Anda di halaman 1dari 21

2.

1 Pengertian dan Dampak yang Ditimbulkan AMDAL

A. Pengertian AMDAL

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah
sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah yang dilakukan
untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak
negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung
mempengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat
beberapa waktu kemudian dimasa yang akan dating. Dampak lingkungan hidup yang terjadi
adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia,
biologi atau sosial. Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak
tatanan yang sudah ada, baik terhadap fauna, flora maupun manusia itu sendiri.

Oleh karena itu sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang
maupun dimasa yang akan dating. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang bakal
timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita
kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup.

Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus adalah meliputi dampak lingkungan


disekitarnya, baik di dalam maupun di luar suatu usaha atau proyek, yang akan dijalankan.
Arti keberadaan suatu usaha atau proyek akan mempengaruhi kegitan-kegiatan yang berada
disekitar rencana lokasi, baik danpakk rencana usaha dan atau kegitan terhadap kegiatan-
kegiatan yang sudah ada sebaliknya maupun dampak kumulatif dri rencana usaha dan
kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan hidup.

Dewasa ini penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan sangat penting.
Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, baik terhadap manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Pada akhirnya jika aspek lingkungan dinyatakan tidak layak
untuk dijalankan, maka sebaiknya dibatasi karena akan memperoleh kerugian lebih besar dari
pada manfaatnya.

1
Bahkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup sudah merupakan bagian kegiatan
studi kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil studi kelayakan ini
nantinya akan sangat berguna untuk para perencana, serta juga bagi pengambilan keputusan.

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) menurut PP Nomor 27 tahun 1999 pasal 1


adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana
usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis
apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya,
maka diberikan jalan alternatif pencegahnya.

B. Dampak Yang Ditimbulkan

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa AMDAL merupakan salah satu bagian dari
aspek studi kelayakan bisnis. Artinya untuk melakukan suatu kegiatan usaha atau bisnis atau
proyek, studi mengenai AMDAL merupakan salah satu syarat kelayakan usaha tersebut.
Perlunya dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan
investasi pada umumnya akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu, menjadi penting
untuk memperhatikan komponen-komponen lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan.
Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta
dilestarikan fungsinya antara lain:
1. Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar biosfer.
2. Sumber daya manusia.
3. Keanekaragaman hayati.
4. Kualitas udara.
5. Warisan alam dan warisan budaya.
6. Kenyamanan lingkungan hidup.
7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.

Kemudian komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan
penting bagi masyarakat di sekitar suatu rencana usaha dan/atau kegiatan antara lain:
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan.
2. kesempatan kerja dan usaha.
3. Taraf hidup masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat.

2
Dengan adanya kegiatan investasi atau usaha, maka komponen lingkungan hidup di
atas secara otomatis akan berubah dengan menimbulkan berbagai dampak terutama dampak
negatif yang sangat tidak diinginkan.
Berikut ini dampak negatif yang mungkin akan timbul, jika tidak dilakukan AMDAL
secara baik dan benar sebagai berikut:
1. Terhadap tanah dan kehutanan

a) Menjadi tidak subur, gersang, atau tandus sehingga sangat merugikan sektor pertanian
b) Berkurang jumlahnya, apabila terjadi pengerukkan atau bahkan hilang, seperti untuk
sektor pertambangan, yang pada akhirnya akan berbentuk danau-danau kecil.
c) Terjadi erosi atau bahkan banjir apabila hutan yang ada di sekitar proyek ditebang secara
tidak teratur.
d) Tailing bekas pembuangan hasil pertambangan akan merusak aliran sungai berikut hewan
dan tanaman di sekitarnya.
e) Pembabatan hutan yang tidak terencana akan merusak lingkungan secara keseluruhan dan
rusaknya hutan sebagai sumber resapan air.
f) Punahnya keanekaragaman hayati, baik fauna maupun flora, akibat rusaknya hutan alam
yang terkena dampak dengan adanya proyek/usaha.

