KELOMPOK 1 - Tugas TESIS Aplikasi STATISTIK
KELOMPOK 1 - Tugas TESIS Aplikasi STATISTIK
KELOMPOK 1
oleh :
RIKSA SUCI IMANIAH 20227270099
LIONIE FEBRIANTY 20227270113
DENNY FITRI JULIANTI RAHMAN 20227270127
FARID AFRIZAL 20227270154
ARVINA 20227270170
YUNUS AGUSTIAN 20227270184
SHALLIAFIDANI 20227270186
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah
dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh persepsi atas kompetensi pedagogik guru dan
motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah
Matematika?.
2. Apakah ada pengaruh persepsi atas kompetensi pedagogik guru
terhadap kemampuan pemecahan masalah Matematika?.
3. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan
pemecahan masalah Matematika?.
4. Apakah sistem pendidikan mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia?.
5. Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa?.
6. Upaya apa yang dilakukan dalam menumbuhkan motivasi belajar
yang tinggi pada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
khususnya di sekolah swasta?.
7. Bagaimana cara guru Matematika meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah Matematika?.
8. Bagaimana kondisi kompetensi pedagogik guru di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) khususnya di sekolah swasta?.
9. Apakah kompetensi pedagogik guru yang tinggi dapat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah Matematika yang
tinggi?.
C. Batasan Masalah
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik
merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi
lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya. Hal tersebut diduga ada pengaruh langsung
dari kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar terhadap kemampuan
pemecahan masalah Matematika siswa SMK swasta di Kecamatan
Matraman Jakarta Timur.
Tinggi rendahnya kemampuan pemecahan masalah Matematika
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Jakarta Timur
merupakan faktor yang kompleks. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi tingkat pencapaian hasil belajar. Bisa dilihat dari hasil
kompetensi pedagogik guru, motivasi belajar yang terbentuk dari
lingkungan yang terdiri dari orang tua dan orang-orang yang ada
disekitarnya.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, penulis membatasi lingkup masalah penelitian ini
tentang “Pengaruh Persepsi atas Kompetensi Pedagogik Guru dan
Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di
Kecamatan Matraman Jakarta Timur”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada batasan masalah di atas, dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru dan motivasi
belajar secara bersama-sama terhadap kemampuan pemecahan
masalah Matematika siswa SMK swasta di Kecamatan Matraman
Jakarta Timur?.
2. Apakah terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap
kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa SMK swasta di
Kecamatan Matraman Jakarta Timur?.
3. Apakah pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan
masalah Matematika siswa SMK di Kecamatan Matraman Jakarta
Timur?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar secara
bersama-sama terhadap kemampuan pemecahan masalah Matematika
siswa SMK swasta di Kecamatan Matraman Jakarta Timur.
2. Pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap kemampuan
pemecahan masalah Matematika siswa SMK swasta di Kecamatan
Matraman Jakarta Timur.
3. Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah
Matematika siswa SMK swasta di Kecamatan Matraman Jakarta
Timur.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibedakan secara teoritis dan manfaat
praktis. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Mengetahui sejauh mana tingkat kompetensi pedagogik guru mampu
mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah Matematika.
2. Mengetahui apakah motivasi belajar mempengaruhi kemampuan
pemecahan masalah Matematika.
Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Sebagai bahan evaluasi guru dan sekolah tentang perlunya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika dengan
meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam proses belajar sesuai
dengan kompetensi pedagogik yang dimiliki seorang guru.
2. Memberikan gambaran kepada guru, orang tua, dan sekolah tentang
perlunya sekolah menumbuhkan motivasi belajar pada diri setiap
siswa.
