Anda di halaman 1dari 31

Perbandingan Kebijakan

Pendidikan Indonesia
dengan Kebijakan
Pendidikan di Negara
ASEAN
KELOMPOK 8
Kelompok 8

Desyana Patresia T Image Deice D Nathasya Thesalonika


Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil
perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang
dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk
mewujudkaan tercapainya tujuan pendidikan. Di lingkup ASEAN
sendiri terdapat lembaga untuk menjalin kerja sama antar
Kementerian Pendidikan, dibentuklah The Southeast Asian
Ministers of Education Organization (SEAMEO). Tujuan
utamanya adalah memajukan kualitas dan kesetaraan
pendidikan di ASEAN.
Kebijakan Pendidikan di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yaitu memiliki beribu-ribu pulau, jumlah pulaunya
mencapai lebih dari 17.000 pulau, yang mana dengan kondisi demografi negara Indonesia
yang seperti ini merupakan suatu tantangan bagi Indonesia dalam melakukan penyampaian
sistem pendidikan yang komprehensif dan terintegrasi. Di Indonesia yang
bertanggungjawab akan pendidikan yaitu Kementrian Pendidikan dan Budaya dan
Kementrian Agama yang mana bertanggungjawab atas semua sekolah yang berkaitan
dengan sekolah yang berbasis pendidikan khusus agama. Sedangkan untuk pendidikan non
formal secara eksplisit diatur dalam konstitusi, sebab didalam sistem pendidikannya
terdapat perbedaan antara pendidikan formal dan non formal. Pendidikan non formal
berfumgsi sebagai sarana bagi masyarakat dalam menambah pendidikan formal sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada siswa.
Tujuan Jenjang
Pendidikan
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
pendidikan dasar (SD/MI, SLTP/MTs),
kemampuan dan membentuk watak serta
pendidikan menengah (SMU, MA, SMK),
peradapan bangsa yang bermartabat dalam
dan pendidikan tinggi (Akademi,
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut,
bertujuan untuk berkembangnya potensi
Universitas). Meski tidak termasuk
peserta didik agar menjadi manusia yang
dalam jenjang pendidikan, terdapat pula
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
pendidikan anak usia dini, pendidikan
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
yang diberikan sebelum memasuki
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang
pendidikan dasar.
demokratis serta bertanggung jawab
Pendidikan
Pendidikan Dasar
Menengah

Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin Pendidikan menengah merupakan lanjutan


terselenggaranya wajib belajar bagi setiap pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas:
warga negara yang berusia 6 (enam) tahun Pendidikan menengah umum, dan
pada jenjang pendidikan dasar tanpa Pendidikan menengah kejuruan.
memungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk: Pendidikan menengah berbentuk:
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Menengah Atas (SMA),
(MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta Madrasah Aliyah (MA),
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk
yang sederajat. lain yang sederajat.

Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk:
Akademi,
Politeknik,
Sekolah tinggi,
Institut, atau

Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada


masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan vokasi.
Kebijakan Anggaran Pendidikan di Indonesia
Anggaran pendidikan tahun 2023 sebesar Rp608,3 triliun menggambarkan 20% dari
anggaran belanja negara dalam APBN 2023 . Pemerintah pusat akan mengalokasikan
Rp233,9 triliun terutama untuk Program Indonesia Pintar kepada 20,1 juta siswa dan
Kartu Indonesia Pintar Kuliah untuk 976,8 ribu mahasiswa. Selain itu, Tunjangan Profesi
Guru baik untuk yang PNS maupun non-PNS juga tetap akan disediakan.

