Pengertian Dermaga
Pengertian Dermaga
Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar kapal, memasok
kapal dengan air minum, air bersih, dan mengatur saluran untuk air kotor/limbah
yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan.
Jenis dermaga
1. Dermaga barang umum, yaitu dermaga yang diperuntukkan untuk
bongkar-muat barang umum/general cargo ke atas kapal.
2. Dermaga peti kemas, yaitu dermaga yang khusus diperuntukkan untuk
bongkar muat peti kemas yang biasanya dilakukan dengan menggunakan
kran (crane).
3. Dermaga curah, yaitu dermaga yang khusus digunakan untuk bongkar-
muat barang-barang curah, biasanya dengan menggunakan ban berjalan
(conveyor belt).
4. Dermaga khusus, yaitu dermaga yang khusus digunakan untuk
mengangkut barang-barang bersifat khusus (mudah terbakar), seperti
bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya.
5. Dermaga marina, yaitu dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, dan
kapal cepat (speed boat) berlabuh/ bersandar.
6. Dermaga kapal ikan, yaitu dermaga yang digunakan oleh kapal ikan.
Tipe dermaga
Terdiri dari struktur sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri di atas pantai,
konstruksi sheet pile baja/beton atau caisson beton. Dermaga jenis ini biasanya
dibangun di lokasi pantai yang tidak landai yang sering disebut sebagai pelabuhan
alam sehingga kedalaman yang diinginkan tidak terlalu jauh dari garis pantai.
Dermaga “dolphin”
Tempat sandar kapal berupa dolphin di atas tiang pancang. Biasanya dilokasi
dengan pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman
yang dibutuhkan.
Pengertian dari Rambu Lalu Lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan yang
berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan sebagai peringatan,
larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan. Adapun Jenis-jenis dan Fungsi
Rambu sebagai berikut:
1. Kayu Jati
Tidak dapat disangkal kayu dari pohon jati menjadi bahan paling populer untuk
pembuatan konstruksi rumah di Indonesia. Tekstur jati yang indah serta keawetan
dan kekuatannya menjadikan kayu ini tahan terhadap serangan rayap. Proses
pengerjaan kayu ini pun cukup mudah serta tidak mudah berubah akibat perubahan
cuaca.
2. Kayu Mahoni
Kayu mahoni seringkali dijadikan alternative pengganti kayu jati oleh pengrajin
meubel dan furniture. Kayu mahoni memiliki ciri warna merah tua dan kekuatan
serta keawetan yang baik. Selain manfaat dari kayunya, pohon mahoni juga dapat
dimanfaatkan bagian bijinya yang pahit untuk pengobatan.
3. Kayu Kelapa
Glugu adalah kayu dyang berasal dari pohon kelapa. Kelapa merupakan tumbuhan
tropis yang dapat ditemukan mulai dari Kawasan pantai hingga pegunungan. Glugu
seringkali digunakan untuk pembuatan kanopi rumah serta penyusun struktur atap.
Kayu kelapa memiliki tekstur lurus dan berwarna cokelat.
4. Kayu Bengkirai
Kayu bangkirai memiliki sifat tahan terhadap berbagai kondisi cuaca serta awet
untuk penggunaan jangka Panjang. Bengkirai sering dimanfaatkan untuk pembuatan
decking, listplang, serta atap rumah. Hutan hujan tropis Kalimantan merupakan
habitat alami kayu yang berciri kuning agak kecokealtan tersebut.
5. Kayu Merbau
Hutan hujan tropis menyimpan kekayaan berbagai pohon. Salah satunya adalah
kayu merbau yang sebagian besar tumbuh di hutan Papua. Kayu ini masuk dalam
kelas awet I dan II serta kelas kuat 1 dan II. Ciri kayu merbau adalah berwarna
cokelat kemerahan dengan garis kuninf berserat dan tekstur putus-putus.
6. Kayu Kamper
Kayu dari pohon kamper dikenal dengan tekstur dan seratnya yang indah. Kayu
yang berasal dari Kalimantan ini dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti
jendela, kusin, pintu, perabot rumah tangga dan sebagainya.
7. Kayu Ulin
Sangat kuat! Itulah ciri utama dari kayu ulin. Bahkan karena kekuatannya,
seringkali harus diolah melalui teknik pengerjaan kayu khusus. Di hutan, pohon ulin
dapat tumbuh besar dengan diameter mencapai 120 cm dan tinggi 50 meter. Kayu
ini pun memiliki ketahanan menghadapi air laut yang memiliki salinitas tinggi.