3. Membangun dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa dengan menumbuhkan motivasi belajar yang baik dan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sesuai dengan potensi
dan bakat siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Persepsi Atas Kompetensi Pedagogik Guru dan
Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
Menyadari perkembangan zaman sekarang ini yang menuntut
penyesuaian secepatnya atas Revolusi Industri 4.0 bahkan tak lama
lagi menuju pada Society 5.0 diperlukan berbagai macam langkah
strategis yang dapat membentuk ekosistem belajar di sekolah menjadi
hal yang menarik minat siswa dalam meningkatkan prestasi
belajarnya. Guru sebagai garda terdepan untuk melahirkan peserta
didik yang menjadi tumpuan harapan bangsa yang melahirkan anak-
anak bangsa yang cerdas dan cakap serta kreatif untuk membangun
bangsa ini harus memiliki terobosan salah satunya kompetensi
pedagogik guru melalui konsep Technological Pedagogikal and
Content Knowledge (TPACK) dimana guru mampu menguasai tiga
unsur yang berbeda yakni teknologi, pedagogik, dan konten
pengetahuan (materi ajar) artinya guru memiliki keterampilan yang
memadai dalam memanfaatkan teknologi disamping mumpuni dalam
kompetensi pedagogik dan professional. Selain hal tersebut faktor lain
yang diharapkan mampu memberikan peningkatan hasil belajar
terutama kemampuan dalam pemecahan masalah Matematika adalah
dengan menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan tugas guru
yang sangat penting. Pembelajaran akan berlangsung efektif apabila
siswa memiliki motivasi dalam belajar. Guru harus berupaya secara
maksimal agar siswa termotivasi untuk belajar karena motivasi belajar
menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Motivasi belajar harus dibangkitkan dalam diri siswa
sehingga dengan penuh kesadaran diri termotivasi untuk belajar dalam
meningkatkan capaian hasil belajar yang optimal.
Dari penjelasan di atas di duga terdapat pengaruh penguasaan
kompetensi pedagogik guru terhadap kemampuan pemecahan masalah
Matematika. Dengan kata lain, semakin baik penguasaan kompetensi
pedagogik guru, maka semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar
siswa sehingga kemampuan pemecahan masalah Matematika pun
semakin baik, namun sebaliknya semakin kurang penguasaan
kompetensi pedagogik guru maka semakin rendah tingkat motivasi
belajar siswa sehingga kemampuan pemecahan masalah Matematika
pun juga rendah.
Demikian pula siswa yang mempunyai motivasi belajar
Matematika yang kuat dengan mengerahkan segenap usaha untuk
menguasai pelajaran Matematika sehingga dapat mencapai
kemampuan pemecahan masalah Matematika yang baik. Siswa yang
mempunyai motivasi yang rendah dalam belajar Matematika, maka
akan mempunyai kemampuan pemecahan Masalah Matematika yang
rendah pula. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh motivasi belajar
terhadap kemampuan penyelesaian masalah Matematika. Semakin
tinggi motivasi belajar, maka semakin tinggi pula kemampuan
pemecahan masalah Matematika. Sebaliknya, semakin rendah
motivasi belajar siswa maka semakin rendah pula kemampuan
pemecahan masalah Matematika. Dapat diduga bahwa kompetensi
pedagogik guru dan motivasi belajar dapat berpengaruh dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, selanjutnya
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh persepsi atas
kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar secara bersama-sama
terhadap kemampuan memecahkan masalah Matematika.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap
kemampuan memecahkan masalah Matematika.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh persepsi atas
kompetensi pedagogik guru terhadap kemampuan memecahkan
masalah Matematika.
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun sekolah yang menjadi sampel penelitian adalah SMKS Cipta KArya
Jakarta, SMKS Tirta Sari Surya dan SMKS Satya Bhakti II.
mulai Maret 2022 sampai dengan Juli 2022. Kegiatan pada penelitian ini
disesuaikan dengan waktu yang telah ditetapkan. Jangka waktu empat bulan
Adapun jadwal yang akan ditempuh penulis adalah seperti tabel 3.1
di bawah ini.
