Anda di halaman 1dari 56

1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Selayang Pandang Organisasi.....


AcSES (Association of Sharia Economics Studies) adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa
Fakultas (UKMF) di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Secara historis,
AcSES didirikan pada tahun 2000 untuk menampung minat dan ketertarikan mahasiswa FEB dalam
bidang ilmu ekonomi Islam.

Seiring dengan perubahan dan tuntutan kondisi, AcSES yang pada awalnya menjadi
organisasi yang concern di bidang ekonomi Islam kini berkembang menjadi sebuah organisasi dengan
tugas dan tuntutan yang lebih tinggi. AcSES menjadi organisasi penalaran yang secara otomatis
menjadi ujung tombak dalam perubahan iklim akademis, khususnya mahasiswa FEB Universitas
Airlangga.

Kondisi ini mengharuskan AcSES untuk terus melakukan inovasi menghidupkan iklim
akademis lewat budaya menulis yang menjadi program dan orientasi AcSES. Salah satu bentuk dari
inovasi yang telah dilakukan AcSES adalah, AcSES mencoba selangkah lebih maju dengan membuat
sebuah modul panduan karya tulis ilmiah dan business plan bagi mahasiswa FEB. Sebuah langkah
pasti menuju FEB prestatif.

AcSES akan terus konsisten dalam mendorong perkembangan budaya akademis khususnya
dalam bidang menulis mahasiswa, mulai mendorong aktif budaya diskusi-diskusi ilmiah lewat kajian
rutin dan lain-lain. Ke depan, tentunya besar harapan organisasi yang telah berusia 13 tahun ini bisa
menjadi organisasi terdepan yang mampu membawa nama harum FEB di kancah nasional dan
internasional.

Surabaya, 25 Agustus 2013

AcSES FEB UA
3

Association of Sharia Economics Studies

“our heart, our mind commit to sharia”


4

Katakanlah (Muhammad), “ seandainya lautan menjadi


tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka
pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan)
kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula).” (Qs. Al-Kahf [18]: 109)

“Jika kau ingin melihat dunia, membacalah. Jika kau


ingin dilihat dunia, menulislah” (Lan Fang)

Orang-orang yang berpengetahuan dan para pencari


pengetahuanlah satu-satunya kelompok yang
bermanfaat bagi manusia (Al Hadist)
5

DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………....…………………………….…................1
Selayang Pandang Organisasi.………………...………………………………......................2
Logo AcSES...........…………………….......……………………………….............................3
Kata Mutiara…………………………………………………………………........................4
Daftar Isi…………………………………………………………….………..........................5
Pembagian Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah……………………………………….................7
Struktur Karya Tulis Ilmiah………………………………………………………………...8
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................9
1.1 Latar Belakang............................................................................................................9
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................13
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................13
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................….........14
2.1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)…………………………………………...15
2.2 Sumber Daya Manusia Bidang Ekonomi Syariah..................................................16
2.3 Pondok Pesantren dan Sistem Pendidikannya.........................................................16
BAB III METODE PENULISAN ............................................................................ …….....17
3.1 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………18
3.2 Teknik Pengolahan Data.……………………………………………....…….......18
3.3 Teknik Analisis Data..………………………………...............................................18
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………………..19
4.1 Fakta 1 dan Teori...…………...…………………………………………………..19
4.2 Fakta 2……………………….……………………………………..........................20
4.3 Ide atau Opini…………..………………………………………….........................20

BAB V PENUTUP...................................................................................................................21
5.1 Simpulan....................................................................................................................21
5.2 Saran..........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..............................23
ABSTRAK………………………………………………………………………………....26
PELENGKAP KETERAMPILAN MENULIS……………...……………………………..27
6

Mengenal Proposal Perencanaan Bisnis (Business Plan)….....................................................29


Sistematika Umum Penulisan Bisnis Plan....…...………………………………....................31
RINGKASAN EKSEKUTIF......………………………………..............................................31
1. Rencana Bisnis dalam Pembuatan Proposal Bisnis Plan………….............................34
a. Latar Belakang Usaha…………………………………………………………..34
b. Visi dan Misi Perusahaan………………………………………………………35
c. Tujuan dan Manfaat Perusahaan……………………………………………….36
2. Analisis dalam Pembuatan Proposal Bisnis Plan……………………………………37
a. Analisis Pasar dan Pemasaran………………………………………………….37
b. Analisis Produksi…………………………………………………………………41
c. Analisis Sumber Daya Manusia dan Organisasi………………………………..44
d. Analisis Keuangan………………………………………………………………44
e. Dampak dan Resiko Usaha……………………………………………………...51
f. Rencana Pengembangan Usaha…………………………………………………52
3. KESIMPULAN……………………………………………………………………...52
1. Kesimpulan………………………………………………………………………52
2. Saran……………………………………………………………………………..53
4. LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………53
Biodata Penulis………………………………………………………………………………55
7

ESSAY

MAKALAH ARTIKEL

KARYA TULIS ILMIAH (KTI) PAPER

PROGAM KREATIVITAS
SKRIPSI / TESIS / DISERTASI
MAHASISWA (PKM)

Gambar 1. Skema Pembagian jenis-jenis karya tulis ilmiah (berbagai rujukan)

Aktivitas menulis bukanlah sesuatu yang sulit, sama halnya dengan membaca ataupun berbicara.
Semuanya adalah tentang keseriusan untuk belajar dan berlatih. Semakin sering belajar menulis,
maka akan semakin terbiasa.

Dalam modul ini, fokus pembahasan akan kita arahkan pada pembuatan karya tulis ilmiah yang
sifatnya kompetitif, artinya jenis karya tulis yang secara umum sering dikompetisikan. 

SAATNYA BERKENALAN DENGAN STRUKTUR KARYA TULIS ILMIAH !!

Karena tak kenal maka tak sayang, tak tahu maka tak akan bisa.... 

Mari berkenalan dengan struktur karya tulis ilmiah (pada umumnya).


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 1
Meningkatkan akses belajar
PENDAHULUAN

BAB V BAB III


PENUTUP METODE PENULISAN

Meningkatkan motivasi Meningk


belajar

BAB IV
PEMBAHASAN

Gambar 2. Skema struktur karya tulis ilmiah (penulis, 2013)

Pada gambar 2 di atas, telah jelas tergambar bahwa struktur umum karya tulis ilmiah itu terdiri dari
lima bagian atau 5 bab, mulai dari bab pendahuluan sampai dengan bab akhir yakni bab penutup.

Ingin berkenalan lebih dalam dengan struktur karya tulis ilmiah?????

Iya, kita perlu membahas satu demi satu atau per bab dari struktur karya tulis tersebut agar lebih
paham dan mudah dipraktikkan tentunya!!! 
9

TUJUAN UTAMA PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH ADALAH = PEMECAHAN MASALAH


(MENCARI SOLUSI) + KREATIVITAS

BAB 1
PENDAHULUAN

Ketika kita akan mengawali untuk menulis karya ilmiah, bagian awal yang harus kita lakukan adalah
membuat BAB PENDAHULUAN. Bab pendahuluan itu sendiri terdiri dari empat (4) sub bab yaitu :

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penulisan

1.4. Manfaat Penulisan


Mari kita bahas satu demi satu bagian dari bab pendahuluan itu....

1.1. Latar Belakang


Bagian ini secara garis besar berisi tentang alasan kenapa karya ilmiah tersebut kita buat atau
kita tulis. Oleh karena itu, penting atau tidaknya sebuah karya tuis ilmiah dibuat bisa dilihat dari
bagian latar belakangnya. Inti dari latar belakang harus memaparkan sebuah permasalahan.
Permasalahan itu sendiri adalah adanya GAP / jarak antara kondisi ideal (baik praktis maupun
teoritisnya) dengan fakta atau realita yang ada. Fakta atau realita yang ada itu bisa terlihat dari
data statistik terbaru, informasi yang diperoleh dari koran maupun jurnal ilmiah.

Latar Belakang = Permasalahan

Permasalahan = Gap antara fakta dan kondisi ideal

FAKTA / REALITA / KONDISI IDEAL


PERISTIWA /
FENOMENA

Data
Statistik

Jurnal
Koran
Ilmiah
10

Pada umumnya, latar belakang terdiri dari empat sampai lima paragraf tapi lebih juga
diperbolehkan. Ada tips dan trick dalam penulisan Latar Belakang yakni :

M - S – K -S

Apa itu M-S-K-S? MSKS adalah kepanjangan dari  MASALAH ; STATISTIK; KRONOLOGI dan
SOLUSI. Artinya setiap paragraf dalam latar belakang karya tulis ilmiahmu harus terdiri dari
bagian-bagian M-S-K-S tersebut. 

1. MASALAH
Sampaikan masalah apa yang ingin kita bahas dalam karya tulis ilmiah kita. Dalam ekonomi,
permasalahan yang mungkin kita angkat adalah tentang kemiskinan, pengangguran, UMKM,
isu perdagangan internasional (AFTA/ACFTA/MEA) maupun isu lainnya.
2. STATISTIK
Tampilkan data-data statistik yang begitu meyakinkan untuk merebut hati pembaca karya
tulis ilmiah kita. Data statistik ini bisa dari BPS (Badan Pusat Statistik) ataupun sumber-
sumber terpercaya lain. Data itu bisa berupa berapa jumlah pengangguran di Indonesia,
jumlah penduduk miskin dll.
3. KRONOLOGI
Dalam kronologi, sampaikan solusi-solusi apa sajakah yang telah dilakukan untuk menangani
permasalahan yang kamu bahas dalam karya tulis ilmiahmu (solusi terdahulu). Biasanya
solusi-solusi ini adalah program milik pemerintah yang masih memilki kekurangan atau
belum berhasil.
4. SOLUSI
Pada bagian ini, sampaikanlah ide terbaik yang kamu miliki untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.

#Mari kita lihat contoh dari sebuah latar belakang karya tulis ilmiah.... 
Ada sebuah karya tulis ilmiah berjudul :
“Vocational Senior Secondary School of Sharia Economics : Upaya strategis
untuk Pendidikan Ekonomi Syariah Lebih Dini dan Unggul di Pondok
Pesantren sekaligus Membantu Rencana Depdiknas dalam Upayanya
Meningkatkan Jumlah Sekolah Berbasis SMK di Indonesia”
11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia begitu pesat.


Pertumbuhan industri baru ini ditandai dengan munculnya institusi
keuangan syariah mulai dari Bank Syariah, Pegadaian Syariah hingga
pada Asuransi Syariah. Data statistik menunjukkan pertumbuhan
industri keuangan syariah di Indonesia per Desember 2011 mencapai
3,55% (BPS, 2011). Hal ini sejalan dengan semakin sadarnya
masayarakat atas pentingnya penggunaan jasa keuangan syariah, F
mengingat lebih dari 80% penduduk Indonesia adalah muslim.
A
Pertumbuhan industri keuangan syariah tersebut membutuhkan
SDM yang unggul dan berkualitas dalam jumlah yang banyak. K
Kebutuhan akan SDM pada industri keuangan syariah ini direspon positif
oleh dunia pendidikan Indonesia dengan semakin banyak institusi T
pendidikan tinggi yang membuka jurusan ekonomi syariah. Bahkan ada A
sekolah tinggi yang berfokus pada ekonomi syariah saja seperti STEI
Tazkia, STEI SEBI dan lain-lain. Akan tetapi ini hanya pada dunia
pendidikan tinggi. Dunia pra kuliah masih belum dilaksanakan. Jika kita
melihat negara lain seperti Malaysia sudah 20 tahun yang lalu
mengimplementasikan ekonomi syariah sebagai bagian dari kurikulum
untuk siswa SLTA.

Merealisasikan pendidikan ekonomi syariah pada tingkat pra-


kuliah atau masa sekolah menengah sangat perlu dilaksanakan karena I
proses internalisasi nilai-nilai ekonomi Islam dalam aktivitas hidup akan D
lebih efektif jika diajarkan lebih dini sebelum masa kuliah. Hal ini
dikarenakan proses belajar tidaklah hanya transfer of knowledge tapi juga E
transfer of value. Dalam jenjang Sekolah menengah saat ini pendidikan A
ekonomi masih didominasi oleh worldview dan muatan ideologi
kapitalisme. Dan hal ini yang menjadi akar kerusakan yang dahsyat L
dalam perekonomian dan ini tentunya membutuhkan sebuah perubahan
yang serius dan fundamental.
12

Proses perbaikan perekonomian bangsa ini sungguh sangat


mendesak, maka dari itulah, penulis mencoba mengangkat judul untuk
lomba karya tulis ekonomi islam “Vocational Senior Secondary School
of Sharia Economics (VS4E); Upaya strategis untuk pendidikan ekonomi
syariah lebih dini dan komprehensif di pondok pesantren sekaligus
S
membantu rencana Depdiknas dalam upayanya meningkatkan jumlah
O
sekolah berbasis SMK di Indonesia”.
L

# Pada latar belakang di atas jelas tampak :

Fakta : Petumbuhan industri keuangan syariah yang begitu pesat (dengan


bukti data statistik) membutuhkan SDM yang berkualitas dalam
jumlah yang banyak, direspon dengan munculnya jurusan ekonomi
syariah diberbagai universitas. Akan tetapi ini hanya pada tingkat
pendidikan tinggi. Belum ada pendidikan ekonomi syariah untuk
siswa SLTA.

Kondisi Idealnya : Ekonomi syariah harus diajarkan sejak pra-kuliah (SLTA) dengan
pertimbangan tidak hanya terjadi proses transfer of knowledge tapi
juga transfer of value.

Solusi : Didirikan SMK Ekonomi Syariah khususnya untuk lingkungan


pesantren guna mendukung program pemerintah dalam peningkatan
jumlah SMK.
13

1.2. RUMUSAN MASALAH

RUMUSAN MASALAH ADALAH BERUPA KALIMAT TANYA

Rumusan masalah adalah sebuah kalimat pertanyaan yang akan menjadi inti dari
pembahasan karya tulis kita. Tujuannya adalah untuk memfokuskan dan membatasi
pembahasan karya tulis kita. Kalimat tanya yang sering digunakan dalam pembuatan
rumusan masalah adalah : APAKAH ; BAGAIMANA; MENGAPA dan lain-lain.