Sementara itu Rp305 triliun yang disalurkan melalui Transfer ke Daerah ditujukan untuk
membiayai operasional sekolah bagi 44,2 juta siswa dan untuk biaya operasional PAUD
bagi 6,1 juta peserta didik. Sebanyak Rp69,5 triliun disiapkan untuk dana abadi pendidikan
termasuk dana abadi pesantren, dana abadi riset, dana abadi perguruan tinggi, dan dana
abadi kebudayaan.
Kebijakan Pendidikan di Singapura
Singapura memiliki sistem pendidikan yang kuat dan para siswanya memiliki cita-cita
yang tinggi dan mendapatkan hasil serta penghargaan yang sangat baik. Hal Ini diakui di
seluruh dunia. Singapura punya sekolah dengan akreditasi yang baik, dan pemimpin
sekolah serta guru-guru yang cakap, dan fasilitas yang memadai di antara yang terbaik di
dunia. Sistem ini mencoba untuk membangun kekuatan dalam mempersiapkan generasi
penerus Singapura di masa yang akan datang. saat ini Singapura menduduki peringkat ke
sembilan dalam Indeks Pendidikan UNESCO dengan skor 0,768. Pada tahun 2013 silam,
Singapura tercatat hanya terdapat 1,3% siswa yang tidak dapat menuntaskan pendidikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Singapura bergerak menuju sistem pendidikan yang
lebih fleksibel dan beragam dan bertujuan untuk memberikan siswa pilihan yang lebih baik
dalam memenuhi minat dan cara belajar mereka yang berbeda.

Jenjang Pendidikan
Sistem pendidikan di negara Singapura neniliki 4 lembaga utama yaitu Pemerintah,
Universitas lokal, sekolah swasta, dan sekilah sistem internasional. Pendidikan pra
sekolah di negara singapura dimulai dari anak usia 3 tahun hingga 6 tahun. Terdaftar di
menteri pendidikan, dan Tk dilaksanakan oleh yayasan masyarakat m, perkumpulan
keagamaan san organisasi sosial bisnis. Sekolah Dasar di singapura melanjutkan dari usia
6 tahun, terdiri dari 4 tahap dasar kelas 1-4, tahap orientasi kelas 5-6 dan kurikulum
pengganti bahasa daerah, matematika, musik dan kerajinan. Sejak kelas 3 siswa sudah
diajarkan pengetahuan dasar. Sekolah lanjutan terdiri dari dana pemerintah, bantuan
pemerintah atau biaya sendiri. Disini siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4-5
tahun melalui program spesial, cepat ataupun normal. Program spesial atau cepat
mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE'O pada tingkat 4. Jika hasilnya
memuaskan siswa akan mengikuti ujuan GCE'O pada tingkat 5.
Kebijakan Pendidikan Tinggi di Singapura
Wajib pendidikan di Singapura berlangsung selama sepuluh tahun, walaupun untuk meneruskan
pendidikan universitas di Singapura dibutuhkan 13 tahun pendidikan dasar. Sekolah dasar dan
sekolah menengah berlangsung selama 10 tahun. Di akhir kelas 10, siswa akan menghadapi
ujian GCE O-Level atau GCE N-Level. Siswa dapat menyelesaikan pendidikan di Junior College,
mendapatkan gelar dan sertifikar diploma di salah satu Polytechnics, atau meninggalkan
sekolah dan mulai bekerja. Pre-University akan berlangsung selama 3 tahun – dimana siswa
mempersiapkan GCE A-Level. Setelah menyelesaikan GCE A-Level, siswa akan mengambil
kuliah di salah satu universitas di Singapura. Gelar sarjana akan diraih setelah tiga sampai
dengan lima tahun. Pilihan jurusan adalah Teknik, Kedokteran Gigi, Hukum, Pembangunan,
Musik, dan Arsitektur ataupun Kedokteran. Minimal persyaratan bahasa Inggris adalah IELTS
6.0. Gelar Master di Singapura bisa didapatkan setelah menyelesaikan satu sampai dengan tiga
tahun. Minimal persyaratan bahasa Inggris adalah IELTS 6.5.
Secondary Education
Kindergartens
(SMP+SMA)
Sekolah dengan program Program pendidikan kursus dengan
masa pendidikan 3 tahun masa tempuh 4-5 tahun di khususkan
Primary Education
untuk anak-anak mulai pada beberapa pilihan Special, Express,
(Sekolah Dasar )
umur 4 hingga 6 tahun. Normal (Academic) atau Normal
Program pendidikan 3 tahun program sekolah wajib di (Technical), sesuai dengan hasil yang
ini terdiri dari Nursery, mereka dapatkan pada saat ujian akhir
Singapura dengan masa tempuh
nasional (PSLE). Kurikulum yang
Kindergarten 1 dan 2. pendidikan selama 6 tahun yang
berbeda didesain untuk para siswa
terdiri dari 4 tahun pendidikan
sesuai dengan kemampuan belajar
dasar dari kelas 1 hingga 4 dan dan juga minat dari pribadi para siswa
dilanjutkan dengan 2 tahun tersebut
masa orientasi mulai kelas 5
hingga 6.
Polytechnics Singapore Universities
(Politeknik) (Universitas Singapura)

