Anda di halaman 1dari 30

NAMA : ZAHRAN

PERTEMUAN KE-2
PENGERTIAN DAN TUJUAN KOMUNIKASI

1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang
berarti sama atau menjadikan milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang
lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut
menjadi miliknya.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan
atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut
melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi
juga ekspresi wajah, intonasi, tidak putus vokal dan sebagainya dengan mana orang-
orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan
bermaksud secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan
orgainisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut
rantai pertukaran informasi.
Jadi secara umun komunikasi ini dapat didefinisikan sebagai sarana atau
usaha untuk menyampaikan pesan antar manusia, Jadi ilmu komunikasi adalah ilmu
yang mempelajari usaha atau upaya penyampaian pesan antar manusia, Objek ilmu
komuniksai adalah komunikasi itu sendiri, dan ilmu komunikasi tidak mengkaji
proses menyampaikan pesan kepada makhluk lain selain manusia (hewan dan
tumbuh-tumbuhan dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain".
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal. (Modul Ilmu Komunikasi/hal 14-15)

Kata “komunikasi” berasal dari kata Latin cum, yaitu kata depanyang berarti
dengan dan bersama dengan, dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari
kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa Inggiris menjadi
communion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan dan hubungan. Untuk ber-communio, diperlukan usaha dan kerja. Dari
kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi suatu dengan
seseorang, memerikan sebagian kepada seseoran, tukar-menukar, membicarakan
ssuatu dengan seseorang, bercakap-cakap, tukar pikiran, berhubungan den
berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda
communication, atau bahasa Inggiris communication, dan dalambahasa Indonesia di
serap menjadi komunikasi. Berdasarkan arti kata communicare yang menjadi asal
kata komunikasi, secara harfiah komunikasi berarti pemberi tahukan, pembicara,
percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.
Setelah menguraikan makna komunikasi, Agus M. Hardjana kemudian
menganalisis makna komunikasi, yaitu dalam sudut pandang pertukaran makna,
komunikasi dapat didefinisikan sebagai “proses penyampaian makna dalam bentuk
gagasan atau infrmasi dari seseorang kepada orang lain melalui media tertentu”.
Onong Uchajana Effendi merumuskan komunikasi sebagai proses pernyataan
antarmanusia. Hal yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang
kepda orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam
bahasa komunikasi, pernyataan disebut sebagai pesan. Orang yang menyampaikan
pesan disebut komunikator. Sedangkan, orang yang menerima pernyataan disebut
komunikan. Tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan. (Buku Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan/hal 15-
16)

Adapun tipe-tipe komunikasi sebagai berikut:


1) Komunikasi dengan diri sendiri merupakan proses komunikasi yang terjadi di
dalam diri individu, atau dengan kata lain komunikasi dengan diri sendiri.
2) Komunikasi antarpribadi merupakan proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau lebih secara tatap muka.
3) Komunikaasi publik merupakan komunikasi yang biasa disebut pidato,
komunikasi kolektif, public speaking, dan komunikasi khalayak yang dimana
proses komunikasi disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di
depan khalayak.
4) Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang berlangsung dimana
pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang
sifatnya massal.
Komunikasi pada dasarnya dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain:
1) Komunikasi sebagai proses merupakan suatu kegiatan yang berlangsung
secara dinamis, sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti unsur-unsur
yang ada di dalamnya bergerak aktif, dinamis, dan tidak statis.
2) Komunikasi secara simbolik merupakan simbol dapat dinyatakan dalam
bentuk bahasa lisan atau tertulis maupun melalui isyarat-isyarat tertentu.
3) Komunikasi sebagai sistem merupakan suatun proses aktivitas di mana
semua komponen atau unsur yang mendukung saling berinteraksi satu sama
lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain.
4) Komunikasi sebagai aksi merupakan komunikasi boleh dikata tidak pernah
terjadi tanpa aksi, apakah itu ucapkan, ditulis, maupun dilakukan dalam
bentuk isyarat.
5) Komunikasi sebagai aktivitas merupakan komunikasi hubungan antara
sesama manusia, apakah itu dilakukan hidupnya, ataukah untuk untuk
kepentingan aktualisasi diri dalam membicarakan masalah-masalah politik,
sosial, budaya, seni, dan teknologi.
6) Komunikasi sebagai multidimensional merupakankomunikasi ini dilihat dari
perspektif multimendisional, ada dua dua tingkatan yang dapat didefinisikan,
yakni dimensi isi dan dimensi hubungan. (Jurnal Komunikasi dan Media
Sosial/hal 2-4)

2. Tujuan Komunikasi
Menurut Riant Nugroho (2004) tujuan komunikasi adalah menciptakan
pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan mengubah perilaku.
Sedangkanmenurut Katzan Robert merupakan hal utam dari komunikasi adalah
pertukaran informasi dan menyampaikan makna suatu system social atau organisasi.
Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi
komunikasi informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seseorang
dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengembangkan
harapan-harapannya (Rosadi Ruslan, 2003). Dengan demikian komunikasi
komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa
efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan.

Secara umum, menurut Wilbur Schram, tujuan komunikasi dapat dilihat dari
dua perspektif kepentingan yaitu: kepentingan sumber/pengirim/komunikator, dan
kepentingan penerima/komunikan. Dengan demikian, maka tujuan komunikasi yang
ingin dicapai dapat dgambarkan sebgai berikut:

a. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber: memberikan informasi,


mendidik,menyenangkan, dan menganjurkan suatu tindakan/persuasi.
b. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima: memahami informasi,
mempelajari, menikmati, meneria/menolak.

