BAB I Bktki
BAB I Bktki
PENDAHULUAN
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan sangat kuat
(kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil. Menurut definisi ini, molekul berbeda
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas apapun tanpa
bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-
gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan. Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang
kompleks yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara
1.1 Tujuan
B. Menambah wawasan tentang molekul dalam bidang matakuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia
C.Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Teknik Kimia
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah – masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
ISI
cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama baik jika cuplikan tersebut
diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan
proses mekanis apapun. Zat kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam (natrium klorida),
dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami
Konsep mengenai zat kimia terbentuk jelas pada akhir abad ke-18 dengan karya kimiawan Joseph
Proust mengenai komposisi beberapa senyawa kimia murni. Ia menyatakan "Semua cuplikan suatu senyawa
memiliki komposisi yang sama; yaitu bahwa semua cuplikan memiliki proporsi yang sama, berdasarkan massa, dari
unsur yang terdapat dalam senyawa tersebut". Ini dikenal sebagai hukum komposisi tetap, dan merupakan salah satu
Zat Adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat bisa berupa zat padat, zat cair dan zat gas. Zat
1. Unsur
Unsur adalah suatu zat yang sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Contoh unsur :
- Unsur Nitrogen / N
- Unsur Platina / Pt
Senyawa adalah zat tunggal yang terdiri atas beberapa unsur yang saling kait-mengait.
Contoh Senyawa :
- Senyawa Oksigen / O2
- Senyawa Alkohol / C2 H5 OH
3. Campuran
Campuran adalah zat yang tersusun dari beberapa zat yang lain jenis dan tidak tetap susunannya dari unsur dan
senyawa.
Contoh Campuran :
- Udara
- Tanah
- Air
1) Atom
ü Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat-sifat unsur itu
§ Molekul adalah partikel netral yang terdiri dari 2 atau lebih atom, baik atom sejenis maupun atom yang berbeda.
3) Ion
Ø Ion yang terdiri dari 1 atom disebut Ion Tunggal ( monoatom ), sedangkan ion yang terdiri dari 2 atau lebih
atom disebut Ion Poliatom
Ø Contoh :
Partikel Unsur
belerang S8 )
c. Molekul yang terdiri atas 2 atom disebut Molekul Diatomik ( contoh molekul hidrogen, nitrogen )
d. Molekul yang terdiri atas lebih dari 2 atom disebut Molekul Poliatomik ( contoh molekul fosforus, belerang )
Partikel Senyawa
molekul.
Contoh senyawa molekul : air ( H2O ) ; senyawa ion : Kalsium karbonat ( CaCO3 )
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan sangat kuat
(kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil. Menurut definisi ini, molekul berbeda
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas apapun tanpa
bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-
gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan. Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang
kompleks yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara
Ilmu yang mempelajari molekul disebut kimia molekuler ataupun fisika molekuler bergantung pada fokus kajiannya.
Kimia molekuler berkutat pada hukum-hukum yang mengatur interaksi antara molekul, manakala fisika molekuler
berkutat pada hukum-hukum yang mengatur struktur dan sifat-sifat molekul. Dalam prakteknya, perbedaan kedua
ilmu tersebut tidaklah jelas dan saling bertumpang tindih. Dalam ilmu molekuler, sebuah molekul terdiri dari suatu
sistem stabil yang terdiri dari dua atau lebih molekul. Ion poliatomik dapat pula kadang-kadang dianggap sebagai
molekul yang bermuatan. Istilah molekul tak stabil digunakan untuk merujuk pada spesi-spesi kimia yang sangat
reaktif.
Kebanyakan molekul sangatlah kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Kekecualian terdapat
keseluruhan molekul sekitar dua kali panjang ikatnya (0.74 Å). Satu molekul tunggal biasanya tidak dapat dipantau
menggunakan cahaya, namun dapat dideteksi menggunakan mikroskop gaya atom. Molekul dengan ukuran yang
Molekul memiliki geometri yang berbentuk tetap dalam keadaan kesetimbangan. Panjang ikat dan sudut ikatan akan
terus bergetar melalui gerak vibrasi dan rotasi. Rumus kimia dan struktur molekul merupakan dua faktor penting
yang menentukan sifat-sifat suatu senyawa. Senyawa isomer memiliki rumus kimia yang sama, namun sifat-sifat
yang berbeda oleh karena strukturnya yang berbeda. Stereoisomer adalah salah satu jenis isomer yang memiliki sifat
Rumus Kimia
Dibedakan menjadi 2 :
a. Rumus Molekul
b. Rumus Empiris
suatu senyawa
- letaknya berdekatan
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu melekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terkait
secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar, yaitu pada tekanan 100 KPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,
dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik,
yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan
tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan
klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan
tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah
karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom
oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan
jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan
pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar
molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit
untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam
kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air
dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen ( H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-).