Sebagai seorang penulis, kita diharuskan mampu membuat sebuah rumusan masalah yang
bisa mencakup banyak hal yang ingin kita tuntaskan dalam karya tulis. Pada umumnya,
jumlah rumusan masalah antara dua hingga tiga pertanyaan, lebih juga diperbolehkan atau
tergantung keperluan sang penulis.

Penyusunan rumusan masalah harus sesuai atau ada hubungannya dengan judul yang kita
buat. Selain itu, pembuatan kesimpulan yang berada di bagian Bab 5 yakni Bab Penutup
harus mengacu pada rumusan masalah. Bahkan ada yang secara ekstrem menyatakan
bahwa jumlah rumusan masalah harus sama dengan jumlah kesimpulan. 

Dengan judul karya tulis yang sama seperti bagian latar belakang di atas, berikut ini adalah
contoh sebuah rumusan masalah dari sebuah karya tulis ilmiah :

I.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kondisi sumber daya manusia di lembaga keuangan Syariah?
2. Bagaimanakah tingkat kebutuhan akan institusi pendidikan berbasis SMK di
Indonesia?
3. Bagaimanakah konsep SMK kejuruan ekonomi syariah di pondok pesantren
dalam upaya menciptakan generasi ekonomi islam yg unggul sejak dini?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Bagian ini menyampaikan target atau tujuan utama kita menulis sebuah karya tulis
ilmiah. Rata-rata dalam praktiknya, tujuan penulisan adalah menjawab rumusan
masalah yang telah kita buat sebelumnya.
Berikut ini adalah contoh dari sebuah tujuan penulisan :
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi sumber daya manusia yang ada pada lembaga
keuangan syariah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan akan institusi pendidikan berbasis SMK
di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep SMK kejuruan ekonomi syariah di
Pondok Pesantren dalam upaya menciptakan generasi ekonomi islam yg
unggul sejak dini.
14

1.4. MANFAAT PENULISAN


Sesuai dengan namanya, bagian ini menunjukkan manfaat apa yang ingin kita capai
dalam pembuatan karya ilmiah kita. Secara ringkas, kita bisa membuat sebuah manfaat
penulisan dengan mengacu pada manfaat untuk penulis, pembaca, masyarakat,
pemerintah maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan lain-lain.
Berikut ini contohnya :
Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah:

Bagi penulis
Dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam membuat karya tulis dan menambah
wawasan dalam hal pendidikan ilmu ekonomi islam.

Bagi pembaca
Dapat menambah wawasan serta dapat menjadikan karya tulis ini sebagai bahan
pertimbangan dalam mengatasi kurangnya penanaman ilmu ekonomi islam sejak dini.

Bagi pemerintah
Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
dan tindakan oleh pemerintah terkait dengan bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas sumber daya ekonomi islam yang unggul dan berkualitas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ya, kini kita telah menginjakkan kaki pada bagian kedua sebuah karya tulis ilmiah,
bab ke dua sebuah tinjauan pustaka. Apa itu tinjauan pustaka? Pada bab ini kita akan
menyampaikan dasar-dasar teori dari bahasan karya tulis ilmiah yang kita buat, bisa juga
penyampaian penelitian-penelitian orang lain.

Jika dianalogikan, sebuah karya tulis ilmiah adalah pohon maka tinjauan pustaka
adalah akarnya, jika sebuah rumah maka tinjauan pustaka adalah pondasinya. Ya, tinjauan
pustaka adalah dasar keilmuan dari karya ilmiah kita. Tujuannya adalah memberikan dasar
yang memadai sehingga memberi keyakinan kebenaran karya ilmiah kita kepada para
pembaca / juri karya ilmiah.

Sebenarnya tinjauan pustaka tidak memiliki andil yang besar dalam PENILAIAN
KARYA ILMIAH, akan tetapi memiliki andil yang sangat besar dalam proses PEMBUATAN
KARYA TULIS ILMIAH. Artinya konsep keilmuan yang ingin kita sampaikan dalam
pembahasan tentu harus memiliki dasar sebagai space untuk memulai.

Berbeda dengan bab lain, dalam bab tinjauan pustaka tidak ada aturan baku
seberapa banyak tinjuan pustaka harus ditulis. Semua tergantung dari sang penulis. Semakin
banyak referensi yang dibaca, makin kaya ilmu dan semakin banyak materi yang ingin
15

dibahas dalam karya tulis ilmiah kita. Tapi ingat, tinjauan pustaka BUKAN sekedar
memindahkan teori-teori yang ada di buku/textbook ke dalam karya ilmiah, tapi harus
melalui proses penyaringan sesuai dengan kebutuhan dan relevansi pembahasan karya kita.
Karena dalam bab ini kita banyak menyampaikan teori dan penelitian orang lain, maka
secara aturan kita harus menuliskan siapa pemilik teori atau penelitian yang kita ambil atau
dalam bahasa lainnya : SITASI.

Ada tips dan tricknya untuk Bab 2!! Cara paling mudah dalam membuat tinjauan
pustaka yakni menjawab pertanyaan : 5W1H ( What, When, Why, Who, Where dan How)
Secara umum, tinjauan pustaka mengkaitkan antara suatu hal yang disebut SOLUSI (Z)
dengan hal lain yang disebut MASALAH (X) melalui sebuah penghubung (Y).

(X)  (Y)  (Z)

Misalkan :

X (masalah)  Belum adanya pendidikan ekonomi syariah untuk jenjang SLTA di Indonesia

Y (Penghubung) Pembentukan sumberdaya manusia yang unggul dalam bidang ekonomi


(keuangan) syariah harus dibentuk sejak dini yakni pra-kuliah

Z (Solusi) Membentuk SMK jurusan ekonomi (keuangan) syariah di lingkungan pesantren

Dari uraian diatas, maka bab tinjauan pustaka kita akan terdiri dari :
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan SLTA di Indonesia

2.1.1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

2.2.Sumber Daya Manusia Ekonomi Syariah di Indonesia

2.3. Pondok Pesantren dan Sistem Pendidikannya

Dalam tinjauan pustaka di atas, penulis boleh menguraikan mulai dari definisi pendidikan
SLTA, kondisi kurikulumnya seperti apa dan lain-lain. *Silahkan berekplorasi.

Contoh :
2.1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama/setara SMP/MTs.
16

SMK juga disebut sebagai sekolah dengan dual system.Sebuah sistem yang disebut dengan
istilah dual system, dimana secara formal tidak mempunyai persyaratan resmi, baik secara hukum
maupun tingkat pendidikan/sekolah, tetapi keberadaannya dapat memberikan sertifikasi
kompetensi pada suatu pekerjaan yang bersifat formal. Pada kenyataannya, peluang untuk
mendapat pengakuan, dan banyaknya masyarakat yang masuk/mengikuti, karena dipastikan dapat
bekerja, tergantung pada pre-qualification, karena sistem ini merupakan gabungan antara learning
and working, yang menyediakan materi kejuruan untuk mengajarkan teori dan praktek. Dual
system pada dasarnya adalah konsep belajar dan bekerja, dimana pelatihan pekerjaan harus
berorientasi pada pengelompokan qualifikasi dan kompetensi untuk proses yang berhubungan
dengan bekerja.

2.2 Sumber Daya Manusia Bidang Ekonomi Syariah

Dalam kajian syariah pada sumber daya manusia menemukan istilah yang pas untuk dipakai, yaitu
“sumber daya insani”. Sumber daya insani inilah yang akan memberi makna pada ekonomi syariah
dengan komitmen dan konsisten mengaplikasikannya dalam kehidupan. Merekalah , dengan
membumikan ekonomi syariah yang dapat membawa kesejahteraan khususnya bagi Indonesia.

Kajian tentang sumber daya insani akan dimulai dari manusia sebagai makhluk yang sengaja
diciptakan oleh Allah SWT. Manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk (Al Quran Surat At Tiin(95) ayat
4). Manusia mempunyai unsur yang lebih lengkap, selain dibekali dengan nafsu juga diberikan akal untuk
berpikir, sehingga ia bebas menentukan jalan mana yang akan dipilih, jalan taqwa atau jalan fujur yang
diilhamkan kepadanya. Potensi lain yang ada pada manusia adalah rasio/pemikiran, kalbu/hati, ruh/jiwa
dan jasmani/raga. Manusia diciptakan oleh Allah adalah untuk mengabdi kepadanya, sebagaimana
tercantum dalam Al Quran Surat Adz Dzariyaat (51) ayat 56. Mengabdi artinya menghambakan diri
kepada Allah............................dan seterusnya.

2.3 Pondok Pesantren dan Sistem Pendidikannya

Pondok secara bahasa berasal dari kata Funduuk yang artinya tempat penginapan. Kemudian di
Indonesia kata pondok ini bermakna perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar yang
merupakan tempat tinggal santri dalam menuntut ilmu. Istilah pesantren sendiri secara etimologis
asalnya pe-santri-an yang berarti tempat santri/ murid. Sehingga pesantren dimaknai sebagai tempat
menuntut ilmu kepada Kyai dimana santri menempati tempat tinggal (pemondokan) yang ada.

Dulu, pusat pendidikan Islam adalah langgar masjid atau rumah sang guru, di mana murid-murid
duduk di lantai, menghadapi sang guru, dan belajar mengaji. Waktu mengajar biasanya diberikan pada
waktu malam hari biar tidak mengganggu pekerjaan orang tua sehari-hari. Menurut Zuhairini (1997:212),
tempat-tempat pendidikan Islam nonformal seperti inilah yang “menjadi embrio terbentuknya sistem
pendidikan pondok pesantren.” Dst..........................................
17

BAB III

METODE PENULISAN

Pada bagian metode penulisan sebuah karya tulis ini kita akan bercerita tentang tahap-
tahap seorang penulis dalam menyelesaikan sebuah karya ilmiah. 

Metode penulisan yang sering digunakan dalam sebuah kompetisi karya tulis ilmiah adalah
mencakup minimal : TEKNIK PENGUMPULAN DATA; TEKNIK PENGOLAHAN DATA dan
ANALISIS DATA.

# Catatan : Teknik Penulisan dan Teknik Penelitian sebenarnya hampir sama. Akan tetapi
teknik penelitian memiliki tingkat kompleksitas yang lebih dibandingkan teknik penulisan
karena di dalamnya mencakup : rancangan penelitian, variabel penelitian, definisi
operasional, sampel dan sebagainya.

1. Dalam teknik pengumpulan data kita akan menyampaikan apakah kita menggunakan
studi literatur yaitu memperoleh informasi dan data kualitatif dengan memperkaya bacaan
dari berbagai literatur seperti buku, internet, jurnal penelitian, buletin, makalah atau rujukan
dari peneliti sebelumnya dan sebagainya, yang dapat mendukung atau menjawab masalah
yang telah dirumuskan ATAU menggunakan data lapangan.
2. Dalam teknik pengolahan data, kita akan menyampaikan proses pengumpulan data hingga
penyajiannya.
3. Dalam analisis data, yang perlu kita sampaikan adalah bergantung pada jenis data dan
prosedur penelitian yang digunakan. Secara umum, dalam penelitian kuantitatif ada dua
cara yakni parametrik dan non parametrik.

Gambar 1. Kualifikasi Metode Penulisan dalam karya tulis ilmiah


KUALITATIF

PENELITIAN / PENULISAN

KUANTITATIF

PRIMER

SUMBER DATA

SEKUNDER
18

Keterangan :
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif singkatnya terletak pada jenis data. Penelitian
kualitatif memiliki data-data berupa angka-angka tetapi lebih cenderung fakta lapangan
sedangkan kuantitatif mengandung angka juga dan terdapat proses perhitungan dan
sebagainya. Contoh karya tulis kualitatif seperti yang kita sebutkan di bab pendahuluan
sebelumnya :“Vocational Senior Secondary School of Sharia Economics : Upaya
strategis untuk Pendidikan Ekonomi Syariah Lebih Dini dan Unggul di Pondok
Pesantren sekaligus Membantu Rencana Depdiknas dalam Upayanya Meningkatkan
Jumlah Sekolah Berbasis SMK di Indonesia”
Sedangkan karya tulis kuantitatif seperti :“Analisis Hubungan Antara Tingkat
Kejahatan dan Ketimpangan Pendapatan Menggunakan Metode Ordinary Least
Square”

Ada dua jenis sumber data yakni data primer dan sekunder. Data primer adalah data
yang bersumber murni dari kita atau dengan kata lain kita melakukan penelitian
lapangan dengan menyebar kuisioner dan lain-lain kemudian dimasukkan dalam
karya ilmiah kita. Sedangkan data sekunder adalah data yang diambil dari sumber-
sumber lain seperti buku, BPS, jurnal, internet dan lain-lain.

Berikut ini adalah contohnya :

BAB III
METODE PENULISAN
3.1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal dari internet, jurnal
penelitian, hasil survei, buku referensi atau artikel–artikel ilmiah dari sumber yang
kredibel.

3.2. Teknik Pengolahan Data

INPUT PROSES OUTPUT

Input : Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal dari jurnal penelitian
dan hasil survei baik cetak maupun elektronik (internet), literatur buku maupun
dari situs-situs koran online.
Proses : Menganalisis data yang terkumpul yang berkaitan dengan permasalahan yang
diangkat dalam karya tulis.
Output : Penyajian data berupa makalah karya tulis

3.3. Teknik Analisis Data


Analisis mengenai aplikasi sistem SMK kejuruan ekonomi syariah di pondok pesantren
sebagai upaya strategis untuk mengajarkan ekonomi syariah lebih dini kepada generasi
muda dan juga turut membantu rencana strategis pemerintah yang dalam hal ini
direpresentasikan oleh Depdiknas untuk percepatan pertumbuhan dan peningkatan
sekolah berbasis SMK di tanah air Indonesia.
19

BAB IV

PEMBAHASAN

Bagian ini adalah bagian paling krusial dan penting dalam sebuah karya tulis karena inti dari ide dan
pemikiran kita ada di sini.  Tidak ada aturan resmi atau baku dalam penulisan pembahasan ,
judul sub bab bebas disesuaikan dengan kebutuhan sang penulis dan tema/topik bahasan yang
sedang diangkat.