Institusi ini dibentuk dengan misi untuk Pendidikan Universitas di Singapura memiliki misi
melatih para profesional level menengah untuk mempersiapkan para siswa tidak untuk dunia
untuk mendukung pembangunan ekonomi kerja saat ini tapi untuk mempersiapkan mereka
dan teknologi di Singapura. Memberikan pada saat masuk ke dunia kerja setelah mereka
banyak pilihan jurusan kepada para siswanya, lulus nanti. Singapura memiliki tiga universitas
politeknik ditujukan untuk melatih para siswa lokal, Nanyang Technological University (NTU),
untuk mengembangkan diri sesuai dengan National University of Singapore (NUS) dan
minat dan keahlian mereka masing-masing Singapore Management University (SMU), semua
sehingga bisa mendapatkan tempat di dunia menawarkan program sarjana yang diakui oleh
kerja kelak setelah lulus nanti. dunia internasional
Kebijakan Anggaran Pendidikan di Singapura
Kebijakan pendidikan di Singapura dirancang untuk memastikan bahwa tidak
ada anak yang tidak sekolah karena latar belakang keuangan. Iuran di sekolah
negeri telah disubsidi. Tidak ada iuran di sekolah dasar namun setiap siswa harus
membayar maksimum $6,5 per bulan untuk biaya operasional sekolah.
Pendidikan dianggarkan sekitar 20 persen dari anggaran tahunan nasional,
yang mensubsidi pendidikan negara dan pendidikan swasta yang dibantu
pemerintah bagi warga Singapura dan mendanai program Edusave, biaya yang
secara signifikan lebih tinggi untuk non-warga negara.
Beberapa kebijakan pendidikan di Singapura
Pada tahun 2000 Undang-Undang Wajib Belajar mengkodifikasikan wajib belajar bagi
anak-anak usia sekolah dasar (kecuali bagi mereka yang berkebutuhan khusus),
Memberikan tindak pidana bagi orang tua yang gagal mendaftarkan anak-anak mereka
di sekolah dan memastikan kehadiran mereka. Pengecualian diberikan untuk sekolah
rumah atau lembaga keagamaan penuh-waktu, tetapi orang tua harus mengajukan
permohonan pengecualian dari Kementerian Pendidikan
Bahasa utama pengajaran di Singapura adalah bahasa Inggris, yang secara resmi
ditetapkan sebagai bahasa pertama dalam sistem pendidikan setempat pada tahun
1987
Pelajaran dihantarkan dalam bahasa Inggris atau bahasa ibu, tergantung institusi
tempat siswa tersebut belajar dan semua siswa diwajibkan untuk belajar bahasa Inggris
dan sebuah bahasa ibu (Bahasa Melayu, Mandarin dan Tamil )
Kebijakan Pendidikan di Malaysia
Sistem pendidikan di Malaysia diatur oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM).
Di Malaysia, warga negaranya dapat menempuh pendidikan dari sekolah milik kerajaan,
sekolah swasta maupun secara individu. Sistem pendidikan yang wajib ditempuh yakni
sekolah rendah dan sekolah menengah. Meskipun, bentuk pemerintahan adalah kerajaan,
namun kerajaan tak memiliki hak untuk menentukan kurikulum atau cara pengajaran
yang harus diterapkan. Semua kewenangan tersebut telah sepenuhnya dilimpahkan
kepada Kementrian Pelajaran Malaysia, sementara untuk peraturan pendidikan tinggi
diatur oleh Kementrian Pengajian Tinggi Malaysia yang didirikan tahun 2004. Mulai dari
tahun 2003 hingga saat ini, Malaysia telah menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar dalam mata pelajaran tertentu sepeti sains dan matematika.
Jenjang Pendidikan di
Tujuan Pendidikan di Malaysia Malaysia
Dasar pendidikan di Malaysia memilki 3 tujuan dasar pendidikan, Pendidikan prasekolah atau disebut dengan “TADIKA”
yaitu: mengajar anak, mulai dari usia 4-6 tahun.
1. Mewujudkan satu sistem pelajaran yang dapat memenuhi Pendidikan Rendah di Malaysia ditempuh selama 6
keperluan negara dan menggalakkan perkembangan tahun pada usia 7-12 tahun.
kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik. Sekolah Menengah di Malaysia dibagi 2 yaitu Sekolah
Mengah Rendah dan Sekolah Menengah Tinggi yang
2. Menghasilkan pelajar yang berdisiplin serta mematuhi dan
berlangsung selama 5 tahun. Sekolah Menengah
menghormati kedua ibu bapak mereka di mana prinsip ini
Rendah / SMP ditempuh selama 3 tahun. Sekolah
sejajar dengan dasar dan polisi pendidikan untuk mengadakan
Menengah Tinggi / SMA hanya ditempuh selama 2
proses pengajaran dan pembelajaran yang cekap dan efisien
tahun.
dengan keperluan untuk mengelakkan perbelanjaan awam
Di Malaysia ada jenjang pendidikan setelah SMA dan
yang tidak tersusun
sebelum perguruan tinggi, jenjang pendidikan ini
3. Bertujuan untuk memastikan agar dasar ini dapat disebut pendidikan pra Universiti Pengajian tinggi
dilaksanakan dengan berkesan khususnya dalam adalah Perguruan Tinggi, merupakan program
menentukan perkembangan sistem pendidikan yang pendidikan tinggi yang ada di Malaysia. Jenis-jenis
progresif dan bahasa kebangsaan dijadikan sebagai Pengajian Tinggi meliputi: Universiti, Politeknik,