Struktur molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk
molekul. Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan kovalen,
ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom tersebut berkisar dari jumlah
yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada
polimer, protein atau bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang,
mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan molekul mempunyai
kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau syarat-syarat unsur-unsur
tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak sembarang suatu unsure membentuk molekul.
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan
sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil. Menurut definisi ini,
molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia organik dan biokimia, istilah molekul digunakan
secara kurang kaku, sehingga molekul organik dan biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas
apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia dianggap sebagai
molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan.
Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O2), ataupun
terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air H2O). Atom-atom dan kompleks yang berhubungan secara
non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara umum tidak dianggap sebagai
Rumus empiris sebuah senyawa menunjukkan nilai perbandingan paling sederhana unsur-unsur
penyusun senyawa tersebut. Sebagai contohnya, air selalu memiliki nilai perbandingan atom hidrogen
berbanding oksigen 2:1. Etanol pula selalu memiliki nilai perbandingan antara karbon, hidrogen, dan
oksigen 2:6:1. Namun, rumus ini tidak menunjukkan bentuk ataupun susunan atom dalam molekul tersebut.
Contohnya, dimetil eter juga memiliki nilai perbandingan yang sama dengan etanol. Molekul dengan jumlah
atom penyusun yang sama namun berbeda susunannya disebut sebagai isomer.
Perlu diperhatikan bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai perbandingan atom-atom
penyusun suatu molekul dan tidak memberikan nilai jumlah atom yang sebenarnya. Rumus molekul
menggambarkan jumlah atom penyusun molekul secara tepat. Contohnya, asetilena memiliki rumus
Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai
Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan kimia.Lewis mengemukakan
bahwa suatu atom berikatan dengan cara menggunakan bersama dua elektron atau lebih untuk mencapai
Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam golongan gas mulia. Semua unsur gas
mulia di alam ditemukan dalam bentuk gas monoatomik dan tidak ditemukan bersenyawa di alam.
Kestabilan unsur gas mulia berkaitan dengan konfigurasi elektron yang menyusunnya seperti
yang dikemukakan oleh Gibert Newton Lewis dan Albrecht Kossel. Dilihat dari konfigurasi elektronnya,
unsur-unsur gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yaitu konfigurasi oktet yang berarti mempunyai
delapan elektron pada kulit terluar kecuali untuk unsur helium yang mempunyai konfigurasi duplet (dua
Unsur yang paling stabil dan sukar bereaksi adalah unsur- unsur gas mulia. Sedangkan unsur
seperti unsur kalium, natrium, fluorin, dan klorin merupakan unsur yang mempunyai sifat reaktif.
G.N. Lewis dan W. Kossel mengaitkan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi
elektronnya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yaitu konfigurasi oktet (mempunyai 8
elektron pada kulit luar), kecuali helium dengan konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit luar).
Kecenderungan unsur-unsur menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia dikenal
elektron-nya sama seperti unsur gas mulia. Konfigurasi oktet dapat dicapai oleh unsur lain selain
Serah terima elektron menghasilkan ikatan ion sedangkan ikatan kovalen dihasilkan apabila terjadi
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 atau K=2, L=8 M=1, pelepasan 1 elektron akan menjadikan
17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau K=2, L=8, M=7, penerimaan 1 elektron menjadikan
18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 atau K=2, L=8, M=8
Gibert Newton Lewis dan Albrecht Kossel pada tahun 1916 mengemukakan teori
Ø Elektron pada kulit terluar (elektron valensi) berperan penting dalam pembentukan ikatan
kimia.
Ø Ion positif dan ion negatif membentuk ikatan kimia yang disebut ikatan ionik.
