Cek Plagiat Rev 3
Cek Plagiat Rev 3
ABSTRACT
Border areas require more complex problems compared to non-border areas, one of
which is education, limited access, infrastructure, shortage and inequality of educators,
lack of educational support facilities and infrastructure, lack of education supervision,
as a portrait of the not yet optimal implementation of policies in the field of education in
border areas. . The purpose of this study is to examine the institutional capacity strategy
in implementing basic education policies in border areas carried out in Sanggau
Regency, West Kalimantan. The data analysis technique used is the qualitative
technique. This research uses exploratory methods and content analysis which is used to
study a phenomenon in a real case. The object of research is the Education unit in
Sanggau Regency, West Kalimantan. Data collection techniques are through
questionnaires, interviews, and Focus Group Discussions to obtain input or information
regarding local and specific problems. The results of the research in the implementation
of basic education policies in the Sanggau Regency show the policies that have been
implemented. It is known that the problem of education policy in schools in the
Sanggau district is very complex. Several problems at the level of implementation of
basic education policies in Sanggau Regency are based on findings in the field such as
availability, equity, implementation of the K-13 curriculum, facilities, and
infrastructure, learning motivation, the difficulty of access to supervision problems.
Furthermore, a detailed analysis of the institutional capacity of the Sanggau District
Education Office refers to the aspects that have been determined based on Presidential
Regulation Number 59 of 2012 concerning the National Framework for Regional
Government Capacity Development, in general, it is quite good with an achievement of
83.4%. Of the ten aspects of the measurement analysis, 3 aspects include the lowest
score achievement, namely management SOP, management SOP, and Organizational
Structure. Therefore, the Department of Education and Culture needs to carry out better
management related to the procurement of professional education programs for
teachers, better management related to the provision of education and training for
teachers, and make efforts to improve education supervision programs through
procurement/recruitment of supervisors according to needs.
Keywords:
Institutional capacity, Policy implementation, Basic Education, Border
ABSTRAK
Kawasan perbatasan syarat akan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan
dengan kawasan non perbatasan salahsatunya Pendidikan, Keterbatasan akses,
infrastruktur, kekurangan dan ketidak merataan tenaga pendidik, minimnya sarana dan
prasarana penunjang pendidikan, minimnya pengawasan pendidikan, sebagai potret
belum optimalnya pelaksanaan kebijakan bidang Pendidikan di kawasan perbatasan.
Tujuan penelitian ini mengkaji tentang strategi kapasistas kelembagan dalam
mengimplementasikan kebijakan Pendidikan dasar di kawasan perbatasan yang
dilakukan di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Teknik analisis data yang
digunakan yakni Teknik kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode ekploratif dan
analisis konten yang digunakan untuk mempelajari suatu fenomena pada subuah kasus
nyata. Objek penelitian adalah satuan Pendidikan di Kabupaten Sanggau Kalimantan
Barat. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara dan Fokus Grup
Discussion untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai permasalahan yang
sifatnya lokal dan spesifik. Hasil penelitian dalam implementasi kebijakan pendidikan
dasar di Kabupaten Sanggau menunjukkan kebijakan yang sudah diimplementasikan.
Diketahui bahwa masalah kebijakan Pendidikan pada sekolah di kabupaten sanggau
sagatlah komplek. Beberapa permasalahan dalam tataran implementasi kebijakan
pendidikan dasar di Kabupaten Sanggau berdasarkan hasil temuan dilapangan seperti
ketersediaan, pemerataan, pelaksanaan Kurikulum K-13, sarana dan prasarana, motivasi
belajar, sulitnya akses hingga permasalah pengawasan. Selanjutnya secara rinci analisa
kapasitas kelembagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sanggau merujuk pada aspek-
aspek yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2012
tentang Kerangka Nasional Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah secara umum
sudah cukup baik dengan capaian hasil 83.4%. Dari sepuluh aspek yang dilakukan
analisa pengukuran, 3 aspek diantaranya capaian skornya paling rendah yaitu SOP
manajemen, SOP manajemen dan Struktur Organisasi. Oleh karena itu, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan perlu melakukan pengelolaan yang lebih baik terkait
dengan pengadaan program pendidikan profesi untuk guru, pengelolaan yang lebih baik
terkait dengan pengadaan diklat bagi guru serta melakukan upaya peningkatan program
pengawasan pendidikan melalui pengadaan/ perekrutan tenaga pengawas yang sesuai
dengan kebutuhan
Kata kunci:
Kapasitas kelembagaan, Implementasi kebijakan, Pendidikan Dasar, Perbatasan
1. PENDAHULUAN
3. METODE PENELITIAN
Metode Kualitatif digunakan dalam penelitian ini, metode kualitatif
dipilih dikarenakan cocok untuk mengeksplorasi sebuah permasalahan yang
muncul di lapangan. Objek penelitian ini adalah peran satuan pendidikan
mencakup Kepala Sekolah, Guru, Pengawas Sekolah, Komite Sekolah dan
Siswa serta kontribusi peran para pemangku kepentingan (Badan Nasional
Pengelola Perbatasan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah
Kabupaten Sanggau di Kalimantan Barat). Eksplorasi ini dibutuhkan untuk
dapat menelaah permasalahan yang tidak mudah diukur. Metode ekploratif dan
analisis konten adalah metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Metode
ini dipilih untuk mempelajari suatu fenomena daam sebuah kasus yang nyata
(Creswell, 2015). Berikut tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.
