Anda di halaman 1dari 10

Journal Of Marine Research.

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Studi Akumulasi Logam Timbal (Pb) dan Efeknya Terhadap


Kandungan Klorofil Daun Mangrove Rhizophora mucronata
Aulia Dewi Puspita*), Adi Santoso, dan Bambang Yulianto

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
Email : bbyulianto@gmail.com

Abstrak
Mangrove merupakan tanaman pesisir yang sangat rawan terkena pencemaran
logam berat, baik yang berasal dari darat maupun dari laut. Pembangunan industri yang
semakin banyak mengakibatkan tingginya tingkat pencemaran limbah. Limbah masuk ke
perairan maka tanaman pesisir di sekitar indutri akan tercemar. Rhizophora mucronata
merupakan salah satu jenis mangrove dengan populasi terbanyak dan paling sering
ditemukan di sekitar daerah pesisir. Kegiatan industri banyak membuang logam timbal
(Pb), dimana Pb merupakan salah satu jenis logam berat yang tidak dapat terdegradasi,
namun Pb dapat terakumulasi dan terabsorbsi pada organisme.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian logam timbal (Pb)
dengan konsentrasi dan waktu pemaparan yang berbeda terhadap kandungan klorofil
daun mangrove Rhizopora mucronata.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2012 di Kampus Ilmu Kelautan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. Anakan
Mangrove yang digunakan adalah R. mucronata yang berumur ± 8 bulan. Mangrove uji
diletakkan pada media uji dengan konsentrasi 20, 100, dan 500 ppm. Pada setiap
perlakuan diberikan tiga kali pengulangan dan satu kontrol dan untuk analisis kandungan
klorofil dilakukan setiap 10 hari sekali.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan pemberian
konsentrasi Pb yang semakin besar dan waktu pemaparan yang semakin lama akan
menyebabkan kandungan klorofil mengalami penurunan yang signifikan. Akan tetapi
meskipun jumlah klorofil mengalami penurunan, berdasarkan perhitungan nilai
fitoremediasi (FTD) R. mucronata tetap dapat digunakan untuk mengurangi pergerakan
polutan Pb di dalam tanah/sedimen
Kata Kunci : Akumulasi; logam berat; Pb; R. mucronata; konsentrasi; waktu pemaparan

Abstract
Mangrove is a coastal plant which is vurneable to heavy metal pollution , whether
from land or from the sea . More industrial development resulted in high levels of waste
pollution .Various industrial waste into coastal waters will threat coastal vegetation like as
mangrove. Rhizophora mucronata is one kind of mangrove with the highest population
and is most often found around the coastal areas. Many industrial activities dischange lead
(Pb), where Pb is one of the heavy metals that can not be degraded, can be accumulated
in organism.
This study aimed to know the accumulation of plumbum in mangrove the
influence of difference concentration of Pb and exposure duration on chlorophyll content of
R. mucronata mangrove leaves.
The research was conducted in July-August 2012 at the Marine Science Campus , Faculty
of Fisheries and Marine Science , Diponegoro University , Semarang. Mangrove saplings
used was R. mucronata ± 8 months old . Mangrove test was placed on the test media with
concentrations of 20 , 100 , and 500 ppm . Each treatment was triplicates and analysis for
chlorophyll content was done every 10 days.
The results of study can be concluded that the greater Pb concentration the longer
the exposure time could decrease of chlorophyll content. But despite the amount of
chlorophyll decreased, based on the calculation of the value of phytoremediation (FTD) R.
mucronata still be potencial to reduce pollutant movement of Pb in soil/sediment/
Keywords : Accumulation; heavy metals; Pb; R. Mucronata; concentration; exposure
time

*) Penulis penanggung jawab

I. Pendahuluan
Indonesia memiliki ekosistem di dunia terdapat di negara
pesisir yang lengkap dan ideal yang Indonesia (Spalding et al., 1997).
tersusun atas 3 komponen Sebagian besar daerah pantai pulau-
ekosistem utama lingkungan pesisir. pulau di Indonesia merupakan
Ekosistem pesisir ini meliputi tempat tumbuh mangrove yang baik,
ekosistem terumbu karang, sehingga mangrove merupakan
ekosistem lamun, serta ekosistem suatu ekosistem yang umum
mangrove dimana sekitar 23,36% mencirikan morfologi sistem biologi
luasan mangrove yang ada pesisir di Indonesia, di samping
padang lamun dan terumbu karang,
44
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