Ø Pembentukan ikatan kimia dapat juga terjadi dengan pemakaian elektron ikatan secara
Ø Pembentukan ikatan ionik dan ikatan kovalen bertujuan untuk mencapai konfigurasi stabil
Lambang Lewis merupakan lambang atom yang dikelilingi oleh sejumlah titik yang
menyatakan elektron. Lambang Lewis untuk unsur golongan utama dapat disusun dengan
Satu titik ditempatkan untuk tiap atom dengan jumlah maksimum empat titik. Titik kedua dan
Penyusunan tabel periodik dan konsep konfigurasi elektron telah membantu para ahli
kimia menjelaskan proses pembentukan molekul dan ikatan yang terdapat dalam suatu molekul.
atom akan bergabung dengan sesama atom lainnya membentuk molekul dengan tujuan untuk
Kestabilan dicapai saat atom-atom memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia
(semua kulit dan subkulit terisi penuh oleh elektron serta memiliki 8 elektron valensi).Saat atom-
atom berinteraksi, hanya elektron valensi yang terlibat dalam proses pembentukan ikatan kimia.
Untuk menunjukkan elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan, para ahli
kimia menggunakan simbol Lewis dot, yaitu simbol suatu unsur dan satu dot untuk mewakili tiap
Jumlah elektron valensi suatu unsur sama dengan golongan unsur bersangkutan. Sebagai
contoh, unsur Mg terletak pada golongan IIA, sehingga memiliki 2 elektron valensi (2 dot).
Sementara, unsur S yang terletak pada golongan VIA, akan memiliki 6 elektron valensi (6 dot).
Unsur yang terletak pada golongan yang sama akan memiliki struktur Lewis dot yang serupa.
1. Pada senyawa BCl 3 dan PCl5, atom boron dikelilingi 6 elektron, sedangkan atom fosfor dikelilingi
10 elektron.
2. Menurut teori ini, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk suatu unsur tergantug jumlah
Ada 2 elektron tunggal. sehingga oksigen dapat membentuk 2 ikatan (H-O-H; O=O). akan tetapi:
elektron dalam orbital suatu sub kulit ialah bahwa elektron-elektron tidak membentuk
Contoh :5B : 1s2 2s2 2px1 (hibridisasi) 1s2 2s1 2px1 2py1
Tampak setelah terjadi hibridisasi untuk berikatan dengan atom B memerlukan tiga buah
2.3.1 Menurut teori di atas, unsur gas mulia tidak dapat membentuk ikatan karena di sekelilingnya
telah terdapat 8 elektron. Tetapi saat ini sudah diketahui bahwa Xe dapat membentuk senyawa,
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik
antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
Ø atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
Ø penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
Ø penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan
Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur. Elektron
yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan
VIIIA atau golongan 8A (gas mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan
membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi
sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium). Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan
konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.
akibat gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dengan ion negatif. Ikatan ion dibentuk
antara atom yang mudah melepaskan elektron dengan atom yang mudah menangkap elektron.
Apabila atom netral melepaskan elektron, akan terbentuk ion positif. Sebaliknya bila atom netral
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung,
atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na +), sedangkan atom-atom klor
menerima elektron untuk membentuk anion (Cl -). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam
Natrium merupakan logam dengan reaktivitas tinggi karena mudah melepas elektron dengan
energi ionisasi rendah sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan
elektron yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom klorin akan menarik
satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion negatif. Adanya
ion positif dan negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk natrium
klorida.
Ikatan kovalen sering disebut juga dengan ikatan homopolar. Ikatan kovalen adalah ikatan
yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan
ini biasanya terjadi antara atom logam dan atom non logam. Penggunaan bersama pasangan
elektron biasanya menggunakan notasi titik electron atau lebih dikenal dengan struktur Lewis.
Contohnya: HF, CH4, NH3, H2, dan lain-lain. Ikatan kovalen dapat dibedakan sebagai berikut:
Ikatan kovalen tunggal terjadipada senyawa seperti hidrogen (H 2), asam klorida (HCl), metana
(CH4), air (H2O) dan sebagainya. Pembentukan ikatan kovalen tunggal dapat dilihat dari
® Pembentukan molekul H2
1H = H *
1H = H ·
Tanda titik dan silang menunjukkan elektron berasal dari atom yang berbeda.
H *· H ditulis H ¾ H
17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau K=2, L=8, M=7
••H * Cl ditulis H ¾ Cl
Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang mempunyai ikatan tak jenuh
karena ikatan antar atomnya lebih dari satu. Ikatan yang ada dalam molekul oksigen (O 2)
merupakan ikatan kovalen rangkap dua. Oksigen memiliki 6 elektron valensi dan memerlukan 2
2 elektron lagi agar dalam keadaan stabil. Bentuk struktur Lewisnya sebagai berikut.