2. Terhadap air

a) Mengubah warna, dari yang semula bening dan jernih menjadi kuning atau hitam,
sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan seperti air minum, mencuci, dan
keperluan lainnya.
b) Berubah rasa, dalam arti bahwa mungkin warnanya tidak berubah akan tetapi rasanya
menjadi berubah, sehingga juga berbahaya untuk dijadikan air minum, karena mungkin
mengandung zat-zat yang berbahaya.
c) Berbau busuk atau menyengat, sehingga sangat mengganggu lingkungan di sekitarnya.
d) Mengering, hal ini disebabkan proyek yang dijalankan menggunakan air sungai atau air
tanah yang berlebihan, akibatnya air di sekitar lokasi menjadi berkurang.

3
e) Matinya binatang air dan tanaman di sekitar lokasi akibat dari pada air berubah warna
dan rasa.
f) Menimbulkan berbagai penyakit akibat pencemaran terhadap air bila dikonsumsi atau
digunakan untuk berbagai keperluan.

3. Terhadap udara

a) Udara di sekitar lokasi menjadi berdebu, untuk proyek-proyek tertentu seperti proyek
batu kapur atau semen, sehingga udara di sekitarnya menjadi tidak sehat.
b) Dapat menimbulkan radiasi-radiasi yang tidak dapat dilihat oleh mata seperti proyek
bahan kimia.
c) Untuk proyek tertentu dapat menimbulkan suara yang bising, seperti proyek
perbengkelan.
d) Menimbulkan aroma yang tidak sedap seperti berbau tajam, menyengat, busuk, misalnya
usaha peternakan atau industri makanan.
e) Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas, akibat daripada keluara industri tertentu.

4. Terhadap manusia

a) Akan menimbulkan berbagai penyakit terhadap:


 karyawan perusahaan yang bersangkutan; 
 masyarakat sekitar lokasi proyek.
b) Berubahnya budaya dan perilaku masyarakat sekitar lokasi akibat berubahnya struktur
penduduk.
c) Rusaknya adat istiadat masyarakat setempat, seiring dengan perubahan perkembangan di
daerah tersebut.

Dampak yang akan timbul, seperti di atas perlu dicarikan alternatif


penyelesaiannya. Penyelesaiannya ini harus dipenuhi atau dilengkapi oleh yang dinilai
kurang layak. Adapun alternatif penyelesaiannya yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Terhadap tanah

4
a) Melakukan rehabilitasi terhadap lahan kritis melalui penghijauan (reboisasi) untuk
menghindari dampak banjir, longsor, atau mengatasi tanah gersang.
b) Melakukan pengurukan atau penimbunan terhadap berbagai penggalian yang
menyebabkan tanah menjadi berlubang-lubang
2. Terhadap air

a) Memasang filter/saringan air sehingga air yang keluar dari pembuangan sudah bersih dan
sehat tentunya.
b) Membuat saluran pembuangan yang teratur ke daerah tertentu sehingga tidak
mengganggu aktivitas masyarakat.
c) Memberikan semacam obat untuk menetralisir air yang tercemar, seperti bahan-bahan
kimia yang dapat mematikan makhluk yang mengonsumsi atau hidup di dalam air
tersebut.
3. Terhadap udara
a) Memasang filter/saringan udara untuk menghindari asap dan debu atau sumber polusi
lainnya.
b) Memasang alat kedap suara untuk mencegah suara yang bising.
4. Terhadap karyawan

a) Menggunakan peralatan pengaman seperti masker, baju kerja yang aman, atau alat
pengamanan lainnya.
b) Diberikan asuransi jiwa dan kesehatan kepada setiap pekerja yang terlibat dalam
perusahaan tersebut.
c) Menyediakan tempat kesehatan untuk pegawai perusahaan yang terlibat dengan proyek.
5. Terhadap masyarakat sekitarnya

a) Menyediakan tempat kesehatan secara gratis kepada masyarakat.


b) Memindahkan masyarakat ke lokasi yang lebih aman dengan penggantian yang wajar jika
diperkirakan kondisi proyek benar-benar membahayakan kesehatan.

2.2 Tujuan dan Kegunaan Studi AMDAL

5
Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan. Untuk mencapai tujuan ini penyusunan AMDAL harus didasarkan
atau sesuai dengan pedoman penyusunan studi AMDAL.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan studi AMDAL sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi semua rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
besar dan penting.
3. Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan/atau kegiatan usaha yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
4. Merumuskan RKL dan RPL.