Untuk memudahkan menulis sebuah pembahasan, ada tips dan tricknya yakni : FakTO, kependekan
dari FAKTA, TEORI OPINI. Artinya, setiap bahasan dalam sub bab sebaiknya mencakup tiga elemen
tersebut. Fakta bisa berupa kenyataan yang ada di lapangan dalam bentuk data-data statistik,
kemudian dihubungkan dengan teori-teori yang sudah kita singgung dalam bab tinjauan pustaka.

Dalam karya tulis ilmiah yang sifatnya sosial seperti ekonomi, tentunya porsi opini dari sang penulis
mendapatkan bagian yang besar dalam pembahasan, yang tentunya opini-opini tersebut didukung
dengan teori yang kuat dan alasan-alasan yang argumentatif.

BAB 4 : Fakta, Teori, Opini

Langsung saja, kita lihat contohnya!!

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Kondisi Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia.
Pertumbuhan yang tinggi akan lembaga-lembaga keuangan syariah di tanah air sudah
merupakan konsekuensi dari perkembangan ekonomi syariah itu sendiri yang makin subur
pada tataran praktek. Dan juga harus diakui Industri keuangan syariah juga cukup menyerap
banyak tenaga kerja. Berdasar data dari BI, kita bisa melihat bahwa rata-rata latar belakang F
pendidikan pada lembaga-lembaga keuangan syariah 59% adalah lulusan S1 yang juga A
mendominasi pekerja/karyawan pada LKS, diurutan yang kedua ada dari lulusan D3 dengan K
23%, diurutan yang ketiga dari SMU dengan 18%. Sedangkan sisanya yaitu 2% adalah lulusan T
pasca sarjana.
A
Selanjutnya, jika dianalisis dari karakteristik keilmuan para karyawannya maka
didapati bahwasanya hanya 10% saja karyawan di LKS yang mempunyai latar belakang
1
keilmuan ekonomi syariah.Sedangkan sisanya yaitu 90% adalah karyawan dengan latar
belakang pendidikan ekonomi konvensional.Hal tersebut memang dirasa mengkhawatirkan
bagi para kalangan akademisi ekonomi syariah. Dikarenakan penempatan karyawan dengan
latar belakang non ekonomi syariah tidak akan bisa seutuhnya mencapai kualitas kerja yg
dibutuhkan oleh lembaga keuangan syariah......dan seterusnya.
............................................................................................................................... T
Padahal proses pendidikan tidak hanya sampai pada disitu saja. Dalam artian
pendidikan bukan hanya transfer of knowledge tapi pendidikan juga adalah sarana untuk E
transfer of value.Bagaimana mungkin nilai-nilai keislaman yang sangat luas hanya bisa
didapatkan pada training maupun workshop yang berdurasi hanya mingguan. O

I
20
4.2 Analisis Kebutuhan Institusi Pendidikan Berbasis SMK di Indonesia.
Sekolah Menengah Kejuruan atau yang biasanya disebut SMK Memang diakui
adalah institusi pendidikan yang memberikan pengetahuan yang lebih aplikatif pada
siswanya dibandingkan dengan SMA.Memang lulusan SMK lebih diarahkan agar siap terjun
kerja setelah lulus, begitu juga SMA, siswa SMA memang disiapkan untuk memasuki jenjang
lebih tinggi yakni universitas.Namun hal tersebut tidaklah menutup kemungkinan
bahwasanya lulusan SMK juga sanggup untuk menembus PT dan meraih prestasi gemilang
pada karir akademiknya.Dengan masuk SMK, para pelajar selain mendapat pelajaran umum
seperti di sekolah menengah umum, juga mendapat ilmu keterampilan khusus sesuai
F
dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Pemerintahmenargetkan pada tahun 2015, perbandingan jumlah sekolah menengah A
kejuruan (SMK) dan sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia mencapai 70 persen
berbanding 30 persen. Berdasarkan data dari Depdiknas tahun 2006/2007, Jumlah SMK di K
Indonesia mencapai 6,422 unit dengan jumlah murid 2,401,732.Adapun untuk SMA ada
9,892 unit dengan jumlah murid mencapai 3,574,146.Dengan jumlah seperti itu, tampaknya T
bukanlah hal yang mudah bagi pemerintah untuk mewujudkan targetnya tahun 2015.
Kebijakan tersebut dilatarbelakangi kenyataan bahwa komposisi tenaga kerja A
Indonesia adalah mayoritas unskilled workers (pekerja yang tidak punya skill atau
kompetensi di bidangnya). Lulusan SMA memang diproyeksikan untuk melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi, namun ditengarai lulusan SMA selama ini banyak yang mencari
pekerjaan, karena hanya 30% saja yang mampu melanjutkan studi ke perguruan tinggi, 2
sementara yang 70% harus bekerja meskipun tanpa bekal keterampilan yang memadai.
Menurut data Badan Statistik Nasional (BPS) tahun 2006, ada 81,1 juta tenaga kerja
Indonesia diisi kelompok unskilled workers......dst

4.3 Analisis konsep Vocational Senior Secondary School of Sharia Economics (VS4E) di
Pondok Pesantren dalam Upaya Menciptakan Generasi Ekonomi Islam Yang Unggul Sejak
Dini.
Aplikasi SMK kejuruan ekonomi syariah amatlah berbeda dengan SMK kejuruan
lainnya. Tatkala SMK lainnya cenderung takut akan kekurangan industri yang bisa menyerap
lulusan yg dihasilkan, SMK kejuruan ekonomi syariah sangat memiliki prospek yang cerah I
jika dipandang dari kaca mata industri keuangan syariah yang memang sedang gegap
D
gempitanya di negeri ini. Pertumbuhan ekonomi syariah yang masif di negeri ini pastinya
akan mampu untuk menampung lulusan yang terampil dalam bidang ekonomi syariah. E
Apalagi faktor pemilihan Pesantren sebagai pilot project dalam hal pendirian SMK kejuruan
ekonomi syariah amatlah mendukung atmosfer pendidikan.Hal tersebut dikarenakan tingkat /
pemahaman para santri yg boleh dikatakan well-done dalam hal ilmu-ilmu agama. Baik itu
fiqh muamalah, ushul fiqh maupun durusul ‘arobiyah (bahasa arab), diharapkan dengan O
penguasaan mereka akan bidang-bidang ilmu itu yang memang ilmu-ilmu tersebut adalah
requirements yang memang dibutuhkan untuk mencetak generasi ekonomi syariah yang P
tangguh, maka akan dapat semakin mempermudah penyampaian bahan ajar ekonomi
syariah. I
Oleh karena itu, Hal ini dirasa cukup prospektif untuk menjadikan pesantren sebagai
tempat awal guna mencetak sumber daya insani lebih dini namun tidak prematur dan tetap N
berkualitas. Jumlah Pondok pesantren di Indonesia yang kurang lebih mencapai 14 ribu,
akan sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan untuk pemberdayaan generasi ekonomi I
islam masa depan.....dst.
21

BAB V

PENUTUP

Yaa, kita telah sampai pada bab terakhir dari sebuah karya tulis ilmiah... penutup. Dan apa sajakah
pada bab ini? Ada dua bagian penting dari bab penutup yakni : KESIMPULAN dan SARAN.

KESIMPULAN

PENUTUP

SARAN

1. Kesimpulan
Kesimpulan ditulis secara singkat, padat, jelas dan informatif dalam bentuk poin bukan
paragraf. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah (jadi harus ada hubungannya
antara pertanyaan dalam rumusan masalah dan jawaban yang ada pada bagian kesimpulan).
2. Saran
Pada bagian ini kita bisa menulis masukan-masukan baik untuk pemerintah atau masyarakat
terkait dengan temuan pada kesimpulan dalam karya tulis kita. Bisa juga ditulis dalam
bentuk perbaikan untuk ke depannya seperti apa.

MARI KITA LIHAT CONTOHNYA!!

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat dibuat beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi sumber daya manusia (SDM) pada industri keuangan syariah rata-rata
masih berasal dari industri keuangan konvensional. Merintis upaya penanaman
ekonomi syariah lebih dini pada level sekolah menengah tidaklah semudah
membalik telapak tangan, dikarenakan belum adanya kurikulum dan terbatasnya
SDM pengajar yang mempunyai kualifikasi keilmuan yang integral. Dan juga
dikarenakan sistem ekonomi kapitalis yang telah mengakar kuat dalam sistem
pendidikan di Indonesia.
2. Sekolah berbasis SMK memang bertujuan untuk melahirkan calon pelaku industri
yang unggul dan siap kerja setelah lulus. Namun tidak menutup kemungkinan bagi
lulusan SMK untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yg lebih tinggi lagi.
Sedangkan SMA bertujuan untuk menyiapkan murid didiknya ke jenjang PT,
namun pada kenyataannya banyak lulusan SMA yang mencari kerja.
3. Konsep Vocational Senior Secondary School of Sharia Economics (SMK kejuruan
Ekonomi Syariah) di pondok pesantren adalah upaya strategis untuk melahirkan
SDM muda nan tangguh dalam bidang ekonomi islam. Hal ini dikarenakan
pemilihan pondok pesantren sebagai pilot project dianggap sangat mendukung
iklim pengajaran ekonomi syariah.
22

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan melalui karya tulis ini adalah :
1. Bangun sinergisitas antara Diknas, Depag dan IAEI dalam upaya perumuskan kurikulum
dan penentuan SDM para pengajarnya untuk menghasilkan output yang benar-benar
berkualitas dalam hal penguasaan ekonomi islam.
2. Kemudahan akses dalam pendirian SMK kejuruan ekonomi syariah dari Diknas maupun
Depag sangatlah dibutuhkan demi terealisasinya konsep tersebut dan tidak hanya
sekedar wacana.
3. Perkuat jejaring antara pondok pesantren dengan LKMS maupun LKS di sekitar pondok.
Dan diharapkan pondok pesantren juga dapat menciptakan industrinya sendiri yang
dapat menjadi bengkel kerja bagi murid-murid SMK tersebut.
23

DAFTAR PUSTAKA

Sebagai insan akademisi, ketika kita melakukan aktivitas akademis seperti menulis maka kita juga
harus mengikuti aturan-aturan dalam kepenulisan itu sendiri. Salah satunya adalah menuliskan
daftar pustaka dalam karya kita. Dalam daftar pustaka juga menunjukkan seberapa banyak referensi
yang kita gunakan dalam menulis, alih-alih menentukan kualitas karya kita. 

Ada dua cara dalam menuliskan daftar pustaka :

1. Metode Harvard
Metode penulisan ini menggunakan urutan abjad huruf depan nama penulis. Metode ini
lebih banyak digunakan karena lebih mudah dalam praktiknya.
2. Metode Vancouver
Metode ini menggunakan nomor urut disesuaikan dengan kemunculannya di dalam naskah
karya. Cara penulisannya dalam naskah karya dengan menuliskan angka di belakang kalimat
kutipan. Angka tersebut ditulis dalam bentuk SUPERSCRIPT (ditulis agak keatas) dan harus
muncul urut dari awal hingga akhir halaman naskah karya. Urutan nomor pada daftar
pustaka sesuai dengan angka yang dimaksud pada naskah.
Contoh :
...........Dalam artian pendidikan bukan hanya transfer of knowledge tapi pendidikan juga
adalah sarana untuk transfer of value.1

Maka dalam daftar pustaka ditulis seperti berikut :

1. Hanafi, Ahmad. 2005. Pendidikan Ekonomi Islam dan Tantangannya. Forum


Penelitian,1(1):33-34

Metode ini memiliki kendala tertama untuk naskah yang banyak menggunkan sumber
referensi karena menyulitkan penulis membuat urutan nomor baru seandainya ada
penambahan atau pengurangan jumlah pustaka yang digunakan.

Berikut ini adalah beberapa ketentuan penulisan daftar pustaka :


a. Daftar pustaka diketik dengan spasi satu dan baris kedua indent (masuk) sebanyak
empat karakter dari kiri.
b. Ada beberapa variasi gaya penulisan, tapi masih mengikuti “bentuk umum”. Bentuk
umum itu secara berurutan ditulis :

Nama penulis.tahun. Judul lengkap. Kota Penerbitan : Penerbit.

c. Penulisan nama dimulai dari nama keluarga (surname) diikuti nama depan (first
name). Untuk negara yang tidak memiliki budaya nama keluarga, penulisan nama
pengarang dimulai dari nama terakhir (last name) diikuti nama depan (first name).
Contoh :
1. Muhammad Yusuf ditulis : Yusuf, Muhammad
2. Wahyu Wisnu Wardana ditulis : Wardana, Wahyu Wisnu
3. Michael E. Tidore ditulis : Tidore, Michael E.
24

Jika penulis lebih dari satu, maka hanya penulis yang pertama aja yang namanya
dimulai dari nama keluarga, sedang penulis kedua dan ketiga ditulis seperti biasa.

Contoh :

1. Angga Putra dan Rochiem Firdaus ditulis : Putra, Angga & Rochiem Firdaus
2. Mochammad Badhowi, Tulus Sibunan, Andi Tanaka ditulis : Badhowi,
Mochammad dkk
3. Raya Ambara, Eris Ismail, Vicky Novitalia, Nilna Zazilah ditulis : Ambara, Raya et
al.