Sedangkan menurut Widjaja (200:66-67) tujuan komunikasi antara lain:

a. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus
menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan
tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang yang kita
maksud.
b. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.
c. Supaya gagsan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita
dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan
kehendak.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, mengerjakan sesuatu itu
dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di
sini adalah kegiatan yang mendorong, namun penting harus diingat adalah
bagaimana cara baik untuk melakukan. (sumber: e-jurnal.com)

PERTEMUAN KE-3
KONSEP KOMUNIKASI DALAM AL QURAN

Yang dimaksud dalam tulisan ini adalah rumusan-rumusan prinsipil dalam melakukan
interaksi atau hubungan dengan orang lain yang telah dilansir dalam alquran. Berikut ini
alquran memberikan prinsip atau model dalam berkomunikasi efektif dengan orang lain,
seperti dijelaskan Jalaludin Rahmat yaitu: (sumber: Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
Konsep Ilmu Komunikasi Dalam Alquran/hal 57-60)

1. Qaulan Sadiida (QS. An-Nisa ayat 9, Al-Ahzab ayat 70)

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan pekataan yang benar.” (QS. An-Nisa: 9)
Perkataan Qaulan Sadida dari segi konteks pembicaraan mengenai wasiat.
Menurut beberapa ahli tafsir seperti Hamka, At-Baghawi, Al- Maraghi dan Al-Buruswi
bahwa Qaulan Sadida dari segi konteks ayat mengandung maknakekuatiran atau
kecemasan seorang pemberi wasiat terhadap anak-anaknya digambarkan dalam
bentuk ucapan-ucapan yang lemah lembut (halus), jelas, jujur, tepat, baik dan adil.
Lemah lembut artinya cara penyampaian menggabarkan kasih saying yang
diungkapkan dengan kata-kata yang lemah lembut. Jelas mengandung arti terang
sehingga ucapan itu taka da penafsiran lain. Jujur artinya transparan, apa adanya,
taka da yang disembunyikan.
Tepat artinya kena sasaran, sesuai saya ingin dicapai, dan sesuai pula dengan situasi
dan kondisi. Baik sesuai dengan nilai-nilai, baik nilai moral-masyarakat maupun
ilahiyah. Sedangkan adil mengandung arti isi pembicaraan sesuai dengan
kepastiannya, tidak berarti sebelah atau memihak.

2. Qaulan Ma’rufa (QS. An-Nisa ayat 5-8, QS. Al-Ahzab ayat 32)

“Dan janganlah kamu erahkan kepada orang-orang yang belum Sempurna akalnya,
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan, berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah
kepada mereka kata-kata yang baik”. (QS. AN-Nisa: 5)
Secara bahasa artinya ma”rufa adalah baik dan diterima oleh nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat (Shihab, 1998:125). Ucapan yang baik adalah ucapan yang
diterima sebagai sesuatu yang baik dalam pandangan masyarakat lingkungan
penutur.
Dengan kata lain, menurut beberapa ahli lainnya bahwa qaulan ma’rufa
mengandung artiperkataan yang baik, yaitu perkataan yang sopan, halus, indah,
benar, penuh penghargaan dan menyenangksn serts sesuai dengsn kaidahvdan
hokum dan logika.
3. Qaulan Baligha (QS. An-Nisa ayat 36)

“Mereka itu
adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang didalam hati mereka. Karena it,
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah
kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”. (QS. An-Nisaa:63)
Qaulan Baligha diartikan sebagai pembicaraan yang fasih atau tepat, jelas
maknanya, terang serta tepat mengungkapkan apa yang dikendalikannya atau juga
dapat diartikan sebagai ucapan yang benar dari segi kata. Dan apabila dilihat dari
segi sasaran atau ranah yang disentuhnya dapat diartikan sebagai ucapan yang
efektif.
4. Qaulan Maysura (QS. Al-Isra ayat 28)

“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu
ynag kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantasa”. (QS.
Al-Isra:28)
Dalam terjemahan Departemen Agama, ditafsirkan apabila kamu tidak dapat
melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26, Maka Katakanlah
kepada mereka perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka
belum mendapat bantuan dari kamu, dalam pada itu kamu berusaha untuk
mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan kepada
mereka hak-hak mereka.
5. Qaulan Layyina (QS. Thaha ayat 44)

“Maka sampaikanlah baginya dengan perkataan yang lemah lembut, agar mereka
senantiasa mengingat Allah atau agar mereka takut kepada-Nya”. (QS. Thaha: 44)
Dengan kelembutan itu maka akan terjadi sebuah komunikasi yang akan
berdampak pada terserapnya isi ucapan oleh orang yang diajak bicara sehinggah
akan terjadi tak hanya sampainya informasi tetapi juga akan berubahnya pendangan,
sikap dan perilaku orang yang diajak bicara.
6. Qaulan Karima (QS Al-Isra ayat 23)
“Dari Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika
salah seorng di anatara keduanya atau kedua-duanya sanpai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada mereka
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapakanlah kepada
mereka perkataan yang mulia”. (QS. Al-Isra:23)
Dalam hal ini juga bias diartikan mengucapkan “ah” kepda orang tua tidak
diperbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan
mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Lebih lanjut apabila kita tinjau dari segi derajatnya, maka akan kita urutkan
menjadi karima ata mulia, ma’rufa atau baik, layyina atau lemah lembut, baliqha
atau tepat, maysura atau mudan dan sadida atau benar.