Adapun kegunaan dilaksanakannya studi AMDAL adalah:


1. Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan desain perinci teknis dari usaha dan/atau kegiatan.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.

2.3 Rona Lingkungan Hidup


Sasaran utama dari AMDAL adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Atau dengan kata lain, untuk menjaga lingkungan hidup dari segala bentuk kerusakan,
pencemaran, atau kegiatan yang merugikan kelestarian lingkungan hidup yang pada
akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Dalam rangka menjaga dan menyelamatkan
lingkungan hidup, maka perlu dilakukan studi AMDAL yang benar. 

6
Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam dalam bentuk,
ukuran, tujuan, sasaran, dan sebagainya. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak
geografi, keanekaragaman faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu,
kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda sesuai dengan rona
lingkungan yang ada.
Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup sebagai berikut:
1. Wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan. Dengan mengungkapkan secara
mendalam komponen-komponen lingkungan hidup yang berpotensi terkena dampak
penting usaha dan/atau kegiatan selain itu komponen lingkungan hidup yang memiliki
arti ekonomi dan arti ekologis perlu mendapat perhatian;
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di wilayah
studi rencana usaha dan/atau kegiatan baik yang sudah dan yang akan dimanfaatkan
maupun yang masih dalam bentuk potensi, penyajian kondisi sumber daya alam ini perlu
dikemukakan dalam peta dan/atau dengan panel dengan skala memadai dan bila perlu
harus dilengkapi dengan diagram gambar, grafik, atau foto.

Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang bisa dipilih untuk
ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam KA-AMDAL. Penyusun dapat menelaah komponen
lingkungan hidup yang lain di luar dari daftar contoh komponen ini, bila dianggap penting
berdasarkan hasil penilaian lapangan dalam studi AMDAL ini.

Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah di antaranya:
1. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
a) Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu (maksimum, minimum, rata-rata), kelembaban
curah hujan dan jumlah hari hujan, keadaan angin (arah dan kecepatan), serta intensitas
radiasi matahari.
b) Data periodik bencana (siklus tahunan lima tahunan dan sebagainya) seperti sering terjadi
angin ribut, banjir bandang di wilayah studi rencana usaha, dan/atau kegiatan.
c) Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah studi
tersebut.

7
d) Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun pada
kondisi cuaca terburuk.
e) Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana usaha
dan/atau kegiatan.
f) Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
2. Fisiografi

a) Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.


b) Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas dan stabilitas tanah,
terutama ditekankan apabila terjadi gejala ketidakstabilan dan harus diuraikan dengan
jelas dan saksama (misal: longsor tanah, gempa, kegiatan-kegiatan vulkanis, dan
sebagainya).
c) Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan secara
geologis.
3. Hidrologi

a) Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa (rawa pasang surut dan rawa air tawar).
b) Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
c) Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
d) Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
e) Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah (dangkal dan dalam).
f) Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk minum, mandi, dan cuci atau
kebutuhan lainnya.
g) Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan lainnya seperti
pertanian industri dan lain-lain.
h) Kualitas fisik kimia dan mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter kualitas air
yang terkait dengan limbah yang keluar.
4. Hidrooseanografi

Pola hidrodinamika kelautan seperti:


a) Pasang surut.
b) Arus dan gelombang/ombak.
c) Morfologi pantai.

8
d) Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian.
5. Ruang, lahan, dan tanah

a) Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha dan/atau
kegiatan yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan di masa datang.
b) Rencana pengembangan wilayah rencana tata ruang (kawasan budi daya seperti
pertanian, perkebunan, hutan, perikanan, dan lain-lain serta kawasan non budidaya seperti
hutan lindung, suaka margasatwa, taman nasional, dan lain-lain). Rencana tata guna tanah
dan sumber daya alam lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh
pemerintah setempat, baik di tingkat kabupaten, provinsi, atau nasional di wilayah studi
rencana usaha dan/atau kegiatan.
c) Kemungkinan adanya konflik atau pembatasan yang timbul antara rencana tata guna
tanah dan sumber daya alam lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan
atau penentuan lokasi bagi rencana usaha dan/atau kegiatan.
d) Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada di
wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan.

Biologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah di antaranya:
1. Flora
a) Peta zona biogeoklimatik dari vegetasi yang meliputi tipe vegetasi seperti sifat-sifat dan
kerawanannya yang berada wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan.
b) Jenis-jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada dalam
wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan.
c) Keunikan dari vegetasi dan ekosistemnya yang berada dalam wilayah studi rencana usaha
dan/atau kegiatan.
2. Fauna

a) Taksiran kelimpahan dan keragaman fauna, habitat, penyebaran pola migrasi, populasi
hewan budidaya (ternak) serta satwa dan habitatnya yang dilindungi undang-undang
dalam wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan.

9
b) Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting,
karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber hama dan
penyakit.
c) Perikehidupan hewan penting tersebut termasuk cara perkembangbiakan, siklus dan daur
hidupnya, cara-cara pemijahan, cara bertelur dan beranak, cara memelihara anaknya
perilaku dalam daerah teritorinya.
Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah di antaranya:
1. Demografi
a) Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian,
pendidikan, dan agama.
b) Tingkat kepadatan penduduk.
c) Pertumbuhan (tingkat kelahiran, tingkat kematian bayi, dan pola migrasi sirkuler dan
permanen).
d) Tenaga kerja (tingkat partisipasi angkatan kerja, tingkat pengangguran).
2. Ekonomi

a) Ekonomi rumah tangga (tingkat pendapatan, pola nafkah, dan pola nafkah ganda).
b) Ekonomi sumber daya alam (pola pemilikan dan penguasaan sumber daya alam, pola
penggunaan lahan nilai tanah, dan sumber daya alam lainnya.
c) Perekonomian lokal dan regional (kesempatan kerja dan berusaha, nilai tambah dan
proses manufaktur, jenis dan jumlah aktivitas ekonomi non formal, distribusi pendapatan,
efek ganda ekonomi, produk domestik regional bruto, pendapatan asli daerah, pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi, fasilitas umum dan fasilitas sosial, aksesibilitas wilayah).
3. Budaya

a) Kebudayaan (adat istiadat, nilai, dan norma budaya).


b) Proses sosial (proses asosiatif/kerja sama, proses disosiatif konflik sosial, akulturasi,
asimilasi, integrasi, dan kohesi sosial).
c) Pranata sosial/kelembagaan masyarakat di bidang ekonomi (hak ulayat), pendidikan,
agama sosial, dan keluarga).
d) Warisan budaya (situs purbakala dan cagar budaya).

10
e) Pelapisan sosial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan kekuasaan.
f) Kekuasaan dan kewenangan (kepemimpinan formal dan informal, mekanisme
pengambilan keputusan di kalangan individu yang dominan, pergeseran nilai
kepemimpinan).
g) Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan.
h) Adaptasi ekologis.
4. Kesehatan masyarakat

a) Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan


berpengaruh terhadap kesehatan.
b) Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
c) Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian).
d) Karakteristik spesifik penduduk yang berisiko.
e) Sumber daya kesehatan.
f) Kondisi sanitasi lingkungan.
g) Status gizi masyarakat.
h) Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

2.4 Prakiraan Dampak Besar dan Penting


Dalam melakukan AMDAL perlu dijelaskan dampak besar dan penting yang bakal
timbul melalui perkiraan yang benar. Dampak besar dan terpenting dalam studi AMDAL
menurut pedoman penyusunan AMDAL hendaknya memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Prakiraan secara dampak usaha dan/atau kegiatan pada saat prakonstruksi, konstruksi
operasi, dan post operasi terhadap lingkungan hidup. Telaah ini dilakukan dengan cara
menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan hidup yang diperkirakan
dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang
diperkirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan dengan menggunakan metode
prakiraan dampak.
2. Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup yang diprakirakan bagi masyarakat di
wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan dan pemerintahan dengan mengacu pada
pedoman penentuan dampak besar dan penting.