Berikut ini contoh-contoh penulisan daftar pustaka :

1. Jurnal yang dikutip dari bunga rampai (kumpulan jurnal):

Weiss, R.S. and M. Rein. 1972. The Evaluation of Broad-aim Programs:


Difficulties in Experimental Design and an Alternative. Dalam buku C.H.
Weiss (ed). Evaluation Action Programs: Reading in Social Action and
Education. Boston: Allyn and Bacon

2. Pengarang yang hanya berlaku sebagai editor harus ditulis secara jelas bahwa
yang bersangkutan adalah editor dalam tanda kurng (Ed.) jika ada satu editor
dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu:

Aminudin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang


Ekonomi. Malang: HISKI Komisariat Malang

3. Buku terjemahan :

Ary, Jacobs. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh


Arif Prakoso. 1990. Surabaya : Gramedia

4. Rujukan dari internet berupa karya individual:

Hithock, Carr & Hall. 1996. A Survey of STM Online Journals: The Calm Before the
Storm, (Online),(http:/journal.ecs.soton.ac.uk/survey.html diakses 12 Juni
2010).

5. Rujukan dari internet berupa artikel dari jurnal

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.


Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id,
diakses 20 Januari 2010)
25

6. Rujukan berupa skripsi , tesis dan disertasi:

Pangaribuan, T. 1992. Analisis Hubungan Ketimpangan Pendapatan dan Tingkat


Kesehatan. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya Universitas Airlangga.

7. Rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, lokakarya atau


penataran:

Karim. 2007. Tata Kota di Indonesia. Makalah disajikan dalam Seminar “Dies
Natalis Universitas Airlangga ke 46”. Surabaya.

8. Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran:

Huda. 13 Nopember, 1991. Menyiasati Krisis Listrik. Jawa Pos, hlm.6.

9. Rujukan dari dokumen resmi pemerintah :

Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya

10. Rujukan dari buku yang mana sumbernya sama dan diterbitkan dalam tahun
yang sama:
Cornet, L & Weeks. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues
1985. Atlanta: Career Lader Clearing House.

----------. 1986b. Planning Career Ladder : Lesson from The States. Atlanta:
Career Lader Clearing House.
26

ABSTRAK

Sebuah karya tulis ilmiah pada umumnya diawali oleh sebuah abstrak. Iya abstrak
merupakan gambaran umum dari karya tulis kita secara keseluruhan. Ibarat dalam kondisi terdesak,
sebuah abstrak adalah sarana memahami keseluruhan karya ilmiah dari seseorang. Biasanya orang
akan tertarik membaca karya ilmiah kita secara keseluruhan ketika abstraknya menarik. Jadi kita
harus membuat sebuah abstrak semenarik dan seinformatif mungkin. 
Letak abstrak biasanya ada di bagian paling depan, setelah kata pengantar dan sebelum
daftar isi, tapi terkadang tergantung permintaan panitia lomba. Tulis sebuah abstrak dalam satu
paragraf dengan jumlah kata kurang dari 250 kata (relatif). Abstrak ditulis dengan huruf miring
(italics) dan spasi satu.
Ada dua cara dalam menulis abstrak, yaitu INFORMATIF dan INDIKATIF (DESKRIPTIF). Abstrak
informatif menyajikan secara singkat latar belakang masalah, tujuan, metode, pembahasan dan
kesimpulan karya tulis ilmiah kita. Masing-masing item tersebut ditulis dengan cetak tebal diikuti
penjelasan singkat.
Berikutnya adalah abstrak deskriptif dan jenis abstrak inilah yang paling sering digunakan
dalam standar kompetisi karya tulis ilmiah. Abstrak ini berbentuk seperti sebuah narasi cerita.

Contoh :

ABSTRAK

Pendidikan Ekonomi islam di Indonesia adalah hal yang sangat penting. Apalagi
jika melihat growth industri keuangan maupun bisnis syariah yang cukup pesat. Maka
dirasa sangat perlu adanya upaya penanaman ilmu ekonomi ilahiyah tersebut pada
generasi yang lebih muda yakni pada masa sebelum kuliah. Tujuan utama pembelajaran
ekonomi islam pra kuliah adalah kesadaran bahwa pendidikan bukan hanya dalam
dimensi transfer pengetahuan (knowledge) akan tetapi juga transfer akan nilai-nilai
(values). Adapun konsep Vocational Senior Secondary School of Sharia Economics (SMK
kejuruan ekonomi syariah) yang berbasis di pondok pesantren merupakan suatu strategi
yang cukup strategis untuk mencetak generasi-generasi muda muslim calon praktisi
maupun akademisi yang ahlidalam bidang ekonomi syariah.

Keywords: Pendidikan, SMK, Ekonomi Syariah, Pondok Pesantren.

Kalau kita mau lebih rinci lagi, abstrak sebenarnya terdiri dari latar belakang karya ilmiah kita, teori
yang mendasari lalu ditambah dengan solusi yang kita berikan disertai dengan
kelebihan-kelebihan solusi kita.

Untuk kata kunci (keyword) adalah kata-kata yang menjadi pokok, paling penting, dan sering muncul
dalam karya tulis limiah kita. Kata kunci cukup tiga-lima kata, ditulis miring; dan dicetak tebal.
27

@PELENGKAP KETERAMPILAN MENULIS@

Ada satu hal lagi yang perlu kita pelajari untuk menjadi seorang penulis yang baik, yaitu
belajar bagaimana mengutip pendapat orang lain.

Ya, kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan
seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku maupun majalah. Kutipan bisa
bersumber dari bahasa lisan atau tulisan seseorang. Fungsinya apa kita melakukan kutipan?
Ya, tentunya berguna untuk memperkuat atau membuktikan pendapat kita dalam sebuah
tulisan.

1. Cara Mengutip
a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris:
- Kutipan langsung digabung langsung dengan teks;
- Jarak antara baris dengan baris dua spasi
- Kutipan itu diapit dengan tanda kutip dan
- Sebelum kurung ditempatkan nama singkat atau nama depan pengarang,
kemudian di dalam kurung ditempatkan tahun terbit, tanda titik dua, dan nomor
halaman tempat pernyataan atau pendapat seseorang diambil.
Contoh:
Pengarang membuat cerita biasanya karena dia mempunyai sesuatu yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Sesuatu itu yakni pesan yang dinamakan amanat.
Menurut Rusyana (1984:79), “Amanat merupakan endapan renungan yang
disajikan kembali oleh pembaca. Endapan renungan tersebut merupakan hasil
pikiran pengarang tentang hidup dan kehidupan yang dituangkan dalam
bentuk karya sastra.”

b. Kutipan langsung yang lebi dari empat baris


- Kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak dua setengah spasi;
- Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
- Kutipan boleh tidak diapit dengan tanda kutip; dan
- Sebelum kurung ditempatkan nama singkat atau nama belakang pengarang,
kemudian di dalam kurung ditempatkan tahun terbit, tanda titik dua, dan
nomor halaman tempat pernyataan atau pendapat dikutip dalam buku.
Contoh :
Saluran dakwah yang berbentuk tulisan apabila dibubuhi nilai estetika, maka
disebut sastra. Atmosuwito (1998:124) mengatakan bahwa :
“Kitab suci Bible juga bisa dikatakan karya sastra, terutama kitan Mazmur,
Amsal dan kitab-kitab nabi. Dalam ilmu perjanjian lama kitab Mazmur
dkatakan buku-buku puisi, sedangkan Amsal dikatakan (kitab) sastra bijak
(Wisdom Literature). Oleh karena itu, jelas bahwa kitab suci Kristen juga
28

sebuah karya sastra. Bentuk tulisan dalam terjemahan bahasa Indonesia


modern, misalnya kitab Mazmur sudah dicetak dalam bentuk puisi.”

c. Kutipan Tidak Langsung


- Kutipan diintegrasikan lansung dengan teks;
- Jarak antara baris dengan baris dua spasi;
- Kutipan itu tidak diapit dengan tanda kutip; dan
- Dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, tanda titik
dua, dan nomor halaman tempat pendapat dan pernyataan yang dikutip.

Contoh :
Semakin religius hidup seseorang, maka semakin nyata (real) hidup orang
tersebut. Bagi orang yang beragama, intensitas itu tidak dapat dipisahkan
dari keberhasilannyauntuk membuka diri terus menerus terhadap pusat
kehidupan. Inilah yang disebut religiositas sebagai inti kualitas hidup
manusia, karena ia adalah dimensi yang berada di dalam lubuk hati, sebagai
riak getaran nurani pribadi dan merampas intimidasi jiwa
(Mangunwijaya,1988: 11-15).

REFERENSI :

Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. 2009. Pedoman Penulisan Pembimbingan


dan Ujian Skripsi. Surabaya

Forisma. Tanpa tahun. Panduan Karya Tulis Ilmiah. Surabaya

Jauhari, Heri. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia
29

MENGENAL PROPOSAL PERENCANAAN BISNIS (BUSINESS PLAN) YUK


TEMAN-TEMAN
Perencanaan Bisnis (business plan) adalah suatu dokumen yang menyatakan
keyakinan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan
keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana. Selain itu, perencanaan
bisnis dapat diartikan suatu dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang
menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai
perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isinya sering merupakan perencanaan terpadu
menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur, dan sumber daya lainnya (Buchari Alma,
2001 : 174 dari Bygrave , 1994 : 114 ).
Secara umum susunan bisnis plan sudah memiliki sistematika yang tetap, namun
memiliki sifat fleksibel sesuai dengan keinginan instansi yang mengadakan, baik itu instansi
pemerintahan, pendidikan, perusahaan, dan lain-lain. Susunan perencanaan bisnis secara
umum ada sebelas poin, susunannya dapat dilihat sebagai berikut:
1. Halaman Sampul Proposal Perencanaan Bisnis
2. Daftar Isi
3. Ringkasan Eksekutif
4. Latar Belakang Usaha atau Perusahaan
5. Analisis Pasar dan Pemasaran
6. Analisis Produksi
7. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM)
8. Rencana Pengembangan Usaha
9. Analisis Keuangan
10. Analisis Dampak Resiko Usaha
11. Lampiran-Lampiran

Bagaimana Mencari Ide yang Bagus dalam Pembuatan Perencanaan Bisnis?


Caranya banyak sekali dalam mencari ide perancanaan bisnis, yaitu dengan cara
membuat usaha yang benar-benar baru atau usaha yang sudah berjalan dengan memberikan
sentuhan inovasi baru yang marketable, namun perlu diingat usaha yang akan dibuat tidak
asal-asalan tetapi penulis proposal bisnis plan harus membaca secara menyeluruh potensi
pasar, jika produk barang atau jasa tersebut ditawarkan kepada masyarakat atau konsumen.
Orang bijak berkata “banyak jalan menuju roma”, seperti halnya mencari ide dalam
pembuatan bisnis plan dapat ditemukan di mana saja. Ide pembuatan usaha baru bisa menjadi
proposal bisnis plan yang baik dan bagus, jika ide usaha tersebut memiliki potensi dan
manfaat yang besar kepada konsumen sedangkan dalam mengembangkan usaha yang telah
ada, penulis dapat mencari celah atau kelemahan dalam usaha tersebut, yaitu dengan cara
pengembangan produk barang dan jasa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
memberikan inovasi baru terhadap produk tersebut, sehingga konsumen merasa puas.
Setelah mendapatkan ide, penulis harus berfikir “Gimana sih agar ide yang saya buat
menjadi terkenal dan disukai banyak konsumen?”. Pernyataan tersebut menjadi poin penting
dalam membuat proposal bisnis, hal tersebut akan mempengaruhi pembaca seperti investor,
pengusaha, akademisi atau pun juri dalam lomba menerima serta mendanai proposal yang
dibuat oleh penulis. Sehingga nama perusahaan menjadi titik awal dalam pembuatan
proposal perencanaan bisnis tersebut, dikarenakan nama perusahaan tidak hanya dipakai satu
30

atau dua periode saja, namun untuk selamanya. Oleh karena itu perlu pemikiran yang cermat
dalam menentukan nama perusahaan ini.
Menurut Canon dan Wichert, ciri-ciri nama yang baik adalah pendek, sederhana,
mudah dieja, mudah diingat, enak dibaca, tidak ada nada sumbang, tidak ketinggalan jaman,
ada hubungan dengan barang dagangan, bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negari,
tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain atau tidak negatif, dapat memberi sugesti
pada pengguna produk tersebut.
31

SISTEMATIKA UMUM PENULISAN BUSINESS PLAN

1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam pembuatan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary), diharapkan penulis
mampu memaparkan poin-poin penting dari keseluruhan proposal bisnis plan atau
perencanaan bisnis yang diajukan atau dilombakan. Pembuatan ringkasan eksekutif dapat
ditulis maksimal dua lembar, hal tersebut dikarenakan agar pembaca, investor, juri lomba
atau stakeholder tidak merasa jenuh dalam membaca proposal yang telah dibuat, selain itu
pembaca, investor atau dewan juri langsung mengetahui isi umum dari keseluruhan proposal
yang telah dibuat.
Dalam pembuatan ringkasan eksekutif yang mudah dipahami, sebaiknya penulis
mencantumkan uraian singkat mengenai perusahaan, produk barang dan jasa yang dihasilkan,
manfaat produk, segmentasi pasar, kebutuhan dana, perkiraan keuangan berupa laporan
umum keuntungan perusahaan selama satu tahun berjalan, dan titik impas atau break event
point (BEP). Beberapa poin di atas cukup untuk dijadikan sebagai ringkasan eksekutif yang
mengambarkan profil perusahaan yang akan dibuat secara umum.
Poin-poin penting yang perlu dipaparkan dalam ringkasan eksekutif adalah sebagai berikut:
a. Latar Belakang usaha atau perusahaan (paragraf 1)
Paragraf yang pertama dalam ringkasan eksekutif berisi latar belakang usaha yang akan
dibuat oleh penulis. Dalam pemaparan paragraf pertama ini, diharapkan penulis dapat
menyimpulkan secara umum latar belakang usaha yang akan dibuat, sehingga dengan
pemaparan yang jelas, padat, dan mudah dimengerti, pembaca dengan mudah memahami
latar belakang yang dibuat.
b. Analisis Pasar (paragraf 2)
Paragraf yang kedua dalam ringkasan eksekutif adalah analisis pasar. Seperti halnya
penulisan latar belakang yang telah disebutkan, penulisan analisis pasar berisi tentang
cakupan atau segmentasi produk dari usaha yang akan dibuat. Segmentasi pasar yang
dipaparkan dalam ringkasan eksekutif ini berisi target konsumen untuk produk yang akan
ditawarkan (contoh: anak-anak, remaja, dewasa).
c. Analisis Keuangan (paragraf 3)
Paragraf yang ketiga dalam ringkasan eksekutif adalah analisis keuangan usaha yang akan
dibuat. Analisis keuangan yang dapat dipaparkan adalah jumah total modal yang dibutuhkan
dalam usaha tersebut. Sehingga dengan adanya pemaparan tersebut, pembaca dapat dengan
mudah memahami berapa modal yang dibutuhkan tanpa harus melihat analisis keuangannya
secara keseluruhan.
d. Proyeksi Titik Impas (break event point) (Paragraf 4)
Paragraf yang keempat dalam ringkasan eksekutif adalah proyeksi titik impas/ break event
point. Adanya pemaparan BEP tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca mengenai titik balik modal/ impas dalam usaha yang akan dibuat oleh penulis,
sehingga dengan adanya pemaparan tersebut, diharapkan dapat mempengaruhi pembaca
untuk menanamkan modal dalam usaha yang akan dibuat.
Dengan adanya pemaparan 4 poin dalam ringkasan eksekutif tersebut, diharapkan mampu
memberikan gambaran secara menyeluruh dari proposal bisnis plan yang dibuat oleh penulis.
32

Dalam pembuatan ringkasan eksekutif, penulis diharapkan mampu memberikan kesan bagi
pembaca yang terkait dengan rencana bisnis yang disusun. Sehingga dengan kesan yang baik,
proposal bisnis plan memiliki peluang besar masuk finalis dalam sebuah event lomba atau
diterima untuk didanai oleh pengusaha/ stakeholder.