Maret 2022 April 2022 Mei 2022 Juni 2022 Juli 2022
No Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Pendahuluan
2 Proposal
Surat
3 Perizinan
4 Uji Instrumen
Menjaring
5 Data
Validitas -
Reliabilitas
6 dan analisis
7 Laporan
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan
teknik korelasional. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat, yaitu
yaitu kompetensi pedagogik guru (X1) dan Motivasi Belajar Siswa (X2),
maka model konstelasi hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
∑
X1
Y
X2
Keterangan :
1. Populasi
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diratik
kesimpulannya.
2. Sampel
85
1. Variabel Penelitian
X2 = Motivasi belajar
2. Sumber Data
3. Teknik Pengumpulan
Kemampuan Data
kompetensi guru Siswa
Guru
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
Kompetensi pedagogik yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah skor/angka yang tertera dari hasil survei yang dilakukan pada
n . ∑ XY −( ∑ X ) (∑Y )
r hitung =
√ {n ∑ X 2−(∑ X)2 }{n ∑Y 2−¿ ¿
Keterangan :
r = koefisien korealasi
∑ X = jumlah nilai-nilai X
∑ Y = jumlah nilai-nilai Y
n = banyaknya sampel
Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung lebih besar dari pada
rtabel maka butir soal dianggap valid, sedangkan jika r hitung lebih kecil dari
pada rtabel maka butir soal tidak valid. Pada penelitian ini karena uji coba
No. No.
r Hasil r Hasil
Buti r tabel Buti r tabel
hitung Uji hitung Uji
r r
1 0.771 0.374 Valid 21 0.484 0.374 Drop
2 0.680 0.374 Valid 22 -0.068 0.374 Drop
3 0.680 0.374 Valid 23 0.135 0.374 Drop
4 0.825 0.374 Valid 24 -0.173 0.374 Drop
5 0.789 0.374 Valid 25 0.288 0.374 Drop
6 0.745 0.374 Valid 26 0.625 0.374 Valid
7 0.573 0.374 Valid 27 0.109 0.374 Drop
8 0.740 0.374 Valid 28 0.611 0.374 Valid
9 0.737 0.374 Valid 29 0.497 0.374 Valid
10 0.714 0.374 Valid 30 0.666 0.374 Valid
11 0.859 0.374 Valid 31 0.545 0.374 Valid
12 0.571 0.374 Valid 32 0.792 0.374 Valid
13 0.777 0.374 Valid 33 0.248 0.374 Drop
14 0.739 0.374 Valid 34 0.591 0.374 Valid
15 0.301 0.374 Drop 35 0.691 0.374 Valid
16 0.370 0.374 Drop 36 0.680 0.374 Valid
17 0.370 0.374 Drop 37 0.680 0.374 Valid
18 0.008 0.374 Drop 38 0.792 0.374 Valid
19 0.257 0.374 Drop 39 0.526 0.374 Valid
20 -0.018 0.374 Drop 40 0.602 0.374 Valid
motivasi belajar siswa ini yang disusun dalam 35 butir pertanyaan yang
selanjutnya di uji validitas butir dan reliabilitas instrumen sehingga
berikut :
n . ∑ XY −( ∑ X ) (∑Y )
r hitung =
√ {n ∑ X 2−(∑ X)2 }{n ∑Y 2−¿ ¿
Keterangan :
r = koefisien korealasi
∑ X = jumlah nilai-nilai X
∑ Y = jumlah nilai-nilai Y
n = banyaknya sampel
Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung lebih besar dari pada
rtabel maka butir soal dianggap valid, sedangkan jika r hitung lebih kecil dari
pada rtabel maka butir soal tidak valid. Pada penelitian ini karena uji coba
No. No.