11
3. Dalam melakukan telaah butir 1 dan 2 tersebut diperhatikan dampak yang bersifat
langsung dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan
secara langsung oleh adanya usaha dan/atau kegiatan, sedangkan dampak tidak langsung
adalah dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya suatu komponen lingkungan
hidup dan/atau usaha atau kegiatan primer oleh adanya rencana usaha dan/atau kegiatan
dalam kaitan ini, maka perlu diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai
komponen lingkungan berikut :
a. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen sosial
b. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen fisik
kimia kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap
komponen biologi dan pada komponen sosial.
c. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen biologi,
kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan pada komponen sosial.
d. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada aspek fisik kimia
dan selanjutnya membangkitkan dampak pada komponen sosial.
e. Dampak penting berlangsung saling berantai di antara komponen sosial itu sendiri.
f. Dampak penting pada butir a, b, c, d, dan e yang telah diutarakan selanjutnya
menimbulkan dampak balik pada rencana usaha dan/atau kegiatan.
4. Mengingat usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif usaha
atau kegiatan (lokasi atau teknologi yang digunakan) sehubungan dengan AMDAL
merupakan komponen dari studi kelayakan, maka telaahan dilakukan untuk masing-
masing alternatif.
5. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak penting agar digunakan metode-metode
formal secara matematis. Penggunaan metode non- formal hanya dilakukan bilamana
dalam melakukan analisis tersebut tidak tersedia formula-formula matematis atau hanya
dapat didekati dengan metode nonformal.

2.5 Evaluasi Dampak Besar dan Penting


Hasil evaluasi mengenai hasil telaahan dampak besar dan penting dari rencana usaha
dan/atau kegiatan ini selanjutnya menjadi masukan bagi hidup dari rencana usaha dan/atau

12
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam instansi yang bertanggung jawab untuk memutuskan
kelayakan lingkungan PP No. 27 Tahun 1999.
1. Telaahan terhadap dampak besar dan penting

a) Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat holistis adalah telaahan secara
totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan hidup. Dengan sumber
usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak beragam komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak penting tersebut (baik positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu
kesatuan yang saling terkait dan saling pengaruh dan mempengaruhi, sehingga diketahui
sejauh mana pertimbangan dampak besar dan penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif.
b) Telaahan secara holistis atas berbagai komponen lingkungan hidup yang diperkirakan
mengalami perubahan yang mendasar. Telaahan ini dilakukan dengan menggunakan
metode-metode evaluasi yang lazim dan sesuai dengan kaidah metode evaluasi dampak
penting dalam AMDAL sesuai keperluannya.
c) Dampak-dampak besar dan penting yang dihasilkan dari evaluasi disajikan sebagai
dampak-dampak besar dan penting yang harus dikelola.

2. Telaahan sebagai dasar pengelolaan

a. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana usaha dan/atau kegiatan dan rona
lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul misalnya,
mungkin saja dampak besar dan penting timbul dari rencana usaha dan/atau kegiatan
terhadap rona lingkungan, karena rencana usaha dan/atau kegiatan itu dilaksanakan di
lokasi yang terlalu padat manusia atau pada tingkat pendapatan dan pendidikan yang
terlampau rendah untuk teknologi yang tak sesuai dan sebagainya.
b. Ciri dampak penting ini juga perlu dikemukakan dengan jelas dalam arti apakah dampak
penting baik positif atau negatif akan berlangsung terus selama usaha dan/atau kegiatan
itu berlangsung nanti atau antara dampak-dampak yang satu dan yang lainnya akan
terdapat hubungan timbal balik yang antagonis dan sinergistik. Jika dimungkinkan
uraikan tentang kejelasan tentang ambang batas (misalnya: baku mutu lingkungan)
dampak besar dan penting mulai timbul apakah ambang batas tersebut akan mulai timbul

13
setelah rencana usaha dan/atau kegiatan dilaksanakan atau akan terus berlangsung sejak
masa pra konstruksi dan akan berakhir bersama selesainya rencana usaha dan/atau
kegiatan atau mungkin akan terus berlangsung umpamanya lebih dari satu generasi.
c. Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok yang terkena
dampak positif identifikasi kesenjangan antara perubahan yang diinginkan dan perubahan
yang mungkin terjadi akibat usaha dan/atau kegiatan pembangunan.
d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan terkena dampak penting ini apakah hanya
akan dirasakan dampaknya secara lokal, regional, nasional, atau bahkan internasional,
melewati batas Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. Analisis bencana alam dan analisis risiko bila rencana usaha dan/atau kegiatan berada
dalam daerah bencana alam atau di dekat sumber bencana alam.