CONTOH I:
EXECUTIVE SUMMARY1
Belajar membaca dan memahami Al-qur’an adalah salah satu anjuran dari agama islam,
terutama dalam mempelajari ilmu dasar dalam proses membaca Al-qur’an yaitu Ilmu
Tajwid. Dalam Al-qur’an Allah berfirman pada surat Al-Alaq ayat pertama yang artinya
“bacalah dengan menyebut nama tuhanmu (Allah) yang menciptakan (QS. Al-alaq:01).
Pentingnya Pendidikan kepada generasi muda terutama dan paling utama adalah umat islam
untuk belajar memahami dasar Al-qur’an secara benar dan baik.(paragraf 1: latar
belakang)
Sehingga dengan latar belakang diatas, kita mencoba membuat sebuah produk permainan
yang bagus dalam mengenalkan Ilmu Tajwid untuk anak-anak, yaitu Al-Qur’an Smart Card
(ASC), sebuah produk yang inovatif, kreatif bagi anak-anak dalam mempelajari dasar ilmu
Al-qur’an.
Al-Qur’an Smart Card (ASC) merupakan permainan yang dirancang untuk membantu
anak-anak usia 5-15 tahun untuk memahami ilmu tajwid dengan mudah. Selain itu, produk
ini juga memiliki manfaat lain yaitu tuntunan do’a-do’a setiap hari yang baik bagi anak-
anak serta mendapat pelajaran tersebut dengan menyenangkan.(paragraf 2: analisis pasar
yang mencakup target pasar yang akan dibidik)
Proses pembuatan produk ini membutuhkan biaya Rp 11.991.000. Harga per pack dari
produk ini Rp 11.000,00. Strategi pemasaran yang digunakan dalam produk ini adalah
dengan menggunakan sistem keagenan/ bagi hasil, bekerja sama dengan toko buku islami
dan lembaga formal dan non formal yang ada di wilayah Surabaya dan sekitarnya.(paragraf
3: analisis keuangan)
Target dari produk ini adalah anak-anak, yaitu anak-anak usia 5-15 tahun yang belajar
dalam lembaga formal dan non formal, seperti madrasah diniyah, pondok pesantren, dan
lain-lain.Break Event Point (BEP) diproyeksikan terjadi pada saat penjualan menyentuh
angka 435pack. Estimasi target penjualan pada bulan pertama sebesar 1600pack, maka BEP

1
Proposal Bisnis Plan Menjadi Finalis 10 Besar Lomba Business Plan Competition Temu Ilmiah Nasional 2013
Kerjasama UNS dan UMS (Tim, 2013)
33

akan tercapai pada hari ke-6 bisnis Al-Qur’an Smart Card beroperas.(paragraf 4: proyeksi
titik impas atau break event point).
CONTOH II:
EXECUTIVE SUMMARY2
Potensi tanaman singkong di Indonesia sangatlah besar, bahkan di Provinsi Jawa
Timur mencapai 3.636.857 ton/ tahun dari 2005-2009. Maka dari itu, besar pula jumlah
batang singkong yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, di era yang
moderen ini kita dituntut untuk membuat inovasi yang kreatif dan bermanfaat bagi
masyarakat. Sehingga dengan latar belakang diatas, kita mencoba membuat sebuah produk
yang memiliki nilai jual tinggi, yaitu Kap Lampu Si-Engkong (kap lampu unik dan menarik
berbahan dasar batang singkong dengan aroma terapi yang baik bagi kesehatan).(paragraf
1: latar belakang)
Dalam satu tahun berjalan usaha kap lampu Si-Engkong ini akan mendapatkan laba
bersih sebesar Rp48.318.600,00. Prospek pengembangan usaha yang sangat menjanjikan
mengigat pasar yang cukup luas dengan tren peningkatan jumlah produksi yang selalu
bertambah setiap bulannya. Segmentasi tasi pasar dari produk kap lampu ini adalah
keluarga (anak remaja, dan dewasa), distributor/ agen, dan pasar moderen
(furniture).(paragraf 2: analisis pasar yang mencakup target pasar yang akan dibidik)
Rencana pengembangan usaha kap lampu ini akan dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
1. Strategi pemasaran:
a) Pengembangan produk
b) Pengembangan wilayah pemasaran
c) Promosi produk
d) Strategi penetapan harga
Dalam proyeksi penjualannya, usaha kap lampu memproyeksikan peningkatan
kenaikan produksi sebesar 5%, dengan hal tersebut maka nilai penjualan kotor selama satu
tahun sebesar Rp187.460.000,00. (paragraf 3dan 4: strategi pemasaran dan analisis
keuangan)
Usaha kap lampu Si-Engkong yang akan dijalankan memiliki perencanaan bisnis
yang matang dan siap menjadi salah satu penggerak UMKM yang bergerak dalam bidang
2
Proposal Bisnis Plan mendapatkan Juara 2 Nasional Business Plan Competition Badan Eksekutif
Mahasiswa-Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) UNDIP PRENEUR 2012 Universitas Diponegoro (Tim, 2012)
34

industri kreatif di Kota Surabaya. Hal tersebut, juga didukung dengan pangsa pasar yang
luas mengigat akhir-akhir ini industri kreatif mulai digalakkan diberbagai kalangan yang
ada di negara kita.(paragraf 5: jika perlu ada penutup yang persuasif bagi pembaca ).

Dalam contoh ringkasan eksekutif di atas, dapat dianalisis adanya pemaparan dari empat
paragraf tersebut dengan jelas dan mudah untuk dipahami. Empat paragraf diatas mencakup
latar belakang, analisis pasar, analisis keuangan dan proyeksi titik impas atau break event
point (BEP). Dari gambaran ringkasan eksekutif di atas, diharapkan penulis dapat menuliskan
poin-poin penting yang menarik dan persuasif, diharapkan mampu menarik pembaca
(investor, akademisi, juri) untuk membaca proposal pada tahap berikutnya.
Dengan munculnya ketertarikan pembaca, diharapkan proposal dapat diterima dan
mendapatkan pendanaan dari investor dan masuk finalis dalam lomba yang diadakan oleh
sebuah instansi pendidikan atau pemerintahan.

2. RENCANA BISNIS DALAM PEMBUATAN PROPOSAL BISNIS PLAN

a. Latar Belakang Usaha


Dalam pembuatan rencana bisnis terdapat dua uraian latar belakang yaitu latar belakang
untuk usaha yang sudah berjalan dan belum berjalan. Dalam usaha yang sudah berjalan
penulis dapat menguraikan sejarah perusahaan yang meliputi pendiri perusahaan, pokok-
pokok mengenai keuangan dan operasional, prestasi yang telah dicapai. Sedangkan dalam
usaha yang baru berjalan penulis dapat menguraikan permasalahan yang sedang dialami, serta
solusi baru (ide usaha) yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Tidak seperti pembuatan latar belakang dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang pada umumnya
membutuhkan data yang relatif banyak (tabel, statistik, dll) yang agak menguras kinerja otak/
pikiran. Pembuatan latar belakang dalam proposal bisnis plan relatif mudah dan simpel,
penulis cukup mencantumkan beberapa hal sebagai berikut:
a) Permasalahan yang ditemui di lapangan,
b) Usaha-usaha pemanfaatan (potensi-potensi SDA yang ada di Indonesia) sebelumnya
sesuai dengan bidang yang dilombakan,
c) Fakta pemanfaatan potensi yang belum digunakan secara maksimal (tunjukkan data
statistik, tabel, dll),
d) Gambaran umum usaha yang akan dijalankan,
e) Potensi pasar, keunikan produk dari produk pesaing,
f) Penekanan produk yang dihasilkan.
Dari beberapa poin di atas, dapat menjadi bahan dalam membuat latar belakang usaha yang
akan dijalani, diharapkan penulis dapat menulis latar belakang proposal bisnis plan tersebut
dengan jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca (investor, akademisi, juri). Latar belakang
35

yang dibuat maksimal tiga lembar, hal tersebut dapat mengurangi kejenuhan dalam membaca
proposal bisnis plan yang diajukan atau dilombakan baik kepada investor, akademisi dan juri.
CONTOH III:
1.1 Latar Belakang
Tanaman singkong atau ketela pohon memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi,
singkong dibuat sebagai bahan baku tepung, jajanan ringan. Selain itu, daun singkong dapat
digunakan sebagai sayur-sayuran yang memiliki protein cukup tinggi dan berkhasiat sebagai
bahan obat-obatan tradisional.
Namun, lain halnya dengan batang singkong yang luput dari perhatian karena
memiliki nilai manfaat yang kecil, kebanyakan batang singkong hanya digunakan sebagai
kayu bakar dan hanya beberapa batang singkong yang digunakan sebagai bibit untuk
ditanam(paragraf 1 dan 2: permasalahan, usaha pemanfaatanyang ditemui di lapangan).
Potensi tanaman singkong di Indonesia sangatlah besar, berdasarkan data dari
departemen pertanian tahun 2009, Indonesia penghasil singkong terbesar ke 4 di dunia.
Jawa Timur penghasil terbesar kedua (3.636.857 ton/ tahun dari 2005-2009). Maka dari itu,
besar pula jumlah batang singkong yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini
sangat disayangkan mengingat potensi batang singkong di Indonesia cukuplah besar.
Sebagai pelengkap dan keunikan dari produk ini, kami memberikan aromateraphy
sebagai pelengkap untuk memberikan keharuman yang memiliki fungsi kesehatan, relaksasi
setelah kerja, ruangan dan lain-lain. Beberapa aromateraphy seperti lavender, ekstrak kulit
jeruk, bunga melati merupakan pilihan untuk melengkapi produk kap lampu ini(paragraf 3
dan 4: fakta pemanfaatan potensi yang belum digunakan secara maksimal disertai dengan
data statistik).
Sehingga dengan latar belakang diatas, kita mencoba membuat sebuah benda yang
memiliki nilai jual tinggi, yaitu Kap Lampu Si-Engkong (kap lampu unik dan menarik
berbahan dasar batang singkong dengan aromateraphy yang baik bagi kesehatan)(solusi
usaha baru yang ditawarkan).

b. Visi dan Misi Perusahaan


Dalam membuat Visi dan Misi Perusahaan, diharapkan sesuai dengan bidang garapan
yang akan dilakukan. Maksudnya adalah pihak penulis memberikan gambaran “usahanya
bergerak dalam bidang apa?”. Bidang garapan tersebut bisa berupa Jasa/ Barang, Pendidikan,
Agraris, Kuliner, sociopreneur dan lain-lain.
Dalam pembuatan Visi dan Misi tersebut penulis mampu menjelaskan nilai-nilai dan
prinsip yang dianut oleh perusahaan, selain itu poin yang perlu diingat adalah hal apa yang
membuat usaha tersebut unik dan keunggulan apa yang dimiliki oleh perusahaan yang akan
dilaksanakan.

CONTOH IV:
1.2 Visi dan Misi Perusahaan Kap Lampu Si-Engkong
Visi Perusahaan
Visi dari usaha Kap Lampu Si-Engkong adalah menjadi sebuah bisnis furniture berupa
kap lampu yang mengedepankan potensi lokal, memberdayakan sumber daya manusia dan
36

menjadi bisnis yang profitable, suntainable serta sebagai usaha yang mengedepankan nilai-
nilai seni.

Misi Perusahaan
Ada beberapa misi yang dicapai dalam usaha Kap Lampu Si-Engkong ini, yaitu:
a) Mengangkat potensi lokal di daerah Jawa Timur yaitu batang singkong.
b) Berpartisipasi dalam mengurangi angka pengangguran di Kota Surabaya melalui
pemanfaatan potensi lokal sebagai usaha furniture yang inovatif dengan nilai seni yang
tinggi.
c) Menjadi pelopor perusahaan dengan mengedepankan nilai-nilai kesenian yang ada di
Kota Surabaya

c. Tujuan dan Manfaat Perusahaan


Dalam pembuatan proposal bisnis plan, penulis harus mencantumkan tujuan berdirinya
usaha atau perusahaan dan manfaatnya (jika diperlukan) untuk memperjelas usaha yang akan
dibuat. Dalam pembuatan tujuan dan manfaat, penulis dapat menyesuaikan dengan Visi dan
Misi yang telah dibuat. Sehingga dengan adanya sinkronisasi antara Visi, Misi, Tujuan dan
Manfaat perusahaan yang akan dibuat.