yang memiliki peranan penting sebagian besar terdiri dari lumpur


dalam perlindungan dan dan lempung memiliki kandungan
pengembangan wilayah pesisir. organik yang tinggi dan pH yang
Hutan mangrove memiliki rendah efektif sebagai perangkap
fungsi yang tidak sedikit diantaranya logam berat.
sebagai penyerap polutan, sebagai
filter bagi perairan pesisir dari II. Materi dan Metode
berbagai polutan yang datang dari Materi penelitian
daratan, mampu mengurangi tingkat menggunakan materi berupa daun
polutan perairan pesisir. Polutan anakan Rhizopora mucronata
logam berat mampu diserap oleh berumur 8 bulan dan sedimen
hutan mangrove tanpa mangrove (tanah) yang belum tercemar logam
mengalami kerusakan sehingga berat. Anakan mangrove dan
disebut fitoremediator. Disamping itu sedimen berasal dari perairan pantai
mangrove juga sebagai nutrient trap di Tapak Kecamatan Mangkang Kota
dimana serasah mangrove Semarang. Anakan mangrove
merupakan bahan penting untuk dipelihara di dalam tiruan rumah
berlangsungnya siklus unsur hara plastik dan diberikan perlakuan di
dan merupakan bahan dasar untuk kampus Jurusan Ilmu Kelautan
kehidupan organisme yang terdapat Undip.
pada ekosistem mangrove. Serasah Metode yang digunakan
daun mangrove pada lingkungan dalam penelitian ini adalah metode
estuaria merupakan suatu bahan eksperimental laboratoris.
Pengolahan data menggunakan
dasar nutrisi penting. Walaupun metode RAL (Rancangan Acak
miskin nutrisi ketika jatuh dari lengkap).
pohon, daun-daun mangrove
menjadi nutrisi yang diperlukan Metode Pelaksanaan Penelitian
untuk proses – proses pengkayaan Lokasi Penelitian
mikroba (Odum, 1993). Rhizopora mucronata
Luasan mangrove Indonesia diidentifikasi dari bentuk penampang
terus mengalami penurunan, dari daun yang lebih besar dan terdapat
4,25 juta hektar pada tahun 1982 bintik hitam di sisi daun belakang
menjadi sekitar 3,24 juta hektar (Kitamura et al., 1997).
pada tahun 1987, dan tersisa seluas Seluruh anakan mangrove R.
2,50 juta hektar pada tahun 1993. mucronata ditanam dalam pot yang
Penurunan ini mencapai 200.000 berupa ember dengan diameter 30
hektar per tahun. cm dan tinggi 25 cm, lalu
Penurunan luasan hutan dimasukkan ke sebuah rumah plastik
mangrove tak bisa dilepaskan dari (ruangan tiruan rumah plastik) yang
berbagai aktivitas manusia, yang berukuran 3 m x 2,5 m x 1,5 m yang
menyangkut pemenuhan kebutuhan konstruksi dari bambu dan plastik
hidup, seperti konversi menjadi area (Gambar 1 dan Gambar 2).
tambak, bahkan pemanfaatan kayu
mangrove sebagai bahan bakar dan
bahan bangunan. Pembangunan
industri di segala sektor, membawa
dampak yang terasa hingga ke
ekosistem pesisir dimana hutan
mangrove mengambil peranan
penting di dalamnya.
Hutan mangrove ditebangi
untuk lahan industri, dan bahan-
bahan pencemar berbahaya seperti
logam berat, tersebar ke hampir Gambar 1. Tiruan Rumah Plastik
semua biota yang ada disekitarnya,
termasuk ke dalam hutan mangrove
itu sendiri. Menurut Mac Farlane
(2001), polutan logam yang paling
banyak dilepaskan oleh industri
adalan Cu, Pb, dan Zn. Selanjutnya,
Harbison (1986), mengungkapkan
bahwa mangrove dapat berfungsi
sebagai penghambat penyebaran
logam berat ke dalam ekosistem
perairan. Sedimen mangrove yang Gambar 2. Bagian dalam Rumah Plastik

45
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Aklimatisasi dengan perlakuan konsentrasi yang