2.6 Ruang Lingkup Studi dan Metode Analisis Data


Ruang lingkup studi meliputi dampak besar penting yang ditelaah yakni:
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak, terutama komponen langsung yang
berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya.
2. Kondisi rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan terutama komponen
langsung yang terkena dampak yang ditimbulkannya.
3. Jenis-jenis kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi beserta dampak-dampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup.
4. Aspek-aspek yang diteliti sebagaimana yang dimaksud pada butir-butir 1, 2, 3, 4
dimaksud mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang dalam dokumen kerangka
acuan untuk AMDAL.
Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta yang dapat menggambarkan lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan serta kegiatan-kegiatan yang berada di sekitarnya.

Identitas Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL


Identitas pemrakarsa dan penyusun AMDAL terdiri:
1. Pemrakarsa:

14
a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha
dan/atau kegiatan.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab pelaksanaan rencana usaha dan/atau
kegiatan.
2. Penyusun AMDAL

a. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan kualifikasi dan


rujukannya.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab penyusun AMDAL.

Wilayah Studi
Lingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah studi yang digariskan
dalam kerangka acuan untuk AMDAL dan hasil pengamatan di lapangan. Batas wilayah
studi AMDAL dimaksud digambarkan pada peta dengan skala yang memadai.

Pelingkupan Wilayah Studi


Penetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi wilayah studi
AMDAL sesuai hasil pelingkupan dampak besar dan penting dengan memperhatikan
keterbatasan dan sumber daya, waktu, dan tenaga, serta saran pendapat dan tanggapan
dari masyarakat yang berkepentingan. Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan
berdasarkan pertimbangan batas-batas ruang sebagai berikut:
1. Batas Proyek

Yang dimaksud batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan melakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi, dan operasi. Dari ruang rencana
usaha dan/atau kegiatan inilah berdampak sumber terhadap lingkungan hidup
disekitarnya, termasuk dalam hal ini alternatif lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan.
Posisi batas proyek ini agar dinyatakan juga dalam pelingkup wilayah studi.

2. Batas ekologis

Yang dimaksud batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara), dimana
proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami

15
perubahan mendasar termasuk dalam ruangan ini adalah ruang di sekitar rencana usaha
dan kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan/atau
kegiatan.

3. Batas sosial

Yang dimaksud batas sosial adalah ruang di sekitar rencana dan/atau kegiatan
yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung
norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai
dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan
mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Batas
sosial ini sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam sosial ekonomi budayanya
akan mengalami perubahan mendasar akibat studi AMDAL.

Mengingat adanya kelompok-kelompok yang kehidupan aktivitas usaha dan/atau


kegiatan. Mengingat dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan menyebar dan tidak merata, maka batas sosial ditetapkan dengan
membatasi batas-batas terluar dengan memerhatikan hasil identifikasi komunitas
masyarakat yang terdapat dalam batas proyek, ekologis, serta komunitas masyarakat yang
berada di luar batas proyek dan ekologis tetapi berpotensi terkena dampak yang mendasar
dari rencana usaha dan/atau kegiatan melalui penyerapan tenaga kerja, pembangunan
fasilitas umum dan fasilitas sosial.

4. Batas administratif

Yang dimaksud batas administratif adalah ruang dimana masyarakat secara


leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. Batas ruang tersebut dapat
berupa batas administrasi pemerintah atau batas konsesi pengelola sumber daya oleh
suatu usaha dan/atau kegiatan (misalnya batas HPH, batas kuasa pertambangan). Dengan
memperhatikan batas-batas tersebut di atas dan memperhatikan kendala-kendala teknis
yang dihadapi (dana, waktu, dan tenaga), maka akan diperoleh ruang lingkup wilayah
studi yang dituangkan dalam peta dengan skala yang memadai.