® Pembentukan molekul O2
Contoh dari ikatan rangkap tiga adalah molekul Nitrogen (N 2). Nitrogen mempunyai 5 elektron
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron
Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan
bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan digambarkan dengan tanda anak
panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Dalam ikatan kovalen koordinasi, pasangan elektron ikatan hanya berasal dari salah satu
atom yang berikatan. Dengan demikian, atom-atom yang berikatan secara kovalen koordinasi
salah satunya harus mempunyai pasangan elektron bebas dan atom pasangannya harus
mempunyai orbital kosong. Ikatan kovalen koordinasi sering disebut ikatan semipolar.
Contoh:
Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam suatu unsur logam dengan menggunakan
interaksi antar elektron valensi. Unsur logam mempunyai kecenderungan untuk menjadi ion
positif karena energi potensial ionisasi yang rendah dan mempunyai elektron valensi kecil.
Ikatan logam terjadi karena adanya saling meminjamkan elektron, namun proses ini
tidak hanya terjadi antara dua atau beberapa atom tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas.
Setiap atom memberikan elektron valensinya untuk digunakan bersama, sehingga terjadi ikatan
maka gaya tarik menarik akan “menariknya” kembali ke posisi semula. Demikian pula jika atom
mendekat kesalah satu atom maka akan ada gaya tolak antar inti atom. Jarak yang sama
disebabkan oleh muatan listrik yang sama dari atom logam tersebut.
Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan beraturan sedangkan elektron
yang saling dipinjamkan bergerak seperti mobil seolah-olah membentuk “kabut elektron” atau
“lautan elektron”. Hal ini yang meyebabkan munculnya sifat daya hantar listrik pada logam.
pengahantar panas dan listrik yang baik. Kekuatan ikatan logam bergantung pada banyaknya
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terjadi akibat gaya tarik antarmolekul antara
dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Ikatan hidrogen seperti interaksi
dipol-dipol dari Van der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari
sebuah atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal dari
sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti
atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N), Belerang (S) dan Posfor (P). Muatan parsial negatif
tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang dimilikinya. Muatan parsial yang berasal dari
pembentukan materi yang sangat penting untuk kehidupan kita. Contoh: air, sebagai dasar
kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen lebih kuat dari gaya antarmolekul
lainnya, namun lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion, contoh ikatan
hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H yang
atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul atau didalam
molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada antar
molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut
Sebagai gambaran, di apotik umumnya dijual alkohol 70% atau etanol, digunakan untuk
membersihkan bagian tubuh agar terbebas dari kuman. Tentunya berbeda dengan etanol murni.
Perbedaan berdasarkan komposisi larutan tersebut, untuk yang murni hanya terdapat molekul
etanol, sedangkan untuk etanol 70% mengandung etanol 70 bagian dan 30 bagiannya adalah air.
Untuk etanol murni terjadi ikatan hidrogen antar molekul etanol, sedangkan yang 70% terjadi
Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari
suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ/mol atau kJ mol-1 )
Energi ikatan adalah perubahan entalpi yang diperlukan untk memutuskan ikatan dalam satu
mol molekul gas. Energi ikatan adalah bayaknya energi yang berkaitan dengan satu ikatan dalam
kimia, yaitu apa yang menyebabkan atom dapat saling berikatan menjadi molekul. Ada beberapa teori yang
memberikan postulat – postulatnya tentang bagaimana bentuk dari suatu senyawa, antara lain, teori Valence-Shell
Elektron Pair Repulsion (VSEPR), teori Ikatan Valensi, teori Orbital Molekul, teori Lewis, dan sebagainya. Mengenai
ikatan kovalen, dikenal dua jenis pendekatan yaitu teori Orbital Molekul (teori MO) dan teori ikatan valensi (teori
VB). Berdasarkan teori ikatan valensi, ikatan kovalen dapat terbentuk jika terjadi tumpang tindih orbital valensi
dari atom yang berikatan.Teori Ikatan Valensi mampu secara kualitatif menjelaskan kestabilan ikatan kovalen
sebagai akibat tumpang-tindih orbital-orbital atom. Dengan konsep hibridisasi pun dapat dijelaskan geometri
molekul sebagaimana yang diramalkan dalam teori VSEPR, tetapi sayangnya dalam beberapa kasus, teori ikatan
valensi tidak dapat menjelaskan sifat-sifat molekul yang teramati secara memuaskan. Contohnya adalah molekul
Menurut gambaran struktur Lewis Oksigen di atas, semua elektron pada O2 berpasangan dan molekulnya
seharusnya bersifat diamagnetik, namun kenyataanya, menurut hasil percobaan diketahui bahwa Oksigen bersifat
paramagnetik dengan dua elektron tidak berpasangan. Temuan ini membuktikan adanya kekurangan mendasar
dalam teori ikatan valensi, sesuatu yang mendorong pencarian alternatif pendekatan ikatan yang lain yang dapat
menjelaskan sifat-sifat O2 dan molekul-molekul lain yang tidak cocok dengan ramalan teori ikatan valensi. Untuk
menjawab hal tersebut diperlukan teori lain yang dapat mendukung kelemahan teori ikatan valensi ini yaitu teori
Orbital Molekul.
Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik dengan menggunakan pendekatan
mekanika kuantum yang lain yang disebut sebagai teoriorbital molekul (OM), yang menggambarkan ikatan kovalen
melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan
dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan. Perbedaan antara orbital molekul dan orbital atom adalah
bahwa orbital atom terkait hanya dengan satu atom. Teori OM menjelaskan bahwa atom-atom individu tidak lagi
terdapat dalam molekul. Menurut Bird, T (1987), atom-atom telah melebur menjadi satu kesatuan yaitu molekul
itu sendiri. Pendekatan dimulai dengan inti-inti atom yang terdapat dalam molekul pada posisi-posisi tertentu
sebagai suatu kesatuan, baru kemudian satu per satu elektron ditempatkan ke dalam sistem tersebut.
Kebalikannya, teori ikatan valensi lebih mendasarkan pendekatannya pada sudut pandangan kimia dalam arti
bahwa atom-atom secara individu dianggap memang terdapat dalam molekul. Struktur molekul dianggap sebagai
ikatan-ikatan yang terbentuk karena pertumpangtindihan orbital-orbital atom-atom yang terdapat dalam molekul
tersebut.
Teori orbital molekular mengandaikan bahwa apabila dua atom atau lebih bergabung membentuk suatu spesies,
maka spesies ini tidak lagi memiliki sifat orbital atomik secara individual, melainkan membentuk orbital molekular
“baru”. Orbital molekular adalah hasil tumpang-tindih dan penggabungan orbital atomik pada molekul.Menurut
pendekatan lurus (linear combination), jumlah molekuler yang bergabung sama dengan orbital atomik yang
bergabung. Bila dua atom yang bergabung masing-masing menyediakan satu orbital atomik maka dihasilkan dua
orbital molekuler, salah satu merupakan kombinasi jumlahan kedua orbital atomik yang saling menguatkan dan
lainnya kombinasi kurangan yang saling meniadakan. Kombinasi jumlahan menghasilkan orbital molekuler ikat
(bonding) yang mempunyai energi lebih rendah, dan kombinasi kurangan menghasilkan orbital molekuler antiikat
(antibonding).
Orbital molekuler ikat (bonding) yaitu orbital dengan rapatan elektron ikat terpusat mendekat pada daerah antara
kedua inti atom yang bergabung dan dengan demikian menghasilkan situasi yang lebih stabil.Orbital molekuler
antiikat (antibonding) yaitu orbital dengan rapatan elektron ikat terpusat menjauh dari daerah antara inti atom
yang bergabung dan menghasilkan situasi kurang stabil.Penempatan elektron dalam orbital molekul ikatan
menghasilkan ikatan kovalen yang stabil, sedangkan penempatan elektron dalam orbital molekul antiikatan
menghasilkan ikatan kovalen yang tidak stabil. Jika pada daerah tumpang-tindih ada orbital atomik yang tidak
bereaksi dalam pembentukan ikatan, orbital ikatan yang dihasilkan disebut orbital nonikat (nonbonding).