CONTOH V:
1.2.1 Tujuan dan Manfaat Usaha Kap Lampu Sie-Engkong
Adapun tujuan dari bisnis Kap Lampu Sie-Engkong ini adalah:
a) Menjadikan batang singkong memiliki nilai tambah (value added) dan optimalisasi
pemanfaatan batang singkong.
b) Memenuhi kebutuhan pasar akan permintaan terhadap produk kap lampu yang unik,
bernilai seni tinggi, serta memiliki manfaat dalam bidang kesehatan.
c) Memberikan pembelajaran bagi para mahasiswa untuk selalu belajar berwirausaha.
Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam pembuatan perencanaan bisnis
ini adalah:
a) Bagi Pelaku Bisnis
Dapat memberikan peluang baru bagi para pelaku bisnis (enterpreneur) berupa
Produk Kap Lampu dengan pemanfaatan batang singkong.
b) Bagi Masyarakat
Dapat memberikan lapangan kerja baru terutama bagi masyarakat yang belum bisa
bekerja yang ada di kota Surabaya. Bagi konsumen produk yang memiliki fungsi ganda yaitu
interior rumah dan kesehatan.
c) Bagi Pemerintah
Tambahan informasi dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan terkait tindakan
yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu dapat memberikan peluang usaha baru bagi para
pelaku bisnis dan menambah branding dari kota Surabaya sebagai terhadap UMKM di Kota
Surabaya.(adanya pencantuman manfaat perusahaan bersifat kondisional, sesuai dengan
instansi yang mengadakan).
37

3. ANALISIS DALAM PEMBUATAN PROPOSAL BISNIS PLAN

1. Analisis Pasar dan Pemasaran


Ada perbedaan antara analisa pasar dan pemasaran dalam penyusunan proposal bisnis
plan. Sehingga penulis harus mampu membedakan antara keduanya, analisa pasar dilakukan
yaitu menganalisis seberapa besar kesempatan produk yang ditawarkan untuk bisa masuk ke
dalam pasar, analisis pasar tersebut meliputi analisis jenis produk atau jasa yang dihasilkan,
karakteristik produk, analisis kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunity), dan ancaman (treats) atau yang sering dikenal dengan analisis SWOT produk.
Pembuatan analisis SWOT dibagi menjadi dua faktor, yang meliputi:
1. Faktor Internal yaitu beberapa hal yang menyangkut keunggulan, kelemahan produk
barang atau jasa yang dilihat dengan berbagai aspek ekonomi, hukum, teknis dan
pasar untuk masuk ke dalam pasar, faktor internal meliputi kekuatan (strenght) dan
kelemahan (weakness) produk tersebut.
2. Faktor Eksternal yaitu permasalahan yang dihadapi oleh penulis atau pengusaha yang
datang di luar proses produksi yang akan dilakukan dalam menghasilkan produk
tersebut, faktor eksternal tersebut yaitu kesempatan (opportunity) dan ancaman
(threats) masuknya produk barang atau jasa yang masuk dalam pasar, seperti iklim
atau cuaca, persaingan usaha, dan lain-lain.

CONTOH VI:
5.1.1 Analisis SWOT Usaha Kap Lampu Si-Engkong
Strength (kekuatan)
1. Produk Harga jual yang relatif rendah dan
 Harga jual, Mutu produk, Desain pemanfaatan bahan baku berupa
produk batang singkong.
2. Distribusi dan Persediaan Waktu pendistribusian akan dilakukan
 Ketepatan waktu pengiriman setiap 2 hari sekali, serta pelayanan
 Segmentasi pasar pesanan antar (dilevery).
Weakness (kelemahan)
1. Fungsi Pemasaran Kurangnya strategi pemasaran yang
 Promosi produk dilakukan diluar wilayah Surabaya
 Saluran distribusi dan lemahnya pendistribusian
 Brand produk (product produk. Namun untuk antisipasinya
branding) usaha ini memaksimalkan pemasaran
lewat dunia maya.
2. Organisasi dan SDM Pembagian wewenang dan tugas
 Wewenang dan delegasi masih belum maksimal.
Opportunities (peluang)
38

1. Persaingan Spesialisasi pasar yang bagus, segmen


 Persaingan untuk usaha sejenis yang jelas, selain itu nilai seni dari
 Persaingan untuk produk produk.
subsitusi
2. Peluang Pasar Peluang ekspansi pasar yang luas
 Akses dan informasi pasar yang mencakup daerah luar Surabaya
 Permintaan pasar (Gresik, Lamongan, Madura,
Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto dan
Malang).
Threats (hambatan)
1. Persaingan Rendahnya daya beli konsumen serta
 Produk lokal dan impor yang persaingan harga dengan usaha yang
sejenis sejenis.
2. Permodalan Masih sulitnya mencari investor untuk
 Mencari investor/ penanam menanamkan modal pada usaha kap
modal lampu si-engkong.

Sedangkan dalam analisis pemasaran yang dilakukan oleh penulis adalah meliputi analisis
segmentasi (segmenting) yaitu merupakan gambaran umum dari konsumen usaha yang telah
kita buat, target (targeting) yaitu merupakan sasaran khusus bagi konsumen yang potensial
bagi usaha yang akan kita buat, dan posisi atau keberadaan (positioning) pasar yaitu
merupakan strategi kita dalam menempatkan usaha kita di antara pesaing produk yang sudah
ada, analisis yang telah disebutkam tersebut sering dikenal dengan analisis STP.
Dalam analisis STP diharapkan penulis mampu menjelaskan analisis yang terkait dengan
apakah pembeli banyak atau individu, karakteristik pembeli (jenis kelamin, umur, daya beli,
kelas sosial) atau hal-hal lain yang khas, perkiraan jumlah dan nilai rata-rata permintaan
produk per tahun (data statistik).
Dalam menentukan segmentasi (segmenting) pasar, penulis akan menentukan konsumen
yang akan dipilih sesuai dengan produk yang ditawarkan, pemilihan konsumen tersebut dapat
dilakukan secara umum (anak-anak, remaja, dewasa, distributor/ agen, reseller, pasar
modern). Setelah melakukan segmentasi pasar dengan beberapa konsumen yang telah dipilih,
maka yang harus dilakukan oleh penulis adalah memilih target (targeting) pasar yang sesuai
dengan produk atau jasa yang akan dijual atau dipasarkan (remaja, dewasa, pasar modern).
Jadi tahapan yang dilakukan adalah menentukan segementasi pasar, baru memilih target pasar
yang akan dipilih yang sesuai dengan produk yang dibuat.
39

CONTOH VII:
3.1.1 Analisis STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Usaha Kap Lampu Si-Engkong
a) Segmentasi Pasar (market segmenting)
Segmentasi pasarnya meliputi anak-anak, remaja, dewasa, distributor/ agen, reseller,
pasar modern.Dari beberapa segmentasi yang ada, produk kap lampu si-engkong ini memilih
target pasar pada remaja, dewasa (keluarga), distributor dan pasar moderen.
b) Target pasar (market targeting)
Sesuai dengan segmentasi pasar yang telah ada maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
 Pembeli individu/ keluarga (remaja dan dewasa)
Produk kap lampu dijual kepada konsumen individu/ keluarga yang meliputi anak
remaja dan orang dewasa yang ada dalam sebuah keluarga. Salah satu strategi yang
akan digunakan dalam pemasarannya, produk ini akan diproduksi dengan berbagai
bentuk sesuai dengan pesanan yang diinginkan oleh konsumen.
 Distributor/ Agen
Distributor adalah salah satu pasar yang penting dalam memperluas pasar dari
produk kap lampu si-engkong, karena mereka bisa menjual barang kepada berbagai
segmentasi pasar yang ada. Penjualan produk kap lampu si-engkong kepada para
distributor akan dilakukan secara grosir.
 Pasar Moderen (furniture)
Potensi pasar moderen yang ada di kota pahlawan ini cukup besar, hal ini menjadi
peluang dari produk kap lampu ini untuk masuk dalam pasar furniture yang ada. Selain
hal itu, produk ini menjadi alternatif bagi para konsumen dengan tingkat ekonomi atas
untuk mendapatkan produk yang murah dengan nilai seni yang tinggi serta memiliki
fungsi ganda yaitu sebagai kap lampu unik dengan aromateraphy yang baik untuk
kesehatan.
c) Penempatan Pasar (market positioning)
Pasar yang telah ditargetkan telah memiliki penempatan pasar yang bagus dan
memiliki potensi pasar yang cukup besar dalam pemasaran produk kap lampu ini, beberapa
poin yang membuat produk ini memiliki positioning yang bagus yaitu:
 Nilai seni yang tinggi yang tidak bisa diukur dengan uang.
 Memiliki fungsi ganda yaitu sebagai aromateraphy yang baik untuk kesehatan.
 Memberikan potongan harga sebesar 5% dalam penjualan grosir dan promosi 1 bulan
pertama penjualan.
40

Sedangkan dalam melakukan pengenalan produk yang akan dipasarkan, penulis harus
mampu untuk mengedepankan keunggulan produk tersebut jika dibandingkan dengan
produk-produk yang telah ada di pasar, sehingga keberadaan (positiononing) produk tersebut
akan cepat direspon oleh konsumen. Penulis dapat mengedepankan produk yang telah dibuat
dalam berbagai hal, seperti nama, bahan baku, potongan harga, seni, dan lain-lain. Dalam
penyusunan analisis STP harus ada sinkronisasi antar segmentasi, target, keberadaan produk
dalam memasuki pasar.
Mengenali karakteristik Pembeli atau konsumen terhadap produk yang akan dipasarkan
maka dapat dilakukan dengan Analisis 7 P (product, place, price, promotion, people, process,
physical evidence), tetapi dalam pembuatan proposal yang biasanya dilombakan cukup
dengan mencantumkan analisis 4 P (product, place, price, promotion). Penjabaran dari
keempat komponen tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Pengembangan Produk (product)
Strategi yang menjelaskan tentang produk usaha yang dapat menarik konsumen untuk
membelinya. Produknya dapat dibedakan berdasarkan mutu atau kualitas, ukuran, desain,
kemasan, dan kegunaan atau nilai manfaat dibandingkan dengan pesaing produk yang lain.
Pengembangan produk yang dimaksudkan adalah pengenalan produk atau jasa yang akan
dijual kepada konsumen, dalam pengenalan produk ini dapat dilakukan dengan menjelaskan
produk secara umum yaitu ciri-ciri produk barang atau jasa, manfaat, keunikan, dan
karakteristik produk yang akan dijual ke dalam bauran pasar yang ada.
Pengembangan Wilayah Pemasaran (place)
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita agar sampai ke tangan konsumen atau
melalui pedagang perantara seperti pedagang pasar (wholesaller) atau pedagang kecil
(retailer). Pengembangan wilayah pemasaran produk atau jasa dapat dilakukan oleh penulis
atau pengusaha dengan cara melihat tempat atau wilayah dari potensi pasar yang paling
cocok dalam menjual produk atau jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen, seperti
penjualan produk dalam wilayah lokal, regional, nasional, dan internasional.
Strategi Penetapan Harga (price)
Strategi yang menjelaskan produk agar lebih menarik konsumen dalam segi harga
dibandingkan dengan pesaing produkbarang atau jasa yang telah ditawarkan. Umumnya
konsumen lebih tertarik dengan produk barang atau jasa yang murah dan berkualitas. Selain
itu, dalam segi harganya, kita dapat membedakan produk berdasarkan harga satuan, grosir,
diskon atau potongan harga, dan lain-lain.
Kegiatan Promosi (promotion)
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen, melalui beberapa
cara yaitu iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), personal selling, public
relationship.
41

CONTOH VIII:
3.1.1 Analisis Pasar 4 P (Product, Price, Place, and Promotion)
a) Produk (Product)
Jenis produk yang dihasilkan: Kap lampu Si-Engkong (Kap lampu unik dan 7 menarik
berbahan dasar batang singkong dengan aromaterapi yang baik bagi kesehatan).
Karakteristik produk: Segmentasi pasarnya pembeli individu yang meliputi produk
dengan desain untuk remaja, dewasa, distributor dan pasar modern.
istributor/ agen yang khusus menjual perabot rumah tangga termasuk produk kap
lampu.Tokoh perabot rumah tangga (furniture) untuk dijual di kalangan menengah
keatas.penjualannya di Mall, Pusat grosir (Carrefour, Giant, Pusat Grosir Surabaya, dll).
b) Harga (Price)
Harga dari produk Kap lampu ini sebesar Rp 135.000,- . Harga ini relatif murah untuk
kalangan yang menjadi segmentasi dari produk kap lampu ini.Selain itu, produk ini
memberikan potongan 5% dalam pembelian grosir dan promosi 1 bulan pertama penjualan.
c) Tempat (Place)
Sesuai dengan segmentasi produk ini, maka dalam penjualannya bisa dilakukan
dibeberapa tempat, yaitu Pasar (pasar furniture, super market, mall). Selain tempat yang
telah disebutkan, dalam penjualannya dilakukan dengan mengikuti beberapa pameran yang
ada di lingkungan luar dan dalam kampus Universitas Airlangga, beberapa universitas atau
institute yang ada di sekitar Surabaya serta penjualan/ pemesanan dari luar kota Surabaya.
d) Promosi (Promotion)
Ada beberapa cara dalam mempromosikan produk kap lampu Si-Engkong, yaitu:
 Promosi penjualan yang meliputi: produk sampel, intensifikasi pameran dagang di
kampus/ bazaar, discount/ voucher.
 Media cetak serta promosi di dunia maya yang meliputi: brosur, X-Banner, spanduk,
Facebook, twitter,dll.
 Direct Selling yang meliputi: promosi dari mulut ke mulut (mount to mount) dari pintu
ke pintu (door to door).