5. Batas ruang lingkup studi AMDAL

16
Yakni ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas, namun
penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki
keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga, teknik, dan metode telaahan.
Dengan demikian, ruang lingkup wilayah studi memang bertitik tolak pada ruang bagi
rencana, usaha dan/atau kegiatan, kemudian diperluas ke ruang ekosistem, ruang sosial,
dan ruang administratif yang lebih luas.

Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Studi AMDAL dapat berjalan sesuai dengan alur dan pedoman yang telah ditetapkan,
sehingga akan menghasilkan studi yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, maka studi AMDAL juga dalam analisisnya perlu melakukan metode pengumpulan
dan analisis data yang ilmiah pula. Tanpa memperhatikan metode yang ilmiah ini hasil studi
menjadi tidak dapat dipercaya atau dipertanggungjawabkan.
Perlunya dilakukan metode pengumpulan dan analisis data yang ilmiah dengan
pertimbangan mengingat studi AMDAL merupakan telaahan mendalam atas dampak besar
dan penting usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup.
1. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer maupun sekunder harus bersifat sahih
dan dapat dipercaya (reliable), yang diperoleh melalui metode atau alat yang bersifat
sahih.
2. Metode pengumpulan data, metode analisis atau alat yang digunakan, serta lokasi
pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang diteliti. Lokasi
pengumpulan data agar dicantumkan pada peta dengan skala memadai.
3. Pengumpulan data dan informasi untuk demografi sosial ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan dan kesehatan masyarakat menggunakan kombinasi dari tiga
atau lebih metode agar diperoleh data yang reliabilitasnya tinggi.

2.7 Sistematika Penyusunan Dokumen AMDAL


Analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL) perlu disusun secara sistematis,
sehingga dapat:

17
1. Langsung mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan
keputusan, perencanaan, dan pengelolaan rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat, bila dipandang
masyarakat, dan mudah disarikan isinya pemuatan dalam media yang selama
menyusun AMDAL.
3. Memuat uraian singkat tentang:
a. Rencana usaha dan/atau kegiatan dengan berbagai kemungkinan dampak besar
dan pentingnya, baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, maupun
pascaoperasi.
b. Keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan data  informasi serta
berbagai kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi selama menyusun AMDAL.
c. Hal ini yang dipandang sangat perlu untuk melengkapi ringkasan.

2.8 Kegunaan dan Keperluan Rencana Usaha dan Kegiatan


Kegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan harus
dilaksanakan baik ditinjau dari segi kepentingan pemrakarsa maupun dari segi menunjang
program pembangunan.
1. Penentuan batas-batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana usaha dan/atau
kegiatan harus dinyatakan dengan peta berskala memadai dan dapat memperlihatkan
hubungan tata kaitan dan tata letak antara lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan
usaha dan/atau kegiatan lainnya seperti pemukiman (lingkungan hidup binaan manusia
umumnya) dan lingkungan hidup alami yang terdapat di sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan hutan lindung, cagar alam, suaka margasatwa, sumber mata air, sungai, dan
kawasan lindung lainnya yang terletak dekat lokasi harus diberikan tanda istimewa dalam
peta.
2. Hubungan antara lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan jarak dan tersedianya
sumber daya air dan energi, sumber daya alam hayati, dan sumber daya alam nonhayati
serta sumber daya manusia yang diperlakukan oleh rencana usaha dan/atau kegiatan
setelah usaha dan/ atau kegiatan ini beroperasi. Hubungan ini perlu dikemukakan dalam
peta dengan skala memadai.

18
3. Alternatif usaha dan/atau kegiatan berdasarkan hasil studi kelayakan (misalnya: alternatif
lokasi, tata letak bangunan atau sarana pendukung, atau teknologi proses produksi)
apabila berdasarkan studi kelayakan terdapat beberapa alternatif lokasi usaha dan/atau
kegiatan, maka berikan uraian tentang masing-masing alternatif lokasi tersebut
sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2.
4. Tata letak usaha dan/atau kegiatan dilengkapi dengan peta, yang berskala memadai, yang
memuat informasi tentang letak bangunan dan struktur lainnya yang akan dibangun
dalam lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta hubungan bangunan dan struktur
tersebut dengan bangunan yang sudah ada di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
(jalan raya, jalan kereta api, dermaga, dan sebagainya) bila terdapat beberapa alternatif
tata letak dan bangunan struktur lainnya, maka alternatif rancangan tersebut diutarakan
pula dalam peta yang berskala yang memadai.
5. Tahap pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan tahap prakonstruksi, konstruksi, jangka
waktu masa operasi, hingga rencana waktu operasi.
a. Tahap prakonstruksi/persiapan