Bibit mangrove R. mucronata dikehendaki (digunakan sebagai air
yang digunakan untuk penelitian penyiraman tanaman). Selanjutnya
adalah yang berumur sekitar 8 larutan air laut + kontaminan Pb
bulan, dengan jumlah daun sekitar yang dibuat sesuai masing-masing
4-5 pasang. Pengambilan bibit perlakuan konsentrasi disiramkan ke
mangrove ini didasarkan pada dalam ember-ember tanaman
penelitian sebelumnya yang pernah mangrove hingga menggenang ± 5
dilakukan oleh Hadi dan Nusantari cm diatas permukaan media tanah.
(2007). Sementara itu Setiap perlakuan percobaan
sedimen/substrat diambil juga dari dilakukan pengulangan 3 kali.
perairan Tapak daerah Mangkang Larutan induk Pb disiapkan
Kota Semarang. dengan konsentrasi 1000 ppm.
Anakan mangrove R. Larutan stok 1000 ppm disiapkan
mucronata tersebut ditanam dalam 1 dengan cara melarutkan 1 g Pb ke
pot yang berupa ember dengan dalam 1 liter aquades. Sesuai
ukuran diameter 30 cm dan tinggi dengan bahan kimia yang digunakan
25cm. Dalam 1 ember ditanam 4 sebagai kontaminan Pb, yaitu:
buah anakan mangrove. Ketinggian (CH₃COO)₂Pb.3H₂O, maka untuk
sedimen dari dasar ember adalah 15 mendapatkan 1 g Pb harus dtimbang
cm. Mangrove dipelihara selama 30 (CH₃COO)₂Pb.3H₂O sebanyak 1,83 g.
hari dengan suhu udara 28-30°C dan Adapun cara membuat larutan stok
dengan salinitas 28-33°°/◦◦. adalah sebagai berikut,
Bahan serbuk (CH₃COO)₂Pb.3H₂O,
Perlakuan Konsentrasi pada dengan berat atom (BA)
Media C=1,H=3,O=16, dan Pb=207. Maka
Penelitian ini menggunakan 3 Berat Molekul (BM) unsur tersebut
perlakuan konsentrasi yang berbeda adalah 379. Maka 1 g Pb di dapatkan
ditambah 1 perlakuan kontrol (tanpa dari rumus:
logam Pb). Belum diketahui
seberapa besar konsentrasi Pb yang
bisa berdampak mematikan bagi
mangrove (Hogart, 2012), karena itu
konsentrasi Pb mengacu pada
penelitian sebelumnya tentang
kemampuan bibit mangrove R.
mucronata sebagai bioindikator Pb
(timbal) (Siahaan, 2013). Pada
penelitian tersebut konsentrasi Pb Maka 1 g Pb dalam unsur
yang diberikan pada bibit mangrove (CH₃COO)₂Pb.3H₂O adalah
adalah 0,01; 0,1; 1; dan 100 ppm, 1/0,546=1,83 gram. Hasil tersebut
dan pada penelitian ini konsentrasi selanjutnya dicampurkan dalam
Pb yang dipergunakan adalah 20; aquades hingga mencapai volume 1
100; 500 ppm. Mengingat liter untuk menghasilkan larutan Pb
konsentrasi- konsentrasi Pb yang 1000 ppm yang memiliki kandungan
digunakan dalam penelitian tersebut Pb dalam bentuk ion Pb²† karena
relatif tidak berpengaruh terhadap mengalami ionisasi.
tanaman uji, maka dalam penelitian Logam Pb diberikan dihari
ini ditambahkan satu konsentrasi uji pertama setelah anakan mangrove
yang relatif tinggi (500 ppm) untuk R. mucronata dipelihara dalam suhu
melihat kemampuan R. mucronata ruangan28-30 °C selama satu
dalam menghadapi kondisi minggu. Cairan Kontaminan logam
lingkungan dengan konsentrasi yang Pb diberikan sebanyak ± 4 liter
tinggi. supaya genangan air mencapai ± 5
Logam Pb yang digunakan cm diatas permukaan media tanah.
dalam penelitian adalah logam Pb Selanjutnya mangrove dipaparkan
dalam bentuk serbuk yang campuran selama 10 hari setiap tahapan dan
unsur dengan rumus kimia dilakukan pengambilan anakan
(CH₃COO)₂Pb.3H₂O. Konsentrasi- mangrove R. mucronata.
konsentrasi yang dipergunakan Pengambilan sampel daun
dalam penelitian ini diperoleh untuk dilakukan analisis kandungan
dengan cara melakukan Pb, kandungan klorofil dilakukan
pengenceran dari larutan induk setiap 10 hari (setiap tahap).
“stock solution” Pb yang Kegiatan pengambilan sampel
berkonsentrasi 1500 ppm dan berlangsung sebanyak 3 (tiga)
diencerkan ke dalam air laut sesuai tahap.

46
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Pengambilan Sampel Daun oleh klorofil sebagai zat terlarutnya


