikam fahaadliraatul-Abraari Wamasaamiraatil-Akhyaar 11. Kitaabul-amrul- lee, 13. At-Tejall yaatul-Ilaahiyah 14. Taajur-Rasaaili Wamanhaa jul-Wasaaili 15. Tafeiir Suuratud-Dluhaa 16. Kitaabul-4 17. Anal-cur-anu 18. Ar-Ra: aailul-Tlaahiyah vabati ‘Alar-Rasaailil-Manshuuriyati s-Sab'ul-Matdaaniit 19. Mawaaqi'in-Nujuum Wamathaali'i Ahlihil-asraari- Wal-"Uluum 20. Kitabul-akhlaag él. Yafeiir Al-jur-anul-Kariim Guru-gurunya Sebagaimana yang telah disinggung ai maka, la berguru pada ayahnya (Ali bin Muhammad) yaitu bel ajar Hadits dan Figh. Kemudi, an untuk lebih memperdalam dari kedua il tersebut beliau pindah ke Isbiliya untuk melanjutkan pelaja- rannya kepada guru yang lain. Dan disana beliau ta dak ha i bahwa Ibnu ‘Arabi 5 sudah dipero i ambah (mands pat- kan) pelajaran yang baru yaitu UL 1-Qur-an yang didalamnya meliputi dan isyaratil-Qur-an, mm qira-at, ma'anil-Qur-an, kemudian beliau mengembara- ke beberapa wilayah baik di Timur maupun di. Barat untuk belajar ilu kalan (aqidah). tian bahwa Ibnu Cleh sedab itu, disini dapat diambil penger- bi mempunyai dua pertalian guru diantaranya guru dalam bidang ilm kalam (agqidah) dan guru dibida ay be g fiqh dan hadite, Guru Ibnu ‘Arabi dalam dalam bidang figh dan- hadits, - ‘Ali bin Muhammad dan beliau ini belajar dari Muhanad bin Ahmad bin Abdullah Al-Hatimy, - Abu Bakar bin Khalaf Syameuddin bin Mahay.13 ~ Ali bin Ahmad bin Said bin Hasmin bin Ghalib - bin Shalih bin abi sufyan Tbnu Yaoid (Tbnu Haz min) dan beliau belajar (mengikuti) dari pada Daud bin Ali Al-Asbahany. Guru-guru Ibnu ‘Arabi dalam bidang Aqidah. ~ Mubennad bin Abdullah bin Masrah (269 - 318 EH, atau 803 - 921 M.), Beldau adalah anak dari se orang pe Mu'tazilah, bel ang berpandangan (beraliran) — mempunyad teman yang sangat alim baik idma agama maupun filsafat yang ber aliran Mu'tazilah. Feliau pindah ke Mekah de- muridnya Mut in bi ng dikenal ene (Tbnul qil Muhammad bin Wahab 4 mmad Ghalab, At Ponassulule Islamy, Mals Mashrin, Kairo, hal, n 208 ker At-Tu nukhy y ny) dan Ibm § ad Abu Zahrah, Mahadhi- L-Fighiyyah, Mathba'ahul= 2h thubdy, sehingga disana mereka menjumpad Abi Said Tbnul-'Araby yang mana beliau selalu membicarakmn hal-hal yang sifatnya bathiniyah dan mengerti ta. tang rahasia-rahasia shufi bathiniyah ketimuran, Sepulangnya dari Mekah Tbnu Masrah di Qordoba me rahnya (kampungnya) menu- ju gumang Qordoba, tempat itu Ibnu Masrah me ngulangi pelajarannya yang diperoleh dari Mekah.~? n, Tbnul-'Ariif yaitu Abul-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Musa bin Ath beliau adala ullah Tbnul-'Ariif Ash-Shanhaji, rang kitab "Mahasinul-Majali- fh ke dalam bahasa Prancis dan ‘a oleh Balasius (1931 M.), si" yang dite di sebar luaskan dis yang isi n tentang dasar-dasar un- tule weuf (shufi) yang ¢ gi (yaitu Thardigatus-Syadzaliyah), Ibnu Barajan yaitu Abdus-Salam bin Abdur-Rahman- bin Abir-Rijal al-afrigqy Al-Asybily (536 H), be liau selalu mewpertahanican sumber-sumber yang da + dirinya yaitu ciri-ciri seorang mufas- fi yang sepanjang hidupnya selalu diper - tentangkan dikalangan ulama' fiqh. Kemudian Tbnu Parajan jatuh sakit dan meninggal pada tahun 536 Hijriyah di i, Atas dasar pandangannya orang orang memutuskan agar beliau tidak dimakamkan,mg ka raja memerintahkan agar jasadnya @ibuang tan- pa dishalati terlebih dahulu. Akan tetapi seseo- rang dari penduduk M ‘Kasy memerintahkan seorang pembantu agar meman, pasar untuk be. orang-orang yang ada di menghadiri jinazah Tbnu pp. apa.g Islami, halaman’ & MIbia, halaman ‘alsa fatus-Shufiyah nN a Barajan, sehingga kota tersebut penuh (sesak) de manusia, Disana mereka berdo'a bersama-sana dan memandikannya, menyembahyangkannya dan mengubur - nya. Ahmad in - Tbnu apnya ialak Gassiyyi. Beliau adalah orang yang pertama - tama bangkit di kota Andalus, namun beliau bukan pen duduk asli Andalus, tetapi beliau berasal dari su ku Syalb yang tingyal di pegunungan padang pasir (Rumawi). K. dapat menyeeuaikan dengan lingkungannya yakni me- na Dia lama tinggal di Andalus, maka niliki sifat kearaban, sopan santun dan penyair, Beliau meninggel pada tahun 546 H. bahwa sesuatu yang ai adalah membekas pada di- 2 menanggelkan alas kaki ¥ tempatnya,1? ri Ibnu ‘arabi, b. yang tidak bergeser dar Syekh Abu Mady. Syu'laib bin Al-Husain, beliau a- dalah guru Ibnu 'arabi yang paling dekat (mbasya rah) dan beliau ada ' ah hidup dalam satu Masa de- rabi. Beliau meninggal pada tahun 594. ‘jriyah, sedangkan hasil karyanya (kitabnya) ba- nyak dijadikan rujukan oleh. Tbnu ‘Arabi, misalnya Kitab Nahadira ul-. + Dalam menyusun kitab a ni Ibnu ‘Arabi mengambil rujukan dari kitab-kitab Abu Madyan yang isinya menjelaskan tentang sifat- sifat yang aneh dan jarang dijumpai atas diri seo rang shufi yang lain, Mi alnya; ketika Tbnu (ra € pengertian "Wushul", -betiau menjawab berdasarkan riwayat yang diterima dari gurnya (Abu Madyan) yaitu : "Jika kamu menunjuk — kan dengan sesuatu atas sesuatu, niscaya saya ter SS “Ibid, halaman 4492 bi ditanyai tenta kamu menyembuyikan su atu perasaan, uiscaya saya hadir dengan penuh ke ramahan (mengetahui), jia kamu menanpakkan ke — cintaamnya, niscaya yang demikian itu tidak da- pat dikatakan mesra, kecuali dengan jalan mende- katin, Dan jika kamu menyembunyikan dari panda Gann, niscaya jelas bagima dari ventukm (kea- daanmi) baik itu pandanganm maupun tempat kamu memandang dan kanu tidak bisa mewandang, kecuali hanya batas pandanganm, (Harkasy) ~ Muhanmad Al-Hashshar (fas) ~ Ali bin Abdullah bin Jami! (Meushul) ~ Sythabuddin Umar As-Sahrawardy (guru besar Shufi di Baghdad) - ADL Syuja' (Mekan) 29 ~ Abul-Abbas As-Sat Disamping dari yang telah diuraikan al a- tas, sebenarnya uzu Ibnu 'arabi tidak hanya ity saja, tetapi masih » yak lagi yang penulis pe- lun bisz 1 luas. Hal ini ai Pengembaraannya Tbnu 'arabi- tidak celamanya nenyes than nama gurunya, sekali pun beliau menge: babe kan karena di dala bara ke berbagai negara baik di Timur maupun