bahasa pengantar yang utama. Kolej, Diploma, Ijazah, Ijazah kehormat dan
Kedoktoran dengan kelas XII/3 SMA.
Kebijakan Pendidikan di Laos
Sebagai hasil dari imbas kolonial Prancis, Lao PDR mengikuti kalender
akademik Barat, September hingga Juni. Setelah keberhasilan revolusi
tahun 1975, Laos menjadi bahasa pengantar di semua tingkat pendidikan
dalam struktur pendidikan Laos. Pendidikan dasar selama lima tahun
(wajib), diikuti oleh tiga tahun menengah rendah, tiga tahun menengah
atas, dan tiga hingga tujuh tahun pendidikan postsecondary, tergantung
pada bidang studi. Sementara belum dewasa sanggup mulai sekolah
dasar pada usia enam, usia tujuh modal sebenarnya, kecuali beberapa
wilayah perkotaan. Sebuah kurikulum nasional bersatu standar yang
digunakan dan penggunaan teknologi modern dalam pendidikan Lao
sangat terbatas.
Jenjang Pendidikan di Laos
Sistem pendidikan umum di Laos terdiri dari pendidikan
pra-sekolah (penitipan bayi dan TK), pendidikan dasar (lima
tahun), pendidikan menengah rendah (tiga tahun) dan
pendidikan menengah atas (tiga tahun). Sekolah swasta
dan perguruan tinggi telah mendorong sejak tahun 1990.
Permasalahan Pendidikan di Laos
teknologi belum berkembang pesat
kurangnya tenaga kerja
belum memiliki fasilitas dan program yang baik untuk
pendidikan
masih banyak masyarakat Laos yang tidak mampu
membayar uang sekolah
Kebijakan Pendidikan Di Thailand
Sistem Pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3 yaitu pendidikan formal
(Pendidikan Dasar dan Pendidikan Tinggi), Pendidikan non-formal (program
sertifikat kejuruan, program short course sekolah kejuruan, dan interest
group program), dan pendidikan informal.
Kebijakan Menteri Pendidikan Thailand saat ini fokus pada reformasi
pendidikan di enam bidang, yaitu: reformasi kurikulum; reformasi belajar-
mengajar; pengujian, penilaian dan evaluasi peserta didik; sistem
penerimaan universitas; evaluasi, akreditasi, dan promosi guru; dan
penilaian lembaga pendidikan.
Jenjang Pendidikan di Thailand
Wajib belajar di Thailand lebih menekankan wajib belajar 12 tahun
artinya bahwa usia sekolah menjadi perhatian bagi pemerintah Thailnad.
Pendidikan Play Ground dan TK (usia 3-6 tahun)
Pendidikan Sekolah Dasar (selama 6 tahun), kelas 1 - 6
Pendidikan Sekolah Menengah (selama 3 tahun), kelas 7-9
Pendidikan Sekolah Menengah Atas (selama 3 tahun), kelas 10-12
Kebijakan Anggaran Pendidikan di Thailand
Di Thailand pada tahun 1997 telah menetapkan anggaran pembiayaan pendidikan
sebesar 19 % dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau 14,4 %
dari pendapatan sector pajak pemerintah. Kondisi ini membuat mereka dapat
menetapkan semua pendduduk memiliki hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan dasar (12 tahun) tanpa memungut biaya. Pembiayaan pendidikan dasar
didukung dengan pendanaan pemerintah seutuhnya, baik pemerintah pusat dan
daerah serta mengoptimalkan pemasukan dana di bidang pajak. kemudian di tahun
2013 ini, pemerintah Thailand telah menggelontorkan anggaran untuk pendidikan
sebesar 19.169% atau sekitar 16 Milyar USD dari pendapatan Nasionalnya untuk
pembiayaan pendidikan.
Permasalahan Pendidikan di Thailand
Pendidikan sekolah dasar di Thailand adalah wajib, namun terdapat kendala bagi
masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan yang terpencil. Disamping itu,
beberapa kendala lainnya yaitu di Thailand kekurangan guru yang berkualitas dan
terlatih, kemudian kurangnya insentif untuk guru yang unggul atau profesional
(terutama mereka yang memiliki keahlian dalam sains, matematika dan bahasa
Inggris) untuk bekerja di daerah terpencil di negara ini, dan kurangnya ketersediaan
materi pembelajaran berkualitas tinggi, terutama materi yang bisa didapat
dipekerjakan dengan dukungan dari layanan dan sumber daya Internet.
Kebijakan Pendidikan di Kamboja
Struktur pendidikan formal Kamboja dirumuskan dalam 6 + 3 + 3. Ini
berarti 12 tahun untuk menyelesaikan pendidikan umum. Pendidikan
Dasar di Kamboja disediakan untuk anak-anak berusia 6 hingga 11 tahun.
Dua lain komponen struktur pendidikan Kamboja melibatkan pendidikan
non formal yang menyediakan semua anak-anak, remaja, dewasa,
Penyandang Cacat orang dengan melek huruf dan akses ke keterampilan
hidup. Komponen lainnya adalah pendidikan pelatihan guru.
Jenjang Pendidikan di Kamboja
Struktur pendidikan formal Kamboja dirumuskan dalam 6 + 3 + 3. Ini berarti 12
tahun untuk menyelesaikan pendidikan umum yang membagi:
Pendidikan Dasar (kelas 1-6) selama 6 tahun.
Pendidikan Menengah Umum (kelas 7-12) selama 6 tahun.
Pendidikan menengah terdiri dari setiap tiga tahun pendidikan menengah
rendah (grade 7 sampai 9 tahun).
Pendidikan sekolah menengah atas (kelas 10-12 tahun).