Pengambilan sampel daun (bukan oleh pelarut)
dilakukan untuk mengetahui kadar Pengukuran klorofil
klorofil dan kandungan logam berat. Sampel daun mangrove R.
Untuk analisis klorofil, daun diambil mucronata segar (bukan yang layu
2 helai dari daun terbawah, dan atau menguning) dipotong seberat
dengan berat sekitar 2-3 gram. 0,10 gram. Sampel kemudian
Waktu pengambilan adalah pukul digerus sampai halus dan diberi
09.00-10.00 WIB berlaku untuk larutan aseton 10 ml. Setelah
semua ember percobaan, dimana larutan homogen lalu disaring
pada waktu tersebut daun belum menggunakan kertas saring.
mengalami fotosintesis secara Selanjutnya larutan tersebut
maksimal. Daun diambil dengan dipindah pada tabung reaksi dan
menggunakan cutter. ditutup dengan kertas oil agar tidak
Metode pengambilan daun bercampur dengan udara dari luar.
untuk analisis kandungan logam Sampel selanjutnya disentrifugasi
berat dilakukan dengan cara yang dengan kecepatan 3000 rpm selama
sama dengan pengambilan daun 15 menit kemudian disaring sampai
untuk analisis klorofil. Sampel daun diperoleh filtrat. Filtrat dibaca
diambil dengan 3 kali ulangan untuk serapan warnanya menggunakan
setiap perlakuan konsentrasi. spektrofotometer pada panjang
gelombang (λ) 645 dan 663 nm
Persiapan dan Analisis Sampel untuk diukur kadar total klorofil,
Persiapan dan Analisis yaitu klorofil a dan klorofil
Kandungan Logam Berat bPerhitungan kadar klorofil dilakukan
Sampel daun mangrove yang mengikuti metode yang
sudah diambil kemudian dilakukan dikemukakan oleh Hendry dan Grime
preparasi sebelum masuk ke dalam (1993) dengan rumus:
tahapan analisis logam berat. Daun Klorofil a :
dipotong kecil-kecil dan dikeringkan (12,7 x A663) – (2,69 x A645) (mg/l)
di dalam oven selama 12 jam Klorofil b :
dengan suhu 105 ºC. Pengeringan (22,9 x A645) – (4,68 x A663) (mg/l)
tersebut berguna untuk Total klorofil :
menghilangkan kadar air sehingga (20,2 x A645) + (8,02 x A663)(mg/l)
berat keringnya menjadi stabil.
Setelah itu, sampel dihaluskan Analisis Data Statistik, BCF, dan
dengan menggunakan mortir. TF
Sampel sedimen juga dikeringan Data jumlah klorofil diolah secara
dalam oven dengan suhu yang sama kuantitatif dengan menggunakan
seperti yang dilakukan pada daun. perhitungan statistika. Rancangan
Daun yang sudah dihaluskan yang digunakan adalah Rancangan
ditimbang sebanyak ± 2 gram, Acak Lengkap (RAL)dan diuji dengan
sedangkan sedimen kering beratnya Uji Normalitas Lilliefors,
±1gram. Sampel-sampel yang ada Homogenitas sebagai uji awal
kemudian dimasukkan kedalam melalui perangkat lunak SPSS 17.
tanur untuk diabukan dengan tujuan Kandungan Pb pada daun
menghilangkan kandungan organik dianalisis secara deskriptif melalui
dalam suhu 450-700ºC (APHA, histogram data untuk
1992) membandingkan kondisi pada awal
dan akhir waktu perlakuan.
Persiapan dan Analisis Akumulasi logam berat dihitung
Kandungan Klorofil dengan Faktor Biokonsentrasi (BCF),
Klorofil diukur dengan yang digunakan untuk menghitung
menggunakan spektofotometer. kemampuan daun dalam
Namun sebelumnya dilakukan mengakumulasi logam berat Pb,
persiapan dengan urutan sebagai Ghosh dan Singh (200)
berikut: menggunakan rumus sebagai
a) Penyiapan larutan klorofil berikut:
b) Kalibrasi Transmitan BCF =
Untuk mengukur klorofil Faktor Translokasi (TF) logam
terlebih dahulu dilakukan kalibrasi berat digunakan untuk menghitung
terhadap nilai transmitansinya. Nilai proses translokasi logam berat dari
transmitan pelarutnya harus dibuat akar ke daun, dihitung dengan
atau diatur 100%, sehingga nilai rumus:
absorbansi yang dihasilkan saat
TF =
pengukuran semata-mata ditentukan
47
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Selisih antara nilai BCF dan TF Selama masa waktu


selanjutnya digunakan untuk pemaparan logam berat Pb, sampel
menghitung fitoremediasi/FTD (Yoon daun diambil pada hari ke-10, ke-20,
et al., 2006). FTD dihitung dengan dan ke-30 untuk mengetahui
menggunakan rumus: akumulasi logam berat Pb yang
FTD = BCF – TF terserap ke daun.
Jumlah logam berat Pb yang
Hipotesis terdapat pada kontrol pada hari ke-
Hipotesis yang diuji dalam 10 adalah sejumlah 0,108 mgPb/L,
penelitian ini adalah hipotesis sedangkan kandungan logam Pb di
kandungan klorofil: daun pada perlakuan konsentrasi 20
• H0.1 : Pemberian logam Pb ppm lebih rendah (0,170 mgPb/L)
dengan konsentrasi berbeda dibandingkan dengan perlakuan 100
tidak terpengaruh oleh jumlah ppm (0,190 mgPb/L) dan perlakuan
kandungan klorofil anakan R. 500 ppm ( 0,810 mgPb/L).
mucronata. Selanjutnya pada hari ke-20
• H1.1 : Jumlah kandungan jumlah akumulasi logam berat Pb
klorofil anakan R. mucronata pada daun semakin meningkat, yaitu
terpengaruh oleh pemberian pada kontrol (0,108 mgPb/L), pada
logam Pb dengan konsentrasi perlakuan konsentrasi 20 ppm
berbeda. (0,750 mgPb/L), pada perlakuan
• H0.2 : Jumlah kandungan konsentrasi 100 ppm (1,120
klorofil anakan R. mucronata mgPb/L)dan pada perlakuan
tidak terpengaruh oleh lama konsentrasi 500 ppm (1,410
waktu pemaparan pada logam mgPb/L).
berat Pb. Jumlah akumulasi logam
• H1.2 : Jumlah kandungan berat Pb pada daun meningkat tinggi
klorofil anakan R. mucronata pada hari ke-30 dan hanya pada
terpengaruh oleh lama waktu kontrol tetap karena dianggap sama
pemaparan pada logam berat Pb. dengan tidak mendapat perlakuan
konsentrasi tertentu, yaitu (0,108
Hasil dan Pembahasan mgPb/L) dimana lebih rendah dari
Hasil Rerata Logam Berat Pb perlakuan konsentrasi 20 ppm
pada Daun Mangrove Rhizophora (1,546 mgPb/L), perlakuan
muronata konsentrasi 100 ppm (1,622
Berdasarkan hasil mgPb/L), dan pada perlakuan
pengukuran kandungan logam berat konsentrasi 500 ppm (1,713
timbale (Pb) pada daun R. mgPb/L).
mucronata dengan pemberian
konsentrasi toksikan pada waktu Hasil Rerata Logam Berat Pb
pemaparan yang berbeda didapatkan pada Akar Mangrove R.
hasil sebagai berikut: Mucronata