Dalam orbital molekul ikatan kerapatan elektron lebih besar di antara inti atom yang berikatan. Sementara, dalam
orbital molekul antiikatan, kerapatan elektron mendekati nol diantara inti. Perbedaan ini dapat dipahami bila kita
mengingat sifat gelombang pada elektron. Gelombang dapat berinteraksi sedemikian rupa dengan gelombang lain
membentuk interferensi konstruktif yang memperbesar amplitudo, dan juga interferensi destruktif yang
meniadakan amplitudo.Pembentukan orbital molekul ikatan berkaitan dengan interferensi konstruktif, sementara
pembentukan orbital molekul antiikatan berkaitan dengan interferensi destruktif. Jadi, interaksi konstruktif dan
interaksi destruktif antara dua orbital 1s dalam molekul H2 mengarah pada pembentukan ikatan sigma (σ1s) dan
Gambar 2.1 (a) interaksi konstruktif yang menghasilkan orbital molekul ikatan sigma (b) interaksi destruktif yang
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada orbital molekul antiikatan sigma terdapat simpul (node) yang
menyatakan kerapatan elektron nol, sehingga kedua inti positif saling tolak-menolak.
Gambar 2.2 Tingkat energi orbital molekul ikatan dan antiikatan molekul H2
Penggunaan teori orbital molekul ini dapat diterapkan pada molekul-molekul lain selain molekul H2. Hanya saja,
jika dalam molekul H2 kita hanya perlu memikirkan orbital 1s saja, maka pada molekul lain akan lebih rumit karena
kita perlu memikirkan orbital atom lainnya juga. Untuk orbital p, prosesnya akan lebih rumit karena orbital ini
dapat berinteraksi satu sama lain dengan cara yang berbeda. Misalnya, dua orbital 2p dapat saling mendekat satu
sama lain ujung keujung untuk menghasilkan sebuah orbital molekul ikatan sigma dan orbital molekul antiikatan
sigma. Selain itu, kedua orbital p dapat saling tumpang tindih secara menyimpang untuk menghasilkan orbital
orbital p saling tumpang tindih ujung-ke-ujung. (b) ketika orbital p saling tumpang tindih menyamping, terbentuk
Dalam orbital molekul sigma (sigma moleculer orbital) (ikatan atau antiikatan,kerapatan elektron terkonsentrasi
secara simetris di seputar garis antara kedua inti atom-atom yang berikatan. Dua elektron dalam orbital molekul
sigam membentuk ikatan sigma. Dalam orbital molekul pi (ikatan atau antiikatan), kerapatan elektron
terkonsentrasi di atas dan di bawah garis imajineryang menghubungkan kedua inti atom yang berikatan. Dua
elektron dalam orbital molekul pi membentuk ikatan pi. Ikatan rangkap duahampir selalu terdiri atas ikatan sigma
dan ikatan pi, ikatan rangkap selalu berupa ikatan sigma dengan dua ikatan pi (Chang, R, 1987).
Fungsi gelombang elektron dalam suatu atom disebut orbital atom. Karena kebolehjadian menemukan elektron
dalam orbital molekul sebanding dengan kuadrat fungsi gelombang, peta elektron nampak seperti fungsi
gelombang. Suatu fungsi gelombang mempunyai daerah beramplitudo positif dan negatif yang disebut cuping
(lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif dengan negatif dalam molekul akan memperkuat
satu sama lain membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu sama lain tidak
membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi besarnya integral tumpang tindih dalam kimia
kuantum.
Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital molekul yakni fungsi
gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul adalah jumlah atom, dan orbital molekul ini
diklasifikasikan menjadi orbital molekul ikatan, non-ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi
orbital itu dalam ikatan antar atom. Syarat pembentukan orbital molekul ikatan sebagai berikut:
Kasus paling sederhana adalah orbital molekul yang dibentuk dari orbital atom A dan B dan akan dijelaskan di sini.