Di dalam ayat al-Quran, dinyatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu fitrah


manusia. Namun, al-Quran tidak memberikan uraian secara spesifik tentang komunikasi.
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio” dan bersumber dari kata
cummunis yang berarti sama, maksudnya sama makna. (sumber: jurnal.radenfatah.ac.id)

PERTEMUAN KE-4
UNSUR – UNSUR KOMUNIKASI

Unsur-unsur komunikasi (sumber: Modul PKT.03. Dasar-Dasar Komunikasi dan


Keterampilan Mengajar/ hal 4-6)

1. Komunikator
Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif
menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikator dapat
dilihat dari jumlahnya terdiri dari:
 Satu orang
 Banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang
 Massa
2. Komunikan
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada
siapa pesan komunikator itujukan. Peran antara komunikator dan komunikan
bersifat dinamis, saling bergantian. Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan,
maka proses komunikasi dapat terjadi 9 kemungkinan, yaitu:
 Komunikator yang terdiri satu orang dengan komunikan yang terdiri dari satu
orang.
 Komunikator yang terdiri dari satu orang dengan komunikasi yang terdiri dari
banyak orang.
 Komunikator yang terdiri dari satu orang dengan komunikasi massa.
 Komunikator yang terdiri dari banyak orang dengan komunikan yang terdiri
dari satu orang.
 Komunikasitor yang terdiri dari banyak orang dengan komunikan yang terdiri
dari banyak orang.
 Komunikator yang terdiri dari banyak orang dengan komunikan massa.
 Komunikator massa dengan komunikan yang terdiri dari satu orang.
 Komunikator massa dengan komunikan yang terdiri dari banyak orang.
 Komunikator massa dengan komunikan massa.
3. Pesan
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa
suara, mimic, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa bahasa tulisan. Pesan bersifat
verbal antara lain:
 Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan)
 Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan)
4. Media
Media atau saluran komunikasi, merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepda penerima. Terdapat dua cara:
 Non mediated communication (face to face), secara langsung
 Dengan media

Ada tiga macam bentuk media yaitu:


 Audible
 Visual
 Audio-visual
5. Konteks
Lingungan (konteks) kemudian memiliki 3 komponen penting yaitu:
 Fisik: ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud.
 Social-psikologis: misalnya tata hubungan status mereka yang terlibat, peran
yang dilakukan orang, serta aturan budaya masyarakat dimana mereka
berkomunikasi.
 Temporal (waktu): mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah
dimana komunikasi berlangsung.
6. Effect
Diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri
komunikannya. Terdapat 3 tataran pengaruh dalam diri komunikan:
 Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu)
 Afektif (sikap seseorang terbentuk)
 Konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan
sesuatu)
7. Feedback
Dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator dan
terus-menerus saling bertukar peran.

Unsur-unsur Komunikasi (sumber: eJurnal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 1 2016: 239-
253/ hal 241-243)

Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan
Erika Vora yang menilai factor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah
kepentingannya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.

1. Sumber (source)
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia,misalnya parti, organisasi atau
lembaga. Sumber sering juga disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa
Inggirisnya disebut source, sender, atau information.
2. Pesan (message)
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerma. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi.
3. Media (chanenel)
Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahakn pesan
dari sumber ke penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau
media. Ada yang menilai bahwa media bias bermacam-macam bentuknya, misalkan
komunikasi antarpribadi pancaindera dianggab sebagai media komunikasi. Dalam
komunikasi massa, media adalah alat yang menghubungkan antara sumber dan
penerima yang bersifat terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan
mendengar.
4. Penerima (receiver)
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirimkan oleh
sumber.penerima bias saja satu orang atau lebih, bias dalam bentuk kelompok,
partai atau Negara. Delam proses komunikasi telh dipahami bahwa keberadaan
penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada
sumber.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena ialah yang
menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima,
akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering seali menuntut peubahan,
apakah pada sumber, pesan atau saluran.
5. Efek
Pengaruhatau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaru ini biasa
terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang, karena pengaruh juga
bias diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan
tindakan seseorang akibat penerima pesan.
6. Umpan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk
daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi, sebenarnya umpan balik
bias juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai
pada penerima. Misalnya, sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan
sebelum dikirim, atau alat yang yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu
mengalami gangguan sebelum ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik
yang diterima oleh sumber.
7. Lingkngan
Lingkungan atau situasi adalah fakto-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat
mecam, yakni fisik, lingkungan social budaya, lingkungan psikolois, dan dimensi
waktu.

PERTEMUAN KE-5

LAMBANG-LAMBANG KOMUNIKASI

1. Komunikasi Verbal Simbol (Modul Komunikasi Verval dan Non Verbal/ hal 7-17)
Komunikasi berbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara
lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam hubungan
antar manusia, untuk mengungkapan perasaan, emosi, pikiran, gagasan, fakta, data
dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling
berdebat, dan bertengkar.
a. Unsur dalam Komunikasi Verbal
Unsur terpenting dalam komunikasi verbal dapat berupa kata dan bahasa.
Kata merupakan lambing terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambing yang
yang mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan.
Komunikasi verbal merupakan seuah bentuk komunikasi yang di anatarai
(media form of communication).

Bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi


makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahaa yang dipergunakan adalah
bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa memiliki tiga
fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif.
Fungsi itu digunakan untuk mempelajari dunia sekitarnya, membina
hubungan yang baik antar sesame dan menciptakan ikatan-ikatan dalam
kehidupan manusia.

b. Jenis Komunikasi Verbal


Jenis komunikasi verbal ada beberapa macam yaitu:
 Berbicara dan menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah
komunikasi verbal non vocal.
 Mendengar dan membaca
Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda.
Mendengar mengandung arti hanya mengambil getaran bunyi,
sedangkan mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang
didengar. Mendengarkan melibatkan unsur mendengar, memperhatikan,
emahami dan mengingat. Membaca adalah satu cara untuk
mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.
c. Karakteristik Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal memiliki karakteristik yaitu:
 Jelas dan ringkas: berlangsung sederhana, pendek dan langsung. Bila
kata-kata yang digunakan sedikit, maka terjadinya kerancuan juga masih
sedikit. Berbicara secara lambat dan pengucapan yang jelas akan
membuat kata tersebut makin mudah dipahami.
 Perbendaharaan kata: penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti
oleh seseorang akan menigkatkan keberhasilan komunikasi. Komunikasi
tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampuh menterjemahkan
kata dan ucapan.
 Arti konotatif dan denotative: makna konotatif adalah pikiran, perasaan
atau ide yang terdapat dalam suatu kata, sedangkan arti denotasi adalah
meberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan.
 Intonasi: seorang komunikasi mampu mmpengaruhi arti pesan melalui
nada suara yang dikirimkan. Emosi sangat berperan dalam nada suara ini.
 Kecepatan berbicara: keberhasilan komunikasi dipengaruhi jugaoleh
kecepatan dan tempo bicara yang tepat. Kesan menyembunyikan sesuatu
dapat timbul bila dalam pembicaraan ada pengalihan yang cepat ada
pokok pembicaraan.
 Humor: dapat meningkatkan keberhasilan dalam memberikan dukungan
emosi terhadap lawan bicara. Tertawa mmbantu engurangi ketegangan
pendengar sehingga meningkatkan keberhasilan untuk mendapat
dukungan.
2. Komunikasi Non Verbal Simbol
Komunikasi non verbal merupakan semua isyarat yang bukan kata-kta. Pesan-pesan
nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Komunikasi non verbal meliputi
semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri seperti bagaimana kita
mengucapkan kata-kata (volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi
(suhu, pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola
interaksi.
1) Jenis Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal memeliki beberapa jenis yaitu:
 Sentuhan (haptic): pesan nonverbal, nonvisual dan nonvokal. Alat
penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan.
 Komunikasi objek: penggunaan komunikasi ini yang paling sering adalah
penggunaanpakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang
digunakannya, walauppun ini termasuk bentuk penilaian teradap
seseorang hanya berdasarkan persepsi.
 Kronemik: merupakan bagaimana komunikasi nonverbal yang dilakukan
ketika menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya
konteks tertentu. Ada kalanya kita mampu menilai bagaimana
mahasiswa/mahasiswi yang memanfaatkan dan mengaplikasikan
waktunya secara tepat dan efektif.
 Gerakan tubuh: biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau
frasa.
 Proxemik (bahasa ruang): jarak yang digunakan ketika berkomunikasi
dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada.
Pengaturan jarak menentukan seberapa dekat tingkat keakraban
seseorang dengan orang lain.
 Lingkungan: digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Diantaranya adalah penggunaan rung, jarak, temperature, penerangan,
dan warna.
 Vokalik: untuk nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu cara berbicara.
Misalnya adalh nada bicara, nada suara, intonasi, dll.
2) Karakteristik Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal memiliki karakteristik yaitu:
 Komunikatif, yaitu perilaku yang disengaja/tidak disengaja untuk
mengkomunikasikan sesuatu sehingga pesan yang ada bias diterima
secara sadar.
 Kesamaan perilaku, yaitu kesamaan perilaku nonverbal antara 1 orang
dengan orang lain.
 Artifaktual, yaitu komunikasi nonverbal bias juga dalam bentuk artefak
seperti cara berpakaian, tata rias wajah, alat tulis, mobil, rumah, perabot
rumah dan cara menatanya, barang yang dipakai seperti jam tangan.
 Konsektual, yaitu bahasa nonverbal terjadi dalam suatu konteks
membantu tentukan makna dari setiap perilaku nonverbal.

PERTEMUAN KE-6

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI

Bentuk-bentuk komunikasi terbagi atas 3 yaitu:

1) Komunikasi Antarpribadi ( Jurnal Komunikasi Islam dan Kehumasan (KJP) Vol. 4 No.
2, 2020 ISSN: 2621-19492/hal 71-73)