Tabel 1. Hasil Rerata Akumulasi Logam Berat Tabel 2. Hasil Rerata Akumulasi Logam Berat
Timbal (Pb) (mgPb/L) pada Daun Mangrove R. Timbal (Pb) (mgPb/L) pada Akar Mangrove R.
mucronata (nilai ± SD, n = 3) mucronata (nilai ± SD, n = 3)

Gambar 3. Histogram Rerata Konsentrasi Pb Gambar 4. Histogram Rerata Konsentrasi Pb


pada Daun R. mucronata. pada Akar R. mucronata
48
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Pemberian logam berat Pb Berdasarkan hasil


selama waktu pemaparan 30 hari pengukuran jumlah kandungan
juga memberikan pengaruh pada klorofil daun mangrove R. mucronata
kandungan Pb di akar R. mucronata. pada tabel tersebut dapat diketahui
Pada kontrol di hari ke-10 jumlah bahwa pada pemaparan logam berat
logam Pb yang berada di akar adalah Pb selama 10 hari, jumlah klorofil
sejumlah 1,82 mgPb/L). Pada pada control adalah 26,928 mg/L;
konsentrasi 20 ppm akumulasi Pb di konsentrasi 20 ppm = 19,436 mg/L;
akar adalah sebesar 0,95 mgPb/L) konsentrasi 100 ppm = 24,102
dan semakin tinggi pada pemberian mg/L; dan konsentrasi 500 ppm =
perlakuan konsentrasi yang lebih 23,352 mg/L.
besar, yaitu 100 ppm (6,81 mgPb/L) Setelah waktu pemaparan
dan pada 500 ppm (17,6 mgPb/L). selama 20 hari, jumlah klorofil pada
Hari ke-20 waktu pemaparan kontrol menjadi 14,647 mg/L;
di dapatkan hasil jumlah akumulasi konsentrasi 20 ppm = 13,531 mg/L;
Pb pada kontrol di akar sebesar konsentrasi 100 ppm = 16,395
(1,82 mgPb/L), perlakuan mg/L; dan pada konsentrasi 500
konsentrasi 20 ppm sebesar (4,02 ppm = 13,030 mg/L.
mgPb/L), perlakuan konsentrasi 100 Selanjutnya di hari ke-30
ppm sebesar (6,66 mgPb/L) dan setelah pemaparan logam berat Pb
pada konsentrasi 500 ppm sejumlah didapatkan jumlah klorofil pada
(15,4 mgPb/L). kontrol sebesar 11,547 mg/L;
Setelah hari ke-30 konsentrasi 20 ppm = 12,967 mg/L;
pemaparan logam berat didapatkan konsentrasi 100 ppm = 10,066
hasil akumulasi logam Pb pada mg/L; dan untuk konsentrasi 500
kontrol sebesar (1,82 mgPb/L) dan ppm = 9,978 mg/L.
meningkat pada perlakuan Berdasarkan hasil uji test
konsentrasi 20 ppm (5,87 mgPb/L), normalitas dan uji test homogenitas
konsentrasi 100 ppm (8,93 mgPb/L) yang telah dilakukan
dan tertinggi pada konsentrasi 500 memperlihatkan bahwa faktor
ppm (19,82 mgPb/L). konsentrasi Pb, waktu pemaparan
tidak menunjukan perbedaan yang
Hasil Rerata Jumlah Klorofil nyata (p > 0,05) yang berarti
Daun Mangrove R. mucronata hipotesis nol ditolak. Jadi jumlah
pada Tiap Perlakuan Konsentrasi kandungan klorofil daun
Plumbum (Pb) R.mucronata tidak terpengaruh
Hasil uji pengaruh pemberian pemberian logam Pb dengan
kadar logam berat timbal (Pb) konsentrasi berbeda dan lama waktu
dengan konsentrasi dan waktu pemaparan.
pemaparan yang berbeda terhadap
jumlah kandungan klorofil pada daun Setelah mengetahui
mangrove R .mucronata terdapat fenomena tersebut, maka tidak
pada Tabel 3. dapat dilakukan uji Anova
dikarenakan uji homogenitasnya (p
Tabel 3. Konsentrasi Perlakuan (nilai ± SD < 0,05) yang berarti klorofil tersebut
Rerata Jumlah Klorofil (mg/L) Daun tidak homogen, dimana untuk
Mangrove R. mucronata pada Tiap, n =3)
melihat letak perbedaan setiap
perlakuan konsentrasi logam berat
Pb dengan waktu pemaparan syarat
utamanya adalah uji normalitasnya
normal dan harus homogen
kemudian baru bisa dilakukan uji
Anova.