2. Analisis Produksi
Dalam penyusunan proposal bisnis plan kita akan menganalisis produksinya, yaitu alur
pembuatan atau pengoperasian produk barang atau jasa yang akan ditawarkan, sehingga
dengan adanya gambaran alur produksi yang jelas pembaca akan melihat secara umum proses
produksi yang dilakukan dalam pembuatan produk barang atau jasa yang akan dilakukan oleh
penulis atau pelaku usaha.
42

Analisis produksi dapat dapat dianalisis melalui beberapa hal atau aspek, yaitu:
Produk Barang atau Jasa dalam Berbagai Bidang Usaha
Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output) terutama terhadap usaha
manufaktur, industri kreatif, pertanian, peternakan, kuliner dan lain-lain. Dalam perencanaan
tersebut kita harus mampu menganalisis produk tersebut, yaitu dimensi produk dan manfaat
produk yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dimensi Produk
Dimensi produk adalah analisis produksi yang berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk
yang ditawarkan meliputi bentuk, ukuran, dan lain-lain.
2. Nilai atau Manfaat Produk
Manfaat produk adalah analisis produksi yang melihat manfaat yang dapat ditawarkan
oleh produk tersebut, semakin banyak manfaat yang akan ditawarkan, maka akan semakin
besar potensi pemasaran yang akan didapatkan dari penjualan produk barang atau jasa
tersebut.

Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang
diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksudkan atau bentuk proses
biasa yang mengambarkan tentang proses produksi dalam lembaran skema atau diagram alur
produksi (flowchart) yang disertai dengan keterangan diskriptif. Hal tersebut bertujuan untuk
memberikan informasi secara mudah dan singkat kepada pembaca atau juri.
Kapasitas Produksi
Selain adanya penjelasan produk dan proses produksi, penulis juga perlu memaparkan
kapasitas produksi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan usaha tersebut. Perencanaan
kapasitas produksi dilakukan untuk semua inventaris yang diperlukan dalam membuat usaha
tersebut seperti mesin, tanah, peralatan dan lain-lain yang sesuai dengan jumlah produk akhir
yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
Kapasitas produksi dapat dilakukan dan dicatat secara rinci, semuanya akan mengacu pada
hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang akan ditawarkan. Kapasitas produksi
biasanya dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu, periode tersebut bisa berlangsung
bisa dilakukan secara tahunan, bulanan, mingguan, harian, sesuai dengan keinginan dari
pemilik usaha.
Penyusunan perencanaan secara strategis dan aktual, proyeksi kapasitas produksi dapat
dilakukan dalam jangka waktu minimal tiga tahun (satu tahun untuk proposal perencanaan
bisnis yang dilombakan), penyusunan proyeksi kapasitas produksi tersebut sesuai dengan
rencana produksi yang telah dibuat oleh pemilik usaha.
43

CONTOH IX:
2.1 Proses Produksi Kap Lampu Si-Engkong

ALUR PRODUKSI

Start Bersihkan dan Semprot


Haluskan dan
haluskan dengan
satukan
batang menggunakan
menggunakan
singkong yang plitur dan
List Peralatan lem
telah di potong keringkan

Menyiapkan Ambil dan Pasang alat


Peralatan Ambil potong batang pengharum
cetakan yang singkong pada bagian
terbuat dari dengan bawah kap
seng ukuran 20 cm lampu
Pembelian dan digunakan
Pemilihan untuk kap
Bahan-Bahan lampu bagian
Pasang kabel,
Satukan Saklar,
sesuai cetakan dudukan
lampu dan
Persiapan Haluskan dan
lampu
Pembuatan satukan
Kap Lampu semua
potongan
Haluskan batang dengan
singkong yang menggunakan
telah di satukan Pasang
lem
Pengeringan sesuai cetakan ekstrak bunga
batang singkong cair pada alat
pengharum di
Satukan bagian bawah
Ambil dan
antara bagian lampu
Potong Batang potong batang
Potong Batang singkong dgn atas tengah
singkong
singkong2 cm
menjadi panjang 30 cm dan bawah Uji Lampu
menjadi
untuk kap2 cm digunakan untuk dengan
untuk kap
lampu bagian bagian tengah menggunakan
lem Kap lampu siap
atas bagian
lampu kap lampu
atas di pasarkan
44

3. Analisis Sumber Daya Manusia dan Organisasi


Analisis sumber daya manusia dan organisasi menjelaskan bagaimana usaha yang akan
dijalankan mulai dari struktur organisasinya, yang menggambarkan pembagian tugas,
wewenang, deskripsi pekerjaan, ada tidaknya keterlibatan pihak luar serta aturan main
(kontrak) dalam mendirikan usaha tersebut. Dalam pembuatan analisis SDM dan organisasi
penulis wajib mencantumkan bagan struktur organisasinya.

CONTOH X:
2.1.1 Analisis Manajerial dan Sumber Daya Manusia (SDM) Usaha Kap Lampu Sie-
Engkong

4. Analisis Keuangan
1. Strategi Sumber Pendanaan
Salah satu pertimbangan sebuah usaha mampu didirikan dan memiliki potensi untuk bisa
berkembang dan dapat dipertanggung jawabkan dihadapan pengusaha atau juri adalah analisa
keuangannya. Rencana sumber keuangan atau pendanaan adalah salah satu kunci utama
dalam melihat layak atau tidak usaha tersebut beroperasi.
2. Proyeksi Keuangan Usaha
Aspek finansial dari proposal perencanaan bisnis harus dapat memperhatikan atau
memperlihatkan potensi dana yang dimiliki atau digunakan, kebutuhan dana eksternal
(pinjaman, hutang, investasi asing), perhitungan kelayakan usaha. Hal tersebut didapatkan
dengan melihat sumber pendanaan, kebutuhan modal investasi, kebutuhan modal kerja,
analisa biaya tetap, analisa biaya tidak tetap, proyeksi aliran dana usaha.
3. Analisa Kelayakan Usaha
Analisa kelayakan usaha atau analisa investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau
tingkat pengembalian dari investasi yang akan ditanamkan dalam suatu usaha yang diperoleh
dengan menghitung tingkat pengembalian modal dalam periode yang telah ditentukan. Hal
tersebut sangat penting dilakukan sebelum implementasi penanaman modal atau investasi
yang peda umumnya mempertaruhkan dana atau modal yang relatif besar.
Berbagai macam usaha dalam berbagai bidang akan diketahui besarnya faktor resiko yang
akan dihadapi oleh pemilik usaha maupun investor, karena hal tersebut yang akan
45

mempengaruhi layak atau tidak suatu rencana penanaman modal atau investasi yang akan
dilakukan terhadap usaha tersebut.
4. Analisa Keuntungan
Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan dengan cara menyesuaikan
harga dan besarnya (volume) penjualan dapat diserap oleh pasar (konsumen) dengan
mempertimbangkan keberadaan pesaing usaha. Analisa keuntungan harus dilakukan oleh
penulis dalam periode tertentu, hal tersebut dilakukan karena dengan adanya analisa
keuntungan akan memberikan penjelasan secara deskriptif kepada pembaca terkait dengan
usaha yang akan dijalankan terutama investor atau juri (jika dilombakan).
Dalam menganalisis keuangan yang paling mudah dalam sebuah usaha yaitu:
a. Analisa BEP (Break Event Point)
Analisa BEP adalah titik impas atau titik kembali pokok adalah suatu metode yang
mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan produksi usaha
tersebut. Perhitungan titilk impas dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini:

Titik impas/ Break Event Point = Total Biaya Tetap / (Harga Jual –
Biaya Variabel)

Dalam perhitungan analisis keuangan, banyak sekali laporan-laporan keuangan yang perlu
disampaikan. Namun penulisan laporan keuangan biasanya disesuaikan dengan instansi yang
mengadakan, baik instansi pemerintahan atau pendidikan. Secara umum laporan keuangan
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Rencana Investasi dan Pra Operasi Usaha
2. Proyeksi Laba/Rugi Usaha
3. Perhitungan Titik Impas atau Break Event Point (BEP)
4. Perhitungan Profit Usaha
5. Analisis Keuangan (profit) selama satu sampai 3 tahun berjalan
6. Analisis Payback Period Usaha
7. Analisis Cash Flow Usaha
Ada tujuh poin yang secara umum bisa disampaikan oleh penulis dalam penulisan proposal
bisnis plan yang dapat menjadi informasi yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan kepada
stakeholder yang berkaitan dengan usaha yang akan dibuat. Dalam implementasinya,
pembuatan proposal bisnis plan tidak ada peraturan penulisan yang tetap. Sehingga aturannya
bisa berbeda-beda sesuai dengan instansi yang mengadakan pembuatan proposal tersebut.

CONTOH XI:
4.1 Analisis Keuangan Usaha Kap Lampu Si-Engkong
4.1.1 Rencana Investasi dan Pra Operasi Usaha Kap Lampu Si-Engkong
Usaha Kap Lampu Si-Engkong ini, akan mendapatkan modal dari setiap anggota yang
nantinya total modal yang dibutuhkan akan dibagi dengan jumlah anggota. Selain itu,
separuh modal didapatkan dari pinjaman dari Investor. Kebutuhan modal bisa terpenuhi
secara maksimal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
46

Kebutuhan Modal Awal


No Keterangan Nilai (Rupiah)
1 Investasi Modal Pemilik Rp 6.000.000
2 Rencana pinjaman dari Investor Rp 3.969.400
Jumlah Total Rp 9.969.400

NERACA
No Keterangan Jumlah No Keterangan Jumlah
1 Kas Rp 8.054.400 1 Modal @ 3 anak Rp 6.000.000
2 Investasi Rp 1.915.000 2 Modal Pinjaman
Rp 3.969.400
Fasilitas Fisik dari Investor

Jumlah Total Rp 9.969.400 Jumlah Total Rp 9.969.400

4.1.2 Proyeksi Laba/ Rugi Usaha Kap Lampu Si-Engkong


Perhitungan Biaya Langsung Produk Kap Lampu Si-Engkong
Biaya Variabel

No. Bahan Jumlah Item Harga Satuan Total Harga

1 Batang Singkong 2 ikat (40 batang) Rp 4.000,00 Rp 8.000,00

2 Lem Kayu 1 kg Rp 30.000,00 Rp 30.000,00


3 Triplek 1 Meter Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
4 Pernis 1/2 liter Rp 40.000,00 Rp 20.000,00
5 Thinner 1/2 liter Rp 15.000,00 Rp 7.500,00
6 Aromatherapy 15 ml Rp 3.500,00 Rp 52.500,00
Bahan Pengawet
7 1/2 liter Rp20.000,00 Rp 10.000,00
Kayu
8 Mata Gergaji 2 buah Rp10.000,00 Rp 20.000,00
10 Kabel 6 meter Rp 3000,00 Rp 18.000,00
11 Amplas Kayu 2 buah Rp 5000,00 Rp 10.000,00
12 Lampu 3 buah Rp 3.000,00 Rp 9.000,00
47

13 Saklar 3 buah Rp 1.000,00 Rp 3.000,00


14 Colokan 3 buah Rp 2.000,00 Rp 6.000,00
15 Dudukan Lampu 3 buah Rp 9.000,00 Rp 18.000,00
16 Alat Pengharum 3 buah Rp 5.000,00 Rp 15.000,00
Jumlah Rp 277.000,00

Rincian Biaya Pembuatan Kemasan Produk*


No. Peralatan Jumlah Harga Satuan Total Harga
1 Kertas Kemasan 3 buah Rp 500,00 Rp 1.500,00
2 Prit Out (kemasan) 3 buah Rp 300,00 Rp 900,00
3 Kemasan (packing) 3 buah Rp 2.500,00 Rp 7.500,00
Jumlah Rp 9900,00
*Produksi dalam satu hari sebanyak 3 buah Kap Lampu Si-Engkong
Total Biaya Variabel = Total Biaya Bahan Baku+Total Biaya Kemasan
= Rp 277.000,00 +Rp 9.900,00
= Rp 286.900,00
Rencana Estimasi Investasi Fasilitas Fisik
Harga Depresiasi
Total Harga Masa
No Peralatan Jumlah Satuan per Bulan
(Rp) Manfaat
(Rp) (Rp)
1 Mensin
Penghalus 1 Rp 800.000 Rp 800.000 5 Tahun Rp 13.333
(elektro motor)
2 Kompressor 1 Rp 650.000 Rp 650.000 5 Tahun Rp 10.833
3 Mesin Bor 1 Rp 200.000 Rp 200.000 5 Tahun Rp 3.333
4 Gergaji 2 Rp 25.000 Rp 50.000 3 Tahun Rp 1.388
5 Solder 1 Rp 25.000 Rp 25.000 3 Tahun Rp 694
6 Alat Cetak 2 Rp 15.000 Rp 30.000 3 Tahun Rp 833
7 Obeng 1 Rp 100.000 Rp 100.000 3 Tahun Rp 2.777
8 Ember 2 Rp 15.000 Rp 30.000 2 Tahun Rp 1.250
9 Tang 1 Rp 20.000 Rp 20.000 2 Tahun Rp 833
10 Kuas 2 Rp 5.000 Rp 10.000 2 Tahun Rp 417
Jumlah Rp 1.915.000,- Rp 35.691
Pembulatan Rp 35.700
48

