TUBERKULOSIS
A. Pendahuluan
Tuberkulosis sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di dunia, walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS
lebih diterapkan di banyak Negara sejak tahun 1995.Penyeba but ama meningkat beban
masalah TBC antara lain adalah kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat,
seperti pada negara-negara yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tetapi dengan disparitas yang terlalu lebar, sehingga masyarakat masih
mengalami masalah dengan kondisi sanitasi, papan, sandang, dan pangan yang buruk
beban determinan sosial yang masih berat seperti angka pengangguran, tingkat
pendidikan yang pendapatan per kapita yang masih rendah yang berakibat pada
kerentanan masyarakat terhadap TBC, kegagalan program TB selama ini, hal ini
diakibatkan oleh : tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan, tidak
memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat, penemuan
kasus atau diagnose yang tidak standar, obat tidak terjamin penyediaannya, tidak
dilakukan pemantauan, pencatatan, dan pelaporan yang standar), tidak memadainya
tata laksana kasus (diagnosis dan panduan obat yang tidak standar, gagal
menyembuhkan kasus yang telah di diagnosis), salah persepsi terhadap manfaat dan
efektifitas BCG, infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang
mengalami krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat, belum adanya system jaminan
kesehatan yang bisa mencakup masyarakat luas secara merata. (Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2014).
B. Latar Belakang
Dalam laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada
tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV
positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di wilayah Afrika. Pada tahun 2012,
diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TB MDR dan 170.000 orang
diantaranya meninggal dunia. Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar
terjadi pada pria tetapi angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga sangat
tinggi. Diperkirakan terdapat 2,9 juta kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah
kematian karena TB mencapai 410.000 kasus termasuk diantaranya adalah 160.000
orang wanita dengan HIV positif. Separuh dari orang dengan HIV positif yang
meninggal karena TB pada tahun 2012 adalah wanita. Pada tahun 2012 diperkirakan
proporsi kasus TB anak diantara seluruh kasus TB secara global mencapai 6%
(530.000 pasien TB anak/tahun). Sedangkan kematian anak (dengan status HIV
negative) yang menderita TB mencapai 74.000 kematian/tahun, atau sekitar 8% dari
total kematian yang disebabkan TB. Meskipun jumlah kasus TB tetap tinggi untuk
penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta juga menunjukkan
keberhasilan dalam pengendalian TB. Peningkatan angka insidensi TB secara global
telah berhasil dihentikan dan telah menunjukkan tren penurunan (turun 2% per tahun
pada tahun 2012), angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45% bila
dibandingkan tahun 1990.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan
rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan
tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan
kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB
juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan
dikucilkan oleh masyarakat. (Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun
2014)
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya angka kesembuhan minimal 90% dari semua penderita baru TCM
Rif Sen yang ditemukan.
b. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
- Kelompok khusus yang rentan atau beresiko tinggi sakit TB seperti pada
pasien dengan HIV (orang dengan HIV/AIDS).
- Kelompok yang rentan tertular TB seperti dirumah tahanan, lembaga
pemasyarakatan (para narapidana), mereka yang hidup pada daerah
kumuh, serta keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang
dengan TB TCM Rif Sen.
- Pemeriksaan terhadap anak di bawah 5 tahun pada keluarga TB harus
dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apakah diperlukan pengobatan
TB atau pengobatan pencegahan.
- Kontak dengan pasien TB resistan obat.
F. Sasaran
1. Penderita dan keluarga yang rawan TB
2. Semua kelompok masyarakat