Akumulasi dan Translokasi


Logam Berat Pb
Hasil analisis menunjukkan
bahwa kandungan logam Pb awal
pada sedimen sebesar 0,78 mgPb/Kg
pada kontrol, sedangkan akumulasi
logam berat Pb di sedimen pada
berbagai konsentrasi perlakuan dan
pemaparan waktu selama 30 hari
didapatkan hasil untuk konsentrasi
Gambar 5. Histogram Rerata Jumlah Klorofil 20 ppm sebesar 16,15 mgPb/Kg,
Daun Mangrove R. mucronata pada Tiap kemudian untuk perlakuan
Perlakuan Konsentrasi

49
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

konsentrasi 100 ppm sebesar 87,33 Tabel 5. Nilai Faktor Biokonsentrasi Pb dari
Sedimen ke Akar R.mucronata pada Akhir
mgPb/Kg, dan untuk perlakuan
Penelitian ( Hari ke – 30)
konsentrasi 500 ppm sebesar 403,20
mgPb/Kg.
Berdasarkan pada
konsentrasi Pb untuk sedimen, daun,
dan akar akumulasi logam dapat
dilihat dengan cara membandingkan
konsentrasi antar jaringan tumbuhan
mangrove. Baker dan Brooks (1989)
menyatakan bahwa, tumbuhan
mampu mengakumulasi logam berat
hingga >1000 mg/kg dan dikenal
sebagai hiperakumulator. Pada
dasarnya tumbuhan mempunyai Berdasarkan data konsentrasi
daya toleransi dan mengakumulasi Pb pada akar, diperoleh nilai BCF
logam berat dan hal ini berkaitan akar R.mucronata tertinggi yaitu
dengan tujuan fitostabilisasi. pada konsentrasi 20 ppm sebesar
Biokonsentrasi Faktor (BCF) dan 233% dan nilai BCF terendah pada
Tranlokasi Faktor (TF) dapat konsentrasi 500 ppm sebesar 5%.
digunakan untuk menduga Sehingga besaran nilai yang didapat
tumbuhan yang dapat dijadikan yaitu antara 5%- 233%, nilai BCF Pb
sebagai fitoremediator. Umumnya dari sedimen ke akar R.mucronata
nilai BCF lebih besar dari satu, terdapat pada Tabel 5.
sedangkan nilai TF lebih kecil dari Kemampuan tanaman dalam
satu. Nilai BCF berbanding terbalik mentranslokasi logam dari akar ke
dengan nilai TF yang menunjukkan seluruh bagian tumbuhan digunakan
bahwa tanaman mempunyai perhitungan nilai Translokasi Faktor
kemampuan untuk mengakumulasi (TF). Translokasi logam dihitung
logam berat timbale (Pb), namun antara rasio konsentrasi logam di
kemampuan untuk mentranslokasi daun dan di akar. Berdasarkan hasil
logam masih rendah (Yoon et al perhitungan, didapatkan bahwa nilai
2006). TFPb berkisar antara 6%-26%. Nilai
Faktor Biokonsentrasi (BCF) TF tertinggi terdapat pada perlakuan
digunakan untuk menilai konsentrasi 20 ppm dan nilai TF
kemampuan mangrove R.mucronata terendah terdapat pada kontrol. Nilai
dalam mengakumulasi antara jumlah TF untuk semua perlakuan
kandungan Pb di akar/daun dengan konsentrasi terdapat pada tabel 6.
kandungan Pb di sedimen pada hari
ke-30. Tabel 6. Nilai Faktor Translokasi Pb dari Akar
Nilai yang diperoleh pada ke Daun R.mucronata pada Akhir Penelitian (
perhitungan BCF daun R. mucronata Hari ke – 30)
berkisar antara 0,4% - 13% dari
jumlah Pb dalam sedimen. Nilai
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Faktor Biokonsentrasi Pb dari


Sedimen ke Daun R.mucronata pada Akhir
Penelitian ( Hari ke – 30)

Untuk mengurangi
kandungan polutan dengan
menggunakan tumbuhan sebagai
sarananya dengan tujuan
mengurangi tingkat pergerakan
logam pada tanah atau sedimen
dapat dilakukan dengan
fitoremediasi (Ma et al., 2006).
Fitoremediasi (FTD) adalah
selisih antara Biokonsentrasi Faktor
(BCF) dan Translokasi Faktor (TF).
FTD akan maksimal jika BCF tinggi
dan TF rendah (Yoon et al., 2006).
Nilai FTD dirangkum pada Tabel 7.

50
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Tabel 7. Fitoremediasi pada Akar dan Daun kandungan klorofil daun R.