r Hasil r Hasil
Buti r tabel Buti r tabel
hitung Uji hitung Uji
r r
1 0.526 0.374 Valid 21 0.526 0.374 Valid
2 0.860 0.374 Valid 22 0.860 0.374 Valid
3 0.526 0.374 Valid 23 0.526 0.374 Valid
4 0.860 0.374 Valid 24 0.860 0.374 Valid
5 0.526 0.374 Valid 25 0.526 0.374 Valid
6 0.500 0.374 Valid 26 0.500 0.374 Valid
7 0.860 0.374 Valid 27 0.860 0.374 Valid
8 0.601 0.374 Valid 28 0.601 0.374 Valid
9 0.601 0.374 Valid 29 0.601 0.374 Valid
10 0.860 0.374 Valid 30 0.860 0.374 Valid
11 0.335 0.374 Drop 31 0.335 0.374 Drop
12 0.860 0.374 Valid 32 0.860 0.374 Valid
13 0.402 0.374 Valid 33 0.402 0.374 Valid
14 0.860 0.374 Valid 34 0.860 0.374 Valid
15 0.384 0.374 Valid 35 0.384 0.374 Valid
16 0.860 0.374 Valid
17 0.860 0.374 Valid
18 0.417 0.374 Valid
19 0.860 0.374 Valid
20 0.526 0.374 Valid
butir, yaitu butir nomor 11 dan 31. Butir pertanyaan yang tidak valid ini
data penelitian.
selanjutnya dibandingkan dengan rtabel pada uji satu sisi dengan taraf
lebih besar dari pada rtabel maka instrumen tersebut reliable. Pada
penelitian ini, karena dari hasil uji coba validitas diperoleh banyaknya
Matematika
Matematika
b. Definisi Operasional
tes atau angka yang diberikan oleh guru. Di dalam penelitian ini
pengolahan data.
Matematika
11 penyebaran serta
menggunakannya daam
16 peluang kejadian
trigonometri
25, 26,
27, 28,
29, 30
Matematika
rumus dimana:
r pbes=
St √
X i −X t Pt
.
Qi
Keterangan :
Si = Simpangan baku
No. No.
r Hasil r Hasil
Buti r tabel Buti r tabel
hitung Uji hitung Uji
r r
1 0.203 0.361 Revisi 21 0.532 0.361 Valid
2 0.335 0.361 Revisi 22 0.605 0.361 Valid
3 0.456 0.361 Valid 23 0.636 0.361 Valid
4 0.453 0.361 Valid 24 0.738 0.361 Valid
5 0.035 0.361 Revisi 25 0.628 0.361 Valid
6 0.325 0.361 Revisi 26 0.458 0.361 Valid
7 0.373 0.361 Valid 27 0.628 0.361 Valid
8 0.583 0.361 Valid 28 0.738 0.361 Valid
9 0.173 0.361 Revisi 29 0.177 0.361 Revisi
10 0.124 0.361 Revisi 30 0.251 0.361 Revisi
11 0.470 0.361 Valid 31 0.374 0.361 Revisi
12 0.163 0.361 Revisi 32 0.794 0.361 Valid
13 -0.027 0.361 Revisi 33 0.468 0.361 Valid
14 -0.038 0.361 Revisi 34 0.541 0.361 Valid
15 0.457 0.361 Valid 35 0.403 0.361 Valid
16 0.613 0.361 Valid
17 0.451 0.361 Valid
18 0.685 0.361 Valid
19 0.462 0.361 Valid
20 0.532 0.361 Valid
tinggi/reliable,
di atas.
Instrumen memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur
(
k St ∑ PiQi
)
2
r KR = 2
k−1 St
(Sugiyono, 2010:359-360)
Keterangan :
k = Banyak soal
Qi = 1 - Pi
tes yang baik, apabila butir item tes tersebut tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah. Kelas atas dan kelas bawah ditentukan dengan
B
P=
JS
Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
adalah : jika p > 0,70 kategori soal mudah, 0,30 < p < 0,70 kategori
kategori sedang ada 20 butir soal dan sukar ada 4 butir soal (nomor
dengan membagi testee ke dalam dua kelas, yaitu: kelas atas yang
S A −S B
DP= (Arikunto, Suharsimi, 2007:213)
IA
Keterangan :
DP = Daya pembeda
adalah : jika p < 0,20 kategori Batal/Tolak (B) , 0,20 < p < 0,50
kategori soal perbaiki (TP) , dan p < 0,50 kategori terima (T).