Biaya Tetap
No Item Biaya Banyak Item Harga Satuan Total Items
1 Biaya Gaji 2 karyawan Rp 500.000 Rp 1.000.000
2 Biaya Penyusutan Rp 35.700
Jumlah Rp 1.035.700
Proyeksi Biaya Operasional (Administrasi dan Pemasaran)
No. Peralatan Banyaknya Harga Satuan Total Harga
1 Biaya ATK Rp 30.000
2 Biaya Utilitas 4 minggu Rp 20.000 Rp 80.000
12 hari
3 Biaya Transportasi
@ 2 liter Rp 5000 Rp 120.000
4 Spanduk (1x3 meter)** 1 Rp 40.000 Rp 40.000
5 X- Banner** 1 Rp 50.000 Rp 50.000
6 Brosur** 500 lembar Rp 100 Rp 50.000
7 Internet Marketing Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah Rp420.000
**Note: Spanduk, Leaflet, dan Brosur merupakan biaya awal operasional (pemasaran), tidak dihitung
pada total biaya operasional pada bulan ke-2.
Break Event Point (BEP)Kap Lampu Si-Engkong
Perhitungan titilk impas dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini:
Titik impas/ Break Event Point = Total Biaya Tetap / (Harga Jual – BiayaVariabel)
= Rp 1.035.700/ (Rp 140.000 – Rp117.000)
= Rp 1.035.700/ Rp 23.000
= 45 buah
Dari perhitungan di atas, maka dapat diproyeksikan break event point (BEP) akan
terjadi pada saat penjualan menyentuh angka 45 buah. Estimasi target penjualan pada bulan
pertama sebesar 69 buah, maka BEP akan tercapai pada hari ke-15 bisnis beroperasi.
Perhitungan Total Biaya
No Item Total
1 Biaya Variabel Rp 6.589.700
2 Biaya Tetap Rp 1.035.700
3 Biaya Operasional Rp 420.000
49

Jumlah Rp 8.054.400

Perhitungan Estimasi Harga Jual Per Buah


No Keterangan Jumlah
1 Biaya Variabel Rp 6.589.700
2 Biaya Tetap Rp 1.035.700
3 Biaya Operasional Rp 420.000
Total Biaya Produksi 69 Buah Kap Lampu Rp 8.054.400
Biaya Produksi Per Buah Rp 117.000
Harga Jual Rp 140.000
Laba Rp 23.000

Profit Usaha Kap Lampu Si-Engkong dalam Bulan Pertama


No Keterangan Banyaknya Harga Satuan Total
1 Penjualan 69 buah Rp 140.000 Rp9.660.000
2 Total Biaya (Rp 8.054.400)
Laba Rp 1.605.600

4.1.3 Proyeksi Penjualan Produk Kap Lampu Si-Engkong


Target/proyeksi penjualan bulan pertama 69 buah. Peningkatan penjualan sebesar
100% usaha Kap Lampu Si-Engkong ini beroperasi. Proyeksi penjualan tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Bulan Presentase Peningkatan Penjualan Target Penjualan
1 - 69 buah
2 10% 76 buah
3 10% 83 buah
4 10% 90 buah
5 10% 97 buah
6 10% 111 buah
8 10% 125 buah
9 10% 132 buah
10 10% 139 buah
50

11 10% 146 buah


12 10% 153 buah
Tabel 2.5.2: Proyeksi penjualan produk kap lampu (1 tahun)
4.1.4 Analisis Keuangan (profit) Usaha Kap Lampu Si-Engkong Setahun
Bulan Presen.Pening. Target Estimasi
Ke- Penjualan Penjualan Pendapatan Total Biaya Estimasi Profit
69 buah
1 Rp9.660.000 Rp8.054.400,000 Rp1.605.600,000
76 buah
2 10% Rp10.640.000 Rp8.569.833,333 Rp2.070.166,667
83 buah
3 10% Rp11.620.000 Rp9.239.266,667 Rp2.380.733,333
90 buah
4 10% Rp126.00.000 Rp9.908.700,000 Rp2.691.300,000
97 buah
5 10% Rp13.580.000 Rp10.578.133,33 Rp3.001.867,000
111 buah
6 10% Rp15.540.000 Rp11.247.566,67 Rp4.292.433,333
118 buah
7 10% Rp16.520.000 Rp11.917.000,00 Rp4.603.000,000
125 buah
8 10% Rp17.500.000 Rp125.86.433,33 Rp4.913.566,667
132 buah
9 10% Rp18.480.000 Rp13.255.866,67 Rp5.224.133,333
139 buah
10 10% Rp19.460.000 Rp13.925.300,00 Rp5.534.700,000
146 buah
11 10% Rp20.440.000 Rp14.594.733,33 Rp5.845.266,667
153 buah
12 10% Rp 21.420.000 Rp15.264.166,67 Rp6.155.833,333
Jumlah Rp187.460.000 Rp139.141.400 Rp48.318.600

4.1.5 Analisis Payback Period Usaha Kap Lampu Si-Engkong


Dalam perhitungan Payback Period menggunakan cash flow dari proyek investasi
sama setiap tahun, jadi diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Produksi usaha kap lampu si-engkong membutuhkan modal awal Rp 8.054.400 dengan
estimasi pendapatan sebesar Rp48.318.600,00 dalam satu tahun. Maka akan diperoleh hasil
sebagai berikut:
Payback Period : Rp8.054.400,00/Rp48.318.600,00x360 hari
: 17 hari
Jadi dari perhitungan payback period diatas, maka pengembalian modal atau investasi
dalam satu tahun sudah terpenuhi pada hari ke 17 usaha berjalan.
4.1.6 Proyeksi Cash Flow Usaha Kap Lampu Si-Engkong
51

RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah)


USAHA KAP LAMPU SI ENGKONG
UNTUK TAHUN 2013

Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13
A. PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan 9660 10640 11620 12600 13580 15540 16520 17500 18480 19460 20440 21420
Penerimaan Setoran Modal Pemilik 6000
Penerimaan Pinjaman 3969,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total Penerimaan 19629,4 10640 11620 12600 13580 15540 16520 17500 18480 19460 20440 21420
B. PENGELUARAN
Pembelian Asset (Investasi) 1915 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Bahan Baku 6.371 7017,3 7663,7 8310 8956,3 10249 10895,3 11541,7 12188 12834,3 13480,7 14127
Pembelian Bahan Pembantu 227,7 250,8 273,9 297 320,1 366,3 389,4 412,5 435,6 458,7 481,8 504,9
Upah Buruh Produksi 1000 1000 1000 1300 1300 1300 1400 1400 1500 1500 1500 1600
Transport (Pengiriman Produk) 120 120 132 132 144 144 144 144 156 156 156 156
Biaya Penyusutan 35,7 35,7 35,7 35,7 35,7 35,7 35,7 35,7 35,7 35,7 35,7 35,7
Gaji Pimpinan 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
Gaji Staf Administrasi dan Lainnya 400 400 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450
Biaya Pemeliharaan 100 100 75 100 100 75 100 100 100 75 100 100
Biaya Pemasaran 190 0 0 0 190 0 0 0 190 0 0 0
Alat Tulis Kantor 30 30 30 30 30 30 35 35 35 35 35 35
Listrik, Air, Telepon 80 80 80 80 90 90 90 90 90 90 90 100
Biaya Administrasi Lain-Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Angsuran Pokok 0 0 1000 0 1000 0 1000 0 969,4 0 0 0
Sub Total Pengeluaran 10969,4 9533,8 11240,3 11235 13116,1 13240 15039,4 14708,9 16649,7 16134,7 16829,2 17608,6
C. SELISIH KAS 8660 1106,2 379,7 1365 463,9 2300 1480,6 2791,1 1830,3 3325,3 3610,8 3811,4
D. SALDO KAS AWAL 0 8660 9766,2 10146 11511,2 11975,1 14275,1 15755,7 18546,8 20377,1 23702,4 27313,2
E. SALDO KAS AKHIR 8660 9766,2 10145,9 11511 11975,1 14275,1 15755,7 18546,8 20377,1 23702,4 27313,2 31124,6

Selain laporan analisis keuangan, penulis juga perlu untuk mencantumkan beberapa hal yang
penting untuk diketahui oleh stakeholder yang berkaitan. Hal-hal tersebut seperti:
a. Kendala yang mungkin timbul dan alternatif pemecahannya.
b. Jadwal kegiatan, juga yang menggambarkan tahapan-tahapan dari persiapan hingga
berjalannya usaha yang dimaksud.
c. Tambahkan informasi yang tidak masuk ke poin-poin sebelumnya, namun penting
untuk disampaikan.

5. Dampak dan Resiko Usaha


Adanya usaha baru yang akan berjalan, pasti akan menimbulkan hal baru atau yang sering
kita sebut dengan dampak usaha tersebut serta kemungkinanan munculnya resiko dari
berdirinya usaha tersebut. Dampak dan resiko usaha yang akan muncul berupa:
a. Dampak terhadap masyarakat sekitar,
b. Dampak terhadap lingkungan,
c. Analisis resiko usaha dan,
d. Analisis antisipasi resiko usaha tersebut.

CONTOH XII:
5.1.2 Analisis Resiko dan Dampak Usaha Kap Lampu Si-Engkong
Analisis Resiko dan Dampak Usaha Kap Lampu Sie-Engkong
Ada beberapa hal yang menjadi sebuah resiko dari usaha ini, yaitu:
a. Kenaikan harga bahan baku lebih dari 20% dari harga normal.
b. Kenaikan upah tenaga kerja sebesar 25% dari gaji awal yang telah diberikan.
52

c. Penurunan daya beli masyarakat dikarenakan ada usaha baru atau lama yang sama
dengan usaha ini.
d. Kerusakan terjadi pada peralatan yang telah dibuat produksi.
Antisipasi Resiko Usaha
Adapun antisipasi dari usaha ini adalah:
a. Pembelian persediaan (stock) bahan baku dalam jumlah banyak/ grosir untuk
mengantisipasi kenaikan bahan baku.
b. Membuat kontrak bersama tenaga kerja dengan sistem tahunan.
c. Memperluas saluran distribusi pemasaran produk dan penganekaragaman untuk
memperbanyak pilihan bagi konsumen.
d. Melakukan pemeliharaan (maintenance) secara berkala.
Dampak Usaha Terhadap Masyarakat
Dampak usaha ini terhadap masyarakat yang berada di sekitartempat produksi adalah:
a. Menyerap tenaga kerja yang ada disekitar tempat produksi.
b. Meningkatkan harga jual dari batang singkong.
c. Meningkatkan produktivitas petani singkong dalam mengembangkan penanaman
tanaman singkong yang bisa meningkatkan pendapatan para petani singkong.

6. Rencana Pengembangan Usaha


Dalam pengembagan usaha yang akan dijalankan, penulis diharapkan mampu membuat
jadwal waktu usaha mulai dari awal pendirian usaha sampai usaha tersebut berjalan satu
sampai tiga tahun (satu tahun berjalan sudah cukup).

3. KESIMPULAN
Pembuatan kesimpulan dalam penulisan proposal bisnis plan hukumnya sunnah, artinya
bisa dicantumkan atau tidak dicantumkan. Hal tersebut disesuaikan dengan instansi yang
mengadakan, tetapi dalam pembuatan proposal bisnis plan biasanya tidak perlu dicantumkan.
Seperti halnya pembuatan karya tulis ilmiah (KTI), pembuatan bisnis plan terdiri dari
simpulan dan saran.

CONTOH XIII:
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan, dapat diambil beberapa
kesimpulan, sebagai berikut:
53

1. Potensi batang singkong yang ada di wilayah provinsi Jawa Timur dan Indonesia
menjadi kesempatan untuk dimanfaatkan sebagai produk yang mempunyai nilai jual
yang tinggi yakni berupa Kap Lampu Si-Engkong.
2. Batang sinkong sebagai bahan baku dalam pembuatan kap lampu potensi yang besar
untuk dijadikan produk industri kreatif yang mengedepankan unsur-unsur seni yang
tidak dapat dinilai dengan uang. Selain itu, ada keunggulan lain berupa aromaterapi
yang baik bagi kesehatan.
3. Pemanfaatan batang singkong memiliki dampak positif yaitu dapat menggurangi angka
penggangguran di kota Surabaya. Serta menjadi branding baru sebagai kota Surabaya
sebagai kota pengembangan dan pelopor industri kreatif yang ada di Provinsi Jawa
Timur.

2.2 Saran
Adapun saran yang dapat direkomendasikan adalah:
1. Perlu adanya tindak lanjut dari pemerintah kota Surabaya agar dijadikan bahan
pertimbangan dalam mempromosikan produk inovasi ini, yaitu berupa Kap Lampu
Si-Engkong (kap lampu unik dan menarik berbahan dasar batang singkong dengan
aroma terapi yang baik bagi kesehatan).
2. Perlu adanya sosialisasi terhadap produk Kap Lampu Si-Engkong wingko kepada
masyarakat tentang manfaat dari bahan baku berupa batang singkong.
3. Perlu adanya support dari pemerintah agar membantu dalam merealisasikan
produk Kap Lampu Si-Engkong sebagai salah satu inovasi produk kap lampu yang
mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai interior rumah dan aromaterapi yang baik
untuk kesehatan.

4. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran umum yang biasanya perlu dicantumkan adalah jadwal aktivitas usaha, data
pendukung usaha (potensi pasar, iklim usaha, potensi bahan baku, dekat pasar, dan lain-lain),
profil lengkap SDM yang akan mengelola, dan berbagai lampiran lain yang diperlukan (logo
usaha, gambar produk, proses pembuatan).
54

CONTOH XIV:
Logo Produk Kap Lampu Si-Engkong

Design Kap Lampu Si-Engkong


55

Biodata Penulis

Penulis 1

Nama : WAHYU WISNU WARDANA

TTL : Lumajang, 24 Januari 1992

Jurusan : Ekonomi Pembangunan / 2010

FB : Wahyu Wisnu Wardana

CP : 085707078962

Penulis 2

Nama : MOHAMMAD YUSUF

TTL : Gresik, 15 April 1992

Jurusan : Ekonomi Pembangunan / 2010

FB : Mohammad Yusuf

CP : 085648863012

Design Editor

Editor 1

Nama : RACHMAN GUSWARDI

TTL : Nganjuk, 04 Agustus 1994

Jurusan : Ekonomi Pembangunan / 2012

FB : Rachman Guswardi

CP : 085730330231
56

Editor 2

Nama : VICKY NOVITALIA

TTL : Jombang,31 Desember 1994

Jurusan : Ekonomi Pembangunan / 2011

FB : Vicky Novitalia

CP : 085749519619

Logo Inspiration

Nama : TEGAR RISMANUAR NURYITMAWAN

TTL : Magetan, 30 Januari 1994

Jurusan : Ekonomi Pembangunan/ 2012

FB : Teebhie Rismanuar

CP : 085731618369

Anda mungkin juga menyukai