R.mucronata pada Akhir Penelitian (Hari ke
mucronata selama perlakuan
– 30)
konsentrasi 20, 100, dan 500 ppm
mengalami penurunan sampai waktu
pemaparan di hari ke -30. Hal ini
menunjukkan keberadaan Pb dalam
substrat memberikan dampak
negatif terhadap kandungan klorofil
R. mucronata. Dengan
meningkatnya perlakuan konsentrasi
Pb berpengaruh pada penurunan
kandungan klorofil R. mucronata. Hal
ini ditunjukkan pada perlakuan
konsentrasi 500 ppm yang
Kandungan Logam Berat Pb pada
memberikan pengaruh yang besar,
Daun R.mucronata
sehingga menyebabkan penurunan
Proses absorpsi racun logam
kandungan klorofil paling tinggi pada
berat dapat terjadi melalui akar,
daun R. mucronata.
batang, dan daun (Soemirat, 2003).
Menurut Mendoza et al., (2006),
Hasil pengukuran kandungan logam
meskipun mangrove cenderung
berat Pb di daun pada tanaman
toleran terhadap logam berat,
kontrol sebesar 0,108 mgPb/L.
penyerapan logam berat yang
Setelah waktu pemaparan 10 hari,
berlebih dapat mempengaruhi
konsentrasi Pb di daun pada
banyak fungsi biologis dan
perlakuan konsentrasi 20 sampai
menyebabkan kerusakan sel serta
500 ppm sebesar 0,170 mgPb/L
berdampak pada aktivitas
sampai 0,810 mgPb/L, setelah
fotosintesis. Pemaparan terhadap Pb
pemaparan selama 30 hari
pada perlakuan konsentrasi 20, 100,
konsentrasinya meningkat menjadi
dan 500 ppm telah terjadi
1,546 mgPb/L sampai 1,713 mgPb/L.
penurunan fungsi fisiologis
Logam berat Pb dapat
mangrove, yaitu menurunnya
terakumulasi di daun melalui
kandungan klorofil daun R.
translokasi dari akar yang
mucronata. Fungsi klorofil adalah
mengabsorpsi logam Pb dari
untuk mentransfer energi cahaya ke
sedimen yang tercemar polutan
dalam senyawa organik untuk
tersebut. Hal ini sesuai dengan
diubah menjadi gula dalam proses
pernyataan Soemirat (2003) yang
fotosintesis. Dengan kerusakan ini
menyatakan bahwa proses absorpsi
klorofil akan mengalami kerusakan
dapat terjadi lewat beberapa organ
fungsi. Sebagai akibatnya,
tumbuhan seperti akar, daun, dan
tumbuhan tidak akan tumbuh secara
stomata. Tumbuhan mempunyai
normal karena metabolismenya
kemampuan menyerap ion-ion dari
terganggu.
lingkungannya ke dalam tubuh
melalui membran sel. Menurut Fitter
Akumulasi dan Translokasi
dan Hay (1991) dua sifat
Logam Berat Pb
penyerapan ion oleh tumbuhan
Bioakumulasi merupakan
meliputi faktor konsentrasi yaitu
suatu proses dimana substansi kimia
kemampuan tumbuhan dalam
mempengaruhi makhluk hidup dan
mengakumulasi ion sampai tingkat
ditandai dengan peningkatan
konsentrasi tertentu, bahkan dapat
konsentrasi bahan kimia tersebut di
mencapai tingkat lebih besar dari
lingkungan. Karena penyerapan
konsentrasi ion di dalam
bahan kimia ini lebih cepat daripada
mediumnya. Sifat penyerapan ion
proses metabolisme dan ekskresi
yang kedua yaitu perbedaan
tubuh organisme, maka bahan–
kuantitatif akan kebutuhan hara
bahan kimia ini terakumulasi dalam
yang berbeda tiap jenis tumbuhan.
tubuh (Puspitasari,2007).
Sel- sel pada tumbuhan memiliki
Penelitian ini memberikan
kandungan konsentrasi ion yang
perlakuan konsentrasi Pb yang
paling tinggi terdapat pada akar,
berbeda agar dapat mengetahui
kemudian akar akan mentransfernya
dampak dari akumulasi Pb pada
ke daun, batang dan bagian
daun R. mucronata. Pemberian
tumbuhan yang lain.
konsentrasi yang berbeda
memberikan pengaruh terhadap
Kandungan Jumlah Klorofil pada
akumulasi logam berat pada daun
Daun R. mucronata
R.mucronata dengan waktu
Penelitian kali ini
pemaparan yang berbeda. Semakin
menunjukkan bahwa rerata dari
51
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