Dari prestasi perhitungan diperoleh bahwa soal yang termasuk
kategori batal terdapat 7 butir soal yakni nomor soal 5, 9, 10, 12, 13,
14, dan 24. Sedangkan soal yang termasuk kategori revisi (TP atau
butir 1, 2, 3,4 6, 7, 11, 15, 17, 25, 26 dan 30. Sedangkan butir soal
nomor 8, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 27, 28, dan 29
masing variabel. Selain itu juga masing-masing variabel akan diolah dan di
analisis ukuran pemusatan dan letak seperti mean, median dan modus serta
dan kurtosis.
berikut :
rentang
P=
banyak kelas
terkecil.
menentukan ujung bawah (UB) dan ujung atas (UA) setiap interval
kelas interval.
f. Menggambarkan grafik histogram dengan terlebih dahulu
menentukan tepi bawah (TB) dan tepi atas (TA) untuk masing-
∑ F 1−f i
Y=
n
Mo=b+ p
( b1
b 1−b 2 )
Keterangan :
Mo = Modus
terbanyak
P = panjang kelas
sebelumnya
setelahnya
c. Menentukan median (Me), dengan rumus :
( )
1
n−F
2 , dimana :
Me=b+ p
f
Me = median
n = banyaknya data
( )
k k
Yi2 . ft
SD=∑
n
− ∑ Yin. ft 2
, dan simpangan baku (S) = √ SD
i=1 i=1
20.0.
data dikatakan normal jika nila sig.KS > 0,05. Perhitungan normalitas
b. Uji Linieritas
JK (TC)
2
S TCk −2
SD= 2 =
SE JK ( E )
n−k
2) Jika Sig < 0,05 maka garis regresi tersebut tidak linier.
c. Uji Multikolinieritas
nilai koefisien korelasi antara variabel bebas, nilai VIF dan Tolerance,
nilai Eigenvalue, dan Condition index, serta nilai standar error koefisien
1) Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,01 maka tidak terjadi
multikolinieritas data.
2) Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,01 maka terjadi gejala
multikolinieritas data.
d. Uji Heteroskedastisitas
dengan melihat pola titik-titik pada scatterpolts regresi, hasil olah data
berdistribusi normal.
diketahui data layak untuk diolah lebih lanjut, maka langkah berikutnya
a. Analisis Korelasi
ouput program SPSS melalui analisis regresi yaitu pada tabel Model
Keterangan :
b. Analisis Regresi
Unstandardized Coefficients.
Coefficientsa
Unstandardized
Model Standardized Coefficients T Sig.
Coefficients
(Constant) B Std. Error Beta
1 X1
X2
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variabel : Y
Dari tabel diatas maka persamaan garis regresinya adalah :
Ŷ = a0 + a1 x1 + a2 x2
ANOVAb
Sum of Mean
Model DF F Sig.
Squares Square
Regresion
1 Residual
Total
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variabel : Y
G. Hipotesis Statistik
1. Hipotesis 1
Matematika.
H1 : β1 ≠ 0, β2 ≠ 0 terdapat pengaruh atas kompetensi pedagogik guru
2. Hipotesis 2
3. Hipotesis 3
masalah Matematika.
Matematika.
BAB IV
A. Deskripsi Data
62,64 dengan simpangan baku sebesar 6.401, median 63.00, modus sebesar
59, nilai maksimal sebesar 74, dan nilai minimal sebesar 49. Banyaknya
butir pertanyaan dalam instrumen ini adalah 28 dengan skor maksimal tiap
pertanyaan sebesar 5.
