LP Kritis Efusi Pleura - 0036 - Gusti Ayu Triana Utari - Ners A
LP Kritis Efusi Pleura - 0036 - Gusti Ayu Triana Utari - Ners A
OLEH :
GUSTI AYU TRIANA UTARI
NIM. P07120320036
PROFESI NERS/KELAS A
5. Evaluasi
a. Evaluasi Formatif (merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap
klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan
analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu)
RENCANA KEPERAWATAN
NO STANDAR DIAGNOSA STANDAR LUARAN STANDAR INTERVENSI
KEPERAWATAN INDONESIA KEPERAWATAN INDONESIA
(SDKI) KEPERAWATAN INDONESIA
(SIKI)
(SLKI)
1 Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) Setelah dilakukan intervensi selama ... x... jam, Manajemen Jalan Napas
maka diharapkan pola napas membaik dengan
Definisi : Observasi :
kriteria hasil :
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak Monitor pola napas (frekuensi,
Ventilasi semenit meningkat (5)
memberikan ventilasi adekuat. kedalaman, usaha napas)
Kapasitas vital meningkat (5)
Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Diameter thoraks anterior-posterior
gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
meningkat (5)
Penyebab : Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Tekanan ekspirasi (5)
Terapeutik :
Depresi pusat pernapasan Tekanan inspirasi (5)
Hambatan upaya napas (mis. nyeri Dispnea menurun (5) Pertahankan kepatenan jalan napas
saat bernapas, kelemahan otot Penggunaan otot bantu napas menurun (5) dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
pernapasan) jika curiga trauma cervical)
Pemanjangan fase ekspirasi menurun (5)
Deformitas dinding dada Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Ortopnea menurun (5)
Deformitas tulang dada Pernapasan pursed-tip menurun (5) Berikan minum hangat
Gangguan neuromuscular Pernapasan cuping hidung menurun (5) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Gangguan neurologis (mis. Frekuensi napas membaik (5) Lakukan penghisapan lendir kurang dari
elektroensefalogram [EEG] positif, Kedalaman napas membaik (5) 15 detik
cedera kepala, gangguan kejang) Ekskursi dada membaik (5) Lakukan hiperoksigenasi sebelum
Imaturitas neurologis penghisapan endotrakeal
Penurunan energi Keluarkan sumbatan benda padat dengan
Obesitas forsep McGill
Posisi tubuh yang menghambat Berikan oksigen, jika perlu
ekspansi paru Edukasi :
Sindrom hipoventilasi
Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika
Kerusakan inervasi diafragma
tidak kontraindikasi
(kerusakan saraf C5 ke atas)
Ajarkan teknik batuk efektif
Cedera pada medula spinalis
Kolaborasi :
Efek agen farmakologis
Kecemasan Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Dispnea Observasi :
Objektif :
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
Dispnea upaya napas
Penggunaan otot bantu pernapasan Monitor pola napas (seperti : bradipnea,
Ketidakadekuatan pertahanan Kultur urine membaik (5) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kultur sputum membaik (5) Kolaborasi
tubuh sekunder
Kultur area luka membaik (5)
Penurunan hemoglobin Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Kultur feses membaik (5)
Imununosupresi
Leukopenia
Supresi respon inflamasi
Faksinasi tidak adekuat
Kondisi klinis terkait :
AIDS
Luka bakar
Penyakit paru obstruktif kronis
Diabetes militus
Tindakan infasif
Kondisi penggunaan terapi steroid
Penyalahgunaan obat
Ketuban pecah sebelum waktunya
(KPSW)
Kanker
Gagal ginjal
Imunosupresi
Lymphedema
Leukositopenia
Gangguan fungsi hati
3 Nyeri Akut (D. 0077) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri
.... x .... jam diharapkan Nyeri Berkurang dengan
Definisi: Observasi
kriteria hasil :
Pengalaman sensorik atau emosional Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Tingkat nyeri :
yang berkaitan dengan kerusakan frekuensi, kualitas , intensitas nyeri
jarigan actual atau fungsional, dengan Keluhan nyeri menurun (5) Identifikasi skala nyeri
onset mendadak atau lambat dan Meringis menurun (5) Identifikasi respons nyeri non verbal