di Barat. Namun, yang jelas Ibnu- ‘Arabi banyak mer oleh ambil faham-faham yang di anut sur Al-Hallaj. sain bin M 3. Murid-muridnya n uurid-uwurid dising dalah me rtian. Pertama, adalah orang-orang- 1, faleafatus-saufiyah fil-Islam, Op-Cit, hala - man 493 MWrarsir aL feenyizkarin, Juz 1, hal./wawi-tha', 27 yang meneruskan ajarannya (fahamnya), dan yang ke- dua adalah orang-orang yang mempertahankan . ajaran nya (fahamnya). : Adapun orang-orang yang mengambil dan. meng ruskan ajarannys antara lain a. Ibmu Faridh (631 8.) b. Ibnu Sudikin (640 H.) H.) qd. Asy-syasytary (668 H.) e. Jalaluddin Ar-Rumy (670 H.) f. Abd, Karim Al-Jaily (805 H.) 20 ce. Ibnu Sabi'in (667 Sedangkan orang-orang yang mempertahankan a jarannya dari se n Orang-Orang yang membantah - nya antara lain a. Majdud-Din i1-Firuzabadi bd, Quthbud-Din Al-Humawiy ¢. Salahud-Din Al i a. Syihabuddin Umar Al-Suhrawardi (dukan Suhrawardi pembangun Hikmatul-Isyraq) e. Fakhrud-Din Al-Razi f. Jalaluddin As-suyuthy l-Qasyani, dan h, Abdul-Ghani An-Nablusi.¢ Didalam kitab Dairatul-Ma'rifah Al-Islaniyah Juz I, disebutkan orang-orang yang ikut mempertahan kan ajaran Ibm ‘Arabi adalah a, Sirajud-Din Al-iiokhzuay b, Kamalud-Din Az-Zamalakany c. Marubadud-Din d. sluddip Al- nu jnady Kasyi dir Hahnud, Op-Cit, hal. 496 2. ; Prof.Dr.Hamka, £ Perkenbancan dan pe: niannya, Pustaka Panjinas, rta, 1904, hal 159 e. Muhammad Al-Maghraby (guru Jalaluddin As-Suyuti) f, Badrud-Din Tbnu Jamatah g. Sirajud-Din 41-Bulqiny h. Taqiyud-Din As = Subky.~* o Metode belajar mengajar Ibnu ‘Arabi Adapun metode belajar mengajar yang ditempuh Tbnu ‘Arabi dalam menyampaikan pelajaran pada mu- ridnya adalah meliputi beberapa metode diantaranya: Pertama, beliau mengumpulkan murid-muridnya- disuatu tempat (ruangan), kemudian beliau duduk dan murid-muridnya duduk mengelilinginya. Maka pada 6a at itulah Ibnu ‘arabi menyampailkan pelajarannya dan menjelaskan sampai mendetil yakni sampai pada ting- kat perasaan yang mendalam (tingkatan ma'rifat), se hingga mereka dapat memahami dan meresapi semua yg diajarkannya dari yang lahir sampai yang batin. Gus, mercka mendatangi Ibnu ‘Arabi tanpa diundang (diajak) terlebih dahulu, Mereka datang de ngan ramah dan ta'dhim sambil memohon pada Ibnu ! rabi agar beliau berkenan (bersedia) untuk memberi- kan pelajaran kepada diri mereka. Hal ini . terjadi ketika Ibnu 'arabi berda di kota Baghdad. Ketiga, dengan jalan manaqasah (tanya jawab) yakni mereka saling tukar fikiran antara yang satu- dengan yang lain, ba tuan ruhani maupun berkaitan dengan keten- nitan den n jalan yang enuju pada aqidah shufiyah. Dalam hal ini Tony rabi bertindak sebagai modérator. 22 sbaul-Hamia Yunus, De Yah, Juz I, halaman ratul-Ha'rifah Al-Tsa 2g Keempat, ah beliau menyuruh muridnya yg dianggap mampu, baik dalam ilmu Pengetahuan. maupun dalam hal kekuatan imannya, taqwa dan zuhud untuk menulis (mensarahkan) sebuah kitab hasil karyanya, misalnya Ibnu Faridh me arahkan keutamaan Kitab al-Futuhatul-Maldciyah dan Abdur-Razzaq Al-Qasyani a mensyarahkan kitab Nushushul-Hikam,22 ?. Keadaan Ilmu Pen ahuan Ibnu tArabi Tbnu ‘Arabi tereatat sebagai seorang Ulamat yang paling terkemuka pada masanya. Beliau menguasa i berbagai macam iluu pengetahuan, baik ilmu-ilm ¥ yang berdasarkan akal (ilmu umum) seperti ; filsa- fab, metaficika, tehnik, dan kedokteran maupun i2muy Aimu agama seperti ; uluaul-qur-an, ulumul-Hadite , Fiqh, tasfawwuf, ilm bahasa termasuk didalamnya 41 ma nahwu dan mantiq d11%"Disamping itu Ibnu ‘Arabi~ adalah termasuk Seorang penyair yang kenamaan, yang pada waktu itu beliau menulis sebuah kitab (Zakhai- rul-'Alaq) yang didalamnya husus memuat syair-syair Yang penuh dengan perasaan "Cinta kepada Tuhan" 25 Berdasarkan dangksl dan dalamnya pengetahuan Ula Shufi sert. alaman-pengalaman yang mere- ka miliki, maka H.M.Asjwadle Sjukur Le. dalam buku nya menbagi tingkatan Ulama' Shufi menjadi tiga tin katan, diantaranya Mngkatan pertama adalah tingkagan "Mbtadin= yaitu tingkatan orang-orang yang baru nempelajari timu Syari'at seperti Ushuluddin dan Fiqh. Mereka i pS le re “Stella, alana’ 338 daa 233 “@tR, Munamnad Ghalab, 0; tit, halaman 232 2 “?Prof.DR.Hamka, Op - Cit, halaman 152 30 ni belum lagi suci dari maksiat baik hatinya maupun perbuatannya. Adapun bagi orang-orang yang berada pada tingkatan ini pelajari buku-buku sbb a. Bidayatul-Hidayat lianjurkan untuk membaca dan mem oleh : Imam Ghazali b. Qutul-quiub oleh : Abu Thalib Al-Naldci ¢. Risalah Al-kusairiyah oleh ; Abu Qasim Al-Kusairi d. Al-Ghaniyah oleh : Abdul-Qadir Al-Jailani e. Awariful-Ma'arif oleh : Umar Suhrawardi f, Mafatihul=Falah oleh ; Abu Atha'itillah §- Futuhatul-Ilaahiyah oleh : Zakaria Anshary Tingkatan yang kedua adalah "Mutawasith" Ya- itu golongan orang-orang yang sudah matang dalam i] mu syari'at, yang il dah sampai ketingkat menengah. Mereka ini edang thariqat, mempelajari cara dan me tode untuk membersikan diri dan perbuatan, : tetapi pengetahuannya dianggap su mempelajari ils hatinya belum suci dari sema kemaksiatan batin. Un tuk itu uk pada tingkatan . ini empelajari buku-bulu sbb : dianjurkan memt a. Kitab Hikam olen : Abu Atha‘illah b, Futuhatul-Ghaib oleh Abdul-Qadir Jailani ec. Al-Qibrit oleh Qutub Idrus ad. Al-Masabir okeh : Suhrawardi e. Al-Jawahir wal-Bawasth oleh : Abdul Wahab Syat - rani, f. Risalah Qawaninul-Ahkam oleh : Abdul Mawahib Sa- dzali. 