Mid Ikom Zahran
Mid Ikom Zahran
PERTEMUAN KE-2
PENGERTIAN DAN TUJUAN KOMUNIKASI
1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang
berarti sama atau menjadikan milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang
lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut
menjadi miliknya.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan
atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut
melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi
juga ekspresi wajah, intonasi, tidak putus vokal dan sebagainya dengan mana orang-
orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan
bermaksud secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan
orgainisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut
rantai pertukaran informasi.
Jadi secara umun komunikasi ini dapat didefinisikan sebagai sarana atau
usaha untuk menyampaikan pesan antar manusia, Jadi ilmu komunikasi adalah ilmu
yang mempelajari usaha atau upaya penyampaian pesan antar manusia, Objek ilmu
komuniksai adalah komunikasi itu sendiri, dan ilmu komunikasi tidak mengkaji
proses menyampaikan pesan kepada makhluk lain selain manusia (hewan dan
tumbuh-tumbuhan dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain".
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal. (Modul Ilmu Komunikasi/hal 14-15)
Kata “komunikasi” berasal dari kata Latin cum, yaitu kata depanyang berarti
dengan dan bersama dengan, dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari
kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa Inggiris menjadi
communion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan dan hubungan. Untuk ber-communio, diperlukan usaha dan kerja. Dari
kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi suatu dengan
seseorang, memerikan sebagian kepada seseoran, tukar-menukar, membicarakan
ssuatu dengan seseorang, bercakap-cakap, tukar pikiran, berhubungan den
berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda
communication, atau bahasa Inggiris communication, dan dalambahasa Indonesia di
serap menjadi komunikasi. Berdasarkan arti kata communicare yang menjadi asal
kata komunikasi, secara harfiah komunikasi berarti pemberi tahukan, pembicara,
percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.
Setelah menguraikan makna komunikasi, Agus M. Hardjana kemudian
menganalisis makna komunikasi, yaitu dalam sudut pandang pertukaran makna,
komunikasi dapat didefinisikan sebagai “proses penyampaian makna dalam bentuk
gagasan atau infrmasi dari seseorang kepada orang lain melalui media tertentu”.
Onong Uchajana Effendi merumuskan komunikasi sebagai proses pernyataan
antarmanusia. Hal yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang
kepda orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam
bahasa komunikasi, pernyataan disebut sebagai pesan. Orang yang menyampaikan
pesan disebut komunikator. Sedangkan, orang yang menerima pernyataan disebut
komunikan. Tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan. (Buku Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan/hal 15-
16)
2. Tujuan Komunikasi
Menurut Riant Nugroho (2004) tujuan komunikasi adalah menciptakan
pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan mengubah perilaku.
Sedangkanmenurut Katzan Robert merupakan hal utam dari komunikasi adalah
pertukaran informasi dan menyampaikan makna suatu system social atau organisasi.
Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi
komunikasi informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seseorang
dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengembangkan
harapan-harapannya (Rosadi Ruslan, 2003). Dengan demikian komunikasi
komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa
efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan.
Secara umum, menurut Wilbur Schram, tujuan komunikasi dapat dilihat dari
dua perspektif kepentingan yaitu: kepentingan sumber/pengirim/komunikator, dan
kepentingan penerima/komunikan. Dengan demikian, maka tujuan komunikasi yang
ingin dicapai dapat dgambarkan sebgai berikut:
a. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus
menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan
tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang yang kita
maksud.
b. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.
c. Supaya gagsan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita
dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan
kehendak.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, mengerjakan sesuatu itu
dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di
sini adalah kegiatan yang mendorong, namun penting harus diingat adalah
bagaimana cara baik untuk melakukan. (sumber: e-jurnal.com)
PERTEMUAN KE-3
KONSEP KOMUNIKASI DALAM AL QURAN
Yang dimaksud dalam tulisan ini adalah rumusan-rumusan prinsipil dalam melakukan
interaksi atau hubungan dengan orang lain yang telah dilansir dalam alquran. Berikut ini
alquran memberikan prinsip atau model dalam berkomunikasi efektif dengan orang lain,
seperti dijelaskan Jalaludin Rahmat yaitu: (sumber: Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
Konsep Ilmu Komunikasi Dalam Alquran/hal 57-60)
2. Qaulan Ma’rufa (QS. An-Nisa ayat 5-8, QS. Al-Ahzab ayat 32)
“Dan janganlah kamu erahkan kepada orang-orang yang belum Sempurna akalnya,
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan, berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah
kepada mereka kata-kata yang baik”. (QS. AN-Nisa: 5)
Secara bahasa artinya ma”rufa adalah baik dan diterima oleh nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat (Shihab, 1998:125). Ucapan yang baik adalah ucapan yang
diterima sebagai sesuatu yang baik dalam pandangan masyarakat lingkungan
penutur.