8. Kayu Meranti
Meranti adalah kayu bertekstur agak kasar, berwarna merah muda tua hingga
merah muda pucat. Kayu ini tidak terlalu kuat untuk konstruksi rumah, namun
karena inilah kayu meranti sering dijadikan material multiplek untuk bekisting.
9. Kayu Akasia
Keunggulan utama dari kayu akasia adalah daya retaknya yang rendah. Serat akasia
cendertung lurus terpadu dan teksturnya sedikit kasar. Pada proyek pembangunan
rumah, umumnya akasia digunakan untuk bekisting serta penopang struktur awal.
Itulah 9 jenis kayu dari hutan-hutan di Indonesia yang banyak dimanfaatkan untuk
pembangunan rumah. Namun disamping memanfaatkan kayu-kayu tersebut, kita
juga harus ingat akan kelestariannya di alam. Sebab, pohon-pohon yang tumbuh di
hutan merupakan penopang kehidupan manusia, serta menjadi penyimpan
kekayaan plasma nutfah alami.
Pengertian Drainase
Menurut Wikipedia, drainase adalah pembuangan massa air secara alami atau
buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini
dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase
adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota
dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Prasarana drainase di sini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air
(sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan.
Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan
tindakan untuk memperbaiki daerah becek dan genangan air.
Fungsi Drainase
Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari
drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu
merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan
yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah
sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan
telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang
merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air
permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat
bagi kegiatan kehidupan manusia.
1. Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang diarahkan untuk memiliki keahlian
terapan tertentu.
Program Diploma I
diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan yang bersifat rutin atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-
sifat maupun kontekstualnya di bawah bimbingan. Diploma Satu diwajibkan
menempuh masa kuliah hanya 2 semester dan menyelesaikan sekitar 32 SKS.
Program Diploma III diarahkan pada lulusan yang menguasai kemampuan dalam
bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang belum akrab dengan sifat-sifat
maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan maupun tanggungjawab
pekerjaannya, serta mampu melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar
ketrampilan manajerial yang dimilikinya. Dahulu jenjang Diploma III ini dikenal
dengan sebutan Sarjana Muda. Untuk progam Diploma Tiga diwajibkan
menyelesaikan kuliah 6 semester dengan 112 SKS.
Sarjana Terapan Lulusan D4 setara dengan S1 dan layak untuk menyandang gelar
Sarjana dengan gelar S.Tr diikuti inisial bidangnya.
2. Pendidikan Akademik
a. Sarjana (S1)
Sarjana merupakan jenjang pendidikan Strata-1 atau biasa disingkat S1 dan lulusan
program pendidikan vokasi S1 Terapan/Diploma 4 (D-IV). Beban studi untuk meraih
gelar Sarjana umumnya adalah 144 SKS (satuan kredit semester) dan secara
normatif ditempuh selama 4 tahun.
Magister merupakan jenjang pendidikan Strata-2 atau umumnya disingkat S2. Gelar
magister ditulis di belakang nama lulusan program studi Magister, dengan
mencantumkan huruf “M.” dan diikuti dengan inisial gelar.
c. Doktor (S3)
Doktor adalah gelar akademik tertinggi yang dapat diberikan kepada seseorang
yang menempuh pendidikan yang diperoleh dari perguruan tinggi. Doktor
merupakan jenjang pendidikan Strata-3 atau biasa disingkat S3. Seseorang
umumnya harus menempuh perkuliahan (kelas) dan diakhir melakukan penelitian
untuk menyusun disertasi. Gelar Doktor ditulis di belakang nama lulusan program
studi Doktor, dengan mencantumkan huruf “Dr.” dan dapat diikuti dengan inisial
gelar.
Contoh:
3. Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang diarahkan
untuk memiliki keahlian profesi tertentu.
4. Pendidikan Spesialis
Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka
disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan
angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun angka ini
dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.
Definisi Sloof
Sloof merupakan jenis konstruksi beton bertulang yang sengaja di desain khusus
luas penampang dan jumlah pembesiannya disesuaikan dengan kebutuhan beban
yang akan dipikul oleh sloof tersebut nantinya. Untuk menentukan luas penampang
(ukuran sloof ini), dibutuhkan perhitungan teknis yang tepat agar sloof tersebut
nanti “benar-benar mampu” untuk memikul beban dinding bata diatasnya nanti.