6+ Mi'rajul arwah Oleh : As-Saqaf Tingkatan yang ketiga ialah "Muntahi" berarti tingkatan orang-orang yang telah lanjut il- munya, telah matang dalan ilm Syari'at, telah a ie jalani tharigat dan telah suci hati dan perbuatannya dari segala kemakciatan dan telah suci pula in 51 nya dari pada terlupa mengingat Allah. Orang - orang at ini, biasanya aken rii" yaitu orang-orang yang te- i ketin ing yang sudah samr orang-orang yang ' jah sampai ketingkat " ma'rifat ", Maka dari itu go jongan ini dianjurkan untuk membaca buku-buku yang ah kepada Allah, i tingkat ainul-yagin dan hag tab-kitab : berisi ilm ladunni, ilwu ma'rit mu yang sudah qul-yaqin, a oleh : Muhyi "Arabi b, oleh : " " " Gs , " " ” d. Sirul-Manan " " " e. Miskatul Anwar oleh : Imam Ghazali f. Al-Mahzadul-agsha oleh: " g- Insan Kamil Oleh : Abdul-@adir Jailani Dard ketica tingkatan yang tersebut diatas, ternyata Ibnu ‘Arabi tergolong pada tingkatan yang paling tinggi baik tinggi kedudukannya maupun ting- gi ilm pengetahuannya. Olen sebab itu bagi mereka yang belum memilitd dan mendalami ilm eyari'at ye dheliir seperti Usiuluddin dan Figh, dan dasar syari ‘at yang bathin seperti ilmu Tashawwf dan Ahlaq ma ka sangat dilarang mempelajari ilma hakekat ini,29 Untuk itu tidak heran jika Ibnu ‘Arabi menda pat pujian dari Ulama' Shyti yang lain. Seperti yg ru besar Shufi di Baghdad Pernah dilontark yaitu Syihabuddi n Oleh n Umar As-Sahruwardi, Beliau men takan didepan muria-: wuridnya " Bahwa Tbnu ‘Arabi a dalah lautan hakikat ", 27 Sjukur Le, Ilm Tasawut, Bina ih » 1982, halaman 16 Muhyiddin Ibnu ‘arabi, Op - Cit, Muqaddimah, tha! 8. Keshufian dan kezuhudan Ibnu ‘Arabi Kalau kita meng terdapat dalam miqaddiman Tafsir Ibnu 'arabi,disana akan kita jumpai hal-hal yang berhubungan dengan ke hidupan Ibnu ‘Arabi sejak kecil hingga dewasa. Kji lebih jauh uraian yang Hal ini hidupan Ibnu ' « kecil mimang berada dalau lingkungan orang yang berada baik kaya harta maupun kaya ilmu pengetahuan. Suatu contoh ayah Ibnu ‘Ara bi (Ali bin Muhe kaya raya di An gai Aimmatul-Figh wal-Hadits. Dan ayahnya |. (Ahmad bin Abdullah) yaitu kakek Ibnu ‘Arabi, beliau ada jah Ulama' yang terkenal dan menjabat sebagai Ga~ ahi (hakim) di Andalus, dapat kita mallumi bersama, bahwa ke ibi_ sej ad), beliau adalah seorang yang alus disamping beliau adalah seba- Dengan de ian dapat memberikan gambaran ke pada kita, bahwasanya tidak nampak tanda-tanda atas diri Ibnu ‘Arabi untuk c mt) faham shufi, beliau disekola nderung mempelajari (menga kan ketika beliau berusia 6 th, an Oleh ayahnya ke Isbiliya yaitu husus memperdalam ilmu-ilmu agama seperti; Ulumul- Qur-an, Hadits dan qh. Konon, justru yang nampak atas diri Ibnu ‘Arabi ketika beliau menyelesaikan ~ studinya di Isbiliya, beliau cenderung untuk melan jutkan studinya suka berburu.©o Fakultas Adab disamping deliau Nemun, berawal dari wafatnya Ali bin Muham - mad (ayah Ibnu ‘Arabi), yang pada waktu itu beliau- wasih sewpat ber! iuca g-bincang dengan ayahnya keti, ka beliau masih dalam k. adaan sakit parah, Tiba- ti ee Ber ae: - Muhyiddin Ibnu ‘Arabi Op-Cit, Mugaddimah ~ halam (huruf jim) ? 2 * ° 33 ba ayahnya memberitahukan pada Ibnu ‘Arabi tentang > yaitu tepat hari Rabu. Ketika men jelang detik-detik yang terahit ayahnya berpesan la gi kepada Ibnu ‘Arabi 'Wahai anakiu ! pada hari i ni adalah hari keberangkatanku dan hari pertemuan — hari kematiannye ku", Kemudian Ibnu ‘Arabi menjawab : mudah-mudahan- dalam perjalananmu Allah SW? berkenan memberikan selamatan atasmu SWT mem katima dalam pertemuanmi. Dengan jawaban yang demi- eo zz n mudah-mudahan Kian ayahnya sangat bahagia seraya berkata : mudah mudahan Alla SWT membal mua kata-kata yang dil kurai u wahai anakku !, Maka se pkan ayahku saya de rkan, sekalipun 5 memahaminya. Dan ketika saya verpaling beberapa saat dari pandanganku, tiba-tiba nampak seberkas sinar putin yang memancar dari dani nya dan sinar yang berkilauan tersebut dapat juga dirasakan dan disakcikan oleh ayahlu. Setelah panca rau sinar tersebut merata disegujur badannya, maka saya memegang tangannya dan menciumnya sambil ver dota. Kira-kira monjelang datangnya waktu Shalat Du hur, maka wafatlah beliau.2? Maka sejak itulah Ibnu 'arabi mulai berpaling untuk mempelajari dan, mendalami agidah shufiyah. Be jiau mengembara keberbagai negara untuk menjumpaibe berapa orang guru besar Shufi, Bahkan beliau tidak Segan-segan menuntut ilmu kepada guru-guru yang ba nyak terpengaruh dengan eliran filsafat Neo Platoig me yang sedang berkembang dengan pesatnya di Anda- jus, Perkembangan tersebut memuncak sampai ke ting- kat sinkritisme antara ajaran tashawwf dengan aja ran filsafat Neo Platois sehingga dapat mengha - 2FMugqaddimah (huruf Ha') ‘afsir Ibnu ‘Arabi, Op-Cit, hala silkan suatu bentuk (mode) baru yang dinamakan de ngan "Filsafat Tashawwt". i’adalah tokoh dalam aliran ini, kkan ajaran Tashawwufnya berdasar- yang tela kan renungan filosofis dan pera an tashawwuf se hingga membentuk suatu aliran tashawwuf yang baru yaitu "Vahdatul-iujuan 3° Oleh sebab itu beliau adalah termasuk ulama! shufi yang besar (muntahi) dan sangat terkenal pada waktu itu, baik orangnya yang selalu mementingkan - zaule dan rasa maupun ajarannya (fahammya) yang sa ngat menggemparkan para ulama', khususnya Ulama!iu- lama' Sunny. 9. Gelar Ibnu ‘Arabi Adapun gelar yang dimiliki oleh Ibnu ' Arabi antara lain : sim yang adil G CAL ) b. Penutup para wali COND WSS te ) c. Benteng pemisah antara yang haq dan yang bathil. C gbslcln) a. Powosngitit Keuenaran dan agama ( CxS» Gah ey utan yane Jeng mu pengetahuan BlalZ sho ae f, Peubangkit semangat PPS ce pS ) g. Guru besar ao p Est) h. Dekat (arif) kepada { ALWL Lo Lad ) ie Be. Met gan Corak Tafsi Untuk pembahasan dalan sub ini adalah terdiri a tas dua pokok pembaiasan yaitu metode tafsir Tbnu 'a~ Bae Reena: SO aay ei. ee tee DOH Me kG jwalie: Siulia, Les Op Cit, halaman 65 b. Metode Ijmali, yaitu menerangkan ayat-ayat AL ‘Arabi, Untuk mengetahui metode tafsir ITbnu ‘Arabi yang lebih mendalam, kiranya sebagai bahan perbandingan per. mengemukakan beberapa pendapat ulama' yang berkaitande ngan masalah ini, antara lain : 1. Abd, Hayyi Al-Farmawi dalam kitabnya mengemukakan bahwa tafsir Al-Qur-an jika ditinjau dari segi pem- bahasamnya, maka dapat dikelompokkan menjadi empat macan metode yaitu : a. Metode Tahlily (analisa) ialah menerangkan ayat- ayat i1-Qur-an dengan menganalisa dari pelbagui- segi, misalnya dengan menerangkan makna mufradat, lafadh-lafadh, asbabun-nuzul, hadits, riwayat sa habat dan lain-lain. Dan kemudian diambil suatu- konklusi. Qur-an dengan penjelasan yang global (mjmal). c. Metode Muqarin, yaitu penafsiran Al-Qur-an de= ngan membandi skau pendapat-pendapat mufassin, ba ik dari kalangan ulama' salaf maupun dari kala- ngan khalaf, kemudian dari kedua pendapat terse but diambil salah satunya, yang lebih: mehdekati - kepada kebenaran. 