Dengan kata lain, menurut beberapa ahli lainnya bahwa qaulan ma’rufa
mengandung artiperkataan yang baik, yaitu perkataan yang sopan, halus, indah,
benar, penuh penghargaan dan menyenangksn serts sesuai dengsn kaidahvdan
hokum dan logika.
3. Qaulan Baligha (QS. An-Nisa ayat 36)
“Mereka itu
adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang didalam hati mereka. Karena it,
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah
kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”. (QS. An-Nisaa:63)
Qaulan Baligha diartikan sebagai pembicaraan yang fasih atau tepat, jelas
maknanya, terang serta tepat mengungkapkan apa yang dikendalikannya atau juga
dapat diartikan sebagai ucapan yang benar dari segi kata. Dan apabila dilihat dari
segi sasaran atau ranah yang disentuhnya dapat diartikan sebagai ucapan yang
efektif.
4. Qaulan Maysura (QS. Al-Isra ayat 28)
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu
ynag kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantasa”. (QS.
Al-Isra:28)
Dalam terjemahan Departemen Agama, ditafsirkan apabila kamu tidak dapat
melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26, Maka Katakanlah
kepada mereka perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka
belum mendapat bantuan dari kamu, dalam pada itu kamu berusaha untuk
mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan kepada
mereka hak-hak mereka.
5. Qaulan Layyina (QS. Thaha ayat 44)
“Maka sampaikanlah baginya dengan perkataan yang lemah lembut, agar mereka
senantiasa mengingat Allah atau agar mereka takut kepada-Nya”. (QS. Thaha: 44)
Dengan kelembutan itu maka akan terjadi sebuah komunikasi yang akan
berdampak pada terserapnya isi ucapan oleh orang yang diajak bicara sehinggah
akan terjadi tak hanya sampainya informasi tetapi juga akan berubahnya pendangan,
sikap dan perilaku orang yang diajak bicara.
6. Qaulan Karima (QS Al-Isra ayat 23)
“Dari Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika
salah seorng di anatara keduanya atau kedua-duanya sanpai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada mereka
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapakanlah kepada
mereka perkataan yang mulia”. (QS. Al-Isra:23)
Dalam hal ini juga bias diartikan mengucapkan “ah” kepda orang tua tidak
diperbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan
mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Lebih lanjut apabila kita tinjau dari segi derajatnya, maka akan kita urutkan
menjadi karima ata mulia, ma’rufa atau baik, layyina atau lemah lembut, baliqha
atau tepat, maysura atau mudan dan sadida atau benar.
PERTEMUAN KE-4
UNSUR – UNSUR KOMUNIKASI
1. Komunikator
Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif
menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikator dapat
dilihat dari jumlahnya terdiri dari:
Satu orang
Banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang
Massa
2. Komunikan
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada
siapa pesan komunikator itujukan. Peran antara komunikator dan komunikan
bersifat dinamis, saling bergantian. Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan,
maka proses komunikasi dapat terjadi 9 kemungkinan, yaitu:
Komunikator yang terdiri satu orang dengan komunikan yang terdiri dari satu
orang.
Komunikator yang terdiri dari satu orang dengan komunikasi yang terdiri dari
banyak orang.
Komunikator yang terdiri dari satu orang dengan komunikasi massa.
Komunikator yang terdiri dari banyak orang dengan komunikan yang terdiri
dari satu orang.
Komunikasitor yang terdiri dari banyak orang dengan komunikan yang terdiri
dari banyak orang.
Komunikator yang terdiri dari banyak orang dengan komunikan massa.
Komunikator massa dengan komunikan yang terdiri dari satu orang.
Komunikator massa dengan komunikan yang terdiri dari banyak orang.
Komunikator massa dengan komunikan massa.
3. Pesan
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa
suara, mimic, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa bahasa tulisan. Pesan bersifat
verbal antara lain:
Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan)
Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan)
4. Media
Media atau saluran komunikasi, merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepda penerima. Terdapat dua cara:
Non mediated communication (face to face), secara langsung
Dengan media
Unsur-unsur Komunikasi (sumber: eJurnal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 1 2016: 239-
253/ hal 241-243)
Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan
Erika Vora yang menilai factor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah
kepentingannya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.