Untuk itu, ada baiknya kita menggunakan jasa konsultan untuk menghitung dan
mendesain dimensi sloof ini.
Sloof atau Tie Beam sebagian besar sekarang di pakai adalah dari beton bertulang
yang di hitung sesuai dengan ketentuan pondasi yang ada dengan dasar
mengunakan SNI sebagai sumber acuan perhitungan.
Fungsi Sloof
Fungsi sloof sangat penting dalam struktur, diantaranya sebagai penahan beban
yang ada di atasnya seperti dinding, jendela, kusen untuk di salurkan ke ujung-
ujungnya atau ke bagian pondasi sehingga pondasi tidak langsung menerima beban
dari atas.
letak sloof sebagai penahan
dan pengikat
Sloof berfungsi untuk memikul beban dinding, sehingga dinding tersebut “berdiri”
pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa
mengakibatkan dinding rumah menjadi retak atau pecah. Selain itu Sloof juga
memiliki fungsi sebagai berikut:
Selain itu, dari segi sosial, dengan adanya sistem struktur sloof maka beberapa
orang bisa memperoleh pendapatan, ada tukang bangunan yang mendapatkan upah
kerja, ada pengusaha besi begel yang mendapat keuntungan dari penjualan, ada
toko bangunan yang mendapatkan laba dari hasil penjualan material, ada juga
arsitek atau insinyur yang mendapatkan penghasilan dari kegiatan menghitung,
merancang dan melaksanakan pembangunan
Macam-Macam Sloof
Berikut ini beberapa macam sloof yang biasa di pakai oleh masyarakat Indonesia
pada umumnya, diantaranya sebagai berikut:
1. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof.
2. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada
titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom
biasanya menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
3. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
4. Memasang bekisting sloof, jangan lupa beton decking atau tahu beton
penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak
selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
5. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran
sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk
mengunci sloof tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa dibuat
sendiri atau membeli yang sudah jadi. Jika ingin membuat sendiri bisa
menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal
3-5 mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila
jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi
rata. Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan
prinsip semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya
lebih besar di bawah.
6. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak
boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
7. Setelah komponen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran
beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran
merata harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.
Untuk metode pemasangan dan pengecoran sloof untuk rumah pada umumnya
dapat dilihat dibawah ini:
1. Setelah pondasi batu kali telah selesai dicor, selanjutnya buatlah anyaman
sloof langsung diatas pondasi. Mengapa, sebab besi sloof harus masuk
kepada tiang kolom sehingga membentuk ayaman. Besi yang biasa
digunakan untuk sloof biasanya berukuran 8 mm ke atas. Semakin besar,
semakin kuat.
2. Setelah anyaman sloof berhasil dibuat, buatlah papan bekisting untuk
sloof. Cara pembuatannya yaitu ambil dua buah papan bekisting dan
satukan dengan kayu kaso. Jarak lebar antara papan bekisting adalah
sebesar bata yang akan digunakan. Bahkan para tukang biasanya
langsung mengambil bata saat pemakuan papan beskisting.
3. Jika papan bekisting telah dibuat, simpanlah papan bekisting diatas
pondasi batu kali. Posisi besi sloof harus ditengah papan bekisting,
sehingga coran bisa menutupi besi sloof.
4. Pergunakan juga papan kaso untuk menyetel posisi papan bekisting sloof
dan gunakan pula kertas bekas pembungkus semen untuk menutup celah
sehingga coran sloof tidak keluar.
pemasangan
bekisting sloof
5. Setelah papan bekisting dipasang, selanjutnya adalah membuat coran.
Takarannya adalah 1:2:3, yang artinya satu untuk semen, dua untuk split
dan tiga untuk pasir. Pergunakan air secukupnya. Di lapangan takaran air
biasanya cukup encer, dengan maksud beton yang encer akan bisa
mengisi ruang-ruang sloof sehingga hasilnya akan lebih mulus.
pengecoran sloof
6. Saat coran masuk kepada papan bekisting sloof pergunakan palu dari kayu
untuk diketuk-ketuk. Pergunakan pula besi untuk ditusuk-tusuk, gunanya
agar coran memasuki setiap ruang dari sloof.
7. Diamkan selama 1 sampai 3 hari sampai mengering dan papan bekisting
sloof bisa dibuka yang kemudian hasilnya bisa anda lihat sendiri.