berintensitas ringan hingga berat yang Sikap protektif menurun (5) Identifikasi faktor yang memperberat
berlangsung kurang dari 3 bulan. Gelisah menurun (5) nyeri dan memperingan nyeri
Kesulitan tidur menurun (5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Menarik diri menurun (5) tentang nyeri
Berfokus pada diri sendiri menurun (5) Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Diaforesis menurun (5) respon nyeri
Penyebab:
Perasan takut mengalami cedera berulang Identifikasi pengaruh nyeri pada
Agen pencedera fisiologis (mis. menurun (5) kualitas hidup
Inflamai,iskemia, neoplasma Ketegangan otot menurun (5) Monitor keberhasilan terapi
Agen pencedera kimiawi (mis. Frekuensi nadi membaik (5) komplementer yan sudah diberikan
Terbakar, bahan kimia iritan) Pola napas membaik (5) Monitor efek samping penggunaan
Agen pencedera fisik (mis. Abses, Tekanan darah membaik (5) analgetik
amputasi, terbakar, terpotong, Nafsu makan membaik (5) Terapeutik
mengangkat berat, prosedur Pola tidur membaik (5)
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
operasi, trauma, latihan fisik Kontrol Nyeri
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
berlebih)
Melaporkan nyeri terkontrol (5) hypnosis, akupresur, terapi music,
- secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
Objektif
mengurangi rasa nyeri
Tekanan darah meningkat Kolaborasi
Pola napas berubah
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
Nafsu makan berubah
perlu
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri Pemberian Analgesik
Diaforesis
Observasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
4 Hipertermia (D.0130) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Manajemen Hipertermia
....x... jam, maka Termoregulasi membaik
Definisi Observasi
dengan kriteria hasil :
Suhu tubuh meningkat di atas rentang Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
Menggigil menurun (5)
normal tubuh dehidrasi, terapapar lingkungan panas,
Kulit kemerahan menurun (5)
peggunaan incubator)
Penyebab : Kejang menurun (5)
Monitor suhu tubuh
Pucat menurun (5)
Dehidrasi Monitor kadar elektrolit
Takikardi menurun (5)
Terpapar lingkungan panas Monitor haluaran urine
Takipnea menurun (5)
Proses penyakit (mis: infeksi, Monitor komplikasi akibat hipertermia
Bradikardi menurun (5)
kanker) Terapeutik
Suhu tubuh membaik (5)
Ketidaksesuaian pakaian dengan
Suhu kulit membaik (5) Sediakan lingkungan yang dingin
suhu lingkungan
Tekanan darah membaik (5) Longgarkan atau lepaskan pakaian
Peningkatan laju metabolisme Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Respon trauma Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering
Aktivitas berlebihan jika mengalami hyperhidrosis (keringat
berlebih)
Penggunaan incubator Lakukan pendinginan eksternal (mis.
selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Gejala dan Tanda Mayor :
Edukasi
Subjektif
Anjurkan tirah baring
-
Kolaborasi
Objektif
Kolaborasi pemberian cairan dan
Suhu tubuh diatas nilai normal elektrolit intravena, jika perlu
- Observasi :
nutrient Kekuatan otot pengunyah meningkat (5) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Stroke
Parkinson
Mobius syndrome
Cerebral palsy
Cleft lip
Cleft palate
Amvotropic lateral sclerosis
Luka bakar
Kanker
Infeksi
AIDS
Penyakit Crohn’s
Enterokolitis
Fibrosis kistik
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Sulmetzer.2001. Keperawatan Medikal-Bedah Bruner & Suddart Edisi 8.
EGC.Jakarta.
Baughman C Diane. 2000. Keperawatan medical bedah, Jakarta, EGC.
Nair, M., & Peate, I. (2015). Dasar-dasar Patofisiologi Terapan Edisi 2. Jakarta:
Bumi Medika.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). NANDA NIC-NOC edisi refisi jilid 1 2015.
Jakarta: Media Action Publishing.
PHILIP ENG Respiratori medical clinic. (2017). philipeng.com. Dipetik April 22,
2017, dari philipeng.com.sg:http://www.philipeng.com.sg/ms/condition//
pleural-effusion/ diakses tanggal 3 Maret 2021
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.