2 Metode Maudlu'iy, at-ayat AL Qur-an dengan cara pengelompokan judul yakni me- ngelompokkan ayateayat Al-Qur-an yang senada da lam suatu topik pombahasan.~ itu menafsirkan a 2, Menurut Prof. DR. H. Abd, Djalal HA, bahwa yang le- bin praktis dan sistematis metode penafsiran itu ha Maudlutiy, ww a rus dipisah-pisalkan menurut dasar penimjauan ma- sing-masing. salnya, ke: ! u ditinjau dari segi sumber-sum ver penafsiran yang digunakan, maka metode penafsi- ran Al-Qur-an itu a ntaranya a. Metode Tafsir bil-ila' tsur/bir-Riwayah/bil-Manqul, yaitu cara menafsirkan ayat. wayat Al-Qur-an yang ber penafsiran dari Al-Qur-an dari Hadits Nabi, Riwayat Shahabat dan dari Riwa d@idasarkan atas s) bankan set gian ulama' menambah bitit-tabi'in, b. Metode Tafsir bir-Ra!' yi/bid-Dirayah/bil-Ma'kul,- yaitu cara menafsirkan ayat~ayat Al-Qur-an yang umber ijtihad dan pemikiran my fassir terhadap tuntutan gaidah bahasa Arab dan kesusasteraannya, cerita israilyat dan teori il- mu pengetahuan, setelah dia memenuhi syarat-sya- rat sebagai mufassir dan menguasai sumber-sumber tadi. Cc. Metode Campuran yaitu antara bil-ma'tsur dan bir ra'yi. Penafsiran ini didasarkan atas perpadusn- antara sumber tafsir ri jayat yang kuat dan sha hin dengan hasil ijtihad akal filkiran yang sehat Metode ini banyak dipersunakan dalam tafsir mo drn yang ditulis sesudah kebangkitan kembali u- mat Islam.?° Dari uraian dia bahwa Tafsir Al- 5 sementara dapat diketahui, im karya Ibm Arabi an Tafsir bir-Ra'yi. B. alah termasuk pada golon 22pp, kan beliau telah berusaha untuk menyesuaikan ayat- ayat Al-Qur-an dengan pandangan tashawmf filosofis nya. Hal ini pernah Ginyatakan oleh Prof.A, Hasjmy dalam bukunya, bahwa Ibau ‘Arabi telah menegakkan £ fahamnya dengan berdasarkan renungan fikir dan Zauq Tashawwuf, Sekalipin beliau merasa cemas dan takut ancaman orang awam, naman beliau tetap derjalan de ngan berbelit-belit. Sehingga lantaran kesanggupan- nya mencari dan m ta, kefasihan dalam baha sa dan sasteranya annya dalam’ menyusun karangan sehi J ngga 4 t dan menghanyutisan @ rang lain. Misalnya dalam menafsirkan Firman Allah dalam Udo wa ole yo, artinya : Dan Kawi telah mengapgkatnya ke martabat (tempat) yang tinge’ surat am ayat 57 Menurut: Ibnu lafadh ( WW ) a Allah atau tempat yang ting, Arabi yang dimaksudkan | dengan h dekatnya Nabi Idris kepada itu.adalah teapat ber lafadh ( Whe les ) juga diartikan pelanit yang keempat yaitu tempatnya Nabi edarnya matahari. Kemudia Isa AS, sebagaimana yang telah disebutkan tempatnya ruh yang semla.>? Dalam kitab An-Nushush juz I hal. 26, Ibnu- Arabi menjelaskan lebih luas yang dalam hal ini di kutip oleh DR.Mahmud Basuni Faudah bahwa yang dimak sud dengan tempat yang tinggi ialah tempat beredar- *>prof,a.Hasjmy, Syitah den Ahlussunnah, Bina Ilma Surabaya, 1983, hal. 63 Departemin Agama RI, Al-Qur-an dan Terjemahannnya Jakarta, 1979, hal. 469 2?tpnu ‘Arabi. Op-Cit , Juz II, hal. 20 nya ruh alam (benda-benda langit) yaitu falak mata ( ludukan) ruhani Nabi Tdris hari, Disitulah maqam Alahissalam. Yang divawahnya terdapat tujuh falak dan diatasnya juga terdapat tujuh falak, jadi ten- pat itu adalah tempat yang ke lima belas. Dan selan jutnya beliau tren, tu adalah untuk kita (pengikut-pengilkut Muhammad), 2% [. dalam atakan bahwa tempat yang tinggi i h difirmankan Allah $ tana yang t mals grew eels uulah yang diatas (palgng- Alla pun beserta kama.../ surat Muhammad ayat Artinya : 1 Dengan demikian dapat diambil suatu keeimpu - lan bahwa ketingvian ( UiclW\En) yang dimaksud o leh Ibnu ‘Arabi adalah ketinggian tempat bukan ky ian kedudukan, Kemudian jika ditinjau dari segi sistem pen lasannya terhadap taf: ran ayat-ayat Al-Qur-am, ma- ka metode penafsiran ade dua macam, yaitu : Metode Tafsir Bayani. sirkan ayat-. ‘etode Diskripsi, yaitu menag yat Al-Gurean hanya dengan memberikan- keterangan secara disk iptif tanpa membandingken de ngan’ riwayat/pendapat yang satu dengan yang lain. b, Metode Tafsir Mugqarin/Metode Komperatif, yaitu me ‘Sirkan ayat-ayat an dengan cara membandigg kan ayat/riwayat/pe t yang satu dengan yang lat r meupun tafsir bir-ratyi g@ salaf maupun dari ulama' yang in. Baik tafsir bil-1 baik dari ulama’ ya khalat, 9% d Basuni Faudah, Diterj.oleh, Moch Zoerni & 4 Pustaka, Bandung, 1987, hal 247 2Pepartemin Agama RI, Op-Cit, hal. 835 DR.H. Abd. Djalal HA, Op-Cit, hal 20 39 Dari peninjauan yang kedua ini, kiranya dapat diketahui bahwa Tafsir Al-Qur-anul-Karim karya Ibnu ‘Arabi adalah termasuk golongan tafsir yang menggu- nakan metode tafsir bayani (metode diskripsi) yaitu tanpa membandingxan dengan riwayat atau pendapat yg lain. Hal ini bisa kita lihat dalam Surat Al-baqa rah ayat 28, Allah SW berfirman ope LEE PA Whin tet iS Comm ran eae afir Ba pada Allah, Artinya Ibnu ‘Arabi berkata ipa yang menyebabkan kamu ter halang untuk mem yai Allah, padahal keadaanmu - ati yakni A berbentuk sg pirma (nat terdapat dalam tulang . shulbi bapak-bapakinu, kewudian setelah itu kamu dihidupkan Nya yakni untuk kamu tidak menerima (menolak) dalil dengan kejadianuu atas penciptanya (khaligq) widian can yakai mati sebagaimana yang kita ketahui atas diri manusia, kemudian dihidupkan kembali yakni dibangkitkan dari alam kubur. Oleh ka rena itu yang pertama > huan yang Llehir (y dua dengan dalil atas keadaan yang pertama. Kemudian ( CUpap AD) > ) adalah timaksudkan un tuk pembal. n, Atau masing-masing kamu dimatikan dengan kematian yang dikehendaki. (iradii) tu. Kemudia di 1 diketahui dengan pengeta bisa disakeiken) dan yang