Komunikasi Antar Pribadi (KAP) mempelajari dan meneliti perubahan


tingkah laku dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Carl I Hovland
yang mengatakan: “Proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan
perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk
merubah tingkah laku orang lain (komunikan)”.2 (Purba, 2006 : 29). Dia bercirikan
dua arah atau timbal balik.
Pada definisi komunikasi, disebutkan bahwa komunikator adalah orang yang
menyampaikan rangsangan. Harrold Lasswell mengatakan komunikator atau sering
disebut juga sumber (source), pengirim (sender), penyandi (encoder), pembicara
(speaker), atau originator. Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu,
kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.
Sekalipun fungsinya sama yaitu sebagai pengirim pesan, sebetulnya masing-
masing istilah itu memiliki ciri khas tersendiri,terutama tentang sumber. Seorang
sumber bisa jadi komunikator/pembicara. Sebaliknya, seorang
komunikator/sumber tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana
(eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak
ramai atau individu.
Komunikasi antar pribadi dikatakan efektif dalam merubah perilaku orang
lain apabila kesamaan makna mengenai apa yang dibincangkan. Ciri khas yang
tampak dalam komunikasi ini adalah arus balik langsung yang dapat ditangkap oleh
komunikator, baik secara verbal dalam bentuk kata-kata maupun secara non-verbal
dalam bentuk gerak-gerik seperti anggukan dan lain sebagainya. Selama proses
komunikasi antar pribadi langsung, antar komunikator dan komunikan tersebut
akan terjadi adanya pengertian fungsi secara bergiliran satu sama lain. Proses
berubahnya perilaku atau tingkah laku individu adalah melalui beberapa tahapan di
mana satu tahap dengan tahap lainya saling berhubungan. Seorang individu
menerima informasi, kemudian mengelolnya, menyimpan dan menghasilkan
kembali dalam bentuk satu keputusan berupa penolakan atau penerimaan
terhadap informasi yang disampaikan tersebut.
KAP mengandung beberapa ciri-ciri antara lain:
1) Keterbukaan atau openess. Komunikator dan komunikan saling
mengungkapkan segala ide atau gagasan bahwa permasalahan secara bebas
(tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau malu. Kedua- keduanya
saling mengerti dan memahami pribadi masing- masing.
2) Empati. Kemampuan seseorang memproyeksikan dirinya orang lain di dalam
lingkungannya.
3) Dukungan atau Supportiveness. Setiap pendapat, ide atau gagasan yang
disampaikan mendapat dukungan dari pihak- pihak yang berkomunikasi.
Dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk
mencapainya.dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat
dalam melaksanakan aktivitas serta merih tujuan yang didambakan.
4) Rasa positif atau Positiveness. Setiap pembicaraan yang disampaikan dapat
gagasan pertama yang positif, rasa positif menghindarkan pihak- pihak yang
berkomunikasi untuk tidak curiga atau prasangka yang menggangu jalannya
interaksi keduanya.
5) Kesamaan atau Equality. Suatu komunikasi lebih akrab dalam jalinan pribadi
lebih kuat, apabila memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan,
sikap, usia, ideologi dan sebaiknya

2) Komunikasi Kelompok (e-book Komunikasi Kelompok dan Organisasi/hal 5-9)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara


beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat,
pertemuan, konperensi dan sebagainya.
Menurut Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang
atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat6.

Komunikasi kelompok adalah sekumpulan individu yang dapat


mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu
sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan,
terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka8.
Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu
atau lebih individu guna mmemperoleh maksud atau tujuan yang
dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau
pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan
karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat9.
Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bsa sedikit, bisa
banyak. Apabila jumlah orang dalam kelompok itu sedikit yang berarti itu
kelompok kecil (small group communication), jika jumlahnya banyak yang
berarti kelompoknya besar (large group communication)10.

Komunikasi kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam 2 macam yaitu :


a. Kelompok Kecil.
Kelompok kecil (micro group ) adalah kelompok komunikasi yang
dalam situasi terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal
atau dalam komunikasi kelompok komunikator dapat melakukan komunikasi
antar pribadi dengan salah seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi
pada acara diskusi, kelompok belajar, seminar dan lain-lain. Umpan balik yang
diterima dalam komunikasi kelompok kecil ini biasanya bersifat rasional, serta
diantara anggota yang terkait dapat menjaga perasaan masing-masing dan
norma-norma yang ada.
Dengan perkataan lain, antara komunikator dengan setiap
komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Komunikan
dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak
mengerti dan dapat menyangkal jika tidak setuju dan lain
sebagainya.
b. Komunikasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar (macro group) yaitu yang terjadi
dengan sekumpulan orang yang sangat banyak dan komunikasi antar
pribadi (kontak pribadi) jauh lebih kurang atau susah untuk
dilaksanakan, karena terlalu banyaknya orang yang berkumpul seperti
halnya yang terjadi pada acara tabligh akbar, kampanye dan lain-lain.
3) Komunikasi Massa ( Jurnal Komunikasi Massa/ hal 3-6)
Menurut Defleur dan MeQuail dalam Riswandi (2009;103) komunikasi massa adalah
suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-
pesan secara luas, dan terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan
dapat mempengaruhi khalayak-khalyak yang besar dan berbeda dengan melalui
berbagai cara. Khalayak yang dimaksudkan tersebut merupakan sasaran penyebaran
pesan-pesan media massa. Khalayak komunikasi media massa terdiri atas individu
dan kelompok yang berbeda-beda. Khalayak komunikasi massa sangatlah luas
sasarannya, tidak hanya luas namun memiliki aneka ragam dan memiliki kepentingan
yang berbeda pula.
Pengertian komunikasi massa dapat dibagi menjadi 2, secara luas dan sempit.
Komunikasi massa secara luas merupakan kegiatan yang dilakukan antara satu orang
atau lebih untuk menyampaikan pesan melalui media massa cetak, elektronik,
maupun digital dengan mengharapkan adanya timbal balik. Komunikasi massa secara
sempit merupakan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak.

Komunikasi massa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Ditunjukkan untuk masyarakat luas.


2) Pesan yang disampaikan dilakukan secara terbuka.
3) Memiliki khalayak yang banyak.
4) Bersifat tidak langsung.
5) Kemungkinan memiliki feedback yang tertunda.
6) Bersifat 1 arah
7) Bersifat anonim dan heterogen.
8) Penyampaian informasi bergerak dengan cepat.

Komunikasi massa memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari seperti dunia
ekonomi, politik, sosial, budaya, dalan lain sebagainya. Media komunikasi massa juga bisa
dijadikan ajang promosi atau kampanye yang sering dilakukan oleh para politis. Komunikasi
massa ini mampu membuat masyarakat luas menjadi tahu apa apa terjadi di sekitar kita.