Valid 85
N
Missing 0
Mean 62.64
Median 63.00
Mode 59
Std. Deviation 6.401
Minimum 49
Maximum 74
kompetensi pedagogik guru SMK swasta di Jakarta Timur cukup baik. Hal
ini diindikasikan dengan perolehan nilai rerata 62,64, mendekati skor
yang berada di atas rata-rata lebih banyak dari pada yang di bawah rata-rata.
sebagai berikut:
85 responden siswa dihasilkan skor terendah 72, skor tertinnggi 110, skor
rata-rata 89.76, median sebesar 90.00, modus sebesar 98, dan simpangan
MOTIVASI BELAJAR
Valid 85
N
Missing 0
Mean 89.76
Median 90
Mode 98
Std. Deviation 9.876
Minimum 72
Maximum 110
belajar siswa SMK swasta di Jakarta Timur cukup baik. Hal ini
mediannya 90.00.
disimpulkan bahwa data skor skala motivasi belajar dalam penelitian inni
dari angket yang disebar sebanyak 85 siswa yang menjadi sampel penelitian
dijabarkan sebagai berikut: skor terendah yang diperoleh sebesar 12, skor
tertinggi sebesar 18, nilai rata-rata sebesar 26,78, median sebesar 17.00,
PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA
Valid 85
N
Missing 0
Mean 74.19
Median 74.00
Mode 69
Std. Deviation 4.355
Minimum 69
Maximum 87
Bisa dilihat dari hasil perhitungan di atas, maka bisa dikatakan
swasta di Jakarta Timur tergolong cukup baik. Hal ini diindikasikan dengan
ini adalah pengujian normalitas dan uji linieritas garis regresi partial antara
SPSS 20.0. Menurut ketentuan yang ada, maka kriteria dari normalitas
data adalah “jika p value (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima”, yang berarti
adalah bilangan yang tertera pada kolom Sig. dalam tabel hasil
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai pada kolom Sig. pada
diterima dengan kata lain bahwa data dari semua sampel pada penelitian
ini berdistribusi normal. Untuk memperkuat hasil pengujian tersebut
maka ditampilkan gambar grafik normal Q-Q Plot untuk setiap sampel.
Pedagogik Guru
normal.
Gambar 4.5 Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Motivasi Belajar
Dari gambar 4.5, dapat dilihat bahwa posisi setiap data
normal.
grafik normal Q-Q plotnya bisa dilihat pada gambar 4.6 berikut ini :
sebagai berikut :
linier.
b) H1 : garis regresi hubungan antara variabel X dan variabel Y tidak
linier.
maka H0 diterima atau data linier.” Nilai Sig. adalah bilangan yang
tertera pada kolom Sig. baris Deviation from Linierity dalam tabel
ANOVA hasil perhitungan uji linieritas garis regresi. Uji ini dilakukan
ANOVA Table
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Betwee (Combined 1.391.09
PEMECAHAN n ) 9 22 63.232 19.418 .000
MASALAH Groups
MATEMATIK 876.48 269.16
A Liniearity 876.486 1 6 9 .000
MOTIVASI
BELAJAR
Deviation 514.613 21 24.505 7.526 .007
from
Liniearity
Linierity adalah 0.07 > 0.05, sehingga H0 diterima atau garis regresi
ANOVA Table
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Betwee (Combined
PEMECAHAN n ) 998.899 24 41.621 4.203 .000
MASALAH Groups
MATEMATIKA 395.34
*
Liniearity 359.342 1 2 39.928 .000
MOTIVASI
BELAJAR
Deviation 603.557 23 26.242 2.650 .013
from
Liniearity
Linierity sebesar 0.13 > 0.05, sehingga H0 diterima atau garis regresi
bersamaan dengan uji garis regresi, yaitu dengan melihat nilai VIF
KEMAMPUAN .448 .046 .659 9.849 .000 .742 .736 .636 .939 1.065
PEDAGOGIK
GURU
MOTIVASI .148 .029 .335 5.009 .000 .496 .484 .325 .939 1.065
BELAJAR
Dari tabel 4.7 tersebut, nilai VIF dari kedua variabel X 1 maupun
d) Uji Heteroskedastisitas
tersebut.
secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta
distribusi normal.
distribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Z = 0.549 dan Sig
= 0,924 > 0,05. Hal ini berarti asumsi atau persyaratan analisis regresi
terpenuhi.