ke- an-pembalas. idupkan de- ngan kehidupan yang haqiqah yakni kehidupan yang ke *Departemin Agama RT, Git, hal 13 40 kal setelah lenyap (hidup yang memperoleh keadilan- yang haq dari aLish). Dan kembali kepada-Nya = untuk < berkumpul dalam satu sifat maupun 40 berkumpul, b berkumpul dalam sat dzat. Contoh lain dalam Surat Ali-Imran ayat 21 dan 22, Allah SBT. berfi. n ener e oe ALI OUL dg Sn AEN bs we ONG Se aBY Og yt NG CRIN G pikes le get’ DLE WU) ed, ier es + apes Ls oe Artinya menyuruh menu berbuat- ubirekanlah mereka bahwa me yang lenya lamnga di dunia dan ahi ka sekali-keli tidak) memper- = 2 +. Was 3 212i < 22): Pp Tbr ‘Arabi berkata.: beliwa yang dimaksud de \ ngan lafadh orc Noe seit ©‘) adalah mereka yang ins danger dy (gil dyg\tés 9) 5 demikian karena dalam kea gamanya, dan mereka tidak akan menerima kecuali apa yang ada pada mere- ka yang telah dip gangi dan diikuti sebelumnya, Dan para Nabi mengajak mereka untuk meng Esa-kan Allah, dan mencegah mercke dari sesuatu y ng menyesatkan, Hoey au Cy pt Cy gh 9) kuti mere ketika adil dan beri- Kemudian la delah orang yang men, > tidak sempurna imanaye in berlaku adil me su dengan agamanya serta- ee Ibnu ‘Arabi, Op-Cit, Juz I, hal 34 Departemen Agama RT, Op-Cit, hal 76 AL mereka tertutup dengan kedholiman mereka sendiri un tuk berlaku adil, maka mereka saling berselisin dan saling membunuh. “shh leas US So5\ adalah mereka yang sela lu mengamalkan (menja lankan) agama nabinya, karena dengan mengikuti dan mematuhi nabinya mereka akan memperoleh keselamatan, Dan nabi-nabi mereka adalah merupakan penolong atau pelinding baginya, bahkan Dia sebagai perant G ikan keinginannya (isi ha ka ingkar terhadap? nabinya berpaling, maka herartine dan mengikuti mereka ya veka telah menyalahi nabinya, karena pada hagigat - nya semux nabi itu adalah satu agama yaitu: ag Tauhid. Oleh karena itu tidak ada perbedaan dianta me ra mereka, sebab mereka sama-sama benar. Maka ba- rang siapa yang menyalahi seseorang, otomatis mere- ka telah menyalahi kesemuanya. Demikian juga barang siapa yang menyd berhadap orang y 1g adil (o- rang yang mengikuti nabi), maka orang tersebut ta lah berbuat dholim, Dan barang si yang dholim,ma yr dengan kedholimannya itu ka berarti ia telah kelu 4 42 dari ketaatan. Dari kedua contoh tersebut, dapat kita ‘kan bahwa Ibnu @i dalam menafsirkan ayat yat Al-Gur-an hanya diskriptir. iebrikan keterangan secara Selanjutnys Prof, Abd.Djalal tafsir Al-Qur-an dari sudut luas dan tidaknya dalam pat » meninjau menjelaskan ayat-ayat Al-Qur-an, maka hal ini 4 diketemukan dua metode penafeiran antara lain luhyiddin Tbnu ‘Ar: bi, Op-Cit, Juz I, hal 174 42 4. Metode Tafsir Ijmali, yaitu dalam menafsirkan a ya saja, tanp ayat Al-Gur-an hanya dilaiuken secara global penjelasan atau menafsirkan secara mendalam dan panjang lebar, sehingga mudah difa- hami oleh orang-orang awam. b. Metode Tafsir Ithnabi, yaitu dalam menafsirkan yateayat ilakukan seca: qur-an d a terper: mendetail, Jang lebar, sehingga cukup jelas dan mudah di nkan dengan uralan-uraian yang pa Cs awam serta banyak di. 1s ‘iawan, 7 na oleh orang-orang nangi oleh para ce Kalau melinh. maka Tafsir aA yang ketiga ini anul-Karim buah karya Ibnu'irabi adalah cenderung mengrunakan metode tafsir Ijaali, yaltu belieu di dalam menafsirkan ayat-ayat Al-qur an hanya menjel n dengan garis besarnya saja,tan ijelasan yang terperinci. Hal zab ayat 41 dan 42, yaitu tentang keharusan mengi - ngat Allah swr. era DERLES ANS: sat Sysstat, + Duols Artinya 1 Hai orang-orang yang beriman, berdzikir - 1 n menyebut nama Allah, de dzikir yang sebanyak-ban yakayae Dan =llya io aktu pagi de i dapat kita seksikan dalam surat Al-ih dan hadir dalam ter -Djalal. Cit, hal 21 TaN eoar tan ner Op Cit, hal 674 1D nya hati, dan wunajat dalan tempat yang tersembunyi (samar), dan m 1 dalam tempatnya ruh, dan sampai kedala ap/ kata ( Oyenwy ) adala (aftal), shifat dan Dzat. Dan ( Sy@y ) adalah waktu terbitnya fajar hui peru ag yang tersembunyi (tertutup),- 4 serta 1 am tempatnya Dzat. Dan menyatu dari perbuatan itu cahaya hati, dan menja- iri sendiri. Dan Que) adalah malam terbenamnya matahari yaitu lenyapuya a tau menyatunya ruh dalam Dzat.4? an dh im pe Dalam contoh yang lain, yaitu dalam surat Wagitah ayat 77 - tentang kemulyaan Al-uran Aaa Cpr ce 3 » eee oye avs . carpio. Sesungyuhnya Al-Qur-an itu adalah bacaan- y ngat pada kitab yang terpeli ), tidak menyentu yang disucikan, Artinya (? = 79 Ayat ( Re 241) ditafsirkan dengan ilmu yang komplit dalam Al-Qur-an yang mulya, tinggi dan qa- din serta berada dalan tempat yang tinggi yaitu "Eitabun Maknuun" (Louhul-Nahfudh). Dan (Gye Sea adalah hati yang terpelihara yang terdapat didalan tidak nampak/kelihatan oleh indera), dan tidak scorang pun yang dapat mendekati nya kecuali Malaiiat- e alam yang ghaib (yang kat yang suci, karena 6l orang yang m kiki akal yang Qur-ani, maka akan fenjadi tenang padanya.. Dan kata Geld ~l Awe V adalah ruh-ruh yang selalu dalam keadaan suci dari ‘Muhyiddin Tbnu ‘arabi, Op Cit, Juz II, hal 291 Departemen Agama RI, Op-cit, hal 807 aby perangai (budi pekerti) yang jelek. at dip bahwa Ibnu ‘Arabi didalam Oleh karena itu .stikan dari kedua contoh penafsiran diatas menafsirkan ayat-ayot il-Qur-an hanya secara ijmali atau global. njauan yang terahir ialah da segi sasaran dan tertib ayat-ayat yang ditafsirkan. Maka dalam hal ini ada dua macam metode panafsiran, yaitu a. Metode Tfsir P ayat Al-qur ara berutan dan tertib se suai dengan u t-ayat dan surat-surat Al- f, dari awal surat Al-Fatiha sampai ahir surat An-Nas. Metode tafsir ini ham Qur-an dalam nush- pir digu nhakan ¢ ua kitab-kitab tafsir ya ada sekarang b. Metode Tafsir } alu'i, yaitu menafsirkan ayat- ayat Al-Qur-an de gan cara mengumpulkan semua a tu maudlu'/ ntu, dengan memperhatikan masa yat-ayat yang berkenaan (mengenai) s judul /top ab diturunkannya, serta neupelajari aye -ayat tersebut dengan secara cer