besar perlakuan konsentrasi yang Proses ini akan mengurangi


diberikan, maka semakin besar pula pergerakan logam dan mengurangi
konsentrasi akumulasi pada R. logam masuk ke dalam sistem rantai
mucronata. makanan pada daerah estuaria.
Perhitungan nilai Pemanfaatan mangrove untuk
biokonsentrasi diketahui bahwa pada kawasan estuaria sangatlah penting
hari ke 30 BCF daun sebesar 0,4%- untuk menahan limbah – limbah
13% dari total kandungan logam logam berat yang mengalir melalui
berat Pb pada sedimen, dan nilai sungai menuju muara akan
BCF pada akar adalah 5% sampai tertampung di area tumbuhnya
233% dari total kandungan logam mangrove. Ditambah lagi dengan
berat Pb pada sedimen. adanya berbagai macam jenis logam
Nilai faktor biokonsentrasi berat yang semakin membahayakan
(BCF) tersebut membuktikan bahwa kondisi perairan.
R. mucronata cenderung untuk
menyerap dan mengakumulasi Kesimpulan
logam berat terutama pada akar 1. Semakin tinggi perlakuan
yang menunjukkan bahwa spesies konsentrasi yang diberikan,
mangrove ini memiliki sifat maka jumlah kandungan Pb
akumulator logam Pb yang tinggi. yang terakumulasi pada daun
Kemampuan mangrove dalam R. mucronata akan semakin
mentransfer logam berat dari akar meningkat.
ke daun dihitung dengan 2. Pemberian perlakuan
menggunakan faktor translokasi konsentrasi toksikan Pb
(TF), dan berdasarkan hasil yang dengan konsentrasi 20, 100,
didapatkan nilai TF adalah sebesar dan 500 ppm selama
6% sampai 26%. Menurut Yoon et pemaparan 30 hari
al., 2006 yang menyebabkan mengakibatkan penurunan
rendahnya nilai TF karena terkadang jumlah kandungan klorofil
akar mempunyai sistem penghentian daun R. mucronata.
transport logam menuju daun
terutama logam esensial, sehingga Daftar Pustaka
ada penumpukkan logam di akar. Baker, A. J. M. dan R. R. Brooks.
Fitoremediasi merupakan 1989. Terrestrial Higher
salah satu solusi yang bisa Plants Which
digunakan untuk mengurangi Hyperaccumulate Metallic
kandungan polutan di daerah yang Elements – A Review of Their
terkontaminasi dengan Distribution Ecology, and
menggunakan tumbuhan sebagai Phytochemistry. [Abstrak].
sarana dengan tujuan mengurangi Biorecovery J. Vol. 1 (2) 81-
tingkat pergerakan logam berat pada 126.
tanah atau sedimen (Ma et al.,
2001). Fitter, A.H & Hay, R.K.M,. 1991.
Berdasarkan hasil yang ada Fisiologi Lingkungan
diketahui bahwa pada konsentrasi 20 Tanaman. Gajah Mada
ppm memiiki FTD terbesar yaitu University Press. Yogyakarta.
0,10. Sementara FTD terendah
terletak pada konsentrasi 500 ppm. Gosh, M., and Singh, S.P., 2005,
Rendahnya nilai FTD menunjukkan Comparative intake and
tingkat efektifitas biokonsentrasi phytoextraction study of soil
logam Pb oleh akar dan translokasi induced chromium by
Pb dari akar ke daun yang accumulation an high
berimbang. biomassa weed spesies.
Nilai fitoremediasi (FTD) yang
tinggi digunakan untuk mengurangi Hadi, S., dan Nusantari. 2007.
pergerakan polutan didalam Penggunaan Bibit Mangrove
tanah/sedimen karena efektivitas Rhizopora stylosa Sebagai
akumulasi logam terjadi pada akar. Bioindikator Akumulasi Logam
Proses ini menggunakan Tembaga (Cu). Jurnal Pijar
kemampuan akar tanaman MIPA Vol. 2(2) Septemer
mangrove untuk mengubah kondisi 2007: 58-62.
lingkungan tercemar berat menjadi
sedang bahkan ringan (Susarla et Harbison, P. 1986. Mangrove Muds.
al., 2002). Proses ini akan A Sink and A Source for Trace
mengurangi proses penyerapan dan Metal. Ma. Poll. Bull. 17(6):
akumulasi logam berat melalu akar. 26-250.
52
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-53
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Hendry, G.A.F. and Grime, J.P., Siahaan, M. T. A. 2013. Pengaruh


(1993), “Methods on Pemberian Logam Timbal (Pb)
Comparative Plant Ecology, A Dengan Konsentrasi yang
Laboratory Manual”, Chapman Berbeda Terhadap Klorofil,
and Hill, London. Kandungan Timbal pada Akar
dan Daun, serta Struktur
Ma, L.Q., K.M. Komar, C. Tu, & W.A. Histologi Jaringan Akar
Zhang. 2006. A fern thah Anakan Mangrove Rhizophora
Hyperaccumulator barsenic. mucronata. Jurusan Ilmu
Nature 409:579. Kelautan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan,
Mendoza, Daniel G., F. E.Gill, J. M. Universitas Diponegoro.
Santamaria, dan O. Z. Perez.
2006. Mutiple Effect of Soemirat, J. 2003. Toksikologi
Cadmium on the Lingkungan. Gajah Mada
Photosynthetic Apparatus of University Press. Yogyakarta.
Avicennia germinas L. as
Probed by OJIP Chlorophyll Spalding, M., Blasco, dan C.
Fluorescence Measurements. Field.1997. World Mangrove
Z. Naturforsch 62 c: 265-272. Atlas. Okinawa: International
Society for Mangrove
Odum EP. 1993. Dasar-dasar Ecosystems.
Ekologi. Samingan T dan Sri
Gandono, penerjama; Edisi Susarla S., V.F. Medina, & S.C.
ketiga. Gajah Mada University McCutcheon. 2002.
Press. Terjemahan dari : The Phytoremediation, an
Fundamentals of Ecology. ecological solution to organic
contamination. Ecol Eng,
Puspitasari, R. 2007. Laju Polutan 18:647-58.
dalam Ekosistem Laut.
Oseana, 32 (2): 21-28. Yoon JC, Xinde Z, Qixing, Ma LQ,
2006. Accumulation of Pb, Cu,
and Zn in Native Plants
Growing on a Contaminated
Florida Site. Science of the
Total Environment: 456-464.

53

Anda mungkin juga menyukai