C. Uji Hipotesis
dalam Bab II. Hasil perhitungan dan pengujian bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda
Model Summary
Adjusted Std. Error
R R of the
Model R Square Square Estimate
1 .810a .656 .647 2.587
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI BELAJAR,
KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU
ANOVAa
Sum of Mean
df F Sig.
Model Squares Square
Regresion 1044.267 2 522.184 78.048 .000b
1 Residual 548.621 82 6.691
Total 1592.988 84
a. Dependent Variable : PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
b. Predictors: (Constant), MOTIVASI BELAJAR, KEMAMPUAN PEDAGOGIK
GURU
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.852 3.388 9.698 .000
KEMAMPUAN
PEDAGOGIK GURU .448 .046 .659 9.849 .000
MOTIVASI BELAJAR .148 .029 .335 5.009 .000
Matematika (Y).
H0 : βy1 = βy2 = 0
Artinya :
masalah Matematika.
Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan
H0 : βy1 = 0
H1 : βy1 ≠ 0
Artinya :
nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan thitung = 9.849 dengan menggunakan kriteria
pengujian ”jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau jika nilai Sig. < 0,05
H0 ditolak”. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat pengaruh yang
H0 : β2 = 0
H1 : β2 ≠ 0
Artinya :
nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan thitung = 5.009. Dengan menggunakan kriteria
pengujian”jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau jika nilai Sig. < 0,05
tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh variabel bebas X1
Matematika).
bahwa dengan motivasi belajar dan kompetensi pedagogik guru yang tinggi
prestasi belajar siswa sebesar 0,448 dan setiap ada kenaikan satu nilai
motivasi belajar siswa maka akan terdapat kenaikan prestasi belajar sebesar
nilai Sig. 0,000 dan Fhitung = 78.048 sehingga nilai Sig. < 0,05 dan F hitung>Ftabel
Menurut teori sintesa yang ada di Bab II, kompetensi pedagogik guru
penguasaaan bahan ajar sedangkan motivasi belajar adalah sesuatu yang dapat
yang diinginkan.
kesulitan dalam belajar terutama saat pembelajaran daring. Hal ini pun
motivasi belajar siswa dengan dorongan yang kuat yang ada pada diri siswa
untuk mencapai hasil belajar dalam hal ini hasis asesmen numerik sehingga
kompetensi pedagogik guru dalam hal ini bagaimana guru menguasai konsep
yang signifikan terhadap hasil asesmen numerik siswa SMK swasta di Jakarta
kompetensi pedagogik guru maka semakin baik pula hasil kemampuan siswa
menjadi salah satu solusi yang baik dalam peningkatan hasil pemecahan
masalah dalam mata pelajaran siswa yang dialami siswa, guru Matematika
menjadi motivasi yang baik untuk siswa sehingga siswa tersebut dapat lebih
termotivasi dalam belajar dan berprestasi dalam pelajaran. Dengan kata lain
masalah Matematika.
Timur. Hal ini mengandung arti bahwa motivasi belajar siswa telah
Hal ini berarti semakin tinggi tingkat motivasi belajar siswa, maka
Matematika.
yang diperoleh.
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar serta harapan
semakin tinggi dan sebaliknya apabila motivasi belajar siswa rendah maka
yang ia inginkan dan berusaha untuk mengetahui suatu pelajaran dengan cara
maka dalam belajar yang bersangkutan tidak merasa puas jika tidak berhenti
memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri, dan menambah motivasi dari
yang ingin mempunyai prestasi belajar yang tinggi, dia akan berusaha untuk