mat dan mendalam déngan memperhatikan hubangar yat yay satu deng: yang lain di da nya dengan sesuatu an. Kemadian dilalah ayat-ayat yang ditafeirkan secara terpa- 48 du itu diambil suatu kesimpulan. Kalau memperhatile pada peninjauan yang ter yang digunakan oleh Ibn ayat-ayat Al-Qur-an adalah ahir ini, namp "Arabi da}am in 4?vuhyiddin Tbnu tar: fe bi, Op-Cit, Juz II, hal 594 Prof. Di sAbd. Djalal EA, Op-Cit, hal 22 45 Metode Tahlili, Tbnu ‘Arabi menafsirkan ayat Al-Qur-an secarr berurutan sejak permulaan su vat Al-Fatihah sampai ahir surat An-Nas, Dan urut- urutan tersebut nean tertib: at atau surat-su i-Gur-an yang terdapat dalam Mush haf Utsma abi menafeirkan ayat-ayat ae nya menjela yang terdapat dalam mush- haf al-9 t, welainkan masih ada vebera pa ayat-ayat Al-Qur-an yang dengan sengaja beliau tidak menafsirkannya. K rena ada namun beliau tidak semua sengajaan ini desebabkan ka ng ma'nal (mak: lafadinya agak berbeda atau ada se edua-duan sama sedanyik gian ayat yang maupun lafadinya. Adapun ayat: pun lafad ¢ senada (sema'na) me: aya ber ara lain 1. Surat al- yat 160. roe de ly pi Grey SU SRT al ee fiat oP pet \ ght “ Crp Ala, et mi nuungi kamu den : runkan kepade aqarah ayat 57 dengan Surat Al-A'raf a gi a n awan, "manna" Artinya : Dan < k, i merekalah ya aya dirinya sendiri. ( - Gout, ON RIEU 9 aL BI a at is, oe CUA edbls Parr Sues Vhs + ae pe epartemen Agama RI, Op Cit, hal 18 4p, 16 artinya : Dan Kami dan aungkan awan diatas mereka upankan kepada mereka manna . Sami berfirman; Makanleh yg dari apa yang telah Kami rig a dain Mereka tidak mengania- i, tetapi merekalah yang selalu- giaya dirinya sendiri. (Qs. 7 ¢ 160)7 Dalam hal ini Ibnu ‘Arabi hanya menafsirkan satu ayat yaitu pada ayat 57 Surat Al-Bagqarah, sedang kan pada ayat 160 Surat Al-A'raf beliau tiduk me nafsirkannya, karena beliau menganggap kedua a- yat tersebut sema'na sokalipun redaksi ka mat, nya ( agak berb: n Surat Yunus ayat 2. Surat Al-Haq 38. A ws Brgy ols brs Qed dl baled ores FES ONAM Coa bs pbs bys oly “yhin ye 2 ~ taAdoles Artinya : Dan jika kam tetap dalam keraguan ten Al-Qur-an yang Kami wahyukan kepa ba Kami (Muhammad), buathah satu § semisal 41-Qur-an tu enolong-nolongm sel: amu grang-orang yang be~ 3) 6° n= : Sp bowls pee bys es benar apa ya! cobalah datan, *rbid, hal. 2 pid, hal. 1 Ibid, hal. 3 ik bunyi la Dalam hal ini Ibnu ‘Arabi juga ha satu ayat, yaitu surat Al-Baqarah ayat 23,sedang kan yang Lainnya dipandang tidak perlu, karena 8 pada dasarnya maksud yang terkandung adalah sama, ya menafeirkan Sedangkan ayat-ayat yan! Iedua-duanya sama, ba Lnya atuu bentuk kalimatnya, maupun maksud (arti) kalimatnyu dianturanya ialah 1. Surat 46. Al-Antam ayat 4 dengan surat Yasiin ayat Vp tee Vy BE) A OULU ehibles . . “Oe Artinya : Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat- ayat Tuhan sampai pada mereka, melain kan mereka selalu borpaling as spade nya (mendustakannya). (QS.6 » es le ety Solin peels : xk pas Artinya : Dan sekali-kali tidak datang kepada me reka suatu ayalt (tanda) dari tanda-tan da kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari pada Nya. (QS. 36: 46).74 Mengenai dua ayat yang sama Ibmu ‘Arabi ha nya menafsirkan satu ayat, yaitu ayat 46 surat Yasiin. Contoh yang lain dalam surat Al-Bagarah = ayat 136 dengan surat Ali Imran ayat 84. 4 Dari sd OS ght) On 5 artinya » Kami tidak membeda-bedal pun diantara aul n seorang a dan kami hanya ti Nya. (Q8.? : 136) ye ?3tbid, hal. 186 Shrpea, hal, 711 > tpid, he - 35 48 i oat hes peel on 5 tidak menbeda-bedakan dianta dan hanya kepada-Nya Lah.ia= yerahkan diri, (QS. 3: 64). Artinya : 2... Dari kedua contoh ayat diatas ini, Ibnu ‘Arabi - juga hanya menafsirkan satu ayat, yaitu ayat 136 surat Al-Bagarah. Oleh karena itu, berdasarkan peninjeuan-penin Javan dan dan contoh fsiran yang telah dikemukaken diates, Kiran, apat diambil suatu ke simpulan bahwa metode yang digunekan oelh Ibm ! bi dalam menafsi menggunaik ayat-ayat Al qur-an adalah macam metode yang sekaligus veli- au gabungkan, yaitu : Metode tafsir bir-ra'yi, baya ni (diskripsi), ijmali dan metode tahlili. B.2..Corak Tafsir Tbmu ‘Arabi Setelan agama Islam meluaskan sayapnya ke dae ra-daerah yang berkebudeyaan lama, seperti Persia, Asia Tengah, India, Syiria, Turki, Mesir, Etiopea & Afrika utara, terjadilah persaingan dan pergeseran- antara agama Islam yang masih dalam bentuk sederha- na dengan kebudaysan lama yang sudah diolah, berkem bang serta mempunyai kekuatan dan keuletan. Maka sejak waktu itu mulailah kaum Muslimin elaj dan sebagaimnya. Sehingga dalam waktu yany tidak la ma telah dapat dimiliki dan dibukukan ilmu-ilmu ga- ya bahasa, ilmu keindahan ba asa dan segala hal yg berhubungan dengan ilu bahasa, ilmu logik. ilma hukum, ilm ketabiban Venartenan tit, hal. 90 Perobahan ini menimbulkan yula perobahan da lam penyusunan dan pemikirah,lentany kitab-kitab tL sir, Ahli-ahli tafeir tidak lagi hanya mengutip ri- wayat dari shahabat, tabilin, tabi'it-tabi'in saja tetapi mereka mai bekerja, monyelidili, meneliti- dan dan membandingkan apa-apa yany; telah dikerjakan oleh orang-orany yang dahulu dari mereka, Bahkan ti, dak hanya sampai disitu saja, pa mulai menafsirkan ayat-ayat A1-Qur-an dari. segi ga- ya bahasa, keindahan bahasa, tat: : mping mengelola dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur-an ses ai dengan pengetahuan-pengetahuaa yang mereka mili- i 7? Oleh karena itu tidak asing lagi bagi seseo- rang yang pandai dalam suatu bidaag disiplin ilmu pengetahuan, kemudiun menyuoun tafsir Al-Qur-an, ma ka sudah barang tentu penafsirannya disesuaikan de- ngan ‘disiplin ilmw yang dikuasainya (keahliannya). Misalnya tafsir yang disusun oleh seorang sejarawan maka dapat dipastikan penafsirannya lebih menampak- kan aspek kesejarahan yang terkandung dalam Al-Qur- an. Demikian tafsir yang disusun oleh seorang Puga- ha’, sudah tentu Ia lebih menonjolkan aspek hukum yang terdapat dalam Al-Qur-an. Zegitu pula seorang yang ahli dalam bidang tata bahasa arab (ilm Nah- wa), maka sudah barang tentu Ia cenderung untuk me nitik beratkan kepada keindahan(gaya) bahasanya.