Uraikan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan dan jadwal usaha dan/atau
kegiatan pada tahap prakonstruksi. Uraikan secara mendalam difokuskan pada
kegiatan selama masa persiapan (pra konstruksi) yang menjadi penyebab timbulnya
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
b. Tahap konstruksi

Uraikan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan dan jadwal usaha dan/atau
kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi. Uraikan secara mendalam difokuskan pada
usaha dan/atau kegiatan yang menjadi penyebab timbulnya dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup misalnya:

 Rencana penyerapan tenaga kerja menurut jumlah, tempat asal tenaga kerja, dan
kualifikasi pendidikan.
 Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana (jalan, listrik, dan air) dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
 Kegiatan pengangkutan dan penimbunan bahan atau material yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan hidup.

19
 Jenis-jenis dan tipe peralatan yang digunakan.

Uraikan tentang usaha dan/atau kegiatan pembangunan atau sarana


pengendalian dampak (misalnya: unit pengolahan limbah), bila unit atau sarana yang
dimaksud direncanakan akan dibangun oleh pemrakarsa. Di samping itu, bila ada
jelaskan pula upaya untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan hidup yang
timbul selama masa konstruksi.
Uraikan tentang rencana pemulihan kembali bekas-bekas material, bahan,
gudang, jalan-jalan darurat, dan lain-lain setelah usaha dan/atau kegiatan konstruksi
berakhir.
c. Tahap operasi

1. Uraikan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan dan jadwal usaha dan/atau kegiatan
pada tahap operasi uraikan secara mendalam difokuskan pada usaha atau kegiatan yang
menjadi penyebab timbulnya dampak penting terhadap lingkungan hidup, misalnya:
a. Desain dan spesifikasi teknologi yang digunakan.
b. Jumlah dan jenis bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi
yang mungkin menimbulkan dampak besar dan penting lingkungan hidup serta cara
pengangkutan dan penyimpanan (misalnya: pestisida serta bahan berbahaya dan beracun
lainnya). Perlu juga diuraikan neraca air (water balance) bila usaha atau kegiatan yang
akan dibangun menggunakan air yang banyak, demikian pula neraca bahan (material
balance), sehingga dapat diketahui input-output dan jumlah serta kualitas limbah.
c. Rencana jumlah tenaga kerja, tempat asal tenaga kerja yang akan diserap langsung oleh
rencana usaha dan/atau kegiatan pada tahap operasi.
d. Rencana penyelamatan dan penanggulangan bahaya atau masalah selama operasi baik
yang bersifat fisik maupun sosial.
e. Karakteristik limbah yang dihasilkan baik limbah padat cair maupun gas dan rencana-
rencana pengelolaannya dalam kaitan ini perlu diuraikan pula sifat-sifat limbah B3
maupun non-B3.
2. Rencana rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan dilaksanakan yang akan
dilaksanakan selama masa operasi termasuk dalam hal ini rencana pengoperasian unit
atau sarana pengendalian dampak yang telah dibangun pada masa konstruksi.

20
d. Tahap pasca operasi

Uraikan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan dan jadwal usaha dan/atau kegiatan
pada tahap pasca operasi, misalnya:
1. Rencana merapikan kembali bekas serta tempat timbunan bahan atau material bedeng
kerja, gudang, jalan darurat, dan sebagainya.
2. Rencana rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan dilaksanakan setelah masa operasi
berakhir.
3. Rencana pemanfaatan kembali lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan untuk tujuan lain
bila seluruh rencana usaha dan/atau kegiatan berakhir.
4. Rencana penanggulangan tenaga kerja yang dilepas setelah masa usaha dan/atau kegiatan
berakhir.

21

Anda mungkin juga menyukai