Orbital molekul ikatan dibentuk antara A dan B bila syarat-syarat di atas dipenuhi, tetapi bila tanda salah satu
orbital atom dibalik, syarat ke-2 tidak dipenuhi dan orbital molekul anti ikatan yang memiliki cuping yang
Tingkat energi orbital molekul ikatan lebih rendah, sementara tingkat energi orbital molekul anti ikatan lebih tinggi
dari tingkat energi orbital atom penyusunnya.Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin
kuat ikatan. Bila tidak ada interaksi ikatan dan anti ikatan antara A dan B, orbital molekul yang dihasilkan adalah
orbital non ikatan. Elektron menempati orbital molekul dari energi terendah ke energi yang tertinggi. Orbital
molekul terisi dan berenergi tertinggi disebut HOMO (highest occupied molekuler orbital) dan orbital molekul
Dua atau lebih orbital molekul yang berenergi sama disebut orbital terdegenerasi (degenerate). Orbital-orbital itu
dinamakan sigma (σ) atau pi(π) sesuai dengan karakter orbitalnya. Suatu orbital sigma mempunyai simetri rotasi
sekeliling sumbu ikatan, dan orbital pi memiliki bidang simpul. Oleh karena itu, ikatan sigma dibentuk oleh
tumpang tindih orbital s-s, p-p, s-d, p-d, dan d-d (Gambar 2.5) dan ikatan pi dibentuk oleh tumpang tindih orbital p-
Bila dua fungsi gelombang dari dua atom dinyatakan dengan φA dan φB, orbital molekul adalah kombinasi linear
orbital atom (linear combination of the atomic orbitals (LCAO) diungkapkan sebagai :
Menurut Bird, T (1987), pendekatan orbital molekuler memiliki beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi. Prinsip
a. Jumlah molekuler yang terbentuk sama dengan jumlah orbital atomik yang berinteraksi.
b. Jumlah orbital antiikatan yang terbentuk sama dengan jumlah orbital ikatan.
c. Tiap orbital molekuler dapat menampung dua elektron yang harus memiliki spin yang berlawanan.
d. Elektron-elektron yang terdapat pada orbital molekuler juga mengikuti aturan Hund dan prinsip Pauli.
e. Untuk membentuk ikatan yang stabil, jumlah elektron dalam orbital ikatan harus lebih besar daripada jumlah
Untuk memahami sifat-sifat molekul, kita harus mengetahui bagaimana elektron-elektron terdistribusi di antara
orbital-orbital molekul. Prosedur untuk menentukan konfigurasi elektron suatu molekul analog dengan prosedur
yang digunakan untuk menentukan konfigurasi elektron atom. Chang, R (1987) membuat aturan konfigurasi
elektron untuk membantu memahmi kestabilan orbital molekul. Aturan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Jumlah orbital molekul yang terbentuk selalu sama dengan jumlah orbital atom yang bergabung.
b. Semakin stabil orbital molekul ikatan, semakin kurang stabil orbital molekul antiikatan yang berkaitan.
c. Pengisian orbital molekul dimulai dari energi rendah ke energi tinggi. Dalam molekul stabil, jumlah elektron
dalam orbital molekul ikatan selalu lebih banyak daripada dalam orbital molekul antiikatan karena kita selalu
menempatkan elektron dalam orbital molekul ikatan yang berenergi lebih rendah terlebih dahulu.
d. Ketika elektron ditambahkan ke orbital molekul dengan energi yang sama, susunan yang paling stabil
diramalkan aoleh aturan Hund, yaitu elektron memasuki ke orbital-orbital molekul ini dengan spin sejajar.
e. Jumlah elektron dalam orbital molekul sama dengan jumlah semua elektron pada atom-atom yang berikatan.
Senyawa diatomik homointi terdiri dari dua unsur yang memiliki inti atom yang identik. Atom-atom yang sama
akan memiliki tingkat energi yang sama pula. Dalam molekul hidrogen (H2) tumpang tindih orbital 1s masing-
masing atom hidrogen membentuk orbital ikatan σg bila cupingnya mempunyai tanda yang sama dan antiikatan
σu bila bertanda berlawanan, dan dua elektron mengisi orbital ikatan σg (Gambar 2.7).
Gambar 2.7 Orbital molekul H2, tanda panah mengindikasikan spin elektronnya
Terbentuknya orbital molekuler pada molekul H2 dapat didekati dengan metoda KLOA (Kombinasi Linear Orbital
Atomik) sebagai berikut:
Ψ = N (Ψx + Ψy)
Ψ* = N (Ψx + Ψy)
Dimana dt adalah volume unsur dalam tiga dimensi yaitu: dt = dx.dy.dz. dari persamaan dapat diperoleh peluang
Ψ2 = N2 (Ψx2 + Ψy2 + 2Ψx Ψy)
Ψ*2 = N2 (Ψx2 + Ψy2 - 2ΨxΨy)
-2Ψx Ψymenyatakan penurunan kepekatan elektron pada daerah antara kedua inti (Bird, T, 1987).
Dari Gambar 2.8 dapat diketahui bahwa selain adanya orbital atom (samping), ada juga orbital molekul (Tengah).