a. Peneliti terlebih dahulu meneliti literatur terkait konsep dan model-model
implementasi kebijakan, kapasitas kelembagaan termasuk strateginya.
b. Peneliti mengutarakan dugaan untuk menjelaskan apa yang akan diteliti,
yang nantinya penelitian dapat dikaji, menciptkan unsur-unsur yang tidak
dapat dikaji itu konsisten dan tidak beganti yang berakibat ditafsir tidak
berpengaruh dengan apa yang diteliti.
c. Pengkaji melaksanakan penetapan objek studi dengan melaksanakan
penelitian awal dan kajian dokumen untuk memahami keadaan-keadaan
yang ada di lingkungan yang hendak diteliti, sehingga mampu
menentukan objek penelitian yang cocok dengan fokus, tema, serta sasaran
dalam pengkajian penelitian ini.
d. Setelah menentukan objek studi yang hendak dikaji, pengkaji melakukan
dengar pendapat secara mendalam (in-depth interview) terhadap partisipan
yang telah disesuaikan dengan kewajiban kerja dan kewenangan dalam
implementasi kebijakan dan kapasitas kelembagaan di daerah perbatasan.
e. Peneliti melakukan focus group discussion untuk menggali informasi
secara lebih mendalam terkait rumusan strategi kapasitas kelembagaan.
f. Peneliti melakukan observasi terkait dengan ketersediaan dan kondisi
sarana dan prasarana serta lingkungan sekolah di lapangan.
g. Peneliti mengunakan teknik triangulasi sumber agar mencegah pembiasan
yang diperoleh dari hasil dengar pendapat secara mendalam pada tahapan
sebelumnya, dan lebih berfokus pada jenjang yang lebih efektif.
h. Peneliti melaksanakan analisa data tentang hasil dengar pendapat
mendalam yang terpadu dengan hasil kajian dokumentasi, focus group
discussion, dan pengamatan lapangan di daerah perbatasan.
i. Hasil penyusunan data dari dengar pendapat, kajian dokumentasi, focus
group discussion dan pengamatan lapangan merupakan dasar dalam
memberikan masukan untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan-
pertanyaan yang sedang diteliti.
j. Peneliti mendalami kembali tujuan-tujuan penelitian sekalian melakukan
perumusan strategi kapasitas kelembagaan dalam implementasi kebijakan
pendidikan dasar di daerah pebatasan.
5. KESIMPULAN
Beralaskan hasil penelitian yang dibuat terkait dengan strategi kapasitas
kelembagaan pada implementasi kebijakan pendidikan dasar di Kabupaten
Sanggau menunjukkan bahwa dalam tataran implementasi kebijakan pendidikan
dasar di Kabupaten Sanggau masih dihadapkan pada masalah yang kompleks
dan bahkan menyentuh seluruh aspek penting penyelenggaraan pendidikan
dasar. Secara umum kebijakan pendidikan dasar yang sudah diimplementasikan
di Kabupaten sanggau berdasarkan RPJMN Kebijakan bidang pendidikan
Kabupaten Sanggau untuk minimal dapat mencapai Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan diantaranya; 1) kebijakan terkait peningkatan dan pemerataan tenaga
pendidik dan kependidikan Guru; 2) kebijakan terkait dengan kurikulum;
3)kebijakan terkait dengan Percepatan ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana Pendidikan; dan 4) pembuatan buku kontrol khusus untuk seklah yang
jaraknya jauh oleh Pemerintah Daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Sanggau. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten
Sanggau Nomor 8 Tahun 2011 tentang Badan Pengelola Pebatasan Kabupaten
Sanggau. BPPK Sanggau. http://eprints.uanl.mx/5481/1/1020149995.PDF
Creswell, John W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Laili, N. A. (2018). Pengelolaan Kawasan Perbatasan Dalam Pendekatan
Kesejahteraan (Studi Di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Perbatasan
Kalimantan Barat-Malaysia). Universitas Brawijaya.
Keban T. Yeremias. (2000). “Good Governance” dan “Capacity Building” sebagai
Indikator Utama dan Fokus Penilaian. Jurnal Perencanaan Pembangunan,
Jakarta.
Nugroho, Riant. (2008). Public Policy: Teori Kebijakan – Analisis Kebijakan – Proses.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Pramono, J. (2020). Kebijakan Publik. In Kebijakan Publik. UNISRI Press.
Ramdhani, A., & Ramdhani, M. A. (2017). Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan
Publik. Jurnal Publik, 11(1), 1–12. https://doi.org/10.1109/ICMENS.2005.96
Ratnasari, J. (2019). Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Kelembagaan Pada
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. Jurnal Administrasi Publik
Mahasiswa Universitas Brawijaya, 1(3), 103–110.
Riyadi Soeprapto. (2006). Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Menuju Good
Governance. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Volume IV (1), FIA UNIBRAW,
Malang.
Rozikin, M., Sofyan, M., Riyadi, B. S., & Supriyono, B. (2021). Institutional capacity
as prevention of abuse of power of national standard policies for private
Universities in Jakarta. International Journal of Criminology and Sociology, 10,
281–292. https://doi.org/10.6000/1929-4409.2021.10.34
Stensaker, B. (2021). Building institutional capacity for student competencies: An
organizational perspective. International Journal of Chinese Education, 10(1).
https://doi.org/10.1177/22125868211006200
Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Undang-Undnag Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wahab, Solichin Abdul. (1997). Analisis Kebijaksanaan Negara dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan Negara. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.