PERTEMUAN KE-7

PROSES KOMUNIKASI

1. Memahami Proses Komunikasi dalam Masyarakat

a. Proses Komunikasi secara Sekunder (Modul 2:. Proses Komunikasi dalam


Masyarakat/hal 2-11)

Yang dimaksudkan dengan proses komunikasi secara primer yakni proses


penyampaian pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang lain menggunakan
lambang atau simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna, dan sebagainya
yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan.
1) Kial (gesture) adalah isyarat dengan menggunakan anggota tubuh seperti
anggukan atau gelengan kepala, kedipan mata, tepukan tangan, dll. Semua
lambang nonverbal ini memang dapat "menerjemahkan" pikiran seseorang
sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan,
atau memainkan jari-jemari, atau mengedipkan mata, menggerakkan
anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu
saja (sangat terbatas).
2) Isyarat dengan menggunakan alat seperti gong, tambur, sirene, dan lain-
lain mempunyai makna tertentu. Membunyikan gong di tengah malam di
kampung- kampung di Timor atau di Sumba itu bisa berarti meminta
pertolongan (ada perampokan, pencurian, ataupun kebakaran), atau ajakan
untuk berkumpul.
3) Warna juga yang mempunyai makna tertentu dalam berkomunikasi di
masyarakat. Warna putih selalu diidentikkan dengan ketulusan dan
kemurnian. Warna hitam selalu dipertunjukkan untuk mengekspresikan
kesedihan. Misalnya, sebagai tanda perkabungan.
4) Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalarn komunikasi
memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalarn hal kemampuan
"menerjemahkan" pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa.
Alasannya, buku-buku yang ditulis dengan bahasa sebagai lambang untuk
"menerjemahkan" pemikiran tidak mungkin diganti oleh gambar, apalagi
oleh lambang-lambang lainnya. Akan tetapi, demi efektifnya komunikasi,
lambang- lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya.
Jadi jelaslah, media primer atau lambang yang paling banyak digunakan
dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari
kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan
yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna
yang sama bagi semua orang. Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yakni
pengertian denotatif dan pengertian konotatif. Sebuah perkataan dalarn
pengertian denotatif adalah yang mengandung arti sebagaimana tercantum dalam
kamus (dictionary meaning) dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang
dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Perkataan dalarn pengertian konotatif
adalah yang mengandung pengertian emosional atau mengandung penilaian
tertentu (emotional or evaluative meaning).
b. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nir-
massa atau media non-massa (non-mass media). Seperti telah disinggung
tadi, media massa, misalnya surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan
film yang diputar di gedung bioskop memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain
ciri massif (massive) atau massal (massal), yakni tertuju kepada sejumlah
orang yang relatif amat banyak. Sedangkan media nirmassa atau media
nonmassa, umpamanya surat, telepon, telegram, poster, spanduk, papan
pengumuman, buletin, folder, majalah organisasi, radio amatir atau radio CB
(citizen band), televisi siaran sekitar (closed circuit television), dan film
dokumenter, tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif
sedikit.
2. Memahami Proses Komunikasi Langsung dan Komunikasi Massa
a. Komunikasi Langsung

Komunikasi langsung dipahami sebagai proses komunikasi yang


berlangsung secara tatap muka baik antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun
individu atau kelompok dengan masyarakat. Dalam komunikasi langsung
ini, pengaruh hubungan antar pribadi (interpersonal) memegang peranan
yang sangat besar.

Dalam komunikasi langsung, antara komunikator dan


komunikan harus langsung bertemu (face to face). Proses komunikasi yang
terbangun dipengaruhi oleh emosi/perasaan di antara kedua belah pihak.
Umpan balik yang diperoleh dalam komunikasi seperti ini biasanya bersifat
segara. Dengan demikian respon komunikan sengat dipengaruhi oleh
pengaruh yang dimunculkan oleh komunikator.
b. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses pengiriman pesan yang ditujukan


kepada massa atau khalayak yang jumlahnya banyak. Dipahami pula,bahwa
berbicara tentang komunikasi massa berbicara tentang proses.

Proses komunikasi berbeda dengan dengan komunikasi tatap muka.


Karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka proses
komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Proses komunikasi massa terlihat
berproses dalam bentuk:
1) Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi
proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan
dalam jumlah yang besar. Contohnya, pada saat siaran Seputar Indonesia di
RCTI, secara serentak dapat diterima oleh khalayak (pemirsa) dalam jumlah
yang besar pula.

2) Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari
komunikator ke komunikan. Sangat terbatas adanya peluang untuk terjadi
dialog dua arah di antara pemberi pesan dan penerima pesan.
3) Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara
komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka
berlangsung datar dan bersifat sementara.
4) Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non personal) dan
tanpa nama. Contohnya, tidak mudah mengetahui dengan cepat siapa
dalang dari demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok massa tertentu.
5) Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan-
hubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Karena tuntutan pasar,
pemberitaan-pemberitaan massa lebih cenderung disesuaikan dengan
permintaan pasar (khalayak). Misalnya, kalau tayangan Bukan Empat Mata
tidak lagi disukai pemirsa, maka dengan segera pemilik siaran akan
menghentikan acara tersebut karena tentu berpengaruh pada permintaan
iklan/sponsor .