1. Sumber (source)
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia,misalnya parti, organisasi atau
lembaga. Sumber sering juga disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa
Inggirisnya disebut source, sender, atau information.
2. Pesan (message)
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerma. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi.
3. Media (chanenel)
Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahakn pesan
dari sumber ke penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau
media. Ada yang menilai bahwa media bias bermacam-macam bentuknya, misalkan
komunikasi antarpribadi pancaindera dianggab sebagai media komunikasi. Dalam
komunikasi massa, media adalah alat yang menghubungkan antara sumber dan
penerima yang bersifat terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan
mendengar.
4. Penerima (receiver)
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirimkan oleh
sumber.penerima bias saja satu orang atau lebih, bias dalam bentuk kelompok,
partai atau Negara. Delam proses komunikasi telh dipahami bahwa keberadaan
penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada
sumber.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena ialah yang
menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima,
akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering seali menuntut peubahan,
apakah pada sumber, pesan atau saluran.
5. Efek
Pengaruhatau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaru ini biasa
terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang, karena pengaruh juga
bias diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan
tindakan seseorang akibat penerima pesan.
6. Umpan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk
daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi, sebenarnya umpan balik
bias juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai
pada penerima. Misalnya, sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan
sebelum dikirim, atau alat yang yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu
mengalami gangguan sebelum ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik
yang diterima oleh sumber.
7. Lingkngan
Lingkungan atau situasi adalah fakto-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat
mecam, yakni fisik, lingkungan social budaya, lingkungan psikolois, dan dimensi
waktu.
PERTEMUAN KE-5
LAMBANG-LAMBANG KOMUNIKASI
1. Komunikasi Verbal Simbol (Modul Komunikasi Verval dan Non Verbal/ hal 7-17)
Komunikasi berbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara
lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam hubungan
antar manusia, untuk mengungkapan perasaan, emosi, pikiran, gagasan, fakta, data
dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling
berdebat, dan bertengkar.
a. Unsur dalam Komunikasi Verbal
Unsur terpenting dalam komunikasi verbal dapat berupa kata dan bahasa.
Kata merupakan lambing terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambing yang
yang mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan.
Komunikasi verbal merupakan seuah bentuk komunikasi yang di anatarai
(media form of communication).
PERTEMUAN KE-6
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
1) Komunikasi Antarpribadi ( Jurnal Komunikasi Islam dan Kehumasan (KJP) Vol. 4 No.
2, 2020 ISSN: 2621-19492/hal 71-73)
Komunikasi massa memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari seperti dunia
ekonomi, politik, sosial, budaya, dalan lain sebagainya. Media komunikasi massa juga bisa
dijadikan ajang promosi atau kampanye yang sering dilakukan oleh para politis. Komunikasi
massa ini mampu membuat masyarakat luas menjadi tahu apa apa terjadi di sekitar kita.
PERTEMUAN KE-7
PROSES KOMUNIKASI
2) Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari
komunikator ke komunikan. Sangat terbatas adanya peluang untuk terjadi
dialog dua arah di antara pemberi pesan dan penerima pesan.
3) Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara
komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka
berlangsung datar dan bersifat sementara.
4) Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non personal) dan
tanpa nama. Contohnya, tidak mudah mengetahui dengan cepat siapa
dalang dari demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok massa tertentu.
5) Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan-
hubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Karena tuntutan pasar,
pemberitaan-pemberitaan massa lebih cenderung disesuaikan dengan
permintaan pasar (khalayak). Misalnya, kalau tayangan Bukan Empat Mata
tidak lagi disukai pemirsa, maka dengan segera pemilik siaran akan
menghentikan acara tersebut karena tentu berpengaruh pada permintaan
iklan/sponsor .
PERTEMUAN KE-8
SEJARAH LAHIR DAN BERKEMBANGNYA ILMU KOMUNIKASI
Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi (Modul Pengantar Ilmu Komunikas OK/hal 9-10)
Sejarah perkembangan ilmu komunikasi dibagi menjadi 4 (empat) periode:
1. Periode Tradisi RektorikaAristoteles menyatakan bahwa retorika mencakup tiga
unsur yang bertujuan untuk mempersuasi, yaitu:
Ethos (kredibilitas sumber).
Panthos (hal yang menyangkut emosi/perasaan).