°° Pendek kata, seorang yang menafsirkan nash AL Qur-an, pasti akan mewarnainya sesuai dengan ting - Kat pemahaman yang telah dimiliki. Sebab orang yang *"Departemen Agama RI, Op Cit, hal. 32 S8DR,Muh, Husain Adz-Dzihabi, tijahatul Munhari fah Fii Tafsiril-our-anul-Kariim, Ci > Darul-I'tisham, Kairo, 1978, hal. 39 Al: et, 30 memahami. terhadap setiap ungkapam itu, pasti dibata si oleh kepribadiannya, Oleh karena itu pemahaman $ terhadap nash tersebut tentu tidak akan dapat terca pai kecuali berdasarkan persepsi, penalaran, pomaha haman, pengetahuan atau pemikiran orang yang menafsirkannya, Dengan demikian arah penafsiran a Qur-an oleh n g-masi berbeda atan da ikir dan kadar kemampuan 29 sual dengan kel serta kecenderungan mereka. Bertitik tolak 4 rak (bentuk) tafsir 4l-Qur-an yang kita jumpai da- pat dikelompo! berikut pemikiran diatas, maka co 1. Tafsir Al- n yang peninjauannya dari segi ga ya bahasa, keindahan sastranya serta hal-hal yg berhubungan dengan macam-macam ilm balaghah, se perti Tafsir karya Az-Zamahsy 2. Tafsir Al-gur- > pembahasannya pitik berat- kan pada segi ta Tafsir Bahrul-i 3. Tafsir Al-Qur-an hasa arab (itrab), misalnya hith karya abu Hayyan, embahasaunya menitik be ratkan pada segi jam Al-Qur-an, termacuk yishah-gqishah dari orang Yahudi dan ant (yang telah masuk Islam), se perti Tafsir Al-Khazin dan Ats—Tsa'labi. oe ishah yang terdapat da- pembahasannya di fokusi n yang gharib, misalnya ; Mu'jamu Gharibil-Qur-an, 5. Tafsir A1-Qur-an yang pembahasannya menitik be ratkan kepada ayat-ayat Tasyri' (hukum fiqh), se perti Tafsir Al-. P?abdul Hamid Yunu » Jilid IT, hal 426 shash dan Tafsir Al-Qurtihubi, dkk, Dairatul Ma'arifil Islami- Ma 3 o Io 6. fafeir Al-Qur-an yang penafclrannya meni tile Mafaatiibul-Ghoib kar, ?. Tafsir Al-Qur-an yang pembahesannya di fokuskan > Imam Ar-Razi. pada segi-segi yang berhubun| nasihat Al-Qur-an. 8. Tafsir Al-Qur-an yang pemahamannya dititik berat n dengan nasihat-s kan kepada isyarat-isyarat Al-Sur-an, misalnya ; Tafsir At-Tastari karya Abu Muhammad Sahl ibn Ab dullah At-Tastari©°Bahkan termasuk didalamnyataf Ruhul-Ma'ani karya Al-Alusi, Tafsir An-Naisaburi dan Tafsir Muhyiadin Tonu ‘Arabi .o+ Selain dari yang delapan macam kelompok diatas ini, Prof.DR.TM.Hasbi macam kelompok yaitu ; penafsiran Al-Qur-an yang sh-Shiddi menambahkan dua memfokuskan pada riwayat-riwayat dan atear-atsar yg \l-Qur-an, baik riwa- yat itu marfu', mauquf, maqthu' ataupun hanya beri- ta-berita yang deterima dari orang-orang Israil yg dipandang munasabah bagi ayat telah masuk telam, mis Thabary, Tafsir Abil Thou! Katelin, 23 alnya Tafsir Ibnu Jarir Ath - amargandy dan Tafsir yang pe dangkan kelompok yang kedua adalah Tafsir Al-Qur-an yang pembahasannya berdasarkan riwayat-riwayat Al- Qur-an dan giraat-qiraatnya yang diterima dari ahli 52 ahli qiraat yang kepercayaan.* Oleh sebab itu yang dimaksudkan dengan corak penafsiran dalam tulisan ini adalah arah (demensi)- dan aspek yang menjadi sentral pembahasan dari pe 60... en Osayid Rasyid Ridla, Tafsir .1- laman 17, rar Sloot DRT. tar lim Al-Qurea hal. 264 ethid, hal. anar, Jilid 1, ha- h-Shiddiqy, Sejarah dan Pengen Wan Binten, karta, 1960, Gs 52 nafsiran ayat an, yang dipengaruhi kepribadi an dan disiplin ilmu yeahs dikua ai oleh seorang mu- fassir. nurut uraian d S, bahwa tafsir Al-Qur-a- nul-Karim karya Muhyiddin Ibnu ‘Arabi adalah terma- suk tafe kopa da isyarat-isyarat \1-Qur- Nampaknya pendapat diatas ini banyak mendapat Sukungan dari beberapa ulama' hususnya ulama! yang ahli dalam bidang ilmu tafsir, seperti Muh i Hu sein Adz-Dsihabi, aad Abdul-"Adlim Ag-Zargqani Muhammad Ali Asi-Shabuni dan Prof.DR,?.M Shiddigy. Tbnul-Q.yyin berpendapat yang dikutip oleh a bukunya Mabahits fii Qur-an bal: beredar pada dewasa da prinsipnya ad iga mac yang menitik beratkan kep m diantaranya ; da lafadl yaitu penafsi- ran yang mengarah (menju Khalaf (mutaakhkhi kan kepada :) pada penafsiran wlamat rin), tafsir yang menitik berat na yaitu penafsiran yang mengarah pa da penafsiran ulama' salaf (mutaqaddimin) dan yang terahir tafsir yang pombahasahnya menitik beratkan- kepada isyrat- yaitu penafsiran yang m rah (cenderung) digunakan oleh kebanyakan ulama' Su ri, 63 Sehubungan dengan isyarat-isyarat, Al-Qur-an i ni, nampaknya pernah terjadi dikalangan shahabat Ra sulullah SAW. yaitu ketika turun surat An-Nashr, yg dalam hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, se- sungguhnya Ia berkata —=—. aguisgaththan, Mabahits fii Ulumil-qur-an,s kah Muttahidah 1it-Tauai'ly, Bairuty 1973, hal SBP ee » hal 357 53 : Lor by AA putts 3 dene wea 0 51 The Be sow ADV & (Sad S dow eA) 9 ies Ve 0 ° Os Lehre Adm Ud cosz old Leds LE em Av! Ds 3 C933 Sa Qu eerbliahs\ en o2 gle aN tease geen Ae Pew ane HENS AS 2 a ipav NS No yniiteds 5 SC Siig ote cay om SOS SENS NE ee “enue. Goo na ge raw S08 § ee by) SA ged EMV ARE D9 ee adinod #1 . Po Ab ANS NS AON g pit as Qe LoVe hel Fo Ae 0 Artinya : Suatu hari Umar be dar pergi mengunjungi lah sécrang dari merek Lalu saya tanyakan kep dara kok tidal me k bersa adahal diantara kita adalah sama seperti saudara, maka Umar menjawab : sesunggunya keadaan ini telah saudara sama-sama menge tahui, Maka sesaat kemdian saya memanggil nya dan dia mau masuk berkumy ama = sama meroka, maka‘ yakin saudara menge ne ma pemimpin Ba~ aya, kemudian renpabaaervanasen ke napa sal ta tahui bahy nggil kesini pada hari ini | diperlihatkan kepa kata Umar; apa yang sauda Qalan firman Allan NS\), maka sebagian da diperintahkan kepada ji kepada Allah dan apabila datang per ( ri mereka menjawab kita agar selalu mel minta anpun kepada tolongan kepada kita, y tidak menga takan ape berkata kepada saya ye engkau ketahui wahai Tbnu ee saya men jawab : tidak. Umar bertanya : Lalu apa yang engkau ketahui tang firman All tersebut ?, saya menjawab : yaitu tentang dekatnya ajal Rasulull Avi Dari uraian diatus da sir [Tonu ‘Arabi adalah tern impulkan bahwa tafsir yang menitik isyarat 1 beratkan pada isyarat jur-an, sehingga S4uhammad bin Ismail A1-Buhari, Dasru Thyatl-Ki Shahih Bukhari, Jug Indonesia, hal 222 54 bisa diketahui bahwa corak tafsir tersebut adalah ber corak (berbdentuk) tafsir shwfi a Pengertian tafsir dan is x. puti dua poin (masalsh) yaitu maksud (tujuan) Ibna ‘Arabi dade ng perlu dibahas dalam sub bab ini adalah meli, ‘tian tafsir dan menjusun Tafsir Al- Qur-anul-Karin. 