PERTEMUAN KE-8
SEJARAH LAHIR DAN BERKEMBANGNYA ILMU KOMUNIKASI

Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi (Modul Pengantar Ilmu Komunikas OK/hal 9-10)
Sejarah perkembangan ilmu komunikasi dibagi menjadi 4 (empat) periode:
1. Periode Tradisi RektorikaAristoteles menyatakan bahwa retorika mencakup tiga
unsur yang bertujuan untuk mempersuasi, yaitu:
 Ethos (kredibilitas sumber).
 Panthos (hal yang menyangkut emosi/perasaan).
 Logos (hal yang menyangkut fakta). Pokok-pokok pikiran ini kemudian
dikembangkan lagi pleh Cicero dan Quintilian, dalam 5 aturan retorika unsur:
a. Invention (urutan argumentasi).
b. Disposition (pengaturan ide).
c. Eloqutio (gaya bahasa).
d. Memoria (ingatan).
e. Pronounciatio (cara penyampaian pesan).
2. Periode pertumbuhan: 1900-Perang Dunia IIAda beberapa perkembangan penting
yang terjadi pada masa ini, seperti penemuan-penemuan teknologi komunikasi
seperti telepon, telegraph, radio, TV, dan lain-lain. Dan perang Dunia I dan II juga
pecah pada masa ini.Secara umum bidang-bidang studi komunikasi yang
berkembang pada periode ini diantaranyaperanan komunikasi dalam kehidupan
social, komunikasi dan pendidikan, penelitian komunikasi komersial, dan lain-lain.
3. Periode Konsolidasi:PD II-1960-anPada periode setelah perang dunia II, kondolisasi
dari pendekatan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan social bersifat
multidisipliner mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh 2 (dua) hal,
yaitu:
Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam.
Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses
komunikasi.
4. Periode Teknologi komunikasi: 1960-an sekarangSejak tahun 1960-an perkembangan
ilmu komunikasi semakin kompleks. Komunikasi sebagai suatu displin telah
memasuki periode tingga landa sejak tahun 1950.
Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode komunikasi dan informasi yang
ditandai oleh beberapa factor antara lain:
a. Ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global khususnya dalam
konteks center periphery.
b. Semakin luasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik.
c. Semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh Negara.
d. Tumbuhnya industry media yang tidak hanya besifat nasional tapi juga regional
dan global.
e. Kemajuan teknologi computer, VCR, TV kabel, dan alat-alat komunikasi jarak jauh
lainnya.
Sejarah dan Berkembangnya Komunikasi Manusia

1. Sejarah Komunikasi Manusia


Komunikasi merupakan persyaratan kehidupan manusia, dengan demikian sejarah
komunikasi sebenarnya sama dengan sejarah peradaban manusia, yakni telah
dimulai sejak Tuhan menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi ini, namun
demikian, hingga kini tidak ada dokumentasi yang terjadi pada saat itu atau
beberapa generasi setelah Adam dan Hawa, baik dalam bentuk bahasa ataupun
lambang-lambang dan tanda-tanda komunikasi lainnya.
Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya “Communication Technology: The New
Media in Society”, antara lain menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan
dimulai sejak sekitar 35.000 Tahun (SM). Pada zaman ini yang diebut sebagai zaman
Cro-Magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Tiga
belas ribu tahun kemudian, atau sekitar tahun 22.000 SM, para ahli pra-Sejarah
menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya
komunikasi manusia pada zaman tersebut.
Sejarah perkembangan komunikasi yang lebih jelas diperkirakan dapat ditelusuri
sekitar 4000 tahun SM. Sejak zaman itu hingga sekarang, menurut Rogers, sejarah
perkembangan komunikasi dapat dibagi dalam 4 era perubahan: era komunikasi
tulisan, era komunikasi cetakan, era telekomunikasi, dan era komunikasi interaktif.
Era komunikasi tulisan diperkirakan dimulai ketia BANGSA Sumeria mulai mengenali
kemauan menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4000 tahun SM. Era komunikasi
cetak dimulai sejak penemuan mesin cetak “hand-press” oleh Gutenbeg pada tahun
1456. Era terkomunikasi diawali dengan ditemukan alat telegraph oleh Samuel
Morse pada tahun 1456. Era keempat, era komunikasi interaktif, mulai terjadi pada
pertengahan abad ke-19. Pada saat itu, tepatnya tahun 1946, ditemukan
“Mainframe Computer” ENIAC dengan 18.000 czcuun tubes oleh para ahli dari
Universitas Pennsyvania, Amerika Serikat.
2. Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi
Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmu-ilmu
pengetahuan social, secara umum sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat
dibagi dalam 4 periode yaitu: periode pertama radisi retorika” yang dimulai sejak
zaman Yunani Kuno, periode kedua atara tahun 1990 sampai Perang dunia II yang
dapat sebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi, periode ketiga setelah
Perang Dunia II sampai tahun 1960-an. Priode ini umumnya disebut sebagai periode
konsolidasi, dan periode keempat adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai
dari tahun 1960-an sampai sekarang. Tiap periode masing-masing memberikan
karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa
komunikasi yang diamati.

Proses Komunikasi (e-jurnal.uinbanten.ac.id/hal 241-242)

Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan


pengelolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang atau diantara dua atau lebih dengan
tujuan tertentu. Karena komunikasi merupakan suatu proses yang bersifat simboli,
transaksi, serta intentional (disengaja) dalam arti mempunyai tujuan.

1. Prinsip Dasar Proses Komunikasi


Komunikasi adalah suatu proses secara linier, proses komunikasi sedikitnya
melibatkan empat elemen atau komponen sebagai berikut:
a. Sumber/ pengirim komunikator, yakni seseorang atau kelompok orang atau
suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaian pesan.
b. Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis secara lisan,,
gambar,angka, dan gesture
c. Saluran, yakni sesuai yang dipakai sebagai alat penyampaian/pengiriman
pesan (misalnya telpon, radio, surat, suat kabar, majalah, TV, gelombang
udara dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
d. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau
organisasi/institusi yang menjadi sasaran penerima pesan.

Disamping keempat elemen tersebut di atas (lazim disebut sebagai model S-M-C-R atau
Source-Message-Chnnel-Receiver), ada tiga elemen atau factor lainnya yang juga penting
dalam proses komunikasi yakni:

a. Akibat/dampak/hasil yang terjadi pada pihak penerima/komunikasi.


b. Umpan-balik/feedback, yakni tanggapan baik dari pihak penerima/komunikan atas
pesan yang diterimanya.
c. Noise (gangguan), yakni factor-faktor ataupun psikologis yang dapat mengganggu
atau menghambat kelancaran proses komunikasi.