Logos (hal yang menyangkut fakta). Pokok-pokok pikiran ini kemudian
dikembangkan lagi pleh Cicero dan Quintilian, dalam 5 aturan retorika unsur:
a. Invention (urutan argumentasi).
b. Disposition (pengaturan ide).
c. Eloqutio (gaya bahasa).
d. Memoria (ingatan).
e. Pronounciatio (cara penyampaian pesan).
2. Periode pertumbuhan: 1900-Perang Dunia IIAda beberapa perkembangan penting
yang terjadi pada masa ini, seperti penemuan-penemuan teknologi komunikasi
seperti telepon, telegraph, radio, TV, dan lain-lain. Dan perang Dunia I dan II juga
pecah pada masa ini.Secara umum bidang-bidang studi komunikasi yang
berkembang pada periode ini diantaranyaperanan komunikasi dalam kehidupan
social, komunikasi dan pendidikan, penelitian komunikasi komersial, dan lain-lain.
3. Periode Konsolidasi:PD II-1960-anPada periode setelah perang dunia II, kondolisasi
dari pendekatan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan social bersifat
multidisipliner mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh 2 (dua) hal,
yaitu:
Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam.
Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses
komunikasi.
4. Periode Teknologi komunikasi: 1960-an sekarangSejak tahun 1960-an perkembangan
ilmu komunikasi semakin kompleks. Komunikasi sebagai suatu displin telah
memasuki periode tingga landa sejak tahun 1950.
Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode komunikasi dan informasi yang
ditandai oleh beberapa factor antara lain:
a. Ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global khususnya dalam
konteks center periphery.
b. Semakin luasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik.
c. Semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh Negara.
d. Tumbuhnya industry media yang tidak hanya besifat nasional tapi juga regional
dan global.
e. Kemajuan teknologi computer, VCR, TV kabel, dan alat-alat komunikasi jarak jauh
lainnya.
Sejarah dan Berkembangnya Komunikasi Manusia
Disamping keempat elemen tersebut di atas (lazim disebut sebagai model S-M-C-R atau
Source-Message-Chnnel-Receiver), ada tiga elemen atau factor lainnya yang juga penting
dalam proses komunikasi yakni:
PERTEMUAN KE-9
HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan, ada
beberapa faktor yang memengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif:
1. Perbedaan latar Belakang, Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan
memang setiap orang berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan
tanggung jawab komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan
menyesuaikan isi pesan yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan
secara tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon
yang diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat
dalam pembicaraan makin besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif.
Perbedaan yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi
antara lain:
a. Perbedaan persepsi.
b. Perbedaan pengalaman dan latar belakang.
c. Sikap praduga/stereotip
2. Faktor bahasa: bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa
tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain:
a. Perbedaan arti kata.
b. Penggunaan istilah atau bahasa tertentu.
c. Komunikasi nonverbal.
3. Sikap pada waktu berkomunikasi. Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor
utama, sikap-sikap seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara
lain:
a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar.
b. Mengadakan penilaian terhadap pembaca.
c. Sibuk mempersiapkan jawaban.
d. Bukan pendengar yang baik.
e. Pengaruh faktor emosi.
f. Kurang percaya diri.
g. Gaya/cara bicara dan nada suara.
2. Faktor lingkungan: lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut
menentukan proses maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang berpengaruh
antara lain:
a. Faktor tempat.
b. Faktor situasi/ waktu.
Menurut Wahyu Ilaihi, MA dalam bukunya Komunikasi Dakwah. Faktor penghambat
komunikasi, yaitu:
1. Hambatan sosio-antro-psikologis, Konteks komunikasi berlangsung dalam konteks
situasional. Komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi
berlangsung, sebab situasi mata berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi
terutama situasi yang berhubungan dengan factor-faktor sosiologis-antropologis-
psikologis.
2. Hambatan sosiologis, Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan yaitu
gemeinschaft dan gesellschaft. Perbedaan jenis pergaulan tersebutlah yang
menjadikan perbedaan karakter sehingga kadang-kadang menimbulkan perlakuan
yang berbeda dalam berkomunikasi.
3. Hambatan antropologis, Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia
seperti dalam postur, warna kulit, dan kebudayaan.
4. Hambatan psikologis, Umumnya disebabkan komunikator dalam melancarkan
komunikasi tidak mengkaji dulu diri dari komunikan.
5. Hambatan semantic, Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan komunikator
sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya pada komunikan.
6. Hambatan mekanik, Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan
dalam melancarkan komunikasi.