1. Pengertian Tafsir Secara etimologie (lughat), erti perkataan taf sir adalah Pertama, berasal dari masdar yang mengikuti wa zan taf'iil ( 49) dari fi'il madhi ( »“%>) yang meuginkuti wazan ( GA> ) yaiww ; fassara - yufassiru tafsiiran.©? Ia juga berasal dari kata Al-facr (4) yang berarti terang dan nyata.°° sitifkan menjadi tafsirun (oe) yang berarti mene- 67 Yang kemudian ditran rangkan dan menyatakan. Kedua, kata tafsir bermakna is-safar (_pa—\) yang berarti terang dan bersinar. Ketiga, kata At-Tafsir berasal dari kata At-Taf sirah (S~wid\), yaitu guatu alat yang dipergunakan o- leh dokter untuk mengetahui penyckit obang yang sakit. Sebagaimana dokter dengan mempergunakan alat tersebut, ia dapat mengetahui penyakit pasiennya. Demikian pula seorang mufassir dengan wempergunakan tafsir ia dapat 8oprs.Syaichul adi Permono, Is 35 mengetahui keadaan ayat, kisah-kisah, makna yang tersi rat dan sebab turunnye Talam hal ini nampaknya aan ngat identik dengan pendapat Al-Anshari dalam kitabnya “ Lisanul-Arab " bahwa : 69) Wad ys NE NM pce 9 Saad) 55 ucaN Artinya : Kata Al-Fasru berarti penyingkapan tentang sesuatu yang tertutup dan kata At-Tafsir ber arti tentang penyingkapan sesuatu yang dimal sud dari lafadh yang muskil. Dari penjelasan diatas Louis Ma'luf menggaris ba wahi bahwa kata tafsir menurut bahasa adalah : masdar yang memiliki arti pemalingan ( yo), penyingkapan (Gu SS\), penjelasan (7%2,%)), keterangan (ULw)!), dan pensyaranan ( TiS) )./° Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di, atas, maka penulis dapat mengambil satu kesimpulan bah wa tafsir menurut bahasa adalah : suatu alat yang pada. suatu saat dapat digunakan untuk mengetahui atau menje laskan sesuatu yang masih belum jelas (tertutup), se- hingga dengan adanya penjelasan (keterangan) dari alat tersebut maka seseorang dapat mengetahui (mengerti) maksud sesuatu yang masih belum jelas (tersirat) dida- lam sesuatu tersebut. Seperti halnya Firman Allah SWI. dalam Al-Qur-an Surat Al-Furgaan ayat 33: ¢ : Ls Cree ls G3 DLL ye aly 3 We artinya : Tidaklah orang-orang,kafir itu datang kepada mu membawa sesuatu yang ganjil, melainkan Ka 8r6. Syaichul Hadi Permono, Loc Cit. SJamaluddin bin Muhammad bin Muharram Al-Anshary, Lisanul-Arab, V, Kairo, hal 361 routs Ma'luf, ‘Al-Munjidu fil-Lughati wal-A'lam,ha laman 583 56 mi datangkan kepadamu sesuatu yaps benar dan yang paling baik penjelasannya. Dengan demikian jelaslah bahwa yang dimaksudkan dengan lafadh tafsir menurut alat tersebut adalah "Baya nan wa Tafshilan" ( Muarishlo ), Sedangkan pengertian tafsir menurut terminologie (istilah), para ulama berbeda pendapat dalam mengemuka- kan definisinya. Diantara mereka ada yang cenderung mendefinisikan tafsir secara panjang lebar, ada yang ha nya sederhana dan bahkan sebagian dari mereka cenderung untuk memberikan pengertian secara singkat. Adapun yang cenderung mendefinisikan tafeir seca- ra panjang lebar ialah As-Suyuthy dan Az-Zarkasyi. Menurut As-Suyuthy tafsir adalah 2 aN ENS Neto \3\ ola shuts 9 2 Oey os Weber \ alent Nao Las ao ean BF oles edges heen lanka s eo a> galas ers ee 59 Lod so\yny no yd Yes elioans 22) + Veils Le pes Artinya : Ilm yang menerangkan tentang nuzul (turun- nya) ayat-ayat, hal ihwalnya, kisah-kisahnya, sebab-sebab yang terjadi dalam nuzulnya, ter tib Makkiyah dan Madaniyahnya, muhkam dan mus tasyabihnya, nasikh dan mansukhnya, khas dan jamnya, mutlag dan wuqayyadnya, mujmal dan mu fashshalnya, halal dan haramnya, janji dan an camannya, perintah dan larangannya, ibarat dan perumpamaannya. Menurut Imam Ag-Zarkasyi dalam kitabnya Al-Burhaan fii Uluwil Qur-an menyebutkan bahwa tafsir dalah : Absa nano le ee AS 95s he 9a ?lDepartemen Agama RI, Op Cit, hal. 564 72 Jalaluddin As-Suyuthy, al-Ttqan fii Ulumi JuzsT, Mushthafa Al-Baby Al-Halaby, Mesir~ hat 12 -Qur-an, a7 iy ets, Lice» WS, Nee. n\n ae é Ag 5 Wade glgidina Vee olatioln ot \g gulag tg ee Vedas rhe Be Sed Flaw ois Leta hee #3) o USNede Lents leet sols Loreos Artinya : Tafsir adalah ilmu tentang turunnya ayat, su- ratnya, cerita-ceritanya, isyarat-isyaratnya- yang berbeda di dalam ayat, kemudian tertib a yat Makkiyah dan Madaniyyah-nya, tentang ayat muhkam dan mutasyabihnya, nasikh dan mansukh- nya, khas dan ‘amnya, mutlaq dan muqayyadnya, mujmal dan mufassarnya. Dan sebagian Ulama' menambahkan : ilmu tentang halal dan haram serta janji dan ancamannya, perintah dan lara ngannya, ibarat dan perumpamaannya. Sedangkan mereka yang cenderung mendefinisikan tafsir secara sederhana, misalnya Syekh Thahir Al-dazi- riodan ABu Hayyan. Menurut Syekh Thahir Al-Jaziri, bahwa Tafsir pada hake- katnya ialah > os pot’ pole, ford ais GLEN ys wt Zs CONG Y ore ade wy alela NaS oh Met Artinya : Mensyarahkan lafadh yang sukar difahami oleh pendengar dengan uraian yang menjelaskan mak- sud. Yang demikian itu ada kalanya dengan me nyebut muradifnya, atau yang mendekatinya, a= tau ia mempunyal petunjuk kepadgnya melalui suatu jalan dalalah (petunjuic). Menurut pendapat Abu Hayyan yang dikutip oleh Adz—Dziha by dalam kitabnya At-Tafsiir wal-Mufassiruun, beliau me ngatakan bahwa tafsir ialah : *3padruddin Muhammad bin Abdullah Az-Zarkasyi, Al- Burhaan fii Ulumil-Qur-an, Juz II, Isa Al-Baby Al-Halaby Kaito, hal 146 - {8 ?4eebi Ash-Shiddieqy, Op Ci t, hal 193

Anda mungkin juga menyukai