Kebijakan Anggaran Pendidikan di Kamboja


Keadaan Dunia Pendidikan Kamboja mengalokasikan sekitar , 9% dari
anggaran tahunan ke dalam ) pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Namun 83% dari dana tersebut dialokasikan untuk gaji guru dan
biaya operasional pendidikan sehingga hanya sedikit dana yang digunakan
untuk menyediakan pendukung pelajaran yang lebih baik seperti komputer dan
internet. Kamboja juga mengalami kekurangan tenaga pengajar dengan
58.776 guru mengajar 2.311.107 siswa SD dan hanya 27.240 guru mengajar
637.629 siswa menengah. Selain itu, lebih dari 60% dari guru-guru sekolah
dasar dan menengah hanya lulusan sekolah menengah atas juga
mempengaruhi kualitas pendidikan Kamboja.
Permasalahan Pendidikan di Kamboja
Kebijakan yang ada di Kamboja anak-anak yang boleh mendaftar di Sekolah
Dasar haruslah berusia 6 tahun, namun kenyataannya masih banyak sekitar
10% dari semua anak yang masuk sekolah dasar untuk pertama kalinya
berusia lebih tua dari usia enam tahun. Kemudian masalah lainnya yaitu masih
ada orang tua yang tidak mampu untuk terus mengirim anak-anak mereka ke
sekolah walaupun telah diberlakukannya aturan tentang penghapusan biaya
pada pendidikan jenjang sekolah dasar di tahun 2001.

Anda mungkin juga menyukai