Elektron-elektron pada orbital molekul merupakan jumlah dari elektron-elektron yang terdapat di dalam masing-
masing orbital kulit valensi unsur penyusunnya. Orbital s akan membentuk ikatan sigma dan orbital p akan
membentuk ikatan pi. Orbital dengan tanda asterik (*) berarti merupakan orbital anti pengikatan, suatu molekul
menjadi tidak stabil. Semakin banyak elektron pada orbital anti pengikatan, suatu molekul akan semakin tidak
stabil. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa gas O2 merupakan gas paramagnetik karena elektron tidak
mengisi orbital π*px dan π*py secara penuh/ sehingga konfigurasi elektron valensi molekul O2adalah:
Kita dapat menuliskan seperti bentuk kedua karena orientasi x, y, z tidak menjadi masalah berarti.
Gambar 2.9 Orbital molekul N2
Orde ikatan antar atom adalah separuh dari jumlah elektron yang ada di orbital ikatan dikurangi dengan jumlah
yang ada di orbital anti ikatan. Misalnya, dalam N2 atau CO, orde ikatannya adalah (8 – 2)/2= 3 dan nilai ini
Atom-atom pada senyawa ini memiliki keelektronegativitas yang berbeda, maka tentu atom-atom memiliki tingkat
energi yang berbeda pula. Orbital molekul dua atom yang berbeda dibentuk dengan tumpang tindih orbital atom
yang tingkat energinya berbeda. Tingkat energi atom yang lebih elektronegatif umumnya lebih rendah, dan orbital
molekul lebih dekat sifatnya pada orbital atom yang tingkat energinya lebih dekat. Oleh karena itu, orbital ikatan
mempunyai karakter atom dengan keelektronegatifan lebih besar, dan orbital anti ikatan mempunyai karakter
Misalnya, lima orbital molekul dalam hidrogen fluorida, HF, dibentuk dari orbital 1s hidrogen dan orbital 2s dan 2p
fluor, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 2.21. Orbital ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ
anti ikatan memiliki karakter 1s hidrogen. Karena hidrogen hanya memiliki satu orbital 1s, tumpang tindih dengan
orbital 2p fluor dengan karakter π tidak efektif, dan orbital 2p fluor menjadi orbital nonikatan. Karena HF memiliki
Gambar 2.10 Orbital molekul HF
Dalam karbon monoksida, CO, karbon dan oksigen memiliki orbital 2s dan 2p yang menghasilkan baik ikatan sigma
dan pi, dan ikatan rangkap tiga dibentuk antar atomnya. Walaupun 8 orbital molekulnya dalam kasus ini secara
kualitatif sama dengan yang dimiliki molekul yang isoelektronik yakni N2 dan 10 elektron menempati orbital
sampai 3σ, tingkat energi setiap orbital berbeda dari tingkat energi molekul nitrogen. Orbital ikatan 1σ memiliki
karakter 2s oksigen sebab oksigen memiliki ke-elektronegativan lebih besar. Orbital antiikatan 2π dan 4σ memiliki
Konfigurasi elektron valensi molekul CO adalah (σ2s)2(σ*2s)2(π2p)4(σ2p)2. Pada molekul diatomik heterointi,
energi orbital π2p lebih rendah dibanding σ2p, sehingga letak orbital σ2p berada di atas π2p, berbeda dengan letak
Gambar2.12.OrbitalmolekulHCl
atom Cl.
elektron dalam orbital
ini tidakberkontribusi secara signifkan dalam pengikatan kimia. Karena klor lebih elektronegative daripada hidroge
dihasilkan adalah:
(3sCl)2 (σ)2 (3pCl)4
nonpengikatan tidak mempengaruhi orde ikatan.elektron-elektron dalam orbital σ
dandengan demikian HCl memiliki momen dipole Hδ+Cl δ-.
Untuk menentukan seberapa stabil suatu molekul diatomik, kita tentu membutuhkan patokan kuantitatifnya.
Disini dapat digunakan orde ikatan sebagai nilai kestabilan tersebut. Semakin besar nilai orde ikatan, semakin stabil
molekul tersebut.
Dari rumus tersebut, dapat disimpulkan semakin banyak elektron pada orbital anti ikatan, semakin tidak stabil
molekul tersebut.
Sebagai contoh urutan kestabilan H2+, H2, He2+, dan He.
Dengan menggunakan rumus di atas, kita dapat mengurutkan spesi-spesi di atas berdasarkan tingkat
kestabilannya:
H2>H2+>He2+> He.