PERTEMUAN KE-9

HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI

Hambatan Proses  Komunikasi (Modul Pengantar Ilmu Komunikasi OK/hal 32-38)


1. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi  oleh perasaan atau situasi
emosional.
2. Hambatan dalam penyandian/symbol, Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti  lebih dari satu, simbol yang
dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
3. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.
4. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima.
5. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada  saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.
6. Hambatan dalam memberikan  balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat
waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

Macam-macam Hambatan Dalam Komunikasi


1. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya.
2. Hambatan Semantik yaitu Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi  kadang-
kadang mempunyai  arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara
pemberi pesan dan penerima.
3. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya;
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim  dan penerima
pesan.
Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan
komunikasi dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Komunikator
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh
pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa
agar tujuan komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang
disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang
didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah:
a. Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
b. Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
c. Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
d. Melakukan pengulangan jika diperlukan.
e. Menerima dan memberikan umpan balik.
f. Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
g. Mengembangkan sikap empati terhadap komunikan dalam mengatasi
hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi.
2. Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan
kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus:
a. Menggunakan terminologi yang tepat.
b. Berbicara dengan jelas.
c. Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk
mendengarkan atau menerima pesan.
d. Menggunakan volume suara yang sesuai.
e. Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif
artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima
pesan untuk memahami maksud pengirim. Informasi artinya pesan
merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh penerima pesan.
3. Komunikan
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Untuk itu, penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi
yang berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi
penerima pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan
oleh penerima pesan dan mengapa mereka menginginkannya. Aktif mendengarkan
adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk memfasilitasi
komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima pesan aktif
dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif,
hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah:
a. Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen
prioritas. Jika memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada
pengirim pesan.
b. Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama
baiknya ketika mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal
yang menyajikan informasi berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh
pengirim pesan. Persepsi yang diberikan oleh penerima pesan terhadap
pesan dan pengirim pesan dapat berbeda. Pilihan kata, nada suara, posisi
tubuh, geture dan gerakan mata merefleksikan perasaan dibalik kata-kata
yang diucapkan.
c. Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
d. Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan
berasumsi bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk
persetujuan dengan tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat
kepada pengirim pesan.
4. Umpan Balik Pesan
Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan yang
dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara, dan bahasa
tubuh ketika mereka memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang
diberikan dapat berupa pengakuan, pengulangan, dan parafrase. Kemudian, yang
dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah menerima dan
memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif yang
rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang
disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang
kembali kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.Terakhir, yang dimaksud
dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang disampaikan oleh penerima
pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase memungkinkan penerima pesan
untuk melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan dan menunjukkan kepada
pengirim pesan bahwa penerima pesan mendengarkan pesan dengan baik.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filasafat
Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu:
1. Gangguan
Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic.
a. Gangguan mekanik, Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau
kegaduhan yang bersifat fisik.
b. Gangguan semantic, Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantic tersaring
ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan
mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada
komunikator, akan lebih banyak gangguan semantic dalam pesannya.
Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.
2. Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati
suatu pesan
3. Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan
motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan
baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu
komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.
4. Prasangka, Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi
suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-
apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan
komunikasi.

Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan, ada
beberapa faktor yang memengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif:
1. Perbedaan latar Belakang, Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan
memang setiap orang berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan
tanggung jawab komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan
menyesuaikan isi pesan yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan
secara tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon
yang diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat
dalam pembicaraan makin besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif.
Perbedaan yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi
antara lain:
a. Perbedaan persepsi.
b. Perbedaan pengalaman dan latar belakang.
c. Sikap praduga/stereotip
2. Faktor bahasa: bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa
tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain:
a. Perbedaan arti kata.
b. Penggunaan istilah atau bahasa tertentu.
c. Komunikasi nonverbal.
3. Sikap pada waktu berkomunikasi. Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor
utama, sikap-sikap seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara
lain:
a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar.
b. Mengadakan penilaian terhadap pembaca.
c. Sibuk mempersiapkan jawaban.
d. Bukan pendengar yang baik.
e. Pengaruh faktor emosi.
f. Kurang percaya diri.
g. Gaya/cara bicara dan nada suara.
2. Faktor lingkungan: lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut
menentukan proses maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang berpengaruh
antara lain:
a. Faktor tempat.
b. Faktor situasi/ waktu.
Menurut Wahyu Ilaihi, MA dalam bukunya Komunikasi Dakwah. Faktor penghambat
komunikasi, yaitu:
1. Hambatan sosio-antro-psikologis, Konteks komunikasi berlangsung dalam konteks
situasional. Komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi
berlangsung, sebab situasi mata berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi
terutama situasi yang berhubungan dengan factor-faktor sosiologis-antropologis-
psikologis.
2. Hambatan sosiologis, Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan yaitu
gemeinschaft dan gesellschaft. Perbedaan jenis pergaulan tersebutlah yang
menjadikan perbedaan karakter sehingga kadang-kadang menimbulkan perlakuan
yang berbeda dalam berkomunikasi.
3. Hambatan antropologis, Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia
seperti dalam postur, warna kulit, dan kebudayaan.
4. Hambatan psikologis, Umumnya disebabkan komunikator dalam melancarkan
komunikasi tidak mengkaji dulu diri dari komunikan.
5. Hambatan semantic, Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan komunikator
sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya pada komunikan.
6. Hambatan mekanik, Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan
dalam melancarkan komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai